Anda di halaman 1dari 3

PRINSIP USER INTERFACE

TEORI DESAIN MEDIA INTERAKTIF

KODE AR

1. User Compatibility
User interface harus sesuai dengan user yang menggunakannya. Misalnya saja sebuah
interface yang mencolok dan penuh warna tidak akan tepat di buat untuk professor
karena professor lebih memilih interface yang standard dan tidak penuh warna.
2. Produk Compatibility
User interaface juga harus mempertahankan kompabilitas antar produk. Misalnya user
interface yang lama dapat di korbankan jika tidak kompatibel dengan suatu produk baru
yang dibuat.
3. Task Compatibility
Rancanglah user interace sesuai dengan tugas yang akan dilakukan user. Jangan sampai
user kesulitan menggunakan aplikasi karena user interfacenya tidak sesuai.
4. Workflow Compatibility
Jika command atau kegiatan yang dapat dilakukan user sangat banyak, maka
organisasikan fungsi – fungsi tersebut berdasarkan group atau yang lain agar user dapat
lebih mudah melakukan tugasnya.
5. Consistency
Command atau fungsi suatu perintah di dalam user interface harus konsisten. Jangan
membuat command – command yang membuat user ambigu.
6. Familiarity
Gunakan gambaran atau konsep yang sudah familiar / sudah banyak orang tau.
Misalnya saja untuk fungsi copy, cut, paste gunakan icon yang sesuai dan sudah banyak
orang tau.
7. Simplicity
Suatu User Interface yang kompleks dapat membuat user tidak nyaman. Maka dari itu
rancanglah user interface dengan tidak menampilkan semua fungsionalitasnya,
sembunyikan fungsi – fungsi yang kiranya tidak terlalu sering digunakan.
8. Direct Manipulation
Maksudnya adalah user langsung menyaksikan suatu perubahan yang user lakukan.
Contoh sederhana saat kita mengetik “K” di layar langsung keluar “K” tidak perlu
menunggu lama.
9. Control
User interface yang akan di buat harus sepenuhnya dapat mengontrol user. Jangan
sampai user menjadi frustrasi gara – gara interface yang out of control.
10. WYSIWYG (What you see is what you get)
Tampilan yang di sodorkan haruslah tepat seperti yang di inginkan user. Misalnya saat
mencetak halaman document, system menyediakan fasilitas print preview dan yang
keluar di kertas harus sama dengan tampilan print previewnya.
11. Flexibility
Bagaimana membuat user interface yang fitur- fiturnya dapat di capai tidak hanya
dengan 1 cara saja. Misalnnya untuk copy paste tidak hanya melalui menu edit saja
melainkan dapat menggunakan hot key ctrl + c dan ctrl + v.
12. Invisible Technology
User dalam menggunakan aplikasi tidak perlu tahu apa saja yang sedang terjadi saat
memnggunakan aplikasi tersebut. Misalnya untuk mennyalin tulisan saat di tekan
tombol copy sebenrnya hal ini melalui banyak proses dan algoritma yang ruwet. Jika
hal ini di jabarkan akan membuat interface ruwet dan tidak nyaman.
13. Robustness
Sistem yang di buat harus dapat menangani kesalahan user dengan menyediakan
recovery atau semacamnya. Misalnya perintah undo saat user salah mengedit dokumen.
14. Responsiveness
Dalam sebuah aplikasi user menginginkan sebuah respon atau tanggapan yang cepat
dari aplikasi tersebut. Karena jika aplikasi tersebut lama atau lemot maka user akan
merasa malas untuk menggunakannya.
15. Protection
User interface yang dibuat harus melindungi user dari kesalahan – kesalahan umum
yang sering dilakukan. Misalnya saja menampilkan popup persetujuan saan menutup
aplikasi yang belum di simpan.
16. Ease of Learning
User interface yang dibuat haruslah mudah di pelajari untuk user awam atau baru saja
memakai aplikasi. Hal ini akan membuat user termotivasi untuk menggunakannya.
17. Ease of Use
User interface yang dibuat harus mudah di gunakan agar dapat mempercepat kinerja
user baik user awam atau user berpengalaman. Hal ini akan membuat pekerjaan user
semakin cepat selesai.

Kesimpulannya dalam membuat sebuah interface atau antarmuka dalam sebuah


program itu harus mempertimbangan semua prinsip yang ada di atas agar user atau
pengguna merasa cocok dan nyaman akan layanan yang kita berikan.

Anda mungkin juga menyukai