Anda di halaman 1dari 29

Lampiran : Peraturan Direktur

Nomor : …../PER/DIR/RSUS/IX/2022
Tanggal : 19 September 2022
Tentang : Pedoman Pelayanan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
di Rumah Sakit Urip Sumoharjo

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa setiap
orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab dan setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenagakesehatan.

Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan tingkat rujukan mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan promotif dan preventif di
Rumah Sakit dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan PKRS. Untuk itu Rumah
Sakit berperan penting dalam melakukan Promosi Kesehatan baik untuk pasien,
keluarga pasien, SDM rumah sakit, pengunjung rumah sakit, maupun masyarakat
sekitar rumahsakit.

Berdasarkan kebijakan nasional Promosi Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan Kesehatan dan
Pencegahan Penyakit, Promosi Kesehatan dilaksanakan dalam bentuk pengembangan
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, penciptaan lingkungan yang kondusif,
penguatan gerakan masyarakat, pengembangan kemampuan individu, dan penataan
kembali arah pelayanan kesehatan. Promosi Kesehatan dilakukan dengan strategi
pemberdayaan masyarakat, advokasi, dan kemitraan serta didukung dengan metode
dan media yang tepat, data dan informasi yang valid/akurat, serta sumber daya yang
optimal, termasuk sumber daya manusia yang profesional.

Penyelenggaraan PKRS dilaksanakan pada 5 (lima) tingkat pencegahan yang


meliputi Promosi Kesehatan pada kelompok masyarakat yang sehat sehingga mampu
meningkatkan kesehatan, Promosi Kesehatan tingkat preventif pada kelompok
berisiko tinggi (high risk) untuk mencegah agar tidak jatuh sakit (specific protection),
Promosi Kesehatan tingkat kuratif agar Pasien cepat sembuh atau tidak menjadi lebih
parah (early diagnosis and prompt treatment), Promosi Kesehatan pada tingkat
rehabilitatif untuk membatasi atau mengurangi kecacatan (disability limitation), dan
Promosi Kesehatan pada Pasien baru sembuh (recovery) dan pemulihan akibat
penyakit (rehabilitation).

Dengan terselenggaranya promosi kesehatan di Rumah Sakit dapat mewujudkan


Rumah Sakit yang berkualitas. Integrasi Promosi Kesehatan dalam asuhan pasien
melalui peningkatan komunikasi dan edukasi yang efektif juga dapat mewujudkan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 1


peningkatan mutu dan keselamatan Pasien. Berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan oleh lembaga akreditasi Rumah Sakit, menunjukan bahwa sebagian besar
kejadian sentinel disebabkan karena ketidakefektifan dalam berkomunikasi, baik
antar Profesional Pemberi Asuhan (PPA), maupun antara PPA dengan Pasien. Selain
itu, penyelenggaraan PKRS yang baik dan berkesinambungan dapat menciptakan
perubahan perilaku dan lingkungan berdasarkan kebutuhan pasien.

B. TUJUAN
2.1 TujuanUmum
Sebagai pedoman mengelola promosi Kesehatan secara optimal, efektif,
efisien, terpadu, dan berkesinambungan bagi pasien, keluarga pasien,
pengunjung rumah sakit, SDM rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah
sakit.

2.2 TujuanKhusus
a. Memberikan pedoman dalam pengelolaan PKRS.
b. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat melindungi pasien dalam memepercepat kesembuhannya, tidak
mengalami sakit berulang karena perilaku yang sama, dan meningkatkan
perilaku hidup sehat
c. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memeberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien agar
mampu mendampingi pasien dalam proses penyembuhannya dan
mencegah sakit berulang, menjaga dan meningkatkan kesehatannya, serta
menjadi agen perubahan dalam hal kesehatan.
d. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memeberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung Rumah
Sakit agar mampu mencegah penularan penyakit dan berperilaku hidup
sehat
e. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yan g sehat dan aman
untuk SDM Rumah Sakit
f. Mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat sekitar Rumah Sakit.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Ruang lingkup pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit meliputi:
a. Pengelolaan kegiatanPromosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
b. Komunikasi dengan pasien dan keluarga

2. Sasaran pelayanan promosi kesehatan


a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
b. Kepala atau Direktur Rumah Sakit
c. SDM Rumah Sakit
d. Pasien
e. Keluarga pasien
f. Pengunjung Rumah Sakit
g. Masyarakat sekitar Rumah Sakit
h. Pemangku kepentingan terkait

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 2


3. Area pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
Secara umum peluang itu dapat dikatergorikan sebagai berikut:
a. Di dalam gedung
Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan yang
diselenggarakan rumah sakit.
 Di ruang pendaftaran/ administrasi, yaitu diruang dimana pasien/klien
harus melapor/ mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan RS.
 PKRS dalam pelayanan Rawat Jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-
poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak,
poliklinik mata, poliklinik bedah, poliklinik penyakit dalam dan lain-lain.
 PKRS dalam pelayanan Rawat Inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang
gawat darurat, rawat intensif dan rawat inap.
 PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan
obat/apotik, pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi, dan pelayanan
rehabilitasi medik.
 PKRS dalam pelayanan konseling gizi.
 PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien
rawat inap harus menyelesaikan pembayaran rawat inap, sebelum
meninggalkan RS.
b. Di luar gedung
Kawasan luar gedung RS yang dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk
PKRS, yaitu:
 PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/
Gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai kesudut-sudut
lapangan/ Gedung parkir.
 PKRS di taman RS, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,
samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam RS.
 PKRS di kantin/warung-warung/kios-kios yang ada dikawasan RS.
 PKRS dipagar pembatas kawasan RS.
 PKRS di dinding luar RS.

D. Batasan Operasional
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan perorangan secara pari purna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui
kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta
menjaga dan meningkatkan Kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
3. Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PKRS adalah proses
memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia RumahSakit,
pengunjung Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan
serta aktif dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan
lingkungan serta menjaga dan meningkatkan Kesehatan menuju pencapaian
derajat kesehatan yang optimal.
4. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
5. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit yang selanjutnya disebut SDM Rumah Sakit

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 3


adalah semua tenaga yang bekerja di Rumah Sakit baik tenaga Kesehatan maupun
non tenaga kesehatan.
6. Keluarga Pasien adalah setiap orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan
Pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan di RumahSakit.
7. Pengunjung Rumah Sakit adalah setiap orang yang dating mengunjungi Rumah
Sakit untuk kepentingan yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan atau
untuk kepentingan yanglain.
8. Masyarakat Sekitar Rumah Sakit adalah sekumpulan orang yang tinggal dan/atau
berinteraksi di area sekitar Rumah Sakit.

E. Landasan Hukum
a. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
d. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Organisasi Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Promosi Kehatan Rumah Sakit.

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 4


BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya manusia yang utama untuk PKRS meliputi:
a. Seluruh Tenaga Promosi Kesehatan dalam hal ini seluruh petugas Instalasi
PKRS
b. Seluruh tenaga Kesehatn Rumah Sakit yang melayaniPasien ( dokter dan
Profesional Pemberi Asuhan lainnya).

B. Tenaga khusus Promosi Kesehatan


Instalasi PKRS berada dibawah naungan RS Urip Sumoharjo dan dalam pelaksanaan
layanan PKRS berkoordinasi dengan unit lainnya.

Pola ketenangan dan kualifikasi Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah:
Kualifikasi Kompetensi Umum
S2 Kesehatan/ Kesehatan Masyarakat Dapat Mengelola Promosi Kesehatan
Rumah Sakit
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
S2 Marketing Dapat Mengelola Promosi Kesehatan
Rumah Sakit
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
S1 Kesehatan /S1 Keperawatan dan atau Dapat membantu/ memfasilitasi
S1 lainnya
pelaksanaan pemberdayaan, bina
suasana dan advokasi
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
D3 Kesehatan/D3 Keperawatan ditambah Dapat membantu/ memfasilitasi
minat dan bakat di bidang promosi
pelaksanaan pemberdayaan, bina
kesehatan.
suasana dan advokasi
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.

C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Semua petugas Rumah Sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam komunikasi serta konseling, jika keterampilan ini ternyata
belum dimiliki oleh para petugas Rumah Sakit, maka diselenggarakan program
pelatihan/ kursus.
2. Distribusi ketenagaan baik yang melalui pendidikan formal maupun informal
berupa pelatihan/ kursus, dll tersebar di seluruh unit-unit yang melakukan
kegiatan promosi kesehatan di lingkungan rumah sakit dengan bimbingan dan
selalu berkoordinasi dengan unit PKRS.

D. PENGATURAN JAGA

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 5


Pelayanan promosi kesehatan rumah sakit dilakukan di seluruh unit pelayanan di
Rumah Sakit selama jam pelayanan dan pemberian informasi dan edukasi dilakukan
oleh seluruh PPA yang memberikan asuhan kepada pasien/keluarga pada jam
kerjanya.

Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip pengelolaan yang
efektif dan efisien.
1. Pelayanan edukasi di rawat jalan dilakukan setiap hari dan jam praktek poliklinik.
2. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasien.
3. Pelayanan edukasi pada masyarakat sesuai jam kerja unit PKRS.

BAB III

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 6


STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Pelayanan PKRS dilakukan diseluruh unit pelayanan rumah sakit sesuai
kebutuhannya dilakukan di ruangan yang ada. Ruangan unit PKRS menyatu dengan
ruangan bagian marketing rumah sakit.

B. STANDAR FASILITAS
Untuk standar sarana/ peralatan promosi Kesehatan rumah sakit sebagai berikut:

JENIS SARANA/PRASARANA JUMLAH


1 Ruangan pengelola 1 ruangan
2 Komputer dan printer 1 set
3 Laptop 1 buah
4 LCD proyektor 1 buah
5 Kamera foto 1 buah
6 Microphone 1 set
7 TV edukasi 7 buah
8 Layar proyektor 1 buah
9 Portable sound system 1 buah
10 Food model 1 set
11 Fantom anatomi 1 set
12 Fantom gigi 1 buah
13 Papan informasi 1 buah
14 Lemari leaflet 1 buah

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 7


BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. PENGELOLAAN PKRS
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di rumah sakit meliputi :
1) Pengelolaan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Rumah sakit menetapkan unit Promosi Kesehatan Rumah sakit (dengan tugas dan
tanggung jawab sesuai peraturan perundangan-undangan.
Unit PKRS berada dibawah naungan bagian Marketing RS Urip Sumoharjo dan
berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh unit pelayanan Rumah
Sakit dalam pengelolaan Promosi Keshatan Rumah Sakit dan dalam
menyampaikan komunikasi dan edukasi dengan pasien dan keluarga.
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertempat di bagian marketing rumah sakit
dan berkoordinasi dengan unit pelayanan Rumah Sakit sesuai kebutuhan kegiatan
yang dilaksanakan
Rumah sakit menyediakan Akses bagi Masyarakat untuk mendapat informasi
pelayanan rumah sakit ,dimana dengan adanya beberapa informasi akses
pelayanan sebagai berikut :
a. Tersedianya Komunikasi,informasi dan edukasi tentang Akses Pelayanan ,
informasi pelayanan dan jadwal pelayanan rumah sakit diberbagai media
komunikasi dan edukasi seperti di Web, IG dan Slide TV rumah sakit yang
dapat di akses masyarakat
b. Tersedianya video edukasi tentang informasi kesehatan seperti edukasi
penyakit Jantung, penyakit Diabetes Melitus dan lainnya diberbagai media
edukasi seperti Web,IG dan Slide TV rumah sakit.
c. Tersedianya Leaflet Jadwal pelayanan atau Praktek dokter di rumah sakit
d. Tersedianya media pendaftaran online rumah sakit agar masyarakat dapat
mengakses pelayanan secara mudah

2) Komunikasi dengan pasien dan keluarga


Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan kluarga tentang jenis dan
asuhan pelayanan serta akses untuk mendapatkan pelayanan/ Rumah Sakit
melaksanakan komunikasi dalam lingkup pelayanan dan Asuhan dirumah sakit
antara lain :
1. Wawancara
Komunikasi yang terjadi dari Rumah Sakit dengan pasien dan keluarga pada
saat antara lain ;
a. Asesmen awal pasien
b. Pendaftaran
c. Asesmen Ulang
d. Asesmen kebutuhan edukasi
Rumah sakit melakukan pengkajian untuk mendapat informasi tentang
kebutuhan pelayanan dan asuhan pasien dari awal pasien masuk.

2. Pemberian Informasi
Komunikasi rumah sakit dalam menyampaikan informasi antara lain:
a. Penjelasan tentang Hak pasien dan Kewajiban
b. Rencana asuhan yang akan diberikan kepada pasien
c. Diperlukan persetujuan dari pasien dan keluarga terhadao asuhan yang
diberikan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 8


d. Ketika terjadi adanya penolakan anjuran medis
e. Informasi hasil pengkajian dan diagnosa
f. Hasil pengobatan termasuk hasil pengobatan yang tidak diharapkan.

Rumah sakit melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga untuk


menginformasikan tentang Hak dan Kewajiban Pasien, Rencana Asuhan yang
akan diberikan,adanya proses pemberian informasi saat diperlukan
persetujuan pasien dan keluarga dalam asuhannya dan ketika pasien dan
keluarga menolak anjuran medis maka perlu diberikan informasi yang jelas
tentang risikonya.
Penyampaian Informasi yang berkaitan dengan pelayanan medis dilakukan
oleh dokter,dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangannya.
3. Pemberian Edukasi
Rumah sakit dalam memberikan materi dan proses edukasi pada pasien dan
keluarga minimal berupa topik sebagai berikut :
a. Penggunaan obat yang aman,
b. Penggunaan peralatan medis yang aman
c. Potensi interaksi antara obat;obat dan obat dengan makanan
d. Pedoman nutrisi
e. Manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
f. Cuci tangan yang aman
g. Asuhan lanjutan dirumah

4. Pemberian Instruksi
Rumah Sakit melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga antara lain :
a. Edukasi tentang terapi yang diberikan,pasien dijelaskan tentang terapi
yang diberikan
b. Waktu kontrol dan ringkasan pulang,saat pasien akan pulang
diinformasikan tentang waktu kontrol kembali dan ringakasan atau
catatan dokter yang ada dilembar ringkasan pasien pulang.

Penyelenggaraan PKRS dilakukan dalam rangka memberdayakan Pasien, Keluarga


Pasien, SDM Rumah Sakit, Pengunjung Rumah Sakit, dan Masyarakat Sekitar Rumah
Sakit untuk berubah dari tidak tahu menjadi tahu (aspek knowledge), dari tahu menjadi
mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (aspek practice), agar dapat mencegah terjadinya penyakit dan
meningkatkan kesehatan.

B. TATA LAKSANA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


Tata laksana PKRS meliputi :
1. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan oleh pelaksana PKRS di masing-masing instalasi/unit
pelayanan Rumah Sakit, dengan pendekatan sasaran untuk melihat penyebab dan
factor risiko terjadinya penyakit berdasarkan perilaku dan non perilaku. Perilaku
meliputi pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice).
Pengetahuan yang dikaji antara lain apa yang diketahui oleh sasaran tentang
penyakit, cara menghindari dan mengendalikan penyakit, cara memelihara
kesehatan, dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Sikap yang dikaji adalah respon
sasaran terhadap kesehatan. Tindakan yang dikaji adalah kegiatan atau aktivitas

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 9


yang dilakukan oleh sasaran dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Non perilaku meliputi ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan, kebijakan kesehatan, Pendidikan kesehatan, kondisi
ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kebijakan public berwawasan kesehatan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya. Non perilaku yang dikaji adalah faktor yang
terkait langsung dengan penyebab masalah Kesehatan.

Pengkajian bagi pasien dan keluarga pasien dapat dilakukan berdasarkan formulir
pengkajian Pasien, dengan menganalisis formulir pengkajian pasien (assessment
patient), yang meliputi: status merokok, Riwayat konsumsi alkohol, aktivitas fisik,
status gizi, status social ekonomi, dan factor risiko lainnya terkait diagnose
penyakitnya, penggunaan obat yang aman, dan rasional, penggunaan peralatan
medis yang aman, nutrisi, manajemen nyeri, Teknik rehabilitasi.

Dikelompokkan berdasarkan demografi diuraikan menurut usia, etnis, tingkat


pendidikan, serta bahasa yang digunakan termasuk hambatan komunikasi
(kemampuan membaca, hambatan emosional, keterbatasan fisik dan kognitif serta
kesediaan menerima informasi) agar edukasi dapat efektif.

Pengkajian bagi SDM Rumah Sakit dilaksanakan dengan melakukan penilaian


terhadap keadaan SDM Rumah Sakit dengan mengunakan instrumen asesmen
SDM Rumah Sakit yang meliputi:
1. karakteristik SDM Rumah Sakit, terdiri atas umur, jenis kelamin, tempat
bekerja;
2. status gizi, terdiriatas Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, LLA;
3. kondisi kesehatan, terdiri atas tekanan darah, frekuensi nadi, gula darah
sewaktu, kolestrol total, dan asam urat;
4. perilaku, terdiri atas status merokok, Riwayat konsumsi alkohol, aktivitas fisik,
makan sayur dan buah, Riwayat vaksinasi, cek Kesehatan berkala dan risiko
terhadap pekerjaan dan lingkungan kerja; dan
5. Riwayat penyakit yang pernah didireta dan keluarga.

Pengakajian terhadap pengunjung Rumah Sakit dan masyarakat sekitar Rumah


Sakit dilaksanakan menggunakan data sekunder yang terdiriatas data demografi,
data penyakit, data kunjungan dan data perilaku. Data domografi diuraikan
menurut, usia, etnis, agama, tingkat pendidikan, serta bahasa yang digunakan. Data
penyakit yaitu data penyakit yang ditangani di Rumah Sakit dikelompokkan
berdasarkan berdasarkan diagnose penyakit.

Berdasarkan hasil pengkajian tersebut di atas, diperoleh data dan informasiprofil


masing-masing sasaran untuk menentukan kebutuhan aktivitas Promosi Kesehatan
dari masing-masing sasaran, dan dijadikan dasar dalam membuatkan perencanaan
PKRS.

2. Perencanaan
Perencanaan PKRS dibuat oleh pengelola PKRS, disetiap instalasi/unit pelayanan
dengan melibatkan multi profesi/disiplin, professional pemberi asuhan (PPA), dan
unsur lain yang terkait dengan Promosi Kesehatan bagi sasaran di Rumah Sakit.
Perencanaan PKRS dibuat berdasarkan hasil kajian kebutuhan Promosi Kesehatan,
dengan menetapkan target capaian, kebutuhan sarana dan prasarana, tenaga, dana

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 10


dan menetukan metode pelaksanaan perubahan perilaku, yang akan dijadikan
sebagai bahan dalam monitoring dan evaluasi.

Langkah- langkah dalam perencanaan PKRS sebgai berikut:


1. Penetapan tujuan perubahan perilaku sasaran, mencakup target peningkatan
pengetahuan, peningkatan sikap, peningkatan perilaku, dan peningkatan status
kesehatan.
2. Penentuan materi Promosi Kesehatan yang dibuat secara praktis mudah
dipahami oleh sasaran.
3. Penentuan metode berdasarkan tujuan dan sasaran, dengan
mempertimbangkan sumber daya Rumah Sakit (tenaga, waktu, biaya, dan
sebagainya).
4. Penentukan media yang akan digunakan untuk membantu penyampaian
informasi dan edukasi dengan Bahasa mudah dimengerti, meliputi media
cetak, media audiovisual, media elektronik, media luar ruang, dan sebagainya.
5. Penyusunan rencana evaluasi, meliputi waktu dan tempat pelaksanaan
evaluasi, kelompok sasaran yang akan dievaluasi, pelaksana kegiatan
evaluasi, dan sebagainya.
6. Penyusunan jadwal pelaksanaan, meliputi tempat dan waktu pelaksanaan
kegiatan, penanggung jawab dan pelaksana kegiatan, biaya yang dibutuhkan
dan sebagainya. Jadwal pelaksanaan biasanya disajikan dalam bentuk tabel.

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PKRS dilakukan dengan strategi pemberdayaan masyarakat, advokasi,
dan kemitraan, dengan berbagai metode dan media yang tepat, data dan informasi
yang valid/akurat, serta sumber daya yang optimal termasuk sumber daya manusia
yang profesional. Pelaksanaan PKRS menjadi tanggung jawab unit PKRS serta
melibatkan multi disiplin/multi profesi terkaitsesuai dengan peran, tugas, dan
tanggung jawab masing-masing.

Pelaksanaan PKRS dilakukan sesuai dengan perencanaan kebutuhan Promosi


Kesehatan yang telah ditetapkan melalui strategi pemberdayaan masyarakat,
advokasi, dan kemitraan, yang meliputi:
a. Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat, yang merupakan upaya membantu atau
memfasilitasi sasaran, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan
kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapinya.
Metode pemberdayaan masyarakat yang dapat dilakukan di rumah sakit pada
sasaran, antara lain berbentuk konseling terhadap pasien dan keluarga pasien di
rawat inap maupun rawat jalan, bagi SDM rumah sakit, bagi pengunjung
Rumah Sakit dan masyarakat sekitar Rumah Sakit.

b. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya pemberdayaan sasaran PKRS
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, seperti dalam rangka promosi
kesehatan yang terintegrasi perlu dibuat kebijakanoleh direktur Rumah Sakit
tentang pelaksanaan promosi Kesehatan terhadap hasil asesmen pasien,
keluarga pasien, SDM Rumah Sakit, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 11


sekitar rumah sakit. Selain itu diperlukan juga dukungan kebijakan antara lain
kelembagaan, organisasi, tenaga, sarana dan prasarana.
Beberapa metode dalam advokasi antara lain lobby, seminar, sosialisasi, dan
workshop. Adapun tahapan-tahapan yang dapat memandu advokasi di Rumah
Sakit sebagai berikut:
- memahami/menyadari persoalan yang diajukan
- tertarik untuk ikut berperan dalam persoalan yang diajukan
- mempertimbangkan sejumlah pilihan kemungkinan dalam berperan.
- Menyepakati satu pilihan kemungkinan dalam berperan
- Menyampaikan Langkah tindak lanjut
Jika kelima tahapan tersebut dapat dicapai selama waktu yang disediakan untuk
advokasi, maka dapa tdikatakan advokasi tersebut berhasil. Langkah tindak
lanjut yang tercetus di ujung perbincangan (misalnya dengan membuat
disposisi pada usulan/proposal yang diajukan) menunjukkan adanya komitmen
untuk memberikan dukungan.

Kata-kata kunci dalam penyiapan bahan advokasi adalah “Tepat, Lengkap,


Akurat, dan Menarik”. Artinya bahan advokasi harus dibuat:
a. Sesuai dengan sasaran (latar belakang pendidikannya, jabatannya,
budayanya, kesukaannya, dan lain-lain).
b. Sesuai dengan lama waktu yang disediakan untuk advokasi.
c. Mencakup unsur-unsur pokok, yaituApa, Mengapa, Dimana, Bilamana,
Siapa Melakukan, dan Bagaimana lakukannya (5W + 1H).
d. Memuat masalah dan pilihan-pilihan kemungkinan untuk memecahkan
masalah.
e. Memuatperan yang diharapkan dari sasaran advokasi.
f. Memuat data pendukung, bila mungkin juga bagan, gambar, dan lain-lain

c. Kemitraan
Kemitraan dilaksanakan atas dasar bahwa pelaksanaan promosi kesehatan yang
baik tidak dapat dilaksanakan oleh rumah sakit itu sendiri, melainkan
melibatkan banyak unsur dan sektorterkait, sehingga tujuan promosi kesehatan
dapat merubah perilaku dapat tercapai.

Dalam melaksanakan kemitraan ada 3 (tiga) prinsip dasar kemitraan yang


harus diperhatikan yaitu kesetaraan, keterbukaan, dan saling menguntungkan.
- Kesetaraan
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang bersifat
hirarkhis (atas-bawah). Semua harus diawali dengan kesediaan menerima
bahwa masing-masing berada dalam kedudukan yang sederajat. Keadaan
ini dapat dicapai bila semua pihak bersedia mengembangkan hubungan
kekeluargaan, yaitu yang dilandasi kebersamaan atau kepentingan
bersama.
- Keterbukaan
Dalam setiap langkah menjalin kerjasama, diperlukan adanya kejujuran
dari masing-masing pihak. Setiap usul/saran/komentar harus disertai
dengan itikad yang jujur, sesuai fakta, tidak menutup-nutupi sesuatu.
- Saling menguntungkan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 12


Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan di semua
pihak (win-win solution). Misalnya dalam hubungan antara petugas Rumah
Sakit dengan Pasien, maka setiap solusi yang ditawarkan hendaknya juga
berisi penjelasan tentang keuntungannya bagi Pasien. Demikian juga dalam
hubungan antara Rumah Sakit dengan pihak donator

Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus
diperhatikan dan dipraktikkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu:
- Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing- masing.
- Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing- masing.
- Saling berupaya untuk membangun hubungan.
- Saling berupaya untuk mendekati.
- Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan dibantu.
- Saling mendukung upaya masing-masing.
- Saling menghargai upaya masing-masing

4. Monitoring dan Evaluasi


a. Monitoring
Monitoring dilaksanakan oleh tenaga pelaksana PKRS untuk memantau
pelaksanaan PKRS agar sesuai dengan yang diharapkan dan apabila tidak
sesuai dapat sedini mungkin menemukan dan memperbaiki hambatan dalam
pelaksanaan. Monitoring dilaksanakan segera setelah melaksanakan kegiatan
Promosi Kesehatan sampai berakhir pelaksanaan karena dengan dilakukannya
monitoring akan dapat dilakukan perbaikan, perubahan orientasi, atau desain
dalam system pelayanan PKRS, bila diperlukan, untuk menyesuaikan strategi
komunikasi dan pesan- pesannya, berdasarkan temuan dalam monitoring.

b. Evaluasi
Monitoring dilaksanakan oleh tenaga pelaksana PKRS untuk memantau
pelaksanaan PKRS agar sesuai dengan yang diharapkan dan apabila tidak sesuai
dapat sedini mungkin menemukan dan memperbaiki hambatan dalam
pelaksanaan. Monitoring dilaksanakan segera setelah melaksanakan kegiatan
Promosi Kesehatan sampai berakhir pelaksanaan karena dengan dilakukannya
monitoring akan dapat dilakukan perbaikan, perubahan orientasi, atau desain
dalam system pelayanan PKRS, bila diperlukan, untuk menyesuaikan strategi
komunikasi dan pesan- pesannya, berdasarkan temuan dalam monitoring.
Hasil evaluasi dilaporkan kepada kepala bagian marketing melalui Kasubbag.
Humas, Legal & PKRS. Hal-hal yang perlu dilaporkan yaitu terkait kegiatan
PKRS dan capaian pelaksanaan standar PKRS.
.
C. STRATEGI PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

1. Pelaksanaan Promosi Kesehatan pada pasein rawat jalan.


Karena keterbatasan waktu pelayanan tidak sebanding dengan banyaknya jumlah
pasien, edukasi tambahan dapat dilakukan dengan cara professional dalam
bidangnya melatih tenaga Kesehatan untuk menjadi edukator, kemudian dengan
jalan mengumpulkan Pasien, Keluarga Pasien, pengantar Pasien dalam suatu
ruangan dan dilakukan edukasi, dan diskusi kelompok, terhadap diagnosa dan cara
mengendalikan factor risiko. Penggunaan alat peraga seperti panthom, lembar
balik, leaflet, poster dan penayangan video edukasi lainya sangat membantu proses

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 13


edukasi, untukitu media yang tepat dan rinci sangat dibutuhkan. Yang perlu
diperhatikan edukasi dilakukan berdasarkan kelompok diagnose penyakit,
pelaksanaa nedukasi harus memperhatikan demografi, status sosial, kemampuan
baca tulis, dan kesediaan menerima informasi.

2. Bagi pengunjung Pasien rawat inap.


Situasi kondisi rawat inap dapat berpengaruh pada psikologis pengunjung akan
kondisi kesehatannya. Pembagian selembaran leaflet, poster, video infromasi dan
sebagainya yang dapat memberikan informasi tentang penyakit, dan cara mencegah
dan menghidari dan mengendalikan sesuai dengan penyakit Pasien yang akan
mereka jenguk dapat dilakukan. Selain itu, beberapa Rumah Sakit melaksanakan
penyuluhan kelompok kepada para pembesuk ini, yaitu dengan mengumpulkan
mereka yang menjenguk pasien yang sama penyakitnya dalam satu ruangan untuk
mendapat penjelasan dan berdiskusi dengan dokter ahli, atau tenaga kesehatan yang
sudah terlatih yang menangani penderita. Misalnya, tiga puluh menit sebelum jam
besuk para penjenguk Pasien penyakit dalam diminta untuk berkumpul dalam satu
ruangan. Kemudian dating dokter ahli penyakit dalam dan tenaga kesehatan yang
terlatih yang mengajak para penjenguk ini berdiskusi tentang penyakit-penyakit
yang diderita oleh Pasien yang akan dijenguknya, Pada akhir diskusi, dokter ahli
penyakit dalam atau tenaga kesehatan yang terlatih tadi berpesan agar hal-hal yang
telah di diskusikan disampaikan juga kepada Pasien yang akan dijenguk.

3. Promosi Kesehatan pada ruang pendaftaran.


Begitu Pasien masuk kegedung Rumah Sakit, maka yang pertama kali harus
dikunjunginya adalah ruang/tempat pendaftaran, di mana terdapat loket untuk
mendaftar. Mereka akan tinggal beberapa saat di ruang pendaftaran itu sampai
petugas selesai mendaftar. Setelah pendaftaran selesai barulah mereka satu demi
satu diarahkan ketempat yang sesuai dengan pertolongan yang diharapkan. Kontak
awal dengan Rumah Sakit ini perlu disambut dengan Promosi Kesehatan.
Sambutan itu berupa salam hangat yang dapat membuat mereka merasa tenteram
berada di Rumah Sakit. Di ruang ini pula, disediakan informasi tentang Rumah
Sakit tersebut yang dapat meliputi dokter atau perawat jaga, pelayanan yang
tersedia di Rumah Sakit, serta informasi tentang penyakit baik pencegahan maupun
tentang cara mendapatkan penanganan penyakit tersebut. Media yang dapat
disiapkan di ruang ini misalnya poster, leaflet, dan TV.

4. Edukasi dilakukan kepada seluruh Pasien.


Di mana setiap petugas Rumah Sakit yang melayani Pasien meluangkan waktunya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pasien berkenaan dengan penyakitnya atau
obat, atau perilaku yang harus dilakukannya. Selain itu juga disediakan satu ruang
khusus bagi para Pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau ingin
mendapatkan informasi. Ruang konsultasi ini disediakan di poliklinik dan dilayani
oleh PPA sesuai dengan poliklinik yang bersangkutan.

5. Bagi pengunjung/pengantar ke RumahS akit.


Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan
informasi dari berbagai media komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh
karenaitu di setiap poliklinik, khususnya di ruang tunggu, perlu dipasang poster-
poster, disediakan selebaran (leaflet), atau dipasang televisi yang dirancang untuk
secara terus menerus menayangkan informasi tentang penyakit sesuai dengan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 14


poliklinik yang bersangkutan. Dengan mendapatkan informasi yang benar
mengenai penyakit yang diderita Pasien yang diantarnya, sipengantar diharapkan
dapat membantu Rumah Sakit memberikan juga penyuluhan kepada Pasien.
Bahkan jika Pasien yang bersangkutan juga dapat ikut memperhatikan leaflet,
poster atau tayangan yang disajikan, maka seolah-olah ia berada dalam suatu
lingkungan yang mendorong nya untuk berperilaku sesuai yang dikehendaki agar
penyakit atau masalah kesehatan yang dideritanya dapat segera diatasi.

6. Promosi Kesehatan di tempat pembayaran.


Sebelum pulang, Pasien rawat inap yang sudah sembuh atau kerabatnya harus
singgah dulu di tempat pembayaran. Di ruang perpisahan ini Pasien/ kerabatnya itu
memang tidak berada terlalu lama. Namun hendaknya Promosi Kesehatan juga
masih hadir, yaitu untuk menyampaikan salam hangat dan ucapan selamat jalan,
semoga semakin bertambah sehat. Perlu juga disampaikan bahwa kapan pun kelak
Pasien membutuhkan lagi pertolongan, jangan ragu-ragu untuk dating lagi ke
Rumah Sakit. Datang diterima dengan salam hangat dan pulang pun dianter dengan
salam hangat. Biarlah kenangan yang baik selalu tertanam dalam ingatan Pasien/
kerabatnya, sehingga mereka benar- benar menganggap Rumah Sakit sebagai
penolong yang baik.

7. PKRS di pelayanan laboratorium.


Selain dapat dijumpai Pasien (orang sakit), klien (orang sehat), dan para
pengantarnya, kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka adalah pentingny
amelakukan pemeriksaan laboratorium. Bagi Pasien adalah untuk ketepatan
diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Bagi Keluarga Pasien atau mereka yang
sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar dapat diupayakan
untuk tetap sehat. Pada umumnya Pasien, klien atau pengantarnya tidak tinggal
terlalu lama di pelayanan laboratorium, oleh karena itu di Kawasan ini sebaiknya
dilakukan Promosi Kesehatan dengan media swalayan (self service) seperti poster-
poster yang ditempel di dinding atau penyediaan leaflet yang dapat diambil gratis.

8. PKRS di pelayanan rontgen.


Sebagaimana di pelayanan laboratorium, di pelayanan rontgen pun umumnya
Pasien, klien, dan para pengantarnya tidak tinggal terlalu lama. Di sini kesadaran
yang ingin diciptakan dalam diri mereka pun serupa dengan di pelayanan
laboratorium, yaitu pentingnya melakukan pemeriksaan rontgen. Bagi Pasien
adalah untuk ketepatan diagnosis yang dilakukan oleh dokter. Bagi Keluarga Pasien
atau mereka yang sehat lainnya adalah untuk memantau kondisi kesehatan, agar
dapat diupayakan untuk tetap sehat. Dengan demikian, Promosi Kesehatan yang
dilaksanakan di sini sebaiknya juga dengan memanfaatkan media swalayan seperti
poster dan leaflet.

9. PKRS di pelayananobat/ apotik.


PKRS di pelayanan obat/ apotik juga dapat dijumpai baik Pasien, klien, maupun
pengantarnya. Sedangkan kesadaran yang ingin diciptakan dalam diri mereka
adalah terutama tentang manfaat obat generik dan keuntungan jika menggunakan
obat generik. Kedisiplinan dan kesabaran dalam menggunakan obat, sesuai dengan
petunjuk dokter. Di pelayanan obat/ apotik boleh jadi Pasien, klien, atau
pengantarnya tinggal agak lama, karena menanti disiapkannya obat. Dengan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 15


demikian, selain poster dan leaflet, dikawasan ini juga dapat dioperasikan televisi
yang menayangkan pesan-pesan tersebut di atas.

10. PKRS di pelayanan pemulasaraan jenazah


PKRS di pelayanan pemulasaraan jenazah tentu tidak akan dijumpai Pasien, karena
yang adaa dalahPasien yang sudah meninggal dunia. Yang akan dijumpai di
Kawasan ini adalah para Keluarga Pasien atau teman-teman Pasien (jenasah) yang
mengurus pengambilan jenasah dan transportasinya. Adapun kesadaran dan
perilaku yang hendak ditanamkan kepada mereka adalah tentang pentingnya
memantau dan menjaga Kesehatan dengan mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Namun perlu diingat bahwa di Kawasan ini suasananya adalah
suasana berkabung, sehingga tidak mungkin dilakukan Promosi Kesehatan yang
formal dan ketat. Dengan demikian, cara yang paling tepat adalah dengan
memasang poster- poster dan ataumenyediakan leaflet untuk diambil secara gratis.
Akan lebih menyentuh jika pesan-pesan dalam poster dan leaflet juga dikaitkan
dengan pesan-pesan keagamaan.

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 16


ALUR PENGELOLAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

Pasien
masuk

10 penyakit Anamnesis
terbanyak

Diagnosa DPJP Diagnosa DPJP

PROMOSI KESEHATAN

Masyarakat Pengunjung dll Keluarga Pasien


P

Materi edukasi Materi edukasi Materi Materi edukasi


Edukasi

Notulen ,daftar hadir dan


foto Formulir Pemberian
Informasu dan edukasi

Laporan Unit PKRS

Rekam Medik

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 17


1. METODE PROMOSI KESEHATAN
Dalam kegiatan promosi kesehatan, edukator harus dapat memilih dan
menggunakan metode komunikasi yang relevan, sesuai dengan kondisi setempat.
Ada dua metode yaitu:
a. Didaktik (Satu arah)
Kegiatan pembelajaran ada pada pihak pemberi edukasi, sedangkan pihak
penerima edukasi bersikap pasif tanpa ada tukar menukar pendapat. Yang
termasuk metode didaktik, yaitu:
- Ceramah
- Siaranberprogram
- VCD(Video)
- Leaflet danpamflet

b. Sokratik (duaarah)
Kegiatan pembelajaran dengan komunikasi dua arah (timbal balik) antara
pemberi dan penerima edukasi, sehingga memungkinkan terjadi interaksi
antara keduanya. Yang termasuk metode sokratik, yaitu:
- Tanya jawab
- Konseling
- Diskusikelompok
- Symposium
- Seminar
- Konfremsi
- demonstrasi
Dalam kegiatan pembelajaran untuk pasien dan keluarga pasien dipilih metode
sokratik, agar terjadi interaksi antara pemberi dan penerima edukasi sehingga
motivasi kegiatan tersebut dapat seimbang.

III. MEDIA KOMUNIKASI DAN EDUKASI DIRUMAH SAKIT DALAM


PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN

1. Web Rumah Sakit


2. Media Instagram Rumah Sakit
3. TV Slide
4. Leaflet
5. Banner

2. TATALAKSANA KOMUNIKASI DENGAN PASIEN DAN KELUARGA


Dalam memberikan komunikasi dan edukasi dengan pasien dan keluarga, komunikasi
yang disampaikan harus tepat, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh sasaran,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalah pahaman) komunikasi itu bisa
bersifat informasi (asuhan) dan edukasi.
A. Rumah Sakit memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang jenis
asuhan dan pelayanan, serta akses untuk mendapatkan pelayanan.
1. Rumah Sakit menyediakan informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan
dan Pelayanan yang diberikan rumah sakit antara lain :
 Jam pelayanan
 Akses mendapatkan pelayanan
 Jenis Pelayanan yang tersedia
Pemberian informasi tentang jenis asuhan dan pelayanan rumah sakit diberikan

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 18


dengan media leaflet dan atau Banner dimana isi dari media tersebut adalah
mengenai seluruh layanan yang ada dirumah sakit seperti:
1) Pelayanan Kamar Operasi 24 Jam
2) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat
 Dokter Jaga 24 Jam
 Apotek /Farmasi 24 Jam
 Laboratorium 24 jam
 Ambulance 24 Jam
 Radiologi 24 Jam
3) Pelayanan Kamar Bersalin
Siap menolong persalinan pasien melahirkan 24 jam
4) Pelayanan Ruang Rawat Inap.
(Kelas3, kelas2, kelas1, VIP danV VIP dan Suite Room)
5) Pelayanan Intensif Care Unit (ICU)
6) Pelayanan Hemodialisa
7) Pelayanan Kemotherapi
8) Pelayanan Endoscopy
9) Rawat Jalan/ Poliklinik
 Rawat Jalan Umum
 Poli Gigi
 Poli Gigi Anak
 Spesialis PenyakitD alam
 Spesialis Anak
 Spesialis Syaraf
 Spesialis Orthopedi
 Spesialis Bedah
 Spesialis Obgyn
 Spesialis Jantung
 Spesialis Paru
 Spesialis Bedah Urologi
 Spesialis Bedah Mulut
 Spesialis Bedah Onkologi
 Spesialis Bedah Tulang
10) Layanan Penunjang Lainnya
 Rehabilitasi Medis
 General Check Up/Medical Check Up
 One Day Care (Paket perawatan Satu Hari)
 USG
 MRI/Scan

2. Rumah Sakit menyediakan informasi untuk pasien dan keluarga mengenai Akses
Pelayanan yang diberikan rumah sakit. Akses terhadap pelayanan yang disediakan
oleh Rumah Sakit meliputi:
1) Layanan telepon Urip Sumoharjo 0721771323
Email: info@uripsumoharjo.com
2) Layanan Fax Rumah Sakit Urip Sumoharjo 0721771321
3) Website Rumah Sakit Urip Sumoharjo www.rsuripsumoharjo.com
4) Admission 08117270537
5) Pendaftaran Rawat Jalan 08117257438
6) Link Pendaftaran Online : daftar.rsuripsumoharjo.com

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 19


B. Rumah Sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan keluarga terkait alternatif
asuhan dan pelayanan di tempat lain apabila rumah sakit tidak dapat memberikan
asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien.
Rumah sakit menyediakan daftar fasilitas kesehatan rujukan dan daftar kerjasama
dengan fasilitas kesehatan lain dan rumah sakit lain untuk kebutuhan pelayanan
pasien.

C. Rumah Sakit melakukan Pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap pasien ,beserta
kesiapan, dan kemampuan pasien untuk menerima edukasi.

D. Rumah Sakit memberikan Pelatihan agar seluruh Profesional Pemberi Asuhan ( PPA)
diharapkan mampu memberikan edukasi secara efektif.

E. Rumah sakit dalam memberikan materi dan proses edukasi pada pasien dan keluarga
minimal berupa topik sebagai berikut :
1. Penggunaan obat yang aman,
2. Penggunaan peralatan medis yang aman
3. Potensi interaksi antara obat; obat dan obat dengan makanan
4. Pedoman nutrisi
5. Manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
6. Cuci tangan yang aman
7. Asuhan lanjutan dirumah
8. Penjelasan hasil pengkajian, diagnosa, rencana asuhan, hasil pengobatan termasuk
hasil pengobatan yang tidak diharapkan.

F. Langkah langkah Komunikasi dan Edukasi dengan Pasien dan Keluarga


1. Melakukan Asesmen kebutuhan informasi dan edukasi
Dalam memberikan edukasi akan diberikan kepada sasaran harus disesuaikan
dengan kebutuhan kesehatan pasien dan keluarga, sehingga dapat dirasakan
langsung manfaatnya. Sebelum melakukan edukasi, langkah awal petugas harus
menilai kebutuhan edukasi pasien dan keluarga (asesmen) berdasarkan :
a. Kemampuan membaca, tingkat Pendidikan
b. Bahasa yang digunakan (apakah diperlukan penerjemah bahasa atau bahasa
isyarat)
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi, dan
f. Nilai-nilai dan pilihan pasien

2. Menyiapkan Materi yang dibutuhkan


Materi informasi dan edukasi apa yang disampaikan disiapkan dan menggunakan
media edukasi nisa berupa leaflet

3. Menyiapkan waktu yang adekuat


Menyediakan waktu yang adekuat dan mempertimbangkan beberapa hal antra lain
a. Siapa yang diberi informasi
 Pasien, apabila dia menghendaki dan kondisinya memungkinkan
 Keluarganya atau orang lain yang ditunjuk oleh pasien

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 20


 Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan
bertanggung jawab atas pasien jika kondisi pasien tidak memungkinkan
untuk berkomunikasi sendiri secara langsung
b. Kapan menyampaikan informasi segera, jika kondisi dan situasinya
memungkinkan
c. Dimana menyampaikannya
 Ruang praktik dokter
 Bangsal/ruangan tempat pasien dirawat
 Ruang Perawat
d. Bagaimana menyampaikannya
 Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak
melalui telepon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim
melalui pos, facsimile, sms, internet
 Persiapan meliputi:
1) Materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis,
prognosis sudah disepakati oleh tim)
2) Ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang
lalu lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon
3) Waktu yang cukup
4) Media yang digunakan, seperti leaflet, lembar balik, dll
 Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana pemahaman
pasien/keluarga tentang hal yang akan dibicarakan, informasi yang
diinginkan dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang
akan diberikan.

4. Tenaga yang kompeten


Rumah Sakit memberikan pelatihan agar professional pemberi asuhan (PPA)
diharapkan mampu memberikan komunikasi yang baik dengan pasien dan
keluarga dan sesuai dengan kewenangannya.

5. Mendorong pasien dan keluarga bertanya


Mendorong pasien dan keluarga untuk bertanya tentang materi yang sudah
diberikan apakah sudah jelas dan sudah difahami oleh pasien dan keluarga.

6. Melakukan verifikasi apakah pasien dan keluarga memahami informasi dan


edukasi yang diberikan.
Melakukan verifikasi apakah pasien dan keluarga memahami informasi dan
edukasi yang diberikan. Dengan diberikannya informasi dan edukasi kepada
sasaran diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan
diterapkan oleh pasien. Pada tahap selanjutnya diperlukan proses verifikasi bahwa
pasien dan keluarga menerima dan memahami informasi dan edukasi yang
diberikan. Pemahaman yang ditunjukan oleh pasien dan atau keluarga dapat
diwujudkan dalam bentuk:
a. Mengulangi materi yang diberikan
b. Mendemontrasikan/memperagakan keterampilan yang diajarkan
c. Mampu menunjukan perubahan perilaku sesuai yang diajarkan
d. Bila kesulitan dengan bahasa, pasien dapat menggunakan bahasa isyarat atau
dengan melibatkan keluarganya

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 21


Berikut ini contoh petugas kesehatan melakukan verifikasi tentang edukasi dan
informasi kepada pasien dan keluarga:
a. Apabila pasien pada tahap kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi
yang dilakukan dengan menanyakan kembali iinformasi atau edukasi yang
telah diberikan. Pertanyaan adalah: “dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira – kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”
b. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak
keluarganya dengan pernyataan yang sama: “dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira – kira apa yang bisa bpk/ibu pelajari ?”
c. Apabila pasien pada tahap hambatan emosional (marah atau depresi), maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya
mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami. Proses
pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar pasien setelah
pasien tenang.

7. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien wajib
untuk mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah
pihak antara dokter atau tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga pasien. Hal
ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan
edukasi dan informasi yang benar.

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 22


BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik,untuk penyediaan anggaran serta sarana dan prasarana untuk


terselenggaranya program PKRS, meliputi:
1. Adanya anggaran untuk kegiatan PKRS serta pengadaan sarana dan prasarana
pendukung PKRS yang tertuang dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) Rumah
Sakit. Anggaran kegiatan Rumah Sakit meliputi kegiatan sosialisasi, edukasi,
peningkatan kapasitas pengelola PKRS, pengadaan media PKRS, dan pengadaan
peralatan penunjang PKRS.
2. Adanya sarana dan prasarana untuk pelaksanaan PKRS.

Logistik di bagian PKRS dibedakan menjadi tiga yaitu :


1. Logistik untuk kebutuhan rutin
Logistik kebutuhan rutin merupakan barang / keperluan yang bersifat rutin bagian
PKRS untuk menjalankan program kerjanya, biasanya barang habis pakai.
Meliputi : leaflet, brosur, formulir pemberian pendidikan, formulir kritik dan saran,
formulir survey kepuasan pasien, dan lain-lain
2. Logistik untuk kebutuhan insidental
Merupakan barang/ keperluan yang bersifat incidental diadakan pada saat-saat tertentu
bagian PKRS membutuhkan
Meliputi : banner, spanduk, akrilik, back drop, sewa audio, sewa tenda, sewa meja
kursi, dan lain-lain
3. Logistik untuk inventaris rumah sakit
Merupakan barang/keperluan yang bersifat inventaris / tidah habis pakai, dapat
dimanfaatkan oleh rumah sakit dalam waktu lama
Meliputi : perangkat audio, televisi, kamera, LCD, mikrofon, dan lain-lain.

Tata laksana permintaan logistik PKRS:


1. Permintaan logistic sesuai dengan kebutuhan yang telah direncanakan.
2. Permintaan logistik yang bersifat rutin dan incidental ditujukan kepada pihak yang
telah ditunjuk oleh rumah sakit atau yang sudah bekerjasama dengan rumah sakit
3. Permintaan logistik yang bersifat inventaris melalui proses pengajuan barang kebagian
logistic rumah sakit, selanjutnya permintaan barang baru akan direalisasi setelah
mendapatkan persetujuan dari direktur dan dewan pengawas rumah sakit

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 23


BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta immplementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini diharapkan dapat mencega
hterjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan suatu
Tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan.

Upaya untuk menjamin keselamatan pasien di fasilitas Kesehatan sangatlah


kompleks dan banyak hambatan. Konsep keselamatan pasien harus dijalankan
secara menyeluruh dan terpadu. Upaya untuk meningkatakan keselamatan pasien
salah satu cara yang dapat dilaksanakan adalah dengan melakukan promosi
Kesehatan kepada pasien dan keluarga agar pasien dan keluarga dapat mengambil
keputusan yang tepat terkait masalah kesehatan yang dialami.

Tujuan:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidakd iharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD

Sasaran keselamatan pasien rumah sakit


1. Mengidentifikasi pasien denag tepat
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
3. Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Mengurangi resiko pasien jatuh
Lebih jauh tentang keselamatan pasien dapat dilihat di buku panduan keselamatan
pasien rumah sakit dan panduan sasaran keselamatan pasien rumah sakit.

Strategi yang digunakan untuk meningkatkan keselamatan pasien melalui Tindakan


Pendidikan Kesehatan antara lain dengan memberikan Pendidikan Kesehatan
tentang :
1. Proses penyakit dan penatalaksanaan medis
2. Penggunaan obat yang aman dan interaksi obat
3. Keamanan penggunaan peralatan medis
4. Pencegahanresiko jatuh pada pasien anak, dewasa dan lansia
5. Pencegahan infeksi di rumah sakit

Yang dilakukan oleh bagian PKRS untuk mendukung program keselamatan pasien
di rumah sakit adalah :
1. Memberikan pendidikan yang berkelanjutan dan terus-menerus kepada pasien
dan keluarganya tentang keselamatan pasien
2. Memotivasi SDM di rumah sakit untuk ikut berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 24


3. Melengkapisarana dan prasarana guna mendukung program peningkatan
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 25


BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan
kerja petugas ataupun kelalaian/ kesengajaan. RS harus menjamin keselamatan
kerja pegawai agar petugas merasa nyaman dan aman sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja. Keselamatan kerja juga akan berdampak pada
keselamatan pasien.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit merupakan salah satu
perlindungan bagi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah serta
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit bertujuan agar


tercapa ipelayanan dan produktifitas kerja yang optimal, dengan tujuan khusus
yaitu :
1. Memberikan perlindungan kepada seluruh staf, pasien dan pengunjung
2. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran dan
pencemaran lingkungan.
3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan menciptakan lingkungan
kerjaaman.

Pengendalian K3 pada saat pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga


Petugas pemberi edukasi juga rentan tertular penyakit karena petugas berhubungan
langsung dengan pasien terutama saat pemberian Pendidikan Kesehatan secara
tatap muka.Oleh karena itu petugas perlu memperhatikan upaya pencegahan infeksi
tersebut antara lain :
1. Cuci Tangan sebelum dan sesudah memberikan Pendidikan Kesehatan
2. Mengoptimalkan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan
3. Melakukan pengelolaan logistik di bagain PKRS dengan maksimal, terutama
logistik yang berisiko menimbulkan risiko kecelakaan seperti peralatan dengan
energi listrik, dan sebagainya
4. Memastikan ruangan tetap bersih (bebas dari debu dan kotoran) dan kering
5. Ventilasi dan pencahayaan yang baik di ruang edukasi
6. Membuang sampah sesuai dengan sifatnya
7. Memberikan Pendidikan tentang pencegahan infeksi seperti cara cuci tangan,
cara batuk efektif, pengelolaan sampah diruangan
8. Melaksanakan prosedur yang menjamin keselamatan kerja dan lingkungan
9. Melaksanakan prosedur yang mendukung kerja tim pengendalian infeksi rumah
sakit

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 26


BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. INDIKATORMASUKAN

Masukan yang perlu diperhatikan adalah yang berupa komitmen,sumber daya


manusia, sarana/ peralatan, dan dana. Indikator ini meliputi:
1. Ada/ tidaknya komitmen Direksi yang tercermin dalam Rencana Umum PKRS

2. Ada/ tidaknya komitmen seluruh jajaran yang tercermin dalam Rencana


Operasional PKRS

3. Ada/ tidaknya Unit dan petugas rumah sakit yang ditunjuk sebagai koordinator
PKRS dan mengacu kepada standar.

4. Ada/ tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas lain yang sudah dilatih.

5. Ada/ tidaknya sarana dan peralatan promosikesehatan yang mengacu pada


standar.

6. Ada/ tidaknya dana yang mencukupi untuk penyelenggaraan PKRS

B. INDIKATOR PROSES
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk
pasien (Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang), PKRS untuk klien sehat,
dan PKRS di luar gedung rumah sakit. Indikator yang digunakan disini meliputi :
1. Sudah/ belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling, dan
lain-lain) dan frekuensinya.

2. Kondisi media komunikasi yang digunakan (poster, leaflet, giant banner,


spanduk, dan lain-lain ) yaitu masih bagus atau sudah rusak.

C. INDIKATOR KELUARAN
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,
baik secara umum maupun khusus. Indikator yang digunakan disini adalah berupa
cakupan dari kegiatan :
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/ klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS.
3. Berapa pasien/klie yang merasa puas atas Pendidikan yang telah disampaikan
oleh petugas.
4. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung
atas pelayanan yang diberikan rumah sakit?

D. INDIKATORDAMPAK
Mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya pengetahuan,
sikap dan perilaku pasien/ klien rumah sakit serta terpeliharanya dengan baik semua
pelayanan yang disediakan rumah sakit. Kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS
berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 27
1. Kondisi lingkungan dinilai melalui observasi.

2. Kondisi pemanfaatan pelayanan dinilai dari pengolahan terhadap catatan/ data


pasien/ klien rumah sakit.

3. Kondisi pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/ klien diketahui dengan menilai
pasien/ klien tersebut melalui survei yang dilakukan baik terhadap pasien/ klien
yang berada di rumah sakit maupun mereka yang tidak berada di rumah sakit
tetapi pernahm enggunakan rumah sakit.

Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 28


BAB IX
PENUTUP

Dengan adanya buku pedoman pelayanan promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS)
ini maka diharapkan PKRS dapat terselenggara secara optimal, efektif dan efisien,
terpadu dan berkesinambungan sehingga terbentuk perilaku hidup sehat pada
pasien, keluarga pasien, SDM rumah sakit, pengunjung rumah sakit, dan
masyarakat sekitar rumah sakit.

Selainitu, penyelenggaraan PKRS juga harus mendapatkan dukungan dan


komitmen dari manajemen rumh sakit dan bukan hanya menja ditanggung jawab
unit PKRS, namun juga membutuhkan keterlibatan seluruh instalasi/unit yang
berada dalam rumah sakit dan dalam penyelenggaraannya perlu berkoordinasi dan
bekerjasama dengan instansi kesehatan, jejaring, dan pihak terkait lainnya. Dengan
demikian, PKRS diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pelayanan
Kesehatan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna.

Bagi unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) diharapkan buku pedoman ini
dapat memberikan gambaran kegiatan, hal-hal apa saja yang dilaksanakan dan
upaya-upaya peningkatan kinerja sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.

Buku pedoman ini masih akan terus dievaluasi, sehingga kami harapkan saran dan
masukan yang berharga bagi penyempurnaan buku pedoman ini di masa
mendatang.

Bandar Lampung, 19 September 2022


Rumah Sakit Urip Sumoharjo

dr. Rio Rimbo, M.H.


Direktur

Pedoman Pengelolaan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 29

Anda mungkin juga menyukai