Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh Dalam Kutipan Cerpen Adalah
Cara Pengarang Menggambarkan Watak Tokoh Dalam Kutipan Cerpen Adalah
Pengarang dapat menyampaikan watak tokoh melalui cara langsung dan tidak langsung.
Penyampaian watak secara langsung (analitik) adalah melalui pengarang itu sendiri.
Pengarang akan mendeskripsikan seorang tokoh melalui penjelasan berupa kalimat-
kalimat. Cara ini mempermudah pembaca memahami karakter tokoh karena penyampaian
watak-wataknya dilakukan secara tersurat.
Penyampaian watak secara tidak langsung adalah melalui percakapan antartokoh, pikiran
tokoh, tindakan tokoh, serta pendapat tokoh lain. Dengan cara ini, pembaca mau tidak
mau harus berpikir sedikit lebih keras untuk memahami karakter tokoh, karena watak-
wataknya disampaikan secara tersirat.
Cara pengarang menggambarkan watak tokoh melalui:
a. Penjelasan langsung dari pengarang (tertulis) bahwa tokohnya berwatak baik, marah,
sadis, dengki, dan sebagainya
b. Cara tidak langsung
– Dialog antartokoh
– Tingkah laku, tindakan tokoh atau reaksi tokoh terhadap suatu masalah
1. “Sebelum subuh mereka telah bangun. Siti Rubiyah ikut bangun pagi dan memasak
kopi dan makanan pagi untuk mereka. Buyung merasa berat dalam hatinya berangkat.
Dia teringat Siti Rubiyah yang ditinggalkan sendiri dengan Wak Hitam yang masih sakit.
Kemarin malam panasnya naik lagi hingga dia mengerang-ngerang sepanjang malam dan
sepanjang malam terdengar dia tak tertidur.” (Harimau! Harimau! Muchtar Lubis)
Watak Buyung seorang yang perhatian dan peduli kepada orang lain dideskripsikan
pengarang dalam kutipan tersebut dengan ....pikiran-pikiran tokoh
2. “Aku merasa ringan, kini aku sudah menceritakan kepada kalian di depan Wak Katok
beban dosa yang selama ini menghimpit hatiku dan kepalaku. Aku sudah mengakui dosa-
dosaku, dan tolonglah doakan supaya Tuhan suka kiranya mengampuni dosa-dosa Wak
Katok ...”. Pak Balam mendekatkan kedua belah telapak tangan seperti orang berdoa, dan
mulutnya komat-kamit. Pak Haji bertakbir, perlahan-lahan, “Allahu Akbar, Allahu
Akbar, Allahu Akbar!” (Harimau-Harimau,Muchtar Lubis)
Watak Pak Balam dalam kutipan tersebut adalah jujur, yaitu dia mengakui dosa yang
telah diperbuatnya di depan teman-temannya. Pengarang melukiskan watak tokoh
melalui dialog atau percakapan antartokoh
3. “Apa yang kurasa aneh, bahwa ibu tak menampakkan kesuraman wajah dan
kesedihan hati menjelang saat-saat perpisahan dengan ayah, seakan-akan berlawanan
dengan wataknya yang halus. Apakah ia memang hendak menyembunyikan air matanya,
agar ia tidak tampak sebagai orang yang sedang kehilangan pegangan? Karena bila kau
memandangnya, matanya tampak bersinar cerah.”
4. “Sukri menanti bis melintas di halte. Dia gemas melihat skuter melintas. Dia benci
melihat kendaraan itu. Dia raba pisau belati di pinggangnya. Dia buka pintu pagar rumah
Sumarni. Dia lihat skuter itu. Dia lihat Sumarni menerima pemuda pengendara skuter di
ruang tamu. Dia melompat ke balik semak-semak bunga mawar. Dia dengarkan
percakapan Sumarni dan pemuda pengendara skuter di ruang tamu.
“Kau cantik Sumarni. Baru saja aku melihatmu, aku telah mencintaimu. Benarkah bahwa
kau belum mempunyai kekasih?” (Sukri Membawa Pisau Belati, Hamsad Rangkuti)
Pendeskripsian bahwa watak Sukri ”seorang penuh curiga” dalam kutipan tersebut dapat
diketahui melalui ... . tindakan tokoh