Tim Editor:
Dedi Afandi
Agus Purwadianto
Budi Sampurna
Herkutanto
HM Soekry Erfan Kusuma
Ade Firmansyah Sugiharto
Ahmad Yudianto
Rika Susanti
Yoni Fuadah Syukriyani
Beta Ahlam Gizela
Mohammad Tegar Indrayana
Sigid Kirana Lintang Bhima
Yudy
ISBN 978-623-6595-34-3
Tim Editor:
Dedi Afandi
Agus Purwadianto
Budi Sampurna
Herkutanto
HM Soekry Erfan Kusuma
Ade Firmansyah Sugiharto
Ahmad Yulianto
Rika Susanti
Yoni Fuadah Syukriyani
Beta Ahlam Gizela
Mohammad Tegar Indrayana
Sigid Kirana Lintang Bhima
Yudy
Penerbit:
Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Redaksi:
Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Jl. Diponegoro 1, Pekanbaru, Riau (28133)
Telp: (0761) 839264
Fax: (0761) 839265
Email: penerbit.fkur@gmail.com
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
nikmat dan karunia yang tak terhingga sehingga kita semua mendapatkan kesehatan
dan kesempatan untuk turut mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kedokteran forensik dan medikolegal.
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) PDFI tahun 2020 ini mengusung tema “Revolusi
Pelayanan Kedokteran Forensik dan Medikolegal pasca Pandemi COVID-19”. Tema yang
menunjukkan optimisme yang tinggi serta semangat untuk mencapai masa depan yang
lebih cerah. Semangat ini akan diwujudkan melalui sebuah revolusi yang berarti
pengembangan yang bukan hanya bersinambungan, namun juga menjadi sebuah batu
pijakan (milestone) bagi dunia ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran forensik dan
medikolegal di Indonesia.
Berada di tengah masa pandemi COVID-19 ternyata tidak menyurutkan semangat
menulis dan mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan ilmu
kedokteran forensik dan medikolegal. Sebanyak 67 makalah dan 104 poster telah
diterima, diseleksi, dan akan dipresentasikan dalam ajang ilmiah tahunan ini. Jumlah
ini menunjukkan antusiasme dan semangat yang sangat luar biasa dari seluruh insan
forensik dari Sabang hingga Merauke.
Saya sangat menyambut baik nilai-nilai positif yang ditunjukkan oleh karya-karya
ilmiah dalam prosiding PIT PDFI 2020 ini. Semoga karya-karya ini akan mampu
memberikan atmosfir ilmiah yang kuat dalam revolusi pelayanan kedokteran forensik
dan medikolegal.
Terima kasih
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
iii
SEKAPUR SIRIH
Assalammualaikum wr wb, Salam Sejahtera dan Salam Sehat bagi kita semua
Rasa syukur yang mendalam ke hadirat Allah SWT sehingga kita Kembali dipertemukan
dalam acara Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia
2020. Pelaksanaan PIT PDFI saat kali dilaksanakan secara virtual mengingat situasi
pandemi COVID-19 yang belum berakhir. Meskipun demikian tidak akan mengurangi
maksud dan tujuan untuk diadakannya PIT PDFI sebagai ajang untuk meningkatkan
dan menambah pengetahuan kita di bidang Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal.
Ucapan terima kasih kepada Pengurus Pusat PDFI yang Kembali mempercayakan PDFI
Cabang RIAU – SUMBAR – KEPRI sebagai penyelenggara PIT tahun ini. Terima kasih
untuk seluruh panitia yang sudah bekerja keras mewujudkan kegiatan ini, terima
kasih juga kepada pihak pihak yang sudah ikut membantu menyukseskan. Salam
hormat buat seluruh pembicara dan salam hangat bagi seluruh peserta. Semoga
mendatangkan manfaat dan kemaslahatan bagi kita semua dan Indonesia.
Selamat mengikuti PIT PDFI 2020.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sehat
iv
SEKAPUR SIRIH
Kami atas nama panitia Pertemuan Iimiah Tahunan (PIT) Perhimpunan Dokter Forensik
Indonesia (PDFI) tahun 2020 mengucapkan terima kasih atas partisipasi rekan-rekan
sejawat sekalian dalam kegiatan Pertemuan Ilmiah Tahun kita dengan tema “The
Revolution of Forensic Medicine Services After Pandemic COVID-19” pada tanggal
4-5 Desember 2020 yang diselenggarakan atas Kerjasama PDFI Cabang Riau-Sumbar-
Kepri secara daring. Tema ini diambil, dilatarbelakangi bahwa pandemik COVID-19
menyerang seluruh sendi kehidupan masyarakat, dan tak terlepas juga kita sebagai
dokter yang berkiprah di bidang forensik dan medikolegal. Kondisi yang kita alami
bersama saat ini, memaksa kita untuk bisa beradaptasi dan berimprovisasi dalam
melayani masyarakat tanpa mengabaikan kesehatan kita. Adapun rangkaian kegiatan
kita ini, akan diisi oleh pembicara yang memang mumpuni di bidangnya baik dari
dalam maupun luar negeri sebagai ajang bagi kita untuk saling berbagi pengetahuan
dan pengalaman.
Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pengurus Pusat PDFI atas
dukungan dan perhatiannya demi terlaksananya acara ini. Semoga pertemuan kita ini
bisa menjadi ajang bersilaturahmi kita meskipun belum bisa bertemu secara fisik.
Terima Kasih
Wassalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.
Sugi Damar Jangan Padam
Kuah di mangkuk jangan tumpah
Dari Pekanbaru teriring salam
Untuk Indonesia penuh berkah
dr. Arwan, M.Ked(For), SpFM dan dr. Mohammad Tegar Indrayana, Sp.FM
v
SUSUNAN KEPANITIAAN
Surat Keputusan Pengurus Pusat PDFI Nomor: 034/PP.PDFI/IX/2020 tanggal 11 September 2020
vi
THE ANNUAL SCIENTIFIC MEETING THE INDONESIAN ASSOCIATION OF FORENSIC MEDICINE 2020
“The Revolution of Forensic Medicine Services After Pandemic COVID-19”
DECEMBER 4-5, 2020
TIME SCHEDULE
(JAKARTA)
FRIDAY, DECEMBER 4, 2020
OPENING CEREMONY
“Tunjuk Ajar Melayu, Minangkabau Maimbau”
2.00 – 2.05 PM Opening by Host (dr. Nur Fitri Fadila)
2.05 – 2.15 PM Indonesian National Anthem
Mars PDFI Song
Performed by: The VOCAL (Voice of Medical) Choir – Medical student FM UNRI
2.15 – 2.25 PM Opening speech from Chairman of Organizing Committee
2.25 – 2.40 PM Opening speech from Chairman of the Indonesian Association of Forensic Medicine
14.40 – 14.50 Welcoming Video
Tak kan Melayu hilang di Bumi
Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah
Pulau Penyengat Negeri Gurindam Dua Belas
2.50 – 2.55 PM Prayer – Muhamad Agung Bariq Pratama (Governor of Student Board Organization–
FM UNRI)
2.55 – 3.00 PM Introduction to event rules
Virtual International Seminar (VIS)
“Challenge and Opportunity on Forensic Service amidst and after the COVID-19 Pandemic”
Moderator: Dr. dr. Maya Savira, M.Kes – Universitas Riau
Co-Moderator: dr. Nur Fitri Fadila
3.00 – 4.30 PM Session I
Prof. Dr. Ankit Shrivastava – India (30 Minutes)
“Forensic analysis of evidence: past present and future”
Mr. Richard Evans – United Kingdom (30 Minutes)
“Detection of semen, blood, and fingerprint using forensic light source”
Discussion (30 minutes)
4.30 – 6.00 PM Session II
Dr. dr. Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM(K) – University of Indonesia (20 Minutes)
“The COVID-19 Pandemic: Challenges and Opportunities for the advancement of fore
medicine practice”
dr. Arfianti, M.Biomed, M.Sc, PhD – University of Riau (20 minutes)
“The Role of Molecular Detection on Postmortem Analysis for COVID – 19”
dr. Evi Untoro, SpFM – Indonesia (20 minutes)
“Overseas forensic medicine services protocol amidst the pandemic COVID-19”
Discussion
6.00 - Closing
vii
Hari ke 2
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SEKAPUR SIRIH iii
SUSUNAN KEPANITIAAN vi
SUSUNAN ACARA vii
DAFTAR ISI ix
13. Reliabilitas Sidik Bibir Untuk Identifikasi Manusia Pada Jenis Kelamin,
Ras Kaukasoid, Ras Negroid, Ras Mongoloid, Golongan Darah, Dan
Kepribadian Individu 73
Muhammad Yusuf Arrozhi, Martiana Suciningtyas
ix
15. Hospital Regulations Post-enactment of Law Number 11 of 2020
Concerning Job Creation 90
Muhammad Afiful Jauhani
17. Persepsi Dokter Muda terhadap Pendidikan Profesi Secara Daring Stase
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta 102
Dewanto Yusuf Priyambodo, Suhartini
19. Factors Affecting the Crime Level Based On Ifls Data In 2000 111
Herratri Wikan Nur Agusti, Beta Ahlam Gizela
23. Tuduhan Malpraktik Phlebotomy oleh Petugas Unit Transfusi Darah 133
Evelyn Magdalena, Yoni Fuadah Syukriani
x
30. Slc6a4/5httlpr Gene Polymorphism Mapping On The Papua Tribe 182
Perdido, Hendro Widagdo
39. Caring Pattern for Deceased Bodies during Covid-19 Pandemic at the
Forensic Medicine Installation of dr. Sardjito Yogyakarta General
Teaching Hospital for March–September 2020 Period 247
Lipur Riyantiningtyas, Wendi Wiradinata
43. Cardiac Arrest Karena Refleks Vagal Yang Dipicu Oleh Trauma Tumpul
Pada Leher 279
Beni Ciptawan, Fahmi Arief Hakim, Berlian Isnia Fitrasanti
44. Temuan Histopatologi pada Pasien yang Meninggal Akibat Covid-19 284
Wawan Sugirman, Nita Novita
xi
45. Perbandingan Kadar Glukosa Darah dan HbA1C Postmortmen Kasus
Diabetes dan non-Diabetes 289
Citra Manela, Taufik Hidayat
49. The Murder of One of The Twins by The Mother-Case Report 318
dr. M. Ardhian Syaifuddin, Sp.FM dan dr. G. Yoga Tohjiwa
PART 2: POSTER
1. Brain Bleeding Accompanied the Fracture of the Skull As a result of
Blunt Violence 355
Edwin Parlindungan Lubis, Amalan Surya Hutabarat, Zulfia Retnanti Marissa, Mistar Ritonga
xii
7. Cedera Akibat Benda Tumpul 361
Roland Sanggam P Tambunan, Abdul Gafar P
9. Robbery That Led to Murder in The Midst Of The Covid-19 Pandemic 363
Tampak Linggom, Asan Petrus,Kristina Sihaloho, Dewi Astuti
15. The Interpretation Forensic clinic on Bali bombing victims: a case study 369
Vernando Parlindungan, Puji Rahayu, Ahmad Yudianto
17. Life Threatening Stab Wound on The Right Chest (Case Report) 371
Indrayaty AR, Deiby T.I. Saumana, Yosephine Siahaan, Jaury Prawiro Sutjianto,
Natalia Widjaya, Geebert Dundu, Indah Wulan Sari, Olfi Susan Tumbol, Afriani Early,
Denny Mathius, Gatot S. Lawrence
18. Dead Infant found on the River: A Case Report of Infanticide 372
Tia Maya Affrita, Renny Sumino, Ma’rifatu Ula, Ahmad Yudianto
19. Sudden Cardiac Death in Gambler during Police Raids – A Case Report 373
Aria Yudhistira, MD and Denys P. Alim, MD
24. Two Step Procedure (Tsp) For Estimated Age At Death On Adult Human
Remains 378
xiii
Ma’rifatul Ula, Ahmad Yudianto
26. Death Caused by Basilar Skull Fractures Due To Blunt Trauma 380
Jakaria Zansen, Abdul Gafar P, Roland Sanggam P Tambunan
28. Clinical Forensics in Chop Wound Injury of the head; A Case Report 382
Galih Endradita, Prasilia Ramadhani, Renny Sumino, Ahmad Yudianto
36. Death Due To Blunt Trauma: A Case Of Traffic Accidents Causing Brain
Damage 390
Eben Ezer Debora A. M Purba, Asan petrus, Abdul Gafar Parinduri
xiv
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 1
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Female genital mutilation is still an act of hereditary tradition that is practiced in various countries,
including Indonesia. As a gender issue, female genital mutilation has drawn controversy between religion and
medicolegal law. The Indonesian Ulema Council (MUI) opposes the legalization of the medical ban on female
genital mutilation in a circular letter from the Director General of Community Health. According to islamic sharia-
law, female genital mutilation is not obligatory as male circumcision. The law of female genital mutilation is
makrumah, which is a form of worship that is glorified in Islam. According to the guidelines for the procedure for
female genital mutilation as stated in the MUI fatwa, the part that is circumcised is the clitoral hood or the
membrane covering the clitoris. This is also confirmed in the Minister of Health Regulation 1636 / MENKES / PER /
XII / 2010, that is scratching the skin covering the front of the clitoris without injuring the clitoris. This regulation
was finally revoked by the Minister of Health in 2014 because of a public statement (Amnesty International) in 2012
which stated that the legitimacy of all procedures for female genital mutilation, includes a form of violence and
damage to female genitalia, must be eliminated. In addition, it was also due to pressure from the United Nations
(UN) Commission on Human Rights (HAM), which asked the Indonesian government to revoke the regulation. The
classification of the procedure for female genital mutilation according to the World Health Organization (WHO) is
very different from the MUI guidelines applied in Indonesia. In the end, the Minister of Health gave the mandate to
the Health Advisory Council and Syara'k to publish guidelines for the implementation of female genital mutilation
that guaranteed the safety and health of women and did not mutilate female genitalia as intended by WHO as
stated in Minister of Health Regulation No. 6 of 2014. This paper is aimed at analyzing female genital mutilation
from a religious perspective and medicolegal law in order to straighten out the confused understanding of legality,
religious aspects and procedures for female genital mutilation in Indonesia. The results of this discussion explain
that female genital mutilation according to WHO is very different from the MUI fatwa and the Minister of Health
Regulation in Indonesia.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
2
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
memiliki pemeluk agama islam terbesar di dunia. Hukum syar’i khitan pada perempuan menurut
Selain itu, masih terdapat beberapa negara seperti Fatwa Majelis Ulama Indonesia
Mesir, Sudan, beberapa negara Arab lainnya serta Hukum secara definisi memiliki banyak
Afrika yang juga masih menerapkan praktik sunat pengertian menurut para ahli. Bahkan terdapat
pada perempuan ini.1,2 adagium Quot homines, tot sententiae, yang artinya
Apapun yang menjadi latar belakang dalam sebanyak jumlah manusia itulah banyaknya
praktik sunat pada perempuan ini, tindakan tersebut pengertian. Namun sebagai sebuah norma atau alat
masih mengundang perdebatan dalam berbagai ukur, islam menjadikan 4 pilar dalam pijakan
aspek. Hal ini dikarenakan, dalam praktik klinisnya hukumnya di dalam kehidupan umatnya, sehingga
ada yang berpendapat bahwa tindakan FGM dapat tidak bisa setiap orang berpendapat sekehendak
mencederai alat reproduksi perempuan tersebut. hatinya terkait permasalahan hukum di dalam
Dalam kacamata budaya, FGM termasuk salah satu agama. Pilar-pilar tersebut terdiri dari firman Allah
bentuk kekerasan yang sengaja dilakukan (wahyu), hadist nabi, ijma’ (kesepakatan) para ulama
dikarenakan tradisi dan tuntutan budaya yang dan ijtihad (penemuan hukum baru terkait masalah-
perkembangannya, FGM dapat mengakibatkan membahas hukum sunat pada perempuan ditinjau
penderitaan fisik, psikis, seksual karena tindakan dari aspek hukum islam.
tersebut termasuk memaksa dan mengurangi Sunat secara medis dikenal dengan istilah
kebebasan atas hak perempuan.1,3 sirkumsisi, dimana kata tersebut berasal dari bahasa
Pendapat-pendapat di atas terkait Latin circum yang berarti memutar dan caedere
ketidaksetujuan beberapa pihak terhadap sunat berarti memotong. Secara internasional, sirkumsisi
pada perempuan karena dianggap bahwa hal dikenal dengan terminologi Female Genital
tersebut merupakan suatu bentuk kekerasan, sejalan Mutilation (FGM) atau Female Genital Cutting (FGC).
dengan paradigma yang dimiliki oleh WHO. Oleh Terminologi ini digunakan untuk menggambarkan
sebab itu, artikel ini ingin menjelaskan perbedaan suatu tindakan terhadap alat kelamin yang dilakukan
pada anak-anak perempuan ataupun gadis-gadis.2
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
3
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Sedangkan secara kaidah agama, sunat atau edaran tersebut yang akhirnya ditentang oleh MUI
sirkumsisi dikenal dengan terminologi khitan. Secara dengan alasan, khitan pada perempuan merupakan
etimologi, sunat dalam bahasa arab disebut al- syi’ar Agama Islam sekaligus bagian dari kegiatan
Khitan, diambil dari kata dasar khatana. Penjelasan ibadah yang akhirnya menyebabkan keluarnya fatwa
kata khitan menurut Ibn Manzur dijelaskan sebagai MUI tersebut.
pemotongan bagian quluf untuk laki-laki dan nawah Ketentuan tentang tata cara sunat pada
untuk perempuan. Quluf merupakan kulit yang perempuan dipertegas kembali dalam Permenkes
menutupi hashafah (alat kelamin laki-laki), Nomor 1636/MENKES/PER/XII/2010 yang
sedangkan nawah adalah kulit yang menyerupai menyatakan bahwa sunat pada perempuan
lembing ayam jantan dan terletak di atas farji (alat dilakukan dengan menggores kulit yang menutupi
kelamin perempuan). Tujuan dari sunat perempuan bagian depan klitoris tanpa melukai klitoris. Sunat
dalam kaidah agama selain dalam rangka perempuan dilarang dilakukan dengan cara :
menjalankan perintah agama, juga berfungsi untuk a) mengkauterisasi klitoris;
menstabilkan syahwat dan meminimalisir terjadinya b) memotong atau merusak klitoris baik
perbuatan zina.3 sebagian maupun seluruhnya; dan
Secara hukum Islam, hukum khitan pada c) memotong atau merusak labia minora,
laki-laki berbeda dengan perempuan. Khitan pada labia majora, hymen atau selaput dara dan
laki-laki hukumnya wajib, sedangkan hukum khitan vagina baik sebagian maupun seluruhnya.
pada perempuan di Indonesia yang tertuang dalam Adanya Permenkes ini awalnya dijadikan
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 9A pada standart operational procedure (SOP) bagi tenaga
tahun 2008 yang berbunyi: “Khitan bagi laki-laki kesehatan apabila ada permintaan dari pasien atau
maupun perempuan termasuk fitrah (aturan) dan orangtua untuk melakukan khitan pada bayi
syiar Islam. Khitan terhadap perempuan hukumnya perempuannya. Sunat pada perempuan hanya dapat
makrûmah yaitu ibadah yang dianjurkan atau dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, yaitu
dimuliakan.”. Pada fatwa tersebut dijelaskan dokter, bidan dan perawat yang telah memiliki surat
pedoman tata cara sunat pada perempuan yang izin praktik atau surat izin kerja, dan tenaga
sesuai dengan kaidah islam, yaitu bagian yang kesehatan tertentu sebagaimana yang dimaksud
disunat adalah clitoral hood atau selaput yang diatas diutamakan berjenis kelamin perempuan.
menutupi klitoris. Keluarnya fatwa MUI ini Setelah disahkannya Peraturan Menteri
dilatarbelakangi adanya surat edaran dari Direktorat Kesehatan Nomor 1636/MENKES/PER/XII/2010
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen tentang Sunat Pada Perempuan, aturan ini lantas
Kesehatan dengan Nomor HK 00.07.1.31047a mendapatkan reaksi penolakan dari berbagai elemen
tertanggal 20 April 2006 tentang Larangan masyarakat. Beberapa lembaga nasional maupun
Medikalisasi Sunat Perempuan yang menyatakan internasional menuntut agar Menteri Kesehatan di
bahwa tenaga medis tidak boleh membantu Indonesia mencabut peraturan tersebut yang
melakukan praktik tersebut sebagai upaya menurut mereka merupakan legitimasi atas segala
mendukung segala usaha untuk menghapus tindak prosedur mutilasi kelamin perempuan. Prosedur
kekerasan terhadap perempuan. Keluarnya surat tersebut mereka pandang sebagai bentuk kekerasan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
4
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dan perusakan terhadap alat kelamin perempuan dari aspek kesehatan dan justru dapat menimbulkan
yang harus dihapuskan. Pernyataan ini juga didukung dampak negatif berupa kerusakan pada
oleh Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) dari genitalianya.3
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang meminta Sunat pada perempuan juga mendapat
agar pemerintah Indonesia mencabut peraturan perhatian dari WHO dengan dipublikasikannya
tersebut. Guidelines on the Management of Health
Penolakan-penolakan yang dilakukan oleh Complications from Female Genital Mutation pada
berbagai elemen masyarakat baik dari dalam tahun 2016. Selain itu, United Nation (UN) atau PBB
maupun luar negeri, hal ini didasarkan karena telah mengkategorikan tindakan sirkumsisi pada
perbedaan cara pandang terkait sunat itu sendiri. perempuan ke dalam salah satu dari 17 tujuan dari
MUI melalui fatwanya menegaskan bahwa khitan “The 2030 Agenda for Sustainable Development
bagi wanita termasuk fitrah (aturan) dan syiar Islam. Goals” untuk membebaskan perempuan dari praktik-
Khitan terhadap perempuan adalah makrumah praktik membahayakan bagi anak, pemaksaan
(bentuk pemuliaan) dan pelaksanaannya sebagai menikah usia muda, ataupun sunat perempuan.5.6
salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan. MUI juga WHO secara tegas menyatakan sunat
menjelaskan bahwa pelarangan khitan terhadap perempuan merupakan tindakan mutilasi yang
perempuan bertentangan dengan ketentuan syariat dilarang atau yang disebut female genital mutilation
Islam. Dalam fatwanya tersebut, MUI juga telah (FGM), karena melanggar hak asasi manusia.
menjelaskan batasan atau tata cara khitan pada Pelanggaran hak asasi tersebut dijelaskan pada
perempuan. Pelaksanaan khitan terhadap International Covenant on Economic, Social and
perempuan harus memperhatikan hal-hal sebagai Cultural Rights (ICESCR) pasal 12. Pada pasal
berikut:4 tersebut terdapat penjelasan bahwa setiap orang
1. Khitan perempuan dilakukan cukup dengan berhak untuk menikmati standar tertinggi untuk
hanya menghilangkan selaput kesehatan fisik dan mentalnya, dan tindakan FGM
(jaldah/colum/preputium) yang menutupi klitoris. dengan cara menghilangkan sebagian dari anggota
2. Khitan perempuan tidak boleh dilakukan secara tubuh perempuan tersebut dapat berdampak
berlebihan, seperti memotong atau melukai terhadap kepuasan dan keamanan kehidupan seks.
klitoris (insisi dan eksisi) yang mengakibatkan WHO mengklasifikasikan FGM menjadi empat tipe
dharar (keburukan). yaitu:1,7,8
1. Klitoridektomi, yaitu pengangkatan sebagian
Pandangan World Health Organization (WHO) atau seluruh klitoris
tentang khitan pada perempuan 2. Eksisi, yaitu menghilangkan klitoris dan labia
Sirkumsisi/sunat/khitan pada perempuan 3. Infibulasi (narrowing the vaginal opening) yaitu
oleh sebagian pihak dinilai bukan merupakan suatu tindakan penyempitan liang senggama yang
tindakan medis. Penilaian ini timbul karena sunat terkadang dilakukan dengan cara penjahitan
pada perempuan dianggap dapat menimbulkan pada lubang vagina.
dampak negatif, baik secara fisik maupun psikis. 4. Tipe lainnya: segala macam bentuk FGM
Sunat pada perempuan tidak bermanfaat ditinjau lainnya yang tidak mengikuti ketiga kaidah
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
5
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
6
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
menurut WHO. Sunat pada perempuan menurut Medis dan Hukum Islam (Respon terhadap Pencabutan
Aturan Larangan Sunat Perempuan di Indonesia)
fatwa MUI dan permenkes menyatakan hanya
CENDEKIA: Jurnal Studi Keislaman Volume 5, Nomor 1,
menggores sedikit frenulum klitoris atau kulit yang
Juni 2019.
menutupi klitoris tanpa menyebabkan terpotongnya 3. Zamzami M. Perempuan dan Narasi Kekerasan: Analisis
klitoris, sedangkan yang dikatakan mutilasi alat Hukum dan Medis Sirkumsisi Perempuan. Jurnal Ilmu
Syari’ah dan Hukum Vol. 51, No. 1, Juni 2017.
kelamin perempuan (female genital mutilation)
4. Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 9A tahun
menurut WHO adalah apabila terpotongnya
2008.
sebagian atau seluruh klitoris, dan bagian kelamin 5. WHO Guidelines on the Management of Health
wanita lainnya seperti bibir kecil kemaluan (labia Complications from Female Genital Mutilation. Swiss:
WHO Publication, 2016.
minor), bibir besar kemaluan (labia mayor), selaput
6. Sexual and Reproductive Health: New WHO Guidelines
dara (hymen), serta vagina.
to Improve Care for Millions Living with Female Genital
Bagi masyarakat sendiri, dicabutnya Mutilation” dalam www.who.int/reproductivehealth
perempuan dikerjakan oleh kalangan non-medis 9. Pratiwi YD, Widodo H. Pengaturan Sunat Perempuan
dalam Peraturan Perundang-undangan di Indonesia.
menjadi besar karena permenkes nomor 6 tahun
Jurnal Novum, Vol 3 No 2, Tahun 2016
2014 tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa
sunat pada perempuan merupakan praktik yang Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
dilarang di Indonesia. Attribution-NonCommercial 4.0 International License
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original author
and source are properly cited.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
7
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background : Stillbirth is the event of a baby being born in a lifeless state at a gestational age above 20 weeks. This
case can be caused by various factors, starting from disturbances during pregnancy, severe disability that occurs in
the baby's development process, infections that occur during childbirth, abnormalities that occur in the mother's
body during pregnancy such as malnutrition, chronic disease, drug consumption. - drugs that are harmful to the
fetus during pregnancy, to trauma to the birth canal during childbirth. Based on information from UNICEF, cases of
newborn death in Indonesia reached 74,000 cases in 2015, while stillborn cases in Indonesia reached 13 out of 1000
live births in 2015. The case of concealing stillbirths is quite an interesting case, considering Forensic cases that are
usually encountered are cases of infanticide, in which a baby who is born alive and survives outside the womb, has
no serious disabilities, is killed soon after birth, and is usually motivated by a motive of fear of discovery or shame.
The infanticide case is also regulated in legislation, with KUHP article 341 which discusses Kinder-Doodslag, and
KUHP article 342 which discusses Kindermoord. In some states in the United States, in the event of a stillbirth which
indicates an intention to kill the fetus in the womb, the mother may be subject to the appropriate penalty.
Cases : A case report on the discovery of a stillborn baby who was hidden and buried in front of an educational
institution in Semarang.
Discussion : Cases of stillbirths have the possibility to be caused by deliberate acts and lead to criminal acts, so the
examination that is carried out must be thorough both from a forensic and legal perspective.
Conclusion : A thorough examination of a baby who is found dead needs to be carried out, especially to prove the
presence or absence of an intentional element in the manner in which the baby died. This examination must be
carried out through the autopsy method, anatomical pathology examination, and toxicological examination of the
baby who died. If it is proven that there is an intentional element in the case of a stillborn baby, then someone who
is involved or deliberately doing this can be punished using the articles of the Criminal Code in force.
Keywords : Stillbirth, Forensic, Infanticide.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
8
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
9
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
kemudian diperdalam dan dinilai lapis demi lapis. perkembangan janin, baik disengaja ataupun tidak).
Setelah itu, organ dikeluarkan dengan metode Untuk faktor internal, tentunya secara medikolegal
Letulle (en mass), dan dinilai satu persatu. Otak kita tidak dapat mengintervensi hal ini, dikarenakan
dikeluarkan dengan metode Open Window. hal ini terjadi dengan sendirinya dan tidak disengaja
Kemudian, penilaian dilakukan terhadap seluruh oleh Ibu maupun pihak ketiga.1,3 Namun untuk faktor
organ yang dikeluarkan. Pada paru, pemeriksaan eksternal, kita harus melihat hal ini dengan cukup
Docimacia Pulmonum Hidrostatika (Tes Apung Paru) dalam.
dilakukan, dengan hasil negatif. Breslau Test juga Suatu tindakan yang dilakukan selama
dilakukan, dengan hasil yang negatif. Setelah itu kehamilan dan dapat menyakiti atau membunuh
sampel untuk pemeriksaan Laboratorium Patologi janin didalam kandungan dinamakan Gestational
Anatomi diambil, direndam dalam Formalin 10%, Harm. Hal ini dapat dilakukan baik oleh Ibu si janin
kemudian dikirimkan ke bagian Patologi Anatomi itu sendiri, atau oleh pihak ketiga, seperti Ayah dari
untuk diperiksa. Dari hasil otopsi dan pemeriksaan janin tersebut, Bidan, Perawat, maupun Dokter atau
laboratorium menyimpulkan bahwa bayi tersebut pihak lain yang terkait dengan hal ini.
adalah bayi lahir mati (Stillbirth), serta tidak Gestational harm yang dilakukan oleh Ibu
ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan, baik dengan cara sengaja mencederai diri pada daerah
luar atau dalam. perut, sehingga mengharapkan janin yang
Sementara itu, Investigasi Polisi dikandungnya mengalami gangguan ataupun
menghadapi kesulitan, dimana Polisi tidak kematian. Selain itu, konsumsi obat-obatan terlarang
menemukan saksi ataupun orang yang dicurigai (narkotika), obat-obatan yang dapat menginduksi
melakukan pembuangan bayi lahir mati tersebut. persalinan (tanpa resep/indikasi yang jelas),
Kecurigaan diarahkan kepada penduduk sekitar, konsumsi alkohol berlebihan, dapat menyebabkan
namun lagi-lagi Polisi tidak menemukan adanya bukti gangguan pada perkembangan janin, bahkan hingga
yang memperkuat keberadaan dari Ibu sang Bayi kematian janin di dalam kandungan.
kecil yang naas tersebut. Gestational harm oleh pihak ketiga dapat
dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
DISKUSI
menggunakan cedera atau trauma eksternal yang
Terjadinya bayi lahir mati, seperti telah
ditujukan kepada Ibu dan janin, seperti melakukan
dibahas pada pendahuluan, merupakan kondisi
penganiayaan atau penyerangan kepada Ibu yang
dimana bayi dilahirkan sudah dalam keadaan tidak
sedang hamil, dengan tujuan menyakiti atau
bernyawa, dan dapat disebabkan oleh berbagai
membunuh janin yang sedang dikandungnya. Selain
macam faktor, dimana faktor-faktor ini dapat
itu, pemberian obat-obatan yang diketahui
disebabkan oleh baik faktor internal (kelainan yang
berbahaya bagi janin (misalnya narkotik, obat-
dialami secara kongenital selama proses kehamilan,
obatan yang bersifat teratogenik) kepada seorang
baik dari diri Ibu maupun kondisi janin), maupun
Ibu yang sedang hamil dapat menjadi sarana untuk
faktor eksternal (adanya penggunaan obat-obatan,
melakukan gestational harm. tentunya hal - hal ini
konsumsi alkohol, serta proses lain yang
tidak selalu ditujukan untuk mengganggu kehamilan
menyebabkan terjadinya gangguan pada
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
10
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
wanita tersebut. Misalnya, pada kondisi-kondisi yang ketika akan berhubungan seksual. Pemberian
mengancam nyawa Ibu, seperti pada kondisi edukasi di usia dini juga dirasa perlu, dikarenakan
Eklampsia, dimana hal ini dapat mengancam nyawa banyaknya kasus kehamilan dibawah umur yang
seorang Ibu yang sedang hamil, maka tindakan- terjadi dapat meningkatkan angka terjadinya aborsi
tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan maupun pengakhiran kehamilan sebelum waktunya.
nyawa dari Ibu tersebut dapat berpotensi untuk Hal ini harus dipandang sebagai usaha untuk
mengakibatkan terjadinya terminasi pada memperluas pengetahuan masyarakat, bukan
kehamilannya, dimana hal ini dapat menyebabkan sebagai upaya untuk mendorong agar anak-anak
3,9
terjadinya gestational harm. dibawah umur untuk aktif secara seksual, oleh
karena itu
Penggunaan obat-obatan dan substansi tertentu
Pandangan Hukum
untuk gestational harm
Di dunia, ada dua paham yang dianut jika
Pada Ibu hamil yang melakukan
menilik masalah apakah janin di dalam kandungan
penyalahgunaan substansi tertentu seperti alkohol,
memiliki hak untuk hidup sebagaimana seorang
produk tembakau, serta obat-obatan terlarang
manusia hidup dan berkembang.
lainnya, risiko terjadinya kecacatan atau gangguan
Paham pertama adalah Paham Pro Life,
pada kehamilan meningkat secara pesat. Ditemukan
dimana paham ini menganut bahwa perkembangan
bahwa konsumsi alkohol sendiri memberikan risiko
dan kehidupan janin haruslah dilindungi
peningkatan gangguan pada perkembangan janin.
sebagaimana melindungi manusia pada umumnya,
Jika ditambahkan dengan penggunaan substansi
karena sejak di dalam kandungan, janin sudah
lainnya, seperti obat-obatan OTC (Over The Counter)
memiliki nyawa, serta dapat merasakan apa yang
atau obat-obatan narkotika seperti Kokain dapat
manusia pada umumnya rasakan, terutama rasa
menyebabkan terjadinya efek yang lebih buruk lagi
sakit.8,13 Teori ini banyak dianut pada negara-negara
terhadap janin, terlebih lagi, mekanisme interaksi
Asia, khususnya negara-negara yang mendasarkan
antara obat-obatan ini dengan alkohol belum
ideologinya berdasarkan agama yang dianut oleh
diketahui secara pasti. Konsumsi rokok atau produk
para penduduknya. Umumnya, di negara ini, Aborsi
tembakau diketahui dapat mengurangi kadar alkohol
merupakan sebuah hal yang terlarang dan dapat
di dalam darah, namun hal ini dapat menimbulkan
diganjar dengan hukum yang berlaku di negara
permasalahan baru, yaitu konsumsi alkohol yang
tersebut.
bertambah. Akibatnya, resiko terjadinya gangguan
Indonesia adalah salah satu negara yang
pada kehamilan semakin meningkat.4
menganut paham Pro Life, dengan rumusan
Pencegahan Gestational Harm secara Sengaja konsekuensi yang dihadapi jika seseorang melakukan
Perlu diperhatikan juga dalam kasus-kasus Aborsi atau terminasi kehamilan sebelum waktunya
kehamilan yang tidak diinginkan, aspek psikologis dirangkum pada KUHP pasalnya yang ke-346, 347,
maupun fisik dari Ibu yang mengandung tersebut. 348, dan 349.7 berikut bunyi dari pasal-pasal
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
11
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
12
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Bynum melahirkan bayi dalam keadaan lahir mati di Selain dengan menggunakan pasal 181
rumahnya. Dalam posisinya yang sedang kalut dan KUHP, tentunya kita harus melihat bagaimana
bingung, maka dirinya membawa bayi tersebut pada sebuah kelahiran mati tersebut, terjadi. Jika memang
keesokan harinya untuk diperiksa ke Instalasi Gawat selama dalam kehamilannya, wanita tersebut rutin
Darurat, dan disana dinyatakan bahwa bayi tersebut memeriksakan kehamilannya, tidak dengan sengaja
adalah bayi lahir mati. Namun, Anne Bynum mengonsumsi substansi yang dapat membahayakan
kemudian ditangkap karena diduga dengan secara bayi yang dikandungnya, serta tidak melakukan
sengaja mengonsumsi obat-obatan yang dapat penyembunyian kehamilan, lalu hamil dengan suami
menginduksi terjadinya kelahiran, sebelum yang sah, namun pada saat kelahirannya, wanita
waktunya janin tersebut lahir. Alhasil pengadilan tersebut panik lalu menguburkan jenazah dari bayi
negara bagian Arkansas memutuskan bahwa Anne yang lahir mati tersebut, maka tentunya hal ini
Bynum bersalah dalam hal Penyembunyian hanya berkaitan dengan KUHP pasal 181 tersebut.
kehamilan serta melakukan tindakan yang dapat Namun, jika ditemukan bahwa selama
menyebabkan kematian janin di dalam kandungan, kehamilannya, wanita tersebut dengan sengaja
dan dituntut dengan 6 tahun penjara. Setelah melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk
melewati proses banding dan peradilan yang cukup mencapai terjadinya Gestational Harm, maka
melelahkan, akhirnya pada tahun 2018, Anne Bynum tentunya hal ini harus diperiksa secara lanjut,
dilepaskan dari segala tuntutan yang diajukan oleh dikarenakan hal ini berarti sudah direncanakan
negara bagian Arkansas, dan divonis bebas. Kasus ini sebelumnya, sehingga pasal yang dikenakan juga
merupakan salah satu kasus yang cukup besar dan dapat berkaitan dengan KUHP pasal 346,347,348,
mengundang perhatian dari banyak pihak, terkhusus dan 349, yang mengatur bagaimana jika adanya
para aktivis dan penggiat pro choice, dikarenakan hal tindakan yang menyebabkan matinya janin seorang
ini dinilai sebagai upaya dari pemerintah untuk wanita di dalam kandungan.7 Namun pasal-pasal ini
mengontrol bagaimana wanita dapat bertindak pada praktiknya mengacu kepada tindakan Aborsi,
untuk tubuhnya.5,6,12 dimana Aborsi sendiri menurut Hukum dan menurut
Jika dilihat dari sudut pandang hukum Medis memiliki pengertian yang berbeda. Pengertian
Indonesia, penyembunyian kelahiran mati seperti aborsi menurut hukum adalah pengguguran
yang dilakukan oleh Anne Bynum dan pada kasus kandungan sebelum waktu kandungan mencapai 20
yang ditemukan di Semarang diatur dalam pasal 181 minggu, sedangkan pengertian aborsi menurut
KUHP, dengan bunyinya: medis adalah pengeluaran janin didalam kandungan
“Barang siapa mengubur, seorang wanita sebelum waktunya lahir. Oleh karena
menyembunyikan, membawa lari atau itu, hal ini harus ditinjau dari banyak sisi, serta
menghilangkan mayat dengan maksud mengharuskan kita untuk melakukan review yang
menyembunyikan kematian atau kelahirannya, menyeluruh terkait dengan hukum yang berlaku di
diancam dengan pidana penjara paling lama Indonesia.
sembilan bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah.”
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
13
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
cukup panas. Kasus penyembunyian kehamilan juga Harm. Alcohol Research & Health. 2011.
5) State Laws on Fetal Homicide and Penalty-enhancement for
dianggap oleh para pegiat Pro Choice sebagai kasus
Crimes Against Pregnant Women [Internet]. Ncsl.org. 2018
yang membatasi hak dari wanita, dikarenakan
[cited 27 November 2020]. Available from:
menurut pendapat penganut paham ini, keputusan https://www.ncsl.org/research/health/fetal-homicide-state-
bahwa kasus dapat mengindikasikan banyaknya Medscape. 2020 [cited 30 November 2020]. Available from:
https://www.medscape.com/viewarticle/588889
faktor yang berperan dalam proses terjadinya,
10) Gestational Age Bans: Harmful at Any Stage of Pregnancy
seperti apakah adanya faktor kesengajaan yang
[Internet]. Guttmacher Institute. 2020 [cited 30 November
dilakukan oleh sang Ibu ataupun pihak lainnya, yang 2020]. Available from:
adanya rasa kalut dan panik yang berlebihan ketika [Internet]. Nytimes.com. 2020 [cited 30 November 2020].
Available from:
melahirkan bayi yang ternyata adalah bayi lahir mati.
https://www.nytimes.com/interactive/2018/12/28/opinion/s
Bagaimanapun, adalah penting bagi para Dokter
tillborn-murder-charge.html
Forensik maupun Penyidik untuk tetap melakukan 13) Pro-Life Reasoning: Introduction | Pro-Life Theory and
investigasi secara menyeluruh terhadap kasus-kasus Discussion Tactics [Internet]. Prolife.stanford.edu. 2013 [cited
18 November 2020]. Available from:
ini, apakah ada unsur kesengajaan dari seorang Ibu
https://prolife.stanford.edu/theory/index.html
untuk membuat anaknya mengalami kelahiran mati,
14) Rohlinger D. Pro-Life/Pro-Choice Movements. ResearchGate.
ataukah memang hal ini dilandasi oleh adanya unsur 2013;
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
14
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Forensic pathology examination has its roles at predicting objects causing injuries. The characteristics of wounds
due to blunt trauma can be caused by the shape of the tool, object, or weapon and the biomechanics of the injury.
A scientific and objective forensic analysis is required in this field, it was called toolmark analysis. In this case
report, the authors describe the characteristics of a blunt trauma injury that indicates a blunt force injury through
toolmark analysis. The findings in this case were circular and depressed fracture of the skull, crescent-shaped
sliding abrasions on the chest and extremities, and tissue damage under the wound. The author conducted a
literature study to predict the causative object in this case. The results show that the circular and depressed
fracture of the skull is affected by intrinsic and extrinsic factors. Toolmark analysis results of the fracture of the skull
and abrasions provide an image of a heavy object with a circular surface. The prediction of the causative object was
followed by a forensic laboratory examination.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
15
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
KASUS
Mayat laki-laki berusia 22 tahun dibawa
oleh penyidik ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUD
Dr. Saiful Anwar Malang disertai surat permintaan
visum et repertum. Pada surat tersebut disebutkan
bahwa mayat ditemukan di sebuah bengkel dan
diduga korban penganiayaan atau pembunuhan.
Pada pemeriksaan mayat ditemukan patah tulang
tengkorak, luka terbuka pada kepala, luka lecet pada
dada dan lengan atas kanan, serta memar pada dada
akibat kekerasan tumpul.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
16
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DISKUSI
Fraktur Depresi Tulang Tengkorak
Fraktur pada tulang tengkorak terjadi saat
gaya yang bekerja pada tulang melebihi kekuatan
atau batas elastisitas calvaria. Fraktur ditentukan
oleh besar gaya, massa benda, bentuk dan
kecepatan tumbukan, struktur anatomi serta status
fisiologis tulang itu sendiri. Pada tulang tengkorak
hal tersebut dipengaruhi ketebalan tulang dan area
benturan.4
Beberapa penelitian eksperimental
menggunakan hewan coba untuk memberikan
gambaran fraktur tulang tengkorak dengan berbagai
mekanisme. (x) Patah tulang linear atau lengkung
menunjukkan kontak benda dengan tulang dimana
bendanya memiliki luas permukaan yang relatif
besar, hal ini sering terlihat pada kejadian seperti
jatuh atau terbentur. Pada kontak antara tulang
Gambar 5. Luka Lecet di Lengan Atas Kanan tengkorak dengan benda dimana bendanya memiliki
luas permukaan yang relatif kecil seperti palu
misalnya, maka kekuatan (force) akan terfokus.
Benturan seperti itu akan menyebabkan tulang
tengkorak mengalami fraktur depresi dengan
gambaran patah tulang yang terdorong ke dalam
dan terdapat beberapa potongan tulang yang
retak.3,4
Fraktur depresi pada tulang tengkorak
sebagai “tool marks”. Analisis toolmarks merupakan
area yang sulit di bidang forensik, tetapi fraktur
depresi tulang tengkorak yang disebabkan benda
tumpul memungkinkan untuk mengidentifikasi
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
17
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
benda tumpul berdasarkan lesi pada tulang. Hal crescent atau sabit. Lebih spesifik pada luka lecet di
tersebut tergantung dari bentuk benda penyebab lengan atas kanan merupakan luka lecet geser
dan permukaan yang kontak saat terjadinya dengan arah dari depan atas ke belakang bawah.
benturan. Benda seperti palu yang memiliki Berdasarkan karakteristik luka lecet tersebut dapat
permukaan rata dan luas melingkar, ketika terjadi diperkirakan :
benturan dengan tulang akan memberikan 1. Benda penyebab memiliki bagian yang luas
gambaran fraktur yang radiate dan konsentris.5,6,7 permukaannya sirkular (melingkar)
Berdasarkan penelitian tentang investigasi 2. Arah terjadinya kekerasan pada luka di
pada kekerasan yang berhubungan dengan temuan lengan atas kanan yaitu dari depan atas ke
laserasi dan patah tulang tengkorak disebutkan belakang bawah5,6
bahwa :
Pemeriksaan penunjang atau laboratorium
1. Laserasi terjadi pada 93% kekerasan dengan
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan
benda tumpul
untuk memperkuat bukti perkiraan benda penyebab
2. Fraktur terjadi pada 75% kekerasan dengan
yaitu pemeriksaan bercak darah. Pada kasus ini,
benda tumpul
pemeriksaan bercak darah dilakukan dengan sampel
3. Benda tumpul (contoh : palu) dengan
diambil dari permukaan benda penyebab yang
diameter 2 cm memberikan kerusakan
diperkirakan dan darah mayat. Kedua sampel
tulang seluas 3,14 cm2
dilakukan analisis laboratorium dan didapatkan hasil
4. Percobaan benturan menggunakan benda
golongan darah yang sama di kedua sampel
(palu) dengan tulang tengkorak, dalam 18
tersebut. Hasil tersebut memperkuat hubungan
kali pengulangan, kekuatan antara 4,010-
antara benda penyebab dengan luka pada mayat.
8,137 N dan 1,28-2,6 kPa, menghasilkan 10
Lietratur menyebutkan pemeriksaan bercak darah
laserasi berbentuk sabit (crescent) dan
dapat membantu menghubungkan barang bukti atau
terdapat fraktur depresi. Sedangkan dengan
temuan dalam pemeriksaan forensik. Ada beberapa
benda lain (gagang pintu dari kayu, sepatu,
jenis pemeriksaan bercak darah di ilmu kedokteran
ubin kayu) menghasilkan laserasi berbentuk
forensik. pemeriksaan bercak darah untuk sampel
linear dan irregular serta fraktur separasi.4
yang sel darahnya sudah rusak dapat menggunakan
Gambaran fraktur depresi yang terjadi
cara absorpsi-elusi.1,2,5
tergantung pada faktor ekstrinsik dan intrinsik.
Faktor ekstrinsik antara lain jenis dan bentuk benda KESIMPULAN
tumpul, kekuatan benturan, dan arah benturan. Pada kasus ini, perkiraan benda penyebab
Faktor intrinsik antara lain ketebalan tulang dapat dianalisis dengan menghubungkan beberapa
tengkorak, kekenyalan (plasticity) dari tulang, dan temuan antara lain fraktur di tulang tengkorak, luka
struktur penopang di sekitarnya.3,4 lecet di lengan dan dada, serta hasil laboratorium
Patah tulang yang ditemukan pada kasus, forensik. Fraktur pada tulang kepala yang
yaitu patah tulang depresi pada calvaria tepatnya di disebabkan oleh benda tumpul telah disebutkan di
tulang parietal yang berbentuk konsentris dan beberapa literatur. Karakteristik fraktur tersebut
sirkular. Patah tulang depresi disertai dengan yaitu berupa fraktur depresi, berbentuk konsentris
beberapa patahan kecil (comminuted) di dalamnya dan kominutif. Gambaran fraktur tersebut
yang seperti retakan. Berdasarkan analisis dari dipengaruhi oleh bentuk benda penyebab dan
beberapa literatur di atas dapat diperkirakan bahwa biomekanika trauma, secara umum dapat
benda penyebab patahan adalah benda yang dikelompokkan sebagai faktor intrinsik dan
memiliki permukaan rata dan luas melingkar dan ekstrinsik. Luka lecet berbentuk sabit dapat
kemungkinan benda tersebut berat sehingga dengan menunjukkan bentuk permukaan benda penyebab
gaya yang bekerja saat benturan dapat menimbulkan yang berkontak dengan kulit. Luka lecet geser dapat
patah tulang depresi sedemikian rupa. menunjukkan arah kekerasan. Pemeriksaan
laboratorium berupa pemeriksaan bercak darah
Luka Lecet di Lengan Atas Kanan dan Dada
akan memperkuat hubungan antara benda
Temuan luka lecet pada lengan atas kanan
penyebab dan luka pada mayat.
sisi luar dan dada sisi kanan, keduanya berbentuk
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
18
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
19
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Forensic autopsy is an examination performed on bodies that are suspected of having died from an unusual cause.
This examination is important in addition to finding the cause of death as well as for the investigation and law
enforcement process. An autopsy was carried out on the body of a woman which was found in an empty water tank
with a capacity of 1200 liters. The investigator suspects that a crime against the victim was committed by the
victim's husband. The results of the examination of the corpse found no signs of violence, the skin of the corpse
looked blackish resembling the mummification process. In the anatomical pathology examination of the liver tissue,
there are malignant cells. This is in accordance with the history of the victim's illness who had previously been
treated at the Kutai Barat Hospital, East Kalimantan. Based on the testimony of the victim's husband, storing the
body in a reservoir is a belief and a request for the victim to always be close to family members. This case can be
linked to Article 181 of the Criminal Code regarding hiding death.
Key words: forensic autopsy, mummification, anatomical pathology, hiding death
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
20
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
LAPORAN KASUS
PENDAHULUAN
Seorang perempuan berumur 43 tahun
Otopsi merupakan praktik kedokteran yang
ditemukan di dalam tandon air kapasitas 1200 liter
dapat digunakan untuk penelitian ilmiah pada tubuh
dalam keadaan sudah membusuk. Korban
manusia setelah kematian. Tujuan otopsi termasuk;
dimasukkan ke dalam tandon oleh suaminya karena
evaluasi diagnosa klinis, mendeteksi dan diagnosis
pesan dari korban sendiri, saat dia meninggal
penyakit tak terduga, mempelajari penyebab
diletakkan tetap dekat oleh keluarganya. Surat
kematian, menentukan penyebab kematian,
permintaan visum dikeluarkan oleh pihak kepolisian
menentukan ketepatan diagnosa dengan pemberian
karena dicurigai adanya tindak pidana yang
terapi, memberikan informasi kepada keluarga,
dilakukan oleh suami korban. Informasi yang
dokter dan masyarakat, pendidikan dan pelatihan
didapat, korban sempat dirawat di Rumah Sakit
kedokteran. Seorang ahli forensik dalam melakukan
Umum Daerah setempat dengan diagnosa kanker
otopsi membutuhkan pengetahuan yang luas dan
hati. Kesaksian dari warga setempat korban sudah
kemampuan kinerja, terlebih dalam memberikan
beberapa hari tidak terlihat dan suami korban ada
penilaian.1
membeli sebuah tandon air kapasitas 1200 liter.
Otopsi memberikan kontribusi yang besar
Suami korban dan keluarganya sangat tertutup dan
dalam menjelaskan patogenesis penyakit. Dalam
mereka menganut kepercayaan tertentu.
pemeriksaan post mortem harus dilakukan secara
Pada pemeriksaan luar jenazah, tampak
sistematis dan lengkap agar tercapai tujuan dari
tandon air kapasitas 1200 liter, warna orange, sudah
otopsi tersebut.1,2,3
dalam keadaan terpotong memanjang (Gambar 1).
Proses mumifikasi dapat terjadi di tempat
Pada tutup tandon dan saluran keluar air dari
yang panas dan lingkungan kering dengan
tandon, tampak lilitan tali sumbu dalam keadaan
kelembaban rendah. Tubuh mengalami dehidrasi
dilem (tertutup rapat). Korban diletakkan dengan
dan proliferasi bakteri minimal. Kulit menjadi gelap,
bantal pada bagian kepala dan beberapa bantal
kering, dan kasar. Organ di bawah kulit membusuk,
lainnya di sekitar tubuh korban. Terdapat beberapa
setelah beberapa minggu organ-organ menjadi kisut
selimut yang dijadikan alas pada tubuh jenazah dan
karena dehidrasi.2,3,4
menyelimuti tubuh jenazah. Korban tidak
Pada pelaksanaan otopsi, pemeriksaan
menggunakan pakaian dan tampak kisut menyerupai
patologi anatomi sangat diperlukan untuk
mumifikasi. Kulit ari tampak mengelupas dengan
mendapatkan diagnosa dan mengambil kesimpulan
warna kehitaman (Gambar 2). Wajah korban sulit
suatu visum. Dalam pemeriksaan patologi anatomi
untuk dikenali dan rambut-rambut sudah terlepas
diperlukan teknik pengambilan jaringan yang tepat
dari permukaan kulit. Tidak ditemukan luka-luka dan
agar mendapatkan hasil yang baik.5,6 Ahli forensik
tanda-tanda kekerasan.
sangat dituntut ketelitian dan berhati-hati dalam
Pada pemeriksaan dalam organ tampak;
memberikan keterangan dan kesimpulan, terutama
otak sudah membubur, organ-organ dalam tampak
dalam mencari bahan untuk pemeriksaan patologi.3,7
melunak dan sebagian mencair, warna kehitaman.
Organ dalam yang diambil untuk pemeriksaan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
21
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
histopatologi adalah kedua paru, jantung, kedua kelembaban rendah dan ventilasi yang sangat
ginjal, dan hati. Usus halus dan usus besar tampak minimal.2,3,4 Korban ditemukan di dalam tandon
sedikit menggembung. Tidak terdapat patah tulang. yang tertutup rapat dan keadaan suhu di tempat
kejadian perkara dapat mencapai 330 C.
Kasus ini menarik karena proses mumifikasi
yang sangat cepat terjadi. Proses mumifikasi
biasanya terjadi 6 – 12 bulan setelah kematian.
Proses waktu terpendek mumifikasi yang pernah
dilaporkan dalam literatur adalah 8 – 10 hari.4
Tsranchev dkk melaporkan kasus yang serupa
dengan proses mumifikasi yang cepat yaitu dalam
waktu kurun sebelum 16 hari. Kondisi seperti ini
Gambar 1. Korban terdapat di dalam tandon baru pertama kali dilaporkan di Kalimantan Timur.
Proses ini dapat terjadi karena suhu yang tinggi,
tidak adanya ventilasi pada tandon, dan lingkungan
yang tertutup. Kelembaban dan kecepatan angin di
tempat kejadian perkara belum diketahui.
Berdasarkan keterangan penyidik, korban
meninggal pada tanggal 10 Agustus 2020 pukul 02.30
Wita. Suami korban membeli tandon air pada pagi
harinya. Penyidik menemukan tandon air tersebut di
dalam rumah dengan posisi tertidur, pada tanggal 14
Agustus 2020, otopsi dilakukan pada tanggal 15
Gambar 2. Kulit ari tampak mengelupas dengan
Agustus pukul 15.00 Wita.
warna kehitaman
Riwayat korban pernah dirawat dengan
DISKUSI
kanker hati dibenarkan oleh pihak RSUD setempat.
Kematian korban pada kasus di atas akibat
Keluarga korban menolak perawatan lebih lanjut
adanya penyakit keganasan pada hati, hal ini
dengan alasan akan dirawat sendiri oleh keluarganya
disimpulkan berdasarkan hasil pemeriksaan
di rumah dan tidak ada yang bisa menjaga di rumah
histopatologi dengan kesan suatu hepatocelular
sakit.
carcinoma. Perkiraan waktu kematian 5 - 6 hari,
Pada pemeriksaan luar dan dalam jenazah
berdasarkan pemeriksaan luar kulit tampak
tidak didapati luka-luka dan tanda-tanda kekerasan.
menghitam dan mengelupas, wajah sulit dikenali,
Pada kasus ini pemeriksaan penunjang berupa
rambut-rambut sudah lepas dari permukaan kulit
pemeriksaan histopatologi sangat membantu untuk
dan sebagian besar organ-organ dalam sudah
menentukan penyebab kematian.
membusuk.1 Pada kasus ini tampak menyerupai
Pada kasus di atas hasil dari visum et
proses mumifikasi ditandai dengan warna kulit
repertum sangat membantu praktisi hukum dalam
kehitaman dan tampak mengering. Mumifikasi dapat
memuat terang perkara. Informasi lanjut dari
terjadi dengan kondisi cuaca yang ekstrim dengan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
22
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
1. Sharma, R. K. (2011): Concise Text Book Forensic Medicine
and Toxiology 3rd Edition, Global Education Consultans,
Uttar Pradesh
2. James, J.P., Jones, R., Karch, S.B., dan Manlove, J. (2011):
Simpson’s Forensic Medicine 13th Edition, Hodder &
Stoughton Ltd, London.
3. Dix, J., dan Calaluce, R. (1998): Guide to Forensic Pathology,
CRC Press
4. Tsranchev, I., Gulinac, M., dan Stoyanova, D. (2017):
Precocious Mummification of a Corpse-A Rare Forensic
Case from the City of Plovdiv Republic of Bulgaria, Journal
of Clinical Case Reports, Volume 7, Issue 11. DOI:
10.4172/2165-7920.10001046
5. Dimaio, V.J., dan Dimaio, D. (2001): Forensic Pathology
Second Edition, CRC Press LLC, Florida
6. Hamdani, N. (1992): Ilmu Kedokteran Kehakiman Edisi
Kedua, Jakarta,
7. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia (1997): Ilmu Kedokteran Forensik,
Jakarta
8. Moeljatmo. (2003): Kitab Undang – Undang Hukum Pidana,
PT. Bumi Aksara, Jakarta.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
23
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background: Mortality in patients confirmed by COVID-19 in Indonesia shows a significant increase every day,
especially in Southeast Sulawesi Province with a Case Fatality Rate of 1.66%. COVID-19-related deaths increased
exponentially according to age, sex, and comorbid diseases. This study aims to determine the mortality profile of
COVID-19 confirmed cases in Southeast Sulawesi Province.
Methods: This research was a retrospective cross sectional study, with a total sampling method. Data was taken
from all confirmed COVID-19 deaths in Southeast Sulawesi Province from March to October 31, 2020.
Results: There were 82 cases of death confirmed by COVID-19 in Southeast Sulawesi Province, consisting of 48 men
(58.54%) and 34 women (41.46%), 24 people in the most age group 46-55 years ( 29.27%) and over 65 years of age
as many as 22 people (26.83%), from Kendari City as many as 34 people (41.46%), most comorbid hypertension as
many as 38 people (46.34%), and smoking habits as many as 32 people (39.02%).
Conclusion: The most deaths occurred in men, the age group 46-55 years, from Kendari City, had comorbid
hypertension and smoking habits.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
24
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
25
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
26
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
pasien konfirmasi COVID-19 pun paling banyak Angiotensin System (RAS) pada pasien diabetes.
berasal dari Kota Kendari. Aktivasi RAS meningkat pada pasien dengan
Pada penelitian ini didapatkan penyakit diabetes. Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
komorbid terbanyak pada kematian pasien mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II.
konfirmasi COVID-19 adalah hipertensi. Dari Angiotensin II adalah vasokonstriktor kuat yang
beberapa penelitian menyatakan bahwa hipertensi memicu stres oksidatif, menyebabkan peningkatan
memiliki hubungan dengan COVID-19, dimana spesies oksigen reaktif. Kadar angiotensin II yang
hipertensi akan memperparah infeksi COVID-19 meningkat menyebabkan resistensi insulin, disfungsi
bahkan bisa menjadi patogenesis terjadinya infeksi endotel, proteinuria, dan tekanan darah tinggi. 10
COVID-19. Virus ini akan mengikat Angiotensin Data yang langka tentang metabolisme glukosa dan
Converting Enzyme 2 (ACE2) yang ada di paru perkembangan komplikasi akut diabetes pada pasien
kemudian penetrasi ke dalam sel, sehingga terjadi dengan COVID-19. Infeksi SARS-CoV-2 pada
kerusakan pada sel-sel alveolar, kerusakan sel-sel penderita diabetes mungkin memicu kondisi stres
alveolar dapat memicu berbagai reaksi sistemik dan yang lebih tinggi, dengan pelepasan hormon
bahkan bisa menyebakan kematian. Tingkat hiperglikemik yang lebih besar, misalnya
keparahan COVID-19 juga dikaitkan dengan glukokortikoid dan katekolamin, yang menyebabkan
penggunaan obat ACEI dan ARBs, karena peningkatan kadar glukosa darah dan variabilitas
penggunaan obat ini bisa saja meregulasi reseptor glukosa abnormal.9
ACE2. namun sampai saat ini obat ACE inhibitor dan Orang dengan diabetes tipe 1 berada pada
ARB tetap direkomendasikan untuk pasien hipertensi tiga setengah kali risiko kematian di rumah sakit
sebab belum ditemukannya bukti yang jelas bahwa dengan COVID-19, sementara orang dengan diabetes
obat-obat ini dapat memperparah pasien COVID-19.8 tipe 2 berada pada risiko dua kali lipat, dibandingkan
Selain hipertensi penyakit komorbid dengan orang tanpa diagnosis diabetes. Lebih lanjut
terbanyak pada penelitian ini adalah diabetes penyesuaian untuk komorbiditas kardiovaskular
mellitus. Diabetes dan glikemia yang tidak terkontrol yang didiagnosis melemahkan risiko ini sedikit tetapi
dilaporkan sebagai prediktor yang signifikan dari setelah penyesuaian, ada masih ada risiko tambahan
tingkat keparahan dan kematian pada pasien yang sebesar 186% untuk penderita diabetes tipe 1 dan
terinfeksi virus yang berbeda, termasuk pandemi 81% untuk penderita diabetes tipe 2 dibandingkan
influenza A (H1N1) tahun 2009, SARS-CoV dan MERS- dengan orang tanpa diabetes. Risiko semua
CoV. Dalam pandemi SARS-CoV-2 saat ini, beberapa penyebab kematian pada penderita diabetes
penelitian tidak menemukan hubungan yang jelas meningkat di bawah keadaan normal, tetapi risiko
antara diabetes dan penyakit parah. Namun, laporan berlebih yang diamati terkait dengan kematian di
lain dari China dan Italia menunjukkan bahwa pasien rumah sakit dengan COVID-19 lebih tinggi dari yang
yang lebih tua dengan penyakit kronis, termasuk dilaporkan untuk diabetes tipe 1 (148%) dan
diabetes, berisiko lebih tinggi terkena COVID-19 dan diabetes tipe 2 (50%) dalam National Diabetic Audit
kematian yang parah.9 (NDA) yang paling baru diterbitkan Komplikasi dan
Wabah penyakit virus corona 2019 (COVID- Laporan Kematian. Orang dengan diagnosis diabetes
19) sekali lagi menunjukkan pentingnya Renin-
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
27
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
lain memiliki risiko yang sama dengan penderita seperti ARDS atau miokarditis fulminan dapat
11
Diabetes tipe 2. terjadi.12
Pada penelitian ini juga didapatkan Komorbid lain pada penelitian ini adalah
kematian terkait komorbid penyakit jantung pada penyakit ginjal. Etiologi gangguan ginjal pada pasien
pasien konfirmasi COVID-19. Kematian akibat COVID-19 cenderung beragam dan multifaktorial.
penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) sangat terkait Pertama, virus corona mungkin dapat menyebabkan
dengan penyakit kardiovaskular. Patofisiologi yang efek sitopatik langsung dari sel-sel residen ginjal. Hal
mendasari gangguan ini terkait dengan Renin- tersebut didukung dengan deteksi fragmen PCR virus
Angiotensin System (RAS). Secara khusus, aktivitas corona dalam darah dan urin pada 2003 penderita
Angiotensin-Converting Enzyme 2 (ACE2) SARS dan COVID-19. Baru-baru ini, dilaporkan bahwa
diregulasikan pada penyakit kardiovaskular, dan novel coronavirus menggunakan angiotensin
enzim ini digunakan oleh SARS-CoV-2 untuk memulai converting enzyme II (ACE2) sebagai reseptor masuk
infeksi. Penyakit kardiovaskular dan obat Renin- sel, yang identik dengan SARS-CoV pada tahun 2003.
Angiotensin System Inhibition meningkatkan kadar Data RNA-seq jaringan manusia menunjukkan bahwa
ACE2, yang dapat meningkatkan virulensi SARS-CoV- ekspresi ACE2 dalam urin organ (ginjal) jauh lebih
2 di dalam paru-paru dan jantung.12 tinggi (hampir 100 kali lipat) dibandingkan dengan
Ada tiga kemungkinan terkait ekspresi ACE2 organ pernapasan (paru-paru). Oleh karena itu,
yang dapat menjelaskan hubungan antara penyakit kerusakan ginjal mungkin disebabkan oleh virus
kardiovaskuler yang sudah ada sebelumnya dan corona yang memasuki sel melalui ACE2 yang sangat
kematian akibat COVID-19. Pertama, perbedaan banyak diekspresikan di ginjal.13
populasi dalam ekspresi atau fungsi ACE2 secara Kedua, pengendapan kompleks imun
bersamaan dapat mempengaruhi perkembangan antigen virus atau mekanisme efektor imunologi
penyakit kardiovaskuler dan memungkinan spesifik yang diinduksi virus (limfosit atau antibodi T
terjadinya atau meninngkatkan keparahan infeksi spesifik) dapat merusak ginjal. Namun, data
SARS-CoV-2. Kedua, baik penyakit kardiovaskuler itu spesimen ginjal dari pasien SARS menunjukkan
sendiri atau obat blokade RAS yang digunakan dalam histologi glomerulus normal dengan tidak adanya
penyakit kardiovaskuler dapat meningkatkan kadar deposit padat elektron, mengindikasikan
ACE2, sehingga meningkatkan substrat yang tersedia kemungkinan glomerulonefritis aktif yang
untuk infeksi SARS-CoV-2 di dalam organ tertentu diimunisasi rendah. Oleh karena itu, diperlukan
seperti paru-paru dan jantung. Memang, pemeriksaan histologi ginjal pasien COVID-19 lebih
peningkatan kadar ACE2 terlihat pada berbagai lanjut. Ketiga, sitokin atau mediator yang diinduksi
kondisi kardiovaskular dan penyakit penyerta terkait virus memiliki efek tidak langsung pada jaringan
seperti diabetes dan hipertensi. Ketiga, infeksi SARS- ginjal, seperti hipoksia, syok, rhabdomyolysis.13
CoV-2 dapat menurunkan fungsi ACE2, kemungkinan Keganasan menjadi salah satu komorbid
lebih besar pada pasien dengan penyakit pada kematian pasien konfirmasi positif COVID-19.
kardiovaskuler yang sudah ada sebelumnya. Hal ini Kondisi imunosupresif pada keganasan
dapat menyebabkan akumulasi berlebih toksik meningkatkan risiko terpapar COVID-19. Penelitian
Angiotensin II, dan beberapa gejala sisa patologis yang dilakukan oleh Assaad et al (2020)
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
28
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
menunjukkan bahwa limfopenia ekstrim dan Kota Kendari, mempunyai penyakit komorbid
peningkatan sindrom inflamasi, yang dibuktikan hipertensi dan kebiasaan merokok.
dengan kadar CRP yang tinggi, merupakan faktor
DAFTAR PUSTAKA
risiko yang diketahui untuk kematian dini pada
1. WHO. Corona virus disease (COVID-19) weekly
kanker, yang mana hal tersebut dapat dijumpai pada epidemiological update. Geneva: World Health
Organization; 2020.
pasien dengan konfirmasi COVID-19.14 2. Kemenkes RI. Pedoman pencegahan dan pengendalian
corona virus disease (COVID-19). Revisi ke 5. Jakarta:
Komorbid pada penelitian ini yang Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
3. https://data.kemkes.go.id/covid19/index.html.
meningkatkan risiko kematian adalah PPOK dan 4. https://dinkes.sultraprov.go.id/info-covid-19-sultra
5. Sanyaolu A, Okorie C, Marinkovic A, Patidar R, Younis K,
riwayat merokok. Mayoritas pasien PPOK memiliki
Desal P, et al. Comorbidity and its impact on patients with
berbagai penyakit penyerta yang mungkin juga COVID-19. SN Comprehensive Clinical Medicine 2020; 2 :
1069-1076.
terkait dengan mortalitas dan kondisi terkait 6. The Lancet. Sex differential in COVID-19 mortality varies
markedly by age. Lancet 2020; 396: 532-533.
mungkin tidak dilaporkan karena kesulitan 7. Omori R, Matsuyama R, Nakata Y. The age distribution of
mortality from novel coronavirus disease (COVID-19)
menemukan penyebab spesifik mortalitas. Selain itu, suggests no large diference of susceptibility by age.
Scientific Reports 2020; 10: 16642.
pada pasien dengan PPOK berat, kegagalan 8. Gunawan A, Prahasanti K, Utama MR., Airlangga MP.
Pengaruh komorbid hipertensi terhadap severitas pasien
pernafasan adalah penyebab utama kematian dan ini coronavirus disease 2019. Jurnal Implementa Husada 2020;
1(2): 136-151.
membutuhkan intervensi ICU. Ada kemungkinan 9. Hussain A, Bhowmik B, Moreira NCDV. COVID-19 and
diabetes: Knowledge in progress. Diabetes Research and
bahwa akses yang terbatas ke bantuan pernapasan
Clinical Practice 2020; 162:1-9.
sebagai bagian dari pengelolaan COVID-19 dapat 10. Cure E, Cure MC. Angiotensin-converting enzyme inhibitors
and angiotensin receptor blockers may be harmful in
berkontribusi pada kematian ini, bergantung pada patients with diabetes during COVID-19 pandemic.
Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research &
kapasitas perawatan kritis di setiap rumah sakit atau Reviews 2020; 14: 249-250.
11. Barron E, Bakhai C, Kar P, Weaver A, Bradley D, Ismail S, et
wilayah. Menurut laporan COVID-19 di Italia, al. Associations of type 1 and type 2 diabetes and COVID-19
related mortality in england: a whole population study. The
lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan Lancet Diabetes & Endocrinology 2020; 8(10): 813-822.
12. Hanff TC, Harhay MO, Brown TS, Cohen, JB, Mohareb AM.
intensif tidak dapat dikelola, dengan 12% kasus Is there an association between COVID-19 mortality and
the renin-angiotensin aystem? A call for epidemiologic
positif memerlukan rawat ICU. Akibatnya, pasien investigations. Clinical Infectious Diseases 2020; 71: 870-
874.
sekarat karena ventilasi mekanis tidak dapat
13. Cheng Y, Luo R, Wan K, Zhang M, Wang Z, Dong L, et al.
ditawarkan, selain kekurangan akut dari dokter yang Kidney impairment is associated with in-hospital death of
COVID19 patients. medRxiv 2020.
mampu menangani pasien tersebut. Hingga saat ini, 14. Assaad S, Avrillon V, Fournier ML, Mastroianni B, Russias B,
Swalduz A, et al. High mortality rate in cancer patients with
mekanisme khusus tentang bagaimana COVID-19 symptoms ofCOVID-19 with or without detectable SARS-
COV-2 onRT-PCR. European Journal of Cancer 2020; 135:
meningkatkan keparahan dan mortalitas PPOK masih 251-259.
15. Alqahtani JS, Oyelade T, Aldhahir AM, Alghandi SM,
belum diketahui, dan tidak diragukan lagi diperlukan Almehmadi M, Alqahtani AS, et al. Prevalence, severity and
mortality associated with COPD and smoking in patients
lebih banyak penelitian untuk menemukan with COVID-19: a rapid systematic review and meta-
analysis. Plos One 2020: 1-13.
kemungkinan mekanisme yang menghubungkan
COVID-19 dan peningkatan keparahan serta
Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
kematian pasien PPOK.15
distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution-NonCommercial 4.0 International License
KESIMPULAN (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
Kematian paling banyak terjadi pada jenis
reproduction in any medium, provided the original author and
kelamin laki-laki, kelompok usia 46-55 tahun, asal source are properly cited
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
29
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Chromium (VI) is a toxic, carcinogenic heavy metal pollutant and can enter the blood circulation through
ingestion and inhalation. The color fixators used by batik workers contain chromium. Inhalation of high levels of
chromium (VI) can cause nasal irritation, nasal ulceration, nasal bone damage, and cancer. Chromium can cause
damage to DNA chains, basal modification, and lipid peroxidation, by disrupting cellular integrity and producing
mutagenic effects. This study wanted to see the relationship between levels blood chromium on liver function (GGT,
SGPT, SGOT) and kidney function (urea, creatinine) in batik workers in Lendah District, Kulon Progo.
