Anda di halaman 1dari 70

Djoti Atmodjo

UU Nomor 44 Tahun 2009


tentang
Rumah Sakit

Pasal 40 :

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan, Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali

Djoti - Atmodjo
Rumah Sakit
Patuh Pada Peraturan
Perundang-undangan

Menyelenggarakan RS dengan standar


internasional

4
Tata Kelola Klinis
AKREDITASI
Peraturan
Perundang-undangan
KARS
Rumah Sakit

◉ Fire Wall
◉ Conflict of Interest
◉ Etika Surveior
Regulasi ◉ Sistem Manajemen Anti
Penyuapan (SMAP)
Survei Akreditasi

Implementasi
◉ Dokumen bukti
◉ Observasi
◉ Wawancara
◉ Simulasi 6
Regulasi Mengacu Peraturan
Perundangan-undangan

Implementasi
Bukti Implementasi
Dokumen Rekam Medis

Dokumen Non Rekam Medis

Observasi

Wawancara & Simulasi


UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG
KESEHATAN
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG
KESEHATAN

BAB XIV
INFORMASI KESEHATAN
Pasal 168
(1) Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
informasi kesehatan.
(2) Informasi kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
sistem informasi dan melalui lintas sektor.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 46 TAHUN 2014
TENTANG
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Pasal 1 PP 46 2014

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:


1. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang
meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi,
dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola
secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang
berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan.
2. Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa
keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna
bagi pembangunan kesehatan.
3. Informasi Kesehatan adalah Data Kesehatan yang telah diolah
atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam
mendukung pembangunan kesehatan.
Data Kesehatan
Pasal 4
(1) Data Kesehatan terdiri atas:
a. data rutin; dan
b. data nonrutin.
(2) Data rutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dikumpulkan
secara teratur oleh penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, instansi
Pemerintah Daerah, dan instansi Pemerintah melalui pencatatan dan pelaporan
atau cara lain.
(3) Data nonrutin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikumpulkan
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan dan prioritas pembangunan kesehatan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG

PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA


DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 92 TAHUN 2014
TENTANG
PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI DATA
DALAM SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI

Pasal 1
Data Kesehatan adalah angka dan fakta kejadian berupa
keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum
bermakna bagi pembangunan kesehatan
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2022
TENTANG

REKAM MEDIS
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2022
TENTANG
REKAM MEDIS

Pasal 3
(1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib menyelenggarakan
Rekam Medis Elektronik.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2022
TENTANG
REKAM MEDIS

Pasal 10
(1) Sistem Elektronik yang digunakan dalam penyelenggaraan Rekam Medis
Elektronik harus memiliki kemampuan kompatibilitas dan/atau
interoperabilitas.
(2) Kompatibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kesesuaian Sistem Elektronik yang satu dengan Sistem Elektronik yang
lainnya.
(3) Interoperabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kemampuan Sistem Elektronik yang berbeda untuk dapat bekerja secara
terpadu melakukan komunikasi atau pertukaran data dengan salah satu
atau lebih Sistem Elektronik yang lain, yang menggunakan standar
pertukaran data.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24 TAHUN 2022
TENTANG
REKAM MEDIS

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus menyelenggarakan
Rekam Medis Elektronik sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini paling lambat pada tanggal 31 Desember 2023.
Data are units of information, often numeric, that are
collected through observation. In a more technical
sense, data are a set of values of qualitative or
quantitative variables about one or more persons or
objects, while a datum is a single value of a single
variable.

Data merupakan bagian dari informasi, seringkali


berbentuk numerik, yang dikumpulkan melalui
observasi.
Dalam pengertian yang lebih teknis, data adalah
sekumpulan nilai variabel kualitatif atau kuantitatif
tentang satu atau lebih orang atau objek, sedangkan
datum adalah nilai tunggal dari variabel tunggal.
Macam macam data berdasarkan skala

1. Data Nominal
Data nominal ini dipakai untuk menunjukkan frekuensi,
koefisien kontingensi, atau modus. Misalnya, jumlah jenis
kelamin pria penduduk Indonesia tahun 2022.
2. Data Ordinal
Data ordinal biasa digunakan untuk membedakan sesuatu
dalam kategori berdasarkan urutan, misalnya status sosial
yang dibedakan menjadi kaya, sedang, dan miskin.
3. Data Interval
Data interval ditampilkan dalam bentuk urutan bertingkat,
biasa dipakai dalam sebuah kuesioner. Misalnya untuk
menunjukkan kualitas software dengan melihat rating dari
para penggunanya.
4. Data Rasio
Data rasio untuk menunjukkan rata-rata geometrik atau
koefisien variansi, seperti jumlah penduduk yang bekerja di
bidang pertanian.
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi:
1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data-data yang dinyatakan dalam bentuk non
angka. Jika pada istilah komputer, data kualitatif disebut juga dengan
data string.
2. Data Kuantitatif
Kebalikan dari data kualitatif, yaitu data kuantitatif yang berupa angka.
Data kuantitatif dibedakan menjadi data diskret dan kontinyu.
◉ Data diskret merupakan hasil dari pencacahan yang berupa bilangan
bulat dari data kuantitatif yang diperoleh.
◉ Data kontinyu adalah hasil dari pengukuran yang berupa bilangan
pecahan
Sistem Informasi Kesehatan Terintegrasi adalah Sistem
Informasi Kesehatan yang ada telah mampu menyediakan
mekanisme saling hubung antar subsistem informasi dengan
berbagai cara yang sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga
data dari satu sistem atau subsistem secara rutin dapat
melintas, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem atau
subsistem yang lain
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2013
TENTANG
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat


SIMRS adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan
Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan
prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan
akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.
Elemen Penilaian MRMIK 13 Telusur Skor
3. Rumah sakit menetapkan unit R 1) Regulasi unit kerja yang 10 TL
yang bertanggung jawab mengelola SIM-RS dalam - -
sebagai penyelenggara SIMRS susunan organisasi dan tatakerja 0 TT
dan dipimpim oleh staf rumah sakit (SOTK)
kompeten 2) Pedoman pengorganisasian unit
SIM-RS
4. Data serta informasi klinis dan non D • Bukti rapat meliputi undangan, materi 10 TL
klinis diintegrasikan sesuai dengan rapat, daftar hadir dan notulen 5 TS
kebutuhan untuk mendukung • Bentuk integrasi pelayanan klinis dan 0 TT
pengambilan keputusan non klinis dapat menggunakan:
• data dalam pengukuran mutu pelayanan
klinis prioritas, atau
• data pelayanan dari unit pelayanan
dengan data manajemen terkait

27
TEKNOLOGI INFORMASI KESEHATAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


RUMAH SAKIT

SISTEM INFORMASI
RUMAH SAKIT
SIM RS DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI


Garbage in – Garbage out
ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

INTEGRASI

Ruang A Ruang B Ruang B

KALKULATOR MUTU
Ruang Ruang

KALKULATOR MUTU
ANGKA KEGAGALAN PEMASANGAN INFUS
ANGKA KETIDAKLENGKAPAN ASESMEN AWAL DOKTER/PERAWAT

RS A RS B RS B

INTEGRASI

SIDOKARS
KEMENKES
Manajemen Data
• Pengumpulan,
• Penyimpanan dan
• Pemanfaatan data secara aman, efisien dan cost-effectively *
• Tujuan : membantu organisasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan
data dalam batasan regulasi yang berlaku, sehingga decision maker
dapat membuat keputusan / mengambil tindakan yang menghasilkan
manfaat maksimal bagi organisasi.
*Sumber : Oracle
Sistem yang digunakan di RS saat ini :

Sistem Data yang dikelola di dalamnya


SIMRS Data demografi pasien, Data klinis, Biling, Manajemen bed,
Logistik, Laporan-laporan
Vclaim BPJS Kesehatan Data demografi pasien (NIK, No BPJS), riwayat kunjungan
pasien.
E-Klaim INACBG Data klinis (diagnosa, kode diagnosa)
SIHA (Sistem Informasi HIV-AIDS) Data demografi pasien, Data klinis
SITT (Sistem Informasi Tuberkulosis Data demografi pasien, Data klinis
Terpadu)
SIRS Online Laporan-laporan, Data kepegawaian
SIRANAP Ketersediaan TT
SISRUTE Data demografi pasien, Data klinis, Ketersediaan sarpras
SIMAK BMN Logistik
…..dan banyak lagi.
Langkah yang perlu dilakukan :

Manajemen data dan


Strategi Informasi yang handal

Menggabungkan data
dari berbagai sumber Integrasi
(layanan)

Interope Antar sistem di


rabilitas Rumah Sakit
DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI


RS A RS B RS B

INTEGRASI

SIDOKARS
KEMENKES
Data dan Informasi terintegrasi
• Integrasi data adalah proses menyatukan data dari sumber yang berbeda
untuk memberikan tampilan utuh dan terpadu (unified view) kepada
pengguna. *
• Tujuan integrasi data adalah untuk membuat data lebih mudah diakses,
terjamin ketersediaannya, serta lebih mudah dimanfaatkan oleh sistem
dan pengguna.

* Sumber : tibco
Manfaat integrasi data* :
• Integrasi data meningkatkan kualitas komunikasi dan kolaborasi antar
unit/sistem yang terlibat.
• Integrasi data mendorong perbaikan kualitas data.
• Integrasi data berdampak positif pada kualitas layanan kesehatan.
• Integrasi data mendukung efisiensi waktu layanan.
Tantangan dalam integrasi data* :
• Mengelola data/konten yang tidak
terstruktur
• Mengelola beberapa antarmuka
(interface) aplikasi atau standar
komunikasi
Application Programming Interface
(API)

*Sumber : Survei HIMSS Media 2019


Tantangan dalam integrasi data* :
• Mengikuti perubahan kebutuhan
teknologi dan peningkatan volume
data
• Mempertahankan staf TI yang
kompeten dengan pengalaman
integrasi data

*Sumber : Survei HIMSS Media


2019
Tantangan dalam integrasi data* :
• Memastikan keamanan data dan
mengurangi risiko privasi
• Kesulitan mengakses data dalam sistem
yang tertutup (sistem yang tidak dapat
berkomunikasi secara bebas dengan
sistem lain)
• Mengandalkan vendor untuk
menawarkan dukungan integrasi penuh

*Sumber : Survei HIMSS Media 2019


DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI


INTEGRASI DATA
Data Integration atau integrasi data merupakan proses
menggabungkan atau menyatukan dua atau lebih data
dari berbagai sumber database yang berbeda ke dalam
sebuah penyimpanan seperti gudang data (data
warehouse).
Integrasi data dapat dilakukan dengan:
1. Integrasi Aplikasi (application Integration)
Mengkoordinasikan aliran kejadian informasi antara aplikasi bisnis.
Aplikasi yang melayani harus memiliki fasilitas untuk berintegrasi
dengan aplikasi lainnya, melalui file sharing, database sharing, dan
API (Application Programming Interface)
2. Integrasi Proses Bisnis (Business Process Integration)
Proses bisnis dapat tercapai jika adanya koordinasi pada setiap
aktivitas pada sistem, dan intergrasi ini pun tidak terlepas dengan
adanya integrasi aplikasi
3. Integrasi Interaksi Pengguna (User Interaction Integration)
Pembuatan antar muka pengguna yang memberikan integrasi antar
sistem data yang berbeda. Misalnya portal yang menjadi pintu untuk
interaksi pengguna dengan beberapa data penting RS.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.O1.07./MENKES/1423/2022
TENTANG

PEDOMAN VARIABEL DAN META DATA PADA PENYELENGGARAAN


REKAM MEDIS ELEKTRONIK
v Indikator Mutu Prioritas Rumah Sakit
v Indikator Mutu Unit Kerja dan Unit Pelayanan
v Indikator Mutu Pelayanan

50
v Harus sama profil indikator mutu
v Numerator dan denumerator harus seragam
v Pengumpulan data seragam
DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI


v Harus sama definisinya
v Perlukah metadata?
v Perlu ditetapkan seperti data rekam medis
Laporan Insiden Keselamatan Pasien
Sesuai PMK 11 Tahun 2017
Electronic Report of Medication Error metadata
Sesuai KMK 1423 tahun 2022
Formulir IKP – Kesalahan Pengobatan
Variabel Tipe Data Format / Value Definisi Operasional Referensi

Tanggal Pelaporan Tanggal, Waktu DD/MM/YYYY Tanggal ketika formulir diisi


Tanggal Kejadian Tanggal, Waktu DD/MM/YYYY Tanggal ketika terjadi
insiden
Waktu Pelaporan Numerik Jam:menit:detik Waktu ketika terjadi
insiden
Jenis Kesalahan Numerik 1. Salah Obat Jenis kejadian kesalahan PMK 72 tahun 2016
Pengobatan 2. Salah Dosis pengobatan yang dan Juknisnya
3. Salah Cara dilaporkan
Pemberian
4. Salah Pasien
Keterangan Insiden Alphanumerik Free text Penjelasan kronologi
Kesalahan kejadian sesuai jenis
Pengobatan kesalahan pengobatan
DATA DATA

INTEGRASI INTEGRASI

DATA DATA DATA DATA

INFORMASI INFORMASI

SISTEM INFORMASI KESEHATAN TERINTEGRASI


PENGELOLAAN DATA

Manajemen Data

Integrasi Data

Informasi

Sistem Informasi Terintegrasi


Diolah
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2013
TENTANG

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT


Pasal 3
(1) Setiap Rumah Sakit wajib menyelenggarakan SIMRS.
(2) Penyelenggaraan SIMRS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat menggunakan aplikasi dengan kode sumber terbuka
(open source) yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan
atau menggunakan aplikasi yang dibuat oleh Rumah Sakit.

(3) Aplikasi penyelenggaraan SIMRS


yang dibuat oleh Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), harus memenuhi persyaratan
minimal yang ditetapkan oleh
Menteri.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG

SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Pasal 1
(1) Setiap rumah sakit wajib melaksanakan Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS).
(2) SIRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah suatu
proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data
rumah sakit.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Pasal 2
(1) SIRS merupakan aplikasi sistem pelaporan rumah sakit
kepada Kementerian Kesehatan yang meliputi :
a. Data identitas rumah sakit;
b. Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit;
c. Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
d. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat inap; dan
e. Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat jalan.
SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT
(SIRS)
◉ pengumpulan,
◉ pengolahan dan
◉ penyajian data
INTEGRASI DATA ✷ Pengumpulan data
✷ Supervisi
✷ Validasi

SIM RS

INFORMASI
DATA
◉ Data pasien
◉ Data mutu dan keselamatan pasien VERIFIKASI
◉ Data surveilans PPI
◉ Data K3RS
◉ Data identitas rumah sakit;
◉ Data ketenagaan yang bekerja di rumah sakit; INFORMASI
◉ Data rekapitulasi kegiatan pelayanan;
◉ Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien
rawat inap; dan
◉ Data kompilasi penyakit/morbiditas pasien rawat
PENGGUNA
jalan. vInternal
vEksternal
DIINTEGRASIKAN

Anda mungkin juga menyukai