Anda di halaman 1dari 17

Nama.

: PITRIA USMAN

Nim. : 856058212

Review : modul 2 kb2, modul 7semua, modul 9 KB 2

Mata kuliah. : Pendidikan seni di SD

MODUL 2

PENGETAHUN DASAR SENI

Kegiatan Bealajar 2

Unsur Dasar Dan Elemen Komposisi Tari

A. Unsur - Unsur Dasar Tari

Dalam sebuah tarian antara tubuh, gerak komposisi tari tidak dapat dipisahkan.Dalam
sebuah tarian terdapat unsur-unsur yang membangunnya yakni unsur gerak, tenaga dan waktu.

1. Gerak

Gerak didalam tarian bukanlah gerak seperti dalam kehidupan sehari-hari. Gerak tari adalah
gerak yang telah mengalami perubahan atau proses stilasi dari gerak wantah (asli) ke gerak
murni dan gerak maknawi. Gerak wantah yang telah mengalami stilasi itu akhirnya dapat dilihat
dan dinikmati karena menjadi gerakan yang memiliki nilai estetik (gerak murni dan gerak gerak
maknawi). Gerak wantah contohnya mencangkul, membatik dll.gerak wantah mudah dipahami
sebalikknya gerak murni dan maknawitidak mudah dipahamikarena sudah mengalami proses
stilisasi atau perubahan baik penambahan dan pengurangan. Gerak murni merupakan gerak
wantah yang telah diubah menjadi gerak yang indah namun tak bermakna. Gerak maknawi
adalah gerak wantah merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna.

2. Unsur Tenaga

Penggunakaan tenaga dalam gerak tari meliputi :

a. Intensitas berkaitan dengan kuantitas tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat
ketegangan gerak

b. Aksen/tekanan muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras

c. Kualitas berkaitan dengan cara penggunakaan atau penyaluran tenaga.


3. Unsur Ruang

Unsur ruang yang dimaksudkan sebagai unsur tari terbagi dua yakni ruang yang diciptakan
oleh penari dan ruang pentas atau ruang tempat penari melakukan gerak.

Ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang dibatasi oleh imajinasi penari berupa jarak
yang terjauh yang dapat dijangkau oleh tangan dan kakinya dalam posisi tidak pindah tempat.

Ruang pentas adalah arena yang digunakan oleh penari yang biasa disebut dengan
panggung, lapangan atau halaman terbuka.

Dalam unsure ruang terkandung aspek-aspek garis, volume, arah, level dan focus.

4. Unsur Waktu.

Dalam unsur waktu juga menentukan dalam membangun gerak tari. Dalam unsur waktu ada
2 faktor yang sangat penting yaitu ritme dan tempo. Ritme dalam gerak tari menunjukkan
ukuran waktu dari setiap perubahan detail gerak, ritme lebih mengarah pada ukuran cepat atau
lambat setiap gerakan yang dapat dicapai

B. Elemen Komposisi Tari

Dalam penyusunan karya tari perlu kiranya dibekali dengan beberapa teori untuk membimbing
sebagai penata tari pemula. Adapun elemen-elemen komposisi tersebut: Gerak, Desain atas,
musik, tema, dramatik, desain lantai, dinamika, tata rias dan busana, properti, komposisi
kelompok, tata panggung, tata lampu dan tata suara.

1. Gerak

Gerak dalam tari merupakan komponen utama, karenagerak adalah medium untuk
mengekspresikan sebuah tarian. Gerak dalam tari dibedakan menjadi 2 yaitu gerak murni dan
gerakmaknawi.

Gerak murni adalah gerak yang sama sekali tidak mengandung arti, sedangkan gerak maknawi
adalah gerak yang mengandung arti. Pada umumnya gerak dalam tari diambil dari gerak sehari-
hari baik itu gerak yang dilakukan oleh manusia, binatang, alam (seperti ombak, pohon ditiup
angin, angin pusaran dan yang lainnya), dari semua gerak-gerak tersebut mengalami perubahan
/diperhalus (stilirisasi) dan distorsi (dirombak) Gerak tari adalah gerak yang indah, maksudnya
adalah yang dapat menggetarkan jiwa yang melihatnya.

2. Tema

Tema adalah inti dari sebuah cerita yang akan diungkapkan dalam tari. Tema dapat diangkat
dari berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
3. Desain Atas

Desain atas adalah desain yang berada di dalam bidang atau ruang di atas pentas yang dapat
dilihat oleh penonton yang berlatarkan back drop.ada beberapa desain atas yaitu:

a. Desain Datar

Desain datar adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton, badan penari tampak dalam
postur tanpa perspektif. Semua anggota badan dalam postur mengarah ke samping.Desain
datar inimemberikan kesan konstruktif, ketenangan, kejujuran.

b. Desain Dalam

Desain dalam adalah desain yang apabila dilihat dari arah penonton, badan penari tampak
memiliki perspektif yang dalam. Beberapa anggota badan seperti kaki dan lengan diarahkan ke
belakang, kedepan, ke samping, dan menyudut.

c. Desain Vertikal

Desain Vertikal adalah desain yang menggunakan anggota badan pokok yaitu tungkai dan
lengan menjulur ke atas atau ke bawah.

d. Desain Horisontal

Desain horisontal adalah desain yang menggunakan sebagian dari anggota badan mengarah ke
garis horisontal.

e. Desain Kontras

Desain kontras adalah desain yang menggunakan garis-garis silang dari anggota badan atau
garis-garis yang akan bertemu bila dilanjutkan.

f. Desain Statis

Desain statis adalah desain yang menggunakan pose-pose yang sama dari anggota badan
walaupun bagian badan yang lain bergerak.

g. Desain Lengkung

Desain lengkung adalah desain dari badan dan anggota –anggota badan lainnya menggunakan
garis lengkung.

h. Desain Bersudut

Desain bersudut adalah desain yang banyak menggunakan tekukan-tekukan tajam pada sendi-
sendi seperti lutut, pergelangan tangan, kaki, dan siku.
i. Desain Spiral

Desain Spiral adalah desain yang menggunakan lebih dari satu garis lingkaran yang searah pada
anggota badan.

j. Desain Tinggi

Desain tinggi adalah desain yang dibuat dari bagian dada penari ke atas.

k. Desain Rendah

Desain rendah adalah desain yang dipusatkan pada daerah yang berkisar antara pinggang
penari sampai lantai.

l. Desain Terlukis

Desain terlukis adalah desain bergerak yang dihasilkan oleh salah satu atau beberapa anggota
badan atau property yang bergerak untuk melukiskan sesuatu.

m. Desain Simetris

Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempatkan garis-garis anggota badan
kanan dan kiri berlawanan arah tetapi sama.

4. Desain Lantai

Desain lantai adalah garis-gasir pola dilantai yang dilalui oleh seorang penari di atas panggung
atau garis dilantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Dalam pembuatan desain lantai
garis menjadi bagian yang sangat penting dan menentukan dalam pengaturan /penempatan
penari di atas panggung.

5. Desain Musik

Musik berfungsi menghidupkan tari. Music sebagai pengiring tari menghidupkan tari dalam
irama, tema dan penjiwaan. Music yang bias digunakan bias music gramatika barat (diatonic)
atau tradisional (pentatonis).

Fungsi music dalam tari diantaranya adalah:

a. Membantu mempertegas irama

b. Member ilustrasi

c. Membantu mempertegas ekspresi gerak

d. Merangsang penari.
Di dalam tari musik dibedakan menjadi dua yaitu musik internal dan musik eksternal.

a. Musik Internal

Musik internal yaitu musik yang bersal dari diri penari, misalnya tepuk tangan, hentakan kaki,
nepuk dada, suara, tepuk paha, Contoh dalam tari Saman dari Aceh, tari Kecak dari Bali.

b. Musik Eksternal

Musik eksternal yaitu musik yang berasal dari luar diri penari atau suara yang dihasilkan oleh
alat tertentu (instrument). Music iringan secara eksternal dapat dibagi dua yaitu music eksternal
melodis dan non-melodis.

Berdasarkan jenis instrumennya, music eksternal dapat dikategorikan menjadi:

1. Instrumen gesek

2. Instrumen petik

3. Instrument tiup

4. Instrumen perkusi

Masing masing instrumen memiliki karakteristik yang berbeda yang berfungsi untuk:

1. Member suasana adegan tari

2. Member tekanan pada gerak tari

3. Menetukan ritme atau dinamika ungkapan tari

6. Desain Dramatik

Desain dramatic digunakan untuk mencapai klimaks tertentu dalam sebuah adegan atau
mengakhiri sebuah tarian. Ada dua desaindramatik yaitu berbentuk kerucut tunggal dan kerucut
ganda.

7. Desain Kelompok

Komposisi kelompok adalah komposisis yang dilakukan oleh sejumlah penari atau lebih dari
satu orang penari.

Elemen-elemen komposisi kelompok yaitu unison (kompak), balance (seimbang), broken


(terpecah/memisah) alternate (selang-seling), cannon (berturutan) dan proportion (proporsi).

