Anda di halaman 1dari 5

Apa Itu Studi Kasus?

Secara singkat, studi kasus merupakan penelitian tentang suatu kasus yang setiap prosesnya dilakukan
secara rinci, tajam, dan mendalam. Kasus di sini bisa berupa individu, kelompok, organisasi, maupun
lembaga. Dari penelitian kasus tersebut, diharapkan peneliti akan mendapatkan pengetahuan
mendalam tentang kasus yang diteliti tersebut.

Kasus yang diteliti biasanya harus hal yang sedang terjadi sekarang (aktual), bukan yang sudah terlewati
dan harus benar-benar spesifik atau “unik”. Dengan kata lain, peneliti lebih disarankan untuk memilih
satu kasus saja, baik yang sangat sederhana maupun yang kompleks.

tujuan utama dari penelitian studi kasus adalah untuk “mengungkapkan keunikan karakteristik yang ada
di dalam suatu kasus”. Dijadikan pertimbangan oleh peneliti:

-Hakikat atau sifat kasus yang akan diteliti

-Latar belakang atau alasan kasus tersebut muncul

-Setting fisik dari kasus tersebut

-Konteks yang mengelilinginya, seperti faktor ekonomi, politik, dan sebagainya.

-Kasus lain yang bisa menerangkan kasus tersebut

-Informan yang benar-benar menguasai kasus yang akan diteliti.

Jenis-Jenis Penelitian Studi Kasus

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, dalam STUDI KASUS DALAM PENELITIAN KUALITATIF: KONSEP DAN
PROSEDURNYA (2017) menyebut lima jenis penelitian studi kasus, diantaranya:

1. Studi Kasus Kolektif (Collective Case Study)

Studi kasus kolektif merupakan jenis studi kasus yang meneliti lebih dari satu kasus. Dengan catatan
bahwa kasus-kasus tersebut harus saling berhubungan dan peneliti harus menguasai semuanya. Dengan
begitu, peneliti dapat membandingkan satu kasus dengan kasus yang lainnya.

2. Studi Kasus Retrospektif (Retrospective Case Study)

Studi kasus retrospektif merupakan studi kasus yang memungkinkan adanya perbaikan atau treatment
pada kasus yang diteliti. Treatment ini harus diselesaikan oleh orang lain yang benar-benar kompeten di
bidang tersebut, peneliti hanya menyumbang masukan dari hasil penelitiannya.

3. Studi Kasus Prospektif (Prospective Case Study)

Studi kasus prospektif umumnya digunakan agar peneliti bisa mengetahui arah perkembangan dari
suatu kasus. Tindak lanjut dari studi kasus ini adalah Penelitian Tindakan atau Action Research yang
dilakukan oleh orang lain yang sudah ahli.
4. Instrumental Case Study

Instrumental Case Study merupakan jenis penelitian yang mengharuskan peneliti memilih kasus dengan
hati-hati. Maksudnya, peneliti yakin bahwa dia bisa mendapatkan pengetahuan yang mendalam dari
kasus tersebut.

5. Studi Kasus Intrinsik (Intrinsic Case Study)

Dalam studi kasus yang terakhir, studi kasus intrinsik, peneliti bisa memilih kasus berdasarkan pada
minat pribadi atau ketertarikannya pada suatu persoalan. Misalnya, kenakalan remaja, cyber bullying,
fenomena single parents, bahkan fenomena “Citayam Fashion Week”.

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Studi Kasus

Saat Grameds memilih metode penelitian studi kasus, maka kamu harus menyelesaikan semua
prosesnya secara teratur dan berkelanjutan. Adapun tahapan dalam proses melakukan penelitian studi
kasus, yaitu:

1. Memilih Tema, Topik, dan Kasus

Dalam tahap ini, peneliti harus bisa menemukan kasus yang menjadi bagian dari bidang yang dipelajari.
Misalnya, saat ini kamu sedang menyelesaikan studi di jurusan Ilmu Sosial, maka Grameds bisa mencari
kasus yang terjadi di kantor pemerintahan di daerah tempat tinggalmu.

2. Kajian Literatur

Kajian literatur ini selain bisa membuat wawasan dalam bidang yang akan diteliti semakin luas, juga bisa
semakin mempertajam rumusan masalah yang akan kamu ajukan. Maka dari itu, carilah bahan bacaan
sebanyak-banyaknya. Bisa berupa penelitian dan jurnal yang relevan, majalan ilmiah, buku, atau surat
kabar yang berhubungan dengan kasus tersebut.

3.Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus, objek penelitian harus dapat mendeskripsikan dirinya sendiri secara detail,
sehingga kamu mendapatkan gambaran yang utuh. Dengan kata lain, data-data yang kamu kumpulkan
akan dipelajari sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan terintegrasi.

Jadi, kamu tidak bisa hanya sekadar paham kasus yang diteliti pada permukaannya saja, tapi juga bagian
dalamnya. Itulah sebabnya, teknik pengumpulan data yang disarankan pada studi kasus adalah:
Wawancara

Dokumentasi

Observasi terlibat

Observasi langsung,

Artefak fisik.

Dalam proses pengumpulan data, kamu juga harus memperhatikan tiga hal penting, yaitu alamiah,
holistik, dan mendalam. Alamiah di sini maksudnya, proses mengumpulkan data dilangsungkan secara
alamiah dan dalam konteks kehidupan nyata. Kamu tidak harus memberikan perlakuan tertentu pada
subjek atau konteks tempat penelitian berlangsung atau bisa dibilang biarkan saja semuanya berjalan
secara alami.

Sementara itu, holistik berarti kamu harus dapat menghasilkan data yang lengkap dari sebanyak
mungkin informasi atau sumber yang bisa didapatkan. Kemudian, mendalam berarti kamu harus bisa
mengungkap makna yang tersurat dan tersirat dari semua data yang telah dikumpulkan.

Penyempurnaan Data

Setelah semua data yang Grameds perlukan terkumpul, kamu harus menyempurnakannya terlebih dulu.
Dalam artian, cek seluruh datanya dan lihat apakah sudah bisa menjawab rumusan masalah yang kamu
tentukan atau belum.

Sebelum melakukan analisis, olah dulu data yang sudah dianggap sempurna. Cek kebenaran dari data-
data tersebut, susun dan klasifikasi berdasarkan kategori yang sesuai dengan penelitianmu, dan lakukan
penyandian atau coding, bila perlu koreksi jawaban wawancara yang dianggap belum jelas. Seluruh
proses dalam tahapan ini akan membantu memudahkan proses analisis data.

. Analisis Data

Analisis data bisa dibilang sebagai “inti” dari penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan benar
dan sesuai tuntunan. Tidak sedikit peneliti, baik mahasiswa sarjana, pascasarjana, maupun doktoral
mengalami kesulitan dalam tahap ini.

Akan tetapi, jika dilakukan dengan benar, analisis data akan menghasilkan informasi penting, yaitu
temuan penelitian. Artinya, jika analisis data gagal, maka penelitian dianggap gagal. Kesulitan terbesar
yang dihadapi oleh peneliti dalam tahapan ini adalah kemampuan analisis data dari peneliti itu sendiri.

8. Proses Analisis Data

Secara prinsip, proses analisis data merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan makna pada data
dengan cara mengatur, mengelompokkan, mengurutkan, memberi kode, serta mengkategorikannya
sesuai dengan pengelompokkan tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti mendapatkan temuan
pada rumusan masalah yang diajukan.
Dengan banyaknya proses yang dilewati, biasanya data yang terkumpul menjadi berserakan dan harus
disederhanakan kembali agar lebih mudah dipahami. Berikut ini langkah-langkah yang bisa kamu jadikan
pedoman dalam tahap ini:

Peneliti harus membaca seluruh transkrip untuk mendapatkan informasi umum (general)

Kumpulkan semua pesan umum yang didapatkan, kemudian ambil pesan khususnya (spesifik)

Dari pesan khusus yang ada akan ditemukan pola umum data, maka selanjutnya data tersebut bisa
dikelompokkan kembali menurut kategori, topologi, dan urutan kejadiannya.

9. Konfirmabilitas atau Triangulasi Temuan

Supaya temuan penelitian dari data tidak dianggap bias, maka kamu harus melakukan konfirmabilitas
atau triangulasi pertemuan. Caranya adalah dengan melaporkan temuan tersebut pada orang yang telah
kamu wawancarai.

Kesimpulan Penelitian

Ada satu kesalahan umum pada bagian ini yang terus dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa kerap
meringkas pernyataan yang ada di bagian-bagian sebelumnya. Idealnya, kesimpulan penelitian harus
berisi sintesis atau dari semua pernyataan yang diuraikan sebelumnya. Termasuk uraian deskriptif
tentang fakta-fakta di lapangan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

11. Laporan Penelitian

Tahap terakhir dari penelitian studi kasus adalah membuat laporan penelitian. Laporan ini dianggap
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dari penelitian yang telah dilakukan. Umumnya, laporan
ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang.

Satu hal penting yang harus kamu perhatikan saat membuat laporan ilmiah adalah memastikan bahwa
penelitian yang telah dilakukan memenuhi syarat-syarat berikut ini:

Objektif

Sistematik

Mengikuti metode ilmiah

Objektif berarti data benar-benar didapatkan dari subjek penelitian, bukan dari peneliti maupun
pandangan peneliti. Sistematik berarti urut atau setiap bagian penelitian harus saling terkait satu sama
lain dan menjadi satu kesinambungan yang logis.
Sementara itu, mengikuti metode ilmiah berarti seluruh kegiatan dalam penelitian yang kamu lakukan
telah mengikuti prosedur ilmiah yang sudah disepakati oleh ilmuwan.

Anda mungkin juga menyukai