Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis

2.1.1. Akuntansi

2.1.1.1. Pengertian Akuntansi

Secara umum akuntansi dibutuhkan dalam bisnis sebagai

pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi dapat menghasilkan

informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi

perusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi pada pihak-pihak yang

berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kondisi

perusahaan.

Menurut Hery (2013:6),”akuntansi dapat didefenisikan sebagai

sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada para

pengguna informasi akuntasi atau kepada pihak-pihak yang memiliki

kepentingan (stakeholder) terhadap hasil kinerja dan kondisi keuangan

perusahaan”. Sedangkan menurut Rudianto (2012:4),”akuntansi adalah

aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka,

mengklasifikasikan, mencatat, meringkas, dan melaporkan

aktivitas/transaksi suatu badan usahadalam bentuk informasi keuangan”.

Selain itu menurut Martan, dkk (2012:4),”akuntansi adalah sebagai

suatu sistem dengan input data/informasi dan output berupa informasi dan

laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun

eksternal entitas”.

9
10

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

seni atau kegiatan dalam mengumpulkan, menganalisis, menyajikan

dalam bentuk angka, mencatat, meringkas dan melaporkan informasi

ekonomi untuk menghasilkan informasi dari laporan keuangan yang

bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas serta untuk

memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas

yang tegas bagi mereka yang membutuhkan informasi tersebut.

2.1.1.2. Tujuan Akuntansi

Akuntansi menyediakan informasi yang berkaitan dengan beberapa

aspek diantaranya posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Mursyidi (2010:19),”tujuan utama akuntansi adalah menyajikan

informasi ekonomi dari suatu entitas kepada pihak-pihak yang

berkepentingan”.

Sedangkan menurut Martani, dkk (2012:4),”tujuan akuntansi adalah

untuk menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan entitas

dalam satu periode tertentu”. Selain itu menurut Harahap (2015:122),

terdapat lima tujuan akuntansi yaitu :

1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang

terbatas untuk menetapkan tujuan.

2. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang

terbatas dan untuk menetapkan tujuan.


11

3. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia

dan faktor produksi lain.

4. Memelihara dan melaporkan pengumuman terhadap kekayaan.

5. Membantu fungsi dan pengawasan teori.

Dari defenisi tujuan akuntansi di atas dapat disimpulkan bahwa

untuk mengumpulkan dan melaporkan informasi berkait keuangan, kinerja

posisi keuangan, dan arus kas dalam membuat bisnis di dalam suatu

periode tertentu.

2.1.1.3. Penggunaan Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan

untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, ini dikarenakan

laporan keuangan sangat diperlukan manajer untuk menilai apakah

perusahaan dalam keadaan yang baik atau buruk. Menurut Rudianto

(2012:5), pengguna laporan kkeuangan adalah:

1. Kreditor, yaitu orang atau perusahaan yang memberikan pinjaman

dana kepada perusahaan untuk sebagai keperluan usaha.

2. Pemerintah, yaitu lembaga yang memiliki kewenangan untuk

membuat peraturan usaha dan hal-hal yang terkait dengannya.

3. Calon investor, yaitu orang-orang atau lembaga yang akan

menanamkan uangnya di dalam suatu perusahaan di masa yang akan

datang.
12

4. Pemasok (supplier), yaitu orang/perusahaan yang menjual sebagai

barang kepada perusahaan, mulai dari peralatan kantor, mesin,

kendaraan sampai dengan bahan baku usaha.

5. Pemilik/pemegang saham, yaitu orang atau lembaga yang telah

menanamkan uangnya atau kekayaan di dalam perusahaan.

6. Manajer produksi, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap

keseluruhan proses penghasilan produk di dalam suatu

perusahaan.

7. Manajer pemasaran, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap

keseluruhan proses pemasaran produk perusahaan, mulai dari

promosi, distribusi sampai dengan pelayanan puma-jual.

8. Sebagai pihak internal perusahaan lainnya, yaitu memerlukan data

dan informasi keuangan lainnya yang harus disediakan oleh

akuntansi.

Sedangkan menurut Mursyidi (2010:121),”laporan keuangan

merupakan laporan yang disusun secara sistematis tentang kinerja dan

posisi keuangan suatu lembaga/organisasi/perusahaan dalam suatu

periode tertentu”. Selain itu menurut Kasmir (2010:86),”laporan keuangan

bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik

pada saat tertentu maupun pada saat periode tertentu”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan

keuangan yaitu menunjukan kondisi perusahaan dalam suatu periode

tertentu dan pengguna laporan keuangan meliputi kreditor, pemerintah,


13

calon investor, pemasok, pemilik/pemegang saham, manajer produksi,

manajer pemasaran,dan berbagai pihak internal perusahaan lainnya.

2.1.2. Akuntansi Biaya

2.1.2.1. Pengertian Biaya

Biaya menyidiakan salah satu informasi yang diperlukan oleh

manajemen dan pengelolah perusahaan, yaitu untuk perencanaan dan

pengendalian laba, penentu harga pokok produksi, serta bagi

pengambilan keputusan oleh manajemen. Menurut Mulyadi (2012:8),

”biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang di ukur dalam satuan

uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu”.

Sedangkan menurut AstutI (2014:24), ”biaya (cost) adalah sejumlah

pengorbanan kas atau setara kas untuk mendapatkan barang atau jasa,

yang diharapkan dapat memberikan manfaat atau keuntungan pada masa

yang akan datang. Selain itu menurut Mursyidi (2010:213), ”biaya diartikan

sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta

lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibedakan pada saat ini

maupun pada saat yang akan datang”.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan biaya adalah pengorbanan

dalam semua sumber ekonomi yang di ukur dalam satuan uang oleh

perusahaan untuk proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang

menurut harga pasar yang berlaku, baik yang mudah terjadi maupun

yang belum terjadi.


14

2.1.2.2. Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya sangat diperlukan dalam mengelolah sebuah

perusahaan. Transaksi perusahaan yang tidak sedikit mengharuskan

pihak manajemen mengelolah data secara akutrat, tepat dan terperinci.

Akuntansi biaya juga membentuk perusahaan dalam perencanaan dan

pengawasan biaya pada aktivitas perusahaan. Menurut Mulyadi

(2012:23), ”akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk dan

jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”.

Sedangkan menurut Hery (2013:9), ’’akuntansi biaya adalah

menentukan serta menyiapkan laporan harga pokok produksi’’. Selain itu

menurut Mursyidi (2010:211), ”akuntansi biaya merupakan proses

pencatatan, penggolongan,peringkasan dan pelaporan biaya pabrikasi,

dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu, serta

penafsiran terhadap hasil-hasilnya”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan

akuntansi biaya adalah proses penggolongan, pencatatan, peringkasan

dan penyajian biaya pembukuan dan biaya penjualan produk

menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.

2.1.2.3. Perilaku Biaya

Perilaku biaya dapat dikatakan sebagai hubungan antara total

biaya dengan perubahan kegiatan volume kegiatan. Menurut Mulyadi

(2014:465), ”berdasarkan perilakudalam hubungan dengan perubahan

volume kegiatan, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:


15

1. biaya tetap, biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kaisar perubahan

volume kegiatan tertentu.

2. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya perubahan sebanding

dengan perubahan volume kegiatan.

3. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang memiliki unsur tetap dan

variabel di dalamnya.

Sedangkan menurut Rudianto (2013:18) berdasarkan perilakunya

dalam bereaksi terhadap perubahan volume produksi suatu produk

tertentu dalam perusahaan, biaya dapat dikelompokkan menjadi :

1. Biaya variabel, yaitu biaya yang akan selalu berfuktuasi sejalan

dengan perubahan tingkat aktivitas perusahaan.

2. Biaya tetap, yaitu biaya yang relatif tidak akan berubah walaupun

terjadi perubahan tingkat aktivitas dalam batas tertentu.

3. Biaya semi variabel, yaitu suatu jenis biaya yang sebagian

mengandung komponen variabel dan sebagian lagi mengandung sifat

tetap.

Selain itu menurut Carter (2009:68), ”berdasarkan perilakunya

biaya dapat dibagi menjadi :

1. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika

aktivitas bisnis meningkat atau menurun.

2. Biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat secara

propesional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun

secara propesional terhadap penurunan dalam aktivitas.


16

3. Biaya semi variabel adalah biaya yang memperlihatkan baik

karakteristik-karakteristik biaya tetap maupun biaya variabel.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perilaku biaya digolongkan

atas biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Tujuan konsep

dari perilaku biaya ini untuk membedakan antara biaya tetap dengan biaya

variabel sehingga penghitungan dan pengawasan terhadap biaya lebih

mudah.

2.1.2.4. Tujuan Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya memiliki peran yang sangat penting bagi

perusahaan manufaktur karena digunakan untuk menentukan harga

pokok dari semua produk yang dihasilkan oleh perusahaan agar pesanan

konsumen terpenuhi. Menurut Mulyadi (2012:7), ”akuntansi biaya

mempunyai tiga tujuan pokok yaitu menentukan kos produk, pengendalian

biaya, dan pengambilan keputusan khusus”.

Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela (2010:11), ”akuntansi

biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akurat dan tepat

bagi manajemen dalam mengelolah perusahaan atau defisi secara

efektif”. Selain itu menurut Mursyidi (2010:211), ”tujuan akuntansi biaya

merupakan suatu sistem dalam rangka mencapai tiga tujuan yaitu

menentukan harga pokok produksi atau jasa, mengendalikan biaya,

memberikan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan tertentu”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan tujuan utama dari akuntansi

biaya adalah untuk menyajikan informasi biaya yang akurat, tepat bagi
17

manajemen, dan untuk pengambilan keputusan khusus oleh manajemen

dalam mengelolah perusahaan secara efektif.

2.1.3. Biaya Produksi

2.1.3.1. Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi menjadi salah satu unsur yang cukup penting dalam

pelaporan keuangan perusahaan. Dalam menyajikan laporan laba rugi

konvensional dapat ditemukan pengelompokan biaya menurut fungsi

organisasi, dimana suatu biaya terjadi. Secara garis besar baiaya

dikelompokan sebagai biaya pabrik dan biaya non pabrik. Biaya pabrik

juga disebut sebagai biaya manufaktur atau biaya produksi.

Menurut Mulyadi (2012:14), ”biaya produksi merupakan biaya-biaya

yang terjadi untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap

untuk dijual”. Sedangkan menurut Sirait (2017:19), ”biaya produksi (cost of

manufacturing) adalah biaya yang diperhitungkan terhadap suatu proses

produksi pada periode sedang berjalan”. Selain itu menurut Sukirno

(2011:208), ”biaya produksi dapat di definisikan sebagai semua

pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-

faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk

menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah

seluruh biaya-biaya yang digunakan dalam proses produksi untuk

mengelolah bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk

menciptakan produk yang siap dijual. Penelitian ini bertujuan untuk


18

mengetahui serta menganalisa pengaruh biaya produksi terhadap laba

bersih.

2.1.3.2. Unsur-unsur Biaya Produksi

Dalam penentuan biaya produksi terdapat unsur-unsur yang

merupakan biaya dari produksi tersebut. Menurut Supriyono (2014:20),

unsur-unsur biaya produksi adalah:

1. Biaya bahan baku adalah harga perolehan bahan dari baku yang

dipakai di dalam pengelolahan produk.

2. Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa (teken prestasi) yang

diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan.

3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan

baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Sedangkan menurut Mulyadi (2012:14), ”menurut objek

pengeluarannya, biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku,

biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (factor overhead

cost)”. Selain itu menurut Daljono (2009:17), biaya produksi terdiri dari

biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang

jadi. Biaya bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah yang

terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi.

2. Biaya tenaga kerja (BTK) merupakan gaji/upah karyawan bagi

produksi.
19

3. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang timbul dalam proses

produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur biaya

produksi adalah biaya baahan baku langsung merupakan biaya utama,

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik merupakan biaya

konversi, yang mana merupakan biaya untuk mengubah bahan baku

menjadi bahan jadi.

2.1.3.3. Metode Penentuan Biaya Produksi

Biaya produksi juga harus dihitung dan ditentukan seberapa besar

untuk mengasilkan suatu produk maka terdapat beberapa metode untuk

menentukan biaya produk. Menurut Mulyadi (2012:17), dalam perhitungan

unsur-unsur biaya kedalam kos produk terdapat dua pendekatan yaitu full

costing dan variable costing.

1. Full costing merupakan metode penentuan kos produk yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam kos produksi,

yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap.

2. Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel

kedalam kos produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.


20

Sedangkan menurut AstutI (2014:52), metode penentuan biaya

produksi terdiri dari metode full costing dan metode direct costing.

1. Metode full costing I adsorption adalah pengorbanan sumber daya

untuk menghasilkan barang atau jasa, dimana unsur-unsurnya adalah

biaya bahan langsung, upah langsung, biaya overhead pabrik tetap

dan biaya overhead variabel.

2. Metode direct costing merupakan cara penentuan harga pokok

produksi yang membebankan biaya produksi yang berubah sesuai

dengan perubahan volume produksi. Unsur-unsurnya biaya bahan

langsung, upah langsung dan biaya overhead pabrik.

Selain itu menurut Halim (2014:19), metode pengumpulan biaya

produksi terbagi atas metode harga pokok pesanan dan metode harga

pokok proses.

1. Metode harga pokok pesanan

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas

dasar pekerjaan atau pesanan yang diterima dari langganan/pembeli

mulai dari satu unit pesanan sampai kepada suatu partai besar yang

di proses pada saat yang sama.

2. Metode harga pokok proses

Pada metode ini, harga pokok (biaya produksi) dikumpulkan atas

dasar proses atau departemen untuk suatu periode tertentu, biasanya

satu bualan.
21

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode penentuan

biaya produksi yaitu metode full costing, metode direct costing, metode

variabel costing, metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok

proses.

2.1.4. Biaya Pemasaran

2.1.4.1. Pengertian Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran dapat dikatakan biaya yang dikorbankan oleh

perusahaan untuk membiayai kegiatan pemasaran. Menurut mulyadi

(2012:14), ”dalam arti luas biaya pemasaran meliputi semua biaya yang

terjadi sejak saat produk selesai produksi dan disimpan dalam gudang

sampai produk tersebut diubah kembali lagi dalam bentuk tunai”.

Sedangkan menurut Daljono (2009:19), ”biaya pemasaran merupakan

biaya-biaya yang terjadi dengan tujuan untuk memasarkan produk. Biaya

pemasaran terjadi sejak produk selesai di proses hingga produk tersebut

dijual”.

Selain itu menurut Mulyadi (2014:487-488),”dalam arti luas biaya


pemasaran meliputi semua biaya yang terjadi sejak saat produk
selesai di produksi dan disimpan dalam gudang sampai produk
tersebut diubah kembali lagi dalam bentuk tunai sedangkan dalam
arti sempit adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjual
produk ke pasar”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya pemasaran

adalah semua biaya yang terjadi sejak saat produk selesai diproduksi

hingga produk tersebut akan didistribusikan sampai ke tangan konsumen.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisa pengaruh

biaya pemasaran terhadap laba bersih.


22

2.1.4.2. Penggolongan Biaya Pemasaran

Secara garis besar biaya pemasaran di golongkan atas beberapa

bagian untuk membedakan jenis dari biaya pemasaran. Menurut

Supriyono (2014:201), mengungkapkan biaya pemasaran dapat dibagi

menjadi dua golongan, yaitu:

1. Biaya untuk memperoleh atau menimbulkan pesanan (order acquiring

cost atau order getting cost).

2. Biaya untuk memenuhi atau melayani pesanan (order filling cost).

Sedangkan menurut Mulyadi (2012:488), secara garis besar biaya

pemasaran dapat dibagi menjadi dua golongan:

1. Biaya untuk mendapatkan pesanan (order-getting costs), yaitu semua

biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk memperoleh pesanan.

Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah biaya gaji

wiraniaga (salesperson), komisi penjualan, advertensi, dan biaya

promosi.

2. Biaya untuk memenuhi pesanan (order-filling costs), yaitu semua

biaya yang keluarkan untuk mengusahakan agar supaya produk

sampai ketangan pembeli dan biaya-biaya untuk mengumpulkan uang

dari pembeli. Contoh biaya yang termasuk dalam golongan ini adalah

biaya pergudangan, biaya pembungkusan dan biaya pengiriman,

biaya angkut dan biaya penagihan.

Selain itu, menurut Mulyadi (2012:490), “penggolongan biaya pemasaran

dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : Analisis biaya pemasaran menurut


23

jenis baiaya atau obyek pengeluaran, Analisis biaya pemasaran menurut

fungsi pemasaran, dan Analisis biaya pemasaran menurut usaha

pemasaran”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk

penggolongan biaya pemasaran adalah biaya untuk memperoleh pesanan

atau menimbulkan pesanan, biaya untuk mendapatkan pesanan, dan

biaya untuk memenuhi biaya pesanan.

2.1.5. Laba Bersih

2.1.5.1. Pengertian Laba

Laba sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi

perusahaan, sebagai informasi bagi pembagian laba dan penentuan

kebijakan investasi. Menurut Rudianto (2013:2), ”laba adalah selisih

antara pendapatan yang diterima perusahaan dari pelanggan atas

penjualan barang atau jasa yang dihasilkan dengan mengorbankan

ekonomis yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh barang atau

jasa tersebut”.

Sedangkan menurut Harahap(2015:115),”laba (gains) adalah


naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan
bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian
lainnya yang mempengaruhi entity selama satu masa tertentu
kecuali yang berasal dari hasil atau investasi dari pemilik”.

Selain itu, menurut Harahap (2009:113), ”laba adalah kelebihan

penghasilan di atas biaya-biaya selama satu periode akuntansi. Sebuah

perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal

dengan biaya yang efektif dan efesien”. Dari definisi tersebut dapat
24

disimpulkan bahwa laba adalah selisih pendapatan perusahaan dari

penjualan barang atau jasa selama satu masa tertentu kecuali yang

berasal dari hasil atau investasi dari pemilik perusahaan.

2.1.5.2. Jenis-jenis Laba

Laba juga memiliki berbagai jenis yang sering digunakan untuk

mengetahui seperti apa kondisi perusahaan. Menurut Samryn (2012:30),

biaya pemasaran atau penjualan meliputi semua biaya yang diperlukan

untuk mengamankan permintaan pelanggan dan menyampaikan produk

jadi atau jasa sampai ketangan pelanggan. Istilah ini merupakan sinonim

dengan biaya untuk mendapatkan dan memenuhi pesanan pelanggan.

Sedangkan menurut Kasmir (2010:303),jenis laba terbagi atas :

1. Laba kotor (gross profit), adalah laba yang didapatkan sebelum

dikurangi biaya yang menjadi beban perusahaan.

2. Laba bersih (net profit), adalah laba yang sudah dikurangi biaya yang

merupakan beban perusahaan dalam suatu tertentu termasuk pajak.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis laba terdiri

dari laba bersih, laba kotor, dan laba usaha, laba operasional, dan laba

ditahan. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan laba bersih. Laba

bersih adalah laba yang sudah dikurangi oleh beban perusahaan

termasuk beban pajak.


25

2.1.5.3. Unsur-unsur Laba

Secara umum, laba dapat diperoleh dari seluruh penghasilan

dikurangi dengan biaya. Menurut Rudianto (2012:15) unsur laba meliputi

pendapatan dan beban usaha, yaitu:

1. Pendapatan adalah kenaikan kekayaan perusahaan akibat menjual

produk perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha

normal.

2. Beban usaha adalah mengorbankan ekonomis yang dilakukan

perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan

didalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada satu periode

tertentu.

Sedangkan menurut Martani dkk, (2012:114), unsur-unsur laba

meliputi:

1. Pengasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi yang selama satu

periode akuntansi yang menyebabkan kenaikan aset neto (ekuitas),

dalam bentuk penanaman atau pemasukan aset atau penurunan

liabilitas, yang tidak berasal dari kontribusi pemilik modal.

2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode

akuntansi, yang menyebabkan penurunan aset neto (ekuitas), dalam

bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau bertambahnya

liabilitas, yang bukan termasuk distribusi kepada pemilik.

Selain itu menurut Subramanyam dan John (2010:5), unsur-unsur

laba terdiri atas:


26

1. Pendapatan dan keuntungan, merupakan arus kas masuk yang

diperoleh atau kas yang akan diperoleh berasal dari aktivitas usaha

perusahaan yang masi berlangsung.

2. Beban dan kerugian, merupakan arus keluar yang terjadi atau arus

kas yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar masa lampau yang

berasal dari aktivitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang

membentuk laba meliputi pendapatan yaitu, manfaat kenaikan ekonomi

selama satu periode dan merupakan arus kas masuk atau arus kas yang

akan masuk akibat penjualan, serta meliputi beban yaitu penurunan

manfaat ekonomi selama satu periode tertentu dan merupakan arus kas

keluar yang terjadi atau arus kas keluar yang akan terjadi untuk

memperoleh barang atau jasa.

2.1.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba

Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi perolehan laba

perusahaan, baik dari segi operasional maupun dari segi non operasional.

Menurut Halim dan Bambang (2009:49), faktor yang mempengaruhi

besarnya laba yang diperoleh adalah sebagai berikut:

1. Biaya, yaitu biaya yang timbul dari perolehan atau pengelolah suatu

produk atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang

bersangkutan.

