Anda di halaman 1dari 32

Nama : Anggiola Sukma Ayu

Nim : 201540111206
Tugas : Patologi III (Resume BAB 1)

BAB I
PERSIAPAN PENANGANAN BAYI BARU LAHIR

A. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan standar merupakan kewaspadaan utama yang dirancang
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik yang telah didiagnosis atau diduga terinfeksi atau
kolonisasi.
Kewaspadaan standar yang dilakukan terkait pelayanan neonatal saat lahir
meliputi: Persiapan Diri, Persiapan Alat, dan Persiapan Tempat
1. Persiapan Diri
Persiapan diri bertujuan agar penolong persalinan berada dalam
kondisi yang bersih dan terlindung. Adapun yang termasuk dalam
persiapan diri dalam hal iniadalah melakukan kebersihan tangan dan
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD).
a. Kebersihan Tangan
WHO menetapkan lima kesempatan untuk kebersihan tangan
yaitu (5 MOMENT HAND HYGIENE) :
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan tindakan Aseptik
3) Setelah melakukan prosedur atau terpapar cairan tubuh
pasien
4) Setelah menyentuh pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Menurut jenisnya, ada 2 cara mencuci tangan, yakni:
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun/handwash
2) Cuci tangan dengan cairan berbasis alkohol (Handrup)
b. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di
pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.
Faktor – Faktor Penting Yang Harus Diperhatikan Pada
Pemakaian Alat Pelindung Diri :
1) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya
sebelum memasuki ruangan.
2) Gunakan dengan hati-hati dan jangan menyebarkan
kontaminasi.
3) Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat sampah
infeksius yang telah disediakan. Lepas masker di luar
ruangan.
4) Segera lakukan pembersihan tangan sesuai pedoman.
Jenis-jenis APD : Sarung tangan, Masker, Alat pelindung mata,
Topi, Gaun pelindung, Apron, Pelindung kaki
2. Persiapan Alat, Bahan Habis Pakai Serta Obat-Obatan
Persiapan alat dan bahan bertujuan untuk memastikan semua peralatan
dan bahan yang akan digunakan dalam menangani neonatus dalam
keadaan siap pakai, bersih dan lengkap.
3. Persiapan Tempat
Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi
yang bersih, kering, hangat, datar, rata dan cukup keras, misalnya meja
atau dipan. Letakkan tempat resusitasi dekat pemancar panas, dan tidak
berangin. Tutup jendela atau pintu.
4. Persiapan Keluarga
Penolong persalinan harus memberikan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) serta dukungan kepada Ibu dan keluarga selama proses
persalinan. KIE tersebut harus berisi tentang risiko persalinan terhadap
ibu dan bayi. Ibu hamil yang terdeteksi berisiko tinggi, harus bersalin
di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Jelaskan pula peran keluarga
jika terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.

SOAL :
1. Sebutkan 5 Moment Hand Hygiene !
Jawaban :
1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum melakukan tindakan Aseptik
3. Setelah melakukan prosedur atau terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Nama : 1. Alda Amara Maudiayani (201540111211)
2. Bertha Feranata Bulan (201540111211)
Tugas : Patologi III (Resume BAB 2)
RANGKUMAN MATERI
BAB 2
Perawatan Neonatus Esensial Saat Lahir (0-6 Jam)

Seperti yang kita ketahui BBL merupakan singkatan dari Bayi Baru Lahir, yang
dikatakan BBL yaitu dari usia 0-28 hari.
Tujuan utama adanya perawatan BBL 30 detik adalah memastikan apakah bayi
memerlukan ventilasi atau tidak.
Dalam 30 detik kita dapat menilai perkembangan bayi dengan 11 langkah, dari
langkah-langkah tersebut ada beberapa poin yang dapat membantu menentukan
keadaan bayi baru lahir.
Selamat pemeriksaan dilakukan pastikan bayi tetap dalam keadaan kering dan
hangat.
Jika bayi dengan berat < 32 Minggu, bayi harus segera di bungkus dengan plastik
bening tanpa dikeringkan, dan jika bayi dengan berat normal maka di bungkus
dengan kain lampin biasa.

PERTANYAAN DAN JAWABAN


1. Apakah tujuan utama dari perawatan BBL 30 detik dan berapa langkah yang
digunakan?
(-Tujuannya yaitu untuk memastikan atau pemantauan apakah bayi memerlukan
ventilasi atau tidak dan dalam pelaksanaan nya pemantauan tersebut
menggunakan 11 langkah)
2. Kondisi apa saja yang memerlukan tindakan resusitasi pada bayi baru lahir?
(Jika tampak tidak menangis, lemas, kurang responsif, sesak napas, atau bahkan
tidak bernapas, biasanya bayi baru lahir akan perlu mendapatkan resusitasi.)
Anggota Kelompok : 1. Bunga Dhina I (201540111210)
2. Dinda Nabila (201540111213)
3. Elma Paska T (201540111255)
4. Eva Juwiyanti (201540111216)
Ringkasan Materi : BAB II (2.2)

BAB II
PERAWATAN RUTIN NEONATUS
PADA 30 DETIK – 90 MENIT

1. Menjaga bayi tetap hangat

2. Lakukan Klem dan potong tali pusat pada 2 menit setelah lahir

3. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu setidaknya 60 menit kecuali

ada distress respirasi atau kegawatan maternal

4. Lakukan pemantauan tiap 15 menit selama IMD

5. Lakukan Pemberian Identitas

6. Lakukan Pemberian Injeksi Vitamin K1 (i.m)

7. Lakukan Pencegahan Infeksi mata (pemberi salep/ tetes mata antibiotik)

1) MENJAGA BAYI TETAP HANGAT

Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu,

jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka
BBL dapat mengalami

hipotermia. Bayi dengan hipotermia, berisiko tinggi untuk mengalami sakit


berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti
walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. Hipotermia adalah keadaan
suhu tubuh bayi < 36,5 ˚C.

