Dengan Hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini I GEDE PUTU SUASTIKA, SH dan I
GEDE TRAWI,SH., M.SI, Advokat dan Legal Consultans pada Kantor Advokat I GEDE PUTU
SUASTIKA,SH, LAW OFFICE & ASSOCIATES yang beralamat di Jalan Melati VII, No.5 Perumnas
Paya, Kelurahan Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi
Bali, Hp. 082114097779, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama klien kami yang
bernama SYAFE’I berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 14 Juli 2022, bermeterai
cukup.
ANTARA
1. HELMI ZEIN, MA, Laki-laki, umur 53 tahun, Agama Islam, Pekerjaan PNS,
beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
1
4. AZHAR MUTTAQIN, Laki-laki, umur 49 tahun, Agama Islam, Pekerjaan
Wiraswasta, beralamat di Lingkungan karangsokong, Kelurahan Subagan,
Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
11. CHAIRUL WAHYU, lak-laki, umur 47 tahun, Agama Islam, pekerjaan pedagang,
beralamat di Lingkungan Karangsokóng, Kèlurahan Subagán, Kecamatan
Karangásem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
2
14. FAHRI MUSA ,laki-laki,umur 28 tahun Agama Isiam, pekerjaan karyawan swasta.
beralamat di Jalan jendral Sudirman No.210, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasein, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
15. PARHAN, laki-laki, umur 53 tahun, Agama Islam, pekerjaan pedagang, beralamat di
Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Propinsi Bali;
17. FAUZAN,S.HI, laki-laki, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan Guru, beralamat di
Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Provinsi Bali;
18. FAUJI, laki-laki, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat di
Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangesem, Provinsi Bali;
19. FIRDAUS , laki-iski, umur 47 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat
di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangesem, Provinsi Ball;
22. ISMAIL MARZUQI, A.MA, laki-laki, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjaan
wiraswasta , beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan,
Keeamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
23. M.ABDUH, laki-laki, umur 49 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat
di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali;
3
24. M. HATTA, laki-iaki, umur 56 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat
di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali;
25. MUCHLIS, laki-laki, umur 43 tahun, Agamn Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat
di Linghungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
26. H.MUHSIN, laki-laki, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjan wiraswasta, beralamat
di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;-
29. MULKAN AZIZ, laki-laki, umur 46 iahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta,
beralarmat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kccamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
31. NASAFI, laki-laki, umur 70 tahun, Agama Islam, pekerjaan Buruh Harian Lepas,
beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
33. RAJIKIN, laki-laki, umur 52 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat di
Lingkungan Karangsokong, Keiurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Propinsi Bali;
4
34. RAHMAT KURNIAWAN, Laki-laki, umur 31 tahun, Agama Islam, Pekerjaan
Karyawan, beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
35. RIZAL, laki-laki, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat di
Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan Karangasem, Kabupaten
Karangasem, Propinsi Bali
36. RUSLAN ABDUL GANI, laki-laki, umur 39 tahun, Agama Islam, pekerjaan
wiraswasta, beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
37. SALEH KATIB, laki-laki ,umur 38 tahun, Agama Islam, pekerjaan Belum/Tidak
Bekerja, beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali;
41. ZULHARDI, laki-laki, umur 40 tahun, Agama Islam, pekerjaan karyawan Swasta,,
beralamat di Lingkungan Karangsokong, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
MELAWAN
5
Majelis Hakim Yang Mulia
Sidang yang terhormat
Untuk dan atas nama Tergugat I, dengan ini kami mengajukan Duplik atas Replik Para
Penggugat Konvensi dan Replik Atas Jawaban dari Tergugat Rekovensi atas Gugatan
Rekovensi Tergugat I, adalah sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
Yang terhormat Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, kami Tergugat
I mohon ijin untuk menyampaikan duplik atas replik Para Penggugat dan Replik atas
Jawaban gugatan rekovensi Tergugat I dalam perkara nomor : 134/Pdt.G/2022/PN.Amp.
Sebagai berikut :
1. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas dalil-dalil dan argumentasi dalam replik
Para Penggugat, kecuali yang diakui kebenarannya menurut hukum;
2. Bahwa dalam replik para penggugat nomor 2 menanggapi eksepsi tergugat I
untuk point 1 dan 2 yang pada intinya dikatakan Tergugat I keberatan dengan
pencabutan perkara perdata nomor 247/Pdt.G/2021/PN.Amp tanggal 27
Desember 2021, demikian juga repliknya point 3 dan 4 dengan segala
argumentasinya. Sesungguhnya eksepsi tergugat I angka 1 dan 2 disamping
mempersoalkan pencabutan perkara perdata nomor 247/Pdt.G/2021/PN.Amp
tanggal 27 Desember 2021 dikaitkan dengan perkara perdata nomor
134/Pdt.G/2022/PN.Amp, juga mempersoalkan kedudukan hukum para
penggugat terkait Surat Kuasa Khususnya yang diberikan kepada para advokat
penerima kuasa khusus.
a. Yang Tergugat I persoalkan terkait pencabutan perkara perdata nomor
247/Pdt.G/2021/PN.Amp adalah bukan masalah pencabutan dan timing
pencabutannya, tetapi adalah ketiadaan konsistensi alasan pencabutan
perkara perdata nomor 247/Pdt.G/2021/PN.Amp tanggal 27 Desember 2021
dikaitkan dengan posita gugatan dalam perkara perdata nomor
134/Pdt.G/2022/PN.Amp. inkonsistensinya ini terungkap kembali dalam
narasi dan argumentasi yang dibuatnya.
b. Terkait kedudukan hukum para penggugat dalam memberikan Surat Kuasa
Khusus kepada para advokat penerima Surat Kuasa Khusus dalam perkara a
quo adalah sangat penting dan strategis oleh karena itu melalui duplik ini
kami memberikan penegasan kembali sebagai berikut :
Bahwa dalam Surat Kuasa Khusus tertanggal 27 April 2022 Helmi Zein,
MA, dkk (sebanyak 41 orang) disebut pemberi kuasa, masing-masing adalah
bertindak sebagai subyek hukum orang per orang/pribadi/manusia individu
(natuurlijke persoon) hal ini dipertegas lagi dalam Surat Gugatannya tanggal
24 Juni 2022 perihal Gugatan Perdata Melawan Hukum pada halaman 2
sampai dengan 5 dengan menyebut Para Penggugat.
Jadi masing-masing bertindak atas nama dan untuk pribadi dirinya sendiri-
sendiri, yang tidak terstruktur antara yang satu dengan yang lainnya (tidak
6
memiliki struktur organisasi/tidak terorganisir sehingga hanya merupakan
“Kerumunan” saja yang kebetulan sedang memiliki perhatian yang sama.
Oleh karena itu mereka tidaklah bertindak atas nama ataupun selaku
“Perkumpulan Pauman Karangsokong” sebab jika bertindak atas nama
atau selaku Perkumpulan Pauman Karangsokong maka yang menandatangani
Surat Kuasa Khusus seharusnya adalah Ketua/Keliang Pauman
Karangsokong, karena yang berwenang bertindak mewakili perkumpulan
Pauman Karangsokong di dalam maupun di luar peradilan seharusnya adalah
ketua/keliang Pauman Karangsokong, berarti yang berwenang memberikan
kuasa untuk bertindak mewakili Pauman Karangsokong adalah ketua/keliang
Pauman Karangsokong. Dan oleh karena itu pula Helmi Zein, MA dkk
selaku subyek hukum hukum orang/manusia (natuurlijke persoon) dalam
Surat Kuasa Khusus tersebut tidaklah memiliki hubungan hukum dengan
obyek yang diperkarakan yaitu Tanah Pauman Karangsokong, dan tidak
berwenang pula menandatangani Surat Kuasa Khusus dimaksud. Jadi Surat
Kuasa Khusus tanggal 27 April 2022 tersebut tidak memenuhi syarat formil
yang digariskan pasal 1, 2, 3 ayat (1) HIR dan SEMA nomor 01 tahun 1971
tanggal 23 Januari 1971 jo. SEMA nomor 6 tahun 1994 tanggal 14 Oktober
1994. Untuk itu oleh karena Surat Kuasa Khusus tidak sah karena
mengandung cacat formil maka sudah sepatutnya kedudukan penerima kuasa
mewakili pemberi kuasa di depan pengadilan dinyatakan tidak sah karena
yang menandatangani surat gugatan adalah penerima kuasa, sedang surat
kuasanya tidak memenuhi syarat, maka kami mohon Majelis Hakim yang
menyidangkan perkara ini berkenan menyatakan Gugatan Tidak Dapat
Diterima dengan alasan gugatan dibuat dan ditandatangani penerima kuasa
berdasarkan surat kuasa khusus yang tidak sah sebagaimana dimaksud dalam
Yurisprudensi Putusan MA nomor 1712 K/Pdt/1984 tanggal 17 Oktober
1985.
3. Bahwa replik para penggugat point 5 pada dasarnya menanggapi eksepsi tergugat
I point 6 yang memakai dasar hukum Undang-Undang nomor 17 tahun 2013
tentang Organisasi Kemasyarakatan, untuk itu replik para penggugat kami
tanggapi sebagai berikut :
Bahwa yang dimaksud dengan perkumpulan/seke Pauman Karangsokong adalah
perkumpulan/seke manyi (perkumpulan mengetam padi) yang susunan
organisasinya adalah sebagai berikut :
DAFTAR NAMA-NAMA
SEKE PAUMAN KARANGSOKONG
7
3 BAPAK MAD SAID SEKE MANYI ALMARHUM
Berdasarkan data dan bukti hukum diatas, yang dimaksud dengan pauman
karangsokong adalah sebuah perkumpulan yang beranggotakan 14 orang dan berlatar
belakang seke manyi/Perkumpulan Mengetam Padi (Seke = Perkumpulan).
Dalam perkara perdata nomor :10/Pdt.G/Plw/2017/PN.Amp tanggal 31 Mei 2017,
para penggugat telah mengakui, membenarkan, dan menerima bukti hukum yang
disebut Pauman Karangsokong seperti tersebut diatas.
8
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
(pasal 12 ayat (2) Undang-Undang nomor 17 tahun 2013 tentang Organisasi
Kemasyarakatan); juga tidak terdaftar, dalam artian tidak memiliki surat keterangan
terdaftar (SKT) (Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang nomor 17 tahun 2013 tentang
Organisasi Kemasyarakatan yang diberikan oleh Menteri Dalam Negeri, bila Pauman
Karangsokong memiliki lingkup nasional; Gubernur, bila Pauman Karangsokong
memiliki lingkup provinsi; dan Bupati/Walikota, bila Pauman Karangsokong
memiliki lingkup kabupaten/kota (pasal 16 ayat (3) Undang-Undang Nomor 17 tahun
2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan), serta Pauman Karangsokong tidak
melaporkan keberadaan organisasi dan kepengurusannya di Pemkab Karangasem.
Terhadap hal yang demikian , yaitu Pauman Karangsokong tidak terdaftar (tidak
memiliki SKT), maka bagi perkumpulan/ormas yang tidak terdaftar, tidak mendapat
pelayanan dari pemerintah dan pemerintah daerah, tetapi pemerintah dan pemerintah
daerah tidak dapat menetapkan ormas tersebut sebagai ormas terlarang dan tidak
dapat melarang kegiatan ormas tersebut sepanjang tidak melakukan kegiatan
mengganggu kemanan, ketertiban umum, dan melakukan pelanggaran hukum (Surat
Direktur Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Depdagri nomor :
220/0109/Kesbangpol tanggal 16 Januari 2015 tentang Penjelasan Putusan MK
terhadap Undang-Undang Nomor 17 tahun 2013).
Oleh karena Pauman Karangsokong tersebut sebagai suatu perkumpulan yang
didirikan dengan berbasis anggota tidak berbadan hukum, dan juga tidak terdaftar
yang ditandai dengan Surat Keterangan Terdaftar (SKT), maka Pauman
Karangsokong tersebut tidaklah memiliki legalitas standing sebagai subyek hukum,
dan juga secara otomatis tidak memiliki legalitas standing pula sebagai penggugat.
