Makalah Anti Korupsi Dwi Amsoni
Makalah Anti Korupsi Dwi Amsoni
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS SJAKHYAKIRTI
FAKULTAS PERTANIAN
2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan meyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan pujadan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Hubungan Korupsi Dengan Gratifikasi.
Namun, tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun yang lainnya. Oleh
karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah Hubungan Korupsi Dengan
Gratifikasi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KataPengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan........................................................................................................7
3.2 Saran...................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
korupsi merupakan salah satu kata yang cukup populer di masyarakat dan
telah menjadi tema pembicaraan sehari-hari. Namun demikian, ternyata masih
banyak masyarakat yang belum mengetahui apa itu korupsi. Pada umumnya,
masyarakat memahami korupsi sebagai sesuatu yang merugikan keuangan negara
semata. Padahal dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 joncto Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
ada 30 jenis tindakan korupsi. Ke-30 jeis tindak pidana korupsi tersebut pada
dasarnya dapat dikelompokkan mnjadi tujuh, yaitu: i) kerugian keuangan Negara;
ii) suap-menyuap; iii) penggelapan dalam jabatan; iv) pemerasan; v) perbuatan
curang; vi) benturan kepentingan dalam pengadaan; dan vii) gratifikasi.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu bentuk korupsi yang paling banyak diungkap saaat ini adalah
korupsi dalam bentuk gratifikasi. Gratifikasi adalah suatu pemberian, imbalan atau
hadiah oleh orang yang pernah mendapat jasa atau keuntungan atau oleh orang
yang telah atau sedang berurusan dengan sutau lembaga publik atau pemerintah
dalam misalnya untuk mendapatkan suatu kontrak.
Tindak pidana gratifikasi merupakan bagian dari tindak pidana korupsi yang
terdiri dari pmberi dan penerima gratifikasi. Ketentuan hukum terhadap penerima
gratifikasi terdapat pada Pasal No. 20 Tahun 2001 yaitu :
3
b. Yang nilainya kurang dari Rp. 10.000.000.00 (sepuluh juta
rupiah), pembuktian bahwa gratifikasi tersebut suap dilakukan
oleh penuntut umum.
2) Pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) adalah pidana penjara seumur hidup atau pidana
paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan
paling banyak 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Keberadaan Pasal 5 dan Pasal 12B ini masih membingungkan dan dalam
penerapannya akan terjadi tumpang tindih dengan ketentuan hukum yang lain. Hal
ini terlihat dalam dari ketentuan Pasal 12C Undang-Undang No. 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang menyatakan:
1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Psal 12B, ayat (1) tidak berlaku,
jika penerima melaporkan gratifikasi yang diterimanya kepada Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib
dilakukan oleh penerima gratifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja terhitung sejak tanggal gratifikasi tersebut diterima.
3) Komisi pemberantasan tindak pidana korupsi dalam waktu Paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal menerima laporan wajib
menetapkan gratifikasi dapat menjadi milik penerima atau milik negara.
4) Ketentuan mengenai tata cara penyampaian laporan sebagaimaa dimaksud
dalam ayat (2) dan penentuan status gratifikasi sebagaimana diamksud
dalam ayat (3)diatur dalam Undang-Undang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
Tindak pidana korupsi berasal dari dua kata yaitu tindak pidana dan korupsi.
Istilah tindak pidana berasal dari istilah hukum Belanda yaitu strafbaar feit. Pada
dasarnya istilah strafbaar feit ini berasal dari tiga kata yaitu straf, baar, feit. Straf
diartiakn dengan pidana atau hukum, baar diartikan dengan dapat atau boleh, dan
feit diterjemahkan dengan tindaka, peristiwa atau perbuatan. Dengan demikian
4
strafbaar feit diartikan sebagai suatu tindakan yang menurut rumusan Undang-
Undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum, artinya perbuatan
yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana, di mana pengertian
perbuatan disini selain perbuatan yang bersifat aktif (melakukan sesuatu perbuatan
yang sebenarnya dilarang oleh hukum) juga perbuatan yang bersifat pasif (tidak
berbuat sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum).
5
tidak dianggap suap yang terkait kedinasan dan gratifikasi yang tidak
dianggap suap yang tidak terkait kedinasan.
1) Si pegawai akan lebih cenderung dan lebih senang untuk melayani orang
yang memberikan hadian kepadanya hadiah. Sebaliknya dia malas untuk
melayani orang-orang yang tidak memberikan kepaddanya hadiah, padahal
semua konsumen mempunyai hak yang sama, yaitu mendapatkan
pelayanan dari pgawai tersebut secara adil dan profesional, karena
pegawai tersebut sudah mendapatkan gaji secara rutin dari perusahaan
yang mengirimnya.
2) Si pegawai ketika mendapat hadiah dari salah satu konsumen,
mengakibatkan dia bekerja tidak profesional lagi. Dia merasa tidak
mewakili perusahaan yang mengirimnya, tetapi merasa bahwa dia bekerja
untuk dirinya sendiri.
3) Si pegawai ketika bekerja selalu dalam keadaan mengharap-harap hadiah
dai konsumen.
6
2.5 Contoh Gratifikasi
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gratifikasi adalah suatu pemberian, imbalan atau hadiah oleh orang yang
pernah mendapat jasa atau keuntungan atau oleh orang yang telah atau sedang
berurusan dengan sutau lembaga publik atau pemerintah dalam misalnya untuk
mendapatkan suatu kontrak. Dimana gratifikasi sudah dilandaskan dalam pasal
No. 20 Tahun 2001. Gratifikasi itu sendiri ada yang dianggap suap maupun tidak.
Gratifikasi juga berdampak buruk, serta banyaknya contoh yangbisa kita lihat
sekarang gratifikasi yang dilakukan.
3.2 Saran
8
DAFTAR PUSTAKA