Anda di halaman 1dari 2

5.Jelaskan Patofisiologi dari mastitis!

Pada umumnya porte de entry menyebabkan puting menjadi luka dan lecet, kemudian bakteri
menjalar pada duktus-duktus yang berkembang biak sehingga terjadi pus. Terjadinya mastitis
diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus (saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila
ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi tegangan alveoli yang berlebihan dan
mengakibatkan sel epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga
permeabilitas jaringan ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan
tubuh dan natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel
sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan kerusakan
jaringan memudahkan terjadinya infeksi.
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui Duktus Laktiferus ke lobus sekresi,
melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui
penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme yang paling sering adalah
Staphylococcus Aureus, Escherecia Coli dan Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula
mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada
daerah endemis tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1%.
10.Jelaskan tatalaksana Ankyloglossia pada bayi!
Penilaian dan seleksi yang tepat sangat penting mengingat 50-75% bayi dengan kondisi ankyloglossia
tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan manajemen
menyusui yang adekuat. Pertimbangkan konsultasi laktasi jika mendapati kondisi:

• Bayi sulit melekat di payudara atau sulit mengisap ASI

• Puting ibu nyeri atau lecet

• Menyusu sangat lama dan sering (terputus-putus)

• Kenaikan berat badan bayi sangat lambat tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan BB/U Pelekatan
yang kurang tepat dan nyeri pada puting ibu dapat terjadi karena penyebab lain.

Frenotomi dipertimbangkan apabila terdapat masalah menyusui pada bayi dengan kondisi
ankyloglossia yang simtomatik. Untuk menentukan indikasi frenotomi direkomendasikan
pendampingan sekitar 2-3 minggu sambil memperbaiki proses menyusu, memantau keluhan yang
dirasakan ibu, serta menilai status kesehatan dan pertumbuhan bayi. Tindakan yang diambil
bergantung kondisi sebagai berikut: [Level IIA]

• Ankyloglossia membranosa (tipis dan lentur) dengan skor ATLFF 11-14 Observasi oleh dokter anak,
lazimnya pada saat menyusu dari waktu ke waktu terjadi pergerakan lidah yang diikuti peregangan
frenulum. Tidak cukup data untuk membuktikan manfaat frenotomi sebagai upaya pencegahan
kesulitan menyusui.

• Ankyloglossia membranosa dengan skor ATLFF

https://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-content/uploads/2017/03/Panduan-Praktik-Klinis-
Tongue-tie.pdf

Anda mungkin juga menyukai