Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH PAPUA
Jln. Raya Abepura No. 37 Kotaraja Telp. (0967) 586147 Fax. 586112 Jayapura

Nomor : W.30.KP.06.02- 66 21 Februari 2022


Sifat : Penting
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Pengisian Data Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
Jabatan Fungsional di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Yth . Para Kepala Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan


Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Papua
di Tempat

Menindaklanjuti surat Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum


dan Hak Asasi Manusia Nomor SEK.2.KP.06.02-38 tanggal 21 Februari 2022 perihal Pengisian
Data Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional di Lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asai Manusia, sehubungan dengal hal tersebut kami
menginformasikan hal – hal sebagai berikut :
1. Saat ini Sekretariat Jenderal sedang menyusun data kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi khususnya bagi para pemangku jabatan fungsional di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dengan cara menginventarisasi jenis
pengembangan kompetensi yaitu daftar nama pelatihan untuk jabatan fungsionalbaik jenis
pelatihan fungsional maupun jenis pelatihan teknis/ penguatan penjenjangan.
2. Dalam melaksanakan hal tersebut sebagaimananagka 1, dimohon untuk
menginformasikan kepada seluruh pejabat fungsional (koordniator, subkoordinator, pejabat
fungsional maupuncalon pejabat fungsional dengan formasi CPNS sebagai JF ) pada Unit
pelaksana Teknis dilingkungannya agar WAJIB mengisi data kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi jabatan fungsional pada tautan
bit.ly/renbangkomjafungkumham
3. Jenis dan bentuk pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang
berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil dijelaskan sebagaimana surat
terlampir.
Adapun tujuan pengisian data kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi ini adalah
agar pengembangan kompetensi yang dilakukan dapat terarah, efektif dan efisien sesuai
kebutuhan. Pejabat Fungsional yang tidak mengisi data usulan kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi, maka pengembangan kompetensi Pegawai tersebut tidak dapat
difasilitasi. Untuk menghasilkan data kepegawaian yang falid, agar setiap pejabat fungsional selalu
memutakhirkan data kepegawaiannya dalam simpeg.kemenkumham.go.id, terutama data terkait
dengan pengembangan kompetensi yang telah diikuti di lingkungan kerja masing – masing.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

Kepala Kantor Wilayah,

Anthonius Mathius Ayorbaba


NIP 197105151996101001

Tembusan :
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, di- Jakarta;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, di- Jakarta;
3. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM RI, di- Jakarta;
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan H. R. Rasuna Said, Kavling 6-7, Kuningan, Jakarta Selatan
Telepon (021) 5253004 (8 saluran), Faksmili (021) 5253157
Laman www.kemenkumham.go.id, Email turowai@gmail.com

Nomor : SEK.2.KP.06.02-38 21 Januari 2022


Sifat : Penting
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Pengisian Data Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Kompetensi
Jabatan Fungsional di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Yth:
1. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Unit Eselon I (Unit Utama);
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretariat Jenderal;
3. Kepala Kantor Wilayah;
4. Pejabat Administrator dan Pejabat Fungsional Ahli Madya Koordinator Biro Kepegawaian
di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
di tempat

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
dalam Pasal 70 Ayat (1) sampai dengan Ayat (3) dinvatakan bahwa setiap pegawai ASN memiliki
hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi yaitu melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus dan penataran. Hal tersebut dikarenakan bahwa pengembangan kompetensi
digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
Selanjutnya pada Ayat (4) juga dinyatakan bahwa dalam mengembangkan kompetensi, setiap
instansi pemerintah wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang
dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi masing-masing.
Amanat tersebut lebih ditekankan lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Dalam Pasal 203 dijelaskan bahwa pengembangan kompetensi
bagi setiap PNS dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun yang
dilaksanakan melalui pendekatan sistem pembelajaraan terintegrasi (corporate university). Untuk
menyelenggarakan pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud, salah satu kewajiban
Pejabat Pembina Kepegawaian yaitu menetapkan kebutuhan dan rencana pengembangan
kompetensi. Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis perencanaan pengembangan kompetensi
telah diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil.
Sehubungan dengan hal tersebut, kami informasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Saat ini Sekretariat Jenderal sedang menyusun data kebutuhan dan rencana pengembangan
kompetensi khususnya bagi para pemangku jabatan fungsional di lingkungan Kementerian
Hukum dan HAM dengan cara menginventarisasi jenis pengembangan kompetensi yaitu daftar
nama pelatihan untuk jabatan fungsional baik jenis pelatihan fungsional maupun jenis pelatihan
teknis/ penguatan/ penjenjangan.
2. Dalam melaksanakan hal tersebut sebagaimana angka 1, dimohon untuk menginformasikan
kepada seluruh pejabat fungsional (koordinator, subkoordinator, pejabat fungsional maupun
calon pejabat fungsional dengan formasi CPNS sebagai JF) pada Unit Eselon I, Kantor
Wilayah, ataupun Unit Pelaksana Teknis dilingkungannya agar WAJIB mengisi data kebutuhan
dan rencana pengembangan kompetensi jabatan fungsional pada tautan
bit.ly/renbangkomjafungkumham
3. Jenis dan bentuk pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada angka 2 yang
berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang
Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil dijelaskan sebagaimana terlampir.
Adapun tujuan pengisian data kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi ini adalah
agar pengembangan kompetensi yang dilakukan dapat terarah, efektif dan efisien sesuai
kebutuhan. Pejabat fungsional yang tidak mengisi data usulan kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi, maka pengembangan kompetensi pegawai tersebut tidak dapat
difasilitasi. Untuk menghasilkan data kepegawaian yang valid, agar setiap pejabat fungsional
selalu memutakhirkan data kepegawaiannya dalam simpeg.kemenkumham.go.id, terutama data
terkait dengan kegiatan pengembangan kompetensi yang telah diikuti di lingkungan unit kerja
masing-masing.
Demikian atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

a.n. Sekretaris Jenderal


Kepala Biro Kepegawaian,

Sutrisno
NIP 196210151985031002

Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM (sebagai laporan);
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya Pimpinan Unit Eselon I (Unit Utama).
Lampiran Surat
Nomor : SEK.2.KP.06.02-38
Tanggal : 21 Januari 2022

JENIS DAN BENTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 tentang


Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil dijelaskan bentuk pengembangan kompetensi
melalui PELATIHAN terdiri atas:
1. PELATIHAN FUNGSIONAL
a. Berdasarkan Pasal 20 ayat (3) PermenpanRB Nomor 13 Tahun 2019 tentang Pengusulan,
Penetapan, dan Pembinaan Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa
PNS yang telah diangkat dalam JF sebagaimana dimaksud (merujuk pada Pasal 19
merupakan pengangkatan JF melalui metode Pengangkatan Pertama yang formasi sejak
CPNS-nya adalah sebagai pejabat fungsional), paling lama 3 (tiga) tahun wajib mengikuti
dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional.
b. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan fungsional merupakan pelatihan yang dikhususkan
untuk pegawai dengan formasi CPNS-nya adalah jabatan fungsional yang diangkat melalui
pengangkatan pertama.
c. Sebagai contoh: pelatihan fungsional Analis Kepegawaian, pelatihan fungsional Perawat,
pelatihan fungsional Pembimbing Kemasyarakatan.
2. PELATIHAN TEKNIS
a. Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2018 dijelaskan
bahwa pelatihan teknis adalah Program peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
perilaku PNS untuk memenuhi Kompetensi penguasaan substantif bidang kerja melalui
proses pembelajaran secara intensif.
b. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan teknis untuk jabatan fungsional merupakan pelatihan
untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kompetensi penguasaan substantif
bidang jabatan fungsional tersebut.
Sebagai contoh:
✓ Pelatihan teknis untuk jabatan fungsional Dokter salah satunya yaitu Pelatihan Advance
Cardiac Life Support (ACLS);
✓ Pelatihan teknis untuk jabatan fungsional Perawat salah satunya yaitu Pelatihan Dasar
Mata atau Mahir Mata bagi Perawat;
✓ Pelatihan teknis untuk jabatan fungsional Analis Kepegawaian salah satunya misalnya
pelatihan teknis Kenaikan Pangkat atau pelatihan teknis Penilaian dan Penetapan
Angka Kredit; atau
✓ Pelatihan penguatan atau penjenjangan, termasuk kedalam pelatihan teknis untuk
jabatan fungsional.
c. Daftar nama pelatihan teknis untuk jabatan fungsional Analis Kepegawaian dapat dilihat
dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penyelenggara Pelatihan Analis Kepegawaian atau dapat dilihat pada kalender
pelatihan pada website pusbangasn.bkn.go.id
d. Daftar nama pelatihan teknis untuk jabatan fungsional Kesehatan dapat dilihat pada tautan
drive.google.com/file/d/1OB7Q5CFNbJgKPA7Hwmk2qDdkx4awHooh/view atau
tiny.cc/pelatihanteknisjfk
e. Daftar nama pelatihan/jenis pelatihan teknis untuk jabatan fungsional lainnya dapat
dikonsultasikan pada masing-masing Instansi Pembina/ Unit Pembina Teknis jabatan
fungsional.
3. PELATIHAN STRUKTURAL KEPEMIMPINAN
Berdasarkan Pasal 217, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Manajemen
PNS, yang dimaksud dengan Pelatihan Struktural Kepemimpinan adalah pelatihan untuk
pejabat struktural Eselon I (Pelatihan Kepemimpinan Madya), Eselon II (Pelatihan
Kepemimpinan Pratama), Eselon III (Pelatihan Kepemimpinan Administrator), dan Eselon IV
(Pelatihan Kepemimpinan Pengawas).
4. PELATIHAN MANAJERIAL
Berdasarkan Peraturan BKN Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pembinaan Penyelenggara
Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa kompetensi manajerial terdiri
dari: Integritas, Kerjasama, Komunikasi, Orientasi pada Hasil, Pelayanan Publik,
Pengembangan Diri dan Orang Lain, Mengelola Perubahan, dan Pengambilan Keputusan.
5. PELATIHAN SOSIAL KULTURAL
Berdasarkan Peraturan BKN Nomor 26 Tahun 2019 tentang Pembinaan Penyelenggara
Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa kompetensi sosial kultural yaitu
Perekat Bangsa.

6. seminar/ konferensi/ sarasehan;


7. workshop atau lokakarya;
8. kursus;
9. penataran;
10. bimbingan teknis;
11. sosialisasi; dan/atau
12. coaching;
13. mentoring;
14. e-learning;
15. pelatihan jarak jauh;
16. detasering (secondment);
17. pembelajaran alam terbuka (outbond);
18. patok banding (benchmarking);
19. pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta/ badan usaha milik negara/ badan usaha milik
daerah;
20. belajar mandiri (self development);
21. komunitas belajar (community of practices);
22. bimbingan di tempat kerja;
23. magang/praktik kerja; dan
24. jalur Pengembangan Kompetensi lainnya.

Buku pedoman pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud pada angka 6 sampai dengan
angka 24 dapat dilihat pada tautan
drive.google.com/file/d/1S4kENHdCKrtYclOAgH7sIBoKOXc5Bgoz/view atau
tiny.cc/pedomanbangkomlain

Anda mungkin juga menyukai