Oleh
231422008
Pendahuluan
Pembahasan
1
Emmy Ernifiati. “Perkembangan Museum Situs Sangiran”, dalam Jurnal
Perkembangan Museum Situs Sangiran”, Vol. 12, No 2, 2012, hlm 118.
pengembangan wilayah
Situs manusia purba klaster bukuran dan situs manusia purba klaster
ngebung yang menjadi pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pendekakatan ekologi yang ditunjukan pada asumsi kalau pengaruh
infrastukrtur dan layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung di tempat
pariwisata, dengan variabel penelitian yaitu infrastruktur dan layanan pengunjung
dimana infrastruktur dan layanan berpengaruh pada kepuasan pengunjung serta
secara ekologi kepuasan pengunjung dapat meningkatkan infrastruktur juga
layanan terhadap wisatawan. Potensi penguatan masyarakat lokal melalui
pementukan organisasi masyarakat erasis pariwisata merupakan salah satu strategi
yang paling efektif dan diharapkan dapat menemukan kemali persepsi masyarakat
lokal tentang kepedulian dan menjaga kandungan fosil serta situs sejarah yang
memanfaatkan Potensi Alam Sangiran dikelola seagai daya tarik wisata.2
22
Budi Setyanta. “Penentuan Umur Fosil Manusia Purba Di Jawa Berdasarkan
Magnetostratigraphy”, dalam Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, Vol. 15, No. 1, 2014, hlm
11
Sebagai wilayah pengembangan pariwisata, Situs Sangiran memiliki
kekuatan-kekuatan (strengths) yang dapat dijadikan modal pengembangan.
Secara stratigrafis dan arkeologis, lapisan tanah di Situs Sangiran tersusun
secara berurutan tanpa putus sejak 2 juta tahun yang lalu hingga sekitar
200.000 tahun yang lalu dan merupakan situs manusia purba terlengkap di
Asia berupa fosil-fosil hewan dan manusia purba yang berumur 2 juta
tahun yang pernah tinggal di pulau Jawa. Sangiran merupakan destinasi
wisata yang unik, menarik, dan langka keberadaannya, oleh karena itu
situs ini mendapat pengakuan dari unesco sebagai warisan budaya dunia,
sehingga memudahkan pencarian dana guna pengembangan situs. Sebagai
warisan budaya dunia kepedulian pemerintah dengan dibantu komitmen antar
stakeholderuntuk memajukan pariwisata sangiran sangat kuat. Komitmen
dari orang-orang penting pembuat keputusan adalah hal yang vital guna
mensinergikan program-program pengembangan kepariwisatan.
33
Bambang Sulistyanto. “Warisan Dunia Situs Sangiran”, dalam Jurnal Wacana, Vol. 11,
No. 1, 2009, hlm 60.
Terdapat beberapa faktor yang merupakan kelemahan, sekaligus menjadi
faktor internal dalam proses pengembangan wisata sangiran. Sebagai situs
bertaraf dunia, Sangiran masih terbatas jumlah pengunjungnya, hal ini
disebabkan antara lain karena belum optimalnya upaya promosi dan kerja
sama dengan biro perjalanan wisata. Peran serta masyarakat. Sangiran untuk
mempengaruhi kesuksesan perkem-bangan pariwisata masih lemah, padahal
masyarakat merupakan elemen penting dalam mengembangkan destinasi
wisata., karena secara tidak langsung upaya pengembangan pariwisata akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar itu sendiri. Di
wilayah Sangiran, belum ada kelompok sadar wisata, oleh karena itu
penyuluhan mengenai arti penting kepariwisataan belum pernah dilakukan.
Kesimpulan
44
Dwiningsih. 2012. Lapisan Tanah Dan Lingkungan Purba Sangiran. Sragen : PT Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. hlm 16.
Museum Situs Sangiran mempunyai upaya pengelolaan dan pemanfaatan
yang baik sehingga telah berhasil meningkatkan peran dan fungsinya sebagai
tempat Perkembangan media edukasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengaruh Museum Situs Sangiran sangat besar bagi ilmu pengetahuan. Peradaban
sebelum Sangiran telah menghasilkan berbagai penemuan fosilfosil purba seperti
fosil manusia purba, fosil hewan, fosil tumbuhan dan temuan artefak dapat
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Berbagai temuan fosil manusia
purba memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai sejarah evolusi fisik
manusia purba yang ada di Sangiran pada masa purba.
Sedangkan berbagai temuan fosil hewan dan fosil tumbuhan memberikan
berbagai informasi mengenai berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang ada di
Sangiran dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai kehidupan yang ada di
Sangiran pada masa purba. Peradaban setelah Sangiran menghasilkan berbagai
penelitian dari hasil kerjasama baik untuk lembaga penelitian dalam negeri
maupun luar negeri. Kerjasama penelitian tersebut telah menghasilkan
pengetahuan baru mengenai proses evolusi fisik manusia purba, lingkungan.
Peran serta masyarakat. Sangiran untuk mempengaruhi kesuksesan perkem-
bangan pariwisata masih lemah, padahal masyarakat merupakan elemen penting
dalam mengembangkan destinasi wisata., karena secara tidak langsung upaya
pengembangan pariwisata akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat sekitar itu sendiri.
Daftar Pustaka
Budi Setyanta. “Penentuan Umur Fosil Manusia Purba Di Jawa Berdasarkan
Magnetostratigraphy”, dalam Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral,
Vol. 15, No. 1, 2014, hlm 11- 24