Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Pada Perilaku, Kepribadian, dan Kesehatan Mental Anak

Ferly Okta Abdillah

Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia

Kelas Penulisan Ilmiah D

Dianti E. Kusumawardhani, M.Si., Ph.D.

Desember 03, 2021


Pengaruh pola asuh orang tua pada perilaku, kepribadian, dan kesehatan mental anak

Pola asuh yang diberikan keluarga adalah hal penting dan utama dari perkembangan

anak (Singh & Rani, 2013). Perlakukan baik maupun buruk pada anak bisa berkaitan dengan

banyak hal di lingkungan anak yang kebanyakan disebabkan oleh pola asuh dari orang tua

(Sari et al., 2020). Perkembangan emosi sosial yang dipengaruhi pola asuh pada anak

mempunyai dua perilaku yang berlawanan yaitu perilaku negatif dan perilaku positif (Zarra-

Nezhad et al., 2020). Perilaku negatif yang dihasilkan dari pola asuh orang tua yang keras

menyebabkan terjadinya perundungan di zaman digital ini, baik tradisional maupun

cyberbullying (Horner, Asher, & Fireman, 2015 dalam Martínez et al., 2019). Pada ranah

pendidikan, pola asuh orang tua sangat mempengaruhi prestasi anak dan remaja, terutama

pola asuh authoritative (Adimora et al., 2015). Hal itu terjadi karena perbedaan perlakuan

pada anak mempengaruhi tingkat pemahaman dan cara berpikir anak dalam pembelajaran

(Carlo et al., 2018). Selain perilaku dan kepribadian anak berubah, secara tidak langsung pola

asuh dari orang tua dapat mempengaruhi kesehatan mental pada anak yaitu fobia dan anxiety

disorder (Parenteau et al., 2020). Tujuan tinjauan ini adalah untuk mengetahui gambaran

pengaruh pola asuh orang tua pada pembentukan perilaku, kepribadian, dan kesehatan mental

pada anak dan remaja.

Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh adalah proses yang berjalan untuk mendukung perkembangan fisik, sosial, intelek,

dan perkembangan pada anak dari kecil sampai dewasa (Adimora et al., 2015). Pola asuh orang tua

merupakan faktor penting yang mempengaruhi perkembangan pada anak dan remaja (Singh & Rani,

2013). Pola asuh orang tua secara umum terbagi dua yaitu terlibat dan tidak terlibat, lalu pada pola
asuh terlibat terdapat tiga yang telah teridentifikasi, yaitu authoritative, permisif, dan authoritarian

(Martínez et al., 2019).

Kita mengenal pola asuh yang biasa diterapkan kepada anak, masing masing pola asuh

mempunyai gambarannya. Authoritative adalah pola asuh yang ditandai dengan adanya pengawasan

ketat dan dukungan tinggi pada anak secara demokratis (Singh & Rani, 2013). Permisif adalah pola

asuh yang memiliki kebebasan tertinggi, jenis pola asuh ini tidak mempunyai kontrol ketat dan anak

diharapkan mandiri dalam hal apapun (Adimora et al., 2015). Authoritarian adalah pola asuh yang

cenderung paling ketat dan hampir tidak bersikap supportif kepada anaknya serta anak diberi tuntutan

tinggi dalam hal apapun (Carlo et al., 2018). Lalu yang terakhir adalah pola asuh yang tidak terlibat,

pola asuh ini tidak mempunyai kontrol dan dukungan kepada anak karena tidak ikut mencampuri

urusan perkembangan anaknya.

Perilaku dan Kepribadian Anak

Perilaku dan kepribadian seorang anak adalah cerminan dari perkembangan emosional yang

terjadi di dalam dirinya. Perkembangan emosional itu merupakan pengontrolan, pengawasan dan

pengolahan emosi yang dimiliki individu agar dapat merespons setiap kondisi yang memunculkan

emosi (Sari et al., 2020). Terdapat hubungan antara perkembangan emosional dan sosial pada anak

dengan pola asuh dari orang tua dimana pola asuh dapat mengontrol dan merangsang psikologis anak

serta perilaku mandiri pada anak (Zarra-Nezhad et al., 2020). Perilaku dan kepribadian anak dalam

pola asuh permisif cenderung menghasilkan pribadi yang mandiri dan sensitif, pola asuh authoritative

menghasilkan pribadi yang perfeksionis dan taat aturan, lalu pada pola asuh authoritarian

menghasilkan pribadi yang beremosi stabil dan kaku, lalu pada pola asuh tidak terlibat menghasilkan

pribadi yang terlalu bebas dan egois (Singh & Rani, 2013).

Selain itu pola asuh juga mempengaruhi tindak kriminal seorang anak, hal ini di cerminkan

melalui perilaku merundung dan dirundung. Hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan
Martinez dan kawan kawannya (2019) dimana para pelaku perundungan kebanyakan mempunyai pola

asuh orang tua yang keras, ketat, dan kurang memperhatikan (authoritarian) sedangkan para korban

kebanyakan anak yang dimanja dan sangat bergantung pada orang tua (authoritative).

Dari pembuktian di atas dapat diketahui bahwa perilaku seorang individu ketika dewasa sangat

dipengaruhi oleh pola asuh orang tuanya sejak kecil. Maka dari itu para orang tua bisa diedukasi

negatif dan positifnya pola asuh yang mereka gunakan dan tetap berkonsultasi pada yang ahli agar

tidak ada kesalahan tindakan yang mempengaruhi pribadi anak kedepannya (Adimora et al., 2015).

Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan sesuatu hal yang serius dan genting namun sering dikesampingkan

karena tidak terlihat secara langsung (Eun et al., 2018). Definisi kesehatan mental sendiri adalah

kesehatan yang berasal dalam diri berupa kemampuan mengetahui potensi diri dan ketenangan hati dalam

melakukan sesuatu hal (Adibsereshki et al., 2018). Dikutip dari Goldman dan kawan kawannya (2006)

gangguan kesehatan mental adalah masalah utama yang menimpa dunia, kebanyakan jenisnya gangguan

ini memengaruhi jiwa seseorang, pikiran, perilaku, dan hati seorang pengidapnya.

Sama seperti perilaku, kesehatan mental seorang anak juga dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.

Seperti hasil penelitian dari Paranteu dan kawan kawannya (2020) anak-anak yang mempunyai pola asuh

yang sangat mendukung dan tidak mempunyai tuntutan cenderung memiliki tingkat kecemasan yang

rendah dibandingkan pola asuh yang menuntut dan kurang mendukung. Kerasnya tuntutan yang diberikan

oleh orang tua tidak hanya membuat tingkat kecemasan meningkat, namun juga bisa menyebabkan

ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yang membuat fokus pada diri anak menurun drastic

(Adimora et al., 2015). Tingkat kecemasan dan fobia pada anak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua

yang berbeda seperti pola asuh permisif yang membuat anak cemas merasa aturan di luar rumahnya

sangat kompleks dan ketat sedangkan pola asuh authoritarian tidak menimbulkan fobia pada anak tapi

tetap meningkatkan tingkat kecemasan karena individu yang mendapat pola asuh ini cenderung
ketergantungan dengan orang tuanya (Adibsereshki et al., 2018). Khusus pada kesehatan mental, pola

asuh dari ibu dan ayah menghasilkan gangguan mental yang berbeda-beda karena perbedaan tindakan saat

adanya kejadian tidak biasa pada anak walau jenis pola asuh sama yang menyebabkan perbedaan juga ke

hasil pembentukan kepribadian anak (Eun et al., 2018).

Hal-hal di atas menunjukan bahwa pola asuh sangat mempengaruhi kesehatan mental pada anak

terutama pada Anxiety disorder dan ADHD. Namun kontrol emosi anak dan kesehatan mentalnya dapat

dilakukan juga melalui pola asuh ini sendiri, dengan cara menggabungkan pola asuh dan mencari

tindakan yang tepat dari masing masing jenisnya (Parenteau et al., 2020).

Kesimpulan

Ringkasan

Perilaku, kepribadian, dan ilmu kesehatan mental tidak didapat saat lahir namun saat proses

perkembangan (Bowes et al., 2009). Proses itu sangat dipengaruhi lingkungan tempat ia berkembang

terutama orang tua. Pola asuh orang tua yang berbeda-beda sangat menghasilkan perilaku yang berbeda

juga baik dari ayah maupun ibu. Jadi, orang tua perlu diberikan edukasi tentang pola asuh dan anak

diberikan edukasi tentang maksud dari pola asuh yang dilakukan orang tuanya.

Keterbatasan

Meskipun sudah banyak penilitian tentang pola asuh orang tua, namun banyak penelitian

dilakukan berdasarkan kuisioner yang diisi oleh salah satu pihak saja (Adibsereshki et al., 2018). Hasil

dan pembahasan pada penilitian tidak ditarik kesimpulan berdasarkan observasi langsung dan

menyebabkan banyak hasil penelitian yang bias (tidak representatif sepenuhnya terhadap populasi)

(Martínez et al., 2019). Penelitian tentang gangguan mental itu juga tidak mempunyai detail hubungan

sebab-akibat walau sudah bisa dibuktikan pola asuh dan gangguan mental berjalan secara timbal-balik

(Azman et al., 2021). Partisipan remaja Amerika, India, Indonesia dan Meksiko cenderung
memperlihatkan hasil yang bervariasi (Adimora et al., 2015; Carlo et al., 2018; Eun et al., 2018; Sari et

al., 2020).

Penelitian lanjutan

Sedikit harapan untuk riset kedepan adalah dilakukannya observasi langsung dalam penelitian

untuk memastikan teori dan penilitian yang ada. Lalu riset kedepan harus jadikan penelitian sebelumnya

sebagai acuan dalam bertindak dan melengkapi apa yang salah dalam metodenya (Singh & Rani, 2013).

Daftar Pustaka

Adibsereshki, N., Abdollahzadeh Rafi, M., Hassanzadeh Aval, M., & Tahan, H. (2018). Looking

into some of the risk factors of mental health: The mediating role of maladaptive schemas in

mothers’ parenting style and child anxiety disorders. Journal of Public Mental Health,

17(2), 69–78. https://doi.org/10.1108/JPMH-08-2017-0028

Adimora, D. E., Nwokenna, E. N., Omeje, J. C., & Umeano, E. C. (2015). Parenting styles and

attention deficit hyperactivity disorder as correlates of academic adjustment of in-school

adolescents in Enugu State, Nigeria. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 205(May),

702–708. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.09.110

Azman, Ö., Mauz, E., Reitzle, M., Geene, R., Hölling, H., & Rattay, P. (2021). Associations

between parenting style and mental health in children and adolescents aged 11-17 years:

Results of the KiGGS cohort study (second follow-up). Children, 8(8).

https://doi.org/10.3390/children8080672

Bowes, L., Arseneault, L., Maughan, B., Taylor, A., Caspi, A., & Moffitt, T. E. (2009). School,

neighborhood, and family factors are associated with children’s bullying involvement: A

nationally representative longitudinal study. Journal of the American Academy of Child and
Adolescent Psychiatry, 48(5), 545–553. https://doi.org/10.1097/CHI.0b013e31819cb017

Carlo, G., White, R. M. B., Streit, C., Knight, G. P., & Zeiders, K. H. (2018). Longitudinal

Relations Among Parenting Styles, Prosocial Behaviors, and Academic Outcomes in U.S.

Mexican Adolescents. Child Development, 89(2), 577–592.

https://doi.org/10.1111/cdev.12761

Eun, J. D., Paksarian, D., He, J. P., & Merikangas, K. R. (2018). Parenting style and mental

disorders in a nationally representative sample of US adolescents. Social Psychiatry and

Psychiatric Epidemiology, 53(1), 11–20. https://doi.org/10.1007/s00127-017-1435-4

Goldman, H. H., & Grob, G. N. (2006). Defining “mental illness” in mental health policy. Health

Affairs, 25(3), 737–749. https://doi.org/10.1377/hlthaff.25.3.737

Martínez, I., Murgui, S., Garcia, O. F., & Garcia, F. (2019). Parenting in the digital era:

Protective and risk parenting styles for traditional bullying and cyberbullying victimization.

Computers in Human Behavior, 90(March 2018), 84–92.

https://doi.org/10.1016/j.chb.2018.08.036

Parenteau, A. M., Alen, N. V., Deer, L. K., Nissen, A. T., Luck, A. T., & Hostinar, C. E. (2020).

Parenting matters: Parents can reduce or amplify children’s anxiety and cortisol responses

to acute stress. Development and Psychopathology, 32(5), 1799–1809.

https://doi.org/10.1017/S0954579420001285

Sari, P. P., Sumardi, S., & Mulyadi, S. (2020). Pola asuh orang tua terhadap perkembangan

emosional anak usia dini. Jurnal Paud Agapedia, 4(1), 157–170.

https://doi.org/10.17509/jpa.v4i1.27206
Singh, R., & Rani, S. (2013). Personality correlates of parenting styles. Indian Journal of Health

and Wellbeing, 4(5), 1018–1023. http://www.i-scholar.in/index.php/ijhw/article/view/49143

Zarra-Nezhad, M., Viljaranta, J., Sajaniemi, N., Aunola, K., & Lerkkanen, M. K. (2020). The

impact of children’s socioemotional development on parenting styles: the moderating effect

of social withdrawal. Early Child Development and Care, 0(0), 1–13.

https://doi.org/10.1080/03004430.2020.1835879

Anda mungkin juga menyukai