Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENDIDIKAN PADA MASA PRASEJARAH

Rifki Tangahu (231422007)


Abdul Majir (231422033)
Milanda Dukalang (231422038)
Siti Mutia Jafar (231422067)
Sri Anatasya L. Gue (231422048)
Dosen Pengampuh: Andris K. Malae, S.Pd., M.Pd

Pendahuluan

Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan


potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Potensi itu antara lain ialah kemampuan
berbahasa, berfikir, mengingat, menciptakan dan sebagainya. Pendidikan juga
dianggap sebagai suatu proses pewarisan pola pikir dan tata cara hidup atau nilai-nilai
dari suatu generasi ke generasi berikutnya agar identitas dan keberadaan masyarakat
tersebut mampu bertahan sepanjang masa.Sebelum penjajahan Belanda, pendidikan
di Indonesia sudah ada sejak masa Prasejarah dan masa kerajaan-kerajaan Hindu-
Budha yang dalam perkembanganya selanjutnya mempengaruhi pendidikan setalah
masa ini seperti kerajaan-kerajaan Islam. Pendidikan merupakan usaha dasar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, penegndalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya serta masyaraka. Periode Prasejarah di
Indonesia dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu zaman Meganthropus
Paleojavanicus, zaman Pithecanthropus, dan zaman Homo sapien.1

1
Okhaifa Prasetyo, “Pendidikan Indonesia Pada Masa Prasejarah Dan Hindu Budha”, dalam
Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya, Dan Kependidikan, Vol. 8, No. 2, 2021, hlm 178.
Pembahasan

Pengertian Zaman Prasejarah

Prasejarah adalah zaman sebelum adanya sejarah pra artinya sebelum. Istilah
lain zaman prasejarah adalah prehistori pre artinya sebelum; histori artinya sejarah.
Zaman prasejarah dapat pula diartikan sebagai zaman sebelum adanya tulisan.Oleh
karena itu, zaman prasejarah sering juga disebut zaman nirleka, nir artinya tidak ada;
leka artinya tulisan.Zaman prasejarah ditandai dengan tidak adanya bukti-bukti atau
keterangan-keterangan tertulis yang mengungkapkan suatu peristiwa yang terjadi
pada masa itu.Zaman prasejarah ini ditandai dengan adanya kehidupan manusia,
sedangkan akhir zaman prasejarah ditandai dengan dikenalnya tulisan oleh manusia.
Dengan kata lain, akhir dari zaman prasejarah adalah zaman sejarah. Zaman sejarah
atau historis adalah zaman setelah dikenalnya tulisan-tulisan. Tulisan-tulisan itu
antara lain terdapat pada batu, kayu, tulang, dan daun.Manusia purba yang hidup
ribuan tahun yang lalu dapat diketahui keberadaannya berdasarkan peninggalan yang
berupa fosil. Fosil adalah sisa-sisa kehidupan masa lampau yang terkubur dalam
tanah, kemudian mengalami proses alamiah menjadi keras atau membantu. Pada
umumnya, fosil itu berupa kerangka atau tengkorak manusia, binatang, dan tumbuh-
tumbuhan. Berdasarkan bukti penemuan-penemuan inilah para ahli sejarah kemudian
mengidentifikasi dan menyimpulkan keadaan kehidupan masa lampau.2

Perkembangan Kehidupan Masa Pra sejarah

Zaman prasejarah adalah zaman pada saat manusia belum mengenal tulisan
Disebut juga zaman belum ada tulisan. Perkembangan kehidupan masa pra sejarah,
hidup secara berkelompok-kelompok di dalam gua-gua dan memperoleh makanan
dengan cara meramu dan mengumpulkannya, dan masing-masing kelompok dipimpin
oleh seorang ketua yang berasal dari anggota kelompok yang paling kuat.“Zaman

2
M. Junaedi Al Anshori. 2007. Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi Kemerdekaan.
Jakarta: PT Aksara Panaitan, hlm 1.
prasejarah adalah zaman ketika manusia belum mengenalatau menggunakan tulisan”.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa zaman prasejarah
adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan, zaman pra-sejarah dimulai sejak
manusia ada di muka bumi sampai dengan saat manusia mengenal tulisan. Hal ini
berarti pada Zaman dahulu manusia itu tidak langsung bisa seperti sekarang ini, baik
dalam hal pengenalan tulisan, kehidupan yang menetap dan bisa menghasilkan
makanan, karena pada zaman dulu manusia hidup masih tergantung dengan alam,
apabila tempat mereka huni sudah mulai kehabisan bahan makanan maka mereka
akan segera pindah untuk mencari tempat yang lebih banyah makananya guna untuk
melangsungkan Kehidupan memerlukan waktu yang sangat lama untuk dapat hidup
seperti halnya zaman dimana kehidupan kita yang sekarang.3

Belajar Untuk Tetap Hidup Di Masa Prasejarah

Pada masa prasejarah pendidikan lebih bersifat praktis. Keterbatasan manusia


purba dalam tradisi literasi menyebabkan hubungan antara orang tua/guru dan
anak/murid berlangsung secara alamiah. Orang tua mengajarkan anak-anak mereka
untuk bisa hidup di hutan belantara, mencari makan dari binatang buruan dan
tumbuhan-tubuhan yang tidak berbahaya. Pendidikan lebih berupa pengajaran dengan
metode lisan dan pemberian contoh-contoh tertentu. Dalam hal ini bahasa ibu sangat
berpengaruh bagi kemampuan anak untuk memperoleh dan menyerap setiap pelajaran
yang diberikan. Pada periode ini belum dikenal institusi khusus seperti sekolah yang
bergerak dalam bidang pendidikan. Tujuan pendidikan lebih difokuskan pada
pelajaran untuk bertahan hidup dan ritual-ritual kepercayaan terhadap roh nenek
moyang.

3
Rosnita Siregar, “ Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar Sejarah
Siswa Materi Pokok Perkembangan Kehidupan Masa Prasejarah”, dalam Jurnal Pendidikan, Vol. 3,
No. 3, 2018, hlm 188.
Dalam pelajaran untuk bertahan hidup, setiap laki-laki diajarkan untuk berburu,
sedangkan perempuan lebih diajarkan untuk meramu atau memasak hasil buruan dan
membuat makanan. Pembagian kerja pada saat itu sudah dilakukan, di mana laki-laki
dan perempuan sudah mendapatkan bagian dan tugasnya masing-masing.
Selanjutnya, setiap orang diajarkan untuk melestarikan kepercayaan mereka.Ini
dilakukan dengan pengajaran ritual-ritual kepercayaan yang harus dilakukan pada roh
nenek moyang mereka.4

Pendidikan Masa Prasejarah

Masa prasejarah atau yang biasa di kenal zaman praaksara, ialah masa dimana
manusia belum mengenal tulisan. Masa praaksara adalah zaman pertama kali manusia
mencoba mengembangkan berbagai kemampuanya baik di bidang ekonomi, religius,
teknologi pembangunan, teknologi pertanian, pembuatan alat, dan pembagian sosial
dalam keluarga. Semua itu berusaha dikembangkan dari titik nol. Pada zaman ini
belum ada lembaga pendidikan forma. Pendidikan dilaksanakan di dalam lingkungan
keluarga dan dalam kehidupan keseharian masyarakat ilmiah. Kurikulum
pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan nilai mengenai kepercayaan melalui
upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah nenek moyang, pendidikan
keterampilan mencari nafkah khususnya bagi anak laki-laki dan pendidikan hidup
bermasyarakat serta bergotong royong terhadap kelompoknya. Guru dalam
pendidikannya terutama adalah adalah para orang tua/ayah dan ibu, secara tidak
langsung juga orang dewasa dalam kelompoknya, dan alam juga sebagai guru
mereka. Sejak mereka tercipta melalui jenis Meganthropus Paleojavanicus, manusia
jenis pertama ini hanya berkapasitas 350cc yang otaknya minim sekali digunakan
untuk bisa berpikir.

4
Ronal Ridho, “Melihat Motif Pendidikan Di Nusantara Dari Prespektif Historis”, dalam
Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia, Vol. 1, No. 2, 2018, hlm 136.
Jenis ini belum memiliki kebudayaan, pendidikan yang diterima hanya seputar
menghasilkan keturunan, cendrung nomaden atau berpindah tempat, dan food
gathering/mengambil makanan dari alam. Manusia kedua, jenis Pithecanthropus
Erectusber-ras negroid, mongoloid, dan kaukasoid yang menyebar dari Afrika ke
seluruh dunia. Jenis ini memiliki kapasitas otak 900cc dengan budaya mesolithikum
atau zaman batu, yang mulai memiliki kepercayaan kepada sang pencipta. Di masa
ini sudah mengalami perkembangan mulai dari pembagian sosial di keluarga, anak-
anak yang di ajarkan berburu, membuat peralatan berburu seperti kapak, serta
menanam sesuatu untuk kehidupan masa mendatang.5

