Anda di halaman 1dari 3

Materi Kajian Majelis Ilmu Tauhid Al-Mubarakah

Telang, 19 November 2022

Zakat, Shadaqah, Dan Infag

Zakat itu adalah, harta tertentu yang wajib ditunaikan, tertentu dalam jenisnya, tertentu
dalam kadarnya, tertentu waktu mengeluarkannya, dan tertentu kepada siapa yang
diberikan. Sedekah itu adalah sumbangan yang bersifat sukarela. Infaq, itu adalah,
sesuatu yang dikeluarkan.

Zakat, bisa merupakan bagian dari infaq, sedekah juga bisa merupakan bagian dari infaq.
Tetapi tidak semua infaq adalah zakat atau sedekah.

Al-Quran menggunakan kata infaq untuk segala macam pengeluaran, baik ihklas maupun
tidak ikhlas.

َ ٰ ‫ت َسب َْع َس َن ِاب َل فِى ُك ِّل س ُۢن ُبلَ ٍة م ِّ۟اَئ ُة َح َّب ٍة ۗ َوٱهَّلل ُ ي‬
ُ ‫ُضعِفُ لِ َمن َي َشٓا ُء ۗ َوٱهَّلل‬ ْ ‫يل ٱهَّلل ِ َك َم َث ِل َح َّب ٍة َأ ۢن َب َت‬
ِ ‫ون َأ ْم ٰ َولَ ُه ْم فِى َس ِب‬ َ ‫َّم َث ُل ٱلَّذ‬
َ ُ‫ِين يُنفِق‬
‫ٰ َوسِ ٌع َعلِي ٌم‬
Perumpamaan orang yang menginfaqkan hartanya dijalan Allah, seperti satu biji, setiap biji
yang ditanam sehingga tumbuh pohon, disetiap pohonnya ada tujuh bulir, setiap bulir ada
seratus biji. Jadi berlipat ganda --------- Itu yang dinamakan “yunfiquuna amwaalahum fii
sabilillah”.

Disisi lain, al-Quran juga menggunakan kata infaq itu, untuk pengeluaran yang buruk,
bahkan pengeluaran yang tidak ihklas.

ِ ‫يل ٱهَّلل‬ ۟ ‫صد‬


ِ ‫ُّوا َعن َس ِب‬ ُ ‫ون َأمْ ٰ َولَ ُه ْم لِ َي‬ ۟ ‫ِين َك َفر‬
َ ُ‫ُوا يُنفِق‬ َ ‫ِإنَّ ٱلَّذ‬
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi
(orang) dari jalan Allah. (Qs. al-anfal : 36).

Perumpamaan orang yang menafkahkan (menginfaqkan) hartanya karena untuk


menghalang-halangi orang dari jalan Allah itu, ibarat tanah diletakkan di atas batu yang licin,
lalu ditimpa oleh hujan lebat.

Jadi, infaq yang ada didalam al-Quran itu, ada yang digunakan untuk sesuatu yang ihklas
atau yang digunakan untuk sesuatu dalam mendukung hal-hal yang bertentangan dengan
nilai-nilai agama.
Kalau zakat berbeda. Zakat dari segi bahasa, punya tiga makna.
 Yang pertama, pengembangan (berkembang).
 Yang kedua, penyucian.
 Yang ketiga keberkahan.

Al-Quran menggunakan kata zakat. Istilah zakat yaitu ada harta tertentu, punya jenis
tertentu, punya waktu tertentu untuk dikeluarkan, dan punya orang sebagai sasaran yang
harus diberi.

Dinamai dengan zakat, karena dengan zakat itu menjadi suci harta yang kitamiliki, dengan
zakat itu, berkembang kepribadian seseorang yang berzakat.

Secara umum, kami ingin beri gambaran.


Kita itu dalam meraih rezeki atau harta, bisa jadi dalam meraihnya itu ada unsur-unsur
syubhat (abu-abu). Dengan mengeluarkan zakat, menjadi bersih harta yang syubhat tadi,
bukan dengan mengeluarkan zakat menjadi bersih barang yang haram, karena syubhat itu
masih abu-abu. Nah, itu makna membersihkan atau penyucian.

Salah satu manfaat dari zakat itu adalah menjadikan seseorang tidak kikir, menjadikan
seseorang jujur dengan dirinya, ini semua adalah pengembangan jiwa agar jiwa kita menjadi
suci.

Kalau enggan berzakat, kalau enggan menyumbangkan sebagian dari harta, kita akan kikir,
dan jiwa kita akan menjadi terbelenggu. Itu sebabnya, zakat juga diartikan pengembangan.
Artinya, dengan berzakat berkembang harta kita. Dengan berzakat berkembang pula
kepribadian kita.

Zakat, tidak dinilai zakat oleh Allah swt kecuali dikeluarkan dalam keadaan ihklas.
Disini bedanya dengan pajak. Pajak itu kewajiban dari negara, sementara zakat kewajiban
dari Allah. Kalau kita keluarkan zakat, maka terbukti berkembang uang itu. Kalau kita
keluarkan pajak, kita merasa hilang uang kita. Itu perbedaan-perbadaan yang terkadang kita
tidak sadari.

Shadaqah terambil dari kata shidq (benar).


Jadi al-Quran menamai kewajiban yang harus dikeluarkan dari harta benda itu dinamai
dengan shadaqah. Ketika al-Quran menamai apa yang wajib dikeluarkan itu dengan
shadaqah, maka itu adalah pesan kepada kita, bahwa keluarkanlah itu dengan jujur dan
ihklas.
Didalam al-Quran, kata zakat ini seringkali dirangkaikan dengan kata sholat. Karena itu kita
tidak bisa memisahkan antara sholat dan zakat. Sebagaimana firman Allah, “fa in taabuu wa
aqaamush shalaata wa aatawuz zakaata fa ikwaanikum fid diin” kalau mereka itu
bertaubat, orang musyrik itu yakni mengucapkan dua kaliamat syahadat, mereka sholat,
dan mereka menunaikan zakat, maka mereka saudaramu seagama. (Qs. at-taubah : 11).

Aatuz zakaah. Kata “aatuu” bisa diartikan “tunaikan”.


Dari kata “aatuu” juga lahir makna “antar”.
Jadi maksudnya, jangan tunggu orang miskin datang minta, antar dia, kalau anda tidak bisa
antar, suruh orang lain untuk mengantarkannya, itu sebabnya ada amil yang bertugas
mencari siapa yang butuh, lalu meghantarkan kepadanya. Nah, ini tugasnya amil.

Jadi, salah satu bentuk atau manifestasi dari persaudaraan itu, persaudaraan apa pun,
seperti persaudaraan sekemanusiaan, persaudaraan seagama, persaudaraan seketurunan,
dll. Salah satu bentuknya adalah “memberi”.

Jadi, hakekat dari firman Allah, wa aqaamush shalaata wa aatawuz zakaata itu adalah
setelah berhablun minallah maka berhablun minnash lah kamu.

Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai