Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

DINAS KEHUTANAN DAERAH


Jalan Pomorow Nomor 81
http://dishutda.sulutprov.go.id/ e-mail : dishutda@sulutprov.go.id
MANADO 95125

KONTRAK KERJA
TENAGA HARIAN LEPAS (THL)
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
PADA DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2019

Pada hari ini, Senin, tanggal Lima Belas, bulan April, tahun Dua Ribu Sembilan
Belas, bertempat di ……..(Nama Instansi masing-masing).…….. yang bertanda tangan
di bawah ini:

1. Drs. MARHAEN R. TUMIWA, M.Pd., selaku Kepala Dinas Kehutanan Daerah


Provinsi Sulawesi Utara, bertindak sebagai Pengguna Anggaran (PA),

Selanjutnya disebut PIHAK KESATU;

2. ………..(Nama THL)……….., selaku Tenaga Harian Lepas (THL) Pemerintah


Provinsi Sulawesi Utara yang melaksanakan pengabdian di Lingkungan Dinas
Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dengan keterangan:

a. Pendidikan Terakhir : ………………………………..…


b. Tempat dan Tanggal Lahir : ……………………..……………
c. Alamat tempat tinggal : …………..(Alamat lengkap)
d. Nomor Telepon/ HP : ……………………….............

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kontrak kerja yang mengikat dan
berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab
dan fungsi yang diemban dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:

Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN

(1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;


(2) Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 4 tanggal 3 Januari 2019
Tentang Penetapan Tenaga Harian Lepas di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Utara Tahun 2019.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sebagai Sopir


dengan rincian pekerjaan sebagai berikut :
1. Mengantar kendaraan dan memfasilitasi setiap kegiatan Kepala Dinas.
2. Mengurus, merawat dan membersihkan seluruh keberadaan kendaraan.
3. Melaporkan kebutuhan perbaikan kendaraan dan pengantian suku cadang
peralatan yang dibutuhkan.
4. Melaporkan kepada atasan langsung hal-hal/kejadian yang penting untuk
diketahui oleh atasan.
5. Melakukan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

(1) PIHAK KESATU membayarkan honorarium kepada PIHAK KEDUA sebagai


kompensasi atas jasa yang telah diberikan dalam pelaksanaan tugas, tanggung
jawab dan fungsinya.
(2) PIHAK KEDUA wajib membuat laporan capaian kinerja bulanan yang dilaporkan
kepada PIHAK KESATU.
(3) PIHAK KESATU melalui atasan langsung memberikan penilaian kinerja
terhadap PIHAK KEDUA menggunakan Lembar Penilaian Kinerja (LPK) yang
komponen penilaian kinerjanya yaitu :
a. Penguasaan tugas pokok dinilai dari kemampuan menguasai tugas pokok dan
fungsi dalam pelaksanaan pekerjaan;
b. Produktivitas kerja dinilai dari kemampuan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sesuai target yang telah ditentukan;
c. Kerjasama dinilai dari kemampuan dan kemauan untuk bekerja sama dengan
rekan sekerja dan/atau dengan atasan dalam unit kerja ketika menyelesaikan
pekerjaan yang diemban;
d. Integritas dinilai dari sikap dan perilaku dalm hal kejujuran, keberanian dan
tanggungjawab dalam pelaksanaan tugas yang diemban; dan
e. Loyalitas dinilai dari ketaatan dan kesetiaan pengabdian terhadap pekerjaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
(4) PIHAK KEDUA wajib mengikuti aturan yang dibuat oleh PIHAK KESATU yaitu:
a. Melaksanakan tugas, tanggung jawab dan fungsi secara penuh selama satu
masa kinerja sesuai ketentuan yang berlaku;
b. Melakukan absensi finger print;
c. Mengikuti apel pagi, apel sore, serta kegiatan apel kerja lainnya secara tepat
waktu sebagaimana yang telah diatur dalam Keputusan Gubernur dan/atau
Surat Edaran Gubernur Sulawesi Utara kecuali melaksanakan tugas luar atau
tugas khusus yang harus dibuktikan dengan surat tugas dari pejabat yang
berwenang;
d. Tidak meninggalkan tempat kerja selama jam kerja tanpa izin dan/atau sirat
penugasan.
(5) Ketidakhadiran PIHAK KEDUA yang dikarenakan sakit sampai dengan 2 (dua)
hari kerja dalam satu masa kinerja harus dibuktikan dengan surat keterangan
dokter.

(6) Ketidakhadiran PIHAK KEDUA yang dikarenakan sakit selama 3 (tiga) hari kerja
dalam satu masa kinerja harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter
fasilitas kesehatan yang telah ditentukan oleh Badan Penyelengaraan Jaminan
Sosial Kesehatan.
(7) Ketidakhadiran PIHAK KEDUA yang dikarenakan sakit dan memerlukan
perawatan intensif dari rumah sakit lebih dari 3 (tiga) hari kerja harus dibuktikan
dengan surat keterangan sakit/rawat inap dari rumah sakit.
(8) Ketidakhadiran karena izin untuk kepentingan pribadi hanya 1 (satu) hari kerja
dalam satu masa kinerja dan dibutuhkan dengan surat izin dari atasan langsung.
(9) PIHAK KEDUA berhak atas cuti karena alasan penting selama 12 (dua belas)
hari dikurangi cuti bersama dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ibu, bapak, suami/istri, anak, adik/kakak, kandung atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia;
b. Melangsung perkawinan yang pertama;
c. Pria yang istrinya melahirkan normal atau cesar dengan melampirkan surat
keterangan rawat inap dari rumah sakit/puskesmas; dan
d. Yang mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam dengan
melampirkan surat keterangan dari Pemerintah Desa/Kelurahan setempat.
(10) Cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (9) Pasal ini yang
diberikan pada PIHAK KEDUA tidak dikenakan pemotongan terhadap
honorarium.
(11) Kepada THL wanita yang hamil diberikan ijin cuti melahirkan yaitu 3 (tiga) bulan
dengan pembagian waktu 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
melahirkan, pembayaran atas honorarium tetap dilakukan oleh PIHAK KESATU.
(12) Ijin cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) Pasal ini diberikan
kepada yang bersangkutan untuk kehamilan anak pertama dan kedua.

Pasal 4
SUMBER DANA

Sumber dan jumlah dana yang akan diterima oleh PIHAK KEDUA:
a. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pelaksana Anggaran
Perangkat Daerah (DPA-PD) Nomor………………Tahun 2018 Tanggal ……………;
b. Dana yang diterima PIHAK KEDUA berupa honorarium jasa THL yang
besarannya sebagaimana yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku:
1). Sopir/Tenaga Operator/dst, (sesuai penataan dalam DPA Perangkat
Daerah)**
c. Jaminan kesehatan dari Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) dan Jaminan Ketenagakerjaan dari Badan Penyelengaraan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) diselenggarakan sesuai aturan
yang berlaku selama pelaksanaan kontrak.

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Kontrak kerja ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai tanggal ………….
Bulan Januari tahun dua ribu sembilan belas (….-01-2019) sampai dengan tanggal
………….. bulan Desember tahun dua ribu sembilan belas (….-12-2019).

Pasal 6
PEMBAYARAN

(1) Pembayaran jasa terhadap THL seperti yang tercantum dalam Pasal 4 huruf b
akan dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA melalui rekening
Bank Sulutgo dengan mencantumkan:
 Nama Pemegang Rekening : ………………
 Cabang : ………………
 Unit : ………………
 Nomor Rekening : ………………
(2) Biaya administrasi bank dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut pembayaran honorarium apabila yang
bersangkutan mengundurkan diri sebelum kontrak kerja berakhir.

Pasal 7
SANKSI

(1) PIHAK KESATU dapat memutuskan hubungan kerja apabila:


a. PIHAK KEDUA tidak memenuhi ketentuan dalam kontrak kerja ini; dan
b. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan,
(2) Bagi PIHAK KEDUA yang tidak membuat dan memasukan laporan capaian
kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), dilakukan penangguhan
pembayaran honorarium pada bulan tersebut dan PIHAK KEDUA hingga
laporan yang dimaksud dimasukkan.
(3) Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (4) maka akan ditindak sebagai berikut:
a. Tidak mengikuti apel pagi, apel sore dan/atau apel kerja lainnya masing-
masing dikarenakan pemotongan 0,5% (nol koma lima persen) dari besar
honorarium yang akan diperoleh;
b. Tidak hadir tanpa alasan yang sah (alpa) dikenakan pemotongan 1% (satu
persen) dari besaran honorarium yang akan diperoleh
c. Meninggalkan tugas selama jam kerja tanpa izin dikarenakan pemotingan 2%
(dua persen) dari besaran honorarium yang akan diperoleh;
d. Bagi yang terjaring dalam suatu inspeksi mendadak yang dilaksanakan oleh
Kepala Perangkat Daerah atau tim yang dibentuk oleh Kepala Perangkat
Daerah dan/atau Tim Penegak Disiplin dan Kinerja (TPDK) dikenakan
pemotongan 5% (lima persen) dan besaran honorarium yang akan diterima,
disertai dengan penjatuhan hukuman disiplin berupa Surat Peringatan dari
Kepala Perangkat Daerah dengan tembusan kepada Gubernur Sulawesi Utara.
Apabila terjaring untuk kedua kalinya, dikenakan pemotongan 15% (lima
belas persen) disertai dengan penjatuhan hukuman displin berupa Surat
Peringatan; dan
e. Penjatuhan hukuman disiplin diberikan kepada PIHAK KEDUA dengan
kententuan sebagai berikut:
1) Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (alpa) selama 5 (lima)hari kerja
dalam satu masa kerja dikenakan teguran lisan;
2) Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (alpa) selama 6 hari (enam)
sampai dengan 10 (sepuluh) hari kerja dalam satu masa kinerja dikenakan
pernyataan tidak puas secara tertulis;
3) Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (alpa) selama 11 (sebelas)
sampai dengan 15 (lima belas) hari kerja dalam satu masa kinerja
dikenakan pernyataan tidak puas secara tertulis;
4) Tidak masuk kerja tanpa alasan yang sah (alpa) selama 16 (enam belas)
sampai dengan 20 (dua puluh) hari kerja dalam satu masa kinerja
diberikan Surat Peringatan oleh PIHAK KESATU dan tidak mendapat
pembayaran honorarium pada bulan tersebut; dan
5) Melakukan pelanggaran etika dan moral diberikan Surat Peringatan oleh
PIHAK KESATU.
(4) Bagi PIHAK KEDUA yang mendapat Surat Peringatan lebih dari 3 (tiga) kali
sejak kontrak ini ditandatangani, menjadi pertimbangan PIHAK KESATU untuk
melanjutakan kontrak kerja di tahun selanjutnya.
(5) Bagi PIHAK KEDUA yang tidak masuk kerja tanpa asalan yang sah (alpa)
selama 46 (empat puluh enam hari kerja dihitung secara akumulatif sejak
kontrak ini ditandatangani, dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja oleh
PIHAK KESATU.
(6) Bagi PIHAK KEDUA yang terbukti melakukan tindak kejahatan terkait
pembuatan dokumen palsu, plagiat tanda tangan, penyalagunaan finger print
serta hal-hal yang dikategorikan tindak pidana umum dan/atau khusus dikenakan
pemutusan hubungan kerja oleh PIHAK KESATU.
Pasal 8
Perselihan

(1) Apabila terjadi perselihan antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan kontrak kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum
Pengadilan Negeri tempat domisili PIHAK KESATU.

Pasal 9
FORCE MAJEURE
(1) Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar
kekuasaan PIHAK KESATU sehingga tertundanya pembayaran honorarium,
maka PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kepada PIHAK KEDUA.
(2) Keadaan yang memaksa (force majeure) yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
yaitu perubahan kebijakan moneter berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 10
KETENTUAN LAIN-LAIN

(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut untuk diangkat sebagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
(2) PIHAK KEDUA tidak menuntut untuk diperpanjang kontrak kerja pada tahun
selanjutnya.
(3) Perpanjangan kontrak kerja bagi PIHAK KEDUA harus diusulkan oleh PIHAK
KESATU selambatnya-lambatnya pad akhir Bulan Oktober tahun berjalan untuk
selanjutnya akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur tahun selanjutnya.
(4) Pengecualian finger print bagi PIHAK KEDUA yang secara teknis kerjanya di
daerah yang tidak dapat dijangkau oleh finger print, terhadapnya diperkenankan
menggunakan absensi manual.
(5) Bea materai yang timbul karena pembuatan kontrak kerja ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.
(6) PIHAK KEDUA wajib menyertakan fotocopy KTP, ijazah terakhir dan buku
tabungan Bank Sulutgo sebagai lampiran kontrak kerja ini.
(7) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup kontrak kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
(8) Segala lampiran yang melengkapi kontrak kerja ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pasal 11
PENUTUP

Demikian kontrak kerja ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, mempunyai
kekuatan hukum yang sama, dan masing-masing pihak memperoleh 1 (satu) rangkap,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Materai Rp.6.000,-

(Drs. MARHAEN R. TUMIWA, M.Pd.) (……..…………………………………...)

Anda mungkin juga menyukai