2. Harga jual, yaitu harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi

besarnya volume penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.


27

3. Volume penjualan dan produksi, yaitu besarnya volume penjualan

berpengaruh terhadap volume produksi atau jasa tersebut,

selanjutnya volume produksi akan mempengaruhi besar kecilnya

biaya produksi. Sedangkan menurut Supriyono (2012:177),

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laba dapat

dilihat pada “laba bersih = penjualan – biaya”

Selain itu menurut Mulyadi (2014:513), faktor-faktor yang

mempengaruhi laba antara lain:

1. Biaya yang timbul dari perolehan atau pengelolah suatu produk atau

jasa akan akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.

2. Harga jual produk atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume

penjualan produk atau jasa yang bersangkutan.

3. Volume dan penjualan produksi besarnya volume penjualan

berpengaruh terhadap volume produksi akan mempengaruhi besar

kecilnya biaya produksi.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahawa faktor-faktor yang

mempengaruhi laba ialah biaya yang timbul dari perolehan, harga jual

produk atau jasa, dan volume penjualan produksi.

2.1.6. Pengaruh Antar Variabel

2.1.6.1. Pengaruh Beban Pokok Pendapatan Terhadap Laba Bersih

Biaya produksi merupakan sumber ekonomi yang dikorbankan

untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran yang diharpkan lebih besar

dari pada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran


28

tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba. Menurut

Carter (2009:129), ”tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat

ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume

produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi, semakin

banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba

diperoleh perusahaan”. Berdasarkan teori tersebut, menjelaskan bahwa

dengan adanya peningkatan biaya produksi akan berpengaruh pada

jumlah produk yang dihasilkan sehingga produk tersedia untuk dijual akan

bertambah, dengan demikian volume penjualan akan bertambah dan laba

bersih juga mengalami peningkatan. Hal ini diperkuat dari penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Barus (2016) menyatakan bahwa beban

operasional dan pendapatan usaha berpengaruh positif terhadap laba

bersih.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan, semakin besar biaya

produksi yang dikeluarkan maka jumlah produksi yang dihasilkan juga

akan semakin besar pada nantinya meningkatkan potensi pendapatan

perusahaan. Sebaiknya, biaya produksi yang meningkat namun tidak

diimbangi dengan peningkatan pendapatan maka akan menekan laba

yang bisa diperoleh perusahaan atau bahkan mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan.

2.1.6.2. Pengaruh Beban Usaha Terhadap Laba Bersih

Biaya pemasaran merupakan semua biaya yang sejak saat produk

selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk


29

tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai. Menurut Mulyadi

(2012:489),”dalam kegiatan pemasaran kenaikan volume penjualan

merupakan ukuran efesien, setiap kenaikan volume penjualan diikuti

dengan kenaikan laba”. Untuk meningkatkan volume penjualan guna

mencapai laba yang maksimal maka kegiatan pemasaran sangatlah

penting peranannya. Akan tetapi agar kegiatan pemasaran tersebut

berjalan dengan efektif maka harus didukung dengan biaya pemasaran

yang memadai. Hal ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Zulfi (2017) menyatakan bahwa beban operasional berpengaruh

signifikan terhadap laba bersih.

Biaya pemasaran memiliki peranan yang penting bagi perusahaan

dikarenakan dengan adanya biaya pemasaran produk yang telah selesai

diproduksi dapat meningkatkan volume penjualan. Semakin tinggi volume

penjualan semakin tinggi pendapatan yang nantinya akan meningkatkan

laba. Dalam hal seperti ini, biaya pemasaran dapat mengukur tingkat

sukses tidaknya perusahaan dalam memperoleh laba yang maksimal.

2.1.6.3. Pengaruh Beban Pokok Pendapatan dan Beban Usaha

Terhadap Laba Bersih

Beban pokok pendapatan dan beban usaha merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh dan memasarkan produk yang dihasilkan

sehingga mengeluarkan biaya mempengaruhi laba yang diterima

perusahaan. Menurut Aria (2017), dalam penelitian yang berjudul

pendapatan usaha dan beban operasional terhadap laba bersih dengan


30

hasil penelitiannya menunjukan bahwa pendapatan usaha memiliki

pengaruh positif terhadap laba bersih, selain itu pendapatan usaha dan

beban operasional secara simultan berpengaruh terhadap laba bersih.

Sedangkan menurut Faiz dkk (2018), dalam penelitiannya yang

berjudul pengaruh harga pokok produksi, biaya operasional, dan

penjualan bersih terhadap laba bersih menunjukan bahwa harga pokok

produksi berpengaruh secara signifikan dengan arah kofesien ke arah

negatif terhadap laba bersih, sedangkan biaya operasional berpengaruh

secara signifikan dengan arah kofesien negatif terhadap laba bersih. Dari

uraian di atas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi, biaya

operasional, dan penjualan bersih berpengaruh signifikan terhadap laba

bersih dan didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

penelitian terdahulu.

2.1.7. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan kumpulan teori yang untuk

memudahkan dalam memahami suatu fenomena atau kegiatan ketika

melaksanakan penelitian. Maka kerangka teori dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 2.1


31

Akuntansi
Grand
Theory Harahap(2015), Hery(2013), Martani dkk(2014),
Mursyidi(2010), Rudianto(2012)

Middle Akuntansi Biaya


Range
Theory Astuty(2014), Bustami dan Nurlela(2010), Carter(2009),
Hery(2013), Mulyadi(2012), Mursyidi(2010),
Rudianto(2013)

Beban Pokok Beban Laba Bersih


Pendapatan Usaha

Applied Astuty(2014), Daljono(2009 Harahap(2009),Ha


Theory Daljono(2009), ), lim dan
Halim(2014), Mulyadi(2012 Bambang(2009)Ka
Mulyadi(2012), ), smir(2010),
Sirait(2017), Supriyono(20 Martani dkk(2014),
Sukirno(2011), 14) Rudianto(2013),Su
Supriono(2014) bramayam dan
John(2010)
Sumber: Uraian Teoritis

Gambar 2.1
Kerangka Teori

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dikemukakan oleh penelitian-

penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan

dengan penelitian ini diuraikan dalam Tabel 2.1.


32

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu

Nama Judul Instansi, Variabel


Hasil Penelitian
Peneliti Tahun Penelitian Penelitian
Barus, Analisis Pengaruh Variabel Bebas : Beban operasional
Mochamad, Beban Operasional Beban Operasional berpengaruh
dan Acep Pada dan Pendapatan signifikan terhadap
Pendapatan Usaha Usaha pendapatan usaha,
dan Dampaknya pendapatan usaha
Terhadap Laba Bersih Variabel Terikat : berpengaruh
(Studi Kasus pada Laba Bersih signifikan terhadap
Perusahaan Food and laba bersih.
Beverage yang Sedangkan beban
terdaftar di operasional dan
Bursa Efek Indonesia pendapatan usaha
Periode 2010 - 2014) berpengaruh
signifikan terhadap
laba bersih.
Efilia Pengaruh Pendapatan Variabel Bebas : Pendapatan usaha
Usaha dan Beban Pendapatan Usaha berpengaruh
Operasional Terhadap dan Beban signifikan terhadap
Laba Bersih Pada Operasional laba bersih, beban
Perusahaan Kimia dan operasional tidak
Keramik Porselin dan Variabel Terikat : berpengaruh
Kaca yang Terdaftar di Laba Bersih signifikan terhadap
Bursa Efek Indonesia laba bersih.
Periode 2008-2012 Sedangkan secara
simultan pendapatan
usaha dan beban
operasional
berpengaruh
signifikan terhadap
laba bersih.
Pasaribu Pengaruh Pendapatan Variabel Bebas : Secara parsial
Usaha dan Beban Pendapatan Usaha pendapatan usaha
Operasional Terhadap dan Beban berpengaruh positif
Laba Bersih Pada Operasional terhadap laba bersih,
Perusahaan Makanan beban operasional
dan Minuman Variabel Terikat : tidak berpengaruh
Laba Bersih terhadap laba bersih.
Sedangkan secara
simultan pendapatan
usaha dan beban
operasional
berpengaruh
terhadap laba bersih.
Purnamasari Pengaruh Pendapatan Variabel bebas : Pendapatan usaha
Usaha, Beban Usaha, Pendapatan Usaha, tidak berpengaruh
dan bagi hasil pihak Beban Usaha, dana signifikan terhadap
ketiga Terhadap Laba Bagi Hasil Pihak beban usaha, tetapi
Usaha Pada Pt Bank Ketiga beban usaha dan
Syariah Mandiri Variabel Terikat : laba usaha menjukan
Laba Bersih hasil yang konsisten.
33

