Anda di halaman 1dari 8

UTS MEDIA TEKNOLOGI KOMUNIKASI

NAMA: MUHAMMAD IFAN HIDAYATULLOH


NIM: 04020521065
KELAS: E2

1.
Dalam ranah sosial, teknologi membawa perubahan cara berkomunikasi dalam
masyarakat, organisasi/perusahaan hingga keluarga. Jika sebelumnya pentingnya
berkomunikasi secara langsung selalu digunakan oleh masyarakat dalam menyampaikan
informasi. Kini tanpa bertatap muka langsung, masyarakat bisa saling bertukar informasi,
orang tua juga bisa mengontrol keberadaan anaknya ketika saling berjauhan dengan
menggunakan handphone ataupun melalui video message. Celakanya kemudahan dalam
berteknlogi membawa hubungan sosial yang tadinya rekat menjadi berjarak karena
penemuan teknologi. Masyarakat seolah tidak mengindahkan nilai-nilai sosial sebelumnya
karena dianggap tidak efisien dengan tingkat mobilitas masyarakat saat ini yang tinggi.
Teknologi juga memunculkan ketimpangan dalam masyarakat dimana kepemilikan alat-alat
elektronik kemudian menggolongakan masyarakat tertentu kedalam kelompok sosial bawah,
menengah atau atas.
Contoh yang bisa kita lihat sekarang pada kasus seperti ini. Andi merengek karena
gawainya disita oleh ibunya dikarenakan Andi sudah bermain game dari tadi pagi. Karena si
ibu malas melihat Andi yang terus merengek dikarenakan ibu Andi sedang work from home.
Akhirnya ibu Andi membiarkan anaknya menggunakan gawainya setiap hari dari Andi bangun
pagi sampai menjelang malam. Karena ibu Andi sibuk dengan pekerjaan dari kantornya,
akhirnya ibu Andi tidak menyadari jika tindakannya buruk untuk masa depannya. Andi menjadi
anak yang anti sosial, tidak mau bergabung dengan kawan-kawannya karena asik main game
di gawainya. Andi lebih suka mengurung diri di kamar, malas mandi, malas jika diajak sekolah
dan kegiatan lainnya.
Contoh lain yang berdampak positif dari kemajuan era informasi teknologi adalah
mudahnya jual beli barang. Adanya aplikasi Go-Jek, Grab, Shopee, Tokopedia, Lazada dan
platform lainnya memiliki dampak positif. Masyarakat dimudahkan dengan adanya teknologi
tersebut. Kita bisa membeli barang hanya menggunakan sentuhan jari di gawai kita, kemudian
barang yang kita beli akan datang hanya dalam hitungan menit ataupun hari. Kemudahan
inilah yang membuat masyarakat menyambut dengan antusias datangnya kemajuan
teknologi.
2.
- Penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan sosial, pengajaran dan bisnis, serta
kegiatan– kegiatan lainnya (contoh: membuat konten berupa edukasi kepada warga
- akan pentingnya menjaga kebersihan rumah agar menjadi hunian yang sehat. Dalam
hal ini aparat desa menyusun konten-konten edukasi berupa video reels Instagram
maupun video TikTok. Videonya berisi ajakan-ajakan bagaimana menjaga kebersihan
hunian, kemudian aparat desa memiliki jadwal untuk upload harian di dalam akun
media sosial mereka. Masyarakat menjadi mudah teredukasi dengan adanya video
konten tersebut tanpa harus melakukan sosialisasi ke rumah-rumah warga. Di sisi lain
sosialisasi tersebut menggunakan anggaran yang cukup besar dan tingkat kefisiannya
kurang).
- Distribusi informasi berubah dari tercetak menjadi elektronik dengan karakteristik
informasi: Terbaru, Journal, Prediksi (contoh: warga desa sekitar Gunung Semeru
mendapatkan notifikasi pada gawainya jika beberapa waktu lagi akan terjadi erupsi
yang sangat kuat, pemberitahuan tersebut menghimbau agar masyarakat dapat
menghindar menyelematkan diri sejauh 10 km dari puncak erupsi. Setiap warga yang
memiliki gawai pada radius 50 km dari Gunung Semeru akan otomatis mendapatkan
notifikasi tanggap darurat dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Gunung
Semeru. Pada notifikasi gawat darurat tersebut, tim BMKG memberikan informasi
seberapa lama erupsi sampai ke titik notifikasi diberikan, kemudian jalur evakuasi yang
otomatis terkoneksi dengan sinyal GPS. Teknologi ini sangat berguna bagi negara
Indonesia yang rawan sekali dengan bencana alam. Tidak hanya bencana gunung
meletus, banjir, tsunami, gempa bumi, tanah longsor, kebakaran atau kejadian chaos
yang tidak diinginkan bisa digunakan).
- Sistem layanan berubah dari manual ke elektronis (e-service) (contoh: penyetoran
uang tunai sekarang bisa melalui mesin ATM tanpa perlu datang ke teller dengan
mengisi surat setoran terlebih dahulu).

3.
Faktor Sosial
Triandis (1980) mendefinisikan faktor sosial sebagai internalisasi individu
dari referensi kelompok budaya subyektif dan mengkhususkan persetujuan antar pribadi
bahwa individu telah berusaha dengan yang lain pada situasi sosial khusus. Budaya subyektif
berisi norma (norm), peran (role) dan nilai-nilai (values). Faktor sosial yang mempengaruhi
pemanfaatan teknologi informasi yang dikembangkan oleh Thompson et al (1991) mencakup
pernyataan tentang:
a. banyaknya rekan kerja yang menggunakan teknologi nformasi khususnya teknologi
komputer dalam melaksanakan tugas/pekerjaan harian.
b. Terdapatnya manajer senior/atasan yang membantu/ mendorong baik dalam
memperkenalkan maupun dalam memanfaatkan teknologi informasi.
c. perusahaan sangat membantu dalam pemanfaatan/penggunaan teknologi iinformasi.

Factor Affect
Triandis (1980) menjelaskan faktor affect sebagai perasaan gembira, kegirangan hati,
kesenangan atau depresi, kemuakan, ketidaksenangan dan benci yang berhubungan dengan
individu tertentu dalam pemanfaatan teknologi informasi. Thompson et al mengembangkan
instrumen untuk mengukur faktor Affect dari pemanfaatan teknologi informasi yang mencakup
tiga pernyataan yaitu :
a. pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih menarik dan mudah jika memanfaatkan
teknologi informasi.
b. adanya perasaan yng lebih senang bekerja jika menggunakan teknologi informasi
khususnya teknologi komputer.
c. teknologi informasi khususnya teknologi komputer dapat bermanfaat untuk beberapa
jenis pekerjaan tetapi tidak bermanfaat untuk jenis pekerjaan yang ingin dilakukan
(pernyataan negatif/sebaliknya).

Faktor Kompleksitas
Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang direasakan seperti sukar secara
relatif untuk memahami dan menggunakan (Rogers dan Shoemaker, 1971 dalam rahmi Qadri,
1997). Thompson et al (1991) mengembangkan empat pertanyaan untuk mengetahui
pengaruh antara kompleksitas dengan pemanfaatan teknologi informasi yaitu :
a. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelaksanaan tugas harian/pekerjaan menyita
banyak waktu.
b. Bekerja dengan teknologi informasi itu sangat rumit sehingga sulit untuk mengerti dan
memahami cara pemanfaatannya.
c. Menggunakan teknologi informasi khususnya teknologi computer untuk memasukkan
data, banyak menyita waktu.
d. Membutuhkan waktu yang lama bagaimana memanfaatkan teknologi informasi.