The results obtained, most of them were female as much as 20 (51.3%), batik workers 17 (43.6%) and control
22 (56.4%). GGT values above normal for batik and control workers (9 and 8), SGPT values above normal for batik
and control workers (10 and 3), SGOT values above normal for batik and control workers (10 and 8). Statistically,
there were differences in liver function based on SGPT values (p <0.05) between batik workers and controls. The
urea values were above normal for the batik and control workers (15 and 11), the creatinine values were above
normal for the batik and control workers (12 and 6). There were differences in renal function based on the urem
value (p <0.05) and creatinine (p <0.05). Blood chromium levels were above average, in batik and control workers
(8 and 11). Although statistically the blood chromium levels of batik workers and controls did not show a significant
difference (p> 0.05), the risk factor for chromium exposure in batik workers was 1.125 higher than that of controls.
Conclusion: there are differences in liver function based on SGPT value (p <0.05) and kidney function based on
urea (p <0.05) and creatinine (p <0.05) values between batik workers and controls. The risk factor for chromium
exposure in male batik workers was 2.063 higher than that of female batik workers.
Korespondensi : Suhartini
Pendahuluan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
30
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Kromium(III) terdapat secara alami diudara, air, sampling dari Kecamatan Lendah Kulon Progo,
tanah, dan bahan biologis, sementara sebagian besar terdiri 17 pembatik dan 22 bukan pembatik
kromium (VI) dihasilkan oleh aktivitas manusia (kontrol). Sampel darah diambil sebanyak 5 ml dari
terutama industri. Kromium (III) cenderung tidak setiap subjek, untuk diperiksa kadar krom (Cr)
berbahaya serta sangat sulit masuk kedalam tubuh dengan metode Inductively Coupled Plasma (ICP), di
manusia, sementara kromium (VI) dikategorikan Batan Bandung. Selain itu juga dilakukan
sebagai logam berat polutan toksik karsinogenik pemeriksaan kimia darah fungsi hati (GGT, SGPT dan
yang dapat memasuki tubuh manusia melalui proses SGOT) serta fungsi ginjal (ureum dan kreatinin) di
ingesti dan inhalasi, sehingga kromium yang terukur laboratorium Patologi Klinik FKKMK UGM.
dalam darah sebagian besar merupakan kromium
(VI) 1. Analisis data
Kromium (VI) terdapat dalam fiksator warna Analisis yang dilakukan menggunakan uji
yang digunakan oleh pekerja batik, sehingga pekerja silang tabel 2x2. Kemudian dari uji ini dapat
batik menghirup kromium (VI) secara terus menerus. dilakukan 2 uji, yang pertama adalah uji Chi-square
Inhalasi kromium (VI) kadar tinggi dapat untuk melihat kemaknaan perbedaan proporsi (p
menyebabkan Iritasi rongga hidung, ulserasi hidung, value) dan yang kedua adalah uji korelasi
kerusakan tulang hidung, hingga kanker saluran menggunakan odds ratio (OR) untuk melihat ukuran
pernapasan. Selain itu, penelitian pada hewan asosiasi paparan, dalam penelitian ini digambarkan
menunjukkan bahwa ingesti kromium (VI) dengan pekerjaan yang berisiko (pencelup dan
menyebabkan iritasi dan ulserasi pada lambung dan bukan pencelup) dengan kejadian penyakit yang
usus halus, anemia, kerusakan sperma, serta diukur dari nilai transaminase di atas atau di bawah
kerusakan organ reproduksi pria2,3. nilai tengah. P value <0,05 digunakan untuk
Kulon Progo sebagai kabupaten dengan menyatakan signifikansi secara statistik. Penelitian
industri batik terbanyak setelah Bantul dan ini menggunakan data dari penelitian payung
Yogyakarta. Pada tahun 2015 terdapat 108 industri berjudul Intervensi Kesehatan dan Lingkungan Kerja
batik di Kabupaten Kulon Progo4,5,6. Industri batik pada Pembatik sebagai Upaya Mewujudkan “Desa
dan tekstil merupakan salah satu penghasil limbah Batik Sehat” dengan nomor Ethical Clearance
cair yang berasal dari proses pewarnaan. Proses KE/FK/0737/EC/2019
pewarnaan batik merupakan salah satu tahapan
dalam proses pembuatan batik. Penggunaan bahan
pewarna sintetik meningkatkan paparan terhadap
logam berat seperti Chromium (Cr). Pada proses
pewarna batik, baik pewarna dasar ataupun
pewarna lanjut diindikasikan menggunakan
campuran kimia yang sangat beracun dan
berbahaya. Umumnya limbah batik akan langsung
dibuang ke sungai melalui drainage air hujan.
Industri batik merupakan industri yang potensial
mengandung logam berat yang merupakan limbah
berbahaya, sehingga dapat menyebabkan rusaknya
lingkungan dan dampak negatif pada kesehatan 7,8.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kadar krom
darah pembatik desa Lendah Kulon Progo
hubungannya dengan status fungsi hati dan ginjal.
Metode
Pada penelitian ini, menggunakan studi analitik
observasional dengan pendekatan cross sectional.
Pengambilan 39 subjek menggunakan purposive
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
31
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Hasil
Tabel 1. Data karakteristik pembatik Lendah Kulon Progo fungsi hati
Variabel GGT SGPT SGOT Nilai p
normal normal normal OR
n (%) n (%) n (%)
Subyek
Pembatik 17 (43,6) 17 (43,6) 17 (43,6)
Kontrol 22 (56,4) 22 (56,4) 22 (56,4) 0,564
Total 39 (100) 39 (100) 39 (100)
Jenis kelamin
Laki laki 19 (48,7) 19 (48,7) 19 (48,7)
Perempuan 20 (51,3) 20 (51,3) 20 (51,3) 1.000
Total 39 (100) 39 (100) 39 (100)
Umur
< 40 th 17 (43,6) 17 (43,6) 17 (43,6)
>= 40 th 22 (56,4) 22 (56,4) 22 (56,4) 1.000
Total 39 (100) 39 (100) 39 (100)
Lama kerja
< 3.5 th 7 (41,2) 7 (41,2) 7 (41,2)
>= 3.5 th 10(58,8) 10(58,8) 10(58,8)
Total 17 (100) 17 (100) 17 (100)
Pendidikan
SD 11 (28,9) 11 (28,9) 11 (28,9)
SMP 13 (34,2) 13 (34,2) 13 (34,2)
SLTA 10 (26,3) 10 (26,3) 10 (26,3) 0,472
Akademi/S1 4 (10,5) 4 (10,5) 4 (10,5)
Total 38(100,0) 38(100,0) 38(100,0)
Karakteristik pembatik Lendah Kulon Progo, hasil nilai kimia darah fungsi hati (GGT, SGPT, SGOT) semua
dalam batas normal baik pada pembatik maupun bukan pembatik, data ditunjukkan pada Tabel 1. Nilai kimia darah
fungsi ginjal (ureum, kreatinin), ada yang melebihi batas normal, meskipun tidak ada perbedaan yang bermakna
antara pembatik dan bukan pembatik, namun risiko kerusakan ginjal pada pembatik 1,867 kali dibanding bukan
pembatik. Demikian juga umur yang >= 40 th lebih berisiko 2,250 kali dibanding < 40 th, lama kerja pembatik yang
>= 3.5 th lebih berisiko 2,500 kali dibanding < 3.5 th. Tidak terdapat perbedaan jenis kelamin, maupun pendidikan
antara pembatik dan bukan pembatik. Data ditunjukkan pada Tabel 2.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
32
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Variabel GGT rec mean Nilai SGPT rec mean Nilai SGOT rec mean Nilai p
<= 19.46 > 19.46 p <= 11.08 > 11.08 p <= 18.74 > 18.74 OR
n (%) n (%) OR n (%) n (%) OR n (%) n (%)
Subyek
Pembatik 8 (20,5) 9(23,1) 0,30 7 (17,9) 10 0,009 7 (17.9) 10 0,284
Kontrol 14(35,9 8 (20,5) 1 19 (48.7) (25.6) 9.048 14 (25,6) 2,500
Total ) 17 1,96 26 (66,7) 3 (7,7) (35.9) 8 (20,5)
22 (43,6) 9 13 21 18
(56,4) (33,3) (53,8) (46,2)
Jenis kelamin
Laki laki 9 (23.1) 10 0,26 7 (17,9) 12 0,001 6 (15,4) 13 0,017
Perempuan 13 (25,6) 7 19 (48.7) (30.8) 32.57 15 (33.3) 6,500
Total (33.3) 7 (17,9) 2,03 26 (66,7) 1 (2,6) 1 (38.5) 5 (12,8)
22 17 6 13 21 18
(56,4) (43,6) (33,3) (53,8) (46,2)
Umur
< 40 th 8 (20,5) 9 (23.1) 0,30 11 (28.2) 6 (15,4) 1,000 9 (23.1) 8 (20,5) 1.000
>= 40 th 14 8 (20,5) 1 15 (38.5) 7 (17,9) 0,856 12 10 0,938
Total (35,9) 17 0,50 26 (66,7) 13 (30.8) (25,6)
22 (43,6) 8 (33,3) 21 18
(56,4) (53,8) (46,2)
Lama kerja
< 3.5 th 3 (17.6) 4 (23,5) 0,77 3 (17.6) 4 (23,5) 1,000 4 (23.5) 3 (17,6) 0,350
>= 3.5 th 5(29.4) 5(29.4) 2 4 (23,5) 6 (35.3) 1.125 3(17,6) 7(41,2) 3,111
Total 8 (47,1) 9 (52,9) 0,75 7 (41,2) 10 7 (41,2) 10
0 (58,8) (58,8)
Pendidikan
SD 8 (21.1) 3 (7,9) 8 (23,7) 3 (7,9) 5 (13.2) 6 (15,8)
SMP 5 (34,2) 8 (21.1) 9 (34,2) 4 (10,5) 7 (18,4) 6 (15,8)
SLTA 6 (15.8) 4 (10,5) 0,32 4 (10,5) 6 (15.8) 0,149 5 (13.2) 5 (13.2) 0,785
Akademi/S1 3 (7,9) 1 (2,6) 4 (10,5) 0 (0,0) 3 (7,9) 1 (2,6)
Total 22(57.9 16(42,1) 38(65.8) 13(34,2) 20(52.6 18(47,4)
) )
Pada Tabel 4, menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna kerusakan fungsi ginjal antara pembatik
dan bukan pembatik, nilai p ureum dan kreatinin berturut turut adalah 0,030 dan 0,007, dengan risiko (ureum
7,500 kali, kreatinin 6,400 kali) pada pembatik lebih besar dari pada bukan pembatik. Terdapat perbedaan jenis
kelamin yang sangat bermakna dengan nilai p=0,001, dengan risiko kerusakan ginjal berdasar nilai kreatinin pada
laki laki adalah 21.250 kali lebih besar dibanding perempuan. Terdapat perbedaan risiko kerusakan ginjal berdasar
nilai kreatinin, pada umur sama dengan dan diatas 40 tahun dibanding dibawah 40 tahun (p=0,041). Terdapat
perbedaan risiko kerusakan ginjal berdasar nilai ureum, pada tingkat pendidikan dengan p=0,005.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
33
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pada Tabel 5, menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna kadar krom pada pembatik dan
bukan pembatik, namun pada laki laki lebih berisiko terpapar krom 2,063 kali lebih besar dari perempuan,
demikian juga yang bekerja >= 3.5 tahun lebih berisiko terpapar krom 1,333 kali dari pada yang bekerja < 3.5
tahun.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
34
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
hati pada pembatik dan bukan pembatik, semua mengalami kerusakan ginjal. Hasil penelitian ini,
dalam batas normal. Hal ini mungkin dikaitkan sesuai dengan yang dilakukan oleh Afifah et al.,
dengan kadar krom yang terdapat dalam kandungan (2020) bahwa jenis kelamin dibedakan menjadi laki-
pewarna dan lama kontak. Namun sudah terjadi laki dan perempuan dengan jumlah pada kelompok
kerusakan fungsi ginjal karena berdasar nilai ureum pencelup sebanyak 14 orang (87,5%) laki-laki dan 2
maupun kreatinin, baik pada pembatik maupun orang (12,5%) perempuan, sedangkan pada
bukan ada yang sudah melebihi batas normal. kelompok bukan pencelup sebanyak 5 orang (21,7%)
Meskipun secara statistik tidak menunjukkan laki-laki dan 18 (78,3%) orang perempuan 11. Pada
perbedaan bermakna, namun risiko kerusakan ginjal penelitian ini tidak dilakukan pengukuran hubungan
pada pembatik 1,867 kali dibanding bukan pembatik. secara statistik antara jenis kelamin dengan luaran.
Demikian juga umur yang >= 40 th lebih berisiko Pada penelitian Hastuti et al., (2018) tidak diukur
2,250 kali dibanding < 40 th, lama kerja pembatik hubungan secara statistik antara jenis kelamin
yang >= 3.5 th lebih berisiko 2,500 kali dibanding < dengan luaran12. Menurut Xu et al., (2018) pekerja
3.5 th (Tabel1). yang terpapar dan mengalami kerusakan DNA lebih
Pada manusia dan tikus, kromium yang sering terjadi pada jenis kelamin perempuan13.
diabsorpsi terdistribusi pada hampir semua jaringan, Kadar krom darah pada pembatik dan bukan
dengan konsentrasi tertinggi berada pada ginjal, pembatik tidak menunjukkan perbedaan yang
liver, dan tulang. Kromium heksavalen didalam darah bermakna, namun pada laki laki lebih berisiko
akan di-uptake oleh eritrosit, direduksi, lalu diikat terpapar krom 2,063 kali dari perempuan, demikian
dengan protein. Kromium heksavalen di dalam sel juga yang bekerja >= 3.5 th lebih berisiko terpapar
akan mengalami reduksi. Proses reduksi ini krom 1,333 kali dari yang < 3.5 th. Kenyataan
menghasilkan reactive intermediates serta protein dilapangan pada pembatik Lendah Kulon Progo,
and DNA adducts9 . bagian pencelupan dan pemelorotan dikerjakan oleh
Pada penelitian ini, apabila dianalisis laki laki, mungkin hal ini merupakan salah satu
berdasarkan nilai mean kimia darah SGPT dan SGOT alasan yang menyebabkan laki laki lebih berisiko
menunjukkan risiko kerusakan hati yang lebih tinggi terpapar krom.
dibanding nilai kimia darah GGT (Tabel 3). Nilai OR Garam kromium (+ III) tidak memiliki efek
antara pembatik dan bukan pembatik 9.048 kali racun. Kromium hexavalen dianggap toksis untuk
berdasarkan nilai SGPT, berarti pada pembatik dosis yang lebih tinggi dari 3 g untuk manusia
memiliki risiko kerusakan hati lebih tinggi 9.048 kali dewasa. Gejala pertama adalah muntah dan diare
dibanding bukan pembatik. Hal ini berbeda dengan yang menetap, setelah seminggu sering tampak
penelitian yang dilakukan oleh Kim et al., (2014), diatesis hemoragik dan epitasis. Konvulsi terjadi
yang menyatakan nilai OR GGT lebih tinggi pada tahap akhir penyakit. Pemakaian Cr heksavalen
dibandingkan dengan kedua enzim yang lain, yaitu dalam pekerjaan berulang menyebabkan perforasi
SGPT dan SGOT. Hal ini kemungkinan besar septum hidung dan ulserasi kulit. Indera penciuman
disebabkan karena GGT merupakan marker awal dan dan dermatitis iritasi akut atau dermatitis
sensitif pada keadaan stress oksidatif. GGT ekzematosa alergik sering dilaporkan dalam kasus
terdistribusi luas di tubuh manusia dan banyak paparan kronis terhadap uap asam kromat serta
terlokalisasi di membran plasma dan berperan peningkatan kejadian kanker di organ pernapasan.
penting dalam sistem pertahanan antioksidan10. Asma bronkial karena debu kromat atau asap asam
Berdasarkan nilai mean kimia darah fungsi kromat telah dialami oleh sejumlah pekerja14.
ginjal, pekerja batik lebih berisiko mengalami Kesimpulan
kerusakan ginjal antara 6,4-7,5 kali dibanding bukan Terdapat perbedaan bermakna fungsi hati (SGPT),
pekerja batik, bahkan pada pekerja batik laki-laki dan fungsi ginjal ureum, kreatinin antara pembatik
lebih berisiko mengalami kerusakan ginjal 21.250 kali dan bukan pembatik. Laki laki lebih berisiko
dibanding pekerja batik perempuan (Tabel 4). mengalami kerusakan ginjal 21.250 kali dibanding
Kenyataan dilapangan, pekerja batik laki-laki lebih perempuan.
banyak bekerja dibagian pencelupan warna dan
pemelorotan, hal ini kemungkinan yang Daftar Pustaka
1. Caglieri,A.,Goldoni,M.,Acampa,O.,Andreoli,R.,Vettori,M.V.,Corr
menyebabkan pekerja batik laki-laki lebih berisiko
adi,M., Apostoli,P.,Mutti,A.The effect of inhaled chromium on
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
35
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
different exhaled breath condensate biomarkers among Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
chrome-plating workers. Environ Health distributed under the terms of the Creative Commons
Perspect.114(4),pp.542-546. 2006. Attribution-NonCommercial 4.0 International License
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/),
2. Soemirat,J., 2008. Kesehatan which permits unrestricted non-commercial use,
lingkungan.2nded.Yogyakarta:Gadjah Mada University Press. distribution, and reproduction in any medium, provided
3.Tchounwou,P.B.,Yedjou,C.G.,Patlolla,A.K.,Sutton,D.J., 2012. the original author and source are properly cited.
Heavy metals toxicity and the environment. Exp
Suppl.101,pp.133-164.
4. United Nations Educational, Scientific, and Cultural
Organization. Indonesian batik-intangible heritage culture
sector, 2009 [Internet]. France: United Nations Educational,
Scientific, Volume 1(1) November 2018, Journal of
Community Empowerment for Health and Cultural
Organization. Available from:
http://ich.unesco.org/en/RL/indonesia-batik-00170.
5. ANTARA. 2009. Batik Indonesia resmi diakui UNESCO [Internet].
Jakarta: ANTARA; [updated 2009 Oct 2]. Available from:
http://m. antaranews.com/berita/156389/batik-indonesia-
resmi-diakui-unesco.
6. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo 2017 [Internet]. Kulon
Progo, D. I. Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.
Available from: http://www.kulonprogokab.go.id
7. Badan Pusat Satistik Kabupaten Kulon Progo. Kecamatan
Lendah dalam angka [Internet]. Kulon Progo, D. I. Yogyakarta,
2017. Badan Pusat Satistik Kabupaten Kulon Progo. Available
from: http://www.bps.go.id
8. Riwayati I, Hartati I, Purwanto H, Suwardiyono, 2014. Adsorpsi
logam berat timbal dan kadmium pada limbah batik
menggunakan biosorbent pulpa kopi terxanthasi. Prosiding
Seminar Aplikasi Sains dan Teknologi; 2014 Nov 15; Yogyakarta,
Indonesia. Yogyakarta.
9. International Agency for Research on Cancer. 2012. IARC
monographson 7 the evaluation of carcinogenic risks to
humans: arsenics, metals, fibr 4esanddusts. Lyon, France:
World Health Organization.
10.Kim, S. J., Han, S. W., Lee, D. J., Kim, K. M., & Joo, N. S. 2014.
Higher Serum Heavy Metal May Be Related with Higher Serum
gamma-Glutamyltransferase Concentration in Koreans:
Analysis of the Fifth Korea National Health and Nutrition
Examination Survey (KNHANES V-1, 2, 2010, 2011). Korean
journal of family medicine, 35(2), 74–80.
https://doi.org/10.4082/kjfm.2014.35.2.74
11. Afifah, R., Widagdo, H., Pidada, I., Suhartini. 2020. Pengaruh
kromium terhadap fungsi hati pada pembatik di Lendah Kulon
Progo. Skripsi. FKKMK UGM, Yogyakarta, .,
12.Hastuti, P., Sunarti, S., Prasetyastuti, P., Ngadikun, N., Tasmini,
T., Rubi, D., Sutarni, S., Harahap, I., Dananjoyo, K., Suhartini,
S., Pidada, I., Widagdo, H. and Suciningtyas, M. 2018.
Hubungan timbal dan krom pada pemakaian pewarna batik
dengan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah pada
pengrajin batik Kecamatan Lendah Kulon Progo. Journal of
Community Empowerment for Health, 1(1).
13.Xu, J., Zhao, M., Pei, L., Zhang, R., Liu, X., Wei, L., Yang, M. and
Xu, Q. 2018. Oxidative stress and DNA damage in a long-term
hexavalent chromium-exposed population in North China: a
cross-sectional study. BMJ Open, 8(6), p.e021470.
14.Naja GM, Volesky B. Heavy metals in the environment. New
York: Humana Press; 2009. Chapter Toxicity and sources of
Pb, Cd, Hg, Cr, As, and radionuclides in the environment.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
36
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
Department of Forensic Medicine and Medico legal, Faculty of Medicine, Public Health And Nursing, Universitas Madjah Mada
ABSTRACT
Introduction: Learning Illegal abortion is like an iceberg phenomena, which is actually has many incidents,
however, only small cases are known. This condition, illegal abortion is difficult to be eradicated. The aim of this
study is to explain autopsy results of three illegal abortion cases examined in the Forensic Medicine Installation of
Dr Sardjito Hospital, Yogyakarta.
Methods: three cases of illegal abortion were obtained from autopsy record of the Installation of Forensic Medicine
of Dr Sardjito Hospital. Medicolegal autopsy was performed with a case of exhumation; blood and internal organ
samples were taken for toxicological and histopathological examination.
Results: All of the victims were unmarried, two of them were students, and the other was a widowed. Bleeding due
to uterine rupture was found in all the victims and may have caused their death. One victim died after taking
medicine from a paramedical staff, and the others had never visited a doctor or paramedical staff.
Conclusions: Uterine rupture was found as a source of bleeding and may have caused their death. Free sexual may
result in unwanted pregnancy and lead the victim to commit illegal abortion.
Keywords: illegal abortion; uterine rupture; bleeding, unmarried; Yogyakarta
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
37
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
38
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
panjang 42 cm, berat 1700 kg dengan tali pusat yang penyidik menulis surat permintaan ke RSUP dr
masih utuh. Pada pemeriksaan dalam didapatkan Sardjito untuk melakukan ekshumasi.
robekan pada uterus yang menyebabkan Hasil otopsi menunjukkan adanya prolapsus
perdarahan. Pemeriksaan histopatologi pada uteri dengan adanya robekan pada cervix uterus.
jarIngan uterus yang robek menunjukkan adanya Pada pemeriksaan histopatologis, didapatkan
sebukan sel radang. Pemeriksaan racun sianida sebukan sel radang pada jaringan uterus yang
menunjukkan hasil negative. mengalami robekan. Hasil pemeriksaan racun sianida
menunjukkan hasil negatif.
Diskusi
Kebebasan seksual yang terjadi di
masyarakat tidak mengenal tingkat pendidikan
maupun tingkat sosial. Kebutuhan biologi yang
natural tersebut selalu muncul pada perempuan dan
pria, setelah menunjukkan tanda pubertas. Agama
dan budaya yang kuat dapat mengendalaikan hasrat
akan kebutuhan biologis tersebut, dan hanya akan
dilakukan dalam ikatan perkawinan. Namun, akibat
pengaruh lingkungan, dan perkembangan sistem
informasi yang tidak terkendali, memungkinkan
Gambar 1. Korban ditemukan di kamar kost bersama setiap orang dapat dengan mudah mengakses
bayi diantara kedua kakinya5 gambar atau video pornografi. Hal ini dapat
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
Kasus ketiga adalah kasus seorang janda
semakin maraknya kebebasan seksual bahkan
yang hamil akibat berhubungan badan dengan
kekerasan seksual.
pacarnya. Mereka berusaha menggugurkan
Tidak ada data epidemiologi resmi tentang
kandungan bayi tersebut dengan cara mengunjungi
aborsi kriminal dalam literatur; ada beberapa data
paramedis. Paramedis tersebut memberikan obat
tentang aborsi tidak aman. Oleh karena itu, ini
berupa pil kepada korban yang harus segera
adalah fenomena yang dalam banyak kasus tetap
diminum. Korban juga diberi tahu oleh paramedis
tidak diketahui dan episode yang dilaporkan hanya
tersebut bahwa sekitar 6 jam setelah minum obat,
mewakili puncak gunung es.4 Dari sudut pandang
perut akan terasa sakit, dan kandungan akan keluar
epidemiologis, aborsi klandestin adalah kenyataan
dengan sendirinya. Setelah minum obat yang
yang menyedihkan di banyak negara. Analisis yang
diberikan paramedis tersebut, sekitar tengah malam,
diterbitkan oleh WHO pada tahun 2012 melaporkan
koban merasakan nyeri hebat pada perutnya dan
bahwa sekitar 42 juta perempuan melakukan aborsi
mengalami perdarahan pervaginam. Korban menuju
setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 juta
ke kamar mandi, dan berusaha untuk menarik
adalah aborsi tidak aman. Konsekuensi bagi
jaringan yang keluar dari vaginanya. Karena
kesehatan ibu cukup besar, dengan risiko cacat
perdarahan semakin banyak, korban menjadi lemas,
sementara atau permanen, dan juga kematian.
selanjutnya oleh putra korban, diantar ke klinik
Menurut WHO, aborsi tidak aman menyebabkan
paramedis yang telah memberikannya obat. Namun
sekitar 13% kematian ibu. Telah dihitung bahwa,
karena perdarahan yang tidak segera berhenti, oleh
setiap tahun, sekitar 47.000 orang di dunia
paramedis tersebut korban di kirim ke rumah sakit,
meninggal karena aborsi yang tidak aman.6 Ada
namun akhirnya meninggal saat dalam perjalanan
banyak cara untuk melakukan aborsi yang tidak
menuju ke rumah sakit. Selanjutnya korban dibawa
aman: dengan memasukkan instrumen bedah yang
pulang dan dikuburkan. Beberapa waktu kemudian,
tidak sesuai ke dalam rahim; dengan menelan obat-
putra korban merasakan adanya keganjilan terkait
obatan berbahaya atau dosis yang tidak tepat;
kematian ibunya tersebut, dan menduga adanya
dengan prosedur yang dilakukan oleh staf yang tidak
malpraktek yang telah dilakukan oleh paramedis. Hal
dipersiapkan secara memadai; dan dengan tidak
ini kemudian dilaporlan kepada polisi, selanjutnya
mematuhi kondisi higienis. Komplikasi kesehatan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
39
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
bagi ibu termasuk infeksi (yang paling ekstrim adalah Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
sepsis), perdarahan dan trauma dengan berbagai Attribution-NonCommercial 4.0 International License
tingkat keparahan pada anatomi alat kelamin (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
wanita, termasuk rahim (yaitu, dalam kasus reproduction in any medium, provided the original author and
perforasi) tetapi juga serviks dan vagina, atau source are properly cited.
bahkan organ perut.7,8
Distribusi geografis aborsi tidak aman
terkonsentrasi di negara-negara terbelakang. Benua
dengan angka tertinggi adalah Afrika, terutama
Afrika Timur, tetapi wilayah geografis lain di dunia
juga memiliki angka prevalensi yang sangat tinggi,
seperti Amerika Selatan dan Tengah dan Asia
Tenggara. Di wilayah ini, kematian akibat prosedur
yang tidak aman jauh lebih tinggi dibandingkan di
negara lain. Namun, 54% kematian terkait aborsi
tidak aman terjadi di Afrika.9
Daftar Pustaka
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
40
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
1Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
ABSTRACT
The COVID-19 pandemic is a global emergency that occurs due to COVID-19 infection around the world.
This pandemic has certainly affected various aspects of life, one of which is in the field of education. Challenges in
coping with this impact require massive and disruptive adjustments in medical education and the health profession
by balancing aspects of health service and education. The clinical part is an important component for students,
because there are many opportunities to improve their skills through direct interaction with patients. However,
during the Covid-19 pandemic, almost all educational institutions, including those in the medical faculty, conducted
distance learning or online learning according to the recommendations issued by the government. However,
students of the medical study program certainly have a need to continue to gain learning experience in handling
patients, while promoting personal safety and implementing health protocols. Learning models using mannequins,
making case simulation videos, and virtual case discussions serve as solutions to bridge this gap. Limiting the
number of students and the duration of health service is also an alternative. The strict application of health
protocols during health service, tutorial, and examination as an evaluation of learning must be an important
concern by lecturers, students, and all parties in the learning process.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
41
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
42
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
bulan Maret hingga November 2020 di Kepaniteraan daring, kecuali untuk kegiatan prioritas yaitu
Klinik Forensik dan Medikolegal FK UNISSULA. aktivitas pembelajaran kritis yang tidak dapat
tergantikan dengan pembelajaran lain untuk
DISKUSI mencapai Capaian Pembelajaran Lulusan dan
Saat ini dunia menghadapi penyebaran mempengaruhi kelulusan mahasiswa atas
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sehingga pertimbangan tertentu yang ditetapkan oleh
World Health Organization (WHO) menetapkan Ka.Prodi sepanjang tidak melanggar ketentuan
sebagai status pandemi. Saat ini, penyebaran COVID- protokol kesehatan panduan ini.
19 di Indonesia semakin meluas dan menjangkau 2. Untuk memaksimalkan pencapaian Capaian
hampir seluruh wilayah. Berdasarkan Keputusan Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dapat
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 ditetapkan dilakukan penguatan berupa pembekalan umum
penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. atau pelatihan.
Sebagai upaya percepatan penanggulangan 3. Untuk jadwal pembelajaran didahulukan mata
penyebaran COVID-19 dilaksanakan Pembatasan kuliah knowledge base dan dimaksimalkan
Sosial Berskala Besar (PSBB) berdasarkan Peraturan menggunakan daring, baru kemudian
Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020. Pasca dilaksanakan pembelajaran skill.
pemberlakuan PSBB dalam kondisi pandemi yang 4. Untuk semua mata kuliah skill base yang
belum berakhir, pemerintah memberi arahan untuk membutuhkan pembelajaran atau ujian di
melakukan adaptasi kebiasaan baru dalam berbagai laboratorium skill dapat dilakukan dengan
tatanan kehidupan berkampus. Sebagai tindak lanjut mengikuti panduan ini dan tetap melaksanakan
dari arahan pemerintah tentang adanya bentuk protokol kesehatan untuk mencegah
adaptasi kebiasaan baru, UNISSULA juga membentuk perkembangan dan penyebaran COVID-19
Tim Task Force Pengawalan Pembelajaran dalam dengan memenuhi persyaratan yaitu mahasiswa
Masa Darurat COVID-19. telah mengisi form kesediaan mengikuti
Tim yang dibentuk bertugas mengkaji dan pembelajaran di Kampus UNISSULA dengan
mempersiapkan segala hal yang berkenaan dengan menjalankan protokol kesehatan diketahui oleh
pelaksanaan kegiatan akademik dan non akademik di orang tua/wali.
UNISSULA dalam kondisi pandemi bekerja sama 5. Penjadwalan pembelajaran skill dapat
dengan Tim Taks Force Penanggulangan COVID-19 dimaksimalkan 8-10 jam sehari dan terbagi
UNISSULA. Universitas Islam Sultan Agung Semarang dalam beberapa shift untuk beberapa kelompok
merupakan Universitas Islam Swasta terbesar di mahasiswa dengan tetap memenuhi physical
Jawa Tengah dan memiliki komitmen untuk distancing disesuaikan dengan rasio ruang, alat,
memberikan kontribusi dalam mewujudkan instruktur serta kondisi keuangan.
Semarang Sehat termasuk berperan serta aktif 6. Untuk menghindari padatnya kapasitas dalam
dalam upaya pengendalian penyebaran COVID-19 di Kampus UNISSULA, bila perlu dapat dilakukan
Provinsi Jawa Tengah. Dalam ajaran agama Islam, penjadwalan kehadiran ke Kampus secara
ada lima tujuan pokok hukum Islam (maqashid berkala oleh Unit Kerja masing-masing.
syari’ah) yang harus dijaga keberlangsungannya oleh 7. Apabila mahasiswa yang berhalangan hadir
umat Islam, yakni memelihara agama, jiwa, akal, dalam pembelajaran secara luring dikarenakan
harta, dan keturunan. Dalam memelihara jiwa sakit, maka dapat dilakukan penguatan skill
(hifdzun nafs), umat Islam berkewajiban untuk secara khusus oleh Program Studi berupa kuliah
menjaga keselamatan dan kesehatan diri sendiri dan susulan.
orang lain. Intinya, jiwa manusia harus selalu 8. Pelaksanaan ujian (UTS/UAS) dapat dilakukan
dihormati. Manusia diharapkan saling menyayangi secara daring dan bertahap (knowledge base
dan berbagi kasih sayang dalam bingkai ajaran Islam terlebih dahulu dan disusul ujian skill setelah
sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi semua CPMK selesai diajarkan) dengan tetap
Muhammad SAW. Adaptasi kebiasaan baru bidang menjaga kualitas ujian.
pendidikan yang diterakan oleh perguruan tinggi 9. Untuk semua mata kuliah skill base yang
diantaranya7 : membutuhkan wahana praktik/klinik di
1. Memaksimalkan pembelajaran dilakukan secara masyarakat, dikoordinasikan secara intensif oleh
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
43
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
program studi dengan pihak-pihak terkait pendidik klinik. Tujuan pendidikan klinik tidak
dengan mengikuti kebijakan setempat dan tetap terbatas pada penerapan keterampilan klinik seperti
melaksanakan protokol kesehatan untuk kemampuan anamnesis, pemeriksaan fisik,
mencegah perkembangan penyebaran COVID- interpretasi hasil pemeriksaan penunjang dan
19. keterampilan prosedur medis saja, tetapi juga
10. Pelaksanaan pembelajaran diluar kampus mencakup kemampuan mengintegrasikan
(wahana klinik/praktik) dapat dilaksanakan pengetahuan, ketrampilan klinik, dan perilaku
dengan metode synchronous (tatap muka virtual professional dalam mengatasi masalah pasien,
atau langsung) dan asynchronous (tidak secara meningkatkan kemampuan penalaran klinik,
langsung dalam waktu bersamaan) pada capaian menginternalisasi identitas profesi dokter dan
pembelajaran skill tertentu yang ditentukan mengembangkan rasa percaya diri sehingga
oleh program studi. membentuk pribadi yang mandiri. Berdasarkan pada
11. Mahasiswa dapat mengikuti kegiatan acuan atau pedoman adaptasi baru dalam proses
pembelajaran praktik di wahana klinik/praktik pembelajaran tersebut, maka kepaniteraan klinik
apabila telah memenuhi persyaratan sebagai Forensik dan Medikolegal telah menerapkan metode
berikut : pembelajaran alternatif dalam upaya pencapaian
a. Program studi telah mendapatkan sasaran belajar dan pencampaian keterampilan
persetujuan dari pemerintah daerah kompetensi sesuai SKDI. Pada masa sebelum
ataupun dinas kesehatan bagi program pandemi covid-19 terjadi, setiap peserta didik
studi kesehatan dan dinas/institusi lain yang selama mengikuti kepaniteraan Kedokteran Forensik
terkait dimana mahasiswa akan berpraktik. dan Medikolegal harus dapat memanfaatkan
b. Wajib membuat surat pernyataan sebagian besar waktunya untuk berinteraksi
kesediaan untuk mengikuti praktik tersebut langsung dengan pasien dan keluarganya baik di
sesuai tatanan baru UNISSULA maupun Instalansi Gawat darurat, Poliklinik, dan Kamar
ketentuan yang ada di wahana praktik serta Jenazah. Pengalaman yang didapatkan saat
diketahui oleh orang tua/wali. berinteraksi dengan pasien dan keluarganya
c. Sebelum melaksanakan praktik di wahana sesegera mungkin didokumentasikan untuk dikaji
klinik telah melakukan karantina mandiri berdasarkan literatur ilmiah secara mandiri. Pada
selama 14 hari sebelum praktik akhir kepaniteraan klinik Kedokteran Forensik dan
dilaksanakan di Semarang atau di daerah Medikolegal, peserta didik diharapkan memiliki
praktik. Selanjutnya diatur dalam panduan kompetensi untuk menangani berbagai masalah
pencegahan dan pengendalian Covid 19 pada kedokteran forensik dan medikolegal di
Program Studi. Indonesia. Peserta didik harus dapat menjalin
12. Penjadwalan kegiatan harian pembelajaran hubungan dengan pasien dan keluarganya,
di wahana praktik dapat dimaksimalkan 6-8 melakukan pemeriksaan pada pasien, merencanakan
jam sehari atau disesuaikan dengan pemeriksaan lain untuk menunjang penegakan
ketentuan wahana praktik dengan diagnosis, dan merencanakan pengelolaan, serta
meminimalisir jumlah mahasiswa dalam membuat visum et repertum.
satu kegiatan praktik. Kepaniteraan klinik prodi profesi dokter
13. Pelaksanaan pembelajaran praktik/klinik bertujuan untuk mencapai kompetensi dengan level
wajib menggunakan prinsip protokol “does” pada piramida milier, yang merupakan
kesehatan dalam pencegahan integrasi ranah kognitif, psikomotor dan afektif
perkembangan penyebaran COVID-19 menggunakan setting klinis. Untuk mencapai tujuan
seperti ketentuan dalam ketentuan tersebut, strategi pembelajaran dalam kepaniteraan
program studi maupun ketentuan di klinik didasarkan pada pengalaman klinis atau
wahana praktik/klinik. Experiential Learning. Penerapan experiential
Program Pendidikan Profesi Dokter learning dalam pembelajaran tahap profesi adalah
merupakan tahap pendidikan klinik dimana melalui proses sebagai berikut 9 :
mahasiswa belajar melalui interaksi secara langsung
dengan pasien di bawah pengawasan dokter
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
44
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
45
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Kegiatan ini dibimbing oleh dosen pembimbing langka yang didapatkan dari kasus nyata atau rekam
klinik secara daring menggunakan zoom atau medik berbasis masalah/gejala utama pasien.
google meet. Mahasiswa mengkaji mulai dari patofisiologi geja
4. Metode evaluasi Mini Clinical Evaluation dan tanda, pathogenesis penyakit, diagnosis,
Exercise (Mini-CEX) diagnosis banding, penatalaksanaan, prognosis
Metode evaluasi yang didesain untuk mengukur masing-masing penyakit pada diagnosis/diagnosis
performance mahasiswa dalam tahap klinik yang banding berdasarkan evidence-based medicine.
dilakukan dengan cara penguji mengobservasi 8. Multiple Choice Question (MCQ) menggunakan
mahasiswa dalam interaksi langsung dengan Komputer (Computer Based Test)
pasien kemudian penguji memberikan feedback Computer based test dengan menggunakan soal
konstruktif kepada mahasiswa terhadap pilihan ganda (MCQ) adalah suatu evaluasi
pencapaiannya. Evaluasi meliputi keterampilan pembelajaran dimana mahasiswa diberi
komunikasi terapeutik, keterampilan pemeriksaan pertanyaan dengan pilihan jawaban lebih dari
fisik, profesionalisme klinis, membuat intervensi satu. Soal dan jawaban berada pada program
penatalaksaan, konsultasi atau pendidikan computer sehingga mahasiswa langsung
kesehatan, organisasi/efisiensi, dan kompetensi mengerjakan soal dengan menggunakan computer.
klinis secara umum. Kegiatan ini dilakukan secara Peserta didik hadir pada ruang CBT Fakultas
daring menggunakan zoom atau google meet. Kedokteran dengan menerapkan protokol kesehatan
5. Metode evaluasi Direct Observation of yang ketat seperti pada Gambar 2.
Procedural Skill (DOPS)
Metode evaluasi ini bertujuan untuk menilai
keterampilan prosedural yang dilakukan oleh
mahasiswa secara langsung pada pasien. Metode
evaluasi ini meliputi tahapan observasi dan
feedback positif dari pembimbing secara daring
menggunakan zoom atau google meet.
6. Metode evaluasi Objective Structural Clinical
Examinations (OSCE)
Metode evaluasi untuk menilai kompetensi
klinik yang menggunakan beberapa langkah untuk
menilai keterampilan anamnesis, keterampilan
pemeriksaan fisik, keterampilan prosedural,
keterampilan diagnosis, keterampilan intepretasi
hasil pemeriksaan penunjang, edukasi pasien dll.
Setiap metode evaluasi yang digunakan pembimbing
juga harus menekankan evaluasi pada aspek nilai-
nilai spiritual termasuk nilai-nilai luhur dalam Islam
seperti mengucap basmalah sebelum melakukan
tindakan, keluhuran akhlak seperti mengucap
salam diawal interaksi dengan pasien,
berpedoman pada keluasan ilmu dan mengajarkan
tentang kematangan profesional, terutama saat
berhadapan dengan pasien. Untuk kegiatan ini Gambar 2. (Kiri) Peserta wajib cuci tangan dan dicek
sementara tidak dilakukan selama pandemi. suhu badan. (Kanan) Peserta mengerjakan ujian
secara berjarak di ruang CBT
KESIMPULAN
7. Penugasan Studi Pustaka
Penugasan studi pustaka merupakan metode Kepaniteraan klinik merupakan salah satu
evaluasi hasil pembelajaran dengan menitik syarat yang wajib dilalui oleh peserta didik dalam
beratkan kemampuan penulisan karya ilmiah. Kasus menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran.
yang digunakan dalam study pustaka adalah kasus Dengan adanya pandemi covid-19 ini, tentunya
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
46
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
47
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
1Departemen Forensik dan Medikolegal, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
2Departemen Forensik dan Medikolegal, Rumah Sakit Bhayangkara Semarang
ABSTRACT
INTRODUCTION. Asphyxia is a condition in which the body lacks a heavy supply of oxygen due to failure of normal
breathing. In terms of etiology, asphyxia can be caused by natural causes, mechanical trauma, and material
poisoning that causes depression of the respiratory center. Strangulation as a part of mechanical trauma.
CASE REPORT. The investigator sent a woman's body and a medical report requesting letter to to the Loekmono
Hadi Hospital at Kudus. From the results of the examination, it was concluded that the body of a woman was less
than seventeen years old. There were wounds caused by blunt force in the form of strangulation on the neck,
abrasions on the neck and bruises on the right shoulder and signs of suffocation. The victim died allegedly due to
injury to the neck which caused pressure on the wall of the upper airway and caused suffocation
DISCUSSION. In the strangulation case, the strength of it comes from the pull at both ends of the rope. This force
will compress the veins and airway resulting in disruption of blood and air flow. When the entrapment process
occurs, the death that occurs may be due to anoxia or hypoxia due to a closed airway, brain anoxia due to closed
veins, vagal reflexes, or closed carotid blood vessels so that the brain tissue lacks blood supply.
CONCLUSION. External examination, internal examination, and investigations that are accurate and thorough in
cases of entrapment are needed in determining a cause of death. The pattern of rope lesions as well as the
presence of signs of intravitality of the wound indicates that the lesions formed during antemortem were
associated with asphyxia in the remains.
PENDAHULUAN
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
48
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Kata asfiksia berasal dari bahasa Yunani, “a” pneumotoraks bilateral, sumbatan atau halangan
berarti “tanpa” dan “sphygmos” yang berarti pada saluran napas dan sebagainya. (3) Keracunan
“denyut”. Istilah ini digunakan untuk keadaan atau bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan,
kondisi dimana tubuh kekurangan suplai oksigen misalnya barbiturat, narkotika.
yang berat akibat kegagalan pernapasan secara Asfiksia mekanik merupakan asfiksia yang
normal. Asfiksia menyebabkan oksigen dalam darah disebabkan oleh obstruksi saluran pernapasan akibat
berkurang (hipoksia) yang disertai dengan berbagai kekerasan (mekanik) misalnya
peningkatan kadar karbondioksida (hiperkapnea) pembekapan, penyumpalan, jeratan, cekikan dan
sehingga organ dalam tubuh mengalami kekurangan gantung. Asfiksia mekanik ini merupakan jenis
oksigen yang dapat menyebabkan kematian.1 asfiksia paling sering ditemukan pada kasus tindak
Asfiksia merupakan salah satu kasus penyebab pidana yang menyangkut nyawa manusia.4 Menurut
kematian terbanyak yang ditemukan dalam kasus database kasus kematian Centers for Disease Control
kedokteran forensik. Mekanisme kematian akibat (CDC) pada 1999-2004, sekitar 20.000 kasus
asfiksia terjadi sangat cepat, dalam 40 detik asfiksia kematian di Amerika Serikat, baik yang disengaja
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan maupun yang tidak disengaja berkaitan dengan
dalam beberapa menit dapat menyebabkan berbagai jenis kasus tipe asfiksia mekanik, yaitu
kematian pada korban.2 Dari segi etiologi, asfiksia tenggelam, gantung diri, jeratan, dan pembekapan.5
dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini3,4: (1) Di Indonesia, kematian akibat asfiksia berada
Penyebab alamiah, misalnya penyakit yang pada urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas (KLL)
menyumbat saluran pernafasan seperti laringitis dan trauma mekanik.6 Penelitian yang dilakukan
difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau tahun 2007-2012 di Instalasi Kedokteran Forensik
menimbulkan gangguan pergerakan paru seperti RSUP Dr. Sardjito dari 904 rekam medis, diperoleh
fibrosis paru, pneumonia, COPD. (2) Trauma data sejumlah 72 kasus kematian akibat asfiksia
mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik, mekanik. Prevalensi kelompok usia 21-40 tahun
misalnya trauma yang mengakibatkan emboli, merupakan yang tertinggi yaitu 35 kasus (46,47%).
Kasus terbanyak ialah kasus obstruksi jalan
nafas oleh benda asing sebanyak 32 kasus
(42,67%). Prevalensi terbanyak kasus yang
ditemukan memiliki ciri yang sama pada kasus
bunuh diri sebanyak 27 kasus (36%). 7 Pada artikel
ini dipaparkan sebuah kasus mati lemas akibat
asfiksia mekanik berupa penjeratan yang
menyebabkan obstruksi saluran napas atas.
LAPORAN KASUS
Seorang jenazah perempuan dikirim oleh
Gambar 1. Keadaan umum jenazah
penyidik disertai dengan Surat Permintaan Visum
et Repertum ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pada pemeriksaan luar ditemukan data
Loekmono Hadi Kudus, Provinsi Jawa Tengah pada pemeriksaan sebagai berikut : jenis kelamin
hari Kamis tanggal 8 Oktober 2020. Ditemukan perempuan, umur kurang dari 17 tahun, panjang
seorang perempuan tidak sadarkan diri dengan badan 155 cm, kulit kuning langsat, rambut warna
luka akibat kekerasan tumpul berupa jejas jerat hitam lurus dan tidak ada cacat fisik. Pada kepala
pada leher, luka lecet pada leher dan luka memar tampak bintik perdarahan pada hampir seluruh
pada bahu kanan serta didapatkan tanda-tanda permukaan wajah (Gambar 2).
mati lemas. Korban dibawa ke RSUD dr. Loekmono
Hadi Kudus pada tanggal 8 Oktober 2020 pukul
21.00. Korban meninggal dunia diduga akibat jejas
pada leher yang menyebabkan penekanan dinding
saluran nafas bagian atas dan menyebabkan mati
lemas. Kemudian dilakukan otopsi berupa
pemeriksaan luar dan dalam pada jenazah setelah
diterima atas izin penyidik ( Gambar 1 ).
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
49
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Gambar 2. Bintik perdarahan pada wajah Gambar 3. Jejas jerat pada leher
Pada leher terdapat beberapa luka lecet Pada bahu terdapat sebuah luka memar di
pada leher, luka lecet terbesar pada leher sisi bahu kanan, bentuk tidak teratur, ukuran panjang
kiri, bentuk tidak teratur, ukuran panjang lima sentimeter lebar satu sentimeter, batas tidak
empat sentimeter, lebar satu sentimeter, tegas, warna kebiruan. (Gambar 4)
batas tidak tegas, warna kemerahan. Luka
lecet terkecil pada leher sisi kanan, bentuk
tidak teratur, ukuran panjang nol koma empat
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter,
batas tidak tegas, warna kemerahan. Selain
itu, terdapat sebuah jejas yang melingkari
leher secara penuh. Pada leher bagian depan
dengan batas teratas enam sentimeter di
bawah dagu dan batas terbawah dua belas
sentimeter di bawah dagu.
Pada leher bagian samping kanan dengan
batas teratas tujuh sentimeter di bawah
lubang telinga kanan dan batas terbawah dua
belas sentimeter di bawah lubang telinga
kanan, pada leher bagian samping kiri dengan
batas teratas sepuluh sentimeter di bawah
lubang telinga kiri, dan batas terbawah
sebelas sentimeter di bawah lubang telinga
kiri, pada leher bagian belakang dengan batas
teratas tiga sentimeter di bawah batas bawah
tumbuh rambut dan batas terbawah delapan
sentimeter di bawah batas bawah tumbuh
rambut. Panjang lingkar jejas tiga puluh enam
sentimeter, lebar sisi kanan lima sentimeter,
lebar sisi depan enam sentimeter, lebar sisi
kiri satu sentimeter, lebar sisi belakang lima
sentimeter. Batas tidak tegas, tepi tidak rata,
dasar kulit ari, warna merah kecoklatan, pada Gambar 4. Luka memar di bahu
perabaan kasar, disekitar luka terdapat
memar dan bintik perdarahan. (Gambar 3) Pada dada tidak ada tanda kekerasan.
Pada punggung terdapat bintik perdarahan
(Gambar 5) Pada pinggang terdapat bintik
perdarahan. Pada perut tidak ada tanda
kekerasan. Pada bokong tampak bintik
perdarahan. Pada dubur tidak ada tanda
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
50
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pada selaput kelopak mata tampak Gambar 6. Bercak perdarahan pada mata
pelebaran pembuluh darah pada kedua selaput
kelopak mata. Pada selaput biji mata terdapat Otak kecil berwarna putih, permukaan
bercak perdarahan pada kedua selaput biji mata licin, perabaan lunak, berat seratus delapan
(Gambar 6). Pada lubang hidung tampak cairan belas gram, panjang tiga belas sentimeter, lebar
berwarna merah menyerupai darah pada lubang enam koma lima sentimeter, tinggi dua
hidung kiri. Di bagian mulut, pada bagian bibir dan sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan.
selaput lendir mulut tampak kebiruan. Pada Pada batang otak berwarna putih, permukaan
keempat sisi rahang masing- masing terdapat 7 licin, perabaan lunak, berat tiga puluh delapan
buah gigi. gram, panjang sepuluh sentimeter, lebar lima
Pada pemeriksaan dalam didapatkan temuan sentimeter, tinggi satu koma lima sentimeter,
sebagai berikut : pada pengirisan tidak ada kelainan.
Pada bagian kulit kepala bagian dalam tampak Pada leher bagian dalam terdapat sebuah
resapan darah pada kulit kepala bagian dalam sisi resapan darah pada otot leher, bentuk tidak
kanan, bentuk tidak teratur, panjang tujuh teratur, ukuran panjang sepuluh sentimeter
sentimeter lebar empat sentimeter, batas tidak lebar delapan sentimeter, batas tidak tegas,
tegas, warna merah kehitaman. Otak besar warna kemerahan. Pada rongga dada
berwarna putih, permukaan licin, perabaan lunak, diadapatkan temuan-temuan sebagai berikut :
berat seribu enam puluh gram, panjang sembilan paru tidak didapatkan tanda- tanda kekerasan,
belas sentimeter, lebar delapan belas sentimeter, paru kanan terdiri dari satu baga, permukaan
tinggi empat sentimeter. Terdapat sebuah resapan licin, perabaan seperti spons, warna merah
darah pada otak besar sisi kanan, bentuk teratur, kehitaman, berat tiga ratus sembilan puluh lima
ukuran panjang enam sentimeter, lebar empat gram, panjang lima belas sentimeter, lebar dua
sentimeter, batas tidak tegas, warna merah belas sentimeter, tinggi empat sentimeter. Pada
kehitaman. Pada pengirisan tampak bintik pengirisan tidak ada kelainan. Paru kiri terdiri
perdarahan. dari dua baga, permukaan licin, perabaan
seperti spons, warna merah kehitaman, berat
empat ratus tujuh puluh satu gram, panjang
enam belas sentimeter, lebar tiga belas
sentimeter, tinggi empat sentimeter. Pada
pengirisan tidak ada kelainan.
Jantung berwarna kemerahan, perabaan
kenyal, berat jantung dua ratus dua puluh satu
gram, panjang dua belas sentimeter, lebar
sepuluh sentimeter, tinggi empat sentimeter.
Kandung jantung terdapat cairan kandung
jantung berwarna kekuningan sebanyak dua
belas mililiter. Jantung kanan pada katup antara
serambi dan bilik kanan terdiri dari tiga buah
katup, ukuran panjang lingkar katup jantung
kanan sepuluh sentimeter, tebal otot jantung
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
51
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
kanan satu sentimeter, katup pembuluh nadi penekanan dinding saluran nafas bagian atas
paru terdiri dari tiga buah katup dengan ukuran dan menyebabkan mati lemas.
panjang lingkar katup lima sentimeter. Jantung
kiri pada katup antara serambi dan bilik kiri DISKUSI
terdiri dari dua buah katup, ukuran panjang Traumatologi adalah ilmu yang
lingkar katup jantung kiri sepuluh sentimeter, mempelajari semua aspek yang berkaitan
tebal otot jantung kiri satu koma tujuh dengan kekerasan terhadap jaringan tubuh
sentimeter. Katup pembuluh nadi utama terdiri manusia yang masih hidup.9 Luka adalah suatu
dari tiga buah katup dengan ukuran panjang keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh
lingkar katup enam sentimeter. Hati berwarna akibat kekerasan.8 Kekerasan mengenai tubuh
merah kehitaman, permukaan licin, perabaan seseorang dapat menimbulkan efek pada fisik
kenyal, berat seribu empat ratus empat puluh maupun psikisnya. Efek fisik berupa luka-luka,
gram, panjang dua puluh delapan sentimeter, yang kalau diperiksa dengan teliti akan dapat
lebar dua puluh sentimeter, tinggi delapan diketahui jenis penyebabnya, yaitu benda-benda
sentimeter, pada pengirisan tidak ada kelainan. mekanik, benda-benda fisik, kombinasi mekanik-
Limpa berwarna kemerahan, permukaan licin, fisik dan zat-zat kimia korosif. Dari hasil
konsistensi kenyal, berat sembilan puluh lima pemeriksaan medik kasus di atas didapatkan
gram, panjang tiga belas sentimeter, lebar enam luka berupa jejas jerat pada leher, luka lecet dan
sentimeter, tinggi dua sentimeter, pada memar pada bagian bahu kanan, diduga akibat
pengirisan tidak ada kelainan. kekerasan benda tumpul. Kekerasan benda
Lambung berwarna kemerahan, tumpul dapat mengakibatkan berbagai macam
permukaan licin, berat lambung beserta isi dua jenis luka, antara lain 9 :
ratus empat puluh tujuh sentimeter, panjang
1. Memar (kontusi), ditandai dengan kerusakan
lengkung besar tiga puluh satu sentimeter,
jaringan tanpa disertai diskontinuitas
panjang lengkung kecil sebelas sentimeter,
permukaan kulit. Kerusakan disebabkan oleh
lambung berisi cairan. Pankreas : warna merah
pecahnya kapiler sehingga darah keluar dan
kecokelatan, permukaan licin, perabaan lunak,
meresap ke jaringan sekitarnya sehingga pada
berat lima puluh dua gram panjang enam belas
awal luka akan tampak warna merah kebiruan,
sentimeter, lebar lima sentimeter, tinggi satu
setelah 4-5 hari akan berubah menjadi kuning
sentimeter. Pada pengirisan tidak ada kelainan.
kehijauan dan apabila sudah melewati
Ginjal kanan berwarna merah kecoklatan,
seminggu akan tampak kekuningan.
perabaan kenyal, permukaan licin, simpai
2. Luka lecet (abrasi), ditandai dengan rusaknya
mudah dilepas, ukuran panjang sepuluh
lapisan luar kulit dengan ciri sebagai berikut:
sentimeter, lebar lima sentimeter, tinggi dua
(a) berbentuk tidak teratur, (b) batas luka tidak
sentimeter, berat enam puluh dua gram, pada
teratur, (c) tepi tidak teratur, (d) terkadang
pengirisan tidak ada kelainan. Ginjal kiri
disertai sedikit perdarahan, (e) permukaan luka
berwarna merah kecoklatan, permukaan licin,
tertutup oleh krusta, (f) warna coklat
perabaan kenyal, simpai mudah dilepas, dengan
kemerahan, (g) tampak bagian yang masih
ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar lima
ditutupi epitel dan reaksi jaringan pada
sentimeter, tinggi dua sentimeter, berat enam
pemeriksaan mikroskopis. Bentuk luka lecet
puluh satu gram, pada pengirisan tidak ada
(gores, tekan, serut dan geser) dapat memberi
kelainan. Sebagai pemeriksaan tambahan, telah
gambaran mengenai benda yang
dilakukan pengambilan sampel organ berupa,
mengakibatkan luka.
otak besar, otak kecil, batang otak, otot leher
3. Luka robek (laserasi), merupakan luka yang
dalam, hati, jantung, kelenjar lidah perut, limpa,
disebabkan karena kontak dengan benda
paru – paru, dan ginjal untuk dilakukan
tumpul dengan kekuatan yang mampu
pemeriksaan patologi anatomi.
merobek seluruh lapisan kulit dan jaringan di
Dari hasil pemeriksaan didapatkan
bawahnya. Luka robek umumnya memiliki ciri
kesimpulan, jenazah seorang perempuan, umur
sebagai berikut: (a) batas luka tidak teratur, (b)
kurang dari tujuh belas tahun. Didapatkan luka
tepi luka tidak rata, (c) bila kedua tepi
akibat kekerasan tumpul berupa jejas jerat pada
ditautkan tidak rapat (oleh karena sebagian
leher, luka lecet pada leher dan luka memar
yang hancur), (d) tebing luka tidak rata dan
pada bahu kanan serta didapatkan tanda-tanda
kadang disertai jembatan jaringan, (e) terdapat
mati lemas. Korban meninggal dunia diduga
memar sekitar batas luka, (f) lokasi pada
akibat jejas pada leher yang menyebabkan
daerah yang dekat dengan tulang.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
52
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Luka memar pada korban masih berwarna tinggi kedua ujung jejas jerat berbeda. Selain itu,
kebiruan sehingga dapat disimpulkan terdapat lecet atau memar. Pada peristiwa
kemungkinan terjadi kekerasan tumpul tidak lama pembunuhan sering ditemukan adannya lecet atau
sebelum korban meninggal. Terdapat tanda-tanda memar di sekitar jejas yang disebabkan karena
korban mati lemas akibat jeratan yang terdapat usaha korban untuk membuka jeratan 10.
pada leher korban. Pemeriksaan luar dan dalam
menunjukkan warna bibir tampak kebiruan, warna KESIMPULAN
selaput bibir tampak kebiruan, jaringan bawah Hasil laporan kasus yang didapatkan cukup
kuku tampak kebiruan, terdapat resapan darah menarik. Data yang diketahui terdapat beberapa
pada otak besar dan didapatkan bercak luka pada tubuh korban disertai tanda-tanda mati
perdarahan pada selaput biji mata. Menurut teori, lemas. Berdasarkan data-data tersebut,
pada jenazah yang mengalami asfiksia akan disimpulkan bahwa korban meninggal dunia akibat
mengalami beberapa tanda sebagai berikut: asfiksia karena penjeratan. Penelitian tentang
1. Ditemukan sianosis pada bagian-bagian asfiksia dan kematian perlu ditelusuri lebih lanjut
tertentu pada tubuh
2. Perbendungan sistemik maupun pulmoner
DAFTAR PUSTAKA
dan dilatasi jantung kanan
3. Terdapat busa halus pada hidung dan mulut 1. Vincent Dimaio. 2001. Forensic Pathology 2nd
Edition. CRC Press: USA.
4. Gambaran perbendungan pada mata berupa
2. Arun M. 2006. Methods of suicide: A medicolegal
pelebaran pembuluh konjungtiva bulbi dan perspective. JIAFM. 2006;28 (1):22-6.
palpebra. 3. Muhammad Al Fatih II. 2007. Asfiksia dalam
Forensik Klinik
Pada peristiwa penjeratan seperti kasus di 4. Budiyanto A. 1997. Kematian Akibat Asfiksia
atas, kekuatan jerat berasal dari tarikan pada Mekanik dalam Ilmu Kedokteran Forensik Edisi I.
kedua ujung jerat. Kekuatan tersebut akan Jakarta. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
menekan pembuluh vena dan jalan napas yang 5. Michael AG, Denton JS, editors. 2016. Pathology of
mengakibatkan gangguan aliran darah dan udara. Asphyxial Death. Epidemiolgy.
Tali yang dipakai seringkali disilangkan ataupun 6. Tasmono H. 2007. Distribusi kasus kematian akibat
diberi simpul agar mencegah jeratan mengendur. asfiksia di Malang Raya yang diperiksa di Instalasi
Kedokteran Forensik RSSA Tahun 2006-2007.
Jeratan pada leher bagian depan seringkali Malang: Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
melewati membrane yang menghubungkan tulang 7. Prabowo KN. 2013. Gambaran kasus asfiksia
rawan hyoid dan tulang rawan thyroid. Jeratan mekanik yang ditangani di Instalasi Kedokteran
sering tidak meninggalkan jejas apabila tali yang Forensik RSUP Dr. Sardjito Tahun 2007-2012.
Universitas Gajah Mada.
digunakan dalam penjeratan berasal dari bahan 8. Budiyanto, A. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik.
lembek dan halus atau sesudah mati ikatan Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik. Jakarta :
menjadi longgar. Saat terjadi proses perjeratan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
kematian yang terjadi kemungkinan disebabkan 9. Dahlan, S., Trisnadi, S., 2019. Ilmu Kedokteran
Forensik Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
oleh karena : Hukum Edisi Ke-5. Cetakan Revisi. Semarang: Badan
1. Anoksia atau hipoksia karena tertutupnya Penerbit Fakultas Kedokteran Univesitas Islam
jalan napas. Sultan Agung
2. Anoksia otak disebabkan karena 10. Purwanti T. Apuranto H. 2014. Kasus Hanging
dengan Posisi Duduk Bersandar di Kursi Sofa.
tertutupnya vena Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
3. Vagal reflek Medikolegal FK Unair – RSUD Dr Soetomo
4. Tertutupnya pembuluh darah carotis Surabaya. Jurnal Kedokteran Forensik Indonesia,
sehingga jaringan otak kekurangan suplai Vol. 16
darah Copyright @ 2020 Authors. This is an open access
Selain itu pada tubuh jenazah dengan yang article distributed under the terms of the Creative
meninggal dunia akibat jeratan dapat ditemukan Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International License
kelainan sebagai berikut: Pada leher ditemukan (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/),
jejas jerat dengan ciri tidak sejelas jejas gantung, which permits unrestricted non-commercial use,
arahnya horizontal, kedalamannya regular, namun distribution, and reproduction in any medium,
apabila terdapat simpul atau tali yang disilangkan provided the original author and source are properly
cited
maka jejas tersebut akan terlihat lebih dalam,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 53
Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Introduction. Drowning is a condition of suffocation due to asphyxia due to the entry of fluids into the respiratory
tract. The process of drowning begins with respiratory distress either because a person's airway is below the
surface of the liquid (submersion) or the water only covers the face (immersion).
Case report. Investigators brought a male corpse and a medical report requesting letter to Brebes Regional
Hospital, allegedly dead due to drowning. From the results of external examination, there were signs of
decomposition, signs of blunt force to the head leading to fracture of the skull base of the right and left sides, and
signs of drowning.
Discussion. Drowning death can be caused by the vagal reflex, laryngeal spasm, and the influence of entering
water into the lungs. The victim also got blunt force in the form of a linear fracture at the base of the skull which
could be associated with bleeding in the brain, where the bleeding can lead to neurological problems that are fatal.
Conclusion. The results of the case reports were quite interesting. Data that are known to contain signs of
drowning, decomposition and fracture of the skull base requires a detailed examination to determine the cause of
death in the body. Further research into drowning deaths needs to be done.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 55
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 56
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
permukaan licin, perabaan seperti spons, tidak (immersion). Pada kejadian tenggelam dapat
tampak bintik kehitaman, dengan berat tiga ratus menyebabkan terjadinya komplikasi pada korban
sembilan puluh tujuh gram, dengan ukuran panjang tenggelam yang selamat dapat terjadi komplikasi
tujuh belas sentimeter, lebar dua belas sentimeter, acute respiratory distress syndrome (ARDS),
tinggi tiga sentimeter. Selaput pembungkus paru pneumonia (12%), kerusakan neurologis permanen,
berwarna merah tua. Berat jantung dua ratus sepsis, koagulasi intravascular diseminata (KID).
sembilan puluh lima gram dengan ukuran panjang Korban dengan gangguan pernapasan merupakan
tiga belas sentimeter, lebar sebelas sentimeter, keadaan darurat yang sesegera mungkin diberikan
tinggi tiga sentimeter, panjang lintang katup kanan pertolongan. Gangguan pernapasan dimana
tiga belas sentimeter, jumlah katup tiga, tebal otot ketidakmampuan sistem pernapasan untuk
nol koma lima sentimeter, panjang jantung lingkar mempertahankan oksigen dengan normal, akibat
katup kiri sepuluh sentimeter, tebal jantung kiri satu penumpukan cairan pada paru-paru, terjadinya
sentimeter, panjang katup aorta enam sentimeter, infeksi serta perdarahan menurut riset yang
cairan kandung jantung kering. Tidak terdapat massa dibuktikan hal tersebut yang mengakibatkan
pada bilik kanan dan bilik kiri. terjadinya penurunan kesadaran pada korban
Pada rongga perut didapatkan hasil pemeriksaan tenggelam bahkan terjadi kematian. Hasil
berupa kulit perut bagian dalam, rongga perut, tirai pemeriksaan medik dari otopsi pada kasus tersebut
usus, usus besar, usus halus tidak ada kelainan. Hati didapatkan tanda-tanda tenggelam, tanda- tanda
berwarna mozaik, permukaan licin, perabaan kenyal, pembusukan, dan tanda-tanda kekerasan tumpul
berat seribu dua ratus empat puluh satu gram, yang menyebabkan patah tulang basis cranii kanan
dengan ukuran panjang dua puluh dua sentimeter, dan kiri . Sebab kematian adalah asfiksia karena
lebar tujuh belas sentimeter, tinggi lima sentimeter tenggelam. Menurut pengertiannya sendiri,
pada pengirisan warna coklat kehitaman. Limpa seseorang dikatakan tenggelam apabila lubang
memiliki berat dua puluh tujuh gram, panjang hidung dan mulut berada di bawah permukaan air.
sebelas sentimeter, lebar dua koma lima sentimeter, Jumlah air yang mematikan jika dihirup oleh paru-
tinggi dua sentimeter, pada pengirisan tidak paru orang dewasa sekitar 2 liter. Kematian pada
ditemukan kelainan. Lambung kosong dengan peristiwa tenggelam dapat disebabkan oleh2:
ukuran panjang lingkar besar tiga puluh tujuh 1. Vagal reflek, disebut juga tenggelam kering (dry
sentimeter, panjang lingkar kecil sebelas sentimeter, drowning) dikarenakan pada saat pemeriksaan
berat seratus delapan puluh satu. post mortem tidak ditemukan adanya tanda-
Ginjal kanan berwarna merah kecoklatan, tanda asfiksia ataupun air dalam paru-paru.
konsistensi kenyal, tampak, simpai mudah dilepas. 2. Spasme laring, disebabkan karena rangsangan
Ukuran ginjal panjang sebelas sentimeter, lebar air yang masuk ke laring. Pada pemeriksaan post
tujuh sentimeter, berat tujuh puluh lima, pada mortem biasa ditemukan tanda-tanda asfiksia,
pengirisan tidak terdapat kelainan. Ginjal kiri tetapi paru-paru tidak terisi air. Kematian akibat
berwarna merah kecoklatan, konsistensi kenyal, spasme laring ini sangat jarang terjadi.
simpai mudah dilepas. Ukuran ginjal panjang sebelas 3. Pengaruh air yang masuk ke dalam paru, jika
sentimeter, berat sembilan puluh delapan gram, korban tenggelam di air tawar maka akan terjadi
lebar delapan sentimeter, pada pengirisan tidak anoksia, hemodilusi dan hemolisis disertai
terdapat kelainan. Kandung kemih tidak ada gangguan elektrolit, sedangkan jika di air asin
kelainan. Dilakukan pemeriksaan tambahan berupa akan menyebabkan anoksia dan
pengambilan sampel organ berupa hati, resapan otot hemokonsentrasi tanpa gangguan elektrolit.
kepala, apeks jantung, ginjal kiri, ginjal kanan, paru, Pada pemeriksaan post mortem akan ditemukan
limpa, dan otot dada untuk dilakukan pemeriksaan tanda-tanda asfiksia, buih, dan benda-benda air
patologi anatomi. pada paru-paru.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan kesimpulan, Pada kelainan post mortem akibat tenggelam,
jenazah seorang laki-laki, umur diantara 20 tahun biasanya ditemukan tanda-tanda berikut:
sampai 30 tahun. Didapatkan tanda-tanda 1. Pemeriksaan luar, pada pemeriksaan luar
pembusukan, tanda-tanda kekerasan tumpul di biasanya ditemukan pakaian basah dan kadang
kepala yang menyebabkan patah tulang basis cranii disertai lumpur, kulit basah, keriput, dan kadang
kanan dan kiri dan ditemukan tanda-tanda seperti kulit angsa, washer woman hands, lebam
tenggelam. Sebab kematian diduga karena mayat terutama pada kepala dan leher, tanda-
tenggelam. tanda asfiksia, cadaveric spasm, dan buih halus
yang merupakan petunjuk kuat dari peristiwa
DISKUSI tenggelam
Tenggelam (drowning) adalah proses terjadinya 2. Pemeriksaan dalam, ditemukan buih pada
gagguan pernapasan akibat jalan napas terendam air saluran napas, paru-paru membesar dan pucat,
(submersion) atau terguyur di seluruh wajah lebih berat dan basah dibandingkan dengan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 57
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
paru-paru penderita asma, terdapat gambaran diatomnya dapat secara pasif masuk ke saluran
marmer dan akan keluar buih pada pengirisan udara selama jenazah tenggelam. Oleh karena itu,
(emphysema aquosum), ditemukan air, butir- harus ditekankan bahwa untuk diagnosis kematian
butir pasir dan algae di dalam lambung dan karena tenggelam, jumlah plankton yang ditemukan
esofagus dan bercak-bercak hemolisis pada di organ dan organ.10 Pada korban sendiri ditemukan
dinding aorta apabila terjadi hemolisis. kedua telapak tangan dan kaki tampak basah,
Temuan pemeriksaan luar dalam kasus kematian keriput, kuku dan jaringan di bawah kuku tampak
akibat tenggelam bervariasi. Beberapa temuan pucat yang menunjukkan adanya peristiwa
hanyalah indikasi durasi perendaman dimana telah tenggelam.Pada korban juga ditemukan kekerasan
terjadi kontak dengan air dalam waktu yang cukup akibat benda tumpul yang mengakibatkan patah
menyebabkan perubahan yang terlihat. Karakteristik tulang basis cranii kanan dan kiri. Patah tulang basis
interval submersi post mortem (PMSI) seperti suhu cranii merupakan sebuah fraktur linier yang terjadi
dan arus air, waktu yang telah berlalu antara pada dasar tulang tengkorak.8 Fraktur pada tulang
pemulihan dan otopsi, intervensi medis, dan waktu tengkorak berhubungan dengan perdarahan pada
bertahan hidup di rumah sakit merupakan faktor otak, dimana perdarahan sebanyak 35-100 mL dapat
yang mempengaruhi apa yang mungkin terlihat atau mengakibatkan gangguan neurologis yang dapat
tidak pada saat dokter forensik melakukan menyebabkan kejadian fatal 5. Pada korban,
pemeriksaan. Semakin lama PMSI, temuan akan perdarahan otak tidak dapat dinilai akibat keadaan
semakin kurang menonjol atau berpotensi lebih otak yang sudah membubur. Kekerasan tumpul
membingungkan pada saat otopsi dilakukan.7 sendiri dapat menyebabkan berbagai macam jenis
Termoneutral adalah istilah untuk suhu air di luka, diantaranya:
mana kehilangan panas sama dengan produksi 1. Memar (kontusi), kerusakan jaringan tanpa
panas. Kebanyakan peristiwa tenggelam pada air disertai diskontinuitas permukaan kulit. Memar
panas, terjadi di air suhu di bawah titik ditandai dengan bentuk yang tidak beraturan,
termoneutralitas, yaitu 35 ° C + 0,5. Namun, batas tidak tegas, warna merah kebiruan, setelah
beberapa kasus tenggelam terjadi di bak air panas, 4-5 hari menjadi kuning kehijauan dan ≥ 7 hari
sambil menuangkan air panas di atas kepala, atau akan tampak kekuningan.
selama menyelam atau pertandingan berenang di air 2. Luka Lecet (abrasi), rusaknya lapisan luar kulit
hangat. Di sisi lain, kasus tenggelam terjadi di air yang ditandai dengan bentuk tidak teratur, batas
yang lebih dingin dari suhu termoneutral, sehingga luka tidak teratur, tepi tidak teratur, kadang
tubuh memulai respons fisiologis yang terkait disertai sedikit perdarahan, permukaan luka
dengan pendinginan. Dalam air dingin, respon yang tertutup oleh krusta, warna coklat kemerahan,
bertindak sebagai prekursor tenggelam disebabkan dan tampak bagian yang masih ditutupi epitel
oleh pendinginan kulit (syok dingin), kemudian dan reaksi jaringan pada pemeriksaan
pendinginan saraf dan otot superfisial masuk mikroskopis.
anggota badan, dan akhirnya mendinginkan jaringan 3. Luka robek (laserasi), disebabkan karena kontak
tubuh bagian dalam (hipotermia). Air yang dihirup dengan benda tumpul dengan kekuatan yang
masuk ke paru-paru di alveolar ruang yang merusak mampu merobek seluruh lapisan kulit dan
surfaktan yang menyebabkan edema daerah paru jaringan di bawahnya yang ditandai dengan batas
dengan transudasi cairan protein di ruang alveolar. luka tidak teratur, tepi luka tidak rata, bila kedua
Hal ini menyebabkan hipoksemia sekunder akibat tepi ditautkan tidak bias membentuk garis lurus,
non-oksigenasi darah mengalir melalui bagian paru- tebing luka tidak rata dan kadang disertai
paru yang kurang ventilasi. Untuk mengetahui jembatan jaringan, terdapat memar sekitar batas
penyebab kematian pada jenazah yang ditemukan di luka, lokasi pada daerah yang dekat dengan
air tersebut menantang. Hanya setelah penyelidikan tulang.
kematian menyeluruh dan otopsi lengkap, ahli
patologi menyatakan kematian sebagai makhluk Pembusukan (dekomposisi) terbentuk oleh dua
hidup dari asfiksia karena tenggelam, karena proses yaitu autolisis (penghancuran sel dan organ
merupakan diagnosis pengecualian. Namun oleh enzim intraseluler) dan putrefaction
meskipun utilitas terbukti dari file otopsi untuk (disebabkan oleh bakteri dan fermentasi). Dimana
prosedur medis dan peradilan, prosedurnya jarang hal tersebut akan tampak kira-kira 24 jam pasca
diminta bahkan ketika diindikasikan.9 Kehadiran kematian, berupa warna kehijauan pada perut kanan
plankton menunjukkan bahwa ketika cairan yang bawah, secara bertahap akan menyebar ke seluruh
tenggelam memenuhi paru-paru, aktivitas perut dan dada serta menimbulkan bau busuk.
kardiosirkulasi efektif, memungkinkan pengangkutan Menurut hukum Casper, media tempat mayat
bahan ini, melalui sirkulasi darah, ke dalam organ berada juga berperan dalam proses pembusukan.
dalam. Penemuan diatom hanya di paru-paru Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang
memiliki nilai diagnostik yang kecil karena air beserta berada dalam udara, air, dan tanah adalah 1:2:8. 1,6
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 58
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
KESIMPULAN
Hasil laporan kasus yang didapatkan cukup
menarik. Data yang diketahui terdapat tanda-tanda
tenggelam dan pembusukan serta patah tulang basis
cranii. Berdasarkan data-data tersebut, korban
diduga meninggal dunia akibat tenggelam. Penelitian
tentang kematian akibat tenggelam perlu diteliti
lebih lanjut lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto, A. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian
Kedokteran Forensik. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
2. Dahlan, S., Trisnadi, S., 2019. Ilmu Kedokteran Forensik
Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum Edisi Ke-5.
