Anda di halaman 1dari 39

TUGAS BESAR

MATA KULIAH : TEKNOLOGI BANGUNAN 3

GEDUNG TEATER

DOSEN PEMBIMBING:
M. Andri Febru, ST, M. Ars

NAMA:
AGUS WALUYO
NPM :
4119210030
DEFINISI
Gedung Pertunjukan Seni merupakan suatu tempat yang dipergunakan sebagai
tempat pagelaran pertunjukan, baik seni tari, musik maupun drama

SEJARAH GEDUNG PERTUNJUKAN DI INDONESIA


Pada mulanya berupa pertunjukan tradisional pada upacara-upacara religius dan
upacaraupacara lainnya, seperti pertunjukan wayang di kraton dan tarian-tarian di
pura-pura di Bali. Sejalan dengan perkembangan dan peradaban yang lebih maju
dan unsur-unsur budaya barat yang ditanamkan bersama dengan masuknya
bangsa-bangsa asing ke Indonesia, maka seni pertunjukan mengalami
perkembangan pula, sehingga pada saat sekarang cenderung untuk dipertunjukan
di atas pentas. Baru pada abad XIX dibangun gedung pertunjukan yang pertama,
yaitu gedung kesenian (City Hall) yang berfungsi sebagai tempat pementasan seni
pertunjukan modern, dimana materi, 19 struktur, dan pengolahannya didasarkan
pada seni pertunjukan barat, misalnya : seni opera, tari balet.

Fungsi dan Peranan Gedung Pertunjukan


Gedung pertunjukan sebagai wadah dalam kegiatan aktivitas masyarakat yang
mempunyai fungsi (Seminar Arsitektur, 2000) :
a. Sebagai wadah untuk meningkatkan apresiasi seni.
b. Sebagai wadah pendidikan yang bersifat hiburan.
c. Sebagai wadah untuk mempertemukan buah pikiran seniman dengan
masyarakat sehingga terjadi suatu penilaian dan komunikasi.
d. Sebagai wadah untuk menampung seni pertunjukan yang merupakan hasil
budaya dari suatu budaya atau masyarakat.
Dalam usaha kebudayaan nasional Indonesia, gedung pertunjukan mempunyai
peranan :
a. Memelihara kelangsungan hidup kebudayaan seni pertunjukan baik tradisional
maupun bukan, sebagai warisan kebudayaan sebelumnya.
b. Merangsang dan membangkitkan kreativitas para seniman dan budayawan
dalam menghimpun dan mengembangkan nilai-nilai budaya.
c. Meningkatkan daya penghayatan budaya di dalam masyarakat luas.
d. Membantu memupuk kerjasama dibidang kebudayaan dengan bangsa-
bangsa lainnya.
IDENTIFIKASI PELAKU KEGIATAN IDENTIFIKASI KEGIATAN
PELAKU KEGIATAN PELAKU KEGIATAN KEGIATAN
KEGIATAN PENGUNJUNG ➢ DATANG
➢ MEMBELI TIKET
PENGUNJUNG ➢ MENONTON PERTUNJUKAN SENI ➢MELIHAT GALERY
➢MEMBELI ARTSOUVENIR ➢MENONTON PERTUNJUKAN
➢MELIHAT GALERI & MUSEUM ➢PULANG
➢ISTIRAHAT MAKAN DAN MINUM
PENGELOLA ➢ DATANG
➢ MEMASUKI RUANG KERJA
➢ MELAKUKAN BREAFFING
KARYAWAN
PENGELOLA ➢ MEMBUAT LAPORAN ➢ MENDATA,MENGURUS DAN
➢MEMBUAT JADWAL KEGIATAN MENGATUR KEGIATAN
➢ MEMANTAU PEKERJAAN
KARYAWAN
PELAKU SENI ➢ MENARI ➢PUANG
➢MENYANYI PELAKU SENI ➢ DATANG
➢LATIHAN ➢ MELAKUKAN LATIHAN
➢ISTIRAHAT ➢ISTIRAHAT
➢ MENGISI ACARA
FOTOGRAFER ➢ MENGAMBIL GAMBAR/VIDEO
➢ PULANG
➢MENGEDIT FOTO/VIDEO
➢CETAK VIDEO FOTOGRAFER ➢ DATANG
➢PAMERAN FOTO ➢ MENGAMBIL GAMBAR/VIDEO
➢MENGEDIT FOTO/VIDEO
➢MENCETAK GAMBAR/VIDEO
RESEPSIONIS ➢MENERIMA TAMU ➢MENYUSUN GALERY
➢MEMBERI PELAYANAN ➢ PULANG
RESEPSIONIS ➢ DATANG
CLEANING ➢ MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN
➢ MENERIMA TAMU
SERVICE GEDUNG
➢MEMBERI PELAYANAN
➢ PULANG
CLEANING SERVICE ➢ DATANG
➢ MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN
KERJA
➢PULANG
KLASIFIKASI GEDUNG
NO NAMA RUANG JUMLAH KAPASITAS SIFAT RUANG
(ORANG)
1 LOBBY 800-1000 PUBLIK
- RESEPSIONIS 20 PUBLIK
- POJOK BACA 20 PUBLIK
- R. BERMAIN 20 PUBLIK
- MUSHOLA 30 SEMI PUBLIK
- TOILET 10 PRIVASI

2 FOOD MARKET 1000 PUBLIK


- CAFE 300 PUBLIK
- DRINK AND FOOD COURT 300 PUBLIK
- RESTORAN 300 PUBLIK
- R. INFORMASI 20 PUBLIK

3 GALERY FOTOGRAFI 800 PUBLIK


- GUDANG 10 SEMI PUBLIK
- RUANG KURATOR 20 SEMI PUBLIK
- RUANG FITTING ROOM 20 PRIVASI
- STUDIO MINI 50 PUBLIK

4 TEATER 2000 PUBLIK


- R. GANTI 20 PRIVASI
- KAMAR MANDI 15 PRIVASI
- R. LATIHAN 400 SEMI PUBLIK
- WAR DROP 100 SEMI PUBLIK
- R. SOUND 50 SEMI PUBLIK
- R. PERSIAPAN 100 SEMI PUBLIK
KLASIFIKASI GEDUNG
NO NAMA RUANG JUMLAH KAPASITAS SIFAT RUANG
(ORANG)
5 WORK SHOP FOTOGRAFI 500 SEMI PUBLIK
- GUDANG 20 SEMI PUBLIK
- R. CETAK FOTO 10 SEMI PUBLIK
- STUDIO MINI 100 PUBLIK
- KAMAR MANDI 25 PRIVASI
6 RUANG PAMERAN (DAPAT 1500 PUBLIK
DISEWA) 20 SEMI PUBLIK
- GUDANG 50 PUBLIK
- R. KURATOR 50 PUBLIK
- R. SITTING ROOM 500 PUBLIK
- R. AUDITORIUM
7 ART SHOP 1000 PUBLIK
- R. DISPLAY BARANG 800 PUBLIK
- CASIER 10 SEMI PUBLIK
- GUDANG 15 SEMI PUBLIK
- KAMAR MANDI 15 PRIVASI
8 MESS 1000 SEMI PUBLIK
- KAMAR 2 SEMI PUBLIk
- R. CUCI 5 SEMI PUBLIK
- DAPUR 5 SEMI PUBLIK
KLASIFIKASI GEDUNG
NO NAMA RUANG JUMLAH KAPASITAS SIFAT RUANG
(ORANG)
9 PENGELOLA 1000 SEMI PUBLIK
- R. PIMPINAN 10 SEMI PUBLIK
- R. STAFF 50 SEMI PUBLIK
- R. RAPAT 100 PUBLIK
- RESEPSIONIS 5 PUBLIK
- KAMAR MANDI 5 PRIVASI
10 RUANG KURSUS 500 PUBLIK
- R. KELAS 300 SEMI PUBLIK
- R. GURU/PELATIH 50 SEMI PUBLIK
- KAMAR MANDI 30 PRIVASI
STANDAR TEATER
Penggolongan jenis gedung pertunjukan atau teater dapat berdasarkan
bentuk maupun sistem pertunjukannya.

a. Teater berdasarkan bentuknya (Roderick, 1972)


Teater terbuka : pertunjukan seni dilakukan pada ruangan terbuka.
Teater tertutup : pertunjukan seni dilakukan pada ruangan tertutup.
b. Teater berdasarkan hubungan antara pertunjukan dengan penontonnya
(Roderick, 1972)
1. Tipe Arena : dimana penonton mengelilingi pertunjukan, tidak
memerlukan penghayatan yang serius.
2. Tipe Transverse : merupakan perkembangan dan variasi dari tipe arena,
dimana penonton duduk pada dua sisi yang berlawanan menghadap
panggung.
3. Tipe ¾ Arena : merupakan variasi dari tipe arena, dimana pemain atau
aktor/aktris dapat naik kepanggung tanpa melalui ruang penonton.
4. Tipe ¼ Arena : dimana penonton menyaksikan pertunjukan dalam satu
arah. Luasan panggung kecil.
5. Tipe Procenium : merupakan perkembangan tipe ¼ arena akibat
kurangnya luasan panggung. Penonton menyaksikan pertunjukan dalam
satu arah di depan panggung.
6. Tipe Calliper Stage/Extended Stage : Panggung mengelilingi sebagian
dari penonton
STANDAR TEATER
TEKNIS PERSYARATAN TRIBUN
Tata letak tempat duduk penonton mempengaruhi hasil visual dan akustik yang
akan dinikmati penonton. Faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak tempat
duduk penonton adalah ;
1. Gangways Merupakan askes sirkulasi paling besar bagi penonton dalam tribun
penonton. Gangways ditentukan oleh jumlah tempat duduk yang disediakan.
Lebar minimal dari gangways adalah 1,1m
2. Sightline Merupakan garis pandangan penonton saat menyaksikan suatu
pertunjukan. Aspek-aspek pada sightline.
PANDANGAN PENONTON
 Semakin dekat jarak baris terdepan dengan panggung, maka dimensi akan semakin besar /
curam

 penonton dari setiap sudut tribun harus dapat melihat secara leluasa ke seluruh arena
permainan, maka tata letak (lay-out) dan sudut serta dimensi tribun harus ditentukan menurut
hasil analisa persyaratan garis pandang.
 Sudut kemiringan (kecuraman) undakan tribun harus menjamin perbedaan tinggi minimum 12
cm agar penonton yang berada diurutan belakang dapat melihat secara bebas ke titik terjauh
dan terdekat dari arena permainan tanpa terhalang penonton dibarisan depannya
 Untuk menampung penonton dalam jumlah yang besar, maka tribun dapat dibuat bertingkat
dengan memperhatikan ketentuan agar Standar Prasarana Olahraga Berupa Bangunan
Gedung Olahraga 48 penonton yang berada di tribun harus dapat memandang keseluruh
arena permainan dengan tidak terhalang. Harus dilakukan studi analisa garis pandang
penonton secara vertikal (sudut bebas pandang vertikal) maupun horisontal.
RUANG PENONTON DAN AREA PERTUNJUKAN
➢ Jarak antar baris minimum pada tempat duduk tradisional adalah 30cm
sedangkan pada tempat duduk continental adalah 40-50cm.

 Tempat duduk penonton tradisional memiliki standar yaitu dalam 1 baris


hanya terdapat 22 kursi apabila terdapat 2 gang pada bagian kiri dan kanan
baris. Sedangkan hanya 11 kursi dalam 1 baris apabila hanya terdapat satu
gang pada bagian kanan / kiri baris. Pada tempat duduk penonton
continental memiliki 22 kursi atau lebih yang memanjang ke sisi gangways.
RUANG PENONTON DAN AREA PERTUNJUKAN
➢ Ukuran ruang penonton: jumlah penonton menentukan luas area yang diperlukan. Untuk
penonton diperlukan ≥ 0,5 m2 /penonton. Di setiap 3 atau 4 baris tempat duduk tersedia
pintu keluar dengan lebar 1 m.
➢ Proporsi Ruang Penonton Dihasilkan dari sudut persepsi psikologi dan sudut pandang
penonton, atau dari tuntutan pandangan yang baik dari semua tempat duduk.
▪ Pandangan yang baik, tanpa gerakan kepala tetapi mudah menggerakan mata kirakira 30°.

▪ Pandangan yang baik, dengan sedikit gerakan kepala dan mudah menggerakan mata kira-kira
60°.

▪ Maksimal sudut persepsi(pandangan) tanpa gerakan kepala kirakira 110°, ini berarti pada bidang
ini orang dapat menangkap hampir semua jalannya peristiwa. Klasik Jarak baris tempat duduk
terakhir dari garis pintu gerbang (tepian panggung) maksimal 24 m, ini merupakan jarak maksimal
untuk menglihat perubahan ekspresi wajah.
PERHITUNGAN TRIBUN PENONTON

Kapasitas : 1000
penonton Sirkulasi : 50% (Menonton pertunjukan (30%), Berjalan (20%))
Perabot : Kursi (1000)
PEMISAH TRIBUN DENGAN ARENA
 pemisahan antara tribun dan arena memakai pagar
transparan dengan tinggi minimum 1,00 m, maksimum 1,20 m;
 tribun yang berupa balkon memakai pagar dengan tinggi
bagian masif minimum 0,40 m dan tinggi keseluruhan antara
1,00-1,20 m; Standar Prasarana Olahraga Berupa Bangunan
Gedung Olahraga 51
 jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dari tribun
minimum 1,20 m;
 untuk tribun permanen, ukuran efektif arena harus
memperhitungkan adanya area tepi arena yang tidak bisa
terlihat dari tribun (blank spot area) yang disebabkan adanya
perbedaan ketinggian antara tribun dengan lantai arena (lihat
Gambar 28);
 tribun khusus untuk diffable harus memenuhi ketentuan dan
diletakkan di bagian paling depan atau paling belakang dari
tribun penonton dengan lebar tribun untuk kursi roda minimum
1,40 m, ditambah selasar minimum lebar 0,90 m
PEMISAH TRIBUN DENGAN ARENA
TATA LETAK PANGGUNG
KONSEP STRUKTUR
PRINSIP DASAR
Kekuatan Eksternal akan ditransfer karena kondisi structural
pelat ke pinggir lebih pendek dari satu elemen lipat. Reaksi
STRUKTUR LIPAT merupakan salah satu jenis struktur bentang panjang sebagai kekuatan aksial dibagi antara elemen yang
yang memiliki nilai estetika tersendiriBentuk yang memanjang menjadi berdekatan yang menghasilkan strain kondidi structural dari
salah satu alasan penerapan struktur lipat ini. lembaran.
Penerapan struktur lipat dalam bangunan tidak hanya pada atap
bangunan, struktur ini bisa digunakan pada bagian bangunan lain
seperti selubung bangunan.
Metode pragmatis digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut.

Ketika selembar kertas tipis terletak antara dua mendukung


kan membungkuk karena fakta bahwa ia memiliki kekuatan
yang cukup untuk membawa beratnya sendiri.

FOLDED PLATE yang meruncing ke ujung (Tapered Folded Plate)


Struktur ini dibentuk oleh elemen-elemen runcing. Berat plat di
tengah bentang merupakan dimensi kritis untuk kekutan Jika Sepotong Kertas yang sama dilipat akam mampu
tekunan.Struktur ini tidak efesien dan tidak efisien dan tidak cocok mendukung serratus kali beratnya sendiri
untuk bentang lebar karena memiliki kelebihan beban untuk bentar
lembar.

Jika beban meningkat melewati titik ini maka struktur akan


gagal dan dan lipatan meratakan keluar

Stuktur pelat lipat dengan pelat segitiga dan dengan lipatan tidak
sejajar, membentuk konstruksi portal.
ZONA RUANG
KONSEP TAPAK
KONSEP ZONA RUANG
Hubungan Ruang
Bangunan Utama
TITIK
KUMPUL
SECURITY
EVAKUASI

AREA
AREA PENITIPAN
PARKI ENTRANCE
BARANG
TERTENTU
R
AREA
LOBB RESEPSIONIS

HIJAU Y FOOD
COURT &
CHILIN MUSHOLA
G AREA TOILET

GUDANG RUANG
/ SERVIS TIDUR
LIFT TANGGA
DARURAT

STUDIO
OFFICE
KONSEP ZONA RUANG
Hubungan Ruang
Gedung Pertunjukan
TITIK
KUMPUL
EVAKUASI SECURITY AREA
PENITIPAN
BARANG
TERTENTU
AREA
PARKIR ENTRANCE
RESEPSIONIS

AREA
HIJAU
FOOD SHOP
COURT AREA
LOBBY AUDITORUIM
CHILIN
G AREA
TOILET

GUDAN
G/
SERVICE
LIFT
MUSHOLA TANGGA
DARURAT
GUBAHAN MASA
SUMBER
 Buildings for the Performing Arts, A design and
development guide Second Edition, Ian
AppletonArchitectural Press is an imprint of Elsevier Ltd
Linacre House, Jordan Hill, Oxford OX2 8DP 30 Corporate
Road, Burlington, MA 01803 1996
 GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK MODERN DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR EKSPRESIONISME DI SURAKARTA
Dhita Fardaniwuri, Suparno , Hari Yuliarso
 PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN
TRADISIONAL BALI DENGAN PENDEKATAN RE-INTERPRETING
TRADITION DI DENPASAR, WAHYU RAMDANA
 PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN SENI TEATER DI
BOYOLALI Wahyu Prastyo* , Soepardi Harris* , Atie Ernawati
 Permenpora-Standar-Gor STANDAR PRASARANA
OLAHRAGA BERUPA BANGUNAN GEDUNG OLAHRAGA
LEGENDA
PARKIRAN M0BIL
POS JAGA
TAMAN TAMAN TAMAN

MASSA BANGUNAN 1
KANTOR
KANTIN PENGUNJUNG
MASSA BANGUNAN 2
RUANG GENSET
PENDESTRIAN
BASEMENT
PARKIR MOTOR
JL.RAYA LEMBANG
TAMAN TAMAN

TAMAN
WC AREA PERKANTORAN
RUANG ELEKTRIKAL

GUDANG STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN

LAHAN KOSONG
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WC

WC

WC
MUSHOLA WC

RUANG GANTI

PANGGUNG
AREA PERSIAPAN
TAMAN

AULA

RUANG GANTI

WC

WC
WC
KANTOR KANTOR KANTOR
WC
GUDANG

POSJAGA
DROP OFF

WC

TAMAN

TAMAN

TAMAN TAMAN TAMAN TAMAN TAMAN

SITE PLAN

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

D E
WC

RUANG ELEKTRIKAL

GUDANG STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN STAN
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
WC

C
WC

WC
F
WC
B MUSHOLA

RUANG GANTI

G
PANGGUNG

AREA PERSIAPAN

H
AULA RUANG GANTI

WC

WC
J
WC
KANTOR KANTOR KANTOR
WC
GUDANG

POS JAGA

A
WC

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

DENAH LANTAI I

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

D E
WC

WC

WC
F
B

RUANG GANTI

G
LOBBY PANGGUNG

AREA PERSIAPAN

RESEPSIONIS H
RUANG GANTI

WC

J
WC

A
WC

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

DENAH LANTAI II

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
1 2 3

B C

RUANG TRANSIT
VVIP

A D

4 5

DENAH LANTAI III

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

F G

H
D

I
C

A
M

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

RENCANA PONDASI

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 2 1 0 0 30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

F G

H
D

I
C

A
M

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

RENCANA PEMBALOKAN

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 2 1 0 0 30
WC

WC

RENCANA ELEKTRIKAL

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
DENAH UTILITAS PLUMBING L1

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 2 1 0 0 30
ATAP

PIPA BAJA 4"

KOLOM 60 X 60
500

800 1700

400

250

250 500 300 500 600 970 600 800

4600

POTONGAN B - B
SKALA 1 : 300

NAMA : DOSEN: PARAF SKALA NO.GAMBAR


TUGAS NAMA TUGAS
UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
.\logo-universitas-pancasila-3.jpg
PARAF TANGGAL
NPM : TIM PENGAJAR:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4 1 1 9 2 1 0 0 30


JML.LEMBAR
KOLOM 60 X 60 RING BALOK

RING BALOK
RANGKA BAJA

500

1700 800

400
+0.00

170 -245

TANAH URUG

800 1200 1000 1000 3000

7000

POTONGAN A - A GEDUNG 1
SKALA 1 : 300

PARAF SKALA NO.GAMBAR

UNIVERSITAS
NAMA TUGAS NAMA : DOSEN:
TUGAS

AGUS WALUYO

PANCASILA
.\logo-universitas-pancasila-3.jpg
PARAF TANGGAL
NPM : TIM PENGAJAR:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4 1 1 9 21 0 0 30


JML.LEMBAR
TAMPAK SAMPING KANAN
SKALA 1 : 300

NAMA : DOSEN: PARAF SKALA NO.GAMBAR


TUGAS NAMA TUGAS
UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
.\logo-universitas-pancasila-3.jpg
PARAF TANGGAL
NPM : TIM PENGAJAR:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4 1 1 9 2 1 0 0 30


JML.LEMBAR
TAMPAK DEPAN GEDUNG
SKALA 1 : 300

NAMA : DOSEN: PARAF SKALA NO.GAMBAR


TUGAS NAMA TUGAS
UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
.\logo-universitas-pancasila-3.jpg
PARAF TANGGAL
NPM : TIM PENGAJAR:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4 1 1 9 2 1 0 0 30


JML.LEMBAR
TAMPAK SAMPING KIRI
SKALA 1 : 300

NAMA : DOSEN: PARAF SKALA NO.GAMBAR


TUGAS NAMA TUGAS
UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
.\logo-universitas-pancasila-3.jpg
PARAF TANGGAL
NPM : TIM PENGAJAR:

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR 4 1 1 9 2 1 0 0 30


JML.LEMBAR
150 150

+400
LANTAI
DINDING BATA II +400

ANAK TANGGA
DINDING BATA BORDES
+174

25

25

25

500 25

25 +0.00
25

25

25

150
-100
DETAIL SAMBUNGAN SBL

300

500

DETAIL TANGGA DETAIL TANGGA

DETAIL SAMBUNGAN SBL

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 2 1 0 0 30
DETAIL KOLOM

DETAIL POTONGAN KOLOM A1 DETAIL POTONGAN KOLOM A2

DETAIL BALOK A1

UNIVERSITAS AGUS WALUYO

PANCASILA
4 1 1 9 21 0 0 30
ATAP SBL

PLAT LANTAI

KOLOM 60X60

BALOK 30X45

FASAD ACP

LANTAI DASAR

AX O N B O ME TR I S T RU K T U R

UNIVERSITAS TUGAS NAMA TUGAS NAMA DOSEN PARAF NAMA GAMBAR SKALA NO.GAMBAR

PANCASILA
NPM TIM DOSEN PARAF TANGGAL
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

JML.GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai