Tugas Psikologi Perkembangan - Tira Seyudhianti - NIM 220911006
Tugas Psikologi Perkembangan - Tira Seyudhianti - NIM 220911006
Dosen Pengampu:
Ibu Ika Pratiwi Wibawanti, M.Psi, Psikologi
DISUSUN OLEH :
tugas ini mengenai judul “Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan Jiwa”.
1. Ibu Ika Pratiwi Wibawanti, M.Psi, selaku dosen pengampu mata kuliah
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Promosi Kesehatan
2. Penerapan Self efficacy dalam Promosi Kesehatan Jiwa
3. Peran Bidan dalam Promosi Kesehatan Jiwa
3. Promosi kesehatan Pencegahan Depresi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2012)
bahwa berkisar 10% wanita hamil dan 15% wanita yang baru saja
terhadap dirinya sendiri, menjadikan diri sendiri sebagai pusat diri dan
serta kualitas hubungan antara ibu dan bayi. Self esteem yang rendah
angka kematian Ibu dan tentu saja kehamilan yang sehat. Dari hasil
kajian bahwa di Jawa Barat sebesar 86.1% ibu hamil periksa kepada
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui proses self efficacy dalam promosi Kesehatan
jiwa pada Ibu Hamil
3. Untuk mengetahui peran bidan sebagai advocator, educator,
fasilitator dan motivator dalam promosi Kesehatan jiwa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Self Efficacy
Self-efficacy merupakan keyakinan bahwa seseorang dapat
menguasai situasi dan mendapatkan hasil positif (Stanley M, 2013).
Hal ini ditujukan pada Kesehatan mental atau jiwa ibu hamil, ibu
bersalin serta ibu nifas, dimana dengan penerapan self efficacy
mampu memberikan dampak yang positif bagi kondisi pikiran serta
mental ibu sepanjang daur hidupnya. Selain itu Self-efficacy
merupakan salah satu potensi yang ada pada faktor kognitif manusia
yang merupakan bagian dari penentu tindakan manusia selain
lingkungan dan dorongan internal. Sehingga dukungan yang
didapatkan ibu hamil tidak hanya dari suami dan keluarga, tapi juga
mendapat dukungan dari lingkungan masyarakat, khsusunya kita
sebagai seorang bidan.
Dengan self efficacy seseorang dengan efikasi diri tinggi
percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu untuk mengubah
kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan seseorang dengan efikasi
diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu
mengerjakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Dalam situasi
yang sulit, orang dengan efikasi diri yang rendah cenderung akan
mudah menyerah. Sementara orang dengan efikasi diri yang tinggi
akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada. Hal
senada juga diungkapkan oleh Gist, yang menunjukkan bukti bahwa
perasaan efikasi diri memainkan satu peran penting dalam memotivasi
pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang menantang dalam
kaitannya dengan pencapaian tujuan tertentu (Ghufron & Rini, 2011:
76).
Berdasarkan suatu kasus diperoleh bahwa berkisar 10%
wanita hamil dan 15% wanita yang baru saja melahirkan mengalami
masalah mental, terutama depresi. Angka kejadian di negara
berkembang bahkan lebih tinggi, yaitu 15,6% selama kehamilan dan
19,8% setelah melahirkan anak (Rahman et al., 2013). Kondisi ini
melatarbelakangi pentingnya upaya untuk mencegah permasalahan
mental pada saat kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan pengetahuan, pemberdayaan, self-efficacy dan
self-esteem pada saat Ante Natal Care perlu dioptimalkan. Self
esteem adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri,
menjadikan diri sendiri sebagai pusat diri dan berperan penting dalam
konstruksi identitas (Santos, 2016). Berikut ini merupakan beberapa
proses self efficacy, diantaranya:
1. Proses kognitif (cognitive processes) Bandura menjelaskan bahwa
serangkaian tindakan yang dilakukan manusia awalnya dikonstruk
dalam pikirannya.
2. Proses motivasi (motivational processes) Self-efficacy keyakinan
memainkan peran kunci dalam pengaturan motivasi diri. Sebagian
besar motivasi manusia dihasilkan oleh kognitifnya. Orang-orang
memotivasi diri dan membimbing tindakan mereka melalui latihan
pemikiran. Mereka membentuk keyakinan tentang apa yang bisa
mereka lakukan. Mereka mengantisipasi kemungkinan hasil dari
tindakan yang akan dilakukan. Mereka menetapkan tujuan untuk
diri mereka sendiri dan program rencana aksi yang dirancang
untuk mewujudkan masa depan dihargai.
3. Proses afeksi (affective processes) Self-efficacy mempengaruhi
seberapa banyak tekanan yang dialami ketika menghadapi suatu
tugas. Orang yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi situasi
akan merasa tenang dan tidak cemas. Sebaliknya orang yang
tidak yakin akan kemampuannya dalam mengatasi situasi akan
mengalami kecemasan.
4. Proses seleksi (selection processes) Keyakinan terhadap efikasi
diri berperan dalam rangka menentukan tindakan dan lingkungan
yang akan dipilih individu untuk menghadapi suatu tugas tertentu.
B. KESIMPULAN
C. SARAN
Diharapkan tenaga Kesehatan tetap meningkatkan kualitas
pelayanan dalam bidang promosi Kesehatan, khususnya Kesehatan
jiwa, selain itu dengan penyusunan makalah ini semoga senantiasa
menjadi referensi, menjadi media baca bagi masyarakat mengenai
peran bidan sebagai pelaksana promosi Kesehatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Spedding, M. F., Stein, D. J., Naledi, T., & Sorsdahl, K. (2018). Pregnant
women's mental health literacy and perceptions of perinatal mental
disorders in the Western Cape, South Africa. Mental Health & Prevention,
11, 16-23.