Cetakan Revisi. Semarang: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Univesitas Islam Sultan Agung.
3. World Health Organization. 2016. Drowning Section.
4. Usaputro R. Yulianti K. 2014. Karakteristik Serta Faktor Resiko
Kematian Akibat Tenggelam Berdasarkan Data Bagian Ilmu
Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah 2010
– 2012. Vol 3 No 5 (2014): e-Jurnal Medika Udayana
5. Bardale, R. 2011. Principle of Forensic Medicine and
Toxicology. New Delhi: Jaypee Brothers Medikal Publishers (P)
LTD.
6. DiMaio DJ, DiMaio VJ. 2001. Forensic Pathology 2nd Edition.
New York: CRC Press LLC.
7. Armstrong, Erskine. 2018. Investigation Of Drowning Deaths.
Academic Forensic Pathology: The Official Publication of The
National Association of Medical Examiners.
8. Academic Forensic Pathology International. Available from:
www.afpjournal.com
9. Bierens J.L.M et al. 2016. Physiologi of Drowning: A Review.
PHYSIOLOGY 31: 147–166, 2016. Published February 17,
2016; doi:10.1152/physiol.00002.2015
10. Sugatha M. Parwathi K. 2019. Analysis of Deaths due to
Drowning – a Retrospective Study. Volume 6 Issue 4.
Internationla Journal of Contemporary Medical Research.
11. Marella GL, et al. 2019. Diagnosis of drowning, an everlasting
challenge in forensic medicine: review of the literature and
proposal of a diagnostic algorithm. DOI: 10.19193/0393-
6384_2019_2_140. Available from:
https://www.researchgate.net/publication/332093281_Diagn
osis_of_drowning_an_everlasting_challenge_in_forensic_me
dicine_review_of_the_literature_and_proposal_of_a_diagnos
tic_algorithm.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 59
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
Tri Handayani1, Saebani2, Tuntas Danardhono2, Julia Ike Haryanto2, Gatot Suharto2
1Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis 1, Ilmu Kedokteran Forensik dan Studi Medikolegal, Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro/ RSUP Dr. Kariadi Semarang
2Staff Pengajar Bagian Forensik dan Medikolegal dan Studi Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr.
Kariadi Semarang
ABSTRACT
Introduction Doctors are a profession that is at the forefront of dealing directly with Covid-19 in helping patients
heal. As of August 30, 2020, the Executive Board of the Indonesian Doctors Association published that even 100
(one hundred) doctors had died due to Covid-19. In dealing with this, the Indonesian government issued several
policies to reduce the spread of the Covid-19 outbreak.
Methods The approach method used is a normative juridical approach, which is to conduct a study or study of the
facts found based on their legal aspects related to legal protection for doctors in medical services in the pandemic
era.
Results To minimize the risk, guidelines such as Medical Professional Standards, Informed Consent, and Medical
Records are required. In addition, there is also a need for legal protection for doctors in carrying out their
professional services, including according to the Law of the Republic of Indonesia Number 29 of 2004 concerning
Medical Practice Article 50 letter (a) which states that, "Doctors or Dentists in carrying out medical practice have
the right obtain legal protection as long as they carry out their duties in accordance with professional standards
and standard operating procedures. "
Conclusion In carrying out his practice, a doctor is inseparable from his rights and obligations in providing services,
especially in this pandemic era, therefore there is a need for legal protection in accordance with professional
standards, service standards and standard operating procedures.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 60
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 61
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
langsung dengan COVID-19 dalam membantu pada sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat
kesembuhan Pasien COVID-19. langsung menularkan hingga 48 jam sebelum timbul
Adakalanya Dokter harus mengorbankan gejala dan sampai dengan 14 hari setelah ada
jiwanya demi melindungi masyarakat dari gejala.
persebaran COVID-19. Berdasarkan data yang telah Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi
dipublikasikan oleh Pengurus Besar Ikatan Dokter saat ini membuktikan bahwa COVID19 utamanya
Indonesia (PB IDI) per tanggal 10 November 2020 ditularkan dari orang yang bergejala ke orang lain
ada 159 Dokter yang meninggal dunia akibat Covid- yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet
19. IDI mencatat jumlah kematian Dokter terbanyak merupakan partikel berisi air dengan diameter >5 -
di Jawa Timur yakni sebanyak 36 dokter, kemudian 10 μm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang
DKI Jakarta sebanyak 26 dokter, Sumatera Utara berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
sebanyak 24 dokter dan paling sedikit di daerah seseorang yang memiliki gejala pernapasan
Papua Barat, Sumatera Barat, Bengkulu sebanyak 1 (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet
dokter. berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
METODE melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi
Metode yang digunakan dalam kajian ini droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Transmisi
menggunakan metode yuridis normatif yaitu melalui udara dapat terjadi dalam keadaan khusus
melakukan telaah atau pengkajian terhadap fakta- misalnya prosedur atau perawatan suportif yang
fakta yang ditemukan berdasarkan aspek hukumnya. menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal,
Peneliti menggunakan metode penelitian bronkoskopi, suction terbuka, pemberian
kepustakaan yaitu penelitian hukum yang dilakukan pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
dengan cara meneliti dan mengadakan penelusuran intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap,
literature hukum serta menganalisa data sekunder, memutus koneksi ventilator, ventilasi tekanan
tujuan untuk memperoleh data-data atau kebenaran positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi
yang akurat sesuai dengan peraturan yang berlaku kardiopulmoner. Meskipun demikian, transmisi
guna mendapatkan kepastian hukum yang melalui udara masih membutuhkan penelitian yang
berhubungan dengan perlindungan hukum bagi lebih lanjut.
dokter dalam pelayanan kedokteran di era
pandemik. Perlindungan hukum bagi dokter dalam pelayanan
kedokteran
PEMBAHASAN Profesi Dokter adalah profesi yang mulia.
COVID 19 Sebagai manusia dokter juga memiliki hak atas
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan kehidupannya, menurut Undang-Undang Dasar RI
oleh virus SARS-CoV-2 (Severe Acure Respiratory 1945 Pasal 28A “Setiap orang berhak untuk hidup
Syndrome Coronavirus 2). Masa inkubasi rata-rata 5- serta berhak mempertahankan hidup dan
6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. kehidupannya.” dan juga memiliki hak atas
Risiko penularan tertinggi diperoleh di hari-hari perlindungan untuk kehidupannya, Undang-Undang
pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus Dasar RI 1945 Pasal 28D ayat 1 menyatakan bahwa
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 62
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, Tenaga Kesehatan Pasal 4 huruf (c)“ Pemerintah dan
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta Pemerintah Daerah bertanggungjawab terhadap
perlakuan yang sama dihadapan hukum. “ dan perlindungan terhadap tenaga kesehatan dalam
Undang – Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak menjalankan praktek.“ Pasal 57 menyatakan bahwa
Asasi Manusia Pasal 3 ayat 2 “Setiap orang berhak “Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik
atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan berhak memperoleh pelindungan hukum sepanjang
perlakuan hukum yang adil serta mendapat melaksanakan tugas sesuai dengan Standar Profesi,
kepastian hukum dan perlakuan yang sama di depan Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
hukum.” Operasional.”
Dokter sebagai garda terdepan dalam 1. Standar Prosedur Operasional sebagai Pedoman
peperangan melawan COVID-19 menyebabkan Bagi Dokter
dokter memiliki risiko yang sangat tinggi dalam Bertindak secara teliti dan hati-hati adalah
terpajan patogen COVID-19. Tidak hanya itu, melihat unsur utama yang harus diperhatikan oleh dokter
banyaknya korban tenaga medis akibat COVID-19, khususnya di masa pandemi COVID-19 ini, dimana
maka diperlukan pedoman untuk meminimalisir dalam memberikan pelayanannya standar prosedur
risiko dalam melindungi keselamatan dan kesehatan operasional sebagai pedoman bagi dokter terhadap
kerja seperti Standar Profesi Kedokteran, Informed pengobatan pasien COVID-19 di rumah sakit harus
Consent, dan Rekam Medis. Undang-Undang diterapkan, diantaranya :
Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang a. Dokter harus senantiasa mengutamakan
Praktik Kedokteran pasal 50 huruf (a) yang melakukan physical distancing
menyatakan bahwa “Dokter atau dokter gigi dalam Kemungkinan Dokter tidak menyadari
melaksanakan praktik kedokteran mempunyai hak bahwa Pasien yang sedang ditangani merupakan
memperoleh perlindungan hukum sepanjang carier COVID-19, oleh karena itu hindari kontak fisik
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi secara langsung terhdapa pasien.
dan standar prosedur operasional.” Pasal 51 huruf b. Mempergunakan Alat Pelindung Diri (APD)
(a) menyatakan bahwa, “Dokter atau Dokter Gigi Dalam kondisi pandemi COVID-19 seperti
dalam melaksanakan praktik kedokteran sekarang ini, ketersediaan APD bagi dokter
mempunyai kewajiban memberikan pelayanan merupakan salah satu unsur wajib yang harus
medis sesuai dengan standar profesi dan standar dipenuhi agar unsur safety dokter dapat terpenuhi
prosedur operasional serta kebutuhan medis sesuai standar prosedur operasional. Pada saat
pasien.” Untuk menjamin dalam melaksanakan melakukan tindakan medis, dokter wajib
pelayanan di era pandemi ini baik bagi rumah sakit meggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagai mana
ataupun dokter mendapatkan perlindungan hukum yang di sebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan
seperti yang diuraikan dalam Undang – Undang No Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Bab
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit Pasal 30 huruf kesepuluh mengenai pelayanan kesehatan pada
(f) yang menyatakan bahwa “ Rumah Sakit bencana Pasal 83 (1) menyatakan bahwa “Setiap
mempunyai hak mendapatkan perlindungan hukum orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada
dalam melaksanakan pelayanan kesehatan.“ dan bencana harus ditujukan untuk penyelamatan
Undang – Undang No 36 Tahun 2014 tentang nyawa, pencegahan kecacatan lebih lanjut, dan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 63
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
kepentingan terbaik bagi pasien.” Pasal 83 (2) yang akhirnya tertular COVID-19. Dokter mempunyai
menyatakan bahwa “Pemerintah menjamin hak untuk memperoleh informasi kesehatan serta
perlindungan hukum bagi setiap orang sebagaimana riwayat penyakit yang lengkap dan jujur dari pasien
dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan kemampuan atau keluarganya. Hal ini ditegaskan dalam
yang dimiliki.”APD merupakan hak dokter yang Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
harus dipenuhi demi keselamatan dan agar dapat 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan
bekerja sesuai dengan standar sebagaimana Tindakan Kedokteran Pasal 2 ayat (1) menyatakan
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 29 bahwa “Semua tindakan kedokteran yang akan
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dilakukan terhadap pasien harus mendapat
huruf (b) yang menyatakan bahwa “Dokter atau persetujuan.” pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa
Dokter Gigi dalam melaksanakan Praktik Kedokteran “Persetujuan dimaksud pada ayat (1) dapat
mempunyai hak untuk memberikan pelayanan diberikan secara tertulis lisan.” Peraturan Menteri
medis menurut standar profesi dan standar Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017
prosedur operasional. tentang Keselamatan Pasien Pasal 7 ayat (2) huruf
c. Menjaga kesehatan. (a) menyatakan bahwa “Kriteria Standar pendidikan
Seringkali dokter yang mengabaikan kondisi kepada pasien dan keluarga sebagaimana dimaksud
kesehatannya. Undang-Undang Kesehatan No. 36 pada ayat (1) mewajibkan Pasien dan keluarganya
Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 11 meyatakan untuk memberikan informasi yang benar, jelas,
bahwa “Setiap orang berkewajiban berperilaku lengkap dan jujur.” Undang-Undang Nomor 29
hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50
dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya.” huruf (c) yang menyatakan bahwa “Dokter atau
Bekerja sesuai standar bukan hanya hak yang harus Dokter Gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran
dipenuhi bagi setiap Dokter namun juga merupakan mempunyai hak memperoleh informasi yang
kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.”
ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun Undang-undang Kesehatan No. 36 Tahun 2014
2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 45 ayat 1 tentang Tenaga kesehatan pasal 68 ayat (1)
yang menyatakan bahwa “Setiap tindakan menyatakan bahwa “Setiap tindakan pelayanan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan kesehatan perseorangan yang dilakukan oleh Tenaga
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap Kesehatan harus mendapat persetujuan.”
pasien harus mendapat persetujuan.” Kode Etik 3. Rekam Medis
Kedokteran Indonesia Pasal 16 menyatakan bahwa Menurut standar pelayanan kedokteran di
“Setiap dokter haris memelihara kesehatannya, tempat praktek maupun Rumah Sakit, Dokter
supaya dapat bekerja dengan baik.” membuat catatan mengenai berbagai informasi
2. Informed Consent mengenai Pasien dalam suatu berkas yang dikenal
Ketidakjujuran pasien dalam menceritakan sebagai Rekam Medis atau Dokumen Medis.
riwayat kontak dan riwayat penyakitnya Pengaturan mengenai Rekam Medis terdapat dalam
menyebabkan dokter tidak mengetahui pasien yang Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
sedang dirawat merupakan pasien positif COVID-19 Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1) yang
atau carier COVID-19. Akibatnya, banyak dokter menyatakan bahwa “Setiap dokter atau dokter gigi
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 64
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dalam menjalankan praktik kedokteran wajib protokol kesehatan dalam melakukan pelayanan
membuat rekam medis”. Peraturan Menteri kesehatan khususnya bagi dokter sudah dilakukan
Kesehatan Republik Indonesia Nomor namun hal tersebut tidak akan berjalan bila tidak
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adanya peran dari masyarakat, Jika ada pihak-pihak
Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap dokter yang tidak mengindahkan imbauan tersebut, maka
atau dokter gigi dalam menjalankan praktik pihak tersebut dapat dianggap tidak berperan serta
kedokteran wajin membuat rekam medis.” dalam penanggulangan wabah virus corona. Adapun
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan sanksi-sanksinya tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2018 tentang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 Tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Fasilitas Wabah Penyakit Menular Pasal 14 ayat (1)
Pelayanan Kesehatan Pasal 1 ayat 2 menyatakan menyatakan Bahwa “Barang siapa dengan sengaja
bahwa “Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasilitas menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah
Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut K3 di sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
Fasyankes adalah segala kegiatan untuk menjamin diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 1
dan melindungi sumber daya manusia fasilitas (satu) tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp
pelayanan kesehatan, pasien, pendamping pasien, 1.000.000,- (satu juta rupiah).” Pasal 14 ayat (2)
pengunjung, maupun masyarakat di sekitar meyatakan Bahwa “Barang siapa karena
lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan agar sehat, kealpaannya mengakibatkan terhalangnya
selamat, dan bebas dari gangguan kesehatan dan pelaksanaan penanggulangan wabah sebagaimana
pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan, diatur dalam Undang-Undang ini, diancam dengan
lingkungan, dan aktivitas kerja”, oleh karena itu shift pidana kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan
kerja harus memperhatikan durasi kerja yang sesuai dan/atau denda setinggi-tingginya Rp 500.000,- (lima
dengan peraturan yaitu 40 jam seminggu dengan ratus ribu rupiah).” Pasal 14 ayat (3) menyatakan
waktu kerja harian 7-8 jam dan tidak melebihi 12 bahwa “Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
jam. Shift kerja dapat dibagi menjadi 3 shift (8 jam ayat (1) adalah kejahatan dan tindak pidana
sehari) atau 2 shift (12 jam sehari). Waktu kerja lebih sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah
pendek diijinkan pada kondisi tekanan pekerjaan pelanggaran.”
tidak normal atau risiko tinggi, seperti misalnya
ketika tenaga medis harus memakai hazmat terus KESIMPULAN
menerus sepanjang shift. Shift pendek lebih COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh
disarankan dibandingkan shift panjang dan hindari virus SARS-CoV-2 (Severe Acure Respiratory
kerja malam terus menerus. Hal ini dapat membantu Syndrome Coronavirus 2). Dokter sebagai garda
melindungi dari risiko kelelahan mental dari beban terdepan dalam menghadapi COVID-19
kerja yang berat, kelelahan fisik, lingkungan ekstrem, menyebabkan dokter memiliki risiko yang sangat
atau paparan dari bahaya kesehatan lainnya. tinggi dalam terpajan patogen COVID-19, maka
Terwujudnya tingkat kesehatan khususnya di diperlukan pedoman untuk meminimalisir risiko
era pandemik merupakan salah satu bagian dari seperti Standar Profesi Kedokteran, Informed
tujuan pembangunan nasional. Upaya karantina, Consent, dan Rekam Medis. Dalam menjalankan
pembatasan sosial berskala besar hingga penerapan prakteknya seorang dokter tidak terlepas dari hak
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 65
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dan kewajibannya dalam memberikan pelayanan, 18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam
oleh karena itu dikeluarkan peraturan-peraturan Medis
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
yang melindungi dokter dalam melakukan pelayanan No. 52 tahun 2018 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
dan membagi jam kerjanya untuk menciptakan 20. Kode Etik Kedokteran Indonesia
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 66
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
1Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
ABSTRACT
Introduction: According to data from the Indonesian Ministry of Health through the results of the 2018 Riskesdas, it
was found that the age group> 10 years in the province of East Nusa Tenggara (NTT) was ranked 2nd among other
provinces, which was around 14% in 2017 and 15% in 2018 who have a habit of consuming alcohol. There is a
relationship between liver function damage in humans that occurs due to alcohol consumption. Objective: Aimed to
identify transaminase levels in the NTT ethnic community and their relationship with alcohol drinkers and liver
function in the NTT community. Method: This type of research is cross sectional analytic. The research subjects
were NTT ethnic communities in NTT, both drinkers and non-drinkers of alcohol. The research sample consisted of
55 NTT ethnic samples with 2 original NTT ethnic lineages. The sample is venous blood that is inserted into a blood
tube, and the transaminase enzyme level is measured. Data processing to determine the relationship between
alcohol drinkers and non-drinkers with impaired liver function will be carried out using the Chi Square Test and the
SPSS method. Results: The 37 drinkers, 36 were male and 1 female. Of the 37 subjects who drank alcohol, there
were 19 subjects (51.4%) who consumed alcohol excessively, and all of these subjects were male. Obtained
bivariate analysis of alcohol drinking habits on transaminase levels and liver function p> 0.05. It means that there is
no significant relationship between drinking alcohol and transaminase levels and liver function. Conclusion: The
pattern of alcohol consumption is not related to transaminase levels and liver function in NTT people who have a
habit of drinking alcohol
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 67
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 68
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 69
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 70
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Didapatkan sampel sejumlah 51 orang Hubungan Kadar Transaminase dan Fungsi Hati
memenuhi kriteria inklusi dan di luar kriteria dengan Kebiasaan Minum Alkohol
eksklusi. Sampel terdiri dari 40 laki-laki dan 11 Untuk mengetahui adakah perbedaan kadar
perempuan. Sejumlah 37 orang atau 72,5% transaminase dan fungsi hati pada peminum dan
merupakan peminum alkohol. Dari 37 peminum, 36 bukan peminum, dilakukan analisis bivariat dari
adalah laki-laki dan 1 orang perempuan. kebiasaan minum alkohol terhadap masing-masing
Pola Konsumsi Alkohol ALT25, ALT50, ALT75, AST25, AST50, AST75, GGT25,
Jenis alkohol terbanyak yang dikonsumsi GGT50, dan GGT75. Dimana didapatkan semuanya
adalah sopi, bir, moke, dan semua jenis minuman dengan nilai p= 1, 0,562, 0,735, 0,754, 0,386, 0,303,
beralkohol. Frekuensi konsumsi alkohol bervariasi, 0,336, 0,376, dan 0,773 (p>0,05). Berarti didapatkan
mulai dari satu kali per tahun hingga 3 kali per hari. hubungan yang tidak bermakna antara kebiasaan
Sedangkan durasi konsumsi alkohol antara 1-30 minum alkohol dengan kadar transaminase dan
tahun. Jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi fungsi hati (Lampiran 2).
mulai dari 1 sloki per hari hingga 2 botol per hari. Pada penelitian ini, subjek didominasi oleh
Rata-rata, median, dan modus frekuensi serta durasi kelompok usia muda. Selain faktor usia yang
konsumsi alkohol (Lampiran 1). memengaruhi status fungsi hati, durasi konsumsi
Lampiran 1. Tabel data deskriptif frekuensi dan alkohol masih relatif pendek, dengan rata-rata
durasi konsumsi alkohol 7.11±1.094 tahun dan median 5 tahun, sehingga efek
Frekuensi konsumsi Durasi konsumsi konsumsi alkohol kronis mungkin belum muncul.
alkohol (kali/bulan) alkohol (tahun) Di NTT, konsumsi alkohol menjadi bagian
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 71
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
mengonsumsi alkohol relatif lebih banyak, begitu liver, Acute alcoholic hepatitis, Alcoholic liver
pula dengan risiko penyalahgunaan alkohol1. cirrhosis dan Hepatocellular carcinoma8.
Pada orang yang memiliki kebiasaan minum Metabolisme alkohol terutama terjadi
alkohol akan terjadi akumulasi dari lemak dihati, didalam hati. Jika alkohol diminum dalam dosis yang
hiperlipiddemia dan sirosis hepatis. Ada bukti yang rendah alkohol dipecah oleh enzim alkohol
kuat mengenai adanya peningkatan sintesis dehidrogenase menjadi asetaldehida (hampir 95%
trigliserol hepatik, penurunan oksidasi asam lemak etanol dalam tubuh akan teroksidasi menjadi
dan adanya penurunan aktivitas siklus asam sitrat, asetaldehid dan asetat, sedangkan 5% sisanya akan
yang terjadi akibat adanya suatu proses oksidasi diekskresi bersama urin)9.
etanol di dalam sitosol hepatik oleh enzim alcohol
dehydrogenase sehingga timbul produksi baru KESIMPULAN
Nicotinamide adenine dinucleotide (NADH) yang Kebiasaan minum atau pola konsumsi
berlebihan5 alkohol tidak berhubungan dengan kadar
Didapatkan hubungan antara alkohol transaminase dan fungsi hati pada masyarakat NTT
dengan tindak kriminal tetapi penyebab langsung yang memiliki kebiasaan minum alkohol
dari kedua kondisi ini masih terus diperdebatkan,
meskipun demikian alkohol di bidang ilmu Ucapan Terima Kasih
kedokteran forensik juga di anggap memiliki Kami ingin mengucapkan terima kasih khususnya
hubungan dengan aktivitas kriminal. Pemahaman kepada DR. Dra. Suhartini, Apt., S.U. dan seluruh
mengenai mekanisme metabolisme, efek samping guru di Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
dan hal-hal yang disebabkan karena adanya Medikolegal Universitas Gadjah Mada atas
kebiasaaan konsumsi alkohol sangat penting bagi bimbingan dan dukungannya dalam penerbitan
seorang dokter, khususnya dokter di bidang ilmu ulasan ini.
6
kedokteran forensik dan medikolegal .
Minuman alkohol tradisional biasanya Pendanaan
merupakan hasil fermentasi dengan kadar alkohol Ulasan ini menggunakan pendanaan penelitian
sekitar 10% akan terlihat keruh, sedang yang hasil payung.
sulingan 30% akan terlihat jernih. Di Nusa Tenggara
Timur dan di Sulawesi Utara, yang tidak disuling Bagian Ketersediaan Data dan Material
disebut dengan laro dan saguer, sedangkan yang Kumpulan data yang dikumpulkan dan ditunjukkan
disuling dinamakan sopi dan cap tikus, pada dalam ulasan ini tersedia sebagai data akses terbuka
umumnya masyarakat akan memilih mengkonsumsi sebagaimana dikutip dalam referensi kami.
minuman beralkohol yang telah disuling, karena
dianggap lebih tahan lama dan rasa yang dihasilkan Kontribusi Penulis
lebih mantap7. NADM dan S mendesain arah diskusi,
Penyakit hati yang disebabkan oleh alkohol mengumpulkan semua data dan Menyusun naskah.
atau biasa disebut dengan Alcohol liver disease Semua penulis mengambil bagian dalam penulisan
memiliki beberapa jenis penyakit yang masuk dan menyetujui naskah akhir.
kedalam kategori tersebut, diantaranya adalah Fatty Izin Penerbitan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 72
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tak diterapkan
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Global status report on alcohol 2014, alcohol
consumption : level and patterns in indonesia 1961-
2010. 2015.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
https://www.depkes.go.id/resources/download/profil/
PROFIL_KES_PROVINSI_2015/19_NTT_2015.pdf. 2016.
3. Suhartini, et al. Analysis of effect of aldehyde
dehydrogenase 2 (ALDH2) gene polymorphism on liver
function status of alcohol drinkers in indonesia, AIP
conference proceedings. 2019.
4. Badan pusat statistik provinsi
ntt.https://ntt.bps.go.id/dynamictable/2016/08/03/32
1/banyaknya-kecamatan-menurut-kabupaten-kota-di-
provinsi-nusa-tenggara-timur-2014-2018.htmnusa-
tenggara-timur-2016-2018.html. 2018.
5. Murray. Biokimia Harper. Edisi 25, 264,
http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5
54 8a2htm. 2000.
6. Stark, M.M., Norfolk, G. Clinical Forensic Medicine A
Physician’s Guide 2nd ed.Humana Press.New Jersey. pp
305-316. 2005.
7. Suhardi. Preferensi Peminum Alkohol Di Indonesia
Menurut RISKESDAS 2007. Pusat Teknologi Terapan
Kesehatan dan Epidemologi Klinik. 2011.
8. He, Lei, et al. Aldehyde dehydrogenase 2 (ALDH2)
polymorphism and the risk of alcoholic liver cirrhosis
among east Asians : a meta-analysis, Yonsei medical
journal. 2016.
9. Musaffa. metabolisme alkohol dalam tubuh,
www.scribd.com.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 73
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tinjauan Pustaka
ABSTRAK
Latar belakang: Cheiloscopy adalah suatu teknik odontologi forensik yang berhubungan dengan identifikasi
manusia berdasarkan sidik bibir karena keunikannya. Tujuan: Untuk meninjau pustaka secara sistematis pada pola
cetakan bibir dalam membantu identifikasi manusia dari jenis kelamin, ras kaukasoid,ras negroid, ras mongoloid,
golongan darah, dan kepribadian individu. Metode: Tinjauan sistematis dirancang menurut Item Pelaporan Pilihan
Untuk Tinjauan Sistematis. Sepuluh database elektronik dicari sebagai sumber informasi utama. Hasil: Pencarian
sistematis menghasilkan 279 penelitian, hingga dipilih sebanyak enam penelitian untuk dianalisis. Sidik bibir
melalui analisis statistik secara signifikan dapat mengidentifikasi jenis kelamin, ras kaukasoid, ras negroid, dan ras
mongoloi, namun tidak signifikan dalam mengidentifikasi golongan darah dan kepribadian individu. Kesimpulan:
Cheiloscopy mencatat kesan bibir atas dan bawah seseorang, sehingga catatan antemortem dapat digunakan
untuk mencocokkan sidik bibir dengan catatan postmortem untuk identifikasi manusia Mayoritas sidik bibir
dianalisis menggunakan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi. Maka tidak ada dua sidik bibir yang identik, bahkan
pada individu kembar identik. Dengan demikian, sidik bibir bersifat unik, namun hanya dapat digunakan sebagai
metode tambahan atau alternatif dalam identifikasi manusia.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 74
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 75
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tabel 1.Rancangan Strategi Dalam Mencari Basis Pada bagian kedua, abstrak dibaca secara oleh
Data penguji. Abstrak yang di luar lingkup penelitian
Basis Data Rancangan Hasil (kriteria penyaringan #2). Pada bagian ketiga,
Strategi (Juni-
dilakukan pembacaan seluruh isi jurnal penelitian
Juli 2020)
oleh penguji dan pemeriksa. Jika pada penelitian
PubMed “LIP PRINT” 15
tidak menyebutkan secara detail individu, maka akan
http://pubmed.ncbi.nlm AND “HUMAN
.nih.gov/ IDENTIFICATION dikeluarkan (kirteria kelayakan #3). Sehingga
”
didapatkan penelitian yang diambil berdasarkan
Scopus “LIP PRINT” 17
http://www.scopus.com AND “HUMAN kriteria kelayakan dan termasuk dalam analisis
/ IDENTIFICATION
kuantitatif sebanyak enam jurnal penelitian (kriteria
”
LILACS “LIP PRINT” 3 yang dimasukkan #4).
http://lilacs.bvsalud.org. AND “HUMAN
/ IDENTIFICATION
” HASIL
SciELO “LIP PRINT” 1
Seleksi Studi
http://www.scielo.org/ AND “HUMAN
IDENTIFICATION Pencarian sistematis di 10 database
”
elektronik menghasilkan 279 studi, yang tersisa
Science Direct “LIP PRINT” 17
http://sciencedirect.co AND “HUMAN Setelah menghapus duplikat, maka 69 penelitian
m/ IDENTIFICATION
tetap dilanjutkan untuk pembacaan judul. Setelah
”
Clinical Key “LIP PRINT” 17 menghapus penelitian yang tidak terkait topik, maka
http://www.clinicalkey.c AND “HUMAN
25 penelitian tetap dilanjutkan untuk pembacaan
om/ IDENTIFICATION
” abstrak. Setelah mengapus penelitian yang tidak
Research Gate “LIP PRINT” 50
terkait dengan tujuan penelitian maka 10 penelitian
http://researchgate.net/ AND “HUMAN
IDENTIFICATION dimasukkan dalam pembacaan teks lengkap. Setelah
”
menghapus penelitian yang tidak menyebutkan
Europe PMC “LIP PRINT” 59
http://europepmc.org/ AND “HUMAN secara detail metode sidik bibir yang digunakan,
IDENTIFICATION
maka 6 penelitian diambil berdasarkan kriteria
”
OpenGrey “LIP PRINT” 0 kelayakan. Tersisa 6 penelitian dipilih untuk ekstraksi
http://opengrey.eu/ AND “HUMAN
data (Gambar 1).
IDENTIFICATION
”
Open Access Theses and “LIP PRINT” 100
Dissertation (OATD) AND “HUMAN
http://oatd.org/ IDENTIFICATION
”
Total 279
Seleksi Studi
Proses pemilihan penelitian dibagi menjadi
tiga bagian. Yang pertama terdiri dari kalibrasi
dimana kriteria kelayakan dibahas antara penguji. Gambar 1. Diagram yang diadaptasi dari PRISMA
Judul di luar ruang lingkup tinjauan literatur yang menunjukkan proses seleksi penelitian8
sistematis ini akan dikeluarkan (kriteria eksklusi #1).
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 76
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 77
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 78
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Curved grooves (C-2) Trifurcated grooves (T-6) Tipe III dan IV Pola dominan Laki-laki
Tabel 4. Adaptasi klasifikasi sidik bibir Suzuki dan Tabel 6. Klasifikasi Renaud15.
15
Tscuchiha . Tipe Tipe alur
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 79
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Klasifikasi ini muncul tahun 1979, Hubungan Sidik Bibir Dengan Jenis Kelamin
didasarkan atas klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi, Menurut penelitian Randhawa, et al. (2011)
namun terdapat perbedaan penjelasan garis dan pola bibir yang paling dominan pada perempuan
15
lekukan bibir (Tabel 7) . adalah tipe I diikuti tipe II dan tipe III, sedangkan lak-
laki tipe III, diikuti oleh tipe I dan tipe IV6. Menurut
Tabel 7. Tipe alur Afchar-Bayat15. Jaishankar (2010) terdapat pola unik pada anak
Tipe Tipe Alur
kembar dan unik setiap individu. Setiap individu
A1 Alur vertical lengkap
memiliki kombinasi pola berbeda di semua kuadran.
A2 Alur vertical tidak lengkap Bahkan, tidak ada pola tertentu yag spesifik untuk
B1 Alur cabang lurus jenis kelamin atau kuadran manapun atau usia
B2 Alur cabang melingkar berapapun7.
Total Alur sebagian I bagian bibir kiri atas, tipe I kiri bawah, tipe I kanan
atau total atas, dan tipe II kanan bawah. Sedangkan pada
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 80
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
perempuan didapatkan lebih banyak pada tipe I tidak ada hubungan signifikan antara sidik bibir
bagian bibir kiri atas, tipe I’ kiri bawah, tipe II kanan dengan beberapa kepribadian, kecuali terdapat hasil
atas, dan tipe I kanan bawah. Berarti sidik bibir dapat signifikan hubungan antara sidik bibir tipe II degan
digunakan untuk membedakan jenis kelamin dan sifat keterbukaan terhadap pengalaman24.
ras25.
Hubungan Sidik Bibir Dengan Ras Negroid KESIMPULAN
Menurut Dixit, Jain, dan Ahuja (2019), pada Cheiloscopy mencatat kesan bibir atas dan
laki-laki negroid didapatkan lebih banyak pada tipe I’ bawah seseorang, sehingga catatan antemortem
bagian bibir kiri atas, tipe I kiri bawah, tipe I’ dan II dapat digunakan untuk mencocokkan sidik bibir
kanan atas, dan tipe I’ kanan bawah. Sedangkan dengan catatan postmortem untuk identifikasi
pada perempuan didapatkan lebih banyak pada tipe manusia. Berdasarkan penelitian oleh ilmuan Jepang,
I bagian bibir kiri atas, tipe II kiri bawah, tipe II kanan Tsuchihashi dan T. Suzuki ditemukan bahwa pola
atas, dan tipe II kanan bawah. Berarti sidik bibir garis dan lekukan pada bibir manusia itu unik setiap
dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin manusia. Mayoritas sidik bibir dianalisis
dan ras25. menggunakan klasifikasi Suzuki dan Tsuchihashi.
Hubungan Sidik Bibir Dengan Ras Mongoloid Maka tidak ada dua sidik bibir yang identik, bahkan
Menurut Kumar, et al. (2016) pada individu kembar identik.
mengemukakan bahwa terdapat hubungan signifikan Seluruh sampel penelitian yang diambil
menurut analisis satistik (ANOVA) antara sidik bibir memiliki keterbatasan metodologi dan terdapat
dengan tiga ras (Afrika, Dravida, dan Mongoloid) dan heterogenitas sampel. Maka, hasil ini harus
jenis kelamin p=0,0000492 (p<0,05). Pada ras ditafsirkan dengan penuh perhatian dalam
mongoloid jenis kelamin laki-laki memiliki mayoritas pelaksanaannya di kedokteran forensik dalam
sidik bibir tipe IV dan perempuan tipe I3. indentifikasi
Hubungan Sidik Bibir Dengan Golongan Darah manusia. Lebih khusus lagi, chelioscopy
Pada penelitian George dan Shree (2017), walau dapat dilakukan dengan mudah, tidak invasiv,
mengungkapkan bahwa analisis golongan darah A namun belum banyak ahli forensik atau dokter gigi
Rh+ (33%) adalah golongan darah umum pada atau kepolisian memiliki keahlian yang cukup dalam
populasi penelitian, diikuti golongan darah B Rh + dan menilainya.
+
O Rh . Korelasi pola bibir dan golongan darah tipe IV
dan tipe II terlihat pada hampir semua individu Ucapan Terima Kasih
+ -
bergolongan darah kecuali pada AB Rh dan B Rh . Kami ingin mengucapkan terima kasih khususnya
Pola tipe I terlihat pada golongan darah Rh positif kepada dr.Martiana Suciningtyas, M.Sc., Sp.FM,
saja (AB Rh+, A Rh+, dan B Rh+). Melalui analisis Rusyad Adi S., S.Sos., M.Hum dan seluruh guru di
statistic, didapatkan hasil tidak signifikan hubungan Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
antara sidik bibir dan golongan darah22. Medikolegal Universitas Gadjah Mada atas
Hubungan Sidik Bibir Dengan Kepribadian bimbingan dan dukungannya dalam penerbitan
Menurut Sergius, et al. (2018), ulasan ini.
mengemukakan antara etnis dan kepribadian
menunjukkan sebuah hubungan signifikan. Namun
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 81
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 82
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 83
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
ABSTRACT
The case of rejection of probable and confirmed Covid-19 bodies has made a social issue which is one of the
stigmatizing problems in the midst of the Covid-19 pandemic for the community and is interesting to observe from
a legal point of view, considering that the funeral process has been regulated by law. Several cases broke out over
the rejection of probable and confirmed Covid-19 bodies and even resulted in the demolition of the tomb. This study
aims to analyze legal protection through claims of rights or objectivity theory in court against the burial of probable
and confirmed Covid-19 patients. The research method is normative juridical. This study uses 3 kinds of approaches,
namely the statutory approach (statute approach), the conceptual approach (conceptual approach), and the case
approach (case approach). This research is descriptive analysis, descriptive means an attempt to present the
symptoms completely in the aspects being investigated to make clear the circumstances and conditions related to
the burial of the probable and Covid-19 confirmed patient's body. The results of the study examined the legal
protection of probable and confirmed Covid-19 bodies from criminal, civil and human rights perspectives. The
conclusion of this paper is that there are legal protections that regulate the funeral of probable and confirmed
Covid-19 bodies in several legally binding criminal and civil regulations. Good communication and socialization
between stakeholders is needed so that the funeral can run smoothly according to the SPO and without community
rejection.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 84
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 85
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
pemberitaan atas mudahnya virus Covid-19 berbagai aturan hukum yang berlaku di Indonesia
menyebar dan kepanikan dari masyarakat sendiri selama darurat pandemi Covid-19 guna menjadi
yang mana segala hal yang berkenaan dengan virus dasar sentral untuk penelitian. Di samping itu,
Covid-19 akan dianggap sebagai sumber penyakit penelitian ini juga menggunakan pendekatan berupa
yang harus dijauhi. Bahkan, tidak hanya sampai pada statute approach, historical approach, dan
penolakan jenazah pasien probable dan comparative approach.
terkonfirmasi Covid-19, hal tersebut juga sampai Penelitian ini bersifat deskriptif analisis,
menurun ke tingkat kerabat keluarga dan orang deskriptif berarti usaha mengemukakan gejala-gejala
terdekatnya yang kemudian membuat tidak dapat secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki agar
bersosialisasi dengan orang lain bahkan tidak dapat jelas keadaan dan kondisinya dalam menyikapi
hidup normal kembali seperti sebelumnya. perlindungan hukum atas pemakaman jenazah
Penolakan pemakaman dalam sudut pandang pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19. Proses
social dapat menjadi suatu urgensi masalah untuk mendapatkan dan mengelola data untuk menunjang
diberikan strategi penyelesaiannya bersama-sama hasil penelitian dilakukan melalui tahapan studi atas
karena termasuk pelanggaran hak asasi manusia. referensi dan undang-undang yang berlaku serta
Oleh karenanya, diperlukan analisa beberapa teori temuan yang memiliki relevansi erat dengan proses
hukum yang bisa dijadikan bahan acuan untuk penelitian.
menghasilkan suatu penyelesaian masalah pada
PEMBAHASAN
peristiwa pemakaman jenazah pasien probable dan
Berdasarkan temuan lapangan atas suatu
terkonfirmasi Covid-19. Penyelesaian permasalahan
permasalahan berupa penolakan pemakaman
dapat ditinjau secara hukum yang berlaku di
jenazah pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19,
Indonesia sebagai aturan yang mengikat dan kuat
kemudian akan diuraikan beberapa aturan yang
untuk menata masyarakat. Sehingga rumusan
mengikat atas hukum guna melindungi kedudukan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana
jenazah dan ahli waris (keluarga) yang terlibat dan
kedudukan hukum dalam melindungi hak dari
ditinggalkan. Diharapkan analisis ini juga
pemakaman jenazah pasien probable dan
memperkuat untuk memberikan suatu pemahaman
terkonfirmasi Covid-19?. Tujuan penelitian ini untuk
dari masyarakat tentang mekanisme dan prosedur
menganalisa perlindungan hukum melalui tuntutan
pemakaman jenazah probable dan terkonfirmasi
hak atau teori objektivitas dalam pengadilan
Covid-19 sudut pandang hukum.
terhadap pemakaman jenazah pasien probable dan
Penyakit Covid-19 merupakan pandemi baru
terkonfirmasi Covid-19.
yang belum dikenali dan menjangkiti banyak negara
dalam waktu yang bersamaan, sehingga setiap
METODE PENELITIAN
negara perlu mengkaji dasar hukum yang berlaku di
Dalam penelitian ini, maka akan
tingkat nasional sampai ke tingkat daerah.
menggunakan metode yuridis normatif. Adapun
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34
penelitian normatif adalah memeriksa dan
ayat 3, di mana negara bertanggung jawab atas
mempelajari penerapan kaidah atau norma dalam
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
hukum positif. Peneliti menggunakan pendekatan
fasilitas pelayanan umum yang layak. Dalam hal ini,
perundang-undangan karena penelitian ini mengkaji
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 86
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
maka penyelangaraan pemakaman atas jenazah untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
Covid-19 dan keamanan warga sekitar memiliki merupakan hak asasi.
suatu kedudukan hukum. Penolakan pemakaman jenazah probable
Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 5 Covid-19 atau terkonfirmasi Covid-19 juga melanggar
tentang Wabah Penyakit Menular, maka dilakukan hak asasi manusia dari jenazah tersebut. Jenazah
upaya pemerintah untuk mengatur penanggulangan probable Covid-19 atau terkonfirmasi Covid-19
atas penyebaran virus Covid-19. Mengacu perspektif mempunyai hak yang sama dengan jenazah lainnya,
hukum pidana, proses pemakaman jenazah dapat yaitu berhak untuk mendapatkan pemakaman yang
dikaji dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 layak sebagai penghormatan terakhir. Selain hak
pasal 212 dan 214 tentang Penanggulangan Wabah terhadap jenazah, keluarga jenazah juga mempunyai
yang berisi “Barang siapa dengan kekerasan atau hak untuk mendapat ketenangan lahir dan batin
dengan ancaman kekerasan melawan serang pejabat tanpa adanya penolakan pemakaman yang bisa
yang sedang menjalankan tugas yang sah, atau orang menjadikan psikis keluarga terganggu. Dimana
yang waktu itu menurut kewajiban undang-undang proses pemakaman yang dianut di Indonesia
atau atas permintaan pejabat yang bersangkutan merupakan proses Agama dan Budaya. Hak Asasi
sedang membantunya, diancam karena melawan Manusia yang ada dalam kasus ini sesuai dengan
pejabat dengan pidana penjara paling lama satu teori hukum Negara kesejahteraan (Welfare State).
tahun empat bulan”. Pemakaman terhadap jenazah Dimana negara berkewajiban untuk memastikan
pasien positif Covid-19 masuk dalam kategori setiap warga negara mendapatkan hak–haknya
pelaksanaan tugas oleh petugas/pejabat yang sah tanpa memandang perbedaan status, kelas ekonomi,
dan sesuai prosedur. Di mana tidak diperkenankan dan perbedaan lainnya termasuk dalam
merintangi dengan sengaja atas proses penghormataan terakhir dalam proses pemakaman.
pengangkutan mayat ke kuburan. Berdasarkan hal Kekhawatiran masyarakat atas penularan
tersebut aparat dari lembaga hukum dan penegak Covid-19 sejatinya dapat dibantu melalui penjelasan
hukum untuk dapat melakukan tindakan walaupun secara medis berupa sosialisasi . Aturan yang
tanpa adanya pengaduan. Proses pemakaman pertama kali dikeluarkan dari Surat Keputusan
jenazah pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19 Kepala BNPB Nomor 9.A. Tahun 2020 tentang
telah memiliki perizinan dari negara, sehingga proses penetapan status keadaan tertentu darurat bencana
tersebut patut diselenggarakan dan siapapun yang wabah penyakit akibat virus corona di indonesia
menolak pemakaman dan melakukan provokasi yang di tetapkan pada 28 Januari 2020. Setelah itu
tersebut dapat dianggap dengan sengaja merintangi dikeluarkan Pedoman Pencegahan dan pengendalian
dan/atau mempersulit proses pemakaman dapat Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan pada tanggal
dijerat dengan pidana. 27 Januari 2020 yang selanjutnya di revisi menjadi
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pedoman Pencegahan dan pengendalian Covid-19
Pasal 28G ayat (1) , di mana disebutkan bahwa setiap oleh Kementerian Kesehatan revisi 2 yang
orang berhak atas perlindungan diri pribadi, dikeluarkan pada tanggal 17 Februari 2020.
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda Dilanjutkan dengan Revisi 3 dikeluarkan pada tanggal
yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa 1 Maret 2020 selanjutnya direvisi kembali pada
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan tanggal 27 Maret 2020. Buku Pedoman Pencegahan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 87
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dan pengendalian Covid-19 yang kemudian menjadi pemakaman jenazah yang berasal dari masyarakat
dasar bagi Kementrian Kesehatan untuk tersebut membuat keluarga korban jenazah covid-19
mengeluarkan pedoman pemulasaran dan kehilangan kepercayaan di mata masyarakat dan
penguburan jenazah akibat Covid-19 di masyarakat publik atas anggapan menularkan virus ke
yaitu revisi 5 pada tanggal 28 Juli 2020 yang komunitas. Aspek perdata lainnya adalah syarat
digunakan sampai saat ini. Dalam panduan tersebut, untutan ganti rugi berdasarkan perbuatan melanggar
proses pemakaman jenazah telah diatur dan hukum (onrechtmatigedaad) diatur didalam
memiliki Standar operasional prosedur (SOP) KUHPerdata pasal 1365 ada 5. Yang pertama Adanya
tersendiri. Panduan tersebut dikembangkan dalam perbuatan, didalam kasus ini adanya tindakan
rangka untuk mencegah penyebaran infeksi Corona penolakan masyarakat terhadap pemakaman
Virus-19 terhadap komunitas. jenazah probable Covid-19 atau terkonfirmasi Covid-
Peraturan menurut SE Dirjen BIMAS Islam P- 19. Ke-2 Perbuatan itu melanggar hukum,
002/2020 Bagian Keempat huruf c jo. Bagian Kedua perundang-undangan, kebiasan dan kesusilaan,
SE Dirjen BIMAS Islam P-003/2020 yang mengatur kasus ini melanggar Undang-Undang No. 4 Tahun
protokol pemakaman jenazah dilakukan setelah 1984 pasal 212 dan 214 tentang Penanggulangan
semua prosedur jenazah dilaksanakan dengan baik, Wabah. Syarat yang ke-3 ada kerugian, jelas dalam
maka keluarga dapat turut dalam penguburan kasus ini mendapat kerugian secara materiil dan
jenazah dan penguburan jenazah dapat dilaksanakan immateriil. Yang ke-4 ada hubungan sebab akibat
di tempat pemakaman umum. Hal tersebut antara perbuatan dengan kerugian yaitu karena
menunjukkan bahwa tidak perlu dilakukan adanya penolakan dari warga untuk pemakaman
penolakan dari masyarakat. Mengingat protokol jenazah probable Covid-19 atau terkonfirmasi Covid-
tersebut dapat mematahkan asumsi masyarakat 19 yang dapat mendapatkan kerugian bagi jenazah,
tentang informasi bahwa jenazah korban covid-19 keluarga jenazah, dan juga masyarakat disekitar.
yang sudah meninggal dapat menularkan Yang terakhir adalah adanya unsur kesalahan yang
virus. Faktanya proses penguburan harus segera nantinya akan dibuktikan.
dilakukan mengingat potensi munculnya resiko lain Dalam Hukum Acara Perdata mengenal dua
yang bukan berasal dari jenazah probable Covid-19 jurisdictie, yakni (tertuang dalam Pasal 118 HIR/142
atau terkonfirmasi Covid-19. Melainkan dari RBg)) permohonan (voluntaire jurisdictie) dan
banyaknya orang yang berkerumun dalam proses gugatan (contentiosa jurisdictie). Pada voluntaire
pemakaman. Protokol kesehatan sendiri dibuat guna jurisdictie perkara perdata yang diajukan adalah
memastikan keamanaan dalam proses pemakaman permohonan yang ditandatangani oleh pemohon
jenazah. atau kuasanya diperuntukkan pada ketua Pengadilan
Ditinjau melalui perspektif hukum perdata, di Negeri, sedangkan contentiosa jurisdictie adalah
mana jenazah memiliki keluarga dan ahli waris yang suatu sengketa/perselisihan dua pihak atau lebih .
dapat berpotensi memiliki kerugian secara materiil Berkenaan dengan penolakan pemakaman jenazah
dan immateriil akibat penolakan tersebut. Kerugian pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19, maka
materiil dapat dilihat dari biaya persiapan proses keluarga atau ahli waris dari jenazah dapat
pemakaman, diliat dari penggalian makam dan memperoleh perlindungan hukum yang diberikan
sebagainya. Kerugian Immateriil dari penolakan oleh pengadilan untuk mencegah eigenrichting.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 88
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tuntutan hak-hak keperdataan yang dirugikan antar pihak yang bertanggung jawab kepada
adalah alasan diajukannya contentiosa jurisdictie ke masyarakat berupa permohonan maaf atau
pengadilan yang merupakan pelaksanaan hukum pernyataan dengan maksud memulihkan kembali
konkrit. Keluarga juga dapat mengajukan contentiosa nama baik dari keluarga atau kerabat yang
jurisdictie ke pengadilan atas dasar adanya dugaan ditinggalkan dari jenazah pasien probable dan
perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur terkonfirmasi Covid-19.
dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan: Meninjau perlindungan hukum secara pidana
“Tiap Perbuatan Melawan Hukum yang membawa dan perdata tersebut dan tentang Hak – hak Asasi
kerugiam kepada orang lain, mewajibkan orang manusia mengatur tentang perlindungan hukum
yang karena kelalaian menerbitkan kerugian itu, terhadap jenazah pasien probable dan terkonfirmasi
mengganti kerugian tersebut”. Covid-19 telah diatur di setiap tingkatan, dari tingkat
Tuntutan lain yang dapat diajukan adalah nasional hingga ke daerah. Pemerintah daerah dapat
pengajuan permohonan restitusi dari pihak keluarga mengeluarkan kebijakan yang memiliki tujuan utama
jenazah pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19 yaitu melindungi pemerintah dan rakyat dalam
yaitu ganti kerugian yang diberikan pada korban atau penularan virus Covid-19 dan memberantas pandemi
keluarganya oleh pelaku atau pihak ketiga, dapat Covid-19 agar cepat berakhir.
berupa ganti rugi atas kerugian atas kehilangan
kekayaan, penderitaan sebagai akibat dari tindakan SIMPULAN
provokasi, dan penggantian biaya. Permohonan Berdasarkan analisa di atas, maka sudah ada
restitusi harus secara tertulis dalam bahasa perlindungan hukum yang mengatur jenazah pasien
Indonesia yang diberi cap materai oleh keluarga probable dan terkonfirmasi Covid-19 telah diatur
korban, atau kuasa hukumnya pada pengadilan. secara lugas oleh Undang-Undang baik secara pidana
Meskipun dalam perkara perdata tidak dan perdata. Proses pemakaman harus dijalankan
diperkenankan memberatkan antara kedua belah sesuai dengan protokol kesehatan guna melindungi
pihak. Di mana kerugian tersebut harus sesuai masyarakat dan pemerintah atas penularan Covid-
dengan dasar tuntutan yang diajukan dan 19. Melalui kewenangan pemerintah daerah telah
berdasarkan kemampuan kedua belah pihak. Hal menetapkan perizinan proses pemakaman dengan
tersebut sesuai Pasal 1365 KUH Perdata dan Pasal penyediaan lahan jenazah pasien probable dan
1371 dan Pasal 1372 KUH Perdata. KUH Perdata terkonfirmasi Covid-19. Selain itu, aturan dari
hanya membahas ganti rugi yang bersifat materiil, perundangan menjelaskan pula bahwa perlindungan
namun beberapa para ahli hukum mendukung terhadap keluarga, kerabat dan ahli waris dari
pemberian ganti rugi terhadap kerugian immateriil, adanya penolakan proses pemakaman jenazah
dalam hal ini kerugian yang dimaksud untuk pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19.
dikabulkan tuntutan hak ganti rugi dari keluarga Jika dicermati, maka Komunikasi dan
korban penolakan pemakaman jenazah covid-19 sosialisasi atas perlindungan hukum bagi setiap
adalah karena terhalangnya proses pemakaman elemen, termasuk proses pemakaman jenazah
yang membuat keluarga korban menjadi terganggu pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19
ketenangan dan kenyamanan. Pada Umumnya dianggap penting di tengah pandemik Covid-19 di
kerugian immateriil dilakukan dengan komunikasi Indonesia. Sehingga diperlukan komunikasi dan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 89
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
sosialisasi yang baik antara stakeholder agar 14. Hesti Armiwulan. (2019). Peningkatan Pemahaman
Hak Konstitusional Warga Negara Bagi
pemakaman jenazah dapat berjalan lancar sesuai Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia.
Mahkamah Konstitusi RI.
SPO dan tanpa penolakan masyarakat. 15. Andersen, J,G. Welfare States And Welfare State
Theory, Centre For Comparative Wlfare Studies.
Working Paper, 2012
16. Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 9.A. Tahun
UCAPAN TERIMA KASIH 2020 tentang Penetapan Status Keadaan Tertentu
Darurat Bencana Wabah Penyakit akibat Virus
Sebagai bagian dari penulisan artikel ilmiah ini, maka Corona di Indonesia
17. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020).
penulis berapresiasi penuh terhadap beberapa pihak Pedoman Pemulasaran dan Penguburan Jenazah
Akibat Covid-19 di Masyarakat.
yang telah mewujudkan isu di masyarakat dalam 18. M. Yahya Harahap. (2011). Hukum Acara Perdata
Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
perspektif hukum terkait perlindungan hukum bagi Pembuktian, dan Putusan Pengadilan. Jakarta : Sinar
Grafik
jenazah pasien probable dan terkonfirmasi Covid-19. 19. Rosa Agustina. (2003). Perbuatan Melawan Hukum.
Jakarta: Pasca Sarjana FHUI.
DAFTAR PUSTAKA 20. Mudzakir. (2010). Tindak Pidana Terhadap Agama
Dalam Kitab Undangundang Pidana (Kuhp) Dan
1. WHO. (2020). A guide to preventing and addressing Undang-Undang Nomor 1/Pnps/1965 Tentang
social stigma. Social Stigma associated with COVID- Pencegahan Penyalahgunaan Dan/Atau Penodaan
19. Agama (Kajian Terhadap Praktek Penegakan Hukum
2. UUD 1945 pasal 34 ayat 3 menyebutkan bahwa Dan Prospek Pengaturannya Dalam Hukum Positif
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas Indonesia). Pusat Perencanaan Pembangunan
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional
yang layak. Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 178 jo. 21. Pujirahmi. (2017). Teori-Teori Hukum Yang
Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun Menyangkut Hukum Acara Perdata. Bandung: FH
2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Unpas.
Ringan dan Jumlah Denda 22. KUH Perdata Pasal 1371 menyatakan bahwa yang
4. Surat Edaran Direktur Jenderal Bimbingan menyatakan bahwa “untuk menuntut penggantian
Masyarakat Islam Nomor P- kerugian ini dinilai menurut kedudukan dan
003/DJ.III/HK.00.7/04/2020 Tahun 2020 tentang kemampuan kedua belah pihak dan menurut
Perubahan atas Surat Edaran Direktur Jenderal keadaan”
Bimbingan Masyarakat Islam 23. KUH Perdata Pasal 1372 menyatakan bahwa “Dalam
5. Surat Imbauan Direktur Jenderal Bimbingan menilai satu sama lain, hakim harus memperhatikan
Masyarakat Kristen Nomor B- kasar atau tidaknya penghinaan, begitu pula
512/DJ.IV/Dt.IV.I/BA.01.1/3/2020 Tahun 2020 pangkat, kedudukan dan kemampuan kedua belah
tentang Pelayanan Pemberkatan Nikah dan pihak dan keadaan”
Penguburan, terkait darurat COVID-19
6. CNN Indonesia. (2020). Kisah Pilu dari Penolakan
Jenazah Perawat Corona di Semarang, diakses pada Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
Hari Sabtu 17 Oktober 2020 pukul 21:32 dari distributed under the terms of the Creative Commons
https://www.cnnindonesia.com/nasional/2020041 Attribution-NonCommercial 4.0 International License
0174518-20-492451/kisah-pilu-dari-penolakan- (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
jenazah-perawat-corona-di-semarang. permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
7. Rachmawati. (2020). Duduk Perkara Penolakan reproduction in any medium, provided the original author and
Pemakaman Pasien Covid-19 di Banyumas, Bupati source are properly cited.
Minta Maaf dan Pimpin Pembongkaran Makam.
Diakses pada hari Sabtu 17 Oktober 2020 pukul
21.00 dari https://regional.kompas.com/read/
2020/04/03/06070011/duduk-perkara-penolakan-
pemakaman-pasien-covid-19-di-banyumas-bupati-
minta?page=all.
8. Dirgantara, R. A. (2020). Bebas dari Karantina,
Warga Gunungwuled Hadapi Stigma Buruk Covid-19
. Diakses dari Liputan 6: Liputan
liputan6.com/regional/read/4225347/bebas-dari-
karantina-warga-gunungwuled-hadapi-stigma-
buruk-covid-19
9. Laurensius. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Anak
Dalam Perspektif Pancasila Dan Bela Negara.
Unifikasi: Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5 Nomor 01.
10. Fitria Devi Navisa, dkk. (2020). Perlindungan
Hukum Terhadap Keluarga Jenazah Yang Terkena
Dampak Covid-19 Atas Penolakan Pemakaman.
Yurispruden Volume 3, Nomor 2, Juni 2020,
Halaman 137-149
11. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 3
12. Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Pasal 5 tentang
Wabah Penyakit Menular
13. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945 Pasal
28G ayat (1)
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 90
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Definition of medicolegal according to Merriam-Webster Dictionary is of or relating to both medicine and
law. From there, medicolegal can be further divided into two sectors, medical law and medical jurisprudence.
Medical law focuses mostly on the legal implications of practicing medicine while medical jurisprudence is the
scientific field that applies medical knowledge to legal problems. Medical services are closely related to hospital
regulations. The Job Creation Law has been officially ratified and signed on November 2nd, 2020, becoming Law
Number 11 of 2020 concerning Job Creation. The Job Creation Law amends several previously implemented
regulations, including Law Number 44 of 2009 concerning Hospitals. This study is a normative juridical literature
review by statue approach and conseptual approach about comparison hospital regulations before and after
enactment of Law Number 11 of 2020 concerning Job Creation. There are ten articles of Law number 44 of 2009
concerning hospitals which are amended by Law number 11 of 2020, these are article 17, article 24, article 25,
article 26, article 27, article 28, article 29, article 40, article 54, and article 62; regarding the determination of
hospital classification, the change in attributive authority of ministerial regulations to government regulations, the
central role of the central government in determining the criteria for granting hospital licenses and establishing
accreditation institutions, and expanding administrative sanctions accompanied by limitations in imposing criminal
sanctions.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 91
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 92
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
yang memadahi. Hal tersebut dimaksudkan agar sesuai kelasnya, saat ini diberikan oleh pemerintah
penyelenggaraanya sungguh-sungguh dapat sesuai pusat dan pemerintah daerah sesuai
dengan kedudukan peran dan fungsinya, serta kewenangannya dengan norma, standar, prosedur,
terutama untuk dapat memenuhi amanat konstitusi dan kriteria yang ditentukan oleh pemerintah pusat.
6
yaitu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa hal yang awalnya menjadi otonomi daerah
Tujuan Undang-Undang Rumah Sakit saat ini kembali mengalami proses sentralisasi.
disusun salah satunya adalah menjadi “jiwa” dan Selain terkait pemberian izin berusaha, kewenangan
tujuan bagi penyelenggaraan rumah sakit sebagai pemerintah pusat juga semakin dominan karena
salah satu subsistem dalam pelayanan kesehatan, lembaga independen terkait akreditasi rumah sakit
untuk andil dalam pembangunan kesehatan yang yang awalnya ditetapkan oleh menteri saat ini
tujuan akhirnya adalah terwujudnya derajad berpindah menjadi ditetapkan oleh pemerintah
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat. pusat. Pemerintah pusat beranggapan hal ini akan
Pada Undang-Undang Cipta Kerja, klasifikasi memotong birokrasi dan potensi adanya korupsi.
Rumah Sakit didasarkan pada kemampuan Perizinan Berusaha adalah produk
pelayanan dan sarana prasarana, dan tidak lagi administrasi, sehingga sebagai produk administratif,
menerapkan model rujukan berjenjang berdasarkan pelanggaran perizinan berusaha merupakan
kemapuan pelayanan medik spesialis dan pelanggaran administratif yang seharusnya
subspesialis. Hal ini cukup berpotensi menimbulkan sanksinya pun berupa sanksi administratif.9
polemik karena sebelumnya untuk mencapai kelas Ketentuan sanksi pidana pada klaster Undang-
tertinggi, rumah sakit harus melengkapi pelayanan Undang Rumah Sakit dalam Undang-Undang Cipta
medik spesialis dan subspesialis. Norma ini Kerja terkait perizinan rumah sakit diberikan hanya
menguatkan apa yang telah diatur dalam Permenkes saat pelanggaran tersebut mengakibatkan timbulnya
Nomor 3 tahun 2020 tentang Perizinan dan korban/kerusakan terhadap kesehatan,
7
Klasifikasi Rumah Sakit. keselamatan, dan atau lingkungan, hal ini sesuai
Peraturan pelaksana mengenai perubahan dengan karakter sanksi pidana sebagai ultimum
ketentuan pada beberapa pasal dala Undang- remedium, yaitu pidana harus digunakan hanya
Undang Cipta Kerja akan diatur melalui Peraturan sebagai upaya terakhir.10
Pemerintah. Hal ini lebih sesuai dengan hierarki
peraturan perundang-undangan dalam Undang- SIMPULAN
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Dalam Undang-Undang Cipta Kerja terdapat
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, sepuluh pasal Undang-Undang Rumah Sakit yang
karena sebelumnya Undang-Undang Rumah Sakit berubah, yaitu Pasal 17, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26,
lebih banyak memberikan kewenangan atributif Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 40, Pasal 54 , dan
pada Peraturan Menteri.8 pasal 62. Pokok-pokok perubahan ketentuan antara
Undang-Undang Cipta Kerja mengukuhkan lain terkait penentuan klasifikasi rumah sakit,
peran pemerintah pusat dalam menentukan bergantinya kewenangan atributif peraturan menteri
perizinan berusaha. Perizinan rumah sakit yang menjadi peraturan pemerintah, peran sentral
awalnya diberikan oleh menteri, pemerintah pemerintah pusat dalam menentukan kriteria untuk
provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten kota pemberian izin rumah sakit serta penetapan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 93
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 94
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
According to the health ministry's emerging infection page, as many as 216 countries and territories in the
world including Indonesia are facing a global pandemic due to Covid-19 disease short for Coronavirus Disease 2019.
The disease appeared in late 2019 in China's Hubei Province Wuhan and has spread almost worldwide, until finally
the World Health Organization (WHO) designated it as a public health emergency.In Indonesia, the disease has
spread throughout the provinces of Indonesia, with conditions as of November 11, indicating that Covid-19 has
spread in 34 provinces, 503 districts/cities with conditions still there is an increase in trends, not only confirmation
patient trends, but also an increase in the trend of patients dying and also the trend of patients recovering.
Although statistics show that more cases have been recovered than deaths, it remains an obligation for all parties
to actively participate in reducing the spread of Covid-19. There is a fact that there are problems related to the
management and burial of corpses with Covid-19. Based on the results of several media reports related to the
rejection of the funeral, In this case reported 2 cases of different the location of the domicile (case 1.
Kedungkandang, Malang city; case 2. Bangil, Pasuruan district) with clinical diagnose confirm COVID-19, with
similar problems namely denial of treatment and funeral according to protocol but managed through a much
different settlement process. However, there are similarities in the coordination process in terms of communication
and cross-sector integration. This is influenced by several factors, namely cultural, spiritual and easy coordination
and optimization of decision-making roles and strategic strengths of the security sector. By using effective and open
communication techniques that take into account the element of the existence of a communion in its entirety as a
recipient of information, educational background, age, occupation, religion, culture, and customs should always be
adjusted as part of the integration of communication across sectors ( health workers, security personnel,
transportation personnel, deliberations of regional leaders -Muspika- and families) related to what and how the
management of corpses with or suspected Covid-19. implementation is carried out with the main purpose is to
provide understanding as well as maintain the health and safety of the community.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 95
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 96
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 97
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 98
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dan layak sesuai agama, nilai, norma dan budaya. 4. Dokter jaga Forensik dan atau Petugas
Perawatan jenazah covid diselenggarakan dengan pemulasaraan jenazah memberikan informasi
prinsip kewaspadaan standart untuk seluruh petugas kepada keluarga pasien tentang prosedur
dan didukung dengan sarana prasarana yang pemulasaraan jenazah yang sesuai dengan
2
memadai. peraturan yang berlaku dan dikelola secara etis
Dalam hal pemakaman, dilaksanakan dan layak sesuai dengan agama, nilai, norma dan
sesegera mungkin, minimal dengan melibatkan pihak budaya yang dianut;
RS dan Dinas Pertamanan yang mengelola UPT 5. MPP menghubungi Dinkes sesuai domisili pasien
Pemakaman.2 Menurut Pedoman Pemulasaraan dan untuk melaporkan kasus kematian terkait covid
Penguburan Jenazah akibat COVID 19 di Masyarakat, 19 dan meminta penjemputan dan/atau
yang disusun oleh Direktur Promosi Kesehatan dan pendampingan pemakaman jenazah, serta
Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan pemakaman dilakukan oleh masyarakat
RI, dalam proses pemakaman jenazah harus didampingi oleh Dinkes/Muspida setempat.
dipastikan Camat wilayah setempat atau tokoh Prosedur pemakaman jenazah terkait
masyarakat didampingi oleh petugas dari Puskesmas COVID 19 di Kota Malang, telah ditetapkan oleh
setempat, telah memberikan penjelasan secara bijak Pemerintah Kota Malang melalui kebijakan Dinas
kepada masyarakat tentang proses pemakaman Kesehatan, yang menunjuk Public Service Center
jenazah Covid 19.7 (PSC) 119 sebagai koordinator proses pemakaman
Di RSUD dr. Saiful Anwar Malang, dalam COVID Kota Malang. Dalam proses pemakaman
penanganan pasien terkait COVID 19 yang meninggal jenazah COVID 19, dilaksanakan sebagai berikut9:
dunia, mengacu pada Standar Prosedur Operasional 1. Sebelum pemberangkatan jenazah, dipastikan
“Penatalaksanaan Jenazah Pasien Probable atau Perangkat Wilayah (Camat atau Lurah) setempat
Konfirmasi Positif COVID 19”. Terdapat pembagian atau bersama tokoh masyarakat telah
8
tugas yang jelas dalam SPO tersebut yakni, memberikan penjelasan secara bijak kepada
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) masyarakat tentang tempat penguburan;
menyatakan pasien meninggal dunia dan 2. Pengangkutan jenazah dilakukan oleh PSC 119
melakukan konfirmasi atas jenazah tersebut dan mendapat pengawalan /pendampingan
termasuk dalam kriteria covid negatif, suspek, unsur-unsur terkait (Kepolisian Resort Kota
probable atau konfirmasi positif sesuai dengan Malang Kota, Komando Distrik Mililter Kota
regulasi yang ada; Malang TNI AD, Satuan Polisi Pamong Praja dan
2. Perawat menghubungi Manager Pelayanan Bakesbangpol) dan pihak keluarga dari lokasi
Pasien (MPP) dan Instalasi Kedokteran Forensik pemulasaran sampai dengan tempat
untuk menginformasikan data pasien yang pemakaman/tempat kremasi yang telah
meninggal tersebut; serta menghubungi keluarga dipersiapkan dengan mempertimbangkan faktor
pasien yang akan diberikan informasi tentang keamanan dan kecepatan dan ketepatan waktu
kematian pasien tersebut; pemakaman;
3. DPJP dan perawat memberikan informasi yang 3. Dinas Lingkungan Hidup, yang membawahi UPT
adekuat kepada keluarga pasien tentang Tempat Pemakaman Umum, menyiapkan
penyebab kematian pasien tersebut;
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 99
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
penggalian makam dan membantu proses Covid-19. Jenazah dengan Covid-19 memiliki hak
pemakaman. untuk dilakukan tatalaksana sesuai agama dan
4. Proses pemakaman secara keagamaan, kepercayaannya, demikian pula keluarga dipahami
dikoordinir oleh Bagian Kesra dan rasa emosi kehilangannya, disinilah pentingnya
Kemasyarakatan atau Camat masing-masing edukasi serta komunikasi lintas sector untuk
wilayah; memahamkan apa yang sesungguhnya telah terjadi
5. Dalam hal proses pemakaman telah selesai dan dilakukan pada jenazah dengan Covid-19 atau
dilaksanakan, dilakukan desinfeksi pada seluruh dugaan Covid-19.10 Dengan masyarakat paham maka
permukaan tempat dan personil yang terlibat diharapkan masyarakat tidak semena-mena,
kontak aktif pada proses pemakaman oleh Badan menjauhkan stigma bahkan juga turut membuat
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Malang. suasana hubungan tenaga kesehatan, rumah sakit
Dengan adanya system yang telah dibentuk dan keluarga jenazah menjadi harmonis dan layanan
oleh institusi institusi tersebut, untuk bisa akan cepat terselesaikan. Perlu keahlian semua pihak
dilaksanakan secara sistematis dan tepat sasaran yang terkait dalam fungsi kolaboratif untuk
maka diperlukan kolaborasi yang solid, dinamis dan melakukan teknik komunikasi efektif yang
akurat. Kolaborasi tersebut dapat dilaksanakan mempertimbangkan unsur keberadaan seorang
dengan mengoptimalkan jalur komunikasi secara komunikan secara utuh sebagai seorang penerima
efektif, transparan, serta cepat dan akurat. Cepat informasi, latar belakang pendidikan, usia,
dan akurat disini disesuaikan dengan urgensi dari pekerjaan, agama, kultur, adat istiadat dan
masing-masing kasus dalam hal ini penanganan kebiasaan harus senantiasa disesuaikan antar
jenazah suspek, probable, maupun confirmed penerima informasi satu dengan yang
COVID-19 dengan mempertimbangkan segala aspek, lain. Harapannya komunikasi yang baik dapat
tidak hanya aspek medis klinis namun juga sosial, menciptakan persepsi yang sama antara tenaga
ekonomi, agama, budaya serta latar belakang kesehatan di RS dan di tempat pemakaman yang
pendidikan dan pekerjaannya. akan dituju sehingga ketakutan atau kekhawatiran
Didalam aktivitas komunikasi terselip itu tidak ada.
didalamnya fungsi edukasi. Edukasi tentang Pada kasus pertama (1), permasalahan
kematian pada jenazah itu sendiri merupakan bagian ditimbulkan akibat adanya perbedaan persepsi
dari manajemen krisis dan perencanaan kontingensi. istilah negative dalam pemeriksaan PCR jenazah.
Adanya ketidakpahaman masyarakat dan informasi Persepsi negatif diterima oleh jenazah bahwa pasien
simpang siur membuat masyarakat abai, ragu dan tersebut bukanlah dengan diagnnosa COVID-19
khawatir tentang mekanisme perawatan bahkan (confirmed), namun keluarga pasien juga harus
pemakaman jenazah, sehingga membuat mereka dipahamkan tentang istilah suspek maupun
sanggup untuk melanggar nilai kemanusiaan dalam probable, yang berarti klinis menunjukkan adanya
hal ini adalah nilai untuk menjaga kesehatan gejala yang sesuai dengan kriteria COVID-19
bersama dan mencegah penyebaran agar tidak meskipun laboratorium belum menunjukkan hasil
semakin massif di masyarakat. Inilah poin yang serupa dan ketiga istilah tersebut disepakati
dimana masalah etika ikut campur dalam dalam prosedur perawatan jenazah sesuai Prosedur
permasalahan pada kasus meninggal pada jenazah yang telah ditetapkan melalui Perhimpunan dokter
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 100
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Forensik Indonesia dan Kementerian Kesehatan seorang perempuan dimandikan oleh lawan jenis.
adalah tetap dilakukan dengan protocol kesehatan Dalam hal ini, koordinasi dengan pihak kepolisian
yang berlaku. Penjelasan yang sejalan antar tenaga dan TNI segera dilakukan, untuk mengamankan
kesehatan dari hulu hingga hilir, dengan proses perawatan jenazah sesuai protocol dan sesuai
mengedepankan kesabaran, sopan dan santun, dengan syariat agama. Pihak kepolisian dan TNI
sinergi dengan dinas Kesehatan serta Pengamanan mengawal mulai dari transportasi jenazah dari ruang
(TNI-Polri) sangat dibutuhkan dengan cepat, hal ini perawatan, hingga penatalaksanaan jenazah sesuai
juga harus disesuaikan dengan suasana emosi protocol Kesehatan. Manajer Pelayanan Pasien juga
keluarga jenazah. Dalam kasus ini dapat diselesaikan mengupayakan berkoordinasi dengan Dinas
dengan menjelaskan melalui analogi sederhana Kesehatan Kabupaten Pasuruan, untuk menyiapkan
“probabilitas lemparan uang koin”, bila kita bertaruh pemakaman dan melakukan pendampingan, serta
kesehatan keluarga jenazah dengan melakukan menjemput jenazah di RSUD dr. Saiful Anwar. Pihak
kontak pada jenazah dengan suspek atau probable Kepolisian, dalam hal ini Polresta Malang Kota, juga
COVID maka ada dua kemungkinan yang dapat berkoordinasi dengan pihak Kepolisian Resort
terjadi, yakni akan tetap sehat atau mungkin akan Pasuruan untuk mengawal pemakaman jenazah.
muncul gejala. Faktor kebaikan untuk kemaslahatan Factor komunimasi lintas sector yang cepat dan
umat ditonjolkan dalam komunikasi dan diperkuat efektif menjadi kunci utama dalam pelaksanaan
dengan komunikasi aktif dengan rangkulan pihak perawatan jenazah COVID, dengan tujuan akhir
kepolisian yang selalu ada mendampingi keluarga melindungi Kesehatan masyarakat secara luas.
jenazah dengan selalu mengedepankan jargon Dengan melaksanakan komunikasi yang
keluarga besar daerah dan keluarga besar tidak akan tepat disertai dengan kolaborasi yang baik dengan
meninggalkan keluarga yang lain sehingga ketakutan beberapa sector bahkan lintas sector maka akan
keluarga yang semula menolak perawatan dengan diharapkan akan mampu: 1) menciptakan
protocol karena takut dikucilkan bisa terhindar. masyarakat yang tenang, dan paham apa yang
Kasus kedua (2), permasalahan ditimbukan karena mereka harus lakukan bagi lingkungan terdekatnya;
hasil rapid tes berbeda antara rumah sakit yang 2) Membangun persepsi masyarakat bahwa
merujuk, meskipun tes swab postmortem pemerintah, negara yang dalam hal ini diwakili oleh
menunjukkan hasil PCR positif. Keluarga sudah pihak terkait dalam stakeholder pelayanan
diberikan informasi oleh DPJP klinis, tetapi tetap kesehatan dan pengamanan setempat hadir dan
melakukan penolakan terkait status Covid dari tanggap dalam mengendalikan situasi krisis yang
pasien. Keluarga juga sudah diberikan penjelasan terjadi.11 Sehingga, penanggulangan bencana sesuai
terkait prosedur perawatan jenazah secara protocol dengan Undang-undang akan terlaksana dengan
dan sesuai syariat agama, namun keluarga tetap bersama-sama untuk: a. Memberikan perlindungan
menolak, dan memaksa untuk membawa pulang kepada masyarakat dari ancaman bencana; b.
secara paksa dan dirawat jenazah sendiri oleh Menyelaraskan peraturan perundang-undangan
keluarga. Penolakan pemulasaraan jenazah karena yang sudah ada; c. Menjamin terselenggaranya
keluarga dengan latar belakang agama yang kuat, penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
menganggap petugas pemulasara jeanzah tidak terkoordinasi dan menyeluruh; d. Menghargai
kompeten secara syariat agama dan tidak sah jika budaya lokal; e. Membangun partisipasi dan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 101
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 102
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
1Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
2UniversitasGadjah Mada/Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Sardjito Yogyakarta
ABSTRAK
Pendahuluan Pandemi covid 19 yang masih berlangsung membuat pendidikan profesi dokter muda
mengalami banyak keterbatasan. Solusi terbaik pendidikan profesi untuk saat ini adalah pendidikan
secara daring atau semi daring. RSUP Dr.Sardjito dan Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal FKKMK UGM menyelenggarakan pendidikan dengan metode daring penuh.
Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif berdasar data dari kuesioner daring yang
diisikan dokter muda saat ujian daring.
Kesimpulan Metode pendidikan secara daring merupakan yang paling optimal untuk dilakukan di masa
pandemi. Sebagian besar dokter muda menyatakan puas dengan penyelenggaraan stase. Pendidikan
dengan metode daring juga memiliki beberapa kelemahan dan akan terus diperbaiki.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 103
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 104
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 105
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit corona virus di seluruh dunia. Penyakit ini
disebabkan oleh corona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah COVID-19 ini pertama kali dideteksi
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan di Depok,
Jawa Barat awal Maret 2020. Kemudian kasus yang positif Covid-19 bertambah terus dan data hingga Minggu, 17
Mei 2020 jumlah warga yang dinyatakan positif terkena virus corona sudah mencapai lebih dari tujuh belas ribu,
sembuh lebih dari empat ribu dan lebih dari seribu meninggal dunia. Pengelolaan jenazah dilakukan di rumah sakit
sesuai protokol dan dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih, sehingga dapat segera dimakamkan.Penelitian
dilakukan menggunakan metode deskriptif observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di
Instalasi Kedokteran Forensik, Medikolegal dan Kerohaniaan RSUP DR. Sardjito pada bulan Juli tahun 2020,
mengambil data dari bulan Maret hingga Juni 2020. Sample penelitian dilakukan secara total sampling, yakni
seluruh jenazah Covid-19 yang ditangani di bulan tersebut, yakni 47 jenazah. Total jenazah yang ditangani adalah
47 jenazah, 2 jenazah berstatus konfirmasi dan 45 (95,7%) lainnya berstatus suspek. Dari jenazah tersebut, 57,4%
diantaranya adalah laki-laki, dan paling banyak berasal dari luar Yogyakarta (31,9%), diikuti Sleman (29,8%).
Jenazah terbanyak berada pada kelompok umur 46-55 tahun yakni sebanyak 29,8%, diikuti kelompok umur 56-65
tahun sebanyak 27,7%. Dari segi pekerjaan, terbanyak pada kelompok tidak bekerja (38,3%) dan dari segi
pendidikan terbanyak tamat sekolah dasar (23,4%), diikuti tidak sekolah (21,3%). Lama waktu tunggu jenazah di
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito bervariasi, dengan rata-rata 6 jam 9 menit. Dari penelitian ini,
dapat dilihat ciri khas demografi yang menonjol yakni kebanyakan pasien adalah laki-laki dan berada di usia lansia
awal dan lansia akhir. Diperlukan studi lanjutan untuk menelaah apakah kedua hal ini menjadi faktor risiko
kematian akibat Covid-19, khususnya di Yogyakarta.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 106
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PENDAHULUAN
yang ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik,
Pandemi corona virus disease 2019 (COVID-
Medikolegal dan Kerohaniaan RSUP Dr. Sardjito
19) adalah peristiwa menyebarnya penyakit corona
bulan Maret hingga Juni tahun 2020 serta gambaran
virus di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh
lama waktu tunggu jenazah di instalasi forensik.
corona virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-
2. Wabah COVID-19 ini pertama kali dideteksi di Kota METODE
Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Penelitian ini merupakan penelitian
Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi deskriptif observasional dengan rancangan potong
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 lintang (cross sectional). Penelitian dilakukan di
Maret 2020. Hal ini disebabkan karena sudah lebih Instalasi Kedokteran Forensik, Medikolegal dan
dari 210 negara yang terkena penyakit corona virus. Kerohaniaan RSUP DR. Sardjito pada bulan Juli tahun
Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), 2020, mengambil data dari bulan Maret hingga Juni
walaupun sudah dilakukan upaya pencegahan, 2020. Sample penelitian dilakukan secara total
akhirnya tetap juga ada warganya yang terkonfirmasi sampling, yakni seluruh jenazah Covid-19 yang
positif covid-19. Awalnya dinyatakan ada yang ditangani di kurun waktu tersebut, yakni 47 jenazah.
terkonfirmasi positif pada bulan maret 2020.
Kemudian kasusnya mengalami peningkatan terus, HASIL
yang sampai pada pertengahan bulan Mei 2020 Pada penelitian ini didapatkan pasien yang
didapatkan kasus 199, dan yang meninggal sebanyak ditangani di Instalasi Kedokteran Forensik,
30 kasus. Jika dibandingkan dengan Jakarta, Jawa Medikolegal dan Kerohanian RSUP DR.Sardjito
barat, Jawa tengah dan Jawa timur, baik kasus yang selama bulan Maret hingga Juni 2020 sebanyak 47
positif dan meninggal masih lebih rendah. subjek penelitian. Karakteristik korban didapatkan
sebagai berikut:
Terkait dengan kasus yang meninggal,
tentunya perlu dilakukan pengelolaan dengan
protokol standar yang dianjurkan baik dari World
Health Organization (WHO), Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama dan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Dari semua protokol tersebut
diharapkan pengelolaan jenasah dilakukan di rumah
sakit dan dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih.
Jenazah covid-19 yang sudah ditangani di rumah
sakit untuk segera dimakamkan. Pengelolaan
jenazah covid-19 ini dilakukan dengan protokol
covid-19 karena diharapkan tidak terjadi penularan
dari jenasah baik ke petugas pemulasaraan jenasah
maupun ke masyarakat.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 107
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 108
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 109
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 110
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
jenazah yang terduga positif Covid-19 sehingga
1. Erwanti MO, Rahayu, Farida E. Kajian Yuridis Female
terjadi penolakan di berbagai pemakaman. Dalam
Genital Mutilation dalam Perspektif Hak Asasi
hal ini, diperlukan edukasi dari pihak yang Manusia. Diponegoro Law Review. Volume 1 Nomor
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 111
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Introduction : The recession in 1997 due to the global monetary crisis that was still felt until 2000, resulted
in various kinds of conflicts ranging from the individual scale to the national scale. One of these conflicts can lead to
crime. Crime is influenced by several factors, it can be social factors, situational factors, personal factors or all
overlapping. This study is aims to measure the correlation between the crime rate according to respondents and
the impact felt by respondents and the surrounding community, the level of satisfaction with the respondent's
economy and government intervention in these changes. Methods : Data comes from IFLS (Indonesian family life
survey) 3 data in 2000. Variables in the form of age, gender, education level, length of stay, crime level according to
respondents, impact felt by respondents and the surrounding community also government intervention in handling
crime according to respondents. Result : Due to missing data, samples that meet the criteria vary between 186-
2409 samples depending on the variables seen. The Age, the gender, the length of stay, the level of education, the
opinion regarding the changes of crime level effect respondent welfare, the community changes in the last 2 years,
the satisfaction level of respondent's economy, and the government intervention at the sub-district, district / city
and provincial levels are related to the crime level according to respondents in the last 2 years. Conclusion : the age,
the length of stay, the opinion regarding the changes of crime level effect respondent welfare, the government
intervention at the sub-district level has a significant effect on the crime level according to respondents in the last 2
years.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 112
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 113
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
dianggap penting. Penilaian nilai P dan analisa Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu
pengaruh dengan uji korelasi spearman karena data kunci dari perkembangan ekonomi. Di negara-negara
merupakan numerik dengan distribusi tidak normal asia, fokus utama pembangunan biasanya lebih ke
dan tidak memenuhi syarat parametrik. Keseluruhan kuantitas dibandingkan kualitas. Meskipun begitu
analisis hasil menggunakan software IBM SPSS pembangunan infrastruktur berdampak pada
Statistics versi 25. peningkatan produktifitas dan mampu menurunkan
beban ekonomi secara nasional7. Pembangunan
HASIL infrastruktur di mata masyarakat berhubungan
Responden merupakan follow up dari dengan ekspektasi terhadap gaya hidup masyarakat
responden IFLS yang pertama, oleh karena itu dan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan.
terdapat data yang hilang akibat responden yang Apabila kesejahteraan meningkat maka akan
drop out. Data yang hilang tidak dapat dieksklusi mendorong penurunan konflik di masyarakat dan
karena variabel hilang antar variabel berbeda-beda menurunkan tingkat kejahatan yang terjadi di
sehingga saat eksklusi dengan menggunakan regresi masyarakat itu sendiri6. Persepsi masyarakat
multivariat tidak muncul angka. Total data hilang mengenai pembangunan lebih positif dibanding
mencapai 96.4% kejadian bencana. Hal ini menandakan bahwa
Dalam survey ini didapatkan persepsi masyarakat cenderung berpikir positif dan nyaman
responden mengenai hal-hal yang dianggap penting dengan situasi dan kondisi saat itu yang dapat
dan memiliki dampak besar pada kehidupan diartikan juga bahwa kesejahteraan responden dan
responden dalam 3 tahun terakhir (1998-2000) yang masyarakat sekitar responden cukup baik.
dirangkum dalam tabel 1. Tabel 1 menunjukkan Berdasarkan tipe wilayah, wilayah Indonesia
bahwa kejadian yang dianggap terpenting menurut dapat dibedakan menjadi wilayah perkotaan (urban)
responden adalah pembangunan infrastruktur dan pedesaan (rural). Ciri wilayah perkotaan adalah
berupa jalan baru. jumlah penduduk berdiam yang semakin banyak,
kepadatan penduduk serta struktur perekonomian
Hasil tidak signifikan didapatkan dari tipe area
yang berkembang pesat. Akibat dari perkembangan
responden yang dibandingkan dengan tingkat
penduduk yang pesat memicu daya saing yang tinggi
kejahatan dengan nilai p sebesar 0.6, sehingga dapat
antar penduduk sehingga muncul tindak kejahatan 8.
disimpulkan bahwa tipe area tidak memiliki
Dalam penelitian ini, jenis wilayah tidak memiliki
pengaruh terhadap tingkat kejahatan. Hasil ini
pengaruh terhadap tingkat kejahatan. Hal ini
diperjelas pada gambar 1.
mungkin terjadi seperti yang dijelaskan pada sebuah
Variabel responden yang menampilkan penelitian di kediri dimana perpindahan penduduk
berbagai opini responden mengenai tingkat yang semakin mudah sehingga memudahkan warga
kejahatan selama dua tahun terakhir (tabel 2). Tabel kota lain melakukan tindak kejahatan tidak
ini menampilkan missing value yang berbeda beda didaerahnya sendiri, banyaknya pembukaan
antar variabel dan telah dilakukan transformasi data lapangan kerja sehingga menurunkan rasa khawatir
sebelumnya. Tabel 2 menunjukkan bahwa usia, lama dalam masyarakat atau akibat karakteristik dari
tinggal responden, pendapat mengenai tingkat masyarakat itu sendiri dimana kelompok masyarakat
kejahatan berpengaruh terhadap kesejahteraan didalamnya masih saling berkomunikasi, saling
responden dan intervensi pemerintahan di tingkat mengenal dan bekerjasama dalam suatu kegiatan
kecamatan memiliki pengaruh terhadap tingkat kemasyarakatan sehingga memiliki kondisi sosial
kejahatan menurut responden dalam 2 tahun yang stabil dan terkontrol8.
terakhir.
Persepsi masyarakat mengenai tingkat
PEMBAHASAN kejahatan lingkungan sekitar dilihat dari tingkat
Kompleksitas faktor yang mempengaruhi kepuasan hidup yang salah satunya mencakup rasa
kejahatan masih menjadi momok dalam suatu aman dari komunitas tersebut. Tingkat kepuasan
populasi. Banyaknya interaksi antar faktor inilah hidup umumnya dihubungkan dengan puasnya
yang membuat keterbatasan dalam suatu penelitian. terhadap pendapatan yang dimiliki, pekerjaan yang
Salah satunya adalah persepsi mengenai dimiliki, keadilan, jam kerja, ekspektasi terhadap
pembangunan dalam bidang ekonomi. kehidupan, tingkat perceraian, polusi dan tingkat
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 114
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
kekerasan yang berhubungan dengan kejahatan 5,6. sama antara satu sama lain. Diperlukan opini lebih
Dalam penelitian ini tingkat kejahatan lanjut dari responden yang berjenis kelamin
mempengaruhi tingkat kesejahteraan responden perempuan agar terjadi normalitas data.
sedangkan kepuasan terhadap pendapatan dan
perekonomian keluarga tidak berpengaruh pada Pendidikan berhubungan dengan tingkat
tingkat kejahatan. Namun tingkat kejahatan memiliki kriminalitas karena risiko untuk tidak mendapatkan
pengaruh terhadap kesejahteraan responden. faktor pekerjaan lebih tinggi pada yang memiliki pendidikan
yang mempengaruhi tindak kejahatan adalah hal rendah. Namun pendidikan tinggi juga berhubungan
yang komplek dimana penyebab tindak tersebut dengan beban ekonomi yang lebih tinggi sehingga
tidak hanya satu faktor saja melainkan dari berbagai menurunkan tingkat kepuasan hidup9. Dalam
macam faktor baik internal maupun eksternal1. penelitian ini, pendidikan responden tidak memiliki
hubungan dengan tingkat kejahatan. Hal ini mungkin
Opini responden mengenai kondisi komunitas karena responden terbanyak merupakan pendidikan
dalam 2 tahun terakhir ternyata tidak berpengaruh tinggi yaitu lulusan sarjana/diploma sehingga tidak
dengan tingkat kriminalitas. Hal ini mungkin terjadi terdistribusi normal. Pendidikan tinggi cenderung
akibat ketidaktauan responden bahwa terdapat memiliki tingkat kepuasan terhadap perekonomian,
hubungan antara kondisi komunitas dengan tindak sosial dan politik lebih tinggi dibandingkan tingkat
kejahatan6. pendidikan yang lebih rendah.
Lama tinggal berpengaruh terhadap tindak Kebijakan pemerintah dalam tindak kejahatan
kejahatan di masyarakat. Semakin lama masyarakat berpengaruh pada persepsi masyarakat dan
tinggal di suatu tempat memiliki pengaruh terhadap kestabilan sosial secara umum terutama di skala
pemahaman masyarakat terhadap wilayah itu kecamatan. Pemerintah di skala kecamatan memiliki
sendiri. Masayarakat yang paham akan wilayahnya kedekatan dengan masyarakat dibandingkan
mengetahui sisi positif dan sisi negatif dari pemerintah di skala kabupaten/kota ataupun skala
kehidupan bermasyarakat yang salah satunya adalah provinsi. Sehingga kepercayaan masyarakat
tindak kejahatan. Daerah yang rentan terhadap terhadap pemerintah di tingkat kecamatan lebih
suatu kejahatan dan orang yang mungkin melakukan tinggi dibandingkan tingkat diatasnya.
tindak kejahatan dapat diketahui oleh masyarakat
yang lebih lama tinggal di suatu wilayah. Limitasi
Dari sisi metodologi, penelitian ini hanya
Usia berpengaruh dengan tingkat kriminalitas. melihat dari sisi persepsi masyarakat, bahkan untuk
Pada penelitian lain usia muda dihubungkan dengan tingkat kejahatan pun dari opini masyarakat. Perlu
rendahnya pendapatan dan jam kerja yang lebih data empiric (statistic) untuk mengetahui faktor yang
panjang dibandingkan usia tua sehingga tingkat terjadi dan menganalisanya lebih detail lagi
kepuasan hidup lebih rendah. Hal ini memicu usia mengingat bahwa faktor yang mempengaruhi
muda untuk mudah keluar dari pekerjaannya dan terjadinya tidak kejahatan sangat komplek.
meningkatkan risiko tindak kejahatan di Penelitian ini memiliki data hilang yang besar yang
masyarakat9. tidak dapat dieksklusikan dengan regresi
multivariate. Penelitian ini juga belum mengkaji
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan mengenai sejumlah faktor dengan jenis tindak
pandangan terhadap kejahatan dimana pendapat kejahatan serta motif kejahatan itu sendiri.
tersebut juga dipengaruhi oleh kepercayaan dan
lingkungan sekitar. Perempuan lebih emosional dan SIMPULAN
cenderung berpikir secara psikologis. Sedangkan laki- Faktor yang mempengaruhi kejahatan masih
laki lebih memiliki konsep, bertindak otonom, sangat kompleks. Dalam penelitian ini faktor umur,
memiliki kognitif atau emosi yang kurang dan lebih lama tinggal di suatu tempat, efek kejahatan
percaya diri dan mengerti akan dirinya sendiri10. terhadap kesejahteraan warga dan intervensi
Pada penelitian ini, mayoritas responden berjenis pemerintah di tingkat kecamatan memiliki pengaruh
kelamin laki-laki dan tidak memiliki pengaruh dengan tingkat kejahatan yang terjadi terutama
terhadap persepsi terjadinya tidak kejahatan, dalam 2 tahun terakhir dari survey ini. Diperlukan
sehingga pandangan mengenai kejahatan mungkin
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 115
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DAFTAR PUSTAKA
1. Karmelli E., Fatimah S. Krisis Ekonomi Indonesia.
Journal of Indonesian Applied Economics. 2008;vol
2(2):164-173
2. Perc M., Donnay K., Helbing D. Understanding
Recurrent Crime as System-Immanent Collective
Behaviour. PLoS ONE. 2013. 8(10): e76063
3. BPS. Statistik Kriminal 2014. Katalog BPS;
2014:4401002
4. Hardianto FN. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Indonesia
Dari Pendekatan Ekonomi. Bina Ekonomi. 2009;Vol
13(2):28-41
5. Cohen A.M. The Effect of Crime on Life Satisfaction.
Vanderbilt University Law School Working Paper
number 08-08. Available at
http://ssrn.com/abstract=1091542 (accesed : 28
November 2020).
6. Purwanti E.Y, Widyaningsih E. Analisis Faktor
Ekonomi yang Mempengaruhi Kriminalitas di Jawa
Timur. Jurnal Ekonomi-QU. 2019;Vol 9(2):154-177
7. Ismail, N. W., and J. M. Mahyideen. The Impact of
Infrastructure on Trade and Economic Growth in
Selected Economies in Asia. ADBI Working Paper
553. Tokyo: Asian Development Bank Institute.
2015. Available:
http://www.adb.org/publications/impact-
infrastructure-trade-and-economic-growth-
selected-economies-asia/.
8. Lasmiati. Tingkat Kriminalitas di Area Perumahan
Kota Kediri dan Kabupaten Sumbawa Barat
berdasarkan Crime Prevention Through
Environmental Design. Theses. Universitas
Airlangga. 2015. ID: 4668-13405-1-SM
9. Boyce C.J., Delaney L., Wood A.M. The Great
Recession and Subjective Well-being: How Did the
Life Satisfaction of People Living in the United
Kingdom Change Following the Financial Crisis?.
PLoS ONE. 2018. 13(8): e0201215.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0201215
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
116
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
1Department of Department of Forensic and Medicolegal, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar,
Indonesia
2Molecular Biology and Immunology, Laboratory, Faculty of Medicine, Hasanuddin University, Makassar, Indonesia
ABSTRACT
Forensic microbiology investigate infectious disease outbreaks, emerging pathogens responsible, and the
trace to the origin of the outbreak.
Forensic microbiological investigations can be used to determine the etiology, origin of a particular
organism, who is responsible, and identify the etiological agent. A number of these microbiota can affect human
diseases and animals can pollute the environment for decades or can transform into new microbiota species.
This Aim of the study was to identify the microbiota in humans feces and to determine the profile of
microbiota each individual samples, and compared it with previous literature searches.
Ten fresh feces of healthy individuals was collect and identified using gram staining, conventional culture,
and biochemical test to determine bacteria species in these samples.
All of healthy individuals feces samples were found 27 (47.4%) positive Gram isolate and 30 (52.6%)
negative Gram isolate. In human feces was identify the Escherichia coli (100%), Bacteroides sp (90%), Lactobacillus
sp (90%), Enterococcus faecalis (80%), Staphylococcus aureus (70%), Klebsiella sp. (50%), Proteus sp (30%),
Staphylococcus epidermidis (20%), Pseudomonas sp. (20%), Citrobacter sp (10%), Clostridium sp (10%), respectively.
None Corynebacterium sp, Streptococcus pyogenes, and Bifidobacterium bifidum were identify in all samples.
Furthermore, this study showed there was no similar pattern of microbiota profile among 10 samples of feces.
Previous studies have shown that there are more microbiota variations in humans feces compared this
study and this is due to the different conditions of the study subjects and the specific genotype of each microbiota
species.
The conclusion of this study is the identification of the microbiota profile that is different for every
individual may be useful to determine the time, the cause of death (drowning), ethnicity, disease, background and
habits of suspects and sources of microorganisms.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
117
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
118
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
permukaan media selective dan inkubasi plat pada ditemukan jenis bakteri yang dominan ialah E.coli.
suhu 37oC selama 24 jam. Namun bila dilihat dari umur subjek maka
Setiap koloni yang tumbuh diamati berdasarkan penelitian lain menunjukkan bakteri
morfologi koloninya secara makroskopis dan dominan pada feses newborn sehat ialah jenis
mikroskopis dan kemudian dilanjukan dengan tes Lactobacillus sp. [13] dan bakteri jenis
biokimia. Medium selektif yang digunakan sesuai Bifidobacterium sp dan Enterococcus sp merupakan
dengan protokol standar pembuatan dan kegunaan bakteri dominan pada feses neonatus sehat yang
selective medium pada Tabel 1. berumur 6 hari [14]. Belum diketahui apakah jenis
Evaluasi profil mikrobiota dari masing individu kelamin juga mempunyai hubungan dengan jenis
dilakukan dengan mewarnai hasil tes biokimia mikrobiota pada feses, karena kemungkinan juga
terhadap setiap spesies baik yang positif dan negatif. jenis dan jumlah mikrobiota akan dipengaruhi oleh
faktor hormonal dari manusia.
Penulusuran literatur sebagai pembanding Bakteri Streptococcus sp and
Pencarian literatur yang komprehensif Staphylococcus sp dapat ditemukan hanya sekitar
dilakukan di database PubMed (NIH), Scopus, 34.8% dari semua sampel feses neonates sehat [14].
EMBASE, dan Google Scholar menggunakan Bila dibandingkan dengan penelitian ini ditemukan
kombinasi kata kunci dari judul subjek medis (MeSH) sekitar 70% bakteri Staphylococccus aureus dan 20%
dari "Forensic microbiology", “Microbiota”, ”Feces” S. epidemidis. Dari hasil penelitian ini dan
dan "Human" dan daftar referensi yang relevan juga dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian
dicari secara manual. Semua artikel yang relevan dari terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa jenis
setiap desain studi yang diterbitkan dari tahun 1990 bakteri yang dominan pada feses tergantung dengan
hingga Juni 2020. umur subjek. Dari hasil penelitian ini mungkin dapat
Setelah hasil pencarian literatur dianalisa, digunakan mikrobiologi forensik dengan identikasi
termasuk microbiota yang ditemukan pada mikrobiota pada feses untuk menentukan umur dari
lingkungan, kondisi dan penyebab kematian pada suspek dalam suatu kasus.
kasus forensic yang berbeda dengan subject Demikian pula akan jenis bakteri dominan
penelitian ini dan akan berbeda secara nyata bila dilihat dari subjek
Hasil akan ditampilkan secara deskriptif dari manusia dan binatang lain misalnya mencit. Pada
masing masing spesies bakteri dan ditentukan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa bakteri
microbiota yang dominan. Selanjutnya dibandingkan yang dominan pada mencit sehat ialah Anaerostipes
dengan penulusuran literatur. dan Parabacteroides; dimana hal ini tidak ditemukan
pada manusia [15]. Hal ini juga dapat dipakai dalam
HASIL DAN DISKUSI identikasi awal suatu suspek dalam kasus forensik.
Dari hasil penelitian ini dapat diidentifikasi Menurut penelitian sebelumnya diet
bakteri pada subjek orang sehat ialah Escherichia coli seseorang mempengaruhi jenis bakteri dominan
(100%), Bacteroides sp (90%), Lactobacillus sp (90%), dalam feses dimana pada penelitian ini menemukan
Enterococcus faecalis (80%), Staphylococcus aureus jenis Clostridium sp, Bacteroides sp, Bifidobacterium
(70%), Klebsiella sp. (50%), Proteus sp (30%), sp, Lactobacillus sp, Staphylococcus sp, Enterococcus
Staphylococcus epidermidis (20%), Pseudomonas sp. sp, coliform, Bifidobacterium bifidum, B. longum, B.
(20%), Citrobacter sp (10%), Clostridium sp (10%), adolescentis, Lactobacillus rumiis dari feses orang
dimana microbiota E. coli Bacteriodes sp dan sehat dengan mengkonsumsi makan seperti
Lactobacillus sp. merupakan microbiota yang kebiasaannya dan dilakukan difollow up secara terus
dominan (Table 2). Hasil pewarnaan Gram pada menerus selama 15 hari [16]. Ini menunjukkan
sampel feses orang sehat ditemukan isolat Gram bahwa pola makanan yang sama akan
positif 27 (47.4%) dan Gram negatif 30 (52.6%). memungkinkan untuk menemukan jenis bakteri
Selanjutnya hasil identifikasi bakteri dengan dominan yang sama pula pada individu sehat [17].
kultur dan tes biokimia dapat terlihat pada table 2, Pada manusia dengan diet tinggi serat maka akan
dimana ditemukan 11 dari 14 genus dan spesies ditemukan bakteri dominan ialah Bacteroides sp, C.
(78.57%) yang diperiksa. Tidak ditemukan leptum dan E. rectalede, Sedangkan pada manusia
Streptococcus pyogenes, Bifidobacterium bifidum dengan diet tinggi karbohidrat akan ditemukan jenis
dan Corynebacterium sp dari sampel feses penelitian bakteri dominan ialah Bifidobacteria sp dan
ini. Prevotella sp.
Berdasarkan penelitian sebelum Pada penelitian terdahulu juga
menunjukkan bahwa E.coli merupakan bakteri menunjukkan bahwa jenis bakteri dominan pada
dominan yang ada pada feses orang sehat manusia dengan diet tinggi lemak ialah delta-
berdasarkan kelompok umur dewasa dan orang usia proteabacteria spp, Bilophila wadsworthia [18]. Dari
lanjut [12]. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini segi mikrobiologi forensik ini mungkin dapat dipakai
dimana umur subjek antara 18 sampai 61 tahun, dan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
119
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
sebagai petunjuk awal berdasarkan diet dari suspek pelacakan genotyping 16sRNA adalah cara yang
dalam suatu kasus. terbaik untuk identifikasi microbiome dan
Penyakit juga mempengaruhi jenis bakteri thanatomicrobiom. [7, 27,28,29].
dominan pada feses, ini dapat dijelaskan dengan Pada penelitian ini menujukkan adanya
penelitian sebelumnya dimana, misalnya dalam perbedaan jenis mikrobiota diantara 10 sampel dan
keadaan obstruksi usus maka jenis bakteri yang hasil ini dimungkinkan faktor diet dan kebiasaan dari
ditemukan pada feces jauh lebih banyak dengan masing masing individu tersebut yang berbeda. Hal
jenis bakteri yang dominan ialah E coli, Clostrodium ini ditunjang dengan penelitian sebelumnya yang
welchi, Bacteroides sp, Streptococcus faecalis dan mengtakan bahwa jenis dan jumlah bakteri pada
Proteus mirabilis [19]. Demikian juga dapat feses berhubungan dengan diet, habitat, ethnis,
ditemukan perbedaan jenis dan jumlah bakteri pada umur, penyakit. Dan pada kasus kematian maka jenis
feces dengan malnutrisi, infeksi, kanker, penyakit dan jumlah microbiota berhubungan dengan waktu
metabolik, status sistim imun yang menurun atau kematian san penyebab kematian. Selanjutnya
saat pemberian antibiotik [20]. Hal ini mungkin dengan pelacakan genotyping dari microbiome dan
dapat digunakan sebagai informasi tambahan dalam thanatomicrobiom akan meningkatkan akurasi dan
mengidentifikasi suspek dalam kasus forensik. hubungan microbiome tersebut dengan sampel
Pada penelitian ini ditemukan jenis bakteri feses dari suspek pada kasus forensic [30].
dominan ialah E.coli (100%), Lactobacillus sp (90%),
Bacteroides sp (90%) dan Enterococcus fecalis (80%). KESIMPULAN:
Hal yang sama ditemukan pada intestin orang sehat Pada penelitian ini ditemukan profil
yang dilakukan operasi ginekologi, dimana bakteri identifikasi mikrobiota dari feses berbeda pada
yang dominan ialah Lactobacillus sp dan Bacteriodes setiap individu, dimana memungkinkan dapat
sp [21]. Sedangkan berdasarkan penelitian terdahulu bermanfaat untuk kepentingan forensik dalam
jenis bakteri bakteri tersebut masih dapat ditemukan menentukan waktu kematian/ postmortem interval
pada 9 cadaver setelah kurang dari 2 jam kematian, (PMI), penyebab kematian (tenggelam), suku,
dimana jenis bakteri yang dominan ialah L. penyakit, umur, latar belakang, dan kebiasaan
acidophilus dan L. fermenti [22]. Salah satu tersangka dan sumber mikroorganisme.
pendekatan yang menjanjikan adalah penggunaan
jenis mikroba selama proses ekologi penguraian SARAN:
untuk memperkirakan waktu kematian, atau Perlu dilakukan genotyping dari setiap
postmortem interval (PMI). Waktu kematian mikrobiota yang ditemukan, dengan metode PCR
mikroba ini dikembangkan dengan menggunakan sederhana misalnya Restriction Fragment Length
model regresi dari data mikrobioma yang Polymorphisms (RFLP), Random amplified
dikumpulkan dari sampel postmortem, misalnya Polymorphisms DNA (RAPD), Variabel Number
feses, sehinga dapat diketahu PMI suatu suspek Tandem repeated (VNTR) PCR atau deteksi 16sRNA.
dalam kasus forensik [23]. Pada penelitian
sebelumnya telah diketahui bahwa adanya DAFTAR PUSTAKA
perubahan dari microbiota pada intestine manusia
1. Cummings CA, Relman DA. Genomics and microbiology.
maupun binatang mencit setelah kematian atau Microbial forensics--"cross-examining pathogens".
postmortem [24]. Science. 2002 Jun 14;296(5575):1976-9. doi:
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu 10.1126/science.1073125.
2. Budowle B, Schutzer SE, Einseln A, Kelley LC, Walsh AC,
maka jenis dan jumlah mikrobiota dapat pula Smith JA, et al. Public health. Building microbial
ditemukan pada kematian akibat tenggelam [8, forensics as a response to bioterrorism. Science. 2003
25,26]. Hal ini memungkinkan identifikasi Sep 26;301(5641):1852-3. doi:
10.1126/science.1090083.
berdasarkan mikrobiota pada kematian akibat
3. Metcalf JL. Estimating the postmortem interval using
tenggelam dapat dipakai sebagai salah satu petunjuk microbes: Knowledge gaps and a path to technology
untuk menentukan penyebab kematian dari suspek adoption. Forensic Sci Int Genet. 2019 Jan; 38:211-8. doi:
dalam bidang forensik. 10.1016/j.fsigen.2018.11.004.
4. Megyesi MS, Nawrocki SP, Haskell NH, Using
Pada penelitian ini identifikasi mikrobiota accumulated degree-days to estimate the postmortem
dengan menggunakan kultur dan tes biokimia interval from decomposed human remains, J. Forensic
dimana tentu mempunyai tingkat sensitifitas dan Sci. 2005; 50(3): 1-9.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15932096.
spesifitas yang lebih rendah dibandingkan dengan 5. Belk A, Xu ZZ, Carter DO, Lynne A, Bucheli S, Knight R, et
menggunakan metode Polymerase Chain Reaction al. Microbiome data accurately predicts the postmortem
(PCR). Saat ini telah banyak dilakukan tehnik PCR interval using random forest regression models. Genes.
2018; 9(104):1-13.
untuk mengidentifikasi microbiome dan
https://doi.org/10.3390/genes9020104.
thanatomicrobiome pada suspek dalam bidang 6. Vass AA, Barshick SA, Sega G, Caton J, Skeen JT, Love JC,
forensik. Genotyping 16sRNA merupakan gen yang et al. Decomposition chemistry of human remains: a new
sangat bervariasi pada mikroorganisme, sehingga
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
120
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
methodology for determining the postmortem interval. J generation sequencing and unweighted UniFrac-based
Forensic Sci. 2002 May;47(3):542-53. PCoA. Int J Legal Med 134, 2149–2159 (2020).
7. Zhou W, Bian Y. Thanatomicrobiome composition https://doi.org/10.1007/s00414-020-02358-1
profiling as a tool for forensic investigation. Forensic Sci 26. Giuseppe P, Davide DB, Ilaria A, Francesco P, Rosario F,
Res. 2018 May 31;3(2):105-10. doi: Raffaele I, et al. Diagnosis of Drowning and the Value of
10.1080/20961790.2018.1466430. the Diatom Test in Veterinary Forensic Pathology.
8. Oliveira M, Amorim A. Microbial forensics: new Frontiers in Veterinary Science. 2019; 6 : 404.
breakthroughs and future prospects. Appl Microbiol DOI=10.3389/fvets.2019.00404
Biotechnol. 2018; 102:10377–91. 27. Bartosch S, Fite A, Macfarlane GT, McMurdo ME.
https://doi.org/10.1007/s00253-018-9414-6 Characterization of bacterial communities in feces from
9. Lucci A, Cirnelli A. A microbiological test for the healthy elderly volunteers and hospitalized elderly
diagnosis of death by drowning, Forensic Sci Int. patients by using real-time PCR and effects of antibiotic
2006;168 (1): 34-6. treatment on the fecal microbiota. Appl Environ
https://doi.org/10.1016/j.forsciint.2006.06.050. Microbiol. 2004 Jun;70(6):3575-81. doi:
10. https://www.cdc.gov/dpdx/diagnosticprocedures/stool 10.1128/AEM.70.6.3575-3581.2004. PMID: 15184159;
/specimencoll.html. Access: 18102019 PMCID: PMC427772.
11. Cruickshank R. Medical Microbiology: A Guide to the 28. Nakanishi H, Shojo H, Ohmori T, Hara M, Takada A,
Laboratory Diagnosis and Control of Infection. Adachi N, Saito K. Identification of feces by detection of
Edinburgh:E & S Livingstone Ltd; 1968 Bacteroides genes. Forensic Sci Int Genet. 2013
12. Hopkins MJ, Macfarlane GT. Changes in predominant Jan;7(1):176-9. doi: 10.1016/j.fsigen.2012.09.006.
bacterial populations in human faeces with age and with 29. Matsuki T, Watanabe K, Fujimoto J, Miyamoto Y, Takada
Clostridium difficile infection. J Med Microbiol. 2002 T, Matsumoto K, et al. Development of 16S rRNA-gene-
May;51(5):448-454. doi: 10.1099/0022-1317-51-5-448. targeted group-specific primers for the detection and
13. Medjaoui I, Rahmani B, Talhi M, Mahammi FZ, Moghtit identification of predominant bacteria in human feces.
FZ, Mehtar N, et al. Isolation and Characterization of Appl Environ Microbiol. 2002 Nov;68(11):5445-51. doi:
Lactic Acid Bacteria from Human Milk and Newborn 10.1128/aem.68.11.5445-5451.2002. Walker, A.W.,
Feces. J Pure Appl Microbiol. Dec. 2016; 10(4): 2613-20. Martin, J.C., Scott, P. et al. 16S rRNA gene-based profiling
http://dx.doi.org/10.22207/JPAM.10.4.17. of the human infant gut microbiota is strongly
14. Rotimi VO, Duerden BI. The development of the bacterial influenced by sample processing and PCR primer choice.
flora in normal neonates. J Med Microbiol. 1981 Microbiome 3, 26 (2015).
Feb;14(1):51-62. doi: 10.1099/00222615-14-1-51. https://doi.org/10.1186/s40168-015-0087-4
15. Wang J, Tao L, Jian S, Juanjuan D, Ling T, Xingpeng W.
Core Gut Bacteria Analysis of Healthy Mice. Frontiers in Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
Microbiology. 2019;10:887. distributed under the terms of the Creative Commons
DOI=10.3389/fmicb.2019.00887. Attribution-NonCommercial 4.0 International License
16. Delgado S, Suárez A, Otero L, Mayo B. Variation of (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
microbiological and biochemical parameters in the permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
faeces of two healthy people over a 15 day period. Eur J reproduction in any medium, provided the original author and
Nutr. 2004 Dec;43(6):375-80. doi: 10.1007/s00394- source are properly cited.
004-0485-z.
17. Sugawara M, Suzuki K, Endo K, Tashiro Y, Nakamura K,
Suzuki K, et al. Effect of dietary fat and fiber on fecal
flora, bacterial metabolites, and fecal properties in
Japanese volunteers. J Nutr Sci Vitaminol. 1992
Aug;38(4):317-28. doi: 10.3177/jnsv.38.317.
18. Bibbò S, Ianiro G, Giorgio V, Scaldaferri F, Masucci L,
Gasbarrini A, et al. The role of diet on gut microbiota
composition. Eur Rev Med Pharmacol Sci. 2016
Nov;20(22):4742-4749.
19. Bishop RF, Allcock EA. Bacterial flora of the small
intestine in acute intestinal obstruction. Br Med J. 1960
Mar 12;1(5175):766-70. doi: 10.1136/bmj.1.5175.766.
20. Simon GL, Gorbach SL. Intestinal flora in health and
disease. Gastroenterology. 1984 Jan;86(1):174-93.
PMID: 6357937.
21. Cregan J, Hayward NJ. The bacterial content of the
healthy human small intestine. Br Med J. 1953 Jun
20;1(4824):1356-9. doi: 10.1136/bmj.1.4824.1356.
PMID: 13042256; PMCID: PMC2016674.
22. Reuter G. The Lactobacillus and Bifidobacterium
microflora of the human intestine: composition and
succession. Current Issues in Intestinal Microbiology.
2001 Sep;2(2):43-53.
23. Metcalf JL. Estimating the postmortem interval using
microbes: Knowledge gaps and a path to technology
adoption. Forensic Sci Int Genet. 2019 Jan;38:211-18.
doi: 10.1016/j.fsigen.2018.11.004.
24. Heimesaat MM, Boelke S, Fischer A, Haag L-M,
Loddenkemper C, Kühl AA, et al. Comprehensive
Postmortem Analyses of Intestinal Microbiota Changes
and Bacterial Translocation in Human Flora Associated
Mice. PLoS ONE. 2012. 7(7): e40758.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0040758
25. Wang, LL., Zhang, FY., Dong, WW. Wang CL, Liang XY,
Suo LL, et al. A novel approach for the forensic diagnosis
of drowning by microbiological analysis with next-
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
121
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
Natalia Widjaya1,Geebert Dundu1, Indah Wulan Sari1, Indrayaty AR1, Jaury P. Stjianto1, Yosephine Siahaan1, Deiby
T.I. Saumana1, Afriani Early1, Denny Mathius1,3, Gatot S. Lawrence1,2
1 Departemen Kedokteran Forensik & Medikolegal,
2 Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar,
3 Instalasi Forensik RS Polri Bhayangkara Mappa Oudang Makassar.
ABSTRACT
Introduction Hypertensive complications of pregnancy are among the top three causes of maternal death
worldwide, accounting for more than 14% of all maternal deaths. More than 99% of maternal deaths can be
avoided, including many of them caused by Hypertensive Disorders of Pregnancy (HDP).
Case An autopsy was performed on one pregnant woman's body at Bhayangkara Hospital, Makassar. The body
was found dead in a boarding house in Makassar.
Results On external examination, the corpse's stomach was enlarged with a belly circumference of 96 cm, Fundus
Uterine Height (TFU) 31 cm. On internal examination, it was found that the fetus in the uterus was male, weighing
two thousand (2000) grams, and length fifty-one (51) centimeters.
Discussion On external examination, it appears that the body is currently pregnant, but the cause of death has not
been able to determine, so it is necessary to carry out several supporting examinations in the form of laboratory
and histopathological examinations. In the urine test results obtained protein +3 (positive 3), erythrocytes +1
(positive 1), while on blood tests found the creatinine level of 2.1 mg / dl. On the histopathological examination of
the lungs, there was vascular congestion and chronic pulmonary edema accompanied by pulmonary interstitial
fibrosis. In the brain tissue, vascular tissue congestion and brain edema are seen. Heart there is congestion of
cardiac vascular tissue. The kidneys have membranopholiferative glomerulonephritis and renal tubular necrosis. In
the uterus there is fibrinoid congestion and necrosis in the uterine blood vessel tissue, and on the placenta there is a
sclerosis of the thickened decidual arteriolar wall which corresponds to maternal underperfusion / pre-eclampsia.
Conclusion The results of the urine examination found high urine protein (+3), and in the blood the creatinine level
was 2.1 mg / dl. From the results of histopathological examination, it shows congestion and edema in the brain,
membranopfoliferative histopatological feature of glomerulonephritis and renal tubular necrosis which shows a
history of hypertension during his life, and there is fibrinoid congestion and necrosis in the uterine blood vessel
tissue, and the placenta shows sclerosis on the walls of the decidual arteriole. a thickened fit of maternal
underperfusion / pre-eclampsia.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
122
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
KASUS
Pada kasus ini dilakukan autopsi terhadap satu
jenazah perempuan dewasa di RS Bhayangkara Gambar 1. Foto Bayi di dalam uterus
Makassar yang ditemukan telah meninggal di sebuah
kamar kost tanpa tanda-tanda trauma.
Pada pemeriksaan luar tampak perut yang HASIL PEMERIKSAAN
membesar dengan lingkar perut 96 cm dan tinggi Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan protein
fundus uteri (TFU) 31 cm. Pada sklera kedua bola urine +3 (positif tiga) (Gambar 2) dan kadar kreatinin
mata tampak bintik perdaraham (petekia), di kuku dalam darah sebesar 2,1 mg/dL (n = 0,5-1,2 mg/dL).
jari-jari tangan dan kaki tampak pucat berwarna Gambaran mikroskopik jaringan otak menunjukkan
keunguan. Kaku mayat ditemukan rahang, kedua gambaran sebaran sel-sel neuron yang diantaranya
siku, panggul, lutut, pergelangan dan jari-jari tangan tampak sel-sel neuroglia. Pembuluh darah di
dan kaki. Terdapat lebam mayat yang tidak hilang permukaan otak tampak dilatasi dengan lumen yang
dengan penekanan pada dada atas kanan dan kiri, berisi sel-sel eritrosit yang padat. Stroma jaringan
punggung kanan dan kiri, pinggang kanan dan kiri, pada permukaan otak tampak udem yang
bokong dan paha bagian belakang. Tanda-tanda diantaranya tampak vakuola-vakuola jernih.
pembusukan belum ada. Tidak ditemukan tanda- Di jaringan paru tampak gambaran beberapa
tanda trauma. struktur alveoli paru yang terisi penuh dengan massa
Pada pemeriksaan dalam, paru kanan terdiri dari koloid yang eosinofilik disertai beberapa sel-sel
tiga lobus, berat empat ratus dua puluh (420) gram, eritrosit diantaranya. Septa-septa jaringan ikat
panjang dua puluh satu (21) sentimeter, lebar lima interalveolar tampak menebal dan jaringan vaskular
belas (15) sentimeter, tinggi lima (5) sentimeter, diantaranya tampak berdilatasi dengan lumen yang
warna merah kecoklatan dengan bintik antrakosis. berisis sel-sel eritrosit yang padat. Pada1-2 fokus
Pada pemisahan lobus paru tampak busa, saat tampak area proliferasi fibroblast yang padat dan
dilakukan penekanan teraba kenyal dan ada berbatas tegas.(Gambar 3)
krepitasi. Paru kiri terdiri dari dua lobus, dengan
berat tiga ratus enam puluh (360) gram, panjang
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
123
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
124
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
secara tiba-tiba sehingga tidak ada yang tangan dan kaki. Pada pemeriksaan dalam uterus
menyaksikan atau tidak sempat mendapat terdapat janin berjenis kelamin laki-laki dengan
pertolongan apapun. Sedangkan kehamilan berat dua ribu (2000) gram, panjang lima puluh satu
merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan (51) sentimeter. (Gambar 1) Berat badan bayi yang
perubahan metabolik dan hemodinamik yang rendah menunjukkan adanya hambatan
signifikan yang dimulai pada awal masa gestasi.(1) pertumbuhan janin pada kasus ini. Sedangkan pada
Pada kasus ini akan dibahas mengenai penemuan pemeriksaan laboratorium, didapatkan protein urine
jenazah seorang wanita yang sedang hamil yang mati +3 (positif tiga) dan kadar kreatinin yang meningkat
mendadak didalam sebuah kamar kost di kota dalam darah sebesar 2,1 mg/dL (n = 0,5-1,2 mg/dL).
Makassar , sedangkan wanita tersebut tidak memiliki (Gambar 2)
data-data klinis pemeriksaan antenatal selama masa
kehamilannya.
Ini seringkali mendatangkan kecurigaan baik bagi
penyidik maupun masyarakat umum; khususnya bila
kematian tersebut menimpa orang yang cukup
dikenal oleh masyarakat, kematian di rumah tahanan
dan di tempat-tempat umum, seperti di hotel,
penginapan, atau motel. Oleh karena itu untuk
setiap kasus kematian mendadak, pemeriksan
forensik perlu dilakukan untuk mengetahui
penyebab pasti kematiannya.(6)
Empat komplikasi utama yang menyebabkan 80%
kematian dalam kehamilan adalah perdarahan hebat
(kebanyakan perdarahan setelah melahirkan), infeksi
(biasanya setelah melahirkan), tekanan darah tinggi
selama kehamilan (pre-eklamsia dan eklamsia), dan
aborsi yang tidak aman.(2) Gambar 2. Hasil Laboratorium
Komplikasi hipertensi kehamilan termasuk di
antara tiga penyebab utama (selain sepsis dan
Pada gambaran histopatologi paru tampak
perdarahan) kematian ibu di seluruh dunia, terhitung
kongesti vaskuler dan udem paru kronik disertai
lebih dari 14% dari semua kasus kematian ibu.(3) Pre-
interstitiel fibrosis paru.(Gambar 3)
eklamsia bertanggung jawab untuk kasus yang paling
Patofisiologi pada pre-eklamsia termasuk respon
parah dari morbiditas ibu dan janin, termasuk
vaskular ibu yang tidak adekuat terhadap plasentasi,
eklamsia, edema paru, sindrom HELLP (hemolisis,
disfungsi endotel, angiogenesis abnormal, dan
peningkatan enzim hati dan trombosit rendah), dan
respon inflamasi yang berlebihan dengan hasil
cedera ginjal.(4) Pre-eklamsia adalah kondisi umum
vasospasme umum, aktivasi trombosit dan
kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hemostasis abnormal.(10) Makrofag dan sel dendritik
hipertensi dan proteinuria.(7),(8) Diagnosis klinis
adalah antigen presenting sel yang utama di dalam
biasanya didasarkan pada pengukuran tekanan
rahim dan yang memfasilitasi adaptasi respon imun
darah yang lebih besar dari 140/90mmHg pada dua
untuk mencegah penolakan terhadap embrio.
kesempatan terpisah, dan ekskresi protein urin
Beberapa studi penelitian telah menemukan
melebihi 300 mg/hari. Namun, dengan tidak adanya
peningkatan yang signifikan secara statistik dari
proteinuria yang signifikan, hipertensi dengan
makrofag, sel dendritik, dan sitokin pada pre-
adanya kerusakan organ akhir, seperti gangguan
eklampsia dibandingkan pada kehamilan yang
fungsi hati, trombositopenia, insufisiensi ginjal,
normal.(11) Kadar TNF-α pada wanita dengan pre-
edema paru, atau gangguan otak, cukup untuk
eklampsia lebih tinggi. TNF-α dapat mengganggu
membuat diagnosis.(8),(9) Pada pemeriksaan luar
stimulasi insulin, menghambat lipo-protein lipase,
jenazah tampak ditemukan tanda-tanda asfiksia
menginduksi PAI-1, dan secara langsung
seperti petechiae pada sklera kedua bola mata,
berkontribusi terhadap disfungsi endotel maka
kebiruan pada bibir, dan ujung-ujung kuku kedua
sitokin terlibat dalam patogenesis pre-eklampsia dan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
125
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
sitokin juga berkaitan dengan kardiovaskular dan ginjal, hanya pembuluh darah glomerulus yang
disfungsi ginjal.(11) Bukti terbaru menunjukkan tampaknya terpengaruh. Selain itu, ekspresi VEGF
bahwa pre-eklamsia adalah kelainan endotel.(12) dalam glomerulus manusia sangat tinggi, sehingga
Dengan demikian, pada beberapa pasien, penyakit sangat rentan terhadap tingginya kandungan zat
ini dapat memberikan gambaran dalam bentuk anti-VEGF yang menyebabkan cedera (endoteliosis),
kebocoran kapiler, hambatan pertumbuhan janin, dan ikatan ligan akan mengurangi unsur-unsur
berkurangnya cairan ketuban, atau spektrum tes tersebut dalam aliran darah arteriol eferen. Selain
laboratorium abnormal dengan disfungsi beberapa itu, cedera berkas glomerulus itu sendiri akan
organ.(10) Berkurangnya perfusi uterus selama mengurangi aliran darah arteriol eferen. Dengan
kehamilan mengakibatkan terjadinya hipoksia demikian, kombinasi pengikatan ligan dan
plasenta yang merupakan awal mula terjadinya pre- pengurangan aliran darah glomerulus secara teoritis
eklampsia. Hipoksia yang terjadi pada pre-eklampsia berfungsi untuk melindungi jaringan ginjal. Lebih
berkontribusi terhadap peningkatan produksi lanjut, penurunan aliran darah glomerulus
antagonis flt-1 (sflt-1) yang menekan mengurangi transportasi tubular dan kebutuhan
angiogenesis.(11) IgE pada wanita dengan pre- oksigen yang sesuai, sehingga meningkatkan
eklampsia melalui aktivasi reseptor angiostensin II ketersediaan oksigen untuk mempertahankan
tipe I (AT1) di vili dan sel trofoblas plasenta turut parenkim ginjal.(12) Pada pemeriksaan histopatologi
merangsang sintesis dan sekresi sflt-1.(11) Penelitian jaringan ginjal dalam kasus ini tampak gambaran
terbaru menunjukkan bahwa flt-1 dihasilkan oleh membranoproliferative glomerulonephritis dan
plasenta ke dalam sirkulasi ibu dan berkontribusi nekrosis tubular ginjal.
terhadap terjadinya hipertensi, protenuria, dan Sedangkan pada jaringan plasenta, tampak
disfungsi sel endotel. Antagonis flt-1 (sflt-1) gambaran syncytial knots (simpul syncytial) yang
mengikat VGEF (Vascular Endothelial Growth Factor) sangat luas. (Gambar 4) Pada kehamilan normal,
dan PIGF (Plasenta Growth Factor) di dalam sirkulasi simpul ini jarang terlihat sebelum usia kehamilan 20
dan mencegah interaksi dengan reseptor minggu, dan frekuensinya meningkat seiring dengan
endogennya. VEGF adalah endotelial spesifik berlanjutnya kehamilan. Mereka terutama
mitogen yang memainkan peranan penting untuk ditemukan pada plasenta postmatur. Pembentukan
terjadinya angiogenesis. VEGF menstabilkan endotel simpul syncytial meningkat di plasenta dari
di dalam pembuluh darah matur. PIGF juga kehamilan yang bermasalah. Simpul syncytial hadir
merupakan growth factor angiogenik yang diduga di hampir semua vili terminal di plasenta
menguatkan signal VEGF dengan memindahkan preeklamsia, sedangkan di plasenta normal hanya
VEGF dari reseptor flt-1 dan memungkinkannya 10% sampai 15% saja. Peningkatan simpul telah
untuk mengikat ke domain insert kinase yang lebih dikaitkan dengan penuaan dini pada plasenta
aktif. VEGF dan PIGF dapat menyebabkan terjadinya sebagai bagian dari patofisiologi preeklamsia. (14)
perubahan terhadap keseimbangan
(11),(13)
angiogenik. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Hecth JL et al, Pre-eklamsia dan eklampsia adalah penyakit
eklampsia tidak mempengaruhi semua organ secara khusus kehamilan yang ditandai dengan hipertensi
seragam. Cedera biasanya melibatkan area onset baru dan proteinuria setelah 20 minggu
pembuluh darah dengan endotel fenestrated, kehamilan yang dapat berkembang menjadi
menyebabkan perdarahan di otak, adrenal, dan hati. kerusakan organ akhir yang parah pada ginjal, hati,
Lapisan vaskular di organ-organ ini diketahui sensitif dan otak. Ini adalah penyebab utama morbiditas dan
terhadap efek faktor pertumbuhan endotel vaskular mortalitas ibu dan janin di seluruh dunia.(12) Namun,
(VEGF) untuk pemeliharaan fenestrasi dan bila proteinuria tidak memungkinan untuk dinilai,
homeostasis endotel.(12) Ini cocok dengan gambaran maka adanya kerusakan organ akhir, seperti
histologi otak dan hati pada jenazah dalam kasus ini, gangguan fungsi hati, trombositopenia, insufisiensi
di mana terlihat kerusakan pada endotel pembuluh ginjal, edema paru, atau gangguan otak, cukup untuk
darah dan memberikan gambaran nekrosis jaringan. membuat diagnosis.(8),(9) Dengan demikian, pada
Salah satu manifestasi klinis pertama yang dapat beberapa pasien penyakit ini dapat memberikan
dikenali dari preeklamsia adalah proteinuria. Di gambaran kebocoran kapiler, hambatan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
126
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
pertumbuhan janin, berkurangnya cairan ketuban, 12. Hecht JL, Ordi J, Carrilho C, Ismail MR, Zsengeller ZK,
Karumanchi SA, et al. The pathology of eclampsia: An
atau spektrum tes laboratorium abnormal dengan
autopsy series. Hypertens Pregnancy [Internet].
disfungsi beberapa organ.(10) Simpul syncytial hadir 2017;36(3):259–68. Available from:
di hampir semua vili terminal di plasenta https://doi.org/10.1080/10641955.2017.1329430
13. Geraldo J, Ramos L, Sass N, Hofmeister S, Costa M.
preeklamsia, sedangkan di plasenta normal hanya
Preeclampsia: Definitions of Hypertensive States during
10% sampai 15% saja. Peningkatan simpul telah Pregnancy Pathophysiological Foundations. Rev Bras
dikaitkan dengan penuaan dini pada plasenta Ginecol Obs [Internet]. 2017;39:496–512. Available
sebagai bagian dari patofisiologi pre-eklamsia.(14) from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28793357/
14. Fogarty NME, Ferguson-Smith AC, Burton GJ. Syncytial
knots (Tenney-parker changes) in the human placenta:
DAFTAR PUSTAKA Evidence of loss of transcriptional activity and oxidative
1. Peres G, Mariana M, Cairrão E. Pre-Eclampsia and
damage. Am J Pathol [Internet]. 2013;183(1):144–52.
Eclampsia: An Update on the Pharmacological Treatment
Available from:
Applied in Portugal. J Cardiovasc Dev Dis [Internet].
http://dx.doi.org/10.1016/j.ajpath.2013.03.01
2018; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC58723
Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
51/ distributed under the terms of the Creative Commons
2. WHO. Maternal mortality Evidence brief. Matern Mortal Attribution-NonCommercial 4.0 International License
[Internet]. 2019;(1):1–4. Available from: (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/329 permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
886/WHO-RHR-19.20-eng.pdf?ua=1 reproduction in any medium, provided the original author and
3. Say L, Chou D, Gemmill A, Tunçalp Ö, Moller AB, Daniels source are properly cited.
J, et al. Global causes of maternal death: A WHO
systematic analysis. Lancet Glob Heal [Internet].
2014;2(6):1–11. Available from:
https://www.thelancet.com/journals/langlo/article/PII
S2214-109X(14)70227-X/fulltext
4. Townsend R, Khalil A. Hypertension in Pregnancy
[Internet]. Maternal-Fetal and Neonatal Endocrinology:
Physiology, Pathophysiology, and Clinical Management.
Elsevier Inc.; 2020. 455–483 p. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/B978-0-12-814823-5.00026-
X
5. Bhaskara DSM, Mallo JF, Tomuka D. HASIL AUTOPSI
SEBAB KEMATIAN MENDADAK TAK TERDUGA DI
BAGIAN FORENSIK BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO TAHUN 2010-2012. 2012;3–8.
6. Oliva A, Brugada R, D’Aloja E, Boschi I, Partemi S,
Brugada J, et al. State of the art in forensic investigation
of sudden cardiac death. Am J Forensic Med Pathol
[Internet]. 2011;32(1):1–16. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/20083991/
7. Bartsch E, Medcalf KE, Park AL, Ray JG, Al-Rubaie ZTA,
Askie LM, et al. Clinical risk factors for pre-eclampsia
determined in early pregnancy: Systematic review and
meta-analysis of large cohort studies. BMJ [Internet].
2016; Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC48372
30/
8. Sircar M, Thadhani R, Karumanchi SA. Pathogenesis of
preeclampsia. Curr Opin Nephrol Hypertens [Internet].
2015; Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25636145/
9. Vest AR, Cho LS. Hypertension in Pregnancy. Cardiol Clin
[Internet]. 2013;30(3):407–23. Available from:
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22813366/
10. Sibai BM. Preeclampsia. 2015;329–39. Available from:
https://doi.org/10.1002/9781119001256.ch39
11. Vitoratos N, Hassiakos D, Iavazzo C. Molecular
mechanisms of preeclampsia. J Pregnancy [Internet].
2012;2012. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC33171
14/
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
127
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
Diponegoro.
Abstrak
Latar Belakang : Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan
menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Data sampai tanggal 1 November 2020 WHO melaporkan
45.916.151 kasus, kasus baru dalam 14 hari terakhir bertambah 6.099.745 dan 1.193.070 kematian di seluruh
dunia.
Kasus : Sebuah laporan kasus tentang keluarga jenazah pasien COVID-19 yang menolak untuk dilakukan
pemulasaraan dan pemakaman sesuai protokol COVID-19 di RSUP dr. Kariadi.
Pembahasan dan Diskusi : Jenazah pasien dengan COVID-19 perlu dikelola dengan etis dan layak sesuai dengan
agama, nilai norma dan budaya. Penolakan keluarga untuk di lakukan pemulasaraan dan pemakaman jenazah
sesuai protokol covid-19 terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Tengah. Hal ini
dikarenakan ketidak tahuan masyarakat terhadap virus Corona dan bagaimana cara pemulasaraan hingga
pemakaman jenazah pasien terdiagnosa covid-19. Peran dokter spesialis forensik di RSUP dr. Kariadi dalam
melakukan edukasi penanganan jenazah COVID-19 kepada keluarga dan masyarakat sangat diperlukan karena
jenazah dilakukan pemulasaraan dan pemakaman sesuai protokol COVID-19, selain itu juga dokter spesialis
forensik berperan dalam kerja sama lintas sektor untuk berkoordinasi apabila ada penolakan dan pengawasan
hingga pemakaman.
Kesimpulan : Dokter forensik mempunyai tugas utama di bidang forensik tapi dapat melakukan peran ganda
dalam melakukan penyelesaian konflik tentang pemulasaraan dengan cara melakukan edukasi kepada keluarga
dan masyarakat terkait dengan pemulasaraan hingga pemakaman jenazah COVID-19 dan berkoordinasi dengan
bebagai lintas sektor dalam penanganan jenazah COVID-19.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
128
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
129
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
kepala ruang ICU dan perawat penanggung timbulnya gejala, rata-rata 5-6 hari, tetapi bisa
jawab pasien melakukan edukasi kembali selama 14 hari.9
kepada suami pasien, menantu, dan anak Stabilitas SARS-CoV-2 pada benda mati tidak
pasien. Suami pasien mengatakan bahwa
berbeda jauh dibandingkan SARS-CoV. Eksperimen
pasien (istrinya) dirawat karena akan
yang dilakukan Van Doremalen, dkk.10 menunjukkan
dilakukan tindakan operasi, dan sebelumnya
tidak menderita COVID-19, menurut suami SARS-CoV-2 lebih stabil pada bahan plastik dan
pasien, karena operasi gagal sehingga pasien stainless stell (> 72 jam) dibandingkan tembaga (4
dinyatakan Covid. dokter forensik jam) dan kardus (24 jam). Studi lain di Singapura
menjelaskan mengenai protocol pemulasaan menemukan pencemaran lingkungan yang ekstensif
dan pemakaman COVID-19, tetapi suami pada kamar dan toilet pasien COVID-19 dengan
pasien dan anaknya menolak dengan alasan
gejala ringan. Virus dapat dideteksi di ganggang
bahwa jenazah wajib dimandikan sebelum
dikubur, dan ingin dimandikan di pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari,
rumah. dokter Forensik menjelaskan, hingga kipas ventilasi, namun tidak pada sampel
meskipun keluarga menandatangani lembar udara.11
penolakan, namun sesuai prosedur RS, Pengujian COVID-19 pada spesimen swab post-
jenazah dijemput di ICU hingga diantar ke mortem dipertimbangkan untuk dugaan kasus
pemakaman harus sesuai protokol COVID-19 COVID-19, SARS-CoV-2 RNA masih dapat dideteksi
Kemenkes.
hingga 3 hari post-mortem dan mungkin lebih lama
14.20 Bagian Forensik melakukan koordinasi
dengan tim satgas COVID-19 Kudus, sehingga berdasarkan data yang tersedia dari pengalaman
ada pengawalan ketika dilakukan dengan MERS-CoV dan SARS-CoV, namun sensitifitas
pemakaman. dapat dikurangi dengan interval post-mortem yang
lebih lama, dan durasi penyakit mungkin perlu
PEMBAHASAN DAN DISKUSI dipertimbangkan dalam menafsirkan hasil negative.
1. Covid-19 12
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
130
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Keadaan Tertentu Darurat Bencana Wabah 4. Petugas ruang jenazah membungkus tubuh
Penyakit akibat Virus Corona di Indonesia. jenazah dengan bahan kedap air (plastik) dan
5. Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang mengikatnya sehingga kedap udara kemudian
Penyelenggaraan ibadah dalam situasi terjadi menyemprotkan cairan klorin 0,5% keseluruh
wabah COVID-19. tubuh jenazah.
6. Fatwa MUI No. 18 Tahun 2020 tentang 5. Petugas ruang jenazah membungkus kembali
Pedoman Pengurusan Jenazah Muslim yang tubuh jenazah dengan bahan kedap air (plastik)
Meninggal Karena COVID-19. sebagai lapis ketiga dan mengikatnya sehingga
7. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian kedap udara, sehingga tubuh jenazah
COVID-19 Kementrian Kesehatan. terbungkus oleh 3 lapis bahan kedap air
Jenazah pasien dengan COVID-19 perlu dikelola (plastik) dan kedap udara kemudian kembali
dengan etis dan layak sesuai dengan agama, nilai, disemprot dengan cairan klorin 0,5% keseluruh
norma dan budaya. Pelayanan jenazah untuk pasien tubuh jenazah.
yang terinfeksi COVID-19 : persiapan petugas yang 6. Petugas memindahkan jenazah yang sudah
menangani jenazah, pasien yang terinfeksi dengan dikafani ke dalam kereta dorong, kemudian
COVID-19, petugas yang mempersiapkan jenazah dibawa dengan kereta dorong jenazah ke
harus menerapkan PPI (Pencegahan dan kamar jenazah, kemudian menyemprotkan
pengendalian infeksi ), pastikan petugas yang cairan klorin 0,5% ke seluruh permukaan kereta
berinteraksi dengan jenazah menggunakan APD dorong jenazah.
sesuai resiko, pastikan petugas telah mengikuti 7. Petugas ruang jenazah melepaskan APD
pelatihan penggunaan APD.2 lengkap, yang terdiri atas baju hazmat, gaun
Pemulasaraan Jenazah dari dalam RSUP Dr. lengan panjang sekali pakai dan kedap air,
Kariadi 14: sarung tangan panjang, kacamata/google,
1. Pensucian Jenazah : dilakukan di ruang isolasi penutup kepala, pelindung wajah, masker N95,
RS, dilakukan dengan penyemprotan, celemek (apron), dan sepatu boot dengan tetap
menggunakan campuran air dan klorin, air suci memakai sarung tangan non steril dan masker
mensucikan untuk jenazah muslim. bedah.
2. Pakaian Jenazah : jenazah non muslim dilapisi Beberapa ketentuan dalam pemakaman 2:
bahan kedap air (plastik) kemudian dikenakan 1. Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin
pakaian yang diberikan oleh keluarga, jenazah dengan melibatkan pihak RS dan dinas
muslim dilapisi bahan kedap air (plastik) pertamanan.
kemudian dikenakan kain kafan. 2. Pelayat yang menghadiri pemakaman tetap
Tindakan pemulasaraan jenazah di RSUP Dr. Kariadi menjaga jarak sehingga jarak aman minimal 2
14
: meter.
1. Petugas ruang jenazah menyemprotkan cairan 3. Penguburan dapat dilakukan di pemakaman
klorin 0,5% keseluruh tubuh jenazah dan sekitar umum.
tubuh jenazah terlebih dahulu sebelum 4. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang
memulai tindakan memandikan jenazah. kubur dibolehkan dalam kondisi darurat.
2. Petugas ruang jenazah mewudhukan jenazah 5. Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat
dengan cara menyemprotkan air yang bersifat dengan tetap memperhatikan physical
suci dan mensucikan secara merata ke seluruh distancing dengan jarak minimal 2 meter.
tubuh dengan membaca niat mewudhukan, 6. Jenazah yang menggunakan peti, harus
kemudian petugas ruang jenazah dipastikan peti tersebut telah ditutup dengan
menyemprotkan air yang bersifat suci dan kuat.
mensucikan kembali dengan maksud 7. Penguburan jenazah dengan cara memasukkan
memandikan setelah itu, tubuh jenazah jenazah bersama peti ke dalam liang kubur
disemprot cairan klorin 0,5% kembali. tanpa harus membuka peti, plastic dan kain
3. Petugas ruang jenazah memasukkan kapas kafan.
yang telah dibasahi cairan klorin 0,5% ke dalam
lubang hidung dan mulut serta telinga.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
131
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
8. Petugas pemakaman harus menggunakan APD yang paling tidak melibatkan dua pihak atau
standar terdiri dari masker bedah dan sarung lebih16.
tangan tebal. Peningkatan jumlah kematian akibat COVID-19
juga disertai dengan konflik keluarga dengan rumah
sakit untuk dilakukan pemulasaraan jenazah sesuai
protokol COVID-19 yang terjadi di beberapa wilayah
di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Tengah. Hal
tersebut dikarenakan ketidaktahuan keluarga yang
sudah percaya isu-isu tentang COVID-19 yang ada di
rumah sakit, pemulasaraan jenazah yang tidak sesuai
syariat dan mereka belum paham bagaimana dengan
penatalaksanaan COVID-19 sesuai kemenkes.
Adapun peran dokter forensik RSUP Dr. Kariadi
dalam menangani jenazah COVID-19 (status suspect,
Gambar 2. Petugas ruang jenazah membungkus status probable, dan status konfirmasi COVID-19)
tubuh jenazah dengan plastik di ruang isolasi. adalah 14 :
1. Melakukan pemulasaraan jenazah dengan baik
Berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah dan benar sesuai dengan panduan Kemenkes.
Nomor : 443.5/0007222, mengenai tata cara 2. Melakukan pelatihan secara tatap muka dan
pengurusan jenazah terinfeksi COVID-19, praktek langsung maupun webinar terhadap :
dicantumkan mengenai pedoman menguburkan petugas yang melakukan pemulasaraan
jenazah yang terpapar COVID-19 : jenazah; petugas terkait pada RS rujukan
1. Dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah dan COVID-19 tingkat I,II dan III ; modin ; relawan
protokol medis. COVID-19.
2. Jenazah dihantarkan dengan mobil jenazah 3. Melalukan edukasi kepada keluarga pasien
khusus ke tempat pemakaman umum. mengenai pemulasaran dan pemakaman
3. Pada saat proses pemakaman peti jenazah jenazah menurut protokol COVID-19 kemenkes.
tidak boleh dibuka. 4. Membuat laporan harian kepada bagian
4. Untuk pemakaman jenazah terinfeksi COVID-19 Yanmed RSUP Dr. Kariadi tentang jumlah
dapat dilakukan pada tempat pemakaman jenazah terkait COVID-19 yang ditangani setiap
umum dengan kedalaman seperti umumnya hari.
yaitu 2 meter. 5. Melakukan koordinasi lintas sektor, seperti
5. Pemakaman dilakukan dengan cara Polsek se Jawa Tengah, Bhabinkamtibmas.
memasukkan jenazah bersama petinya ke 6. Turut serta dalam melakukan edukasi dan
dalam liang kubur tanpa harus membuka peti, sosialisasi kepada masyarakat terkait COVID-19
plastik, dan kafan.
6. Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang
kubur dibolehkan karena darurat sebagaimana
diatur dalam Fatwa MUI nomor 34 tahun 2004
tentang pengurusan jenazah dalam keadaan
darurat.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
132
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pada kasus ini saat terjadi penolakan 5. Fehr AR, Perlman S. Coronaviruses: An overview of their
replication and pathogenesis. In: Coronaviruses:
pemulasaraan jenazah yang terkena virus COVID-19
Methods and Protocols. 2015
oleh keluarga. Dokter forensik melakukan edukasi 6. Walls AC, Park YJ, Tortorici MA, Wall A, McGuire AT,
secara langsung kepada keluarga yang hadir saat Veesler D. Structure, Function, and Antigenicity of the
SARS-CoV-2 Spike Glycoprotein. Cell 2020.
penolakan tersebut terjadi. Dokter forensik
https://doi.org/10.1016/j.cell.2020.02.058
menjelaskan bagaimana cara melakukan 7. Santos RAS, Sampaio WO, Alzamora AC, Motta-Santos D,
pemulasaraan, selain itu dokter forensik juga Alenina N, Bader M, Campagnole-Santos MJ. The
mendengarkan apa keinginan dari keluarga selama ACE2/Angiotensin-(1-7)/MAS Axis of the Renin-
Angiotensin System: Focus on Angiotensin-(1-7). Physiol
tidak bertentangan dengan panduan protokol Rev 2018;98(1):505-553.
pemulasaraan, karena keluarga sudah di jelaskan https://doi.org/10.1152/physrev.00023.2016
dan tetap memaksa untuk membawa pulang 8. Wu Y. Compensation of ACE2 Function for Possible
Clinical Management of 2019-nCoV-Induced Acute Lung
jenazah. Dalam penyelesaian masalah ini kita
Injury. Virol Sin 2020. https://doi.org/10.1007/s12250-
berkoordinasi dengan Bhayangkara bina keamanan 020-00205-6
dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas) 9. World Health Organization (WHO). Transmission Of
SARS-CoV-2: Implications For Infection Prevention
terdekat untuk membantu dalam edukasi dan
Precautions. Scientific Brief : 2020
pengawalan di rumah sakit selain itu kita juga 10. Van Doremalen N, Bushmaker T, Morris DH, Holbrook
berkoordinasi dengan pihak tim satgas COVID-19 MG, Gamble A, Williamson BN, et al. Aerosol and Surface
Kudus, sehingga ada pengawalan sampai dilakukan Stability of SARS-CoV-2 as Compared with SARS-CoV-1.N
Engl J Med. 2020
pemakaman di daerah Kudus. 11. Ong SWX, Tan YK, Chia PY, Lee TH, Ng OT, Wong MSY, et
Berdasarkan data RSUP dr. Kariadi dari bula al. Air, Surface Environmental, and Personal Protective
september-November dokter forensik telah Equipment Contamination by Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) From s
melakukan edukasi terhadap kasus probable dan
Symptomatic Patient. JAMA. 2020
kasus confirm sebanyak 70 jenazah, dan yang 12. Collection and Submission of Postmortem Specimens
melakukan penolakan sebanyak 28,5% dengan From Deceased Persons With Known or Suspected
COVID-19. Interim Guidance : 2020.
alasan terbanyak hasil swab belum ada. Namun hal
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-
ini tetap dilakukan pemulasaraan sesuai protokol ncov/hcp/guidance-postmortem-specimens.html
covid dengan tetap berkoordinasi dengan lintas 13. Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia. Pencegahan
sektor. Penularan COVID-19 dan Perlindungan Masyarakat
Penanganan Jenazah COVID-19 atau Jenazah PDP yang
Menunggu Hasil Lab RT-PCR.
KESIMPULAN File:///C:/Users/User/Downloads/Pedoman%20Pemul
Dokter forensik mempunyai tugas utama di asaraan%20Jenazah%20covid19Kemenkes.pdf
14. KSM Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Kariadi.
bidang forensik tapi dapat melakukan peran ganda Pemulasaran Jenazah dan Transportasi Jenazah COVID-
dalam melakukan penyelesaian konflik tentang 19. 2020
pemulasaraan dengan cara melakukan edukasi 15. Dahlan Sofwan, Setyo Trisnadi. Ilmu Kedokteran
Forensik. Fakultas Kedokteran Unissula : 2019
kepada keluarga dan masyarakat terkait dengan
16. http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/vie
pemulasaraan hingga pemakaman jenazah COVID-19 w/2236
dan berkoordinasi dengan bebagai lintas sektor
dalam penanganan jenazah COVID-19. Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution-NonCommercial 4.0 International License
DAFTAR PUSTAKA (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman reproduction in any medium, provided the original author and
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease source are properly cited.
(COVID-19). 5rd ed. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; 2020
2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman
Pemulasaran Dan Penguburan Jenazah Akibat Covid-19
Di Masyarakat. Jakarta: Germas; 2020
3. Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
http://humas.jatengprov.go.id.
4. Richman DD, Whitley RJ, Hayden FG, eds. Clinical
virology, 4th edn. Washington: ASM Press, 2016
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
133
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Medical malpractice can be interpreted as an error in carrying out medical practice resulting in the loss of the
patient. According to Regulation of the Minister of Health No. 83 of 2014 on Blood Transfusion Units, Hospital
Blood Banks, and Blood Transfusion Service Networks, blood retrieval (phlebotomy) is carried out by health workers
who have the qualifications of blood transfusion technicians with a minimum educational background diploma in
Blood Transfusion Technology; health workers with a background in education Diploma of Three Health Experts
who have a certificate of knowledge and skills on processing, storage, blood distribution, with scope of work in the
infection screening laboratory in the Blood Transfusion Unit (UTD); and/or health workers with a background in
Diploma Three Nursing education for the scope of work on donor recruitment, donor selection, and blood retrieval.
In addition, the health personnel have authority, both in the form of practice permits from the City/District Health
Office, as well as clinical authority (assignment).
This paper discusses the alleged medical malpractice in phlebotomy at UTD carried out by health workers who do
not have additional clinical authority and occurs in the circumstances that all officers are on strike so that there is a
shortage of health workers. Health workers can be said to have committed medical malpractice if all of the problem
elements are fulfilled, namely duty( obligation), damage (loss), dereliction of duty (negligent to liability), and direct
causation (causal relationship). The case study showed that the officer only fulfilled one element of the problem,
namely duty, while the assessment of health workers in carrying out phlebotomy actions other than competence as
well as clinical authority. If it does not have SIP and or does not have additional clinical authority, then the
healthcare personnel can be said to be in violation of the administrative aspect. The health facility and the head of
UTD are responsible for employing health workers whose SIP is no longer valid and not in accordance with its
clinical authority. Therefore, it can be concluded that the medical malpractice element cannot be met, and this case
is merely an administrative matter. In addition, there is an employee strike situation that causes a shortage of
health workers to be considered, as UTD services are indispensable to meet blood needs. Local governments are
responsible for meeting the needs of health workers and are obliged to provide standard phlebotomy action
training.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
134
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
135
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Jika bidan tidak melaksanakan ketentuan dalam Malpraktik Pidana terjadi apabila pasien meninggal
Pasal 62 ayat (1) Undang-Undang RI No. 36 Tahun dunia atau mengalami cacat akibat tenaga kesehatan
2014 tentang tenaga kesehatan, ia dikenai sanksi kurang hati-hati atau kurang cermat dalam
administratif. Ketentuan sanksi ini diatur dalam Pasal melakukan upaya perawatan terhadap pasien yang
82 ayat (1) Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2014 meninggal dunia atau cacat tersebut. Malpraktik
tentang tenaga kesehatan. Sanksi yang dikenal pidana ada tiga bentuk yaitu:11
dalam Undang- Undang RI No. 36 Tahun 2014 Malpraktik pidana karena kesengajaan, tenaga medis
tentang tenaga kesehatan adalah sanksi tidak melakukan pertolongan pada kasus gawat
administratif, yakni sanksi ini dijatuhkan jika bidan padahal diketahui bahwa tidak ada orang lain yang
yang bersangkutan dalam menjalankan praktiknya bisa menolong, serta memberikan surat keterangan
tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. yang tidak benar. Contoh melakukan aborsi tanpa
Dengan kata lain, jika memang memberikan sanksi tindakan medis. 12
yang berlaku padanya adalah sanksi administratif Malpraktik pidana karena kecerobohan, misalnya
bukan sanksi pidana.6,7 melakukan tindakan yang tidak lege artis atau tidak
Soedjatmiko membedakan malpraktik yuridis ini sesuai dengan standar profesi serta melakukan
menjadi tiga bentuk, yaitu malpraktik perdata (civil tindakan tanpa disertai persetujuan tindakan medis.
malpractice), malpraktik pidana (criminal Contoh kurang hati-hatinya perawat dalam
malpractice) dan malpraktik administratif memasang infus yang menyebabkan tangan pasien
9,10
(administrative malpractice). membengkak karena terinfeksi.13
Malpraktik Perdata (civil malpractice) terjadi apabila Malpraktik pidana karena kealpaan, misalnya terjadi
terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak cacat atau kematian pada pasien sebagai akibat
terpenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam tindakan tenaga kesehatan yang kurang hati- hati.
transaksi terapeutik oleh tenaga kesehatan, atau Contoh seorang bayi berumur 3 bulan yang jarinya
terjadinya perbuatan melanggar hokum sehingga terpotong pada saat perawat akan melepas bidai
menimbulkan kerugian kepada pasien. Dalam yang dipergunakan untuk memfiksasi infus.
malpraktik perdata yang dijadikan ukuran dalam Malpraktik Administratif terjadi apabila tenaga
melpraktek yang disebabkan oleh kelalaian adalah kesehatan melakukan pelanggaran terhadap hukum
kelalaian yang bersifat ringan (culpa levis). Apabila administrasi negara yang berlaku, misalnya
terjadi adalah kelalaian berat (culpa lata) maka menjalankan praktek bidan tanpa lisensi atau izin
seharusnya perbuatan tersebut termasuk dalam praktek, melakukan tindakan yang tidak sesuai
malpraktik pidana. Contoh dari malpraktik perdata, dengan lisensi atau izinnya, menjalankan praktek
misalnya seorang dokter yang melakukan operasi dengan izin yang sudah kadaluarsa, dan menjalankan
ternyata meninggalkan sisa perban didalam tubuh si praktek tanpa membuat catatan medik.
pasien. Setelah diketahui bahwa ada perban yang Pengaturan mengenai malpraktik medis secara
tertinggal kemudian dilakukan operasi kedua untuk umum dapat dilihat dari ketentuan yang tercantum
mengambil perban yang tertinggal tersebut. Dalam dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang
hal ini kesalahan yang dilakukan oleh dokter dapat Kesehatan, Undang-Undang No. 29 Tahun 2004
diperbaiki dan tidak menimbulkan akibat negatif tentang Praktik Kedokteran, Undang-Undang No. 36
yang berkepanjangan terhadap pasien.2 Tahun 2009 tentang Kesehatan, serta Undang-
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
136
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
serta Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang dikatakan bahwa yang dimaksud "keadaan
Perlindungan Konsumen memberikan dasar bagi tertentu" yakni suatu kondisi tidak adanya tenaga
pasien untuk mengajukan upaya hukum. Peraturan kesehatan yang memiliki kewenangan untuk
lain yang berkaitan dengan malpraktik medis antara melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang
lain Peraturan Menteri Kesehatan No. dibutuhkan serta tidak dimungkinkan untuk dirujuk.
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis, Tenaga Kesehatan yang dapat memberikan
Peraturan Menteri Kesehatan No. pelayanan di luar kewenangannya, antara lain
512/MenKes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktik dan adalah:6,16
Pelaksanaan Praktik Kedokteran, Peraturan Menteri Perawat atau bidan yang memberikan pelayanan
Kesehatan No. 585/MenKes/Per/IX/1989 Tentang kedokteran dan/atau kefarmasian dalam batas
14,1,15
Persetujuan Tindakan Medik. tertentu; atau
Malpraktik dapat diartikan sebagai praktik buruk Tenaga teknis kefarmasian yang memberikan
dari seseorang yang memegang suatu profesi, dalam pelayanan kefarmasian yang menjadi kewenangan
arti umum. Dalam arti lain malpraktik adalah sikap apoteker dalam batas tertentu.
tindak professional yang salah dari seseorang yang Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
berprofesi seperti dokter, perawat, bidan, ahli tenaga kesehatan menyebutkan bahwa
hukum, akuntan, dokter gigi, dokter hewan. pemerintah bertanggung jawab dalam perencanaan,
Malpraktik yang dilakukan oleh profesional di dunia pengadaan dan pendayagunaan dengan
kedokteran/kesehatan sering juga dikenal dengan melakukan pemerataan, pemanfaatan dan
istilah malpraktik medis. Berdasarkan beberapa pengembangan tenaga kesehatan. Ketenagaan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan saat ini menghadapi berbagai masalah
malpraktik dipandang telah terjadi jika: kecukupan, distibusi, mutu dan pengembangan
Seorang profesional kesehatan melakukan sesuatu profesi. Jumlah tenaga kesehatan belum mencapai
yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang jumlah yang diinginkan, distribusinya kurang merata,
professional kesehatan. kompetensi tenaga yang kurang memadai dan
Seorang profesional melalaikan kewajiban atau tidak pengembangan profesi yang masih belum sesuai
melakukan apa yang seharusnya dilakukan harapan. Pemerintah Daerah perlu memberikan
berdasarkan profesinya. perhatian khusus dalam sistim perencanaan dan
Perbuatannya melanggar ketentuan atau peraturan pengadaan tenaga kesehatan dan keadaan ini perlu
perundangundangan yang berkaitan dengan diperbaiki antara lain melalui perumusan kebijakan
profesinya ketenagaan kesehatan yang meliputi perencanaan
Mengenai tenaga kesehatan (bidan) dapat kebutuhan tenaga, pendidikan dan pelatihan serta
memberikan pelayanan di luar kewenangannya juga pendayagunaan tenaga.16
diatur dalam Pasal 63 ayat (1) Undang- Undang RI
No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
Dalam keadaan tertentu tenaga kesehatan dapat
memberikan pelayanan di luar kewenangannya.
Dalam penjelasan Pasal 63 ayat (1) Undang-Undang
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
137
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
unsur malpraktik (4D), sehingga tidak dapat dapat 1. Taufani A. Tinjauan Yuridis Malpraktek Medis dalam
Sistem Hukum Indonesia. 2011;
dikatakan melakukan tindakan malpraktik. Unsur- 2. Soedjatmiko H. Masalah Medik dalam Malpraktik
Yuridik. In: Kumpulan Makalah Seminar Tentang Etika
unsur yang tidak terpenuhi adalah:9 dan Hukum Kedokteran. 2001.
Damage (kerugian), karena tidak jelas apa kerugian, 3. Tresnawati A. Tanggung Jawab Bidan di Rumah Sakit
Umum yang Melakukan Tindakan Vacum Ekstraksi
khususnya kerugian fisik, yang dialami pelapor. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan dan Permenkes Nomor
Dereliction of duty (kelalaian dalam menjalankan 1464/Menkes/Per/X/2010 Tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Bidan dan Kewenangan Bi.
kewajiban), karena belum ada bukti bahwa
2016;
melanggar Standar Prosedur Operasional 4. Menkes Ri. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan
pengambilan darah (phlebotomy) untuk keperluan Penyelenggaraan Praktek Bidan. 2017.
5. Indonesia P. Standar Kompetensi Bidan Indonesia.
donor darah. Kesesuaian tindakan dengan standar
Jakarta Ibi. 2014;
harus dikonfirmasi oleh ahli dalam tindakan 6. Indonesia R. Undang-Undang Ri No. 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan. Jakarta: Sekretariat Negara;
tersebut. 2014.
7. Dewi S. Penyelesaian Hukum dalam Malpraktik Medik. J
Direct causation (hubungan sebab akibat), karena Ilm Huk Dan Din Masy. 2016;12(1).
tidak ada kerugian yang secara langsung disebabkan 8. Yulihartin E. Bekerja Sebagai Bidan. PT. Penerbit
Erlangga Mahameru; 2008.
oleh kelalaian dalam melakukan tindakan 9. Sulikah R. Tinjauan Hukum Terhadap Tindakan Medis
Yang Dikategorikan Malpraktek. Skripsi.
pengambilan darah. 2014;1(271409147).
10. Hasanah U, Mhum Sh. Malpraktik di Kalangan
Duty, karena tidak ada bukti bahwa melakukan
Profesional Hukum Sebagai Bentuk Pelanggaran Dari
tindakan medis yang tidak sesuai dengan penugasan Kode Etik Profesi Hukum.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
138
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
139
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
A medical procedure is a procedure in the form of prevention, diagnostic, therapeutic, or rehabilitation,
which is carried out by medical personnel. Medical personnel are medical doctors, specialists, dentists, and dental
specialists who graduated from a local or foreign school of medicine or dentistry, which are recognized by the
government by regulations. Medical procedures can only be performed by competent and authorized medical
personnel. Competence is defined as a person's capacity to perform various tasks in a job, which is determined by
factors of intellectual and physical ability. Medical competence can only be obtained after a person has gone
through medical education. Suppose medical procedures are carried out by people who do not have medical
competence, there is a risk of causing harm to the patient due to incorrect handling and inaccurate judgment, in
the form of worsening illness, disability, or even death. Authority is the right and power to take action, make
decisions, rule, and delegate responsibilities to others. Authority is granted through administrative and credentials
processes at health care institutions.
In 2020, in District X, it has been reported a case of alleged medical malpractice committed by a person
that performed medical practice without any medical background. It the medical practice he performed blood
pressure measurement, administering drugs orally and through injection. There had been a risk of harm to the
patient in the form of repeated use of injection needles which can be a medium for disease transmission. On the
other hand, District X is located in a province that still has a shortage of medical personnel. Data shows that the
ratio of medical personnel per hundred thousand population in District X in 2018 was 26.6 for doctors (standard:
40) and for dentists was 3.23 (standard: 11). This paper aims to examine this case by reviewing literature and
legislation that govern medical service and medical personnel. In addition, the role of forensic and medicolegal
specialists (Sp.FM) in helping to resolve such alleged malpractice case will be examined. Study shows that even
though in remote areas, the government is still obliged to control the minimum qualification of health workers.
Medical Practice Law No. 29 year 2004 mandates that the development of the health sector is aimed to increase
awareness, willingness, and ability to live a healthy life for everyone, to achieve an optimal degree of health as an
element of welfare. The act of the person who performed the medical procedure without proper training can be
considered as violating the Health Law no. 36 year 2009 and the Criminal Code concerning fraud. In a case like this,
an Sp.FM can assist investigators in resolving this case by providing views on violations of laws regulating health
services, especially those related to alleged medical malpractice. It can be concluded that there has been a violation
of the law and regulations regarding health services in the form of medical procedure performed by a person who
does not have medical competence. In addition, governments in remote areas need to be more proactive in making
efforts to meet the needs for health and medical personnel to support health services in their jurisdiction
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
140
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
141
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
melaksanakan upaya Kesehatan”. Salah satu bagian tenaga-tenaga psikologi klinis, keperawatan,
penting dalam Praktik Kedokteran adalah Tindakan kebidanan, kefarmasian, kesehatan masyarakat,
Medis. Sesuai dengan Penjelasan UU No. 29 tahun kesehatan lingkungan, tenaga gizi, keterapian fisik,
2004 tentang Praktik Kedokteran, bagian Umum, keteknisian medis, teknik biomedika, kesehatan
paragraf 3, Tindakan Medis harus berlandaskan ilmu tradisional, dan tenaga Kesehatan lain. Profesi
pengetahuan, teknologi, dan kompetensi yang Tenaga Kesehatan diatur oleh UU No. 36 tahun 2014
dimiliki, yang diperoleh melalui pendidikan dan tentang Tenaga Kesehatan4.
pelatihan. Pemberian obat, termasuk tindakan Dokter/dokter gigi adalah lulusan pendidikan
penyuntikan dengan jarum suntik termasuk ke dalam kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam
kategori Tindakan Medis, yang hanya boleh maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah
dilaksanakan oleh orang dengan kualifikasi Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
dokter/dokter gigi atau tenaga Kesehatan yang telah perundang-undangan. Profesi dokter/dokter gigi
diberi pelimpahan wewenang sesuai Pasal 32 UU No. diatur oleh UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek
38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Jika ada orang Kedokteran. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga
yang tidak memiliki kualifikasi tersebut di atas Kesehatan, Pasal 11(1) huruf (a) dan Pasal 11(2)
melakukan pemberian obat dan atau tindakan menyatakan bahwa Tenaga Medis (dokter/dokter
penyuntikan, maka sesuai dengan Penjelasan UU No. gigi) termasuk ke dalam kategori Tenaga Kesehatan,
29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, bagian selain tenaga Kesehatan lain. Namun, berdasarkan
Umum, paragraf 4, dapat digolongkan ke dalam Amar Putusan Mahkamah Konstitusi No. 82/PUU-
tindak pidana. Orang tanpa kualifikasi tersebut di XIII/2015 dinyatakan bahwa UU No. 36 tahun 2014
atas, yang melakukan tindakan medis berupa tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 11(1) huruf (a) dan
memberi obat (terutama obat yang seharusnya Pasal 11(2) adalah bertentangan dengan Undang-
hanya dapat diperoleh melalui resep) dan melakukan undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
tindakan penyuntikan dengan jarum suntik dapat dan tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat5.
menimbulkan kesan seolah-olah sebagai Terdapat perbedaan latar belakang pendidikan
dokter/dokter gigi atau tenaga Kesehatan yang antara dokter dengan perawat, yang mengakibatkan
diberi pelimpahan wewenang. adanya perbedaan kompetensi. Konsekuensi dari
Perbedaan antara tenaga Kesehatan dengan perbedaan kompetensi adalah adanya perbedaan
tenaga medis (dokter) adalah sebagai berikut: kewenangan dalam pekerjaan, kewenangan dokter
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang adalah melakukan praktik kedokteran (medis),
mengabdikan diri dalam bidang Kesehatan serta sedangkan perawat melakukan asuhan keperawatan.
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan Menurut UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
melalui pendidikan di bidang Kesehatan yang untuk Kedokteran, Pasal 35, kewenangan dokter adalah:5
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk a) mewawancarai pasien;
melakukan upaya Kesehatan, selain dokter/dokter b) memeriksa fisik dan mental pasien;
gigi. Pendidikan bagi Tenaga Kesehatan minimal c) menentukan pemeriksaan penunjang;
diploma 3, sedangkan untuk Asisten Tenaga d) menegakkan diagnosis;
Kesehatan dapat di bawah level tersebut. Yang e) menentukan penatalaksanaan dan pengobatan
termasuk ke dalam Tenaga Kesehatan adalah pasien;
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
142
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
143
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
5. Tenaga kesehatan masyarakat, adalah lulusan Konstitusi No. 82/PUU-XIII/2015. Hal yang menarik
pendidikan Kesehatan masyarakat setingkat ditemui di masyrakat adalah ditemukannya
diploma 3, hingga sarjana, yang bekerja di pengobatan oleh orang yang tidak memiliki latar
sektor Kesehatan masyarakat. belakang pendidikan kesehatan yang mengaitkannya
6. Tenaga kesehatan lingkungan, adalah lulusan sebagai pengobatan tradisional, hal yang menjadi
pendidikan Kesehatan lingkungan setingkat perhatian dalam permasalahan ini adalah bahwa
diploma 3, hingga sarjana, yang bekerja di telah diatur oleh UU No. 36 tahun 2014 tentang
sektor Kesehatan lingkungan. Tenaga Kesehatan pada point 11, mengenai Tenaga
7. Tenaga gizi, adalah lulusan sekolah menengah kesehatan tradisional, adalah lulusan pendidikan
kejuruan bidang gizi, diploma 3, hingga sarjana, setara minimum diploma 3 yang memiliki body of
yang bekerja di bidang pelayanan gizi. knowledge dan bekerja di bidang Kesehatan
8. Tenaga keterapian fisik, adalah lulusan diploma tradisional [Penjelasan UU No. 36 tahun 2014
3 bidang keterapian fisik, yang bekerja di tentang Tenaga Kesehatan, Pasal 11].7
pelayanan keterapian fisik. Pengobatan tradisional sendiri diatur dalam PP
9. Keteknisian medis, adalah lulusan diploma No. 103 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan
bidang keteknisian medis (misalnya bidang Tradisional, dalam pelaksanannya pengobatan
teknik elektromedik), yang bekerja di sektor tradisional harus bersifat empiris, sehingga
keteknisian medis. dikatakan sebagai pelayanan kesehatan tradisional
10. Teknik biomedika, adalah lulusan sarjana empiris
Teknik biomedik yang bekerja dalam pelayanan Dalam pelaksanaanya pelayanan kesehatan
yang menunjang pelayanan kesehatan tradisonal empiris juga terikat dengan aturan seperti
11. Tenaga kesehatan tradisional, adalah lulusan pelayanan kesehatan lainnya, bahwa setiap
pendidikan setara minimum diploma 3 yang pelakunya harus memiliki Surat Terdaftar Penyehat
memiliki body of knowledge dan bekerja di Tradisional (STPT), Surat Tanda Registrasi Tenaga
bidang Kesehatan tradisional [Penjelasan UU Kesehatan Tradisional (STRTKT), Surat Izin Praktik
No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Tenaga Kesehatan Tradisional (SIPTKT).
Pasal 11(l)] Pelayanan kesehatan tradional sebagai bagian
12. Tenaga Kesehatan lain. (adalah tenaga dari pelayanan kesehatan sesuai dengan PP no 103
kesehatan yang ditentukan sendiri oleh menteri Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
dan perizinannya diatur oleh Majelis Tenaga Tradisional pada pasal 23 bahwa pelaku pelayanan
Kesehatan Indonesia dengan tujuan kesehatan tradisonal hanya boleh menggunakan alat
pengembangan kesehatan di Indonesia)8 yang memang dinyatakan aman dan mendapat
perizinan dari kementerian mengenai penggunaan
Berdasarkan uraian di atas telah dijelaskan alat tersebut dan digunakan sesuai dengan metode
secara gamblang mengenai pemisahan tenaga medis keilmuannya. Dalam aturan ini juga disebutkan
dalam hal ini dokter yang diatur dalam UU No. 29 bahwa pelaku pelayanan kesehatan tradisional tidak
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dan tenaga dibenarkan menggunakan alat kedokteran ataupun
kesehatan yang diatur dalam UU No. 36 tahun 2014 alat penunjang kesehatan. Pada pasal 24 bahwa
tentang Tenaga Kesehatan jo Putusan Mahkamah pelaku pelayanan kesehatan tradisional juga dilarang
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
144
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
memberikan atau menggunakan obat bebas, obat khususnya UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik
bebas terbatas, obat keras, narkotika dan Kedokteran di pasal 78. Hal ini dikarenakan
psikotropika serta bahan berbahaya, radiasi, dan perbuatan yang dilakukan, yaitu memutuskan obat
invasif, dilarang menggunakan tumbuhan, hewan, yang diberikan dan memberikan obat melalui
mineral, yang penggunaanya dilarang oleh undang- suntikan berdasarkan keputusan sendiri, adalah
undang, dan dalam penggunaan sediaan tradional perbuatan yang distandarkan untuk dilaksanakan
yang digunakan wajib memiliki ijin edar.9 oleh dokter dalam praktik kedokteran dan bukan
Dari uraian mengenai pengobatan tradisonal perbuatan yang distandarkan untuk tenaga
berdasarkan perundangan, bahwa tindakan kesehatan.
penggunaan sarana alat-alat medis atau pun obat Perawat dengan kualifikasi tertentu diberi
yang tidak tergolong dalam obat tradisonal. Sehingga kewenangan melakukan praktik perawat mandiri
pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh orang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 26
yang tidak memiliki latar belakang pendidikan tahun 2019, dan praktik yang boleh dilaksanakan
kesehatan atau pun latar pendidikan pengobatan adalah praktik asuhan keperawatan sesuai
tradisional dan tidak memiliki STPT, STRTKT), SIPTKT, kompetensinya, bukan melakukan diagnosis,
tidak dibenarkan melakukan praktek pelayanan menentukan obat dan teknik pemberian obat yang
10,11
kesehatan. merupakan praktik kedokteran. Walaupun demikian
Sesuai dengan aspek pendidikan yang ditempuh sebagai pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan
oleh dokter spesialis forensik berdasarkan wewenang dapat berupa pelimpahan wewenang
Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan untuk melakukan tindakan medis dari dokter dan
Tinggi Republik Indonesia Nomor 257/M/KPT/2017 evaluasi pelaksanaannya; atau dalam rangka
Tentang Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi pelaksanaan program pemerintah, jenis tindakan
yakni menjadi Program Spesialis Kedokteran medis dalam pelimpahan wewenang secara mandat
Forensik dan Studi Medikolegal (Forensic Medicine dapat berupa: memberikan terapi parenteral;
and Medicolegal Studies), sehingga selain menjahit luka; dan tindakan medis lainnya sesuai
permasalahan medis dokter forensik harus dapat dengan kompetensi Perawat, jenis tindakan medis
menimbang permasalahan medis tersebut dalam pelimpahan wewenang secara delegatif dapat
berdasarkan perundangan yang berlaku(sebagai berupa : pemasangan infus; menyuntik; c. imunisasi
aspek medikolegal) baik secara hukum umum (lex dasar; dan tindakan medis lainnya yang dilakukan
generalis) atau hukum kesehatan (lex spesialis), sesuai dengan kompetensi Perawat.6
selain itu dokter spesialis forensik dan medikolegal Pemerintah telah berusaha agar pelayanan
juga harus dapat mempertimbangkan apakah kesehatan yang merata dan terpadu di seluruh
didalam permasalahan medis tersebut terdapat wilayah Indonesia dapat tercapai melalui PP No. 67
unsur pelanggaran disiplin atau etik dalam bidang tahun 2019 tentang Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
kesehatan.12,13 Peraturan tersebut pada dasarnya mengatur
peranan kepala daerah dalam usaha pemerataan
ANALISIS KASUS pelayanan kesehatan adalah dengan melakukan
Pada laporan kasus di atas tampak bahwa Tn. Y pemetaan tentang kebutuhan tenaga kesehatan,
dapat diduga melanggar perundang-undangan, sarana dan prasarana kesehatan yang diperlukan,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
145
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
146
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
147
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
Jakarta, Indonesia.
ABSTRACT
Introduction : The practice of abortion in Indonesia is considered legal under two conditions, namely abortion on
the indication of medical emergencies and pregnancy due to rape which can cause psychological trauma for the
victim. Although it is legally permissible, the implementation is more like a forlorn hope for the victims.
Case Illustration: A 26-year-old female came to our hospital admitting that she had been raped about 51 hours
before examination. On forensic examination, we found signs of assaults both in genital and other body parts. The
result of pregnancy rapid test was negative. Levonorgestrel was given by obstetry and gynecology specialist at a
dose of 150 mcg per 12 hours. She refused to be consulted with a psychiatrist. About three weeks after
examination, the victim came back to the hospital, claiming that she was 5 weeks pregnant. She said that she had
taken the contraception pills as recommended. She felt confused and frustrated about the pregnancy because she
did not want it and that she wanted to have an abortion.
Discussion: Rape is a crime against women’s rights. The government is obliged to protect women’s rights,
especially those who have been victims of criminal acts, including the right of victims to obtain health services.
Since 2009, through the Health Law which was strengthened by the 2014 government regulation, the Indonesian
government has granted rape victims the right to have an abortion with certain conditions, i.e the abortion is
performed at less than 6 weeks of gestation by competent health personnels at health facilities appointed by the
government and the presence of psychological trauma experienced by the victim. In practice, these requirements
are difficult to meet. Generally, women only find themselves pregnant at four or five weeks of gestation. On the
other hand, because the practice of abortion is basically contrary to the oath, health facilities might need more
than 2 weeks to form a team of integrated health personnels, who will then examine the victim both physically and
psychologically, as well as analyze the ethical and medicolegal aspects of the case. These facts show that in
practice, legalized abortion as an effort to protect the rights of rape victims is still difficult to implement.
Conclusion: The Indonesian government has made efforts to protect women’s rights. However, its implementation
still needs to be improved in order to achieve progressive realisation of human rights.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
148
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
149
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
150
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
seluruhnya didapatkan hasil positif. Korban tubuh khususnya untuk menaklukan korban hingga
mengatakan bahwa ia sudah meminum pil korban menyerah.13 Perlindungan dan pemenuhan
kontrasepsi sebagaimana yang dianjurkan dokter HAM/ HAP di Indonesia utamanya merupakan
dan ia merasa bingung serta frustrasi karena tidak tanggung jawab pemerintah, sebagaimana
menginginkan kehamilan tersebut dan meminta tercantum dalam Pasal 8 UURI Nomor 39 Tahun
untuk dapat dilakukan aborsi. 1999 tentang HAM yang menyatakan bahwa
perlindungan, pemajuan, penegakan, dan
DISKUSI pemenuhan hak asasi manusia terutama menjadi
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang tanggung jawab Pemerintah.6
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia Dalam hal ini, Pemerintah RI telah melakukan
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan upaya perlindungan dan pemenuhan HAP dengan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, diberlakukannya pengecualian larangan aborsi bagi
dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, korban perkosaan dalam UURI Nomor 36 Tahun
Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan 2009 tentang Kesehatan PP Nomor 61 Tahun 2014
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.6 tentang Kesehatan Reproduksi sebagaimana yang
Rumusan formal tentang Hak Asasi Perempuan telah dipaparkan dalam bagian Pendahuluan. Dalam
(HAP) sebagai bagian terintegrasi dari HAM universal UURI Nomor 36 Tahun 2009 dan PP 61 Tahun 2014
dimulai pada The Vienna Declaration and Pemerintah juga telah menyusun persyaratan
11
Programme of Action (1983) yang dikukuhkan lagi pelaksanaan aborsi pada kehamilan akibat
dalam Deklarasi Beijing 199512 sebagai berikut: perkosaan untuk menjamin keamanan medis dari
“Hak asasi perempuan dan anak perempuan tindakan aborsi yang dilakukan demi keselamatan
adalah bagian yang menyatu, tak terasingkan, dan jiwa ibu. Persyaratan-persyaratan tersebut adalah
tak terpisahkan dari hak asasi manusia universal. sebagai berikut:9,10
Partisipasi penuh dan kesetaraan perempuan dalam
kehidupan politik, pribadi, ekonomi, sosial dan
kebudayaan di tingkat nasional, regional, dan
internasional dan pemberantasan semua bentuk
diskriminasi atas dasar jenis kelamin adalah tujuan
utama masyarakat internasional.”11,12
Perkosaan tergolong pelanggaran berat HAM/
HAP (gross violence of human rights) sekaligus
kejahatan terhadap kemanusiaan dan disertai
kekerasan atau penyiksaan korban yang berbuntut
luka berat atau bahkan kematian. Pada pidana
perkosaan, pelaku menginvasi tubuh secara sengaja
tanpa persetujuan perempuan-korban. Invasi
tersebut dapat atau tidak didahului oleh
pengancaman, pelemahan dengan atau tanpa obat-
obatan atau zat aktif lainnya, juga penganiayaan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
151
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
152
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
alasan pelanggaran terhadap nilai agama dan moral, itu, RS dan fasyankes tempat korban memeriksakan
terlebih lagi pada kehamilan akibat perkosaan yang diri memiliki kewajiban untuk melaksanakan amanah
secara fisik tidak memiliki dampak kegawatdaruratan undang-undang di atas.
medis bagi perempuan hamil yang bersangkutan. Serangkaian pemeriksaan yang dilakukan mulai
Berbeda dengan pengecualian larangan aborsi pada dari konseling oleh konselor, pemeriksaan fisik dan
indikasi kegawatdaruratan medis yang berpotensi penunjang oleh dokter untuk menentukan usia
membahayakan fisik dan keselamatan ibu hamil kehamilan, penentuan adanya perkosaan oleh
yang bersangkutan, sehingga dari segi waktu penyidik/ psikolog/ ahli lainnya, pemeriksaan
pelaksanaannya tidak dibatasi hanya sampai usia psikologis untuk menentukan adanya trauma
kehamilan 6 minggu. psikologis pada korban, serta pengkajian mengenai
Pada umumnya, perempuan korban perkosaan dampak etis dan medikolegal terhadap kasus ini,
baru akan menyadari kehamilannya setelah usia 4 hingga dilakukannya aborsi oleh dokter selain yang
sampai 5 minggu dihitung sejak hari pertama haid menentukan usia kehamilan tentunya harus
terakhir karena inilah waktu dimana korban dilakukan oleh tim yang terintegrasi. Seluruh
terlambat haid hingga akhirnya melakukan test pemeriksaan tersebut juga membutuhkan waktu
kehamilan secara mandiri dengan alat uji cepat yang panjang untuk memutuskan dapat atau
kehamilan yang dijual di pasaran. Hal ini tidaknya dilakukan tindakan aborsi terhadap korban.
menyebabkan korban hanya memiliki waktu kurang Sebagai contoh, salah satu kategori gangguan psikis
dari 2 minggu untuk mendapatkan perlindungan akibat perkosaan adalah Post Traumatic Rape
hukum apabila ingin melakukan aborsi. Setelah Syndrome (PTRS) atau Rape Trauma Syndrome (RTS)
mengetahui kehamilan melalui alat uji cepat ini, yang merupakan salah satu ragam dari Post
korban baru akan mencari pertolongan medis Traumatic Stress Disorder (PTSD).12 Diagnosis PTSD
berupa tindakan aborsi ke rumah sakit atau fasilitas ditegakkan apabila memenuhi 6 kriteria yang secara
pelayanan kesehatan lain, dengan catatan korban formal ditetapkan dalam DSM-5 (Diagnostic and
tidak berlarut-larut berada dalam kondisi bingung Statistical Manual of Mental Disorder edisi kelima)15,
dan frustasi mengenai kehamilannya yang yang secara singkat terdiri dari:
mengakibatkan korban semakin lama mencari
pertolongan medis. Ketika datang ke RS atau A. Orang yang terpapar kejadian traumatik
fasyankes untuk mendapat pertolongan medis B. Kejadian traumatik berulang dialami secara
berupa tindakan aborsi, korban akan menjalani persisten
serangkaian pemeriksaan fisik dan penunjang serta C. Penghindaran persisten terhadap stimulus
pemeriksaan psikologis untuk ditetapkan dapat atau terkait dengan trauma dan kematirasaan daya
tidaknya dilakukan tindakan aborsi. Berdasarkan tanggap umum yang tak ditemukan sebelum
aturan yang berlaku, seluruh pemeriksaan dan kejadian
tindakan aborsi harus dilakukan oleh dokter yang D. Gejala persisten minimal 2 (atau lebih) dari 5
sudah mengikuti pelatihan di fasilitas pelayanan gejala guncangan hebat jiwa yang belum
kesehatan yang memenuhi syarat dan ditetapkan pernah dialami, yakni: kesulitan ingin atau lelap
oleh Menteri, namun sampai ini belum ada tidur, mudah atau ledakan marah, sulit
fasyankes sebagaimana yang dimaksud. Oleh sebab berkonsentrasi, waspada atau ketelitian
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
153
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
berlebihan, dan respon tersendat berat atau pengecualian larangan aborsi pada kehamilan akibat
ketergopoh-gopohan perkosaan yang dalam konteks perlindungan HAM/
E. Lamanya gangguan (gejala B, C, dan D) HAP memiliki arti bahwa upaya pemerintah dalam
berlangsung lebih dari sebulan melindungi hak asasi perempuan korban perkosaan
F. Gangguan menyebabkan hendaya dan distress/ mengalami stagnansi.
tekanan klinis bermakna pada wilayah fungsi Pengecualian larangan aborsi pada kehamilan
sosial, okupasional, atau hal penting lainnya akibat perkosaan yang dikaji dalam tulisan ini
termasuk dalam perlindungan dan pemenuhan Hak
Seperti diketahui, beberapa bukti yang Ekonomi, Sosial, dan Budaya (ekosob). Hak ekosob
menyangkut gangguan kejiwaan, ancaman adalah hak-hak yang berhubungan dengan
kekerasan dan penderitaan perempuan-korban pekerjaan, keamanan sosial, hidup berkeluarga,
mustahil tercantum dalam “deskripsi pemberitaan” partisipasi budaya, dan akses terhadap perumahan,
visum et repertum (VeR) karena secara positivistik makanan, air, pelayanan kesehatan, dan pendidikan.
bukti-bukti tersebut tidak dapat diverifikasikan Hak hidup berkeluarga meliputi hak untuk menikah
secara empirik. Hingga kini dengan instrumen tanpa dipaksa, hak perlindungan kepada ibu dan
canggih sebagai kepanjangan operasionalisme ayah, serta hak perlindungan anak dari eksploitasi
teknologi dan ilmu pengetahuan kedokteran masih ekonomi dan sosial. Sedangkan hak kesehatan
menganggap psychiatric/psychological evidences meliputi hak terhadap akses pelayanan kesehatan
merupakan subyektivitas perempuan-korban belaka dan hak yang relevan terhadap kesehatan seksual
dan bukan sesuatu yang ilmiah.13 dan reproduksi.16
Bukti atau fakta gangguan kejiwaan seperti PTRS Pemenuhan hak-hak ekosob di setiap negara
atau PTSD sebagai fakta obyektif “tersisa” yang berdasarkan pada konsep progressive realization
seharusnya dapat diwujudkan melalui kesaksian-diri sesuai perjanjian HAM PBB. Konsep progressive
perempuan korban dan kesaksian ahli pihak di realization menggambarkan aspek sentral dari
“lingkaran dalam” korban masih dinegasikan oleh kewajiban negara terkait dengan hak ekosob di
sistem pembuktian medikolegal yang berlaku saat bawah perjanjian HAM internasional. Intinya adalah
ini. Sistem pembuktian tersebut masih dikuasai oleh kewajiban untuk mengambil tindakan yang tepat
positivisme. Dalam dunia modern, bekal ilmu menuju realisasi penuh hak ekosob secara maksimal
pengetahuan dan teknologi kedokteran betapapun dari sumber daya yang tersedia dan hanya dapat
akurat, obyektif, efisien dan universalnya ketika dicapai dalam jangka waktu tertentu. Konsep
masih berselingkuh dengan positivisme legal akan progressive realization terkadang disalahartikan
membentuk benteng kokoh sistem medikolegal seolah-olah Pemerintah tidak harus melindungi hak
pembuktian hukum perkosaan yang menambah ekosob sampai tersedia sumber daya yang cukup.
jeritan perempuan-korban pencari keadilan.13 Sebaliknya, perjanjian itu memberlakukan kewajiban
Hal-hal di atas menjadi gambaran betapa sulitnya segera untuk mengambil langkah-langkah yang tepat
persyaratan-persyaratan untuk dilakukan tindakan menuju realisasi penuh hak ekosob. Negara harus
aborsi pada kehamilan akibat perkosaan dipenuhi. menunjukkan bahwa mereka melakukan segala
Lebih lanjut lagi, persyaratan-persyaratan tersebut upaya untuk meningkatkan perlindungan terhadap
justru menjadi alasan sangat sulitnya implementasi
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
154
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
155
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
156
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background: Persons with disabilities have the same seats, rights and obligations as well as protection as other
normal people. In Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas, it is an umbrella form of
legal protection and fulfillment of the rights granted to persons with disabilities. But in reality, in the handling of
legal handling, it often happens that it is not in accordance with Equality Before The Law, because perpetrators of
violence against children with disabilities often find light sanctions that are released to the perpetrators.
Methods: A medicolegal review of the case of entrapment of a 12 year old girl with Down Syndrome by her
biological father
Results: From the results of the case report and discussion, there were injuries caused by blunt force in the form of
bruises on the right shoulder; blisters on the neck; Snare marks on neck. There are signs of suffocation. The cause of
death is a lesion on the neck which causes compression of the upper airway wall which causes suffocation. In this
case the suspect who is his biological father is linked to a criminal offense regulated in Pasal 80 Undang-undang
nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 3: “In the event that the child as referred to in ayat (2) dies,
the perpetrator will be sentenced to imprisonment for a maximum of 15 (fifteen) years and / or a maximum fine of
Rp. 3,000,000,000.00 (three billion rupiah). "
Conclusion: In public life there is a perception stating that if the victim of a crime is a child with a disability, the
sanctions imposed by the judge will be heavier. However, until now there has been no law that specifically
regulates violence experienced by children with disabilities.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
157
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
158
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pada Pasal 5 ayat (3) huruf a Undang- a. Penutup pertama, sebuah kain, warna
Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang putin, bahan katun, tanpa merek,
Disabilitas menyatakan anak penyandang disabilitas ukuran panjang seratus lima puluh
memiliki hak mendapatkan perlindungan khusus dari tujuh sentimeter, lebar seratus empat
diskriminasi, penelantaran, pelecehan, eksploitasi, belas sentimeter.
serta kekerasan seksual.8 b. Penutup kedua, sebuah selimut, warna
Sindrom down adalah suatu kelainan hijau, bahan katun, tanpa merek,
genetik yang dimasukan di dalam kriteria disabilitas. ukuran panjang seratus tujuh puluh
Sindrom down sering dikenal dengan kelainan sembilan sentimeter, lebar seratus dua
9
trisomi dimana ada tambahan pada kromosom 21. puluh satu sentimeter, motif beruang
Kelainan ini sering menyebabkan adanya gangguan dan kupu-kupu.
pada pertumbuhan dan perkembangan anak, Pakaian :
kelainan strukutur anatomi, keidakmampuan dalam a. Sebuah baju lengan pendek tanpa
belajar, hingga sampai menyebabkan penyakit kerah, warna biru, bahan katun, tanpa
keganasan.10 Kelainan ini sama sekali tidak merk, ukuran “XL”.
berhubungan dengan ras, negara, agama, maupun b. Sebuah celana pendek, warna biru,
status sosial ekonomi sehingga ketika berada di bahan katun, tanpa merek, ukuran
hadapan hukum diharapkan semua mendapatkan “XL”.
perlakuan yang sama. c. Sebuah celana dalam warna putih,
Dalam upaya penanganan hukum sering kali bahan katun, tanpa merek, ukuran
terjadi ketidaksetaraan sehingga tidak sesuai dengan “XL”.
Equality Before The Law (Persamaan di hadapan
hukum), karena pelaku pada kekerasan terhadap 3. Fakta Yang Berkaitan Dengan Waktu
anak penyandang disabilitas sering ditemukan sanksi Terjadinya Kematian
yang ringan yang dijatuhkan kepada pelaku. Lebam Mayat: terdapat pada tengkuk,
punggung, pinggang, bokong dan anggota gerak
Umur : kurang dari tujuh belas Kaku Mayat: terdapat pada kelopak mata,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
159
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pemeriksaan organ
Terdapat beberapa luka lecet pada leher, luka
lecet terbesar pada leher sisi kiri, bentuk tidak
teratur, ukuran panjang empat sentimeter, lebar
satu sentimeter, batas tidak tegas, warna
kemerahan. Luka lecet terkecil pada leher sisi kanan,
bentuk tidak teratur, ukuran panjang nol koma
empat sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter,
batas tidak tegas, warna kemerahan
Kanan :terdiri dari satu baga, permukaan licin,
perabaan seperti spons, warna merah kehitaman,
berat tiga ratus sembilan puluh lima gram, panjang
lima belas sentimeter, lebar dua belas sentimeter,
tinggi empat sentimeter. Pada pengirisan tidak ada
kelainan
PEMBAHASAN
Terdapat sebuah jejas yang melingkari leher
Penjeratan (Strangulation by Ligature)
secara penuh. Pada leher bagian depan dengan
Strangulasi adalah bentuk kematian karena
batas teratas enam sentimeter di bawah dagu dan
asfiksia yang disebabkan oleh penekanan pada leher
batas terbawah dua belas sentimeter di bawah dagu,
dengan menggunakan alat penjerat atau apapun
pada leher bagian samping kanan dengan batas
tanpa menangguhkan berat badan korban. Pada
teratas tujuh sentimeter di bawah lubang telinga
strangulasi disebabkan oleh adanya penekanan
kanan dan batas terbawah dua belas sentimeter di
eksternal oleh tangan, tali, ikat pinggang, dan
bawah lubang telinga kanan, pada leher bagian
lainnya.11
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
160
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Pada ilmu kedokteran forensik jika Bambang Putranto, retardasi mental dapat terjadi
dibedakan antara gantung dan jerat, penjeratan akibat beberapa faktor atau kondisi sebagai berikut:
biasanya terjadi pada kasus-kasus pembunuhan. a. Prenatal (Sebelum Lahir) dapat terjadi
Namun beberapa kejadian, penjeratan bisa terjadi sewaktu bayi masih berada di dalam
pada kasus bunuh diri dan beberapa kasus terjadi kandungan, adapun beberapa
akibat ketidaksengajaan, terbanyak pada anak- penyebabnya, antara lain campak, virus
anak.12 tokso.Selain itu, kondisi ibu hamil yang
Pada pemeriksaan kasus penjeratan, fokus kekurangan gizi, gemar memakai obat-
pemeriksaan ada pada sifat dan tekstur pada obatan terlarang, serta suka merokok juga
luka.Saat penjerat masih pada posisinya dan belum dapat memicu tunagrahita pada bayi.
dilepaskan saat tubuh diperiksa, mungkin alat b. Natal(Sewaktu Lahir) Proses melahirkan
penjerat akan terlihat tampak tertanam dalamkulit, yang terlalu lama dapat mengakibatkan
terkadang bisa hampir tidak terlihat, dan saat alat kekurang oksigen pada bayi. Selain itu, jika
penjerat dilepas dapat terlihat jejas yang cukup tulang pinggul ibu terlalu kecil maka 20 hal
dalam dan terlihat di kulit. Pada sekitar jejas, tersebut dapat menyebabkan otak bayi
khususnyadi atas pengikat bisa didapatkan terjepit sehingga terjadi pendarahan
12
gambaran luka memar. jejas pada kasus penjeratan (anoxia).
terlihat melingkari leher secara horizontal.13 c. Post Natal (Sesudah Lahir) Pertumbuhan
bayi yang kurang baik, seperti gizi buruk,
busung lapar, demam tinggi disertai kejang-
kejang, kecelakaan, serta radang selaput
otak (meningitis) dapat menyebabkan
seorang anak sampai beranjak dewasa
menjadi tunagrahita (keadaan
keterbelakangan mental, keadaan ini
Gambar 1. Gambaran luka pada kasus penjeratan13 dikenal juga retardasi mental (mental
retardation)).15
Disabilitas Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun
Pengertian disabilitas berdasarkan pada 2011 Tentang Pengesahan Hak-Hak Penyandang
penjelasan buku Akhmad Soleh adalah orang yang Disabilitas, penyandang disabilitas yaitu orang yang
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau
sensorik, dalam jangka waktu lama di mana ketika sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam
berhadapan dengan berbagai hambatan hal ini berinteraksi dengan lingkungan dan sikap
menghalangi partisipasi penuh dan efektif mereka masyarakatnya dapat menemui hambatan yang
dalam masyarakat berdasarkan kesetaraan dengan menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif
14
yang lainnya. berdasarkan kesamaan hak.16
Beberapa faktor menjadi penyebab Pada Pasal 26 huruf b Undang-Undang
terlahirnya seseorang dengan keterbatasan. Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang
Menurut penyelidikan para ahli dalam bukunya Disabilitas menyatakan hak bebas dari diskriminasi,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
161
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
penelantaran, penyiksaan, dan eksploitasi untuk kromosom. Mereka mempunyai tiga kromosom 21
penyandang disabilitas meliputi hak : b. dimana orang normal hanya mempunyai dua saja.
Mendapatkan perlindungan dari segala bentuk Kelebihan kromosom ini akan mengubah
kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual.17 keseimbangan genetik tubuh dan mengakibatkan
Anak perubahan karakteristik fisik dan kemampuan
Pada Pasal 1 ayat (1) Undang-undang intelektual, serta gangguan dalam fungsi fisiologi
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, tubuh.18
definisi anak adalah seseorang yang belum berusia Anak dengan Sindrom Down sering disertai
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dengan kelainan di bidang medis, sering terjadi
6
dalam kandungan. kelainan jantung dan pembuluh darah, kegagalan
Pada Pasal 1 ayat (7) Undang-undang pembentukan organ, gangguan indera, hingga
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak, keganasan.19
Anak Penyandang Disabilitas adalah Anak yang Embriologi paru-paru20
memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau Pembentukan trakea dan paru-paru
sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berkaitan dengan saluran pencernaan. Pada usus
berinteraksi dengan lingkungan dan sikap depan di perbatasan faring dan esofagus terjadi
masyarakatnya dapat menemui hambatan yang evaginasi endoderm ke arah ventral membentuk
menyulitkan untuk berpartisipasi penuh dan efektif lekuk laringotrakea. Lekuk laringotrakea memanjang,
6
berdasarkan kesamaan hak. kemudian memisahkan diri dari usus depan dan akan
Di Indonesia anak merupakan aset bangsa, tumbuh ke arah posterior sebagai trakea yang
yang harus dijaga. Di Undang-undang sangat jelas terletak di sisi ventral esofagus.
diatur bahwa Setiap Orang dilarang menempatkan, Endoderm yang berasal dari usus depan
membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, membentuk bagian epitel trakea, sedangkan tulang
atau turut serta melakukan Kekerasan terhadap rawan, jaringan ikat dan ototnya berasal dari
Anak.6 mesenkim disekitarnya. Sementara memanjang,
Pada Undang-undang Nomor 35 Tahun kedua ujung trakea menggelembung lalu menjadi
2014 Tentang Perlindungan Anak sangat jelas diatur tunas paru-paru. Mesoderm akan menginduksi tunas
tentang hukuman pidana bagi orang yang melakukan paru-paru untuk terus tumbuh dan membentuk
tindak kekerasan pada anak. Pada Pasal 80 ayat (3) percabangan bronkus dan bronkiolus. Di akhir
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang percabangan, epitel akan menipis dan terbentuklah
Perlindungan Anak, Dalam hal Anak sebagaimana alveolus. Epitel bronkus sampai dengan alveolus
dimaksud pada ayat (2) mati, maka pelaku dipidana terbentuk dari endoderm, demikian pula dengan
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) kelenjar-kelenjarnya; sedangkan jaringan ikat dan
tahun dan/atau denda paling banyak otot pada paru-paru terbentuk dari mesenkim.Pleura
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).6 yang membungkus paru-paru berasal dari mesoderm
Down Sindrom splanknik.
Sindrom Down merupakan kelainan genetik Abnormalitas pada pembentukan paru
yang dikenal sebagai trisomi, karena individu yang antara lain :
mendapat sindrom Down memiliki kelebihan satu a. Sindrom respiratory distress
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
162
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
163
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
164
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Laporan Kasus
ABSTRACT
Introduction. Domestic violence is increasing from year to year. Responding to the increasing cases of domestic
violence against women, the authors conducted a case study of one incidence of domestic violence and provided
suggestions based on the findings.
Case and Investigation Illustrations. This paper is a case study. A 46 year old female came to the Emergency Room
XXX Hospital on October 17, 2020 for an examination. The patient had experienced physical violence by her
husband.
Check up result. On the forensic examination, there was pain in the upper right chest, a group of bruises on the
right forearm in the front, a group of bruises and sliding blisters on the right palm, the joint of the thumb of the
right hand felt painful when moved. In the psychiatric examination, it was concluded that at the time of the
examination, there were no significant psychopathological signs.
Conclusions. It is recommended to have an extension program for husband and wife that can help reduce cases of
domestic violence. Furthermore, harsh punishment is recommended for perpetrators of domestic violence, both
women and men.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
165
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
166
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
167
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
DISKUSI
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004,
tindak kekerasan terhadap isteri dalam rumah
tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam, yaitu4 :
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
168
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
169
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
170
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020
The Indonesian Association of Forensic Medicine
171
Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN : 978-623-6595-34-3
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 172
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Introduction: Postmortem examinations can be carried out on several indications, including requests from the
police or other agencies for investigation, as well as other interests requiring data on the cause of death. This study
was conducted to determine the postmortem examination characteristics in the Forensic Department of Dr. Hasan
Sadikin Hospital from 1st January 2016 to 30th September 2020. It was also aiming percentage of postmortem
examination reports which were taken by investigators.
Methods: This research is a descriptive, cross-sectional study. The data derived from 815 medical records of
deceased were examined at Dr. Hasan Sadikin Hospital for the period 1 st January 2016 to 30th September 2020.
Data are proceeded by Microsoft Excel, then are presented in tables.
Result: Of all of 815 cases, most of them were traffic accidents (39,18%). For most of the examination, the victim's
identity was known. The most common type of examination was an external examination (85,20%). The reports
which were taken by the investigators was 17.41% of all.
Conclusion: Road traffic injury still is a leading cause of death. Basic data about forensic pathology was needed and
could be used by epidemiology concerns. Only a few of all reports were taken.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN :
173
PENDAHULUAN
laporan otopsi adalah yang sangat diperlukan. Selain
Pemeriksaan postmortem adalah prosedur medis
itu laporan otopsi juga akan dibaca oleh peneliti
terhadap jenazah yang terdiri atas pemeriksaan
ataupun klinisi. Laporan otopsi di Indonesia dapat
bagian luar tubuh hingga pemeriksaan organ dalam
berbentuk laporan Visum Et Repertum (VeR).
tubuh. Terminologi lain dari pemeriksaan
Laporan otopsi secara umum adalah laporan yang
postmortem adalah otopsi. Secara etimologi otopsi
dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan otopsi, namun
terdiri dari 2 kata yaitu auto yang artinya sendiri dan
Visum Et Repertum memiliki kekhususan ketika
opsis melihat sehingga otopsi berarti pemeriksaan
laporan yang dibuat berdasarkan otopsi atas
yang dilakukan sendiri untuk melihat korban. Kedua
permintaan kepolisian.7,8
terminologi tersebut bersubstitusi satu dengan
Tindakan pemeriksaan jenazah baik pemeriksaan
lainnya.1,2 Secara umum otopsi terbagi menjadi 2
luar atau otopsi dilakukan oleh seorang dokter
yaitu (1) otopsi forensik (medicolegal autopsy), yang
spesialis forensik. Otopsi yang dilakukan secara
dilakukan atas permintaan kepolisian, dan (2) otopsi
lengkap mampu menjelaskan penyebab kematian,
klinis (clinical atau academic autopsy) yang dilakukan
namun berbeda dengan pemeriksaan luar yang tidak
oleh keluarga kedua otopsi tersebut bertujuan
dapat menjelaskan penyebab kematian. Kedua
mencari penyebab kematian.3
metode pemeriksaan postmortem tersebut dapat
Tujuan dari pemeriksaan postmortem adalah
menghasilkan data yang dapat digunakan sebagai
mencari penyebab kematian, mengetahui
data epidemiologi.9,10
postmortem interval, identifikasi jenazah, berapa
lama jenazah bertahan dengan luka tersebut,
Metode
mekanisme kematian, identifikasi alat yang diduga
Pada penelitian ini, data yang digunakan
dipakai dalam suatu kejadian, menentukan jumlah
merupakan data sekunder yang berasal dari register
pelaku, mengetahui diantara luka yang ada signifikan
dan 804 rekam medis jenazah yang disertai surat
terhadap penyebab kematian, mengetahui apakah
permintaan Visum et Repertum, dan diperiksa di
jenazah ditemukan pada tempat yang
Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Hasan Sadikin
sama.4Terdapat terminologi lain dalam pemeriksaan
Bandung. Dari rekam medis tersebut diperoleh
jenazah, yaitu postmortem external examination,
informasi mengenai identitas korban, jenis kasus
atau pemeriksaan luar jenazah yang merupakan
berdasarkan keterangan lisan dari penyidik, jenis
pemeriksaan fisik luar yang dilakukan terhadap
pemeriksaan, serta informasi pengambilan laporan
jenazah dalam mencari petunjuk mengenai
pemeriksaan atau Visum et Repertum oleh pihak
kematian.5,6
yang mengajukan permintaan pemeriksaan jenazah.
Setelah dilakukan tindakan otopsi maka semua
Data identitas korban diklasifikasikan menjadi (1)
hasil pemeriksaan termasuk pemeriksaan penunjang,
korban yang diketahui identitasnya, dan (2) korban
akan dilaporkan dalam bentuk laporan. Laporan
yang tidak dikenal identitasnya. Jenis kasus
otopsi adalah dokumen resmi yang akan digunakan
diklasifikasikan berdasarkan keterangan penyidik
oleh bukan hanya praktisi hukum, keluarga korban,
dan dugaan awal terkait kasus. Klasifikasi ini secara
pihak asuransi, yang kurang atau tidak mengerti
garis besar dibuat menjadi 10, yaitu, gantung,
bahasa medis oleh karena itu kejelasan mengenai
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
174
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
175
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
176
medicolegal, data dasar yang didapatkan dalam Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
pemeriksaan postmortem dapat digunakan untuk Attribution-NonCommercial 4.0 International License
kepentingan epidemiologis. (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
reproduction in any medium, provided the original author and
source are properly cited.
DAFTAR PUSTAKA
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
177
Laporan kasus
ABSTRACT
Introduction: Identification of human remains is an important process because every human deserves to be buried
with regards to their identities.
Case Illustration: Unknown human remain was received by Cipto Mangunkusumo National Hospital’s Morgue in
form of the skeleton without any soft tissues and total disarticulation of the joints. The human skeleton was still
fully dressed in woman clothes. Skull examinations reveal Inca Island on occipital, teeth in shovel shape, soft and
small skull, skull suture examination, in general, reveals obliteration on sutures and 10 point score on Lovejoy and
Mendl criteria. Pelvic examination findings are platypelloid shaped with a pubic bone angle greater than 90 0 and
wide greater sciatic notch. Femur bone length is 38 centimeters used for stature estimation using Trotter-Glesser
formula for Mongoloid. No traumas were found on the skeleton.
Discussion: Inca Island on occipital and shovel-shaped teeth concluded the skeleton as mongoloid race. Soft and
small skull with platypelloid shaped pelvis and wide greater sciatic notch reveal the skeleton gender as a woman.
Ten points in sutures examination using Lovejoy and Mendl criteria obtained from 5 sutures, which are bregma, mid
coronal, pterion, sphenofrontal, and superior sphenotemporal, showed the skeleton age estimation was between
39 until 69 years old. The stature estimation using Trotter-Glesser formula based on femur bone length showed
stature between 152.6 to 159 centimeters.
Conclusion: Forensic identification process using multiple approaches and methods holds significant roles in an
attempt to reveal their identities in respect of their human right.
Keywords: Forensic; Identification; Skeleton
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
178
PENDAHULUAN
dalam sebuah rumah daerah Penjaringan Jakarta
Identifikasi merupakan upaya yang sangat
Utara. Dari surat permintaan visum yang dikirimkan
penting dalam membantu mengenali seseorang yang
disertakan keterangan bahwa jenazah merupakan
sudah meninggal. Undang – undang Republik
seorang perempuan berusia sekitar 62 tahun,
Indoensia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
meninggal sekitar 9 bulan lalu dugaan sakit. Saat
pasal 118 menyebutkan bahwa Mayat yang tidak
sampai di RSCM, jenazah berupa tulang belulang
dikenal harus dilakukan upaya identifikasi. Pada
mengenakan pakaian lengkap berwarna merah
dasarnya identifikasi adalah membandingkan data
berada di dalam kantong jenazah berwarna oranye.
ante mortem dan post mortem. Namun pada
Jenazah tersebut dibungkus dengan satu helas
kenyataannya, seringkali kita mendapatkan jenazah
potongan seprai berbahan katun berwarna coklat
yang tidak utuh, bahkan hanya tulang belulang. Ada
dengan motif bunga-bunga dengan kombinasi warna
beberapa metode yang bisa digunakan dalam upaya
merah, abu-abu, dan putih. Jenazah berlumuran
proses identifikasi, yakni identifikasi primer (sidik
tanah dan pasir. Selain itu, di sekitar tulang
jari, gigi, dan DNA) dan identifikasi sekunder
tengkorak, terdapat beberapa helai rambut ikal
(meliputi deskripsi personal, temuan medis, tato,
berwarna coklat beruban dengan panjang 24
dan segala pakaian maupun aksesoris yang
sentimeter. Pakaian jenazah terdiri dari 3 helai
ditemukan pada jenazah untuk mendukung metode
sweater berbahan wol, berwarna merah tanpa merk
identifikasi lainnya).1
dan ukuran, 3 helai calana panjang, berbahan katun,
Antropologi merupakan salah satu cabang
berwarna merah, tanpa merk ukuran, pada paha kiri
spesifik antropologi biologi yang berbasis pada
terdapat border ADIDAS berwarna hitam,, pada
osteologi dan anatomi manusia dengan tujuan untuk
bagian depan celana terdapat 2 buah kantong tanpa
mengidentifikasi individu untuk kepentingan hukum
isi. Selanjutnya 3 buah celana panjang berbahan wol,
dan peradilan.2 Tulang merupakan bagian tubuh
berwarna merah, tanpa merk dan ukuran. Pada
manusia yang paling bertahan lama post mortem
bagian paha kiri terdapat bordir “NIKE” berwarna
dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi ras,
hitam dan pada bagian depan terdapat 2 buah
jenis kelamin, perkiraan usia, dan perkiraan tinggi
kantong tanpa isi serta 1 helai celana dalam
badan dengan berbagai metode, selain itu dapat
berbahan katun berwarna abu-abu. Benda di
dilihat apakah ada identitas khusus atau tanda-tanda
samping jenazah terdiri dari satu buah masker kain
kekerasan pada tulang.
berwarna merah dan satu buah kantong plastik
“Mini Outlet” yang berisikan potongan tulang.
METODE
Metode penulisan ini berupa laporan kasus
dan analisis kasus yang merujuk pada berbagai
literatur.
LAPORAN KASUS
Jenazah tidak dikenal dikirimkan ke Instalasi
Kamar Jenazah RSCM dalam kondisi berupa tulang
Gambar 1. Kondisi awal kerangka
belulang. Menurut polisi, jenazah ditemukan di
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
179
menggunakan mikroskop dengan pembesaran. Dimana dalam kasus ini, lebar tengkorak : 13,5
Tulang, jika dilihat di bawah mikroskop, maka cm, panjang tengkorak 16,4 cm, maka jika
akan tampak penampang yang kompak dan dimasukkan dalam rumus, didapatkan hasil 82,3
padat. Sebaliknya, pada benda yang bukan yang berarti masuk dalam kriteria
tulang, strukturnya tidak konsisten dan brachiocephalic index
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
180
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
181
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
182
Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Aggressive behavior occurs because of many factors. Genetics is one of the internal factors that are responsible for
aggressive behavior in addition to disagreement, conflict of interests, and ideology. SLC6A4/5-HTTLPR gene
polymorphisms are responsible for aggressive behavior. Historically and biologically these gene polymorphism
allegedly influenced neurotransmitter levels of serotonin in the synaptic cleft. Papuans are often misunderstood,
their open, respectful, dynamic, courageous, and high-pitched dialect make them considered aggressive, whereas
the results of psychological tests on several previous studies indicated that the Papuan Tribe is not an aggressive
tribe. In this literature review, we focused on the relationship between genes which encode serotonin transporter
with emergence of aggressive behavior and the results of the previous studies. The mapping of this gene in
Croatia, China, and Russia have shown various results. It is important to conduct research on this gene
polymorphism to improve the understanding of The Papua Tribe, in addition to economic, political, and cultural
approaches, therefore the peace and prosperity can be realized throughout Indonesia.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
183
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
184
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
185
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
186
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
187
bangsa tertentu akan tetapi penelitian serupa yang Institute of Mental Health’s Collaborative Center for
Genomic Studies. Transl Psychiatry [Internet].
mencoba mencari hubungan antara frekuensi alel- 2013;3(9):e307-6. Available from:
alel tersebut dengan sifat agresif di antara suku-suku http://dx.doi.org/10.1038/tp.2013.80
9. Cherepkova E V., Maksimov V V., Aftanas LI.
bangsa belum banyak dilakukan. Hasil dari Polymorphism of serotonin transporter gene in male
subjects with antisocial behavior and MMA fighters.
penelitian hubungan polimorfisme gen SLC6A4/5- Transl Psychiatry [Internet]. 2018;8(1). Available
from: http://dx.doi.org/10.1038/s41398-018-0298-0
HTTLPR dengan perilaku agresif di negara barat 10. Amaral G, Bushee J, Cordani UG, KAWASHITA K,
Reynolds JH, ALMEIDA FFMDE, et al. No 主観的健康
berbeda dengan yang sudah dilakukan di negara 感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標
に関する共分散構造分析Title. J Petrol [Internet].
Asia. Penelitian di negara barat menunjukkan bahwa 2013;369(1):1689–99. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jsames.2011.03.003%0A
alel tertentu lebih dominan pada populasi agresif di https://doi.org/10.1016/j.gr.2017.08.001%0Ahttp:/
/dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2014.12.018%0Aht
negara itu, daripada alel yang dominan pada tp://dx.doi.org/10.1016/j.precamres.2011.08.005%0
Ahttp://dx.doi.org/10.1080/00206814.2014.902757
populasi agresif di negara Asia Timur. Oleh karena %0Ahttp://dx.
11. Zhang Y, Min Q Sen, Yi JY, Wang X, Chai QL, Yao SQ.
banyaknya berita mengenai berbagai tindak Gene-gene-environment interactions of serotonin
transporter, monoamine oxidase a and childhood
kekerasan yang melibatkan Suku Papua di Indonesia maltreatment predict aggressive behavior in chinese
adolescents. Front Behav Neurosci.
mulai dari demo mahasiswa yang anarkis, 2017;11(February):1–10.
12. Noskova T, Pivac N, Nedic G, Kazantseva A, Gaysina D,
peperangan antar suku, hingga serangan kelompok Faskhutdinova G, et al. Ethnic differences in the
serotonin transporter polymorphism (5-HTTLPR) in
separatis, maka penting dilakukan penelitian yang several European populations. Prog Neuro-
Psychopharmacology Biol Psychiatry.
serupa mengenai gen-gen tersebut atau gen
2008;32(7):1735–9.
kandidat lain terhadap perilaku agresif pada Suku 13. Li S, Zou Q, Li J, Li J, Wang D, Yan C, et al. 5-HTTLPR
polymorphism impacts task-evoked and resting-state
Papua dan menyusul suku-suku lain di Indonesia, activities of the amygdala in han Chinese. PLoS One.
2012;7(5):1–10.
sehingga kita bisa memahami dan melakukan 14. Butovskaya ML, Butovskaya PR, Vasilyev VA,
Sukhodolskaya JM, Fekhredtinova DI, Karelin D V., et
pendekatan berbeda secara genetik terhadap suku al. Serotonergic gene polymorphisms (5- HTTLPR,
5HTR1A, 5HTR2A), and population differences in
Papua demi mewujudkan keamanan dan aggression: Traditional (Hadza and Datoga) and
industrial (Russians) populations compared. J Physiol
kesejahteraan bersama. Anthropol. 2018;37(1):1–11.
15. Fanelli G, Serretti A. The influence of the serotonin
transporter gene 5-HTTLPR polymorphism on
suicidal behaviors: a meta-analysis. Prog Neuro-
DAFTAR PUSTAKA Psychopharmacology Biol Psychiatry. 2019;88(July
2018):375–87.
1. Taum YY. Kekerasan dan konflik di papua: akar 16. Çarkaxhiu Bulut G, Rodopman Arman A, Güney İ,
masalah dan strategi mengatasinya 1. J Penelit. Gültepe P. Evaluation of 5-HTTLPR gene
2015;19(1):1–13. polymorphism and resilience components on the
2. Rumandjo KR. Hubungan Deprivasi Kolektif Dan development of psychopathology in adolescent sexual
Agresivitas. Pers Psikol Indones. 2015;4(1). abuse cases. Noropsikiyatri Ars. 2017;54(3):234–8.
3. Noor F. Analysis of Government Policy on Separatism 17. Waltes R, Chiocchetti AG, Freitag CM. The
of Papua. J Univ Pertahanan. 2016;6(3):19–45. neurobiological basis of human aggression: A review
4. Kamarea LB. Kontrol Diri dan Agresifitas Orang Jawa on genetic and epigenetic mechanisms. Am J Med
dan Orang Papua. 2018; Genet Part B Neuropsychiatr Genet.
5. Rahmadhayanti E, Hayati L, Saleh M. Hubungan 2016;171(5):650–75.
Polimorfisme Gen Reseptor Angiotensin II Tipe 1 18. Zhang-James Y, Fernàndez-Castillo N, Hess JL, Malki
1166 A/C Dengan Kejadian Preeklampsia. Maj Kedokt K, Glatt SJ, Cormand B, et al. An integrated analysis of
Sriwij. 2014;46(1):52–8. genes and functional pathways for aggression in
6. Veroude K, Zhang-James Y, Fernàndez-Castillo N, human and rodent models. Mol Psychiatry [Internet].
Bakker MJ, Cormand B, Faraone S V. Genetics of 2019;24(11):1655–67. Available from:
aggressive behavior: An overview. Am J Med Genet http://dx.doi.org/10.1038/s41380-018-0068-7
Part B Neuropsychiatr Genet. 2016;171(1):3–43. 19. Susantyo B. MEMAHAMI PERILAKU AGRESIF : Sebuah
7. Wendland JR, Martin BJ, Kruse MR, Lesch KP, Murphy Tinjauan Konseptual. Informasi. 2011;16(03):189–
DL. Simultaneous genotyping of four functional loci of 202.
human SLC6A4, with a reappraisal of 5-HTTLPR and 20. Hastuti LW. Kontrol Diri dan Agresi : Tinjauan Meta-
rs25531. Mol Psychiatry. 2006;11(3):224–6. Analisis. Bul Psikol. 2018;26(1):42–53.
8. Odgerel Z, Talati A, Hamilton SP, Levinson DF, 21. Xiang C, Liu S, Fan Y, Wang X, Jia Y, Li L, et al. Single
Weissman MM. Genotyping serotonin transporter nucleotide polymorphisms, variable number tandem
polymorphisms 5-HTTLPR and rs25531 in European- repeats and allele influence on serotonergic enzyme
and African-American subjects from the National modulators for aggressive and suicidal behaviors: A
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
188
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
189
Artikel Penelitian
1Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta, 2Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, 3RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro, Klaten, 4RSUP Persahabatan, Jakarta,5RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, 6RSUP dr. M.Djamil, Padang, 7RSU
Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta, 8RSU Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta, 9RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung,
10RSUP Fatmawati, Jakarta, 11RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung, 12RSUP Persahabatan, Jakarta, 13Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, 14RSUP Sanglah, Denpasar, RSUD dr. H. Abdul Moeloek, 15Bandar Lampung, RSUD
dr. Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan
ABSTRACT
Introduction: Since WHO announced the outbreak of SARS-COV-2 as a pandemic, international, national, and local
protocols have been implemented for the management of the dead (MoD). This study aims to determine the local
situation and the characteristics of the forensic and medicolegal centers that are involved in MoD in Indonesia. The
obstacles that they face in implementing MoD protocols and the strategies used to overcome those obstacles will
also be discussed.
Method: We asked forensic and medicolegal specialists managing dead bodies with COVID-19 in Indonesia to fill
an online questionnaire. We also conducted follow-up interviews asking them to elaborate certain interesting
points regarding obstacles and strategies in implementing COVID-19 MoD protocols.
Result: Most respondents work in Class A hospitals, most of which are linked to universities. Many centers use
more than one MoD protocols, in conjunction with religious believes and local culture. Special duties of forensic
specialists related to COVID-19 MoD include training and supervising forensic technician, taking post-mortem
swabs, providing consultations in diagnosing the cause of death, developing local standard operational procedures,
educating families of the deceased, and directly performing MoD. Although almost all centers coordinate with
other stakeholders in performing MoD, around 81% experience obstacles and rejection from the family and
community.
Conclusion: Each forensic and medicolegal center in Indonesia has its own characteristics and unique experience
regarding the management of dead bodies with COVID-19. Collaboration with other stakeholders is strongly
encouraged. Obstacles can be overcome by providing adequate information, education, and communication (IEC)
and psychological support.
Keywords: COVID-19 pandemic; management of the dead (MoD),Indonesian forensic and medicolegal center
,information, education, and communication (IEC)
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
190
PENDAHULUAN
Populasi target dari penelitian ini adalah semua
Pada bulan maret 2020, sejak diumumkannya
sentra kedokteran forensik dan medikolegal yang
Virus Corona (SAR-COV-2) adalah Pandemi oleh
melakukan tatalaksana jenazah sesuai pedoman
Badan Kesehatan Dunia (WHO), maka di
khusus untuk jenazah dengan COVID-19.Sementara
implementasikan Tatalakasana Jenazah Covid-19
itu, populasi terjangkau adalah semua sentra
baik dari protokol Internasional, Nasional maupun
1-4 kedokteran forensik dan medikolegal yang
Lokal . Penatalaksanaan Jenazah di Indonesia
melakukan tatalaksana jenazah sesuai pedoman
merupakan lingkup pekerjaaan dari Dokter Spesialis
khusus untuk jenazah dengan COVID-19, yang dapat
Forensik dan Medikolegal (dr. Sp.FM) yang tersebar
dikontak melalui sarana surat elektronik (email) pada
di beberapa sentra Forensik dan Medikolegal dari
bulan Mei – Oktober 2020.
ujung Sabang hingga Merauke, namun karena tidak
Sebelum dilakukan pengumpulan data, peneliti
merata dan jumlah yang belum memadai untuk
terlebih dahulu membuat lembar informasi
mencakup seluruh wilayah baik kota, kabupaten
penelitian dan persetujuan serta formulir-formulir
maupun kecamatan, maka dari studi ini untuk
pencatatan. Formulir pencatatan dibuat dalam
terlihat situasi lokal dan karakteristik dari tiap sentra
Google Sheet. Selain itu, dilakukan pengumpulan dan
forensik dan medikolegal dalam tatalaksana
pendataan sumber data sekunder yang akan
jenazah. Pada studi ini juga untuk melihat hambatan
digunakan.
dan strategi penanganan masalah di lapangan oleh
Data dianalisis dengan menggunakan software
para dokter Sp.FM. Penatalaksaan Jenazah pada
statistik SPSS® versi 21.0. Analisis data terdiri dari
masa Pandemi Covid-19 juga termasuk di dalamnya
6-10 analisis deskriptif (data kategorik dan numerik). Data
pelayanan kedukaan dengan beragamnya agama
kategorik disajikan dalam gambar maupun tabel
dan kepercayaan maupun budaya yang dianut oleh
yang sesuai sebagai bilangan absolut, frekuensi, dan
jenazah, keluarga yang ditinggalkan dan komunitas
proporsi, sedangkan data numerik disajikan dengan
lingkungannya membuat Sp,FM harus mengerti
menggunakan median dan rentang interkuartil.
memahami situasi, kondisi dan dapat segera
Aspek etika yang terdapat pada penelitian ini adalah
mengatasi hal yang di tolak dan bertentangan
sebagai berikut: (1) Penelitian telah lolos kaji etik
dengan keadaan setempat dengan sigap, tegas dan
dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran (KEPK), (2)
berwibawa maupun bermusyawarah mufakat
Identitas responden dirahasiakan dan tidak
dengan keluarga dan masyarakat.
dicantumkan dalam hasil penelitian maupun
METODE
pembahasan hasil, dan (4) Data mentah dan formulir
Penelitian dilakukan di sentra-sentra kedokteran
pengambilan data dalam bentuk berkas elektronik
forensik dan medikolegal di seluruh Indonesia.
(softcopy) disimpan dalam laptop yang diberi kata
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif potong
sandi (password).
lintang (cross-sectional). Penelitian dilaksanakan
HASIL
pada bulan April sampai Desembertahun 2020.
Situasi lokal dan karakteristik sentra forensik dan
Makalah ini memaparkan hasil sementara sampai
medikolegal yang melakukan penatalaksanaan
akhir bulan Juli.
jenazah dengan COVID-19 Sebanyak 49 responden
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
191
Jumlah pedoman masih berjumlah 232 orang. Angka ini masih jauh
Mayoritas sentra menggunakan lebih dari satu dari rasio kebutuhan untuk pelayanan Forensik-
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
192
Pembagian tugas
7. Mempertimbangkan jumlah kasus Covid 19
1. Pelayanan Forensik Medikolegal di RS makin hari makin meningkat termasuk
rujukan sebagai pusat rujukan mayoritas terjadinya kematian, sehingga Spesialis
sentra didapatkan data 67,3% dengan Forensik-Medikolegal memberikan
pembagian tugas antara SpFM dengan pelatihan dan mensupervisi kepada tenaga
tenaga kesehatan yang terlatih. Bentuk kesehatan di Instalasi kamar jenazah baik
pembagian tugas tersebut meliputi secara langsung maupun tidak langsung
beberapa catatan penting diantaranya: 8. Jumlah Spesialis Forensik-Medikolegal yang
2. Semua tenaga kesehatan yang ada di sentra jumlahnya masih terbatas untuk setiap
yang sudah dibuat dilaksanakan sesuai pengambilan swab terhadap jenazah yang
3. Keterlibatan tenaga Spesialis Forensik Swab untuk pemeriksaan tes PCR sebagai
tenaga Spesialis Forensik Medikolegal diatas (COVID-19) kementerian kesehatan RI, Juli
60 tahun tidak terlibat langusng namun 2020 revisi 05 dilakukan oleh Spesialis
yang ikut terlibat, langsung pada pelayanan ini secara standar lebih kepada dokter
Covid 19. Hal ini mempertimbangkan faktor pemeriksa pasien di ruang rawat.
dan memiliki resiko komorbid yang tinggi. konsultan untuk menentukan ketepatan
beberapa sentra pelayanan rujukan utama 10. Tidak ada tindakan khusus kedokteran
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
193
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
194
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
195
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
196
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
197
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
198
dihadapi bukan hanya masalah structural, namun Gambar 1. Tipe Fasyankes Dr. SpFM bekerja
kultural.
SIMPULAN
Setiap sentra forensik dan medikolegal di
Indonesia memiliki karakteristik tersendiri dan
pengalaman yang unik di dalam tatalaksana jenazah
pada masa pandemic covid-19. Pada Sentra Forensik
dan Medikolegal yang hanya memiliki satu dokter
forensic, tatalaksana jenazah di delegasikan kepada
teknisi forensic dan kolaborasi dengan komunitas
dan satuan tugas maupun pihak luar sangat di
dorong dan di butuhkan. Hambatan dan strategi
dalam menghadapi penolakan tatalaksana jenazah
dari keluarga dan komunitas dilakukan dengan
melakukan komunikasi, pemberian informasi yang
lengkap, dan edukasi kepada mereka (KIE) maupun
dukungan dan pendampingan psikologis. Kolaborasi
dengan pihak kepolisian, Tentara Nasional Indonesia
(TNI), dan pemimpin keagamaan diperlukan untuk
suksesnya penatalaksanaan jenazah pandemic covid-
19 di Indonesia.
KonflikKepentingan
Tidak ada.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
199
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
200
Artikel Penelitian
Purwanti , Berlian I. Fitrasanti , Retno Sawitri , Naomi Yosiati , Andrew Rens Salendu , M. Zaenuri S. Hidayat ,
8 9 10 11 12 13
1RSUP
Persahabatan, Jakarta
2Fakultas
Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta
3Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar
4Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
5Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/RSUP M. Djamil, Padang
6RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten
7RSU Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto, Jakarta
8Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung
9RSUP Fatmawati, Jakarta
10Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP dr. Hasan Sadikin, Bandung
11RSUP Persahabatan, Jakarta
12Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
13Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar
14Fakultas Kedokteran Universitas Lampung/RSUD dr. H. Abdul Moeloek, Bandar Lampung
15RSUD dr. Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan
ABSTRACT
Introduction: The COVID-19 pandemic has significantly affected death care so that various protocols have been
implemented. This study aims to determine the characteristics of the deceased managed according to the COVID-
19 protocols in Indonesia and the quality of their death certificates.
Methods: This is a descriptive, cross-sectional study. Secondary data of deaths with COVID-19 were taken from
death registries and death certificates from hospitals and funeral homes in several cities in Indonesia. This paper
describes the interim results of the study until July.
Results: 422 dead bodies were managed according to the COVID-19 protocols in 4 hospital in Jakarta, Bandung,
and Padang. The majority were male, Muslim, with a mean age of 50.2 years. Most of them were treated in non-
intensive isolation wards, had co-morbidities, with pending PCR result at the time of death. Almost all were
managed compliant with the full protocol and most were buried at a government-appointed cemetery. Data from
391 death certificates from 3 hospitals in Jakarta, Padang, and Klaten showed that there were still deficiencies in
the quality of the death certificates. “COVID-19” was mentioned in only 52.7% of the cases, with a wide variety of
terms and spelling. In most there were discrepancies between the three types of causes of death of the multiple
causes of death (MCoD) system.
Conclusion: The varied characteristics of the deceased managed using the COVID-19 protocol reflects the
Indonesian population. To improve the quality of death certificates of deaths with COVID-19, continuous
improvement efforts should be made.
Keywords: COVID-19 death, dead body management, death certification, multiple causes of death (MCoD)
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
201
PENDAHULUAN
dan golongan sehingga menjadikan Indonesia salah
Penyakit yang disebabkan oleh virus corona
satu negara multikultural terbesar di dunia.11 Oleh
(coronavirus disease 2019/COVID-19) telah
karena itu, tatalaksana jenazah dengan COVID-19
menyebar ke hampir seluruh dunia sejak bulan
pun harus mempertimbangkan keberagaman
Desember 2019. Pandemi COVID-19 tidak hanya
tersebut. Makalah ini memaparkan tentang jumlah
dirasakan dampaknya dalam bidang kesehatan,
dan karakteristik jenazah yang ditatalaksana sesuai
namun juga dalam banyak aspek kehidupan lainnya,
pedoman penatalaksanaan jenazah dengan COVID-
termasuk dalam tatalaksana jenazah atau death
19 di berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, tingkat
care. Penularan virus corona di Indonesia
ketepatan dan kelengkapan pengisian surat
terkonfirmasi sejak awal Maret 2020 dan jumlah
kematian/SMPK jenazah dengan COVID-19 di
kasus COVID-19 sampai hari ini masih terus
berbagai daerah di Indonesia juga akan dipaparkan.
bertambah, baik di Indonesia maupun seluruh dunia.
Dengan diketahuinya karakteristik jenazah yang
Untuk membantu penanganan wabah
ditatalaksana sesuai protokol COVID-19 dan kualitas
COVID-19, dilakukan prosedur penatalaksanaan
SMPK yang dibuat, maka penyusunan kebijakan
khusus terhadap jenazah. Terdapat berbagai
terkait tatalaksana jenazah dengan COVID-19 di
pedoman penatalaksanaan jenazah dengan COVID-
Indonesia diharapkan dapat lebih tepat sasaran.
19, baik yang dikeluarkan oleh organisasi
METODE
internasional maupun nasional.1–4 Pedoman-
Penelitian ini merupakan penelitian
pedoman tersebut memberikan panduan tentang
multisenter yang dilakukan di sentra-sentra
penanganan umum terhadap jenazah yang terduga
kedokteran forensik dan medikolegal di seluruh
COVID-19, mulai dari saat awal meninggal sampai ke
Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain
pemakaman, termasuk cara pencantuman penyebab
deskriptif potong lintang (cross-sectional). Penelitian
kematian terkait COVID-19 dalam surat
dilaksanakan pada bulan April sampai Desember
kematian/sertifikat medis penyebab kematian
tahun 2020. Makalah ini memaparkan hasil
(SMPK).5 Selain dari segi medis, beberapa organisasi
sementara sampai akhir bulan Juli.
keagamaan di Indonesia juga mengeluarkan
Populasi target dari penelitian ini adalah
pedoman penatalaksanaan jenazah terkait syariat
semua jenazah yang ditatalaksana sesuai pedoman
agama maupun kebutuhan layanan kedukaan
khusus untuk jenazah dengan COVID-19. Sementara
keluarga dan kerabat.6–10 Di Indonesia,
itu, populasi terjangkau adalah semua jenazah yang
penatalaksanaan terhadap jenazah termasuk domain
ditatalaksana sesuai pedoman khusus untuk jenazah
praktik Kedokteran Forensik dan Medikolegal. Sentra
dengan COVID-19, yang datanya dapat diakses pada
Kedokteran Forensik dan Medikolegal, dan dokter
bulan Mei – Oktober 2020. Sampel penelitian berupa
spesialis Forensik dan Medikolegal (SpFM), tersebar
data sekunder kasus kematian dengan COVID-19
di berbagai daerah. Hal ini merupakan salah satu
yang diambil dari register kematian dan SMPK di
kekhasan praktik kedokteran forensik di Indonesia.
beberapa rumah sakit dan rumah duka di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan
Karena penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
dengan lebih dari 17 ribu pulau yang memiliki
gambaran umum tentang current practice
keragaman budaya, ras, suku, adat-istiadat, agama
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
202
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
203
Agama
Dari total jenazah yang meninggal dengan COVID-19,
Dari semua jenazah, 81,3% beragama Islam
94,1% jenazah dilakukan pemulasaraan jenazah
sedangkan sisanya beragama Kristen (16,8%) dan
lengkap sesuai protokol COVID-19, sekitar 5%
Budha (1,9%).
dilakukan pemulasaraan jenazah tidak sesuai sesuai
Status perawatan
protokol COVID-19, dan 0,2% tidak diperoleh
Mayoritas (99,3%) jenazah berasal dari pasca
keterangan apakah dilakukan dilakukan sesuai
perawatan di rumah sakit dan sisanya berasal dari
protokol COVID-19 ataupun tidak.
luar rumah sakit. Dari jenazah yang berasal dari
Jenis pemakaman
ruang perawatan di rumah sakit, sebagian besar
(37,4%) dirawat di ruang isolasi biasa, 30,3% berasal
dari IGD, 30,1% berasal dari ruang rawat intensif,
1,7% berasal dari ruang perawatan lainnya selain
ruang isolasi, IGD, dan ruang rawat intensif, dan
0,5% tidak ada keterangan tempat perawatannya.
Status COVID
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
204
Untuk setiap unsur yang terdapat dalam SMPK, Kelompok 23,8 10,5 65,7
tingkat kelengkapan pengisiannya dapat dilihat pada Penyebab
Tabel 1 berikut ini: Kematian
Tabel 1. Kelengkapan Pengisian Unsur SMPK Tanggal 2,0 0,0 98,0
Variabel Tida Diisi, tapi Diisi dengan Pengisian
k tidak lengkap/tep SMPK
Diisi lengkap/sal at (%) (lembar 1)
(%) ah (%) Nama Jelas 0,5 0,0 99,5
Nama 0,0 0,0 100 Dokter yang
lengkap Menerangka
No. Induk 50,1 5,4 44,5 n (lembar 1)
Kependuduk Tandatangan 66,2 0,0 33,8
an (NIK) Dokter yang
No. Kartu 4,1 3,1 92,8 Menerangka
Keluarga (KK) n (lembar 1)
Jenis Kelamin 1,0 21,2 77,7 Jabatan & 11,0 5,1 83,9
Tempat 0,5 5,6 94,1 Cap Instansi
Tanggal Lahir (lembar 1)
Agama 0,3 0,5 99,2 Nama Jelas 72,6 5,1 22,3
Alamat 8,2 5,1 86,7 Pihak yang
Tempat Menerima
Tinggal Hubungan 30,2 7,1 62,7
Status 16,9 5,1 78,0 dengan
Kependuduk Almarhum/a
an h
Hubungan 0,5 1,0 98,5 Penyebab 29,6 8,9 61,6
dengan Langsung (a)
Kepala Penyebab 34,4 35,5 30,2
Rumah Antara (b, c)
Tangga Penyebab 32,2 13,9 54,0
Waktu 4,3 0,0 95,7 Dasar (d)
Meninggal Kondisi lain 34,4 65,4 0,3
Umur Saat 1,8 0,0 98,2 yang
Meninggal berkontribusi
Tempat 94,1 5,1 0,8 tapi tidak
Meninggal terkait
Dasar 44,8 54,5 0,8 dengan a – d
Diagnosis Selang waktu 35,5 0,0 64,5
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
205
mulai
kematian dasar, antara, dan langsung) sedangkan
terjadinya
selebihnya tidak sesuai.
penyakit
Beberapa masalah yang sering ditemui terkait
sampai
penyebab kematian yang tercantum dalam SMPK
meninggal
yang diteliti adalah sebagai berikut:
ICD-10 33,5 0,0 66,5
• Kolom penyebab kematian dasar tidak diisi
(kosong),
Pencantuman COVID sebagai penyebab kematian • Lebih dari satu kondisi/penyakit dicantumkan
sebagai penyebab kematian dasar pada satu
kasus (contohnya, “DM tipe 2” dan
Gambar 4 Pencantuman COVID-19 sebagai Penyebab
“pneumonia” dan “hipertensi”, “infeksi COVID”
Kematian
dan “ARDS”, dan “AKI DD/ acute on CKD, PDP,
malnutrisi”),
• Urutan pencantuman penyebab kematian
terbalik-balik (contohnya, “PDP COVID”
dicantumkan sebagai penyebab antara
sedangkan “asfiksia”, yang dapat disebabkan
oleh COVID, justru dicantumkan sebagai
penyebab dasar),
• Penyebab kematian yang dicantumkan tidak
sejalur (i.e. bukan merupakan satu rantai
Gambar 4 menunjukkan variasi pencantuman patofisiologis) antara penyebab kematian dasar,
“COVID-19” sebagai salah satu penyebab kematian. penyebab kematian antara, dan penyebab
Terdapat variasi penulisan terkait diagnosis COVID- kematian langsung (misalnya, “gagal napas tipe
19 di SMPK mencakup PDP, suspek COVID-19, PDP 2” (penyebab langsung) – “Ca ovarium, end
COVID-19, PDP pneumonia COVID-19, pneumonia stage tumor” (penyebab antara) – “pneumonia
COVID-19, COVID-19, pneumonia viral (PDP COVID), PDP” (penyebab dasar) dan “aspirasi”
PDP probable COVID-19, pneumonia DD viral COVID- (penyebab langsung) – “PDP COVID, SIDA, TB
19, pneumonia suspek COVID-19, pneumonia paru” (penyebab antara) – “asfiksia” (penyebab
terduga COVID-19, pneumonia PDP, confirmed dasar)),
COVID-19, pneumonia ec COVID-19, pneumonia ec • Istilah yang digunakan tidak baku, tidak lazim,
suspek COVID-19, pneumonia viral ec COVID-19, menggunakan istilah campuran antara bahasa
pneumonia virus (PDP), dan COVID-19 (positif rapid Indonesia, bahasa Inggris, dan istilah medis,
test). dan/atau tidak ada dalam ICD-X (contohnya,
Tingkat kesesuaian ketiga jenis penyebab kematian “end stage tumor”, “Riwayat ketosis DM”,
Selanjutnya, hanya pada 17,6% terdapat kesesuaian “COVID-19 (positif rapid test)”, “tekanan darah
antara ketiga jenis penyebab kematian (penyebab tinggi dalam…?”, dan “edem pulmo”),
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
206
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
207
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
208
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
209
terdapat pada pasien, sesuai yang terdokumentasi and without co-morbidities. Oxford University Press for
the Infectious Diseases Society of America. 2020;1–40.
dalam rekam medis yang lengkap. 17. Wu C, Chen X, Cai Y, Xia J, Zhou X, Xu S, et al. Risk factors
associated with acute respiratory distress syndrome and
death in patients with Coronavirus Disease 2019
SIMPULAN pneumonia in Wuhan, China. JAMA Internal Medicine.
2020;E1–10.
Karakteristik jenazah yang ditatalaksana 18. Yang X, Yu Y, Xu J, Shu H, Xia J, Liu H, et al. Clinical course and
outcomes of critically ill patients with SARS-CoV-2
menggunakan protokol COVID-19 bervariasi sesuai pneumonia in Wuhan, China: a single-centered,
retrospective, observational study. The Lancet Respiratory.
karakteristik penduduk Indonesia. Untuk 2020;8(5):475–81.
19. Wang K, Zuo P, Liu Y, Zhang M, Zhao X, Xie S, et al. Clinical
meningkatkan kualitas SMPK pada kematian dengan and laboratory predictors of in-hospital mortality in 305
Patients with COVID-19: A cohort study in Wuhan, China.
COVID-10, upaya perbaikan harus dilakukan secara Oxford University Press for the Infectious Diseases Society
of America. 2020;
terus-menerus. 20. London Business School, European Research Council,
Wheeler Institute for Business and Development. How
many people really die from Covid-19? Lessons from Italy
and some international evidence. 2020.
21. Kambey GSAY, Tomuka D, Mallo JF. Aspek Medikolegal
DAFTAR PUSTAKA Tatalaksana Kematian Di Kota Manado. Jurnal e-Biomedik.
2013;1(1):111–7.
1. WHO Interim Guidance. Infection prevention and control 22. Rosenberg HM. Cause of death as a contemporary problem.
Journal of the History of Medicine and Allied Sciences.
for the safe management of a dead body in the context of
1999;54(2):133–53.
COVID-19. Journal of Hospital Infection. 2020;104(3):246–
23. Knight B. The cause of death. Journal of the Royal Society of
51.
Medicine. 1986;79(4):191–2.
2. ICRC Forensic Unit. Covid-19 general guidance for the
24. Kotabagi RB, Chaturvedi RK, Banerjee A. Medical
management of the dead. 2020. p. 1–15.
certification of cause of death. Medical Journal Armed
3. Kemenkes RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Forces India. 1999;60(3):261–72.
Coronavirus Disease (COVID-19). Germas. 2020.
25. Dhont S, Derom E, van Braeckel E, Depuydt P, Lambrecht BN.
4. Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI). Panduan
The pathophysiology of “happy” hypoxemia in COVID-19.
penatalaksanaan jenazah suspek COVID-19. 2020.
Respiratory research. 2020;21(1):198.
5. World Health Organization (WHO). International guidelines
26. Siripanthong B, Cantab BA, Nazarian S, Muser D, Deo R,
for certification and classification (coding) of COVID-19 as
Santangeli P, et al. Recognizing COVID-19–related
cause of death. 2020.
myocarditis: The possible pathophysiology and proposed
6. Majelis Ulama Indonesia. Fatwa Majelis Ulama Indonesia
guideline for diagnosis and management. Heart Rhythm.
No. 18/2020 tentang pedoman pengurusan jenazah (tajhiz
2020;
al-jana’iz) muslim yang terinfeksi COVID-19. 2020.
27. Varga Z, Flammer AJ, Steiger P, Haberecker M, Andermatt R,
7. Oikumene. Panduan pelayanan & ibadah perkabungan
Zinkernagel AS, et al. Endothelial cell infection and
warga gereja positif COVID-19. 2020.
endotheliitis in COVID-19. The Lancet.
8. Protokol pengurusan jenazah Katolik.
2020;395(10234):1417–8.
9. Tatacara mendoakan jenazah COVID Budha.
28. Kuck KH. Arrhythmias and sudden cardiac death in the
10.Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat. Pedoman
COVID-19 pandemic. Herz. 2020;45(4):325–6.
perawatan jenazah dan upacara Pitra Yajna bagi jenazah
29. Shirazi S, Mami S, Mohtadi N, Ghaysouri A, Tavan H, Nazari
pasien COVID-19. 2020.
A, et al. Sudden cardiac death in COVID-19 patients, a
11.Lestari G. Bhinnekha tunggal ika: khasanah multikultural
report of three cases. Future Cardiology. 2020;fca-2020-
Indonesia di tengah kehidupan SARA. Jurnal Pendidikan
0082.
Pancasila dan Kewarganegaraan. 2015;28(1):31–17.
30. Pomara C, Volti GL, Cappello F. COVID-19 deaths: are we
12.Lund Research. Total population sampling [Internet]. Laerd
sure it is pneumonia? Please, autopsy, autopsy, autopsy!
Dissertation. 2012 [cited 2017 May 15]. Available from:
Journal of Clinical Medicine. 2020;9(5):1259.
http://dissertation.laerd.com/total-population-
31. Calabrese F, Pezzuto F, Fortarezza F, Hofman P, Kern I,
sampling.php
Panizo A, et al. Pulmonary pathology and COVID-19:
13.Zhou F, Yu T, Du R, Fan G, Liu Y, Liu Z, et al. Clinical course
lessons from autopsy. The experience of European
and risk factors for mortality of adult inpatients with
Pulmonary Pathologists. Virchows Archiv.
COVID-19 in Wuhan, China: a retrospective cohort study.
2020;477(3):359–72.
The Lancet. 2020;395(10229):1054–62.
32. Meissner K, Scherschel K, Kirchhof P, Escher F, Schultheiss
14.SARS-CoV-2 Surveillance Group. Characteristics of SARS-
H. Association of cardiac infection with SARS-CoV-2 in
CoV-2 patients dying in Italy Report based on available
confirmed COVID-19 autopsy cases. JAMA
data on November 18th, 2020 [Internet]. 2020. Available
Cardiology.2020;E1–5.
from:
33. Polat V, Bostancı Gİ. Sudden death due to acute pulmonary
https://www.epicentro.iss.it/en/coronavirus/bollettino/R
embolism in a young woman with COVID-19. Journal of
eport-COVID-2019_21_may_2020.pdf
Thrombosis and Thrombolysis. 2020;50(1):239–41.
15. Wang D, Hu B, Hu C, Zhu F, Liu X, Zhang J, et al. Clinical
34. Su H, Yang M, Wan C, Yi LX, Tang F, Zhu HY, et al. Renal
characteristics of 138 hospitalized patients with 2019
histopathological analysis of 26 postmortem findings of
novel Coronavirus–infected pneumonia in Wuhan, China.
patients with COVID-19 in China. Kidney International.
JAMA - Journal of the American Medical Association.
2020.
2020;E1–9.
35. Lodigiani C, Iapichino G, Carenzo L, Cecconi M, Ferrazzi P,
16. Falasca L, Nardacci R, Colombo D, Lalle E, di Caro A, Nicastri
Teresa M, et al. Venous and arterial thromboembolic
E, et al. Post-mortem findings in Italian patients with
complications in COVID-19 patients admitted to an
COVID-19 – a descriptive full autopsy study of cases with
academic hospital in Milan, Italy. Thrombosis Research.
2020;191:9–14.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
210
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
211
Artikel Penelitian
1Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran – Rumah Sakit (RSUP)
Dr. Hasan Sadikin Bandung
ABSTRACT
Introduction: Violence is a problem that often occurs in social life both in Indonesia and in the world. The act of
mistreatment can result in minor injuries, serious injuries, and even death. This study aimed to describe the profile
of the victim and perpetrator, nature, and location of violence. Methodology: This study was descriptive, cross-
sectional in design. Data were derived from medical records of physical violence victims who were assessed and
treated in Dr. Hasan Sadikin Hospital in the period from 1st January 2016 to 30th September 2020. Data were
proceeded by Microsoft Excel and presented in diagrams and tables.Results: Of all 187 patients, 93.58% of them
are male. Most of the violence had been done by an unknown perpetrator (86.63%). The majority vulnerable age
group is between the ages of 21-30 years. The most common nature of violence occurred was sharp force trauma
(62.00%). The body region impacted in the majority is the head.Conclusion: The results of a doctor's examination in
a case of violence have legal implications for the investigation process. The epidemiological data in terms of
victims' profile and nature of the injury can be useful in medical and legal interest.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
212
PENDAHULUAN
Penganiayaan merupakan salah satu Trauma tumpul dapat menyebabkan tiga macam
masalah penting bagi kesehatan masyarakat di luka yaitu luka memar (contusion), luka lecet
seluruh dunia. Penganiayaan dapat merupakan hal (abrasion) dan luka robek (vulnus laceratum).
yang cukup serius karena dapat menimbulkan Trauma tajam dikenal dengan tiga bentuk pula yaitu
masalah baik jangka panjang maupun jangka luka iris atau luak sayat (vulnus scissum), luka tusuk
pendek. Berdasarkan data WHO, diperkirakan (vulnus punctum) atau luka bacok (vulnus caesum)
terdapat 475.000 kematian pada tahun 2012 akibat Trauma tajam dikenal dengan tiga bentuk pula yaitu
1
penganiayaan. Penelitian di Victoria luka iris atau luak sayat (vulnus scissum), luka tusuk
mengungkapkan bahwa 11 korban dalam rentang (vulnus punctum) atau luka bacok (vulnus caesum).5
usia 15 – 34 tahun meninggal setiap tahunnya dan Dalam hukum di Indonesia menyatakan bahwa
5.000 korban dirawat di rumah sakit karena luka penganiayaan termasuk tindak pidana. Hal itu sesuai
yang disebabkan penganiayaan pada tahun 2000 dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
hingga 2011.2 (1958) bab XX mengenai penganiayaan.Terdapat
Penganiayaan adalah penggunaan kekuatan berbagai pasal yang menyatakan bahwa tindakan
fisik, baik dalam kondisi terancam atau tidak pada penganiayaan ini dapat menyebabkan luka-luka, baik
seseorang, kelompok, atau komunitas yang dapat luka yang tidak menimbulkan halangan dalam
menyebabkan trauma, kematian, trauma psikologis, menjalankan pekerjaan jabatan sebagai akibat dari
gangguan perkembangan, dan kerugian.1 Tindakan tindak pidana penganiayaan ringan (pasal 352
penganiayaan dapat menimbulkan dampak pada KUHP), hingga menyebabkan luka berat (pasal 351
tubuh manusia, baik luka ringan, luka berat, hingga (2) atau 353(2)) atau akibat penganiayaan berat
kematian.Luka merupakan akibat sering dari (pasal 354 (1) atau 355(1)”. Perbuatan tersebut
tindakan penganiayaan.Luka menyebabkan lebih dari disertai ancaman (sanksi) bagi yang melanggar dan
5 juta orang meninggal setiap tahun jumlah ini diperlukan penegakan hukum.6
mencapai 9% dari jumlah kematian di seluruh dunia, Jumlah tindakan penganiayaan berfluktuasi di
hamper 1,7 kali lipat dari jumlah total kematian yang Indonesia selama periode tahun 2014–2016. Catatan
diakibatkan dari HIV/AIDS,tuberculosis dan malaria. pada Biro Pengendalian Operasi, Mabes Polri
Jadi, setiap 6 detik seseorang di dunia meninggal memperlihatkan jumlah tindakan penganiayaan
akibat luka.3 pada tahun 2011 sebanyak 35.800 kasus dengan
Luka adalah hilang atau rusaknya kategori penganiayaan ringan dan berat, menurun
kontuinitas dari jaringan tubuh. Keadaan inidapat menjadi sebanyak 30.901 kasus pada tahun 2016
disebabkan oleh trauma benda tajam atau benda dan meningkat kembali pada tahun 2013 menjadi
tumpul, perubahan suhu, zatkimia, ledakan, 35.153 kasus.7
sengatan listrik atau gigitan hewan.4 Dalam Pada ilmu kedokteran forensik, aspek
prakteknya nanti seringkali terdapat kombinasi penting yang diperlukan adalah penilaian, klasifikasi,
trauma yang disebabkan oleh satu jenis penyebab, dan dokumentasi dari setiap perlukaan. Tenaga
sehingga klasifikasi trauma ditentukan oleh alat medis terutama dokter diharuskan dapat
penyebab dan usaha yang menyebabkan trauma. mendokumentasikan bentuk perlukaan dengan baik
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
213
selama Januari 2016-September 2020 di RSUP Dr. hingga tahun 2018 cenderung meningkat, namun
Hasan Sadikin, dan disertai surat permintaan Visum mengalami penurunan hingga tahun 2020. Tabel 1
et repertum atau permintaan pembukaan rekam menunjukkan distribusi dan persentase berdasarkan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
214
• 18.00-
kasus penganiayaan bisa dikaitkan dengan tingginya
24.00
4. Kaitan korban aktivitas diluar rumah, dan karena faktor ekonomi,
dengan pelaku penyalah gunaan zat adiktif/narkoba dan alkohol.10
• Dikenal
Risiko lebih tinggi pada laki-laki muda yang
• Tidak 25 13
dikenal 162 87 mengalami penganiayaan oleh karena salah satu
5. Jenis karena faktor emosional tidak stabil.10 Pada
kekerasan
penelitian ini trauma yang paling banyak karena
• Tajam 116 62
• Tumpul 67 36 trauma tajam sesuai dengan penelitan meskipun ada
• Senjata api 2 1 penelitian oleh Barbosa (2014) di Brazil mengatakan
• Lain-lain 2 1
bahwa jenis terbanyak adalah trauma tumpul.9
6. Bagian tubuh
yang cedera Berdasarkan hasil data penelitian yang
• Kepala- didapat, usia korban yang mengalami penganiayaan
leher 160 53 terbanyak pada usia produktif yaitu kelompok usia
• Dada 50 16
• Abdomen 21 7 21 tahun sampai 30 tahun. Hasil yang sama dengan
• Ekstremitas 72 24 penelitian oleh Schumar (2014) di Afrika Selatan.
10
Hasil studi ini menunjukan bahwa angka
Jenis kelamin korban penganiayaan penganiayaan tertinggi pada kelompok usia
didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 94% (175 produktif yang sesuai dengan penelitian.10
kasus). Korban kasus penganiayaan paling banyak Distribusi lokasi luka pada korban kasus
pada usia produktif yaitu 21-30 tahun sebanyak 69 penganiayaan yang diperiksa pada penelitian ini,
kasus (37%). Waktu kejadian terbanyak ternyata adalah pada kepala-leher,ekstremitas dan dada
pada tengah malam menuju pagi yaitu pukul 00.00- meskipun pada jurnal lain menyatakan bahwa urutan
06.00 sebanyak 76 kasus (41%), dan kasus paling daerah tubuh tersering mengalami penganiayaan
sedikit terjadi pada pagi hari menuju siang yaitu adalah ektremitas, kepala-leher dan dada di
pukul 06.00-12.00 sebanyak 17 kasus (9%). Pelaku karenakan usaha korban dalam proses pertahanan
penganiayaan banyak dilakukan oleh orang tidak diri. 11
dikenal sebanyak 162 kasus (87%). Jenis kekerasan KESIMPULAN
terbanyak pada kasus penganiayaan adalah Distribusi karakteristik kasus penganiayaan
kekerasan benda tajam. Berdasarkan tabel 1, cedera terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki, usia
terbanyak akibat penganiayaan paling banyak produktif 21-30 tahun, waktu pukul 00.00-06.00,
ditemukan pada regio kepala-leher (53%). pelaku tidak dikenal, jenis kekerasan benda tajam,
PEMBAHASAN regio tubuh kepala.
Dari 187 subjek penelitian, didapatkan Karakteristik kasus penganiayaan ini
korban berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari berguna bagi dokter umum maupun dokter forensik
pada perempuan dengan perbandingan sekitar 16:1. serta penelitian selanjutnya. Menilai,
Hal ini sesuai dengan acuan pustaka yang mendokumentasikan dan menafsirkan berbagai
menyatakan korban laki-laki lebih banyak karakteristik luka tergantung pada pengetahuan
dibandingkan perempuan.9 Dominasi laki-laki dalam
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
215
DAFTAR PUSTAKA
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
216
Laporan Kasus
ABSTRAK
Pemeriksaan sisa-sisa jenazah manusia merupakan situasi yang menantang bagi para ahli forensik dalam
identifikasi manusia rutin. Studi ini melaporkan identifikasi kasus kerangka pada sisa-sisa jenazah manusia. Setelah
melakukan investigasi TKP, jenazah dikirim oleh polisi setempat untuk dilakukan identifikasi. Pemeriksaan yang
dilakukan antara lain: pemeriksaan tengkorak, tulang panjang dan panggul. Peralatan yang digunakan: kaliper
lengkung, kaliper geser, penggaris, dan meteran kain. Hasil pemeriksaan memberikan informasi tentang profil
antropologis korban yaitu perkiraan jenis kelamin, umur, ras dan tinggi badan. Hasil: seorang perempuan, umur
sekitar 50-60 tahun, ras Mongoloid, tinggi badan sekitar 145-155 cm. Selain itu juga ditemukan beberapa kelainan
antemortem dan anomali tulang.
ABSTRACT
Examination of humain remains is a challenging situation for forensic experts in routine human
identification. This study reports a case identification of skeletal in humain remains. After carry out crime scene
investigation, the remains were sent by the local police for human identification. Examinations carried out include:
examination of the skull, long bones and pelvis. Equipment used: curved caliper, slide caliper, ruler, and metric
rope. The results of the examination provide information about the anthropological profile of the victim, containing
estimation of sex, age, race and stature. Result: a female, about 50-60 years old, Mongoloid race, stature about
145-155 cm. In addition, several antemortem abnormalities and bone anomalies were also found.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
217
PENDAHULUAN
Antropologi forensik merupakan penerapan HASIL DAN DISKUSI
antropologi biologi dan arkeologi, terhadap menggunakan alat berupa kaliper lengkung, kaliper
persoalan mediko-legal. Secara tradisional, praktik geser, penggaris, dan meteran kain. Kaliper lengkung
antropologi forensik berfokus pada recovery dan digunakan untuk mengukur lebar tengkorak (cranial
analisis sisa-sisa jenazah manusia.(1) Pemeriksaan breadth) dari euryon kanan ke euryon kiri dan untuk
sisa-sisa jenazah manusia merupakan situasi yang mengukur panjang tengkorak (cranial length) dari
menantang bagi ahli forensik dalam identifikasi glabella ke opisthocranion. Kaliper geser dan
manusia rutin. Estimasi profil biologis sisa-sisa penggaris digunakan untuk mengukur tulang-tulang
jenazah manusia seperti jenis kelamin, usia saat panjang, sedangkan meteran kain digunakan apabila
meninggal, ras dan tinggi badan merupakan terdapat kesulitan dalam pengukuran menggunakan
dapat digunakan untuk mencari orang hilang yang Adapun beberapa hasil pengukuran dapat
mungkin cocok dengan sisa-sisa tersebut.(2,3) dilihat pada tabel 1. Selain itu kami juga melakukan
pengamatan terhadap morfologi dari pada kerangka,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
218
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
219
tajam
ini juga dapat dijadikan informasi tambahan yang
Mentale Kecil, runcing
penting untuk identifikasi khusus pada korban.
Sutura kubah tengkorak Rata-rata derajat 2-3
Selain itu kami juga menjumpai adanya anomali pada
Pelvis
fossa olecranii berupa bolongan. Hal ini bukan
Pelvic inlet Bulat
merupakan suatu patologi. Hal serupa dapat juga
Os pubic Panjang/ lebar
dijumpai pada sternum dan tempat-tempat lainnya.
Ramus ischio-pubic Lengkung
(7,8)
Sciatic notch Lebar
Sakrum Lebar, korpus tidak
KESIMPULAN
menonjol
Dari hasil pemeriksaan didapatkan
Preauricular sulcus Ada, jelas
sekumpulan sisa-sisa jenazah manusia setidaknya
Sudut subpubic Lebar
berasal dari satu individu dengan profil antropologis
Permukaan simpisis Tampak aus
yaitu seorang perempuan, berusia sekitar 50-60
pubis
tahun, ras Mongoloid dan tinggi badan sekitar 145-
Humerus kiri Deformitas, Callus
155 cm. Selain itu ditemukan adanya tanda patah
Fossa olecranii kiri Anomali
tulang antemortem yang sudah mengalami
penyembuhan pada humerus kiri dan adanya
Selanjutnya, tinggi badan didapatkan
anomali pada fossa olecranii kiri.
dengan memasukkan panjang tulang-tulang panjang
Untuk pemeriksaan lebih lanjut dapat
ke dalam perhitungan dengan menggunakan formula
dilakukan pemeriksaan facial reconstruction,
Mahakkanukrauh. Formula ini kami nilai paling
superimposisi dan pemeriksaan DNA untuk
representatif untuk perhitungan tinggi badan di
mendapatkan identitas yang lebih spesifik.
Indonesia dikarenakan persamaan letak geografis
dan morfologi masyarakatnya tidak jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Kami melakukan perhitungan terhadap semua tulang 1. Ubelaker DH. A History of forensic Anthropology.
panjang yang ada, namun dari berbagai sumber American Journal of Physical Anthropology. 2017.
DOI: 10.1002/apja.23306.
disebutkan bahwa tulang femur adalah tulang
2. Austin D, King RE. The Biological Profile of
panjang yang paling representatif untuk menentukan Unidentified Human Remains in Forensic Context.
tinggi badan. Dikarenakan estimasi jenis kelamin Academic Forensic Pathology. 2016. DOI:
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
220
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
221
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Pendahuluan: Konsumsi alkohol berlebihan terbukti berbahaya bagi kesehatan, berkaitan dengan perilaku agresi,
bahkan kejahatan. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah dengan tingkat konsumsi alkohol berlebihan
tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi
alkohol berlebihan pada etnis NTT, sehingga diharapkan dapat memberikan informasi mengenai usaha-usaha
pendekatan yang efektif terkait pencegahan konsumsi alkohol berlebihan di masyarakat.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian potong lintang yang dilakukan terhadap 76 subyek etnis asli
NTT. Pengambilan data pada subyek dilakukan dengan wawancara, pengukuran, serta pengambilan darah untuk
identifikasi genotype alcohol dehydrogenase 1C (ADH1C). Identifikasi genotype ADH1C dilakukan dengan metode
polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism (PCR-RFLP) menggunakan enzim restriksi
endonuclease SspI. Hubungan antara faktor-faktor yang dicurigai berkorelasi dengan konsumsi alkohol berlebihan
dianalisis dengan chi-square.
Hasil: Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan tingkat konsumsi alkohol berlebihan pada etnis NTT
adalah jenis kelamin (p=0,031) dan kebiasaan merokok (p=0,006), sedangkan faktor yang tidak berhubungan
adalah usia (p=0,958), genotype ADH1C (p=0,897) dan Indeks Massa Tubuh (IMT) (p=0,851).
Simpulan: Kecenderungan untuk minum alkohol berlebihan ditemukan pada etnis NTT dengan jenis kelamin laki-
laki dan memiliki kebiasaan merokok.
ABSTRACT
Introduction: Excessive alcohol consumption is proven to be harmful to the human body. It could lead to aggressive
behavior, moreover, alcohol-related crimes. Nusa Tenggara Timur (NTT) is a province with the highest rate of
excessive alcohol consumption in Indonesia. This study aims were to find factors that correlate to excessive alcohol
consumption in ethnic NTT. Thus, could give us valuable information on alcohol preventative measures in society.
Methods: We conducted this cross-sectional study on 76 natives ethnic NTT. Data collected by subjects’ interviews,
measurements and blood withdrawn for the alcohol dehydrogenase 1C (ADH1C) genotyping process. We
genotyped ADH1C by polymerase chain reaction-restriction fragment length polymorphism (PCR-RFLP) method
using restriction endonuclease SspI. The association of factors correlated with excessive alcohol consumption was
analyzed using chi-square.
Results: Factors that significantly correlated to excessive alcohol consumption in ethnic NTT were sex (p=0,031) and
smoking habit (p=0,006). We found no association with age (p=0,958), ADH1C genotype (p=0,897), and Body Mass
Index (BMI) (p=0,851).
Conclusions: the probability of excessively consume alcohol in ethnic NTT is increased in males and smokers.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
222
PENDAHULUAN
berlebihan akan memberikan gambaran mengenai
Meskipun konsumsi alkohol dalam jumlah
pendekatan yang sesuai dalam usaha mencegah
terbatas dapat memberikan manfaat seperti
konsumsi alkohol berlebihan di masyarakat.
mengurangi risiko penyakit diabetes mellitus tipe 2,
dan penyakit kardiovaskuler (1,2), konsumsi alkohol
METODE
secara berlebihan dan kronis terbukti meningkatkan
Penelitian ini merupakan penelitian
risiko terjadinya penyakit hati, pankreatitis, serta
observasional analitik komparatif tidak berpasangan
berbagai kanker (3–5). Selain merugikan bagi
dengan metode potong lintang. Pengambilan sampel
kesehatan, konsumsi alkohol ternyata berhubungan
penelitian dilakukan di kota Kupang pada periode
juga dengan perilaku agresi (6), serta kejahatan dan
waktu 15 hingga 18 Oktober 2019, dengan metode
kecelakaan lalu lintas (7). Pada tahun 2016,
purposive sampling. Subyek penelitian merupakan
konsumsi alkohol berkaitan dengan lebih dari 3 juta
etnis asli NTT yang dibuktikan dengan 2 generasi di
kematian di seluruh dunia. Hal ini lebih tinggi dari
atasnya, ditambah dengan dirinya sendiri secara
kematian akibat tuberculosis, HIV/AIDS dan diabetes
turun menurun hidup di NTT, berusia 18 tahun atau
mellitus (8).
lebih dan dalam kondisi sehat. Setiap subyek telah
Alkoholisme atau gangguan penyalahgunaan
menerima informasi lengkap mengenai penelitian
alkohol merupakan suatu masalah kejiwaan dengan
yang akan dilakukan dan telah menandatangani
gejala berupa keinginan yang besar untuk
lembar informed consent penelitian. Persetujuan etik
mengonsumsi, toleransi dan gangguan putus obat
(ethical clearance) telah didapat dari Komisi Etik
akibat alkohol. Hal ini mendorong seseorang untuk
Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan
terus menerus mengonsumsi alkohol dalam jumlah
Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
yang semakin bertambah (9). Alkoholisme
nomor KE/FK/0830/EC/2019.
disebabkan oleh interaksi yang rumit antara faktor
Informasi terkait demografi, kebiasaan
biologis dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
minum alkohol dan merokok didapatkan dari
memberikan pengaruh besar salah satunya adalah
wawancara subyek. Kebiasaan minum alkohol dan
faktor sosiokultural (10). Alkohol bernilai penting
merokok didasarkan pada riwayat dalam 6 bulan
dalam tradisi etnis Nusa Tenggara Timur (NTT),
terakhir sebelum dilakukannya penelitian. Kebiasaan
menjadi bagian dari banyak ritual kebudayaan, dan
minum alkohol dikelompokkan menjadi: tidak
mudah diperoleh sebagai produk dari industri rumah
minum alkohol, konsumsi ringan-sedang (pada laki-
tangga (11). Data Riskesdas 2018 menunjukkan
laki <210 g/minggu, pada perempuan <140
wilayah NTT sebagai daerah dengan konsumsi
g/minggu), tinggi (pada laki-laki 210-420 g/minggu,
alkohol berlebihan tertinggi di Indonesia (12).
pada perempuan 140-280 g/minggu), dan sangat
Tingginya konsumsi alkohol berlebihan di NTT
tinggi (pada laki-laki >420 g/minggu, pada
mendorong penulis untuk mencari faktor-faktor di
perempuan >280 g/minggu). Konsumsi alkohol
luar sosiokultural yang turut memberikan andil
dikategorikan menjadi berlebihan apabila berada
dalam tingginya konsumsi alkohol berlebihan pada
dalam kriteria tinggi atau sangat tinggi. Pada subyek
populasi tersebut. Pengetahuan mengenai faktor-
dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan untuk
faktor yang berhubungan dengan konsumsi alkohol
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
223
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
224
DISKUSI
konsumsi alkohol secara berlebihan yang hampir
Pada penelitian ini, kebanyakan subyek
serupa dengan kelompok usia <24 tahun.
berjenis kelamin laki-laki, dan hal tersebut terbukti
Beberapa penelitian menunjukkan adanya
berhubungan dengan konsumsi alkohol berlebihan di
hubungan antara polimorfisme ADH1C dengan
etnis NTT. Berjenis kelamin laki-laki memiliki
alkoholisme, suatu masalah kejiwaan yang
kecenderungan hingga hampir 5 kali lipat untuk
berhubungan dengan konsumsi alkohol secara
mengonsumsi alkohol secara berlebihan jika
berlebihan. Penelitian pada etnis Elunchun di Cina
dibandingkan dengan perempuan. Hal ini sesuai
dan etnis di Trinidad dan Tobago menunjukkan efek
dengan data dari Riskesdas dan WHO yang
protektif alel ADH1C*1 terhadap alkoholisme
menunjukkan bahwa baik di Indonesia maupun di
(16,17). Hasil yang berkebalikan ditunjukkan oleh
dunia, mayoritas peminum alkohol, termasuk yang
penelitian pada populasi Polandia, yaitu alel
mengonsumsi secara berlebihan, adalah laki-laki
ADH1C*1 terbukti meningkatkan risiko alkoholisme
(8,12). Pada penelitian di Inggris ditemukan bahwa
(18). Temuan yang dapat menyatukan kontroversi
laki-laki memiliki kecenderungan urgensi negatif
dari penelitian-penelitian sebelumnya tidak dapat
dibandingkan perempuan. Urgensi negatif adalah
ditemukan pada penelitian ini karena tidak adanya
perilaku impulsif saat mengalami emosi negatif, dan
perbedaan yang bermakna secara signifikan pada
manifestasi dari perilaku impulsif ini salah satunya
kelompok genotype ADH1C terhadap konsumsi
adalah minum alkohol secara berlebihan (14).
alkohol berlebihan. Tidak adanya hubungan yang
Kecenderungan laki-laki untuk mengonsumsi alkohol
signifikan ditemukan juga pada penelitian sejenis
juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Hal ini
pada populasi Eropa dan Amerika (19–21).
diperkirakan berhubungan dengan berkurangnya
Selain jenis kelamin, faktor yang juga
ekspresi mRNA gen Fragile Mental Retardation 1
berhubungan secara signifikan dengan konsumsi
(FMR1) yang ditemukan spesifik pada laki-laki
alkohol secara berlebihan di NTT adalah perilaku
dengan gangguan penyalahgunaan alkohol (15).
merokok. Orang dengan kebiasaan merokok
Pada penelitian ini digunakan batas usia 24
memiliki kecenderungan hampir 5 kali lipat untuk
tahun untuk melihat adanya hubungan antara usia
minum alkohol secara berlebihan dibandingkan
dengan perilaku minum alkohol secara berlebihan.
dengan orang yang tidak merokok. Hubungan ini
Usia 24 tahun merupakan median dari usia subyek
serupa dengan hasil penelitian di Finlandia yang
penelitian, dan data dari WHO menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya
di dunia, proporsi konsumsi alkohol secara
berhubungan dengan perilaku minum namun juga
berlebihan paling banyak adalah pada kelompok usia
dengan tingkat konsumsi alkohol (6). Sehingga,
remaja (15-19 tahun) dan dewasa muda (20-24
pendekatan untuk mencegah perilaku konsumsi
tahun), dibandingkan dengan usia yang lebih tua.
alkohol berlebihan perlu untuk dilakukan
Namun, ternyata tidak ditemukan hubungan yang
berbarengan dengan edukasi mengenai bahaya
signifikan antara batas usia tersebut dengan
merokok.
konsumsi alkohol yang berlebihan pada etnis NTT.
Variabel terakhir yang dianalisis terkait
Usia yang lebih tua ternyata memiliki proporsi
hubungannya dengan konsumsi alkohol berlebihan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
225
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
226
ad/laporan/RKD/2018/Laporan_Nasional_RKD201
8_FINAL.pdf
13. Suhartini, Mustofa, Nurhantari Y, Rianto BUD. The
analysis of polymorphism of Alcohol dehydrogenase
3 (ADH3) gene and influence of liver function status
in Indonesia. Kobe J Med Sci. 2016;62(4):E107–13.
14. Ralph-Nearman C, Stewart JL, Jones KA. The role of
negative urgency in risky alcohol drinking and
binge-eating in United Kingdom male and female
students. Addict Behav Reports [Internet].
2020;11(September 2019):100274. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.abrep.2020.100274
15. Krasteva M, Koycheva Y, Racheva R, Taseva T,
Raycheva T, Simeonova S, et al. Decreased FMR1
mRNA levels found in men with substance use
disorders. Heliyon [Internet]. 2020;6(10):e05270.
Available from:
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e05270
16. Shen Y, Fan J, Edenberg HJ, Li T, Cui Y, Wang Y, et al.
Polymorphism of ADH and ALDH Genes among Four
Ethnic Groups in China and Effects upon the Risk for
Alcoholism. 1997;21(7):1272–7.
17. Montane-Jaime K, Moore S, Shafe S, Joseph R, Crooks
H, Carr L, et al. ADH1C*2 allele is associated with
alcohol dependence and elevated liver enzymes in
Trinidad and Tobago. Alcohol. 2006;39(2):81–6.
18. Cichoz-Lach H, Partycka J, Nesina I, Celiński K,
Słomka M, Wojcierowski J. Genetic polymorphism of
alcohol dehydrogenase 3 in alcohol liver cirrhosis
and in alcohol chronic pacreatitis. Alcohol Alcohol.
2006;41(1):14–7.
19. Borràs E, Coutelle C, Rosell A, Fernández-Muixi F,
Broch M, Crosas B, et al. Genetic polymorphism of
alcohol dehydrogenase in Europeans: The ADH2*2
allele decreases the risk for alcoholism and is
associated with ADH*3. Hepatology.
2000;31(4):984–9.
20. Latella MC, Di Castelnuovo A, de Lorgeril M, Arnout J,
Cappuccio FP, Krogh V, et al. Genetic variation of
alcohol dehydrogenase type 1C (ADH1C), alcohol
consumption, and metabolic cardiovascular risk
factors: Results from the IMMIDIET study.
Atherosclerosis. 2009;207(1):284–90.
21. Ehlers CL, Liang T, Gizer IR. ADH and ALDH
polymorphism and alcohol dependence in Mexican
and Native Americans. Am J Drug Alcohol Abuse.
2012;38(5):389–94.
22. Coelho MPP, Diniz KGD, Bering T, Ferreira L dos SA,
Vieira DA, Castro MRC, et al. Skeletal muscle mass
index and phase angle are decreased in individuals
with dependence on alcohol and other substances.
Nutrition. 2020;71.
23. Seitz HK, Mueller S. Alcohol: Metabolism, Toxicity
and Its Impact on Nutrition [Internet]. Third Edit.
Reference Module in Biomedical Sciences. Elsevier;
2014. 1–13 p. Available from:
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/
B9780128012383002294
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
227
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Pendahuluan: Cedera akibat kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab utama kematian, kecacatan,
dan kerugian harta benda di seluruh dunia. Di Indonesia, kecelakaan lalu lintas menempati peringkat ke-12 sebagai
penyebab utama kematian. Diperlukannya penilaian karateristik dan skoring cedera pada korban kecelakaan lalu
lintas, dengan harapan dapat membantu menilai keparahan cedera, menilai kemungkinan kecacatan dan kematian
pada korban, untuk meningkatkan sistem perawatan, membantu penyidik dalam menentukan kualifikasi derajat
cedera sesuai dengan KUHP, serta meningkatkan sistem kesehatan dan keselamatan jalan yang lebih baik.
Tujuan: Mengidentifikasi gambaran cedera pada kasus kecelakan lalu lintas terhadap kecacatan dan kematian yang
terjadi. Memberikan data yang cukup untuk mengidentifikasi penyebab dan memilih intervensi yang sesuai
terhadap kasus kecelakaan. Membantu proses penyidikan.
Metode: Penelitian deskriptif dengan desain potong lintang (cross-sectional) menggunakan data sekunder yang
berasal dari Rekam Medis kasus kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama kurun waktu
Januari 2016 sampai September 2020.
Hasil: Dari penelitian didapatkan 242 kasus kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun, dengan korban terbanyak laki-
laki sebanyak 76.45 % dibandingkan perempuan 3:1. Rentan usia terbanyak kasus antara umur 21 – 30 tahun dan
waktu terjadinya lebih sering pada malam hari hingga dini hari. Status pengguna jalan yang tersering mengalami
kecelakaan adalah pengemudi kendaraan dan jenis kecelakaan yang paling umum pada pengguna sepeda motor
adalah tabrakan dengan kendaraan lain sebanyak 69%. Cedera pada wajah, menjadi dampak tersering mengalami
cedera diikuti cedera pada ekstremitas sebanyak 29% dan kepala sebanyak 19% dari keseluruhan kasus. Cedera
ringan hingga sedang merupakan skor trauma tertinggi pada penelitian ini.
Kesimpulan: Karakteristik luka dan skor trauma dapat digunakan sebagai penentuan derajat luka untuk menilai
kemungkinan kecacatan dan kematian pada korban kecelakaan lalu lintas.
Kata Kunci : Derajat luka, Karakteristik cedera, Kecelakaaan lalu lintas, Skor cedera.
ABSTRACT
Introduction: Road traffic accidents (RTAs) injury is one of the leading causes of death, disability, and property loss
worldwide. In Indonesia, RTAs rank as the 12th leading cause of death. Assessing the injury characteristics and
trauma score in RTAs victims is necessary. It can determine the injury degree, assess disability and death possibility,
improve the treatment system, assist investigators in determining the degree of injury qualification following the
Criminal Code, and improve the health and safety system in a better way. The results are looked forward to
identifying the description of injuries in road traffic accidents against disabilities and deaths that occur, providing
sufficient data to identify the causes, choosing appropriate interventions for accident cases, and assisting the
investigation process.
Methodology: This study was a descriptive study with a cross-sectional design using secondary data from medical records of
road traffic accident cases at Hasan Sadikin General Hospital from January 2016 until September 2020.
Results: From 242 RTAs cases in five years, 76.45% male victims compared to 3:1 woman. The most vulnerable are between the
ages of 21-30 years and the time of occurrence is more often at night to early morning. The status of road users who most often
experience accidents are vehicle drivers. The most common type of accident for motorcycle users is collisions with other vehicles
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
228
as much as 69%. Injuries to the face were the most common cause of injury, followed by injuries to the extremities in 29% and
the head in 19% of the total cases. Mild to moderate injuries was the highest injury score in this study.
Conclusion: The injury characteristics and the injury score can determine the injury degree to assess the disability and death
probability in RTAs victims.
Keywords: Degree of injury, Injury characteristic, Injury score, Road traffic accidents (RTAs).
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
229
PENDAHULUAN
informasi korban kecelakaan lalu lintas dikhususkan
Cedera akibat kecelakaan lalu lintas
bagi praktisi kesehatan masyarakat untuk
merupakan salah satu penyebab utama kematian,
memahami situasi keselamatan pengguna jalan dari
kecacatan, dan kerugian harta benda di seluruh
perspektif kesehatan masyarakat, lalu untuk
dunia. Menurut World Health Organization (WHO)
mengidentifikasi penyebab kejadian dan intervensi
dalam The Global Status Report on Road Safety
yang tepat bagi pembuat kebijakan.2 Berdasarkan
2018, lebih dari 1,35 juta orang meninggal dunia
karakteristik cedera yang timbul dari kecelakaan lalu
akibat kecelakaan lalu lintas dan lebih dari jutaan
lintas, dapat ditentukan derajat keparahan luka yang
lainnya menderita luka serius hingga hidup dengan
mengacu pada pasal 90 KUHP (Kitab Undang-Undang
konsekuensi kesehatan jangka panjang yang
Hukum Pidana) tentang mortalitas dan disabilitas
merugikan.1 Kecelakaan lalu lintas adalah penyebab
korban, sehingga dapat membantu penyidik dalam
utama kematian pada anak-anak dan dewasa muda
menentukan pasal yang terkait penyidikan.6
antara umur 5 hingga 29 tahun. Di Indonesia,
Mengingat kejadian cedera yang cukup
kecelakaan lalu lintas menempati peringkat ke-12
tinggi maka diperlukan suatu sistem penilaian atau
sebagai penyebab utama kematian.2 Berdasarkan
skoring yang dapat mengubah kualitas trauma ke
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu
dalam bentuk nilai/angka. Penggunaan sistem
lintas dan angkutan jalan, kecelakaan lalu lintas
skoring Injury Severity Score (ISS) adalah suatu
adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
sistem penilaian cedera berdasarkan cedera
tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau
anatomis, yang dapat memberikan skor secara
tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan
keseluruhan untuk pasien dengan multipel cedera. 7,8
korban manusia dan/atau kerugian harta benda.3
Injury Severity Score (ISS) merupakan pilihan sistem
Dari sudut pandang medis, kecelakaan lalu
skoring yang mudah digunakan dan tersering
lintas menimbulkan cedera pada tubuh atau
digunakan dalam beberapa artikel penelitian trauma.
hilangnya fungsi tubuh dari ringan hingga berat
Semakin tinggi nilai skoring, semakin besar tingkat
bahkan dapat menyebabkan kematian. Setiap cedera
keparahan pasien dan konsekuensinya, serta
atau luka memiliki pola tertentu yang dapat
mortalitasnya akan menjadi lebih tinggi.7–9 Penelitian
menentukan mekanisme terjadinya hingga
ini dirancang untuk menilai karakteristik cedera yang
keparahan yang ditimbulkan.4 Menilai karakteristik
terjadi karena kecelakaan lalu lintas dengan skor
cedera untuk menentukan derajat luka berdasarakan
trauma ISS.
skor trauma memiliki peran penting dalam
memperkirakan prognosis dari cedera, untuk
METODE
meningkatkan sistem perawatan cedera, sehingga
Penelitian ini merupakan penelitian
menghemat waktu, biaya perawatan kesehatan,
deskriptif dengan desain potong lintang (cross-
sampai penentuan kemungkinan kematian dan
sectional) menggunakan data sekunder yang berasal
kecacatan korban dalam menjalankan aktivitas
rekam medis kasus kecelakaan lalu lintas di RSUP Dr.
setelah terjadi trauma.2,5
Hasan Sadikin Bandung selama kurun waktu Januari
Pendekatan epidemiologi dan penilaian
2016 sampai September 2020. Populasi pada
karakteristik luka dapat membantu penyediaan data
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
230
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
231
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
232
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
233
Luka yang membutuhkan perawatan di rumah sakit follow-up study from a tertiary care centre of India. Int J
3
lebih dari 30 (tiga puluh) hari. Hal serupa tentang Community Med Public Heal [Internet].
definisi luka berat juga dijelaskan pada pasal 90 Kitab 2017;4(November). Available from:
http://www.ijcmph.com
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).6 Dalam
6. Himpunan Kitab Undang-Undang Hukum Indonesia
mengambil keputusan penentuan derajat luka setiap (KUHPer, KUHP, KUHAP). Jakarta: Kompas Gramedia;
merupakan korban terbanyak. Kelompok usia 21–30 10. Bolorunduro OB, Villegas C, Oyetunji TA, Haut ER,
Stevens KA, Chang DC, et al. Validating the injury
tahun adalah kelompok usia yang lebih rentan
severity score (ISS) in different populations: ISS predicts
mengalami kecelakaan lalu lintas. Kerentanan mortality better among hispanics and females. J Surg Res
berkaitan pula dengan jenis kendaraan, terlihat dari [Internet]. 2011;166(1):40–4. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.jss.2010.04.012
sepeda motor sebagai kendaraan yang sering
11. Ranti JSR, Sapan HB, Kalesaran LTB. Aplikasi revised
mengalami kecelakaan. Berdasarkan derajat trauma score, injury severity score, dan trauma and
keparahan luka cedera ringan hingga sedang injury severity score dalam memrediksi mortalitas pada
pasien multitrauma di IRDB BLU RSUP Prof. Dr. R. D.
mendominasi keparahan luka.
Kandou Manado. J Biomedik. 2016;8(2):30–5.
Data mengenai karakteristik korban dan
12. Boniface R, Museru L, Kiloloma O, Munthali V. Factors
keparahan dapat menjadi dasar bagi seorang dokter associated with road traffic injuries in Tanzania. Pan Afr
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
234
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
235
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Kejahatan seksual adalah sebuah bentuk pelanggaran atas kesusilaan yang bukan saja menjadi masalah
hukum nasional suatu negara melainkan sudah menjadi masalah hukum secara global. Pemeriksaan forensik
memiliki peran penting dalam membuktikan terjadinya kejahatan seksual dan sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin. Pelaporan yang tertunda berdampak terhadap keutuhan barang bukti, keterbatasan fasilitas
pemeriksaan, serta pembiayaan yang belum terjamin. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar
pertimbangan tindakan pencegahan kekerasan seksual dan upaya pendidikan untuk pelaporan segera jika terjadi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional, dengan data berasal dari 57 rekam medik
pasien yang diduga korban kejahatan seksual dan diperiksa di RSUP Dr. Hasan Sadikin periode 1 Januari 2016 – 30
September 2020. Data direkapitulasi, diolah dengan menggunakan Microsoft Excel, lalu disajikan dalam bentuk
diagram dan tabel.
Di antara 57 korban, rentang usia korban yang diketahui adalah 2 hingga 33 tahun, dan 61,4% adalah anak
di bawah umur. Sekitar 71,93% pelaku kejahatan seksual dikenal oleh korban. Waktu pelaporan berkisar dari ≤24
jam hingga 5 hari, dan 42,11% melaporkan lebih dari lima hari setelah kejadian. Hanya 38,10% dari semua rekam
medis yang memasukkan alasan pelaporan melebihi 24 jam setelah kejadian.
Dari perspektif waktu penyembuhan luka dan temuan tanda-tanda persetubuhan, interval yang lebih lama
antara kejadian dan waktu pemeriksaan dapat mempengaruhi temuan. Edukasi menjadi hal penting agar
masyarakat segera melapor apabila kejadian tersebut terjadi.
ABSTRACT
Sexual assault is a decency violation that affects a global legal problem. The role of forensic examination is
crucial to confirm sexual assault and should be follow through as soon as possible. Delayed reporting has an impact
on the integrity of evidence, inspection, and unsecured financing. The results are looked forward to being the basis
for consideration of preventive measures for sexual assault and educational efforts for immediate reporting if it
occurs.
This study was a descriptive, cross-sectional study, with data derived from 57 medical records of patients
suspected of being victims of sexual assault and assessed in Hasan Sadikin General Hospital from January 1st, 2016
to September 30th, 2020. Data were recapitulated, proceed by Microsoft Excel, and presented in diagrams and
tables.
Among the 57 victims, the age range of victims was 2 to 33 years, and 61.4% were minors. Around 71.93%
of sex offenders are known to the victims. The reporting time was starting ≤24 hours to 5 days, and 42.11% of them
reported more than five days after the incident. Only 38.1% of all medical records included reasons for reporting
beyond 24 hours after the incident.
From the perspective of wound healing time and finding signs of intercourse, the longer interval between
occurrence and time may influence the findings. It is necessary to educate the community and victims to report the
assault as soon as possible.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
236
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
237
PENDAHULUAN
mengonfirmasi usia, identitas pelaku (dikenal atau
Kejahatan seksual adalah sebuah bentuk
tidak dikenal oleh korban), serta rentang waktu
pelanggaran atas kesusilaan yang bukan saja menjadi
antara kejadian dengan pelaporan.
masalah hukum nasional suatu negara melainkan
Usia pasien
sudah menjadi masalah hukum secara global, baik
Informasi usia pasien didapatkan dari tanggal
pada negara-negara berpenghasilan rendah,
lahir yang tercantum dalam rekam medis,
menengah, atau tinggi.1,2 Peran pemeriksaan
selanjutnya dibagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu:
forensik sangat penting untuk membuktikan
i. kurang dari 12 tahun,
terjadinya kejahatan seksual melalui beberapa
ii. 12 tahun sampai 15 tahun,
pemeriksaan, termasuk mengumpulkan bukti dan
iii. 16 tahun hingga 18 tahun, dan
menghasilkan laporan medikolegal. Dokter medis
iv. lebih dari 18 tahun.
memperoleh riwayat kekerasan, melakukan
Identitas pelaku
pemeriksaan fisik, mendokumentasikan temuan
Identitas pelaku didapatkan dari data
pemeriksaan, mengumpulkan bukti, dan
anamnesis dalam rekam medis, lalu diklasifikasikan
menginterpretasikan dan menganalisis temuan.3
sebagai berikut:
Tujuan dari pemeriksaan forensik adalah untuk
i. Dikenal baik oleh korban
menggambarkan prevalensi cedera genital akibat
ii. Dikenal hanya dari sosial media
kekerasan seksual serta membahas peran cedera
iii. Tidak dikenal oleh korban
dalam sistem peradilan pidana.4
iv. Tidak ada informasi, jika dalam bagian
Pemeriksaan kejahatan seksual sebaiknya
anamnesis tidak terdapat informasi mengenai
dilakukan sesegera mungkin. Hambatan dalam
pelaku.
pembuatan Visum et Repertum diantaranya adalah
Rentang antara waktu kejadian dengan pelaporan
pelaporan yang tertunda sehingga berdampak
beserta alasan bila pelaporan >24 jam setelah
terhadap keutuhan barang bukti, keterbatasan
kejadian
fasilitas pemeriksaan, serta pembiayaan yang belum
Rentang antara waktu kejadian dengan pelaporan
terjamin.2,5 Untuk itu, maka perlu dilakukan
diklasifikasikan menjadi:
penelitian tentang pelaporan yang terlambat kasus
i. ≤24 jam
kejahatan seksual, khususnya di Kota Bandung.
ii. >24 jam-3 hari
iii. 4-5 hari
METODE
iv. Lebih dari 5 hari
Pada penelitian ini, data yang digunakan
Apabila lebih dari 24 jam, pencantuman alasan
merupakan data sekunder yang berasal dari 57
pelaporan terlambat diklasifikasikan menjadi:
rekam medis pasien diduga korban kejahatan
i. Ada
seksual dan disertai permintaan Visum et Repertum,
ii. Tidak ada
yang diperiksa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Data tersebut di-input ke dalam spreadsheet
Dari rekam medis tersebut, diperoleh informasi dari
dan diklasifikasikan berdasarkan tahun dan variabel.
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang berupa
Selanjutnya, dilakukan rekapitulasi data berdasarkan
usia pasien, pemeriksaan yang dilakukan untuk
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
238
HASIL
a. Usia pasien diduga korban kejahatan seksual Sebagian besar pelaku kejahatan seksual
(Tabel 1) (71,93%) merupakan orang yang dikenal oleh
Tabel 1. Gambaran Korban Berdasarkan Kelompok korban, dan 10,53% diantaranya merupakan orang
Usia yang diakui sebagai pasangan korban, 28,07%
Usia Jumlah Persentase merupakan teman korban. Sementara itu, pelaku
< 12 tahun 17 29,82% kejahatan seksual yang dikenal korban dari sosial
12-15 tahun 18 31,58% media sebesar 7.02%.
16-18 Tahun 9 15,79%
>18 tahun 13 22,81% c. Rentang antara waktu kejadian dengan
pelaporan (Tabel 3)
Pasien diduga korban kejahatan seksual yang Tabel 3. Rentang antara waktu kejadian dengan
diperiksa di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode pelaporan serta pencantuman alasan pelaporan
2016-2010 sebagian besar masih di bawah umur <24 jam
(87,19%). Rentang waktu Jumlah Persentase
Berdasarkan kelompok usia, pasien diduga ≤ 24 jam 15 26,32%
korban kejahatan seksual yang diperiksa di RSUP Dr. >24 jam-3 hari 12 21,05%
Hasan Sadikin Bandung periode 2016-2010 sebagian 4-5 hari 6 10,53%
besar masih di bawah umur (61,4%). Jumlah >5 hari 24 42,11%
terbanyak ada pada rentang usia 12-15 tahun Informasi Alasan Jumlah Persentase
(31,58%). Tercantum 16 38,10%
b. Hubungan antara korban dengan pelaku
Tidak tercantum 26 61,90%
(Tabel 2)
Tabel 2. Gambaran Hubungan Korban dengan Pelaku
Sekitar 42,11% pasien melapor lebih dari 5 hari
Hubungan Korban dan Jumlah Persentase
setelah waktu kejadian, namun ada pula di
Pelaku
antaranya yang melapor dalam rentang waktu
Dikenal baik 41 71,93% kurang dari 24 jam setelah kejadian (10,53%).
● Pacar/ 6 10,53% Hanya 38,10% dari rekam medis kasus kejahatan
pasangan 4 7,02% seksual mencantumkan informasi mengenai alasan
saat ini 16 28,07% mengapa pelaporan kasus kejahatan seksual lebih
● Keluarga 15 26,32% dari 24 jam dari waktu kejadian pada anamnesis,
● Teman sementara sisanya (61,90%) tidak mencantumkan
● Lain-lain
alasan.
Dikenal hanya dari 4 7,02%
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
239
PEMBAHASAN
mencantumkan alasan terlambat pelaporan lebih
Pemeriksaan usia merupakan salah satu hal
dari 24 jam pada rekam medis, sementara alasan
yang perlu dilakukan dokter saat memeriksa korban
tersebut dapat dijadikan analisis antara hubungan
kejahatan seksual. Klasifikasi usia pada penelitian ini
korban dan pelaku terkait dengan rentang waktu
merujuk pada pasal 287 ayat (1) dan (2) KUHP
pelaporan. Pemeriksaan kejahatan seksual sebaiknya
tentang hubungan seksual dengan perempuan di
dilakukan sesegera mungkin karena pelaporan yang
bawah umur, yaitu usia 15 tahun sebagai batas di
tertunda sehingga berdampak terhadap keutuhan
bawah umur dan usia 12 tahun sebagai batas
barang bukti dan keterbatasan fasilitas pemeriksaan,
pelaporan tanpa pengaduan.6 Pada hasil penelitian
sehingga dampaknya akan berpengaruh pada
ini tampak bahwa jumlah terbanyak pada kelompok
pencantuman hasil pemeriksaan dengan barang
usia 12-15 tahun (31,58%). Hal ini berbeda dengan
bukti yang tidak utuh pada Visum et Repertum.2,5,12
penelitian yang dilakukan oleh Rape, Abuse, & Incest
Pelaporan yang tertunda juga dapat mempengaruhi
National Network (RAINN) pada tahun 2019 di
pembiayaan yang belum terjamin.2,5 Dari hal-hal
Amerika Serikat yang menyatakan bahwa korban
yang diuraikan di atas, edukasi kepada masyarakat
kejahatan seksual paling banyak pada kelompok usia
untuk melapor segera bila kasus kejahatan seksual
18-34 tahun (54%).7 Pemeriksaan mengenai estimasi
terjadi dinilai sangat penting.
usia pun penting, terutama bagi yang tidak bisa
memberikan dokumen yang menyatakan tentang
KESIMPULAN DAN SARAN
tentang tanggal lahir.8 Metode penentuan estimasi
Penentuan usia korban kasus kejahatan seksual
usia pada orang hidup, estimasi usia dilakukan
terkait dengan pasal 287 KUHP ayat 1 dan ayat 2
dengan metode pemeriksaan luar, dental estimation
sebagai aspek medikolegal. Sebagian besar korban
of age, pemeriksaan skeletal, dan pemeriksaan
kejahatan seks mengenal pelakunya, sehingga perlu
tanda-tanda seksual sekunder menggunakan Tanner
dikaji apakah hubungan antara korban dan pelaku
staging.9,10
terkait dengan rentang waktu pelaporan dengan
Hubungan pelaku dengan korban juga
kejadian sehingga sebaiknya ditulis di dalam kolom
merupakan variabel yang cukup penting. Pada
anamnesis. Interval yang lebih lama antara kejadian
penelitian ini, sebagian besar korban mengenal baik
dan waktu pemeriksaan dapat mempengaruhi
pelaku; baik pasangan saat ini, teman, ataupun
temuan pada pemeriksaan. Melihat dari hal
keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Getwirtz-
tersebut, edukasi kepada masyarakat agar melapor
Meydan A, dkk. (2019) yang menyatakan hal serupa
segera bila kasus kejahatan seksual terjadi menjadi
bahwa 41-68% pelaku kejahatan seksual dikenal baik
hal yang sangat penting dalam pembuktian kasus
oleh korban.11 Hal ini dapat menjadi poin edukasi
kejahatan seksual.
masyarakat sekitar bahwa kejahatan seksual dapat
dilakukan oleh orang terdekat korban.
Temuan pemeriksaan akan berkaitan dengan DAFTAR PUSTAKA
1. Afandi D. Visum et Repertum Perlukaan : Aspek
rentang waktu kejadian dengan pelaporan. Pada
Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka. Maj
penelitian ini, 42,11% melapor lebih dari 5 hari
Kedokt Indones. 2010;60(4):188.
setelah kejadian dan hanya 38,10% yang 2. Adzanti F, Saebani, Bhima SKL, Dhanardhono T.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
240
Visum et repertum quality of sexual violence cases Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
in semarang city. Indones Forensic Leg Med J.
Attribution-NonCommercial 4.0 International License
2019;1(1):27. (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
3. Afandi D. Medicolegal study of sexual violence
reproduction in any medium, provided the original author and
cases in Pekanbaru, Indonesia: prevalence, source are properly cited.
pattern, and Indonesian legal framework. 2018;
4. Song SH, Fernandes JR. Comparison of Injury
Patterns in Consensual and Nonconsensual Sex: Is
It Possible to Determine if Consent was Given?
Acad Forensic Pathol. 2017;7(4):619–31.
5. Dhanardhono T, Bhima SKL. Analisa Faktor
Penghambat Bantuan Ahli dalam Kasus Kekerasan
Seksual. Pros Pertem Ilm. 2017;
6. Direktori Undang-Undang Republik Indonesia.
Himpunan Tiga Kitab Utama Undang-Undang
Hukum Indonesia (KUHPer, KUHP, KUHAP).
Ketiga. Tim Redaksi Grasindo, editor. Jakarta:
Grasindo; 2019.
7. National Sexual Assault Hotline. Victim of Sexual
Violence: Statistics [Internet].
https://www.rainn.org/statistics/victims-sexual-
vi. 2020 [cited 2020 Nov 10]. Available from:
https://www.rainn.org/statistics/victims-sexual-
vi
8. Balla SB, Venkat Baghirath P, Hari Vinay B, Vijay
Kumar J, Babu DBG. Accuracy of methods of age
estimation in predicting dental age of
preadolescents in South Indian children. J
Forensic Leg Med. 2016 Oct;43:21–5.
9. Ludes B, Geraut A, Väli M, Cusack D, Ferrara D,
Keller E, et al. Guidelines examination of victims of
sexual assault harmonization of forensic and
medico-legal examination of persons. Int J Legal
Med. 2018;132(6):1671–4.
10. Payne-James J, Jones R, Karch SB, Manlove J.
Simpson’s Forensic Medicine. 14th ed. London:
Hodder Arnold; 2020.
11. Gewirtz-Meydan A, Finkelhor D. Sexual Abuse and
Assault in a Large National Sample of Children and
Adolescents. Child Maltreat [Internet]. 2019 Sep
16;25(2):203–14. Available from:
https://doi.org/10.1177/1077559519873975
12. Puspitasari RD. Pemeriksaan Fisik Dan Aspek
Medikolegal Kekerasan Seksual Pada Anak Dan
Remaja. Lampung: Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; 2017.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
241
Laporan Kasus
ABSTRACT
Introduction, Child abuse is a serious problem around the world. Abused victims would have an impact on their
future, both in health and psychological development.
Methods, This is a case report about handling a physical abuse and neglected patient, a seven-year-old child, who
was escorted by his parents to Emergency Room Hospital with a loss of consciousness that started with seizures.
Result, The examination showed several signs of blunt force trauma on his body with varying degrees of healing.
The team of doctors found irregularities when carrying out anamnesis related to his injuries. A team with
multidisciplinary doctors then coordinated with various related government agencies to prove allegations of
physical abuse and neglect by his biological parents. The child's poor health condition and non-cooperative
response from biological parents made the management initially only focused on medical aspects rather than later
handling the legal and psychosocial factors.
Conclusion, good coordination between the team of doctors, family, and various related institutions plays a crucial
role in the fast and appropriate physical abuse management and neglect victims in children. The government is
responsible for protecting child abuse victims.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
242
PENDAHULUAN
berisiko mengalami gangguan pertumbuhan dan
Child abuse merupakan masalah kesehatan yang
perkembangan), disabilitas, serta anak dengan
serius di seluruh dunia.1 World Health Organization
masalah perilaku/emosi.6
memperkirakan 1 dari 2 anak atau 1 miliar anak
Meningkatnya kasus child abuse akan berdampak
mengalami kekerasan setiap tahunnya.2 Di
bagi masa depan anak, tidak hanya bagi kesehatan
Indonesia diperkirakan 1 dari 2 anak laki-laki dan 1
anak tetapi juga bagi perkembangan psikologis anak,
dari 6 anak perempuan mengalami kekerasan
serta mengganggu rasa kenyamanan, ketenteraman,
fisik/seksual/emosional sebelum usia 18 tahun.3
keamanan dan ketertiban masyarakat.3,8
Istilah child abuse syndrome juga dikenal dengan
istilah battered baby atau non-accidental injury in
LAPORAN KASUS
childhood.4 Indonesia menggunakan istilah
Penelitian ini merupakan laporan kasus tentang
kekerasan pada anak. Menurut Peraturan Menteri
penanganan pasien seorang anak laki-laki usia 7
Kesehatan RI No. 68 tahun 2013, kekerasan anak
tahun yang diduga mengalami kekerasan fisik dan
meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, dan
penelantaran. Korban diantar oleh kedua orang
penelantaran.5, 6
tuanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit
Fenomena child abuse sebagian besar tidak
dengan penurunan kesadaran yang diawali dengan
terdokumentasi dan tidak dilaporkan dengan
kejang. Pada tubuh korban terdapat beberapa luka.
berbagai alasan. Beberapa fakta yang ditemukan
Tim dokter melakukan pemeriksaan yang
bahwa beberapa bentuk kekerasan terhadap anak
komprehensif dalam membuktikan dugaan adanya
dapat diterima secara sosial, dimaafkan atau bahkan
kekerasan fisik dan penelantaran pada korban.
tidak dianggap sebagai kekerasan. Ketika korban
Korban merupakan anak kelima dari tujuh
mengungkapkan kasus kekerasan yang menimpanya,
bersaudara. Pada saat itu ibu kandung korban
sistem hukum sering kali gagal merespon dalam
sedang hamil anak ke-8 (usia kehamilan 7 bulan).
memberikan layanan perlindungan anak.7
Ayah kandung bekerja sebagai buruh harian lepas
Terjadinya child abuse dapat dipicu oleh tiga
dan merupakan mantan pengguna narkoba. Dari
faktor, yaitu faktor sosial, orang tua (situasi keluarga)
anamnesis kepada beberapa pendamping korban
dan faktor anak. Yang termasuk faktor sosial di
selama dirawat di rumah sakit diketahui kronologis
antaranya tingkat kriminalitas yang tinggi,
sebagai berikut:
kemiskinan dan tingkat pengangguran yang tinggi,
1. Anamnesis dari orang tua kandung
dan adat istiadat mengenai pola asuh anak (budaya
Sejak usia 18 hari - usia 6 tahun, korban dirawat ibu
memberikan pendisiplinan secara fisik pada anak).
angkat (yang merupakan bibi dari ayah kandung
Faktor orang tua meliputi riwayat mengalami
korban). Karena ibu angkat korban sakit, maka
kekerasan pada masa kecil, imaturitas emosi,
korban tinggal dengan orang tua kandung sejak 4
kurangnya kemampuan merawat anak, dukungan
bulan terakhir. Korban tampak sehat dan
sosial yang rendah, dan harapan orang tua yang
berinteraksi normal. Setelah 1 bulan bersama orang
terlalu tinggi tanpa mengetahui batas kemampuan
tua kandung, korban mulai berperilaku aneh. Korban
anak. Dari faktor anak di antaranya riwayat lahir
sering mencubit dirinya hingga terluka. Selain itu,
prematur atau berat badan lahir rendah (lebih
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
243
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
244
Provinsi ke tempat
tinggal
korban.
Pasca Pertemuan P2TP2A, Investigasi
investiga P2TP2A tim terhadap
si oleh lintas dokter, tetangga
P2TP2A sektoral Pihak sekitar Gambar (c)
Polda, memperku
instansi at bukti
pemerinta adanya
h daerah kekerasan
di lokasi fisik dan
tempat penelantar
Gambar (d)
tinggal an pada
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
245
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
246
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
247
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Background: SARS-COV2 virus can sustain inside a deceased body for ± 9 hours after death. On top of that, Tang et
al. have mentioned in a study that viruses can still be detected in the tissues of lung and small intestine 90–150
hours after death. The application of Covid-19 protocol during the caring of deceased bodies is crucial to prevent a
wider impact, especially at the Forensic Medicine Installation. This means, the pattern of Covid-19 protocol
application needs to be observed throughout the past 6 months of pandemic so that we are able to evaluate and
plan the management at the Forensic Medicine Installation in the future.
Method: This is a descriptive study that analyses the existing medical records at the Forensic Medicine Installation
at the dr. Sardjito Yogyakarta General Teaching Hospital throughout the March–September 2020 period.
Result and Conclusion: Throughout the pandemic, 218 (14%) deceased bodies underwent Covid-19 protocol, the
highest is on September 2020 with 44 (23%) cases. Out of the deceased bodies cared using the Covid-19 protocol,
138 (63%) of whom are male. In addition, the age group of 46–65 years mostly makes up the cases cared with
Covid-19 protocol, which amounts to 100 (46%) cases.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
248
PENDAHULUAN
COVID-19 merupakan masalah kesehatan yang serius saat ini di berbagai negara di dunia dan juga di
Indonesia. Organisasi kesehatan dunia, WHO telah mencanangkan COVID-19 sebagai pandemi dan pemerintah
Indonesia juga sudah mengatakan COVID-19 sebagai bencana nasional.1
COVID-19 yang juga disebut SARS-CoV2 disebabkan oleh coronavirus subgenus betacoronavirus yang
sama seperti virus SARS namun berbeda. Covid-19 menggunakan reseptor Angiotensin-Converting Enzyme 2
(ACE2) sebagai tempat masuk ke dalam sel. Secara umum SARS-CoV2 ditularkan melalui droplet respirasi yang
secara langsung menginfeksi saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah, terutama silia hidung dan sel
epithelial alveoli. Selain di paru, ACE2 juga terdapat berbagai jaringan tubuh seperti usus halus, ginjal, jantung,
tiroid, testis, dan jaringan lemak. Hal ini bisa digunakan sebagai indikasi bahwa organ lain bisa terinfeksi saat
terjadi viremia.1,5
SARS-CoV2 ini bersifat obligat intraseluler dimana virus ini membutuhkan sel untuk tetap hidup. Namun
beberapa sumber menyatakan virus ini mampu bertahan beberapa saat diluar sel, termasuk udara dan permukaan
benda. Di udara SARS-CoV2 mampu bertahan 3 jam, bahkan pada plastik dan stainless stell bisa bertahan 72 jam.3,4
Pada jenazah, setelah seseorang dinyatakan meninggal, terjadi kematian somatis dimana sistem saraf,
pernafasan, dan kardiovaskuler telah berhenti, namun sel masih hidup karena adanya metabolisme anaerob.
Kematian somatis ini terjadi selama ± 4 jam sebelum terjadi kematian seluler, sehingga virus masih ada pada
jenazah. Bahkan pada penelitian; Tang,dkk; virus masih mampu bertahan pada jaringan tubuh antara 90-175 jam
setelah kematian.4,5,7
Melihat data-data di atas, perlu adanya protokol khusus penanganan jenazah COVID-19 terutama di
Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit. Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), dimana salah satu
tugasnya mengelola Instalasi Kedokteran Forensik mengeluarkan Panduan Penatalaksanaan Jenazah Suspek
COVID-19. Panduan ini mengatur penatalaksanaan jenazah COVID-19 mulai dari pemindahan dan penjemputan
jenazah, desinfeksi jenazah di kamar jenazah, pemeriksaan mayat dan/atau bedah mayat, tindakan pemulasaraan
jenazah, desinfeksi lingkungan, hingga penetapan Langkah-langkah hand hygiene.2
Melihat kondisi pandemi COVID-19 ini, Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit juga harus berbenah
untuk menghindari dampak dan ikut memutus rantai penularan. Salah satu caranya adalah dengan melakukan
perencanaan dan perubahan regulasi pelayanan di Instalasi kedokteran Forensik. Untuk melakukan perencanaan
dan perubahan regulasi di Instalasi Kedokteran Forensik, perlu dilakukan penelitian dampak pandemi COVID-19
pada Instalasi kedokteran Forensik. Sebagai dasar, perlu dilakukan penelitian awal untuk melihat perubahan pola
pelayananan Instalasi Kedokteran Forensik selama pandemi beberapa bulan terakhir.
Penelitian pola pelayanan Instalasi Kedokteran Forensik ini dilakukan dengan melihat rekam medis yang
masuk di instalasi kedokteran forensik. Seperti diketahui bersama, bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien. Penyelenggaraan rekam medis merupakan proses kegiatan yang dimulai pada
saat diterimanya pasien di fasilitas kesehatan, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
249
mendapatkan pelayanan medik di fasilitas kesehatan dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis
yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengambilan kembali berkas rekam medis apabila
dibutuhkan.8
Diharapkan dengan mengambil data di rekam medis bisa diketahui pola pelayanan Instalasi Kedokteran
Forensik RSUP dr. Sardjito Yogyakarta selama pandemi Covid-19. Serta bisa dijadikan dasar untuk perencanaan dan
penatalaksanaan pelayanan Instalasi Kedokteran Forensik di masa depan agar bisa meminimalkan dampak COVID-
19 ini terutama bagi staff pelayanan Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito Yogyakarta serta bisa
membantu memutus mata rantai penularan COVID-19.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan cara mengambil data rekam medis yang masuk di
Instalasi kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito Yogyakarta selama pandemi mulai bulan maret hingga September
2020. Data yang diambil adalah umur, jenis kelamin, dan tindakan pulasara jenazah menggunakan protokol COVID-
19 atau menggunakan protokol Non-COVID.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
250
kematian. Dan juga, terjadi peningkatan kasus pada bulan Agustus dan September yang mungkin diakibatkan mulai
longgarnya PSBB, untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
251
Protokol
300 Covid
261 255 257 14%
250
203 205
195 191
200
150
100
50 Protokol Non-
Covid
0 86%
Protokol
300 Covid
8%
Protokol
250 241
232
217
200 183
172
157
147
150
Protokol Covid Protokol Non-Covid
100
Gambar 4. Proporsi metode pulasara jenazah bulan
38 40 44
50 31
20 22 23 maret 2020
0
Protokol
Covid
19%
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
252
Protokol Protokol
Covid Covid
15% 16%
Protokol Non-
Covid
85%
mei 2020
Protokol Covid Protokol Non-Covid
Protokol
Covid
Protokol Non- 23%
Covid
Gambar 7. Proporsi metode pulasara jenazah bulan Protokol Covid Protokol Non-Covid
juni 2020
Gambar 10. Proporsi pulasara jenazah bulan
Protokol September 2020
Covid
9%
30 24 26
23
25 19 18
20 15 15 15 16 16
12
15 7 7
10 5
5
0
Protokol Non-
Covid
91% Laki Perempuan
Protokol Covid Protokol Non-Covid Gambar 11. Penggunaan protokol covid-19 berdasar
jenis kelamin
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
253
DAFTAR PUSTAKA
1. Erlina Burhan, Agus Dwi Susanto, Sally A Nasution, dkk.
Perempuan PROTOKOL TATALAKSANA COVID-19. Jakarta : s.n.,
37%
2020.
2. Panduan Penatalaksanaan Jenazah Suspek Covid-19.
Laki-Laki
63% Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia. Jakarta :
s.n., 2020.
3. Aerosol and Surface Stability of SARS-CoV-2 as Compared
Laki-Laki Perempuan
with SARS-CoV-1. Massachusetts Medical Society.
Massachusetts : nejm.org, April 16, 2020, Vol. n engl j
med 382;16.
Gambar 12. Proporsi penggunaan protokol covid-19 4. TATALAKSANA JENAZAH PADA KONDISI PANDEMI
COVID-19 PERHIMPUNAN DOKTER FORENSIK
berdasar jenis kelamin
INDONESIA (PDFI). Budi Sampurna, Ade Firmansyah
Sugiharto. Jakarta : s.n., 8 April 2020.
25 5. Mary Kathryn Bohn, Alexandra Hall, et al.
20 Pathophysiology of COVID-19 : Mechanisms
19
20
16 Underlying Disease Severity and Progression.
15
15 13 13 PHYSIOLOGY 35: 288–301. doi:10.1152/, 2020, Vol.
11
10 10
99 physiol.00019.2020.
10 8 8
7
6 6. Autopsy in suspected COVID-19 cases. Hanley B, et al.
5 5
5 3 33 3
4
3 s.l. : jcp.bmj, 20 March 2020, Vols. jclinpath-2020-
2 2
1 1 11 11 1 11 1 1 206522.
0 00 00 0 00 0000000 0000 00 00 00 0 0
0 7. Quantitative Temporal-Spatial Distribution of Severe
0-5 6-11 12-23 24-59 5-11 12-25 26-45 46-65 >66
Bulan Bulan Bulan Bulan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Acute Respiratory Syndrome-Associated Coronavirus
(SARS-CoV) in Post-Mortem Tissues. Julian W. Tang, et
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
al. 1245-1253, China : Journal of Medical Virology,
2007, Vol. 79.
Gambar 13. Penggunaan protokol covid-19 berdasar 8. TINJAUAN HUKUM PEMBUKAAN REKAM MEDIK DARI
SUDUT PANDANG ASURANSI KESEHATAN. Aditya
kelompok umur
Hans Suwignjo, Mufid. No. 1, Semarang : Jurnal
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
254
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background: Traumatology derived from two words trauma and logos. Trauma means violence against living
tissue, while logos means knowledge. So, the definition of traumatology is a branch of medical science that studies
trauma or injuries, injuries and their relationship with various types of violence that cause abnormalities in the body
with or without tissue discontinuity. According to the World Health Organization (WHO) in 2014, 9% of deaths in
the world were caused by trauma. Meanwhile, according to Riskesdas in 2018, the prevalence of injury in Indonesia
reached 9.2%. The systemic responses of traumatic injury are consist of neurohormonal response, shock,
hyperdynamic response, sepsis, coagulopathy, metabolism, intracellular biochemistry, acute respiratory failure,
gastroduodenal ulceration, myocardial depression, and acute renal failure.
Result: A 20 years old male victim came to the emergency room of Bhayangkara Hospital Pekanbaru, Riau,
claiming to have been stabbed in the back, hands and legs using a machete, and then the victim was thrown at
head and back area using stones, one time each, by more than one unknown people. The victim comes with a
moderate illness, good consciousness, and vital signs results in increasing blood pressure, 158/94 mmHg, increasing
heart rate, 125 times per minute, the respiratory rate is 20 times per minute, body temperature is 36.5 °C, and GCS
15. On physical examination, there were several wounds, which are bruises on the left side of the forehead, several
abrasions and scratches on the upper left arm on the outer side, abrasions on the left palm parallel to the thumbs,
several open wounds on the left side of the chest, the left side of the back, the inside of lower left arm, the back of
the left middle finger on the third knot, and the outer side of left thigh. The victim got a medical treatment of
suturing the wound total as 60 stitches. The victim was given several pharmacotherapy, which are anti-tetanus
serum injection, pain medication,
antibiotics, and Ringer Lactate IVFD as 20 drops per minute, and the victim was hospitalized in Emergency Room for
6 hours on July 21, 2020 at Bhayangkara Hospital Pekanbaru.
Conclusion: The mechanism for the systemic response that found in the victim is a neurohormonal response. Based
on the examination results, also a consideration of serious degree injuries that based on Criminal Code Section 90
and the systemic response's role that was found in this case, the conclusion is that the victim was in the category of
serious degree injuries.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
255
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
256
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
257
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
258
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
259
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
260
yang dialaminya, maka pasien tersebut dapat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. p.
125–127.
kehilangan nyawanya yang secara teori dapat jatuh
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
kepada fase syok yang bersifat irreversible. Riset Kesehatan Dasar 2013. Ris Kesehat Dasar
2013. p. 68.
6. Lord JM, Midwinter MJ, Chen YF, Belli A, Brohi K,
SIMPULAN Kovacs EJ, et al. The systemic immune response to
Penilaian klinis secara komprehensif trauma: An overview of pathophysiology and
treatment. Lancet [Internet]. 2014;384(9952):1455–
terhadap pasien dengan kasus penganiayaan
65. Available from:
berperan penting dalam pengambilan keputusan
http://dx.doi.org/10.1016/S0140-6736(14)60687-
seorang dokter dalam menentukan derajat luka pada 5.
kasus penganiayaan. Data medis yang lengkap 7. Afandi D. Visum et Repertum : Tatalaksana dan
Teknik Pembuatan Edisi Kedua. Pekanbaru: Fakultas
(seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
Kedokteran Universitas Riau; 2017. p. 1–6.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
261
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
262
Artikel Penelitian
Efek Pandemi Covid-19 pada Kasus Forensik Klinik : Tren dan Adaptasi
di 3 Rumah Sakit
Effects of Covid-19 Pandemic on Clinical Forensic Cases: Trends and
Adaptations in 3 Referral Hospitals in Jakarta
Andrew Rens Salendu1, 2 Putri Dianita Ika Meilia1, Sawitri2, Boge Priyo Nugroho3
1RSUP Persahabatan
2RSUPFatmawati
3RSUD Tarakan Jakarta
ABSTRACT
Introduction: The Covid-19 pandemic brought with it changes in many aspects, including in the number of criminal
acts all over the world. Forensic medical practice also needs to adapt to the effects of the Covid-19 pandemic,
including in Indonesia. This paper discusses the statistics and trends of clinical forensic cases in 3 referral hospitals
in Jakarta (RSUP Persahabatan, RSUP Fatmawati, and RSUD Tarakan) and adaptations introduced to clinical
forensic practice.
Methods: We compiled statistics from March to September 2020, based on demographics (age and gender), case
types and correlation between the acts and large-scale social distancing restriction that was implemented in
Jakarta. The overall quantity is then compared to the preceding six months, while the statistics during the first six
months of the pandemic is tabulated. We also listed the modifications performed in the clinical forensic medicine
practice to adapt to the pandemic in the 3 hospitals.
Results: The overall trend shows a decrease in the number of cases in the first 6 months of the pandemic, compared
to the preceding 6-month period. The most significant decrease occurred in RSUP Persahabatan, which is the
national referral hospital for Covid-19 cases. RSUP Fatmawati shows an increase of 0,04%, while RSUD Tarakan
shows an increase of 28%. The cases encountered range across various age demographics and include assault,
traffic accidents, and occupational injury.
Discussion: Only an insignificant number of cases show a correlation between the act and the government-ruled
social distancing restriction. For infection prevention and control purposes, practice modifications were
implemented.
Keywords: Covid-19, pandemic, clinical forensic medicine, practice modification, infection prevention and control
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
263
PENDAHULUAN
tertinggi adalah perampokan (termasuk perampokan
Kasus pertama novel Corona virus dilaporkan di
dengan kekerasan), pencurian kendaraan bermotor,
Wuhan pada November 20191. Dalam sembilan
dan penyalahgunaan narkoba9.
bulan berikutnya, virus tersebut telah menginfeksi
Salah satu tindakan yang mengalami
lebih dari 33 juta orang dan menyebabkan lebih dari
peningkatan di seluruh dunia adalah kekerasan
1 juta kematian2. Pada tanggal 30 Januari 2020,
dalam rumah tangga, karena meningkatnya tekanan
World Health Organization mengumumkan keadaan
dalam keamanan, kesehatan dan keuangan,
darurat kesehatan masyarakat secara global3.
ditambah kondisi kehidupan yang padat dan
Indonesia mengumumkan kasus pertama positif
terbatas10. Efek jangka panjang dari kemiskinan dan
Covid-19 pada 2 Maret 20204, sementara
pengangguran akibat periode pandemi yang
pembatasan sosial berskala besar pertama di DKI
berkepanjangan juga cukup besar11. Di Indonesia,
Jakarta diberlakukan oleh pemerintah pada 10 April.
keengganan untuk melaporkan kejadian kekerasan
Dengan deklarasi tersebut di atas ditetapkan aturan
sangat terlihat, dan banyaknya kasus yang
tertentu yang mempengaruhi kehidupan dan
dilaporkan tidak mencerminkan kejadian yang
aktivitas sehari-hari secara umum. Himbauan untuk
sebenarnya terjadi. Hal ini dapat disebabkan oleh
social/physical distancing dan karantina
norma-norma masyarakat (“menyelesaikan masalah
menyebabkan menurunnya interaksi antar
secara pribadi dan kekeluargaan”) atau karena
masyarakat dalam komunitas. Global Initiative
mandat karantina mempersulit proses dan
Against Transnational Organized Crime menyatakan
pelaporan insiden dengan cara yang efektif dan
bahwa meskipun sulit untuk menentukan dampak
efisien.
pandemi dalam jangka panjang, namun ada
Dari sudut pandang tenaga medis, yang paling
beberapa hal yang nampak jelas, yaitu terjadi
rentan terhadap pajanan Covid-19, lonjakan kasus
penurunan berbagai kegiatan kejahatan terorganisir,
menyebabkan pemakaian alat pelindung diri menjadi
meskipun hal tersebut juga menimbulkan peluang di
suatu keharusan ketika memeriksa pasien yang tidak
daerah lain6. Penelitian yang menunjukkan
menunjukkan gejala terkait Covid-19 dan juga
penurunan aktivitas kriminal dilakukan oleh Shayegh
membuat perlunya beberapa inovasi dalam prosedur
dan Malpede, di mana terjadi perubahan signifikan
sehari-hari, bahkan membuat prosedur baru untuk
di kota San Fransisco (43%) dan Oakland (50%),
mengakomodasi perlunya perlindungan baik bagi
setelah pemerintah daerah memberlakukan aturan
pasien maupun petugas medis yang terlibat.
jarak sosial, dimulai 16 Maret 20207. Di Australia,
Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan
hasil penelitian Payne dan Morgan menunjukkan
demografi kasus forensik klinik yang diperiksa
bahwa tindak pidana pada Maret 2020 tidak
selama beberapa bulan pertama pandemi, jenis
menunjukkan perubahan yang signifikan, meskipun
kasus dan apakah ada hubungan antara tindakan dan
mereka juga mengakui bahwa data tersebut
pandemi. Kami juga menjelaskan perubahan
diperoleh dari beberapa minggu pertama dimulainya
prosedural untuk mengakomodasi kesehatan dan
penelitian8.
keselamatan baik untuk pemeriksa maupun
Di Jadetabek, statistik kriminal meningkat 10%
korban/pasien.
dari Maret hingga April 2020, di mana angka
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
264
anak dan perempuan. kelamin, jenis kasus, adanya surat permintaan visum
2. Sexual abuse/assault Kekerasan seksual berupa serta apakah adanya hubungan kasus dengan
METODE
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
265
hazard) Lain-lain
memiliki aliran udara yang terbuka dan dilapisi • Suspicion of Drug Abuse 1
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
266
Dari 71 Kasus selama periode Maret sampai lintas maupun kecelakaan berkaitan dengan kerja.
September 2020, didapatkan 23 kasus merupakan Adanya peraturan pembatasan sosial mengakibatkan
jenis kasus kekerasan fisik, termasuk didalamnya turunnya arus lalu lintas dan perubahan dalam
pengeroyokan, penganiayaan, dan kekerasan fisik peraturan pekerjaan, dengan demikian jumlah kasus
terhadap perempuan dan anak, 1 kasus kecelakaan kecelakaan secara keseluruhan menurun.
lalu lintas dan 1 kasus kecelakaan kerja, sedangkan Penurunan ini belum tentu mencerminkan
46 kasus merupakan kasus kekerasan seksual. Hal ini realita menurunnya kasus yang membutuhkan
justru mencerminkan adanya peningkatan jumlah expertise forensik di daerah tersebut. Untuk
kasus bila dibandingkan dengan periode enam bulan penelitian lebih lanjut dapat diusulkan untuk
sebelum mulainya pandemi (September 2019 - dilakukan pengambilan data dari rumah sakit lain di
Februari 2020 sejumlah 51 kasus). kawasan yang sama yang melayani permintaan
Jenis Kasus dalam Periode Jumlah menyumbangkan data, tidak didapatkan perubahan
Occupational/Workplace Injury 1 Hal ini dapat berkaitan dengan status rumah sakit
sebagai rujukan pasien Covid-19.
Sexual Abuse/Assault 46
Total 71
Koordinasi dengan pihak kepolisian
Keterbatasan pelayanan medis di RSUP
DISKUSI
Persahabatan untuk korban yang membutuhkan
Di RSUP Persahabatan, jumlah kasus yang dilayani
tindakan gawat darurat atau yang membutuhkan
mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini dapat
pemeriksaan penunjang untuk menentukan derajat
disebabkan beberapa hal:
luka membuat perlunya ada koordinasi yang baik
1. RSUP Persahabatan ditetapkan sebagai Rumah
dengan pihak kepolisian. Adanya koordinasi akan
Sakit rujukan untuk pasien Covid-19 sejak 10 Maret
memberikan gambaran mengenai kondisi umum
2020. Instalasi Gawat Darurat direnovasi untuk
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
267
Jenis kelamin
Perbandingan korban berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan di RSUP Persahabatan selama rentang
waktu yang ditentukan lebih banyak berjenis Gambar 2. Penggunaan Alat Pelindung Diri dalam
Pelayanan Kasus Forensik
kelamin laki-laki (67%). Hal ini tidak menunjukkan
keselarasan bila dibandingkan dengan keterangan
dari P2TP2A (yang menunjukkan bahwa kekerasan
terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah
tangga meningkat selama pandemi). Hal ini dapat
disebabkan keengganan pihak korban untuk
DAFTAR PUSTAKA
melaporkan ke pihak yang berwajib setelah 1. Bryner J. 1st known case of coronavirus traced
back to November in China [Internet]. LiveScience.
mengalami tindakan kekerasan. Purch; 2020 [cited 2020Nov8]. Available from:
https://www.livescience.com/first-case-
coronavirus-found.html
2. Kim S. As coronavirus deaths pass 1 million, these
Usia are the countries worst affected [Internet].
Newsweek. Newsweek; 2020 [cited 2020Nov8].
Usia korban yang diperiksa di RSUP Persahabatan Available from:
https://www.newsweek.com/coronavirus-global-
selama rentang waktu yang ditentukan sebagian
death-toll-one-million-covid-19-pandemic-
besar berada dalam usia produktif (15 tahun-64 1533340
3. COVID-19 Public Health Emergency of
tahun, 94%), dengan 5 orang korban berada di International Concern (PHEIC) Global research
and innovation forum [Internet]. World Health
rentang usia 0-14 tahun dan 1 korban di atas 65 Organization. World Health Organization; [cited
2020Nov8]. Available from:
tahun. https://www.who.int/publications/m/item/covid
-19-public-health-emergency-of-international-
concern-(pheic)-global-research-and-innovation-
forum
SIMPULAN 4. The Jakarta Post. BREAKING: Jokowi announces
Indonesia's first two confirmed COVID-19
Pandemi Covid-19 menunjukkan adanya penurunan cases [Internet]. The Jakarta Post. [cited
2020Nov8]. Available from:
jumlah kasus forensik khususnya pada rumah sakit https://www.thejakartapost.com/news/2020/03
/02/breaking-jokowi-announces-indonesias-first-
yang ditetapkan menjadi rujukan utama. Penurunan two-confirmed-covid-19-cases.html
5. Hardiyanto S. PSBB Jakarta Mulai Berlaku, Apa
jumlah kasus ini perlu diteliti lebih lanjut sebab Saja Bantuan yang Didapatkan Warga? [Internet].
KOMPAS.com. Kompas.com; 2020 [cited
dasarnya. Seiring dengan berlangsungnya pandemi 2020Nov8]. Available from:
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/1
maka diperlukan inovasi dalam pelayanan forensik 0/090200265/psbb-jakarta-mulai-berlaku-apa-
saja-bantuan-yang-didapatkan-warga-
dengan tujuan untuk melindungi tenaga medis dan 6. COVID-19: How has the pandemic affected
organized crime? [Internet]. Global Initiative. 2020
menjaga standar pemeriksaan. [cited 2020Nov8]. Available from:
https://globalinitiative.net/analysis/crime-
contagion-impact-covid-crime/
7. Shayegh, S., & Malpede, M. (2020, April 03).
Staying Home Saves Lives, Really! Retrieved
November 30, 2020, from
https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstrac
t_id=3567394
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
268
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
269
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Pendahuluan. Kekerasan pada anak sering terjadi dan tanpa intervensi yang tepat, dapat mengakibatkan
kematian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola karakteristik cedera kekerasan terhadap anak (KtA) dan
peran pelayanan kesehatan di RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam memberikan informasi tentang dugaan kekerasan
pada anak yang ditemukan selama pemeriksaan. KtA kekerasan seksual sudah lapor polisi pada saat ke rumah sakit
sehingga tidak terdapat dilema etik bagi dokter. Dokter sudah memahami apa yang menjadi tanggung jawab
pelayanan termasuk pembuatan Visum et Repertum. Dilema terjadi bila dugaan kekerasan ditemukan dari hasil
pemeriksaan dengan curiga pelaku orang terdekat. Apa yang harus dilakukan oleh dokter setelah
kegawatdaruratan teratasi. Apakah dokter melaporkan ke UPTD PPA/KPAI, polisi atau keduanya dan bagaimana
perlindungan terhadap korban anak KtA.
Metode. Penelitian deskriptif retrospektif dengan menggunakan sumber data sekunder berupa data medik KtA
RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung periode 2016 - 2020. Kriteria inklusi: data medik kasus KtA dengan korban
berumur kurang dari 18 tahun. Kriteria eksklusi: rekam medis yang tidak lengkap.
Hasil. didapatkan jumlah kasus 57 dugaan korban KtA, 54 kasus kekerasan seksual, dan 3 kasus kekerasan fisik.
Kekerasan seksual terbanyak pada tahun 2016 (37%), berjenis kelamin perempuan, dengan usia rentan 15-18
tahun, cedera kelamin (87%), kehamilan (6%), dan ditemukan sperma (11%) dari total kasus. Kasus kekerasan fisik
terbanyak pada tahun 2019 (2 kasus), berjenis kelamin laki-laki, rentan usia 5-9 tahun, dengan ciri luka sesuai
dengan dugaan KtA, hasil akhir 1 meninggal dunia di RSHS, 2 meninggal dirumah setelah perawatan di rumah.
Kesimpulan. Karakteristik KtA terbanyak adalah kekerasan seksual (95%) dan kekerasan fisik (5%), dan kekerasan
fisik merupakan kasus yang ditemukan oleh dokter sebagai pemberi layanan. Peran penyedia layanan dan tenaga
kesehatan saat menemukan dugaan kekerasan, selain menangani situasi darurat, juga harus memastikan
kepentingan terbaik bagi anak yang diduga mengalami kekerasan fisik dengan berkoordinasi dengan KPAI / UPTD
PPA.
ABSTRACT
Introduction. Violence against children often occurs and without proper intervention it can lead to death. This
study was conducted to determine the pattern of characteristics of violent injury to children and the role of health
services in Dr. Hasan Sadikin Hospital in providing information about the alleged child abuse that was found during
the examination. Violence against sexual children has been reported to the police prior to going to the hospital so
that there is no ethical dilemma for the doctor. The doctor already understands what the doctor is responsible for,
including the reporting of Visum et Repertum. The dilemma arises when allegations of child abuse are found during
an examination with the suspicion of a parent, what should be done by a doctor after the emergency is resolved,
report to the UPTD PPA / KPAI, the police, or both, and how to protect victims of child abuse.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
270
Research method. A retrospective descriptive study using secondary data sources in the form of medical data on
child abuse in RSUD Dr. Hasan Sadikin Bandung for the period 2016 - 2020. Inclusion criteria: medical data for cases
of child abuse aged less than 18 years. Exclusion criteria: incomplete medical record.
Results. There were 57 cases of violence against children, 54 cases of sexual violence, and 3 cases of physical
violence. Most sexual violence in 2016 (37%), female gender, vulnerable age 15-18 years, characteristics of genital
injuries (87%), pregnancy (6%), and sperm (11%) of the total cases of sexual violence. Most cases of physical
violence in 2019 (2 cases), male gender, vulnerable aged 5-9 years, characteristics of injuries in accordance with
allegations of violence against children, victim 1 died at RSHS, 2 died at home after treatment at home.
Conclusion. Most of the characteristics of are sexual violence (95%) and physical violence (5%), Physical violence
cases, are cases found by doctors as service providers. The role of service providers and health workers when
finding allegations of violence, in addition to handling emergency situations, must also ensure the best interests of
children suspected of experiencing physical violence in coordination with KPAI / UPTD PPA.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
271
PENDAHULUAN
darurat dan sampai september 2020 tercatat 65
Tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak
kasus. Data Simfoni-PPA dari Januari hingga 17 Juni
pada dasarnya bukan suatu bentuk perbuatan
2020, terdapat 3.928 kasus KtA, dari data tersebut
kejahatan yang baru dan selalu ada kasus yang
55% kasus adalah kekerasan seksual. Data tersebut
terjadi. Tanpa intervensi yang tepat, kejadian
merupakan data yang dilaporkan karena fakta jauh
penganiayaan anak dapat mengakibatkan kematian.
lebih banyak dari yang diketahui. Upaya
Hal ini menjadi keprihatian dokter pediatrik, begitu
perlindungan terhadap anak dapat tercapai dengan
pula dengan dokter spesialis forensik yang akan
baik apabila antar sektor saling bekerja sama seperti
selalu terlibat dalam penangan kasus Kekerasan
yang tertuang dalam Undang-Undang 35 tahun 2014
terhadap Anak (KtA).1,2,3 KtA merupakan masalah
tentang perlindungan anak. 6,7
global yang berhubungan dengan hak asasi manusia,
Adanya temuan dugaan kekerasan pada anak
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan
yang ditemukan oleh dokter pediatrik di RSUP Dr.
masa depan anak. Pemerintah Indonesia telah
Hasan Sadikin (RSHS) secara tidak langsung pada
meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) Perserikatan
saat pemeriksaan fisik di Instalasi Gawat Darurat,
Bangsa-bangsa (PBB) melalui Keputusan Presiden
timbul pertanyaan dokter ke mana harus
No. 36 tahun 1990, selanjutnya diperkuat dengan
melaporkan dan bagaimana mekanisme
pengesahan Undang-undang No. 23 tahun 2002
perlindungan terhadap korban. Bila dokter salah
tentang Perlindungan Anak dan telah mengalami
mengutarakan langsung, orang tua atau wali akan
perubahan menjadi Undang-undang Nomor 35
merasa terancam dan membawa korban tanpa
Tahun 2014. Atas dasar tersebut, negara memiliki
penanganan kegawataruratannya, dan bila tidak ada
kewajiban melakukan perlindungan bagi anak karena
penolakan oleh orang tua atau wali, siapa yang akan
mereka merupakan kelompok yang rentan
menjamin penanganan anak tersebut.
mengalami kekerasan ataupun eksploitasi.4,5
Hal ini yang menjadi dilema dokter dalam
Menurut undang-undang perlindungan anak
menangani kasus KtA yang belum terlapor. Pada
(UUPA) pasal 1 anak adalah seseorang yang belum
kasus kekerasan seksual tidak terdapat dilema yang
berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
dirasakan oleh dokter, karena kasus tersebut sudah
kandungan. Perlindungan Anak adalah segala
dilaporkan polisi. Pada kasus yang diduga adanya KtA
kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan
fisik bagaimana sikap dokter dalam menangani kasus
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,
tersebut, bagaimana perlindungan hukum pada
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
korban KtA dan perlindungan dokter yang
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
melaporkan. Di Indonesia sudah dibuat Undang –
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Hak
Undang yang mengatur hal tersebut, yaitu
Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang
PERMENKES 68 tahun 2013 pada pasal 2, walaupun
wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang
terdapat penolakan oleh orang tua atau wali
tua, keluarga, masyarakat, negara, pemerintah, dan
pemberi layanan wajib memberikan informasi. Hal
pemerintah daerah.4
ini yang belum tersosialisasikan kepada dokter
Data KPAI tahun 2011 sampai 2020 terdapat total
pemberi layanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
kasus 1929 kasus sosial dan anak dalam situasi
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
272
10-14…
15-18…
10-14…
15-18…
2017
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
0-4 thn
5-9 thn
0-4 thn
5-9 thn
2018
retrospektif dengan menggunakan sumber data
2019
sekunder kekerasan pada anak di RSUP dr Hasan Perempuan Laki-Laki
Sadikin Bandung periode 2016 – 2020. Kriteria inklusi Grafik 1. Jumlah kasus kekerasan terhadap anak
penelitian ini adalah data medis kasus kekerasan Grafik 2 menjelaskan kasus terbanyak terjadi pada
dengan usia kurang dari 18 tahun. Kriteria ekslusi: tahun 2016 dengan karakteristik luka lecet pada alat
kasus kekerasan dengan usia kurang dari 18 tahun kelamin sebanyak 87%, ditemukan sperma pada saat
dengan pengisian rekam medis tidak lengkap. pemeriksaan 11% dan kehamilan 6%.
Variabel penelitian dependen kekerasan pada anak
Karakteristik kasus kekerasan
dan peranan pelayanan kesehatan, variabel
2019 seksual
Perempuan Laki-Laki
Peneliti membagi usia berdasarkan Undang- kekerasan anak terbanyak jenis kelamin laki- laki,
Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan jumlah kasus terbanyak 2019 (67%), karakteristik
anak dan pembagian umur berdasarkan KEMENKES luka sesuai dengan kekerasan terhadap anak dengan
2013 0-4 tahun, 5-9 tahun, 10-14 tahun, 15-19 usia luka bervariasi yang menunjukan luka
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
273
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
274
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
275
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
276
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
277
kekerasan terhadap anak di rumah sakit yang diteliti 8. Diana JK, editor. Metodologi Penelitian Biomedis. Edisi 2.
Bandung: PT. Dana Martha Sejahtera Utama; 2008. 61–67
terbanyak kekerasan seksual (95%) dan kekerasan
p.
fisik (5%), dari kekerasan fisik yang dilayani 9. Sopiyudin D. M, DR ME. Langkah-Langkah Membuat
merupakan kasus ditemukan oleh dokter sebagai Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
278
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
279
Laporan Kasus
Cardiac Arrest karena Refleks Vagal yang Dipicu oleh Trauma Tumpul
pada Leher
ABSTRAK
Pendahuluan. Refleks vagal yang dihasilkan oleh adanya perangsangan terhadap nervus vagus. Perangsangan saraf vagus
akan menyebabkan pelepasan asetilkolin pada ujung saraf vagus yang dapat menurunkan irama nodus sinus dan menurunkan
eksitabilitas serabut-serabut penghubung nodus AV sehingga akan menghambat penjalaran impuls jantung yang menuju
ventrikel. Hormon asetilkolin juga akan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion kalium, sehingga akan
mempermudah terjadinya kebocoran kalium yang cepat dari serabut konduksi yang akan mengakibatkan hiperpolarisasi dan
menyebabkan penurunan denyut jantung dan terjadinya cardiac arrest.
Kasus. Pada tanggal tujuh Januari dua ribu dua puluh, terhadap Tn. J M 49 tahun, sesuai dengan surat permintaan
penyidik untuk dilakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk menentukan penyebab kematian orang tersebut. Menurut
pengakuan saksi, korban ditampar dari belakang dan dipukul pada bagian muka korban sehingga korban terjatuh dan tidak
sadarkan diri.
Hasil. Temuan hasil pemeriksaan luar terdapat luka lecet pada kepala serta luka memar pada leher bagian kanan dan kiri
bagian luar serta terdapat luka memar pada otot leher bagian kanan dan kiri, temuan hasil pemeriksaan dalam, pada kedua
paru ditemukan pembendungan pembuluh darah dan pembengkakkan, pada hati, ginjal dan pankreas terdapat
pembendungan pembuluh darah dan pada hati juga ditemukan peradangan organ hati lama (hepatitis kronis) dan pada
pemeriksaan histopalogi forensik menunjukkan hasil pada jantung tampak bagian-bagian yang mengalami pengerasan
(fibrosis) pada sel otot jantung, ditemukan penyempitan dan pengerasan (aterosklerosis) pada sebahagian pembuluh nadi
jantung.
Kesimpulan. Sebab mati orang ini akibat kekerasan tumpul pada daerah leher yang mengakibatkan terangsangnya/stimulasi
vagal refleks yang menyebabkan terjadinya gangguan dan kegagalan fungsi jantung.
ABSTRACT
Purpose. This case report recounts a death case due to blunt trauma to the neck, resulting in the vagal reflex
stimulation leading to sudden death, which is revealed in the autopsy.
Case description. On January 7th, 2020, according to the investigator's request for an internal and external examination to
determine the cause of death of Mr. JM, 49-years-old. According to the witness testimony, the victim was slapped from behind
and hit on the face then the victim fell unconscious.
Results. The external examination findings were abrasions on the head and bruises on the outer right and left neck and there
were bruises on the right and left neck muscles. The internal examination findings were: (1) both lungs found blocked blood
vessels and swelling, (2) in the liver, kidneys, and pancreas have blocked blood vessels, (3) the liver is also found with old liver
inflammation (chronic hepatitis). The histopathological examination showed the hardened parts (fibrosis) in the heart and the
muscle cells are found narrowing and hardening (atherosclerosis) in most of the heart arteries.
Conclusion. The cause of death was blunt force in the neck area which resulted in the vagal reflex stimulation which led to
cardiac dysfunction.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
280
PENDAHULUAN
teratur, warna merah kehitaman, ukuran 1 cm x
Saraf vagus adalah saraf kranial terpanjang. Saraf
1cm.
ini berisi serat motorik dan sensorik melewati leher
- Tepat di alis kanan, lima sentimeter dari garis
dan dada sampai ke perut, memiliki distribusi terluas
tengah, ditemukan luka lecet, bentuk tidak
di tubuh. Ini mengandung serat aferen somatik dan
teratur, warna merah kehitaman, ukuran 0,5 cm
visceral, serta serat eferen visceral umum dan
x 0.5 cm.
khusus. Vagus berasal dari kata Latin yang berarti
- Pada pelipis kiri, 8,5 cm dari garis tengah, 0,5 cm
wandering atau mengembara, karena saraf vagus
dari atas alis, ditemukan luka memar, bentuk
mengembara dari otak ke organ di dalam perut,
tidak teratur, warna merah kehitaman, ukuran
dada, dan leher.1,2
3,5 cm x 2 cm.
- Pada pipi kanan, 5 cm dari garis tengah, 3 cm di
bawah alis, ditemukan luka lecet, bentuk tidak
teratur, warna merah kehitaman, ukuran 2,5 cm
x 2 cm.
- Pada leher bagian kiri, 4 cm dari garis tengah, 3
cm dari rahang bawah, ditemukan luka memar,
bentuk tidak teratur, warna merah kehitaman,
ukuran 1,5 cm x 1 cm.
- Pada leher bagian kanan, 3,5 cm dari garis
tengah, 3 cm dari rahang bawah, ditemukan luka
Gambar 1. Tempat jalannya nervus vagus, apabila memar, bentuk tidak teratur, warna merah
ditekan dapat merangsang refleks vagal kehitaman, ukuran 1 cm x 1 cm.
KASUS
Dilakukan pemeriksaan luar dan dalam
sesuai surat permintaan dari penyidik terhadap Tn.
J.M sekitar 49 tahun yang menjadi korban
penganiayaan. Menurut pengakuan saksi, korban
ditampar dari belakang dan dipukul pada bagian muka
korban sehingga korban terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Maka pada tanggal 7 Januari 2020, pukul 14:00 Waktu Gambar 2. Luka lecet pada kepala
dilakukan pemeriksaan luar dan dalam. kulit daerah leher dan otot leher bagian kiri terdapat
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
281
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
282
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
283
KESIMPULAN
1. Saraf vagus adalah saraf kranial terpanjang.
Ini berisi serat motorik dan sensorik
melewati leher dan dada sampai ke perut,
memiliki distribusi terluas di tubuh.
2. Refleks vagal merupakan yang dihasilkan oleh
adanya perangsangan terhadap nervus vagus.
Juga dikenal sebagai serangan vasovagal, refleks
henti jantung, apnea saraf, kematian fisiologis
sesaat atau sinkop dengan eksitus sesaat atau
syok neurogenik primer.
3. Refleks vagal apabila terangsang akan
mengakibat akivasi saraf parasimpatis yang
sangat berbahaya karena dapat memicu
kegagalan fungsi jantung sehingga terjadi
henti jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Andrew G. THE VAGUS NERVE Understanding it’s
Physiology & Full Healing Potentials. 2020;63.
Available from: https://www.m-
culture.go.th/mculture_th/download/king9/Gloss
ary_about_HM_King_Bhumibol_Adulyadej’s_Funer
al.pdf
2. Richard C, Griessenauer CJ. Anatomy of the Vagus
Nerve. In Birmingham, Alabama, USA: Elsevier Ltd;
2015. p. 385–97.
3. Vij K. Text book of forensic medicine andd
toxicology. Principles and practice. fifth edit. 2011.
107–109 p.
4. Howland RH. Vagus Nerve Stimulation. Curr Behav
Neurosci Reports. 2014;1(2):64–73.
5. Saukko P, Bernard K. KNIGHT’S FORENSIC
PATHOLOGY. FOURTH EDI. CRC Press; 2016.
6. Barret KE, Barman SM, Boitano S, Brooks HL.
Ganong,Wf - Review of Medical Physiology
[Internet]. T WENT Y-F. Deutsche Medizinische
Wochenschrift. New York; 2016. 1807 p. Available
from: file://a19668307700017
7. Hanzlick R. Cause of Death and the Death
Certificate Cer tificate. Illinois; 2006. 10–21 p.
8. Concise Textbook of Forensic Medicine &
Toxicology - R.K.Sharma 3rd Ed.pdf.
9. JAMES, JASON PAYNE JR. Simpson’s Forensic
Medicine. Fourteenth. Notes and Queries. London:
Taylor & Francic GrouP, LLC; 2020.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
284
Tinjauan Pustaka
ABSTRAK
Sebuah outbreak yang disebabkan oleh mutasi dari infeksi virus corona (Severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2, SARS-CoV 2) dilaporkan di Wuhan, Cina. Dan secara cepat menyebar di banyak negara di dunia.
Manifestasi klinis dari penyakit ini dilaporkan dapat menyerang pernapasan yang akan ditandai dengan gejala
menyerupai flu, demam, dan batuk. Pada kondisi berat akan terjadi pneumonia yang akan berakibat pada
kemungkinan terjadinya gagal napas. Walaupun kejadian dari epidemi ini sudah berlangsung selama hampir satu
tahun, namun data yang menjelaskan perubahan histopatologi secara utuh belum dapat ditemukan baku emasnya.
Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya variasi perubahan patologis pasien ditambah ketidakcukupan data yang
dimiliki untuk membentuk suatu acuan dari penyakit ini. Pada studi literatur ini kami mencari beberapa penelitian
yang membahas variasi perubahan histopatologi yang meninggal disebabkan oleh COVID-19. Temuan terbanyak
dari studi literatur ini mengatakan bahwa kebanyakan pasien yang meninggal baik dengan komorbid maupun
tanpa komorbid mengalami kerusakan pada organ pernapasan dengan adanya temuan diffuse alveolar damage
serta infiltrasi mediator inflamasi pada sel. Untuk mendukung temuan yang ada diperlukan lebih banyak hasil
otopsi pasien yang meninggal karena COVID-19 agar dapat dijadikan sebuah pemahaman yang utuh dari penyakit
ini.
ABSTRACT
An outbreak caused by a new corona virus infection ( severe acute respiratory syndrome coronavirus 2,
SARS CoV 2) disease was reported, in Wuhan, China and rapidly spreading in many countries all over the world. The
Clinical Spectrum of SARS-CoV2 diseases (COVID-19) is reported to include mild asymptomatic infection, mild upper
respiratory disease with fever and cough, and severe pneumonia that can lead to Acute respiratory distress
syndrome (ARDS). Although the epidemic outbreak started at the end of the last year, Physician still does not know
a complete histopathological changing in patients with COVID 19 completely. It happened because there is not
enough data to make good guidelines in studying these diseases. We investigated studies that reported
histopathological changes from died patient caused by COVID-19 with or without comorbid. Patients with COVID-19
mainly have severe diseases onset or result in death due to proceeded lung injury with massive alveolar damage
and organ injury. However, the detailed mechanism that caused pathological changing is still unclear. In summary,
COVID-19 can affect many organs, but the typical and most common changing occurred in the lung with the finding
of diffuse alveolar damager and inflammatory changing. We still need many complete autopsy to gain a better
understanding of pathophysiological changes in SARS-CoV 2 Infections.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
285
PENDAHULUAN
TEMUAN OTOPSI
Sejak akhir Desember 2019, sebuah
Gambaran paru pada pasien COVID-19
kejadian outbreak dari penyakit yang disebabkan
memberikan tampilan bervariasi mulai dari
oleh novel corona virus (COVID-19; 2019-nCov atau
konsolidasi difus sampai dengan gambaran
“Sever acute respiratory syndrome corona virus 2”
4
suppuratif berat. Bentukan konsolidasi memiliki
SARS-CoV-2) dilaporkan di Wuhan, Cina. Selanjutnya,
bentuk pola yang tersebar dan memberikan
pada 11 maret 2020 WHO menetapkan status
konsistensi paru yang memiliki jaringan tegas dan
pandemi pada penyakit tersebut. Per bulan Oktober
4
tampak rapuh. Terdapat peningkatan berat paru
2020 jumlah pasien yang terinfeksi adalah
pada pasien COVID 19, dimana pada orang normal
38.364.319 orang sedangkan angka kematiannya
paru-paru memiliki berat 840 gram ( pada laki-laki )
mencapai 1.090.800 orang. Infeksi COVID-19 dapat
atau 639 gram (pada perempuan) meningkat
menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat. 1,2
menjadi rata-rata berat 2088 gram.5 Pada penelitian
Manifestasi klinis dari penyakit SARS-Cov 2
yang dilakukan oleh Christine, ditemukan
dilaporkan dapat bersifat asimptomatik maupun
pembesaran ukuran paru dimana ditemukan cairan
simptomatik. Keluhan pada saluran napas biasa
serous pada kedua paru sejumlah 50 ml.6 Pada paru
dirasakan pada saat seseorang terinfeksi. Pasien
akan terdapat sumbatan dan gambaran bercakan
akan merasakan adanya demam, batuk, nyeri
dari nekrosis hemoragik. 7
tenggorokan, dan bahkan gejala berat seperti sesak,
penurunan kesadaran, sampai dengan gagal napas
(Acute Respiratory distress syndrome) yang
menyebabkan kematian pada penderita SARS-Cov 2.3
Patofisiologi dari COVID-19 saat ini belum diketahui
secara lengkap dan masih dalam proses penelitian.
Hal ini menyebabkan studi terhadap perubahan
fisiologi dari organ tubuh karena infeksi virus ini
dianggap penting mengingat belum ditemukannya
gambaran utuh dari perubahan secara histopatologi
pasien yang menderita COVID-19.3
Gambar 1. Tampakan paru menunjukkan adanya
Makalah ini berupa studi literasi pada
sumbatan dimana ada temuan nekrosis hemoragi
beberapa pemeriksaan histopatologi post mortem
terutama pada bagian luar paru , bronkus membesar
pasien terkonfirmasi COVID, baik dengan adanya
dan ditutup dengan eksudasi hemoragik.6
komorbid maupun tidak. Berdasarkan tujuannya
maka perlu dibahas lebih lanjut bagaimana
GAMBARAN HISTOPATOLOGI
pataofisiologinya yang terjadi pada pasien yang
Pemeriksaan histopatologi menunjukkan
terinfeksi SARS-CoV2 dilihat dari temuan
adanya kerusakan alveolar difus (Diffuse alveolar
histopatologinya.
damage – DAD) disertai dengan gambaran deskuama
dari pneumosit yang memiliki nuclei yang besar,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
286
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
287
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
288
luas di paru. Infeksi tidak sebatas di sistem in Patients With COVID-19. Ann Intern Med.
pernapasan tetapi virus juga bereplikasi di enterosit 2020;173(4):268-277.
sehingga menyebabkan diare dan luruh di feses, juga 6. Suess C, Hausmann R. Gross and histopathological
pulmonary findings in a COVID-19 associated
urin dan cairan tubuh lainnya.10
death during self-isolation. Int J Legal Med.
Gambaran histopatologi yang ditemukan 2020;134(4):1285-1290.
pada pasien COVID-19 memiliki kesamaan pada 7. walter Vasques-bonilla, Roberto Orozco, Victor
Argueta, Manuel Sierra, Lysien I. Zambranno F. A
kasus SARS-COV1 dan MERS CoV. Temuan data
review of the main histopatological finding in
menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan paru coronavirus disease 2019. Elsevier. 2020;(July):1-
dan respon inflamasi terhadap infeksi virus. 2,3 10.
8. Xu Z, Shi L, Wang Y, et al. Pathological findings of
Gambaran dari pembentukan membrane hialin yang
COVID-19 associated with acute respiratory
menandakan adanya DAD pada fase akut dapat distress syndrome. Lancet Respir Med.
disebabkan dari berbagai faktor diantaranya proses 2020;8(4):420-422.
9. Menter T, Haslbauer JD, Nienhold R, et al.
infeksi dari penyakit COVID 19, kerusakan yang
Postmortem examination of COVID-19 patients.
disebabkan adanya toksisitas oksigen atau proses
Histopathology. 2020;77(2):198-209.
pemasangan alat, sepsis, toksik inhalan, trauma 10. Burhan, E., Isbaniah, F., Susanto, A. D., Aditama, T.
berat, dan eksaserbasi dari pneumonia.1,7 Y., Soedarsono, Sartono, T. R., Agustin, H. (2020).
Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia
SARS-CoV2 memiliki reseptor yang sama
COVID-19. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 1
dengan ACE 2 yang dapat diekspresikan pada sel - 67.
alveolar, epitel bronkial, dan endotel vascular.1 Oleh
karena itu infeksi SARS CoV2 dapat menyebabkan Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
distributed under the terms of the Creative Commons
adanya edema paru dan kerusakan jaringan paru.5 Attribution-NonCommercial 4.0 International License
Temuan kerusakan jaringan pada pasien yang (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/), which
permits unrestricted non-commercial use, distribution, and
meninggal karena SARS-CoV 2 juga dapat reproduction in any medium, provided the original author and
source are properly cited.
dipengaruhi oleh proses medikasi dan penanganan
pada pasien saat berada di rumah sakit.1
DAFTAR PUSTAKA
1. Barton LM, Duval EJ, Stroberg E, Ghosh S,
Mukhopadhyay S. COVID-19 Autopsies, Oklahoma,
USA. Am J Clin Pathol. 2020;153(6):725-733.
2. Nasr A, Rossi RS, Pellegrinelli A, Zerbi P.
Pulmonary post-mortem findings in a large series
of COVID-19 cases from Northern Italy. 2020:1-11.
3. Deshmukh V, Motwani R, Kumar A, Kumari C, Raza
K. Histopathological observations in COVID-19: a
systematic review. J Clin Pathol. 2020:jclinpath-
2020-206995. 5
4. Hanley B, Lucas SB, Youd E, Swift B, Osborn M.
Autopsy in suspected COVID-19 cases. J Clin
Pathol. 2020;73(5):239-242.
5. Wichmann D, Sperhake J-P, Lütgehetmann M, et al.
Autopsy Findings and Venous Thromboembolism
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
289
Artikel Penelitian
ABSTRAK
Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia dan kegagalan untuk
mengatur kadar insulin dalam tubuh. Diabetes mellitus telah menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia
dan ketoasidosis diabetik adalah penyebab kematian yang paling umum. Komplikasi akut diabetes melitus sebagai
penyebab kematian mungkin sulit untuk didiagnosis karena tidak adanya temuan makroskopis dan mikroskopis
yang khas. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar glukosa darah postmortem dan kadar HbA1c pada
jenazah yang terdiagnosis saat rawatan dengan diabetes mellitus dan yang tidak terdiagnosis dengan diabetes.
Metode. Penelitian ini adalah studi analitik untuk melihat perbedaan kadar glukosa darah dan HbA1c
postmortem pada jenazah yang saat rawatan terdiagnosis dengan diabetes dan non diabetes. Data dianalisis
dengan analisis statistik bivariat dengan uji T tidak berpasangan.
Hasil. Pada penelitian ini jenazah dengan riwayat diabetes melitus paling banyak ditemukan pada rentang usia 41-
60 tahun berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata kadar glukosa darah postmortem dengan riwayat diabetes melitus
adalah 227,9 ± 134,4 mg/dl sedangkan yang tidak memiliki riwayat diabetes melitus adalah 201,6 ± 130,8 mg / dl.
Rata-rata kadar HbA1c jenazah dengan riwayat diabetes melitus adalah 7,28 ± 24% sedangkan pada jenazah tanpa
riwayat diabetes melitus adalah 4,8 ± 1,4%. Terdapat perbedaan yang signifikan pada kadar HbA1c postmortem
pada kelompok diabetes dan non diabetes. Sedangkan kadar glukosa darah postmortem antara kedua kelompok
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Kesimpulan. HbA1c dapat digunakan sebagai modalitas diagnostik untuk otopsi pada kasus diabetes.
ABSTRACT
Background. Diabetes is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia and failure to regulate high or
low-level of insulin in the body. Diabetes mellitus has become a major cause of death worldwide and diabetic
ketoacidosis is the most common cause of death. Acute complications of diabetes mellitus as causes of death may
be difficult to diagnose due to missing characteristic macroscopic and microscopic findings. In this study, the aim is
to compare the postmortem blood glucose and HbA1c levels in the bodies diagnosed with diabetic and
nondiabetic.
Methods. This is an analytical study to look at differences in postmortem blood levels and HbA1C in diabetic and
non diabetic patients. Data were analyzed by bivariate statistical analysis with unpaired T test.
Results. In this study, the bodies with diabetes mellitus history found mostly in the age range of 41-60 years, male
sex. The average postmortem blood glucose levels with diabetes mellitus history was 227.9 ±134,4 mg / dl whereas
those without diabetes mellitus history was 201.6 ±130,8 mg / dl. The average HbA1c levels of body with diabetes
mellitus history was 7.28±24 % while the body without diabetes mellitus history was 4,8±1,4%. There was a
significant difference in postmortem HbA1c between both cases.
Conclusion HbA1c may use as diagnostic modality for autopsy in diabetic cases.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
290
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus saat ini menjadi salah satu pada kadar HbA1c.7 Jumlah HbA1c dalam darah
ancaman kesehatan global. Diabetes mellitus tergantung pada rata-rata kadar glukosa selama 8-12
menjadi salah satu penyakit kronis yang paling minggu sebelum pengukuran, hal ini karena HbA1c
umum di banyak negara. Menurut data federasi terakumulasi dalam sel darah merah selama 120 hari
diabetes internasional ada 425 juta orang berusia umur sel darah merah, oleh karena itu pengukuran
20-79 tahun dengan diabetes di dunia pada tahun HbA1c berguna untuk menentukan kontrol glukosa
2017, dan satu dari dua orang dewasa dengan darah jangka panjang pada diabetes mellitus.8
diabetes tidak terdiagnosis (212 juta).1 Prevalensi Penegakan diagnosis diabetes mellitus
diabetes mellitus di Indonesia menurut laporan hasil berdasarkan temuan morfologi sangat sulit pada
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 oleh banyak kasus, hal ini menyebabkan tidak
Departemen Kesehatan, terjadi peningkatan terdiagnosisnya penyakit ini saat autopsi. Pada
Diagnosis postmortem dari gangguan gula darah dan HbA1c postmortem jenazah yang
metabolisme glukosa termasuk terjadinya komplikasi telah didiagnosis diabetes dan dibandingkan dengan
akut seperti pada kasus diabetes mellitus bisa sulit yang non diabetes mellitus.
oleh penyakit ini. Komplikasi diabetes ini sering Penelitian ini merupakan penelitian analitik
terlibat dalam penyebab kematian mendadak atau komparatif untuk melihat perbedaan kadar glukosa
penyebab kematian lain, diagnosis diabetes mellitus darah dan HbA1C postmortem pada jenazah yang
postmortem penting dalam otopsi forensik rutin.3 sudah terdiagnosis diabetes saat rawatan dan
Seharusnya diagnosis diabetes dapat ditentukan jenazah yang tidak terdiagnosis diabetes di rawatan.
dengan pemeriksaan kadar glukosa darah, namun Penelitian dilakukan di kamar jenazah Rumah Sakit
kadar glukosa darah postmortem dapat mengalami M. Djamil, Padang. Sampel penelitian adalah 12
penurunan karena terjadinya metabolisme yang jenazah yang sudah terdiagnosis diabetes mellitus
terus berlanjut. Metabolisme glukosa dapat dari ruang rawatan dan 12 orang jenazah yang tidak
dievaluasi dari hasil hemoglobin terglikalasi yang terdiagnosis diabetes mellitus saat rawatan.
tidak kuat pengaruhnya oleh metabolisme glukosa Persetujuan etik penelitian diminta ke komite etik
glukosa dalam tubuh. Meningkatnya kadar HbA1c 1. Setiap jenazah yang terdiagnosis dengan diabetes
postmortem menunjukkan kondisi hiperglikemia mellitus saat rawatan yang masuk ke kamar jenazah
antemortem yang tidak terkontrol.6 Namun, RS M Djamil akan diambil darahnya sebanyak 3 ml.
konsentrasi HbA1c hanya dipengaruhi oleh Sebelumnya dilakukan inform consent terlebih
hiperglikemia jangka panjang untuk minimum 12 dahulu dengan keluarga. Jika keluarga setuju maka
jam, hiperglikemia jangka pendek tidak berpengaruh diambil darah sebanyak 3 ml dari arteri femoralis.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
291
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
292
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
293
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
294
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
295
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
296
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background: In an atmosphere of the Covid-19 pandemic where people are currently worried about their
family members being infected with the corona virus, the State and society are focusing on prevention with various
policies, both national and local, which must be obeyed by the community. On the other hand, it turns out that
crime has actually increased as reported in online news: The Indonesian National Police (POLRI) stated that the
crime rate has increased during the corona pandemic. Head of the Public Information Bureau (Karopenmas) of the
National Police Headquarters (Mabes Polri), Police Brigadier General Argo Yuwono stated that the crime rate
increased by 19.72 percent from the pre-pandemic period: “In February 2020 there were 17,411 cases. In March
2020 there were 20,845 cases” (Police Brigadier General Argo Yuwono, 13/4/20). The increase in the crime rate is
partly due to the fact that many people are economically affected in the midst of the pandemic. They finally chose a
shortcut by committing crimes. Agus also stated that criminals take advantage of situations of social restriction
that make the neighborhood quiet to carry out their actions. (Inspector General Agus Andrianto, 20/4/2020). In the
midst of the corona pandemic, the most common crimes in Jakarta are theft, mugging, and robbery of minimarkets
(Police Commissioner Yusri Yunus, 2020), including drug trafficking and abuse.
Case Report: A case was reported in which a man with the initials A.S. is suspected of being a dead victim
of a criminal act and an external examination is carried out, and examination is based on the investigator's request
letter on the same day.
Results: In the victim's corpse, bruises were found that did not disappear with pressure, stiff corpses were
difficult to resist, blue color was found on the lips, fingertips and toes, bleeding spots were found on the eyelids and
on the lungs, bruises and abrasions were found in the neck, upper limbs, lower limbs, and there is blood absorption
in the scalp. The results of the anatomical pathology examination: Lung tissue has been damaged by a long disease
process, it was found that the liver tissue was damaged which was dominated by fatty tissue. Toxicology
examination indicated: Methamphetamine substance was found in the stomach.
Conclusion: From the results of external and internal examinations as well as supporting examinations, it
was concluded that the cause of death of the victim was suffocation due to lung disease which had been suffered
by the victim for a long time.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
297
PENDAHULUAN
tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dari mulai
Kematian merupakan akibat suatu proses
terhentinya suplai oksigen. Manifestasinya akan
yang dapat dikenal secara klinisi pada seseorang
dapat dilihat setelah beberapa menit, jam, dan
melalui pengamatan terhadap terjadinya perubahan
seterusnya. Setelah beberapa waktu, timbul
pada tubuh mayat. Dimana manifestasinya dapat
perubahan pasca mati yang jelas memungkinkan
dilihat setelah beberapa menit, jam dan seterusnya.
diagnosis kematian lebih pasti.1,2
Penyebab kematian dapat juga akibat terhentinya
Sedangkan mendadak merupakan kata yang
suplai oksigen itu sendiri yang disebabkan karena
berkaitan dengan waktu yang cepat atau seketika
adanya hambatan masuknya oksigen ke dalam
terhadap munculnya suatu kejadian atau peristiwa.
sistem respirasi, dan juga menyebabkan
Mendadak kaitannya dengan kematian dapat
terganggunya pengeluaran karbon dioksida dari
bersifat mutlak ataupun relatif. Dilihat dari
tubuh sehingga kadarnya dalam darah meningkat.
perjalanan waktu kata mendadak dapat diartikan
Suatu keadaan yang mana terjadinya gangguan
seketika, saat itu juga. Mendadak juga dapat
dalam pertukaran udara pernafasan yang normal
dirasakan bagi orang yang sempat bertemu dengan
disebut dengan asfiksia, salah satunya dijumpai
korban saat masih sehat dan sangat terkesan dengan
karena penyakit.1,2
pertemuan tersebut.1,2
Kematian mendadak pada system respirasi
Etiologi
melalui mekanisme perdarahan, asfiksia, dan atau
Penyebab mati mendadak dapat
pneumothoraks. Perdarahan dapat terjadi pada
diklasifikasikan menurut sistem tubuh, yaitu sistem
tuberkulosis paru, kanker paru, bronkiektasis, abses,
kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem susunan
dan sebagainya. Sedangkan asfiksia terjadi pada
saraf pusat, sistem gastrointestinal, sistem
pneumonia, spasme saluran napas, asma, dan
haemopoietik dan sistem endokrin. Dari sistem-
penyakit paru obstruktif kronis, aspirasi darah atau
sistem tersebut, yang paling banyak menjadi
tersedak.11
penyebab kematian adalah sistem kardiovaskular
dan system respirasi.6
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian mendadak pada Sistem Respirasi
Definisi WHO untuk kematian mendadak
dikarenakan tidak masuknya oksigen ke sirkulasi oleh
adalah kematian yang terjadi pada 24 jam sejak
karena penyakit pada paru- paru itu sendiri .11
gejala-gejala timbul, namun pada kasus-kasus
forensik, sebagian besar kematian terjadi dalam
LAPORAN KASUS
hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala
Dilaporkan sebuah kasus korban laki-laki,
pertama timbul. Kematian mendadak tidak selalu
inisial A.S yang di duga meninggal akibat tindak
tidak terduga, dan kematian yang tak diduga tidak
pindana, Korban diantar polisi ke RSUP.H. Adam
selalu terjadi mendadak, namun amat sering
Malik Medan bersama surat permintaan
keduanya ada bersamaan pada suatu kasus.1
pemeriksaan luar dan dalam sesuai permintaan
Kematian adalah suatu proses yang dapat
Nomor B/4030/IX/2020.
dikenal secara klinis pada seseorang melalui
pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
298
Pemeriksaan Umum
Dijumpai sesosok mayat laki-laki berkhitan,
dikenal, inisial A.S panjang badan seratus tujuh
puluh sentimeter, perawakan gemuk, warna kulit
sawo matang, rambut hitam, lurus, berkumis tipis
dan berjenggot, memakai celana dalam bahan kaos
berwarna abu abu berukuran XL, kebangsaan
Indonesia, dijumpai tahi lalat dibawah bibir
sebelah kanan ,berwarna hitam bentuk menonjol,
bentuk bulat, berambut dengan ukuran garis
tengah nol koma lima sentimeter dari garis tengah Anggota gerak Atas:
tubuh dan nol koma lima sentimeter dari sudut Dijumpai luka lecet pada lengan bawah
mulut kanan. dengan ukuran panjang tiga sentimeter
lebar satu sentimeter dengan jarak dua
puluh dua sentimeter dari pergelangan
tangan, tiga puluh sentimeter dari puncak
bahu
Dijumpai luka lecet pada punggung tangan
dengan ukuran panjang nol koma lima
sentimeter dan lebar nol koma lima
sentimeter dengan jarak tujuh sentimeter
dari pergelangan tangan, delapan
PEMERIKSAAN LUAR :
sentimeter dari ujung jari kelingking
Mata: Mata terutup, dijumpai bintik pendarahan,
Dijumpai luka lecet pada pergelangan
teleng mata keruh, tidak dijumpai tanda tanda
tangan kiri sisi dalam, panjang Sembilan
kekerasan.
sentimeter dan lebar nol koma satu
Hidung: Simetris, dijumpai keluar darah dari kedua
sentimeter. Jarak dari lipatan siku kiri dua
lubang hidung,pada perabaan tidak dijumpai tanda
puluh lima sentimeter dan jarak dari ujung
tanda patah tulang hidung.
jari jempol kiri empat belas sentimeter
Mulut: Mulut tertutup, dijumpai kedua bibir
.
berwarna kebiruan, dijumpai keluar darah dari
mulut.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
299
empat belas sentimeter dari ujung jempol resapan darah pada kulit kepala sebelah kiri
Dijumpai ujung-ujung berwarna biru, tidak belakang dengan ukuran panjang enam koma lima
dijumpai tanda tanda patah tulang sentimeter dan lebar enam sentimeter dengan
jarak sepuluh sentimeter dari garis tengah tubuh,
sepuluh sentimeter dari telinga kiri, tidak dijumpai
patah tulang tengkorak kepala
Pada pembukaan selaput tebal otak: Dijumpai
pembuluh darah melebar
PEMERIKSAAN DALAM
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
300
tulang dada dijumpai resapan darah pada tulang Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi: Jaringan paru –
dada sebelah atas dengan ukuran panjang satu paru mengalami kerusakkan oleh proses penyakit
sentimeter lebar satu sentimeter. yang sudah lama, dijumpai jaringan hati mengalami
kerusakkan yang didominasi jaringan lemak .
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
301
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
302
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
303
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
304
Laporan Kasus
ABSTRACT
Introduction: A road transportation accident can cause injury, and may reduce quality of life. Detection of injury in
the community is very important as the base of policy in community health management, so promotive and
preventive approach can be done properly to lower the prevalence.
Method: This article based on secondary data from Health Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman 2016-
2019.
Result: Data of injury taken from cycles 2, 3, and 5 HDSS Sleman (2016, 2017, and 2019). Road transportation
injury is the highest prevalence in injury case every year. Majority of case is motorcyclist, and twenty percent of
them suffer from head injury. Otherwise, the usage of safety equipment always above 70 percent in motorcyclists.
Active age, education, history of hypertension, and site of accident contribute to people wearing helmet. Helmet as
safety equipment significantly contribute to head injury.
Conclusion: We need to keep more attention on transportation accident as the priority in management of
community health due to injury.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
305
PENDAHULUAN
(MHREC) Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Kecelakaan dapat mengakibatkan cedera,
Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah
dan dapat menurunkan kualitas hidup manusia.
Mada dengan nomor surat: KE/FK/ 0593/EC/2020.
Cedera akibat kecelakaan lalu lintas adalah salah
satu masalah kesehatan yang sangat serius di dunia.
Data dianalisis dengan menggunakan STATA
World Health Organization (WHO) tahun 2015
Versi 16. Proses analisis menggunakan pendekatan
mempublikasikan The Global Report on Road Safety
deskriptif dan analisis regresi logistik tunggal dan
yang menyatakan, sekitar 1,25 juta orang di dunia
berganda dengan Odds Ratio (OR) untuk melihat
meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, dan angka
kemungkinan risiko
ini berada di kisaran sama sejak tahun 2007 hingga
2013.1
Cedera akibat kecelakaan lalu lintas di Hasil
Indonesia adalah penyebab utama kematian dan Penelitian ini adalah penelitian multi tahun.
2
disabilitas secara umum. Riset Kesehatan Dasar HDSS Sleman telah melakukan pengambilan data
(Riskesdas) pada tahun 2018 mendapatkan sejak tahun 2015. Saat ini telah selesai dilakukan
prevalensi cedera yang terjadi di Indonesia sebesar pendambilan data sebanyak 5 siklus. Siklus 1
9,2% dengan urutan penyebab cedera terbanyak dilakukan tahun 2015, siklus 2 dilakukan tahun 2016,
adalah kecelakaan sepeda motor sebesar 45%. siklus 3 dilakukan tahun 2017, siklus 4 dilakukan
Proporsi cedera yang disebabkan kecelakaan lalu tahun 2018, dan siklus 5 dilakukan tahun 2019.
lintas di daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Pengambilan data dilakukan berdasarkan modul
menyumbang urutan ke-9 tertinggi setelah yang dipersiapkan. Pengambilan data dengan modul
3
Kalimantan Utara. Identifikasi faktor risiko pada cedera dilakukan pada siklus 2, 3, dan 5. Dengan
cedera akibat kecelakaan lalu lintas penting demikian, data yang dipergunakan dalam penelitian
dilakukan dalam kedokteran komunitas agar dapat ini adalah data tahun 2016, 2017, dan 2019.
disusun langkah promotif dan preventif, sehingga Diperoleh data kasus cedera sebanyak 1676. Cedera
diharapkan makin menurun kejadiannya, khususnya akibat kecelakaan transportasi darat menempati
cedera kepala. Penelitian ini, juga mencari faktor urutan tertinggi yaitu berjumlah 62% (Gambar1).
risiko terkait penggunaan helm standard.
100%
80%
62%
60% 54%
Metode 40%
35%
40% 29% 31%
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
306
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
307
Tabel 2. Faktor yang berkontribusi terhadap cedera kepala pada kecelakaan Tabel 3. Faktor yang berkontribusi pada penggunaan helm standar oleh pengendara
transportasi darat sepeda motor
Cedera Tidak Cedera Helm Bukan Helm
Total Kepala Kepala Chi Unadjusted Adjusted Total Standar Standar Chi Unadjusted Adjusted
Variabel N n % n % P OR P OR P
Variabel N n % n % P OR P OR P
Tahun 2016 405 315 78% 90 22% 0 1.099 0.605
Tahun 2016 405 85 21% 320 79% 0 1.149 0.471
Tahun 2017 341 250 73% 91 27% 0.862 0.42
Tahun 2017 341 70 21% 271 79% 1.118 0.58 Tahun 2019 293 223 76% 70 24% 1
Tahun 2019 293 55 19% 238 81% 1 Umur
Umur Lainnya 433 288 67% 145 33% 0 1
Lainnya 433 88 20% 345 80% 0.971 1 Dewasa 603 497 82% 106 18% 2.361 0 1.572 0.008
Dewasa 603 122 20% 481 80% 0.994 0.971 Pendidikan
Pendidikan Dasar 380 224 59% 156 41% 0 1
Tinggi 635 545 86% 90 14% 4.217 0 3.591 0
Dasar 380 82 22% 298 78% 0.398 1 Pekerjaan
Tinggi 635 123 19% 512 81% 0.873 0.396 Di rumah 272 187 69% 85 31% 0.002 1
Pekerjaan Kerja di luar 767 601 78% 166 22% 1.646 0.002
Di rumah 272 62 23% 210 77% 0.221 1 Frekuensi Cedera
Kerja di luar 767 148 19% 619 81% 0.81 0.218 dalam 1 tahun
>1 kali 99 75 76% 24 24% 0.984 1
Frekuensi 1 Kali 940 713 76% 227 24% 1.005 0.984
Cedera dalam 1
Jenis Kelamin
tahun
Perempuan 465 345 74% 120 26% 0.264 1
>1 kali 99 15 15% 84 85% 0.174 1 Laki-laki 574 443 77% 131 23% 1.176 0.264
1 Kali 940 195 21% 745 79% 1.466 0.19 Hipertensi
Jenis Kelamin Tidak 903 677 75% 226 25% 0.128 1
Perempuan 465 103 22% 362 78% 0.162 1 Ya 89 73 82% 16 18% 1.523 0.142 1.827 0.048
Laki-laki 574 107 19% 467 81% 0.805 0.162 DM
Hipertensi Tidak 962 726 75% 236 25% 0.561 1
Ya 30 24 80% 6 20% 1.3 0.57
Tidak 903 181 20% 722 80% 0.968 1
Stroke
Ya 89 18 20% 71 80% 1.011 0.968 Tidak 986 746 76% 240 24% 0.622 1
Diabetes Ya 6 4 67% 2 33% 0.643 0.612
Mellitus Jumlah Anak
Tidak 962 194 20% 768 80% 0.63 1 >2 anak 76 59 78% 17 22% 0.947 1
Ya 30 5 17% 25 83% 0.792 0.638 < 2 anak 405 313 77% 92 23% 0.98 0.947
Stroke Lokasi Kecelakaan
Non Jalan 137 73 53% 64 47% 0 1
Tidak 986 196 20% 790 80% 0.101 1
Jalan 902 715 79% 187 21% 3.352 0 2.771 0
Ya 6 3 50% 3 50% 4.031 0.089
Jumlah Anak
>2 anak 76 13 17% 63 83% 0.461 1 Diskusi
< 2 anak 405 84 21% 321 79% 1.268 0.469
Penggunaan
Helm Penelitian yang dilakukan menunjukkan
Tidak standar 251 74 29% 177 71% 0 1
Standar 788 136 17% 652 83% 0.499 0 0.499 0 kecelakaan transportasi darat atau kecelakaan lalu
Lokasi
Kecelakaan
Non Jalan 137 27 20% 110 80% 0.874 1 lintas menempati urutan tertinggi kasus cedera
Atau bila tanpa helm standar atau tidak berdasarkan data HDSS Sleman. Kecelakaan lalu
menggunakan helm kemungkinan cederanya lintas adalah kecelakaan yang terjadi atau berasal
menjadi 2 kalinya dibandingkan yang menggunakan
dari jalan lalu lintas umum yang menghasilkan satu
helm standard. atau lebih orang terbunuh atau terluka, dan
Tabel 3 menyajikan faktor yang setidaknya satu kendaraan yang bergerak terlibat.4
mempengaruhi penggunaan helm standar. Kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama
Didapatkan usia dewasa (OR=1,572, p<0,01), tingkat peningkatan beban kesehatan di seluruh dunia
pendidikan tinggi (OR=3,591, p<0,001), riwayat
terkait trauma akibat cedera pada satu atau lebih
hipertensi (OR=1,9, p<0.05), dan lokasi kecelakaan di bagian tubuh hingga dapat berujung pada kematian.5
jalan (OR=2,8, p<0.001) memiliki kecenderungan Riskesdas tahun 2018 melaporkan bahwa cedera
memakai helm standar lebih tinggi dibanding akibat KLL menyumbang proporsi 31,4% dari seluruh
kelompok lainnya. kasus cedera yang terjadi di Indonesia.3 Kecelakaan
lalu lintas adalah fenomena kompleks yang
disebabkan oleh kombinasi nonlinier beberapa
faktor resiko. Interaksi antara faktor manusia, faktor
kendaraan, faktor jalan dan kondisi alam dapat
saling mempengaruhi satu sama lain dalam
6
menimbulkan kejadian ini.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
308
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
309
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
310
7. World Health Organization. Global Status Report on Observational Study. Biomed Res Int. 2016; 2016:
Road Safety 2018. 2018. [Online] Available at: 1849134.
https://www.who.int/violence_injury_prevention/road 17. Thomas M. Rice, Lara Troszak, James V. Ouellet, Taryn
_safety_status/ 2018/en/ Erhardt, Gordon S. Smith, and Bor-Wen Tsai.
8. Singh, S. K., Nasution, I. S. & Hayati, L. Angka Kejadian Motorcycle helmet use and the risk of head, neck, and
Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan fatal injury: Revisiting the Hurt Study. Accid Anal Prev.
Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum di RSUP Dr. 2016 Jun; 91: 200–207.
Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2011-2013.
Copyright @ 2020 Authors. This is an open access article
2015. MKS, 47(2), pp. 105-109.
distributed under the terms of the Creative Commons
9. Peter Kiteywo Sisimwo and Geoffrey Mose Onchiri. Attribution-NonCommercial 4.0 International License
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/),
Epidemiology of head injuries and helmet use among which permits unrestricted non-commercial use,
motorcycle crash injury: a quantitative analysis from a distribution, and reproduction in any medium, provided
the original author and source are properly cited.
local hospital in Western Kenya. Pan Afr Med J. 2018;
31: 70.
10. Seid, M. et al. Injury Characteristics and Outcome of
Road Traffic Accident among Victims at Adult
Emergency Departement of Tikur Anbessa Specialized
Hospital, Addis Ababa, Etopia: a Prospective Hospital
Based Study. 2015. BioMed Central Emergency
Medicine, 1-9. doi:DOI 10.1186/s12873-015-0035-4.
11. Carrasco, C. E., Godinho, M., Barros, M. B. de, Rizoli, S.,
Fraga, P. G. Fatal motorcycle crashes : a serious public
health problem in Brazil. World Journal of Emergency
Surgey. 2012. 7(S5), pp. 1-6.
12. Aflanie, I., Nirmalasari, N. & Arizal, M. H. Ilmu
Kedokteran Forensik & Medikolegal. 1 ed. Depok: PT
Raja Grafindo Persada. 2017.
13. World Health Organization. Helm: Manual keselamatan
jalan untuk pengambil keputusan dan praktisi. 2016.
[Online] Available
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/432
61/ 9241562994_ind.pdf?s equence=52
14. Chang, F., Li, M., Xu, P., Zhou, H., Haque, Md. M.,
Huang, H. Injury Severity of Motorcycle Riders Involved
in Traffic Crashes in Hunan, China: A Mixed Ordered
Logit Approach. International Journal of Environmental
Research and Public Health. 2016. 13(714), pp. 1-15.
15. Ha, N. T., Ederer, D., Vo, V. A. H., Pham, A. V., Mounts,
A., Nolen, L. D., Sugerman, D. Changes in motorcycle-
related injuries and deaths after mandatory
motorcycle helmet law in a district of Vietnam. Traffic
Injury Prevention. 2018. 19(1), pp. 75-80.
16. Kang-Min Sung, Jennifer Noble, Sang-Chul
Kim, Hyeok-Jin Jeon, Jin-Yong Kim, Han-Ho Do et all.
The Preventive Effect of Head Injury by Helmet Type in
Motorcycle Crashes: A Rural Korean Single-Center
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
311
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Introduction: Post-mortem examination of bodies suspected of dying from acute myocardial infarction remains a
challenge because the possibility of autopsy and histopathological findings in some autopsy results can be non-
specific. In clinical practice, cardiac troponin testing is generally used as the "gold standard" for diagnosing acute
myocardial infarction and may also be applied as a supporting tool for diagnosing sudden death from acute
myocardial infarction.
Objective: To determine whether post-mortem troponin levels can diagnose the cause of sudden death due to
acute myocardial infarction when compared with autopsy or histopathological examination.
Methods: Literature search through some online databases and critical review was carried out using
standardized Diagnostic Study Appraisal Worksheets from the Centre for Evidence-based Medicine, University of
Oxford 2010.
Result: From the article search process, there were 3 articles about diagnostic studies that filled the inclusion
and exclusion criteria. Three articles show that the examination of troponin levels, has a sensitivity from 50% -
100%, a specificity from 40% -67%, a positive predictive value from 36% -89%, a negative predictive value from
14% -100%, and a post-test probability for positive results from 37%
-98%.
Conclusion: Examination of troponin levels in blood and post-mortem pericardial fluid are not a good diagnostic
tool for diagnosing causes of sudden death from acute myocardial infarction, but can be used as a screening tool
for sudden death suspected of acute myocardial infarction.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
312
LATAR BELAKANG
mengeluh mual dan rasa tidak enak pada dada
Infark miokard akut (IMA) merupakan
kirinya. Istri pasien yakin suaminya meninggal
suatu kondisi yang ditandai dengan adanya cedera
akibat serangan jantung.
pada miokardium yang bersifat ireversibel
Untuk memastikan penyebab kematian,
sehingga terjadi nekrosis pada sebagian besar
harus dilakukan otopsi, keluarga pasien setuju
miokardium. Keadaan akut yang dimaksud adalah,
untuk diotopsi. Saat dilakukan otopsi, dokter tidak
kondisi infark yang terjadi dalam kurun waktu
menemukan gambaran morfologi khas menonjol
kurang dari 3-5 hari.1
ke arah kematian akibat infark miokard akut
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018
(IMA), dokter forensik memikirkan untuk
menunjukkan bahwa penderita penyakit jantung
melakukan pemeriksaan tambahan, yaitu
di Indonesia mencapai 1,5% atau 15 dari 1000
pemeriksaan kadar Troponin yang merupakan
penduduk.2 Kematian mendadak akibat serangan
pemeriksaan gold standard menentukan IMA
jantung dapat disebabkan oleh infark miokard
pada pasien hidup.
akut.3
Pemeriksaan post mortem pada jenazah
yang dicurigai meninggal akibat infark miokard
PERTANYAAN KLINIS
akut (IMA), tetap menjadi sebuah tantangan
karena kemungkinan temuan otopsi non-spesifik Apakah kadar troponin pada pasien yang
dalam beberapa hasil otopsi kasus. Pemeriksaan meninggal mendadak dapat digunakan untuk
troponin jantung sensitif tinggi umumnya mendiagnosis penyebab kematian akibat infark
digunakan dalam praktik klinis sebagai "gold miokard akut?
standard" untuk mendiagnosis infark miokard, dan
mungkin juga diterapkan sebagai alat pendukung METODE
untuk evaluasi post-mortem.4 Dilakukan pencarian literatur dengan
strategi pencarian dilakukan di basis data
SKENARIO KLINIS
elektronik: Pubmed/MEDLINE, Scopus, Proquest,
serta Cochrane Library,, ScienceDirect, Mendeley,
Seorang laki- laki berusia 43 tahun datang
Wiley Library Online pada tanggal 24 Februari
ke IGD pukul 5 dini hari diantar istrinya dalam
2020. Kami tidak membatasi tahun publikasi.
keadaan tidak sadar sejak kurang lebih 30 menit
Strategi pencarian memasukan kata-kata dalam
sebelum masuk IGD. Pasien dinyatakan telah
judul, abstrak, full text dengan kata kunci:
meninggal dunia ketika sudah tiba IGD setelah
(“troponin” OR “cardiac marker”) AND (“post
dokter melakukan pemeriksaan.
mortem”) AND (“sudden death”) AND
Istri pasien ingin mengetahui penyebab
(“myocardial infarction”). Penyaringan artikel
kematian suaminya karena sebelumnya dikatakan
yang didapat dilakukan berdasarkan kriteria
suami pasien dalam keadaan sehat dan tidak
inklusi: adanya evaluasi kadar troponin pada
pernah dikatakan menderita suatu penyakit
jenazah yang dilakukan otopsi dan pemeriksaan
apapun. Namun belakangan ini, suaminya sering
histopatologi, penelitian menggunakan desain
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
313
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
314
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
315
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
316
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
317
DAFTAR PUSTAKA
1. Burke AP. Pathology of Acute Myocardial Infarction
[Internet]. 26 October. 2015. p. 1. Available from:
https://emedicine.medscape.com /article/1960472-
overview
2. RISKESDAS. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar.
Kementrian Kesehat Republik Indones [Internet].
2018;1–100. Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
3. Adabag AS, Therneau TM, Gersh BJ, Weston SA,
Roger VL. Sudden death after myocardial infarction.
JAMA - J Am Med Assoc. 2008;300(17):2022–9.
4. PS L, MM N. Correlation of Troponin T Levels in the
Cardiac Sudden Death Cases at Hospital Kuala
Lumpur. Int J Forensic Sci Pathol. 2017;5(6):376–83.
5. Khalifa A Ben, Najjar M, Addad F, Turki E, Mghirbi T.
Cardiac troponin T (cTnT) and the postmortem
diagnosis of sudden death. Am J Forensic Med Pathol.
2006;27(2):175–7.
6. K H, R F. Troponin T as a Diagnostic Marker in the
Detection of Acute Myocardial Infarction at Autopsy.
Int J Forensic Sci Pathol. 2014;2:28–9.
7. González-Herrera L, Valenzuela A, Ramos V, Blázquez
A, Villanueva E. Cardiac troponin T determination by a
highly sensitive assay in postmortem serum and
pericardial fluid. Forensic Sci Med Pathol.
2016;12(2):181–8.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
318
Laporan Kasus
ABSTRACT
Introduction: Physical violence against children is still common, according to the Ministry of Women's
Empowerment and Child Protection in Indonesia from January to June 2020 there were 892 cases, but there is no
data regarding physical violence against twins, and whether a difference in treatment between one and others.
Case presentation: One of the twins of the 2-year-old girl was allegedly killed by her biological mother while her
sister did not. The results of external examination found 42 wounds with different ages of wounds and 33 scars,
indicating repeated violence against the victim. There was hemorrhage found on the scalp, fat tissue and
muscles of the neck, esophagus and trachea, chest, left lung, and liver due to blunt force. On the trachea there
was foam and the organs in the body appear pale. Histopathological examination showed hemorrhage at sub
arachnoid layer and neck muscles.
Discussion: A murder of one of the twins is extremely rare, moreover the perpetrator being the victim's biological
parent. Forensic doctors must be able to determine physical violence against children and if the violence leads to
death, whether the cause of death is related to the physical violence that occurred or not. Further studies are
needed to find the reasons for the physical abuse against one of the twins.
Conclusion: The cause of death of two-year-old girl who was one of the twins is blunt force to the neck. The
multiple injuries found on her body may indicated child abuse.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
319
PDFI
320
Karena pada pemeriksaan luar ditemukan melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta
adanya jejas pada leher (gambar 2a, 2b, dan 2c.), melakukan kekerasan terhadap Anak”. Ancaman
sehingga pemeriksaan dalam dilakukan dengan hukuman bagi yang melanggar hingga menyebabkan
menggunakan teknik khusus leher. Ditemukan korban meninggal dunia diancam dengan pidana
adanya resapan darah pada jaringan lemak dan penjara maksimal 15 tahun dan masa hukuman
otot-otot leher mulai dari lapis pertama hingga lapis ditambah sepertiganya jika dilakukan oleh orang tua
terdalam, kerongkongan, batang tenggorok, kulit korban.1,2
kepala bagian dalam, selaput pembungkus tulang Selain diatur dalam Undang-Undang
tengkorak, jaringan lemak dada, tulang iga ke-4 kiri perlindungan anak, aturan terkait kekerasan
sisi depan, paru kiri baga atas sisi depan, dan selaput terhadap anak diatur juga dalam Peraturan Mentri
pembungkus hati. Selanjutnya adanya busa halus Kesehatan nomor 68 tahun 2013 pasal 7, ayat 1
pada batang tenggorok, dan organ- organ dalam yang menyebutkan, pemberi pelayanan kesehatan
yang tampak pucat. yang dalam melakukan pelayanan kesehatan
menemukan adanya dugaan kekerasan terhadap
anak wajib memberitahukan kepada orang tua
dan/atau pendamping anak tersebut. Serta pada
ayat 2 yang menyebutkan, pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 disertai anjuran
untuk melaporkan dugaan kekerasan terhadap anak
Diskusi
tersebut kepada kepolisian. Sehingga tenaga
Kasus kekerasan terhadap anak hingga kesehatan yang melakukan pemeriksaan terhadap
menyebabkan kematian pada salah satu anak anak, dalam kondisi hidup ataupun mati diharapkan
kembar dengan pelaku merupakan orang tua
mengetahui gambaran kekerasan terhadap anak
kandung korban sangat jarang terjadi. Tenaga dan dapat memberikan informasi tersebut kepada
kesehatan khususnya dokter spesialis forensik dan
orang tua dan meneruskannya kepada kepolisian.3
medikolegal, perlu mengetahui bagaimana Mengenai gambaran dan pola luka
gambaran kekerasan fisik terhadap anak terlebih kekerasan terhadap anak, mulai dari awal
bila kekerasan tersebut hingga menimbulkan
pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun
kematian, apakah penyebab kematiannya pemeriksaan penunjang ada beberapa hal yang
berhubungan dengan kekerasan fisik yang terjadi
mendapat perhatian khusus. Pada anamnesis dapat
atau tidak. Karena hal tersebut diatur dalam ditemukan waktu kejadian dengan usia luka
Undang- Undang nomor 35 tahun 2014 yang telah berbeda, perbedaan antara luka hingga berat
diperbarui dalam Undang-Undang nomor 17 tahun
ringannya luka dengan kejadian yang diceritakan,
2016 tentang perlindungan anak, menyatakan setiap kronologi kejadian yang berbeda-beda atau
anak berhak mendapatkan perlindungan salah
berubah-ubah, dan lainnya hingga keterangan yang
satunya terhadap kekerasan baik fisik maupun tidak masuk akal seperti anak terjatuh saat berlari
mental, yang tercantum pada pasal 76C “Setiap
padahal anak belum dapat berjalan dengan baik.
Orang dilarang menempatkan, membiarkan,
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
321
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
322
Kesimpulan
Sebab kematian pada kasus ini akibat
kekerasan tumpul pada leher yang menyebabkan
terhalangnya jalan nafas dengan mekanisme
kematian berupa asfiksia. Luka-luka dan jaringan
Pemeriksaan histopatologi forensik dari
parut pada tubuh korban menandakan adanya
sampel otak kecil, batang otak, kedua paru, dan
kekerasan yang berulang. Walaupun bukan
kerongkongan (esophagus), ditemukan adanya
kewenangan dokter terkait pelaku, perlu koordinasi
perdarahan yang cukup luas pada bagian antara
dengan penyidik mengenai tersangka, motivasi, serta
lapisan paling luar (serosa) dan lapisan otot
menjawab keunikan dari kasus ini yaitu kenapa
(mukularis propria) disertai kelainan yang bermakna
hanya salah satu anak kembar saja yang menderita
pada selaput lendir kerongkongan (gambar 5a.);
kekerasan.
ditemukan perdarahan di bawah selaput lunak
(piamater) otak kecil, tidak ditemukan adanya tanda-
DAFTAR PUSTAKA
tanda perdarahan atau tanda- tanda kematian
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun
jaringan pada batang otak, ditemukan
2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor
perbendungan pada pembuluh- pembuluh darah
23 tahun 2002. 2014.
disertai keluarnya sel-sel darah merah disekitar 2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun
pembuluh darah dan sedikit pembengkakan pada 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2OO2. 2016.
jaringan batang otak dan otak kecil ditemukan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Repubik Indonesia
(gambar 5b); dan ditemukan perbendungan
Nomor 68 tahun 2013 tentang Kewajiban Pemberi
pembuluh darah dengan perdarahan yang cukup luas Layanan Kesehatan untuk Memberikan Informasi Atas
dan pembengkakan pada daerah antar jaringan Adanya Dugaan Kekerasan Terhadap Anak. 2013. 1–27
p.
(intersisial) disertai migrasi sel radang yang
4. PPPA. Peta Sebaran Jumlah Kasus Kekerasan Menurut
berlebihan (overinsufflation) pada sebagian ruang
Provinsi, Tahun 2020 [Internet]. 2020. Available from:
10-
udara kecil (alveoli) pada kedua paru (gambar 5c). https://kekerasan.kemenpppa
12 .go.id/admin/home/gender/2
5. Puspa A. 3.087 Kasus Kekerasan Anak Terjadi Selama
Pandemi Covid-19. mediaindonesia.com [Internet].
2020; Available from: https://tirto.id/kemen-pppa-
catat- 3000-kasus-kekerasan-anak-selama-pandemi-
covid-19-fK3j
6. Medise BE, Sekartin R. Child Abuse and Neglect:
Kecurigaan dan Tata Laksana. In: Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan XI: Practical Management In
Pediatrics. Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang DKI
Jakarta; 2014. p. 16–27.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
323
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
324
Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Potas is a common name of a chemical called Potassium Cyanide (KCN) for industrial use which is often
misused in fishing. It is a colourless crystalline salt. When dissolved, it is clear, colorless and odorless. Potassium
Cyanide poisoning often occurs either due to accidents, suicide, or murder.
Ingestion of potassium cyanide (KCN) results in release of cyanide (HCN) in the stomach. Cyanide is a
potent inhibitor of cellular respiration. Cyanide binds with iron in cytochrome c-oxidase, preventing electron
transport in cytochrome. This block oxidative phosphorylation and ATP production. Resulting in intracellular oxygen
utilization ceased. Cells are forced into anaerobic metabolism, resulting in buildup of lactic acid which will lead to
metabolic acidosis. Poisoning can occur within a few minutes with initial symptoms are weakness and confusion,
headache and dizziness, loss of consciousness, seizures, coma and even death. At autopsy, bluish pink cherry-like
discoloration post mortem livid and cyanosis establish on the body. Alkaline burn in the gastrointestinal tract along
with asphyxia sign establish on internal examination. Toxicology examination of gastric contents, blood and urine
should be performed to find any cyanide.
In cases of death due to potas in Indonesia, it is rarely autopsied because it is assumed as considered to an
accident or suicide. The duty of the forensic doctor is to determine the cause of death while determining the
manner of death is the investigator task. Potassium cyanide is easily accessed. Enforcement of regulations and
educations should be carried out by the government to prevent misused and poisoning of potassium cyanide.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
325
PENDAHULUAN
Potas adalah nama pasaran dari Potasium meminum air yang sudah tercampur potas dalam
Sianida (KCN), berbentuk serbuk berwarna putih, botol mineral yang dianggap sebagai air mineral
mirip gula halus atau bubuk deterjen, dipergunakan biasa. Hampir pada semua kasus ditemukan mulut
dalam laboratorium kimia, pertambangan, yang berbusa. Pada kasus yang ditemukan sesaat
elektroplating, dan fotografi. Di Indonesia, Filipina, setelah minum potas, umumnya mengalami kejang-
dan Karibia, Potasium Sianida (KCN) banyak kejang sebelum jatuh dan tidak sadarkan diri. Pada
digunakan secara ilegal dalam penangkapan ikan kasus kematian akibat potas jarang dilakukan
khususnya ikan hias yang biasa bersembunyi di pemeriksaan dalam. Dari olah TKP umumnya
terumbu karang.1 Potasium Sianida (KCN) mudah ditemukan barang bukti berupa minuman yang
Potassium Sianida mudah larut dalam air kematian Ny. R, 37 tahun yang ditemukan meninggal
dan tidak berwarna. Dalam bentuk garam tidak dunia pada tanggal 17 Oktober 2020.6,7 Jenazah
berbahaya akan tetapi jika tertelan Potasium Sianida tersebut dibawah ke Rumah Sakit Dr. Soeroto Ngawi
tercampur dengan cairan dan asam lambung untuk dilakukan Pemeriksaan Visum Jenazah dengan
menghasilkan Hidrogen Sianida (HCN) yang dapat Nomor SPVR R/18/X/2020/Reskrim tertanggal 18
mengakibatkan kematian mendadak.3 Dalam kondisi Oktober 2020 akan tetapi keluarga menolak untuk
perut kosong dapat mengakibatkan kematian yang dilakukan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan
cepat dalam hitungan detik, sementara jika perut luar ditemukan lebam mayat berwarna merah
terisi makanan maka kematian terjadi dalam keunguan pada punggung dan tungkai atas sisi
hitungan menit hingga jam.4 belakang. Rahang kaku dan sulit dibuka, bibir
Kematian akibat sianida sebagian besar berwarna merah muda, keluar darah berwarna
(70%) akibat menelan Sodium Sianida maupun merah dari sudut bibir, dalam rongga mulut
Potassium Sianida.3 Pada kasus yang dicurigai akibat ditemukan darah berwarna merah kehitaman, gusi
keracunan hanya sebagian yang dapat ditegakkan tampak merah kebiruan. Ditemukan luka lecet pada
dengan pemeriksaan dalam, oleh karena itu bibir kanan bawah. Ditemukan bintik perdarahan
diperlukan pemeriksaan toksikologi untuk dan pelebaran pembuluh darah pada kedua mata.
menegakkan sebab kematian. Penentuan cara Ujung-ujung jari dan kuku tampak kebiruan.
dalam dan pemeriksaan toksikologi saling Pada literature review ini akan dibahas
Dari penelusuran yang kami lakukan lewat otopsi dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
326
PEMBAHASAN
aerobik dapat menyebabkan kematian akibat
Potasium Sianida (KCN) berbentuk tablet,
anoksia histotoksik.9
pelet, butiran ataupun kristal berwarna putih,
Hidrolisa potasium sianida dalam air
mudah larut dalam air dan dapat menyerap air dari
bersifat basa kuat yang dapat bereaksi dengan asam
udara (bersifat higroskopis). Nama umum adalah
dan bersifat korosif.8,10 Kerusakan pada jaringan
Potassium Salt of Hydrocyanic Acid.8 Nama lain
tidak selalu berbanding lurus dengan kerusakan pada
garam sianida, kalium sianida, potas, putas.
tingkat seluler.3 Aborbsi potassium sianida pada
Potasium Sianida dalam bentuk padat cukup stabil.
lambung diperlambat oleh lambung yang berisi
Apabila tercampur air akan terhidrolisa, dapat
makanan atau wine dalam jumlah yang banyak.10
membentuk HCN melalui reaksi: KCN + H2O 🡪 HCN +
Dosis fatal sianida dalam darah adalah >2,5
KOH
mg/L. Dosis fatal KCN adalah 200-300 mg. Fatal
Sianida (CN-) menghambat pengambilan
periode KCN 30 menit.9 Efek paparan menghirup gas
oksigen dalam sel melalui ikatan yang bersifat
hidrogen sianida yang dilepaskan dari potasium
ireversibel dengan sitokrom c oksidasi di dalam
sianida memberikan gejala dalam hitungan menit
mitokondria. Ikatan sianida (CN-) dengan ion ferri
sampai detik. Kematian dapat terjadi dalam
(Fe3+) pada sitokrom oksidasi akan menghambat
beberapa menit.8 Cyanide antidote kit yang
enzim pada respirasi seluler, rantai transport
disarankan oleh WHO terdiri dari amyl nitrite,
elektron dan proses oksidasi fosforilasi. Sitokrom c
sodium nitrite dan sodium thiosulfate. Untuk kasus
oksidasi berperan penting dalam mereduksi oksigen
keracunan KCN terapi ditambahkan dengan
menjadi air melalui proses oksidasi fosforilasi.9,10,3
Hydroxocobalamin (Vit B12) 4-5 g IV selama 15
Gangguan pada proses oksidasi fosforilasi akan
menit. Crystalloid dan vasopressor untuk hipotensi.
menghambat sintesis ATP dan respirasi seluler.
NaHCO3 untuk asidosis (1 mEq/kg IV).9
Suplai ATP yang rendah akan menyebabkan
Gejala-gejala yang muncul akibat menelan
mitokondria tidak mampu untuk mengekstraksi dan
potasium sianida: Iritasi dan korosi pada mulut,
menggunakan oksigen sehingga walaupun kadar
esofagus dan lambung. Mual, muntah, sakit perut,
oksigen dalam darah normal tidak mampu digunakan
efek sistemik berupa sakit kepala, bingung, cemas,
untuk menghasilkan ATP. Akibatnya terjadi
pusing lemas dan kehilangan kesadaran. Sesak nafas
pergeseran metabolisme dari metabolism aerobik ke
diikuti depresi nafas dan henti napas. Jantung
anaerobik. Penghentian metabolisme aerobik
berdebar, disritmia dan kolaps kardiovaskular.
menyebabkan akumulasi oksigen dalam vena
Keringat dingin, lembab, kulit berwarna merah muda
sedangkan metabolisme anaerobik menyebabkan
atau merah bata. Pada olah TKP 2 indikator yang
peningkatan glikolisis anaerobik yang mengakibatkan
sering digunakan sebagai dasar untuk menegakkan
penumpukan asam laktat sehingga terjadi asidosis
kematian akibat keracunan sianida adalah adanya
metabolisme yang berat.11,9 Selain menghambat
bau bitter-almond dan adanya lebam mayat
fosforilasi oksidatif, sianida menghambat enzim
berwarna cherry red.8,9
karbonik anhidrase yang akan memperparah kondisi
metabolik asidosis. Berhentinya metabolisme
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
327
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
328
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
329
Konflik Kepentingan
8. (NIOSH), The National Institute for Occupational Safety
Dengan ini kami menyatakan bahwa tidak ada and Health. Potasium Sianida. Center for Disease
konflik kepentingan dalam penulisan ini Control and Prevention. [Online] 2020. [Cited: 11 20,
2020.]
https://www.cdc.gov/niosh/ershdb/emergencyrespons
Ucapan Terima Kasih
ecard_29750037.html.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Dr. H. 9. Hydrocyanic Acid. [book auth.] Satish K. Verma George
Ahmad Yudianto, dr, SpF, SH, M.Kes selaku Paul. Review of Forensic Medicine and Toxicology. New
Delhi : Jaypee Brother Medical, 2015.
Pembimbing dan KPS Ilmu Kedokteran Forensik dan
10. Miscellaneous Poisons. [book auth.] Richard Jones,
Studi Medikolegal FK UNAIR atas bimbingannya. dr.
Steven B Karch, John Manlove Jason Payne-James.
Thatit Bimo T.S., SpFM, M.H. selaku Kepala Instalasi Simpson's Forensic Medicine, 13th Edition. London :
Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUD Dr. Hodder & Stoughton Ltd, 2011.
11. Keracunan Akut Sianida. Putu Nita Cahyawati, Izal
Soeroto Ngawi atas supportnya.
Zahran, Ikhsan Jufri, Novianni. 1, Yogyakarta :
Wicaksana, Jurnal Lingkungan & Pembangunan, 2017,
DAFTAR PUSTAKA Vol. 1. ISSN 2597-7555.
1. AB. Berita Satu. [Online] 2 18, 2016. [Cited: 11 23, 12. Autopsy Biosafety. [book auth.] Philips C. Ursell,
2020.] https://www.beritasatu.com/anselmus- Richard L. Davis Walter E. Finkbeiner. Autopsy
bata/kesehatan/349970/bahaya-dan-manfaat-sianida- Pathology A Manual and Atlas, 2nd Edition.
komersial. Philadelphia : Saunders Elsevier, 2009.
2. Sitepu, Ardi Winata. Sianida Gampang Didapat. Media 13. Berita Industri. Perketat Jual Beli Sianida.
Indonesia. [Online] 2 9, 2016. [Cited: 11 24, 2020.] Kemenperin.go.id. [Online] Kementrian Perindustrian
https://m.mediaindonesia.com/read/detail/27895- Republik Indonesia, 02 10, 2016. [Cited: 11 27, 2020.]
sianida-gampang-didapat. https://kemenperin.go.id/artikel/14358/Perketat-Jual-
3. Pekka Saukko, Bernard Knight. Corrosive and Metallic Beli-Sianida.
Poisoning. Knight's Forensic Pathology, Fourth Edition. 14. LC-MS/MS analysis of 2-aminothiazoline-4-carboxylic
Boca Raton : CRC Press, 2016. acid as a forensic biomarker for cyanide poisoning. Jorn
4. Asphyxia. [book auth.] Dominick DiMaio Vincent J. CC Yu, Sarah Martin, Jessica Nasr, Katelyn Stafford,
DiMaio. Forensic Pathology, Second Edition. Florida : David Thompson, Ilona Petrikovics. PMCID:
CRC Press, 2001. PMC4145562, s.l. : Word J Methodol, 2012, Vols. 2012
5. Gill, James R. Practical Toxicology for the Forensic Oct 26; 2(5): 33–41. DOI
Pathologist. [book auth.] Michael Tsoko. Rorensic https://dx.doi.org/10.5662%2Fwjm.v2.i5.33.
Pathology Reviews, Vol. 2. New Jersy : Humana Press, 15. 15. Cyanide Poisoning Death Detected at the National
2005, pp. 243-262. Forensic Service Headquarters in Seoul of Korea: A Six
6. Jalil, Abdul. Punya Pacar Gelap, Ibu Rumah Tangga Year Survey (2005-2010). Sang Ki Lee. Jong Sook Rhee,
Nekat Minum Racun Hingga Meninggal. Solopos. Hye Sun Yun. 3, Seoul : Official Journal of Korean
[Online] 10 18, 2020. [Cited: 10 20, 2020.] Society of Toxicology, 2012, Vol. 28. pISSN: 1976-8257
https://www.solopos.com/punya-pacar-gelap-ibu- eISSN: 2234-2753.
rumah-tangga-nekat-minum-racun-hingga-meninggal-
1087085.
7. Purwanto. Sebelum Minum Racun di Rumah PIL,
Rumanti Sempat Tebar Ancaman. Kantor Berita RLOM
Jatim. [Online] 10 19, 2020. [Cited: 10 20, 2020.]
https://www.rmoljatim.id/2020/10/19/sebelum-
minum-racun-di-rumah-pil-rumanti-sempat-tebar-
ancaman.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
330
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
331
Laporan Kasus
ABSTRACT
Pendahuluan: pengangkatan organ reproduksi pada anak merupakan masalah yang membutuhkan telaah dari
berbagai pihak, termasuk tim komite etik dan hukum Rumah Sakit, karena anak masih mengalami tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
Metode: metode yang digunakan pada makalah ini adalah studi kasus. Studi kasus tinjauan etika pada anak 3
tahun dan dilakukan tindakan reseksi tumor yang berisiko terangkatnya organ reproduksi.
Hasil: kasus pasien di bangsal anak RSUP Dr. Kariadi, anak “A”, usia 3 tahun, diagnosa impending obstruksi, soft
tissue tumor regio anoperineal curiga ganas sarcoma, tumor intraabdomen regio pelvis curiga sarcoma, pasca
eksisi 4 kali di RS “X”, kemudian dirujuk ke RSUP Dr.Kariadi. Terapi yang direncanakan di RSUP Dr. Kariadi adalah
tindakan laparotomi eksplorasi tumor dengan risiko ikut terangkatnya organ reproduksi. Dari segi aspek etika,
tindakan laparotomi eksplorasi pengangkatan tumor dengan risiko ikut terangkatnya organ reproduksi yaiu uterus,
vagina serta ovarium kanan dan kiri dilihat dari kajian etika umum (basic ethics) dapat dibenarkan, mengingat :
telah mempertimbangkan kebaikan dan keuntungan bagi pasien sehingga tidak melanggar prinsip beneficence;
tujuannya tidak untuk mencelakai pasien sehingga tidak melanggar prinsip nonmeleficence; dilakukan dengan
menghormati keinginan pasien serta keluarga dan tanpa paksaan sehingga tidak melanggar prinsip autonomy;
mempertimbangkan risiko dan keuntungannya sehingga tidak melanggar prinsip justice.
Kesimpulan:.dalam melakukan tindakan pengangkatan tumor dengan risiko ikut terangkatnya organ reproduksi
diperlukan telaah dari segi aspek etika dan hukum untuk perlindungan hukum terhadap pihak yang melakukan
tindakan.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
332
PENDAHULUAN
Etik (Ethics) berasal dari Bahasa Yunani adalah suatu etika prkatis yang dikembangkan untuk
ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, Rumah Sakit sebagai suatu institusi, dan ada pada
perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Menurut waktu yang hampir bersamaan dengan kehadiran
Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu etika biomedis. Atau dapat juga dikatakan etika
pengetahuan tentang asas akhlak. Sedangkan institusional Rumah Sakit adalah pengembangan dari
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari etika biomedika (bioetik), karena masalah-masalah
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, etika atau dilemma yang baru sama sekali sebagai dampak
1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk teknologi biomedis justru terjadi di Rumah Sakit.4
dan tentang hak dan kewajiban moral. Perawatan dan penanganan pasien di Rumah Sakit
2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai mencakup semua usia, termasuk anak. Anak
yang berkenaan dengan akhlak. berbeda dengan dewasa karena anak masih
3. Nilai yang benar dan salah yang dianut mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan
Menurut Kamus Kedokteran, etika adalah pada anak merupakan masalah yang membutuhkan
pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam telaah dari berbagai pihak, termasuk tim komite etik
seperangkat perilaku para dokter dan dokter Berikut adalah bagan Komite Etik dan Hukum Rumah
Permenkes Nomor 42 Tahun 2018 tentang Komite Metode penelitian pada makalah ini adalah
Etik dan Hukum Rumah Sakit.3 Etika rumah sakit studi kasus. Studi kasus dimana menggunakan kasus
yang ada yaitu kasus di bangsal anak RSUP Dr.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
333
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
334
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
335
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
336
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
337
DAFTAR PUSTAKA
26. Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir. Etika Kedokteran
dan Hukum Kesehatan. Jakarta : EGC, 2018.
27. Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar Nasional
Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Jakarta : 2018.
28. M. Endradita, Galih; Ganis Irawan; M.Afiful Jauhani.
https://galihendradita.wordpress.
com/2020/01/06/komite-etik-dan-hukum-di-
indonesia-permenkes-no-42-tahun-2018/
29. M.Endradita,Galih.
https://galihendradita.wordpress.com/2018/12/24/ko
mite-etik-dan-hukum-rumah-sakit/
30. Soerjono, Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum.
Jakarta : Universitas Indonesia, 2014.
31. Kaseb, Hatem. et al. Rhabdomyosarcoma. Up date July,
2020. https:// www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK
507721/
32. Hoffman, et.al. Williams Gynecology. Second Edition.
Mc. Grow Hill Companies, 2012.
33. Beauchamp, Tom L and James F. Childress. Principles
Of Biomedical Ethics. Seventh Edition. New York :
Oxford University Press, 2013.
34. Berek, Jonathan S. Berek & Novak’s Gynocology.
Fifteenth Edition. California : Wolters Kluwer, 2012.
35. Undang-Undang Republik Indonesia.
36. Peraturan Menteri Kesehatan.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
338
Laporan Kasus
ABSTRACT
16 year old boy suddenly fell down during martial arts training at school. Before the incidence, the victim
had time to warm up by running for about thirty minutes around the school and then following body resistance
training by being hit in the chest and stomach. The victim fell when he was hit in the stomach and complained that
his stomach hurt before he was unconscious. The victim was taken to the public health center which is
approximately fifteen minutes from theschool, but the victim had already died when he arrived at the public health
center The victim’s body was then taken to the Bhayangkara Polda Yogyakarta Hospital for an autopsy. On external
examination of the victim there were blunt force injury wound on the form of bruises on the left cheek, right upper
arm and right waist. Internal examination revealed hematoma on the esophagus, right kidney, bile, liver,
duodenum and small intestine. The cause of death of the victim was blunt force on the right hip, which resulted in
bleeding in the right kidney, liver, gallbladder, duodenum and small intestine, which resulted in severe bleeding.
The incidence of hematoma of the duodenum and small intestine is rare. A duodenum hematoma is difficult to
diagnose because the symptoms don’t feel too bothersome. According to scientific publications, the symptoms
experienced in victims include abdominal pain and hematemesis. This is the case with subscapular hematoma of
the liver, wherein these patients had more than 50% of the hematoma on the surface of the liver (Grade III on the
American
Association for the Surgery of Trauma liver injury scale). Bleeding in the bile (Hemobilia) is a complication
of injury to the liver. This situation is rare and usually occurs in children aged victims with a history of severe
trauma to the abdomen. The presence of a hematoma in the right kidney without laceration of the renal
parenchyma tissue (Grade I on the Asutralian State of Victoria Renal Injury Scale). This type of injury can be life
threatening if accompanied by aceration of the renal parenchyma or avulsion of the renal hilum.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
339
PENDAHULUAN
Kekerasan tumpul pada perut dapat terjadi Ilustrasi Kasus
pada seluruh kelompok usia. Kekerasan tumpul pada Pada hari Selasa tanggal sembilan Juni
abdomen memiliki angka morbiditas yang tinggi, tahun dua ribu dua puluh pukul sembilan titik nol nol
khususnya jika daya trauma cukup kuat untuk waktu Indonesia bagian Barat, Instalasi Forensik dan
menyebabkan kerusakan pada organ dalam dan Medikolegal RS Bhayangkara POLDA DIY menerima
menyebabkan perdarahan, hematoma atau cedera jenazah seorang laki-laki berusia enam belas tahun
pada usus besar, limpa, hepar dan usus halus. dengan riwayat kekerasan tumpul pada perut.
Sebagian besar kasus kekerasan tumpul pada perut Menurut keterangan penyidik, kurang lebih tiga
yang dengan angka mortalitas yang tinggi belas jam sebelum masuk ke Instalasi Forensik dan
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. Organ yang Medikolegal RS Bhayangkara POLDA DIY, korban
sering tekrena cedera adalah limpa (53%), hepar sedang berlatih bela diri di sekolahnya. Saat itu
(35%) dan usus halus (17%). Oleh sebab itu maka korban menjalani latihan ketahanan fisik dengan
prosedur penatalaksanaan yang paling sering cara dipukul menggunakan tangan kosong pada
dilakukan pada kekerasan tumpul abdomen adalah bagian dada, perut dan punggung. Kurang-lebih tiga
splenektom, splenorraphy dan hepatetktomi.1-2 puluh menit setelah latihan dimulai, korban
Mekanisme kematian yang sering terjadi mengeluh perutnya sakit dan kemudian korban
pada kasus kekerasan tumpul pada abdomen adalah terjatuh dengan posisi wajah korban membentur
perdarahan dan infeksi. Biasanya perdarahan yang tanah. Pelaku (pelatih korban) sempat memberikan
terjadi adalah perdarahan intraperitoneal sehingga pertolongan dengan memberi minum korban, tapi
menyebabkan syok hipovolemik dengan awitan korban muntah-muntah. Korban kemudian tidak
cepat. Walau demikian pada beberapa kasus dimana sadarkan diri dan dilarikan ke PUSKESMAS yang
perdarahan terjadi secara interstisial, gejala yang berjarak tiga puluh menit perjalanan naik mobil dari
ditemukan dapat tidak spesifik. Gejala yang biasa sekolah korban. Ketika sampai di PUSKESMAS,
ditemukan pada kekerasan tumpul pada abdomen korban dinyatakan sudah meninggal dunia.
dengan hematoma organ antara lain nyeri perut, Pada pemeriksaan luar atas jenazah,
mual dan muntah. Hematemesis tidak selalu didapatkan tanda kekerasan tumpul berupa luka
ditemukan pada pasien dengan hematoma pada memar pada tonjolan tulang pipi kiri berwarna
organ abdomen. Hal ini yang menyebabkan kebiruan, luka memar pada sudut bibir kiri warna
perdarahan interstisial pada organ dalam seperti kebiruan, luka memar pada lengan atas kanan sisi
limpa, hepar dan duodenum seringkali memiliki dalam warna kebiruan, serta luka memar pada
angka mortalitas yang tinggi karena penderita tidak pinggang kanan berwarna kebiruan. Didapatkan
Pada laporan kasus ini akan dipaparkan kuku tangan dan kaki berwarna kebiruan.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
340
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
341
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
342
for the Surgery of Trauma (AAST), dimana terjadi 6. Rogers & Devera. The Forensic Pathology of Liver
Trauma. Acad Forensic Pathol. 2018. 8(2): 184-191.
hematoma subskapular tanpa disertai laserasi.
7. Jaggard, JOhal & Choudry. Blunt Abdominal Trauma
Penatalaksanaan keadaan ini tidak memerlukan
Resulting in Gallbladder Injury: A Review With
tindakan bedah dan prognosisnya cukup baik jika Emphasis on Pediatrics. The Journal of Trauma. 2011.
Hematoma pada organ-organ intrabdominal yang 9. Pandey S, Niranjan A, Mishra S, Agrawal T, Singhal BM,
Prakash A, Attri PC. Retrospective analysis of duodenal
dialami oleh korban memiliki prognosis yang baik
injuries: a comprehensive overview. Saudi J
jika ditangani secara segera dan tepat. Akan tetapi,
Gastroenterol. 2011 Mar-Apr;17(2):142-4. doi:
gejalanya yang tidak spesifik mengakibatkan korban 10.4103/1319-3767.77247. PMID: 21372354; PMCID:
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
343
Artikel Penelitian
ABSTRACT
Latar belakang: Penolakan terhadap pelaksanaan protocol jenazah COVID-19 terjadi secara massif di kelompok
masyarakat khususnya kelompok religious konservatif meskipun telah terbit fatwa resmi lembaga keagamaan
tentang tata cara pemulasaran jenazah menurut agama yang ada di Indonesia. Selain itu, berdasarkan protocol
WHO maupun Kementerian kesehatan RI, penanganan jenazah harus mempertimbangkan factor risiko penularan
virus, budaya dan agama almarhum. Dengan demikian aspek pencegahan penularan virus harus tetap parallel
dengan pelaksanaan budaya atau agama almarhum.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional retrospektif untuk mendata jumlah pasien Propable
dan Confirmed COVID-19 yang telah mendapatkan pemulasaran di Instalasi Pemulasaran Jenazah RSUD Kota
Mataram dari Bulan Maret 2020 sampai dengan Agustus 2020.
Hasil: terdapat 110 jenazah COVID-19 yang terdiri 83 (75,5%) mendapatkan penanganan lengkap dan 27 (24,5%)
tidak mendapatkan penanganan lengkap. Penanganan lengkap meliputi penjemputan jenazah ke ruang isolasi,
pemandian, penyuntikan formalin atau desinfeksi permukaan, pembungkusan, pemetian dan penguburan jenazah.
Penyediaan kamar pemandian jenazah bertekanan negative dan pemberian kesempatan keluarga berpartisipasi
dalam prosesi pemulasaran jenazah memperlancar tugas pemulasaran COVID 19.
Simpulan: Pemulasaran jenazah dengan protokol yang humanis dan memenuhi kebutuhan pelaksanaan ritual
agama meredakan penolakan pemulasaran jenazah COVID-19
Kata kunci: COVID-19, penanganan jenazah, religious konservatif
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
344
PENDAHULUAN
mortuary room yang bertekanan negative. Ruangan
Protocol penanganan jenazah dari WHO
pemulasaran infeksius ini bermanfaat mengurangi
dan Kementerian kesehatan RI menjelaskan bahwa
potensi penularan infeksi virus dengan cara
jenazah suspek dan propable covid 19 harus
mengatur aliran udara ruangan dari blower ke
ditatalaksana sesuai denagn standar untuk
hepafilter, membunuh mikroorganisme, dan
menghindari penularan penyakit.1,2 Dari pengamatan
mengalirkan udara bersih ke lingkungan luar
peneliti, masyarakat menginginkan kepastian status
ruangan.
infeksi virus agar penanganan jenazah tetap
mengikuti kaidah agama dan budaya serta
Metode
kewaspadaan penularan penyakit.
Penelitian ini merupakan penelitian
Individu yang religios konservatif cenderung
observasional retrospektif yang dilaksanakan pada
menekankan penerapan aturan dan tradisi
tanggal 25 Bulan Mei 2020 sampai dengan tanggal
agamanya secara ketat sebagai bentuk ketaatan
31 Bulan Agustus 2020 di Rumah Sakit Daerah Kota
sehingga tidak membuka ruang penafsiran baru
3 Mataram, dan 6 rumah sakit swasta lainnya serta 10
dalam segala bidang kehidupan. Menurut
puskesmas di kota Mataram NTB. Jumlah sampel
pengamatan peneliti, salah satu contoh
yang terkumpulm adalah 110 jenazah yang mana
konservatifisme beragama adalah penerapan seluruh
kelurga terdekat jenazah telah memberikan
ritual pada jenazah covid 19 seperti biasa tanpa
persetujuan atau penolakan terhadap perosedur
dibatasi oleh protocol tertentu. Meskipun fatwa
penanganan jenazah covid 19.
resmi Lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama
Setiap keluarga terdekat dari jenazah
Indonesia, Parisada Hindu dharma, Persekutuan
probable dan confirmed covid 19 diberikan
Gereja Indonesia telah memberikan kemudahan dan
penjelasan tentang prosedur penanganan jenazah
kelonggaran pelaksanaan pemulasaran jenazah.4,5,6
berdasarkan fatwa lembaga keagamaan dan Standar
Disisi lainnya penerapan protocol kesehatan sangat
operasional procedure rumah sakit. Penerimaan
penting untuk menghindari penularan virus dari
atau penolakan protocol dilakukan secara tertulis.
jenazah kepada orang-orang yang menangani
7 Status religious konservatif dinilai berdasarkan
jenazah covid 19. Atas alasan tersebut, upaya
alasan penolakan terhadap penjelasan baik secara
mempercepat diagnosis confirmed covid 19 dengan
lisan maupun tertulis yang dituangkan dalam
TCM dan pemulasaran jenazah seperti biasa dengan
formulir penolakan protocol covid 19.
penyediaan mortuary room bertekanan negative
sangat penting dilakukan sebagai salah satu metode
Hasil penelitian
agar keluarga menerima protocol penanganan
Penelitian ini dilakukan di Mortuary Room
jenazah covid 19.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram Nusa
Protocol penanganan jenazah covid 19 juga
Tenggara Barat pada periode 25 Maret 2020 hingga
akan lebih mudah diterima jika ritual-ritual agama
31 Agustus 2020. Pada periode tersebut diperoleh
yang biasa dilakukan masyarakat dapat diakomodasi
8,9 110 jenazah. yang terdiri dari 52 (47,27%) jenazah
dalam proses pemulasaran jenazah. Hal ini dapat
confirmed covid 19 dan 58 (52,72%) jenazah
dikerjakan jika rumah sakit menyediakan fasilitas
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
345
Jenis kelamin
Laki 11 (10%) 51(46,36%) 62
91
(56,36%)
Perempuan 8 (7,27%) 40 (36,36%) 48
(43,63%)
Usia 49
0-10 tahun 3 (2,72%) 1 (0,9%) 4 (3,63%) 33
11-20 tahun 1 (0,9%) 3 (2,72%) 4 (3,63%)
21-30 tahun 0 3 (2,72%) 3 (2,72%)
19
16
9
31-40 tahun 1 (0,9%) 8 (7,27%) 9 (8,18%) 3
0
41-50 tahun 3 (2,72%) 10 (9%) 13
(11,81%) March-Mei 2020 June-August 2020
51-60 tahun 8 (7,27%) 21 (19,09%) 29
(26,36%)
Lebih dari 60 3 (2,72% 45 (40,90%) 48 43,63%)
tahun
Komorbid
Pelaksanaan pemulasaran jenazah dapat
Hiperetensi dan 1 (0,9%) 7 (6,36%) 8 (8,18%)
gagal jantung dijelaskan sebagai berikut: penanganan lengkap
COPD 0 2 (1,81%) 2(1,81%)
TBC 1 (0,9%) 0 1 (0,9%) pada 83 (75,5%) jenazah dan penaganan jenazah
Dengue fever 1 (0,9%) 0 1 (0,9%)
Diabetes mellitus 2(1,81%) 3 (2,72%) 5 (4,54%)
HIV 0 1 (0,9%) 1 (0,9%)
yang tidak lengkap 27 (24,5%) jenazah. Selanjutnya
Chronik kidney 0 4(3,63%) 4(3,63%)
disease dapat dijabarkan dalam piegram berikut ini:
obesitas 0 1 (0,9%) 1(0,9%)
Usia tua 2 (1,81%) 35 (31,81%) 37
(33,63%)
Lainnya 1(0,9%) 1(0,9%) 1(0,9%)
Tidak ada 11 (10%) 38 (34,54%) 49
komorbiditas (44,54%)
Alamat
Urban/kota 11 (10%) 66 (60%) 77 (70%)
Rural/luar kota 8 (7,27%) 25 (22,72%) 33 (30%)
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
346
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
347
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
348
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
349
Laporan Kasus
ABSTRACT
Background: In the doctor’s servise, the most frequently encountered in post mortem et repertum are victims who
have experienced trauma (injury), whether it is alive or dead. Clarity is needed regarding the type of trauma, the
tools used, the causal relationship, the age of the wound, and in the dead plus the determination of the cause,
manner and mechanism of death.
Case Report: Reportedly a case of the corpse of a woman known by the initials “L” was found by the community
dead on the street of the mosque with stab wounds to the body on Sunday, 10 February 2019 at 11.00 AM, the
victim was taken by investigators to the Djoelham Binjai Regional Hospital in February 10, 2019, 15.10 PM, the an
external examination was carried out at 17.41 PM, and continued with an internal examination at 18.10 PM.
Result: On examination there were several stab wounds in the neck area and several stab wounds in the neck area,
both the eyeballs were cloudy and there were bleeding spots and the tips of the fingers looked bluish. In the
examination, found a very wide blood infiltration in the neck area opposite the cut wound.
Conclusion: From the results of external and internal examinations, it can be concluded that the victim died due to
profuse bleeding due to sharp trauma.
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
350
PENDAHULUAN
Dalam pelayanan dokter yang paling banyak LAPORAN KASUS
dijumpai dalam visum et repertum adalah korban Dilaporkan sebuah kasus, korban sesosok
yang mengalami trauma (cedera), baik itu masih jenazah perempuan berinisial “L” meninggal dunia
hidup ataupun mati. Diperlukan kejelasan mengenai diduga akibat korban penganiayaan. Jenazah dibawa
jenis trauma, alat yang digunakan, hubungan sebab – ke Rumah sakit untuk di lakukan pemeriksaan luar
akibat, umur luka serta derajat kualifikasi luka, dan dan dilanjutkan pemeriksaan dalam berdasarkan
pada orang mati ditambah dengan penentuan sebab, surat permintaan Visum et Repertum.
kedokteran yang mempelajari tentang trauma atau a. Label jenazah tidak dijumpai
terjadi pada tubuh karena adanya diskontinuitas c. Pakaian jenazah baju kaos lengan pendek
jaringan akibat kekerasan yang menimbulkan jejak. berwarna putih dan celana panjang
Luka memar ( bruise , contusion ), Luka dijumpai pada seluruh tubuh yang mudah
Lecet ( abrasion ), Luka Robek ( laceration), dilawan, dan tidak dijumpai tanda- tanda
Luka sayat ( incise wound ), Luka tusuk / sedang, kulit berwarna kuning langsat,
• Temperatur suhu tinggi atau rendah 1 cm, lebar 0,5 cm, kedalaman 4 cm dengan
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
351
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
352
pergesekan dan penekanan dari sisi benda tajam. Tidak lancarnya sirkulasi darah yang membawa
Luka tusuk (vulnus punctum) yang memiliki oksigen. Ini bisa karena gagal jantung, syok, dan
dengan sisi kedalaman luka lebih besar dari panjang • Histotoksik - hipoksia ( histotoxic tissue anoxia )
serta lebar luka disebabkan oleh mekanisme tekanan Gangguan terjadi di dalam jaringan sendiri,
dan kecepatan yang kuat dari permukaan paling kecil sehingga jaringan atau tubuh tidak dapat
benda tajam, dan luka bacok (vulnus caesum) yang menggunakan oksigen secara efektif.10
memiliki gambaran terputusnya jaringan Berdasarkan teori diatas, dalam kasus ini korban
berpinggiran rata dengan sisi kedalaman luka meninggal akibat mati lemas oleh karena asfiksia
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
353
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
354
PDFI
Pekanbaru, 4-5 Desember 2020
ISBN
Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan 2020 355
The Indonesian Association of Forensic Medicine Proceeding Annual Scientific Meeting 2020