Anda di halaman 1dari 3

Sifat Elastisitas Bahan

Apabila sebuah gaya yang diberikan pada sebuah benda dihilangkan ada dua dampak yang
akan diakibatkan. Pertama, benda mengalami perubahan bentuk dan ukuran (deformasi) namun
dapat kembali ke bentuk semula. Kedua, benda berubah menjadi bentuk yang baru atau tidak
kembali ke bentuk semula. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh bahan bendanya. Benda yang
memiliki kemampuan kembali ke bentuk semula apabila gaya yang diberikan dihilangkan
disebut dengan benda elastis. Sedangkan benda yang bersifat plastis adalah benda yang tidak
memiliki kemampuan kembali ke bentuk semula apabila gaya yang diberikan dihilangkan.
Benda dapat bersifat elastis karena adanya gaya pemulih yang bekerja pada sebuah benda
yang diberi gaya. Gaya pemulih adalah gaya yang melalukan perlawanan terhadap perubahan
bentuk dan ukuran sebuah benda yang disebabkan oleh gaya. Jika gaya pemulih tidak dapat
melakukan perlawanan terhadap perubahan bentuk dan ukuran yang disebabkan oleh gaya
maka benda tersebut mengalami kerusakan. Contohnya, pada karet ikat rambut yang kendor.

Tegangan (𝜎) C
B

Daerah elastis Daerah plastis Regangan (e)

Dari grafik diatas menunjukan bahwa garis dari titik O-A berupa garis lurus yang berarti
bahwa besar gaya sebanding (linear) dengan pertambahan panjang (berlaku hukum hooke).
Pada garis antara A-B garisnya sudah tidak lurus yang menandakan bahwa besar gaya dengan
pertambahan panjang tidak sebanding namun masih dapat kembali ke bentuk semula karena
masih dalam daerah elastis. Apabila telah melewati titik B dan sampai pada titik C benda tidak
dapat kembali ke bentuk semula karena telah berada pada daerah plastis atau mengalami
kerusakan.
Untuk mempelajari sifat keelastisan suatu bahan, terdapat tiga hal yang harus di perhatikan
yaitu tegangan, regangan dan modulus young.
1. Tegangan
Tegangan adalah besar gaya yang bekerja tiap satuan luas penampang. Jadi benda dikatakan
mengalami tegangan apabila ada gaya yang bekerja pada luas penampang benda. Secara
matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝐹
𝜎=
𝐴
Dimana :
𝜎 = Tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)
2. Regangan
Regangan adalah ukuran pertambahan panjang benda yang disebabkan oleh regangan. Jadi
apabila sebuah mengalami tegangan disaat bersamaan benda tersebut akan mengalami
regangan.
Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut :
∆𝑙
e=
𝑙0
Dimana :
e = Regangan (tidak memiliki satuan)
∆𝑙 = Pertambahan Panjang (m), ∆𝑙 = 𝑙 − 𝑙0 (l = panjang akhir)
𝑙0 = Panjang Awal (m)
3. Modulus Young
Modulus Young adalah perbandingan dari tegangan dengan regangan. Atau modulus
young ini merupakan besaran yang menggambarkan tingkat keelastisan benda.
𝜎
𝐸=
e
𝐹/𝐴
𝐸=
∆𝑙/𝑙0
𝐹 𝑙0
𝐸= 𝐴𝑋 ∆𝑙
𝐹. 𝑙0
𝐸=
𝐴. ∆𝑙
Dimana :
𝜀 = Modulus Young (N/m2)
e = Regangan (Tidak memiliki satuan)
𝜎 = Tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)
∆𝑙 =Pertambahan Panjang (m), ∆𝑙 = 𝑙 − 𝑙0 (l = panjang akhir)
l0 = Panjang Awal (m)
Hukum Hooke
Setelah membahas sifat keelastisan benda dan mengetahui contoh-contoh benda elastis
dan plastis. Pada materi hukum hooke ini kita akan lebih khusus membahas keelastisan
pegas atau hubungan antara gaya dan pertambahan panjang. Percobaan antara gaya dan
pertambahan panjang pertama kali dilakukan oleh Robert Hooke. Sehingga, saat ini di kenal
dengan bunyi hukum hooke. Bunyi hukum Hooke adalah “Jika gaya tarik yang diberikan
pada suatu pegas tidak melewati batas keelestisannya, maka pertambahan panjang pegas
akan berbanding lurus dengan gaya tariknya”. Untuk lebih jelas dapat diliat melalui grafik
berikut.
Gaya F (N)

Q
P

O Pertambahan Panjang (∆𝑙)

Dari grafik diatas kita dapat mngetahui bahwa pada titik O-P garis pada grafiknya lurus yang berarti
antara besar gaya dan pertambahan panjang berbanding lurus (linear). Pada titi P-Q garis pada grafiknya
tidak lurus menunjukkan bahwa besar gaya tidak sebanding dengan pertambahan panjang tetapi masih
dapat dalam batas elastisnya. Ketika sudah melewati titik Q berarti sudah melampaui batas elastis pegas
yang menyebabkan pegas menjadi plastis.
Selain gaya, pertambahan panjang pegas juga dapat disebabkan oleh konstanta pegasnya. Konstanta
pegas merupakan karakterisrik untuk mengetahui tingkat kekakuan pegas. Semakin besar konstanta
pegas maka akan semakin sulit untuk pegas bertambah panjang. Semakin kecil konstanta pegas maka
semakin mudah pegas bertambah panjang. Nilai konstanta pegas tergantung oleh luas penampang
pegas.
Adapun rumus dari hukum hooke adalah sebagai berikut :
F = k.∆𝑙
Dimana :
F = Gaya (N)
k = Konstanta Pegas (N/m)
∆l = Pertambahan Panjang (m), ∆𝑙 = 𝑙 − 𝑙0 )

Anda mungkin juga menyukai