Anda di halaman 1dari 2

RESUME HUKUM HASIL ZOOM MEETING

TANGGAL 3 MEI 2020

Bahwa berdasarkan hasil zoom meeting yang diselenggarakan pada tanggal 3 Mei 2020,
mengangkat topik: “Aspek Hukum dan Etika Medikolegal Inovasi APD dan Sarana Penunjang pada
Pandemi Covid-19”, diperoleh konklusi hukum sebagai berikut:
1. Bahwa pada prinsipnya penyebaran COVID-19 masuk dalam kedaruratan dan krisis
Kesehatan. Oleh karena itu diperlukan respon cepat dalam penanganan tingkat
penyebarannya.
2. Bahwa dalam penanganan selanjutnya, diperlukan suatu alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dan mutakhir yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh sumber daya manusia dan potensi
bahaya di fasilitas pelayanan Kesehatan.
3. Bahwa dalam memberi pelayanan Kesehatan di rumah sakit terutama di era Covid-19,
menurut ketentuan UU No.29 tahun 2004 dan UU No. 36 Tahun 2014, tenaga medis dan
tenaga kesehatan harus memperoleh perlindungan atas keselamatan dan Kesehatan kerja,
oleh karena itu di sini sangat diperlukan APD yang sesuai.
4. Bahwa dari aspek etika kedokteran, sesuai dengan ketentuan Pasal 21 Kode Etik
kedokteran (KODEKI) 2012, halaman 62-63, tenaga medis wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang salah satu kegiatannya adalah
secara aktif melakukan penelitian kedokteran atau kesehatan.
5. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 174 UU No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
perseorangan maupun organisasi profesi, mempunyai hak untuk berperan serta
mempercepat derajat kesehatan dengan cara aktif dan kreatif (berinovasi), untuk
menemukan atau pembaharuan terhadap peralatan dalam rangka penyebaran Covid-19.
6. Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka hasil zoom meeting yang
diselenggarakan pada tanggal 3 Mei 2020, inovasi APD dan sarana penunjang pada
pandemik Covid-19 yang sudah dan sedang dilakukan telah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Bahwa, dengan mengingat amanat ketentuan Pasal 174 UU No.36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, untuk inovasi APD dan sarana penunjang pada pandemik Covid-19, sebaiknya
dibuat oleh organisasi profesi (IDI) yang bekerja sama dengan Institusi Perguruan Tinggi,
Rumah Sakit dan para ahli di bidang tersebut, untuk selanjutnya dibuat dalam sebuah
proposal.
Demikian hal zoom meeting, dari aspek hukum. Semoga bermanfaat
Salam Hormat, Haturnuhun.
Isolasi menurut pasl 1 angka 7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 Tentang
Kekarantinaan Kesehatan adalah pemisahan orang sakit dari orang sehat yang dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.

8. Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang diduga
terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi. 9. Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang
dalam rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa
untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. 10. Karantina Wilayah
adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu Masuk beserta
isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi. 1 1. Pembatasan Sosial
Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang
diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah
kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.

Karantina Rumah Sakit

Pasal 56

(1) Kegiatan Karantina Rumah Sakit merupakan bagian respons dari Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
(2) Karantina Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan kepada seluruh orang yang
berkunjung, orang yang bertugas, pasien dan Barang, serta apapun di suatu rumah sakit bila dibuktikan
berdasarkan hasil konfirmasi laboratorium telah terjadi penularan penyakit yang ada di ruang isolasi
keluar ruang isolasi.

Pasal 57

yang bertugas di rumah sakit, dan pasien sebelum melaksanakan Karantina Rumah Sakit. (2) Rumah sakit
yang dikarantina diberi garis karantina dan dijaga terus menerus oleh Pejabat Karantina Kesehatan, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia yang berada di luar wilayah karantina. (3) Seluruh orang, Barang,
dan/atau hewan yang berada di rumah sakit yang dikarantina sebagaimana dimaksud pada ayat (21tidak
boleh keluar dan masuk rumah sakit.

Pasal 58

Selama dalam tindakan Karantina Rumah Sakit, kebutuhan hidup dasar seluruh orang yang berada di
rumah sakit menjadi tanggung jawab Pemerintah pusat dan/atau Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai