Tujuan:
Untuk mendapatkan gedung yang menunjang tugas pokok
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara
3. TARGET/SASARAN Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan
konstruksi adalah tersedianya gedung Rupbasan Kelas I
Jakarta Timur sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam
melayani masyarakat.
5. SUMBER DANA DAN a. Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: DIPA
PERKIRAAN BIAYA nomor SP DIPA-013.05.2.632569/2022 Tahun
Anggaran 2022.
b. Pagu Anggaran: Rp. 3.760.000.000,- (tiga milyar tujuh
ratus enam puluh juta rupiah).
KONSULTAN PERENCANA
GAMBAR D E D
ARSITEKTUR
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
DAFTAR GAMBAR ARSITEKTUR
RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA
SITAAN NEGARA KELAS 1 JAKARTA TIMUR
JL. CIPINANG JAYA RAYA NO. 37 CIPINANG - JAKARTA TIMUR
NO. NO. GAMBAR NAMA GAMBAR SKALA NO. NO. GAMBAR NAMA GAMBAR SKALA
0 - COVER NTS GAMBAR RENCANA TOILET, T. WUDHU & PANTRY
1 A00-01 DAFTAR GAMBAR NTS 27 A08-01 DENAH TOILET , POTONGAN DAN DETAIL 1 : 50
2 A01-01 DENAH EXISITNG 1 : 100 29 A08-03 DENAH TOILET , POTONGAN DAN DETAIL 1 : 50
3 A01-02 DENAH TOPOGRAFI 1 : 100 30 A08-04 DENAH TOILET , POTONGAN DAN DETAIL 1 : 50
5 A04-01 SITE PLAN 1 : 200 33 A08-07 DENAH TOILET , POTONGAN DAN DETAIL 1 : 50
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
6 A04-02 BLOK PLAN GAMBAR RENCANA PINTU & JENDELA JAKARTA TIMUR
7 A04-03 DENAH LANTAI 1 1 : 100 34 A09-01 DENAH KUSEN PINTU & JENDELA LT. 1 1 : 200
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
8 A04-04 DENAH LANTAI 2 1 : 100 35 A09-02 DENAH KUSEN PINTU & JENDELA LT. 2 1 : 200
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
9 A04-05 DENAH LANTAI 3 1 : 100 36 A09-03 DENAH KUSEN PINTU & JENDELA LT. 3 1 : 200
10 A04-06 DENAH ATAP 1 : 100 37 A09-04 DETAIL KUSEN PINTU & JENDELA 1 : 50
GAMBAR TAMPAK & POTONGAN RENOVASI 38 A09-05 DETAIL KUSEN PINTU & JENDELA 1 : 50
11 A05-01 TAMPAK DEPAN 1 : 100 39 A09-06 DETAIL KUSEN PINTU & JENDELA 1 : 50
A00-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
3300
10123 728 400 325 200 180 120 120 575 1015 365
31 118
150
150
250
-0.05
-0.05
±0.00 ±0.00
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
400
MESIN
JL. CIPINANG JAYA RAYA
±0.00
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
±0.00 TAHUN ANGGARAN 2022
400
±0.00 ±0.00
300
±0.00
1900
1926
2000
TL
200
±0.00
SALURAN TERTUTUP
400
±0.00 ±0.00
-0.05
200
±0.00
±0.00
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
SALURAN TERTUTUP
550
550
±0.00
250
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
100
GAMBAR DED
DENAH EXISTING
SKALA 1 : 150
DENAH EXISTING
A01-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. REGISTRASI
-0.05
-0.05
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
±0.00
B
TERAS
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
C NK
R.TAMU
±0.000
D
LIFT
TOILET BARANG
-0.020 R. OB
±0.000
AREA GUDANG TERBUKA
POS JAGA RODA 2
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 -0.150 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
DENAH SUPERIMPOSE
DENAH SUPERIMPOSE
SKALA 1 : 100
A01-01a
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
BM.02
E 708759.521
N 9312591.457 BM.2
Z - 0.095
02
-
MESIN
01
-
M
BM.01 KOLA
E 708761.976
N 9312578.256 EL + 0.070
Z - 0.208
EL ± 0.000
RAYA
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
BM.1
YA RENOVASI DAN PERLUASAN
01 - NG JA RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
PINA
JL. CI
TUTUP
N TER A
UTUP
SALUR
02
-
TERT
JAKARTA TIMUR
LEGENDA :
:
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
:
JAKARTA TIMUR
:
BM.1
GAMBAR DED
:
: PETA TOPOGRAFI
:
A01-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
Bangunan
POTONGAN - 1
SKALA HOR = 1 : 200 SKALA VER = 1 : 200
Bangunan
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
POTONGAN TOPOGRAFI
POTONGAN - 2
SKALA HOR = 1 : 200 SKALA VER = 1 : 200
A01-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
BM.0 KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
2
E
7087
N 59.52
9312 1
Z 591.4
57
- 0.09
5
BM.2
BM.0
1
E
7087
N 61.97
9312 6
Z 578.2
56
- 0.20
8
DAK BETON
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
MESIN JAKARTA TIMUR
+3.925
BM.1 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
JL. CIPINANG JAYA RAYA
DAK BETON
TL +11.000
SALURAN TERTUTUP
DAK BETON
+3.925
SALURAN TERTUTUP
GAMBAR DED
BLOK PLAN
SKALA 1 : 150
BLOK PLAN
A04-02
A C KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
4000
TERAS
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
C NK
B B
R.TAMU
±0.000
D
LIFT
TOILET BARANG
-0.020 R. OB
±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
DENAH LANTAI 1
A C
DENAH LANTAI 1
SKALA 1 : 100
A04-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
A C KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A
PANTRY
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
DAK BETON
R. STAFF +3.925
+4.000
R.KASUB
R. STAFF SEKSI
TOILET-W
TOILET
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
+4.000 PENGELOLA
B +4.000
C TR NK
KASUB SEKSI
B T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR B
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF Talang Air
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
Talang Air
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
A C DENAH LANTAI 2
DENAH LANTAI 2
SKALA 1 : 100
A04-04
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
A C KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. RAPAT GUDANG
BERBAHAYA
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
A C DENAH LANTAI 3
DENAH LANTAI 3
SKALA 1 : 100
A04-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A C
B
DAK BETON
JAKARTA TIMUR
1 2 3 4 5 GAMBAR DED
A C DENAH ATAP
DENAH ATAP
SKALA 1 : 100
A04-06
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI 2
+4.000
LANTAI 1
±0.000
A B C D
TAMPAK DEPAN
SKALA 1 : 100 GAMBAR DED
TAMPAK DEPAN
A05-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
+11.000
LANTAI 2
+4.000
LANTAI 1
±0.000
5 4 3 2 1
A05-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
+11.000
LANTAI 2
+4.000
LANTAI 1
±0.000
1 2 3 4 5
A05-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
+11.000
LANTAI 2
+4.000
LANTAI 1
±0.000
D C B A
GAMBAR DED
TAMPAK BELAKANG
SKALA 1 : 100
TAMPAK BELAKANG
A05-04
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
+11.000
+3.500 +3.500
BORDES
+2.000
A B C D
GAMBAR DED
POTONGAN A-A
SKALA 1 : 100
POTONGAN A - A
A05-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
Dinding Sopi-sopi
LANTAI ATAP
+11.000
+10.500 +10.500
+3.500 +3.500
300
Pondasi Tiang Pancang
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
5 4 3 2 1
SKALA 1 : 100
POTONGAN B - B
A05-06
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
ATAS KUDA-KUDA
+11.200
RING BALOK
+7.760
LISPLANG
+7.250
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
Plafond Mengikuti JAKARTA TIMUR
+7.000 +7.000 +7.000 Kemiringan Atap
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
R. KASUB SEKSI
JAKARTA TIMUR
R. KASUB SEKSI Atap Zincalume Gelombang TAHUN ANGGARAN 2022
PAM DAN ADMINISTRASI Rangka Baja Ringan
R. STAFF PENGELOLA CORIDOR PEMELIHARAAN R. STAFF LANTAI 2
Talang Air
+4.000 +4.000 +4.000 +4.000 +4.000 +4.000
POTONGAN C-C
SKALA 1 : 100
GAMBAR DED
POTONGAN C - C
A05-07
33000 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
6000 5000 5000 5000 3000 2000 3350 3650
1500
1500
A
R. REGISTRASI
±0.000
5000
5000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B
GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
4000
TERAS
4000
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
20000
1926
C
B
R.TAMU
±0.000
5000
5000
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
LIFT
TOILET BARANG
-0.020 R. OB
±0.000
3500
3500
AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.170 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
1000
2500 500 3000 1500 2000 1500 5000 5000 5000 1000 2350 GAMBAR DED
1 2 3 4 5 450
29800 DENAH RENCANA
POLA LANTAI 1
DENAH RENCANA POLA LANTAI 1
SKALA 1 : 100
A06-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
21000
PANTRY
2000
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
5000
DAK BETON
1500
R. STAFF
+4.000 +3.925
R.KASUB
R. STAFF SEKSI
TOILET-W
TOILET
1500
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
14000
4000
4000
R. TUNGGU
+4.000 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
C
KASUB SEKSI
T. WUDU
1500
ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
1875
5000
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
1625
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
1500
3500
DAK BETON
+3.925
2000
2000 1000 2000 3000 5000 5000 5000 1000 2350 450
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
21000
DENAH RENCANA
POLA LANTAI 2
DENAH RENCANA POLA LANTAI 2
SKALA 1 : 100
A06-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
A C KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
21000
R. RAPAT GUDANG
5000
5000
BERBAHAYA
14000
R. TUNGGU
4000
4000
+7.500
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
B TR
B
C
5000
5000
R. ARSIP GUDANG UMUM
D
1500
3500
2000
KODE KETERANGAN
1500
1500
A
R. REGISTRASI
CH=+3.500
GD. BERHARGA
5000
5000
CH=+3.500
KANOPI
CH=+3.850
POS JAGA
GUDANG TERBUKA
B
RODA 4
BETON EXPOSED
RESEPSIONIS RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
CH=+3.500 JAKARTA TIMUR
4000
TERAS
4000
CH=+3.500
RENOVASI DAN PERLUASAN
19000
1926
C
B
5000
R.TAMU
5000
KANOPI CH=3.500
CH=+3.850
TOILET
R. OB
±0.000 Plafond Atap Zinkalumn
3500
3500
AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
CH=+2.700 KM/WC JAKARTA TIMUR
1 2 3 4 5
DENAH PLAFOND LANTAI 1
PANTRY
2000
TOILET CH=+7.000
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
CH=+7.000 CH=+7.000
5000
1500
CH=+7.000 R. STAFF
CH=+7.000
R.KASUB
R. STAFF SEKSI
TOILET
1500
R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
CH=+7.000 PENGELOLA
CH=+7.000
B
14000
4000
4000
CH=+7.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
R. TUNGGU
JAKARTA TIMUR
CH=+7.000 TAHUN ANGGARAN 2022
C
KASUB SEKSI
T. WUDU
1500
ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK CH=+7.000 CH=+7.000
CH=+7.000
R. STAFF
1875
5000
CH=+7.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
R. LAKTASI CH=+7.000 R. SERVER RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
CH=+7.000
1625
CH=+7.000
D
1500
1 2 3 4 5
21000
GAMBAR DED
A07-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
KODE KETERANGAN
A
R. RAPAT GUDANG
5000
5000
BERBAHAYA
14000
4000
4000
R. TUNGGU RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
C
5000
5000
R. ARSIP GUDANG UMUM
1 2 3
10000
GAMBAR DED
A07-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND
CH+3.50
PLAFOND PLAFOND PLAFOND
CH+3.500 CH+3.500 CH+3.500
KETERANGAN :
350
FD : Floor Drain(Stainless Steel ),TX 1 BN,ex Toto
KR : Kran Dinding
UR : Urinoir
15
FW2 : Dinding Diplester,Diaci Fin.di Cat
PLAFOND
CH+3.50
PLAFOND PLAFOND
CH+3.50 CH+3.50
350
350
CR
KM/WC
-0.05
UR
FF2
WS
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
CD RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JANITOR JAKARTA TIMUR
UR SK
-0.20 TOILET
LANTAI SATU -0.02
FF2
FD FD ±0.00
-0.18
15
JW SK FD
GAMBAR DED
500 500
02 POTONGAN TOILET
DETAIL TOILET
01 DETAIL TOILET
A08-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND
CH+3.50
PLAFOND PLAFOND
CH+3.50 CH+3.50
KETERANGAN :
FW2 FW2
CD : Coupled Toilet (Putih),CW 421 J/SW 420 JP,ex Toto
350
FD : Floor Drain(Stainless Steel ),TX 1 BN,ex Toto
FW1
KR : Kran Dinding
UR : Urinoir
KR
SC : Start Keramik
20
FW2 : Dinding Diplester,Diaci Fin.di Cat
PLAFOND PLAFOND
CH+3.50 CH+3.50
PLAFOND PLAFOND PLAFOND
CH+3.50 CH+3.50 CH+3.50
FW2
350
CR FW1
WS
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
CD
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
350 350
A08-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.80
PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.80
FW1
FW1
KETERANGAN :
295
295
WS : Washtafel ( Putih ) LW 647 CJ
KR : Kran Dinding
TOILET TOILET WS
UR : Urinoir LANTAI DUA LANTAI DUA
+4.00 +3.95 +4.00 +3.95
5
SC : Start Keramik
PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.80
SC
PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.80
FD JW FW1
FW1
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
WS JAKARTA TIMUR
CD
212.5
295
295
TOILET CR
+3.95
FF2
WS
JW
CD JW CD
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
LANTAI DUA TOILET LANTAI DUA TOILET JAKARTA TIMUR
+4.00 +3.95 +4.00 +3.95
5
5
200
200 212.5
GAMBAR DED
01 DETAIL TOILET
02 POTONGAN TOILET 02 POTONGAN TOILET
DETAIL TOILET
A08-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND PLAFOND
KETERANGAN : CH+6.95 CH+6.95
PLAFOND PLAFOND PLAFOND PLAFOND
CD : Coupled Toilet (Putih),CW 421 J/SW 420 JP,ex Toto CH+6.95 CH+6.95 CH+6.95 CH+6.95
KR : Kran Dinding
295
295
CR
FW1
CJ : Closet Jongkok
SC : Start Keramik
FW1 : Keramik Dinding 30 cm x 60 cm LANTAI DUA KM/WC TOILET CJ TOILET KM/WC LANTAI DUA
+3.98 +3.95 +3.95 +3.98
+4.00 +4.00
FW2 : Dinding Diplester,Diaci Fin.di Cat
5
CR : Kaca Cermin 60 x 100 cm( Pinggir Dibevel ) 20 cm DIatas Washtafel
Baut Pengikat Kaca,Diluar 30 mm,Didalam 8 mm Stainless steel
300 300
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
295
295
FW1
FF2 FF2
300
KR
SC CD
KM/WC
+3.98 JW CJ
FF2 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
LANTAI DUA KM/WC LANTAI DUA TOILET TOILET LANTAI DUA WS KM/WC JAKARTA TIMUR
+3.98 +3.95 +3.95 +3.98
WS
+4.00 +4.00 +4.00
2
2
5
01 DETAIL TOILET 02 POTONGAN TOILET 03 POTONGAN TOILET 04 POTONGAN TOILET DETAIL TOILET
A08-04
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
KETERANGAN :
KR : Kran Dinding
UR : Urinoir
SC
295
: Start Keramik
5
300
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
FD
WS
UR
PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.95
KM/WC PLAFOND PLAFOND PLAFOND
+3.98 UR CH+6.95 CH+6.95 CH+6.95
500
FF2
FW2 FW2 FW1
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
CR
295
295
FW1
TOILET TOILET
+3.95 +3.95
KR
FF2 FF2
JW
KR
FD
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
CD RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
CD WS UR CJ JAKARTA TIMUR
FD KM/WC
CJ LANTAI DUA TOILET TOILET LANTAI DUA
+3.98 +3.95 +3.95
+4.00 +4.00
2
5
JW
A08-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND
CH+6.95
PLAFOND PLAFOND PLAFOND
CH+6.95 CH+6.95 CH+6.95
295 CR
KETERANGAN :
JW : Jet Washer :Spray + Stop Kran (Chrome),TX 403 SW,ex Toto RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
FD : Floor Drain(Stainless Steel ),TX 1 BN,ex Toto JAKARTA TIMUR
KR : Kran Dinding TAHUN ANGGARAN 2022
UR : Urinoir
SC : Start Keramik
FW1 CR
KR
CJ
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
LANTAI DUA TOILET KM/WC JANITOR JAKARTA TIMUR
+3.95 +3.98 WS +3.95
+4.00
5
500
GAMBAR DED
01 POTONGAN TOILET
DETAIL TOILET
A08-06
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PLAFOND PLAFOND
KETERANGAN : CH+10.45 CH+10.45
PLAFOND PLAFOND PLAFOND PLAFOND
CD : Coupled Toilet (Putih),CW 421 J/SW 420 JP,ex Toto CH+10.45 CH+10.45 CH+10.45 CH+10.45
KR : Kran Dinding
295
295
CR
FW1
CJ : Closet Jongkok
SC : Start Keramik
FW1 : Keramik Dinding 30 cm x 60 cm LANTAI TIGA KM/WC TOILET CJ TOILET KM/WC LANTAI TIGA
+7.48 +7.45 +7.45 +7.48
+7.50 +7.50
FW2 : Dinding Diplester,Diaci Fin.di Cat
5
CR : Kaca Cermin 60 x 100 cm( Pinggir Dibevel ) 20 cm DIatas Washtafel
Baut Pengikat Kaca,Diluar 30 mm,Didalam 8 mm Stainless steel
337.5 337.5
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
295
295
FW1
FF2 FF2
KR
337.5
CD
KM/WC
SC +7.48 CJ JW
FF2 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
LANTAI TIGA KM/WC LANTAI TIGA TOILET TOILET LANTAI TIGA KM/WC WS
JAKARTA TIMUR
+7.48 +7.45 +7.45 +7.48
+7.50 +7.50 +7.50
2
2
5
WS
200
02 POTONGAN TOILET 03 POTONGAN TOILET 04 POTONGAN TOILET
DETAIL TOILET
01 DETAIL TOILET
A08-07
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. REGISTRASI
±0.000
PL GD. BERHARGA
PD 1 PD 1 ±0.000
POS JAGA
PS
GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TERAS
PU BV3
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
NK
R.TAMU
±0.000
J4
P2 LIFT P1
TOILET BARANG
PJ1 -0.020 R. OB
P2A ±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
PJ2 RODA 2
POS JAGA -0.170 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
JP1
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC P2 JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
A09-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
BV1 BV1
J4 J2 J3 J2
PANTRY
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
P2
+4.000 +4.000
P2
PS DAK BETON
R. STAFF
J3
+4.000 +3.925
P2 A P2 A
R.KASUB
R. STAFF SEKSI
TOILET-W
TOILET
PD3
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980 BV1
+4.000 PENGELOLA P2
PJ3
+4.000
PD3
J1A
PS RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
R. TUNGGU
+4.000 J2 RENOVASI DAN PERLUASAN
PJ3 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
J1A
JAKARTA TIMUR
PS TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
KASUB SEKSI
T. WUDU P2
ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN P2
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
PS
J3 P2 +4.000 TOILET-P BV1
+3.980
P2A P2A
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000 PS
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
BV1
J3 J2
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
SKALA 1 : 100
DENAH KUSEN
PINTU DAN JENDELA
LANTAI 2
A09-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
J1 J1 J1
J1 BV3
GUDANG
R. RAPAT
J1 BERBAHAYA
J1
J1A
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
R. TUNGGU
+7.500 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
J1A
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR
J1
J1 BV3
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
BV3
J1 J1 J1
A09-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5
250
240
250
250
245
245
5
15
5 105 5 130 5 105 5 5 130 5
360 140 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
PU PD 1 PD 3
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
5
5
5
250
250
250
245
245
245
200
195
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
5 70 5 5 70 5 5 60 5 5 60 5
80 80 70 70 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
5 70 5 5 70 5 5 60 5 5 60 5
80 80 70 70
A09-04
5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5 40 5
145
300
290
250
250
245
225
5
175
95
5 70 5 90 5 90 5 5 90 5 160 5 90 5
5
5 64 64 64 64 64 64 64 5 270 360
460
10
15
15
5 7 x 643=450 5 5 70 5 90 5 90 5 5 90 5 160 5 90 5
460 270 360 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
PL PJ1 PJ3
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
5
5
142
190
190
190
250
250
250
250
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
5
JAKARTA TIMUR
98
50 5
50 5
50 5
5 60 5 5 90 5 5 90 5 90 5 5 90 5 90 5 90 5 90 5 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
70 100 195 385 JAKARTA TIMUR
15
15
GAMBAR DED
5 60 5 5 90 5 5 90 5 90 5 5 90 5 90 5 90 5 90 5
70 100 195 385
J1 J1A J2 J3 DETAL-KUSEN
PINTU DAN JENDELA
A09-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
5 40 5
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5 40 5
155
158
250
250
250
200
290
5
5
240
85
82
5 95 5 95 5 95 5 95 5 5 92 5 92 5 5 90 5
405 200 100
5 95 5 95 5 95 5 95 5 5 92 5 92 5 5 90 5 5 94 5 94 5
405 200 100 203 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
J4 JP BV1 BV3
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
5
5
145
250
250
245
JAKARTA TIMUR
95
5 70 5 60 5
145 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
15
GAMBAR DED
5 70 5 60 5
145
A09-06
33000 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
6000 5000 5000 5000 5000 3350 3650
1500
1500
A
R. REGISTRASI
±0.000
KODE KETERANGAN
5000
5000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B
GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
4000
TERAS
4000
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
20000
1926
C
B B
R.TAMU
±0.000
5000
5000
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
LIFT
TOILET BARANG
R. OB
-0.020 ±0.000
3500
3500
AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.170 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
1000
2500 3500 5000 5000 5000 5000 1000 2350 GAMBAR DED
1 2 3 4 5 450
29800 DENAH RENCANA DINDING
DENAH LANTAI 1
DENAH RENCANA DINDING LANTAI 1
SKALA 1 : 100
A10-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
21000
PANTRY
2000
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
KODE KETERANGAN
5000
DAK BETON
1500
R. STAFF
+4.000 +3.925
R.KASUB
R. STAFF SEKSI
TOILET-W
TOILET
1500
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
14000
4000
4000
R. TUNGGU
+4.000 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
C
KASUB SEKSI
T. WUDU
1500
ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
1875
5000
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
1625
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
1500
DAK BETON
+3.925
2000
2000 1000 2000 3000 5000 5000 5000 1000 2350 450
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
21000
DENAH RENCANA DINDING
DENAH LANTAI 2
DENAH RENCANA DINDING PARTISI LANTAI 2
SKALA 1 : 100
A10-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
21000
1000
1000
A
BERBAHAYA
B
14000
4000
R. TUNGGU
+7.500 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR
C
5000
3500
2000
A10-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A A
500 500
145 191 164 200 8 131 10 131 20
R. TUNGGU
+4.000
C NK C TR 22 NK
20
20
20
57
1 21 1
2 20 2
3 19 3
242
ANAK JAKARTA TIMUR
5 17 5
+4.000
6 16 6 RENOVASI DAN PERLUASAN
R.TAMU RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
±0.000 15 7 JAKARTA TIMUR
423
TAHUN ANGGARAN 2022
131 32
385
500
500
500
500
14 8
164
13 9
12 10
148
11 11
R. LAKTASI
160
+4.000
BORDES
+2.000
90
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
57
57
20
D D JAKARTA TIMUR
1 2 1 2
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
A A
JAKARTA TIMUR
A11-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A
500
208 131 10 144 8
C TR 20
20
70
19 1
18 2
17 3
9 X 300 = 270
80
16 4
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
15 5 JAKARTA TIMUR
R. ARSIP
60
14 6
+7.500 RENOVASI DAN PERLUASAN
13 6 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
500
500
12 8
80
210
BORDES
+5.750
70
70 80 60 80 70 80 60
500
A11-02
LANTAI ATAP
+11.000 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
50
+10.500
350
300
DET-1
100
LANTAI 3
R. TUNGGU +7.500
+7.500
50
10 x 175 = 175
+7.000
100
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
BORDES
DETAIL 2 DETAIL RAILING
200
JAKARTA TIMUR
+5.750
350
SKALA 1 : 10 SKALA 1 : 10
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
10 x 175 = 175
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
100
DET-2 LANTAI 2
R. TUNGGU +4.000
+4.000
50
11 x 181.8 = 200
+3.500 +3.500
JAKARTA TIMUR
BORDES
250
+2.000
400
11 x 181.8 = 200
SKALA 1 : 10
R. TAMU TOILET LANTAI 1
±0.000 -0.020 ±0.000
GAMBAR DED
C D A11-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
RING BALOK
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1
+11.800
+11.000
+7.500
+4.000
±0.000
80 350 350 400
30
30 50 115 10 175 40 10 115 10 175 40 10 100 10 290 20
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
POTONGAN PRINSIP 1
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
Kaso Baja Ringan C75.100 t 1.00 mm
Reng Baja Ringan R40.60 t 0.60 mm
127
60
Atap Zincalme Gelombang
45
40
DAK TALANG
1
+11.000
+7.000
SKALA 1 : 100
133
+10.500
R. KARUPBASAN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
R. RAPAT
PARKIR
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
+4.000
-0.150
+7.500
JAKARTA TIMUR
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
POTONGAN PRINSIP
1
A11-04
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
RING BALOK
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1
+11.800
+11.000
+7.500
+4.000
±0.000
30 80 350 350 400
30
10 100 90 260 310 40 15 42 342
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
POTONGAN PRINSIP 2
RENOVASI DAN PERLUASAN
10 42 290 20 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
Kaso Baja Ringan C75.100 t 1.00 mm
Reng Baja Ringan R40.60 t 0.60 mm
85
93
93
Atap Zincalme Gelombang
DAK TALANG
40
+11.000
1
TERAS
-0.020
+3.500
+7.000
SKALA 1 : 100
133
+10.500
150
130
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
RESEPSIONIS
R. TUNGGU
R. TUNGGU
+3.500
±0.000
+4.000
+7.500
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
POTONGAN PRINSIP
2
A11-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
LANTAI ATAP
RING BALOK
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1
+11.800
+11.000
+7.500
+4.000
±0.000
80 350 350 400
30
30 50 115 10 175 40 10 115 10 175 40 10 100 10 290 20
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
POTONGAN PRINSIP 3
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
Kaso Baja Ringan C75.100 t 1.00 mm
Reng Baja Ringan R40.60 t 0.60 mm
60
Atap Zincalme Gelombang
45
40
DAK TALANG
1
+11.000
TERAS
-0.020
+7.000
SKALA 1 : 100
133
+10.500
R. BERMAIN ANAK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
R. ARSIP
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
+7.500
+4.000
JAKARTA TIMUR
RESEPSIONIS
+3.500
±0.000
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
POTONGAN PRINSIP
3
A11-06
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
PERSPEKTIF NTS
DG-000
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B
R.TAMU
±0.000
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020 R. OB
±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
PENERANGAN LANTAI 1
PANTRY
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
R. STAFF
+4.000
R.KASUB DAK BETON
R. STAFF SEKSI +3.925
TOILET-W
TOILET
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
R. TUNGGU
+4.000 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
C
KASUB SEKSI
T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
RENCANA INSTALASI PENERANGAN LANTAI 2 PENERANGAN LANTAI 2
SKALA 1 : 100
EE-202
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GUDANG
R. RAPAT
BERBAHAYA
B
TR
C
GUDANG UMUM
R. ARSIP
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
PENERANGAN LANTAI 3
RENCANA INSTALASI PENERANGAN LANTAI 3
SKALA 1 : 100
EE-203
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B
GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TERAS
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
NK
C
B
R.TAMU
±0.000
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020 R. OB
±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
STOP KONTAK LANTAI 1
PANTRY
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
R. TUNGGU
+4.000 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
C
KASUB SEKSI
T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
STOP KONTAK LANTAI 2
RENCANA INSTALASI STOP KONTAK LANTAI 2
SKALA 1 : 100
EE-204
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. RAPAT GUDANG
BERBAHAYA
B
TR
C
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI
1 : 100
STOP KONTAK LANTAI 3
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
B
GUDANG TERBUKA
RODA 4
-0.150
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TERAS
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
NK
C
R.TAMU
±0.000
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020 R. OB
±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
RENCANA INSTALASI TRAY,
KABEL FEDEER & PANEL 1 : 100
LANTAI 1
RENCANA INSTALASI TRAY, KABEL FEDEER & PANEL LANTAI 1
SKALA 1 : 100
EE-205
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PANTRY
TOILET
R. KARUPBASAN +7.480 R. ARSIP
+4.000 +4.000
R. STAFF
+4.000 DAK BETON
R.KASUB +3.925
R. STAFF SEKSI
TOILET-W
TOILET
+4.000 R. TATA USAHA PAM DAN +3.980
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
R. TUNGGU
+4.000 RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
TR NK
C
KASUB SEKSI
T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR
R. BERMAIN +3.980 R. BEDAHARA PEMELIHARAAN
ANAK +4.000 +4.000
+4.000 R. STAFF
+4.000 TOILET-P
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
EE-206
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
BC 35 mm2 BC 35 mm2
A
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA
±0.000
POS JAGA
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
B
GUDANG TERBUKA
RODA 4 RENOVASI DAN PERLUASAN
-0.150 BC 35 mm2 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TERAS TAHUN ANGGARAN 2022
-0.020
BC 35 mm2 NK
C
B
R.TAMU
±0.000
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020 R. OB
±0.000 AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150
±0.000
KM/WC KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
BC 35 mm2 BC 35 mm2
1 2 3 4 5
GAMBAR DED
A
B
A KELAS 1
C
A KELAS 1
RENCANA INSTALASI
1 : 100
PENANGKAL PETIR ATAP
GARA KELAS 1
GARA KELAS 1
GAMBAR DED
EE-215
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
EE-216
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
EE-101
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
SDP-UTAMA
GAMBAR DED
EE-301
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PD/AC-01
GAMBAR DED
EE-302
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
PD/AC-02 KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
EE-303
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PD/AC-03
MCB.BOX-01
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
EE-304
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
PD-ELEKTRONIK
UPS
3 kVA
GAMBAR DED
EE-305
GAMBAR D E D
MEKANIKAL DAN PLUMBING
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
SISTEM PLUMBING
01 PL - 101 DIAGRAM SATU GARIS SISTEM AIR BERSIH NTS
02 PL - 102 DIAGRAM SATU GARIS SISTEM AIR KOTOR NTS
03 PL - 201 RENCANA INSTALASI PEMIPAAN AIR BERSIH LANTAI - 1 1 : 100 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
04 PL - 202 RENCANA INSTALASI PEMIPAAN AIR BERSIH LANTAI - 2 1 : 100 JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5000000
1500000
1500000
A
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA 5000000
±0.000
POS JAGA
B
-0.020
RENOVASI DAN PERLUASAN
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2022
NK
C
R.TAMU
±0.000
5000000
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020
R. OB
±0.000
AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
1000000
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5000000
A
PANTRY
TOILET
+4.000 +4.000
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
KASUB SEKSI
T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KAP.1000L
∅1200 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
21000000
KAP.1000L
∅1200
5000000 2000000 3000000 5000000 1000000
R. RAPAT GUDANG
BERBAHAYA
B
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
1500000
1500000
A
R. REGISTRASI
±0.000
GD. BERHARGA 5000000
±0.000
POS JAGA
B
R.TAMU
±0.000
VENT CUP
LIFT
TOILET-P TOILET-W BARANG
-0.020 -0.020
R. OB
±0.000
AREA GUDANG TERBUKA
RODA 2
POS JAGA -0.150 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
±0.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
KM/WC JAKARTA TIMUR
1000000
2350000 450000
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5000000
A
PANTRY
TOILET
+4.000 PENGELOLA
+4.000
B
KASUB SEKSI
T. WUDU ADMINISTRASI JANITOR
+3.980
MUSHOLA
R. LAKTASI +4.000
R. SERVER
+4.000 PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)
+4.000 RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
D
DAK BETON
+3.925
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
R. RAPAT GUDANG
BERBAHAYA
B
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
5000000
A
B
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
JUST
KERAMIK LANTAI
TAMPAK ATAS TAMPAK ATAS TAMPAK ATAS TAMPAK ATAS TAMPAK ATAS
JUST
1000
JUST
800 800
600 650
JUST
GAMBAR DED
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
MUKA TANAH
MANHOLE
SIZE.600X600
PIPA TRANSFER KE ROOF TANK
GIP.MED CLASS.∅32
LADDER
JET PUMP
PIPA SUCTION KE SUMUR
GIP.MED CLASS.∅32
NTS
NTS
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
NTS JAKARTA TIMUR
1 100
1 0
1 0
1 0 KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS 1
JAKARTA TIMUR
1 0
NTS
1 0
GAMBAR DED
STR-00
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STANDARD ARRANGEMENT
OF BARS (1)
STR-01
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STANDARD ARRANGEMENT
OF BARS (2)
STR-02
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STANDARD ARRANGEMENT
OF BARS (3)
STR-03
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STANDARD ARRANGEMENT
OF BARS (4)
STR-04
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STANDARD ARRANGEMENT
OF BARS (5)
STR-05
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
1 2 3 4 5 GAMBAR DED
STR-06
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
KOLOM K4 (15X15)
MUKA TANAH
SLOOF 15X20
DETAIL PONDASI
P1, PC1 DAN PC2
STR-07
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
1 2 3 4 5 GAMBAR DED
STR-08
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
STR-09
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
B
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
1 2 3
GAMBAR DED
DENAH KOLOM LANTAI 3
SKALA 1 : 100
DENAH KOLOM LT.3
DAN DETAIL PEMBESIAN
STR-11
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
1 2 3 4 5
STR-12
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
B
RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1
JAKARTA TIMUR
1 2 3 4 5
SKALA 1 : 100
STR-13
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
1 2 3
A
B
STR-14
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STR-15
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STR-16
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STR-17
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
GAMBAR DED
STR-18
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
SKALA : N T S SKALA : N T S
GAMBAR DED
DETAIL PEMBESIAN
PLAT LANTAI
STR-19
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA
A
GAMBAR DED
DETAIL PENULANGAN
TANGGA
STR-20
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAKARTA TIMUR
RKS TEKNIS
RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT
TEKNIS
PEKERJAAN PERENCANAAN :
Perancangan Renovasi dan Perluasan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara Kelas I Jakarta Timur
Tahun Anggaran 2022
KONSULTAN PERENCANA :
LEMBAR PENGESAHAN
Jakarta, 2022
Mengetahui/Menyetujui :
Pejabat Pembuat Komitmen Dibuat oleh :
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara Konsultan Perencana,
Kelas I Jakarta Timur PT. RAMA MITRA KONSULTAN
1
DAFTAR ISI
i
Pasal 24 Pekerjaan Panel Tegangan Rendah….…………………… 113
Pasal 25 Pekerjaan Kabel Daya……………..……………………….. 116
Pasal 26 Pekerjaan Sistem Penerangan……………………..………. 121
Pasal 27 Pekerjaan Stop Kontak dan Saklar…………………………. 123
Pasal 28 Pekerjaan Instalasi Tegangan Menengah………………… 125
Pasal 29 Pekerjaan Sistem Pembumian……………………………… 134
Pasal 30 Pekerjaan Instalasi Listrik…………………………………… 135
Pasal 31 Pekerjaan Penangkal Petir………………………..………… 155
Pasal 32 Pekerjaan Pengujian/Testing……………………..………… 156
BAB V URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN SARANA
DAN PRASARANA LINGKUNGAN
Pasal 33 Pekerjaan Saluran ……………..…………………………… 157
Pasal 34 Pekerjaan Rabat Beton…………………..………………….. 159
ii
BAB I
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pasal 1
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
1. UMUM
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pemborong harus mempelajari dengan
seksama dan berpedoman pada ketentuan tertulis pada gambar kerja dan RKS ini
beserta lampirannya.
b. Pemborong diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan Pengawas setiap akan
melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan.
c. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan
RKS serta kesesuaiannya di lapangan maka pemborong diharuskan melapor
kepada Direksi/Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana untuk segera
mendapatkan keputusan. Pemborong tidak dibenarkan memperbaiki sendiri
perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Daerah Kerja (Construction Area) diserahkan kepada pemborong selama waktu
pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap pemborong benar-benar mengetahui tentang:
1) Lokasi Pekerjaan
2) Batas Persil/Lahan maupun Kondisi pada saat itu.
3) Keadaan permukaan tanah/Kontur tanah.
e. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap Gambar
Kerja dan RKS di tempat pelaksanaan pekerjaan agar digunakan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas setiap saat.
f. Atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas, pemborong diminta untuk membuat
gambar penjelasan (Shop Drawing) berikut perincian bagian-bagian khusus (detail)
yang biaya pembuatannya menjadi tanggung jawab pemborong. Gambar tersebut
setelah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis menjadi gambar
pelengkap dari Gambar-gambar Kerja yang ada.
1
2. JADWAL PELAKSANAAN
a. Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah pemborong dinyatakan sebagai
pemenang lelang, pemborong harus segera membuat :
1) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan
secara Diagram Panah (Network Planning) dan Diagram Balok (Barchart)
2) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja
3) Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
4) Jadwal Pengadaan dan Pemakaian Peralatan
5) Diagram Cash-Flow (Arus Tunai)
b. Bagan/Diagram tersebut diatas harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas sebagai dasar/pedoman pemborong dalam melaksanakan pekerjaanya
dan pemborong wajib mematuhi dan menepatinya.
3. GAMBAR-GAMBAR KERJA.
Yang dimaksud dengan Gambar-gambar Kerja adalah :
a. Gambar-gambar meliputi Gambar Arsitektur dan Gambar Struktur, serta gambar
perubahannya yang yang telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Gambar-gambar ini selain yang dibuat Konsultan Perencana juga yang dibuat oleh
pemborong (Shop Drawing) yang telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan/ketidaksesuaian antara
gambar dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut :
Secara fungsi dipakai pedoman adalah Gambar Arsitektur.
Secara jenis dan kualitas menyangkut bahan dan perhitungan dipakai sebagai
pedoman adalah gambar sesuai jenis/lingkup diantaranya Gambar Struktur dan
gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh pemborong dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas, untuk mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum Gambar pelaksanaan
tersebut disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
3) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab pemborong terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut.
2
Keterlambatan atas proses pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti
pemborong mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.
4) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya/kalkirnya
dan semua biaya menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Perubahan Gambar Kerja hanya dapat dilakukan atas perintah tertulis Direksi
berdasarkan pertimbangan Konsultan Pengawas dan konsultan Perencana dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Perubahan rancangan ini harus digambar sesuai dengan yang diperintahkan
Direksi dengan pengarahan Konsultan Perencana dan jelas memperlihatkan
perbedaan antara Gambar Pelaksanaan dan Gambar Perubahan Rencananya.
2) Gambar Perubahan dibuat oleh pemborong atas Pengarahan Konsultan
Perencana dan disetujui oleh Kuasa pengguna anggaran kemudian dilampirkan
dalam Berita Acara Pekerjaan Tambah Kurang.
e. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh pemborong
dengan ketentuan berikut :
1) Gambar sesuai terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan dan
harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
2) Gambar sesuai terlaksana harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
dan diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dengan biaya
keseluruhan ditanggung oleh pemborong.
3
5. HASIL PEKERJAAN
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan,
maka pemborong diharuskan menyediakan :
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar
kerja dan cara-cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpas,
penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai kondisi lapangan/situasi kerja, maka sebelum melakukan
pekerjaan pembersihan, pemborong diwajibkan memasang alat-alat pengaman.
6. PENETAPAN UKURAN.
a. Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh menambah ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap ada
perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana mestinya.
b. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong wajib memberitahu Direksi/Konsultan
Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu
ketepatan ukuran-ukurannya.
c. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain
dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan
pembetulannya
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan yang lainya, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian pemborong terhadap hal ini tidak dapat
diterima dan Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan
dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
e. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh pemborong sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pemborong.
4
b. Buku Harian Lapangan harus disediakan oleh pemborong sesuai jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan dan harus selalu berada ditempat pekerjaan, diisi oleh
pemborong dan diketahui Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Konsultan Pengawas mencatat instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang
dianggap perlu pada Buku Harian Lapangan dan merupakan petunjuk yang harus
diperhatikan pemborong
d. Buku Harian Lapangan dibuat masing-masing 3 (tiga) rangkap.
9. ALAT KERJA
a. Pemborong harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan secara sempurna dan effisien seperti : beton molen dan
alat-alat lain sesuai dengan kegunaanya.
b. Bila pekerjaan atau bagian pekerjaan telah selesai dan tidak lagi memerlukan
peralatan yang dimaksud, pemborong diwajibkan untuk menyingkirkan alat-alat
tersebut dan memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh pemakaian
peralatan tersebut serta membersihkan bekas-bekasnya.
5
c. Disamping menyediakan alat-alat seperti tersebut diatas, pemborong harus pula
menyediakan alat bantu yang diperlukan agar dalam situasi dan kondisi apapun
pekerjaan tidak terganggu.
6
Rompi Keselamatan (Safety Vest)
4) Memasang rambu-rambu K3 (Poster K3, Poster Pemakain APD, dll) serta
pengaman area terbatas pekerjaan konstruksi, antara lain meliputi minimal:
Rambu Penunjuk Arah
Rambu-rambu Informasi
Jalur Evakuasi (Escape Route)
5) Memastikan alat-alat kerja yang digunakan aman sesuai standar yang berlaku
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta menyediakan fasiltas,
sarana dan prasarana kesehatan termasuk prosedur penanganan Covid-19 dan
tindakan pencegahan penularan meliputi :
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Obat Luka, Perban dll)
Sarana dan Prasarana untuk protokol kesehatan Covid-19 (Masker, hand
sanitizer dan perlengkapan cuci tangan)
Rapid Test
Bilik K3 untuk keperluan pemeriksaan kesehatan pekerja termasuk
didalamnya menerapkan prosedur pemeriksaan kesehatan dengan rapid
test antigen dan test PCR (SWAB).
6) Setiap pekerjaan konstruksi yang dikerjakan kontarktor wajib mempunyai
tenaga Ahli Kontruksi sesuai dengan Kep. Dirjen PPK No Kep 20 / DJPKK/2004
seperti berikut :
a) Proyek > 6 bulan atau Tenaga Kerja > 100 orang
Min. 1 orang Ahli Utama K3 Konstruksi
Min. 1 orang Ahli Madya K3 Kontruksi
Min. 1 orang Ahli Muda K3 Konstruksi
b) Proyek < 6 bulan atau Tenaga Kerja < 100 orang
Min. 1 orang Ahli Madya K3 Konstruksi
Min. 1 orang Ahli Muda K3 Kontruksi
c) Proyek < 3 bulan atau Tenaga Kerja < 25 orang
Min 1 orang Ahli Muda K3 Konstruksi
d) Teknisi perancah atau scafholding harus memiliki SIO (Surat Ijin Operasi)
yang berlaku.
e) Teknisi juru las harus memiliki sertifikasi tenaga ahli yang disesuaikan
berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan nya sesuai dengan
PERMENAKERTRANS 02 Tahun 1982, sebagai berikut :
7
Juru las tingkat I
Juru las tingkat II
Juru las tingkat III
f. Kontaktor harus memilki safety plan bidang konstruksi, dan wajib menerapkan dan
mengimplementasikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi. Dimana
sebelum bekerja wajib melakukan safety briefing yang dilakukan oleh tenaga ahli
konstruksi dari kontraktor, membuat jadwal safety meeting, membuat dokumentasi
kegiatan-kegiatan safety komite dan lain-lain yang diperlukan terkait dengan K3
Konstruski. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa
pekerja maupun orang yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
g. Bagi pekerja yang terindikasi terkena Covid-19 langsung dibawa ke
Puskesmas/Rumah Sakit Rujukan terdekat dan melaporkan ke Satgas Covid-19
setempat.
h. Terkait pengendalian resiko keselamatan kerja, Kontraktor diwajibkan
menyediakan peralatan lain seperti :
1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
2) Prosedur Pelaporan dan Penyelidikan Insiden
3) Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
i. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka pemborong harus mengikuti semua
ketentuan yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah terutama tentang
Undang-undang Keselamtan Kerja termasuk segala kelengkapan dan
perubahannya.
11. KEAMANAN
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di
daerah kerjanya terutama mengenai :
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disegaja
ataupun tidak disegaja.
2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah
3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, pemborong harus
melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24
jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
8
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, pemborong harus
menyediakan pengamanan antara lain Penjagaan, Penerangan yang cukup
diwaktu malam hari, pemagaran sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.
9
13. SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN.
Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan tahap pertama :
a. Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
b. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat dan
berfungsi sebagaimana mestinya.
c. Pemborong wajib menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas berupa :
3 (tiga) set Gambar terdiri dari 1 (satu) set Asli dan 2 (dua) set copy sesuai
terlaksana (Asbuilt Drawing) dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakannya
termasuk gambar perubahanya.
3 (tiga) set Album Photo Proyek.
d. Pemborong harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/mterial,
sampah, kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.
Pasal 2
LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
a. Pekerjaan Pondasi
10
b. Lantai 1
1) Ruang Registrasi
2) Gudang Barang Berharga
3) Teras dan Lobby
4) Ruang Kontrol
5) Toilet dan Kamar Mandi
6) Gudang Terbuka untuk Kendaraan Roda 4
7) Area Parkir
8) Menara Air
c. Lantai 2
1) Ruang Kepala Rupbasan
2) Ruang Bendahara
3) Ruang Staff Rupbasan dan Ruang Kasubsie PAM & Pengelola
4) Ruang Tunggu
5) Ruang Bermain & Laktasi
6) Musholla dan Tempat Wudhu
7) Ruang Tata Usaha
8) Ruang Kasubsie Administrasi dan Pemeliharaan
9) Pantry
10) Janitor & Toilet
d. Lantai 3
1) Ruang Rapat
2) Ruang Tunggu
3) Ruang Arsip
4) Gudang Umum
5) Gudang Barang Berbahaya
6) Gudang Terbuka
e. Pekerjaan Atap
2. LOKASI PEKERJAAN
Pekerjaan seperti tersebut diatas harus dilaksanakan pada lokasi proyek yang sedang
dikerjakan.
11
Pasal 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
12
d. Pada setiap sudut-sudut pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak
(perpindahan) pemborong wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai dengan
keadaan lapangan.
13
2) Site Manager/Ahli dan Staff Pemborong
3) Ruang simpan Peralatan
4) Gudang Material
5) Barak Pekerja
b. Gudang harus sedemikian rupa agar bahan-bahan/material dapat tersimpan
dengan baik dan tidak rusak oleh hujan, panas apabila akan digunakan.
c. Pemborong harus menyewa Los Kerja/Barak Pekerja untuk tempat tinggal/tidur
sementara para pekerja yang terlindung dari hujan dan panas matahari.
d. Tata letak direksi keet, gudang dan los kerja harus mendapat persetujuan Direksi/
Konsultan Pengawas
14
penyelesaian pekerjaan, jalan-jalan tersebut harus disingkirkan/dibersihkan dari
kotoran akibat pelaksaan proyek dan dikembalikan sesuai keadaan semula.
b. Pada Jalan umum yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, pemborong
diharuskan untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait (lingkungan,
pemda, dlsb) agar diketahui dan disepakati batas-batas kewenangan dan tanggung
jawab pemborong terhadap jalan yang digunakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
9. DOKUMENTASI/PHOTO PROYEK
a. Photo Proyek harus dibuat oleh pemborong sesuai pengarahan dari
Direksi/Konsultan Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tahap I pada saat bobot pekerjaan 0% - 25% (Papan Nama Proyek, Kondisi
Lokasi Pekerjaan, Persiapan dan Pondasi/Pemancangan).
2) Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% - 50% (Pekerjaan Struktur).
3) Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50% - 100% (Pekerjaan Arsitektur, Utilitas
dan Detail penting).
b. Photo Proyek pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan
bersama dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan
penagihan termin.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai
dengan pengarahan dari Direksi/Konsultan Pengawas dilapangan.
d. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan
penempatan dalam album harus disetujui kuasa pengguna anggaran serta teknis
penempelannya dalam album ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
Pasal 4
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
15
b. Pembuatan dan pemasangan hambaro bambu Ø 8 -10 cm lapis bilik tinggi 2m
dengan tiang dari kaso 5/7 atau kayu dolken Ø 8 -10 Cm untuk pekerjaan
penggalian tanah dengan ukuran kedalaman 3 s/d 4 m untuk septictank dan ground
water tank dan kedalaman 1 s/d 2 m untuk Pondasi harus memenuhi syarat-syarat
seperti yang ditentukan gambar kerja. Pemborong harus menjaga supaya tanah di
bawah dasar elevasi seperti pada gambar kerja atau yang ditentukan
Direksi/Konsultan Pengawas tidak mengganggu, jika terganggu pemborong harus
menggalinya dan atau mengurug kembali dan memadatkan seperti yang telah
ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Semua galian harus dilaksanakan sesuai pada gambar kerja dan RKS yang
ditentukan menurut keperluan atau yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian
masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali
dan dibuang untuk selanjutnya lubang-lubang tadi diisi dengan pasir.
e. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air ataupun
pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghidari
terkumpulnya air.
f. Pemborong harus memperhatikan pengaman terhadap dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau dengan membuat lereng yang cukup.
g. Pemborong juga diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada disekitar lokasi pembangunan, sehingga dapat dijamin
bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
h. Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
i. Bagian-bagian galian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang
bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
j. Bila ditemui suatu alat atau pelayanan dinas (Instalasi umum) yang ada dilapangan
dan hal tersebut tidak tertera pada gambar atau dengan cara lain yang diketahui
oleh pemborong ternyata memerlukan perlindungan atau pemindahan, maka
16
pemborong harus bertanggung jawab dan mengambil langkah untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
k. Bila dalam pekerjaan/kegiatan pelayanan umum terganggu sebagai akibat
pekerjaan pemborong, maka pemborong harus segera mengganti kerugian yang
terjadi yang berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan pemborong
atau bentuk lain yang disepakati Direksi/Konsultan Pengawas.
17
bangunan lain yang terjadi akibat kelalaian Pelaksana menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
k. Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu atau menurut Direksi/Konsultan Pengawas mengganggu pekerjaan
yang sedang dikerjakan harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan setiap
saat ketempat yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dengan biaya
Pelaksana.
l. Pengangkutan sisa kelebihan tanah galian keluar halaman pekerjaan yang
dilakukan dengan menggunakan kendaraan truck/dump truck atau jenis kendaraan
semacam itu, sebelum keluar kearah jalan raya, roda kendaraan harus
dibersihkan/dicuci/dibebaskan dari tanah yang menempel agar tidak mengotori
jalan raya.
m. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan
harus dilindungi dari kerusakan, dan bila sampai terjadi kerusakan harus
direparasi/diganti atas tanggungan Pelaksana.
n. Bila suatu alat yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut tidak
tertera pada Gambar Kerja atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh
Pelaksana dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Pelaksana
harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah apapun untuk menjamin
bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut tidak terganggu.
o. Bila pekerjaan terganggu sebagai akibat pekerjaan Pelaksana, Pelaksana harus
segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang
yang rusak akibat pekerjaan Pelaksana.
p. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor :
pemborong harus mengadakan penelitian kepadatan maksimum terhadap kadar
air optimum minimal 1 kali atau setiap jenis tanah yang dijumpai dalam tabung
gelas atau plastik untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang bersifat
nomor contoh, kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya. Penelitian
harus mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
q. Penghentian/pengaliran air harus diperhatikan selama pelaksanaan pekerjaan
tanah supaya lahan yang akan dibangun terjamin pengaliran airnya.
r. Kelebihan bahan/material galian harus dibuang oleh pemborong ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
18
s. Pengujian Mutu Pekerjaan.
Direksi/Konsultan Pengawas harus diberi tahu apabila dilakukan penelitian
terhadap kepadatan relatif terhadap yang sebenarnya dilapangan.
Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95% terhadap kepadatan maksimum,
maka pemborong harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan yang ditentukan, yaitu tidak kurang dari 95% dari
kepadatan maksimum hasil pemeriksaan laboratorium.
Penelitian kepadatan dilapangan harus disesuaikan/mengikuti prosedur ASTM
D-1557-70 atau prosedur lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Semua biaya untuk pemeriksaan di laboratorium menjadi beban pemborong.
19
2) Air yang diperlukan untuk penyiraman, digunakan air tawar yang bersih dan
tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya serta
memenuhi syarat yang ditentukan oleh NI-3 pasal 10.
3) Apabila dipandang perlu, Direksi/Konsultan Pengawas dapat minta kepada
pemborong, Supaya air yang dipakai untuk keperluan ini, diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas biaya pemborong.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Bahan sirtu urug yang akan digunakan harus mendapat persetujuan pihak
Direksi / Konsultam MK.
2) Pelapisan batu urug ditimbun pasir harus dilakukan lapis-demi lapis, didapatkan
hingga mencapai kepadatan tinggi 20 s/d 40cm atau seperti yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dari 95% kepadatan maksimum hasil
laboratorium, pemadatan dapat dikerjakan dengan tenaga manusia dengan
persyaratan yag ditentukan dan harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
20
3) Tebal lapisan sub lantai/lantai kerja minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
4) Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Direksi /Konsultan Pengawas.
Pasal 5
PEKERJAAN PEMATANGAN LAHAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan mobilisasi tenaga kerja, bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian semua "Pekerjaan Pematangan
Lahan" seperti yang tertera pada Gambar Kerja dan RKS ini, tetapi tidak terbatas pada
galian dan urugan seperti yang ditentukan dalam Gambar Kerja maupun oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Didalamnya termasuk pembentukan permukaan tanah
yang dilakukan dengan sistem cut and fill yang meliputi antara lain :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi, pemadatan dan perataan kembali
b. Pekerjaan galian/cut tanah menggunakan alat berat
c. Pekerjaan timbunan/fill tanah menggunakan alat berat
d. Pekerjaan pembuangan tanah sisa cut/fill pematangan lahan keluar site dengan
mobil angkut truk atau sesuai persetujuan direksi/Konsultan Pengawas.
2. U M U M
Pekerjaan Pematangan Lahan yang dimaksud adalah pembersihan,
penebasan/pembabatan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan sebagai tempat
berdirinya bangunan seperti tersebut di bawah ini :
a. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Penebasan-
pembabatan harus dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan
material-material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan
dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau di buang
dengan cara-cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Semua puing-
puing sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan sebagainya, harus
dihilangkan sampai kedalaman 50cm dibawah sirtu atau sampai tidak lagi ditemui
material lain yang tidak diperlukan.
21
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan
atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Seluruh pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh ahli ukur yang berpengalaman
(dengan melampirkan referensi proyek yang pernah ditangani) dan siap untuk
mengadakan pengukuran sesuai dengan permintaan Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan level/peil-peil dengan warna jelas dan tidak mudah hilang
jika terkena air hujan.
22
Hoe/Excavator dan Gradder) yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
Pekerjaan pemadatan dan perataan tanah termasuk didalamnya area jalan
meliputi seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Seluruh sisa pemadatan dan perataan tanah yang tidak terpakai, juga seluruh
sisa-sisa seperti puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan dari lokasi
pekerjaan dengan biaya menjadi tanggung jawab Pelaksana.
b. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan pemadatan dan perataan tanah dilakukan untuk mendapatkan
elevasi seperti yang ditentukan dalam Gambar Kerja maupun oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Lubang-lubang galian yang terletak pada area
pematangan lahan harus diisi dengan tanah urug yang diratakan dan
dipadatkan sampai mencapai 95% kepadatan kering maksimum yang
dibuktikan dengan test laboratorium.
Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan
sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95% dari
kepadatan maksimum hasil pemeriksaan dari laboratorium.
Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor,
Pelaksana harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
kadar air optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan.
Contoh tanah harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh, kepadatan
kering maksimal dan kadar air optimumnya. Penelitian harus mengikuti
prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Pada area pagar, setelah diperoleh tingkat pemadatan dan perataan tanah yang
telah ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas diurug kembali dengan pasir
23
urug setebal 10cm sebelum dilakukan pemasangan lapisan geotextile untuk
peningkatan mutu beton.
c. Pengujian Mutu Pekerjaan
Direksi/Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian di lapangan sudah
dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang sebenarnya di
lapangan.
Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum, maka
Pelaksana harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan
maksimum dilaboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-1556-70
atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi. Penunjukkan laboratorium harus
dengan persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas dan semua biaya yang timbul
untuk keperluan ini menjadi beban Pelaksana.
Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan pada setiap lapisan
tanah yang dipadatkan dan setiap 500 meter persegi dari daerah yang
dipadatkan diambil 1 (satu) contoh) untuk diperiksa dilaboratorium atau
ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur di bawah ini :
1) "Density of soil inplace by san-cone method"
2) "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.204.
3) "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205.
Atau dengan cara-cara lain yang dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
24
BAB II
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 6
PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian semua "Pekerjaan Tanah"
seperti tertera pada Gambar Kerja dan RKS ini, tetapi tidak terbatas pada : galian
dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan dalam Gambar Kerja maupun
oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
2. U M U M
Pekerjaan Tanah dimaksud adalah Pembersihan, penebasan/pembabatan dan
persiapan area yang akan dikerjakan sebagai tempat berdirinya bangunan seperti
tersebut dibawah ini :
a. Pada umumnya, tempat untuk bangunan harus dibersihkan. Penebasan-
pembabatan harus dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam
dan material-material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang
akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau di
buang dengan cara yang disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Semua
puing-puing sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput dan
sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 50cm dibawah sirtu atau
sampai tidak lagi ditemui material lain yang tidak diperlukan.
b. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau
bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
c. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouw plank) dari
bahan kayu papan setara meranti dengan tebal 3cm dengan tiang dari kaso 5/7
atau kayu dolken berdiameter 8-10cm jarak antar tiang 2m. Pemasangan harus
kuat dan permukaan atasnya rata dan bersifat datar (waterpass).
d. Seluruh pekerjaan pengukuran harus dilakukan oleh ahli ukur yang
berpengalaman (dengan melampirkan referensi proyek yang pernah ditangani)
25
dan siap untuk mengadakan pengukuran sesuai dengan permintaan
Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan level/peil-peil dengan warna jelas dan tidak mudah
hilang jika terkena air hujan.
3. PEKERJAAN GALIAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan dalam
Gambar Kerja. Pelaksana harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi
seperti pada Gambar Kerja atau ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas,
tidak terganggu, jika terganggu Pelaksana harus menggalinya dan atau
mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat-syarat yang tertera dalam
uraian dibawah ini.
b. Syarat - Syarat Pelaksanaan
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Kerja.
Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap
galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur,
maka harus digali keluar dan dibuang, sedangkan lubang-lubang tadi diisi
kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan
dasar yang waterpass.
Terhadap kemungkinan adanya air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi dan pekerjaan lainnya
yang berhubungan dengan tanah, maka Pelaksana harus menyediakan
beberapa pompa air atau pompa yang jika diperlukan dapat bekerja terus-
menerus untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
Pelaksana harus memperhatikan pengamanan dinding tepi galian agar
tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang
sementara atau lereng yang cukup.
Pelaksana diwajibkan mengambil langkah-langkah pengamanan terhadap
bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lubang galian yaitu dengan
memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut sehingga
dapat menjamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
Kerusakan pada bangunan lain yang terjadi akibat kelalaian Pelaksana
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
26
Semua kelebihan tanah yang berasal dari pekerjaan galian, setelah
mencapai jumlah tertentu atau menurut Direksi/Konsultan Pengawas
mengganggu pekerjaan yang sedang dikerjakan harus segera disingkirkan
dari halaman pekerjaan setiap saat ketempat yang ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dengan biaya Pelaksana.
Pengangkutan sisa kelebihan tanah galian keluar halaman pekerjaan yang
dilakukan dengan menggunakan kendaraan truck/dump truck atau jenis
kendaraan semacam itu, sebelum keluar kearah jalan raya, roda kendaraan
harus dibersihkan/ dicuci/dibebaskan dari tanah yang menempel agar tidak
mengotori jalan raya.
Bagian galian yang akan diurug kembali harus diurug tanah yang bersih,
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah, kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang ditemui dilapangan
harus dilindungi dari kerusakan, bila sampai terjadi kerusakan harus
direparasi/diganti atas tanggungan Pelaksana.
Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui
dilapangan dan hal tersebut tidak tertera pada Gambar Kerja atau dengan
cara lain yang dapat diketahui oleh Pelaksana dan ternyata diperlukan
perlindungan atau pemindahan, Pelaksana harus bertanggung jawab untuk
mengambil langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang sedang
berlangsung tersebut tidak terganggu.
Bila pekerjaan pelayanan dinas terganggu sebagai akibat pekerjaan
Pelaksana, Pelaksana harus segera mengganti kerugian yang terjadi dapat
berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Pelaksana.
27
Pekerjaan urugan meliputi seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan
penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa seperti puing-puing, sampah-
sampah harus disingkirkan dari halaman pekerjaan dengan biaya menjadi
tanggung jawab Pelaksana.
b. Bahan-bahan
Bila tidak dicantumkan dalam Gambar Kerja detail, maka minimal urugan
adalah 10cm padat (setelah disiram, diratakan dan dipadatkan) dibagian
atas urugan dibawah plat pondasi beton, balok pondasi, beton rabat,
pondasi dangkal batu kali dan batako) dan pekerjaan beton lain
berhubungan dengan tanah harus terdiri dari urugan pasir padat.
Dibawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah
silty clay yang bersih tanpa potongan - potongan bahan - bahan yang bisa
lapuk serta bahan batuan yang telah dipecah - pecah dimana ukuran dari
batu pecah tersebut tidak boleh lebih besar dari 10cm.
Pelaksana harus mengajukan bahan urugan yang akan digunakan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas minimal satu minggu sebelumnya untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Pelaksanaan
pekerjaan urugan tidak dapat dimulai tanpa persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan pengurugan dilakukan secara berlapis-lapis dengan
penimbrisan sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 Cm padat. Lubang-
lubang galian yang terletak digaris bangunan harus diisi dengan tanah urug
yang diratakan dan dipadatkan sampai mencapai 95 % kepadatan kering
maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis
sedemikian rupa hingga dicapai suatu lapisan dengan ketebalan minimal 15
Cm dalam keadaan padat. Tiap lapis urugan yang dipadatkan harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas
sebelum urugan berikutnya.
Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat
pemadat/compactor "vibrator type" yang disetujui Direksi/Konsultan
28
Pengawas. Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan
lapangan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum hasil
pemeriksaan dari laboratorium.
Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan proctor,
Pelaksana harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum terhadap
kadar air optimum minimal satu kali untuk setiap jenis tanah yang dijumpai
dilapangan.
Contoh tanah harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik untuk bukti
penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimal dan kadar air optimumnya. Penelitian harus
mengikuti prosedur yang umum dipakai yaitu ASTM D-1557-70.
Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah
supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Pengujian Mutu Pekerjaan
Direksi/Konsultan Pengawas harus diberitahu bila penelitian dilapangan
sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan kepadatan relatif yang
sebenarnya dilapangan.
Jika kepadatan dilapangan kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum,
maka Pelaksana harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95 % dari kepadatan
maksimum dilaboratorium.
Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-1556-
70 atau prosedur lainnya yang disetujui Direksi. Penunjukkan laboratorium
harus dengan persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas dan semua biaya
yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Pelaksana.
Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan pada setiap
lapisan tanah yang dipadatkan dan setiap 500 meter persegi dari daerah
yang dipadatkan diambil 1 (satu) contoh untuk diperiksa dilaboratorium atau
ditentukan lain oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur di bawah ini :
1) "Density of soil inplace by san-cone method"
29
2) "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.204.
3) "Density of soil inplace by the rubber balloon method" AASHTO.T.205.
Atau dengan cara lain yang dapat dilaksanakan dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Pasal 7
PEKERJAAN BEKISTING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan dari arsitek
dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. BAHAN - BAHAN
Bahan Acuan/Bekisting yang dipergunakan dapat dalam bentuk : beton, baja,
pasangan batako yang tidak diplaster atau kayu, pemakaian bambu tidak
diperbolehkan. Jenis bahan lain diluar yang disebutkan diatas bila akan
dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas terlebih
dahulu. Rangka Acuan/Bekisting yang menggunakan bahan kayu, setara kayu
meranti. Ukuran kayu yang digunakan tergantung dari rencana struktur. Apabila
dipandang perlu dengan mengingat pertimbangan terhadap volume, waktu dan
hasil yang dicapai maka dapat dipergunakan rangka acuan/bekisting yang terbuat
dari bahan-bahan yang telah terbentuk dan siap pakai (scafolding terangkai)
ataupun bahan sejenis formwork eks-ferri. Acuan/Bekisting yang terbuat dari
bahan multiplek pada umumnya menggunakan multiplek tebal minimal 16 mm.
Khusus untuk beton ekspose Lapisan Acuan/Bekisting harus dibuat dari bahan
Multiplek sejenis Fenofilm dengan ketebalan minimal 18cm, dengan permukaan
yang dilapisi bahan film, rata dan tidak Cacat.
30
b. Semua Acuan/Bekisting harus diberi penguat datar dan silang sehingga
kemungkinan bergerak Acuan/Bekisting selama pelaksanaan pekerjaan dapat
dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian cairan
dari adukan beton (mortar leakage).
c. Susunan Acuan/Bekisting dengan penunjang-penunjang harus diatur
sedemikian rupa hingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah
oleh Direksi/ Konsultan Pengawas. Penyusunan Acuan/Bekisting harus
sedemikian rupa hingga pada waktu pembongkarannya tidak menimbulkan
kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
b. Kekuatan penyangga, silang-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat
dari Acuan/Bekisting harus selalu diperhatikan.
c. Acuan/Bekisting harus menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan Gambar Kerja.
d. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari Acuan/Bekisting
kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
e. Kayu Acuan/Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran, harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan pada sisi bawah.
f. Pada phase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa maupun perlengkapan-
perlengkapan lain yang harus tertanam di dalam beton, dengan catatan bahwa
pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat pasal 5.7
ayat 1 PBI 1971).
g. Setelah pekerjaan diatas selesai, Pelaksana harus meminta persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas dan minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran
Pelaksana harus mengajukan permohonan pengecoran kepada Direksi/
Konsultan Pengawas.
h. Perencanaan Acuan/Bekisting dan konstruksinya harus diperhitungkan agar
dapat menahan beban-beban tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan
seperti pada "Recommended Practice for Concrete Formwork" (ACI. 347-68)
dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol dengan
peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
i. Kayu Acuan/Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan
release agent mud-oil pada permukaan Acuan/Bekisting yang menempel pada
31
permukaan beton. Berhubung pemakaian release agent berpengaruh pada
warna permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaanya harus
dilakukan dengan seksama. Untuk itu Pelaksana harus memberitahukan
terlebih dahulu nama dari release agent tersebut data bahan-bahan
bersangkutan, nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu untuk memperoleh
persetujuan dari Direksi/ Konsultan Pengawas.
j. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, maka penempatan
form-tie harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
k. Untuk penyetelan Acuan/Bekisting pekerjaan beton diatas pekerjaan beton
baru dicor, dibutuhkan waktu minimal 3 (tiga) hari dan penyetelan
Acuan/Bekisting tersebut baru dapat dilakukan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
4. PEMBONGKARAN ACUAN/BEKISTING
a. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran Acuan/Bekisting ditentukan dari percobaan kubus benda uji
yang memberikan kuat desak minimum seperti tercantum dalam daftar sebagai
berikut :
WAKTU MINIMAL
BAGIAN-BAGIAN STRUKTUR PEMBONGKARAN
ACUAN/BEKISTING
Sisi samping Sloof Balok, Plat
3 Hari
dan Kolom Pedestal
Kecuali bila pengecoran dicampur dengan bahan Additive sesuai dengan yang
ditentukan maka pada prinsipnya pembongkaran acuan/bekisting dapat
dilakukan dan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bagian Struktural Sisi Samping : minimal 3 hari setelah pengecoran
Bagian Sisi Bawah : minimal 14 hari setelah pengecoran
b. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Acuan/Bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
c. Acuan/Bekisting harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dibenarkan
dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan beton. Material-material lain
32
disekitarnya dalam memindahkan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan kerusakan. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian
Pelaksana menjadi tanggung jawab Pelaksana.
d. Seluruh bahan-bahan bekas Acuan/Bekisting yang tidak terpakai harus
dibersihkan dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang
ditentukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Perbaikan-perbaikan permukaan beton yang tidak sempurna harus diperbaiki
dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas dan biaya
yang diperlukan untuk perbaikan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pelaksana.
Pasal 8
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan untuk menyelesaikan
pekerjaan beton setara K300 sebagai berikut :
a. Pondasi :
1) Pondasi beton Pancang PC
2) Pondasi Pile Cap
3) Pondasi Tapak ukuran
4) Pondasi Lajur
5) Tea Beam/TB
6) Sloof beton
b. Balok :
1) Balok
2) Ring Balok
3) Ring Balok Praktis
4) Balok praktis
5) Balok Tangga
6) Balok Kanopi
c. Kolom :
1) Kolom beton
2) Kolom praktis
33
d. Atap Beton
Plat lantai Atap
Plat Atap
Lisplank
Kanopi Beton
Sirip Beton
Konsol Beton
Dak Beton
e. Dinding Beton
f. Tangga Beton
Plat Anak Tangga
Bordes
g. Meja beton (dapur, pantry, bak cuci, tungku)
h. Pekerjaan lain sesuai gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan
ketentuan-ketentuan tambahan dari Konsultan Perencana dalam RKS.
2. PEDOMAN PELAKSANAAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan-persyaratan selanjutnya, sebagai dasar
pelaksanaan digunakan pedoman sebagai berikut :
Persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982, NI-3).
Peraturan beton bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961 (NI-5)
Peraturan portland cement Indonesia 1972 (NI-8)
ASTM C-150 "Spesification for Portland Cement"
ASTM C-33 "Standard Spesification for Concreted Aggregates"
Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat
Peraturan Bangunan Nasional 1978
American Society for Testing and Material (ASTM)
American Concrete Institute (ACI)
Petunjuk-petunjuk dan peringatan lisan maupun tertulis diberikan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya
disediakan Pelaksana di lokasi.
34
3. KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN
Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli atau tukang yang berpengalaman
dan mengerti benar akan pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus
mempunyai mutu sebanding dengan standard umum yang berlaku. Apabila
Direksi/Konsultan Pengawas memandang perlu, Pelaksana dapat meminta
nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Pelaksana
harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung
di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton ringan dengan campuran
semen : pasir : koral/split = 1 : 3 : 5 setebal minimal 5 Cm.
4. BAHAN-BAHAN
a. Digunakan portland cement jenis II menurut NI-8 atau type-I menurut ASTM
dan memenuhi S.400 menurut standard portland cement yang digariskan oleh
Assosiasi Semen Indonesia (Semen Tiga Roda atau setara). Merk yang dipilih
tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas. Pertimbangan Direksi/Konsultan
Pengawas hanya dapat dilakukan dalam keadaan bila tidak terdapat merk
semen yang dimaksudkan maka Pelaksana harus memberikan jaminan
dengan data-data teknis bahwa mutu semen penggantinya berkualitas setara
dengan mutu semen tersebut diatas.
b. Aggregate :
Kualitas dan gradasi dari aggregate harus memenuhi syarat-syarat PBI-
1971, Aggregate kasar harus berupa baru pecah yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya yang padat (tidak porous).
Pelaksana harus melakukan percobaan dilaboratorium yang ditunjukkan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk menentukan susunan gradasi
aggregate tersebut. Untuk menguji kekerasan dari aggregate kasar tersebut
digunakan mesin Pengaus dimana tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih
dari 1% yang ditentukan terhadap berat kering.
Dimensi maksimum dari aggregate kasar tidak lebih dari 0,3cm dan tidak
lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi
yang bersangkutan dan minimum ukuran butirnya 5mm.
35
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-
bahan organis, lumpur tanah lempung dan sebagainya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan terhadap
berat kering, apabila kadar lumpur melampui 5% maka pasir harus dicuci
sampai memenuhi syarat yang ditentukan.
Aggregate yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat mengurangi mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu, Direksi/Konsultan Pengawas dapat meminta
kepada Pelaksana supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana.
d. Besi Beton
Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat
mengurangi lekatnya pada beton, kecuali ketentuan lain dalam Gambar
Kerja, digunakan besi beton dari jenis BJTD 40 untuk tulangan utama balok
dan kolom serta BJTD 30 untuk tulangan pelat biasa, kecuali ditentukan lain
dalam Gambar Kerja konstruksi.
Mutu besi beton yang dipakai adalah :
ØD 13mm, ØD 16mm, ØD 22mm dengan mutu baja : U-39 ulir
Ø8mm, Ø10m, Ø12mm dengan mutu baja : U-24
Jenis besi tersebut diatas harus mempunyai tegangan limit elastis
karakteristik sesuai dengan ang tercantum dalam PBI -2000, khusus untuk
U-39 tegangan tarik leleh besi tidak boleh lebih dari 50 kg/mm
Untuk memperoleh jaminan atas kualitas besi beton, maka disamping
adanya sertifikat dari laboratorium, baik pada saat pemesanan maupun
secara periodik harus diambil contoh minimal 2 (dua) buah untuk percobaan
stress and strain sebanyak minimal 3 (tiga) kali yaitu pada saat permulaan
besi datang, pada saat pencapaian prestasi 35% dan 50%.
Tetapi bila selama pelaksanaan ditemukan hal-hal yang mencurigakan
percobaan stress and strain harus dilakukan lagi. Percobaan stress and
strain dengan satu set percobaan untuk setiap 10 ton untuk diameter besi
36
<12 mm dan 20 ton untuk diameter besi >16 mm dengan panjang sample 1
m dan minimal 3 sample yang harus dicoba.
Perlengkapan besi beton meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk
mengatur jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada
tempatnya.
Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi beton yang diminta, maka
disimpan adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat
dari laboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas untuk
melakukan percobaan, baik pada saat pemesanan maupun secara periodik
minimum masing-masing 2 (dua) perlengkapan untuk setiap 20 ons besi.
Pengetesan/Pengujian besi beton pada laboratorium yang disetujui dan
ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pelaksana.
e. Admixture
Pada umumnya dengan pemilihan bahan - bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat
tidak diperlukan penggunaan sesuatu admixture.
Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana harus
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas mengenai hal tersebut dengan keterangan tentang tujuan, data-
data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara-
cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu.
f. Penyimpanan
Pengeringan dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai
dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
Semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah (utuh), tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak, segera
setelah diturunkan semen harus disimpan ditempat yang kering, terlindung
dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dari lantai yang bebas dari
tanah.
Semen harus dalam keadaan baik (belum mulai mengeras) dan tidak boleh
ada bagian yang mulai mengeras. Jika dijumpai semen yang tidak sesuai
dengan persyaratan di atas maka Direksi/Konsultan Pengawas wajib
37
menolak semen yang tidak memenuhi syarat tersebut dan semen tersebut
harus dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan kayu dan bebas lumpur atau zat-zat asing lainnya yang dapat
merusakkan besi beton (minyak dan lain-lain).
Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut
jenis dan gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk
menghindari tercampurnya dengan tanah.
g. Certificate Test
Sebelum dilaksanakan pemasangan, Pelaksana diwajibkan memberikan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas "Certificate Test" dari bahan-bahan besi
dan portland cement dari produsen/pabrik.
h. Bahan Beton Ready Mix
Semua beton ready mix harus disuplay dari perusahaan yang telah disetujui
dan disepakati oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Nama dan alamat perusahaan ready mix harus disampaikan untuk
mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas dan bila diperlukan
Pelaksana harus dapat memberikan dan mengatur peninjauan lokasi
perusahaan/lokasi tempat ready mix dibuat.
Tanpa dilakukan peninjauan pabrik ready mix atau dengan tanpa
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas, Pelaksana tetap bertanggung
jawab terhadap semua supplay ready mix yang harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam spesifikasinya.
Perbandingan berat dari cement, aggregat kasar dan aggregat halus harus
terus menerus dicatat pada betching plant dengan alat timbangan yang
sudah di-kalibrasi oleh lembaga/badan yang berwenang. Pencatatan dari
bahan cement, aggregat dan kandungan air dari setiap truck mixer harus
dapat ditunjukkan/diberikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas bila
diperlukan.
Secara periodik harus dilakukan testing untuk menentukan kadar air
(moisture content) dari aggregat untuk menentukan pengaturan tambahan
jumlah air yang perlu dicampurkan.
Beton ready mix harus sudah dicor pada tempatnya dalam waktu maksimal
2 (dua) jam dihitung mulai dari keluarnya truck mixer dari plant/pabrik
38
produksi campuran pada saat dicampurkan dalam truck mixer, kecuali
dipakai retarder bisa lebih dari waktu tersebut diatas atau maksimal 4
(empat) jam.
Bila ditentukan lain, Pelaksana dapat melakukan pembicaraan khusus
dengan Produsen Ready Mix dan Direksi/Konsultan Pengawas menyangkut
lama waktu yang diperlukan oleh Truck Mixer yang mengangkut ready mix
menuju ke lokasi pengecoran pekerjaan ini.
Pelaksana harus dapat menjamin bahwa semua pencatatan adalah benar-
benar dilakukan dengan teliti dan benar di plant dan dibuat untuk semua
kegiatan pada saat material/bahan dicampurkan dan air ditambahkan.
Pencatatan waktu ini hendaknya disertakan pada bon pengiriman bersama
dengan truck mixer yang ditandatangani oleh penanggung jawab plant.
Waktu kedatangan truck mixer ke lokasi pengecoran harus dicatat dan
disimpan dalam log-book yang antara lain juga memuat :
1) Waktu Kedatangan Truck Mixer
2) Waktu Pencampuran material dan penambahan air
3) Waktu Pengecoran
4) Data Nomor dan kode truck mixer dan nama plant/pabrik ready mix-nya
5) Lokasi Pengecoran
6) Pengambilan jumlah test kubus
7) Slump
Pelaksana bertanggung jawab terhadap semua hasil pengecoran dengan
menggunakan ready mix. Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta ganti pabrik/plant ready mix selama pelaksanaan pekerjaan bila
nyata-nyata syarat-syarat dari yang ditentukan diatas tidak dapat terpenuhi.
5. KUALITAS BETON
a. Kecuali ditentukan lain sesuai dalam Gambar Kerja, kualitas yang akan dipakai
dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu F’c = 26.4MPa atau setara
dengan K - 300 untuk keseluruhan struktur bangunan beton. Evaluasi
ketentuan karakteristik ini menggunakan ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
b. Pelaksana harus memberikan/membuat kualitas beton dengan memperhatikan
data-data pelaksanaan sesuai petunjuk MK.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan yang
disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 PBI 1971 Mengingat bahwa Wc factor yang
39
sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,55, maka pemasukan bahan adukan +
kendala cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI-1971 tanpa
menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus
dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat-cepat
diperoleh 20 benda uji yang pertama. Selanjutnya harus dibuat 2 buah benda
uji untuk setiap 5 m3 beton dengan minimum 2 buah benda uji setiap hari.
d. Pelaksana harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat. Laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik beton
tersebut dan harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Laporan
tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium dan harus dibuat rangkap 5
(lima).
e. Selama pelaksanaan harus ada penguji slump, minimal 5cm dan maksimal
12cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan ke dalam cetakan beton
(bekisting).
Cetakan beton ditempatkan di atas kayu yang rata atau pelat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya.
Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 15
mm panjang 30 cm dengan ujung yang bulat (seperti peluru).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya.
Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus yang
dibawahnya setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-
lahan dan diukur penurunannya (nilai slumpnya).
f. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang sesuai dan
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas atas biaya Pelaksana.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut didasari pasir dalam kondisi basah tapi
tidak tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan dalam udara terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk
umur 3,7,14,21,28 hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang
dari prosentase kekuatan yang diminta pada 28 hari,untuk lebih jelasnya lihat
tabel 4.1.4 PBI-1971.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh adukan masuk ke dalam mixer.
40
j. Penuangan beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak berakibat terjadinya pemisahan komponen beton.
k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.
l. Minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan Pelaksana harus
memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan pengecoran baru
dapat dilakukan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas. Sebelum memberikan persetujuan pengecoran Direksi/ Konsultan
Pengawas wajib memeriksa pembesian yang terpasang pada daerah yang
akan dicor.
m. Diluar uraian diatas terhadap tempat atau bagian lain dari pekerjaan yang
memerlukan penggunaan beton bukan sebagai struktur utama (mis: beton
rabat) dapat dipakai campuran adukan 1 PC : 3 Psr : 5 Kr yang dicetak dan
dicor berdasar ketentuan PUBB (NI.3-1957) dan PBI (NI.2-1971).
41
pada yang diperhitungkan, serta pengaruh cuaca yang tidak memungkinkan
maka dari bagian konstruksi tersebut tidak dapat dibongkar selama keadaan
tersebut terus berlangsung.
e. Acuan/Bekisting balok dapat dibongkar setelah dari semua kolom-kolom
penunjangnya telah dibongkar cetakannya dan dari penglihatan ternyata hasil
pengecorannya baik.
42
f. Toleransi Besi
DIAMETER, UKURAN SISI VARIASI DALAM TOLERANSI
(Jarak Antara Dua Diameter BERAT YANG
Permukaan Yang Berlawanan) DIPERBOLEHKAN
Dibawah 10 mm ±7% ± 0,4 mm
10 mm sampai 16 mm ±5% ± 0,4 mm
(tapi tidak termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm ±4% ± 0,3
(tapi tidak termasuk diameter 28 mm)
8. PERAWATAN BETON
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
terlalu cepat.
b. Harus diperhatikan pula perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan,
harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran untuk mencegah pengeringan bidang beton. Pembasahan terus
menerus ini dilakukan antara lain dengan cara menutupinya menggunakan
karung-karung basah. Pada pelat-pelat atap pembasahan terus menerus
dilakukan dengan merendam atau (menggenanginya) dengan air.
b. Khusus untuk pelat lantai yang akan diberi lapisan waterproofing pembasahan
terus menerus juga berfungsi untuk memastikan bahwa pelat beton tidak
mengalami kebocoran. Apabila terjadi kebocoran maka pelat tersebut harus
diperbaiki oleh Pelaksana sampai disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
c. Pada hari pertama setelah pengecoran selesai, proses pengerasan tidak boleh
diganggu.
d. Tidak diperkenankan untuk mempergunakan lantai yang belum cukup
mengeras sebagi tempat penimbunan bahan-bahan atau sebagai jalan untuk
mengangkut bahan-bahan yang berat. Minimal 1 (satu) minggu setelah
pengecoran selesai, baru dapat dibebani untuk pekerjaan selanjutnya dengan
syarat Acuan/Bekisting lantai yang dibebani tersebut tidak dibongkar dan untuk
memulai pekerjaan tersebut harus dengan persetujuan tertulis oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
43
dapat dipakai setelah mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
44
12. HAL-HAL LAIN (MISCELLANEOUS ITEMS)
a. Isi lubang - lubang dan bukaan - bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan
kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuatkan bantalan beton
untuk pondasi alat-alat mekanik dan elektronik dengan ukuran, rencana dan
tempatnya berdasarkan Gambar Kerja mekanikal dan elektrikal. Digunakan
mutu beton seperti yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y : 150cm.
Dipasang sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan
pada tulangan pelat atau balok.
13. PEMBERSIHAN
Jangan dibiarkan puing - puing, sampah dan kotoran hasil pekerjaan tertimbun.
Pembersihan harus dilakukan setiap sore secara baik dan teratur.
Pasal 9
PEKERJAAN PEMBESIAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan besi - besi untuk keperluan pondasi pagar dan
atau seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Digunakan besi beton mutu :
diameter > 12 mm - mutu baja : U-39 ulir
diameter < 12 mm - mutu baja : U-24
45
atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Bahan harus bersih
dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpihan dan
sebagainya.
b. Penampang bahan besi beton adalah bulat atau berulir dan memenuhi syarat-
syarat PBI-2000.
c. Pemborong diwajibkan bila dipandang perlu untuk memeriksa mutu bahan
yang digunakan kelaboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas
biaya Pemborong.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pembuatan tulangan/pembesian dan pemasangannya harus sesuai dengan
yang ditentukan dalam Gambar Kerja.
b. Bila pembesian/tulangan merupakan suatu rangkaian, maka pembesian/
tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-2000
c. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari bahan baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
1) Pemborong harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran
dari semua persyaratan yang ditentukan.
2) Pemborong harus mengikuti semua petunjuk tentang persyaratan
peralatan, baik yang terdapat pada RKS maupun yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
d. Bila terjadi kerusakan pada hasil pemasangan Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.
e. Pasangan angkur dan bentukan lainnya harus menyatu dengan adukan beton,
pemasangan harus tepat dan kuat pada tempatnya.
46
BAB III
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 10
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton praktis untuk sloof, kolom, ring balok, neut
kosen, angkur beton setempat, plat/sirip beton, duck kusen pintu, konsol serta
seluruh detail yang ditunjukkan Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
2. MUTU BETON.
Mutu beton dipakai adalah beton dengan mutu F’c = 26.4MPa atau setara K-300
3. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Portland
Jenis Semen Portland digunakan adalah semen kualitas SNI-15-2049-
1994.
Tempat penyimpanan bahan beton terutama semen dan besi harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari
air dan harus memenuhi syarat penumpukan semen pada lantai dengan
diangkat dan diberi landasan agar tidak berhubungan langsung dengan
permukaan tanah atau lantai serta ditata/ditumpuk sesuai dengan petunjuk
Direksi/ Konsultan Pengawas.
b. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir bersih dan bebas bahan-bahan organis,
campuran lumpur, tanah liat dan sebagainya dan harus memenuhi persyaratan
komposisi butir pasir serta kekerasan sesuai dengan yang disyaratkan.
c. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai
ukuran bongkahan dan gradasi.
Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton sebelum bahan
dicampurkan harus dipisahkan satu sama lainnya, sehingga dapat dijamin
47
dan diketahui kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
d. A i r
Air yang digunakan harus air tawar bersih, tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan-bahan organis lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 pasal 10.
Apabila dipandang perlu Direksi/Konsultan Pengawas dapat meminta
kepada Pemborong supaya air yang dipakai adalah air yang telah diperiksa
di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi.
e. Besi Beton
Digunakan besi beton mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak,
bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan kotoran lainnya. Penampang besi
adalah bulat dan memenuhi persyaratan baik ukuran maupun mutunya.
f. Syarat PBI 2000
Pemborong diwajibkan untuk memenuhi ketentuan-ketentuan tentang
Pekerjaan Beton seperti yang tercantum dalam PBI 2000 dan bila dipandang
perlu untuk memeriksa mutu bahan-bahan yang akan dipakai kelaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya Pemborong.
g. Pedoman Pelaksanaan
Peraturan / standard setempat yang biasa dipakai
Peraturan Beton bertulang Indonesia 1971; NI-2
Peraturan Konstruksi kayu indonesia 1961; NI-5
Peraturan Semen Porland Indonesia 1972; NI-8
Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
Ketentuan-ketentuan maupun Peraturan Umum tentang Pelaksanaan
Pemborongan Pekerjaan Umum ( A.V ) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
tambahan Lembaran Negara No. 14571.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan - peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi MK.
Standard normalisasi Jerman (DIN)
American Society for Testing and Material (ASTM)
American Concrete Institute (ACI).
48
4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Penulangan
Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar Kerja.
Tulangan beton harus diikat kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran harus bebas dari papan acuan dengan
memasang beton decking.
Bahan Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan
dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari
Direksi.
b. Cara Pengadukan
Cara pengadukan beton harus menggunakan peralatan pencampur beton
atau molen.
Takaran/perbandingan untuk bahan semen portland, pasir dan koral harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan tercapai
mutu pekerjaan seperti yang ditentukan dalam uraian dan syarat - syarat.
Selama pengadukan bahan, kekentalan adukan beton harus diawasi
dengan memeriksa slump setiap campuran baru. Pengujian slump minimal
5 cm dan maksimal 10 cm.
c. Pengecoran Beton
Pemborong wajib melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-
ukuran, ketinggian, penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/
Konsultan Pengawas.
Pengecoran beton harus dikerjakan sebaik mungkin dengan menggunakan
alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat, harus dihindarkan
terjadinya koral/ split yang dapat memperlemah konstruksi.
Apabila dalam pelaksanaan pengecoran beton akan dihentikan dan akan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian pengecoran
tersebut harus diketahui dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
d. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
ditetapkan/ diperlukan sesuai Gambar Kerja. Bahan dari jenis papan kayu
setara Meranti yang memenuhi persyaratan NI-2 pasal 5.1
49
Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan - perkuatan
sehingga cukup kuat kedudukannya selama pengecoran.
Acuan harus rapat, tidak terdapat celah, tidak bocor, permukaannya licin,
bebas dari kotoran seperti tahi gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan
sebagainya sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak hasil pengecoran.
Tiang acuan harus diletakkan diatas papan atau baja, untuk memudahkan
pemindahan perletakan, tiang tidak boleh disambung lebih dari satu. Tiang
dibuat dari kayu semutu kayu dolken diameter : 8 -10 Cm atau kaso 5/7 Cm,
atau sesuai ketentuan yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas.
Tiang acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang papan/balok
secara cross/menyilang.
Pembukaan acuan baru dilakukan setelah memenuhi syarat-syarat yang
dicantumkan dalam PBI 2000
Penggunaan Bekisting Formwork/Scafolding harus sesuai petunjuk/
spesifikasi pabrik
e. Kawat Pengikat
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanakan
dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, setelah acuan dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh-
contoh material : besi, koral, pasir, PC untuk memperoleh persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk memperbaikinya
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab Pemborong.
Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu
dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih
(sesuai ketentuan dalam PBI- 2000).
50
f. Sparing Conduit dan Pipa-pipa :
Letak sparing harus diatur agar supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
Tempat-tempat sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan bila tidak ada dalam Gambar Kerja, maka Pemborong harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Bilamana sparing (pipa, conduit dan lain-lain) berpotongan dengan tulang
besi, maka besi tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Semua sparing - sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum
pengecoran dengan perkuatan hingga tidak akan bergeser pada saat
pengecoran beton.
Sparing - sparing harus dilindungi hingga tidak akan terisi adukan beton
waktu pengecoran.
g. Hal-hal lain ("Miscellaneous items") :
Lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan harus diisi dengan beton. Digunakan beton seperti yang
ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
Pasal 11
PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan besi - besi untuk angkur kosen, angkur tiang,
plat beugel rangka atap, pembesian plat (meja dapur, tutup septictank tutup bak
kontrol) serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Digunakan besi beton mutu U-24 dan dengan diameter besi beton minimal Ø 8
mm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Bahan harus
bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpihan dan
sebagainya.
b. Penampang besi beton adalah bulat atau berulir dan memenuhi syarat-syarat
PBI-2000.
c. Bila Perlu, Pemborong wajib memeriksa mutu bahan yang digunakan ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan syah atas biaya Pemborong.
51
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pembuatan tulangan/pembesian dan pemasangannya harus sesuai dengan
yang ditentukan dalam Gambar Kerja.
b. Bila pembesian/tulangan merupakan suatu rangkaian, maka pembesian/
tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari acuan dengan
memasang beton decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-2000
c. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari bahan baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat- syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
d. Pemborong harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran dari
semua persyaratan yang ditentukan.
e. Pemborong harus mengikuti semua petunjuk tentang persyaratan peralatan,
baik yang terdapat pada RKS maupun yang tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Bila terjadi kerusakan pada hasil pemasangan Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Pemborong.
h. Pasangan angkur dan bentukan lainnya harus menyatu dengan adukan beton,
pemasangan harus tepat dan kuat pada tempatnya.
Pasal 12
PEKERJAAN BONGKARAN
A. KETENTUAN UMUM
1. Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas dan pihak
terkait (Pengelola Gedung) guna pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan
pekerjaan.
2. Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum mulai pekerjaan.
3. Pemeriksaan Tempat Kerja
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan
segala akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah
52
dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Konsultan Pengawas,
Perencana dan Pemberi Tugas.
4. Pengamanan / pemutusan jalur-jalur Instalasi
Amankan jalur-jalur air, listrik, dan atau instalasi lain dengan menutupnya
dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Konsultan Pengawas,
Pemilik Bangunan (Pengelola Gedung) dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.
5. Pembongkaran
a. Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan
aman. Pengawasan agar dilakukan terhadap timbulnya debu, suara dan
getaran yang mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
b. Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk
bangunan yang tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaanya.
c. Segala kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontraktor.
d. Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi
pekerjaan (proyek).
e. Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan
dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas
dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas dengan disertai daftar/list item
barang-barang tersebut.
53
C. SYARAT-SYARAT-PELAKSANAAN SECARA UMUM.
Pelaksanaan dari seluruh pekerjaan bongkaran yang ditentukan dalam uraian
dan syarat-syarat ini, harus dilakukan secermat-cermatnya sehingga tidak
mengganggu kepentingan dan keamanan umum yang ada disekelilingnya.
Tidak diperkenankan pada waktu pelaksanaan bongkaran, terjadi kegaduhan
yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan umum.
Kontraktor harus melokalisir areal penimbunan sementara dari seluruh material
bongkaran dan sampai pembuangan agar tidak mengganggu kepentingan
umum.
Kontraktor wajib mengambil langkah-langkah demi pengamanan terhadap
material bongkaran yang menurut petunjuk Direksi harus dibongkar dengan
baik/tanpa cacat/utuh, serta setelah dibongkar harus dijaga keamanannya bila
dikehendaki/ sesuai petunjuk Direksi.
Puing-puing bekas bongkaran harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan
dan pembuangannya harus dilakukan sehingga tidak mengganggu
kepentingan umum.
Semua daerah bongkaran harus dipelajari, dilihat/dikontrol secara seksama,
pengaruh dan segala kemungkinan dari akibat pekerjaan bongkaran, harus
diperhatikan agar tidak mengganggu aktifitas umum dan tidak mengganggu
peralatan yang ada. Kontraktor harus melakukan secara baik, benar dan tepat
dalam melakukan pekerjaan bongkaran.
Kontraktor wajib melakukan pengukuran dan peninjauan kondisi existing untuk
penyesuaian dengan perencanaan.
Kontraktor dapat mengajukan usulan-usulan teknis penyelesaian, termasuk
pelaksanaan pembongkaran bagian yang ditentukan, berdasarkan hasil
termuan di lapangan.
Wajib untuk membuat shop drawing untuk pekerjaan pembongkaran yang
memperlihatkan bagian yang akan dibongkar serta rencana support untuk
menjaga kestabilan bagian disekitarnya.
Kontraktor harus menyediakan seluruh peralatan untuk bongkaran dan
pengadaan bahan dari mutu terbaik yang sesuai jenisnya untuk perbaikan dan
finishing.
54
Segala resiko pekerjaan diluar kontrak yang terjadi selama melakukan
pekerjaan bongkaran, pembersihan dan pembuangan ke luar lokasi pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Konsultan Perencana tidak bertanggung jawab atas:
a) Performance bentuk kontrak,
b) Hasil pekerjaan konstruksi (kecuali telah dilakukan test terlebih dahulu),
c) Kelalaian atau akibat pekerjaan Kontraktor, sub kontraktor, manufaktur,
supplier, fabricator, ataupun pihak Ketiga (atau anggotanya) yang bekerja
untuk pemilik.
d) Lokasi / area renovasi harus dalam keadaan siap kerja, dimana terbebas
dari seluruh barang-barang termasuk furniture
55
2). Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang
dalam ketentuan/persyaratan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan
rusak akibat bongkaran yang dilakukan.
3). Bila ternyata terjadi kerusakan/gangguan, maka Kontraktor harus
mengganti/ memperbaiki dengan biaya sendiri tanpa mengurangi mutu
dan fungsi dari peralatan tersebut.
4). Semua bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dan yang telah disetujui Direksi.
5). Sisa/bekas bahan bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dan pembuangan dilakukan diluar lokasi pekerjaan.
6). Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap
pekerjaan-pekerjaan di sekelilingnya dengan mengambil langkah-
langkah pengamanan seperlunya.
7). Semua biaya perbaikan, penggantian, pembersihan dan angkutan
menjadi biaya proyek.
b. Pekerjaan Bongkar Dinding.
1). Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
demi terlaksananya pekerjaan dengan baik. Pembongkaran Dinding/
partisi yang akan dibongkar, secara bertahap harus dilakukan secara
hati-hati, termasuk pembongkaran rangka-rangka dinding (kolom
praktis, ring balok).
2). Semua bagian bekas bongkaran ini harus diangkut ke luar dan tidak
boleh dipergunakan kembali untuk pekerjaan lainnya kecuali seijin
Konsultan Pengawas.
3). Pekerjaan bongkaran dinding bata ini meliputi sebagian dinding berikut
pintu dan jendela yang ada sesuai yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi.
4). Kontraktor harus menjaga agar segala jaringan dan peralatan yang
dalam ketentuan tidak dibongkar, tidak akan terganggu dan rusak
karenanya.
5). Bila terjadi kerusakan Kontraktor harus mengganti/memperbaiki
kembali.
6). Bahan pengganti harus dari mutu terbaik, memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dan disetujui Direksi.
56
7). Sisa/bekas bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
serta dikeluarkan di luar pekerjaan.
8). Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap
pekerjaan-pekerjaan disekelilingnya dengan mengambil langkah-
langkah pengamanan seperlunya.
9). Semua biaya pembersihan dan angkutan menjadi dibayarkan sesuai
kontrak.
c. Pekerjaan Bongkar plafon.
1). Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan
demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik dan aman.
2). Pekerjaan bongkaran plafon ini meliputi rangka-rangka plafond, lampu-
lampu, grill diffuser, fire alarm dan fixtrure M/E yang ada sesuai yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
3). Kontraktor harus menjaga keamanan pada jaringan dan peralatan yang
disyaratkan.
4). Material bongkaran harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan serta
dibuang keluar lokasi pekerjaan.
5). Kontraktor harus senantiasa memperhatikan keamanan terhadap
pekerjaan-pekerjaan disekelilingnya dengan mengambil langkah-
langkah pengamanan seperlunya.
6). Semua biaya pembersihan dan angkutan menjadi dibayarkan sesuai
kontrak.
d. Pekerjaan Bongkar Sanitary.
1). Pekerjaan bongkaran sanitary meliputi Bongkaran Meja beton lapis HT,
Bongkaran closed duduk, Bongkaran jet washer, Bongkaran Tisu,
Bongkaran Wastafel, Bongkaran Floor drain, Bongkaran shower,
Bongkaran Urinoir dan Bongkaran Penyekat Urinoir yang tak akan
digunakan lagi, diganti dengan instalasi baru.
2). Semua bahan hasil bongkaran tak boleh digunakan lagi, harus diangkut
keluar.
3). Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll)
dan dapat digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada
Pemberi Tugas dengan diketahui oleh Konsultan Pengawas dengan
disertai daftar/list item barang-barang tersebut.
57
E. PEKERJAAN PENGAMANAN
1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang/peralatan di
lokasi proyek, maka kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang
tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai
adalah berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang
disetujui Konsultan Pengawas.
2. Pemasangan alat Bantu dan lain-lain harus dipasang secara hati-hati.
3. Area yang tidak menjadi bagian pekerjaan, harus dibangun pagar atau panel
partisi pembatas setinggi ruangan atau sekat lainnya yang diijinkan/disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
F. MARKING
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, untuk menyamakan
persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan
dengan ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh kontraktor untuk
penentuan ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya
di lokasi proyek. Hasil marking harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana.
Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN
58
3) Bahan adukan dalam pekerjaan pasangan bata ringan menggunakan
semen instant MU-301, serta bahan tambahan lainnya yang diperlukan
sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
4) Pengiriman bahan adukan semen instan harus dilakukan dalam keadaan
segel tertutup. Penyimpanan bahan ini dalam gudang harus mengikuti
syarat penyimpanan yang direkomendasikan oleh produsen.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya kepada Konsultan Pengawas, minimal 3 (tiga)
contoh dari hasil produk yang berlainan, untuk mendapatkan persetujuan.
2) Sebelum pemasangan dilakukan, permukaan lantai beton tempat dimana
bata ringan ini akan dipasang harus bersih, dan benar-benar rata - diukur
dengan waterpass. Pasang petunjuk yang cukup mengenai kerataan
tersebut, sehingga pasangan bata ringan yang dibuat benar-benar rata.
3) Tebal adukan yang disarankan dalam pemasangan bata ringan adalah
10mm, atau sesuai dengan rekomendasi oleh produsen.
4) Pemasangan bata ringan harus dilakukan secara bertahap, setiap tahap
pengerjaan pasangan dinding tidak boleh melebihi 1 meter.
5) Pekerjaan baru boleh diteruskan setelah pasangan sebelumnya betul-betul
mengeras.
6) Pekerjaan pasangan dinding bata ringan ini diikuti dengan cor kolom praktis.
Bidang dinding bata ringan dengan luasan maksimum 12 m 2, harus
ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x
13cm, dengan tulangan pokok 4, minimal Ø 10 mm, beugel Ø 6 mm jarak
20 Cm, jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga)
meter.
7) Tempat dimana angkur-angkur kusen berada harus dicor dengan adukan 1
semen : 2 pasir : 3 kerikil sebagai ikatan.
8) Pelubangan akibat pembuatan perencah pada pasangan bata ringan sama
sekali tidak dibenarkan.
9) Bagian pasangan bata ringan yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton Ø 10 mm jarak
75 Cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
59
beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata ringan sekurang-
kurangnya 30 Cm, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
10)Pasangan dinding bata harus lurus, dan benar-benar tegak lurus terhadap
lantai serta merupakan bidang rata. Kerataan dinding diukur dengan
waterpass.
11)Pasangan bata ringan dapat diterima/diserahkan apabila disisi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 12 m2 tidak lebih dari 0,5 Cm (sebelum
diaci/diplester).
12)Pekerjaan pemasangan bata ringan yang membentuk ruang-ruang yang
bersifat steril (LAB), dan ruang-ruang kompartemen, ruang-ruang yang
bersifat Infeksius pemasangan dinding bata ringannya harus penuh hingga
plat lantai atau balok,
13)Pada bagian dinding bata yang terkena instalasi seperti ducting, pipa
saluran air kotor/ bersih, atau instalasi lainnya, pada pekerjaan dinding yang
termasuk dalam kategori ruang radiatif, steril dan kompartemen, harus
dilakukaan penyelesain tertentu dengan material pendukung yang dapat
memenuhi persyaratan ruang-ruang tersebut. Sehingga terhindar dari
bahaya kebocoran radiasi pada ruang yang bersifat radiatif, kebocoran api
pada ruang-ruang kompartemen, dan kebocoran udara pada ruang-ruang
steril yang membutuhkan pengendalian tingkat kualitas kebersihan udara
sesuai persyaratan tertentu (cleanliness class).
60
2) Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk
mendapatkan persetujuan Perencana/ MK, dan Pemberi Tugas sebagai
dasar pelaksanaan.
3) Pengiriman dari pabrik/tempat jual ke Lokasi Proyek harus terbungkus
dalam kemasan pabrik yang belum terbuka dan dilindungi dengan
label/merk dagang yang jelas dan utuh. Tidak dibenarkan untuk
menyobek/membuka kemasan tanpa diketahui Direksi/Konsultan
Pengawas.
4) Pemasangan Keramik baru dapat dimulai apabila telah terdapat jumlah
yang cukup sesuai keperluan, dan harus menunggu sampai semua alat
penggantung, pengunci pintu dan jendela dan semua pekerjaan pemipaan
atau pekerjaan lain yang terletak dibawah pasangan keramik telah selesai
dipasang.
5) Pola pemasangan, alur naat dan pertemuan antar pemasangan harus
sesuai dengan Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Pedoman Pelaksanaan
Pengendalian untuk pekerjaan pemasangan keramik ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII - 0023-81.
d. Persyaratan Bahan
Bahan Keramik untuk Lantai Bangunan berukuran 30 x 30 cm, produksi
dalam negeri, kualitas KW-I, merk setara Roman, tipe dan warna ditentukan
kemudian.
Bahan Keramik Kasar untuk Lantai KM/WC, berukuran 30 x 30 cm, produksi
dalam negeri kualitas KW - I dengan merk setara Roman, warna, tipe dan
pola ditentukan kemudian.
Bahan Keramik untuk Dinding KM/WC dan Pantry berukuran 30 x 60cm,
produksi dalam negeri kualitas KW-I dengan merk setara Roman, warna,
tipe dan pola ditentukan kemudian.
Bahan Keramik untuk meja beton pantry berukuran 30 x 30cm, produksi
dalam negeri kualitas KW-I dengan merk setara Roman, warna, tipe dan
pola ditentukan kemudian.
61
Bahan Keramik untuk plint lantai berukuran 10 x 30cm, produksi dalam
negeri kualitas KW-I dengan merk setara Roman, warna, tipe dan pola
ditentukan kemudian.
Pemasangan keramik harus mempunyai dasar padat dan rata, yang terdiri
dari adukan 1pc : 3pasir atau sesuai keterangan yang tertera pada Gambar
Kerja atau pada tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Semen Portland yang digunakan harus memenuhi standar NI-8, pasir harus
memenuhi standar PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
Bahan grouting menggunakan produk sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi dan gambar, serta disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Syarat-syarat Pelaksanaan
Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong diwajibkan untuk
membuat shop drawing dari pola Keramik yang disetujui Direksi MK.
Bahan Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
tidak cacat dan tidak bernoda.
Pemasangan keramik harus mempunyai dasar padat dan rata, yang terdiri
dari adukan 1pc : 3pasir atau sesuai keterangan yang tertera pada Gambar
Kerja atau pada tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pasangan Keramik harus menempel dengan kuat pada alas tersebut,
sebelum dipasang alas/dasar harus dalam keadaan kering dan bersih.
Sebelum bahan keramik dipasang, terlebih dahulu masing-masing unit
direndam dalam air sampai jenuh.
Pemotongan Keramik harus dilakukan dengan mesin potong khusus dan
diusahakan hanya memotong pada salah satu sisinya saja.
Pinggulan/sisi tepi pasangan Keramik harus dilakukan dengan alat gerinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan tepian yang
halus sempurna.
Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-
siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm,
atau sesuai detail Gambar Kerja serta petunjuk Direksi MK, yang
membentuk garis-garis sejajar, lurus, sama lebar dan sama dalamnya.
62
Untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
Siar-siar pada Keramik diisi dengan bahan pengisi (cement grout) setara
Sika. Warna perekat siar-siar ini disesuaikan dengan warna Granite
Tile/Keramik, dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum diisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain. Sewaktu pengisian naat ini, Keramik harus sudah
benar-benar melekat dengan kuat pada lantai.
Pemasangan adukan/pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa agar
adukan mengisi penuh celah-celah yang terjadi.
Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada
waktu pengecoran naat, harus segera dibersihkan sebelum mengering/
mengeras.
Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. Diperhatikan adanya
pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan dinding atau hal-hal
lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain
selama 3x24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
Untuk menanggulangi muai susut Keramik pada permukaan lantai yang
luas, jika diperlukan dan direkomendasikan oleh produsen Keramik,
dipasang alur dilatasi. Bahan untuk mengisi alur-alur dilatasi menggunakan
bahan yang elastis, sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan
spesifikasi, serta disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
Selesai pemasangan, bersihkan segera bekas adukan dari permukaan
keramik dengan bahan pembersih (kadar asam tidak lebih besar dari 5%),
kemudian dilanjutkan dengan air bersih.
Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
63
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Syarat Umum
Sebelum dipasang, Pemborong harus menyampaikan contoh Homogenuos
Tile atau minimal 3 (tiga) contoh untuk masing-masing pemakaian agar
dapat cepat diputuskan dan disetujui tentang tersedianya warna / pola yang
mencukupi dalam stock/jumlah dan kemungkinan perubahannya bila
ternyata dipasaran tidak cukup tersedia bahannya, kesemuanya harus
sepengetahuan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk
mendapatkan persetujuan Perencana/ MK, dan Pemberi Tugas sebagai
dasar pelaksanaan.
Pengiriman dari pabrik/tempat jual ke Lokasi Proyek harus terbungkus
dalam kemasan pabrik yang belum terbuka dan dilindungi dengan
label/merk dagang yang jelas dan utuh. Tidak dibenarkan untuk
menyobek/membuka kemasan tanpa diketahui Direksi/Konsultan
Pengawas.
Pemasangan Homogenuos Tile baru dapat dimulai apabila telah terdapat
jumlah yang cukup sesuai keperluan, dan harus menunggu sampai semua
alat penggantung, pengunci pintu dan jendela dan semua pekerjaan
pemipaan atau pekerjaan lain yang terletak dibawah pasangan keramik
telah selesai dipasang.
Pola pemasangan, alur naat dan pertemuan antar pemasangan harus
sesuai dengan Gambar Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Pedoman Pelaksanaan
Pengendalian pekerjaan pemasangan Homogenuos Tile ini harus sesuai
dengan peraturan-peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII -
0023-81.
d. Persyaratan Bahan:
1) Bahan:
Jenis : Homogeneous Tile ukuran 60x60 cm, 10x60cm
Type : Sesuai gambar
Ketebalan : 0,7 mm
64
Produk : Dalam negeri KW1, merk Granito, Niro, Essenza
Water Absorption : 0,40 %
Bending Strength : 550 kg/cm2
Breaking Strength (N) for thickness 7,5 mm : 2,554
Chemical Resistance : Resist, tahan terhadap bahan kimia
Straighness of side : -0,03 %
Bahan pengisi naad : AM 50 Coloured Grout
Bahan Perekat : AM 40 (dry area)/AM 30 (wt area/setara)
Type : Menurut petunjuk Arsitektur
Ukuran : Disesuaikan dengan gambar & schedule finishing.
2) Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/MK.
3) Pemasangan Homogenuous Tile harus mempunyai dasar yang padat dan
rata, yang terdiri dari adukan 1pc : 3pasir atau sesuai keterangan yang
tertera pada Gambar Kerja atau tempat-tempat yang ditunjuk oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
4) Semen Portland yang digunakan harus memenuhi standar NI-8, pasir harus
memenuhi standar PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
5) Bahan grouting menggunakan produk sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi dan gambar, serta disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
e. Syarat-syarat Pelaksanaan:
1) Homogeneous tile yang akan dipasang harus diseleksi dengan baik, ukuran
dan warna serta kesikuannya, tidak ada yang gompal, retak atau cacat-
cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Wakil Pemberi
Tugas/MK.
2) Homogeneus tile dipasang dengan adukan 1 : 2 atau dengan tile adhesive
yang beredar di pasaran yaitu type AM 30/40 Mortarflex. Homogeneous tile
tidak perlu direndam. Seluruh permukaan lantai harus bersih, rata, bebas
dari minyak, lemak, lilin dan sisa – sisa debu atau bahan – bahan pengotor
lainnya. Untuk pemasangan disarankan untuk mengilesi bagian belakang
Homogeneous Tile dengan perekat untuk membantu penyebaran dan
pengikatan secara sempurna. Pada pekerjaan pemasangan lantai harus
65
dicegah lalu lintas lantai tersebut selama sekurang-kurangnya 24 jam
setelah Homogeneous Tile terpasang.
3) Jarak antara masing-masing tile harus sama dan presisi, tidak ada yang
bergelombang.
4) Untuk bahan pengisi siar digunakan AM 50 Coloured Grout. Celah-celah
antara tile harus bebas dari bahan perekat, minyak, debu dan bahan-bahan
pengotor lainnya. Celah antara tile harus terisi sempurna denganbahan
pengisi; untuk kesempurnaan pekerjaan, celah nat digosok memakai jari
yang dilindungi sarung tangan agar dihasilkan pengisian yang halus dan
merata secara sempurna. Biarkan selama 24 jam sebelum menggunakan
daerah yang baru selesai dikerjakan. Untuk warna bahan pengisi naat harus
disesuaikan dengna warna Homogeneous Tile.
5) Ketebalan aduk yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai maximum 4cm.
Hal ini dilakukan untuk menghindari:
Jika Homogeneous sudah terpasang, tidak terjadi penurunan yang
sangat drastis (max ½ mm). Hal itu terjadi karena kepadatan dari adukan
berkurang, yang disebabkan Homogeneous Tile mempunyai berat yang
berbeda dari keramik biasa.
Dikarenakan Homogeneous Tile mempunyai kepadatan yang sangar
baik maka Homogeneous Tile tidak direndam didalam air. Bila adukan
lebih dari 4 cm maka air semen yang bercampur dengan adukan akan
turun ke bawah yang mengakibatkan kurangnya daya lekat
Homogeneous Tile dengan spesifikasi tersebut.
6) Jika ketebalan aduk belum didapat maka diatasnya harus di screet (floor)
dahulu.
7) Sebelum Homogeneous Tile dipasang, sebaiknyua diperiksa dahulu untuk
mendapatkan pasangan yang lebih baik.
8) Untuk pemasangan, dapat dipasangkan dan dianjurkan dengan pasangan
2 jalur dengan adukan pra atau tidak banyak air, kecuali pada bagian tepi
dinding atau yang disebut las-lasan atau sisa pembuangan.
9) Setelah adukan dua jalur rata, sebelum dipasang Homogeneous Tile pada
sisi bagian belakang dioleskan bahan additive bisa juga dengan acian
semen berbentuk pasta dengan cara sebagai berikut:
a) Acian dibalik Homogeneous Tile cukup, tidak kurang dan tidak berlebih,
66
dimana sisi tepi akan terisi oleh desakan sewaktu Tile dipukul – pukul.
b) Kemudian Homogeneous Tile dipasang, disarankan nat 1½mm. Hal ini
untuk mengindari retak-retak pada nat, kerontokan, cacat pada tepi
pinggul.
c) Setelah terpasang 8 jam Homogeneous Tile sudah dapat diisi natnya
dan dapat langsung dibersihkan. Isi nat disarankan semen dan bukan
zat warna nat yang biasa dipakai untuk keramik karena akan
menimbulkan bekas di Tile. Setelah disiram merata diseluruh nat maka
tidak lama kemudian dilap bersih.Pencegahan terhadap poping;
d) Untuk mengimbangi lenturan lantai maka dianjurkan setiap 5 x 5m²
dipasang satu garis karet.
10) Cara memasang dengan kerapatan (1mm)
a) Tile dapat dipasang dengan nat yang kecil (1-2mm) sebelum itu
disarankan supaya kepingan tile ini digelar dulu.
b) Buat 2 atau 3 wadah berukuran 1m² dari triplek. Ukuran wadah 297x297
mm (397x397 mm) atau 296.5 x 295.5 mm (396.5 x 396.5 mm) lalu
kepingan tile diisi didalamnya maka tile yang sudah diatur didalam
wadah ini dapat dipasang berurutan ke bawah. Dengan demikian hasil
nat akan rapi.
67
c) Pemasangan modul plafon dengan jarak nat 0,5cm. Untuk finishing, nat
tidak diperlihatkan/penyelesaian bersih. Nat ditutup dengan bahan pengisi
semen putih dan bahan perekat.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus berkualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
c) Semua ukuran di dalam Gambar Kerja adalah ukuran jadi (finish).
d) Pada pekerjaan plafon ini perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang
bersamaan dengan pekerjaan ini. Sebelum dilaksanakan pemasangan
plafon, pekerjaan lain yang terletak diatas plafon harus sudah terpasang
dengan sempurna.
e) Harus diperhatikan terhadap disiplin lain di antaranya pekerjaan elektrikal
dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan
tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana plafon harus diteliti
terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC, dan lain-lain).
Detail pemasangan harus konsultasi dengan Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Bidang pemasangan plafon harus rata jarak satu sama lain (nat) dibuat
0,5cm atau sesuai detail Gambar Kerja. Nat harus lurus dan sama lebar,
pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu sama lain. Hasil
pemasangan harus rapi.
g) Pada bagian tepi plafon dipasang list plafon lebar 8 cm.
h) Pada area plafon yang batasan luas tergantung dari jenis produk, jika
diperlukan dan dianjurkan oleh produsen, dilakukan pemasangan
expansion joint. Pada posisi ini nat antar lembar penutup plafon diisi dengan
bahan pengisi yang elastis sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
Rangka plafon pada posisi expansion joint harus terpisah.
68
dengan rangka metal. Pekerjaan dinding partisi ini sesuai dengan seluruh detail
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
1) Bahan yang digunakan adalah bahan Gypsum 12 mm dengan kualitas
terbaik setara Jayaboard. Bahan Gypsum harus siku, harus rata
ketebalannya, dan tidak cacat.
2) Syarat- Gypsum harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10 dan
PU BB 1970 (NI-3)
3) Rangka partisi adalah hollow metal 2x2 cm, 4x2 cm dan 4x4 cm, tebal
rangka sesuai spesifikasi dan Gambar.
4) Bahan penunjang seperti kompound dan kain tekstil tape/strimin serta skrup
Gypsum yang digunakan sesuai dengan rekomendasi teknis dari produsen
Gypsum terkait.
5) Bahan yang digunakan harus yang bermutu baik, dengan produk pabrik
dengan merk yang sudah teruji untuk iklim di Indonesia, dan merupakan
hasil produksi lokal yang sebelumnya disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contohnya kepada Direksi/Konsultan Pengawas minimal 1
lembar Gypsum dan 1 batang hollow, untuk mendapatkan persetujuan.
2) Dinding partisi dipasang sampai dengan plafon dan digantung dengan
menggunakan penggantung yang kuat sesuai standar, yaitu kawat baja
berujung ulir dengan Ø 0,3/ 0,4 mm. Gypsum dipasang 2 muka. Rangka
hollow dipasang berjarak 60 cm berselang seling antara hollow 2x2 cm, 4x2
cm dan 4x4 cm. Jarak antar sekrup Gypsum tidak boleh lebih dari 40 cm.
Sambungan antar lembar Gypsum diratakan dengan menggunakan
kompound, dan harus digosok halus untuk meratakan.
3) Proses pemasangan harus menggunakan alumunium siku dan juga
pengecekan vertikal harus menggunakan lot/unting. Untuk pengecekan
horizontal harus menggunakan selang berisi air untuk mendapatkan level
sejajar.
69
4) Untuk bagian lubang tempat kusen pintu atau kusen jendela harus dibuat
siku dan kokoh sesuai dengan ukuran lebar kusen pintu atau kusen jendela.
5) Tidak diperbolehkan untuk memasang lembar Gypsum yang sudah patah.
6) Pelaksanaan pemasangan dinding partisi Gypsum harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
7) Pasangan dinding partisi dapat diterima/diserahkan apabila bidang
permukaan Gypsum sudah rata dan siap untuk dilapis bahan finishing (cat
atau wallpaper)
70
Tempat penyimpanan harus cukup, sehingga bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Penyedia jasa bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan dan bahan yang rusak
tersebut tidak dibenarkan untuk digunakan.
c. Pengiriman dan penyimpanan bahan
Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
masih tersegel dengan segel pabrik.
Bahan harus disimpan ditempat terlindung, tertutup, tidak lembab, kering
dan bersih sesuai dengan persyaratan dari produsen terkait.
Tempat penyimpanan harus cukup, sehingga bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Penyedia jasa bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan dan bahan yang rusak
tersebut tidak dibenarkan untuk digunakan.
d. Syarat-syarat Pelaksanaan
Waterproofing untuk reservoir, toilet, pantry, teras, balkon dan bagian-
bagian yang tidak ter-exposed langsung pada matahari. Bahan terbuat dari
campuran semen kuarsa halus dan bahan kimia aktif, sesuai dengan
gambar dan spesifikasi atau atas persetujuan Direksi/ Konsultan
Pengawas.
Pemakaian lapisan waterproofing, dengan jenis dan konsumsi s/d 3 kg/m2
atau sesuai dengan rekomendasi dari produsen.
Sebelum pemasangan, permukaan yang akan dilapisi pasangan water
proofing harus benar-benar bebas dari segala macam kotoran atau bahan-
bahan lain yang tidak diinginkan.
Cara pemasangan dari persiapan permukaan yang dilapisi, cara pelapisan,
ketebalan pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan setelah
pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik/produsen.
e. Garansi
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu
garansi yang ditentukan selama minimum 10 tahun, terhitung sejak serah
terima yang menyatakan bahwa struktur bebas bocor. Garansi tersebut
71
meliputi garansi dari pihak Penyedia jasa dan juga dari pihak pemasok
waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
72
Jika diperlukan harus menggunakan skrup galvanized atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas, tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan daun pintu yang tampak.
Untuk daun pintu,setelah dipasang harus rata, tidak bergelombang, tidak
melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
73
pekerjaan baja, terutama dalam hal penyambungan, pemotongan,
pengelasan, pengeboran, dll.
Harus memperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-
klos, baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/ menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang
atau cacat bekas penyetelan.
Semua ukuran harus sesuai Gambar kerja dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil dilakukan dengan mesin diluar
tempat pekerjaan/pemasangan.
Kusen terpasang harus sesuai dengan yang ditentukan dalam Gambar
Kerja dan diperhatikan ukuran, profil, tipe kusen dan arah pembukaan
pintu/jendela.
Detail kusen dan sambungan-sambungannya dengan material/bahan
lain harus disesuaikan dengan tipe pintu/jendela yang akan terpasang.
Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kusen-kusen harus lurus dan
siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela bekerja dengan
baik.
Kusen yang dipasang tidak diperkenankan dipoles dengan cat, vernis,
meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Direksi
MK.
Semua kusen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat
angkur ø 22mm, pada setiap sisi kusen pintu yang tegak dipasang 3
angkur.
Setelah kusen dipasang perlu diberi pelindung dari goyangan dan
ketidak-stabilan, dan pertemuan antara kusen dan lantai (kusen pintu)
dibuat nat tinggi 5cm. Bahan dari beton adukan 1 PC : 2 pasir beton : 3
koral.
b. PEKERJAAN DAUN PINTU BESI
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu besi kombinasi teralis besi yang
dilengkapi dengan ornamesh dan Bovenlight dipasang sesuai ukuran dan
detail yang ditunjukkan Gambar Kerja.
74
2) Persyaratan bahan
Bahan-bahan Pelapis daun pintu terbuat dari plat besi (sheet) tebal
minimal 4 mm, produksi dalam negeri setara produk Krakatau Steel (KS)
dengan kualitas seperti persyaratan besi yang tersebut terdahulu
dengan ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam detail pada Gambar
Kerja.
Bahan rangka/ bingkai daun pintu terbuat dari plat strip dengan
ketebalan untuk rangka tepi/ utama minimal 10 mm dan rangka pengisi
minimal 6 mm atau seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Setiap sambungan pada rangka daun pintu dan setiap penempelan
permukaan bahan pelapis untuk daun pintu digunakan dengan sistem
las dan kombinasi klem dengan cara pengelasan sesuai standard pada
pekerjaan pengelasan besi.
Besi yang digunakan baik untuk pelapis/plat, rangka/ plat strip maupun
solid pipe/bulat harus bermutu baik, sejajar pada sisi-sisi
permukaannya, dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-
retak, karat, lobang-lobang dan cacat lainnya.
Bahan Finishing Pintu Besi menggunakan finishing powder coating, atau
sesuai dengan ketentuan dalam gambar dan spesifikasi.
3) Syarat-Syarat Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, Pemborong wajib untuk meneliti
Gambar kerja yang ada dan kondisi lapangan (ukuran pada lubang
pembukaan), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out/penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai Gambar Kerja.
Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu
ditempat pekerjaan dimulai, harus ditempatkan pada ruang/tempat yang
baik, terlindung dari kerusakan dan pengaruh cuaca.
Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka besi agar tetap
terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian, tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
Semua permukaan besi harus dilindungi dengan cat dasar anti karat
setara produk zincromat dan disebarkan pada seluruh permukaan besi
secara halus dan merata.
75
c. PEKERJAAN PASANGAN PINTU MULTIPLEX
1) Lingkungan Pekerjaan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pintu multipleks double side/single side
menggunakan lapisan Multipleks 12mm dilakukan meliputi :
a) Penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
b) Seluruh item pekerjaan sebagaiman disebutkan/ditunjukkan dalam
detail Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
2) Persyaratan Bahan
a) Bahan adalah Multipleks tebal 12mm, produksi dalam negeri yang
berkualitas baik.
b) Pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan/diperhatikan dalam
Gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk atau persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
c) Sambungan antar multipleks ditutup menggunakan sealent sebagai
perekat.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan
untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
c) Semua ukuran di dalam Gambar Kerja adalah ukuran jadi (finish).
d) Perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang bersamaan dengan
pekerjaan ini sehingga pekerjaan ini terpasang dengan sempurna.
e) Harus diperhatikan terhadap disiplin lain di antaranya pekerjaan instalasi
lain dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-
pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana harus
diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasinya. Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan Direksi/Konsultan Pengawas.
f) Bidang pemasangan harus rata jarak satu sama lain harus lurus dan
sama lebar, pada pertemuan harus saling berpotongan tegak lurus satu
76
sama lain atau sesuai detail Gambar Kerja. Hasil pemasangan harus
rapi.
g) Pada bagian tepi dipasang list sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
rencana.
Pasal 14
PEKERJAAN PLESTERAN
77
Semen portland yang dikirim kesite/lokasi kerja harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
Tebal plesteran 1,5 Cm dengan hasil ketebalan untuk dinding finish sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Ketebalan plesteran
yang melebihi 2 Cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain, dibuat naat
(tali air) dengan lebar minimal 7 mm kedalaman 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai
mendapatkan campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah
plesteran berumur 8 hari (kering betul).
Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan permukaan
plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air
secara cepat.
78
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
Seluruh permukaan pada beton sebelum diplester harus dibuat kasar terlebih
dahulu dengan cara dipahat atau pada saat setelah acuan dibuka, dikamprot
merata dengan adukan 1 PC : 3 pasir atau cara lain yang disetujui
Direksi/MK.
Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton serta
disiram/dibasahi dengan air semen.
Plesteran untuk beton, dipasang dengan adukan kedap air campuran adukan
1 PC : 3 pasir.
Pasir pasang yang akan dipergunakan untuk campuran harus diayak lebih
dahulu dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.
Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Direksi MK
Tebal lapis plesteran maksimal 1,00 Cm. Tebal plesteran yang melebihi
1,00cm harus diberi kawat ayam yang digalvanis untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran.
Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain (kosen dan
sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali
bila ditentukan lain.
Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan dilindungi dari panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
Pasal 15
PEKERJAAN SUB LANTAI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing lantai pada seluruh
detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen portland harus memenuhi NI-8, SII 0013 81 dan ASTM C 150-78A.
79
b. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-
80
b. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-
75
c. Air harus memenuhi persyaratan yang memenuhi dalam PUBI 82 pasal,
AFNOR P18-303 dan NZS-3121/1974
d. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PUBI
1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8)
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Untuk pasangan sub lantai yang langsung di atas tanah, maka lapisan pasir
urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimal.
b. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan kerikil
atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5 dan khusus lantai dasar diperkuat
tulangan wiremesh.
c. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 Cm atau sesuai yang ditentukan/
disyaratkan dalam detail gambar.
b. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpas. Kecuali pada lantai
ruangan-ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar dan
sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pasal 16
PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN / GALVALUM DAN PENUTUP ATAP
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan atap baja ringan dan penutup atap sesuai
dengan yang di tunjukkan dalam detail gambar. Dalam hal ini termasuk
pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan peralatan pembantu
lainnya.
b. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi
80
lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi
panjang yang terdiri dari :
1) Rangka utama atas (top chord)
2) Rangka utama bawah (bottom chord)
3) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menarik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4) Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap
utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
c. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
3) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
d. Pekerjaan penutup atap meliputi:
1) Bahan Atap : Lembaran zinc alum tebal 0,45mm produk Lokal/Setempat
yang bermutu baik atau dari produk lain yang disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
2) Bubungan : Dari bahan zinc alum tebal 0,45mm produk Lokal/Setempat
yang bermutu baik dan sesuai dengan genteng yang dipakai baik dalam
warna ukuran yang tepat atau dari produk lain buatan dalam negeri yang
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
3) Lapisan alumunium foil, lisplank zink alum, lebar 30cm, Plesing 10cm (atap)
81
4) Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
5) Modulus geser 80.000 Mpa
b. Lapisan anti karat
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, Lapisan
anti karat (coating) Galvalume (AZ100):
1) Pelapisan Zinc-Aluminium
2) Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
3) Kelas AZ100
4) katebalan pelapisan 100 gr/m2
5) komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
c. Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplate (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
1) Galvabond Z275
2) Yield Strength 250 MPa
3) Design Tensile Strength 150 MPa
d. Brace System (bracing)
1) BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah
(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
2) LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda
baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling)
pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur
kuda-kuda tersebut.
3) DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal
antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan
letak berdampingan.
4) STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.
5) Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan
material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar
diatas.
82
e. Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
1) Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2) Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
3) Kepadatan Alur 16 alur/inci
4) Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5) Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
f. Kekuatan Mekanikal
1) Gaya geser satu baut 5,10 KN
2) Gaya aksial 8,60 KN
3) Gaya Torsi 6,90 KN
3. PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah
alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi di workshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
83
4. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Rangka Atap :
1) Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-
gambar pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta
melakukan pengukuran-pengukuran setempat yang diperlukan.
2) Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop
drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan
yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum/tidak tercakup
dalam Gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
3) Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus
dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan
aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
4) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
5) Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
6) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
7) Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
8) Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.
9) Jaminan Struktural :
10) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
84
11) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan
desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction industries” (Australian Standard
3566).
b. Penutup Atap :
1) Sebelum pelaksanaan dimulai, Pemborong diwajibkan memeriksa gambar-
gambar pelaksanaan seperti yang dinyatakan dalam Gambar Kerja, serta
melakukan pengukuran-pengukuran setempat yang diperlukan.
2) Pemborong atas dasar Gambar pelaksanaan diwajibkan menyediakan shop
drawing yang memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan
yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum/tidak tercakup
dalam Gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
3) Sebelum dimulai pemasangan penutup atap zinkalum, permukaan semua
gording atau rangka bidang, jika perlu dengan mengganjal atau menyetel
bagian-bagian ini terhadap rangka penumpuknya.
4) Sistem pengikatan mengunakan Baut bor (Self drilling screw) type Hexagon
Head HWFTG 12 X 45 dengan EPDM washer.
5) Dalam keadaan apapun juga ganjal tidak boleh dipasang langsung dibawah
plat kait untuk mengatur kemiringan atas.
6) Penyetelan yang tepat akan menjamin kekuatan pengikatan antara
lembaran dan plat kait. Sebaliknya penyetelan yang tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan terutama jika jarak penyangga yang kecil.
7) Untuk mendapatkan kekuatan pengikat maksimum, jarak antara penyangga
pertama maupun terakhir atau plat kait terhadap ujung-ujung lembaran
paling sedikit 75 mm.
8) Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan. Untuk memperbaiki
kelurusan lembaran dapat disetel dengan menarik plat kait menjauhi atau
menekannya kearah lembaran pada saat pemasangan plat tersebut.
85
9) Untuk atap dengan sudut kemiringan yang besar ataupun tegak, harus
dipergunakan pengikat positif (skrup atau baut) untuk mencegah plat
bergerak ke bawah.
10) Penekukan keatas dilakukan pada lembaran bangunan atas yang berada
dibawah penutup ujung atau atau not atap.
11) Tekukan keatas diperlukan untuk semua atap yang mempunyai sudut
kemiringan 15 o agar air tidak masuk dalam bangunan. Penekukan
dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan dalam hal terakhir
diperlukan ruang gerak dengan jarak 50 mm pada sisi ujung lembaran untuk
ruang gerak alat teknik.
12) Penekukan ke bawah dilakukan pada lembaran bagian bawah atau sisi
bagian talang dari atap. Fungsinya mencegah mengalirnya air pada sisi
bawah atap ke dalam bangunan.
13) Pada hampir semua pekerjaan pemasangan atap perlu dilakukan
pemotongan-pemotongan lembaran ataupun penutupnya dengan gergaji
atau gerinda, atau juga dilakukan pengeboran lubang-lubang pengikat.
14) Semua sisa-sisa pekerjaan (serbuk gergaji, sisa potongan dan lain- lain
yang berupa kotoran), harus dibersihkan dari atas permukaan atap, agar
tidak terjadi pengaratan.
15) Hasil pemasangan harus datar dengan kelandaian yang cukup agar tidak
terjadi kebocoran.
16) Pelaksanaan pemasangan penutup atap ini, harus mengikuti persyaratan
dari pabrik bahan yang digunakan berikut kelengkapannya serta petunjuk-
petunjuk Direksi MK.
Pasal 17
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-
alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail
yang disebutkan/ditentukan dalam Gambar kerja.
86
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Semua bahan/material dalam pekerjaan harus berasal dari produk yang
bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan
yang telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Mekanisme kerja peralatan harus disesuaikan dengan ketentuan Gambar
Kerja.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari plat
alumunium tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah
lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' dilengkapi dengan kaitan-
kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini
harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
d. Perlengkapan Daun Pintu :
Untuk bangunan diluar/selain bangunan yang memerlukan persyaratan
khusus, maka perlengkapan daun pintu terdiri dari :
Pintu Kayu
Kunci pintu dari bahan metal merk Kend, Wilka, atau Griff, finishing nickel,
model 2 slaag, dilengkapi tanda pengenal pada jenis kunci tersebut.
Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Lockase dari bahan zincalume merk Kend, Wilka, atau Griff, finishing
stainless steel. Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Handel pintu dari bahan stainless steel merk Kend, Wilka, atau Griff.
Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Engsel yang digunakan adalah engsel Stainless Steel dengan ukuran
panjang 11-15 cm, dan setiap daun pintu dipasang dengan 3 (tiga) buah
engsel.
Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pintu Aluminium
Kunci pintu dari bahan metal merk Kend, Wilka, atau Griff finishing nickel,
model 2 slaag, dilengkapi tanda pengenal pada jenis kunci tersebut.
87
Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Lockase dari bahan zincalume merk Kend, Wilka, atau Griff, finishing satin
nikel. Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Handel pintu dari bahan stainless steel merk Kend, Wilka, atau Griff.
Sebelum dipasang harus diperlihatkan dan disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
Engsel yang digunakan adalah engsel Stainless Steel dengan ukuran
panjang 11 – 15 cm, dan setiap daun pintu dipasang dengan 3 (tiga) buah
engsel.
Perletakan dan detail dari kunci dan engsel harus sesuai dengan Gambar
Kerja atau atas petunjuk Direksi MK.
e. Perlengkapan Daun Jendela
Perlengkapan Daun jendela untuk bangunan terdiri dari :
Grendel terbuat dari Cast Brass merk Kend, Wilka, atau Griff, warna bronze
dipasang 1 buah pada setiap perletakan jendela.
Engsel jendela yang digunakan adalah engsel Stainless Steel ukuran
panjang 5-10 cm, terbuat dari metal, di pasang 2 buah pada setiap
peletakan jendela.
Hak angin terbuat dari metal merk Kend, Wilka, atau Griff, ukuran panjang
10-20cm, warna ditentukan kemudian dipasang sebanyak 1 buah untuk
setiap jendela.
Perletakan dan detail dari grendel, engsel dan hak angin harus sesuai
dengan Gambar Kerja atau petunjuk Direksi/ Konsultan Pengawas.
f. Seluruh kunci pintu yang dipasang dengan anak kunci yang telah direncanakan
dan dapat diatur menggunakan sistem Master Key, Grand Master Key, Great
Grand Master Key, Emergency Master dan Construction Key dari pabrik yang
bersangkutan. Setiap kunci pintu harus dilengkapi dengan 2 (dua) buah anak
kunci, anak kunci Master Key, Grand Master Key, Great Grand Master Key,
Emergency Master dan Construction Key. Untuk Construction Key disupplay 5
(lima) buah.
88
g. Setelah kunci dan penggantung terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan
finish lainnya yang menempel pada kunci dan penggantung harus dibersihkan
dan dihilangkan sama sekali.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus
disertai brosur/ spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Direksi/Konsultan Pengawas dapat meminta untuk
mengadakan pengujian laboratorium yang dilakukan terhadap contoh bahan
yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya pengujian menjadi
tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 Cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 Cm (as) dari permukaan lantai ke
atas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu KM/WC, jarak diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
sama.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 Cm (as) dari permukaan lantai setempat.
f. Selama masa pelaksanaan, anak-anak kunci tidak boleh dipergunakan dan
semua harus tersimpan dalam lemari Pengawas. Penggunaan anak kunci
harus seijin Pengawas.
g. Skrup-skrup harus ditanam rapih tanpa merusak daun pintu, kusen, maupun
alat-alat penggantung dan pengunci itu sendiri.
h. Pemasangan yang tidak rapih dan menimbulkan cacat-cacat harus diperbaiki
dan diganti atas beban Penyedia jasa sendiri
Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN
89
b. Persyaratan Bahan
Bahan cat tembok (Elastomeric Weathershield) yang dipakai adalah buatan
dalam negeri setara produk ICI dengan contoh harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Warna, type akan ditentukan kemudian.
Jenis cat finishing/akhir :
» Setara ICI digunakan sebagai cat finishing dinding/beton.
» Pengecatan untuk dinding/beton bagian dalam/luar dilakukan berlapis,
minimal 3 kali/lapis pengecatan.
Cat Dasar/Plamuur :
» Digunakan Cat setara Merk ICI untuk dinding/beton.
» Lapisan cat dasar minimal 1 lapis sampai rata dan sama tebalnya.
» Bahan pelapis dasar adalah plamur setara merk ICI.
Kapasitas/daya sebar maksimal 12 m2 per-liter untuk pengecatan 1 lapis.
Pengecatan dengan campuran air bersih maksimal 20 %.
Pengeringan minimal setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982 pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-41 dan sesuai
ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Bahan yang digunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi/ Konsultan
Pengawas.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata,
kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
Sebelum dicat dasar, setelah dinding halus dan rata, dilapis plamur sampai
dua kali lalu diamplas sampai halus dan rata.
Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan telah diratakan/
dihaluskan dengan amplas. Plesteran harus betul- betul kering, tidak ada
retak- retak dan telah diterima/setujui Direksi/Konsultan Pengawas.
90
Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-
contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan
dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang
baik/halus.
Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan dan telah selesainya pekerjaan-pekerjaan yang ada di
dalamnya.
Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2
jam.
91
d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Bahan sebelum digunakan harus diserahkan contoh-contohnya kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Bidang permukaan pengecatan harus siap untuk dimulai pekerjaan
pengecatan dan telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu, minyak/lemak dan
"karat" serta dalam keadaan kering.
Permukaan pengecatan diamplas dengan amplas yang halus untuk
memperoleh permukaan yang halus rata dan bersih dari karat kemudian
didempul dan berikan cat dasar sebelum pengecatan semi duco.
Aduk dengan sempurna sebelum pemakaian sampai jenuh.
Ulaskan satu/dua lapis Metal Primer Red (menie besi) dari produk seperti
jenis yang disyaratkan atau sesuai yang ditentukan oleh pabrik yang
bersangkutan.
Selanjutnya setelah pengecatan menie besi telah rata dan kering, cat dasar
dilapiskan sampai rata dan sama tebal. Selanjutnya car akhir dilakukan
dengan persyaratan sesuai yang ditentukan oleh pabrik yang bersangkutan.
Cat akhir dapat dilakukan bila cat dasar telah kering sempurna serta telah
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pengecatan dilakukan menggunakan kuas bermutu baik atau dengan
spray.
Bidang pengecatan harus rata dan sama warnanya.
92
Pengeringan minimal 2 jam, lapis berikutnya dapat dilakukan
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam
PUBI 1982, pasal 54, NI-4, BS No. 3900-1970, AS K-14 dan sesuai
ketentuan teknis dari pabrik yang bersangkutan.
c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/ Konsultan Pengawas.
Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatip dari pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Direksi/
Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata,
kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
Sebelum dicat dasar, bahan/permukaan plafond halus dan rata, dilapis
plamur sampai dua kali lalu di amplas halus.
Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan diratakan/
dihaluskan dengan amplas. Dasar Plamuur dan permukaan dasar harus
betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
Sebelum pengecatan dilakukan, Pemborong diwajibkan membuat contoh-
contoh warna, untuk disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Pengecatan disyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan
dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang
baik/halus.
Cat dasar dilakukan setelah seluruh permukaan pengecatan memenuhi
persyaratan.
Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindari terjadinya sentuhan
benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2
jam.
93
b. Persyaratan Bahan
Finishing: Bahan cat merk Glotex untuk pengecatan kayu.
Bahan Dasar : memakai cat meni kayu atau sejenis wood filler dari produksi
dalam negeri.
Bahan perata dasar : menggunakan plamur/dempul kayu produk dalam
negeri atau lokal.
Type, Warna ditentukan kemudian sesuai petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
c. Syarat Pelaksanaan
Permukaan bidang pengecatan harus licin/halus sebelum dilapis cat.
Sebelum dicat finish permukaan kayu setelah bersih dari noda, kotoran dan
telah diperhalus dengan amplas kayu harus dilapis dengan cat meni/dasar
yang dilaburkan secara merata dan ditunggu sampai betul-betul kering.
Setelah Cat meni/dasar benar-benar kering (24 jam minimal) maka pada
bagian permukaan kayu yang terdapat cacat-cacat kayu yang masih ada,
retak/lobang akibat bahan maupun konstruksi, harus dilabur/dipoles dengan
plamuur kayu dan ditunggu kering benar lalu diratakan dengan amplas agar
rata seluruh permukaan kayu.
Pengecatan baru dapat dilaksanakan apabila permukaan dasar kayu benar-
benar telah kering, rata dan bersih.
Pengecatan dengan menggunakan kuas yang sesuai dengan lebar/luas
bidang permukaan kayu dan harus dilakukan searah agar dicapai hasil yang
rata dan baik.
Pasal 19
PEKERJAAN ACIAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan beton sloof pagar dan bagian-
bagian lain yang diharuskan diekspos menggunakan acian expose beton serta
seluruh detail yang ditunjukan dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan yang digunakan adalah acian dari semen instant setara MU-100, serta
bahan tambahan lain yang diperlukan sesuai rekomendasi dari produsen.
94
b. Bahan yang dipakai dipakai harus terdiri dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Direksi MK serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.
d. Bahan acian dibuat dengan komposisi sesuai dengan yang direkomendasikan
dari produsen, hingga mendapatkan campuran yang homogen.
e. Pada permukaan beton sloof, terlebih dahulu dilapisi bahan pendukung (setara
bonding agent MU - L500) sesuai dengan rekomendasi dari produsen, dan atas
persetujuan Direksi/ Konsultan Pengawas.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum acian dilakukan, bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran
dan minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan dan kualitas acian.
b. Jika permukaan terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci
dengan air.
c. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Direksi MK.
d. Hasil ketebalan acian untuk finishing sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
detail Gambar Kerja.
e. Jika diperlukan ketebalan lebih, penebalan dapat diaplikasikan dengan cara
pelapisan berulang (multilayer).
f. Kelembaban acian harus dijaga hingga pengeringan berlangsung wajar, tidak
terlalu cepat dengan membasahi permukaan acian setiap kali terlihat kering
dan dilindungi dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
Pasal 20
PEKERJAAN RAILING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan Railing finishing cat besi untuk Tangga atau seluruh detail yang
ditunjukkan/disebutkan dalam gambar kerja.
95
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Untuk Railling digunakan bahan besi hollow produksi dalam negeri atau yang
beredar dipasaran sekitar lokasi/lokal. Semua bahan dalam pemilihannya
harus disetujui Konsultan Pengawas.
b. Bentuk ukuran sesuai detail dalam gambar kerja.
c. Pemborong harus membuat Gambar Shop Drawing/Penyesuaian pelaksanaan
dan harus diketahui oleh Konsultan Pengawas.
d. Bila ada pengelasan harus dilakukan sesuai prosedur dalam AWS dan AISC
Spesification
3. SYARAT PELAKSANAAN
a. Pekerjaan di bengkel harus berkwalitas tinggi dan tepat ukurannya untuk
pemasangan di lapangan.
b. Pemeriksaan Pekerjaan di bengkel oleh Konsultan Pengawas dapat dilakukan
sewaktu-waktu. Pekerjaan yang dilokasi, pemasangannya dilokasi proyek
harus disetujui Konsultan Pengawas.
c. Bahan akan ditolak tanpa tambahan biaya bila tidak sesuai Gambar Kerja dan
spesifikasi
b. Pemborong memeriksa serta membuat/menunjukkan gambar detail semua
komponen terpakai dalam pekerjaan ini
c. Pemborong wajib bertanggung jawab atas ketepatan ukuran sesuai Gambar
Kerja.
d. Detail sambungan, sudut-sudut pertemuan material sesuai Gambar Kerja, bila
mana perlu wajib menanyakan kepada Konsultan Pengawas.
e. Setelah pemasangan, Pemborong wajib melindungi dari kerusakan akibat
kelalaian pekerjaan dan kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya tanpa adanya tambahan biaya.
Pasal 21
PEKERJAAN SANITARY
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua kamar mandi
dan toilet yang ada dalam proyek ini yang ditunjukkan dalam tabel/schedule
96
spesifikasi Sanitair, serta lokasi penempatannya dan seluruh detail dinyatakan/
ditunjukkan dalam gambar kerja untuk konstruksi.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Pemasangan Closet WC, Urinoir, dan Wastafel :
Tipe sanitair yang akan dipakai adalah sebagai berikut :
1) Closet Duduk
Closet Duduk untuk KM/WC umum menggunakan bahan porselen, produk
Toto atau setara, warna putih.
2) Closet Jongkok
Closet Duduk untuk KM/WC umum menggunakan bahan porselen, produk
Toto atau setara, warna putih.
3) Urinoir
Urinoir untuk KM/WC umum dan rawat inap menggunakan bahan porselen,
produk Toto atau setara, warna putih. Sementara urinoir untuk KM/WC
disabled bahan porselen, produk Toto atau setara, warna putih.
4) Wastafel
Wastafel untuk KM/WC menggunakan bahan porselen, produk Toto atau
setara, warna putih.
5) Sink Dapur
Sink untuk pantry menggunakan produk Toto atau setara.
b. Pemasangan Kran, Floor Drain, dll.
1) Kran air menggunakan produk Toto atau setara.
2) Floor drain menggunakan produk Toto atau setara.
3) Jet washer menggunakan produk Toto atau setara.
4) Shower Spray menggunakan produk Toto atau setara.
5) Towel Bar menggunakan produk Toto atau setara.
6) Sanitary napkins menggunakan produk Toto atau setara.
7) Shower tray menggunakan produk Toto atau setara.
8) Shop holder menggunakan produk Toto atau setara.
9) Grab bar menggunakan produk Toto atau setara.
10) Gantungan baju menggunakan produk Toto atau setara.
97
3. Pemasangan
Pemasangan peralatan/perlengkapan harus dilakukan oleh ahli pemasangan
barang sanitair berpengalaman. Pengerjaan harus dilakukan dengan hati-hati dan
rapi.
a. Pemasangan closet duduk, urinoir dan wastafel
Penyekrupan alat-alat perlengkapan yang akan dipasang ini ke lantai atau
dinding dengan ticher. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus
disesuaikan dengan gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari
produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi
plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran
b. Pemasangan alat-alat sanitair lain
Kaca cermin dan tempat alat-alat pada wastafel harus dipasang sipat datar dan
disekrupkan pada dinding. Barang-barang yang akan dipakai harus tidak
bercacat sedikitpun. Floor drain harus dipasang dengan saringannya, dan
dipasang dengan rapih. Semua sela-sela antara floor drain dengan lantai,
harus diisi dengan adukan 1 Pc : 2 Ps. Pasangan harus sedemikian sehingga
bidang atas floor drain rata dan sebidang dengan bidang lantai. Paper holder,
tempat sabun, tempat tissue, hanya dipasang pada setiap toilet yang memiliki
closet duduk. Tinggi pemasangan pada dinding + 100 cm di atas lantai.
4. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi/Konsultan
Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti harus
disetujui Direksi/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan
Pemborong.
c. Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Pemborong harus segera melaporkannya kepada Direksi/
Konsultan Pengawas.
98
e. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Pemborong, selama
kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
h. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna,
rapi dan lancar dipergunakan.
99
BAB IV
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
Pasal 22
PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING, SANITASI & DRAINASE
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Ketentuan Umum
Pekerjaan mekanikal yang dimaksud adalah pemasangan instalasi air, dan
perlengkapannya yang meliputi penyediaan dan pemasangan :
1) Instalasi air bersih.
Penyediaan air diperoleh dari sumur dalam (deep well) dengan
pemasangan dan pengeboran kapasitas 150 I/m lengkap dengan level
control (radar) untuk automatic on/off pompa yang langsung distribusikan
untuk melayani setiap fixtures unit kran dan bak mandi. Pipa dan perangkat
instalasi air bersih termasuk tangki/water harus sesuai dengan standar yang
disyaratkan.
2) Instalasi air bekas, air kotor, dan air hujan :
a) Pekerjaan Air kotor berasal dari (WC, Urinoir), disalurkan ke
pembuangan biofil.
b) Pekerjaan Air Buangan berasal dari (Floor Drain, Lavotory) disalurkan
ke sumur resapan / Saluran sekeliling bangunan.
c) Pekerjaan Air Buangan dari dapur di salurkan ke grease trap.
d) Seluruh instalasi plumbing dan drainase harus dilaksanakan sesuai
gambar perencanaan dan peraturan yang berlaku.
3) Perlengkapan sanitasi (Sanitasi Fixtures)
Merk dan Type dari perlengkapan ini agar mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan.
4) Semua pipa baik pipa air bersih maupun air kotor masuk pipa-pipa
disesuaikan dengan kondisi sehingga memudahkan pemasangan dan
perbaikan bila ada perubahan.
100
b. Pengendalian
1) Pemborong diharuskan :
a) Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan, komplit.
b) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan
digunakan sebelum dilakukan pemasangan untuk disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas/Perencana.
c) Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas,
water pump, pipe cutter dan lain-lain.
2) Apabila ternyata Direksi meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka
bahan tersebut akan dikirim ke Laboratorium Penyelidikan Mutu Barang
atas biaya Pemborong, dan/atau bila ternyata kualitas bahan/alat tersebut
tidak sesuai dengan yang disyaratkan maka bahan/alat dimaksud harus
segera diganti.
3) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas/Perencana di lapangan, maka Pemborong harus menyingkirkan
bahan tersebut ke luar lapangan dalam jangka waktu 1 x 24 jam, sejak
tanda penolakan diputuskan.
c. Gambar-gambar
1) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan
(Shop Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas/Perencana.
2) Gambar Kerja & Gambar detail untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada
di lapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat
dibaca dan menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
3) Ukuran pokok dan pembagian, seluruhnya telah tercantum dalam Gambar
Kerja dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau
ukuran dalam keadaan jadi, oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun
pemesanan ukuran-ukuran harus diperhitungkan.
4) Pemborong diharuskan membuat Gambar Instalasi yang sebenarnya
terpasang (As Built Drawing). Gambar ini harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Perencana, sebelum acaraa serah terima pekerjaan.
5) Gambar as built setelah terlaksana harus segera di produksi, jadi proyek
selesai 3 hari kemudian gambar as built sudah harus diterima.
101
d. Pekerjaan Pelaksanaan
1) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga-tenaga ahli
dan terampil. Untuk pelaksanaan khusus, Pemborong harus memberikan
surat pernyataan yang mem-buktikan bahwa pelaksananya memang
mempunyai pengalaman dan kecakapan sesuai dengan yang disyaratkan.
2) Sebelum melaksanakan Pekerjaan Instalasi, Pemborong diwajibkan
memastikan lintasan dan posisi dari Instalasi Listrik, Ground Sistim, Air dan
Sanitari yang ada hubungannya dengan Pekerjaan Mekanikal ini, dalam
bentuk shop-drawing.
3) Jika didalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian Instalasi yang
sukar dilaksanakan, Pemborong wajib membuat laporan tertulis dan hal
tersebut segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas/Perencana.
4) Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test,
dan dinyatakan baik secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Perencana.
102
b. Pelaksanaan
1) Sambungan pipa digunakan cara sambungan ulir, flange atau victaulic ,
pemanasan, socket , elbow, tee. sesuai dengan ukuran masing-masing.
Penyambungan dengan ulir harus terlebih dahulu dilapisi dengan red lead
cement.
2) Pada bagian-bagian khusus, digunakan sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange ini perlu dilengkapi dengan
Ring Type Gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan
tersebut.
3) Semua pemipaan pada hunian harus terproteksi dan tertanam pada beton
bangunan .
4) Semua ujung yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/plug atau blind-flanged.
5) Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tegak dan harus diklem pada jarak
setiap 2 m juga pada setiap percabangan dan belokan.
6) Pengurugan pipa-pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui
Konsultan Pengawas/Perencana.
7) Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi
pelindung dengan Lead Meni, untuk yang ditanam di tanah ditambah
lapisan pelindung Water Proofing kwalitas baik. Pekerjaan Water Proofing
harus dilakukan sebaik-baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan pipa
dan fitting yang tidak terkena Water Proofing.
8) Pipa yang melintasi jalan harus dilindungi beton/ubin dan diurug dengan
pasir. Kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan
batu pondasi jalan.
9) Pipa-pipa distribusi sebelum disambungkan ke fixtures harus ditest terlebih
dahulu dengan tekanan uji Hydrostatik sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya (Working Pressure) dimana dalam waktu minimum 1 x 24 jam
(disesuaikan dengan instruksi Konsultan Pengawas/Perencana) tidak boleh
mengalami penurunan takanan/mengalami kebocoran.
10) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan,
alat-alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh
Pemborong.
103
11) Sebelum air bersih dipakai, maka air yang ada dalam pipa dibuang dulu,
kemudian sistim pemipaan diisi dengan larutan yang mengandung 50 mg/1
chlor dan didiamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam sistim dibilas dengan
air bersih.
2) Pipa air kotor, bekas, dan riser air hujan menggunakan PVC class AW
termasuk fitting dan assesories.
3) Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan Solvent Cement yang
berkualitas baik. Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang
akan disambung lebih dahulu harus dibersihkan, bebas dari kotoran, air dan
lain-lain. Solvent Cement harus merata pada bagian permukaan yang akan
disambung.
b. Pelaksanaan.
1) Di lantai dasar pipa talang tegak harus diberi bantalan yang kuat.
2) Sambungan-sambungan antara pipa PVC diberi Solvent Cement dari
kualitas baik yang disetujui oleh Konsultan Pengawas/Perencana.
3) Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup dengan doop atau plug, dengan bahan material yang sama.
4) Pipa-pipa sebelum disambung harus di test dahulu terhadap kebocoran, hal
ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan
104
5) Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam ditanah, pada
setiap jarak 3 m harus diberikan pondasi bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5
krl, pondasi ini juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan
dan belokan.
6) Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
7) Pada pipa riser pipa air kotor, air bekas, air bersih dan air panas di ujung
lantai 3, harus di dop untuk penyambungan pada pembangunan/instalasi
berikutnya.
8) Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian
dengan panjang pipa maksimum 50m, dalam hal ini lokasi setiap toilet perlu
diperhatikan.
9) Selain mengikuti ketentuan seperti tercantum diatas, semua Pekerjaan
Instalasi Pipa untuk Air Kotor, Air Bekas, dan Air Hujan harus sesuai
ketentuan seperti di bawah ini:
Penanaman pipa pada tembok harus tertutup Pekerjaan Finishing
sesuai gambar.
Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa
busuk yang keluar, dan tidak ada rongga-rongga udara, letaknya harus
lurus. Untuk pipa mendatar harus dibuat kemiringan minimal 1% (satu
persen).
Setiap pencabangan arah dibuat dengan Y (wai) atau TY (tiwai) sanitari
dan dilengkapi lobang pembersih (clean out), kecuali ditentukan lain
dalam gambar.
Pada ujung buntu dilengkapi dengan lobang pembersih (clean out), dan
diperlukan adanya lobang-lobang pemeriksa (lobang control).
Untuk menghindarkan hawa busuk di dalam ruangan perlu pipa vent
(pelepas udara), yang dipasang pada pembuangan air kotor dan air
bekas pada tempat-tempat tertentu
Di ujung pipa-pipa induk air kotor digabungkan menjadi satu pipa vent
menuju atap dengan diameter 3" (atau sesuai gambar).
Ujung-ujung pipa dan lobang-lobang harus didoop/plug selama
pemasangan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah masuknya
kotoran/serangga ke dalam pipa.
105
Pipa-pipa PVC yang tertanam di tanah yang melintasi jalan harus
dilindungi dengan pipa besi BSP medium class, pada setiap jarak 3 m
dan pada kedua ujung pipa besi diberikan bantalan beton.
106
c. Pekerjaan Urugan Pasir
Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal
masing-masing radius 10 cm, khusus pipa yang memotong jalan harus
diurug sekeliling pipa dengan tebal 10 cm dan di atasnya dilindungi dengan
plat beton atau ubin beton.
Pasal 23
PEKERJAAN SISTEM CATU DAYA DAN DISTRIBUSI LISTRIK
1. UMUM
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
catu daya dan distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.
3. KOORDINASI
a. Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar-gambar perancangan
untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-
peralatan dan sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan
memasang seluruh peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
b. Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang
posisi dari peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus
mengadakan perubahan-perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan
keadaan bangunan sebenarnya, tanpa tambahan biaya.
c. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan
pada gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.
110
JIS, NFPA, dan lain-lain.
f. Peraturan-Peraturan lain yang terkait.
5. PEKERJAAN TERKAIT
Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Diesel engine generator set
b. Panel Distribusi tegangan rendah (PDTR)
c. Pembumian
d. Kabel tegangan rendah
e. Penerangan dan kotak-kontak
f. Penangkal petir
g. Pekerjaan Horn Sirene
111
Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik,
sampai yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan
seluruh sistem dengan baik.
112
c. Penyebutan Merk/Produk Pabrik
Apabila pada spesifikasi teknik ini atau pada gambar disebutkan beberapa
merk tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari material atau
komponen tertentu terutama untuk material-material listrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan
pada tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh
sesuatu alasan yang kuat dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/MK,
Konsultan Perencana dan Pemilik, maka dapat dipikirkan penggantian
merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor.
Pasal 24
PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian
dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan
pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan
spesifikasi teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.
113
lingkup pekerjaan.
3. KARAKTERISTIK
tegangan kerja : 400 V
tegangan uji : 3.000 V
tegangan uji impulse : 20.000 V
frekuensi : 50 Hz
5. KONSTRUKSI
a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
petugas, misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus
tenaga mini (MCB), pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan
tegangan, pengecekan gangguan dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas/operator.
d. Panel harus dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00 mm dan diberi
114
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standar, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu
dengan yang lain dengan alat pemisah.
e. Tiap panel harus terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut
ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baud setelah switchgear dimatikan.
ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa,
sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah
off/mati.
letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah
pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat
dengan cars galvanisasi atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc
Chromate Primer".
pengecatan akhir dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat
"powder coating", warna abu-abu atau warna lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek.
f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan mini circuit breaker
(MCB) dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) sekurang-kurangnya
4,5 simetris.
g. Circuit Breaker lainnya harus dari tipe Moulded Case Circuits Breaker (MCCB)
atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar
perancangan dengan breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar
perancangan.
h. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari tipe automatic trip dengan
kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. MCCB utama dari setiap
panel daya (power panel) harus dilengkapi dengan "Phase Failure Relay" dan
kabel kontrol harus tahan api.
i. Busbar utama dalam panel harus dipasang mendatar dibagian bawah/atas dan
mempunyai kemampuan hantaran arus terus menerus sekurang kurangnya
115
sebesar 1,5 (satu setengah) kali rating ampere frame pemutus tenaga utama.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .
Busbars harus dicat dengan warna sesuai dengan aturan dalam PUlL 2000;
Fasa : merah, kuning, hitam
Netral : biru
Pembumian : hijau - kuning.
j. Kontaktor magnetik harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan
kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 Hz dan tahan
bekerja terus menerus pada 10 % tegangan lebih dan harus pula dapat
menutup dengan sempurna pada 85 % tegangan nominal.
k. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
fungsi peralatan dalam panel
posisi terbuka atau tertutup
arah putaran dari handel pengontrol dari switch
dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
l. Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak dapat memberikan sertifikat
pengujian yang diakui oleh PLN (LMK) :
pengujian kekuatan tegangan impuls
pengujian kenaikan suhu/temperatur
pengujian kekuatan hubung singkat
pengujian untuk alat-alat pengaman
pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan apa yang dimaksud
pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
Pasal 25
PEKERJAAN KABEL DAYA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian
dan perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan
pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli. Dalam lingkup ini termasuk
116
seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun
tambahan-tambahan lainnya.
117
Dalam membuat "splice" konektor harus dihubungkan pada konduktor--
konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor tersambung, tidak ada
kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua
sambungan kabel baik di dalam kotak sambung, panel ataupun tempat lain
harus menggunakan konektor terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan
porselen, bakelite atau PVC, ukurannya disesuaikan dengan ukuran kabelnya.
c. Bahan lsolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, sambungan dan lain-lain seperti karet, PVC,
asbes, pita sintetik, resin, splice case compostion dan lain-lain harus dari tipe
yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan dan lain-lain tertentu harus
dipasang dengan cara yang disetujui menurut anjuran badan yang berwenang
dan atau pabrik pembuatnya.
d. Sambungan
Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotakpenyambung yang khusus untuk itu (misalnya kotak sambung dan
lain- lain). Kontraktor harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Konsultan
Pengawas/MK.
Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau nama masing-
masing dan harus diadakan Pengujian tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil Pengujian harus tertulis dan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-
penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.
Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC
/ protolen yang khusus untuk listrik.
Penyekat khusus harus digunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
suhu-suhu pengecoran dan semua lubang-lubang udara harus dibuka
selama pengecoran.
Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm atau sekurang-kurangnya
118
2,5 mm.
e. Saluran Penghantar dalam Bangunan
Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat tanpa plafon gantung, saluran
penghantar (konduit) harus ditanam di dalam beton.
Untuk instalasi penerangan di tempat-tempat dengan plafon gantung,
saluran penghantar (konduit) harus ditempel pada beton atau dipasang
diatas rak kabel dengan tidak membebani plafon.
Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, digunakan saluaran
beton, kecuali untuk penerangan taman, digunakan pipa galvanis dengan
ukuran sesuai dengan ukuran kabelnya. Saluran beton dilengkapi dengan
hand hole untuk belokan-belokan.
Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa konduit sekurang-
kurangnya 5/8" diameternya. Setiap pencabangan maupun pengambilan
keluar harus menggunakan kotak sambung yang sesuai dan sambungan
yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di dalam kotak
sambung.
Kotak sambung yang terlihat dipakai kotak sambung dengan tutup blank
plate stainless steel, tipe "star point".
Ujung pipa kabel yang masuk ke panel dan kotak sambung harus dilengkapi
dengan "socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel.
Bila ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka
lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan ke pipa PVC dan pipa harus
diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
f. Pemasangan Kabel dalam Tanah
Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 800 mm.
Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata
merah, dan diberi pasir, ditanam minimal sedalam 800 mm.
Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 1.000 mm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel.
Kabel-kabelyang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa
galvanis atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC tipe AW, kabel
harus berjarak tidak kurang dari 300 mm dari pipa gas, air dan lain-lain
Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih
dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu,
119
kotoran bahan kimia dan sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan
pasir kali setebal 100 mm. kemudian kabel diletakkan, diatasnya diberi bata
dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung.
harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel
dalam tanah.
Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar memudahkan didalam
pengoperasian, pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat
tergali/tercangkul.
4. PENGUJIAN
a. Pengujian Pabrik
Pengujian Individual
Pengujian dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari Pengujian
Sbb :
pengujian ukuran tahanan hantaran
pengujian dielektrik
pengukuran loss factor
Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai.
Pengujian tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
pengujian tegangan impuls
pengujian mekanikal
pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu
pengujian dielektrik
pengujian perambatan (creep test)
b. Pengujian Lapangan
Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-
penyambungan dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian
dielektrik/insulation test. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam
tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.
120
Pasal 26
PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN
1. UMUM
Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem
penerangan dapat beroperasi dengan baik dan benar.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan
sesuai dengan gambar perancangan
a. Lampu dan Armature
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang
tertera pada gambar-gambar perancangan.
1) Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).
2) Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan "power factor correction capasitor" yang cukup kuat
terhadap kenaikan suhu dan beban mekanis dari louver.
3) Reflector terutama untuk ruang kantor harus memakai bahan tertentu,
sehingga diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.
4) Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus
cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan
tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu
itu sendiri.
5) Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam
kotak harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak
menempel pada ballast atau kapasitor.
6) Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi
proses "posphating", dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat
akhir dengan powder coating warna putih.
7) Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus
tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear
polycarbonate harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
8) Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai
121
ketebalan minimum 0,7 mm.
9) Ballast lampu HID jenis ballast untuk lampu HID mercury 400 W dan 250 W
harus jenis high power factor. Ballast HID untuk lampu mercury dipasang
terpisah dari armatur lampu. Kabel instalasi dari armatur lampu ke ballast
dibatasi :
maksimum panjang untuk 400 W, 50 m
maksimum panjang untuk 250 W, 25 m
10) Ballast untuk lampu TL harus dari jenis "low loss ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu
fluorescent).
11) Tabung fluorescent harus dari tipe TLD.
12) Skedul lampu penerangan, harus mengacu ke gambar kerja dari Konsultan
Perencana.
b. Kabel lnstalasi
1) Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM,
NYY).
2) Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna
insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning
c. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
1) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC
high impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories
lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya, yaitu tidak kurang dari
diameter 19 - 25 mm.
2) Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(T-Junction box) dan armatur lampu.
3) Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa
konduit PVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya
diameter 19 - 25 mm.
122
d. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm, dan difinish hot dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan
terhadap bahan kimia dan gas kimia. Demikian pula untuk rak kabel yang
berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan dan kotak kontak, yang
terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm dengan
difinish hot dip galvanized.
3. PENGUJIAN
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
oleh lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.
Pasal 27
PEKERJAAN STOP KONTAK DAN SAKLAR
1. UMUM
Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan pelatihan bagi operator. Sehingga seluruh sistem kotak
kontak dapat beroperasi dengan baik dan benar.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem kotak kontak dan
saklar sesuai dengan gambar perancangan yaitu :
a. Kotak Kontak Biasa
1) Kotak kontak dinding yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa +
N + E, rating 250 V AC, 16 A, untuk pemasangan di dinding/kolom.
2) Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 1 fasa
dengan 3 pin, untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian
150 cm di atas lantai dan harus mempunyai terminal fasa, netral dan
pembumian.
123
b. Kotak Kontak Industrial 3 fasa + N + E
Kotak kontak industrial yang dipakai adalah kotak kontak industrial 3 fasa yang
mempunyai terminal fasa, netral dan pembumian. Rating 3 fasa, 415 V, 32 A
dilengkapi saklar.
c. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch
1) Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan lampu
indikator.
2) Rating isolating switch harus Iebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada
feeder di panelnya.
3) Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 V AC, 3 fasa 415 V.
4) Saklar harus dipasang pada kotak.
d. Kotak untuk Saklar dan Kotak Kontak
Kotak harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak
kurang 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pembumian, saklar
atau kotak kontak dinding terpasang pada kotaknya harus menggunakan baud,
pemasangan dengan cara yang mengembang tidak diperbolehkan.
e. Pemasangan Stop Kontak dan Saklar
Stop Kontak dan Saklar dipasang ditanam di dinding (inbow) yang
penempatannya ditunjukkan sesuai gambar. Stop Kontak dan Saklar dipasang
pada jarak 150 cm dari lantai.
f. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus
kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
fasa R : merah
fasa S : kuning
fasa T : hitam
netral : biru
pembumian : hijau/kuning
g. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
1) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit PVC high
impact. Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories Iain
yang harus sesuai satu dengan Iainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19
124
- 25 mm.
2) Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung
(T-Junction box) dan armatur lampu.
3) Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa
konduit PVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurang-kurangnya
diameter 19 - 25 mm.
h. Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray
yang terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan
3. PENGUJIAN
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan
disahkan oleh lembaga yang berwenang meliputi :
a. Pengujian tahanan isolasi
b. Pengujian kekuatan tegangan impuls
c. Pengujian kenaikan suhu
d. Pengujian kontinyuitas.
Pasal 28
PEKERJAAN INSTALASI TEGANGAN MENENGAH
1. UMUM
Sistem Tegangan Menengah yaitu :
- Tegangan menengah PLN 20 KV, masuk dan di back up oleh generator apabila
PLN padam.
- Sumber instalasi PLN 3 (tiga) fasa dengan tegangan menengah 20 KV.
Tegangan menengah (TM) ini di turunkan menjadi tegangan rendah (TR) oleh
1 (satu) unit transformator daya untuk mengaliri sirkuit yang terpisah di seluruh
bangunan melalui panel utama tegangan rendah (PUTR)
Pekerjaan yang harus diselesaikan adalah sebagai berikut :
a. Menyediakan dan memasang 1 (satu) buah Trafo Tegangan Menengah
dengan kapasitas sesuai gambar, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Jenis Trafo : oil type
Power Rating : sesuai gambar
Voltage : 20 kv/400 V/ 2 x 2,5 %
125
Type : DYn 5
Frekwensi : 50 Hz
Design : sesuai VDE, IEC
Max. temp. keliling : I.p - 10
Kontrol Temperatur : Alarm system : 220 Volt
Triping system : ya
Reserve alarm system : -
Fan control : ya
Bantalan peredam : ya
126
Thermometer type dial dengan kontak alarm dan tripping
Elastimold bushing untuk sisi tegangan tinggi
2) Hermetically Sealed Tank
Pressure relief valve atau device
Pressure vacuum gauge
Nitrogen filling valve
Dial Thermometer dengan kontak alarm dan Ttripping
Kotak pengalan bushing
Elastimold bushing
c. Pengujian Trafo
Sebelum pengiriman, semua trafo harus menjalani pengujian rutin sesuai
dengan standar-standar yang disebutkan pada item a, sebagai berikut:
Pengujian jumlah lilitan
Pengujian Polaritas
Pengujian rugi tembaga
Pengujian rugi besi
Pengujian tegangan tembus minyak trafo
Pengujian pengukuran arus beban nol
Pengukuran impedansi
Pengujian tegangan terapan
Pengujian tegangan induksi
d. Menyediakan dan memasang switchgear.
Tegangan Menengah dengan spesifikasi sebagai berikut:
1) Rumah Cubicle Lengkap.
- Merupakan rakitan standard dari pabrik yang persyaratan rakit dan
dimensi komponennya memenuhi syarat-syarat IEC atau VDE.
- Jenis metal - Clad switch gear.
- Cocok untuk pasangan breaker Draw Out Type atau Fix Type, bisa
diganti bila ada cubicle rusak.
- Tahanan isolasi 20 N atau 20 S.
- Peak Withstand current 36,5 KA/20KV.
- Rated short time curren (1 second) 14,5 KA/20 KV.
- Dilengkapi system Interlock yang sempurna, pintu,earthing, switch
Automatic shutter.
127
Untuk jenis cubicle yang dipilih harus disertakan brosure yang lengkap dan
asli buatan AEC, Siemens, Merlin Gerin.
2) Circuit Breaker TM harus memenuhi syarat sebagai berikut :
- Standard spesifikasi : IEC atau VDE
- Tegangan nominal pada 50 Hz adalah : atas 24 kV
bawah 20 kV
- Electric strength : impulse 125 kV, power freq 50 kv
- Breaking capacity : 500 MVA
- Arus nominal : 400 A
- Pengendalian : Normal
- Media Isolasi : Gas -SF6
3) Fuse (HRC) lengkap fuse base.
Buatan pabrik AEG, Siemens.
Kerja load breakswitch tersebut diatas digandengkan dengan fuse
(pengaman lebur) kapasitas tinggi tegangan tinggi dengan spesifikasi
umum sebagai berikut :
- Tegangan nominal bawah : 20 kV.
- Tegangan nominal atas : 24 kV.
- Tegangan minimum yang diijinkan: 13 kV.
- Arus nominal IN : 63 A.
- Prospective current at 0,15 pf : 14 kvA.
- Rated breaking capacity, bawah : ......
- Rated breaking current, atas : ......
- Minimum breaking current : 100 A.
- Buatan pabrik AEG, Siemens, Merlin Gerin.
Pemilihan merk Circuit Breaker dan Load Breakswitch beserta komponen-
komponennya harus sesuai dengan kesatuan cubiclenya.
Sebelum pabrikasi, rencana operation, control dan gambar-gambar
detailnya harus diajukan kepada Direksi/Konsultan untuk mendapat
persetujuan.
Switchgear TM ini harus dipasang lengkap dengan instrumen bantuannya :
- Voltmeter AC.
- Ammeter AC.
- KWH meter.
128
- Lampu-lampu pilot.
- Push botton on/off dan level untuk manual.
- Power faktor meter.
- Dan lain-lain yang masih standard atau masih diperlukan.
e. Kelompok Rangka besi, Hanger dan Konduit.
- Rangka besi dan hanger.
Dari besi profil atau beton dengan kekuatan yang cukup.
- Konduit.
Ukuran dan letak sesuai gambar.
f. Kelompok Kabel.
1) Kabel Tegangan Menengah.
Dapat dipilih paper isulated atau PVC isulated jenis single core inti-inti
tembaga ukuran sesuai.
2) Sepatu Kabel.
Rating : menurut ukuran.
Bahan : tembaga.
Pemasangan : press.
3) Sealing end.
Sesuai dengan jenis dan kelas tegangan kabel.
g. Kelompok pondasi peralatan dan lantai ruang trafo. Trafo dan panel harus
ditempatkan pada lantai dari beton bertulang sesuai ketentuan PLN. Trafo
harus mempunyai support vibration damper.
h. Material Pentanahan.
1) Semua sistim listrik disini menggunakan sistim pentanahan yang telah
ditentukan dalam PUIL 2000.
2) Pemilihan kawat dan cara pentanahan.
i. Transformator harus diberi pagar/dinding pelindung sesuai standard IP20 yang
berlaku.
2. SPESIFIKASI PEMASANGAN
a. Persyaratan Instalasi
1) Pemborong diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya
mendapat Surat Perintah Kerja. Ajukan usulan-usulan kepada
Direksi/Perencana apa yang perlu dirubah atau diatur kembali agar supaya
129
semua peralatan dalam sistim dapat ditempatkan dan bekerja sebaik-
baiknya.
a) Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan
pengukuran-pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut
keadaan sebenarnya.
b) Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar-
gambar, ajukan data-data penyimpanan kepada Direksi/Perencana.
2) Pemborong harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan
tepat koordinat-koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang
sebenarnya dilapangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas
ketelitiannya.
3) Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemborong lain dan Direksi
sebelum memulai pekerjaan pemasangan kabel-kabel, konduit, hanger,
peralatan dan sebagainya.
a) Aturlah sedemikian sehingga kabel-kabel listrik dan peralatan lain tidak
bertabrakan dengan pemasangan pekerjaan lain.
b) Apabila ada perselisihan paham antara Pemborong maka keputusan
akhir ada pada Direksi.
c) Pemborong Transformator akan berhubungan erat sehubungan sifat
pekerjaannya dengan Pemborong Utama, AC, Plumbing, listrik dan lain-
lain.
4) Pemasangan kabel-kabel, Pipa-pipa dan peralatan sebagai berikut :
a) Kabel pipa dan ruang trafo dan ruang kontrol (panel) terpasang pada rak
kabel.
b) Peralatan sesuai ketentuan pabrik dan berilah Direksi ketentuan cara
tersebut sehingga merupakan bagian dari spesifikasi ini.
5) Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan
atau masuk keproyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih
dahulu.
b. Pemasangan Peralatan
1) Trafo dan Peralatan.
a) Sebelum pemasangan, Pemborong harus membuat gambar kerja yang
memuat gambar lay-out, potongan dan detail serta dengan ukuran yang
130
jelas harus mendapat persetujuan dari Direksi serta Perencanaan. Berat
peralatan harus dicantumkan juga.
b) Kemudian Pemborong melakukan pengukuran dan memberi tanda pada
tempat-tempat yang akan dipasang sesuai ukuran sebenarnya dengan
mendapat persetujuan dari Direksi.
2) Panel-panel Listrik.
a) Pasangan panel-panel sesuai tempat yang telah ditentukan pada
gambar rencana/kerja.
b) Semua kabel masuk/keluar kepanel dan transformator melalui bagian
atas.
c) Semua badan panel harus diberi pentanahan menurut aturan PLN.
3) Kabel-kabel Feeder.
a) Sebelum kabel-kabel feeder dipasang, Pemborong harus membuat
gambar lay-out jalur-jalur kabel feeder serta membuat koordinatnya.
b) Kemudian Pemborong memasang tanda-tanda pada jalur-jalur kabel
tersebut dan harus mendapat persetujuann Direksi untuk menghindar.
Kemungkinan tabrakan dengan instalasi dan pekerjaan-pekerjaan lain.
c) Pemasangan Kabel Feeder.
- Kabel feeder terpasang rapih pada rak kebel diruang trafo dan tanpa
perlindungan pipa.
- Kabel feeder terpasang dalam tanah minimum 100 cm dibawah
permukaan tanah dengan memakai pelindungan pipa galvanis.
- Setiap belokan kabel harus diperhitungkan radiusnya yang minimal
R = 15 x D, dimana D adalah diameter kabel tersebut.
- Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
kabel ditengah perjalanan.
- Pada setiap ujung kabel sesampai dipanel atau peralatan berilah
kelebihan panjang secukupnya untuk menghindari kesulitan
bilamana ada penggeseran panel atau peralatan.
- Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.
4) Angkur, Kelos, Terobosan, Rangka dan Rak Besi.
a) Pemasangan angkur, kelos dan pembuatan terobosan sloof, kolom,
balok, plat.
131
b) Untuk ini Pemborong Transformator harus bekerja sama dengan
Pemborong Sipil.
c) Sebelum pemasangan angkur, kelos, dan pembuatan terobosan,
Pemborong Transformator harus membuat gambar detail baik lokasi
maupun cara pemasangannya. Gambar-gambar ini harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
d) Besi angkur harus diikat kesisi tulangan Konstruksi corcoran supaya
terpasang dengan kuat.
5) Galian dan Urugan.
a) Kedalaman dan besarnya penggalian harus sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan untuk tiap item pekerjaan menurut RKS.
b) Bilamana ada tabrakan dengan pipa, kabel, saluran got dan lain-lain
harus membuat gambar detail dan cara penyelesaiannya yang baik
untuk semua pihak.
c) Kesalahan-kesalahan yang timbul karena kelalaian dari Pemborong
menjadi tanggung jawab Pemborong Transformator.
d) Setelah selesai pemasangan kabel listrik, galian tersebut harus diurug
kembali.
e) Keterlambatan penggalian sehingga merusak hasil kerja pihak lain ini
harus diperbaiki kembali oleh Pemborong Transformator dengan
tanggung jawab biayanya.
6) Pentanahan.
Semua panel listrik TM dan peralatan harus mendapat pentanahan sesuai
dengan ketentuan PLN dan Gambar. Besarnya tahanan tanah harus lebih
kecil dari 0,5 Ohm. Yang harus ditanahkan adalah titik netral trafo dan
badan transformator dan switchgear.
Pentanahan dengan cara penekanan batangan-batangan tembaga masif
yang berjarak tiap titik minimum 2 m.
3. PENGUJIAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya Sistim Trafo dan Panel TM yang dipasang,
maka harus diadakan pengujian terhadap instalasi yang terpasang
132
4. CONTOH
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan
digunakan/dipasang, sesuai
yang diminta dalam persyaratan. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan
dan pengembalian contoh-contoh bahan ini adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
5. PEMERIKSAAN
Sistem Pemsangan Trafo dan Panel TM akan diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/MK untuk memastikan dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian
dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu
sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat
- syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus seaera diganti, tanpa biaya
tambahan pada Pemilik Proyek.
6. SURAT LJIN
Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik
golongan C yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi
Kontraktor Listrik Indonesia).
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir
ini, dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah
dikerjakan.
7. DAFTAR BAHAN/MATERIAL
Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar bahan/material
ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk
tertentu atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material ataukomponen
tertentu terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka
Kontraktor wajib melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf
mutu/pabrik yang disebutkan itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada
tabel material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan
133
Konsultan Perencana, maka dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe
dengan suatu sangksi tertentu kepada Kontraktor.
Pasal 29
PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN
1. BANGUNAN GEDUNG
Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara
baik, dengan cars menghubungkannya kepada bare copper conductor pembumian
yang telah tersedia, yaitu semua frame konstruksi bangunan baja dan peralatan
logam lainnya. Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-
pintu) dilakukan dengan pita tembaga fleksibel (braided copper wire), yang harus
dilindungi dari gangguan mekanis. Semua sambungan-sambungan pada sistem
pembumian harus dilakukan dengan baut dari campuran tembaga. Elektroda
pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam
sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan pembumian
setinggi-tingginya 2 Ohm.
134
Pasal 30
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. PEKERJAAN INSTALASI
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pengadaan material, peralatan dan pemeliharaan, testing, pengawasan
untuk konstruksi, pemasangan sistim listrik yang lengkap sesuai dengan
gambar perencanaan dan Rencana Kerja & Syarat berikut ini.
2) Pengadaan dan pemasangan Instalasi tegangan menengah, Panel
tegangan mengengah dan Trafo lengkap dengan support dan
accessoriesnya.
3) Pengadaan dan pemasangan kabel distribusi daya tegangan rendah (TR)
dari panel utama ke panel-panel bangunan penerangan dan peralatan.
4) Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan, kotak kontak daya
secara lengkap didalam bangunan dan taman/outdoor.
5) Pengadaan dan pemasangan fixtures penerangan dan outlet dinding
lengkap dengan plug dan accessoriesnya.
6) Pengadaan dan pemasangan rak kabel lengkap dengan support dan
accessoriesnya.
7) Pengadaan dan pemasangan panel-panel penerangan dalam dan luar
bangunan serta panel-panel peralatan guna menunjang sistim dari
bangunan (sesuai dengan gambar perencanaan) .
8) Pengadaan dan pemasangan instalasi Penangkal Petir dan sistim
pembumian instalasi serta peralatan sehingga berfungsi dengan baik.
9) Mengadakan testing comissioning untuk seluruh peralatan instalasi sesuai
Rencana Kerja & Syarat ini dan ketentuan-ketentuan dari pabrik serta
standard lainnya.
10) Membuat gudang, kantor kerja serta pengamanannya.
11) Menyediakan sarana listrik, air dan keperluan kerja lainnya.
12) Menyerahkan manual kerja dan peralatan penunjang kerja bagi pengelola
teknis serta mengadakan training bagi pengelola teknis.
13) Melaksanakan masa pemeliharaan dan masa pertanggung jawaban
(quarantee) sesuai Rencana Kerja & Syarat ini.
b. Ketentuan Umum
1) Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian meliputi :
135
Menyediakan seluruh pekerjaan, material, perlengkapan, peralatan dan
melaksanakan seluruh pekerjaan sistim listrik sehingga dapat beroperasi
dengan sempurna.
2) Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling
melengkapi dan sesuatu yang tercantum dalam gambar dan spesifikasi
bersifat mengikat.
3) Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus dikerjakan
oleh Sub Kontraktor Instalasi yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi
yang baik dan mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman
dalam bidangnya, serta perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir
resmi PLN dengan memegang pas instalatir kelas tertinggi (c) yang masih
berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
4) Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut "Peraturan Umum
Instalasi Listrik di Indonesia/Peraturan PLN" edisi yang terakhir sebagai
petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standard-standard/kode-kode lainnya yang diakui (VDE DIN).
c. Klausal yang disebutkan
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang
lain, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang
lain tetapi bahkan untuk lebih menegaskan masalahnya.
d. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam proyek ini. Penyediaan material & pemasangan
sleeves/sparing menjadi tanggung jawab Pemborong.
Melokalisasi/memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari gangguan dan konflik, dan harus mendapat persetujuan
Pengawasan/Perencanaan.
e. Material dan Workmanship
Semua material yang disupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan
material tersebut harus cocok untuk dipasang didaerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kwalitas baik dan produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini Pemilik harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order
pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
136
Peralatan Panel : Swith, Circuit breaker, relay-relay dan Kontaktor.
Peralatan Lampu : Armature, Bola Lampu, Ballast danKapasitor.
Peralatan Instalasi : Kotak Kontak, Saklar.
Kabel
Peralatan listrik lainnya.
f. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/
melampirkan "Daftar Material" yang lebih diperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek dan harus disebut pabrik, merk, manufacture dan type
lengkap dengan brosur/katalog. Daftar material yang diajukan pada waktu
penawaran ini adalah mengikat, dan harus diajukan lengkap, tidak boleh
sebagian-sebagian. Daftar harus dibuat dalam rangkap 4 (empat).
g. Nama Pabrik/Merk yang ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Pemborong pada waktu
pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran
ataupun sukar didapat dipasaran. Untuk barang-barang yang harus diimport,
segera setelah ditunjuk sebagai pemenang, Pemborong harus secepat
mungkin memesannya pada keagenannya. Apabila Pemborong telah berusaha
untuk memesannya, namun pada saat pemesanan bahan/merk tersebut
tidak/sukar diperoleh, maka perencana akan menentukan sendiri alternatif
merk lain dengan spesifikasi minimal yang sama. Jadi setelah 1 (satu) bulan
penunjukkan pemenang, Pemborong harus memberikan fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada keagenan ataupun importir lainnya,
yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (order
import).
h. Shop Drawings
Setelah persetujuan dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material,
Pemborong diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana.
Shop drawing termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-
uraian, diagram pengkabelan, data-data ukuran/dimensi, data pembuat dan
nama serta alamat yang terdekat dari service dan group perusahaan
pemeliharaan yang tetap yang menyediakan persediaan/ stock suku cadang
137
yang terus menerus. Shop drawing harus diberi catatan dari Pemborong, yang
menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan spesifikasi dan
kondisi ruang yang disediakan. Data untuk setiap sistim harus menunjukkan
pemasangan yang lengkap dari keseluruhan sistim. Penyerahan sebagian-
sebagian tidak akan diperhatikan. Gambar shop drawing harus dibuat
sebanyak 4 (empat) set. Shop drawing yang harus diajukan adalah :
1) Instalasi lengkap, mulai dari sumber PLN/Generator, sampai dengan
rangkaian akhir.
2) Panel-panel daya & penerangan, outlet box dan lain- lain.
3) Detail-detail pemasangan lampu dan penanaman kabel.
4) Dan lain-lain yang diminta oleh Perencana/Pengawasan
5) Kontrol untuk pompa-pompa.
i. Substitusi
1) Produk yang disebutkan Nama Pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, accessories yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS. Pemborong harus melengkapi produk yang
disebutkan di RKS, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setaraf,
disertakan data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan
Perencana sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan Nama Pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak
disebutkan nama pabriknya didalam RKS, Pemborong harus mengajukan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan RKS dan kondisi proyek.
j. Contoh
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk
mendapatkan persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya
Pemborong.
k. Proteksi
Seluruh material dan peralatan harus diproteksi secara memadai oleh
Pemborong, sebelum, selama pengerjaan dan sesudah selesai
instalasi(dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
138
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi tidak
memadai tidak dapat diterima untuk instalasi pada proyek.
l. Access Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan (access opening) yang terdapat pada
konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, lantai beton (lantai atap).
Pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi
permukaan peralatan. Penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa
mengakibatkan kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
m. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah di cat dari pabrik dan tambahan pengecatan
di lapangan tidak di spesifikasikan maka permukaan yang cacat harus
diperbaiki ataupun dilakukan pengecatan kembali untuk memperoleh hasil
pengecatan yang seragam. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik,
Pemborong harus bertanggung jawab atas pengecatan tersebut. Seluruh
rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik keseluruhnya harus diberi
cat dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan jenis warna dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Pengawasan/Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan
proses "stove enamel" untuk lampu, sedangkan untuk panel listrik harus dibuat
tahan karat dengan cara "galvanized cadnium plating" atau dengan zinix
chromatic primer" dan harus dicat bakar.
n. Papan Nama
Seluruh kabinet, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar dan bagian-bagian
lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus dibuatkan
papan nama untuk mengindikasikan/ mengindentifikasikan/ penggunaan/nama
alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari plat plastik dengan huruf timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran :
- tinggi 1,5 inches (3,81 cm) dengan lebar seperlunya,
- tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran yang lebih kecil dimana
penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi dari plat.
- Ketebalan plat minimum 3 mm.
139
o. Gambar Pemasangan yang sebenarnya
Pemborong harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-
gambar pada lapangan yang mana harus diberi tanda yang tepat pada lokasi
dari seluruh jenis sistim out-let. Panel/kabinet, peralatan, pengkabelan dan
seterusnya, dengan dimensi yang diambil dari patokan as kolom (center
colum). Pemborong harus melengkapi gambar pemasangan yang sebenarnya
(as installed) dari instalasi. Pemborong pada saat mendekat penyerahan (2
minggu sebelum penyerahan) harus menyerahkan gambar " as built drawing "
yang menyatakan gambar-gambar seperti yang telah terpasang untuk
diserahkan pada Perencana/Direksi sebanyak 4 (empat) set.
p. Data Suku Cadang
Sejak pengiriman dari bagian-bagian dan peralatan ketempat lapangan,
Pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas daftar lengkap dari suku
cadang (spare parts) dan menyerahkan untuk masing-masing bagian disertai
dengan daftar harga satuan dan alamat supplier dan tambahan daftar dari suku
cadang supply yang secara normal harus dalam setiap pembelian atau suku
cadang yang disebutkan dalam RKS yang harus dilengkapi oleh Pemborong
dengan biaya dari Pemborong.
q. Peraturan Hak Patent
Pemborong harus melindungi Pemberi Tugas terhadap klaim atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk
dagang atau nama produksi, baik hak cipta pada semua material, peralatan
yang dipergunakan dalam proyek ini.
r. Kebersihan
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa
material tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaan dan harus
menyelesaikan tiap-tiap bagian secara teratur serta rapi segera.
s. Built in Insert, Sleeves dan Perlengkapannya
Lengkapi insert, sleeves dan perlengkapan lain bagi keperluan built in dalam
beton atau pekerjaan kontruksi. Lengkap dengan keterangan mengenai
instruksinya, dimensi lay out dan keperluan informasi lainnya bagi pekerjaan
instalasi yang seharusnya.
140
t. Buku Petunjuk (Manual Book) dan Instruksi
Pemborong harus melengkapi buku petunjuk (manual book), pemeliharaan dan
petunjuk cara pengoperasian dan bahasa dari instruksi bagi seluruh bagian
peralatan ini harus dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
u. Gambar-gambar
Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta
persyaratan dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi
setempat pada proyek. Gambar-gambar mengenai arsitektur dan struktur
harus berkaitan dengan konstruksi dan detail akhir dari proyek, sedangkan
gambar-gambar lainnya harus berkaitan dengan detail yang berhubungan
dengan masing-masing pekerjaan, Pemborong harus melengkapi seluruh
keperluan lebih lanjut seperti keperluan "shop" dan gambar-gambar detail.
Pemborong wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak
cocokan baik dari segi besaran listriknya, fisik maupun pemasangan dan lain-
lain. Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal
ini harus disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan penjelasan
rencana (aanwijzing). Bila hal ini tidak dilakukan oleh Direksi Pengawas/
Perencana dilapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya sudah
dicakup pada unit price dari item tersebut.
v. Perihal Iklim
1). Temperatur luar ruangan antara 24C sampai 33C pada curah hujan yang
tinggi dan dengan ketinggian sekitar 10 m dari permukaan laut (sea level).
2). Temperatur dalam ruangan antara 24C sampai dengan 32C dengan
tingkat kelembaban 90 %.
3). Seluruh peralatan harus tahan terhadap pengoperasian secara terus-
menerus (continue) dengan temperatur maximum 50C pada temperatur
rata-rata 30ºC untuk periode 24 jam.
4). Seluruh peralatan juga harus tahan terhadap iklim tropis.
2. PRINSIP DESIGN
a. Prinsip Distribusi
1) Distribusi secara radial dari panel utama Tegangan rendah (PUTR) di R.
Panel ke panel-panel di tiap lantai bangunan, peralatan mekanikal &
penerangan luar.
141
2) Karakteristik tegangan 380 volt/220 volt, 50 HZ, 3 phase,5 kawat.
3) Tegangan jatuh maksimal 3 %.Untuk penerangan.
4) Tegangan jatuh maksimal 5 % untuk motor- motor listrik.
b. Proteksi
1) Untuk proteksi, sistim listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubungan
singkat di panel penerangan (lighting), proteksi terhadap overload dan
hubung singkat untuk panel utama dan panel-panel daya, kecuali
ditunjukkan lain pada gambar.
2) Untuk proteksi generator, dilengkapi dengan proteksi terhadap reverse
power, under voltage, overload, hubung singkat dan lain-lain.
3) Semua bagian metal dari peralatan listrik harus dihubungkan ke kabel tanah
(grounded/dibumikan) dan semua panel harus dibumikan dengan elektroda
terpisah.
4) Untuk sistim pembumian bangunan power house, kabel pembumian (G)
harus berhubungan secara tertutup (loop).
c. Pembumian Netral
Titik netral (0) dari generator & trafo harus dibumikan secara terpisah, dan
harus dibumikan langsung (solidly grounded).
142
c. Inspeksi Yang Berwenang
Pemborong akan melaksanakan peragaan dari semua sistim yang diminta oleh
yang berwenang, yang sebelumnya telah disetujui/diperiksa lebih dahulu oleh
Direksi.
4. TEKNIS INSTALASI
a. Instalasi Kabel/Wiring
1) Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan SII dan SPLN. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kawat dengan penampang 16mm2 keatas haruslah terbuat secara
dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai dengan penampang
lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali
dipersyaratkan lain, konductor yang dipakai adalah :
- Untuk instalasi penerangan adalah NYM di dalam conduit pvc dia.20
- Untuk kabel distribusi dan kabel penerangan luar dengan menggunakan
kabel NYFGBY atau NYY dalam konduit PVC class 10 K/VP atau BSP
medium class, ukuran sesuai gambar.
2) Splice/Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun sambungan- sambungan
baik dalam feeder maupun cabang-cabang kecuali pada outlet atau kotak-
kotak penghubung yang dapat dicapai (accessible). Sambungan pada kabel
circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric
dengan cara-cara "solderless connector". Jenis kabel tekanan, jenis
"compression atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor harus
dihubungkan pada sambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak dapat lepas oleh karena adanya getaran.
3) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain- lain seperti karet,
PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case compostion dan lain-lain
harus dari type yang disetujui untuk : penggunaan, lokasi, tegangan dan
lain-lain harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau manufacturer.
143
4) Penyambungan Kabel
a) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak- kotak
penyambung yang khusus untuk itu (misalnya juction box lain-lain).
Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara
penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
b) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna atau nama masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan
sesudah penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan
disaksikan oleh Direksi. Penyambungan tembaga dilapisi timah putih
dengan kuat. Penyambungan harus sesuai ukuran.
c) Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa
PVC/protolen khusus untuk listrik.
d) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk
menjaga nilai isolasi tertentu.
e) Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal
temperatur-temperatur pengecoran dan semua lubang-lubang udara
harus dibuka selama pengecoran.
f) Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus
dilindungi dengan pipa baja dengan tebal 3 mm setinggi maksimal 2,5m.
5) Saluran Penghantar dalam Bangunan
a) Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling
gantung, saluran penghantar (conduit) dipasang pada rak kabel atau
diklem pada duck beton.
b) Untuk instalasi penerangan di area yang menggunakan ceiling gantung
saluran penghantar (conduit) dipasang diatas dan diletakkan diatas
ceiling dengan tidak membebani ceiling.
c) Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan, dipergunakan
saluran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan pipa
galvanized dengan diameter sesuai standarisasi. Saluran beton
dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
d) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit
minimum 5/8" Diameternya. Setiap pencabangan ataupun pengambilan
keluar harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan
144
yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip didalam junction
box kwalitas legrand, berker atau setaraf.
e) Ujung pipa kabel yang masuk kedalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "socket/lock nut", sehingga pita tidak mudah tercabut
dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada
pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus dimasukkan
dalam pipa logam dan pipa harus di klem kebangunan pada setiap jarak
50 cm.
f) Untuk instalasi kabel power, data telepon di area counter harus
menggunakan under floor, duct dengan 3 compartemen min size 300
mm x 380 mm.
b. Instalasi Sakelar dan Kotak Kontak (Out Let)
1) Saklar-saklar dari jenis rocker mekanisme dengan rating 10A/13A, 250 V
pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, sakelar-sakelar tersebut bingkainya harus dipasang
rata pada tembok ketinggian 150 cm diatas lantai yang sudah selesai
kecuali ditentukan lain oleh Direksi . Sakelar-sakelar tersebut harus
dipasang dalam kotak- kotak dan ring setelannya yang standard dilengkapi
dengan tutup persegi. Sambungan-sambungan hanya diperbolehkan
antara kotak- kotak yang bersekatan.
2) Kotak Kontak.
Kotak kontak adalah dengan type yang memakai earthing contact dengan
rating 13A,250 V AC. Semua pasangan kotak kontak dengan tegangan
kerja 220 V AC harus diberi saluran ketanah(grounding). Kotak kontak
harus dipasang rata dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30 cm
dari atas lantai yang sudah selesai, atau sesuai petunjuk Direksi.
3) Inbow doos.
Seluruh saklar dan kotak kontak dilengkapi dengan inbow doos dari bahan
plate metal
c. Instalasi Fixtures Penerangan
1). Umum
Fixture penerangan harus dari jenis yang tertera dalam gambar. Harus
dibuat dari bahan yang sesuai dan bentuknya harus menarik dan
pekerjaannya harus rapi dan baik, tebal plat baja yang dipakai untuk fixture
145
minimum 0,7 mm. Pemborong harus menyediakan contoh- contoh dari
semua fixtures yang akan dipasang kepada Perencana/Direksi untuk
disetujui. Seluruh peralatan fixtures penerangan beserta armature adalah
kwalitas Phillips atau setaraf.
2). Kabel-kabel Untuk Fixture.
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel- kabel untuk "fixture" harus
ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil
dari 2,5 mm2, kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua
tempat dimana mungkin ada abrasi. Semua kabel-kabel harus
disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali dimana diperlukan
penggantungan rantai atau pemasangan/perencanaan fixture menunjuk
lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan, dan harus terus-menerus mulai kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran
kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
3). Lampu-lampu.
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai
dengan persyaratan dan gambar. Untuk lampu Pijar memakai lampu holder
dan base type Edison Screw. Untuk lampu holder type Edison Screw kabel
netral tidak boleh dihubungkan ke center control, kecuali dipersyaratkan
lain. Lampu fluorescent harus dari jenis day light. Semua lampu fluorescent
atau lainnya yang memerlukan perbaikan faktor daya harus dilengkapi
dengan capasitor. Dalam spesifikasi ini besarnya microfard dari kapasitor
untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang dibutuhkan adalah
hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,90.
d. Instalasi / Konstruksi Panel
1) Kabinet.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal minimal 2,0 mm,
atau dibuat dari bahan lain seperti polyester atau kabelite. Kabinet untuk
"panel board" mempunyai ukuran yang proposional seperti dipersyaratkan
untuk panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar
perencana atau menurut kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak. Frame/rangka panel harus
digrounding/ ditanahkan. Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk
146
memasang, mendukung dan menyetel "panel board" serta tutupnya.
Kabinet dengan kabel-kabel "Trought Feeder" harus diatur sedemikian
sehingga saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk branch circuit
panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci- kunci. Untuk
satu kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci, dengan sistem MASTER
KEY.
2) Finishing.
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Direksi.
Semua kabinet dari pintu- pintu untuk panel board listrik, harus dibuat tahan
karat dengan cara "Galvanized plating" atau dengan "zink chromate primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu
sebagai berikut:
a) Bagian dalam dari box dan pintu.
b) Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadnium plating tak perlu
dicat jika seluruhnya terendam, jika menggunakan zink chromate primer
harus dicat dengan cat bakar.
3) Pasangan Kabel.
Pasangan kabel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/type panel.
Maka bila dibutuhkan alas/ pondasi/penumpu/penggantung maka
Pemborong harus menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak
tertera pada gambar.
4) Panel-panel Distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar, kecuali ditunjuk
lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan. Panel distribusi utama dari jenis in door type tersebut dari plat
baja (metal clad). Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur baku,
yang dapat mempertahankan strukturnya oleh stres mekanis pada waktu
hubung singkat, rangka ini secara plat-plat penutup (metal clad) harus
cukup louvers untuk ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu
dari bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/LMK/VDE untuk peralatan
yang tertutup. Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan-kemungkinan percikan air. Semua
147
material dan tombol transfer yang dipersyaratkan dikelompokkan pada satu
papan panel yang berengsel yang tersembunyi.
5) Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama, pada pintu pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-
cara pemberian nama pada pemutusan dan dapat dilihat dengan mudah.
Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian
dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings.
6) Bus-Bar/Rel.
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga, dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150 % dari arus beban terpasang yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran PUIL 2000. Semua busbar/rel harus dicat,
dipegang oleh beban isolator dengan kuat dan baik ke rangka panel.Semua
busbar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang disebutkan
pada PUIL 2000. Cat-cat tersebut harus tahan sampai temperatur 75C.
Busbar disusun dan dipegang oleh isolator dengan baik untuk sistim 3
phase 4 kawat seperti ditunjuk dalam gambar. Setiap panel harus
mempunyai bus netral yang diisolir terhadap tanah, dan sebuah bus
pembumian yang selanjutnya di klem dengan kuat pada frem dan panel dan
dilengkapi dengan klem untuk pembumian dari peralatan yang perlu di
bumikan (5 bar). Gambar- Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings)
harus menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bus dan susunannya. Ukuran
dari bus harus sepanjang panel dan harus disiapkan cara penyambungan
dikemudian hari.
7) Rele Kontaktor/kontaktor.
Rele kontaktor/kontaktor yang dipasang type normaly open dengan jenis
long life rating kontaktor sesuai dengan beban yang tersambung pada
kontaktor tersebut. Kontaktor harus dilengkapi dengan proteksi beban lebih.
8) Terminal dan Mur Baut.
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (vertin) dan disekrup
dengan menggunakan mur baut ring dari bahan tembaga atau mur baut
yang divertikal (atau stainless) dengan ring tembaga.
148
9) Cadangan/Penyambungan dikemudian hari.
Bila dalam gambar dinyatakan ada cadangan maka ruangan-ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem pemasangan, pendukung
dan sebagainya untuk peralatan yang dipasang dikemudian hari, dapat
berupa equipment bus bar, switch, circuit breaker dan lain-lain.
10) Alat - alat ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada gambar.
Meter-meter adalah dari type "Moving Iron Vane Type" khusus untuk panel,
dengan scale sirkular, flush atau semi flush, dalam kotak tahan getaran,
dengan ukuran 144 x 144 mm atau 96 x 96 mm, dengan skala lineir dan
ketelitian 1,5 %. Posisi dari saklar putar untuk voltameter (voltameter
selector switch) harus ditandai dengan jelas.
11) Transfomator Arus.
Trafo arus adalah type kering, dalam ruangan type jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden
sesuai dengan standard-standard VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat
menahan gaya-gaya mekanis. Pada waktu terjadi hubungan singkat 100
KA, trafo arus untuk ampere meter juga boleh dipergunakan bersamaan
dengan KWH meter asalkan ketelitiannya masih baik. Bila tidak baik maka
harus dipergunakan trafo arus khusus.
12) Kabel-kabel Pengontrol.
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang dipabrik/bengkel secara
lengkap dan dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran
minimal adalah 1,5 mm2 type 600 Volt PVC.
13) Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik
peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar
tempatnya pada frame panel. Panel adalah setara assembling, MG atau
setara.
14) Peralatan Pemutus Daya.
Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw out type
tanpa minyak dengan sikring pembatas arus, pemutus daya dengan rumah
tuangan (moulded case) dilengkapi dengan sikring pembatas arus dan
pemutus sikring. Arus kerja dari draw out circuit breaker harus sesuai
149
dengan sikring berkapasitas interupsi 50 KA, minimum pemutus sikring
harus dari type membuka dan menutup dengan cepat.
15) Pilot Lamp.
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
1. Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R.S.T.
2. Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan sistem telah on
atau off.
3. Pilot lampu untuk remote control pada panel, untuk menyatakan sistim
telah menjalankan/memberhentikan sistim yang diinginkan.
Penyediaan pilot lamp yang disebutkan diatas merupakan keharusan,
biarpun pada gambar-gambar tidak tertera. Warna-warna untuk pilot lamp :
1. Untuk phasa R : warna merah
2. Untuk phasa S : warna kuning
3. Untuk phasa T : warna hijau atau biru
4. Untuk menyatakan sistim telah dijalankan dengan push button atau
dengan saklar, ataupun dengan "Time Switch", menyatakan sistim on :
warna merah.
5. Untuk menyatakan sistim telah off : warna hijau.
16) Spesifikasi dari trafo isolasi
a). Modul monitor isolasi „107TD47“:
Alat monitor isolasi ini adalah alat yang vital untuk menjamin
keamanan dan kelangsungan supply listrik medik, dimana alat
tersebut harus dapat memonitor nilai isolasi secara akurat dan terus-
menerus. A-Isometer “107TD47” yang memiliki sistem pengukuran
AMP dapat memantau nilai isolasi secara akurat, walaupun pada
jaringan listrik yang terkontaminasi dengan tegangan kotor (tegangan
dc yang ditimbulkan oleh power supply dari peralatan listrik). A-
Isometer ini juga dilengkapi alat monitor beban arus, suhu
temperature, digital display dengan nilai/ data yang jelas, key pad dan
tobol uji. Untuk memenuhi standard internasional/ nasional yang ada,
maka “107TD47” memiliki spesifikasi Sbb:
- Internal Impedans : > 240 KOhm (IEC60364-7-710: tdk boleh kurang dari
100 KOhm)
- Tegangan uji : < 12 V AMP (IEC 60364-7-710: tidak boleh lebih dari
25 V)
150
- Arus uji : < 0,05 mA (IEC60364-7-710: tidak boleh lebih dari 1
mA)
- Isyarat gangguan isolasi :>50–500 KOhm (IEC60364-7-710: tdk boleh kurang dari
50 KOhm)
- Tombol Uji : Tersedia (IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Monitor koneksi kabel : Tersedia (IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Monitor beban arus : Tersedia (IEC60364-7-710: isyaratkan)
- Monitor Suhu Trafo : Tersedia (IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Sistem Pengukuran AMP Measuring Principle (IEC 61557-8) IT AC with galvanically DC
circuit
b). Trafo Isolasi IT Medic
Sesuai dengan standard IEC60364-7-710 bag.512.1.6 dan PUIL2000
Bab 8.27 mengenai Ruang Fasilitas Kesehatan. besarnya daya dari
masing-masing Trafo Isolasi harus berkisar antara 0,5kVa - 10 kVa
(IEC60364-7-710) dan PUIL2000 mengatakan 3,15Kva - 8KVa.
- Reinforced isolated
- Fixing angles are isolated
- Windings’re galvanically isolated protection by PTC-Resistor
- Inrush current : 8 x In
- Tegangan input : 380 VAC
- Tegangan output : 220 VAC
- Leakage Current : < 0,5 mA
- No Load Input Current Io : <=2,6 %
- Short circuit Voltage : <=2,8 %
- Induction : 0,82T
- Resistancy of Primary : <=0,1 Ohm
- Resistancy of secondary : <=0,05 Ohm
- Efficiancy : ≥ 97%
- Full-load temperature rise : 74 grd C
c). Modul Isyarat
Alat isyarat ini harus terpasang di tempat-tempat yang mudah
terpantau oleh user, agar gangguan pertama dapat diketahui sedini
mungkin, sebelum terjadi gangguan kedua yang dapat mengakibatkan
terputusnya listrik dan hal-hal yang tidak diinginkan. Alat isyarat ini
telah dilengkapi dengan digital display untuk menunjukan nilai isolasi
secara jelas dan nilai beban arus dalam persen pemakaian. Untuk
151
memenuhi standard Internasional / Nasional (PUIL 2000) yang ada,
maka “Modul Isyarat” ini memiliki spesifikasi Sbb:
- Digital display untuk nilai isolasi & beban arus
- Tombol tekan uji : menguji sistem secara remote (IEC60364-7-710: disyaratkan)
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Lampu warna hijau : Sistem sedang digunakan (IEC60364-7-710: disyaratkan)
(IEC60364-7-710: disyaratkan)
- Lampu warna kuning: Sistem sedang gangguan
- Isyarat bunyi yg nyala paralel dgn lampu kuning dan
dapat dihentikan dgn tombol, akan tetapi lampu
warna kuning tdk dapat dipadamkan selama
gangguan masih ada.
Sumber Listrik untuk tiap-tiap ruang OK tersebut diproteksi dengan
Sistem IT-Medis yang mengunakan trafo isolasi medis “ES710“. Untuk
alasan kontinuitas suplai, maka nilai isolasi, beban dan suhu trafo
harus dipantau secara terus menerus dengan alat „107TD47“ untuk
menunjukkan terjadinya gangguan pertama. Disarankan agar
gangguan pertama dihilangkan dengan penundaan sesingkat
mungkin, sebelum terjadi gangguan kedua. Sesudah terjadinya
gangguan pertama dari isolasi pada bagian aktif ke bumi, maka untuk
proteksi terjadinya gangguan kedua digunakan Circuit Breaker untuk
pemutusan suplai listrik. Untuk kedepannya jika diperlukan, bahwa
setiap aplikasi monitoring pada masing-masing Sumber Listrik IT-
Medis dapat diintegrasikan secara keseluruhan dengan Bender-
Gateway „OPC“, sehingga memungkinkan untuk dapat dikembangkan
pada pemantauan terpusat dengan jaringan berbasis PC via ISDN,
Ethernet TCP/IP dan mengunakan standard protokol OPC dengan
Software-Visualisasi yang ada dipasaran.
5. MOTOR LISTRIK
a) Ketentuan Umum
Semua motor listrik harus sesuai dengan klasifikasi DIN, baik dalam segi
proteksi, isolasi, pengaman, cara operasi, pemasangan dan lain-lain.
b) Untuk Motor-motor Dengan Rating
1) Sampai dengan 2 kVA - 1 phasa/3phasa
2) 2 kVA keatas - 3 phasa Kecuali ditentukan lain oleh manufacture.
152
c) Starting
Untuk motor-motor dengan rating :
1). Sampai dengan 2,5 kVA, starting langsung (Direct on line/DOL).
2). Mulai 3,7 kVA, starting dengan star delta atau ekivalen.
6. PERALATAN LISTRIK
a. Peralatan Panel
Semua Peralatan Panel, seperti :
1) Circuit Breaker
2) Power Contactor
3) Moulded Case Circuit Breaker
4) Trafo Arus dan Trafo Tegangan
5) Three Phasa Fuse Load Break Switch
6) Rotary Switch
7) On - Off Knife Switch
8) Fuse dan base/frame diaged fuse
9) HRC fuse dan fuse holder
10) Ampere meter
11) Volt meter
12) KWH meter
13) Lampu indikator
14) Push button
15) Miniatur circuit breaker
16) Relay-relay
17) Dan lain-lain.
18) Standart Panel :
Harus memenuhi standarisasi/spesifikasi teknis PUIL, SPLN dan pabrik.
b. Material untuk Instalasi
1) Sakelar
Rocker mekanisme, modular, grid sistem Rating 10 A, 220 Volt AC Type :
Switch dan two way switch, push- push, flush, segi empat.
Plate : Modul-White.
2) Dimer
Khusus Dimer menjadi satu kesatuan dengan saklar, dimana bisa di on/off
disaklar dan bisa di redupkan dan diterangkan melalui dimer.
153
Type : Dimer LED 15A – DAP2015A
3) Kotak kontak type dinding (flush type), dan type lantai.
Terminal : 3p + e, 380 volt AC, 16A
2p + e, 220 volt AC, 13A
Bentuk : Persegi/Modul-White.
Merk : Clipsal, MK, Nationa, Era
4) Kotak kontak type dinding khusus area NICU, NICU 2A, 2B, NICU VIP,
ISOLASI
Type : Kotak Kontak Sakelar (dilengkapi on/off)
Terminal : 3p + e, 380 volt AC, 16A
2p + e, 220 volt AC, 13A
Bentuk : Persegi/Modul-White.
Pasal 31
INSTALASI PENANGKAL PETIR.
1. SISTEM.
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah batang splitzen tembaga.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan pemasangan splitzen lengkap dengan tiang pendukung dan
perlengkapannya, sehingga dapat berdiri dengan kokoh.
b. Pengadaan dan pemasangan kabel BC (Bar Copper) lengkap dengan klem dan
alat pembantunya sehingga kabel tersebut terpasang sesuai dengan
keinginan/rencana.
c. Pengadaan dan pemasangan elektroda pentanahan, bak kontrol, serbuk arang
dan sebagaianya, sehingga didapatkan pentanahan yang baik.
155
elektron bebas, yang besarnya sebanding dengan nilai arus dari pelepasan
petir.
e. Busur listrik ini dapat ditarik keatas yang dapat berkonjungsi dengan
bertambahnya medan listrik yang hadir ketika petir mendekat.
f. Tahanan pentanahan dibuat antara 2-5 ohm. Kontraktor harus menambah titik
pentanahan atau memperdalam elektroda untuk mendapatkan tahanan tanah
yang diinginkan.
g. Bak kontrol harus dibuat lubang Drain dan test klime.
h. Elektroda pentanahan tersebut dari bahan tembaga massive yang berupa
batangan atau plat. Pentanahan elektroda harus dikelilingi dengan serbuk
arang.
i. Kontraktor wajib membuat gambar instalasi terpasang/as built drawing, dibuat
rangkap 4 (empat) yang diserahkan kepada Direksi.
Pasal 32
PEKERJAAN PENGUJIAN / TESTING
1. KETENTUAN UMUM
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK, PLN dan pabrik. Bilamana
diperlukan bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh Direksi untuk diuji ke
Laboratorium atas tanggungan biaya Pemborong.
2. TAHAP PENGUJIAN
a. Pengujian Instalasi Kabel Feeder.
Semua kabel Feeder harus harus ditest isolasinya sehingga memenuhi
persyaratan LMK dan PLN.
b. Tahanan tanah harus diuji sehingga memenuhi persyaratan PLN atau lebih
kecil 0,5 Ohm.
c. Dan pengujian lainnya yang disyaratkan oleh PLN.
d. Semua pengujian harus disaksikan oleh Direksi dengan dibuat laporan tertulis.
3. TESTING DARI PADA SISTIM INSTALASI LISTRIK
a. Pada waktu instalasi telah selesai, sistim listrik yang dipasang harus ditest dan
mendapat pengesahan dari PLN (sampai dengan goodkeur oleh PLN).
b. Instalasi listrik penerangan maupun tenaga siap terpasang.
156
c. Siapkan alat-alat ukur, merger 0,6/l KV.
d. Pengukuran Untuk Instalasi Penerangan:
1) Hubungan ke armature diputuskan dengan mematikan saklar yang
berhubungan ke lampu-lampu maupun ke alat.
2) M.C.B ( Mini Circuit Breaker ) di panel dalam posisi off.
3) Pengukuran dilakukan setiap group maupun phase serta arde.
4) Untuk pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat (sesuai PUIL 1987,
Pasal 251).
5) Setiap menunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar.
6) Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari PLN maupun genset
tidak boleh dimasukkan.
e. PengetesanTerhadap Armature/Lampu Penerangan.
1) Jangka waktu pengetesan 7 x 24 jam.
2) Lampu dinyalakan secara terus-menerus.
3) Pengujian dapat dilakukan secara random dan secara keseluruhan.
f. Pengukuran Untuk Instalasi Tenaga.
1) Hubungan ke equipment (alat) diputuskan dengan mematikan switch untuk
alat itu.
2) Kontraktor maupun MCB untuk alat itu dalam posisi off.
3) Pengukuran dilakukan setiap phase, serta arde.
4) Untuk pengukuran instalasi tenaga, tahanan kawat (sesuai PUIL 1987
Pasal 251).
5) Setiap penunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar.
6) Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari PLN maupun genset
tidak boleh dimasukan.
g. Pengukuran Arde Induk.
1) Pemantekan pipa arde selesai dikerjakan serta kabel arde sudah ditanam.
2) Setiap alat ukur khusus untuk mengukur tahanan kawat dari arde.
3) Hasil pengukuran pada tahanan kawat dari pada arde harus (sesuai PUIL
2000 Pasal 330 B.L).
4) Dibuatkan daftar pengukuran.
157
BAB V
URAIAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIK
PEKERJAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
Pasal 33
PEKERJAAN SALURAN
1. PEKERJAAN SALURAN
a. Pekerjaan Saluran dan drainase
1) Saluran Air Hujan dibuat Buis Beton ukuran Ø 30 cm dengan mutu beton
setara K250
2) Pembuatan saluran air hujan dan drainase termasuk pekerjaan galian,
urugan pasir 10 cm, urugan tanah kembali dan perapihan harus
diperhatikan kemiringan saluran (slope) minimal 1% (satu persen) ke arah
saluran luar, atau sesuai kondisi lapangan.
3) Bak Kontrol
Bak kontrol yang terletak di jalan dibuat dari konstruksi beton dengan
ukuran lubang sesuai gambar kerja, dilengkapi dengan tutup dari baja
tulangan yang dapat dibuka dengan mudah.
b. Pekerjaan instalasi pipa dan saluran pembuangan di dalam tanah
1) Pekerjaan Galian Tanah
a) Galian tanah dilaksanakan untuk :
- Semua pemasangan pipa dan saluran- saluran pembuangannya.
- Semua bagian bangunan-bangunan yang masuk ke dalam tanah
antara lain bak-bak kontrol, tangki septik dan lain sebagainya.
b) Pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian adalah diukur dari atas
pipa sampai ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah tebal
lapisan pasir di bawah pipa. Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa
dan disetujui oleh Pengawas.
c) Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan (kelongsoran tanah dan lain-
lain) adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana dan sudah termasuk
dalam harga penawaran, Pemberi Tugas tidak menerima adanya
claim/tuntutan terhadap hal-hal tersebut.
169
d) Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan pipa dan
perlengkapannya harus diikuti pula dengan penimbunan kembali
dengan segera, sesuai dengan cara-cara yang disebut dalam pasal
berikut dalam Rencana & Syarat ini.
e) Pada dasarnya pekerjaan galian tanah mengikuti ketentuan yang telah
ditentukan.
2) Pekerjaan Urugan Tanah
a) Pekerjaan urugan tanah harus sesuai dengan syarat- syarat yang telah
ditentukan.
b) Pemasangan pipa di dalam tanah harus tertutup sekelilingnya oleh pasir
sesuai ketentuan yang tercantum pada ayat c.2 dibawah ini.
c) Urugan tanah untuk pemasangan pipa, baru dilaksanakan setelah
pengurugan pasir di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai; dan
harus minta persetujuan Pengawas terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan.
3) Pekerjaan Urugan Pasir
a) Pekerjaan urugan pasir ini harus memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
b) Urugan pasir dilakukan pada sisi kanan, kiri dan bawah dengan tebal
masing-masing radius 10cm, khusus pipa yang memotong jalan harus
diurug sekeliling pipa dengan tebal 10cm dan di atasnya dilindungi
dengan plat beton atau ubin beton
Pasal 34
PEKERJAAN RABAT BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pekerjaan pembuatan rabat beton pada keliling bangunan, atau pada
seluruh detail yang disebutkan atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
170
d. Pekerjaan Lantai Kerja
e. Pekerjaan Pondasi
3. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat NI-8, SII 0013 81 dan ASTM
C 150-78A. Penyimpanan harus ditempat yang kering dan rapat air, terangkat
dari tanah.
b. Pasir dipilih dari jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih dan bebas dari
tanah liat /lumpur/campuran lain. Pasir ini harus mempunyai gradasi ukuran
dan bentuk yang sama sesuai persyaratan : PUBI 82 pasal 11 dan SII 0404-
80.
c. Kerikil/split harus memenuhi PUBI 82 pasal 12 dan SII 0079-79/0087-75/0075-
75
d. Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari bahan minyak, bahan organik,
garam asam alkali dan memenuhi persyaratan PUBI 82 pasal, AFNOR P18-
303 dan NZS-3121/1974
e. Semua material sebelum dipakai harus mendapat persetujuan
Direksi/Konsultan MK. Contoh bahan ditunjukkan dan diserahkan kepada
Direksi/Konsultan MK untuk mendapat persetujuannya sebelum dipakai.
f. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PUBI
1971 (NI-2) PUBI 1982 dan (NI-8)
4. SYARAT–SYARAT PELAKSANAAN
Untuk pembuatan rabat beton yang langsung diatas tanah, maka lapisan pasir
urug dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan
sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung
maksimal.
Pembuatan rabat beton merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1 : 3 : 5.
Sebelum dibuat rabat beton terlebih dahulu dipasangkan lantai kerja tebal
minimal 5cm dan dipasangkan pondasi atas terdiri dari basecouse tebal 20cm
selanjutnya pembuatan pasangan rabat beton tebal minimal dibuat 12cm
diperkuat dengan tulangan wiremesh M8 (termasuk underlayer & bekisting)
atau sesuai yang ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar.
171
OUTLINE SPECIFICATION
PEKERJAAN : ARSITEKTUR
PROYEK : RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS I JAKARTA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2022
LOKASI : Jl. CIPINANG JAYA NO. 37B, CIPINANG MUARA, JAKARTA TIMUR
- Pekerjaan pasangan lantai Homogenuos Tile Essenza, Niro Granite, Granito 60 X 60 cm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan pasangan lantai Keramik Roman atau setara 40 X 40 cm, Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan pasangan lantai Keramik Roman atau setara 30 X 30 cm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan pasangan plint lantai Homogenuos Tile Roman atau setara 10 X 60 cm Sesuai Gambar Detail
Keramik 10 X 30
- Pekerjaan Pasangan dinding Bata Ringan Pres cetak setara 10 x 20 x 60 cm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Plesteran dan acian Semen Merah putih, Holcim, Tiga roda tebal 10 mm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Plesteran dan acian Beton Semen Instan Setara MU-100 tebal 1,00 cm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Dinding Keramik Toilet Keramik Roman atau setara 30X 60 cm Sesuai Gambar Detail
- Rangka Dinding Partisi Hollow metal galva 2 X 2cm & 4 X 4cm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Plafon Gypsum Gypsum Jayaboard atau Setara 9 mm Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Plafon Calsibord Calsiboard Jayaboard atau Setara 9 mm Sesuai Gambar Detail
- Kusen Besi Canal Krakatau Steel atau setara Sesuai Gambar Detail Sesuai Gambar Detail
- Daun Pintu Besi Pejal dia 22 mm Krakatau Steel atau setara dia 22 mm Sesuai Gambar Detail
- Rangka Daun Pintu Plat Strip Krakatau Steel atau setara 10 mm & 6 mm Sesuai Gambar Detail
- Kusen Besi Canal Krakatau Steel atau setara Sesuai Gambar Detail Sesuai Gambar Detail
- Daun Pintu plat besi Krakatau Steel atau setara 4 mm Sesuai Gambar Detail
- Rangka Daun Pintu Plat Strip Krakatau Steel atau setara 10 mm & 6 mm Sesuai Gambar Detail
- Kusen Besi Canal Krakatau Steel atau setara Sesuai Gambar Detail Sesuai Gambar Detail
- Daun Pintu Besi Pejal dia 22 mm Krakatau Steel atau setara dia 22 mm Sesuai Gambar Detail
- Rangka Daun Pintu Plat Strip Krakatau Steel atau setara 10 mm & 6 mm Sesuai Gambar Detail
- Pek. Kusen, Pintu, Jendela Aluminium Kaca Alumunium profil, Kaca kaca ashahimas atau setara Sesuai Gambar Detail Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan Kusen Pintu Kayu dan Kamper 40mm Sesuai Gambar Detail
- Daun Pintu Double Teakwood/ Multiplek finish HPL Teakwood 4mm Sesuai Gambar Detail
- Pintu Kayu
- Kunci Metal Kend, Wilka, atau Griff model 2 Slaag Sesuai Gambar Detail
NO URAIAN PEKERJAAN MATERIAL EDR UKURAN LOKASI
- Lockase Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
- Handel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
- Engsel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff 11 - 15 cm Sesuai Gambar Detail
- Pintu Alumunium
- Kunci Metal Kend, Wilka, atau Griff model 2 Slaag Sesuai Gambar Detail
- Lockase Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
- Handel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
- Engsel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff 11 - 15 cm Sesuai Gambar Detail
- Pintu Besi
- Kunci Metal Kend, Wilka, atau Griff model 2 Slaag Sesuai Gambar Detail
- Handel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
Grendel Cast Brass Kend, Wilka, atau Griff Sesuai Gambar Detail
Engsel Stainless Steel Kend, Wilka, atau Griff 5 - 10 cm Sesuai Gambar Detail
Hak angin Metal Kend, Wilka, atau Griff 10 - 20 cm Sesuai Gambar Detail
VI PEKERJAAN PENGECATAN
- Pekerjaan cat dinding Cat Tembok Merk Dulux, Jotun atau setara Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan cat plafond Cat Tembok Merk Dulux, Jotun atau setara Sesuai Gambar Detail
- Pekerjaan cat besi Cat Besi Merk Dulux, Mowilex, Metrolite Sesuai Gambar Detail
- Sanitary Toilet Closet Duduk/Jongkok Toto atau setara Sesuai Gambar Detail
- Sanitary Toilet Urinoir Toto atau setara Sesuai Gambar Detail
- Sanitary Toilet Wastafel Toto atau setara Sesuai Gambar Detail
NO URAIAN PEKERJAAN MATERIAL EDR UKURAN LOKASI
Kitchenzink 1 lubang + sayap Toto atau setara Sesuai Gambar Detail
Kran air Toto atau setara Sesuai Gambar Detail
- Railing Stainless Pipa besi Galvanis Ø 2-2,5 inch, t-2,5mm Sesuai Gambar Detail
- Railing Pipa Besi Pipa besi finsh cat anti karat Ø 2-2,5 inch, t-2,5mm Sesuai Gambar Detail
IX PEKERJAAN ATAP
- Penutup atap Zinkalume Bluescope atau setara tebal 0.4mm Sesuai Gambar Detail
PROYEK : RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELASI I JAKARTA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2022
LOKASI : Jl. CIPINANG JAYA NO. 37B, CIPINANG MUARA, JAKARTA TIMUR
I PEKERJAAN STRUKTUR
a PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL SITE MIX Sesuai Gambar Detail
b PEKERJAAN PANCANG BETON PRECAST uk. 20x20cm Sesuai Gambar Detail
mini pancang uk.20x20cm spek:
Mutu Beton K. 300
Tulangan Utama 4Ø10/13
Tulangan Spiral Ø6
Daya Dukung s/d 30T
Panjang Tiang 6m/9m
Sambungan Welded plat 2x5mm+plat strip 10mm
f STRUKTUR PIPA BESI Krakatau Steel atau setara Sesuai Gambar Detail
Standard Sectional Dimension of Pipe Steel SCH-40 Steel and Its
g BUIS BETON Mutu K-250 PRECAST Dusaspun, Duracon, Calvary Ø 30cm Sesuai Gambar Detail
OUTLINE SPECIFICATION
PEKERJAAN : MEKANIKAL ELEKTRIKAL & PLUMBING
PROYEK : RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS I JAKARTA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2022
LOKASI : Jl. CIPINANG JAYA NO. 37B, CIPINANG MUARA, JAKARTA TIMUR
SISTEM MEKANIKAL
I SISTEM PLUMBING
HAL : 1
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
d. Submersible
POMPA Pump
PENGURAS Conde : Submersible Pump Ebara Indonesia
Type : Submersible Vortex Thorisima Indonesia
Pelayanan : Pompa Transfer Grundfos Indonesia
Kapasitas : Lihat Gambar Perencanaan (MEP) Tsurumi Indonesia
Head : Minimal 15 mH Maxon Indonesia
Putaran : 1.450 - 1.500 rpm
Efisiensi : 50%
Seal : Double Mechanical Seal
Power :
Unit : 1 Set
Lengkap dengan Control Panel.Etc
HAL : 2
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
Material : PVC
Pressure : Min 10 Kg/cm2
b. Valve
PIPING- Valve Type : Non-Rising Screw-Gate Toyo China
Material : < Ø 65 mm (Broze) Kitz China
> Ø 65 mm (Cast Iron) Weflo China
Pressure : Min 10 Kg/cm2
HAL : 3
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
II SISTEM ELEKTRIKAL
HAL : 4
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
Thickness : 4 mm
Accessories : Low & High Level Switch, Fuel
Filter set, transparant glass
HAL : 5
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
IP : 41 Hanger Perancis
Form : 3B Asco Canada
Casing Box Panel : Material , Mild Steel Panel Maker
Thickness , 2,0 mm Simetri Putra Perkasa Indonesia
Finishing , powder Coating Indo Panel Indonesia
Kelengkapan : IDMTL Over current & earth fault Prastiwahyu Indonesia
Relay, 4 Pole voltage control Anugra Teknik (ATS) Indonesia
Over current relay, stator earth
fault relay, ammeter c/w ct,
Volrmeter 7 SS, kWhmeter
kWmeter, push button, indicator
lamp
HAL : 6
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
Panel Maker
Simetri Putra Perkasa Indonesia
Indo Panel Indonesia
Prastiwahyu Indonesia
Anugra Teknik (ATS) Indonesia
HAL : 7
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
Tegangan kerja : 20 kV
Tegangan uji : 30 kV
Freq. pengenal : 50 Hz
Bahan inti : CU
Diameter phasa : RSTN (3 Core+ 1 Core Netral)
Temperatur kerja : 30°C
Standard : IEC 502-83
Jenis : N2XSEFGbY / N2XSEF
HAL : 8
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
HAL : 9
NO. JENIS PERALATAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN PRODUCT / MERK PRODUKSI
H A L : 10
IBPRP RENOVASI DAN PERLUASAN RUPBASAN KELAS I JAKARTA TIMUR
I PEKERJAAN BONGKARAN
II PEKERJAAN K3
HALAMAN-REKAP
DAFTAR RINCIAN DAN KUANTITAS(BQ)
JUMLAH BIAYA
JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN
(Rp)
JUMLAH BIAYA
BONGKARAN HALAMAN-2
DAFTAR RINCIAN DAN KUANTITAS(BQ)
: RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1 JAKARTA
PEKERJAAN
TIMUR, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
JUMLAH BIAYA
: RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1 JAKARTA
PEKERJAAN
TIMUR, KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI
JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN
(Rp)
JUMLAH BIAYA
: RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1 JAKARTA TIMUR, KEMENTERIAN
PEKERJAAN
HUKUM DAN HAM RI
A PEKERJAAN STANDAR
1 PEKERJAAN PONDASI
3 PC2 ( 240x120x50 ) cm
- Beton K-300 2,52 m3
- Besi Beton 371,48 kg
- Bekisting 12,60 m2
4 P1 ( 60x60x30 ) cm
- Beton K-300 0,86 m3
- Besi Beton 204,05 kg
- Bekisting 5,76 m2
4 TB-1 (20x40) cm
- Beton K-300 15,15 m3
- Besi Beton 3.386,67 kg
- Bekisting 151,52 m2
5 TB-2 (15x30) cm
- Beton K-300 0,66 m3
- Besi Beton 148,03 kg
- Bekisting 8,80 m2
6 Pek. Urugan Pasir t=10cm 10,75 m3
7 Pek. Lantai kerja t=5cm 5,37 m3
8 Urugan tanah kembali 13 m3
Peninggian elevasi lantai dengan Tanah Urug pada Bangunan
9 124 m3
dengan tinggi 30 cm
KONSTRUKSI HALAMAN-5
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
2 K2 ( 30 x 40 ) cm
- Beton K-300 2,16 m3
- Besi Beton 484,76 kg
- Bekisting 25,20 m2
3 K3 ( 40 x 40 ) cm
- Beton K-300 1,44 m3
- Besi Beton 360,18 kg
- Bekisting 14,40 m2
3 K4 ( 15 x 15 ) cm
- Beton K-300 0,61 m3
- Besi Beton 58,39 kg
- Bekisting 16,20 m2
2 K2 ( 30 x 40 ) cm
- Beton K-300 1,26 m3
- Besi Beton 296,25 kg
- Bekisting 14,70 m2
3 K3 ( 40 x 40 ) cm
- Beton K-300 1,12 m3
- Besi Beton 294,50 kg
- Bekisting 11,20 m2
b. BALOK
1 B1 ( 20 x 40 ) cm
- Beton K-300 14,04 m3
- Besi Beton 2.624,85 kg
- Bekisting 175,68 m2
2 B2 ( 25 x 50 ) cm
KONSTRUKSI HALAMAN-6
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
- Beton K-300 3,57 m3
- Besi Beton 517,85 kg
- Bekisting 35,91 m2
3 B3 ( 30 x 60 ) cm
- Beton K-300 7,59 m3
- Besi Beton 1.037,91 kg
- Bekisting 63,57 m2
4 RB 3 ( 15 x 20 ) cm
- Beton K-300 1,21 m3
- Besi Beton 369,10 kg
- Bekisting 22,16 m2
2 K2 ( 30 x 40 ) cm
- Beton K-300 1,26 m3
- Besi Beton 296,25 kg
- Bekisting 14,70 m2
b. BALOK
1 B1 ( 20 x 40 ) cm
- Beton K-300 8,91 m3
- Besi Beton 1.669,16 kg
- Bekisting 111,50 m2
2 B2 ( 25 x 50 ) cm
- Beton K-300 1,54 m3
- Besi Beton 230,93 kg
- Bekisting 15,68 m2
3 B3 ( 30 x 60 ) cm
- Beton K-300 4,94 m3
- Besi Beton 629,23 kg
- Bekisting 41,57 m2
1 Ring Balok RB 1 ( 15 x 40 ) cm
- Beton K-300 1,32 m3
- Besi Beton 216,50 kg
- Bekisting 21,02 m2
KONSTRUKSI HALAMAN-7
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
1 Pek. Pelat Lantai beton tebal 12 cm pada dak talang beton
- Beton K-300 9,00 m3
- Besi Beton 526,01 kg
- Bekisting 75,00 m2
2 Ring Balok RB 1 ( 15 x 40 ) cm
- Beton K-300 4,62 m3
- Besi Beton 741,32 kg
- Bekisting 73,27 m2
3 Ring Balok RB 2 ( 20 x 40 ) cm
- Beton K-300 2,24 m3
- Besi Beton 485,79 kg
- Bekisting 28,16 m2
4 Kolom Konsol C4 ( 30 x 15 ) cm
- Beton K-300 0,41 m3
- Besi Beton 139,82 kg
- Bekisting 8,10 m2
5 Kolom Konsol C5 ( 30 x 30 ) cm
- Beton K-300 0,09 m3
- Besi Beton 22,74 kg
- Bekisting 1,20 m2
STRUKTUR ATAP
1 Pek. Pas. Rangka Atap Baja Ringan sesuai spesifikasi teknis 375,89 m2
1 PEKERJAAN DINDING
A PEKERJAAN LANTAI 1
1 Pek. Plesteran dan Aci dinding eksisting 0,00 m2
2 Pas. Bata Ringan semen instan 330,87 m2
3 Pek. Plester dan Aci semen isntan 620,82 m2
4 Pek. Kanopi 13,94 m2
5 Pas. Ekspose Kolom 120,80 m2
6 Pek. Ekspose Kanopi 27,88 m2
7 Pas, Dinding Keramik uk. 30x60cm pada KM/WC, T=240 cm 40,92 m2
8 Pas.Kolom Praktis dan Balok Praktis 181,79 m'
B PEKERJAAN LANTAI 2
1 Pas. Bata Ringan semen instan 349,01 m2
2 Pek. Plester dan Aci semen instan 698,01 m2
3 Pek. Kanopi pada Jendela 23,48 m2
4 Pek. Ekspose Kanopi pada jendela 46,95 m2
5 Pek. Ekspose Kolom 92,40 m2
6 Pas, Dinding Keramik uk. 30x60cm pada KM/WC,T=240 cm 134,05 m2
7 Pas profil/list pada dinding luar T=15 cm 66,00 m'
8 Meja beton Wastafel pantry uk 70 x 200 finish HT 60x60 1,00 unit
9 Pas.Kolom Praktis dan Balok Praktis 313,83 m'
C PEKERJAAN LANTAI 3
1 Pas. Bata Ringan semen instan 128,38 m2
2 Pek. Plester dan Aci semen instan 256,76 m2
3 Pek. Kanopi pada Jendela 17,40 m2
KONSTRUKSI HALAMAN-8
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
4 Pek. Ekspose Kanopi pada jendela 34,81 m2
5 Pek. Ekspose Kolom 61,60 m2
6 Pas. Kolom Praktis dan Balok Praktis 104,88 m'
2 PEKERJAAN LANTAI
A PEKERJAAN LANTAI 1
1 Pas. Lantai HT uk. 60x60cm 62,95 m2
2 Pas. Plint Lantai HT uk 10x60 cm 39,46 m'
3 Pas. Lantai KR. uk.30x30cm kasar, KM/WC 7,25 m2
4 Pas. Lantai KR .uk.30x30 cm 22,36 m2
5 Pas. Plint lantai KR. uk 10x30 cm 34,41 m'
6 Pek. Waterprofing area toilet 7,25 m2
7 Pek. Secreding lantai beton 322,36 m2
B PEKERJAAN LANTAI 2
1 Pas. Lantai HT uk. 60x60cm 267,83 m2
3 Pas. Plint kayu tebal 2 cm lebar 10 cm 222,58 m'
2 Pas. Lantai KR. uk.30x30cm kasar,KM/WC 27,04 m2
3 Pas. Lantai KR .uk.30x30 cm 13,61 m2
4 Pas. Plint lantai KR. uk 10x30 cm 10,31 m'
5 Pek. Waterprofing area toilet tempat wudhu 60,87 m2
6 Pek. Tanggulan tempat wudhu tinggi 30 cm 1,40 m'
C PEKERJAAN LANTAI 3
1 Pas. Lantai HT uk. 60x60cm 149,78 m2
B PEKERJAAN LANTAI 2
1 Pas. Plafond Gypsum t=9mm 259,33 m2
2 Pas. Plafond Calsiboard t = 9 mm 27,04 m2
3 Pas. List Plafond lebar 10 cm 374,48 m'
C PEKERJAAN LANTAI 3
1 Pas. Plafond Gypsum t=9mm 110,36 m2
2 Pas. Plafond Calsiboard t = 9 mm 6,75 m2
3 Pas. List Plafond lebar 10 cm 154,88 m'
4 Expose Beton 32,67 m2
4 PEKERJAAN PENGECATAN
A PEKERJAAN LANTAI 1
1 Cat Dinding Luar ( Weathershield) termasuk kolom & kanopi 214,27 m2
2 Cat Dinding Dalam termasuk ekspose kolom 265,29 m2
3 Cat Plafond Gypsum & Cat Ekspose Beton termasuk balok 405,27 m2
KONSTRUKSI HALAMAN-9
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
4 Cat Plafond Calsiboard (Weathershield) 7,25 m2
5 Cat Dinding eksisting ( Weathershield) termasuk kolom 0,00 m2
B PEKERJAAN LANTAI 2
1 Cat Dinding Luar ( Weathershield) termasuk kolom & kanopi 164,22 m2
2 Cat Dinding Dalam termasuk ekspose kolom 324,14 m2
3 Cat Dinding Partisi Gypsum 353,26 m2
4 Cat Plafond Gypsum & Cat Ekspose Beton termasuk balok 259,33 m2
5 Cat Plafond Calsiboard (Weathershield) 27,04 m2
C PEKERJAAN LANTAI 3
1 Cat Dinding Luar ( Weathershield) termasuk kolom & kanopi 164,11 m2
2 Cat Dinding Dalam termasuk ekspose kolom 0,00 m2
3 Cat Dinding Partisi Gypsum 0,00 m2
4 Cat Plafond Gypsum & Cat Ekspose Beton termasuk balok 143,03 m2
5 Cat Plafond Calsiboard (Weathershield) 6,75 m2
2 LANTAI 2
- PD - 2 2,00 bh
- PD - 3 2,00 bh
- PS - 2 5,00 bh
- P-1 4,00 bh
- P-2 6,00 bh
- J-3 3,00 bh
- J-4 4,00 bh
- J-5 2,00 bh
- BV - 2 5,00 bh
- Pas. Railing Tangga Stainless Stell sd lt 2 17,50 m'
KONSTRUKSI HALAMAN-10
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
3 LANTAI 3
J-6 12,00 bh
J-5 2,00 bh
BV - 1 3,00 bh
BV - 2 1,00 bh
- GV dia. 32 1,00 bh
- GV dia. 40 1,00 bh
- Wastafel Gantung lengkap Kran+assesories 3,00 set
- Kran Air KM/WC chrome 2,00 bh
- Closet Duduk lengkap jet shower spray 2,00 set
- Closet Jongkok 1,00 set
- Urinoir 1,00 set
- Partisi Urinoir 1,00 set
b Lantai 2
- GV dia. 25 1,00 bh
- GV dia. 32 1,00 bh
- GV dia. 40 1,00 bh
- Wastafel Gantung lengkap Kran+assesories 2,00 set
- Kran Air KM/WC chrome 3,00 bh
- Closet Duduk lengkap jet shower spray 2,00 set
- Closet Jongkok 1,00 set
KONSTRUKSI HALAMAN-11
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
- Urinoir 2,00 set
- Partisi Urinoir 2,00 set
- kitchen zink +Kran Air Panty 1,00 set
- GV dia. 40 1,00 bh
- GV dia. 50 2,00 bh
- CV dia. 50 1,00 bh
KONSTRUKSI HALAMAN-12
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
1 PEKERJAAN LAMPU
a LANTAI 1
1 TL LED 1 x 18 w Surface Mounted 40,00 bh
2 Recessed Mounted Downlight LED 12W/Neutral White 5,00 bh
/1000lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
3 Recessed Mounted Downlight LED 16W/Neutral White 11,00 bh
/1500lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
4 Pemasangan 1bh RM Downlight Integrated LED 7W/Neutral 5,00 bh
White /600lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz c/w Power Supply Unit &
Battery Back Up 2hrs
5 Pemasangan 1bh Surface Mounted Batten-WB/Cool White 6,00 bh
Led Module 38W/4000lm/220V/c/w Battery Back Up 2 Hrs
6 Saklar satu gang 9,00 bh
7 Saklar dua gang 2,00 bh
8 Saklar 4 gang 1,00 bh
9 Instalasi penerangan NYM 3 x 2,5 m2 Normal 56,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
10 Instalasi penerangan FRC 3 x 2,5 m2 Emergency 11,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
b LANTAI 2
1 TL LED 1 x 18 w Recessed Mounted 2,00 bh
2 TL LED 2 x 18 w Recessed Mounted 29,00 bh
3 Recessed Mounted Downlight LED 12W/Neutral White 9,00 bh
/1000lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
4 Recessed Mounted Downlight LED 16W/Neutral White 20,00 bh
/1500lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
5 Pemasangan 1bh RM Downlight Integrated LED 7W/Neutral 14,00 bh
White /600lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz c/w Power Supply Unit &
Battery Back Up 2hrs
6 Pemasangan 1bh Surface Mounted Batten-WB/Cool White 1,00 bh
Led Module 38W/4000lm/220V/c/w Battery Back Up 2 Hrs
7 Pemasangan 1bh Surface Mounted Emergency Exit 1,00 bh
LED 2x5W/220V c/w Battery Back Up 2 Hrs
8 Saklar satu gang 9,00 bh
9 Saklar dua gang 8,00 bh
10 Instalasi penerangan NYM 3 x 2,5 m2 Normal 60,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
11 Instalasi penerangan FRC 3 x 2,5 m2 Emergency 16,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
c LANTAI 3
1 TL LED 1 x 18 w Recessed Mounted 2,00 bh
2 TL LED 2 x 18 w Recessed Mounted 2,00 bh
3 Recessed Mounted Downlight LED 12W/Neutral White 2,00 bh
/1000lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
4 Recessed Mounted Downlight LED 16W/Neutral White 4,00 bh
/1500lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz
5 Pemasangan 1bh RM Downlight Integrated LED 7W/Neutral 2,00 bh
White /600lm/4000K/0.9PF/220V/50Hz c/w Power Supply Unit &
Battery Back Up 2hrs
KONSTRUKSI HALAMAN-13
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
6 Saklar dua gang 3,00 bh
7 Instalasi penerangan NYM 3 x 2,5 m2 Normal 10,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
8 Instalasi penerangan FRC 3 x 2,5 m2 Emergency 2,00 ttk
in konduit HI dia 20 m2
b LANTAI 2
1 Socket Outlet, 1Ø , 13 A, 200 vA, ,Wall type 18,00 bh
Wall Power Outlet Integrated in 1 Frame : 2 Power Outlet Type-13A &
2 15,00 bh
1 Data
Table Power Outlet Integrated in 1 Frame : 2 Power Outlet Type-13A
3 4,00 bh
& 1 Data
4 Instalasi SSO, NYM 3 x 2,5 mm2 37,00 ttk
c LANTAI 3
1 Socket Outlet, 1Ø , 13 A, 200 vA, ,Wall type 3,00 bh
Table Power Outlet Integrated in 1 Frame : 2 Power Outlet Type-13A
2 3,00 bh
& 1 Data
3 Instalasi SSO, NYM 3 x 2,5 mm2 6,00 ttk
a LANTAI 2
- Partisi Gypsum 12mm (2sisi) + Rangka hollow galva 40x40x4 (double) 176,63 m2
a PEKERJAAN PERPANELAN
1 SDP-UTAMA 1,00 unit
2 PD/AC-01 1,00 unit
3 PD/AC-02 1,00 unit
KONSTRUKSI HALAMAN-14
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
4 PD/AC-03 1,00 unit
5 PD-ELEKTRONIK 1,00 unit
6 MCB.BOX-01 1,00 unit
7 MCB.BOX-02 1,00 unit
8 MCB.BOX-03 1,00 unit
9 GROUNDING PANEL 1,00 unit
10 Testing Commissioning 1,00 lot
b PEKERJAAN PENGKABELAN
a ATAP
1 Splitzen 4,00 Bh
2 Kabel BC 35 175,00 m
3 Grounding 6,00 Bh
KONSTRUKSI HALAMAN-15
HARGA JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN VOLUME SAT
SATUAN (Rp) (Rp)
REKAP DAFTAR RINCIAN DAN KUANTITAS(BQ)
: RENOVASI DAN PERLUASAN RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KELAS 1 JAKARTA TIMUR, KEMENTERIAN
PEKERJAAN
HUKUM DAN HAM RI
JUMLAH BIAYA
NO URAIAN KEGIATAN
(Rp)
A PEKERJAAN STANDAR
KONSTRUKSI HALAMAN-16