Periodesasi Prasejarah

Pengetahuan tentang prasejarah di sistematisasikan berdasarkan bahan-bahan


yang diperoleh selama ini. Beberapa pandangan tentang perkembangan kehidupan
manusia prasejarah telah diungkapkan oleh besi. para pakar sejalan dengan
ditemukannya banyak data arkeologi, khususnya bukti kehidupan prasejarah, muncul
berbagai masalah yang perlu dipecahkan. Salah satu masalah yang sering menjadi
kancah perdebatan para ahli adalah tentang konsep periodesasi prasejarah. Seperti
diketahui periodesasi prasejarah merupakan sarana penting untuk memahami
kehidupan prasejarah. Dengan periodesasi tersebut diharapkan kehidupan prasejarah
dapat dijelaskan dalam dimensi ruang dan waktu. Beberapa model periodesasi
prasejarah telah disusun para ahli berdasarkan konsep tertentu.6

5
George Coedes. 2010. Pendidikan Sejarah, Jakarta: PT Kepustakaan Populer Gramedia, hlm
89.
6
Slamet Sujud Purnawan Jati, “Prasejarah Indonesia, Tinjauan Kronoligi Dan Morfolofi”,
dalam Jurnal Sejarah Dan Budaya, Vol. 7, No. 2, 2013, hlm 20.
Kesimpulan

Motif pendidikan di Nusantara sejak masa prasejarah hingga saat ini telah
mengalami dinamika yang cukup rumit.Pada masa prasejarah pendidikan ditujukan
untuk hal-hal yang praktis agar bisa bertahan hidup seperti berburu, meramu dan
bercocok tanam.Pada periode klasik pendidikan lebih ditekankan pada penyebaran
agama-agama Hindu-Buddha dan Islam.Periode kolonial pendidikan diarahkan untuk
membentuk pegawai-pegawai pemerintah dengan gaji yang murah dan agar bisa
mengawasi gerak masyarakat jika sewaktu-waktu memunculkan resistensi.
Selanjutnya, pendidikan nasional juga mengalami proses panjang, karena sistem
pendidikan selalu berubah setiap pergantian kekuasaan. Motif pendidikan pun
disesuaikan dengan program kerja penguasa yang tidak terlepas dari pengaruh
ideologi dan ekonomi.Jika dilihat prosesnya dari waktu ke waktu, motif pendidikan
dari masa prasejarah hingga klasik memang mengalami perbedaan, dari pendidikan
praktis ke pendidikan keagamaan.Namun, sejak periode kolonial hingga saat ini motif
pendidikan di nusantara mengalami kontinuitas, yaitu ekonomi.Hal itu dapat dilihat
dari luarannya yang memang sama-sama difokuskan untuk menjadi seorang pekerja.
Daftar Pustaka
George Coedes. 2010. Pendidikan Sejarah. Jakarta: PT Kepustakaan Populer
Gramedia.
M. Junaedi Al Anshori. 2007. Masa Prasejarah Sampai Masa Proklamasi
Kemerdekaan. Jakarta: PT Aksara Panaitan.
Okhaifa Prasetyo. “Pendidikan Indonesia Pada Masa Prasejarah Dan Hindu Budha”,
dalam Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya, Dan Kependidikan, Vol. 8,
No. 2, 2021, hlm177-178.
Ronal Ridho. “Melihat Motif Pendidikan Di Nusantara Dari Prespektif Historis”,
dalam Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia. Vol. 1, No. 2, 2018, hlm135-
136.
Rosnita Siregar. “ Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry Terhadap Hasil Belajar
Sejarah Siswa Materi Pokok Perkembangan Kehidupan Masa Prasejarah”,
dalam Jurnal Pendidikan. Vol. 3, No. 3, 2018, hlm181-182.
Slamet Sujud Purnawan Jati, “Prasejarah Indonesia, Tinjauan Kronoligi Dan
Morfolofi”, dalam Jurnal Sejarah Dan Budaya, Vol. 7, No. 2, 2013, hlm 20-
30.

Anda mungkin juga menyukai