Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 4

MATA KULIAH DRAMATURGI


Amanah (216016)
Utsmaniyah Fitriyah (216028)
Sisca Mardiansyah (216004)
Fentika Chika Prahesta (216053)
Richa Anggenia (216014)
M. Fithr Alfin Niam (216051)
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Sejarah kesenian Barat disebutkan bahwa kesenian klasik
adalah kesenian yang dihasilkan dari jaman Yunani Purba
sampai dengan jam Renaissance.
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Sejak jaman Renaissance (+- th. 1500 M-lk th. 1700 M) peradaban Barat juga
kembali karena Renaissance berarti “lahir kembali” yang dimaksud adalah
lahirnya kembali ke peradaban Yunani Purba, seni sandiwara juga berkembang
kembali secara gemilang terutama di Inggris dan Perancis.
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Pada titik ini, diikutsertakannya kaba klasik Minangkabau dalam penulisan carito
bisa dilihat sebagai proses yang penting, yaitu untuk dapat menuliskan kembali
sejarah kebudayaan Minangkabau secara lengkap.
Carito-carito semacam :
Anggun Nan Tongga, Rambun Pamenan, dan Sabai Nan Aluih
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Pada dasarnya, carito carito demikian tersimpan dengan baik dalam ingatan
bersama (memori kolektif) karena hampir dialami semua orang dan merupakan
pengalaman yang relatif masih segar dalam ingatan para partiunan ketimbang
misalnya pengalaman masa kolonial.
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Dapat diambil contoh logika kontradiktif dalam tokoh dan peranan, misalnya,
yaitu penggunaan Istilah lakon-bandit untuk konotasi pahlawan pengkhianat.”
Logika ini mengakibatkan para tokoh protagonis dalam carito cenderung
diletakkan sebagai “pahlawan” dan sebaliknya, tokoh yang bertentangan
dengannya diidentikkan sebagal “pengkhianat” layaknya dalam penulisan sejarah
(Pramayoza, Dede. 2013).
Sejarah Sandiwara Klasik Barat
Kesimpulan sementara tentang proses kelahiran sandiwara, sebagaimana telah
diuraikan sebelumnya, membuat bercampurnya sifat- sifat dari berbagai tradisi
kesenian berbeda dalam sandiwara menjadi tidak mengherankan.
Proses Produksi Sandiwara
Di satu sisi, sandiwara mengandalkan "ingatan para pelakunya dalam merangkai
carito, melakukan latihan. atasnya, hingga akhirnya mementaskannya.
Sementara itu, di sisi lain, penulisan sebagian carito seolah-olah mendorong terjadinya
proses “hafalan”
Jaman Yunani Purba (lk th 1000 SM-lk th 300 SM)

Di Mesir sandiwara masih melekat pada upacara agama dan di bagian dunia yang lain
sandiwara masih menjadi kesenian primitif. Di Yunani sudah muncul karya-karya sandiwara
yang besar. Mereka sudah menciptakan naskah sandiwara dan filsafat dramaturgi sebagaimana
ditulis oleh Aristoteles.
Di dalam menciptakan sandiwara, pengarang harus
mengingat tiga kesatuan : kesatuan waktu, tempat, dan laku.
Renaissance di Inggris (lk th 1500 M-lk th 1700 M)

Filsafat dan kesenian berkembang pesat. Inggris waktu itu juga memetik buah
kejayaan Renaissance: Columbus menemukan benua baru (Amerika),
kerajaannya meluas, kapal dagang dan kapal perangnya menguasai lautan.

Di dalam seni sandiwara kemajuan terjadi karena kebebasan mencipta ada.


Pengarang-pengarang besar muncul yang paling terkenal hingga hari ini adalah
William Shakespeare.
Para dramawan memperhatikan tulisan Aristoteles tetapi dengan kritis. Pengertiannya yang
agung dalam merumuskan sifat tragedi, kebesaran takarannya dalam menggambarkan unsur
komedi, diikuti dengan setia, tetapi teorinya tentang tiga kesatuan ditolaknya. Telah banyak
karya Shakespeare diterjemahkan dan dimainkan di dalam bahasa Indonesia
Renaissance di Perancis (lk th 1500 M-lk th 1700)

Berbeda keadaan di Inggris, di Perancis masyarakatnya memasuki abad Renaissance dengan


jiwa yang kaku. Mereka justru terpesona oleh disiplin yang mengikat.\

Alam pikiran Yunani Purba yang penuh kebebasan dan gairah hidup yang bergelora justru tidak
dijadikan sumber pengamatanya. Yang diambil adalah unsur-unsur kebudayaan Yunani yang
anggun, halus, megah, dan disiplin yang mengikat.
Renaissance di Perancis (lk th 1500 M-lk th 1700)

Seni drama yang diimport dari Yunani justru hukum tiga kesatuan dan
pahlawan dalam tragedi harus raja-raja, bangsawan, atau dewa-dewa
(harus dari kalangan atas).
Renaissance di Perancis (lk th 1500 M-lk th 1700)

Rakyat Perancis lebih suka menonton sandiwara tradisional yang penuh


improvisasi, lucu, dan tanpa ucapan muluk-muluk yang kosong. Nama
sandiwara semacam ini “Commedia dell’arte”.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai