Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS IIB


SALATIGA

NOTA DINAS
Nomor : W.13.PAS.PAS.44-KP.04.01- 123

Yth. : Seluruh Pegawai Staff Kantor Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Salatiga
Dari : Kepala Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Salatiga
Hal : Presensi Kehadiran Pegawai
Lampiran : 1 (satu) berkas
Tanggal : 25 Oktober 2022

Sehubungan dengan surat Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak


Asasi Manusia Nomor : SEK.2.KP.08.05-545 tanggal 13 Oktober 2022 hal
Pemberlakuan Kembali Presensi Kehadiran Pegawai Melalui Mesin Biometrik atau
Fingerprint, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :
1. Presensi kehadiran Pegawai terhitung mulai tanggal 01 November 2022 melalui
mesin fingerprint di setiap Satuan Kerja, presensi melalui aplikasi Simpeg secara
online sudah tidak berlaku lagi;
2. Perlu disampaikan juga informasi terkait presensi pegawai dan potongan tunjangan
kinerja berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021
Peraturan
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 10 Tahun 2021 terlampir.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Kepala,

Andri Lesmano
NIP. 198110212002121001
Lampiran Nota Dinas :
Nomor : W.13.PAS.PAS.44-KP.04.01-
Tanggal : 25 Oktober 2022

PRESENSI PEGAWAI

A. Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil terkait absensi kehadiran kerja pegawai,
berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil :

Hukuman Disiplin Ringan :


1. teguran lisan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 3 hari kerja dalam 1 tahun;
2. teguran tertulis bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara
kumulatif selama 4 - 6 hari kerja dalam 1 tahun; dan
3. pernyataan tidak puas secara tertulis bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa
alasan yang sah secara kumulatif selama 7 - 10 hari kerja dalam 1 (satu) tahun.

Hukuman Disiplin Sedang :


1. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 6 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 11 - 13 hari kerja
dalam 1 (satu) tahun;
2. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% selama 9 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 14 - 16 hari kerja
dalam 1 (satu) tahun; dan
3. pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12
bulan bagi PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif
selama 17 - 20 hari kerja dalam 1 (satu) tahun.

Hukuman Disiplin Berat :


1. penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 bulan bagi PNS yang tidak
Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 21 - 24 hari kerja
dalam 1 (satu) tahun;
2. pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 bulan bagi PNS
yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang satt secara kumulatif selama 25 - 27
hari kerja dalam 1 (satu) tahun;
3. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi
PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara kumulatif selama 28
(dua puluh delapan) hari kerja atau lebih dalam 1 (satu) tahun; dan
4. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS bagi
PNS yang tidak Masuk Kerja tanpa alasan yang sah secara terus menerus selama
10 (sepuluh) hari kerja.
B. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 10 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja di Lingkungan Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia :

Potongan Presensi :
Bagi Pegawai yang terlambat masuk kerja pada periode berjalan (periode Tunjangan
Kinerja setiap bulannya adalah tanggal 23 s.d. 22) dikenakan pemotongan Tunjangan
Kinerja pada periode berjalan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam rentang waktu 1 - 30 menit, dipotong sebesar 0,5% untuk setiap kali
terlambat atau pulang sebelum waktunya;
b. Dalam rentang waktu 31 - 60 menit, dipotong sebesar 1% untuk setiap kali
terlambat atau pulang sebelum waktunya;
c. Dalam rentang waktu 61 - 90 menit, dipotong sebesar 1,25% untuk setiap kali
terlambat atau pulang sebelum waktunya;
d. Dalam rentang waktu lebih dari 91 menit dan/atau tidak mengisi daftar hadir,
dipotong sebesar 1,5% untuk setiap kali terlambat atau pulang sebelum waktunya;
e. Pegawai tidak masuk kerja tanpa keterangan dikenakan pemotongan
Tunjangan Kinerja sebesar 5% per hari.

Penggantian Jam Kerja keterlambatan :


a. Dalam hal terjadi keterlambatan masuk kerja sampai dengan 30 menit dari jadwal
Jam Kerja yang telah ditentukan, pegawai wajib mengganti waktu keterlambatan
selama 30 menit pada hari yang sama;
b. Pegawai yang telah mengganti waktu keterlambatan sebagaimana dimaksud tidak
dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja;
c. Penggantian waktu keterlambatan sebagaimana dimaksud diberikan paling banyak
8 kali dalam 1 bulan berjalan;
d. Pegawai yang tidak memenuhi penggantian Jam Kerja sebagaimana dimaksud
dikenakan potongan sebesar 0,5%.

Kepala,

Andri Lesmano
NIP. 198110212002121001
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH
Jalan dr. Cipto No. 64, Semarang, Jawa Tengah 50126
Telepon : (024) 3543063, Faksimile : (024) 3546795
Laman : jateng.kemenkumham.go.id, Surel : kanwil.jateng@kemenkumham.go.id

Nomor : W.13-KP.08.05-3136 19 Oktober 2022


Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Pemberlakuan Kembali Presensi Kehadiran Pegawai Melalui Mesin Biometrik
atau Fingerprint

Yth. Kepala Unit Pelaksana Teknis


Jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah di
tempat

Sehubungan dengan Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Nomor:
SEK.2.KP.08.05-545 tanggal 13 Oktober 2022 hal Pemberlakuan Kembali Presensi
Kehadiran Pegawai Melalui Mesin Biometrik atau Fingerprint, bersama ini kami sampaikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa dalam rangka peningkatan disiplin, presensi kehadiran Pegawai agar
dilakukan melalui mesin Biometrik atau Fingerprint di setiap Satuan Kerja terhitung
mulai tanggal 01 November 2022;
2. Data kehadiran melalui mesin presensi dimaksud, tetap menjadi salah satu
indikator perhitungan tunjangan kinerja setiap bulan pada aplikasi Simpeg;
3. Apabila terjadi kendala atau permasalahan dapat disampaikan kepada Subbag
Kepegawaian, Tata Usaha, dan Rumah Tangga Kantor Wilayah Kementerian Hukum
dan HAM Jawa Tengah melalui narahubung Sdr. Nur Firmansyah (HP.
082110007896).
Demikian disampaikan untuk dilaksanakan, atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Kepala Kantor Wilayah,


A. Yuspahruddin
NIP 196305281985031002

Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM; 2.
Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan H. R. Rasuna Said Kav. 6-7 Kuningan Jakarta Selatan
Telepon (021) 5253004 (8 saluran) Ext.363 Faksmile (021) 5253137
Laman www.kemenkumham.go.id

Nomor : SEK.2.KP.08.05-545 23 13 Oktober 2022


Lampiran : -
Hal : Pemberlakukan Kembali Presensi Kehadiran Pegawai
Melalui Mesin Biometrik atau Fingerprint

Yth. 1. Para Sekretaris Unit Utama


2. Para Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM di
tempat

Sehubungan dengan Surat kami nomor SEK.2.KP.08.05-459 tanggal 2 September 2022 hal
Monitoring dan Evaluasi Integrasi Aplikasi Presensi Pegawai dengan Simpeg, dengan hormat
disampaikan hal-hal berikut:
1. Dalam rangka peningkatan disiplin, presensi kehadiran Pegawai agar dilakukan melalui mesin
biometrik atau fingerprint di setiap Satuan Kerja terhitung mulai tanggal 1 November 2022.
2. Data kehadiran melalui mesin presensi dimaksud, tetap menjadi salah satu indikator
perhitungan tunjangan kinerja setiap bulan pada aplikasi Simpeg.
3. Bagi satuan kerja yang masih terdapat permasalahan teknis integrasi mesin presensi dengan
aplikasi Simpeg, agar mengisi tautan berikut: s.id/PelaporanPresensiKumham, paling lambat
hari Rabu tanggal 19 Oktober 2022, sehingga dapat segera dilakukan penyelesaian.
Atas perhatian dan kerja samanya diucapkan terima kasih.

a.n. Sekretaris Jenderal


Kepala Biro

Kepegawaian,
Sutrisno
NIP. 196210151985031002

Tembusan :
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.

Anda mungkin juga menyukai