2) Faktor hisap bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu
tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif
menghisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
3) Faktor menyusui bayi yang tidak benar( teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya ibu tidak
mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
4) Puting susu terbenam ( putting susu terbenam akan
menyulitkan bayi dalam menyusu). Karena bayi tidak
dapat menghisap putting dan areola, bayi tidak mau
menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
Selain itu luas dan lama kontaminasi suatu bakteri juga dapat
memperberat suatu peritonitis. Kuman dapat berasal dari:
• Luka/trauma penetrasi, yang membawa kuman dari luar masuk ke
dalam cavum peritoneal.
• Perforasi organ-organ dalam perut, contohnya peritonitis yang
disebabkan oleh bahan kimia, perforasi usus sehingga feces keluar
dari usus.
• Komplikasi dari proses inflamasi organ-organ intra abdominal,
misalnya appendisitis.
• Peritonitis tersier, misalnya:
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur. Peritonitis yang
sumber kumannya tidak dapat ditemukan. Merupakan
peritonitis yang disebabkan oleh iritan langsung, seperti
misalnya empedu, getah lambung, getah pankreas, dan
urine.