8. Dinamika

Pengertian dinamika adalah kekuatan dalam yang menyebabkan gerak menjadi hidup dan
menarik dikatakan pula dinamika adalah kekuatan, kualitas,kekuatan menarik , kekuatan
/mendorong, dinamika dapat dikatakan /diibaratkan sebagai jiwa emosionil dari
gerak.Pencapaian dinamika ini berkaitandengan penggunaan tenaga,ruang , dan waktu.

9. Desain Kostum

Kostum atau tata busana tari hendaknya mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu tema, cirri
khas daerah, menarik dan nyaman.

10. Tata Rias

Tata rias dalam tari juga harus memperhatikan tema, karakter, cerita dan sebagainya. Jenis rias
ada beberapa macam seperti rias panggung, rias karakter, rias usia,, sejarah, rias dan cantik.

11. Tata Panggung

Tempat pertunjukan ada yang berbentuk konvensional seperti bentuk proscenium, tapal kuda
atau seperti huruf u dan arena. Untuk pertunjukan tradisional biasanya berbentuk panggung
tradisional atau pendopo.

12. Tata cahaya

Tata cahaya berfungsi:

1. Menciptakan ruang

2. Menciptakan jarak antara penonton dan pentas

3. Menciptakan efek tertentu

4. Menciptakan ruang yang berbeda dalam waktu yang sama

5. Menciptakan waktu yang berbeda secra bersamaan

6. Menciptakan focus.

C.Jenis Tari

Tarian dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi, bentuk, tema dan koreografi


MODUL 7

PENCIPTAAN TARI ANAK SD

Kegiatan Belajar 1

1. Proses Penciptaan Tari


Sebuah karya seni tersusun dari bagian-bagian yang saling berkaitan antara bagian
satu dengan lainnya. Dalam membuat sebuah tari didalamnya terdapat suatu
perencanaan dalam membuat gerak, musik, rias dan busana, namun modal paling
utama dalam tari adalah gerak sebab tari adalah suatu perwujudan seni yang
diungkapkan melalui media gerak. Menurut R.M Wisnoe Wardhana (1984:26)
menjelaskan bahwa penciptaan adalah dari tiada menjadi ada, itulah terciptanya
sesuatu dalam kehidupan manusia oleh manusia. Sesuatu yang tercipta itu menjadikan
titik mula perkembangan baru, sesuatu yang baru yag dapat pula merupakan saat
genetis psikologis. Mencipta merupakan dorongan untuk merasakan, menemukan, dan
menuangkan ide-ide yang ada untuk dikembangkan. Tari tidak tercipta secara instan,
terdapat sebuah proses atau langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menciptakan
tarian. Pada umumnya terdapat 4 tahapan dalam proses penciptaan tari, diantaranya:
a. Eksplorasi
Eksplorasi adalah tahap awal yang dilakukan seseorang dalam penyusunan tari. Dalam
tahap ini meliputi berpikir, berimajinasi, merasakan, dan merespon suatu obyek untuk
dijadikan bahan dalam karya tari. Wujudnya bisa berupa benda, irama, cerita, dan
sebagainya. Eksplorasi dilakukan melalui rangsangan. Beberapa rangsangan yang
dapat dilakukan untuk bereksplorasi antara lain:
· Rangsang Visual
Mengamati suatu benda hidup maupun mati untuk dijadikan obyek pengamatan.
Rangsangan ini bisa muncul dari pengamatan terhadap patung , gambar, dan lain-lain.
Dari benda-benda ini dapat kita amati dari segi bentuk, tekstur, fungsi, wujud, dan lain-
lain. Hasil dari pengamatan dengan rangsang visual kita dapat menemukan gerak yang
keras, patah-patah, dan berirama.
· Rangsang Audio/Dengar
Berbagai macam bunyi-bunyian dapat dijadikan rangsangan dalam menemukan gerak.
Yang termasuk rangsang audio antara lain untuk iringan tari, musik-musik daerah,
semua kentongan, lonceng gereja, suara yang ditimbulkan oleh angin, dan suara
manusia. Gerak-gerak yang dapat diperoleh dari pengamatan ini antara lain gerak
mengalun seperti angin, gerak yang lembut dan lemah gemulai.
· Rangsang gagasan/Ide
Gagasan atau ide sangat membantu dalam berkarya tari. Ide apapun itu dapat dijadikan
rangsang untuk menciptakan gerak.
· Rangsang Kinestetik
Dalam menciptakan karya tari, kita dapat menggunakan gerak tertentu sebagai
rangsang kinestetiknya. Gerak dapat diperoleh dari gerakan-gerakan dalam tari
tradisional maupun kreasi baru. Gerak dalam tari tradisional misalnya ukel, sabetan,
langkah step, srigigi (lari-lari kecil), dan lain-lain. Kita dapat menggabungkan gerakan-
gerakan dasar tersebut untuk dirangkai menjadi sebuah tarian.

