Anda di halaman 1dari 2

3.Jelaskan Metabolisme Kalsium!

Kalsium sangat penting karena merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan
pada sebagian besar proses biologis. Kurang lebih 99% terdapat pada tulang rangka dan gigi
dalam bentuk Kristal hydroapatite. Sisanya (1%) dalam bentuk ion pada cairan intraseluler
dan ekstraseluler, terikat dengan protein dan membentuk kompleks dengan ion organik,
seperti sitrat, fosfat dan bikarbonat.Konsentrasi normal total kalsium dalam plasma adalah
2,4- 2,5 mM sedangkan konsentrasi ion kalsium bebas berkisar antara 1.25-1.3 mM.
Homeostasis kalsium yang efektif penting dalam banyak proses biologis, termasuk
metabolisme tulang, proliferasi sel, koagulasi darah, hormonal signaling transduction dan
fungsi neuromuscular. Keseimbangan kalsium dipertahankan oleh 3 organ utama, yaitu:
sistem gastrointestinal, tulang, dan ginjal.
Sistem gastrointestinal menjaga homeostasis kalsium dengan mengatur absorpsi kalsium
melalui sel-sel gastrointestinal Jumlah absorpsi tergantung dari asupan, usia manusia, hormon
vitamin D, kebutuhan tubuh akan kalsium, diet tinggi protein dan karbohidrat serta derajat
keasaman yang tinggi (pH rendah). Asupan kalsium tidak boleh melebihi 2500 mg/hari.
Absorpsi Kalsium terjadi dalam usus halus melalui mekanisme yang terutama dikontrol oleh
Calcitropic Hormon (1,25 dihyroxicholecalferol ) dan parathyroid hormone (PTH) untuk
dapat menjaga keseimbangan kalsium.
Kurang lebih 90% kalsium yang masuk dalam tubuh akan di keluarkan melalui feses dan
Sebagian kecil melalui urin. Sekitar 200 mg/hari untuk mempertahankan kadar normal dalam
tubuh.
Metabolisme kalsium dan tulang berkaitan erat satu sama lain dan terintegrasi. Pada
Defisiensi kalsium (misalnya pada lansia), yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D dan
peningkatan PTH, mengakibatkan tulang akan melepaskan kalsium (resorpsi tulang
meningkat) untuk dapat mengembalikan kalsium serum kembali normal.

7.Jelaskan Klasifikasi Osteoporosis


Osteoporosis dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis
sekunder. Osteoporosis primer dibagi lagi menjadi 2 yaitu Osteoporosis tipe 1 yang terjadi
pada wanita post menopause dan osteoporosis tipe 2 atau osteoporosis senil yang dapat
terjadi pada pria maupun wanita diatas 75 tahun yang disebut osteoporosis tipe 2.
Osteoporosis tipe 1 ini erat kaitannya dengan hormon estrogen dan biasa terjadi pada usia 51
-75 tahun. Osteoporosis tipe 2 banyak terjadi pada pria maupun wanita di atas 70 tahun.
Hormon estrogen pada sel-sel tulang memiliki peran dalam menurunkan berbagai sitokin
yang bekerja meningkatkan diferensiasi dan maturasi osteoklas seperti IL-1, IL-6, TNF α dan
M-CSF yang dihasilkan oleh bone marrow stromal cells dan sel mononuklear, merangsang
osteoblas untuk menurunkan pelepasan TGF β dan juga bekerja langsung pada osteoklas
untuk meningkatkan kerjanya. Wanita post menopause mengalami penurunan kadar estrogen
sehingga kerja osteoklas meningkat baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga
terjadi peningkatan resorpsi tulang.
Penurunan kadar hormon estrogen juga berpengaruh pada absorbsi kalsium di usus dan
reabsorbsi kalsium di ginjal, di mana keduanya mengalami penurunan. Hal ini
mengakibatkan kadar kalsium di dalam darah sedikit atau biasa kita sebut dengan keadaan
hipokalsemia. Hipokalsemia menstimulus pelepasan hormon paratiroid yang kerjanya
meningkatkan resorpsi tulang guna meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Proses seperti
ini lama kelamaan menyebabkan osteoporosis pada wanita post menopause. Penurunan kadar
hormon estrogen juga berpengaruh pada absorbsi kalsium di usus dan reabsorbsi kalsium di
ginjal, di mana keduanya mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan kadar kalsium di
dalam darah sedikit atau biasa kita sebut dengan keadaan hipokalsemia. Hipokalsemia
menstimulus pelepasan hormon paratiroid yang kerjanya meningkatkan resorpsi tulang guna
meningkatkan kadar kalsium dalam darah. Proses seperti ini lama kelamaan menyebabkan
osteoporosis pada wanita post menopause.

Anda mungkin juga menyukai