Bab Ii Seminar Akuntansi Indah
Bab Ii Seminar Akuntansi Indah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Akuntansi
keputusan ekonomi dan keuangan yang didasari oleh semua pihak yang
dalam bisnis”.
berkepentingan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan tujuan
1. Investor
membayar dividen.
2. Kreditor (pemberi pinjaman)
5. Pelanggan
perusahaan.
6. Pemerintah
7. Karyawan
8. Masyarakat
1. Pihak Internal
yaitu pihak manajemen dari berbagai level (Top, Midle, dan Lower
perusahaan.
2. Pihak Eksternal
2) Kreditur
3) Instansi Pemerintah
undang-undang perpajakan.
upah/gaji.
6) Masyarakat
1. Investor
2. Kreditor
hidup perusahaan.
4. Shareholders (Para Pemegang Saham)
5. Pelanggan
perusahaan.
6. Pemerintah
7. Karyawan
8. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan
perusahaan pada masa lalu dan masa sekarang, dan juga melakukan
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat
keputusan investasi.
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama
perusahaan pada masa lalu dan masa sekarang serta untuk memprediksi
keputusan ekonomik.
1. Screening
2. Forecasting
3. Diagnosis
4. Evaluation
yang lebih layak dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang lebih
layak dan sistematis dalam rangka memprediksi apa yang mungkin terjadi
analisis yang tepat. Hal ini dibertujuan supaya data keuangan dapat lebih
terhadap perusahaan.
digunakan adalah:
2. Analisis Trend
5. Analisis Rasio
tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau
1. Analisis Komparatif
2. Trend Analysis
kini.
index 100. Beranjak dari tahun dasar ini, dibuat index tahun-tahun
lain.
dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan. Rasio ini hanya
penilaian.
laba kotor dari suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk
periode tersebut.
laporan keuangan, analisis trend atau indeks, metode index time series,
perubahan laba kotor (gross profit analysis), analisis titik impas (break
adalah suatu keadaan ketika arus kas operasi perusahaan tidak mampu
dengan aset)”.
setiap usahanya dan terhindar dari suatu keadaan yang membuat suatu
kebangkrutan.
tujuan yang telah ditargetkan dari suatu organisasi bisnis”. Ada beberapa
seperti:
tinggi, rasio harga saham terhadap nilai utang rendah (market value
harta rendah.
usaha.
1. Faktor Internal
meliputi:
assets”.
2. Faktor Eksternal
internasional.
fungsi lainnya.
5) Penyelewengan.
6) Bencana.
7) Kealpaan.
peralatan.
lainnya.
Zaman
pasar.
dugaan.
kebutuhan keuangan.
4) Kualifikasi Pribadi
konsumen.
bertahan dan mampu untuk bersaing dalam jangka waktu yang panjang.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa akan ada saja suatu perusahaan yang
akan mengalami suatu kegagalan. Salah satu faktor penyebab kegagalan
model.”
bisa dipetik dari analisis rasio keuangan. Edward I Altman di New York
yang disebut Z-Score. Rumus ini adalah model rasio yang menggunakan
beberapa rasio keuangan yang umum dan pemberi bobot yang berbeda
satu dengan lainnya. Itu berarti, dengan metode Z-Score dapat diprediksi
berbeda, maka sangat penting untuk memahami makna dari setiap unsur
turun.
Modal Kerja
X1=
Total Aset
Laba Ditahan
X2=
Total Aset
EBIT
X3=
Total Aset
4) Rasio X4 (Nilai Saham : Total Utang)
modal sendiri.
Nilai Saham
X 4=
Total Utang
keberlangsungan hidupnya.
Penjualan
X5=
Total Aset
manufaktur yang tidak go public. Karena itu, rumus dari hasil penelitian
berikut:
Dimana:
Modal Kerja
X1=
Total Aset
Laba Ditahan EBIT Nilai Buku Ekuitas Penjualan
X2= X3= X 4= X5=
Total Aset Total Aset Nilai Buku Utang Total Aset
Dimana:
Modal Kerja
X1=
Total Aset
Laba Ditahan
X2=
Total Aset
EBIT
X3=
Total Aset
sebagai berikut:
berbeda. Tolak ukur dari ketiga rumus Z-Score yang digunakan untuk
Tabel 2.1.
Tolak Ukur Ketiga Rumus Z-Score
Perusahaan Perusahaan Berbagai
Manufaktur Manufaktur Jenis Interpretasi
Go Public Non Go Perusaha
Public an
Zona Aman:
Z > 2,99 Z > 2,90 Z > 2,60 perusahaan dalam
kondisi sehat sehingga
kemungkinan
kebangkrutan sangat
kecil terjadi
Zona Abu-Abu:
perusahaan dalam
1,81< Z< 1,23<Z< 1,1<Z< kondisi rawan (grey
2,99 2,90 2,60 area). Pada kondisi ini,
perusahaan
mengalami masalah
keuangan yang harus
ditangani dengan cara
yang lebih tepat.
Zona Berbahaya:
Z < 1,81 Z < 1,23 Z < 1,1 perusahaan dalam
kondisi bangkrut
(mengalami kesulitan
keuangan dan risiko
tinggi).
hidupnya. Semakin besar nilai “Z”, maka semakin besar pula jaminan
risiko kegagalan.
Analysys (MDA). Dalam metode MDA diperlukan lebih dari satu rasio
membedakan dengan baik antar sinyal usaha yang valid dan tidak valid.
Dimana:
Modal Kerja
X1=
Total Aset
EBIT
X2=
Total Aset
EBT
X3=
Utang Lancar
Penjualan
X 4=
Total Aset
perusahaan tersebut:
Zmijewski Score. Model ini dihasilkan oleh Zmijewski pada tahun 1984
satu dengan lainnya. Itu berarti, dengan metode Zmijewski Score, dapat
Dimana:
Laba Bersih
X1=
Total Aset
Total Utang
X2=
Total Aset
Aset Lancar
X3=
Utang Lancar
semakin besar hasil yang didapat dengan rumus tersebut berarti semakin
ditemukan oleh Zmijewski pada tahun 1983 yang merupakan hasil riset
dan 3.573 perusahaan yang sehat selama tahun 1970 hingga 1978. Rasio
keuangan yang digunakan pada model ini dipilih dari rasio keuangan yang
dikembangkan, yaitu:
Dimana:
X1 = Return On Asset
X2 = Debt Ratio
X3 = Current Ratio
Nilai cut-off yang digunakan dalam model ini adalah 0, dimana jika Z
2.1.4..4. Grover
Grover merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat
Keterangan :
Working Capital
X1 =
Total Assets
Net Income
ROA =
Total Assets
Working Capital terhadap total assets dimana rasio ini akan menunjukkan
likuiditas dari total aset dan modal kerja. Namun metode ini juga memiliki
atas investasi asetnya. Kelemahan metode grover ini dapat diatas oleh
aset.
bangkrut).
2.1.4.5. Zavgren
sebagai bahan acuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
2.3. Kerangka Pemikiran