· Rangsang Peraba
Sentuhan lembut, sentuhan kasar, emosi kemarahan, sedih yang kita rasakan juga
dapat dijadikan rangsangan dalam penciptaan sebuah tari. Gerak yang dapat ditemukan
dari pengamatan ini antara lain gerak dengan tempo cepat, gerakan berlawanan, dan
gerak yang patah-patah.
Dari rangsangan-rangsangan tersebut kita dapat memulai bereksplorasi. Eksplorasi
dapat dilakukan melalui alam, binatang, buku cerita, dan lingkungan sekitar.
Ø Eksplorasi melalui alam
Alam memiliki banyak ragam yang dapat kita amati untuk kita jadikan gerakan-gerakan
dalam penciptaan tari. Cobalah kita keluar kelas, lihatlah sekitar kita. Amati sebuah
pohon. Ada gerakan berayun, bersentuhan, melayang, bergandengan. Dari sini kita bisa
menemukan gerakan seperti menggerakan kedua tangan kita berayun, bergantian
tangan kana dan kiri. Atau kedua tangan lurus keatas berayun kekanan dan kekiri. Bisa
jadi gerak tangan ukel sambil berputar ditempat bergantian tangan kanan ke atas dan
tangan kiri kebawah serta sebaliknya. Tetapi jangan lupa bahwa gerakan yang kita
ciptakan harus sesuai dengan tema yang sudah ditentukan.
Ø Eksplorasi melalui binatang
Binatang dapat kita amati dari wujud, jenis, suara, dan tingkah laku. Satu contoh, kita
ingin menciptakan tari kupu-kupu. Perhatikanlah kupu-kupu dari wujud, jenis, dan
tingkah lakunya. Kemudian kita terapkan pada diri kita untuk dijadikan sebuah gerakan
seperti kupu-kupu terbang, diam dengan mengepakkan sayapnya, dan lain-lain. Nah dari
sini kita sudah menemukan gerakan untuk kemudian disesuaikan dengan musik
pengiring.
Ø Eksplorasi melalui buku cerita anak
Beragam buku cerita anak-anak dapat kiata amati untuk dujadikan gerakan tari. Jika kita
mengeksplorasi buku cerita anak, mulailah mencari tahu bagaimana karakter tokoh
dalam cerita tersebut. Hal ini akan memudahkan kita dalam melakukan pengamatan.
Ø Eksplorasi melalui lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar kita banyak ragamnya yang dapat kita jadikan sebuah karya tari. Dari
bentuk, warna, serta fungsinya. Contoh gitar, beragam pandangan orang akan gitar. Ada
yang melihatnya sebagai alat musik, ada yang melihatnya sebagai bentuk tubuh ideal
seorang wanita, ada pula yang melihatnya sebagai hiasan saja. Nah dari gitar inilah kita
dapat menciptakan gerakan dengan mengambil aura gitar untuk dijadikan gerakan-
gerakan agar dapat tercipta tarian yang kita inginkan. Pastinya sesuai tema yang sudah
ditentukan.

b. Improvisasi
Improvisasi adalah pengalaman spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari
kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap
ragam gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga,
ruang atau tempo dan ritmenya, sehingga menghasilkan ragam gerak yang sangat
banyak.
c. Evaluasi
Evaluasi adalah pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah
dihasilkan pada tahap inprovisasi. Dalam kegiatan ini penata tari mulai menyeleksi
dengan cara membuat ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang
sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh penata tari pada tahap
komposisi.
d. Forming (Pembentukan Gerak/Komposisi)
Komposisi adalah tahap pembentukan gerak-gerak yang sudah pasti diperoleh tetapi
belum membentuk sebuah karya tari utuh. Kebutuhan membuat komposisi lahir dari
hasrat manusia untuk memberi bentuk pada apa yang ditemukan dalam eksplorasi.
Langkah melakukan spontanitas gerak juga penting, tetapi spontanitas gerak
hendaknya dipadukan atau ditambah dengan proses pemilihan gerak, pengintegrasian
gerak, dan penyatuan gerak. Kesatuan gerak tersebut dinamakan tari atau bentuk tari.
Dalam penciptaan tari terdapat beberapa unsur, yaitu:
Ø Penata Tari
Dalam buku penciptaan Tari sunda, Iyus Rusliana menjelaskan: jadi yang disebut
dengan pencipta atau koreografer, yaitu seniman yang mampu menemukan ide-ide dan
konsep garapan yang orisinil menjadi karya tari inovatif.
Ø Ide dan Kreativitas
Unsur ide dan kreativitas merupakan dua hal yang saling mendukung satu sama lain
untuk menentukan identitas dan ciri khas dalam penggarapan sebuah tarian.
Kegiatan belajar 2

2. Konsep Garapan Tari

Unsur-unsur dalam konsep garapan tari:


1. Judul Karya Tari (Nama Tari)
Garapan karya tari diberi judul yang sesuai dengan tema atau cerita yang dipilih
(bentuk dramatari maupun bentuk tari tunggal, pasangan, maupun kelompok). Judul tari
merupakan gambaran umum bagi penonton tentang gerak-gerak tariannya. Judul harus
bersifat komunikatif dan mudah dimengerti oleh orang banyak.
2. Sumber Garapan
Ada beberapa sumber garapan yang dapat dijadikan pijakan dalam menyusun
konsep karya tari, yaitu:
ü Auditif
Sumber garapan auditif adalah sumber yang diperoleh dari hal-hal yang didengar,
misalnya dongeng dari ibu, ceritera dari radio atau kaset (wayang, legenda, sejarah,
kisah hidup seseorang, dan lain-lain). Jadi ide dapat muncul dari hal-hal tersebut.
ü Kinestetik
Sumber garapan kinestetik adalah sumber garapan yang berasal dari gerak. Gerak
tersebut dapat diperoleh dari melihat pertunjukan tari, gerak sehari-hari, gerak binatang,
atau gerak apa saja yang rangsang awalnya berasal dari gerak yang pernah dilihat, baik
pertunjukan langsung maupun media elektronik.
ü Ide
Sumber garapan dapat juga bermula dari ide yang berasal dari semua aspek kehidupan
sekitar kita, lingkungan alam, satwa atau fauna. Ide juga dapat berangkat dari mimpi,
angan-angan, ataupun gagasan hati dan pikiran. Orang biasanya mengatakan sebagai
ilham.
ü Tertulis
Sumber garapan ini merupakan rangsang awal yang berasal dari sumber tertulis,
misalnya buku cerita, komik, cerita babad, biografi, cerpen, puisi, dan sumber lain dalam
bentuk tulisan.
3. Tipe Tari

Garapan tari dibedakan menjadi empat tipe, sebagai berikut:


§ Dramatari
Dramatari adalah suatu karya tari yang mengungkapkan suatu cerita yang didalamnya
terdapat beberapa tokoh yang kehadirannya memiliki arti, punya peranan yang bersifat
kausal atau sebab akibat, seperti dramatari dengan cerita Malin Kundang, Ramayana,
Kartini, dan lain-lain. Dalam cerita tersebut ada beberapa tokoh yang harus dimunculkan,
dan masing-masing tokoh memiliki peranan yang saling berhubungan.
§ Dramatik
Karya tari dengan tipe dramatik adalah karya tari yang mengandung unsur cerita
meskipun didalamnya tidak menggambarkan tokoh-tokoh tertentu. Misalnya tari tenun
atau tari batik, menggambarkan gadis yang sedang menenun atau sedang membatik.
Penggambaran gadis dan proses menenun atau membatik tersebut sudah merupakan
suatu peristiwa atau kejadian (dramatik).
§ Komik
Suatu garapan tari yang bersifat komikal. Misalnya tari karya Didi Nini Thowok berjudul
“Dwi Muka”, tari Golek Kayu, atau bentuk tari jenaka lain.
§ Abstrak
Suatu garapan tari yang pengungkapannya tidak diekspresikan secara jelas. Karya-karya
tari tersebut biasanya karya kontemporer atau karya tari non tradisional.
4. Mode Penyajian
Mode penyajian adalah semacam gaya penyajian dalam sebuah pertunjukan tari. Mode
penyajian ini ada dua yaitu simbolik dan representasional.
a. Simbolik
Simbolik maksudnya bahwa garapan tersebut pengungkapannya diekspresikan
dengan simbol-simbol, baik dalam gerak, kostum maupun pola lantai. Contohnya tari
Bedaya dari Jawa yang dilakukan oleh penari putri semua dengan kostum yang sama.
Meskipun dilakukan oleh penari putri dan semua dengan gerak yang sama dan halus,
namun sebenarnya tari Bedaya tersebut bercerita tentang percintaan atau peperangan
dua tokoh atau lebih, baik tokoh putra dan putri. Penggarapan adegan percintaan antara
dua tokoh laki-laki dan perempuan, digambarkan dengan tokoh penari putri semua
dengan gerak yang halus tidak menampilkan gerak romantis.
b. Representasional
Karya tari tersebut diungkapkan dengan jelas, baik cerita dan tokohnya
diungkapkan secara jelas, sehingga penonton mudah memahami. Biasanya tari dengan
mode penyajian representasional akan mudah dipahami oleh penonton yang tingkat
apresiasinya masih awam sekalipun. Contoh, cerita Malin Kundang dari Sumatera bisa
ditampilkan dengan model representasional. tokoh-tokohnya digambarkan dengan jelas
Malin Kundang, ibunya, istri Malin Kundang yang ditunjukan dengan ciri kostum dan
gerak tarinya.
5. Konsep Gerak
Dalam mencipta karya tari, anda dapat menggunakan berbagai jenis dan gaya
gerak tari sebagai pijakan. Biasanya penata tari akan berpijak dan mengembangkan
gerak-gerak yang sudah dikuasainya. Misalnya anda berasal dari Sulawesi, maka
konsep garapannya akan berpijak pada gerak-gerak dan pengembangan gerak tari yang
berasal dari Sulawesi.
Didalam penggarapan gerak, pasti akan ada transisi yaitu perpindahan dari pola
lantai (posisi) satu ke pola yang lainnya. Usahakanlah pergantian pola dilakukan secara
halus, artinya jangan menggunakan gerak transisi semata-mata untuk bergerak menuju
ke posisi berikutnya. Tetapi gunakan gerak-gerak yang memungkinkan dilakukan sambil
bergeser, sehingga tanpa terasa ketika gerak tersebut selesai dilakukan, seolah tanpa
disengaja penari sudah berubah atau berganti posisi.
6. Konsep Iringan/Musik
Perlu anda ketahuin bahwa aspek artistik yang menghidupkan karya tari adalah musik.
Untuk membuat music iringan tari, ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh penata
tari.
a. Cara pertama, yaitu hampir sama dengan konsep gerak, maka konsep iringan/musik
juga dapat berpijak dan mengembangkan musik daerah tertentu sesuai dengan garapan
geraknya. Artinya jika garapan tarinya berpijak pada gerak-gerak tari Minang, maka
musik iringannya juga dikembangkan dari musik daerah Minang.
b. Cara kedua, yaitu dengan cara editing, maksudnya garapan tari tersebut tidak
menggunakan musik iringan yang sengaja dibuat melainkan dengan musik-musik yang
dalam bentuk pita kaset. Anda bisa memilih berbagai macam musik, lalu
menyeleksinya sesuai dengan gerak-gerak tari yang anda buat. Kemudian lakukan
editing, sehingga diperoleh musik iringan tari yang sesuai dengan konsep gerakannya.
Dalam proses “sambungan” harus memperhatikan segi estetiknya atau pergantian antar
jenis musik dan irama sehingga tidak tampak seperti tempelan atau gabungan musik
yang tanpa makna.
c. Cara ketiga, ada tari yang tidak menggunakan alat musik maupun editing, tetapi
menggunakan musik internal yaitu musik yang suaranya berasal dari anggota badan
manusia, misalnya suara penari, tepukan tangan, tepukan tangan dipaha,seruan atau
teriakan penari. Suara internal bila diolah sedemikian rupa bisa menjadi musik iringan
yang indah (contohnya tari Saman atau tari Seudati dari Aceh banyak menggunakan
musik internal dengan tepukan-tepukan tangan dan paha, serta teriakan-teriakan).
d. Cara keempat, dapat juga dengan diiringi syair-syair dari penyanyi atau oleh kelompok
vokalis. Contohnya, tari permainan anak-anak yakni tari Jamuran, Jaranan, dan lagu-
lagu daerah lainnya yang digunakan untuk mengiringi tari anak.
e. Cara kelima, dapat dihasilkan dari kreativitas anda memanfaatkan benda-benda yang
ada disekeliling anda. Kayu, botol, kertas, ember, tongkat, dan benda lainnya yang
menimbulkan bunyi-bunyi tertentu yang apabila diatur dengan irama dan ritme tertentu
dapat menjadi iringan musik yang indah dan kreatif.
7. Konsep Tata Tekhnik Pentas
Tata tekhnik pentas menyangkut tempat pertunjukan yang akan digunakan, penataan
tata letak panggung, dekor, properti, tata lampu, dan sebagainya yang semuanya
menyangkut hal-hal artistik panggung.
Ø Tempat yang digunakan jenisproscenium , atau arena pentas (lapangan, atau pendopo).
Ø Dekor atau latar belakang panggung dapat berwarna hitam, putih, atau abu-abu. Untuk
tata panggungnya, apakah panggung menggunakan setting , misalnya tiruan gapura,
trap, dan sebagainya. Atau tidak menggunakan sama sekali, panggung kosong tidak
adasetting .
Ø Properti apa saja yang digunakan misalnya penggunaan keris, tongkat, kain, busur, sapu
tangan, dan sebagainya.
Ø Tata lampu menggunakan penerangan listrik, patromak, atau obor. Untuk drama tari,
desain lampu disesuaikan dengan adegan atau ceritanya.

