Anda di halaman 1dari 2

Materi 1: Pemeriksaan Sample Andrologi: 

Analisis Cairan Semen Manusia Dengan


Gangguan Fertilitas.

Analisis cairan semen merupakah suatu prosedur yang digunakan untuk mengukur
kuantitas dan kualitas semen dan sperma. Semen adalah cairan putih kental yang dilepaskan dari
penis selama melakukan coitus atau orgasme. Rilis dari cairan semen ini disebut ejakulasi.
Cairan semen mengandung sperma, sel-sel yang dibuat dalam sistem reproduksi pria yang
mencakup materi genetik yang dibutuhkan fertilisasi. Analisis semen adalah biomarker yang
paling banyak digunakan untuk memprediksi potensi kesuburan pria. Ini memberikan informasi
tentang status fungsional dari tubulus seminiferus, epididimis dan kelenjar seks tambahan, dan
hasilnya sering diambil sebagai ukuran pengganti dari kemampuan pria untuk mengasilkan
keturunan dari kehamilan. Analisis semen rutin meliputi: (a) karakteristik fisik semen,termasuk
likuifaksi, viskositas, pH, warna dan bau; (B) volume spesimen; (c)konsentrasi sperma; (d)
motilitas dan perkembangan sperma; (e) morfologi sperma; (f)kuantifikasi leukosit; dan (g)
deteksi fruktosa dalam kasus-kasus di mana tidak ada spermatozoa ditemukan dan volume
ejakulasi rendah. Empat kategori utama cacat sperma mengarah ke diagnosis infertilitas laki-laki
adalah jumlah sperma yang sedikit (oligozoospermia), masalah pada motilitas sperma
(asthenozoospermia), cacat morfologi sperma (teratozoospermia), dan tidak adanya sperma
dalam semen (azoospermia), yang mungkin terjadi karena kurangnya produksi atau obstruksi. 
Untuk terjadinya fertilisasi harus ada sperma yang memenuhi syarat, mulai dari
morfologi, jumlah, konsentrasi, total sperma yang di hasilkan. Untuk konsentrasi normal sperma
adalah 20 juta sperma/ml semen atau lebih. Bila 10 juta/ml atau kurang maka menujukkan
konsentrasi yang rendah (kurang subur). Hitungan 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat
subur. Jarang sekali ada pria yang sama sekali tidak memproduksi sperma. Kurangnya
konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh testis yang kepanasan (misalnya karena berendam
dengan air panas dan memakai celana ketat), terlalu sering berejakulasi (hiperseks), merokok,
radiasi, alkohol dan kelelahan. Jika tidak memiliki sperma yang sesuai dengan syarat maka
fertilisasi tidak akan terjadi dan berujung pada infertilitas. Infertilitas merupakan
ketidakmampuan suatu pasangan untuk mengahsilkan keturunan dalam jangka waktu satu tahan
tanpa menggunakan kontrasepsi data coitus.

Sumber :

 Barak shlomi, Baker, dkkMale Infertility. Clinical Management of Male Infertility.


Diperbarui 2016 Feb 5]. Di: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan
StatPearls; 2022 Jan-. tersedia di internet : Clinical Management of Male Infertility -
Endotext - NCBI Bookshelf (nih.gov)
 Medline Plus. https://medlineplus.gov/lab-tests/semen-analysis/
Diakses pada 20 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai