Anda di halaman 1dari 11

KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


Jl. Polisi Militer No. 1 Kupang
Telp. (0380) 831036 Email. prov_ntt@kpu.go.id

KONTRAK KERJA
Nomor: 160/SP-TENAGA PENDUKUNG/53/2023
Pada hari ini Jumat tanggal Enam bulan Januari tahun 2023 bertempat di Kupang, kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : Andrew Setiawan Ngongo Kette
NIP : 198809222010121002
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Satuan Kerja : Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur
Alamat Satuan Kerja : Jl. Polisi Militer No. 1 Kupang
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa
Tenggara Timur, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU,
2. Nama : Rafael Rambung Manu
TTL : Mompol, 24 Mei 1972
Alamat Rumah : Jln.Komodo, RT015/RW005, Kel. Wali, Kec. Langke
Rembong, Kab. Manggarai
Satuan Kerja : Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Manggarai
Bidang Tugas : Satuan Pengamanan (Jagat Saksana)
dalam hal ini bertindak untuk dan atas namanya sendiri, selanjutnya disebut sebagai
PIHAK KEDUA.
Berdasarkan:
1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.02/2022 tentang
Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2023;
2. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016 tentang Tata
Cara Pembayaran Penghasilan Bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang
dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian
Keuangan Nomor PER-8/PB/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-31/PB/2016 tentang Tata Cara Pembayaran
Penghasilan Bagi Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri yang dibebankan
kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2023 tentang Penetapan Jumlah dan Pengangkatan Tenaga Administrasi,
Satpam (Jagat Saksana), Pengemudi, dan Pramubakti pada Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
4. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
15 Tahun 2023 tentang Standar Honorarium Tenaga Administrasi, Satpam (Jagat
Saksana), Pengemudi, dan Pramubakti pada Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Provinsi dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
5. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Pengangkatan Tenaga Administrasi, Satuan
Pengamanan (Jagat Saksana), Pengemudi, dan Pramubakti pada Sekretariat Komisi
Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
6. Surat Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor
438/SDM.02-SD/04/2023 tanggal 9 Februari 2023 perihal Ijin Prinsip Seleksi
Pengadaan Tenaga Administrasi, Satpam (Jagat Saksana), Pengemudi, dan
Pramubakti;
7. Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum Nomor 1862 Tahun 2022
tentang Penetapan Satpam (Jagat Saksana) pada Sekretariat Jenderal Komisi
Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen
Pemilihan Aceh dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen
Pemilihan Kabupaten/Kota Tahun 2023;
8. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa
Tenggara Timur Bagian Anggaran 076 Tahun Anggaran 2023 Nomor: SP DIPA-
076.01.2.654467/2023 tanggal 30 November 2022;

Para Pihak dengan ini sepakat mengadakan Kontrak Kerja dengan ketentuan dan syarat-
syarat sebagai berikut:

Pasal 1
DEFINISI
Dalam Kontrak Kerja ini yang dimaksud dengan Tenaga Administrasi, Satuan
Pengamanan (Jagat Saksana), Pengemudi, dan Pramubakti merupakan pekerjaan yang
bersifat dukungan bagi pelaksanaan tugas dan fungsi pada unit kerja/satuan kerja yang
memiliki tugas diantaranya:
1. Administrasi mempunyai tugas melakukan pelaksanaan administrasi perkantoran,
surat menyurat, pengurusan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan,
administrasi teknis, dan administrasi hukum.
2. Satuan Pengamanan (Jagat Saksana) mempunyai tugas melakukan penjagaan dan
pengawasan di sekitar kawasan unit kerja/satuan kerja.
3. Pengemudi mempunyai tugas mengantar dan menjemput pimpinan, menjaga dan
merawat kendaraan operasional.
4. Pramubakti mempunyai tugas membantu melayani kebutuhan pimpinan maupun
pegawai, menjaga kebersihan dan kerapihan tata letak barang di kawasan unit
kerja/satuan kerja.
Pasal 2
RUANG LINGKUP KONTRAK KERJA
1. PIHAK KESATU akan menempatkan PIHAK KEDUA pada Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Manggarai sebagai tenaga Satuan Pengamanan (Jagat Saksana).
2. PIHAK KESATU berhak menempatkan dan/atau memindahkan PIHAK KEDUA di
unit kerja/satuan kerja lain dan PIHAK KEDUA menyatakan kesanggupannya.
3. PIHAK KESATU memberi tugas/pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA setuju untuk menerima pekerjaan dari PIHAK KESATU sebagai Tenaga
Pendukung pada unit kerja/satuan kerjanya.

Pasal 3
JANGKA WAKTU KONTRAK KERJA
1. Kontrak Kerja ini berlaku sejak tanggal 6 Januari 2023 sampai dengan 30 Desember
2023.
2. Kontrak Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat diperpanjang atas kesepakatan
kedua belah pihak sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 4
HARI DAN WAKTU KERJA
1. Hari kerja untuk PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada unit
kerja/satuan kerjanya.
2. Jam kerja di hari libur (sabtu/minggu/tanggal merah) yang ditentukan unit
kerja/satuan kerja sesuai dengan kebutuhan, wajib dipatuhi oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Hak dan Kewajiban PIHAK KESATU:
a. PIHAK KESATU berhak mendapatkan prestasi kerja yang baik dari PIHAK
KEDUA selama bekerja dalam jangka waktu Kontrak Kerja ini;
b. PIHAK KESATU berhak melakukan evaluasi atas pekerjaan yang dilakukan oleh
PIHAK KEDUA; dan
c. PIHAK KESATU wajib membayar upah pokok dan tunjangan hari raya maksimal
sebesar upah pokok.
2. PIHAK KEDUA berhak untuk:
a. Menerima upah pokok dan tunjangan hari raya maksimal sebesar upah pokok
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Mendapatkan cuti;
c. Mendapatkan jaminan ketenagakerjaan; dan
d. Mendapat jaminan kesehatan sesuai dengan Kontrak Kerja.
3. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk:
a. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. Menaati tata tertib yang berlaku pada unit kerja/satuan kerja;
c. Melaksanakan tugas/pekerjaan sesuai dengan Kontrak Kerja;
d. Memiliki integritas dan etos kerja tinggi dengan bersikap profesional, jujur, dan
tidak diskriminatif;
e. Menaati ketentuan jam dan hari kerja sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan melakukan absensi setiap hari kerja;
f. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan dan melaksanakan
tugas kedinasan yang dipercayakan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggungjawab serta menjaga suasana dan semangat kerja; dan
g. Menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana kantor dengan sebaik-
baiknya.

Pasal 6
CUTI
1. Hak cuti sebagaimana disebut dalam Pasal 5 ayat 2 huruf (b) terdiri atas:
a. Cuti sakit;
b. Cuti melahirkan;
c. Cuti karena alasan penting; dan
d. Cuti bersama.
2. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan cuti sakit dengan ketentuan:
a. Mengalami sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
harus mengajukan permintaan secara tertulis kepada Kepala unit kerja/satuan
kerja dengan melampirkan surat keterangan dokter paling sedikit memuat
pernyataan tentang diberikan cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain yang
diperlukan;
b. Mengalami sakit lebih dari 14 (empat belas) hari harus mengajukan permintaan
secara tertulis kepada Kepala unit kerja/satuan kerja dengan melampirkan
surat keterangan dokter paling sedikit memuat pernyataan tentang diberikan
cuti, lamanya cuti, dan keterangan lain yang diperlukan;
c. Mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1½ (satu
setengah) bulan dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada
Kepala unit kerja/satuan kerja untuk memberikan hak atas cuti sakit dengan
melampirkan surat keterangan dokter atau bidan;
d. Mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas
kewajibannya perlu mendapat perawatan sampai sembuh dari penyakitnya;
e. Hak atas cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) bulan dan dapat
ditambah paling lama 15 (lima belas) hari apabila diperlukan, berdasarkan
surat keterangan dokter;
f. PIHAK KEDUA apabila tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 2 huruf (e), harus diuji kembali
kesehatannya oleh dokter;
g. PIHAK KEDUA apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 ayat 2 huruf (f) belum sembuh dari penyakitnya, maka
diberhentikan dengan hormat karena sakit; dan
h. Selama menjalankan cuti sakit, PIHAK KEDUA tetap menerima penghasilan.
3. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan cuti karena alasan penting dengan
ketentuan:
a. Ibu, bapak, istri atau suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit
keras atau meninggal dunia;
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat 3 huruf
(a) meninggal dunia, dan menurut peraturan perundang-undangan, PIHAK
KEDUA harus mengurus hak dari anggota keluarga yang meninggal dunia;
c. Melangsungkan pernikahan;
d. Menjalankan ibadah;
e. Cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 3 dapat
diberikan paling lama 2 (dua) minggu. Khusus cuti karena alasan penting
karena menjalankan ibadah sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat 3 huruf
(d) dapat diberikan paling lama 40 (empat puluh) hari kalender; atau
f. PIHAK KEDUA yang sedang menggunakan hak atas cuti karena alasan
penting, dapat dipanggil kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak,
dalam hal dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang belum dijalankan
tetap menjadi hak PIHAK KEDUA.

Pasal 7
PENILAIAN KINERJA
1. Sekretraris Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur mendelegasikan
Penilaian Kinerja PIHAK KEDUA kepada Sekretaris unit kerja/satuan kerja dari
PIHAK KEDUA;
2. Laporan evaluasi penilaian kinerja PIHAK KEDUA, minimal meliputi:
a. Presensi Kehadiran;
b. Hasil Kinerja;
c. Penilaian Sikap dan Perilaku.
3. Hasil evaluasi penilaian kinerja setiap bulan dan semester dijadikan dasar bagi
PIHAK KESATU untuk memperpanjang atau memberhentikan Kontrak Kerja PIHAK
KEDUA berdasarkan keputusan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa
Tenggara Timur.
4. Apabila berdasarkan hasil evaluasi masa tugas PIHAK KEDUA diperpanjang, untuk
kesinambungan dan mendukung kinerja organisasi, syarat usia dan pendidikan dapat
dikecualikan.

Pasal 8
PENGUPAHAN
1. PIHAK KESATU memberikan pengupahan kepada PIHAK KEDUA berupa upah
pokok sebesar Rp2.500.000, (dua juta lima ratus ribu rupiah) per bulan.
2. Cara pembayaran dilakukan paling cepat setiap tanggal 1 dan paling lambat minggu
kesatu bulan berjalan yang akan ditransfer PIHAK KESATU ke rekening PIHAK
KEDUA dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Yang dimaksud dengan perbulan adalah mulai dari tanggal 1 (satu) sampai
dengan akhir bulan yang bersangkutan;
b. Apabila dalam bulan tersebut PIHAK KEDUA tidak bekerja penuh dikarenakan
tanggal aktifnya bukan pada tanggal 1 (satu) dan/atau sebagai mana dimaksud
dengan Pasal 7 ayat 2 dalam Kontrak Kerja ini, maka upah pokok dibayarkan
secara proposional yang dihitung dari lamanya hari PIHAK KEDUA bekerja
dibagi dengan jumlah hari bulan tersebut kali upah pokok.
Pasal 9
FASILITAS
PIHAK KESATU sepakat dan bersedia memberikan fasilitas kepada PIHAK KEDUA dan
Pihak KEDUA sepakat dan bersedia menerima fasilitas tersebut dari PIHAK KESATU,
sebagai berikut:
1. Program Jamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan meliputi jaminan kecelakaan kerja,
jaminan kematian dan jaminan hari tua yang iurannya setiap bulan sebesar Rp13.500
(tiga belas ribu lima ratus rupiah) menjadi beban PIHAK KEDUA yang akan dipotong
dari upah PIHAK KEDUA.
2. Asuransi BPJS Kesehatan untuk Tenaga Administrasi dan Satpam (Jagat Saksana)
iurannya setiap bulan sebesar Rp25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) serta untuk
Pengemudi dan Pramubakti iurannya setiap bulan sebesar Rp23.000 (dua puluh tiga
ribu rupiah) yang akan dipotong dari upah PIHAK KEDUA.
3. Tunjangan Hari Raya (THR) maksimal sebesar 1 (satu) kali upah pokok dan akan
dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 10
LARANGAN DAN HUKUMAN DISIPLIN
1. PIHAK KEDUA dilarang:
a. Menyalahgunakan wewenang;
b. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain
dengan menggunakan kewenangan pribadi dan/atau orang lain;
c. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
barang-barang baik barang bergerak maupun tidak bergerak, dokumen, atau
surat berharga milik negara;
d. Terlibat dalam kegiatan politik;
e. Membocorkan dan/atau menyebarluaskan informasi dan/atau dokumen yang
bersifat rahasia kepada pihak lain;
f. Merusak dengan sengaja dan/atau menghilangkan aset baik secara keseluruhan
dan/atau sebagian aset milik Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa
Tenggara Timur dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;
g. Tidak hadir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih dalam satu bulan tanpa alasan
dan tidak dilengkapi dengan bukti yang sah;
h. Bekerja rangkap di instansi lain pada jam kerja yang disepakati;
i. Mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja dan/atau unit kerja/satuan kerja;
j. Dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap;

2. Apabila PIHAK KEDUA terbukti melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dikenai


hukuman disiplin yang meliputi:
a. Hukuman disiplin ringan terdiri atas teguran lisan dan/atau teguran tertulis;
b. Hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan pemutusan Kontrak Kerja;
Pasal 11
SANKSI DAN DENDA
Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam Pasal
5 Kontrak Kerja ini, maka PIHAK KEDUA akan dikenakan sanksi dan denda, antara lain
seperti:
1. PIHAK KEDUA tidak masuk kerja (tanpa keterangan, sakit tanpa surat dokter, ijin
potong cuti tanpa surat ijin, cuti tanpa permohonan cuti, cuti melebihi hak cuti dan
dalam masa pembinaan), maka PIHAK KESATU memotong upah PIHAK KEDUA
sebesar Rp50.000,- (lima puluh ribu rupiah ) per hari ketidakhadiran.
2. PIHAK KEDUA tidak masuk kerja tanpa surat keterangan selama 2 (dua) hari
berturut-turut, maka PIHAK KESATU berhak untuk memberikan surat peringatan,
kecuali PIHAK KEDUA dapat memberikan alasan yang kuat (kongkrit) yang dapat
diterima PIHAK KESATU.
3. PIHAK KEDUA terlambat masuk kerja sebagaimana diatur dalam ketentuan
peraturan pada PIHAK KESATU sebanyak 5 (lima) kali, maka PIHAK KESATU
berhak untuk memberikan surat peringatan, kecuali PIHAK KEDUA dapat
memberikan alasan yang kuat (kongkrit) yang dapat diterima PIHAK KESATU.
4. Pelanggaran terhadap isi Kontrak Kerja ini, peraturan perundang-undangan serta
tata tertib lainnya, maka PIHAK KEDUA akan diberikan Surat Peringatan sebagai
berikut:
a. Pelanggaran pertama yang dilakukan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KESATU
akan memberikan Surat Peringatan Pertama dan concelling (Pembinaan)
kepada PIHAK KEDUA, yang berlaku selama 6 (enam) bulan.
b. Setelah Surat Peringatan Pertama, PIHAK KEDUA masih melakukan
pelanggaran, maka PIHAK KESATU akan memberikan Surat Peringatan Kedua
dan concelling (Pembinaan) kepada PIHAK KEDUA, yang berlaku selama 6
(enam) bulan.
c. Setelah Surat Peringatan Kedua, PIHAK KEDUA masih melakukan
pelanggaran, maka PIHAK KESATU dapat mengeluarkan Surat Peringatan
Ketiga dan Surat Pemutusan Hubungan Kerja.
5. Surat Peringatan merupakan komponen penilaian PIHAK KESATU terhadap PIHAK
KEDUA.
6. Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri sebelum jangka waktu Kontrak Kerja ini
berakhir maka PIHAK KEDUA melepaskan hak-haknya yang tertuang pada Pasal 5
Kontrak Kerja ini kepada PIHAK KESATU.
7. Apabila PIHAK KEDUA melakukan tindakan indisipliner dan/atau melanggar segala
peraturan, tata tertib, kebijakan serta cara kerja yang berlaku di satuan kerja dan
PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU tidak mengeluarkan Surat Keterangan
Kerja.

Pasal 12
PUTUSNYA HUBUNGAN KERJA
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat mengakhiri hubungan kerja ini apabila:
1. Jangka waktu Kontrak Kerja berakhir, dan terhadap PIHAK KEDUA tidak dilakukan
perpanjangan.
2. PIHAK KEDUA meninggal dunia atau hilang.
3. Atas permintaan atau kehendak PIHAK KEDUA.
4. Perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pengurangan Tenaga Pendukung.
5. PIHAK KEDUA tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat
menjalankan tugas dan kewajiban sesuai Kontrak Kerja yang disepakati.
6. PIHAK KESATU memberikan Surat Peringatan Ketiga untuk PIHAK KEDUA, yang
mengakhiri Kontrak Kerja ini secara sepihak.
7. PIHAK KESATU melakukan pemutusan Kontrak Kerja dengan PIHAK KEDUA
berdasarkan Keputusan Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara
Timur apabila:
a. Diberhentikan dengan hormat;
b. Diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri; atau
c. Diberhentikan tidak dengan hormat.
8. PIHAK KEDUA dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 7 huruf (b) apabila:
a. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara
paling lama 2 (dua) tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak
berencana;
b. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat; atau
c. Tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati sesuai dengan Kontrak
Kerja.
9. PIHAK KEDUA dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat 7 huruf (c) apabila:
a. Melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum;
c. Menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik;
d. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut
dilakukan dengan berencana;
e. Mendapat sanksi pemberhentian karena pelanggaran kode etik penyelenggara
pemilihan umum dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP); atau
f. Melanggar sebagian dan/atau keseluruhan isi dari peraturan/ketentuan yang
tercantum dalam Kontrak Kerja ini.
10. Dengan berakhirnya atau tidak dilanjutkannya hubungan kerja kurang dari 3 (tiga)
bulan maka PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan haknya terhadap semua hal
yang timbul dari hubungan kerja yang ada dan/atau ganti rugi dalam bentuk apapun
juga dari PIHAK KESATU.
11. Akibat berakhirnya atau putusnya Kontrak Kerja ini, maka PIHAK KEDUA atau ahli
waris PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut PIHAK KESATU atas ganti rugi kecuali
sisa penghasilan yang belum dibayarkan.

Pasal 13
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Dalam hal Para Pihak tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang tercantum
dalam Kontrak Kerja ini yang disebabkan oleh hal-hal yang berada diluar kekuasaan
dan tidak dapat diduga sebelumnya (force majeure) maka kedua belah pihak
terhindar dari kewajiban-kewajiban tersebut.
2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah meliputi bencana
alam, epidemic, kebakaran, pemogokan masal, perang, huru-hara, perubahan
perundang-undangan serta perubahan kebijakan pemerintahan di bidang ekonomi
moneter yang secara langsung berkaitan dengan pelaksanaan Kontrak Kerja.
3. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) pihak yang bersangkutan wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari kalender sejak terjadinya peristiwa tersebut.

Pasal 14
PERNYATAAN
PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan hal-hal sebagai berikut:
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan mengganti kerugian serta bersedia untuk
diproses secara pidana maupun perdata, apabila dalam menjalankan tugasnya
PIHAK KEDUA terlibat suatu pelanggaran/kasus yang mengakibatkan unit
kerja/satuan kerja dan/atau PIHAK KESATU menderita kerugian baik secara moril
maupun materiil/finansial.
2. PIHAK KEDUA tidak akan menuntut hak lebih tinggi selain dari yang telah disepakati
dalam Kontrak Kerja ini baik kepada PIHAK KESATU.
3. Apabila di kemudian hari berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dinyatakan tidak
lagi memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan/atau dianggap tidak mampu
bekerja, maka PIHAK KEDUA dengan ini mengajukan pengunduran diri dan tidak
akan menuntut apapun kepada PIHAK KESATU di kemudian hari.
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak masuk kerja karena sakit berkepanjangan selama masa
Kontrak Kerja, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Periode I
Kurang dari atau sama dengan 15 hari kalender, upah dibayarkan penuh (upah
pokok);
b. Periode II
Kurang dari atau sama dengan 30 hari kalender sejak Periode I, upah dibayarkan
50% x upah pokok; dan
c. Periode III
Lebih dari 30 hari kalender sejak Periode II, PIHAK KEDUA melepaskan hak-
haknya terhadap PIHAK KESATU, dengan status tunggu atau mengundurkan
diri.
5. PIHAK KEDUA menjamin bahwa asli Kontrak Kerja ini telah ditandatangani diatas
meterai Rp10.000 untuk selanjutnya dikembalikan kepada PIHAK KESATU, dan
apabila hal tersebut tidak dilaksanakan maka PIHAK KEDUA bersedia untuk tidak
dibayarkan upah sampai dengan dokumen asli Kontrak Kerja ini dikembalikan
kepada PIHAK KESATU.
6. Apabila PIHAK KEDUA diakhiri masa kerjanya sebagaimana yang tercantum pada
Pasal 12, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan Kartu Tanda Pengenal
Pegawai.
Pasal 15
ADDENDUM
Hal-hal yang belum diatur atau diperlukannya perubahan isi Kontrak Kerja ini di kemudian
hari maka Para Pihak sepakat untuk menuangkannya dalam suatu Kontrak Kerja
Tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan serta bagian yang tidak
terpisahkan dari Kontrak Kerja ini.

Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul perselisihan mengenai pelaksanaan Kontrak Kerja ini, Para Pihak
sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah/mufakat.
2. Jika penyelesaian sebagaimana dimaksud ayat 1 (satu) diatas tidak tercapai, maka
Para Pihak sepakat untuk diselesaikan sesuai prosedur dan ketentuan
ketenagakerjaan.

Pasal 17
DOMISILI HUKUM
Tentang Kontrak Kerja ini dan segala akibat hukumnya, Para Pihak memilih domisili
hukum di Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Kupang.

Pasal 18
PENUTUP
1. Kontrak Kerja ini merupakan seluruh kesepakatan antara kedua belah pihak yang
mana Para Pihak sepenuhnya mengetahui, membaca, memahami dan menyetujui isi
Kontrak Kerja ini.
2. Kontrak Kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak, dibuat rangkap 3 (tiga),
bermeterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang
sama.
3. Segala lampiran yang melengkapi Kontrak Kerja ini merupakan bagian tidak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Demikian Kontrak Kerja ini dibuat oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam
keadaan sadar tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

PIHAK KEDUA PIHAK KESATU

Rafael Rambung Manu Andrew Setiawan Ngongo Kette

Anda mungkin juga menyukai