2) Neonatus dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut:

Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban pada


permukaan tubuh oleh

panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas.

3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan

permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari

tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

4) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih

dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami

kehilangan panas

5) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang

mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas
dengan cara ini

karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan

secara langsung)

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut:

 Ruang bersalin yang hangat


 Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
 Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
 Inisiasi Menyusu Dini (lihat bagian Inisiasi Menyusu Dini)
 Gunakan pakaian yang sesuai untuk mencegah kehilangan panas
 Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
 Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari dua
puluh
 empat jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil.
 Rawat Gabung
 Resusitasi dalam lingkungan yang hangat

MEMOTONG DAN MENGIKAT TALI PUSAT „


1. Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat dipotong. „
2. Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari dinding
perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari
kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat).
3. Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah
ibu. „
4. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi landasan
tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong tali pusat
diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril. „
5. Ikat tali pusat dengan penjepit tali pusat atau benang DTT „
6. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan
klorin 0,5%. „
7. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.

PERAWATAN TALI PUSAT „


1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat. „
2. Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan
keluarganya. „
3. Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi tali pusat, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab. „
4. Berikan KIE pada ibu dan keluarga tentang perawatan tali pusat
a. Lipat popok di bawah puntung tali pusat. ‡
b. Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri. ‡
c. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air Desinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT) dan sabun bayi, kemudian segera keringkan secara
seksama dengan menggunakan kain bersih. Air DTT adalah air bersih
yang direbus sampai mendidih selama 15 menit, dan didinginkan dalam
keadaan tertutup. Air DTT hanya dapat digunakan untuk sekali pakai,
tidak untuk digunakan berulang. ‡
d. Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.

INISIASI MENYUSU DINI (IMD)


Inisiasi Menyusu Dini adalah proses menyusu dimulai secepatnya segera
setelah lahir. IMD dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit antara bayi
dengan ibunya segera setelah lahir dan berlangsung minimal satu jam atau
proses menyusu pertama selesai (apabila menyusu pertama terjadi lebih dari
satu jam). IMD dilakukan pada semua bayi dan ibu dalam kondisi bugar tanpa
memandang jenis persalinan
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6
bulan diteruskan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia
6 bulan. Pemberian ASI juga meningkatkan ikatan kasih sayang (asih),
memberikan nutrisi terbaik (asuh) dan melatih refleks dan motorik bayi (asah)
LANGKAH INISIASI MENYUSU DINI DALAM ASUHAN BAYI BARU
LAHIR
1. Lahirkan, lakukan penilaian pada bayi, keringkan
a. Catat waktu kelahiran
b. Letakkan bayi di perut bawah ibu lakukan penilaian apakah bayi perlu
resusitasi atau tidak
c. Jika bayi tidak memerlukan resusitasi, keringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa
menghilangkan verniks
d. Hindari mengeringkan tangan bayi. Bau cairan amnion pada tangan
bayi membantu bayi mencari puting ibunya yang berbau sama
2. Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam
a. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, letakkan bayi tengkurap di dada
ibu tanpa pakaian/bedong. kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kepala
bayi harus berada di antara payudara ibu tetapi lebih rendah dari
puting.
b. Pakaikan topi serta selimuti ibu dan bayi
c. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya dengan sambil
kontak mata
Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu:

1) Biarkan bayi mencari, menemukan puting dan mulai menyusu.


2) Anjurkan ibu untuk tidak menginterupsi proses menyusu misalnya
memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara. Sebagian besar bayi akan berhasil menemukan
puting ibu dalam waktu 30-60 menit tapi tetap biarkan kontak kulit bayi dan
ibu setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah menemukan puting kurang dari 1
jam.
3) Menunda semua asuhan bayi baru lahir normal lainnya hingga bayi selesai
menyusu setidaknya 1 jam atau lebih bila bayi baru menemukan puting setelah
1 jam.
4) Bila bayi harus dipindah dari kamar bersalin sebelum 1 jam atau sebelum bayi
menyusu, usahakan ibu dan bayi dipindah bersama dengan mempertahankan
kontak kulit ibu dan bayi.
5) Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi
lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama
30-60 menit berikutnya.
6) Jika bayi masih belum menemukan puting ibu dalam waktu 2 jam, pindahkan
ibu ke ruang pemulihan dengan bayi tetap di dada ibu. Lanjutkan asuhan
perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K1,
salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu.
7) Selama proses IMD bayi harus dipantau setiap 15 menit.

Pemantauan bayi saat IMD

Selama IMD pemantauan bisa oleh tenaga medis atau keluarga dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Posisi: Bayi diposisikan dengan mulut dan hidung yang terlihat dan tidak
terhalang
2) Warna kulit: Warna pink (kulit dan / atau selaput lendir)
3) Pernapasan: Napas normal (tidak ada retraksi atau pernapasan cuping hidung)
dan laju pernapasan normal: 40-60 kali/menit
4) Suhu tubuh:pada 60 dan 120 menit setelah kelahiran (kisaran normal: 36,5 °C
- 37,5 °C)
5) Ibu dan bayi tidak pernah ditinggal sendirian
6) Sebaiknya pemantauan dilakukan dalam 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, 75 menit, 90 menit dan 120 menit setelah dilakukan IMD

Pemantauan Pasca IMD, menjaga bayi tetap hangat

1) Kenakan pakaian atau tetap diselimuti bayi untuk menjaga kehangatannya.


Tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa hari pertama. Bila suatu saat
kaki bayi teraba dingin saat disentuh, buka pakaiannya kemudian
telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti keduanya sampai bayi hangat
kembali.
2) Tempatkan ibu dan bayi di ruangan yang sama. Bayi harus selalu dalam
jangkauan ibu 24 jam dalam sehari sehingga bayi bisa menyusu sesering
keinginannya.

