TATA TERTIB
B.P.D.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
TENTANG
PERATURAN TATA TERTIB
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA UPANG CERIA
PERIODE 2021 - 2027
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa Upang Ceria
Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
BPD adalah:
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk Desa Upang Ceria berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara pemilihan langsung atau
musyawarah dan mufakat;
2. Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 9 (sembilan) yang
merupakan 1 (satu) perwakilan dari setiap dusun;
3. Jumlah Anggota BPD Desa 7 (tujuh ) orang merupakan perwakilan dari setiap
dusun dengan memperhatikan wilayah, perempuan, penduduk, dan kemampuan
keuangan desa;
4. BPD terdiri dari pimpinan teridiri dari 1 (satu) Ketua,1 (satu) Wakil Ketua dan 1
( satu ) Sekretaris Badan Permusyawaratan Desa dan anggota.
Pasal 4
Calon anggota BPD adalah penduduk Desa Upang Ceria dengan syarat-syarat :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ;
b. Setia kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta Pemerintah;
c. Berpendidikan sekurang-kurangnya SLTP sederajat ;
d. Berumur sekurang-kurangya 20 atau sudah/pernah menikah;
e. Sehat jasmani dan rohani ;
f. Berkelakuan baik, jujur, adil dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya
g. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;
h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap ;
i. Terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal tetap di Desa Pulau Panggung
sekurang-kurangya 1 (satu) tahun terakhir dengan tidak terputus-putus;
j. Mengenal daerahnya serta dikenal oleh masyarakat;
k. bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri menjadi anggota BPD;
l. Tidak mewakili partai politik;
m. Belum pernah diangkat sebagai anggota BPD tiga kali masa jabatan secara
berturut-turut;
n. Bukan sebagai perangkat pemerintah desa;
o. Wakil penduduk yang dipilih secara demokratis.
BAB III
PEMILIHAN, PENETAPAN DAN PERESMIAN
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 8
1. Masa bakti anggota BPD selama 6 (enam) tahun, dan berakhir pada saat anggota
BPD yang baru mengucapkan sumpah / janji;
2. Anggota BPD yang telah mengakhiri masa baktinya dapat dipilih kembali untuk 2
(dua) periode berikutnya;
3. BPD Desa Upang Ceria terdiri dari Seksi – seksi .
BAB IV
PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN PIMPINAN BPD ANTAR WAKTU
Pasal 9
1. Keanggotaan BPD berhenti atau diberhentikan karena :
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. telah berakhirnya masa jabatan dan telah dilantiknya anggota BPD yang baru
d. terdakwa atau terpidana ; dan
e. diusulkan berhenti oleh masyarakat ditingkat Dusun
f. tidak aktif melaksanakan tugas dan kewajiban berturut-turut selama 6(enam)
bulan.
2. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
setelah adanya hasil konfirmasi dan verifikasi atau penyidikan;
3. Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e
diusulkan oleh pimpinan BPD melalui rapat khusus BPD disampaikan kepada
Bupati melalui Camat;
4. Anggota BPD berhenti karena meninggal dunia dan atau atas permintaan sendiri
diusulkan oleh pimpinan BPD;
5. Anggota BPD yang berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
2
mendapatkan persetujuan (dua pertiga) jumlah anggota BPD;
3
6. Anggota Badan Permusyawaratan Desa diberhentikan karena:
a. berakhir masa keanggotaan;
b. tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap
secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan;
c. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa;
atau
d. melanggar larangan sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa.
7. Pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa diusulkan oleh pimpinan
Badan Permusyawaratan Desa kepada bupati/walikota atas dasar hasil
musyawarah Badan Permusyawaratan Desa;
8. Peresmian pemberhentian anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan
dengan keputusan bupati/walikota;
Pasal 10
Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan antar waktu diadakan penggantian
1) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti antar waktu adalah sisa waktu yang
belum dijalankan oleh anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan;
2) Pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1) diganti oleh calon lain dari
lingkungan Dusun yang sama dengan anggota yang berhenti antar waktu;
3) Calon pengganti sebagaimana dimaksud ayat (2) diambil dari daftar urutan nomor
berikutnya calon anggota BPD yang ada di Dusun yang bersangkutan;
4) Penetapan calon anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) sebagai anggota BPD pengganti antar waktu ditetapkan oleh BPD
dan diusulkan kepada Bupati melalui Camat untuk mendapat peresmian;
5) Peresmian anggota BPD pengganti antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) ditetapkan dengan keputusan Bupati;
6) Pemberhentian antar waktu anggota BPD sebagaimana dimaksud ayat (1)
disebabkan :
a. meninggal dunia ;
b. atas permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BPD;
c. bertempat tinggal diluar wilayah RW yang diwakilinya;
d. melanggar sumpah/janji dan melakukan perbuatan tercela sebagai anggota
BPD;
e. tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai anggota BPD, sebagaimana
dimaksud pasal 4;
f. pengisian pimpinan/anggota BPD di wilayah yang tidak memiliki calon
pengganti maka dipilih/diusulkan oleh masyarakat setempat melalui
musyawarah mufakat.
Pasal 11
Pasal 12
Bagian Pertama
Pencalonan Kepala Desa
Pasal 13
Pasal 14
Mekanisme pemilihan Kepala Desa diatur dengan tata tertib Panitia Pemilihan
Kepala Desa yang sesuai dengan Peraturan dan Perundangan yang berlaku dan
ditetapkan dengan Keputusan Panitia Pemilihan Kepala Desa.
Bagian Ketiga
Mengusulkan Pengangkatan Kepala Desa
Pasal 15
2. Pejabat lain yang ditunjuk adalah wakil bupati/walikota atau camat atau sebutan
lain;
3. Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan kepala Desa, bupati/walikota wajib
menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari.
Bagian Keempat
Pemberhentian Kepala Desa
Pasal 16
Bagian Kelima
Pemilihan Kepala Desa antar waktu melalui musyawarah desa
Pasal 17
Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan pemilihan kepala
Desa antar waktu dilaksanakan paling lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa, dilakukan kegiatan yang meliputi:
a. pembentukan panitia pemilihan kepala Desa antarwaktu oleh Badan
Permusyawaratan Desa paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari
terhitung sejak kepala Desa diberhentikan;
b. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh panitia pemilihan
kepada penjabat kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
Hari terhitung sejak panitia terbentuk;
c. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh penjabat kepala Desa paling lama
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak diajukan oleh panitia
pemilihan;
d. pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala Desa oleh panitia pemilihan
dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari;
e. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh panitia
pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari; dan
f. penetapan calon kepala Desa antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2
(dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon yang dimintakan
pengesahan musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam musyawarah Desa.
Bagian Pertama
Membentuk Peraturan Desa
Pasal 18
1. Rancangan peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa;
2. Badan Permusyawaratan Desa dapat mengusulkan rancangan peraturan Desa
kepada pemerintah desa;
3. Rancangan peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa untuk
mendapatkan masukan didalam musyawarah desa;
4. Rancangan peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa;
5. Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan
menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan;
6. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak
diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan
Desa;
7. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa dan berita Desa oleh sekretaris
Desa;
8. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan kepada bupati/walikota
sebagai bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah
diundangkan;
9. Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa;
10. Dalam hal pembahasan rancangan Peraturan Desa antara BPD dan Kepala
Desa tidak mencapai kata sepakat, musyawarah bersama tetap mengambil
keputusan dengan disertai catatan permasalahan yang tidak disepakati;
11. Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (10) dapat
diajukan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui Camat disertai
catatan permasalahan yang tidak disepakati paling lambat7 (tujuh) harisejak
musyawarah pembahasan terakhir untuk mendapatkan evaluasi dan pembinaan;
12. Tindak lanjut evaluasi dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (11)
dapat berbentuk:
a. penghentian pembahasan; atau
b. pembinaan untuk tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan rancangan
peraturandesa.
13. Tindaklanjut pembahasan dan kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(12) huruf b dapat dihadiri Camat atau pejabat lain yang ditunjuk Bupati/Wali kota.
Bagian Kedua
Menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Aset Desa
Pasal 19
1. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disepakati bersama oleh kepala
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa paling lambat bulan Oktober tahun
berjalan;
2. Rancangan peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan oleh kepala Desa
kepada bupati/walikota melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) Hari
sejak disepakati untuk dievaluasi;
3. Bupati/walikota dapat mendelegasikan evaluasi rancangan peraturan Desa tentang
APB Desa kepada camat atau sebutan lain;
4. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember
tahun anggaran berjalan;
5. Pengelolaan kekayaan milik Desa yang berkaitan dengan penambahan dan
pelepasan aset ditetapkan dengan peraturan Desa sesuai dengan kesepakatan
musyawarah Desa.
Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 20
Bagian Keempat
Memberikan Saran dan Pertimbangan
Pasal 21
1. BPD mempunyai tugas dan wewenang memberikan saran dan pertimbangan
kepada Pemerintah Desa;
2. Saran dan pertimbangan yang dimaksud ayat (1) disampaikan secara tertulis
kepada Pemerintah Desa diminta maupun tidak diminta;
Bagian Kelima
Menampung Aspirasi Masyarakat
Pasal 22
Pasal 23
BPD berwenang:
Bagian Pertama
Pasal 24
1. Untuk melaksanakan tugas, wewenang dan fungsi dalam Peraturan tata tertib ini,
BPD mempunyai hak – hak sebagai berikut :
1. Hak BPD :
Bagian Kedua
Tata Cara Penggunaan Hak
Pasal 25
1. Ketentuan hak – hak yang dimaksud pasal 25, hanya dapat diajukan oleh sekurang
2
– kurangnya orang anggota BPD;
3
2. Usul sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada pimpinan BPD secara
tertulis, singkat dan jelas ditanda tangani pengusul;
3. Selambat – lambatnya 1 minggu setelah menerima usul dimaksud ayat (2)
Pimpinan BPD mengadakan rapat / musyawarah Panmus;
4. Rapat/musyawarah Panmus dapat menerima atau menolak usul yang diajukan
pengusul dengan ketentuan, apabila usulan ditolak maka tidak boleh lagi diajukan
untuk masa sidang atau rapat / musyawarah pada tahun berjalan dan apabila
diterima harus ditindaklanjuti oleh Pimpinan BPD sesuai dengan kepentingannya.
Bagian Ketiga
Hak Anggaran
Pasal 26
1. Dalam setiap tahun anggaran, BPD menyusun dan menetapkan tunjangan dan
operasional BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukkan didalam APBDesa sesuai
dengan Perundang-undangan yang berlaku;
2. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun oleh
Panitia Anggaran setelah menerima masukan dari para anggota BPD sebelum
disampaikan oleh Kepala Desa;
3. Tunjangan dan operasional BPD sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan oleh
ketua BPD kepada Kepala Desa untuk dimasukan kedalam Rancangan Anggran
Pendapatan dan Belanja Desa.
Bagian Keempat
Hak Meminta Keterangan Pemerintah Desa
Pasal 27
Bagian Kelima
Hak Menyatakan pernyataan pendapat
Pasal 28
Bagian Keenam
Hak Pengawasan Kinerja Kepala Desa
Pasal 29
Bagian Ketujuh
Hak Mengajukan Pertanyaan
Pasal 30
Pasal 31
Bagian Pertama
Kewajiban
Pasal 32
Bagian Kedua
Ruang Lingkup dan Jenis Musyawarah BPD
Pasal 33
Bagian Ketiga
Sifat Musyawarah BPD
Pasal 34
1. Musyawarah BPD bersifat terbuka untuk umum kecuali dinyatakan tertutup
berdasarkan peraturan tata tertib ini dan atas kesepakatan Pimpinan BPD;
2. Musyawarah terbuka adalah musyawarah anggota BPD yang dihadiri oleh umum;
3. Musyawarah tertutup adalah musyawarah anggota BPD yang tidak boleh dihadiri
oleh umum;
4. Pembicaraan dalam musyawarah tertutup rahasia dan tidak boleh diumumkan;
Pasal 35
Pasal 36
1. Untuk kelancaran jalannya musyawarah, Pimpinan musyawarah dapat
menetapkan tahapan pembicaraan setelah mendapat persetujuan dari peserta
rapat;
2. Setiap anggota BPD yang akan berbicara mencatatkan namanya kepada Pimpinan
musyawarah sebelum sesuatu hal dimulai;
3. Giliran berbicara diatur menurut urutan permintaan kecuali terdapat hal – hal
tertentu yang menurut pertimbangan ketua rapat memungkinkan giliran berbicara
tidak menurut urutan permintaan;
4. Anggota berbicara ditempat yang telah disediakan setelah mendapat izin dari
pimpinan musyawarah selama anggota berbicara tidak boleh diganggu;
5. Ketua musyawarah hanya dapat berbicara selaku pimpinan rapat / musyawarah
untuk menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan;
6. Apabila ketua musyawarah ingin berbicara selaku anggota, maka pimpinan rapat
diserahkan sementara kepada anggota pimpinan musyawarah sementara.
Pasal 37
Bagian Kelima
Tahapan Pembicaraan dan Musyawarah Desa
Pasal 38
Bagian Keenam
Risalah Musyawarah BPD dan Laporan
Pasal 40
Pasal 42
1. Selain anggota, musyawarah BPD dapat dihadiri oleh Kepala Desa dan
perangkat desa
2. Undangan Peserta, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir
dalam musyawarah atas undangan pimpinan BPD
3. Peninjau, ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat tanpa
undangan Pimpinan BPD
3. Undangan peserta musyawarah dapat meminta hak bicara dalam rapat atas
persetujuan pimpinan rapat, tetapi tidak mempunyai hak suara
4. Peninjau tidak boleh menyatakan sesuatu baik dengan ucapan maupun dengan
cara lain, dan tidak punya hak bicara maupun hak suara
BAB X
ALAT KELENGKAPAN BPD
Pasal 43
Bagian Pertama
Pimpinan BPD
Pasal 44
1. Pimpinan BPD adalah alat kelengkapan BPD yang merupakan kesatuan pimpinan
yang bersifat kolektif, terdiri dari seorang Ketua, seorang Wakil Ketua dan seorang
Sekretaris;
2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh Anggota dalam Rapat Paripurna BPD dan
ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3. Pemilihan Pimpinan BPD dilaksanakan dengan azas langsung,umum, bebas dan
rahasia;
4. Masa jabatan Pimpinan sama dengan masa jabatan keanggotaan;
5. Hasil pemilihan BPD sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diresmikan oleh
Bupati dan pelantikannya dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
Bagian Kedua
Tugas dan Kewajiban Pimpinan BPD
Pasal 45
1. Menyusun rencana kerja dan mengadakan pembagian kerja antara Ketua dan
Wakil Ketua BPD dan mengumumkannya dalam Rapat Paripurna pada awal tahun;
2. Memimpin Rapat / musyawarah Paripurna, Pleno, dan Rapat – rapat / musyawarah
lainnya dengan menjaga agar peraturan tata tertib bisa dillaksanakan;
3. Menyimpulkan persoalan yang dibicarakan dalam rapat / musyawarah yang
dipimpinnya;
4. Melaksanakan keputusan – keputusan rapat / musyawarah;
5. Mengadakan koordinasi dengan Kepala Desa atau pihak – pihak lain yang
dianggap perlu;
6. Menentukan Kebijakan APBDes berdasarkan pertimbangan Penitia Anggaran;
7. Menerima dan menindak lanjuti laporan dari seksi – seksi dan Anggota BPD;
8. Sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan sekali mengadakan Rapat / musyawarah
Pimpinan untuk mengevaluasi terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban yang
dilakukan oleh panitia, Komisi, dan Para anggota BPD.
Bagian Ketiga
Bidang-Bidang
Pasal 46
1. Bidang-Bidang adalah merupakan alat kelengkapan BPD yang bersifat tetap dan
dibentuk oleh BPD pada awal masa keanggotaannya;
2. Setiap anggota BPD kecuali Pimpinan harus menjadi Anggota Bidang-Bidang dari
salah satu Anggota BPD;
3. Bidang-Bidang yang membidangi tugas – tugas tertentu terdiri dari :
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan dan Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan; membidangi Pemerintahan;
b. Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
4. Bidang-Bidang sebagaimana yang dimaksud ayat (3) dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih dari anggotanya;
5. Ketua dan susunan keanggotaan Bidang-Bidang diadakan pergiliran setiap satu
tahun sekali.
Pasal 47
BAB XI
PERATURAN PERUBAHAN
Pasal 48
1. Peraturan Perubahan Tata tertib ini hanya bisa dilakukan atau diajukan sekurang
– kurangnya ½ ( setengah ) ditambah 1 ( satu ) dari jumlah anggota BPD;
2. Perubahan yang dimaksud ayat (1) dilaksanakan berdasarkan keputusan
musyawarah Paripurna yang khusus diadakan untuk itu.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 49
Lampiran-Lampiran yang termuat dalam peraturan tata tertib ini merupakan satu
kesatuan yang tidak terpisahkan peraturan tata tertib ini dari Hal – hal yang belum
cukup diatur dalam peraturan Tata tertib ini diatur lebih lanjut dan ditetapkan
melalui Keputusan Pimpinan BPD setelah mendengar pertimbangan seluruh
anggota BPD.
Pasal 50
Dengan berlakunya peraturan tata tertib ini, maka peraturan Tata tertib BPD
Nomor 01 Tahun 2020 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.
Pasal 51
Anggota
( LILIS SURYANI )