Anda di halaman 1dari 4

Nama : Yolanda E. Br.

Ginting
Nim : 223313010060
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen Pengampu: Perry Boy Chandra Siahaan, SKM., M.Kes.

1. Jelaskan mengenai transisi epidemiologi !


Jawab :
Transisi epidemiologi dapat didefinisikan sebagai suatu peristiwa dimana terjadi
perubahan pola – pola, distribusi data epidemiologi di masyarakat, berserta determinan
kesehatan masyarakat. Pengeseran ini mengakibatkan berubahnya data epidemilogi
masyarakat seperti mortalitas, morbiditas, angka harapan hidup, fertilitas, dan penyebab
kematian.
Transisi epidemiologi juga dapat dibagi menjadi dua jenis yakni :
a. Transisi Epidemiologi Statis
Transisi Epidemiologi Statis merupakan Transisi Epidemiologi yang
peristiwa transisinya terjadi karena adanya dominasi oleh penyakit menular
pada sebagian besar jangka waktu peristiwa tersebut, tetapi di akhiri dengan
dominasi penyakit tidak menular.
b. Transisi Epidemiologi Dinamis
Transisi Epidemiologi Dinamis merupakan Transisi Epidemiologi yang
peristiwa transisinya disebabkan oleh dinamika masyarakat, di mana
perubahan di masyarakat menyebabkan perubahan pola penyebaran suatu
penyakit di masyarakat tersebut.

2. Jelaskan apa saja penyebab penyakit tidak menular (PTM), bagaimana klasifikasi
penyakit tidak menular serta berikan contoh !
Jawab :
Etiologi penyakit tidak menular bersifat Multikausal, sehingga penyebabnya
mencakup berbagai hal, di mana berbagai hal tersebut belum tentu pasti. Dengan ini,
PTM dapat timbul karena berbagai factor risiko yang dapat didasari oleh factor host
(gaya hidup, dan genetik), agen ( non-living agent untuk PTM), dan lingkungan
(layanan kesehatan, serta kondisi geografi dan sosial).
Penyakit Tidak Menular Sendiri dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori
berdasarkan penyebab utamanya, yakni :
a. Penyakit genetic dan dapatan (contoh : Albinisme, Thalassemia, Hemofilia, Myopia,
Astigmatisma, Vitiligo, dan Down Syndrome)
b. Penyakit Metabolik dan Degeneratif ( contoh: Diabetes Mellitus, Osteoporosis,
Alzheimer, Anemia Autoimun Hemolitik, dan Arthritis)
c. Penyakit jantung dan Pembuluh Darah ( contoh: stroke, Hipertensi, Hipotensi, dan
Arrythmia)
d. Penyakit Gizi (contoh: Kwashiorkor, Malnutrisi,Avitaminosis, dan Hypoglycemia)
e. Cedera (contoh: Fraktura, Fisura, dan Memar)

3. Bandingkan tingkat prevalensi dari hipertensi, kanker, dan angka kecelakaan lalu lintas
pada Negara maju dan negera berkembang!
Jawab :
Berdasarkan analisis data beberapa Negara Maju dan Negara Berkembang yang
dilansir di lama Health Data (IHME), dapat disimpulkan bahwa Prevalensi hipertensi,
kanker, dan angkat kecelakaan lalu lintas (PTM) di Negara Maju lebih besar bila
dibandingkan dengan Prevelensi PTM di Negara Berkembang. Akan tetapi, Negara Maju
memiliki prevelensi penyakit menular yang lebih rendah dari Negara berkembang.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian utama di Negara Maju
adalah Penyakit tidak menular, sementara penyebab kematian utama di Negara
Berkembang adalah Penyakit Menular. Akan tetapi, terdapat transisi epidemiologi pada
sebagian besar Negara Berkembang di mana prevelensi PTM mulai mengalami kenaikan,
sementara prevelensi PTM mulai mengalami penurunan selaras dengan berubahnya masyarakat
Negara berkembang menjang masyarakat Negara Maju.

4. Bagaimana skrining PTM bias menjadi suatu upaya mencegah meningkatnya beban suatu

PTM. Jelaskan!

Jawab :

Skrining Penyakait Tidak Menular adalah salah satu upaya kesehatan masyarakat

yang menekankan PTM dengan intervensi yang bersifat promotif dan preventif.

Pemberlakuan skrining dapat mencegah meningkatnya beban PTM dengan mendeteksi

dini PTM dan identifikasi factor risiko seseorang terhadap PTM tertentu. Dengan ini,

kewaspadaan masyarakat mengenai PTM akan meningkat, dan PTM dapat dicegahkan.

Skrining juga dapat diberlakukan untuk menangani gelaja PTM sehingga dapat

kendalikan menggunakan cara dan intervensi yang efektif dan optimal sebelum menjadi

semakin parah.

5. Jelaskan mengapa melakukan identifikasi factor – factor risiko menjadi upaya untuk

mengurangi beban PTM ?

Jawab :

Identifikasi factor risiko dapat mengurangi beban PTM karena dengan

mengidentifikasi factor risiko seseorang, kita dapat mengendalikan bagaimana beban

factor risiko tersebut dalam menimbulkan PTM.

Identifikasi factor risiko seperti gaya hidup, kondisi, dan kebersihan lingkungan
hidup, serta factor genetic seseorang dapat menentukan kerentanan seseorang terhadap

PTM tertentu. Dengan ini, kita dapat menentukan intervensi yang sesuai dengan efektif

untuk memastikan orang tersebut dapat tetap sehat dan tidak semakin parah gelaja PTM.

Anda mungkin juga menyukai