Sembilan tahapan perilaku selama IMD :

1) Bayi menangis tanda paru mulai berfungsi


2) Bayi memasuki tahap relaksasi
3) Pada menit ke 1-5 bayi mulai bangun
4) Menit ke-4 s.d 12 bayi mulai bergerak, gerakan awal sedikit, mungkin pada
lengan, bahu dan kepala
5) Beberapa kali bayi mungkin ingin beristirahat sebelum memulai gerakan
berikutnya
6) Bayi akan mulai bergerak merangkak kearah payudara. Saat telah menemukan
payudara, bayi cenderung beristirahat untuk sementara waktu. Setelah istirahat
di menit ke 29-62 bayi akan mulai membiasakan diri dengan payudara,
mungkin mengendus, mencium dan menjilati sebelum akhirnya menempel
untuk menyusu. Proses pembiasaan ini dapat memakan waktu 20 menit atau
lebih
7) Sekitar menit ke-49 s.d 90, untuk pertama kali bayi menyusu di payudara
selama beberapa waktu
8) Kemudian bayi akan tertidur hingga 1,5 s.d 2 jam

10 LANGKAH MENUJU KESUKSESAN MENYUSUI (2017)

KUNCI PRAKTIK KLINIS:

1. Berikan KIE tentang keuntungan dan manajemen Menyusui kepada ibu


dan keluarga, dimulai dari saat pemeriksaan Antenatal
2. Fasilitasi Ibu untuk melakukan kontak kulit ke kulit dan Inisiasi Menyusu
Dini dengan bayinya, segera setelah lahir.
3. Berikan dukungan kepada ibu untuk melakukan inisiasi, mempertahankan
dan mengatasi masalah dalam menyusui bayinya
4. Halangi ibu, untuk tidak memberikan makanan ataupun caran lain selain
ASI kepada bayinya, kecuali bila ada indikasi medis
5. Lakukan rawat gabung ibu dengan bayinya (rooming in)
6. Sebagai bagian dari perlindungan, promosi dan dukungan terhadap praktik
Menyusui, ibu dan bayi agar ibu dan bayinya mengerti dan mengakses
pelayanan kesehatan yang tepat.

PROSEDUR MANAJEMEN KRITIS:


1. Fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani persalinan dan bayi baru
lahir, harus memiliki kebijakan tertulis tentang Menyusui dan kebijakan
tersebut harus dikomunikasikan kepada tenaga kesehatan dan orang tua
bayi.
2. Fasilitas pelayanan kesehatan harus memahami dan mematuhi Kode
Pemasaran PASI
3. Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan KIE pemberian makan bagi
bayi dan anak, termasuk menyusui, harus memiliki pengetahuan,
kompetensi serta keterampilan yang memadai untuk memberikan
dukungan kepada ibu untuk menyusui bayinya
4. Fasilitas pelayanan kesehatan yang melayani persalinan dan bayi baru lahir
harus melakukan monitoring yang berkesinambungan terhadap kepatuhan
terhadap standar praktik klinis yang berlaku. Adapun hasil monitoring
tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk laporan tertulis

2.2.4. PEMBERIAN IDENTITAS.


Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
menyatakan bahwa setiap anak berhak atas identitas diri. Gelang pengenal berisi
identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir dan jenis kelamin . Apabila jenis
kelamin bayi meragukan, akibat kelainan medis maka sebaiknya sementara bayi
diberi gelang berwarna netral tanpa dibubuhi jenis kelamin sampai dilakukan
pemeriksaan kromosom sex.

2.2.5. PENCEGAHAN PERDARAHAN DENGAN INJEKSI VITAMIN K1


Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna, maka semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak
tergantung apakah bayi mendapat ASI atau susu formula atau usia kehamilan dan
berat badan pada saat lahir. Untuk bayi berat lahir sangat rendah atau lahir diusia
gestasi 32 minggu maka dosis vitamin K1 yang diberikan adalah 0,5 mg.
Suntikan Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B 0. Pemberian injeksi vitamin K1 dapat diberikan kepada
bayi sampai usia 2 bulan

2.2.6. PENCEGAHAN INFEKSI MATA DENGAN SALEP/ TETES MATA


ANTIBIOTIK
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir.
Pencegahan infeksi mata dianjurkan menggunakan salep atau tetes mata antibiotik
tetrasiklin 1%.
Cara pemberian salep mata antibiotik:
1. Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian keringkan
2. Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberian obat
tersebut.
3. Tarik kelopak mata bagian bawah kearah bawah.
4. Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling
dekat dengan hidung bayi menuju kebagian luar mata atau tetes mata.
5. Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi.
6. Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat-obat tersebut.

SOAL DAN JAWABAN


1. Jika tidak menjaga suhu bayi agar tetap hangat pada bayi baru lahir pada yang
terjadi?
a. Muntah
b. hipotermia
c. BAB
d. kejang
e. BAK
2. Seorang ibu berusia 26 tahun melahirkan anak pertama dengan jenis
kelamin perempuan lima menit yang lalu di BPM, hasil pemeriksaan:
warna kulit kemerahan, menangis spontan, gerak aktif, frekuensi jantung
120x/menit, reflek baik, kesadaran composmentis. Apa tindakan yang
dilakukan bidan tersebut?
a. Melakukan IMD
b. Memandikan bayi
c. Merawat tali pusat
d. Memberikan suntikan Hb 0
e. Menimbang BB dan PB, memberikan salep mata, injeksi vit K
3. Selama proses IMD bayi harus dipantau setiap….menit.

a. 10 menit c. 20 menit e. 30 menit

b. 15 menit d. 25 menit

4. Ny. A baru saja melahirkan, bayi menangis kuat, warna kulit merah, gerak
aktif, BBL 2900 gram. Satu jam setelah bayi Ny A lahir diberi ….
A. Injeksi vitamin
B. Injeksi vitamin C
C. Injeksi vitamin K1
D. Injeksi antibiotic
E. Injeksi antipiretik

Nama kelompok : 1. Intan Nuraini


2. intan Rizkyani
Bab 2
2.3 Perawatan Rutin Bayi Baru Lahir
2.3.1) pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik neonates atau pemeriksaan bayi baru
lahir(bbl) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin jika terdapat kelainan pada bayi.
Pemeriksaan ini di lakukan
Setelah lahir saat bayi stabil (90 menit - 6 jam)
Pada usia 6-48 jam (Kunjungan neonatal 1)
Pada usia 3-7 hari (Kunjungan neonatal 2)
Pada usia 8-28 hari (Kunjungan neonatal 3)
Untuk melakukan pemeriksaan fisik pada bbl
Ada beberapa alat dan tempat yang harus di siapkan
Alat yang digunakan untuk memeriksa :
a) Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan
kehangatan.
b) Air bersih, sabun, handuk kering dan hangat
c) Sarung tangan bersih
d) Kain bersih
e) Stetoskop
f) Jam dengan jarum detik
g) Termometer
h) Timbangan bayi
i) Pengukur panjang bayi
j) Pengukur lingkar kepala
Persiapan Tempat:
a) Pemeriksaan dilakukan di tempat yang datar, rata, bersih, kering,
hangat dan terang.
Persiapan diri:
a) Sebelum memeriksa bayi, cucilah tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir kemudian
keringkan.
anda masih basah dan dingin.
a) Gunakan sarung tangan
b) aga suhu bayi tetap hangat selama pemeriksaan
Persiapan keluarga
Menjelaskan kepada keluarga tindakan apa dan hasil bagaimna yang
di harapkan.
Setelah itu melakukan anamnesis.
Senjutnya melakukan Pemeriksaan Fisik pada bayi. Dengan
Prinsip:
a) Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak
menangis)
b) Bayi dalam kondisi telanjang
c) Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan
dan tarikan dinding dada
kedalam, denyut jantung serta kondisi perut
.lakukan pemeriksaan head to toe
2.3.2) penentuan usia getasi
Gestasi adalah proses awal perkembangan embrio, yang kemudian
menjadi fetus, di dalam kandungan hewan vivipar betina, termasuk
mamalia dan beberapa spesies non-mamalia.
Penentuan usia generasi adalah cara untuk menghitung usia kehamilan
pada ibu hamil sehingga dapat di jadikan penilaian.
Tujuan penilaian usia kehamilan adalah untuk:
a) Membandingkan bayi menurut nilai standar pertumbuhan neonatus
berdasarkan usia kehamilan.
Temuan dianggap akurat dengan kisaran ± 2 minggu.
b) Memverifikasi perkiraan obstetri untuk usia kehamilan dan
identifikasi bayi kurang bulan, lebih
bulan, besar atau kecil untuk usia kehamilan.
c) Memprediksi kemampuan adaptasi bayi berdasarkan taksiran usia
gestasinya misalnya bayi dengan
usia gestasi kurang dari 34 minggu akan sulit untuk menyusui.
Teknik Menilai Usia Kehamilan
a) Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir
(H + 7), (B-3), (T+1)
Keterangan:
H = Hari pertama haid terakhir
B = Bulan haid terakhir
T = Tahun haid terakhir
b) Teknik lain seperti pengukuran diameter biparietal janin melaui
USG.
c) Instrumen alternatif yang berbeda untuk menilai usia kehamilan
bayi, dengan mengevaluasi
perkembangan fisik, neurologis dan neuromuskular. Skor New
Ballard, yang merupakan penyederhanaan skor Dubowitz memberi
nilai 1-5 untuk masing-masing dari enam tanda fisik dan
neurologis
Melakukan Penilaian Usia Kehamilan
Perkiraan usia kehamilan dapat dilihat menurut skor maturitas
Dengan mengkaji riwayat persalinan dan catat informasi pada
Bagan Perkiraan Usia Kehamilan menurut skor maturitas
2.3.3) Pemberian imunisasi HB 0
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi.
Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat terjadi secara
vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan
horisontal (penularan dari orang lain). Vaksin Hepatitis B0
diberikan 2-3 jam setelah pemberian Vitamin K1 (intramuskular)
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi sebelum
bayi berumur 24 jam karena:
a) Sebagian ibu hamil merupakan carrier Hepatitis .

b) Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir


dari ibu pembawa virus.
c) Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi
Hepatitis menahun, yang kemudian dapat berlanjut menjadi
sirosis hati dan kanker hati primer

d) Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar


75% bayi dari penularan Hepatitis B.

e) Proteksi pemberian Hepatitis B-0 setelah 24 jam menurunkan


efek perlindungan terhadap bay
Imunisasi Hepatitis B diberikan dengan UNIJECT. Uniject adalah
alat suntik (semprit dan jarum) sekali pakai yang sudah diisi vaksin
dengan dosis yang tepat dari pabriknya
label jenis vaksin untuk memastikan bahwa Uniject tersebut
memang berisi vaksin
Hepatitis B Tanggal kedaluwarsa Warna pada tanda pemantau
paparan panas (VVM = vaccine vial monitor) yang tertera atau
menempel pada pembungkus Uniject (aluminium foil).
Selama VVM tetap berwarna PUTIH atau LEBIH TERANG dari
warna dalamlingkaran rujukan, maka vaksin Hepatitis B dalam
Uniject masih layak dipakai.
Bila warna VVM sudah SAMA atau LEBIH TUA dari warna
lingkaran rujukan, maka vaksin dalam Uniject tersebut sudah tidak
layak pakai.
2.3.4) Pemantauan BBL dalam periode 90 menit – 6 jam
Pada periode 90 menit – 6 jam dilakukan pemantauan stabilisasi
kondisi bayi periodik setiap 1 jam yang meliputi postur tubuh,
aktivitas, pola napas, denyut jantung, perubahan suhu tubuh, warna
kulit dan kemampuan menghisap. Waspadai tanda bahaya yang
muncul pada periode ini, karena tanda tersebut bisa saja merupakan
tanda gangguan sistem organ. Adapun tanda-tanda tersebut adalah:
a) Napas cepat (> 60 kali permenit)
b) Napas lambat (< 40 kali permenit)
c) Sesak napas/sukar bernapas ditandain dengan merintih, tarikan
dinding dada saat inspirasi
d) Denyut jantung (< 100 kali permenit atau > 160 kali permenit)
e) Gerakan bayi lemah
f) Gerakan bayi berulang atau kejan
g) Demam (> 37,5˚C) atau Hipotermi (< 36,5˚C)
h) Perubahan warna kulit, misalkan biru atau pucat.
i) Malas/ tidak bisa menyusu atau minum Rujuk bayi ke fasilitas
yang mampu menangani dengan terlebih dahulu melakukan
persiapan prarujukan.

Persiapan prarujukan mengacu pada Modul Kegawatdaruratan


Neonatus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.

Pertanyaan:
1. Imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi berumur ?
Jawaban : berumur 24 jam
2. Apa saja pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui
usia kehamilan?
Jawaban ;
a. Metode kalender
b. Menghitung usia kehamilan dengan di lihat dari HPHT.
c. Metode menyukai tinggi fundus uteri (TFU)
d. Metode USG
Anggota Kelompok : 1. Kirana Indriani (201540111220)
2. Limai Yun (201540111222)
3. Maria Elvina Susanti (201540111224)
Ringkasan Materi : (BAB III) 3.1 Menjaga Bayi Tetap Hangat

RANGKUMAN MATERI

BAB III

PERAWATAN NEONATUS ESENSIAL


SETELAH LAHIR 6 JAM – 28 HARI

3.1 Menjaga Bayi Tetap Hangat


Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra
uterin, bayi harus dijaga tetap hangat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat
adalah :
(1) Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting agar bayi tetap sehat
(2) Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti (memakai pakaian
yang lembut, hangat, kering dan bersih, memakai tutup kepala, sarung
tangan dan kaos kaki serta diselimuti)
(3) Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah
menjangkau bayinya
(4) Jika telapak kaki bayi teraba dingin, letakkan bayi di dada ibu (kontak
kulit ke kulit),
(5) Jaga ruangan tetap hangat (suhu ruangan 22 - 28◦C).
SOAL DAN JAWABAN

SOAL :
1). Bagaimna cara menjaga bayi agar tetap hangat, kecuali... ?
a. Menggunakan pakaianan yang kering
b. Memberikan tutup kepala bayi seperti topi
c. Selimuti bayi
d. Semua benar
e. Memberikan sarung tangan dan kaki.
2). Klasfikasi ditentukan sebagai dasar melakukantindakan atau
pengobatan, memberikan konseling dan pelayanan tindak lanjut.
Klasifikasi pada barisan berwarna merah muda berarti... ?
a. Bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan tindakan atau
pengobatan medis spesifik atau nasihat
b. Bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberikan
tindakan/pengobatan pra rujukan
c. Bayi sehat atau sakit ringan dan tidak memerlukan pengobatan
antibiotik
d. Bayi keras dan dalam keadaan darurat
e. Bayi yang mengalami kesulitan dalam sistem pernapasan.
3). Salah satu tanda bahwa timbulnya ikterus pada bayi... ?
a. Bayi berwarna kemerahan pada saat di jemur dibawa sinar
matahari pagi
b. Bayi terlihat sesak saat bernapas
c. Kulit bayi terlihat kebiruan
d. Mata dan kulit terlihat kuning
e. Bayi dirasakan kurang bergerah.

JAWABAN :
1). d. Semua Benar
2). b. Bayi sakit berat harus diruuk segera setelah diberikan tindakan /
pengobatan pra rujukan
3). c. Mata dan kulit terlihat kuning.
KELOMPOK 3 KELAS 3A ABSEN 13-15
BAB 3.2.1
1. MELISA
2. NOF FARHANA
3. NOVITA AMBARWATI

RANGKUMAN
A. Menjaga bayi tetap hangat
Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin,
bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menjaga bayi tetap adalah :
1. Jelaskan kepada ibu bahwa tetap menjaga bayi tetap hangat
2. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti ( memakai pakaian yang
lembut, hangat, kering dan bersih, memakai tutup kepala, sarung tangan dan
kaos kaki.
3. Bayi harus dirawat digabung dengan ibunya
4. Jika telapak kaki bayi teraba dingin, letakkan bayi di dada ibu atau ditambah
selimut dan ulangi pemeriksaan suhu badan bayi
5. Jaga ruangan tetap hangat suhu ruangan 22-28Oc
CARA PENGISIAN FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA KURANG DARI 2
BULAN/ FORMULIR MTBM.

ada saat melakukan Kunjungan Neonatus, petugas kesehatan harus menuliskan


hasil pemeriksaannya pada Formulir Pencatatan Bayi Muda Umur Kurang dari Dua
Bulan (<2 bulan). Berikut ini adalah Formulir Pencatatan Bayi Muda umur kurang dari 2
bulan yang terdiri dari 2 halaman

Berikut ini adalah petunjuk cara pengisian formulir pencatatan :


1) Jawablah pertanyaan dengan cara menulis apabila tidak ada pilihannya
2) Apabila terdapat pilihan lingkari jawaban yang anda pilih
3) Berikan tanda centang ( √ ) di belakang YA atau TIDAK pada pertanyaan yang
memerlukan jawaban YA atau TIDAK
4) Pada kolom penilaian lingkari tanda atau gejala yang anda temukan pada
pemeriksaan. Tidak perlu menghafal apa yang harus ditanyakan dan dilakukan
ketika memeriksa bayi. Namun yang perlu diperhatikan adalah lakukan poin-poin
penilaian yang tertulis pada formulir secara lengkap dan benar sehingga
penetapan klasifikasi dapat dipertangungjawabkan
5) Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan, tulislah klasifikasi sesuai dengan
buku bagan MTBS pada kolom klasifikasi
6) Ketika menggunakan formulir pencatatan, isilah dengan menggunakan pola
pengisian dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan agar tidak ada yang
terlewatkan dan dapat segera menentukan tindakan jika terdapat klasifikasi berat.
7) Apabila seluruh penilaian dan klasifikasi sudah selesai dicatat, tulislah tindakan
atau pengobatan yang diperlukan pada kolom Tindakan/Pengobatan sesuai
dengan klasifikasinya. Obat yang akan diberikan ditulis jenis, jumlah dan
dosisnya.
8) Tulislah waktu kunjungan ulang terdekat pada baris yang berisi Kunjungan ulang
pada bagian akhir halaman ke-2 formulir pencatatan
9) Pemberian vitamin K1 harus ditanyakan dan dicatat dalam formulir dengan
menggunakan tanda (√) pada tempat yang disediakan.
10) Untuk imunisasi berikan tanda centang (√) pada imunisasi yang sudah diberikan
atau tulis tanggal pemberian. Lingkari imunisasi yang dibutuhkan. Apabila pada
saat itu memberikan imunisasi tulislah jenis imunisasi yang diberikan di kolom
tindakan/pengobatan dan di buku KIA
11) Tanyakan masalah atau keluhan lain pada bayi dan ibu. Jika tidak ada masalah
atau keluhan lain, tuliskanlah tanda garis (-) sebagai pertanda bahwa masalah
atau keluhan lain sudah ditanyakan oleh pemeriksa.

Pada saat melakukan Kunjungan Neonatus, petugas kesehatan harus


menuliskan hasil pemeriksaannya pada Formulir Pencatatan Bayi Muda Umur
Kurang dari Dua Bulan
PENILAIAN (lingkari yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN/
PENGOBATAN

MEMERIKSA KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU


INFEKSI BAKTERI
• Bayi tidak mau minum atau memuntahkan semuanya.

• Ada riwayat kejang.

• Bayi bergerak hanya jika dirangsang.

• Hitung napas dalam 1 menit kali/ menit.


- Ulangi jika >=60 kali/ menit.

- Hitung napas kedua kali/ menit. Apakah:


- Napas cepat (>= 60 kali/menit)

- Napas lambat (< 40 kali/ menit)

• Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat.

• Bayi merintih.

• Suhu badan ≥ 37,5 ° C

• Suhu badan < 35,5 ° C

• Mata bernanah : apakah sedikit atau banyak?

• Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut.

• Pusar kemerahan atau bernanah.

• Ada pustul di kulit.

MEMERIKSA IKTERUS.
Bayi kuning, timbul pada hari pertama setelah lahir ( < 24 jam )
• Kuning ditemukan pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari.

• Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari.

• Kuning sampai telapak tangan atau telapak kaki.

• Tinja berwarna pucat

APAKAH BAYI DIARE ? Ya ............. Tidak .................


• Sudah diare selama hari
• Keadaan umum bayi :

- Letargis atau tidak sadar.

- Gelisah / rewel.

• Mata cekung.

• Cubitan kulit perut kembalinya :

- Sangat lambat ( > 2 detik )

- Lambat.

FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

Tanggal :
Nama bayi :L / P Nama orang tua : Alamat : Umur :Berat badan :gram Suhu
badan :ºC Tanyakan: Bayi sakit apa?Kunjungan pertamaKunjungan UlangKN: 1/ 2/ 3
PENILAIAN (lingkari gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN/
PENGOBATAN
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN
RENDAH DAN/ ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI.
• Berat badan menurut umur:

- Rendah (BB/U <= -2 SD)

- Tidak rendah (BB/ U > - 2 SD)

• Apakah bayi diberi ASI? Ya Tidak


- Jika "Ya", berapa kali dalam 24 jam? kali
• Apakah bayi diberikan makanan atau minuman selain

ASI? Ya Tidak
- Jika "Ya", apa yang diberikan?

- Berapa kali makanan/minuman tersebut diberikan dalam 24

jam?
kali
- Alat apa yang digunakan? (botol atau cangkir)
• Adakah luka atau bercak putih dimulut?

• Adakah celah bibir/ langit-langit?

• Apakah Ibu mengalami kesulitan pemberian ASI? Ya Tidak


JIKA : ada kesulitan pemberian ASI, diberi ASI < 8 kali dalam
24 jam, diberi makanan/minuman lain selain ASI, atau berat
badan rendah menurut umur DAN tidak ada indikasi di rujuk
ke Rumah Sakit.
LAKUKAN PENI LAIAN TENTANG CARA MENYUSUI :
• Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir ?

- Jika TIDAK, minta ibu menyusui bayinya.

- Jika YA, minta ibu memberitahu jika bayi sudah mau

menyusu lagi Amati pemberian ASI dengan seksama.


Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi
menyusu.
• Lihat apakah bayi menyusu dengan baik.

• Lihat apakah posisi bayi benar.

Seluruh badan bayi tersangga dengan baik – kepala dan


tubuh bayi lurus – badan bayi menghadap ke dada ibu
– badan bayi dekat ke ibu
Posisi salah – posisi benar
• Lihat apakah perlekatan benar.

Dagu bayi menempel payudara – mulut bayi terbuka


lebar – bibir bawah membuka keluar – areola bagian atas
tampak lebih banyak.
Tidak melekat sama sekali – tidak melekat dengan baik
– melekat dengan baik
• Lihat dan dengar apakah bayi mengisap dalam dan efektif

: Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat –


hanya terdengar suara menelan.
Tidak
efektif mengisap sama sekali – tidak mengisap dengan
– mengisap efektif Vitamin K1
MEMERIKSA STATUS VITAMIN K1 Diberikan
hari ini
......................
Diberikan segera setelah lahir: Ya Tidak
MEMERIKSA STATUS IMUNISASI Imunisasi yang
( Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini ) diberikan hari
HB- 0 .............. BCG .............. Polio 1 .............. ini ......................
MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN LAIN
Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang hari
MEMERIKSA MASALAH / KELUHAN IBU

PERTANYAAN
Soal pilgan (Nor Farhana)

1. bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah. yang


sering terjadi pada neonatus adalah infeksi pada tali pusat,
kulit, mata dan telinga. Berdasarkan tanda dan gejala diatas
merupakan infeksi neonatus
a. Infeksi nosokomial
b. Infeksi toxoplasma
c. Infeksi gonokokal
d. Infeksi sistematik
e. Infeksi lokal
2. SOAL :Mengapa suhu ruangan bayi di ruangan 22-28Oc ?
(Novita Ambarwati)
Jawab :Menghindari hipertermi dan hipotermi
karena suhunya sesuai dengan kondisi bayi

3. Soal pilgan (Melisa)

Apa yang harus dilakukan jika menemkan gejala seperti


diformulir Pencatatan Bayi Muda Kurang Dari 2 Bulan
a. Dibiarkan
b. Dikosongkan
c. Di coret
d. Di centang
e. Di lingkari jika menemukan gejala seperti di
formulir

Nama : Nurfadhilah Dwi Ananda 201540111234


Risna Yunita Dwi Satya 201540111242
Rivana Firnanda 201540111243
Resume Materi dan Soal

3.2.2.2 IKTERUS
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan. Sebagian besar (80%) ikterus merupakan akibat penumpukan
bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah), sebagian lainnya karena
ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat
diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya
untuk mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan sampai
bagian tubuh mana kuning terlihat, agar dapat mengklasifikasikan ikterus secara
benar. Ikterus yang muncul setelah 24 jam dan menghilang sebelum umur 14 hari
tidak memerlukan tindakan khusus, hanya memerlukan asuhan dasar neonatus dan
meningkatkan pemberian ASI. Ikterus yang muncul setelah umur 14 hari biasanya
berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada sistim
empedu.
Kuning pada tubuh yang semakin luas menandakan konsentrasi bilirubin
darah meningkat. Untuk membantu menentukan derajat kekuningan, digunakan
cara sederhana menurut Kramer yaitu dengan melihat luasnya penyebaran warna
kuning pada kulit tubuh bayi
Cara menilai dan mengklasifikasikan ikterus :
Tanyakan :
1. Apakah bayi kuning?
2. Jika Ya, pada umur berapa pertama kali timbul kuning?
Lihat :
1. Lihat adanya ikterus pada bayi (kuning pada mata atau kulit)
2. Lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi, apakah kuning?

Cara Mengklasifikasikan Ikterus :

Tanda / Gejala Klasifikasi Tindakan / Pengobatan


1. Timbul kuning Ikterus Berat 1. Cegah agar gula
pada hari pertama darah tidak turu
(< 24 jam) setelah 2. Nasihati cara
lahir menjaga bayi tetap
2. Kuning hangat selama
ditemuukan pada dalam perjalanan
umur kebih dari 3. RUJUK SEGERA
14 hari
3. Kuning sampai
telapak tangan
atau telapak kaki
1. Timbul kuning Ikterus 1. Lakukan asuhan
pada umur > 24 dasar neonatus
jam sampai 2. Menyusu lebih
dengan umur 14 sering
hari 3. Nasihati kapan
2. Kuning tidak kembali segera
sampai telapak 4. Kunjungan ulang
tangan dan 1 hari
telapak kaki
1. Tidak Kuning Tidak Ikterus Lakukan asuhan dasar
neonatus
Soal beserta jawaban :
1. Sebutkan tanda/gejala ikterus berat?
Jawaban :
1) Timbul kuning pada hari pertama (<24 jam) setelah lahir
2) Kuning di temukan pada umur lebih 14 hari
3) Kuning samlai telapak tangan atau telapak kaki

2. Peningkatan bilirubin pada neonatus sering terjadi akibat ?


Jawaban :
1) Selama masa janin, bilirubin diekskresi (dikeluarkan) melalui
plasenta ibu, sedangkan setelah lahir harus diekskresi oleh bayi
sendiri dan memerlukan waktu adaptasi selama kurang lebih satu
minggu
2) Jumlah sel darah merah lebih banyak pada neonatus
3) sirkulasi entrohepatik meningkat
3. Apa saja penyebab bayi mengalami ikterus?
Jawaban :
1) Produksi yang berlebihan
2) Gangguan pengambilan bilirubin
3) Gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar.
4)
Nama : Serlita nursari
Siti Jubaidah
Tarisa Wulandari

RANGKUMAN MATERI
Penilaian dan klasifikasi Bayi muda dengan diare

3.2.2.3. DIARE
Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada neonatus yang mendapat
ASI saja. Diare diidentifikasi bila ada perubahan konsistensi lebih cair dan
frekuensi lebih sering dari biasanya. Diare dapat menyebabkan timbulnya tanda-
tanda dehidrasi. Bayi yang dehidrasi, biasanya gelisah atau rewel. Jika dehidrasi
berlanjut, bayi menjadi letargis atau tidak sadar. Karena bayi kehilangan cairan,
matanya mungkin kelihatan cekung. Jika kulit perut dicubit, kulitnya akan
kembali dengan lambat atau sangat lambat.

Lihat keadaan umum bayi:


1. Apakah bayi bergerak atas kemauan sendiri?
2. Apakah bayi bergerak hanya ketika dirangsang? ‡
3. Apakah bayi tidak bergerak sama sekali? ‡
4. Apakah bayi gelisah/ rewel?
Lihat apakah matanya cekung? „
Cubit kulit perut, apakah kembalinya: ‡
o Sangat lambat (>2 detik) ‡
o Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) ‡
o Segera
Klasifikasikan Diare untuk dehidrasinya
Seorang bayi muda akan diklasifikasikan sesuai derajat dehidrasinya
apabila terdapat 2 atau lebih tanda dan gejala pada kolom yang sesuai.

SOAL
1. Berapa jumlah pemberian oralit pada 3 jam pertama penderita diare
anak usia > 5 tahun …..
A. 150 ml
B. 300 ml
C. 600 ml
D. 1000 ml
E. 1200 ml

2. Diare pada bayi paling sering disebabkan oleh …..


A. infeksi bakteri
B.infeksi virus
C. infeksi parasit
D. infeksi keracunan
E. atau alergi terhadap susu formula

3.. Gejala diare ada dua yaitu umum dan sfesifik , apa gejala spesifik dari
diare …..
A. Feses air , muntah , demam
B. Muntah , demam , milena
C. Dehidrasi , muntah , feses cair
D. Vibrio cholera , disentriform
E. Dehidrasi , vibrio cholera , milena

TUGAS MERANGKUM
Nama Kelompok absen : - Fathul Yanda Amalia
22- 24 - Della Ananda Yulia
- Tasya Regina Syahmiranti
Materi : 3.2.2.4. MEMERIKSA STATUS HIV

3.2.2.4. MEMERIKSA STATUS HIV


Memeriksa Status HIV dilakukan pada bayi yang tidak dalam perawatan HIV.
Dengan menanyakan kepada ibu nya apakah ibu sudah pernah tes HIV atau bisa
juga dengan melihat Buku KIA.
Berikut dibawah ini adalah cara memeriksa Status HIV:
a. Apakah ibu pernah tes HIV?
( Jika “pernah”, apakah hasilnya “positif” atau “ negatif”?
( Jika hasilnya “positif”, tanyakan apakah Ibu sudah meminum ARV? )
( Jika “sudah”, apakah ibu sudah meminum ARV minimal 6 bulan? )
b. Apakah bayi mendapat atau masih menerima ASI?
c. Jika status ibu dan bayi tidak diketahui ATAU belum dites HIV, maka
anjurkan tes serologis HIV pada Ibu
d. Jika hasil tes HIV ibu “positif”, maka rencanakan tes HIV virologis untuk
bayi mulai usia 6 minggu.

Jika ibu belum tes HIV, tulislah tanda (-) di kolom klasifikasi. Jika ibu menolak,
tuliskan penolakan tersebut dalam kolom tindakan/pengobatan (Permenkes 290
Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran). Jika ibu bersedia,
tuliskan pemeriksaan HIV sedang dalam proses. Jika ibu sudah di tes HIV,
tentukan Ibu HIV positif atau negatif dan lanjutkan penilaian sesuai dengan
formulir pencatatan, kemudian tentukan klasifikasinya
KLASIFIKASIKAN STATUS HIV. CARA MENGKLASIFIKASI STATUS
HIV
1) Tanda dan gejala Bayi dengan tes HIV positif di klasifikasikan
berdasarkan infeksi HIV terkonfirmasi Tindakan atau pengobatan nya
yaitu rujuk ke rumah sakit rujukan ARV untuk mendapat terapi
selanjutnya
2) Tanda dan gejala Ibu HIV positif DAN bayi tes HIV negatif serta masih
mendapatkan ASI atau berhenti menyusu di klasifikasikan terpajan HIV
Tindakan atau pengobatan nya yaitu Rujuk ke RS / Puskesmas rujukan
ARV untuk mendapatkan terapi selanjut-nya. Jika bayi belum di tes, rujuk
bayi untuk tes HIV .
3) Tanda dan gejala Ibu HIV Negatif ATAU Tidak terdapat gejala di atas
ATAU Ibu belum tes HIV di klasifikasikan kemungkin bukan infeksi HIV
Tindakan atau pengobatan nya yaitu Tangani infeksi lainnya jika ada , Jika
ibu belum tes HIV, anjurkan untuk tes HIV .

SOAL
- Fathulyanda Amalia
1. Jika di dapati kasus bayi dengan terkonfirmasi HIV maka Tindakan/
Langkah seorang bidan yang dapat di lakukan adalah …..?
a. Memberikan KIE
b. Merujuk ke RS / puskesmas untuk mendapatkan terapi ARV
dan terapi selanjutnya
c. Memberikan obat ARV dan vitamin D
d. Melakukan pengecekan laboratorium
e. Memberikan arahan kepada keluarga agar ibunya bisa lekas
sembuh

Jawaban : b. Merujuk ke RS / puskesmas untuk mendapatkan


terapi ARV dan terapi selanjutnya
Berdasarkan materi pengklasifikasian HIV neonatal Bayi dengan tes
HIV positif di klasifikasikan berdasarkan infeksi HIV terkonfirmasi
maka Tindakan atau pengobatan nya yaitu rujuk ke rumah sakit
rujukan ARV untuk mendapat terapi selanjutnya .

- Tasya Regina Syahmiranti


2. Sebelum melakukan rujukan neonatus ke rumah sakit, neonatus yang
membutuhkan rujukan adalah yang mempunyai klasifikasi berat (berwarna
merah muda) seperti, kecuali….
a. Penyakit sangat berat atau infeksi berat
b. Ikterus berat
c. Asfiksia ringan
d. Infeksi HIV terkonfirmasi
e. Diare dehidrasi berat
Jawaban C : Asfiksia Ringan

- Della Ananda Yulia


3. Jika hasil tes HIV ibu “positif”, maka rencana tes HIV virologis untuk
bayi dimulai dari usia
a. 2 minggu
B. 4 minggu
C. 6 minggu
D. 8 minggu
E. 12 minggu

Jawabannya : C. 6 Minggu

Anda mungkin juga menyukai