Anda di halaman 1dari 6

BERDIRINYA MUSEUM PURBAKALA SINGGIRAN

Oleh

Husein Abdul Hamid

231422008

Dosen Pengampuh : Andris K. Malae S.Pd., M.Pd

Pendahuluan

Sangiran merupakan situs terpenting untuk perkembangan berbagai bidang


ilmu pengetahuan terutama untuk penelitian di bidang antropologi, arkeologi,
biologi, paleoantropologi, geologi, dan kepariwisataan. Keberadaan Situs
Sangiran sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah
karena situs ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil kebudayaan manusia
purba, dan fosil flora dan fauna purba. Tetapi dalam pemberian informasi edukasi
pada Museum Sangiran masih menggunakan media poster dan pamflet. Oleh
karena perlu pengembangan media informasi edukasi dengan metode yang lebih
interaktif dengan teknologi Augmented Reality.

Situs Sangiran merupakan sebuah kawasan situs prasejarah yang


mengandung temuan fosil manusia, fosil binatang dan temuan artefak yang
melimpah. Kawasan ini juga merupakan sebuah laboratorium alam yang
menunjukkan berbagai lapisan tanah dan memperlihatkan interaksi kehidupan
manusia dengan lingkunganya. Oleh karenanya, situs Sangiran dianggap sebagai
salah satu dari situs kunci oleh unesco yang dapat memberikan gambaran dan
pemahaman tentang proses evolusi manusia, budaya, dan lingkungannya selama 2
jutaan tahun tanpa terputus. Museum situs sangiran ini terletak didesa krikilan,
kecamatan kalijambe kabupaten, jawa tengah.1

Pembahasan

1
Emmy Ernifiati. “Perkembangan Museum Situs Sangiran”, dalam Jurnal
Perkembangan Museum Situs Sangiran”, Vol. 12, No 2, 2012, hlm 118.
pengembangan wilayah

Situs manusia purba terletak pada dua kabupaten diantaranya adalah


kabupaten sragen dan kabupaten karanganyar, dengan luas mencapai 59,21
kilometer persegi desliana maulipaksi, 2017. Kawasan Situs Sangiran terdiri dari
empat wilayah administratif yaitu kalijame gemolong dan plupuh termasuk dalam
wilayah kabupaten sragen dan wilayah gondangrejo termasuk dalam wilayah
kaupaten karanganyar. Sejak tahun 1995 pemerintah repulik indonesia telah
mengamil langkah-langkah untuk mengurangi perdagangan ilegal fosil dengan
mengusulkan agar kawasan sangiran dimasukkan dalam daftar warisan dunia
sebagai situs warisan dunia. Pada tanggal 5 desember 1996 unesco langsung
menetapkan kawasan sangiran seagai situs warisan udaya dunia nomor 593 dan
menyebutnya sebagai peninggalan manusia purba. Selain sebagai situs cagar
udaya situs tersebut berpotensi untuk dinobatkan menjadi destinasi wisata sejarah
dan pendidikan.

Situs manusia purba klaster bukuran dan situs manusia purba klaster
ngebung yang menjadi pengamatan yang dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti
melakukan pendekakatan ekologi yang ditunjukan pada asumsi kalau pengaruh
infrastukrtur dan layanan berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung di tempat
pariwisata, dengan variabel penelitian yaitu infrastruktur dan layanan pengunjung
dimana infrastruktur dan layanan berpengaruh pada kepuasan pengunjung serta
secara ekologi kepuasan pengunjung dapat meningkatkan infrastruktur juga
layanan terhadap wisatawan. Potensi penguatan masyarakat lokal melalui
pementukan organisasi masyarakat erasis pariwisata merupakan salah satu strategi
yang paling efektif dan diharapkan dapat menemukan kemali persepsi masyarakat
lokal tentang kepedulian dan menjaga kandungan fosil serta situs sejarah yang
memanfaatkan Potensi Alam Sangiran dikelola seagai daya tarik wisata.2

Kekuatan dalam pengembangan situs singiran

22
Budi Setyanta. “Penentuan Umur Fosil Manusia Purba Di Jawa Berdasarkan
Magnetostratigraphy”, dalam Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral, Vol. 15, No. 1, 2014, hlm
11
Sebagai wilayah pengembangan pariwisata, Situs Sangiran memiliki
kekuatan-kekuatan (strengths) yang dapat dijadikan modal pengembangan.
Secara stratigrafis dan arkeologis, lapisan tanah di Situs Sangiran tersusun
secara berurutan tanpa putus sejak 2 juta tahun yang lalu hingga sekitar
200.000 tahun yang lalu dan merupakan situs manusia purba terlengkap di
Asia berupa fosil-fosil hewan dan manusia purba yang berumur 2 juta
tahun yang pernah tinggal di pulau Jawa. Sangiran merupakan destinasi
wisata yang unik, menarik, dan langka keberadaannya, oleh karena itu
situs ini mendapat pengakuan dari unesco sebagai warisan budaya dunia,
sehingga memudahkan pencarian dana guna pengembangan situs. Sebagai
warisan budaya dunia kepedulian pemerintah dengan dibantu komitmen antar
stakeholderuntuk memajukan pariwisata sangiran sangat kuat. Komitmen
dari orang-orang penting pembuat keputusan adalah hal yang vital guna
mensinergikan program-program pengembangan kepariwisatan.

Selain itu keberadaan situs sangiran telah dilindungi oleh Negara


dengan dasar hukum yang kuat yaitu tentang cagar budaya. Aksesibilitas maupun
sarana dan prasarana cukup baik, sehingga memudahkan unntuk dikunjungi.
Situs sangiran berada tidak jauh dari pusat kota surakarta 14 km, dan hanya
berjarak sekitar 10 km bandara internasional adi sumarmo. Selain itu
memiliki sarana dan prasarna fisik yang cukup lengkap seperti jaringan
listrik, telepon, internet, serta kondisi jalan yang relatif bagus, khususnya
di museum klaster krikilan. Disamping itu, terdapat beberapa kelompok indusri
atau kerajinan rakyat antara lain meliputi perajin cindera mata batu, perajin
anyaman bambu, perajin kancing dari batok kelapa, perajin meubeler dari
kayu, dan perajin batik mampu membantu peningkatan.3

Kelemahan Dalam Pengembangan Situs Singiran

33
Bambang Sulistyanto. “Warisan Dunia Situs Sangiran”, dalam Jurnal Wacana, Vol. 11,
No. 1, 2009, hlm 60.
Terdapat beberapa faktor yang merupakan kelemahan, sekaligus menjadi
faktor internal dalam proses pengembangan wisata sangiran. Sebagai situs
bertaraf dunia, Sangiran masih terbatas jumlah pengunjungnya, hal ini
disebabkan antara lain karena belum optimalnya upaya promosi dan kerja
sama dengan biro perjalanan wisata. Peran serta masyarakat. Sangiran untuk
mempengaruhi kesuksesan perkem-bangan pariwisata masih lemah, padahal
masyarakat merupakan elemen penting dalam mengembangkan destinasi
wisata., karena secara tidak langsung upaya pengembangan pariwisata akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar itu sendiri. Di
wilayah Sangiran, belum ada kelompok sadar wisata, oleh karena itu
penyuluhan mengenai arti penting kepariwisataan belum pernah dilakukan.

Minimnya tenaga profesional dalam pengelolaan daya tarik wisata


khususnya klaster ngebung, bukuran, dan manyarejo menyebabkan berbagai
kendala kurang dapat diatasi. Faktor lain yang menjadi kelemahan adalah
aksesibiltas khususnya menuju ke ketiga klaster tidak memadai, rusak
dan sempit sehingga sukar dilewati bus, serta tidak adanya transportasi
umum menuju ke ketiga klaster tersebut. museum klaster krikilan lahan
parkir tidak memadai untuk menampung beberapa bus pariwisata yang besar.
Rumah makan ataupun warung makan yang berstandar baik belum tersedia. Toko-
toko yang menyediakan cindera mata sebagai bagian dari pariwisata masih
perlu ditata, baik tempat maupun penataan barang-barang yang dipajang. Atraksi
wisata seperti pergelaran kesenian sangat jarang diselenggarakan kecuali
ada momen tertentu yang penting, masih mempunyai banyak potensi sumber
daya yang belum digali dan diidentifikasi serta dieksplorasi, yang dapat
dikembang-kan sebagai objek dan daya tarik wisata.4

Kesimpulan

44
Dwiningsih. 2012. Lapisan Tanah Dan Lingkungan Purba Sangiran. Sragen : PT Balai
Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. hlm 16.
Museum Situs Sangiran mempunyai upaya pengelolaan dan pemanfaatan
yang baik sehingga telah berhasil meningkatkan peran dan fungsinya sebagai
tempat Perkembangan media edukasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengaruh Museum Situs Sangiran sangat besar bagi ilmu pengetahuan. Peradaban
sebelum Sangiran telah menghasilkan berbagai penemuan fosilfosil purba seperti
fosil manusia purba, fosil hewan, fosil tumbuhan dan temuan artefak dapat
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan. Berbagai temuan fosil manusia
purba memberikan pengetahuan dan wawasan baru mengenai sejarah evolusi fisik
manusia purba yang ada di Sangiran pada masa purba.
Sedangkan berbagai temuan fosil hewan dan fosil tumbuhan memberikan
berbagai informasi mengenai berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang ada di
Sangiran dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai kehidupan yang ada di
Sangiran pada masa purba. Peradaban setelah Sangiran menghasilkan berbagai
penelitian dari hasil kerjasama baik untuk lembaga penelitian dalam negeri
maupun luar negeri. Kerjasama penelitian tersebut telah menghasilkan
pengetahuan baru mengenai proses evolusi fisik manusia purba, lingkungan.
Peran serta masyarakat. Sangiran untuk mempengaruhi kesuksesan perkem-
bangan pariwisata masih lemah, padahal masyarakat merupakan elemen penting
dalam mengembangkan destinasi wisata., karena secara tidak langsung upaya
pengembangan pariwisata akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat sekitar itu sendiri.
Daftar Pustaka
Budi Setyanta. “Penentuan Umur Fosil Manusia Purba Di Jawa Berdasarkan
Magnetostratigraphy”, dalam Jurnal Geologi Dan Sumberdaya Mineral,
Vol. 15, No. 1, 2014, hlm 11- 24

Bambang Sulistyanto. “Warisan Dunia Situs Sangiran”, dalam Jurnal Wacana,


Vol. 11, No. 1, 2009, hlm 57- 80

Dwiningsih. 2012. Lapisan Tanah Dan Lingkungan Purba Sangiran. Sragen : PT


Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. hlm 16.

Emmy Ernifiati. “Perkembangan Museum Situs Sangiran”, dalam Jurnal


Perkembangan Museum Situs Sangiran”, Vol. 12, No 2, 2012, hlm 118-
124

Anda mungkin juga menyukai