Faktor Kesesuaian Tugas


Thompson et al (1991) menjelaskan bahwa kesesuaian tugas berhubungan dengan
sejauhmana kemampuan individual menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan
kinerja individual dalam melaksanakan tugas. Hubungan antara kesesuaian tugas dengan
pemanfaatan teknologi informasi mempunyai dukungan secara empiris. Thompson et al
(1991) juga mengembangan enam pertanyaan untuk mengetahui pengaruh kesesuaian tugas
dengan pemanfaatan teknologi informasi. Keenam pertanyaan tersebut antara lain
a. memanfaatkan teknologi informasi tidak mempengaruhi kinerja pekerjaan (pertanyaan
negatif yang nantinya skorenya dibalik)
b. Dengan memanfaatkan teknologi informasi dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
c. Memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas pekerjaan.
d. Memanfaatkan teknologi informasi dapat meningkatkn efektifitas pekerjaan
e. Jumlah output yang dihasilkan akan meningkat jika memanfaatkan teknologi informasi
f. Menggunakan teknologi informasi dapat membantu dalam penyelesaian tugas.

Faktor Konsekuensi Jangka Panjang


Konsekuensi jangka panjang didefinisikan sebagai hasil yang diperoleh dimasa datang,
seperti peningkatan fleksibilitas, merubah pekerjaan atau peningkatan kesempatan bagi
pekerjaan yang lebih berarti. Untuk mengetahui pengaruh faktor konsekuensi jangka panjang
dengan pemanfaatan teknologi informasi Thompson et al (1991) mengembangkan enam
instrumen yaitu:
a. menggunakan teknologi informasi menjadikan pekerjaan lebih menantang
b. menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk
mendapatkan tugas yang lebih disukai dimasa mendatang.
c. Menggunakan teknologi informasi membuat pekerjaan lebih bervariasi
d. Menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan yang lebih penting sehingga dapat menerapkan kemampuan
yang dimiliki
e. Menggunakan teknologi informasi akan meningkatkan kesempatan untuk melakukan
tugas yang berbeda
f. Menggunakan teknologi informasi dapat meningkat kesempatan untuk meraih posisi
yang lebih baik.

Faktor Kondisi yang Memfasilitasi


Kondisi yang memfasilitasi didefinisikan sebagai factor obyektif diluar lingkungan yang
memudahkan pemakai dalam bertindak/bekerja (Triandis, 1980). Dalam konteks
pemanfaatan teknologi informasi dukungan terhadap pemakai merupakan salah satu tipe dari
kondisi yang memfasilitasi yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi.

4.
Salah satu teori yang membahas bagaimana sebuah gagasan baru dapat tersebar secara
luas adalah teori Difusi Inovasi. Difusi Inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan
inovasi. Rogers (1983) mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota
suatu sistem sosial (the process by which an innovation is communicated through certain
channels overtime among the members of a social system). Disamping itu, difusi juga dapat
dianggap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa baru oleh
individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru terhadap suatu ide,
praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada sebagian yang lain.
Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau kelompok terhadap ide,
praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses penyebar
serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat yang
terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain, dari suatu kurun waktu
ke kurun waktu yang berikut, dari suatu bidang tertentu ke bidang yang lainnya kepada
sekelompok anggota dari sistem sosial.
Tujuan utama dari difusi inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan,
tekhnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem
sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.
Menurut Rogers (1983) dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok,
yaitu: suatu inovasi, dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka
waktu dan terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem sosial.
1. Inovasi (gagasan, tindakan atau barang) yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam
hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang
menerimanya.
2. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan
suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran
komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika
komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara
personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
3. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya. Pengukuhan terhadap
keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu
terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang
(relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi), dan (c) kecepatan
pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
4. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat
dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan
bersama.

Difusi inovasi menjabarkan bagaimana proses sebuah inovasi dapat disalurkan melalui
beberapa media dalam waktu tertentu kepada suatu kebudayaan masyarakat. Ide-ide baru
tersebut awalnya akan dipandang secara subjektif. Lalu, melalui sebuah konstruksi sosial, ide
tersebut akan dipandang secara objektif.
Contoh penerapan dari teori Difusi Inovasi ini adalah adanya sebuah aplikasi yang
menawarkan jasa ojek secara online. Dahulu, orang-orang yang ingin melakukan perjalanan
tetapi tidak memiliki kendaraan akan memilih untuk menggunakan transportasi umum, seperti
bus, angkot, ojek, becak, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, dibutuhkan kesabaran untuk
mencari transportasi umum dan harganya bisa dibilang cukup mahal. Belum lagi apabila
cuaca sedang buruk dan banyak sekali orang yang menggunakan transportasi umum
tersebut. Situasi tersebut membuat beberapa orang menciptakan aplikasi ojek online seperti
Grab, Gojek, Nu-Jek, dan lain-lain.

5.
Keberadaan internet yang semakin banyak digunakan oleh para pemegang modal untuk
memenuhi kebutuhan informasi dan melakukan transaksi secara cepat, nyaman dan relatif
murah dibandingkan dengan media tradisional menjadi sangat mahal. Seiring berjalannya
waktu, peran media cetak dalam kehidupan masyarakat terutama di kota-kota besar telah
digantikan oleh media online. Kehadiran internet juga dimanfaatkan oleh elemen masyarakat
Indonesia seperti: Sejauh ini, tren telecommuting didefinisikan sebagai bekerja online di
rumah melalui komunikasi virtual melalui peralihan tatap muka yang terhubung ke Internet,
kantor virtual, kamera PC, perangkat PC, ponsel, laptop, dan tentu saja Internet.
Dalam hal ini, masyarakat masih menggunakan media online, media sosial untuk
menyebarkan informasi palsu (hoax), ujaran kebencian atau SARA, pornografi, fitnah,
penipuan, propaganda, ujaran kebencian, makar, atau media lainnya di Internet. kontrol
pribadi dan sosial atas penggunaan media online/media online (new media communication)
yang kurang dipahami atau bahkan berbahaya sejak awal, telah mengeksploitasi jaringan
sebagai wahana kegiatan kriminal meningkat.
Media sosial memiliki banyak penggunanya dan tidak kala pasti pemilik sumber dana
platform media sosial yang ingin mengarahkan bagaimana platform tersebut bergerak.
Pemberitaan media sangat berdampak terhadap psikologi, gaya hidup, dan opini masyarakat.
setiap perilaku dan pola pikir masyarakat salah satunya dipengaruhi oleh pemberitaan di
media massa. Sehingga jika pemberitaan itu tidak baik maka secara tidak langsung opini dan
perilaku masyarakat juga akan terpengaruh. Contoh halnya, masyarakat lebih mudah
dikontrol dengan adanya pemberitaan yang selalu diulang-ulang terus menerus yang secara
alam bawah sadar pikiran mereka terkontrol. Pada contoh lain, tiktokers lebih akan lebih
senang mengikuti trend atau challange yang sedang viral pada saat itu.

6.
Pada era teknologi yang sedang sangat maju ini, internet sangat berdampak pada
kehidupan sosial masyarakat, terutama melalui media sosial. Mulai dari pekerjaan, bertukar
informasi, atau sekedar menyenangkan diri sendiri. Akan tetapi, ternyata sosial media dapat
mengubah pola pikir seseorang. Pertama-tama, orang yang mendapatkan sebuah informasi
melalui media sosial akan menafsirkan berita tersebut. Apakah hal itu masuk akal atau tidak
sama sekali untuk dirinya. Jika masuk akal, maka ia akan menerima, mengolah, dan bahkan
meyakini informasi tersebut hingga akhirnya mengubah pola pikirnya.
Contohnya saja, YouTube. Media sosial ini sering digunakan masyarakat untuk
mengunggah dan mendapatkan pengetahuan. Nah, dari sinilah kita seringkali mendapati
konten-konten yang tujuannya menggiring opini publik. Bahkan dari konten tersebut dapat
mengubah pola pikir mereka yang tadinya tidak setuju menjadi setuju dan sebaliknya.
Dalam hal ini, akan terpecah menjadi dua pihak, pihak yang bisa berpikir kritis dan pihak
yang menelan mentah-mentah informasi. Pihak yang menelan mentah inilah yang mudah
sekali dikontrol.

7.
Perubahan tingkah laku masyarakat yang mengikuti perkembangan teknologi dan
berpusat pada kebutuhan manusia saat ini. Hal ini ditandai dengan setiap perilaku masyarakat
yang berpusat pada kebutuhan masyarakat tersebut. Pada Society1.0 ditandai dengan
kegiatan berburu guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Society2.0 masyakarat
sudah mengenal bercocok tanam dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pada Society3.0
masyarakat mulai mengenal dan mendalami dunia industri yang dipercaya dapat
mempermudah setiap kegiatan guna memenuhi kebutuhan. Teknologi mulai diterapkan dan
diguanakan dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh informasi pada Society4.0.
Salah satu hal yang mempengaruhi perilaku kehidupan masyarakat adalah perubahan
arus ekonomi secara global. Keberadaan ekonomi Indonesia saat ini telah larut dalam kondisi
ekonomi global, hal ini sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia bila terjadi kenaikan
atau penurunan kondisi ekonomi global (Yustika, 2019).
Revolusi Industri 4.0 telah menghadirkan berbagai ragam perkembangan teknologi
untuk mempermudah segala kegiatan. Sedangkan Society5.0 menjanjikan berbagai macam
kemudahan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini telah terlihat jelas pada
masyarakat Indonesia. Kehadiran berbagai perusahaan yang menyediakan layanan barang
dan jasa berbasis online telah menyebar luas di Indonesia. Salah satu contoh adalah
kehadiran GO-JEK yang bermula sebagai penyedia layanan jasa transformasi online telah
menggeser tukang ojek yang menyediakan layanan jasa konvensional.
Perilaku masyarakat ekonomi yang lebih memilih sistem online demi kemudahan dalam
memenuhi segala aspek kehidupan menuntut para pelaku bisnis berlomba-lomba
menentukan strategi terbaik untuk keunggulan kompetitif. UMKM yang merupakan salah satu
industri unggulan Indonesia harus merubah strategi bisnis dengan memanfaatkan teknologi
agar tidak tertinggal dengan para pelaku bisnis lainnya.
Kemajuan teknologi mempunyai efek negatif juga, mengakibatkan bencana bagi
manusia, baik bencana sosial maupun alam. Bagi masyarakat kota menimbulkan
kesenjangan sosial dan ekonomi di antara masyarakat, terutama antara buruh dengan pemilik
modal, tumbuh problem-problem sosial seperti kurangnya hubungan antara warga. Bencana
alam terjadi karena eksploitasi alam yang tidak terukur, demi kebutuhan manusia,
menyebabkan keseimbangan terganggu, sangat sering adalah bencana banjir dan longsor,
kekeringan berkepanjangan yang menyebabkan kelaparan.
Di sisi lain, terjadi juga perubahan perilaku manusia, perubahan dari masyarakat agraris
menjadi masyarakat industri. Terjadi kesenjangan sosial, antara masyarakat golongan bawah
dengan masyarakat golongan atas. Perubahan pola perilaku antara masyarakat kota dengan
masyarakat pedesaan. Dalam revolusi teknologi gelombang 1 ini, kehidupan masyarakat
menjadi perhatian para ilmuwan, yang pada akhirnya dapat mengembangkan ilmu sosial,
terutama sosiologi, yang mempelajari pola prilaku serta sistem dan hubungan sosial
masyarakat di perkotaan yang dianggap telah modern. Isu- isu yang berkaitan dengan
kebebasan individu, cita-cita humanitas, ide tentang martabat manusia terjelma di bidang ilmu
sosial. Ide liberalisme dan nasionalisme berjalan beriringan, Di samping menginginkan
kebebasan perorangan, orang juga berusaha menyatukan penduduk yang bebas ke dalam
wiyah kekuasaan yang dinamakan negara.
Kemajuan teknologi yang mengakibatkan kemakmuran ekonomi bagi masyarakat
Eropa, membuka lembaran sejarah baru bagi orang Eropa. Mereka dapat mengembangkan
ekspansi ke luar Eropa. Dengan latar belakang ekonomi yang bersifat markentalisme, mereka
mencari daerah baru untuk mendapat bahan mentah bagi industrinya. Pada akhirnya bukan
hanya sekedar ekspansi wilayah semata-mata, tetapi juga melakukan eksploitasi sumber
daya alam dan manusia di koloni baru, yang pada akirnya menjadi daerah jajahan mereka
(Kartodirdjo, 1987).

Anda mungkin juga menyukai