Dan untuk itu kami mengajukan Duplik ini sekaligus untuk mempertegas kembali
eksepsi diskualifikasi yang telah kami ajukan, karena para penggugat bertindak
sebagai penggugat terbukti adalah bukan orang-orang yang berhak, sehingga orang-
orang tersebut (para penggugat) tidak mempunyai hak dan kapasitas untuk menggugat
(tidak memiliki persona standi in judicio) di depan pengadilan atas perkara in casu.
4. Bahwa replik para penggugat point 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,1 15,16, 18, dan 19,
Para Penggugat hanya berkutat seputar Putusan Pengadilan Negeri Amlapura
dalam perkara pidana nomor 98/Pid.B/2010/PN.Ap dan dalam perkara perdata
nomor 50/Pdt.G/2012/PN.Ap.
Untuk replik para penggugat, point-point tersebut di atas, kami tanggapi secara
serentak sebagai berikut :
a. Terkait Putusan Pengadilan Negeri Amlapura dalam perkara pidana nomor
98/Pid.B/2010/PN.Ap kami tanggapi sebagai berikut :
- Tergugat I memohon kepada Para Penggugat atau siapapun juga kiranya
berkenan membantu tergugat I untuk membaca secara cermat halaman 44
dan kaitkan dengan halaman 54 Putusan Pengadilan Negeri Amlapura
dalam perkara pidana nomor 98/Pid.B/2010/PN.Ap tersebut. Apabila
9
sudah benar-benar dipahami, tolong jawab pertanyaan dan bantu
Tergugat I :
Apakah putusan pengadilan untuk mempidana seseorang yang
tidak dibacakan dalam persidangan yang terbuka untuk umum
serta tidak adanya ketok palu hakim, putusan seperti itu sah atau
tidak ?
Bagaimana tergugat I yang tidak pernah ditetapkan sebagai
tersangka dalam pasal 378 KUHP, kemudian dinyatakan terbukti
bersalah dan dinyatakan sebagai terpidana dalam Putusan
Pengadilan Negeri Amlapura dalam perkara pidana nomor
98/Pid.B/2010/PN.Ap tersebut ?
Tolong dibantu tunjukkan dan berikan kepada Tergugat I berita
acara eksekusi atas Putusan Pengadilan Negeri Amlapura dalam
perkara pidana nomor 98/Pid.B/2010/PN.Ap tersebut terkait
dengan ketentuan pasal 278 jo. Pasal 270 KUHAP
10
nomor 50/Pdt.G/2012/PN.Ap tersebut patut diabaikan, dan karenanya
pula tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, dan dengan demikian
Tergugat I tidaklah terbukti melakukan perbuatan melawan hukum.
- Masih terkait putusan perkara perdata Nomor : 50/Pdt.G/2012/PN.Amp
bila dikaitkan dengan putusan Pengadilan Negeri Amlapura dalam
perkara perdata Nomor : 16/Pdt.G/2015/PN.Amp Tanggal 30 September
2015.
Salah satu pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam perkara perdata
Nomor : 16/Pdt.G/2015/PN.Amp Tanggal 30 September 2015 pada
halaman 22 menyebutkan sebagai berikut :
“Menimbang, bahwa selain daripada itu, apabila objek yang
disengketakan dalam gugatan perkara a quo sama dengan objek dalam
perkara yang telah diputus dan memiliki sifat positif, namun memiliki
perbedaan dalil gugatan atau perbedaan para pihak, hal mana dapat juga
dikatakan gugatan tidak dapat diterima dengan alasan nebis in idem,
sesuai dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 123
K/Sip/1968 jo Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1149/Sip/1982 jo
Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1226 K/Pdt/2021 jo Putusan
Mahkamah Agung RI Nomor : 811/K/Pdt.Sus/2009, Mahkamah Agung
RI menegaskan walaupun subjek dan alasan gugatan tidak sama persis,
akan tetapi oleh karena objek gugatan adalah sama, maka prinsip nebis in
idem harus diberlakukan”.
Jika demikian halnya karena objek perkaranya sama dan sudah pernah
diputus dalam perkara perdata Nomor : 50/Pdt.G/2012/PN.Amp dan
Nomor : 16/Pdt.G/2015/PN.Amp, maka seharusnya dalam perkara a quo
pun sudah semestinya dinyatakan nebis in idem juga. Untuk itu Tergugat
I memohon dengan sangat kepada yang mulia majelis hakim yang
menyidangkan perkara ini benar – benar mempertimbangkan masukan
ini.
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka Tergugat I memohon kepada majelis hakim
yang mulia kiranya gugatan dan replik para penggugat untuk ditolak seluruhnya.
1. Bahwa Tergugat I menolak dengan tegas tanggapan ( Replik) atas jawaban Tergugat
I untuk seluruhnya terkecuali diakui kebenarannya oleh Tergugat I.
2. Bahwa dalam Replik Pokok Perkara apa yang disampaikan Para Penggugat yang
menyatakan bahwa Tergugat I secara jelas melalaikan kewajibannya dalam
menjawab gugatan Para Penggugat, akan tetapi jawaban disampaikan sama sekali
tidak menyentuh pokok-pokok gugatan Para Penggugat, Dapat kami tanggapi bahwa
tanggapan Para Penggugat mengandung inkonsistensi dengan narasinya sendiri. Para
11
Penggugat menyatakan Tergugat I melalaikan kewajibannya dalam menjawab
gugatan Para Penggugat, disatu sisi Para Penggugat menyebut, akan tetapi jawaban
yang disampaikan sama sekali tidak menyentuh pokok-pokok gugatan Para
Penggugat. Narasi demikian mencerminkan Para Penggugat kebingungan
menanggapi jawaban Tergugat II karena dengan jelas dan substantif tergugat I
menuangkan Jawaban dalam Jawaban Tergugat I, DALAM EKSEPSI 28 angka,
DALAM POKOK PERKARA 8 angka. Para penggugat juga tidak bisa membedakan
gugatan formil dan gugatan materiil. Gugatan Formil sudah dieksepsi dengan materi
28 angka oleh Tergugat I, gugatan materiil sudah Tergugat I jawab dengan materi 8
angka, dengan sangat jelas dan substantif. Para Penggugat menyatakan Tergugat I
melalaikan kewajibannya menjawab gugatan Para Penggugat. Disinilan letak
kebingungan Para Penggugat karena gugatan dibuat bukan atas alasan hak dan
kepentingan berdasar atas hukum namun gugatan dibuat atas dasar klaim semata-
mata sehingga Para penggugat tidak substantif memahami perkara ini.
Oleh karena itu apa yang telah Tergugat I kemukakan dalam eksepsi ini menjadi satu
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pokok-pokok jawaban atas pokok-pokok
perkara ini.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas sudikiranya Yang Mulia Majelis Hakim yang
menyidangkan perkara ini untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI :
1. Menerima dan mengabulkan eksepsi tergugat untuk seluruhnya;
2. Menolak dalil-dalil para penggugat untuk seluruhnya atau setidak-
tidaknya menyatakan gugatan para penggugat untuk tidak dapat diterima
(niet onvankelijk verkaard);
3. Menyatakan bahwa para penggugat tidak memiliki kedudukan hukum
(legal standing) dalam perkara a quo sebagai penggugat karena obyek
sengketa adalah sah milik tergugat I dan tidak ada hubungannya dengan
12
tanah yang diakui sebagai milik Pauman Karangsokong seluas 18.850 m2
dengan SPPT nomor 000-0032/94-01;
4. Menyatakan sah keputusan Tata Usaha Negara berupa Sertifikat Hak
Milik nomor 6061/Kel.Subagan tertanggal 6 Desember 2004 terletak di
klasiran Subak Abiansangiang No. 98, Kelurahan Subagan, Kecamatan
Karangasem, Kabupaten Karangasem, pipil no. 41, persil no.3, Klas II,
Surat Ukur Nomor 690/Subagan/2004, Luas 11.100 m2, atas nama
SYAFEI
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono)
13
7. Membebaskan biaya perkara menurut hukum kepada para tergugat
rekovensi/para penggugat konvensi.
Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono)
Demikian jawaban atas replik dari Para Penggugat dan replik atas eksepsi dan jawaban dari
para Tergugat Rekovensi/Para Penggugat Konvensi ini disampaikan dengan harapan untuk
dikabulkan. Atas perkenaannya, sebelum dan sesudahnya kami haturkan terima kasih.
Hormat kami
Kuasa Hukum Tergugat,
14