Anda di halaman 1dari 22

ASPEK PERKEMBANGAN

FISIK PSIKOMOTORIK, KOGNITIF, DAN BAHASA


PESERTA DIDIK

Penulis :

Fahrayza Yudhistira 220511609390


Fauzy Ristu Ardhianzyah 220511609978
Hadyan Mawarid Mukti Prastama 220511603356
Hilmi Zakaria Fatoni 220511605343
Kevin Bagus Ari Pratama 220511604859

S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
a. Latar belakang...............................................................................................3
c. Tujuan.............................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
ISI.............................................................................................................................4
A. Belajar Dalam sisi Humanistik…………………………………………………
B. Pandangan dari beberapa tokoh.........................................................................
C. Carl Rogers…………………………………………………………………………

BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iyutuut
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari proses pematangan. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem
organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada
periode pranatal (dalam kandungan).
Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological
growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu, yang
meliputi meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,
hormon, dll), dan perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual),
disertai perubahan dalam kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung,
penglihatan dan sebagainya).

B. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang masalah dirumuskan rumusan masalah berupa:

1. Apa maksud dari aspek perkembangan fisik psikomotorik peserta didik?


2. Apa maksud dari aspek perkembangan kognitif peserta didik?
3. Apa maksud dari aspek perkembangan bahasa peserta didik?

C. Tujuan
Menurut rumusan masalah diatas :

1. Menelaah maksud dari perkembangan fisik psikomotori


2. Menelaah maksud dari aspek perkembangan kognitif peserta didik
3. Menelaah maksud dari aspek perkembangan bahasa peserta didik
BAB 2

ISI

A. Perkembangan Fisik Psikomotorik

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat
mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam kandungan).

Perkembangan fisik atau yang disebut juga pertumbuhan biologis (biological growth)
merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan individu, yang meliputi meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak, hormon, dll), dan perubahan
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), disertai perubahan dalam kemampuan
fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).

Kuhlen dan Thomphson (Hurlock, 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik


individu meliputi empat aspek, yaitu (1) Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik; (3) Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk
aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri dari lawan jenis; dan (4) Struktur
fisik/tubuh, yang meliputi tinggi, berat dan proporsi.

Perkembangan psikomotor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh


melalui kegiatan yang terkoordinasi antara saraf pusat dan otot. Dimulai dengan gerakan
kasar yang melibatkan bagian besar dari tubuh, seperti duduk, berjalan, berlari, meloncat, dan
lainlain. Kemudian dilanjutkan dengan koordinasi gerakan halus, seperti meraih, memegang,
melempar, dan sebagainya yang keduanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
suatu yang wajar. Hal tersebut dianggap sebagai suatu kemampuan otomatis, sehingga
perkembangannya kurang diperhatikan. Pencapaian kemampuan tersebut mengarah pada
pembentukan keterampilan.

Keterampilan motorik dibagi menjadi dua jenis, yaitu (1) Keterampilan motorik halus,
seperti keterampilan kecekatan jari, menulis, menggambar, menangkap bola dan sebagainya;
(2) Keterampilan motorik kasar, meliputi kegiatan-kegiatan otot seperti berjalan, berlari, naik
dan turun tangga, melompat dan sebagainya. Perkembangan keterampilan motorik
merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan pribadi secara keseluruhan.

Pada perkembangan peserta didik, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang


sangat penting sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka
pada masa mendatang. Selain itu mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya, misalnya
perkembangan kognitif, sosial, dan emosi. Bukankah selama ini kita kenal pribahasa
“Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”. Bagi peserta didik yang usia remaja,
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal secara langsung mampu mempengaruhi
keterampilan anak dalambergerak. Sedangkan pengaruhnya secara tidak langsung, berupa
berpengaruh terhadap cara pandang atau penyesuaian diri anak tersebut terhadap dirinya
sendiri dan oranglain.

a. Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Peserta Didik


Secara umum

terdapat perbedaan antara gambaran perubahan-perubahan fisik berdasarkan jenis kelamin


laki-laki dengan perempuan. Pada anak perempuan berupa pertumbuhan tulang-tulang (badan
menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang), pertumbuhan payudara, tumbuh
bulu halus berwarna gelap di kemaluan, mencapai 3 pertumbuhan ketinggian badan yang
maksimum setiap tahunnya, bulu kemaluan menjadi keriting, menstruasi atau haid, dan
tumbuh bulu-bulu ketiak.

