Nim : 201540111206
Tugas : Patologi III (Resume BAB 1)
BAB I
PERSIAPAN PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
A. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan standar merupakan kewaspadaan utama yang dirancang
secara rutin dalam perawatan seluruh pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan, baik yang telah didiagnosis atau diduga terinfeksi atau
kolonisasi.
Kewaspadaan standar yang dilakukan terkait pelayanan neonatal saat lahir
meliputi: Persiapan Diri, Persiapan Alat, dan Persiapan Tempat
1. Persiapan Diri
Persiapan diri bertujuan agar penolong persalinan berada dalam
kondisi yang bersih dan terlindung. Adapun yang termasuk dalam
persiapan diri dalam hal iniadalah melakukan kebersihan tangan dan
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD).
a. Kebersihan Tangan
WHO menetapkan lima kesempatan untuk kebersihan tangan
yaitu (5 MOMENT HAND HYGIENE) :
1) Sebelum menyentuh pasien
2) Sebelum melakukan tindakan Aseptik
3) Setelah melakukan prosedur atau terpapar cairan tubuh
pasien
4) Setelah menyentuh pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Menurut jenisnya, ada 2 cara mencuci tangan, yakni:
1) Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan
sabun/handwash
2) Cuci tangan dengan cairan berbasis alkohol (Handrup)
b. Alat pelindung diri
Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang di
pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik, kimia,
biologi/bahan infeksius.
Faktor – Faktor Penting Yang Harus Diperhatikan Pada
Pemakaian Alat Pelindung Diri :
1) Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya
sebelum memasuki ruangan.
2) Gunakan dengan hati-hati dan jangan menyebarkan
kontaminasi.
3) Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat sampah
infeksius yang telah disediakan. Lepas masker di luar
ruangan.
4) Segera lakukan pembersihan tangan sesuai pedoman.
Jenis-jenis APD : Sarung tangan, Masker, Alat pelindung mata,
Topi, Gaun pelindung, Apron, Pelindung kaki
2. Persiapan Alat, Bahan Habis Pakai Serta Obat-Obatan
Persiapan alat dan bahan bertujuan untuk memastikan semua peralatan
dan bahan yang akan digunakan dalam menangani neonatus dalam
keadaan siap pakai, bersih dan lengkap.
3. Persiapan Tempat
Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi
yang bersih, kering, hangat, datar, rata dan cukup keras, misalnya meja
atau dipan. Letakkan tempat resusitasi dekat pemancar panas, dan tidak
berangin. Tutup jendela atau pintu.
4. Persiapan Keluarga
Penolong persalinan harus memberikan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) serta dukungan kepada Ibu dan keluarga selama proses
persalinan. KIE tersebut harus berisi tentang risiko persalinan terhadap
ibu dan bayi. Ibu hamil yang terdeteksi berisiko tinggi, harus bersalin
di fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Jelaskan pula peran keluarga
jika terjadi komplikasi pada ibu dan bayi.
SOAL :
1. Sebutkan 5 Moment Hand Hygiene !
Jawaban :
1. Sebelum menyentuh pasien
2. Sebelum melakukan tindakan Aseptik
3. Setelah melakukan prosedur atau terpapar cairan tubuh pasien
4. Setelah menyentuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Nama : 1. Alda Amara Maudiayani (201540111211)
2. Bertha Feranata Bulan (201540111211)
Tugas : Patologi III (Resume BAB 2)
RANGKUMAN MATERI
BAB 2
Perawatan Neonatus Esensial Saat Lahir (0-6 Jam)
Seperti yang kita ketahui BBL merupakan singkatan dari Bayi Baru Lahir, yang
dikatakan BBL yaitu dari usia 0-28 hari.
Tujuan utama adanya perawatan BBL 30 detik adalah memastikan apakah bayi
memerlukan ventilasi atau tidak.
Dalam 30 detik kita dapat menilai perkembangan bayi dengan 11 langkah, dari
langkah-langkah tersebut ada beberapa poin yang dapat membantu menentukan
keadaan bayi baru lahir.
Selamat pemeriksaan dilakukan pastikan bayi tetap dalam keadaan kering dan
hangat.
Jika bayi dengan berat < 32 Minggu, bayi harus segera di bungkus dengan plastik
bening tanpa dikeringkan, dan jika bayi dengan berat normal maka di bungkus
dengan kain lampin biasa.
BAB II
PERAWATAN RUTIN NEONATUS
PADA 30 DETIK – 90 MENIT
2. Lakukan Klem dan potong tali pusat pada 2 menit setelah lahir
3. Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada ibu setidaknya 60 menit kecuali
Saat lahir, mekanisme pengaturan suhu tubuh pada BBL, belum berfungsi
sempurna. Oleh karena itu,
jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka
BBL dapat mengalami
panas tubuh bayi sendiri. Hal ini merupakan jalan utama bayi kehilangan panas.
3) Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur atau timbangan yang temperaturnya
lebih rendah dari
4) Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar
yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan
cepat mengalami
kehilangan panas
5) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi dapat kehilangan panas
dengan cara ini
karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak
bersentuhan
secara langsung)
Selama IMD pemantauan bisa oleh tenaga medis atau keluarga dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Posisi: Bayi diposisikan dengan mulut dan hidung yang terlihat dan tidak
terhalang
2) Warna kulit: Warna pink (kulit dan / atau selaput lendir)
3) Pernapasan: Napas normal (tidak ada retraksi atau pernapasan cuping hidung)
dan laju pernapasan normal: 40-60 kali/menit
4) Suhu tubuh:pada 60 dan 120 menit setelah kelahiran (kisaran normal: 36,5 °C
- 37,5 °C)
5) Ibu dan bayi tidak pernah ditinggal sendirian
6) Sebaiknya pemantauan dilakukan dalam 15 menit, 30 menit, 45 menit, 60
menit, 75 menit, 90 menit dan 120 menit setelah dilakukan IMD
b. 15 menit d. 25 menit
4. Ny. A baru saja melahirkan, bayi menangis kuat, warna kulit merah, gerak
aktif, BBL 2900 gram. Satu jam setelah bayi Ny A lahir diberi ….
A. Injeksi vitamin
B. Injeksi vitamin C
C. Injeksi vitamin K1
D. Injeksi antibiotic
E. Injeksi antipiretik
Pertanyaan:
1. Imunisasi hepatitis B diberikan pada bayi berumur ?
Jawaban : berumur 24 jam
2. Apa saja pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengetahui
usia kehamilan?
Jawaban ;
a. Metode kalender
b. Menghitung usia kehamilan dengan di lihat dari HPHT.
c. Metode menyukai tinggi fundus uteri (TFU)
d. Metode USG
Anggota Kelompok : 1. Kirana Indriani (201540111220)
2. Limai Yun (201540111222)
3. Maria Elvina Susanti (201540111224)
Ringkasan Materi : (BAB III) 3.1 Menjaga Bayi Tetap Hangat
RANGKUMAN MATERI
BAB III
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat
adalah :
(1) Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting agar bayi tetap sehat
(2) Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti (memakai pakaian
yang lembut, hangat, kering dan bersih, memakai tutup kepala, sarung
tangan dan kaos kaki serta diselimuti)
(3) Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah
menjangkau bayinya
(4) Jika telapak kaki bayi teraba dingin, letakkan bayi di dada ibu (kontak
kulit ke kulit),
(5) Jaga ruangan tetap hangat (suhu ruangan 22 - 28◦C).
SOAL DAN JAWABAN
SOAL :
1). Bagaimna cara menjaga bayi agar tetap hangat, kecuali... ?
a. Menggunakan pakaianan yang kering
b. Memberikan tutup kepala bayi seperti topi
c. Selimuti bayi
d. Semua benar
e. Memberikan sarung tangan dan kaki.
2). Klasfikasi ditentukan sebagai dasar melakukantindakan atau
pengobatan, memberikan konseling dan pelayanan tindak lanjut.
Klasifikasi pada barisan berwarna merah muda berarti... ?
a. Bayi dapat berobat jalan dan membutuhkan tindakan atau
pengobatan medis spesifik atau nasihat
b. Bayi sakit berat dan harus dirujuk segera setelah diberikan
tindakan/pengobatan pra rujukan
c. Bayi sehat atau sakit ringan dan tidak memerlukan pengobatan
antibiotik
d. Bayi keras dan dalam keadaan darurat
e. Bayi yang mengalami kesulitan dalam sistem pernapasan.
3). Salah satu tanda bahwa timbulnya ikterus pada bayi... ?
a. Bayi berwarna kemerahan pada saat di jemur dibawa sinar
matahari pagi
b. Bayi terlihat sesak saat bernapas
c. Kulit bayi terlihat kebiruan
d. Mata dan kulit terlihat kuning
e. Bayi dirasakan kurang bergerah.
JAWABAN :
1). d. Semua Benar
2). b. Bayi sakit berat harus diruuk segera setelah diberikan tindakan /
pengobatan pra rujukan
3). c. Mata dan kulit terlihat kuning.
KELOMPOK 3 KELAS 3A ABSEN 13-15
BAB 3.2.1
1. MELISA
2. NOF FARHANA
3. NOVITA AMBARWATI
RANGKUMAN
A. Menjaga bayi tetap hangat
Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin,
bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menjaga bayi tetap adalah :
1. Jelaskan kepada ibu bahwa tetap menjaga bayi tetap hangat
2. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti ( memakai pakaian yang
lembut, hangat, kering dan bersih, memakai tutup kepala, sarung tangan dan
kaos kaki.
3. Bayi harus dirawat digabung dengan ibunya
4. Jika telapak kaki bayi teraba dingin, letakkan bayi di dada ibu atau ditambah
selimut dan ulangi pemeriksaan suhu badan bayi
5. Jaga ruangan tetap hangat suhu ruangan 22-28Oc
CARA PENGISIAN FORMULIR PENCATATAN BAYI MUDA KURANG DARI 2
BULAN/ FORMULIR MTBM.
• Bayi merintih.
MEMERIKSA IKTERUS.
Bayi kuning, timbul pada hari pertama setelah lahir ( < 24 jam )
• Kuning ditemukan pada umur ≥ 24 jam sampai ≤ 14 hari.
- Gelisah / rewel.
• Mata cekung.
- Lambat.
Tanggal :
Nama bayi :L / P Nama orang tua : Alamat : Umur :Berat badan :gram Suhu
badan :ºC Tanyakan: Bayi sakit apa?Kunjungan pertamaKunjungan UlangKN: 1/ 2/ 3
PENILAIAN (lingkari gejala yang ditemukan) KLASIFIKASI TINDAKAN/
PENGOBATAN
MEMERIKSA KEMUNGKINAN BERAT BADAN
RENDAH DAN/ ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI.
• Berat badan menurut umur:
ASI? Ya Tidak
- Jika "Ya", apa yang diberikan?
jam?
kali
- Alat apa yang digunakan? (botol atau cangkir)
• Adakah luka atau bercak putih dimulut?
PERTANYAAN
Soal pilgan (Nor Farhana)
3.2.2.2 IKTERUS
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan. Sebagian besar (80%) ikterus merupakan akibat penumpukan
bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah), sebagian lainnya karena
ketidakcocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat
diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya
untuk mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan sampai
bagian tubuh mana kuning terlihat, agar dapat mengklasifikasikan ikterus secara
benar. Ikterus yang muncul setelah 24 jam dan menghilang sebelum umur 14 hari
tidak memerlukan tindakan khusus, hanya memerlukan asuhan dasar neonatus dan
meningkatkan pemberian ASI. Ikterus yang muncul setelah umur 14 hari biasanya
berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada sistim
empedu.
Kuning pada tubuh yang semakin luas menandakan konsentrasi bilirubin
darah meningkat. Untuk membantu menentukan derajat kekuningan, digunakan
cara sederhana menurut Kramer yaitu dengan melihat luasnya penyebaran warna
kuning pada kulit tubuh bayi
Cara menilai dan mengklasifikasikan ikterus :
Tanyakan :
1. Apakah bayi kuning?
2. Jika Ya, pada umur berapa pertama kali timbul kuning?
Lihat :
1. Lihat adanya ikterus pada bayi (kuning pada mata atau kulit)
2. Lihat telapak tangan dan telapak kaki bayi, apakah kuning?
RANGKUMAN MATERI
Penilaian dan klasifikasi Bayi muda dengan diare
3.2.2.3. DIARE
Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada neonatus yang mendapat
ASI saja. Diare diidentifikasi bila ada perubahan konsistensi lebih cair dan
frekuensi lebih sering dari biasanya. Diare dapat menyebabkan timbulnya tanda-
tanda dehidrasi. Bayi yang dehidrasi, biasanya gelisah atau rewel. Jika dehidrasi
berlanjut, bayi menjadi letargis atau tidak sadar. Karena bayi kehilangan cairan,
matanya mungkin kelihatan cekung. Jika kulit perut dicubit, kulitnya akan
kembali dengan lambat atau sangat lambat.
SOAL
1. Berapa jumlah pemberian oralit pada 3 jam pertama penderita diare
anak usia > 5 tahun …..
A. 150 ml
B. 300 ml
C. 600 ml
D. 1000 ml
E. 1200 ml
3.. Gejala diare ada dua yaitu umum dan sfesifik , apa gejala spesifik dari
diare …..
A. Feses air , muntah , demam
B. Muntah , demam , milena
C. Dehidrasi , muntah , feses cair
D. Vibrio cholera , disentriform
E. Dehidrasi , vibrio cholera , milena
TUGAS MERANGKUM
Nama Kelompok absen : - Fathul Yanda Amalia
22- 24 - Della Ananda Yulia
- Tasya Regina Syahmiranti
Materi : 3.2.2.4. MEMERIKSA STATUS HIV
Jika ibu belum tes HIV, tulislah tanda (-) di kolom klasifikasi. Jika ibu menolak,
tuliskan penolakan tersebut dalam kolom tindakan/pengobatan (Permenkes 290
Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran). Jika ibu bersedia,
tuliskan pemeriksaan HIV sedang dalam proses. Jika ibu sudah di tes HIV,
tentukan Ibu HIV positif atau negatif dan lanjutkan penilaian sesuai dengan
formulir pencatatan, kemudian tentukan klasifikasinya
KLASIFIKASIKAN STATUS HIV. CARA MENGKLASIFIKASI STATUS
HIV
1) Tanda dan gejala Bayi dengan tes HIV positif di klasifikasikan
berdasarkan infeksi HIV terkonfirmasi Tindakan atau pengobatan nya
yaitu rujuk ke rumah sakit rujukan ARV untuk mendapat terapi
selanjutnya
2) Tanda dan gejala Ibu HIV positif DAN bayi tes HIV negatif serta masih
mendapatkan ASI atau berhenti menyusu di klasifikasikan terpajan HIV
Tindakan atau pengobatan nya yaitu Rujuk ke RS / Puskesmas rujukan
ARV untuk mendapatkan terapi selanjut-nya. Jika bayi belum di tes, rujuk
bayi untuk tes HIV .
3) Tanda dan gejala Ibu HIV Negatif ATAU Tidak terdapat gejala di atas
ATAU Ibu belum tes HIV di klasifikasikan kemungkin bukan infeksi HIV
Tindakan atau pengobatan nya yaitu Tangani infeksi lainnya jika ada , Jika
ibu belum tes HIV, anjurkan untuk tes HIV .
SOAL
- Fathulyanda Amalia
1. Jika di dapati kasus bayi dengan terkonfirmasi HIV maka Tindakan/
Langkah seorang bidan yang dapat di lakukan adalah …..?
a. Memberikan KIE
b. Merujuk ke RS / puskesmas untuk mendapatkan terapi ARV
dan terapi selanjutnya
c. Memberikan obat ARV dan vitamin D
d. Melakukan pengecekan laboratorium
e. Memberikan arahan kepada keluarga agar ibunya bisa lekas
sembuh
Jawabannya : C. 6 Minggu