Nama Judul Instansi, Variabel


Hasil Penelitian
Peneliti Tahun Penelitian Penelitian
Sedangkan
penelitian terdahulu
menunjukan hasil
bahwa beban usaha
tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap laba usaha.
Puspita Pengaruh Pengakuan Variabel Bebas : Pendapatan
Pendapatan, Beban Pengakuan terhadap
Operasional dan Pendapatan, Beban profitabilitas
Beban Non Operasional, dan bepengaruh
Operasional Terhadap Bbeban Non langsung sebesar
Profitabilitas Pada PT Operasional 0,98%, beban
BPR Jujur Arghadana operasional dan
Variabel Terikat : beban non
Profitabilitas operasional terhadap
profitabilitas
berpengaruh sebesar
93,26%. Sedangkan
pendapatan , beban
operasional dan
beban non
operasional terhadap
profitabilitas
berpengaruh sebesar
76,30%.
Anuggrah dan Pengaruh Pendapatan Variabel bebas : Secara parsial
Tri Usaha dan Beban Pendapatan Usaha pendapatan usaha
Operasional Terhadap dan Beban berpengaruh
Laba Bersih Pada Operasional signifikan terhadap
Kopinkra Karya laba bersih, beban
Pusaka Sukabumi Variabel Terikat : operasional tidak
Laba Bersih berpengaruh
signifikan terhadap
laba bersih.
Sedangkan secara
simultan pendapatan
usaha dan beban
operasional
berpengaruh
signifikan terhadap
laba bersih.
Siti Effect Of Operational Variabel Bebas : Operational cost
Cost And Operational Operational Cost and operating
Revenue On Return and Operational
On Asset Of Sharia Revenue income have
Banking Case Study negative effect to
On Sharia Business Variabel Terikat: return on asset,
Division Of PT Bank Return On Asset the negative
Sumut value shown by
ocoi is that the
opposite
34

Nama Judul Instansi, Variabel


Hasil Penelitian
Peneliti Tahun Penelitian Penelitian
relationship
between ocoi and
the profitability of
sharia banking
Sumber : Berbagai Kerja Ilmiah

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran bertujuan untuk memberikan gambaran secara

ringkas isi dari penelitian sehingga penelitian dapat terarah sesuai dengan

maksud dan tujuan yang diharapkan. Kerangka pemikiran dapat

dinyatakan dalam bentuk skema sederhana tetapi memuat unsur pokok

penelitian dan hubungan pokok-pokok unsur penelitian. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.2


35

Beban Pokok
Pendapatan (X1) Carter (2009:129)
Laba Bersih (Y)

Beban Usaha (X2)


Mulyadi (2012:489)

Beban Pokok Beban Usaha (X2) Laba Bersih (Y)


Pendapatan (X1)

Astuty (2014), Daljono Daljono (2009), Mulyadi Harahap(2009),


(2009), Halim (2014), (2012), Supriyono Halim dan
Mulyadi (2012), Sirait (2014) Bambang(2009),
(2017), Sukirno (2011), Kasmir(2010),
Supriyono (2014) Martani dkk(2014),
Rudianto(2013),
Subramayam dan
John(2010)

Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa

pengaruh biaya produksi dan biaya pemasaran terhadap laba bersih,

dimana variabel independen dalam penelitian ini adalah beban pokok

pendapatan (X1) dan bebabn usaha (X2). Parameter untuk mengukur biaya

produksi adalah biaya bahan baku langsung ditambah biaya tenaga kerja

langsung ditambah biaya overhead pabrik, dan parameter pengukuran

biaya pemasaran adalah jumlah biaya angkut, asuransi dan sewa di

tambah remunerasi dan imbalan kerja karyawan ditambah pemasaran dan

komisi penjualan ditambah penyusutan ditambah pajak ekspor ditambah

lain-lain, variabel dependen dalam penelitian ini laba bersih (Y) dengan
36

parameter pengukuran laba sebelum pajak ditambah pendapatan non

operasi dikurangi pajak penghasilan.

2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian. Hipotesis penelitian ini dapat dinyatakan sebagai

berikut:

1. H0 = 0, artinya beban pokok pendapatan dan beban usaha

berpengaruh terhadap laba bersih baik secara simultan maupun

persial.

2. Ha ≠ 0, artinya beban pokok pendapatan dan beban usaha

berpengaruh terhadap laba bersih baik secara simultan maupun

persial.

Anda mungkin juga menyukai