KONTRAK KERJA
TENAGA HARIAN LEPAS (THL)
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
PADA DINAS KEHUTANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2019
Pada hari ini, Senin, tanggal Lima Belas, bulan April, tahun Dua Ribu Sembilan
Belas, bertempat di ……..(Nama Instansi masing-masing).…….. yang bertanda tangan
di bawah ini:
Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan kontrak kerja yang mengikat dan
berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan tugas, tanggung jawab
dan fungsi yang diemban dengan ketentuan dan persyaratan sebagai berikut:
Pasal 1
DASAR PELAKSANAAN
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
(6) Ketidakhadiran PIHAK KEDUA yang dikarenakan sakit selama 3 (tiga) hari kerja
dalam satu masa kinerja harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter
fasilitas kesehatan yang telah ditentukan oleh Badan Penyelengaraan Jaminan
Sosial Kesehatan.
(7) Ketidakhadiran PIHAK KEDUA yang dikarenakan sakit dan memerlukan
perawatan intensif dari rumah sakit lebih dari 3 (tiga) hari kerja harus dibuktikan
dengan surat keterangan sakit/rawat inap dari rumah sakit.
(8) Ketidakhadiran karena izin untuk kepentingan pribadi hanya 1 (satu) hari kerja
dalam satu masa kinerja dan dibutuhkan dengan surat izin dari atasan langsung.
(9) PIHAK KEDUA berhak atas cuti karena alasan penting selama 12 (dua belas)
hari dikurangi cuti bersama dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Ibu, bapak, suami/istri, anak, adik/kakak, kandung atau menantu sakit keras
atau meninggal dunia;
b. Melangsung perkawinan yang pertama;
c. Pria yang istrinya melahirkan normal atau cesar dengan melampirkan surat
keterangan rawat inap dari rumah sakit/puskesmas; dan
d. Yang mengalami musibah kebakaran rumah atau bencana alam dengan
melampirkan surat keterangan dari Pemerintah Desa/Kelurahan setempat.
(10) Cuti karena alasan penting sebagaimana dimaksud pada ayat (9) Pasal ini yang
diberikan pada PIHAK KEDUA tidak dikenakan pemotongan terhadap
honorarium.
(11) Kepada THL wanita yang hamil diberikan ijin cuti melahirkan yaitu 3 (tiga) bulan
dengan pembagian waktu 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan sesudah
melahirkan, pembayaran atas honorarium tetap dilakukan oleh PIHAK KESATU.
(12) Ijin cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada ayat (11) Pasal ini diberikan
kepada yang bersangkutan untuk kehamilan anak pertama dan kedua.
Pasal 4
SUMBER DANA
Sumber dan jumlah dana yang akan diterima oleh PIHAK KEDUA:
a. Sumber dana sebagaimana tertuang dalam Dokumen Pelaksana Anggaran
Perangkat Daerah (DPA-PD) Nomor………………Tahun 2018 Tanggal ……………;
b. Dana yang diterima PIHAK KEDUA berupa honorarium jasa THL yang
besarannya sebagaimana yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku:
1). Sopir/Tenaga Operator/dst, (sesuai penataan dalam DPA Perangkat
Daerah)**
c. Jaminan kesehatan dari Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan) dan Jaminan Ketenagakerjaan dari Badan Penyelengaraan Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) diselenggarakan sesuai aturan
yang berlaku selama pelaksanaan kontrak.
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
Kontrak kerja ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai tanggal ………….
Bulan Januari tahun dua ribu sembilan belas (….-01-2019) sampai dengan tanggal
………….. bulan Desember tahun dua ribu sembilan belas (….-12-2019).
Pasal 6
PEMBAYARAN
(1) Pembayaran jasa terhadap THL seperti yang tercantum dalam Pasal 4 huruf b
akan dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA melalui rekening
Bank Sulutgo dengan mencantumkan:
Nama Pemegang Rekening : ………………
Cabang : ………………
Unit : ………………
Nomor Rekening : ………………
(2) Biaya administrasi bank dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
(3) PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut pembayaran honorarium apabila yang
bersangkutan mengundurkan diri sebelum kontrak kerja berakhir.
Pasal 7
SANKSI
(1) Apabila terjadi perselihan antara PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA dalam
pelaksanaan kontrak kerja ini akan diselesaikan secara musyawarah dan
mufakat.
(2) Apabila tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Pasal ini, akan diselesaikan melalui peradilan di wilayah hukum
Pengadilan Negeri tempat domisili PIHAK KESATU.
Pasal 9
FORCE MAJEURE
(1) Jika timbul keadaan memaksa (force majeure) yaitu hal-hal yang diluar
kekuasaan PIHAK KESATU sehingga tertundanya pembayaran honorarium,
maka PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut kepada PIHAK KEDUA.
(2) Keadaan yang memaksa (force majeure) yang dimaksud pada ayat (1) Pasal ini
yaitu perubahan kebijakan moneter berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 10
KETENTUAN LAIN-LAIN
(1) PIHAK KEDUA tidak menuntut untuk diangkat sebagi Pegawai Negeri Sipil
(PNS).
(2) PIHAK KEDUA tidak menuntut untuk diperpanjang kontrak kerja pada tahun
selanjutnya.
(3) Perpanjangan kontrak kerja bagi PIHAK KEDUA harus diusulkan oleh PIHAK
KESATU selambatnya-lambatnya pad akhir Bulan Oktober tahun berjalan untuk
selanjutnya akan ditetapkan dalam Surat Keputusan Gubernur tahun selanjutnya.
(4) Pengecualian finger print bagi PIHAK KEDUA yang secara teknis kerjanya di
daerah yang tidak dapat dijangkau oleh finger print, terhadapnya diperkenankan
menggunakan absensi manual.
(5) Bea materai yang timbul karena pembuatan kontrak kerja ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.
(6) PIHAK KEDUA wajib menyertakan fotocopy KTP, ijazah terakhir dan buku
tabungan Bank Sulutgo sebagai lampiran kontrak kerja ini.
(7) Kontrak kerja ini tidak termasuk dalam ruang lingkup kontrak kerja sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
(8) Segala lampiran yang melengkapi kontrak kerja ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Pasal 11
PENUTUP
Demikian kontrak kerja ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai cukup, mempunyai
kekuatan hukum yang sama, dan masing-masing pihak memperoleh 1 (satu) rangkap,
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Materai Rp.6.000,-