Di Mesir sandiwara masih melekat pada upacara agama dan di bagian dunia yang lain
sandiwara masih menjadi kesenian primitif. Di Yunani sudah muncul karya-karya sandiwara
yang besar. Mereka sudah menciptakan naskah sandiwara dan filsafat dramaturgi sebagaimana
ditulis oleh Aristoteles.
Di dalam menciptakan sandiwara, pengarang harus
mengingat tiga kesatuan : kesatuan waktu, tempat, dan laku.
Renaissance di Inggris (lk th 1500 M-lk th 1700 M)
Filsafat dan kesenian berkembang pesat. Inggris waktu itu juga memetik buah
kejayaan Renaissance: Columbus menemukan benua baru (Amerika),
kerajaannya meluas, kapal dagang dan kapal perangnya menguasai lautan.
Alam pikiran Yunani Purba yang penuh kebebasan dan gairah hidup yang bergelora justru tidak
dijadikan sumber pengamatanya. Yang diambil adalah unsur-unsur kebudayaan Yunani yang
anggun, halus, megah, dan disiplin yang mengikat.
Renaissance di Perancis (lk th 1500 M-lk th 1700)
Seni drama yang diimport dari Yunani justru hukum tiga kesatuan dan
pahlawan dalam tragedi harus raja-raja, bangsawan, atau dewa-dewa
(harus dari kalangan atas).
Renaissance di Perancis (lk th 1500 M-lk th 1700)