Rev. Pedoman Pelayananan Pkrs 2022
Rev. Pedoman Pelayananan Pkrs 2022
Nomor : …../PER/DIR/RSUS/IX/2022
Tanggal : 19 September 2022
Tentang : Pedoman Pelayanan Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
di Rumah Sakit Urip Sumoharjo
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa setiap
orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab dan setiap orang berhak memperoleh informasi
tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun
yang akan diterimanya dari tenagakesehatan.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan tingkat rujukan mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan promotif dan preventif di
Rumah Sakit dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan PKRS. Untuk itu Rumah
Sakit berperan penting dalam melakukan Promosi Kesehatan baik untuk pasien,
keluarga pasien, SDM rumah sakit, pengunjung rumah sakit, maupun masyarakat
sekitar rumahsakit.
B. TUJUAN
2.1 TujuanUmum
Sebagai pedoman mengelola promosi Kesehatan secara optimal, efektif,
efisien, terpadu, dan berkesinambungan bagi pasien, keluarga pasien,
pengunjung rumah sakit, SDM rumah sakit, dan masyarakat sekitar rumah
sakit.
2.2 TujuanKhusus
a. Memberikan pedoman dalam pengelolaan PKRS.
b. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat melindungi pasien dalam memepercepat kesembuhannya, tidak
mengalami sakit berulang karena perilaku yang sama, dan meningkatkan
perilaku hidup sehat
c. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memeberikan informasi dan edukasi kepada keluarga pasien agar
mampu mendampingi pasien dalam proses penyembuhannya dan
mencegah sakit berulang, menjaga dan meningkatkan kesehatannya, serta
menjadi agen perubahan dalam hal kesehatan.
d. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang
dapat memeberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung Rumah
Sakit agar mampu mencegah penularan penyakit dan berperilaku hidup
sehat
e. Mewujudkan Rumah Sakit sebagai tempat kerja yan g sehat dan aman
untuk SDM Rumah Sakit
f. Mewujudkan Rumah Sakit yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
Masyarakat sekitar Rumah Sakit.
D. Batasan Operasional
1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan Kesehatan perorangan secara pari purna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan masyarakat melalui
kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar
berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta
menjaga dan meningkatkan Kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal.
3. Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat PKRS adalah proses
memberdayakan Pasien, keluarga Pasien, sumber daya manusia RumahSakit,
pengunjung Rumah Sakit, dan masyarakat sekitar Rumah Sakit untuk berperan
serta aktif dalam proses asuhan untuk mendukung perubahan perilaku dan
lingkungan serta menjaga dan meningkatkan Kesehatan menuju pencapaian
derajat kesehatan yang optimal.
4. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung
maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
5. Sumber Daya Manusia Rumah Sakit yang selanjutnya disebut SDM Rumah Sakit
E. Landasan Hukum
a. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang – Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
d. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Organisasi Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
f. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi Rumah
Sakit.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Promosi Kehatan Rumah Sakit.
Pola ketenangan dan kualifikasi Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit adalah:
Kualifikasi Kompetensi Umum
S2 Kesehatan/ Kesehatan Masyarakat Dapat Mengelola Promosi Kesehatan
Rumah Sakit
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
S2 Marketing Dapat Mengelola Promosi Kesehatan
Rumah Sakit
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
S1 Kesehatan /S1 Keperawatan dan atau Dapat membantu/ memfasilitasi
S1 lainnya
pelaksanaan pemberdayaan, bina
suasana dan advokasi
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
D3 Kesehatan/D3 Keperawatan ditambah Dapat membantu/ memfasilitasi
minat dan bakat di bidang promosi
pelaksanaan pemberdayaan, bina
kesehatan.
suasana dan advokasi
ditambah minat dan bakat di bidang
promosi kesehatan.
C. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Semua petugas Rumah Sakit yang melayani pasien memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam komunikasi serta konseling, jika keterampilan ini ternyata
belum dimiliki oleh para petugas Rumah Sakit, maka diselenggarakan program
pelatihan/ kursus.
2. Distribusi ketenagaan baik yang melalui pendidikan formal maupun informal
berupa pelatihan/ kursus, dll tersebar di seluruh unit-unit yang melakukan
kegiatan promosi kesehatan di lingkungan rumah sakit dengan bimbingan dan
selalu berkoordinasi dengan unit PKRS.
D. PENGATURAN JAGA
Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip pengelolaan yang
efektif dan efisien.
1. Pelayanan edukasi di rawat jalan dilakukan setiap hari dan jam praktek poliklinik.
2. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasien.
3. Pelayanan edukasi pada masyarakat sesuai jam kerja unit PKRS.
BAB III
A. DENAH RUANGAN
Pelayanan PKRS dilakukan diseluruh unit pelayanan rumah sakit sesuai
kebutuhannya dilakukan di ruangan yang ada. Ruangan unit PKRS menyatu dengan
ruangan bagian marketing rumah sakit.
B. STANDAR FASILITAS
Untuk standar sarana/ peralatan promosi Kesehatan rumah sakit sebagai berikut:
A. PENGELOLAAN PKRS
Pelaksanaan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) di rumah sakit meliputi :
1) Pengelolaan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Rumah sakit menetapkan unit Promosi Kesehatan Rumah sakit (dengan tugas dan
tanggung jawab sesuai peraturan perundangan-undangan.
Unit PKRS berada dibawah naungan bagian Marketing RS Urip Sumoharjo dan
berkoordinasi dengan DPJP, dokter ruangan dan seluruh unit pelayanan Rumah
Sakit dalam pengelolaan Promosi Keshatan Rumah Sakit dan dalam
menyampaikan komunikasi dan edukasi dengan pasien dan keluarga.
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit bertempat di bagian marketing rumah sakit
dan berkoordinasi dengan unit pelayanan Rumah Sakit sesuai kebutuhan kegiatan
yang dilaksanakan
Rumah sakit menyediakan Akses bagi Masyarakat untuk mendapat informasi
pelayanan rumah sakit ,dimana dengan adanya beberapa informasi akses
pelayanan sebagai berikut :
a. Tersedianya Komunikasi,informasi dan edukasi tentang Akses Pelayanan ,
informasi pelayanan dan jadwal pelayanan rumah sakit diberbagai media
komunikasi dan edukasi seperti di Web, IG dan Slide TV rumah sakit yang
dapat di akses masyarakat
b. Tersedianya video edukasi tentang informasi kesehatan seperti edukasi
penyakit Jantung, penyakit Diabetes Melitus dan lainnya diberbagai media
edukasi seperti Web,IG dan Slide TV rumah sakit.
c. Tersedianya Leaflet Jadwal pelayanan atau Praktek dokter di rumah sakit
d. Tersedianya media pendaftaran online rumah sakit agar masyarakat dapat
mengakses pelayanan secara mudah
2. Pemberian Informasi
Komunikasi rumah sakit dalam menyampaikan informasi antara lain:
a. Penjelasan tentang Hak pasien dan Kewajiban
b. Rencana asuhan yang akan diberikan kepada pasien
c. Diperlukan persetujuan dari pasien dan keluarga terhadao asuhan yang
diberikan
4. Pemberian Instruksi
Rumah Sakit melakukan komunikasi dengan pasien dan keluarga antara lain :
a. Edukasi tentang terapi yang diberikan,pasien dijelaskan tentang terapi
yang diberikan
b. Waktu kontrol dan ringkasan pulang,saat pasien akan pulang
diinformasikan tentang waktu kontrol kembali dan ringakasan atau
catatan dokter yang ada dilembar ringkasan pasien pulang.
Pengkajian bagi pasien dan keluarga pasien dapat dilakukan berdasarkan formulir
pengkajian Pasien, dengan menganalisis formulir pengkajian pasien (assessment
patient), yang meliputi: status merokok, Riwayat konsumsi alkohol, aktivitas fisik,
status gizi, status social ekonomi, dan factor risiko lainnya terkait diagnose
penyakitnya, penggunaan obat yang aman, dan rasional, penggunaan peralatan
medis yang aman, nutrisi, manajemen nyeri, Teknik rehabilitasi.
2. Perencanaan
Perencanaan PKRS dibuat oleh pengelola PKRS, disetiap instalasi/unit pelayanan
dengan melibatkan multi profesi/disiplin, professional pemberi asuhan (PPA), dan
unsur lain yang terkait dengan Promosi Kesehatan bagi sasaran di Rumah Sakit.
Perencanaan PKRS dibuat berdasarkan hasil kajian kebutuhan Promosi Kesehatan,
dengan menetapkan target capaian, kebutuhan sarana dan prasarana, tenaga, dana
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PKRS dilakukan dengan strategi pemberdayaan masyarakat, advokasi,
dan kemitraan, dengan berbagai metode dan media yang tepat, data dan informasi
yang valid/akurat, serta sumber daya yang optimal termasuk sumber daya manusia
yang profesional. Pelaksanaan PKRS menjadi tanggung jawab unit PKRS serta
melibatkan multi disiplin/multi profesi terkaitsesuai dengan peran, tugas, dan
tanggung jawab masing-masing.
b. Advokasi
Advokasi dibutuhkan apabila dalam upaya pemberdayaan sasaran PKRS
membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain, seperti dalam rangka promosi
kesehatan yang terintegrasi perlu dibuat kebijakanoleh direktur Rumah Sakit
tentang pelaksanaan promosi Kesehatan terhadap hasil asesmen pasien,
keluarga pasien, SDM Rumah Sakit, pengunjung rumah sakit, dan masyarakat
c. Kemitraan
Kemitraan dilaksanakan atas dasar bahwa pelaksanaan promosi kesehatan yang
baik tidak dapat dilaksanakan oleh rumah sakit itu sendiri, melainkan
melibatkan banyak unsur dan sektorterkait, sehingga tujuan promosi kesehatan
dapat merubah perilaku dapat tercapai.
Terdapat tujuh landasan (dikenal dengan sebutan: tujuh saling) yang harus
diperhatikan dan dipraktikkan dalam mengembangkan kemitraan, yaitu:
- Saling memahami kedudukan, tugas, dan fungsi masing- masing.
- Saling mengakui kapasitas dan kemampuan masing- masing.
- Saling berupaya untuk membangun hubungan.
- Saling berupaya untuk mendekati.
- Saling terbuka terhadap kritik/saran, serta mau membantu dan dibantu.
- Saling mendukung upaya masing-masing.
- Saling menghargai upaya masing-masing
b. Evaluasi
Monitoring dilaksanakan oleh tenaga pelaksana PKRS untuk memantau
pelaksanaan PKRS agar sesuai dengan yang diharapkan dan apabila tidak sesuai
dapat sedini mungkin menemukan dan memperbaiki hambatan dalam
pelaksanaan. Monitoring dilaksanakan segera setelah melaksanakan kegiatan
Promosi Kesehatan sampai berakhir pelaksanaan karena dengan dilakukannya
monitoring akan dapat dilakukan perbaikan, perubahan orientasi, atau desain
dalam system pelayanan PKRS, bila diperlukan, untuk menyesuaikan strategi
komunikasi dan pesan- pesannya, berdasarkan temuan dalam monitoring.
Hasil evaluasi dilaporkan kepada kepala bagian marketing melalui Kasubbag.
Humas, Legal & PKRS. Hal-hal yang perlu dilaporkan yaitu terkait kegiatan
PKRS dan capaian pelaksanaan standar PKRS.
.
C. STRATEGI PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
Pasien
masuk
10 penyakit Anamnesis
terbanyak
PROMOSI KESEHATAN
Rekam Medik
b. Sokratik (duaarah)
Kegiatan pembelajaran dengan komunikasi dua arah (timbal balik) antara
pemberi dan penerima edukasi, sehingga memungkinkan terjadi interaksi
antara keduanya. Yang termasuk metode sokratik, yaitu:
- Tanya jawab
- Konseling
- Diskusikelompok
- Symposium
- Seminar
- Konfremsi
- demonstrasi
Dalam kegiatan pembelajaran untuk pasien dan keluarga pasien dipilih metode
sokratik, agar terjadi interaksi antara pemberi dan penerima edukasi sehingga
motivasi kegiatan tersebut dapat seimbang.
2. Rumah Sakit menyediakan informasi untuk pasien dan keluarga mengenai Akses
Pelayanan yang diberikan rumah sakit. Akses terhadap pelayanan yang disediakan
oleh Rumah Sakit meliputi:
1) Layanan telepon Urip Sumoharjo 0721771323
Email: info@uripsumoharjo.com
2) Layanan Fax Rumah Sakit Urip Sumoharjo 0721771321
3) Website Rumah Sakit Urip Sumoharjo www.rsuripsumoharjo.com
4) Admission 08117270537
5) Pendaftaran Rawat Jalan 08117257438
6) Link Pendaftaran Online : daftar.rsuripsumoharjo.com
C. Rumah Sakit melakukan Pengkajian terhadap kebutuhan edukasi setiap pasien ,beserta
kesiapan, dan kemampuan pasien untuk menerima edukasi.
D. Rumah Sakit memberikan Pelatihan agar seluruh Profesional Pemberi Asuhan ( PPA)
diharapkan mampu memberikan edukasi secara efektif.
E. Rumah sakit dalam memberikan materi dan proses edukasi pada pasien dan keluarga
minimal berupa topik sebagai berikut :
1. Penggunaan obat yang aman,
2. Penggunaan peralatan medis yang aman
3. Potensi interaksi antara obat; obat dan obat dengan makanan
4. Pedoman nutrisi
5. Manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi
6. Cuci tangan yang aman
7. Asuhan lanjutan dirumah
8. Penjelasan hasil pengkajian, diagnosa, rencana asuhan, hasil pengobatan termasuk
hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
7. Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien wajib
untuk mengisi formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah
pihak antara dokter atau tenaga kesehatan dengan pasien atau keluarga pasien. Hal
ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan
edukasi dan informasi yang benar.
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta immplementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini diharapkan dapat mencega
hterjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melakukan suatu
Tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan.
Tujuan:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidakd iharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan KTD
Yang dilakukan oleh bagian PKRS untuk mendukung program keselamatan pasien
di rumah sakit adalah :
1. Memberikan pendidikan yang berkelanjutan dan terus-menerus kepada pasien
dan keluarganya tentang keselamatan pasien
2. Memotivasi SDM di rumah sakit untuk ikut berpartisipasi dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus
diterapkan dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan
kerja petugas ataupun kelalaian/ kesengajaan. RS harus menjamin keselamatan
kerja pegawai agar petugas merasa nyaman dan aman sehingga dapat
meningkatkan produktifitas kerja. Keselamatan kerja juga akan berdampak pada
keselamatan pasien.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit merupakan salah satu
perlindungan bagi tenaga kesehatan yang bertujuan untuk mencegah serta
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
A. INDIKATORMASUKAN
3. Ada/ tidaknya Unit dan petugas rumah sakit yang ditunjuk sebagai koordinator
PKRS dan mengacu kepada standar.
4. Ada/ tidaknya petugas koordinator PKRS dan petugas lain yang sudah dilatih.
B. INDIKATOR PROSES
Proses yang dipantau adalah proses pelaksanaan PKRS yang meliputi PKRS untuk
pasien (Rawat Jalan, Rawat Inap, Pelayanan Penunjang), PKRS untuk klien sehat,
dan PKRS di luar gedung rumah sakit. Indikator yang digunakan disini meliputi :
1. Sudah/ belum dilaksanakannya kegiatan (pemasangan poster, konseling, dan
lain-lain) dan frekuensinya.
C. INDIKATOR KELUARAN
Keluaran yang dipantau adalah keluaran dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan,
baik secara umum maupun khusus. Indikator yang digunakan disini adalah berupa
cakupan dari kegiatan :
1. Apakah semua bagian dari rumah sakit sudah tercakup PKRS.
2. Berapa pasien/ klien yang sudah terlayani oleh berbagai kegiatan PKRS.
3. Berapa pasien/klie yang merasa puas atas Pendidikan yang telah disampaikan
oleh petugas.
4. Apakah ada peningkatan kepuasan bagi pasien, keluarga pasien dan pengunjung
atas pelayanan yang diberikan rumah sakit?
D. INDIKATORDAMPAK
Mengacu kepada tujuan dilaksanakannya PKRS, yaitu berubahnya pengetahuan,
sikap dan perilaku pasien/ klien rumah sakit serta terpeliharanya dengan baik semua
pelayanan yang disediakan rumah sakit. Kondisi ini sebaiknya dinilai setelah PKRS
berjalan beberapa lama, yaitu melalui upaya evaluasi.
Pedoman Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) 27
1. Kondisi lingkungan dinilai melalui observasi.
3. Kondisi pengetahuan, sikap dan perilaku pasien/ klien diketahui dengan menilai
pasien/ klien tersebut melalui survei yang dilakukan baik terhadap pasien/ klien
yang berada di rumah sakit maupun mereka yang tidak berada di rumah sakit
tetapi pernahm enggunakan rumah sakit.
Dengan adanya buku pedoman pelayanan promosi Kesehatan rumah sakit (PKRS)
ini maka diharapkan PKRS dapat terselenggara secara optimal, efektif dan efisien,
terpadu dan berkesinambungan sehingga terbentuk perilaku hidup sehat pada
pasien, keluarga pasien, SDM rumah sakit, pengunjung rumah sakit, dan
masyarakat sekitar rumah sakit.
Bagi unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) diharapkan buku pedoman ini
dapat memberikan gambaran kegiatan, hal-hal apa saja yang dilaksanakan dan
upaya-upaya peningkatan kinerja sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Buku pedoman ini masih akan terus dievaluasi, sehingga kami harapkan saran dan
masukan yang berharga bagi penyempurnaan buku pedoman ini di masa
mendatang.