Berpikir Logis
Berpikir Logis
Berpikir
Logis
Pembelajaran Berpikir
Kelompok 9
PENGERTIAN BERPIKIR
LOGIS
Berpikir logis adalah menggunakan seperangkat pernyataan
untuk mendukung sebuah gagasan melalui penuturan yang
sistematis. Siswa yang berpikir logis akan mengungkapkan ide
atau gagasannya dalam urutan kata-kata yang terstruktur
linear sehingga semua konstruksi argumennya menjadi benar.
Supaya siswa sampai pada kegiatan berpikir logis hendaknya
siswa dibiasakan untuk selalu tanggap terhadap permasalahan
yang dihadapi dengan mencoba menjawab pertanyaan
“mengapa, apa dan bagaimana” (Nuraida, 2014).
CONTOH PENGGUNAAN
BERPIKIR LOGIS
Contoh penggunaan berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari
misalnya, jika dasar pemikirannya berbentuk nomor atau ukuran,
maka argumentasi ada hubungannya dengan hitung-menghitung.
“Saya memerlukan ongkos Rp. 4.500,00 untuk piknik ke Baturaden.
Saya mempunyai tabungan Rp. 3.000,00. Sehingga masih kurang
Rp. 1.500,00”. Hal ini, dasar pemikirannya adalah dua pernyataan
yang pertama, sedangkan argumentasinya adalah jumlah yang
dibutuhkan dikurangi dengan jumlah sekarang yang tersedia, sama
dengan jumlah tambahan atau kekurangan yang diperlukan.
Kesimpulan dalil tersebut ialah pernyataan yang terakhir.
Karakteristik Berpikir Logis
Keruntutan Berpikir
Kemampuan Berargumen
Penarikan Kesimpulan
BERPIKIR LOGIS
Berpikir logis berarti berpikir dengan menggunakan
akal sehat atau rasional, sistematis dan melalui
proses berpikir yang tepat. Berpikir logis membuat
siswa untuk berpikir menggunakan akal sehat atau
dengan kata lain melalui penalaran yang digunakan
oleh siswa, dilakukan secara sistematis dengan
pertimbangan yang benar dan mendorong siswa
membentuk logika untuk dapat menghasilkan suatu
pemahaman yang lebih baik dan lebih akurat pada
suatu permasalahan tertentu.
Albrecht menjelaskan bahwa hal utama dalam
Penalaran
untuk memulai pola pikirnya
(spesific) dan ditarik sebagai
berdasarkan aksioma, prinsip,
suatu kesimpulan yang bersifat
atau aturan yang menarik
umum atau general, dimana
menggunakan
kesimpulan dari berbagai
kesimpulan yang bersifat umum
kosekuensi dan
dapat berupa pengetahuan baru
memformulasikannya sebagai
dari sebagian atau keseluruhan
Logika
aplikasi.
gejala tersebut.
INDUKSI PADA SISWA
Generalisasi Analogi Hubungan Kasual