i
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Pedoman Penyusunan Penggambaran Teknik ini dapat disusun dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan pedoman ini adalah untuk memberikan pedoman dalam
penyusunan gambar teknik yang merupakan salah satu produk yang harus dihasilkan oleh
setiap konsultan perencana untuk menyelesaikan paket pekerjaan yang merupakan
pertanggungjawaban konsultan atas komitmen dalam mengerjakan paket kegiatan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada tim penyusun dan semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan sehingga diharapkan pedoman ini dapat
dimanfaatkan oleh semua pihak yang berkepentingan.
Tanggapan dan saran kearah penyempurnaan buku ini dapat disampaikan kepada
penyusun buku ini atau ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo.
ii
DAFTAR ISI
PENGANTAR ...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
BAB II UKURAN KERTAS GAMBAR ................................................................................. 2
BAB III BLOK JUDUL ............................................................................................................ 4
BAB IV PENOMORAN GAMBAR ........................................................................................ 5
BAB V PENGECILAN GAMBAR .......................................................................................... 7
BAB VI PENUNJUK ARAH GAMBAR................................................................................. 8
BAB VII SKALA, TEBAL GARIS, TINGGI HURUF DAN ANGKA .................................. 9
BAB VIII UKURAN DAN INDIKASI .................................................................................. 11
BAB IX SIMBOL, ARSIRAN DAN SINGKATAN ............................................................. 15
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pedoman penyusunan gambar teknik ini berisi berbagai aturan atau pedoman tentang
tata cara dan format penyusunan gambar teknik yang berlaku di Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo, sehingga diharapkan akan diperoleh satu kesamaan format dalam
penyusunan gambar teknik. Gambar teknik merupakan salah satu produk dalam perencanaan
teknik rinci yang akan digunakan sebagai sarana komunikasi antar perencana sehingga dapat
membantu dalam mengimplementasikan hasil rancangannya. Agar dapat menjadi sarana
komunikasi yang efektif maka gambar teknik haruslah disusun berdasarkan standar nasional
yang berlaku sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh para perencanaan dari berbagai
bidang terkait. Penyusunan produk ini penting untuk dilakukan secara rinci dan informatif
agar dapat memberikan visualisasi yang tepat terhadap bangunan yang akan dibangun. Salah
satu standar penggambar teknik pada pekerjaan di bidang SDA yang menjadi acuan dalam
lingkup nasional adalah KP Irigasi – 07 (Standar Penggambaran).
1
BAB II
UKURAN KERTAS GAMBAR
2
Keterangan:
Batas Kertas
Marginal
Dimensi
3
BAB III
BLOK JUDUL
Format blok-blok judul seperti ditunjukkan pada Gambar 3-1 yang akan dipakai dalam semua
gambar dan letaknya di sudut kanan bawah tiap-tiap gambar. Untuk melihat dengan lebih
jelas isi isian dari blok judul dapat dilihat pada lampiran 1 Layout Gambar untuk kertas A3
dan A1 atau dapat diunduh di tautan berikut ini ( https://tinyurl.com/Layoutkertas ).
***
***
***
4
BAB IV
PENOMORAN GAMBAR
Penomoran gambar harus diatur sedemikian sehingga tipe gambar akan mudah dikenali.
Demikian juga sistem penomoran yang akan mempermudah proses pengarsipan/penyimpanan
gambar. Sistem penomoran dibatasi untuk satu pekerjaan. Pekerjaan-pekerjaan yang lain bisa
ditandai dengan membubuhkan singkatan dari nama pekerjaan itu atau dengan membubuhkan
sebuah huruf didepan nomor gambar.
Nomor gambar dapat dibagi menjadi bagian fungsional dan bagian urutan. Nomor gambar
akan disusun seperti berikut :
5
Gambar-gambar untuk setiap butir yang disebutkan di dalam “CC” akan diberikan nomor
urut dimulai dari “01”.
Contoh:
6
BAB V
PENGECILAN GAMBAR
Gambar hendaknya tidak diperkecil sampai melebihi setengah dari ukuran kertas gambar
aslinya. Pengecilan maksimum adalah sampai ukuran kertas A3.
Diantara berbagai ukuran gambar standar, ada perbandingan tetap yaitu 1:√2. Pengecilan
maksimum adalah :
A0 A2
A1 A3
Semua gambar harus diperkecil supaya mudah untuk disimpan. Jika kriteria yang dibicarakan
dalam bagian ini diikuti, maka perlu dibuat suatu persyaratan agar gambar-gambar mudah
dicari sewaktu diperlukan dan gambar tersebut tetap dapat dibaca setelah diperbesar kembali.
Hal-hal berikut hendaknya dipertimbangkan pada waktu membuat gambar-gambar yang akan
diperkecil :
Untuk arsiran, tebal garis tidak boleh kecil dari 0,18 mm dan jarak antar garis tidak kurang
dari 3 mm untuk gambar-gambar bangunan dan 2 mm untuk gambar-gambar pekerjaan baja
(arsiran potongan baja, perunggu, karet dan sebagainya).
7
BAB VI
PENUNJUK ARAH GAMBAR
Pada peta-peta topografi dan peta-peta situasi, arah utara akan ditunjukkan ke arah atas
gambar. Data mengenai jaringan grid (gridnet), jika ada akan ditulis di sepanjang garis-garis
tepi/marginal kertas gambar.
Peta-peta situasi sungai dan peta-peta situasi untuk trase saluran atau pembuang akan
digambar sedemikian sehingga arah aliran adalah ke arah kanan gambar.
Potongan memanjang sungai, saluran, pembuang, atau tanggul akan digambar langsung
dibawah peta situasi. Sma dengan peta situasi sungai, saluran dan sebagainya arah aliran
untuk potongan memanjang adalah ke kanan gambar.
Peta situasi dan potongan memanjang yang muncul dalam satu gambar, akan menunjukkan
bentang sungai, saluran, pembuang atau tanggul yang sama.
Jika terdapat sungai, saluran atau pembuang dilihat ke arah hilir, maka tanggul di sebelah
kanan disebut tanggul kanan dan yang kiri disebut tanggul kiri. Potongan melintang akan
digambar dengan tanggul-kiri sebelah kiri dan tanggul-kanan sebelah kanan.
8
BAB VII
SKALA, TEBAL GARIS, TINGGI HURUF DAN ANGKA
Skala gambar bergantung kepada apa yang harus ditunjukkan oleh gambar itu atau seberapa
detail gambar itu harus dibuat.
Dalam pekerjaan gambar dipakai bermacam-macam tebal garis dan huruf atau tinggi angka,
agar gambar lebih mudah dibaca. Tebal garis dan tinggi angka akan berbeda-beda menurut
skala gambar. Dalam Tabel 7-1. diberikan skala, tebal garis dan tinggi huruf atau angka untuk
berbagai tipe gambar. Untuk tebal huruf dan angka dianjurkan untuk memakai 1/10 dari
tinggi huruf/angka. Juga, dianjurkan agar untuk gambar-gambar peta dipakai tebal garis
seperti yang diberikan dalam daftar, dengan simbol-simbol peta pada Tabel 7-1.
Penunjuk skala (scale bar) akan menunjukkan dimensi sebagaimana diberikan pada gambar,
dalam meter atau sentimeter dan untuk pekerjaan baja dalam milimeter.
Kalau ukuran gambar diperkecil, maka skala semua akan ditunjukkan dengan angka,
demikian pula skala yang baru (sesudah pengecilan) dengan menggunakan penunjuk skala.
Penunjuk skala akan memperlihatkan dimensi-dimensi yang diberikan pada gambar, dalam
meter atau sentimeter, dan untuk pekerjaan baja dalam milimeter.
9
Potongan Memanjang
Horizontal 1:200
1:100
Vertikal 1:200
1:100
Potongan Melintang 1:200
Horizontal & Vertikal 1:100
Gambar-Gambar Bangunan
Denah Umum 1:1.000 0,25/0,35/0,5/0,7 2,5/3,5/5/7
1:500 0,25/0,35/0,5/0,7 2,5/3,5/5/7
Denah 1:500 0,25/0,35/0,5/0,7 2,5/3,5/5/7
1:200 0,25/0,35/0,5/0,7 2,5/3,5/5/7
1:100 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:50 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
Potongan 1:100 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:50 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:20 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:10 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
Detail 1:20 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:10 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:5 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:2 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
1:1 0,25/0,35/0,5/0,7/1 2,5/3,5/5/7/10
10
BAB VIII
UKURAN DAN INDIKASI
Untuk garis-garis ukuran dan garis-garis bantu (auxiliary line), akan digunakan tebal garis
0,25 mm. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai bagaimana dan dimana menempatkan
garis-garis ukuran, garis bantu dan indikasinya, lihat Gambar 8-1.
Ketinggian (level) selalu ditunjukkan dalam meter di atas ketinggian yang sudah ditetapkan.
Semua ukuran gambar bangunan dapat diberikan dalam meter atau sentimeter, kecuali
gambar-gambar pekerjaan baja yang selalu diberikan dalam satuan milimeter.
11
Garis-garis ukuran dan garis-garis bantu sebaiknya tidak
memotong garis-garis lain, kalau mungkin. Garis-garis
ukuran tidak boleh terpotong oleh garis ukuran lainnya
atau oleh garis bantu yang termasuk garis ukuran lainnya.
12
Jika ruang di atas garis ukuran terbatas, ukuran boleh
ditulis di atas garis yang ditarik panjang, kalau mungkin
disebelah kanan. Ukuran bagian yang tidak ditulis ke skala
akan diberi garis bawah.
Selain ukuran garis yang di bakukan dalam gambar teknik, jenis garis pun turut ditetapkan
sehingga setiap garis menunjukkan fungsi tersendiri. Jenis garis dan penggunaannya menurut
ISO R.158 sebagaimana tabel 8-2.
a. Garis-garis nyata
1 Tebal Kontinu
b. Garis tepi
a. Garis Khayal
b. Garis ukur
c. Garis proyeksi/bantu
d. Garis penunjuk
Tipis Kontinu (Lurus atau
2 e. Garis arsir
Lengkung)
f. Garisnyata dari
penampang yang
diputar ditempat
g. Garis sumbu pendek
13
Garis batas dari potongan
sebagian atau bagian yang
3 Tipis Kontinu Bebas
dipotong, bila batasnya
bukan garis bergores tipis
Garis batas dari potongan
sebagian atau bagian yang
4 Tipis Kontinu Zigzag
dipotong, bila batasnya
bukan garis bergores tipis
a. Garis sumbu
7 Garis Bergores Tipis b. Garis simetri
c. Lintasan
Penunjukan permukaan
9 Garis Bergores Tebal yang harus mendapatkan
penanganan khusus
Bagian yang
10 Garis Bergores Ganda
berdampingan
14
BAB IX
SIMBOL, ARSIRAN DAN SINGKATAN
Selain tipe garis, tebal garis, ukuran huruf dan angka, untuk mencapai kesamaan format
dalam penggambaran maka juga ditentukan penggunaan simbol, arsiran, dan singkatan.
Dalam Tabel 9-1 disampaikan singkatan-singkatan yang sering dipakai pada gambar. Tabel
9-2 disampaikan simbol-simbol pada peta, Tabel 9-3 menyajikan tipe-tipe arsiran yang sering
digunakan dalam penggambaran, Tabel 9-4 menyajikan simbol-simbol serta pengarsiran
geologi teknik dan mekanika tanah, Tabel 9-5 menyajikan simbol-simbol litologi, Tabel 9-6
menyajikan warna-warna yang digunakan pada peta, Tabel 9-7 menyajikan simbol-simbol
untuk peta geologi, dan Table 9-8 menyajikan Simbol-Simbol Tambahan untuk Peta dengan
Skala Kecil.
15
liter lt liter (m3/1000 or dm3)
panjang lengkungan (m) 1 length of curve (m)
water levelelevasi muka air MA atau WL water level
elevasi muka tanah MT atau GL ground level
meter m meter
kemiringan talud (1 tegal : m datar) side slope of a channel
1:m
(1 vertical : m horizontal)
kemiringan talud sebelah dalam mi side slope landslide
milimeter mm milimeter
milimeter persegi mm2 square milimeter
kemiringan talud sebelah luar m0 side slope landslide
meter persegi m2 square meter
meter kubik m3 cubic meter
potongan melintang PL atau CS cross-section
potongan memanjang PP atau LS longitudinal section
panjang tangen (m) PT tangen length (m)
debit (m3/dt) Q discharge (m3/s)
debit dengan probabilitas 5% dari discharge with 5% probability of
Qδ
non-terlampaui non-exceedence
debit persatuan lebar Q dischareg per unit length
jari-jari (m) r radius (m)
titik akhir lengkung TA end point of curve
titik mulai lengkung TM start point of curve
titik potong TP intersection point
tengah tg center
udik ud/us upstream
kecepatan (m/dt) v velocity (m/s)
tinggi jagaan w atau F freeboard
absis X coordinate gridnet (m)
ordinat Y coordinate gridnet (m)
sudut jari-jari 𝑎 radial angel (°)
belok ke kiri ᴗ curve to the left
belok ke kanan ᴖ curve to the right
16
Provincial road
Jalan provinsi 0,35 0,35
(Surfaced road)
Secondary road
Jalan sekunder 0,35 0,35
(uncurfaced road)
Jalan petani 0,35 0,25 Farm road
Jalan setapak 0,35 0,25 foot path
Titik tetap
0,25 0,18 Benchmark
(patok beton)
Triangulation
Triangulasi 0,25 0,18
station
Spot elevation,
Penunjuk ketinggian
Measured in the
dari lapangan
field
Penunjuk ketinggian Spot elevation, from
dari interpolasi interpolation
Jalur pengukuran 0,25 0,18 Surveyed alinement
17
Sawah ricefield
Non irrigated
Ladang farming (normally
rice)
Alang-alang Meadow
Rumput Gras
Kebun campuran
Mixed agriculture
(jagung tebu,
(maize, sugar,
tembakau, buah-
tobacoo, fuit etc.)
buahan dll.)
Perkebunan (karet, Plantation (rubber,
kopi, teh, dll.) cofe, tea, etc.)
Makam/kuburan
(Islam, Kristen, 0,25 0,18 Graves/cemetery
Tionghoa)
Pabrik 0,25 0,18 Factory
Desa yang
direncanakan
Proposed village
village
19
Kabupaten
Batas Kabupaten 0,35 0,25
boundary
Kecamatan
Batas kecamatan 0,25 0,18
boundary
Batas Desa 0,25 0,18 Village boundary
Design discharge
Debit rencana (lt/dt)
(l/s)
Bangunan Intake
pengambilan/ structures/Headwor
bangunan utama ks
20
Bendung gerak 0,35 0,25 barrage
Irrigation canals
Saluran Irigasi (Biru)
(Blue)
Saluran primer 1,0 0,7 Primary canal
Quarternary box
Boks kuarter 0,35 0,25
(farm inlet)
21
Bangunan Terjun Drop structure
0,35 0,25
(vertikal/miring) (Straight/inclined)
Got miring 0,35 0,25 Chute structure
Bangunan pelimpah
0,35 0,25 Side spilway
samping
Tertiary drain-age
Saluran tersier 0,5 0,35
channel
Quarternary
Saluran kuarter 0,35 0,25
drainage channel
Bangunan pembuang Drainage structure
Drainage culvery
Gorong-gorong silang 0,35 0,25 be;ow irrigation
canal (underpass)
Alur pembuang 0,35 0,25 Inlet drainage
22
Bangunan Pelengkap Auxiliary structures
Jalan inspeksi 0,5 0,35 Inspection road
Jalan petani 0,35 0,25 Farm road
Combination of
Kombinasi bangunan
0,35 0,25 structure on one
didalam satu gambar
drawing
* Tebal garis (line thicknees) (a) 1:5.000
(b) 1:25.000 – 1:10.000
23
Tabel 9- 3 Standar Arsiran – Standard hatchings
ARSIRAN HATCHING
Keterangan Legend
Kerikil Gravel
Pasir Sand
Lempung Clay
Konstruksi Constructions
Beton tumbuk
Plain concrete
(tanpa tulangan)
24
Pasangan batu
Brick masonry
bata
Pasangan batu
Stone pitching
kosong
Bronjong Gabion
batu
Batu candi
candi/hardstone
Aspal Asphalt
Kayu wood
Besi steel
Perunggu bronze
Alumunium aluminium
Karet Rubber
Urugan dengan
Bituminous filler
kemiringan
Urugan dengan
Fill with slope
kemiringan
Galian dengan
Cut with slope
Kemiringan
25
Permukaan
Ground surface
tanah
(section)
(potongan)
Kemiringan
Sloping concrete
pasangan batu
lining
kali
Petunjuk Indication of
potongan section
26
Tabel 9- 4 Simbol-Simbol Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah
Symbols for Geotechnical and Soil Mechanical Investigation
Rencana Selesai dikerjakan
Deskripsi Description
Design Accomplished
Bor inti Drill hole
27
Tabel 9- 5 Simbol-Simbol Litologi
Lithologic Symbols
Tanah Soils
Kerakal Gravel
Pasir Sand
Lanau Silt
Lempung Clay
Talus Thalus
Gambut Peat
28
Tufa dan breksi tufan Tuff and tuffaceous Breccia
Breksi Breccia
Konglomerat Conglomerate
Serpih Shale
29
Dolomit Dolomite
Gipsum Gypsum
Anhidrit Anhydrite
Garam Salt
Lava
Lava (Flow structure)
(Struktur aliran)
Granit Granite
Serpentit Serpentine
30
Batuan metamorfosis Methamorphic rock
Sekis Schist
Genes Gneiss
Marmer Marble
Kuarsit Quartzite
Macam-macam Various
31
Tabel 9- 6 Warna-warna yang Biasa Digunakan Pada Peta Geologi
Colours Commonly Used in the Geological Map
Batuan beku/Batuan
Igneous rock/Gang
Terobosan
Sandstone/sedimentary
Batu pasir/sedimen
rock
Lempung/Serpih Clay/shale
32
Tabel 9- 7 Simbol-Simbol untuk Peta Geologi
Symbols for Geologic Maps
33
Antiklin yang
Anticline projected beneath
diproyeksikan dibawah
mapped units
satuan peta
Asymmetric anticline;
Antiklin tidak simetris
steeperlimb to south
Antiklin membalik (atas) Overtuned anticline (top)
dan sinklin dengan arah dan an d syncline, showing
sumbu penunjaman trend and plunge of axis
Overtuned anticline,
Antiklin membalik
showing dip of axial plane
Antiklin dengan dua arah
Doubly plunging anticline,
penunjaman, dengan
showing culmination
kulminasi
Antiklin dengan Vertically plunging
penunjaman tegak anticlinc
Antiklin membalik bentuk Inverted (synformal)
sama anticline
monoclineor flexure in
Monoklin
homocline
Arah sumbu antiklin kecil Axial trend of small
(kiri) dan sinklin anticline (left) and syncline
Axial trend of folds are too
small to plot individually,
Arah sumbu pelipatan
patterns show general
shapes folds in profile
Jurus dan kemiringan
Strike and dip of bedding
pelapisan
Jurus dan kemiringan Strike and dip of over
lapisan (membalik) turned bedding
Kemiringan perlapisan Strike of vertical bedding
tegak stratigraphic tops to north
34
Jurus dari foliasi tegak Strike of vertical foliation
35
Tabel 9- 8 Simbol-Simbol Tambahan untuk Peta dengan Skala Kecil
Accesory Symbols for Small-Scale Maps
Shaft, tegak (kiri) dan Shaft, vertical (left) and
miring inclined
Adit, terbuka (kiri) dan Adit, open (left) and
tertutup inaccessible
Paritan (kiri) dan prospek Trench (left) and prospect
36
LAMPIRAN
37
A4 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
Proyek :
No. Lembar :
No. Tgl. Yang Direvisi Digambar Diperiksa Disetujui Mengetahui KEPALA BIDANG (nama) (paraf)
A3 Judul Gambar :
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
Proyek :
Lokasi :
No. Lembar
NO. Register
:
:
KONSULTAN
(alamat) Direktur (nama) (paraf) KONTRAK
Diperiksa DIREKSI PEKERJAAN / SEKRETARIS DIREKSI *** (nama) (paraf) Tanggal Nomer
No. Tgl. Yang Direvisi Digambar Diperiksa Disetujui Mengetahui KEPALA BIDANG (nama) (paraf)
A1 Judul Gambar :
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI BENGAWAN SOLO
Proyek :
Lokasi :
No. Lembar :
No. Tgl. Yang Direvisi Digambar Diperiksa Disetujui Mengetahui KEPALA BIDANG (nama) (paraf)