https://www.who.int/campaigns/world-patient-safety-day/2022
Hanum, F, 2020
Incident Report
• The cost associated with medication
errors has been estimated at $42 billion USD
Factor
Associated:
• medication
systems
• human factors
such as fatigue
• staff shortages
affect prescribing,
• poor environmental conditions
• transcribing,
• dispensing,
• Administration • monitoring practices
https://www.who.int/initiative s/medication-without-harm
SKP 3.1 Elektronit Konsentrat Tinggi 3 SKP 4 Memastikan Sisi yang Benar,
Prosedur yang Benar, Pasien yang
4
Benar Pada Pembedahan
SKP 5 Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan 2 SKP 6
Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Jatuh 2 SKP 6.1 Rumah sakit
menerapkan proses untuk mengurangi risiko
3
cedera pasien akibat jatuh di rawat inap.
Tujuan Sasaran Keselamatan Pasien KMK
1128, Tahun 20222
TUJUAN
mendorong rumah sakit
melakukan perbaikan-perbaikan
yang menunjang tercapainya
keselamatan pasien
pasien menggunakan minimal 2 (dua) identitas,
SKP 1 dapat memenuhi tujuan identifikasi pasien dan
sesuai dengan ketentuan RS
SKP1
RS Menerapkan
proses untuk
menjamin ketepatan identifikasi pasien
a. RS telah menetapkan regulasi terkait Sasaran
keselamatan pasien meliputi poin 1 – 6 pada
gambaran umum. c. Pasien telah diidentifikasi menggunakan
minimal dua jenis identitasmeliputi poin 1) - 4)
b. RS telah menerapkan proses identifikasi
dalam maksud dan tujuan e. RS memastikan pasien teridentifikasi dengan
tepat pada situasi khusus, dan penggunaan label
seperti tercantum dalam maksud dan tujuan
SKP 1 RS telah menetapkan regulasi terkait Sasaran keselamatan pasien meliputi poin 1
– 6 pada gambaran umum.
SKP 1
RS telah menerapkan proses identifikasi pasien menggunakan minimal 2
(dua) identitas, dapat memenuhi tujuan identifikasi pasien dan sesuai
ketentuan RS
TULBAKON
SBAR
metode komunikasi saat melaporkan/menyampaikan kondisi
pasien kepada DPJP dapat menggunakan metode
SKP 2
b. Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat pelaporan hasil
kritis pemeriksaan penunjang diagnostic melalui telepon
“menulis/menginput ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali”
(writedown, read back, confirmation) kepada pemberi instruksi.
Konfirmasi harus dilakukan saat itu juga melalui telpon untuk
menanyakan apakah “yang dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi
yang diberikan”
Laboratori Pencitraan / Diagnostik Point of Care
um Radiologi Jantung Testing
/POCR
Rentang waktu pelaporan hasil kritis ditentukan kurang dari 30
menit sejak hasil di verifikasi oleh PPA yang berwenang di unit
pemeriksaan penunjang diagnostik.
TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
SKP 2
c. Metode komunikasi saat serah terima distandarisasi pada jenis
serah terima yang sama misalnya serah terima antar ruangan di
rawat inap
“menulis/menginput ke komputer - membacakan - konfirmasi kembali”
(writedown, read back, confirmation) kepada pemberi instruksi.
Konfirmasi harus dilakukan saat itu juga melalui telpon untuk
menanyakan apakah “yang dibacakan” sudah sesuai dengan instruksi
yang diberikan”
DARI RUANG
ANTAR & INTER SKP3
ANTAR UNIT Rumah sakit
PPA
menerapkan proses untuk meningkatkan
keamanan penggunaan obat yang
TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN memerlukan kewaspadaan tinggi (high
PERAWATAN KE UNIT PELAYANAN alert medication)
DIAGNOSITIK termasuk obat Look - Alike Sound Alike
(LASA)
SKP 3
a. RS menetapkan daftar obat c. RS mengevaluasi dan memperbaharui daftar
kewaspadaan tinggi (High Alert) obat High-Alert dan obat LASA yang sekurang
termasuk obat LASA kurangnya 1 th sekali berdasarkan laporan
insiden lokal, nasional dan internasional.
PELABELAN
DOUBLE CHEK
SKP 4
SKP 4
RS menetapkan proses untuk melaksanakan verifikasi pra operasi, penandaan
lokasi
operasi dan proses time-out yang
dilaksanakan sesaat sebelum tindakan
pembedahan/invasif dimulai serta proses sign-out yang dilakukan setelah tindakan
selesai.
a. RS telah melaksanakan proses verifikasi pra operasi dengan daftar tilik untuk memastikan benar
pasien, benar tindakan dan benar sisi.
b. RS telah menetapkan dan menerapkan tanda yang seragam, mudah dikenali dan tidak
bermakna ganda untuk mengidentifikasi sisi operasi / tindakan invasif.
c. RS telah menerapkan penandaan sisi operasi atau tindakan invasif (site marking) dilakukan oleh
dokter operator/dokter asisten yang melakukan operasi atau tindakan invasif dengan melibatkan
pasien bila memungkinkan.
d. RS telah menerapkan proses Time-Out menggunakan “surgical check list” (Surgical Safety
Checklist dari WHO terkini pada tindakan operasi termasuk tindakan medis invasif.
SKP 4
a. RS telah melaksanakan proses verifikasi pra operasi dengan
daftar tilik untuk memastikan benar pasien, benar tindakan
dan benar sisi.
SKP 5
SKP 5
Rumah sakit menerapkan kebersihan b. Terdapat proses evaluasi terhadap
tangan (hand hygiene) untuk pelaksanaan program kebersihan tangan di
rumah sakit serta upaya perbaikan yang
menurunkan risiko infeksi terkait layanan dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan
kesehatan program..
a. Rumah sakit telah menerapkan kebersihan
tangan (hand hygiene) yang mengacu pada
standar WHO terkini TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
SKP 5
SKP 6
SKP 6
Rumah sakit menerapkan proses untuk
mengurangi risiko cedera pasien akibat
jatuh.
a. Rumah sakit telah melaksanakan skrining
pasien rawat jalan pada kondisi, diagnosis,
situasi atau lokasi yang dapat menyebabkan SKP 6.1
pasien berisiko jatuh, dengan menggunakan alat
bantu/metode skrining yang ditetapkan rumah Rumah sakit
sakit menerapkan proses untuk mengurangi
risiko cedera pasien akibat jatuh di rawat
inap..
a. Rumah sakit telah melakukan pengkajian risiko
b. Tindakan dan/atau intervensi dilakukan untuk jatuh untuk semua pasien rawat inap baik
mengurangi risiko jatuh pada pasien jika hasil dewasa maupun anak menggunakan metode
skrining menunjukkan adanya risiko jatuh dan pengkajian yang baku sesuai dengan ketentuan
hasil skrining serta intervensi didokumentasikan. rumah sakit.
SKP 6.1
b. Rumah sakit telah melaksanakan pengkajian
ulang risiko jatuh pada pasien rawat inap karena
adanya perubahan kondisi, atau memang sudah
mempunyai risiko jatuh dari hasil pengkajian..
c. Tindakan dan/atau intervensi untuk mengurangi risiko jatuh pada pasien rawat inap
telah dilakukan dan didokumentasikan
SKP 6
a. RS telah melaksanakan proses verifikasi pra operasi dengan
daftar tilik untuk memastikan benar pasien, benar tindakan
dan benar sisi.
Skrining
Risiko Jatuh
❖ Rumah sakit dapat menentukan bagaimana
proses skrining
❖ skrining dapat dilakukan oleh petugas
registrasi, atau pasien dapat melakukan skrining secara mandiri
❖ mempunyai unit pelayanan dengan peralatan parallel bars, freestanding staircases seperti unit
rehabilitasi medis.
TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN