Anda di halaman 1dari 3

GIZI MASYARAKAT: KASUS 1

Diketahui sebuah Puskemas di daerah perkotaan, menjalankan program skrining gizi ibu
hamil untuk mengetahui kondisi KEK dan anemia. Kegiatan skrining dilakukan secara
terpadu oleh ahli gizi, bidan, dokter, serta dokter gigi, pada kunjungan pertama (K1).
Skrining yang dilakukan meliputi wawancara dengan formulir standar, pengukuran
antropometri (LILA), dan penilaian data biokimia (pemeriksaan Hb). Hasil skrining dicatat
dalam rekam medis dan dilaporkan ke Puskesmas serta Dinkes setiap bulan. Berikut ini
disajikan data hasil skrining gizi ibu hamil Puskesmas tersebut dalam kurun waktu 1 bulan
terakhir. Seorang mahasiswa gizi sedang diberikan tugas untuk membuat evaluasi program
skrining yang sudah ada dan menentukan rencana tindak lanjut program berikutnya.

Umur BB TB LILA Hb
Nomor
(th) (kg) (cm) (cm) (g/dL)
1 23 47.3 156 24.5 12
2 29 56.5 153 28.5 13
3 32 46.1 149 24.5 11.4
4 31 49.6 152 24 11.3
5 31 41.7 148.5 21.5 10.7
6 25 70.2 156 30 13.6
7 23 52 158 23.5 12.8
8 31 72.2 153 31 10.5
9 29 56 148 24 11
10 35 62.2 143 28 12.7
11 24 51.9 152 25.5 12.6
12 32 48.3 144 26 10.6
13 25 45.5 150 25.5 12.3
14 26 42 151 21 11.3
15 29 57.2 159 25 11.5
16 27 56.9 157 22 9.4
17 34 52.9 159 24 12.8
18 30 66.4 165 29 12.1
19 23 44.5 148 23.5 13.6
20 20 49 146 27 8.2
21 32 62.1 145 29 12.4
22 23 72 161 29 11.9
23 27 50 160 23.5 12.3
24 33 57 152 26.5 9.9
25 37 61.1 162 22 11
26 21 56.4 158 27 13.2
GIZI MASYARAKAT: KASUS 2

Seorang mahasiswa gizi yang sedang PKL di Puskesmas telah melakukan survey di
Kecamatan X tentang praktek menyusui pada 200 ibu yang memiliki Baduta. Hasilnya
menunjukkan 41% bayi mendapat ASI saja selama 6 bulan, 23% mendapatkan bayi ASI
dengan tambahan vitamin, 10% bayi ASI dengan air putih dan atau cairan lain, dan sisanya
26% bayi ASI dengan susu formula dan atau makanan padat. Sebanyak 47% melakukan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan benar. Sebanyak 52% ibu merasa bahwa produksi ASI-
nya kurang, 25% ibu meyakini bahwa ASI perlu dikombinasikan dengan susu formula untuk
bayi usia <6 bulan, dan 64% meyakini bahwa susu formula dapat menggantikan ASI untuk
bayi <6 bulan. Sebagian besar ibu di Kecamatan tersebut bekerja di luar rumah dan 48%
tinggal bersama keluarga besar. Mahasiswa gizi tersebut diminta untuk merancang program
peningkatan capaian ASI eksklusif, sesuai dengan proses manajemen program gizi di
masyarakat. Mahasiswa sedang melakukan analisis situasi untuk menentukan besaran
permasalahan pada daerah tersebut. Berikut disajikan pula data pendukung lain pada Balita.

Data Dasar PREVALENSI %


ANTROPOMETRI
Wasting balita 3,3%
Stunting balita 56,7%
Underweight balita 13,3%
BBLR 16,7%
BIOKIMIA DAN KLINIK
Cakupan Vitamin A 73,3%
Imunisasi BCG 100%
Imunisasi DPT HB 96,4%
Imunisasi Polio 92,9%
Imunisasi Campak 81%
Morbiditas Balita
Diare 20%
ISPA 6,7%
Demam 56,7%
Flu 73,3%
Batuk 70%
DIETARY
Asupan makanan balita
Kurang Energi 56,7%
Cukup Energi 43,3%
Kurang Protein 60%
Cukup Protein 40%
Kurang Fe 50%
Cukup Fe 50%
Data-data lain
Higiene-Sanitasi
Higiene sanitasi keluarga dan balita
• baik 13,3%
• cukup baik 33,3%
• tidak baik 53,3%
Kondisi Sosial Ekonomi
• Menengah-atas 80%
• Rendah 20%
Akses Ke Pelayanan Kesehatan
Akses kesehatan untuk balita
1. RS 3,3%
2. Puskesmas 10%
3. Polindes 6,7%
4. Dokter 3,3%
5. Bidan 60%
Sikap dan perilaku
Pengetahuan buteki
• Baik 20%
• Kurang 80%
Data Sekunder
K/S 100%
D/S 89,22%
N/S 59,66%
N/D 66,87%

Anda mungkin juga menyukai