Anda di halaman 1dari 22

PERAN MAHASISW PENDIDIKAN SOSIOLOGI FKIP UNTAN

ANGKATAN 2020 DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN PROGRAM


KAMPUS MENGAJAR DI SEKOLAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Mata Kuliah Penelitian Kualitatif

Dosen pengampu:

Prof. Dr. Yohanes Bahari, M.Si

Disusun oleh:

Hafiz

F1091201029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami
mengucapkan banyak terima kasih atsa bimbingan dari Ibu Stevany Afrizal,
M.Sos dalam penyusunan makalah ini.

Proposal penelitian ini betujuan memenuhi tugas mata kuliah Praktik


Penelitian Sosial serta meningkatkan pengetahuan tentang “Peran Mahasiswa
Pendidikan Sosiologi FKIP Untirta Angkatan 2019 dalam Mewujudkan Tujuan
Program Kampus Mengajar di Sekolah”. Harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembacanya. Untuk
kedepannya, semoga kami dapat memperbaiki bentuk meupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam proposal
ini. Oleh karena itu, kami sanagat mengaharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 5 oktober 2022

Peneliti

2
PERAN MAHASISW PENDIDIKAN SOSIOLOGI FKIP UNTAN
ANGKATAN 2020 DALAM MEWUJUDKAN TUJUAN PROGRAM
KAMPUS MENGAJAR DI SEKOLAH

I. Latar belakang masalah


Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam mengarahkan
suatu perubahan bagi bangsa untuk menuju kemajuan diberbagai bidang.
Pendidikan yang baik akan membawa perubahan yang baik bagi bangsanya
sehingga dibutuhkannya dukungan baik dari pemerintah maupun dari
masyarakatnya, generasi muda terdidik yang memiliki pengaruh dalam
masyarakat yakni mahasiswa (Setyadi., dkk, 2021). Peran mahasiswa tidak
sekedar kegiatan pembelajaran dibangku perkualiahan, perpustakaan dan
akses internet yang ada hubungannya dengan disiplin ilmu yang sedang ia
tempuh tapi lebih dari itu. Sebagai generasi muda, mahasiswa akan menjadi
generasi penerus bangsa dalam menghadapi perkembangan masyarakat yang
rumit, maka mahasiswa menjadi generasi penerus yang mampu menghadapi
berbagai perubahan di masyarakat.
Generasi penerus bangsa diperlukan memiliki kecakapan yang baik
untuk melanjutkan pembangunan melalui pendidikan. Tujuan pendidikan
nasional ialah untuk meningkatkan kemampuan murid agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, memiliki akhlak
mulia, sehat, berilmu, terampil, inventif, independen, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, menurut UU No.20 Tahun
2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Tujuan tersebut
menempatkan pendidikan menjadi suatu hal yang sangat bernilai bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu usaha pemerintah dalam
meningkatkan mutu Pendidikan ialah denga adanya Merdeka Belajar-Kampus
Merdeka. (Lindawati, 2022)
Merdeka belajar adalah ide yang memberikan kebebasan kepada guru
dan siswa dalam memilih sistem pembelajaran (Ainia, 2020). Merdeka belajar
sendiri memiliki esensi yaitu peserta didik mempunyai kebebasan dalam
3
berfikir secara individu maupun secara kelompok, sehingga di masa yang akan
datang dapat membentuk peserta didik yang kritis, cakap, kreatif, kolaboratif,
serta partisipatif. Kebijakan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka juga
dicanangkan untuk pada perguruan tinggi.
Kampus Mengajar merupakan salah satu bagian dari kebijakan Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program ini bertujuan untuk
membantu sekolah sekolah yang terdampak pandemi COVID- 19, khususnya
di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) agar mereka mendapatkan
kesempatan belajar optimal selama pandemi. Program ini dilaksanakan pada
Maret - Juni 2021. Peserta yang dapat mengikuti program ini ialah mahasiwa
dan dosen dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia (Fatonah., dkk, 2021).
Program Kampus Mengajar dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata bagi
pendidikan di Indonesia, terutama dengan segala keterbatasannya di masa
pandemi. Melalui program ini, mahasiswa yang dibimbing oleh dosen
pembimbing lapangan (DPL) akan membantu para guru dalam proses belajar
mengajar serta hal-hal lain yang dibutuhkan di sekolah sekolah yang ditunjuk
oleh Kemendikbud selama 12 minggu. Untuk sasaran dan kriteria sekolah
yang dituju adalah sekolah dengan akreditasi C dan untuk sekolah yang
terpencil atau sangat membutuhkan. Untuk materi yang harus mahasiswa
peserta Kampus Mengajar siapkan antara lain; pembelajaran literasi dan
numerasi, adaptasi teknologi dan bantuan administrasi managerial sekolah.
Memasuki tahun 2020 atau lebih tepatnya diakhir tahun 2019 Indonesia
memulai babak baru dalam menghadapi kehidupannya. Pada akhir tahun 2019
adalah waktu dimana seluruh tatanan kehidupan bukan hanya Indonesia,
melainkan seluruh negara berubah karena terserang virus yang bernama
Covid-19. Diakhir tahun 2019, dunia digemparkan dengan merebaknya virus
baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut
Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Covid-19 berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir desember tahun 2019. Sampai saat ini virus
tersebut sudah menyebar ke Indonesia. Penyebaran Covid-19 terjadi cepat dan
4
meluas karena dapat menular melalui kontak dari manusia ke manusia
(Radhisa, 2020)
Berbagai Upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat Indonesia untuk memutus mata rantai Covid-19. Dengan tetap
mematuhi protokol kesehatan dan memiliki sikap sadar akan hak dan
kewajiban. Dan juga salah satunya adalah dengan kebijakan penerapan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pyshcal Distancing serta
Social Distancing oleh pemerintah yang kemudian anjuran untuk di rumah
saja. Kondisi ini menggugah seluruh insan civitas akademika dan pemangku
kebijakan dalam hal pendidikan untuk memperhatikan pendidikan Indonesia.
Terbatasnya akses dan interaksi dimasa pandemi membuat pemerintah harus
berpikir keras memikirkan keadaan pendidikan Indonesia yang jauh dari pusat
kota. Dan lahirlah program Kampus Mengajar yang di latar belakangi oleh
Indonesia sedang butuh bantuan mahasiswa untuk membantu Bapak/Ibu Guru
serta adik-adik Sekolah Dasar untuk mendapat kesempatan belajar optimal di
kondisi terbatas dan kritis selama pandemi.
Mahasiswa dapat berperan aktif dan mengembangkan kemampuannya
khususnya dalam hal kreativitas, kepemimpinan, dan kemampuan
interpersonal lainnya melalui pengalaman program Kampus Mengajar. Selain
itu Kampus Mengajar juga mengupayakan pemerataan pendidikan di
Indonesia. Ilmu sosiologi tentunya sangat berpengaruh dalam upaya
membantu sekolah-sekolah yang terdampak pandemi covid-19 dan demi
pemerataan pendidikan di Indonesia.
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Anwar, 2). Yang
mana pelaksanaan kampus mengajar Angkatan 1 di SD Muhammadiyah 1
Padas telah sesuai dengan tujuan dan harapan dari program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka, yakni memberikan pengalaman mahasiswa,
mengembangkan serta memberdayakan mahasiswa. Pelaksanaan kampus
mengajar SD Muhammadiyah 1 Padas meliputi mengajar, adaptasi teknologi
dan administrasi. Pelaksanaan belajar mengajar selama kegiatan mahasiswa
terjadi dalam tiga bentuk pembelajaran yaitu pembelajaran tatap muka, home
5
visit dan pembelajaran daring. Pelaksanaan adaptasi teknologi pada kampus
mengajar SD Muhammadiyah 1 Padas yaitu membantu guru dalam pembuatan
media ajar dan bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum. Administrasi
sekolah dengan penataan administrasi yang berhubungan dengan akreditasi
serta membantu guru dalam penyusunan perangkat pembelajaran sebagai
kelengkapan administrasi.
Dalam observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, mahasiswa
Pendidikan Sosiolog FKIP Untirtai juga sudah ikut berkontribusi di dalam
Program Kampus Mengajar ini. Diketahui Jurusan Pendidikan Sosiologi FKIP
Untan telah mengirimkan sekitar 8 orang mahasiswa untuk mengikuti program
Kampus Mengajar Angkatan Ke-2. 2. Ilmu sosiologi tentunya sangat
berpengaruh dalam upaya membantu sekolah-sekolah yang terdampak
pandemi covid-19 dan demi pemerataan pendidikan di Indonesia.
Aktivitas masyarakat dalam pendidikan merupakan sebuah proses
sehingga pendidikan dapat dijadikan instrumen oleh individu untuk dapat
berinteraksi secara tepat di komunitas dan masyarakatnya, pada sisi lain ilmu
sosiologi dapat memberikan penjelasan yang relevan dengan kondisi kekinian
masyarakat, sehingga setiap individu sebagai anggota masyarakat dapat
menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai
fenomena yang muncul dalam masyarakat yang menyebabkan terjadinya
perubahan sosial di masyarakat. Maka dari itu kami sebagai mahasiswa
pendidikan sosiologi tertarik untuk meneliti peran mahasiswa pendidikan
sosiologi angkatan 2020 FKIP Untan dalam mengikuti program kampus
mengajar dengan keaktifannya dalam mencapai tujuan program kampus
mengajar yang membantu sekolah-sekolah yang terdampak pandemi Covid-
19, khususnya di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, dan terluar) agar mereka
mendapatkan kesempatan belajar optimal selama pandemi.
II. Rumusan masalah
Adapun pertanyaan penelitian yang telah peneliti susun antara lain sebagai
berikut :

6
1. Bagaimana upaya mahasiswa dalam menerapkan ilmunya terkait
pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah?
2. Bagaimana upaya mahasiswa dalam membantu pihak sekolah terkait
adaptasi teknologi?
3. Bagaimana upaya mahasiswa dalam membantu di bidang administrasi
manajerial sekolah ?
4. Bagaimana hasil akhir dari ilmu yang sudah diimplementasikan di
sekolah?
III. Topik Penelitian
Penelitian ini akan difokuskan “Peran Mahasisw Pendidikan Sosiologi
Fkip Untan Angkatan 2020 Dalam Mewujudkan Tujuan Program Kampus
Mengajar Di Sekolah “

IV. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari dilakukannya penelitian ini antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui upaya mahasiswa dalam menerapkan ilmunya terkait
pembelajaran literasi dan numerasi di sekolah.
2. Untuk mengetahui upaya mahasiswa dalam membantu pihak sekolah
terkait adaptasi teknologi.
3. Untuk mengetahui upaya mahasiswa dalam membantu di bidang
administrasi manajerial sekolah.
4. Untuk mengetahui hasil akhir dari ilmu yang sudah diimplementasikan di
sekolah.
V. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti adalah hasil dari penelitian
ini dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa maupun pembaca
mengenai program Kampus Merdeka terutama Kampus Mengajar yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset dan
Teknologi (Kemendikbud Ristek) Indonesia yang sudah berjalan dari
7
tahun 2020. Peneliti juga terhadap hasil penelitian ini dapat memberikan
penambahan materi perkuliahan dan pengetahuan baru dalam Mata Kuliah
Sosiologi Pendidikan dengan melihat dengan perspektif perubahan sosial
yang ada di pendidikan Indonesia dengan adanya program Kampus
Mengajar dan beberapa Mata Kuliah yang memiliki kaitan dengan
pembahasan dari penelitian ini yaitu mengenai masalah praktik pendidikan
dan pembelajaran di kelas.
b. Manfaat praktis
1) Bagi Peneliti
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah
pengalaman peneliti dalam melihat sistem pendidikan di Indonesia
seperti melihat apa saja permasalahan yang ada dalam praktik
pembelajaran dan sistem pendidikan lainnya baik dari tenaga pendidik,
sarana prasarana maupun hal-hal yang menjadi tantangan serta potensi-
potensi dalam pendidikan Indonesia melalui program Kampus
Mengajar yang diselenggarakan oleh Kemendikbud Ristek.
2) Bagi Mahasiswa dan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah
gambaran mengenai program-program Kampus Merdeka kepada
Mahasiswa Pendidikan Sosiologi maupun mahasiswa lainnya untuk
mendorong minat mengikuti program tersebut karena peran mahasiswa
sangat dibutuhkan untuk keberhasilan program kampus merdeka agar
pendidikan atau kualitas dari mahasiswa Indonesia dapat meningkat.
Manfaat dari penelitian ini kepada masyarakat adalah untuk
memberikan sebuah pengetahuan serta informasi mengenai program
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah yang bertujuan
untuk membangkitkan,memajukan, meratakan pendidikan Indonesia.
3) Bagi Pemerintah
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini untuk pemerintah
khususnya Kemendikbud Ristek adalah penelitian ini dapat
memberikan sebuah solusi maupun kontribusi dalam mendorong
8
program Kampus Merdeka khususnya Kampus Mengajar untuk lebih
baik sistem pelaksanaannya baik dari segi persiapan atau pembekalan
pengetahuan mahasiswa tentang mengajar untuk turun ke lapangan dan
juga dari penelitian ini pemerintah dapat melihat apa saja yang menjadi
kendala dari dilaksanakan program Kampus Mengajar di sekolah-
sekolah.

VI. Fokus Dan Operasionalisasi Konsep


Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif
sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan
mana yang tidak relevan (Moleong, 2010). Pembatasan dalam penelitian
kualitatif ini lebih didasarkan pada tingkat kepentingan/urgensi dari masalah
yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian ini akan difokuskan pada peran
mahasiswa pendidikan sosiologi angkatan 2020 FKIP Untan dalam mengikuti
program kampus mengajar di sekolah dan melihat apa saja yang menjadi
pengalaman dari mahasiswa-mahasiswa yang telah mengikuti program
tersebut.

VII. Kajian Pustaka


A. Kajian Pustaka
a. Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba
ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada
salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Seorang mahasiswa
dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25
tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada 19 masa remaja akhir sampai
masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian
hidup (Yusuf, 2012: 27).

9
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan
sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat
dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat
intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan
dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat
merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa,
yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar
dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang
berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.
Adapun karakteristik perkembangan mahasiswa adalah, seperti
halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama
yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stress, begitu pula masa
transisi dari sekolah menengah atas menuju Universitas. Dalam banyak
hal,terdapat perubahan yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini
melibatkan gerakan menuju satu struktur sekolah yang lebih besar dan
tidak bersifat pribadi, seperti interaksi dengan kelompok sebaya dari
daerah yang lebih beragam dan peningkatan perhatian pada prestasi
dan penilaiannya (Siswoyo,2007).
Perguruan tinggi dapat jadi masa penemuan intelektual dan
pertumbuhan kepribadian. Mahasiswa berubah saat merespon terhadap
kurikulum yang menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti;
terhadap masiswa lain yang berbeda dalam soal dan pandangan dan
nilai, terhadap kultur mahasiswa yang berbeda dengan kultur pada
umumnya, dan terhadap anggota fakultas yang memberikan model
baru. Pilihan perguruan tinggi dapat mewakili pengajaran terhadap
hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan.
10
b. Pendidikan Sosiologi
Menurut H.Fuad Ihsan (2005: 1) menjelaskan bahwa dalam
pengertian yang sederhana dan umum maka pendidikan sebgai “usaha
manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang
ada didalam masyarakat dan kebudayaan,”. Usaha-usaha yang
dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut
serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan
dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses
pendidikan sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.
Pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan praoses pembelajaran untuk peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan. Akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat. Pengertian pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
sadar dan sistematis untuk kemajuan lebih baik. Secara sederhana,
pengertian pendidikan adalah proses pembelajaran bagi peserta didik
untuk dapat mengerti, paham, dan membuat manusia lebih kritis dalam
berpikir.
Sosiologi menurut Max Weber adalah ilmu yang berhubungan
dengan pemahaman interorientasi mengenai tindakan sosial dan juga
berhubungan dengan suatu penjelasan sebab akibat mengenai arah dan
konsekuensi tindakan itu (Soejono Soekanto, 2012).
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah
masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri
sendiri sebab telah memenuhi segenap unsur ilmu pengetahuan. Unsur-
unsur ilmu pengetahuan dari soiologi adalah sosiologi bersifat logis,
objektif, sistematis, andal, dirancang, akumulatif dan empiris, teoritis
komulatif, non etis. Sosiologi bersifat logis artinya sosiologi disusun
11
secara masuk akal, tidak bertentangan dengan hukum-hukum logika
sebagai pola pemikiran untuk menarik kesimpulan. Sosiologi bersifat
objektif artinya sosiologi selalu didasarkan pada fakta dan data tanpa
ada menipulasi dari data. Sosiologi bersifat sistematis artinya sosiologi
disusun secara rapi, sesuai dengan kaidah keilmuan. Sosiologi bersifat
andal artinya sosiologi dapat dibuktikan kembali, dan untuk suatu
keadaan terkendali harus menghasilkan hasil yang sama.

c. Program Kampus Mengajar


Kampus Mengajar Perintis (KMP) merupakan salah satu bagian
dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang
diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Program KMP ini sendiri memiliki tujuan untuk
memberikan solusi bagi Sekolah Dasar yang ter dampak pandemi
dengan memperdayakan para mahasiswa yang berdomisili di sekitar
wilayah sekolah dasar tersebut. Mahasiswa ditugaskan untuk
membantu para guru dan Kepala Sekolah dalam melaksanakan proses
pembelajaran atau administrasi sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Hal ini program KMP memberikan manfaat, seperti dalam hal
membimbing belajar bagi para peserta didik di tingkat sekolah dasar
dan sekaligus pemberdayaan mahasiswa pendidikan untuk membantu
kegiatan sekolah (Pendidikan & Kebudayaan, 2020).
Program KMP berkaitan dengan tujuan dari dilaksanakannya
Kampus Merdeka yakni agar memiliki hubungan antara dunia
perguruan tinggi dengan 17 dunia nyata atau dunia kerja. Harapan dari
adanya program KMP supaya mahasiswa menjadi agent of change
yang mampu memberikan inspirasi di lingkungan masyarakat dan
tentunya membantu sekolah untuk bisa bertahan melaksanakan
pembelajarannya dengan transfer penerapan teknologi- teknologi yang
dikuasai oleh para mahasiswa, dan membantu administrasi manajerial
sekolah..
12
Mahasiswa KMP dapat membantu guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah disusun
dan mampu menggunakan berbagai media pembelajaran yang variatif
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Selain penggunaan media pembelajaran, variasi model
pembelajaran juga menjadikan salah satu upaya untuk memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik di tengah pandemi
COVID-19. Peserta didik juga sangat tertarik dengan pembelajaran
yang diberikan oleh mahasiswa KMP, bahkan minat belajarnya pun
cukup meningkat.
d. Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah berubahnya sebuah struktur atau susunan
sosial kemasyarakatan dalam kehidupan masyarakat. Perubahan
tersebut merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam
setiap tatanan kehidupan bermasyarakat, perubahan ini juga terjadi
sesuai hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu menginginkan
perubahan dari satu keadaaan kepada keadaan lainnya yang lebih baik
(Lubis, 2018).
Masalah-masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat juga di
alami dunia pendidikan. Sehingga sosiologi pendidikan memainkan
perannya untuk ikut memformat pendidikan yang mampu berkiprah
secara kontekstual. Sistem, muatan, proses, dana arah pendidikan perlu
di tata ulang dan diatur secara khusus sehingga mampu menjawab
sekaligus bermain di arena perubahan sosial budaya tersebut.
Penggunaan alat dan sarana kebutuhan hidup yang modern telah
memungkinkan pola piker dan sikap manusia untuk memproduk nilai-
nilai baru sesuai dengan intensitas pengaruh teknologi terhadap tatanan
kehidupan sosial 18 budaya. Dalam hal ini, pendidikan menjadi
instrument kekuatan sosial masyarakat untuk mengembangkan suatu
sistem pembinaan anggota masyarakat yang relevan dengan tuntutan
dan perubahan zaman.
13
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah
membawa pengaruh terhadap bidang pendidikan dalam proses
pembelajaran. Penggunaan TIK dalam proses pembelajaran sudah
bukan hal yang asing lagi dalam era globalisasi seperti sekarang ini.
Adanya internet memungkinkan kita untuk belajar kapan dan di mana
saja dengan lingkup yang sangat luas misalnya, dengan fasilitas email,
chatting, e-book, e-library dan sebagainya, kita dapat saling berbagi
informasi tanpa harus bertatap muka langsung dengan sumber
informasi tersebut. Hal itu sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
William F. Ogburn dalam (Soejono Soekanto, 2012) menyatakan
ruang lingkup perubahan sosial terdiri dari unsur-unsur kebudayaan
baik material dan immaterial, fokusnya ialah pengaruh besar unsur
material terharap unsur immaterial.
Jadi dalam hal ini teknologi sebagai unsur material yang
berpengaruh pada pembelajaran dalam bidang pendidikan atau bisa
dibilang sebagai unsur immaterialnya. Sehingga dengan adanya
perkembangan teknologi sebagai tuntuntan dari perkembangan zaman
yang dapat menjawab permasalahan di masyarakat salah satunya
dalam bidang pendidikan saat ini karena adanya pandemi covid-19
yang membuat kita harus mematuhi aturan dalam membatasi interaksi
sosial dalam memotong penyebaran penyakit, oleh karena itu dalam
pembelajaran bidang pendidikan pun diperlukan pembelajaran daring
atau dalam jaringan yang memanfaatkan teknologi dalam menunjang
pembelajaran. Sehingga aktor yang berperan dalam bidang pendidikan
perlu beradaptasi dengan teknologi yang dapat membatu mereka dalam
melewati rintangan atau hambatan yang tidak dapat diprediksi.
Talcot Parson dalam teorinya yaitu Teori Ekuilibrium menjelaskan
bahwa syarat kehidupan suatu masyarakat adalah adanya
keseimbangan atau Ekuilibrium di antara bagian-bagian yang terdapat
di dalamnya. Apabila ada faktor yang masuk dalam mengganggu
keseimbangan antar bagian-bagian tersebut akan mengakibatkan
14
terjadinya kegoncangan dalam kehidupan masyarakat. Dalam 19
kehidupan yang demikian itu masyarakat akan mengusahakan
tercapainya keseimbangan (ekuilibrium) yang baru. Dari kondisi
keseimbangan sebelumnya sampai ke kondisi yang baru, di situlah
terjadi proses perubahan sosial (Kasnawi, 2014).
e. Struktural Fungsional AGIL
Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk menggunakan teori
struktural fungsional 'AGIL' pemikiran Talcott Parsons dalam
menganalisis mengenai Program Kampus Mengajar yang merupakan
program baru dari Kemendikbud untuk meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia dan juga memberikan wadah Mahasiswa untuk
mengembangkan skill yang dimilikinya. Melalui AGIL ini kemudian
dikembangkan pemikiran mengenai struktur dan sistem. Menurut
Parson fungsi adalah kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah
pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem. Dari pemikiran
Parsons, sebuah sistem harus terdiri dari 4 fungsi yaitu :
1. Adaptation (Adaptasi)
Sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Adaptasi ini juga menjelaskan bagaimana sistem harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan
lingkungan itu dengan kebutuhannya.
2. Goal Attainment (Pencapaian tujuan)
Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan
utamanya.
3. Integration (Integrasi)
Sebuah sistem harus mengatur keterhubungan bagian-bagian yang
menjadi komponennya. Sistem juga harus mengolah ketiga fungsi
penting lainnya (A,G,L).
4. Latency (latensi atau pemeliharaan pola) Sebuah sistem harus
saling melengkapi,memelihara dan memperbaiki, baik motivasi

15
individu maupun pola-pola kultural yang menciptakan dan
menopang motivasi.

Dalam bahasan tentang empat sistem AGIL tersebut berhubungan


dengan empat sistem tindakan yaitu,

1. Organisme perilaku yang merupakan sistem tindakan yang


melaksanakan fungsi adaptasi dengan penyesuaian diri dan
mengubah lingkungan eksternal.
2. Sistem kepribadian melaksanakan fungsi pencapaian tujuan dengan
menetapkan tujuan sistem dan memobilisasi sumber daya yang ada
untuk mencapainya.
3. Sistem sosial menanggulangi fungsi integrasi dengan
mengendalikan bagian-bagian yang menjadi komponennya.
4. Sistem kultural melaksanakan fungsi pemeliharaan pola dengan
menyediakan actor seperangkat norma dan nilai yang memotivasi
mereka untuk bertindak.

Penjelasan diatas bila dikaitkan dengan pembahasan penelitian


yang akan diteliti adalah teori ini dapat memberikan pandangan
bagaimana komponen-komponen yang memiliki fungsi dalam kegiatan
Kampus Mengajar ini agar mencapai tujuan dan melihat bagaimana
mahasiswa khususnya mahasiswa Pendidikan Sosiologi FKIP Untan
yang ikut dalam program tersebut bisa menjalankan fungsinya sesuai
dengan konsep teori AGIL tersebut.

VIII. Metode Penelitian


A. Metode penelitian
Secara umum, metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah
yang terencana, terstruktur, sistematis, dan memiliki tujuan tertentu. Suatu
penelitian dilakukan secara bertahap dimulai dari pemilihan topik yang
akan dibahas dalam penelitian, pengumpulan data yang menunjang
16
penelitian berjalan, dan menganalisis data sehigga menghasilkan suatu
pengetahuan, pemahaman dari suatu topik penelitian yang dilakukan.
Ditinjau dari data yang ada pada penelitian ini, maka jenis metode
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif
merupakan metode penelitian yang mengandalkan data berupa teks atau
gambar serta memiliki langkah-langkah yang unik dalam menganalis data,
dan bersumber dari berbagai strategi penelitian yang berbeda-beda
(Cresswell, 2016:245). Karakteristik dari metode penelitian kualitaif
adalah peneliti merupakan instrumen utama atau instrumen kunci dalam
penelitian. Penelitian kualitatif memiliki beberapa rancangan yang
meliputi pengumpulan data, analisis data dan laporan penelitian.

B. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian penelitian,
merupakan salah satu unsur yang sangat penting. Teknik pengumpulan
data diperlukan untuk membantu peneliti dalam penelitiannya. Melalui
pengumpulan data proses pencatatan terhadap peristiwa, keterangan, dan
hal-hal yang berkaitan dengan subjek penelitiannya dapat digunakan untuk
mendukung penelitian yang dilakukan. Dalam pengumpulan data ada
beberapa teknik yang dapat digunakan. Berikut ini beberapa teknik yang
digunakan peneliti dalam pengumpulan data:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moeleong,
2006: 186). Dengan melakukan wawancara, peneliti 23 mendapatkan
informasi mengenai hal-hal yang ingin ditanyakan terkait dengan
penelitian yang sedang dilakukan. Wawancara dilakukan secara
langsung, atau melalui tatap muka antara peneliti dengan narasumber.
Sebelum melakukan wawancara, pewawancara hendaknya membuat
17
beberapa daftar pertanyaan yang bisa dijadikan pedoman ketika
melakukan wawancara. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih
bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur (Sugiyono, 2011:
233). Peneliti saat mewawancarai informan tetap membuat beberapa
daftar pertanyaan sebagai pedoman. Wawancara disesuaikan dengan
situasi dan kondisi saat itu.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
peneliti dengan melakukan pengamatan secara langsung pada
masyarakat yang objeknya di lapangan (Bungin, 2003: 178). Teknik
pengamatan memungkinkan peneliti melihat dan mengamati sendiri,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi
pada keadaan sebenarnya (Moeleong, 2006). Sama halnya dengan
wawancara, dalam teknik observasi seorang peneliti juga perlu
membuat pedoman tentang aspek apa saja yang akan diamati saat
penelitian berlangsung. Teknik observasi ada dua macam, yaitu
observasi partisipatif dan observasi non partisipatif. Observasi
partisipatif sendiri dibagi menjadi empat, yaitu partisipasi pasif,
moderat, aktif dan lengkap (Sugiyono, 2011: 227). Observasi
partisipatif pasif inilah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi bagaimana peneliti dalam
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dengan menggunakan
smartphone yang kita miliki.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto penelitian yang
diambil saat pengambilan data berlangsung. Foto-foto tersebut
berisikan aktivitas peneliti maupun informan yang menjadi objek
dalam penelitian ini. Aktivitas yang dimaksud terutama mengenai
interaksi yang dilakukan mahasiswa dengan lingkungan sosialnya
dengan menggunakan smartphone yang dimiliki oleh mahasiswa.
18
C. Teknik Pengujian Keabsahan Data
Keabsahan atau kebenaran data merupakan hal yang penting dalam
penelitian.Oleh karena itu, untuk bisa memperoleh data yang valid maka
penulis melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Triangulasi
Triangulasi adalah suatu teknik yang bertujuan untuk menjaga
keobjektifan dan keabsahan data dengan cara membandingkan informasi
data yang diperoleh dari beberapa sumber sehingga data yang diperoleh
merupakan data yang absah. Triangulasi pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode triangulasi. Metode Triangulasi dilakukan
dengan cara membandingkan data hasil tes dengan dokumentasi. Serta
nantinya akan ditambah dengan data hasil observasi sebagai pelengkap
dari penilaian atau analisa data agar lebih akurat.
2. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Pengecekan sejawat adalah teknik yang dilakukan dengan cara
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk
diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Diskusi ini dilakukan dengan dosen
pembimbing dengan maksud untuk mendapatkan masukan dari
segimetodologi maupun konteks penelitian sehingga data yang diharapkan
dalam penelitian tidak menyimpang. Sehingga data-data yang diperoleh
benar-benar mencerminkan data yang valid.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis
kerja seperti yang disarankan oleh data. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif model Miles dan
Huberman.

19
Teknik ini menggunakan empat komponen analisis yaitu:
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi pada mahasiswa yang mengikuti program
kampus mengajar di sekolah. Peneliti melakukan wawancara terhadap para
informan dengan datang ke rumah mereka masing-masing. Peneliti
mewawancarai para informan tidak hanya dalam satu kesempatan.
Pengambilan data melalui observasi juga dilakukan beberapa kali dengan
mendatangi rumah para informan.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan (Miles dan
Huberman, 1992:16). Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah
tahapan reduksi selanjutnya. Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut
terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun.
Dalam proses reduksi data ini, peneliti melakukan pemilihan atau
mengkoding wawancara untuk kemudian kutipan wawancara tersebut
digunakan untuk menguatkan hasil pembahasan dan analisis. Koding
dalam transkrip wawancara dipilih berdasarkan dengan fokus pembahasan
dalam penelitian ini.
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan alur penting selanjutnya setelah reduksi
data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan 26 adanya penyajian, kita dapat memahami apa yang
terjadi, dan mengambil tindakan selanjutnya dari data yang ada. Penyajian
data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan adalah teks
naratif. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk kata-kata atau
deskripsi.
4. Penarikan Kesimpulan
20
Kegiatan analisis data selanjutnya yang penting adalah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, peneliti
kemudian mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur kausal,
dan proposisi-proposisi. Setelah menyimpulkan hasil penelitian dari data
yang telah didapatkan dan diolah, peneliti melakukan verifikasi dengan
cara melihat ataupun kembali mendiskusikannya. Hal ini bertujuan agar
hasil penelitian lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

21
E. Daftar Pustaka

Ainia, Della Kurnia. (2020). Merdeka Belajar Dalam Dalam Pandangan Ki


Hadjar Dewantara Dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan
Karakter. Jurnal Filsafat Indonesia, 3(3)
Asdiniah, E. N. A. (2021). Urgensi Merdeka Belajar: Tanggapan
Mahasiswa Program Studi PGSD UPI Cibiru Terhadap Kebijakan
Kampus Mengajar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 5(1), 25-34.
Creswell, John W.2016. Research Design, Pendekatan Metode Kualitatif,
Kuantitatif, dan Campuran ed.4.Pustaka Belajar:Yogyakarta.
Fatonah, Khusnul., dkk. (2021). Implementasi Program Kampus Mengajar
di Sekolah Dasar Swasta Nurani Jakarta. Jurnal Sekolah: PGSD FIP
UNIMED. Vol. 5 (4), 194-205.
Fuad Ihsan. (2005). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Kasnawi, M. T., & Asang, S. (2014). Konsep dan Pendekatan Perubahan
Sosial. Teori Perubahan Sosial: Vol. IPEM4439/M.
Kemdikbud. (2020). Merdeka belajar. Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan, 1–19.
Lindawati, Rini. (2022). Bakti untuk Negeri melalui Program Kampus
Mengajar: Sharing Session. Jurnal Abdidas. Vol.3(1), 176-180.
Lubis, M. S. A. (2018). Dampak Perubahan Sosial Terhadap Pendidikan.
Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(2), 513-523.

22

Anda mungkin juga menyukai