Anda di halaman 1dari 12

GAMBAR TEKNIK Hal.

- 7
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Bab II
Standarisasi Penggambaran

Hasil Pembelajaran Umum (HPU)

Mahasiswa dapat memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam memecahkan


persoalan penggambaran teknik menurut standar ISO

Hasil Pembelajaran Khusus (HPK)

Setelah berhasil menyelesaikan, melengkapi tugas-tugas dan latihan dari bab ini,
 Mahasiswa dapat membuat ukuran kertas gambar yang akan digunakan dalam
penggambaran
 Mahasiswa dapat menjelaskan dan membuat garis gambar yang akan digunakan
sesuai dengan standar.
 Mahasiswa dapat membuat dan menjelaskan huruf dan angka yang digunakan
dalam gambar teknik.
 Mahasiswa dapat menjelaskan skala yang akan digunakan dalam
penggambaran.

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 7


GAMBAR TEKNIK Hal. - 8
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

2.1. Standarisasi Kertas Gambar


Ukuran kertas gambar yang paling banyak dipergunakan adalah seri A yang merupakan
standar ISO. Seri A ini mempunyai ukuran standar yang dinyatakan dengan
membubuhkan 0 (nol) di belakang huruf A, dan ukuran-ukuran yang lebih kecil dengan
membubuhkan angka 1 hingga angka 4. Ukuran standar, yaitu A0, mempunyai luas 1
m2, atau 1.000.000 mm2 dengan perbandingan panjang terhadap lebar sebagai 2 :1,
sehingga diperoleh:
Karena ukuran kertas A0 mempunyai luas x.y = 1.000.000 mm2 dengan y = x . √2
maka:
x . y = 1.000.000 mm2
x . x . √2 = 1.000.000
x2 = 1.000.000 / √2 = 707.106,7
x = √707.106,7 = 840,89 mm
y = 840,89. √2 = 1189,19 mm

Sehingga di dapatlah ukuran standar A0 (1189 x 841), ukuran-ukuran berikutnya


diperoleh dengan membagi dua ukuran yang mendahuluinya. Misalnya ukuran A3
mempunyai setengah ukuran A2, dan seterusnya.. Untuk membaca ukuran kertas
gambar pada sisi panjangnya diletakkan mendatar. Kecuali untuk kertas ukuran A4,
yang sisi panjangnya diletakkan vertikal. Ukuran kertas Seri A dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Ukuran Kertas A0 A1 A2 A3 A4
a x b (mm) 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297
c (mm) 20 20 10 10 10
d (mm) 25 25 20 20 20

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 8


GAMBAR TEKNIK Hal. - 9
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Gambar 2.1. Standarisasi Kertas Gambar

Dari ukuran kertas Seri A tersebut maka dibuatlah standar garis tepi atau layout gambar.
Layout tersebut memliki ciri sebagai berikut:
1. Untuk ukuran kertas A0, A1, A2, dan A3 posisi kertas gambar adalah horizontal
dengan kepala gambar berada di kanan bawah kertas.
2. Untuk ukuran kertas A4 posisi kertas gambar adalah vertical dengan kepala gambar
berada di bawah kertas.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2. Layout Kertas Gambar

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 9


GAMBAR TEKNIK Hal. - 10
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Untuk kepala gambar, sebaiknya mengacu pada standar ISO, standar tersebut telah
digunakan pada sistem penggambaran menggunakan software gambar yaitu Autodesk
Inventor. Untuk di Politeknik Negeri Poantianak, saat ini memiliki kepala gambarm
Berikut adalah kepala gambar yang dimaksud:

Gambar 2.3. Kepala Gambar

2.2. Standarisasi Garis


Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing
mempunyai arti dan penggunaannya sendiri. Jenis-jenis garis yang dipergunakan
dalam gambar, ditentukan oleh gabungan bentuk dan tebal garis. Tiap jenis
dipergunakan menurut aturan tertentu.
Ada lima jenis garis gambar, yaitu :
1. Garis Gambar
Untuk membuat batas dari bentuk suatu benda dalam gambar

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 10


GAMBAR TEKNIK Hal. - 11
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

2. Garis Bayangan
Berupa garis putus-putus dengan ketebalan garis 1/2 tebal garis biasa. Garis ini
digunakan untuk membuat batas sesuatu benda yang tidak tampak langsung oleh
mata.
3. Garis Strip titik
Berupa garis “ strip, titik, strip, titik “ dengan ketebalan garis 1/2 garis biasa. Garis
ini misalnya digunakan untuk menunjukkan sumbu suatu benda yang digambar.
4. Garis Ukuran
Berupa garis tipis dengan ketebalan 1/2 dari tebal garis biasa. Garis ini digunakan
untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang. Garis ukuran terdiri dari garis
petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk ukuran. Garis petunjuk batas ukuran
dibuat terpisah dari garis batas benda, dengan demikian maka tidak mengacaukan
pembaca gambar. Sedang garis petunjuk ukuran dibuat dengan ujung pangkalnya
diberi anak tanda panah tepat pada garis petunjuk batas ukuran.
5. Garis Potong
Garis ini berupa garis “strip,titik,titik,strip” dengan ketebalan 1/2 tebal garis biasa.
Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas potongan harus
digaris dengan garis potong ini.
Garis gores dan garis bertitik yang berpotongan atau bertemu harus diperlihatkan
dengan jelas titik pertemuannya atau titik perpotongannya, seperti gambar dibawah ini.

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 11


GAMBAR TEKNIK Hal. - 12
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Gambar 2.4. Perpotongan Garis

Disamping penggunaan garis-garis yang telah diuraikan diatas, dibawah ini merupakan
contoh penggunaan garis menurut standar ISO.

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 12


GAMBAR TEKNIK Hal. - 13
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Gambar 2.5. Macam Garis dan Penggunaannya

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 13


GAMBAR TEKNIK Hal. - 14
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

2.3. Standarisasi Huruf dan Angka


Penulisan huruf teknik telah dinormalisasikan oleh ISO (International Standart
Organization), untuk semua dokumen-dokumen teknik dianjurkan menggunakan huruf-
huruf ini, sedangkan posisi huruf ini baik yang tegak lurus maupun yang miring ke kanan
15 kedua-duanya boleh digunakan.

Gambar 2.6. Standar Huruf dan Angka

2.4. Standarisasi Skala


Pengecilan atau pembesaran gambar dilakukan dengan skala tertentu. Skala adalah
perbandingan ukuran linear pada gambar terhadap ukuran linear dari benda sebenarnya.
Ada tiga macam skala gambar, yaitu :
1. Skala pembesaran
Skala pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari pada
benda sebenarnya. Umpama-nya jika bendanya kecil dan rumit seperti
misalnya rangkaian kontrol pada lampu jalan, maka harus menggunakan skala
pembesaran untuk menggambarkan rangkaian ini. Penunjukan untuk skala
pem-besaran adalah: x: 1, sedangkan ukuran lengkap yang dianjurkan adalah :
50: 1 20: 1 10: 1 5: 1 2: 1
2. Skala Penuh

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 14


GAMBAR TEKNIK Hal. - 15
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Skala penuhl dipergunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar dengan


benda sebenarnya. Skala ini dianjurkan untuk sedapat mungkin dipergunakan,
agar supaya dapat membayangkan benda yang sebenarnya, atau untuk
memudahkan pemeriksaan. Penunjukkan skala penuh adalah 1: 1.
3. Skala pengecilan
Skala pengecilan dipergunakan bilamana gambar yang dibuat lebih kecil
daripada gambar yang sebenarnya sedangkan untuk penunjukkannya adalah
1: x.
Berikut ini daftar penunjukkan skala yang dianjurkan:

Gambar 2.7. Standar Skala

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 15


GAMBAR TEKNIK Hal. - 16
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

2.5. Latihan
Membuat huruf dan angka dengn posisi miring150 untuk 5 mm

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 16


GAMBAR TEKNIK Hal. - 17
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Membuat desain susunan balok

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 17


GAMBAR TEKNIK Hal. - 18
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK JURUSAN TEKNIK MESIN

Membuat garis

PRODI D3 TEKNIK MESIN Bab II – Standarisasi Penggambaran 18

Anda mungkin juga menyukai