Sementara pada anak laki-laki berupa pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah pelir)
membesar, tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan
suara, ejakulasi, bulu kemaluan menjadi keriting, pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat
maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-rambut halus di wajah, tumbuh bulu ketiak, akhir
perubahan suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu
didada.

Selain perbedaan perkembangan berdasarkan jenis kelamin, setiap fase perkembangan


juga memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda mulai dari bayi sampai
dewasa. Berikut ini karakteristik perkembangan fisik peserta didik berdasarkan rentang usia:

1. Karakteristik perkembangan fisik pada masa kanak-kanak 0-5 tahun.


Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil ditandai dengan mulai mampu
melakukan bermacam-macam gerakan dasar yang semakin baik, yaitu
gerakangerakan berjalan, berlari, melompat dan meloncat, berjingkrak, melempar,
menangkap, yang berhubungan dengan kekuatan yang lebih besar sebagai akibat
pertumbuhan jaringan otot lebih besar. Selain itu perkembangan juga ditandai dengan
pertumbuhan panjang kaki dan tangan secara proporsional. Perkembagan fisik pada
masa anak juga ditandai dengan koordinasi gerak dan keseimbangan berkembang
dengan baik.
2. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak usia 5-11 tahun.
Perkembangan waktu reaksi lebih lambat dibanding masa kanak-kanak, koordinasi
mata berkembang dengan baik, masih belum mengembangkan otot-otot kecil,
kesehatan umum relatif tidak stabil dan mudah sakit, rentan dan daya tahan kurang.
3. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 8-9 tahun.
Terjadi perbaikan koordinasi tubuh, ketahanan tubuh bertambah, anak laki laki
cenderung aktifitas yang ada kontak fisik seperti berkelahi dan bergulat, koordinasi
mata dan tangan lebih baik, sistim peredaran darah masih belum kuat,
koordinasiototdan syaraf masih kurang baik. Dari segi psiologi anak wanita lebih
maju satu tahun dari lelaki.
4. Karakteristik perkembangan fisik pada masa anak Usia 10-11 tahun.
Kekuatan anak laki laki lebih kuat dari wanita, kenaikan tekanan darah dan
metabolisme yang tajam. Wanita mulai mengalami kematangan seksual (12 tahun).
Lelaki hanya 5% yang mencapai kematangan seksual.
5. Karakteristik perkembangan fisik pada masa remaja.
Pada masa remaja perkembangan fisik yang paling menonjol terdapat pada
perkembangan, kekuatan, ketahanan, dan organ seksual. Karakteristik perkembangan
fisik pada masa remaja ditandai dengan pertumbuhan berat dan tinggi badan yang
cepat, pertumbuhan tanda-tanda seksual primer (kelenjar-kelenjar dan alat-alat
kelamin) maupun tanda-tanda seksual sekunder (tumbuh payudara, haid, kumis,
mimpi basah, dan lainnya), timbulnya hasrat seksual yang tinggi (masapubertas).
6. Karakteristik perkembangan fisik pada masa dewasa.
Kemampuan fisik pada masa dewasa pada setiap individu menjadi sangat bervariasi
seiring dengan pertumbuhan fisik. Laki-laki cenderung lebih baik kemampuan
fisiknya dan gerakannya lebih terampil. Pertumbuhan ukuran tubuh yang proposional
memberikan kemampuan fisik yang kuat. Pada masa dewasa pertumbuhan mecapai
titik maksimal. Pada masa ini pertumbuhan fisik mulai terhenti sehingga hasil dari
pertumbuhan ini menentukan kemampuan fisik.

Sama halnya dengan perkembangan fisik, karakteristik perkembangan psikomotorik juga


mengalami perbedaan tiap tahun atau fase perkembangan. Adapun karakteristik
perkembangan psikomotorik peserta didik dapat diuraikan sebagaiberikut:

1. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 3tahun


Tidak dapat berhenti dan berputar secara tiba-tiba atau secara cepat, dapat melompat
15-24 inchi, dapat menaiki tangga tanpa bantuan, dengan berganti kaki, dapat
berjingkrak.
2. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 4tahun
Lebih efektif mengontrol gerakan berhenti, memulai, dan berputar, dapat melompat
24-33 inchi, dapat menuruni tangga, dengan berganti kaki, dengan bantuan, dapat
melakukan jingkrak 4 sampai 6 langkah dengan satu kaki.
3. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 5 tahun
Dapat melakukan gerakan start, berputar, atau berhenti secara efektif, dapat melompat
28-36 inchi, dapat menuruni tangga tanpa bantuan, berganti kaki, dapat melakukan
jingkrak dengan sangat mudah.
4. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa anak usia 6-12 tahun
Pada masa anak perkembangan keterampilan dapat diklasifikasikan menjadi empat
kategori: (1) Keterampilan menolong diri sendiri; Anak dapat makan, mandi,
berpakain sendiri dan lebih mandiri, (2) Keterampilan menolong orang lain; 5
Keterampilan berkaitan dengan orang lain, seperti membersihkan tempat tidur,
membersihkan debu dan menyapu, (3) Keterampilan sekolah; mengembangkan
berbagai keterampilan yang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, menari,
bernyayi, dll., (4) Keterampilan bermain; anak belajar keterampilan seperti melemper
dan menangkap bola, naik sepeda, dan berenang.
5. Karakteristik Perkembangan Psikomotorik Pada Remaja
Keterampilan psikomotorik berkembang sejalan dengan pertumbuhan ukuran tubuh,
kemampuan fisik, dan perubahan fisiologi. Pada masa ini, laki-laki mengalami
perkembangan psikomotorik yang lebih pesat dibanding perempuan. Kemampuan
psikomotorik laki laki cenderung terus meningkat dalam hal kekuatan, kelincahan,
dan daya tahan. Secara umum, perkembangan psikomotorik pada perempuan terhenti
setelah mengalami menstruasi. Oleh karena itu, kemampuan psikomotorik laki-laki
lebih tinggi dari pada perempuan.
6. Karakteristik perkembangan psikomotorik pada masa dewasa
Pada usia dewasa keterampilan dalam hal tertentu masih dapat ditingkatkan. Puncak
dari perkembangan psikomotorik terjadi pada masa ini. Latihan merupakan hal
penentu dalam perkembangan psikomotorik. Melalui latihan yang teratur dan
terprogram, keterampilan yang maksimal akan dapat ditingkatkan dan dipertahankan.
Karakteristik perkembangan psikomotorik ditandai dengan peningkatan keterampilan
dalam bidang tertentu. Semua sistem gerak dan koordinasi dapat berjalan dengan
baik.

b. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik dan Psikomotorik

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik peserta didik, yaitu:

a. Keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan


b. Gizi, contohnya peserta didik yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih
tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf remaja dibandingkan dengan
mereka yang kurang mendapatkan asupan gizi.
c. Gangguan emosional, contohnya peserta didik yang terlalu sering mengalami
gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang
berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon
pertumbuhan kelenjar pituitari.
d. Jenis kelamin, contohnya peserta didik laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat
daripada peserta didikperempuan.
e. Status sosial ekonomi, contohnya peserta didik yang berasal dari keluarga dengan
status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari
keluarga yang status sosial-ekonominya tinggi.
f. Kesehatan, contohnya peserta didik yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
g. Pengaruh bentuk tubuh bangun/bentuk tubuh, apakah mesamorf, ektomorf, atau
endomorf, akan mempengaruhi besar kecilnya tubuh peserta didik.
h. . Pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf (nervous system). Pertumbuhan
syaraf dan perkembangan kemampuan peserta didik membuat intelegensi
(kecerdasan) meningkat dan mendorong timbulnya pola-pola tingkah laku baru.
Semakin baik perkembangan kemampuan sistem sistem syaraf peserta didik, akan
semakin baik dan beraneka ragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinya.
i. Pertumbuhan otot-otot. Peningkatan tonus (tegangan otot) peserta didik dapat
menimbulkan perubahan dan peningkatan aneka ragam kemampuan dan kekuatan
jasmaninya. Perubahan ini tampak sangat jelas pada peserta didik yang sehat dari
tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatannya dalam permainan yang
bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan tangan yang semakin meningkat
kualitas dan kuantitasnya dari masa ke masa. Peningkatan dan pengembangan
keterampilan peserta didik tersebut bergantung pada kualitas pusat sistem syaraf
dalam otaknya.
j. Perkembangan dan perubahan fungsi kelanjar-kelenjar endokrin (endocrine glands).
Berubahnya fungsi kelenjar-kelenjar endokrin seperti adrenal (kelenjar endokrin yang
meliputi bagian atas ginjal dan memroduksi bermacam-macam hormon termasuk
hormon seks), dan kelenjar pituitary (kelenjar di bawah bagian otak yang
memproduksi dan mengatur berbagai hormon termasuk hormon pengembang indung
telur dan sperma), juga menimbulkan pola-pola baru tingkah laku peserta didik ketika
menginjak remaja.
k. Perubahan struktur jasmani. Semakin meningkat usia peserta didik akan semakin
meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh
pada umumnya. Perubahan jasmani ini akan banyak berpengaruh terhadap
perkembangan kemampuan dan kecakapan motor skills anak. Pengaruh perubahan
fisik peserta didik juga tampak pada sikap dan perilakunya terhadap orang lain,
karena perubahan fisik itu sendiri merupakan konsep diri (self-concept) peserta didik
tersebut.

Sementara adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikomotorik, baik


yang menghambat dan mendukung peningkatan potensi kemampuan psikomotorik peserta
didik adalah sebagai berikut:

1. Faktor pola asuh orang tua.


Contohnya pola asuh otoriter dapat menghambat perkembangan psikomotorik saat
orang tua menerapkan pola asuh terlalu otoriter ataupun terlalu memaksa, karena
karakteristik seorang anak sangat sensitif apalagi setiap anak tidak dapat secara
langsung dioptimalkan secara cepat dengan kata lain memaksakan kemampuan
dengan waktu yang singkat. Apabila orang tua memaksakan peningkatan potensi
perkembangan psikomotorik anak, kebanyakan malah menyebabkan gangguan mental
terhadap anak tersebut biasanya anak akan cenderung merasa canggung, merasa serba
salah tidak percaya pada diri sendiri dan merasatertekan.
2. Gen dari orang tua.
Gen dari orang tua juga bisa menjadi penghambat dalam upaya meningkatkan
kemampuan psikomotorik anak, apabila orang tua mempunyai pembawaansifat gen
yang unggul maka perkembangan psikomotorik peserta didik akan lancar, begitu pun
sebaliknya.
3. Pengaruh lingkungan
.Pengaruh lingkungan ini biasa berasal dari keluarga, sekolah maupun lingkungan
bermain
4. Interior ruang belajar.
Menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh
lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik hunian (banugnan), ruang (interior)
beserta segala perabotnya dan sebagainya.

c . Implikasi pada pendidikan Perkembangan Psikomotor dam Fisik


TerhadapPendidikan

Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik dapat memberikan


manfaat yang besar dalam pendidikan. Implikasinya terhadap pendidikan
berkaitan erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap
perkembangan ini, berguna untuk para pendidik dalam menyusun materi
pendidikian yang sesuai dengan perkembangan peserta didiknya. Dengan begitu
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisiendapat
berjalan dengan tepat.

Implikasi kedua perkembangan tersebut terhadap Pendidikan adalah


membimbing remaja dalam tugas perkembangan masa remaja yaitu:

 Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.


 Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
 Menerima keadaan fsik dan menggunakannya secara efektif
 Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
 Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
 Memilih dan mempersiapkan karier. Mempersiapkan pernikahan dan
hidupberkeluarga.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukanbagi warga negara.

B. Perkembangan Kognitif Peserta Didik


Perkembangan kognitif atau pemikiran adalah istilah yang digunakan oleh ahli psikologi
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi, pikiran,
ingatan dan pengolahan informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan,
memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang
berkaitan bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan,
memperkirakan, menilai dan memikirkan lingkungannya.

Perkembangan proses kognitif dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan sistem


pemrosesan informasi sebagai alternatif terhadap teori kognitif piaget. Para pakar psikologi
pemrosesan informasi lebih menekankan pentingnya proses-proses kognitif atau menganalisis
perkembangan keterampilan kognitif, seperti perhatian, memori, metakognisi dan strategi
kognitif. Teori pemrosesan informasi ini setidaknya didasarkan atas tiga asumsi umum:

a. Pikiran dipandang sebagai suatu sistem penyimpanan dan pengembalian informasi.

b. Individu-individu memproses informasi darilingkungan

c. Terdapat keterbatasan pada kapasitas untuk memproses informasi dari seorang


individu.
1. Karakteristik Kemampuan Proses dan Keterampilan Kognitif Peserta
Didik

Proses kognitif dapat diterangkan dengan pendekatan system pemrosesan informasi. Inti
dari pendekatan pemrosesan informasi ini adalah proses memori dan proses berpikir. Menurut
pendekatan ini, anak-anak secara bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses
informasi, dan karenanya secara bertahap pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan
keahlian yang kompleks.

a. Persepsi

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
memperoleh dan mengintrepetasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh system alat
indera manusia. Meskipun persepsi bergantung pada indra manusia, proses kognitif yang
ada pada dirimanusia akan memungkinkan terjadinya proses penyaringan, perubahan atau
modifikasi dari stimulus yang ada.

proses persepsi melalui tiga tahap, yaitu:

1. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui
alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan
pengumpulan informasi tentang stimulus yangada.
2. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian
informasi.
3. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan
melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta
pengetahuanindividu.

Menurut Newcomb, ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:

1. Konstansi/menetap, dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang


itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkanberbedabeda.
2. Selektif, persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis siperseptor.
3. Proses organisasi yang selektif, beberapa kumpulan informasi yang sama dapat
disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda beda
b. Memori (Ingatan)
Memori adalah system kognitif manusia yang mempunyai fungsi menyimpan
informasi atau pengetahuan. Suharna (2005) menyatakan bahwa: “Ingatan atau
memori menunjukkan pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi
sepanjang waktu.

Tipe memori dibagi menjadi tiga, yakni:


a. Memori Sensoris (Pencatat Indrawi)
Reseptor adalah komponen-komponen system indrawi untuk melihat, mendengar,
merasakan, dan mencium. Pola aktivitas netral yang dihasilkan (informasi) ketika
stimulan mencapai reseptor kemudian diproses melalui pencatatan indrawi hanya
sekitar seperempat detik.
b. Memori Jangka Pendek.
Memori jangka pendek merupakan system memori berkapasitas terbatas dimana
informasi hanya dapat dipertahankan sekitar 30 detik., kecuali informasi tersebut
diulangi sehingga dapat bertambah lebih lama
c. Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang merupakan tipe memori yang penyimpanan banyak
informasi dalam rentang waktu yang lama secara relative permanen.

c. Atensi (Perhatian)
Atensi merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons dalam system kognitif
(Parkin, 2000). Menurut Chaplin (2000), atensi adalah konsentrasi terhadap aktivitas
mental.

 Aspek atensi Yaitu


a. Reseptor adjustment : penyesuaian alat indra terhadap objek yang menjadi
perhatianya
b. Postural adjustment : penyesuaian sikap tubuh terhadap objek yang menjadi
perhatiannya adalah yang menraihperhatianya.
c. Muscle tention : adanya tegangan otot, dalam hal ini berhubungan dengan adanya
perhatian, disitulah adanya pemusatan energy
d. Central nervous adjustment : penyesuaian saraf pusat dalam melakukan perhatian.
Hal ini dikarenakan dalam setiap penyesuaian mekanisme saraf pusat yang
mengaturnya.
e. Increases clearness : semakin jelas objek yang menjadi perhatian, akan semakin
menarik perhatian individu

 Macam Macam Atensi


a. Dari segi timbulnya perhatian atensi terbagi dua yaitu atensi spontan (perhatian
yang timbul dengan sendirinya karena spontan) dan tidak spontan(perhatian yang
timbul dengansengaja).
b. Dari segi banyak objek yang dicakup yaitu atensi konsentratif (perhatian yang
dilakukan pada individu pada suatu waktu dan hanya dapat memperhatikan sedikit
objek) dan atensi distributive (perhatian yang dilakukan individu pada suatu waktu
dan dapat memperhatikan banyak objek sekaligus).
c. Dari segi fluktuasi yaitu atensi static (perhatiannya tertuju pada suatu objek
tertentu) dan atensi dinamik (perhatian pada individu, yang pada suatu saat tertentu
dapat dengan memudahkan perhatiannya secara lincah dari suatu objek ke objek
lain).

 Faktor yang memengaruhi Atensi

Faktor yang mempengaruhi Atensi ada dua yaitu faktor internal berupa Motives /
needs, preparatory set (kesiapan untuk berespon), interest (menaruh perhatian pada
yang diminati) dan faktor eksternal berupa intensitas dan ukuran, contrast dan
novelty, repetition / pengulangan, movement /gerakan.

2. Komponen Keterampilan Kognitif Peserta Didik


Peserta didik satu dengan peserta didik lainnya mengalami proses kognitif yang sama
namun kemampuannya yang berbeda-beda.Terdapat beragam kecenderungan
kemampuanketerampilan kognitif peserta didik, yakni metakognitif, strategi kognitif, gaya
kognitif, dan pemikiran kritis.

 Metakognitifistik
Metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses kognisi atau
pengetahuan tentang pikiran dan cara kerja.
 Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan salah satu kecakapan aspek kognitif yang penting
dikuasai oleh seseorang peserta didik dalam belajar atau memecahkan masalah.
Strategi kognitif merupakan kemampuan tertinggi dari domain kognitif, setelah
analisis, sintesis, dan evaluasi
 Gaya Kognitif
Gaya kognitif adalah karakteristik individu dalam penggunaan fungsi kognitif
(berfikir, mengingat, memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi dan
memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.
 Pemikiran Kritis
Merupakan kemapuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang
diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
baik.

3. Faktor Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Peserta Didik


Perkembangan kognitif, secara umum dipengaruhi dua factor utama, yakni hereditas
dan lingkungan.

1. Faktor hereditas
Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya
kerja intelektualnya. Secara potensial, anak telah membawa kemungkinan
kecenderungan intelektualnya pada taraf tertentu. Namun potensi ini tidak bisa
berkembang tanpa adanya peran lingkungan. Misalnya anak tersebut terlahir dari
keluarga yang otaknya cerdas namun anak ini tidak mendapatkan stimulasi atau
pendidikan maka kecerdasannya itu tidak akan nampak.
2. Faktor lingkungan
Terdapat dua faktor lingkungan yang sangat besar peranannya yakni keluarga dan
sekolah. Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah
memberikan pengalaman kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak
memiliki informasi yang banyak dan menjadi alat bagi anak untuk berfikir. Begitu pula
di sekolah. Peran guru sangat menentukan perkembangan kognitif anak. Semakin
banyak stimulasi yang diberikan maka semakin berkembang pula kognitif dari peserta
didik tersebut.

4. Implikasi Perkembangan Proses dan Keterampilan Kognitif dalam


Pembelajaran
Arief (2002) mengatakan bahwa inti prinsip pemakaian metodologi pendidikan
agama dibag 3 Yaitui:
(1) pengenalan yang utuh terhadap peserta didik: umur, kepribadian, dan tingkat
kemampuan mereka,
(2) Berstandar kepada tujuan, oleh karena metode diaplikasikan untuk mencapai
tujuan,
(3) menegakkan uswah hasanah (contoh tauladan yang baik) terhadap peserta didik.

Dalam perspektif pemrosesan informasi, pembelajaran dipandang sebagai proses


pemasukan informasi ke dalam memori, mempertahankan, dan kemudian
mengungkapkannya kembali untuk tujuan tertentu di kemudian hari. Bagaimana peserta
didik menyimpan, menyebarkan informasi, dan mengambil kembali informasi untuk
melaksanakan aktivitasaktivitas belajar yang kompleks, jelas adanya proses kognitif,
seperti persepsi, atensi, memori, dan sebagainya.
5. Masalah Perkembangan
Kognitif Peserta Didik
6. a. Masa kanak-kanak awal
7. Permasalahan membaca
pada masa ini masih
dengan cara dieja,
8. pemahamannya hanya satu
kata dan terkadang anak sulit
diajak belajar membaca.
9. b. Masa kanak-kanak akhir
10. Permasalahan membaca
dan pemahaman di SD
saat ini umumnya
11. menggunakan sistem
klasikal yang menempatkan
kecepatan memahami isi
bacaan
12. berdasarkan kecepatan
rata-rata memahami isi
buku atau siswa merasa
bahwa
13. pembelajaran membaca
pemahaman yang dilakukan
oleh guru terlalu cepat.
4 Masalah perkembangan Kognitif peserta didik
 Masa kanak kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja, pemahamannya
hanya satu kata dan terkadang sulit untuk diajak membaca
 Masa kanak kanak akhir

Permasalahan membaca dan pemahaman di sd saat ini umumnya


mengguunakan system klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi
bacaan berdasarkan kecepatan rata rata memahami isi buku atau siswa merasa
bahwa pembelajaran membaca peemahaman yang dilakukan guru terlalu cepat

 Masa Remaja

Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/Sma lebih ke kurang


memahami isi bacaan
C. Perkembangan Bahasa Peserta Didik
Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan
(pesan ,pendapat, perasaan, dengan menggunakansimbol symbol) yang disepakati
bersama, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang
bermakna, dan mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas
atau masyarakat

A. Tahapan perkembangan Bahasa


1. Fonologi (phonology), Berkenan dengan bagaimana individu memahami dan
menghasilkan bunyi bahasa.
2. Semantik (semanties), merujuk kepada makna kata atau cara yang mendasari konsep-
konsep yang diekspresikan dalam kata-kata atau kombinasi kata
3. Tata cara (grammar), merujuk pada penguasaan kosa kata dan memodifikasi cara-cara
yang bermakna.
4. Prakmatik (prafmatics), merujuk kepada sisi kounikatif dari Bahasa.ini berkenan
dengan bagaimana menggunakan Bahasa dengan baik Ketika berkomunikasi dengan
orang lain

B. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa


1. Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya,


bertambahnya pengalaman dan meningkatkan kebutuhan, Bahasa seseorang akan
berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dankebutuhannya

2. Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup
besar dalam berbahasa.

3. Kecerdasan anak

Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda tanda,memerlukan
kemampuan motorik yang baik. kemampuan intelektual atau tingkat berpikir.

4. Status social Keluarga


Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi
yang baik bagi perkembangan bahasa anak anak dengan anggota keluarganya.

5. Kondisi Fisik

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara
tidak sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

C. Hambatan perkembangan bahasa peserta didik


1. Faktor internal

1. Faktor Keturunan (konginetal) Gangguan bahasa pada bayi bisa disebabkan oleh faktor
keturunan.

2. Gangguan pendengaran Pada beberapa kasus, hambatan pada pendengaran berkaitan


dengan keterlambatan bicara.

3. Gangguan bicara didapat Gangguan yang didapat adalah gangguan bicara yang diakibatkan
penyakit.

4. Faktor kejiwaan seperti penyakit autisme

2. Faktor Eksternal

Faktor lingkungan yaitu terasingnya seorang anak manusia, yang aspek biologis bahasanya
normal dari lingkungan kehidupan manusia,

D. Upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan


kemampuan bahasa dan Implikasinya bagi pendidikan
Terdapat dukungan sosial dalam perkembangan bahasa anak yaitu:

1. Motherese yaitu cara seorang ibu dalam berkomunikasi dengan bayi, serta dengan kata-
kata dan kalimat yang sederhana.
2. Recasting yaitu membuat frase yang sama dari suatu kalimat dengan cara berbeda,
mungkin dengan cara mengemukakannya dalam pertanyan.

3. Echoing yaitu mengulangi apa yang akan dikatakan kepada kita, terutama jika kata-kata
tersebut belum benar.

4. Expanding yaitu menyatakan kembali apa yang anak telah katakan kepada kita dengan
linguistik yang lebih baik. Orang tua dan guru merupakan komponen penting dalam
perkembangan bahasa anak, karena peranannya sebagai model bahasa dan pengoreksi atas
kesalahan anak.

Daftar Pustaka
 https://cendikia.kemenag.go.id/storage/uploads/file_path/file_09-03-
2021_6047934408ef7.pdf
 https://www.academia.edu/11903210/
perkembangan_bahasa_pengantar_peserta_didik_
 https://www.academia.edu/44458259/
PERKEMBANGAN_FISIK_DAN_PSIKOMOTORIK_PESERTA_DIDIK_SERT
A_PROBELEMATIKANYA
 https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/perkembangan-
peserta-didik/perkembangan-kognitif-peserta-didik-dan-problematikanya/
23884508

Anda mungkin juga menyukai