3. Sumber Tema
Tema adalah suatu pesan yang ingin disampaikan kepada penonton atau siapa saja
yang memang tertarik pada seni tari.
Tema Cerita
Langkah awal menyusun tari yang sederhana, dapat dilakukan dengan melakukan
pemilihan tema cerita. Sumber-sumber yang dapat dipakai sebagai materi tema tari
adalah sebagai berikut.
ü Binatang. Pilihlah tema dari jenis-jenis binatang yang menarik dan sesuai untuk dilakukan
anak setingkat SD. Misalnya kupu-kupu, katak, kucing, burung, angsa, dan kelinci.
Hindari pemilihan tema binatang dengan jenis-jenis yang kurang menarik (liar atau buas)
dan kurang cocok untuk dijadikan tema tari. Hindari tema binatang seperti buaya,
kerbau, atau kuda nil. Disamping kurang cocok untuk dunia anak, juga sulit untuk
mengekspresikan kedalam suatu bentuk kreativitas gerak.
ü Alam. Alam sekitar dapat menjadi tema dalam menyusun karya tari, misalnya pepohonan,
bunga, matahari, rembulan. Terang bulan di malam hari dapat dijadikan untuk tema tari,
sehingga dapat muncul sebagai bentuk tari bermain dibawah terang bulan.
ü Kegiatan sehari-hari. Kehidupan masyarakat dapat diangkat menjadi tema tari cerita.
Misalnya membatik, menenun, nelayan, petani, memancing. Dari tema-tema kegiatan
sehari-hari dapat muncul tari Batik, tari Tani, atau tari Tenun.
ü Suasana Hati. Emosi atau suasana hati dapat pula menjadi sumber tema. Misalnya
suasana gembira, sedih, kesendirian, gelisah, dapat diungkapkan dalam karya tari.
Tema Gerak
Setelah menentukan tema, maka anda melakukan eksplorasi gerak dengan mencari
kemungkinan-kemungkinan gerak dari anggota tubuh anda. Gerak tubuh dapat dibagi
menjadi 4 bagian, yaitu gerak kaki, tangan, badan, atau torso, dan kepala.
· Gerak kaki. Membuat gerak kaki dengan segala kemungkinan pengembangannya.
Gerak yang anda lakukan sebaiknya mengacu pada tema cerita yang dipilih. Misalnya
jika anda memilih tema binatang kelinci, maka cari segala kemungkinan gerak yang
menjadi ciri gerak kelinci (melompat, lari, jongkok, dan sebagainya).
§ Langkah gerak kaki pelan, agak cepat, cepat
§ Langkah gerak kaki rendah, sedang, tinggi
§ Langkah gerak kaki lurus, silang, melingkar
§ Langkah jalan biasa, lari, meloncat, merendah
· Gerak tangan. Mencari kreasi gerak tangan dengan segala kemungkinan yang tetap
mengacu pada tema cerita yang dipilih. Misalnya memilih binatang kupu-kupu, maka
lakukanlah observasi pencarian gerak tangan yang dapat menunjukan identitas kupu-
kupu yang sedang terbang, hinggap dipohon, menghisap madu, dan lain-lain.
· Gerak badan/torso. Membuat gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan
menyesuaikan gerak kaki dan tangan seperti tegak, berputar kekiri atau kekanan,
membungkuk, merendah, dan sebagainya. Semua eksplorasi gerak badan diarahkan
pada tema yang dipilih.
· Gerak kepala. Gerak kepala biasanya mengikuti gerak anggota badan lainnya dengan
mempertimbangkan segi artistik dan juga maknawi. Misalnya lakukan gerakan kepala
dengan mempertimbangkan segi artistik (gerak kaki dan tangan, langkah melenggang),
dan gerak kepala akan indah bila mengikuti langkah kaki, bukan mengikuti gerak tangan.
Gerak kepala juga dilakukan dengan mempertimbangkan gerak maknawi misalnya
gerak membatik, maka gerak kepala atau arah pandangan sebaiknya mengikuti arah
gerakan tangan yang sedang membatik, gerak menunjuk kesuatu arah sebaiknya diikuti
dengan gerak kepala dan pandangan kearah yang ditunjuk.
MODUL 9
APRESIASI MUSIK DAN TARI

Kegiatan Belajar 2
Apresiasi Tari Anak
A. TARI TRADISIOMAL INDONESIA Tari tradisional dibagi menjadi dua jenis, yakni : yaitu tari
tradisional yang berkembang di lingkungan pedesaan atau di luar tembok istana. Tari tradisional
kerayatan yaitu tari tradisional yang berkembang di lingkungan Tari tradisional klasik istana atau
keratin.

Sedangkan perbedaan karakteristik kedua jenis tari tersebut di atas dapat dilihat dalam kolom di
bawah ini:

Sedangkan ciri khas atau karakter tari tersebut adalah: tari kerakyatan religius, hiburan,
tontonan Fungsi pementasannya:

1.Tarian upacara (Sakral, ritual)

2.Tarian pergaulan (bebas, tidak mengikat)

3.Tarian tontonan (serius, acara dan ditonton orang tertentu)tari klasik materi dan susunan
gerakannya, iringan, kostum

B. APRESIASI TARI KREASI BARU

Tari modern disebut juga tari kreasi baru. Tari ini bersumber dari tari kerakyatan maupun klasik
yang tampilannya menverminkan sikap dinamis menjadi tuntunan, diterima semua pihak dan
keberadaannya terus berkembang. Tari kreasi baru berprinsip memberi nuansa baru meski
materi lama, tokoh terkenal tari krasi baru yaitu Didik Nini Towok dari Yogyakarta.

1. Materi Apresisasi Tari Anak


Gerak dalam tari dibagi dua. Murni dan maknawi, Murni merupakan gerak yang masih wantah
apa adanya, Maknawi yaitu gerak yang sudah memilik makna tujuan tertentu. Pemberian tema
merupakan tahap pengenalan yang paling awal untuk anak . tema dapat berasal dari kehidupan
sehari-hari, dunia binatang, tumbuhan, alam, permainan dan budaya sekitar contoh: Kupu-Kupu,
pohon kelapa.

2. Materi Apresisasi Tari Modern/ Aplikasi Baru untuk Anak

Apresiasi tari dapat ditempuh dengan dua cara, yakni: secara aktif dan pasif. Aktif apabila anak
terlibat langsung untuk berlatih. Pasif jika anak sebatas mengamati atau melihat suatu karya.
Langkah-langkah guru dalam mengajarkan siswa secara aktif:

a. Siswa disuruh mengamati perilaku missal belelang, cara melompat, diam, berjalan atau
hinggap.

b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Misal kelompok 1 mengamati belalang dia, 2
mengamati berjalan dst.

c. Semua kelompok diminta memperagakan semua gerakan hasil pengamatannya

d. Hasil peniruan digabungkan, disambungkan halus dan menjadi sebuah tarian.

C. MANFAAT KEGIATAN MENGAPRESIASI TARI BAGI ANAK

1. Apresiasi Sebagai Media Komunikasi

Melatih anak peka terhadap lingkungan serta rangsangan sensoris, sadar mengamati
sesuatu dan penuh rasa ingin tahu.

2. Apresiasi Sebagai Media Pendidikan

Untuk menumbuhkan pengalaman berfikir kreatif bagi anak. Anak memiliki kecerdasan
yang berbeda-beda menurut Gardner ada delapan kecerdasan manusia yaitu : Logical-
Mathematical Intelegence, Spatial Intelegence, Bodily-Kinesthetic Intelegence, Musical-Rhytmic
Intelegence, Interpersonal Intelegence, Itrapersonal Intelegence, Verbal-Linguistic Intelegence
dan Naturalist Intelegence. Landasan dasar sebuah seni tari adalah wiraga, wirasa dan wirama.

3. Apresiasi Sebagai Media Bermain Pada hakikatnya tari memngandung unsur bermain.

Menurut Huizinga, manusia sebagai homo labour (kerja) namun juga sebagai homo
ludens (main).

4. Mengapresiasi Karya dan Koreografer Tari

Pengalaman langsung perlu diperkenalkan pada siswa agar lebih dekat pada karya tari,
langkah ini efektif untuk memperkenalkan karya tari sekaligus senimannya. Adapun koreografer
terkenal seperti Didik Nini Thowok dapat dinikmati anak-anak karena banyak karyanya yang
bernuansa komedi. Bagong Kussudiarja juga melahirkan karya tari seperti tari Meong, Merak,
Liman Alit dan sejenisnya.

5. Mengenal Tari dari Sumber Tema Tari bertema

adalah belajar tari dengan ide gerakan yang bersumber dari tema cerita tertentu. Sumber
tari adapat diambil dari cerita Ramayana, Mahabarata, legenda, dongeng dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai