Anda di halaman 1dari 224

BAB I

INFORMASI UMUM

Informasi Umum I-1

BAB I

INFORMASI UMUM

1.1 Nama Kegiatan


Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di
Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin,Provinsi Sumatera Selatan.

1.2 Latar Belakang

AMDAL ini merupakan pengembangan dari AMDAL sebelumnya yang telah


mendapatkan Surat Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup dari Kepala
Dinas Lingkungan Hidup Dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan Nomor
0723/KPTS/DLHP/2021 Tentang Rencana Pembangunan Transmisi 275 kV
Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari Pembangkit Listrik
Tenaga Uap(PLTU) Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk Betung Sepanjang 79,225 Km Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
Penungkal Abab Lematang Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten
Banyuasin Serta Pembangunan Gardu Induk di Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan. Pengembangan ini karena adanya perubahan
jalur transmisi sebagaimana pada Surat Arahan (terlampir).

1.3 Tujuan Dan Manfaat Kegiatan


Tujuan pengembangan jaringan SUTET ini:

a. Merubah jalur SUTET menjadi lebih lurus dari rencana sebelumnya;

b.Jumlah tower menjadi berkurang dari rencana sebelumnya 225 tower


menjadi 209 tower;

c. Kebutuhan lahan tapak tower menjadi berkurang

d. Lahan yang dilewati jalur SUTET menjadi berkurang

e. Investasi tower dan konduktor berkurang menjadi berkurang

Manfaat pengembangan jaringan SUTET ini adalah untuk mentransmisikan


energi listrik dari pembangkit PLTU Sumsel 1 dengan kapasitas 600 MW ke
pusat beban di GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) Betung.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi


275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-2

1.4 Dasar Hukum


1. Undang-undang No 30 Tahun 2009 Ketenaglistrikan
2. Undnag-undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perizinan Berusaha Berbasis Resiko
4.Peraturan Pemrrintah No 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang
Eneergi dan Sumber Daya Mineral
5. Permen ESDM No.5 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan
Produk pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor
ESDM
6. Permen ESDM No 11 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Usaha Perlistrikan
7. Permen ESDM No 10 Tahun 2021 tentang Keselamtan Ketenagalistrikan
8. Permen ESDM No 13 Tahun 2021 tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas
Minimum Jaringan Transmisi Tenaga Listrik, dan Kompensasi atas Tanah,
Bangunan dan/atau Tanaman yang berada dibawah Ruang Bebas Jaringan
Transmisi Tenaga Listrik.
9. SNI 04-6918-2002 Ruang bebas dan Jarak bebas minimum pada SUTT
dan SUTET.
10.SNI 04-6950-2003 Saluran Udara Tegangan tinggi (SUTT) dan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) -Nilai Ambang Batas Medan Listrik
dan Medan Magnet.
11. Perda SUMSEL No 8 Tahun 2015 tentang Ketenagalistrikan
12. Peraturan Gubernur Sumsel No 40 Tahun 2017 tentang Pedoman Tarif
Nilai Ganti Krugian atas Pemakaian tanah dan Pembebasan Tanam Tumbuh
dan Bangunan di atasnya akibat Operasi Eksplorasi dana tau Ekploitasi
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan
Swasta Lainnya.

1.5 Penanggungjawab Kegiatan


Nama :PT INDIRA MARSELL UTAMA (PT IMU)
Perusahaan
Nama :Herwandy Taher Yasin
Penanggung
jawab
Jabatan : Direktur
Alamat Kingsland Tower lantai 7,18 Pach Place,Jl.Jenderal
Kantor Sudirman No. 52-53 RT 05/03 Senayan, Kecamatan
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,DKI Jakarta12190
:

Informasi
Umum I-3

Telepon/Fax:+62 21 3971 8686


E-mail:imusumsel1@bombagrup.com
Lokasi
Rencana
Kegiatan Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir,
Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, dan
Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan

1.6 Identitas Penyusun AMDAL


Penyusun : PT Econusa Kualiva Abadi
Amdal
No. Reg.: : 00176/LPJ/AMDAL-1/LRK/KLHK
LPJP Masa berlaku s/d 28 Juli 2024
Amdal
Alamat
: Ketua Tim :
Penyusun
Jalan Raya Lenteng Agung Timur
JI.ESDE 12/14 No.101A RT 001/02 Srengseng Sawah-
Anggota Jagakarsa
: Jakarta Selatan
tim Telepon/Fax:
E-mail:econusa_ka@yahoo.com

Zulham Rizanur, S.T.


Pendidikan:S-1 Teknik Kmia
Sertifikasi kompetensi:KTPA
No. Reg sertifikat:74909 2133 7 0000835 2021
Masa berlaku s/d 14 Mei2024
Bidang Keahlian:Hidrologi & Fiskim

1.Drs. Moh Agus Yudiarto


Pendidikan:S-1 Geografi
Sertifikasi kompetensi:KTPA
No. Reg sertifikat :74909 2133 7 0000613 2020

Masa berlaku s/d 28 Januari 2023


Bidang Keahlian:Hidrologi & Fiskim
2. Ir Yedi Sapta Mulia
Pendidikan:S-1 Teknologi Hasil Hutan
Sertifikasi kompetensi:KTPA
No. Reg sertifikat:74909 2133 7 0000842 2021
Masa berlaku s/d 14 Mei 2024
Bidang Keahlian:Biologi
3. Ir Gde Karya Abdullah
Pendidikan:S-1 Peternakan
Sertifikasi kompetensi:KTA
Informasi Umum I-4

No. Reg sertifikat: 74909 2133 7 0000843 2021


Masa berlaku s/d 14 Mei 2024
Bidang Keahlian:Fiskim
4. Ir. Dahyar Muhamad, M.M.
Pendidikan:S-1 Agrobisnis
S-2 Managemen
Sertifikasi kompetensi:KTPA
No. Reg sertifikat:74909 2133 7 0000902 2021
Masa berlaku s/d 28 September 2024
Bidang Keahlian:Sosial ekonomi budaya
5. Drs. Aslam Hasan, M.Si.
Pendidikan:S-1 Ilmu Administrasi
S-2 Ilmu Administrasi
Sertifikasi kompetensi:ATPA
No. Reg sertifikat:74909 2133 6 0000828 2021
Masa berlaku s/d 26 Agustus 2024
Bidang Keahlian:Sosial ekonomi
6. Dr. Ir. Dudi Nasrudin Usman, S.T., M.T.
Pendidikan:S-1 Teknik Pertambangan
S-2 Rekayasa Pertambangan
S-3 Geologi
Tenaga : Sertifikasi kompetensi:ATPA
No. Reg sertifikat:74909 2133 6 0000827 2021
ahli Masa berlaku s/d 26 April 2024

Bidang Keahlian: Geologi dan Geoteknik


1.Edwar Liun
Pendidikan:S-1 Teknik Elektro
Sertifikasi Amdal:A
Bidang Keahlian: Elektro/Ketenagalistrikan

2. Ir.Agustriono
Pendidikan:S-1 Teknik Kimia
Sertifikasi Amdal:-
Bidang Keahlian:Proses Industri
3. Sujono Ganang, S.K.M., M.S.P.H.
Pendidikan:S-1 Kesehatan Masyarakat
S-2 Kesehatan Masyarakat
Sertifikasi Amdal:A dan B
Bidang Keahlian:Kesehatan Masyarakat
4.Tri Laksono, S.T.
Pendidikan:S-1
Teknik Elektro
Sertifikasi
Amdal:-

Informasi Umum I-5

Bidang Keahlian:Elektro/Ketenagalistrikan
5. Dr. Ir. M. Hatta Dahlan, M.Eng
Pendidikan:S-1 Teknik Kimia
S-2 Teknik Kimia
S-3 Teknik Kimia
Sertifikasi Amdal:-
Bidang Keahlian:Fiskim
6.Dr.Saleh Hidayat M.Si.
Pendidikan:S-1 Biologi
S-2 Biologi
S-3 Biologi
Sertifikasi Amdal:-
Bidang Keahlian:Biologi
7.Dr. Mulyanto, M.A.
Pendidikan :S-1 Filsafat
S-2 Antropologi
S-3 Sosiologi Lingkungan
Sertifikasi Amdal:-
Bidang Keahlian :Sosial Ekonomi Budaya
8. Atikah Damayanti, S.T.
Pendidikan:S-1 Teknik Kimia
Sertifikasi Amdal:A dan B
Bidang Keahlian:Proses Industri
9.Nabila Faza Sekarini, S.T.
Pendidikan:S-1 Teknik Lingkungan
Sertifikasi Amdal:A
Bidang Keahlian:Lingkungan
10.Latiful Khairiyah, S.T.
Pendidikan:S-1 Teknik Lingkungan
Sertifikasi Amdal:A
Bidang Keahlian:Lingkungan

1.7 Deskripsi Rencana Kegiatan


Rencana Pembangunan tower dan pemasangan SUTET 275 KV dari PLTU Sumsel 1 yang
berlokasi di Kecamatan Rambang Niru Kabupaten Muara Enim menuju Gardu induk Betung
Kabupaten Banyuasin dengan rincinan teknis kegiatan sebagai berikut:
1.Panjang lintasan SUTET:79,85 km
2. Jumlah tower 209 unit dengan luas tapak setiap tower 25 m x 25 m(625㎡)
Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamalan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan

Informasi Umum I-6

1.7.1 Kegiatan Utama


1. Pembanqunan Tower:
Tower menggunakan bahan besi baja,berfungsi sebagai penyangga kawat (konduktor/
penghantar) yang direntangkan antara tower-tower pada jalur transmisi melalui isolator-
isolator. Tower terdiri dari 2 (dua) tipe yaitu tipe lattice dan steel pole, dan dilengkapi dengan
pengaman (perlindungan) SUTET dari petir, papan identifikasi saluran, rambu peringatan
bahaya dan pembatas anti panjat. Pengaman SUTET dari petir adalah pentanahan tiang yang
dipasang pada masing-masing tower di sepanjang jalur SUTET. Fungsi pentanahan tiang ini
untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran
petir. Kawat tanah/kawat petir adalah media untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir.
Kawat ini dipasang di atas kawat fasa.

Jumlah tower yang akan dibangun untuk rencana pembangunan SUTET 275 kV dari PLTU
Sumsel 1 ke- GI Betung, direncanakan sebanyak 209 unit dengan tipe tower dan spesifikasi
teknis tinggi tower berbeda. Jenis atau tipe menara latice tower terdiri dari jenis menara lurus
(suspension) dan menara sudut (tension), untuk tapak menara rata-rata membutuhkan lahan
seluas ±625 ㎡(25 mx 25 m). Jarak antara menara sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi
dan geografis yang akan dilalui oleh SUTET. Tipe tower untuk masing-masing tower
ditentukan dengan mengacu pada standard tipe tower T/L 275 kV.

Untuk menopang struktur sistem transmisi atau konstruksi tower transmisi menggunakan besi
baja yang dapat dirangkai langsung (knock down system) di lapangan yang berdiri di atas
pondasi beton. Ukuran dan tingginya tergantung pada panjang rentangan, ukuran konduktor
dan tegangan, fasa, dan kebersihan permukaan tanah serta kondisi topografi di lapangan.

Tabel I-1 Panjang Jalur, Jumlah Tower dan Tipe Tower

NO. URAIAN JUMLAH

I Panjang jalur transmisi 79.850m

II Jumlah tower 209 tower

III Tipe tower

Type FF 4 tower

Type CC 14 tower

Type AA 160 tower

Type BB 26 tower
Type AAS 4 tower

Type DD 2 tower

TOTAL 209 tower


Sumber:Persetujuan Tower Schedule oleh PT PLN UIP Sumbagsel, April 2022.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-7

2.Konduktor:
Jenis kawat transmisi yang digunakan untuk konduktor saluran udara adalah jenis
ACSR(Aluminium Cable Steel Reinforced) yaitu suatu kabel/kawat penghantar jenis
aluminium yang dilengkapi dengan unit kawat baja pada inti kabel. Kawat baja ini
berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tarik kabel pada jaringan transmisi yang
mempunyai jarak ratusan meter lebih pada tiang penyangganya (jarak antara menara
yang satu dengan yang lainnya). Ukuran besaran (diameter) kawat saluran udara
ditentukan berdasarkan besarnya arus yang mengalir melalui saluran dan jatuh
tegangan. Jenis kawat penghantar ini dapat mengurangi terjadinya gejala korona.
Beberapa material yang termasuk dalam perlengkapan (accessories) konduktor
adalah sebagai berikut:
a) Batang pelindung (Armor Rod), berfungsi untuk melindungi dan penguatan
konduktor dari kemungkinan timbulnya kerusakan akibat gesekan penjepit, yang
diakibatkan getaran karena angin.

b) Peredam (Dumper), berfungsi untuk mengurangi getaran-getaran pada penghantar


SUTET maupun pada ground wire, karena angin dan lain-lain. Ditempatkan
berdekatan dengan klem penjepit (Tension Clamp/Suspension Clamp).
c) Penyambung penghantar (Joint Sleeve),berfungsi untuk menyambung penghantar.

d) Repair Sleeve,berfungsi sebagai pembungkus/mereparasi/ memperbaiki


penghantar yang urat-uratnya rusak (putus).

e) Paralel Groove Clamp (PG Clamp), berfungsi untuk menghubungkan


(penyambung) kawat penghantar pada posisi tower tension.

f) Perentang(Spacer), berfungsi sebagai pengatur jarak (pemisah) dua atau lebih


konduktor pada tiap-tiap phasa SUTET.
Thermal Alluminium(T AI)

Outer Strands

Stee/or

Aluminium Stee/(AS)

Gambar I-1 Konfigurasi Kawat Inti pada Kawat Penghantar Jenis


ACSR
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(Gl) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi UmumI-8

3. Kawat Pentanahan
Kawat pentanahan berfungsi untuk melindungi SUTET dari sambaran petir, sehingga letak
dari jaringan kawat pentanahan ini berada di puncak menara penyangga. Diharapkan bila ada
gangguan sambaran petir (berupa gelombang elektromagnetik) maka akan terkena lebih
dahulu pada jaringan kawat pentanahan, kemudian akan disalurkan ke tanah/bumi sehingga
akan menyelamatkan SUTET (kawat penghantar, isolator dan tower) serta tidak menimbulkan
bahaya bagi lingkungan sekitarnya.

4. Isolator
Isolator berfungsi untuk mencegah agar arus yang mengalir pada kawat penghantar tidak
dapat mengalir ke menara/tower sehingga akan mengalir ke tanah/bumi. Jika isolator
mangalami kerusakan maka akan terjadi hubung singkat antara fasa dengan bumi, hal ini
akan menimbulkan arus pendek yang sangat berbahaya bagi jaringan transmisi maupun bagi
manusia di sekitarnya. Namum apabila hal ini terjadi akan dapat segera diatasi dengan sistem
yang telah dipasang pada tiap-tiap gardu induk, yaitu suatu alat untuk mendeteksi gangguan
jaringan yang secara automatis akan memberi tahu adanya gangguan tersebut serta akan
secara memutuskan aliran arus listrik pada sistem SUTET.

1.7.2Kegiatan Pendukung
Pengoperasian Basecamp: bersifat sementara, dengan menyewa rumah penduduk setempat,
digunakan untuk Ruang kantor proyek.
Pembangunan jalur transmisi dibagi dalam 3 section, yakni:
a) Section I mulai tower IMU 1 s/d 91;

b) Section II mulai tower IMU 92 s/d 148; dan

c) Section III mulai tower IMU 149 s/d 209.

Tabel I-2 Rencana lokasi basecamp pada koordinat:

No Bujur Timur Lintang Selatan


1 104° 11'31,256"E 2° 51'27,891" S
2 104° 11'48,669" E 2° 55' 56,494" S
3 104° 10'56,595"E 3° 2' 43,504" S
4 104°9'59,310"E 3° 9' 44,039" S
5 104° 9'31,049"E 3° 15'48,377"S
6 104°7'23,401"E 3° 20'32,466"S
7 104° 2'35,104"E 3° 26' 15,725" S

Bengkel untuk menyiapkan material pembuatan pondasi tower (besi beton) dibangun pada
tiap section (3 lokasi)
Gudang sementara untuk menyimpan material yang akan dibawa ke lokasi pembangunan
tower (bahan bakar solar untuk peralatan, pasir, batu split,

Informasi Umum I-9

besi beton, semen dan besi tower) dibangun pada tiap section (3 lokasi)

1.8 Alternatif Kegiatan


Lingkup kajian Amdal Pembangunan Jaringan transmisi 275 KV Saluran Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Kabupaten
Muara Enim-Gardu Induk (GI) Betung Kabupaten Banyuasin sepanjang 79,85 km
telah dilakukan kajian alternatif dengan menggunakan kriteria antara lain menghindari
pemukiman padat. Alternatif rute jaringan transmisi terpilih telah disetujui institusi
terkait (PT. PLN) sebagaimana dicantumkan pada tabel 2.

1.9 Tahapan Kegiatan


1. Tahap pra-konstruksi:
a. Sosialisasi Kegiatan

Kegiatan ini bermaksud untuk memberitahukan kepada masyarakat luas secara


langsung tentang rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh
pemrakarsa. Sehingga masyarakat yang akan terkena dampak baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi
dampak tersebut.
Anggota masyarakat yang akan terkena dampak dan pemerhati lingkungan hidup
dikumpulkan pada ruang pertemuan yang ditunjuk oleh camat setempat atau
aparat desa setempat. Masyarakat diberi penjelasan mengenai rencana kegiatan
pembangunan Transmisi 275 kV PLTU Sumsel 1 -GI Betung.

b. Penentuan jalur jaringan transmisi SUTET

Penentuan jalur jaringan transmisi SUTET atas dasar pertimbangan teknis,


ekonomi, dampak lingkungan dan aspek sosial. Penentuan jalur ini sudah
dilakukan oleh Tim survey dari konsultan teknis.
Berdasarkan hasil survey tersebut dapat ditentukan panjang jalur transmisi PLTU
Sumsel 1-GI Betung adalah ±79,85 km dengan jumlah tower yang direncanakan
sebanyak 209 tower.
c. Pembebasan lahan tapak tower, dan Pemberian kompensasi lahan dan tanaman
tumbuh di bawah jaringan transmisi SUTET

Lahan yang digunakan untuk kegiatan pembangunan Jaringan Transmisi 275 kV


PLTU Sumsel 1 - GI Betung adalah lahan milik masyarakat seluas ± 14 ha yang
digunakan untuk tower. Pembebasan lahan untuk tapak tower mengacu
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Untuk Kepentingan Umum.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi(SUTET) dan PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (Gl) Betung sepanjang 79 35
Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-10

Tahapan pembebasan lahan untuk tapak tower:

1. Inventarisasi dan identifikasi pemilikan dan pemanfaatan tanah;

2. Penilaian ganti kerugian;

3.Musyawarah penetapan ganti kerugian;

4. Pemberian ganti kerugian; dan

5. Pelepasan tanah instansi..

2. Tahap kontruksi:

a.Penerimaan tenaga kerja

Kontraktor pelaksana yang ditunjuk akan melakukan mobilisasi tenaga kerja sebanyak 38
orang, yang merupakan tenaga kerja ahli dan terampil dalam pekerjaan konstruksi
pembangunan SUTET. Selain itu untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan akan
dilakukan penerimaan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus untuk
pembersihan lahan, mobilisasi material, penjaga malam dan keamanan diperkirakan
sebanyak 40 orang.
Penerimaan tenaga kerja yang tidak memerlukan keahlian khusus tersebut diprioritaskan
dari angkatan kerja lokal/setempat sesuai kualifikasi yang dibutuhkan. Penyerapan tenaga
kerja pada tahap konstruksi akan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tahapan
kegiatan.
b. Pengoperasian basecamp sementara, bengkel sementara dan Gudang sementara

Untuk melancarkan pelaksanaan pekerjaan akan dibangun basecamp yang akan dipindah (bongkar
pasang) setiap mengikuti pekerjaan sepanjang 20 km. Pengoperasian basecamp pada pekerjaan
konstruksi merupakan bangunan sementara meliputi kantor proyek, tempat penyimpanan bahan
bangunan, kabel, bahan bakar, minyak pelumas, bengkel, tempat perawatan alat-alat berat, genset
dan ruang penginapan karyawan.Bangunan terbuat dari kontainer bekas yang didatangkan dari
Palembang dan akan dibongkar setelah pekerjaan konstruksi selesai.

c. Mobilisasi peralatan dan pengadaan material serta demobilisasi peralatan Peralatan


konstruksi yang digunakan akan dimobilisasi dari luar lokasi kegiatan dan material akan
diibeli dari lokasi sekitar kegiatan jika memenuhi persyaratan. Jika material di sekitar tidak
ada yang memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan maka akan diambil dari wilayah lain.

d. Penyiapan tapak tower

Penyiapan dan pembersihan lahan mencakup pekerjaan pembersihan dan perataan


permukaan lahan. Pembersihan lahan dilakukan untuk menyingkirkan benda-benda keras
dan tumbuh-tumbuhan di lokasi lahan

Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enin Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-11

tapak menara. Pembersihan lahan dilakukan secara manual maupun. dengan


menggunakan alat berat bila diperlukan. Selain di rencana tapak tower, pembersihan lahan
juga dilakukan di jalur antar tower terhadap vegetasi yang berada di ruang bebas serta
akan digunakan untuk penarikan penghantar.

Luas tapak tower direncanakan adalah (25 x 25) m2, dengan jumlah tower sebanyak 209
tower, maka luas lahan yang akan dibebaskan dibersihkan untuk pembangunan tower
adalah sekitar 625 m2 x 209 unit =±130.625 ㎡ 2, dengan jarak masing-masing tower
disajikan dalam Tabel Tower Schedule.
Pemotongan pohon di sepanjang jalur transmisi akan dilakukan pada tegakan yang
diperkirakan akan mengganggu jaringan transmisi berdasarkan Peraturan Menteri Energi
Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Ruang
Bebas Dan Jarak Bebas Minimum Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Dan Kompensasi
Atas Tanah, Bangunan, Dan/Atau Tanaman Yang Berada Di Bawah Ruang Bebas
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik.

e. Pemasangan pondasi tower

Jenis pondasi dipilih berdasarkan spesifikasi tower dan daya dukung tanah. Prosesnya
adalah penggalian lubang, pemadatan tanah dasar dan pemasangan struktur pondasi
menara di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan. Besi grounding dan stub menara dipasang
bersamaan di tahap ini. Pemasangan pondasi meliputi pekerjaan sebagai berikut:
1) Pekerjaan Galian

2) Pekerjaan Lantai Kerja

3) Pekerjaan Penulangan dan Pemasangan Bekisting

4) Pekerjaan Pengecoran Beton Bertulang

5) Pekerjaan Pembongkaran Bekisting, Perawatan Beton dan Urugan Kembali

f. Pendirian tower

Pendirian tower dilakukan setelah pondasi tower terpasang kuat sesuai umur beton,
dimana pemasangan kaki tower dilakukan bersamaan pada waktu pembuatan pondasi
tower.Kegiatan pendirian tower meliputi:

1) perakitan(erection)

2) perakitan material fitting dan insulator

3) pemasangan Hand Winc (BV) pada lengan tower (cross-arm tower)

Pendirian tower akan dilengkapi dengan assesoris lainnya, diantaranya

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) dan PLTU Sunsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Belung
sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Informasi Umum I-12

lampu tower dan penyalur petir (peralatan anti petir) untuk menghindari tower dari
sambaran petir, selain itu akan dipasang rambu peringatan bahaya dan pembatas anti
panjat, serta akan dibuat pagar tower yang dekat dengan permukiman. Bila jalur transmisi
melintasi jalan raya, maka untuk mengurangi dampak terhadap pengguna jalan akan
dipasang jaring laba-laba,selain itu selama pembangunan tower akan dipasang juga
rambu-rambu di pinggir jalan yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan.

g. Penarikan kawat penghantar

Penarikan kawat penghantar (stringing) dilakukan dengan menggunakan alat pulling


winches machine. Selanjutnya kawat disetel agar kawat penghantar memiliki tegangan
tarik dan tinggi andongan yang ditentukan. Semuanya dikerjakan setelah seluruh tower
selesai didirikan dan insulator-insulator terpasang di tempatnya.

h.Uji coba

Uji coba (commisioning test) adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian
instalasi tenaga listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan. Kegiatan uji
coba merupakan suatu kegiatan penyaluran sementara untuk mengetahui kondisi
konstruksi secara menyeluruh sebelum dilakukan kegiatan penyaluran tenaga listrik.

Sebelum uji coba, dilakukan final cek untuk memeriksa kelengkapan dan kesempurnaan
konstruksi dan kelengkapannya. Sementara sebelum dilakukan pemberian tegangan/
pembebanan (energizing), terlebih dahulu dilakukan Insulation Test yaitu pengukuran
dengan alat Grounding yang menunjukkan bahwa benar-benar jalur yang akan dibebani
sudah bebas dari keterhubungan dengan apapun yang dapat mengakibatkan short circuit
saat dibebani, atau dapat juga dilakukan Lighting Test, yaitu dengan menghubungkan
ujung masing-masing conductor di setiap phase, kemudian dengan menggunakan sebuah
battery dan lampu untuk dinyalakan. Jika ternyata menyala, berarti jalur benar-benar
dalam kondisi bagus dan telah layak untuk dibebani.

3. Tahap operasi:

Setelah dilakukan serah terima pekerjaan pembangunan transmisi SUTET dari PT IMU
kepada PT PLN (Persero), maka seluruh kegiatan tahap operasi akan menjadi tanggung
jawab PT PLN (Persero).

a. Penerimaan tenaga kerja operasional

Kegiatan operasional jaringan transmisi SUTET akan membutuhkan


Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi Umum I-13

sejumlah tenaga kerja. Diprakirakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berjumlah 65
orang, terdiri dari 35 orang tenaga kerja tetap dan 30 orang tenaga kerja tidak tetap.

b. Penyaluran tenaga listrik

Penyaluran tenaga listrik adalah dari PLTU Sumsel-1 ke Gardu Induk Betung. Tegangan
listrik disesuaikan dengan kapasitas trafo yang direncanakan, yaitu 1 x 30 MVA.
Pengendalian aliran listrik dilakukan dari ruang kontrol Gardu Induk atau dari Pusat
Pengatur Beban (Area Control Center).

Kegiatan penyaluran energi listrik akan menimbulkan induksi medan magnet dan medan
listrik di bawah kabel transmisi. Nilai ambang batas kuat medan listrik dan medan magnet
(IRPA dan WHO tahun 1990) yaitu medan listrik pada lingkungan umum sebesar 5.000
V/menit untuk pajanan selama 24 jam/hari; dan 10.000 V/m untuk pajanan selama 2
jam/hari. Nilai ambang Medan Magnet pada lingkungan umum ađalah 0,1 mT untuk
pajanan selama 24 jam/hari dan 1 mT untuk pajanan selama 2 jam/hari. Di sepanjang
jalur transmisi terdapat ruang bebas vertikal dari bangunan dan pohon yang berada di
bawah jaringan transmisi. Selama penyaluran energi listrik akan menimbulkan suatu
cahaya percikan lemah kebiru-biruan atau korona yang timbul di sekitar penghantar jika
terjadi listrik dengan beban yang tinggi melebihi 3000 kV/meter.

c. Pemeliharaan Jaringan Transmisi SUTET dan Uprating Jaringan SUTET Pemeliharaan


dilakukan guna memastikan semua peralatan jaringan transmisi SUTET dapat berfungsi
dengan baik, sehingga dapat menjamin kontinuitas atau keberlangsungan penyaluran tenaga
listrik antar Gardu Induk. Pemeliharaan meliputi pembersihan tapak tower dari tanaman
merambat, pengecatan dan perbaikan papan pengumuman bahaya tegangan tinggi, serta
pemagaran tapak tower, terutama yang dekat dengan permukiman penduduk. Selain itu
pemeliharaan jaring (safety net) untuk mencegah atau meminimalisasi terjadinya kecelakaan
pengguna jalan raya jika transmisi putus. Pemeliharaan untuk ruang bebas dilakukan dengan
cara memotong pohon atau mencegah adanya bangunan yang masuk ke ruang bebas
tersebut. Pemeliharaan jalur SUTET juga mencakup uprating yang mencakup:

a) Mengganti transformer daya dan komponen lainnya.

b) Menambah transformator bay (pemasangan transformator daya) baru, beserta


komponen lainnya.

c) Penambahan TR Bay diikuti dengan penambahan Transmission Line Bay (TL


Bay)baru.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85
Km di KabupatenMuara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi Umum I-14

4. Tahap pasca operasi:

a. Pembongkaran

Apabila setelah 30-50 tahun jaringan transmisi SUTET tidak memungkinkan


untuk digunakan lagi, akan dilakukan pembongkaran jaringan SUTET.

b. Revegetasi

Apabila setelah 30-50 tahun jaringan transmisi SUTET tidak memungkinkan


untuk digunakan lagi, akandilakukan pembongkaran dan revegetasi bekas lahan
jaringan SUTET.

1.10 Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Yang Telah

Direncanakan

1. Pengelolaan dan pemantauan pemberian kompensasi lahan di bawah jaringan


SUTET yakni lahan pada jarak 13 meter ke kanan dan 13 meter ke kiri as jalur
SUTET (ruang bebas atau Right of Way(ROW) sesuai:

a.Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia


Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Ruang Bebas Dan Jarak Bebas Minimum
Jaringan Transmisi Tenaga Listrik Dan Kompensasi Atas Tanah, Bangunan,
Dan/Atau Tanaman Yang Berada Di Bawah Ruang Bebas Jaringan Transmisi
Tenaga Listrik, yang menetapkan jarak bebas minimal vertical SUTET 275 kV
terhadap bangunan adalah 7 meter, dan jarak bebas minimal horizontal dari
sumbu vertical Menara SUTET 275 kV adalah 13 meter ke kiri, dan 13 meter ke
kanan. Pada Peraturan ini Lampiran IV tercantum Tabel 1 tentang nilai ambang
batas medan listrik dan Tabel 2 tentang ambang batas medan magnet

b. Pemberian kompensasi menggunakan perhitungan:

Kompensasi untuk Tanah(15%xLtxNP) keterangan:

Lt:Luas tanah di bawah Ruang Bebas (㎡)

NP:Harga tanah menurut Penilai Harga

c. Pengelolaan dan pemantauan pembayaran lahan tapak tower mengacu


Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 40 Tahun 2017 tentang Pedoman
Tarif Ganti Kerugian Atas Pemakaian Tanah dan Pembebasan Tanam Tumbuh,
dan Bangunan Di atasnya, Akibat Operasi Ekplorasi dan atau Ekploitasi Badan
Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan Perusahaan Swasta
Lainnya

2. Pengelolaan dan pemantauan penetapan jarak aman medan magnet dan


medan listrik dari SUTET terhadap pemukiman sesuai Peraturan Menteri

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (Gl) Betung sepanjang 79.85
Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-15

Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2021
Tentang Ruang Bebas Dan Jarak Bebas Minimum Jaringan Transmisi Tenaga
Listrik Dan Kompensasi Atas Tanah, Bangunan, Dan/Atau Tanaman Yang
Berada Di Bawah Ruang Bebas Jaringan Transmisi Tenaga Listrik.

3. Pada setiap titik tower akan dilakukan tes sondir tanah untuk mengetahui
karakteristik dan daya dukung tanah sehingga dapat ditentukan tipe pondasi
tower yang akan dibangun (Pondasi dangkal atau pondasi dalam); SOP
perencanaan pondasi tower yang mempertimbangkan kondisi tanah dicantumkan
pada Lampiran;

4. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai rencana kegiatan pembangunan


SUTET. Sosialisasi kegiatan akan dilakukan setiap kegiatan yang akan dilakukan
dan akan dilaksanakan pada setiap desa-desa yang dilintasi oleh kegiatan
Transmisi

5.Penerimaan tenaga kerja konstruksi memprioritaskan tenaga kerja local,


dengan pengupahan berdasarkan UMP Propinsi Sumatera Selatan;

6. Pada basecamp disediakan TPS limbah padat domestic berkapasitas 4 m3 dan


TPS Limbah B3 berkapasitas ±1 m3. Pada kegiatan konstruksi timbulan limbah
B3 (termasuk oli bebas dari peralatan konstruksi dan kendaraan) akan ditangani
oleh pihak ketiga

7. Bak kendaraan truk mobilisasi alat dan bahan dilengkapi dengan penutup
terpat atau plastik atau sejenisnya; Penyiraman bagian jalan yang dilalui yang
berpotensi berdebu pada musim kemarau;

8. Teknologi penarikan kabel menggunakan metode Stringing yang telah disetujui


oleh PLN, dalam hal ini menggunakan alat Tensioner dan Puller.
9.Pada lokasi crossing dengan jalan dan jalur transmisi tegangan rendah di
bawahnya akan dipasang gawang sebagai pengaman pada saat konstruksi;

10.Pada tahap pasca operasi penggantian kabel lama menggunakan metode


yang tidak mengganggu objek di bawahnya, sehingga diharapkan tidak terjadi
kerusakan;

11.Pemantauan dan pengelolaan lingkungan transmisi dilakukan dengan


pemantauan terus menerus selama masa operasi saluran transmisi, yang
kegiatannya berupa pemantauan secara berkala lingkungan zona ruang bebas,
melakukan aktivitas penebangan, pemotongan, pencabutan, dan/atau
pemangkasan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) Permen
No.13 Tahun 2021;

12.Pekerjaan dilakukan dengan ketengtuan standar teknis dan dan sumberdaya


manusia yang memadai. Pembangunan pondasi Tower melibatkan pengawas
lapangan dari owner (pemilik pekerjaan) Pengawas lapangan dari kontraktor,
mandor, tukang, pekerja. Mereka adalah dengan kualifikasi S1 Sipil, STM dan
pekerja terampil;

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Janngan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-16

1.11 Lokasi Rencana Kegiatan


Jaringan SUTET 275 KV akan dibangun melintasi 4 wilayah Kabupaten(Muara Enim,
Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin) dan Kota Prabumulih yang
mencakup 8 wilayah Kecamatan dan 20 desa.Jaringan SUTET 275 KV melintasi beberapa
Kecamatan dan desa sebagai berikut:

Tabel I-3 Perbandingan Nama-nama Desa yang dilewati Rencana

Jalur Transmisi.
Jalur Transmisi Rencana Lama Jalur Transmisi Rencana Baru
Lokasi jalur transmisi eksisting Perubahan lokasi jalur transmisi secara
secaraadministrasi meliputi 23 Desa, administrasi meliputi 20 Desa, s
8Kecamatan, dan 4 kabupaten, Kecamatan, dan 5 kabupaten/kota,
yakni:1.Kabupaten Muara Enim yakni:
a. Kecamatan Rambang Niru, 1. Kabupaten Muara Enim
meliputi Desa Tanjung Menang. a.Kecamatan Rambang Niru
b. Kecamatan Belimbing,meliputi meliputi Desa Tanjung Menang,
Desa Belimbing Jaya, Belimbing, Tebat Agung,Gerinam.
dan Darmo Kasih.2.Kabupaten b.Kecamatan Empat Petulai
Penukal Abab Dangku meliputi Desa Muara
Lematang Ilir Niru,Kuripan Selatan,Kuripan,
a. Kecamatan Talang Ubi,meliput Kuripan Baru,Gunung Raja,
Desa Beruge Darat,Benuang, Dangku.
Karta Dewa,Sinar Dewa,Dewa 2.Kota Prabumulih
Sebane, dan Panta Dewa. Kecamatan Prabumulih Barat,
b.Kecamatan Penukal,meliputi meliputi Desa Payu Putat
Desa Purun Selatan dan Purun. 3.Kabupaten Penukal Abab Lernatang
C.Kecamatan Abab, meliputi Desa Ilir
Betung Selatan, Betung, a.Kecamatan Tanah
Perambatan,Perambatan Utara, Abang,
dan Batu Tugu.3.Kabupaten meliputi Desa Sedupi
Banyuasin b. Kecamatan Abab, meliputi Desa
a.Kecamatan Rantau Bayur, Pangabuan, Pangabuan Timur,
meliputi Desa Muara Abab dan Prambatan.
Paldas 4. Kabupaten Banyuasin
b.Kecamatan Betung, meliputi a.Kecamatan Rantau Bayur,
Desa Talang Jaya Indah dan meliputi Desa Muara Abab,
Sukamulya.4.Kabupaten Musi Paldas.
Banyuasin b. Kecamatan Betung, meliputi
Kecamatan Lais,meliputi Desa Desa Talang Jaya Indah,
Purwosari dan Tanjung Agung Sukamulya
Selatan 5. Kabupaten MusiBanyuasin
Kecamatan Lais,meliputi Desa
Purwosari,Tanjung Agung Selatan.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI)Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim.Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Informasi Umum I-17

Tabel I-4 Jumlah Tower Menurut Wilayah Desa Yang Dikaji Dalam
Dokumen Amdal yang sudah dimiliki

Jumlah
Kabupaten Kecamatan Desa Nomor Tower
Tower

Muara Enim Rambang Niru Tanjung Menang 1 T001;

Belimbing Belimbing Jaya 11 T002 s/d T012;

T013; T014:
Belimbing 10
T020 s/d T027

Darmo Kasih 5 T015 s/d T019;

Penukal Talang Ubi Beruge Darat; 5 T028 s/d T032

Abab Benuang; 10 T033 s/d T042.

Lematang llir Karta Dewa; 7 T043 s/d T049;

(PALI) Sinar Dewa; 13 T050 s/d T062.

Panta Dewa 3 T071 s/d T073;

Dewa Sebane; 6 T063 s/d T070

Penukal T074 s/d T085;


Purun Selatan; 13
T087.

Purun 8 T088 s/d T095.

Abab Betung Selatan; 12 T096 s/d T107.

Betung: 7 T108 s/d T114.

Batu Tugu 27 T135 s/d T158;

T159A;T159B;

T159C.

19 T115 s/d T132;


Perambatan
T134;

Perambatan Utara*)

Banyuasin Rantau Bayur Paldas 29 T165 s/d T193;

N.uara Abab 5 T160 s/d T164;

Talang Jaya Indah 9 T194 s/d T202;


Betung
Sukamulya 12 T214 s/d T225.

Musi Banyuasin Lais Purwosari; 10 T204 s/d T213

Tanjung 1 T203.

Agung

Selatan

Jumlah 225

Sumber:PT Indira Marsell Utama,2022

Tabel I-5 Perubahan Jumlah Tower Menurut Wilayah Desa Yang

Kabupaten Kecamatan Desa Jumlah Nomor tower


tower
Muara Enim Rambang Tanjung Menang 13 IMU1-IMU13
Niru
Tebat Agung 6 IMU14-IMU19
Gerinam 2 IMU20-IMU21

Empat Rambangdangku 5 IMU22-IMU26


Petulai 23 IMU28-IMU50
Dangku
Kota Prabumulih Payu Patat 14 IMU51-
Prabumulih Barat IMU64

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jarngan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dani PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang
79.85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI. Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupalen
Banyuasin Provinsi Sumatera Selalan.

Informasi Umum I-18

1 IMU64A
1 Gantry
7 IMU65-IMU 71
PALI Tanah
Sedupi 7 IMU72-IMU78
Abang
ABAB Pangabuan 11 IMU79-IMU89
Pangabuan Timur 13 IMU90-IMU102
Prambatan 46 IMU103-IMU148
Banyuasin Rantau Muara Abab 5 IMU149-IMU153
Bayur Paldas 25 IMU154-IMU178
Betung Talang Jaya Indah 8 IMU180-IMU187
Sukamulya 13 IMU197-IMU210

Musi Banyuasin Lais Purwosari 8 IMU188-IMU195


Tanjung Agung
1 IMU196
Selatan
Jumlah 209

Sumber:PT Indira Marsell Utama, 2022

1.12 Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan


Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan serta keterkaitannya dengan keberadaan
lokasi ataupun kawasan sensitif

Kegiatan lain sekitar kegiatan pembangunan SUTET:

1. Jalan arteri palembang -Muara Enim, jalan kolektor Simpang Belimbing-Air Itam, jalur
ganda kereta api Prabumulih-Muara Enim yang dilintasi SUTET: berpotensi menimbulkan
dampak keselamatan kerja pada saat konstruksi pemasangan jaringan SUTET.

2. Persilangan dengan SUTET 500 kV pada tower IMU18-IMU19;dan IMU 208 - IMU209
berpotensi menimbulkan dampak kumulatif medan magnet dan medan listrik.

3. Lahan Gambut

4. Kawasan Pertambangan
1.13 Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW)

1 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Kabupaten Muara Enim:


Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Muara
Enim (Peraturan Daerah Nomor: 13 Tahun 2018 Tentang Rencana

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamalan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupalen PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-19

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Muara Enim Periode 2018-2038) dicantumkan Gambar di bawah.
Jalur SUTET pada Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Muara Enim berada pada
peruntukan pertanian, pemukiman.

2 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Kabupaten Penukal Abab


Lematang Ilir:

Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir (Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Tahun 2018-2038) dicantumkan Gambar dibawah. Jalur
SUTET pada Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir berada
pada peruntukan pertanian pangan, kawasan gambut, perkebunan.

3 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Kota Prabumulih:

Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kota Prabumulih (Peraturan
Daerah Nomor 01 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Prabumulih Tahun
2014-2034) dicantumkan Gambar di bawah.Jalur SUTET pada Peta Rencana Pola Ruang RTRW
Kota Prabumulih berada pada peruntukan APL, perkebunan, sempadan sungai, rumah kepadatan
rendah.

4 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Kabupaten Musi Banyuasin:

Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin
(Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2016-2036) dicantumkan pada Gambar di bawah. Jalur SUTET pada Peta
Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin berada pada peruntukan
perkebunan tanaman tahunan.

5 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Kabupaten Banyuasin:

Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Banyuasin
(Peraturan Daerah Nomor 28 Tahun 2012 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
Tahun 2012-2032); Jalur SUTET pada Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Banyuasin
berada pada peruntukan sawah,sempadan sungai, perkebunan sawit, pertambangan.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Belung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupalen Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-20

6 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan RTRW Provinsi Sumatera


Selatan

Overlay rencana SUTET dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Sumatera Selatan
(Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016) dicantumkan pada Gambar di bawah. Jalur SUTET
pada Peta Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Sumatera Selatan berada pada peruntukan
perkebunan, pertanian, perikanan.

7 Kesesuaian Lokasi Rencana SUTET Dengan PIPPIB

Overlay lokasi rencana SUTET dengan Peta Indikatif Penghentian Pemberian Perizinan Berusaha,
Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan, atau Persetujuan Perubahan Peruntukan Kawasan
Hutan Baru pada Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut (PIPPIB) Tahun 2021 Periode II (SK
MENLHK Nomor : SK 5446/MENLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1 18/2021 TANGGAL 26 AGUSTUS
2021) dicantumkan Gambar di bawah. Ketentuan PIPPIB dikecualikan untuk pembangunan
ketenagalistrikan (Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Penghentian Pemberian Izin
Baru Dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer Dan Lahan Gambut)

Dari peta overlay di atas, lokasi rencana SUTET sesuai peruntukkannya dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Muara Enim; dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir; dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kota
Prabumulih; dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Musi Banyuasin; dengan Peta
Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Banyuasin; dengan Peta Rencana Pola Ruang RTRW
Provinsi Sumatera Selatan.

1.14 Hasil Pelibatan Masyarakat


1.Pengumuman Amdal

Pengumuman dilakukan melalui pemasangan iklan di koran Nasional SINDO pada April 2022.

2.Konsultasi Publik
Konsultasi publik rencana pembangunan kegiatan pengembangan sauran transmisi SUTET 275 KV
dilaksanakan sebagai berikut:

1. Konsultasi publik tanggal 13 April 2022 yang dikuti oleh desa-desa yang termasuk wilayah
kecamatan Rambang Niru dan Empat Petulai Dangku Kabupaten Muara Enim dilaksanakan
di Aula kantor Kecamatan Rambang Niru Kabupaten Muara Enim.

2. Konsultasi publik tanggal 14 April 2022 yang diikuti oleh desa-desa yang termasuk wilayah
kecamatan Prabumulih Barat Kota Prabu Mulih, desa-desa yang termasuk kecamatan Tanah
Abang dan Abab Kabupaten Pali

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Belung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupalen Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum I-21

dilaksanakan di Hotel Grand Citra Kota Prabumulih.

Notulen konsultasi publik dicantumkan pada terlampir.

Resume saran, pendapat dan tanggapan masyarakat:

1. Mendukung rencana kegiatan pembangunan saluran distribusi SUTET 275 KV karena


manfaatnya untuk kepentingan umum dalam rangka penyediaan kebutuhan listrik baik untuk
rumah tangga maupun untuk kegiatan usaha.

2. Proses rekrutment meminta agar tenaga kerja setempat diprioritaskan untuk ikut bekerja
pada kegiatan PT IMU khususnya kegiatan konstruksi.

3.PT IMU dalam proses pembebasan lahan tidak saja untuk tapak tower dan row jalur sutet
bukan hanya penggantian tanaman tumbuh tetapi ikut dibebaskan.

4.Pencemaran terhadap gelombang elektromagnit dan medan listrik masyarakat merasa


khuatir akan mempengaruhi kesehatan masyarakat dan membahayakan terhadap gangguan
lingkungan diantaranya mempengaruhi produktifitas tanaman karet.

5.Mengharapkan pihak PT IMU selalu menjalin komunikasi baik dengan pemeritahan desa
maupun dengan tokoh masyarakat melalui kegiatan koordinasi dan sosialisasi setiap akan
melaksanakan kegiatan.

6.Program CSR harus pro masyarakat untuk Meningkatan SDM dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat.

3.Wakil Masyarakat Pada komisi penilai AMDAL


Wakil masyarakat yang duduk di komisi penilai AMDAL sebanyak 20 desa dicantumkan
pada lampiran, yang meliputi;

 Kabupaten Muara Enim meliputi;


 Kecamatan Rambang Niru yang terdiri dari; desa Tanjung Menang, Niru, Tebat
Agung, dan Gurinam dan Kecamatan Empat Petulai Dangku yang terdiri dari; desa
Kuripan, Kuripan Baru, Kuripan Selatan, Dangku dan Gunug Raja
 Kabupaten Pali meliputi:
 Kecamatan Tanah Abang yang terdiri dari; desa Sedupi dan Kecamatan Abab teridiri
dari; desa Prambatan, Pengabuan dan Pengabuan Timur
 Kota Prabumulih meliputi Kecamatan Prabumulih Barat
 Kabupaten Musi Banyuasin meliputi:
 Kecamatan Lais terdiri dari: Desa Purwosari dan Desa Tanjung Agung Selatan
 Kabupaten Banyuasin meliputi:
 Kecamatan Rantau Bayur terdiri dari : Desa Muara Abab dan Desa Faldas
Kecamatan Betung terdiri dari: Desa Talang Jaya Indah dan Desa Sukamulya.

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (Gl) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim.Kabupaten PALI. Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi Umum 1-22

Tabel I-6 Koordinat Lokasi Tower Yang Telah Memperoleh Persetujuan


4 PT.PLN(PERSERO) 國华国华(印尼)天健美团发电有限公司

PLN UIP SUMBAGSEL

PT.SHENHUA GUOHUA LION POWER INDONESIA

0DIRA

MARSELL ABBE
UTAMA
PROJECT TRANSMISISUTET 2T5KV PLTU SUMSEL 1-GI BETUNG

SECTION PLTU SUMSEL 1-GI BETUNG

CONDUCTOR 2CC1-2 ACSR ZEBRA

EARTH WIRE OPGW 100 mm' dan AS 95 mm'

WILAYAH KOCRDINAT

NO NO TOWER DESA:KELURAHAN KECAMATAN


XIMETER) YIMETER
KABUPATEN PROVINSI

GANTRY PLTU
2 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN
SUMSEL 1

1 1MU 1 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 388769.007 9616044 32

2 IMU 2 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 388886.255 9616*02 484

3 IMU 3 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 389275 097 9616179286

4 IMU4 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 389662 052 9616254316

5 IMU5 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 390042894 9616332652

6 IMU6 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 390439 624 9616408 904

7 MU7 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 390768,459 961561100

8 IMU8 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 391053.773 9615789725

9 IMU9 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 391380 028 9617018 459

10 0.000 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 391697,954 9617245 083

11 IMU 11 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 391994 128 96*7452555

12 2.00m TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 392355.441 961762*62

13 IMU 12 TANJUNG MENANG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 392726 859 9617795125
IMU 14 TEBATAGUNG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 392941197 9618077685
14

IMU 15 TEBAT AGUNG RAMBANG NIRU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 393219.534 9513351 028

Informasi Umum 1-23

4 PT.PLN(PERSERO)

PLN UIP SUMBAGSEL


PT.SHENHUA GUOHUA LION POWER INDONESIA
福华国华(印尼)天健美朗发电有限公司

aiδu
MRRSELL ABBE
UTAMA
PPO.ECT TRANSMISI SUTE1 275KV PLTU SUMSEL 1-GI BETUNG

SECTON PLTU SUMSEL 1 GI BETUNG

ONDUCTOR 2CC1 2ACSR ZEBRA

EARTH WIRE OPGW 100 mm'dan AS 95 mm'

WILAYAH KOORDINAT
NO NO TOWER
DESA/KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI X(METER) Y(METER)

35 IMU 36 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 398560.439 9624115 627

36 IMU 37 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 398808744 9624341821

37 IMU 38 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 399135.528 9624638 839

38 IMU 39 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 399430.124 9624906 531

39 IMU 40 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 399669.671 9625236 187

40 IMU 41 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 399917.215 9625569 166

41 MU 42 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 400126.368 9625852.583

42 IMU 43 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 400345.621 9626146.953

43 IMU 44 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 400596 825 9626491.982

44 IMU 45 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 400899 449 9626737012
45 IMU 46 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 401202.853 9626981268

46 9627226 738
IMU 47 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELAIAN 401505.924
9627421212
47 IMU
RAMBANGDANGKU EMPAI PETULAI DANGKU MUARAENIM SUMATERA SELATAN 401809.107 9627707381
48
9627951554
48 MU 49 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 402098.191

49 IMU 50 RAMBANGDANGKU EMPAT PETULAI DANGKU MUARA ENIM SUMATERA SELATAN 402401711
Informasi Umum I-26

4 PT.PLN(PERSERO) 融华国华(印尼)天健美朗发电有限公司
PLN UIP SUMBAGSEL

PT.SHENHUA GUOHUA LION POWER


INDONESIA
InDIRR
MRRSEL ABBE
UTAMA
PROJECT :TRANSMISI SUTET 275kV PLTU SUMSEL 1-GI BETUNG

SECTION :PLTU SUMSEL.1·GI BETUNG

CONDUCTOR :2CCT-2 ACSR ZEBRA

EARTH WIRE : OPGW 100 mm' dan AS 95 mm'

WILAYAH KOORDINAT
NO NO TOWER
DESA/KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI X(METER) Y(METER)

139 IMU 139 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410845.008 9658858 076

140 IMU 140 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410850 374 9659257 916

141 IMU 141 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410856.183 9659659 972

142 IMU 142 PRAMBATAN ABAB PAL: SUMATERA SELATAN 410858 360 9660016 589

143 IMU 143 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410864 390 9660422 180

PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELAIAN 410870 226 9660790 296


144 IMU 144
PRAMBATAN 9661176 433
ABAB PAL: SUMATERA SELATAN 410878 605
PRAMBATAN 9661576 608
145 IMU 145

ABAB PAL: SUMATERA SELATAN 410886 195


146 IMU 146

147 IMU 147 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410706,342 9661937.843

148 IMU 148 PRAMBATAN ABAB PALI SUMATERA SELATAN 410551.372 9662309 376

149 IMU 149 MUARA ABAB RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 410263.907 9662868.072

150 IMU 150 MUARA ABAB RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 410093.713 966323.162

151 IMU 151 MUARA ABAB RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409944,289 9663618.981

152 IMU 152 MUARA ABAB RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409778.765 9663983.32

153 IMU 153 MUARA ABAB RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409609.901 9664354070
Informasi Umum I-27

PT.PLN(PERSERO)
鹤华国华(印尼)天健美团发电有限公司
PLN UIP SUMBAGSEL
PT.SHENHUA GUOHUA LION POWER INDONESIA

nDIRA

MRR ABBE
PROJECT :TRANSMISI SUTET 275kV PLTU SUMSEL 1-GI BETUNG

SECTION ·PLTU SUMSEL 1·GI BETUNG

CONDUCTOR :2 CCT 2ACSR ZEBRA

EARTH WIRE :OPGW 100 mm'dan AS 95 mm'

WILAYAH KOORDINAT
ON NO TOWER

DESA/KELURAHAN KECAMATAN KABUPATEN PROVINSI X(METER) Y(METER)

174 IMU 174 PALDAS RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409197 321 9672627344

9673048
175 IMU 175 PALDAS RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409177.784
002

9673305
176 IMU 176 PALDAS RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409164,258
841
9673776
177 IMU 177 PALDAS RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409222 593
803

178 IMU 178 PALDAS RANTAU BAYUR BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409232.512 9674194225

9674503757
179 IMU 180 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409243.399
9674886.24

180 IMU 181 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409252.01: 7

9675301.90
161 IMU 182 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409272.824
8

9675634.62
182 IMU 183 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409240.350
3

9676015.69
183 IMU 184 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409279,972
8

9676429
184 IMU 185 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409257.553
449

9676808,92
185 IMU 186 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409226,713
5

9677192
186 IMU 187 TALANG JAYA INDAH BETUNG BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409295.232
231

187
IMU 168 PURWOSARI LAIS MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409304.258 9677619270
188
9678060
IMU 189 PURWOSARI LAIS MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN 409313.608
348

Tabel I-7 Peruntukan Lahan Lokasi Rencana Kegiatan Pada Peta Pola Ruang RTRW Kabupaten/Kota, Dan.Tata Guna Lahan Eksisting

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

1 IMU 1 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUN SAWIT


2 IMU 2 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

3 IMU 3 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN


SEMAK.SAWIT

SEMAK,SAWIT

4 IMU 4 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

5 IMU S TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,SAWIT

6 IMU 6 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK
JALAN

7 IMU 7 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

8 IMU 8 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN


JALAN
SEMAX

9 IMU 9 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SAWIT

JALAN

10 IMU 10 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SAWIT

11 IMU 11 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,SAWIT
JALAN

12 IMU 12 TANJUNG MENANG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

13 IMU 13 TANJUNG MENANG PEMUKIMAN PERKEBUNAN

SEMAK
14 IMU 14 TEBAT AGUNG PEMUKIMAN PERKEBUNAN
JALAN

SEMAK

15 IMU 15 TEBAT AGUNG PEMUKIMAN PERKEBUNAN

REL KA SEMAK

16 IMU 16 TEBAT AGUNG PEMUKIMAN PERKEBUNAN

SEMAK

17 IMU 17 TEBAT AGUNG PERTANIAN PERKEBUNAN


SEMAK,LADANG

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI)Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormasi Umomt-36

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

SUTT 150 KV(GUNUNG


18 IMU 18 TEBAT AGUNG MEGANG-PRABUMULIH & PERTANIAN PERKEBUNAN

SIMPANG BELIMBING- SEMAK

LAHAT)
19 IMU 19 TEBAT AGUNG PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

JALAN

20 IMU 20 GERINAM PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

21 IMU 21 GERINAM PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,LADANG

22 IMU 22 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,LAD

23 IMU 23 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

24 IMU 24 RAMBANGDANGKU PEMUKIMAN PERTANIAN

SEMAK
SUNGAI

25 IMU 25 RAMBANGDANGKU PEMUKIMAN PERTANIAN

SEMAK,LADANG

26 IMU 26 RAMBANGDANGKU PEMUKIMAN PERKEBUNAN

SEMAK
JALAN

27 IMU 28 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN


Ladang
28 IMU 29 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN

Ladang

29 IMU 30 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN

JALAN Ladang

30 IMU 31 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN

SEMAK

31 IMU 32 RAMBANGDANGKU AT PERTANIAN


JALAN

SEMAK

32 IMU 33 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN

JALAN

SEMAK

33 IMU 34 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN

SEMAK
JALAN

34 IMU 35 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIAN


SEMAK

Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormasi Umum.1-31

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

35 IMU 36 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERTANIN

SEMAK,SAWAH

36 IMU 37 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,SAWAH

37 IMU 38 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK,SAWAH

38 IMU 39 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN


JALAN
SEMAK

39 IMU 40 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

JALAN SEMAK

40 IMU 41 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

SEMAK

JALAN

41 IMU 42 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN


Ladang

42 IMU 43 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

43 IMU 44 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

44 IMU 45 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

45 IMU 46 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

46 IMU 47 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang,SEMAK

47 IMU 48 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

48 IMU 49 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

49 IMU 50 RAMBANGDANGKU PERTANIAN PERKEBUNAN

Ladang

50 IMU 51 PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN

Ladang

51 IMU 52 PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN


Ladang,SEMAK

Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,

Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi Umum 1-32

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

52 IMU 53 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN


JALAN
Ladang

53 IMU 54 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

SALURAN
54 IMU 55 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

55 IMU 56 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN


Ladang
56 IMU 57 PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN

Ladang

57 IMU 58 PAYU PUTAT SEMPADAN SUNGAI PERKEBUNAN

SEMAK

58 IMU 59 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang
JALAN

59 IMU 60 PAYU PUTAT PEMUKIMAN PERKEBUNAN

Ladang

60 IM PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

61 IMU 62 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

62 1MU 63 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

63 IMU 64 PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN

Ladang

RENCANA SUTET 500KV


64 IMU 64A PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN
MUARA ENIM-NEW

AURDURI

GANTRI PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN

65 IMU 65 PAYU PUTAT APL PERKEBUNAN

Ladang

66 IMU 66 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang
67 IMU 67 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN
Ladang

68 IMU 68 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan JaringanTransmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum 1-33

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

Wilayah(RTRW)
NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING
RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

Ladang

69 IMU 69 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN


LADANG
70 IMU 70 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN

SEMAK

71 IMU 71 PAYU PUTAT PERKEBUNAN PERKEBUNAN


SUNGAI,JALAN
SEMAK

72 IMU 72 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK

JALAN

73 IMU 73 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK,SAWAH

74 IMU 74 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SAWAH

75 IMU 75 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK
JALAN

76 IMU 76 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK

77 IMU 77 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK
JALAN

78 IMU 78 SEDUPI PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN


SEMAK

SEMAK

79 IMU 79 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

80 IMU 0 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK

81 IMU 81 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK
82 IMU 82 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN
SEMAK

JALAN

83 IMU 83 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN

SEMAK,LADANG

84 IMU 84 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN


JALAN
LADANG

85 IMU 85 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERIKANAN


JALAN LADANG

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumse1 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormasi Umum 1-34

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang
CROSSING Tata Guna Lahan Eksisting
NO. TOWER DESA/KELURAHAN Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

86 IMU 86 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERIKANAN

87 IMU 87 PANGABUAN

LADANG
PERTANIAN PANGAN PERIKANAN

JALAN

LADANG
88 IMU 88 PANGABUAN

PERTANIAN PANGAN PERIKANAN

JALAN
LADANG

89 IMU 89 PANGABUAN PERTANIAN PANGAN PERIKANAN

LADANG
SALURAN

90 IMU 90 PANGABUAN TIMUR PERTANIAN PANGAN PERIKANAN LADANG,SEMAK,SAWIT

91 IMU 91 PANGABUAN TIMUR JALAN KEBUN KAWASAN BERGAMBUT PERIKANAN LAHAN GAMBUT

SAWIT

92 IMU 92 PANGABUAN TIMUR PERTANIAN PANGAN PERIKANAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

93 IMU 93 PANGABUAN TIMUR PERTANIAN PANGAN PERIXANAN LAHAN GAMBUT


SAWIT

JALAN KEBUN SAWIT


94 IMU 94 PANGABUAN TIMUR PERTANIAN PANGAN PERKEBUNAN
SAWIT

JALAN KEBUN SAWIT

SAWIT
95 IMU 95 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN

96 IMU 96 PANGABUAN TIMUR KAIWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

LAHAN GAMBUT
JALAN KEBUN

97 IMU 97 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN

98 IMU 98 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

99 IMU 99 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN
SAWIT

100 IMU 100 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN
SAWIT

101 IMU 101 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

102 IMU 102 PANGABUAN TIMUR KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT
JALAN KEBUN SAWIT

Formulit Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTUSumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (G1) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting
CROSSING
NO. TOWER DESA/KELURAHAN Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

103 IMU 103 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

104 IMU 104 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT


SAWIT

JALAN KEBUN SAWIT

SAWIT
105 IMU 105 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN

106 IMU 106 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN

107 IMU 107 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

108 IMU 108 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

109 IMU 109 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

110 IMU 110 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

111 IMU 111 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT


112 IMU 112 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT
JALAN KEBUN SAWIT

113 IMU 113 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

114 IMU 114 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

115 IMU 115 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN LAHAN GAMBUT

JALAN KEBUN SAWIT

116 IMU 116 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

117 IMU 117 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

118 IMU 118 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

119 IMU 119 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN


JALAN KEBUN SAWIT

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (G1) Betung sepanjang 79,85

Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormas·Uwom1-36

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang. Tata Guna Lahan Eksisting
CROSSING
NO. TOWER DESA/KELURAHAN Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

120 IMU 120 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

121 IMU 121 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN


JALAN KEBUN SAWIT

122 IMU 122 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

123 IMU 123 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

SAWIT
JALAN KEBUN
124 IMU 124 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
JALAN KEBUN SAWIT

125 IMU 125 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

126 IMU 126 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

127 IMU 127 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

128 IMU 128 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

129 IMU 129 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

130 IMU 130 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

131 IMU 131 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

132 IMU 132 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

133 IMU 133 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

134 IMU 134 FRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

135 IMU 135 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN


SAWIT
JALAN KEBUN
136 IMU 136 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN
SAWIT

JALAN KEBUN

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Informasi Umum

1-37

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang, Tata Guna Lahan Eksisting.
CROSSING
O. TOWER DESA/KELURAHAN Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

37 IMU 137 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

38 IMU 138 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN


JALAN KEBUN SAWIT
9 IMU 139 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

0 IMU 140 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

41 IMU 141 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

2 IMU 142 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

3 IMU 143 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

44 IMU 144 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

5 IMU 145 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

6 IMU 146 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

7 IMU 147 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

JALAN KEBUN SAWIT

48 IMU 148 PRAMBATAN KAWASAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

SEMAK,HUTAN

SUNGAI MUSI,JALAN

49 IMU 149 MUARA ABAB SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

50 IMU 150 MUARA ABAB SAWAH PERKEBUNAN

SAWAH,SEMAK
51 IMU 151 MUARA ABAB SAWAH PERKEBUNAN
SAWAH,SEMAK

52 IMU 152 MUARA ABAB SAWAH PERKEBUNAN

SAWAH,SEMAK

53 IMU 153 MUARA ABAB HAWAS PERKEBUNAN


SAWAH

Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Kni di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Intormasi Umum 1-28

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

Wilayah(RTRW)
RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

154 IMU 154 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

155 IMU 155 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

156 IMU 156 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

157 IMU 157 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

158 IMU 158 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang

159 IMU 159 PALDAS SAWAH PERKEBUNAN

Ladang
SUNGAI

160 IMU 160 PALDAS SEMPADAN SUNGAI PERKEBUNAN

Ladang

SUNGAI

161 IMU 161 PALDAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

SUNGAI

162 IMU 162 PALDAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

SUNGAI

163 IMU 163 PALDAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

SUNGAI

164 IMU 164 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN


165 IMU 165 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

166 IMU 166 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

167 IMU 167 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

168 IMU 168 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

169 IMU 169 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

170 IMU 170 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN


Ladang

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormasl Umum 1-39

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

171 IMU 171 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

172 IMU 172 PALDAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang
SUNGAI

173 IMU 173 PALDAS PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

174 IMU 174 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

175 IMU 175 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

176 IMU 176 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang
JALAN

177 IMU 177 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

178 IMU 178 PALDAS PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang

179 IMU 180 TALANG JAYA INDAH PERTAMBANGAN PERKEBUNAN

Ladang
180 IMU 181 TALANG JAYA INDAH PERTAMBANGAN PERKEBUNAN
Ladang

181 IMU 182 TALANG JAYA INDAH PERTAMBANGAN PEMUKIMAN

Ladang

182 IMU 183 TALANG JAYA INDAH PERTAMBANGAN PEMUKIMAN

Ladang
JALAN

183 IMU 184 TALANG JAYA INDAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

184 IMU 185 TALANG JAYA INDAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

185 IMU 186 TALANG JAYA INDAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang
JALAN

186 IMU 187 TALANG JAYA INDAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

Ladang
187 IMU 188 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Intormasi Umum 1-40

Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Tata Guna Lahan Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN CROSSING Wilayah(RTRW)

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Provinsi Sumatera Selatan PIPPIB

188 IMU 189 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

189 IMU 190 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

190 IMU 191 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

191 IMU 192 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang
JALAN

192 IMU 193 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN


Ladang
193 IMU 194 PURWOSARI JALAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

194 IMU 195 PURWOSARI PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang
JALUR PIPA GAS (PGN)

195 IMU 196 TANJUNG AGUNG SELATAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN

Ladang

196 IMU 197 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang.SAWIT
JALAN

197 IMU 198 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

198 IMU 199 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

199 IMU 200 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN SAWIT

SAWIT

200 IMU 201 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

JALAN
Ladang

201 IMU 202 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

JALAN Ladang

202 IMU 203 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

JALAN Ladang

203 IMU 204 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN

Ladang

JALAN

204 IMU 205 SUKAMULYA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PERKEBUNAN


Ladang

JALAN

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang

79,85 Km di Kəbupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Peruntukan Lokasi Rencana SUTET menurut Overlay Dengan Tata Guna Lahan
CROSSING
Peta Pola Ruang Rencana Tata Ruang Eksisting

NO. TOWER DESA/KELURAHAN Wilayah(RTRW)

RTRW Provinsi
RTRW Kabupaten/Kota PIPPIB
Sumatera Selatan

PERKEBUNAN
205 IMU 20 SUKAMULYA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

JALAN Ladang

PERKEBUNAN
206 IMU 207 SUKAMULYA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
Ladang

PERKEBUNAN
207 IMU 208 SUKAMULYA SUTT 150 KV PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
TALANG Ladang

KELAPA-BETUNG
PERKEBUNAN
208 IMU 209 SUKAMULYA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT

Ladang
PERKEBUNAN
209 IMU 210 SUKAMULYA PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT
Pelingkupan II-1

BAB II

PELINGKUPAN

Pelingkupan dilakukan melalui tahapan : identifikasi dampak potensial dan evaluasi dampak
potensial.
2.1.Identifikasi Dampak Potensial
Proses identifikasi dampak potensial mengacu pada rencana kegiatan, hasil konsultasi publik
dan kegiatan sekitarnya. Dampak potensial yang diperkirakan akan terjadi dari rencana
kegiatan pada tahap pra konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Proses identifikasi
dampak potensial menggunakan matrik identifikasi dampak potensial sebagai berikut.
Tabel II-1 Identit

No Prakonstruksi Tahapan
1 2 3
1 2 3 4 5 6

GEOFISIK-KIMIA KOnstruksi

1. Penurunan Kualitas
A. V
udara

2.Peningkatan Kebisingan A
3. Potensi bahaya tegangan listrik

(Medan Listrik dan Medan

Magnet)
4. Perangkat Elektronik Rumah
Tangga
5.Stabilitas Tanah A A

6. Kualitas Air Permukaan V V A

7.Limpasan Aliran
V
Permukaan

8.Kebakaran Lahan SUTET

9.Timbulan Limbah B3 V
B. BIOLOGI

1.Flora A

2.Fauna V
3.Biota Perairan V V V
SOSIAL, EKONOMI dan
C.
BUDAYA
1. Kesempatan Kerja V A

2. Peluang Berusaha V

3.Peningkatan Pendapatan V V
4.Penurunan Nilai Ekonomi Tanah dan
V
Bangunan

5.Keresahan Masyarakat V V

6.Perubahan Persepsi Masyarakat V A V

7.Lalu Lintas V V

8.Kerusakan Jalan V
D. KESEHATAN MASYARAKAT

1. Sanitasi Lingkungan V
2.Angka Kesakitan
3.Keselamatan dan Kesehatan
A
Kerja(K3)

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran


Tegangan E sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,
Kabupaten Musi Banyuasin,

Pelingkupan II-3

Tabel II-2 Daftar Dampak Potensial


Kegiatan Yang Berpotensi
pan Menimbulkan Dampak
Dampak Potensial
tan Terhadap Lingkuigan
1 Perubahan persepsi masyarakat
rakonstruksi 1 Sosialisasi Kegiatan
Hidup
2 Penentuan jalur jaringan 1 Keresahan masyarakat
SUTET 2 Perubahan persepsi masyarakat
3 Pembebasan lahan tapak 1 Penurunan nilai ekonomi tanah
tower, dan pemberian 2 dan bangunan;
kompensasi lahan dan Timbulnya Keresahan masyarakat
tanaman tumbuh pada
area bebas
Konstruksi 1. Penerimaan tenaga kerja 1. Terbukanya kesempatan kerja
2. Peningkatan Pendapatan
Perubahan sikap dan persepsi
3.
masyarakat
2. Pengoperasian basecamp, Penurunan kualitas air
1.
bengkel dan gudang permukaan
sementara 2 Timbulan limbah B3
3 Penurunan biota perairan
4 Timbulnya gangguan lalu lintas
3. Mobilisasi peralatan dan 1. Timbulnya Peluang Berusaha
atau pengadaan material 2 Penurunan kualitas udara
kerja serta demobilisasi 3. Peningkatan kebisingan
peralatan. 4. Timbulnya gangguan lalu lintas
5. Timbulnya kerusakan jalan
4. Penyiapan tapak tower Penurunan kualitas air
1.
permukaan
Peningkatan limpasan aliran
2.
permukaan
3. Penurunan flora
4. Penurunan fauna
5. Penurunan biota perairan
5. Pemasangan pondasi 1. Penurunan stabilitas tanah
tower Penurunan kualitas air
2.
permukaan
3. Penurunan biota perairan
6. Pendirian tower 1. Penurunan stabilitas tanah
2. Gangguan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
7. Penarikan kawat 1. Gangguan kelancaran lalu lintas
penghantar 2. Penurunan flora
3. Penurunan fauna
Perubahan sikap dan Persepsi
4.
masyarakat
8. Uji coba 1. Potensi bahaya tegangan listrik
(medan listrik dan medan
magnet)
2. Timbulnya keresahan masyarakat
3. Perubahan sikap dan persepsi
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-4

Kegiatan Yang Berpotensi


Tahapan Menimbulkan Dampak
Dampak Potensial
Kegiatan Terhadap Lingkungan
masyarakat
Hidup
4 Peningkatan angka kesakitan

Tahap 1 Penerimaan tenaga kerja 1 Kesempatan kerja


Operasi 2. Penyaluran tenaga listrik 1. Bahaya potensi tegangan listrik
(medan listrik dan medan
et)
2 Gangguan perangkat elektronik
mah tangga
3 Potensi kebakaran lahan SUTET
4. Penurunan Nilai Ekonomi tanah
dan bangunan
5. Timbulnya keresahan masyarakat
6 Perubahan persepsi masyarakat
7. Peningkatan angka kesakitan
3. Pemeliharaan jaringan 1. Penurunan flora
transmisi SUTET dan
uprating
Tahap Pasca- 1. Pembongkaran 1. Penurunan kualitas udara
operasi 2. Peningkatan kebisingan
3. Penurunan flora
4. Penurunan fauna
5. Timbulnya gangguan lalu lintas
2 Revegetasi Lahan 1 Peningkatan flora

2.2. Rona Lingkungan Hidup Awal


2.2.1.Komponen Fisik Kimia
A.Iklim
Kondisi iklim lokasi kegiatan diambil dari Stasiun Klimatologi Kenten,Palembang.
Data iklim Tahun 2012-2021 sebagai berikut:
1.Curah Hujan
Curah hujan dicantumkan pada Tabel II-3 di bawah. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Schmidt dan Fergusson, daerah ini tergolong tipe iklim A, sangat basah
nilai Q 12,7%. Nilai Q, yaitu perbandingan antara bulan kering(<60 mm/bulan) dan
bulan basah (>100 mm/bulan) dikalikan 100%. Curah hujan bulanan tertinggi jatuh
pada bulan Nopember tahun 2012, yaitu sebesar 650 mm dan curah hujan
terendah terjadi pada bulan Oktober tahun 2015 yaitu sebesar 0 mm.
Tabel II-3 Curah Hujan (mm/bulan)

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung
sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,KotaPrabumulih,Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-5

Tahun
Jan S Nop Des
348 246 405 205 199 86 51 226 3085
2012 202 1 650 466
2013 309 296 618 369 123 153 86 154 285 211 289 601 3494
2014 184 15 116 351 90 110 112 63 16 2 249 343 1651
2015 222 132 391 376 178 170 21 21 5 0 193 323 2032
2016 278 229 251 367 334 105 94 213 341 472 466 341 3491
2017 254 214 407 307 207 187 82 56 90 281 268 332 2685
2018 195 292 448 262 150 151 37 79 76 183 327 211 2411
2019 140 306 456 354 146 120 101 2 24 74 87 238 2048
2020 114 299 368 397 265 133 73 49 136 251 334 228 2647
2021 236 181 252 128 145 60 125 116 229 118 421 588 2599
Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,2021
2. Arah dan Kecepatan Angin
Arah angin dominan di wilayah studi periode tahun 2012-2021 dicantumkan Tabel II-4 di
bawah.
Tabel II-4 Arah Angin
Arah Dari Mana Datangne Anglln
Tahln
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SEP OK dON DES
2012 NW MN NW SE SE SE SE SE E NE NW MN
2013 NW NW NW SE SE SE SE SE SE SE W MN
2014 NW N N NW SE SE SE E E E VRB NW
2015 NW N NW W E SE E E E E SW W
2016 W W W SE SE E SE SE E/SE SE W W
2017 NW NW W S SE S S SE E SE W W
2018 NW NW NW E E SE SE E E E NW MN
2019 MN NW NW S/SW SE SE SE SE SE SE E MN
2020 NW MN NW/N MN E E E E E E NW NW
2021 NW NW NW MN E E E E E E NE W
Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,2021
Kecepatan angin di wilayah studi periode tahun 2012-2021 dicantumkan
pada Tabel II-5 di bawah.
Tabel II-5 Kecepatan Angin
Kecepatan Angin (Knot)

Tahuin JAN FEB MAR APR MEI NOC JUL AGUST SEP OKT NOP DES
2012 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 2,0 2,0 30
,

2013 40 4,0 3,0 3,0 3,0 3,0 3,0 4,0 4,0 4,0 3,0
5,0

2014 5,6 5,4 4,3 3,7 4,1 3,9 4,7 4,8 5,2 4,6 4,9 54
Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.

Pellngkupan II-6
Tahun JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUST SP OKT NOP D
2015 3,9 3,4 2,7 2,2 2,7 3,1 4,6 4,9 4,8 4,4 2,7 2,9
2016 3,0 3,1 2,7 2,5 2,4 2,8 3,3 3,7 3,2 30 1,7 2,0
2017 2,6 4,0 3,4 3,3 3,6 3,5 3,5 4,1 4,0 3,2 3,0 3,5
2018 4,2 4,2 3,3 3,3 3,4 3,7 4,0 4,3 4,3 3,7 3,0 3,3
2019 4,6 3,4 3,7 3,8 3,8 4,6 6,2 7,7 6,7 4,5 3,4 3,9
2020 4,0 4,3 3,6 3,1 3,3 3,5 3,6 4,3 3,9 3,3 3,0 3,4
2021 3,9 4,1 2,8 2,3 2,4 2,8 3,3 3,2 3,0 2,8 2,0 3,0
Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,2021
Windrose dicantumkan pada gambar di bawah. Bulan Januari- April angin dominan
berembus dari Tenggara dan Barat Daya.Bulan Mei-Agustus angin berembus dari
Tenggara.Bulan September Oktober angin berembus dati Tenggara dan
Timur.Bulan Nopember-Desember angin berembus dari Barat.

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Tahun 2010-2021


Gambar II-1 Windrose Bulan Januari (Tahun 2010 -2021)
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi
275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km
di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-7
Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-2 Windrose Bulan Februari(Tahun 2010-2021)

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-3 Windrose Bulan Maret (Tahun 2010-2021)

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten
PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan 11-8

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-4 Windrose Bulan April (Tahun 2010 - 2021)

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Tahun 2010-2021

Gambar II-5 Windrose Bulan Mei (Tahun 2010-2021)


Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pellngkupan II-9

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-6 Windrose Bulan Juni (Tahun 2010- 2021)


Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Tahun 2010-2021

Gambar II-7 Windrose Bulan Juli(Tahun 2010-2021)

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-10
Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-8 Windrose Bulan Agustus (Tahun 2010-2021)

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-9 Windrose Bulan September (Tahun 2010-2021)

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang
Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara
Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Pellngkupan II-11

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-10 Windrose Bulan Oktober (Tahun 2010-2021)

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-11 Windrose Bulan Nopember (Tahun 2010-2021)


Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275
KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-12

Sumber:Stasiun Klimatologi Kenten Palembang,Tahun 2010-2021

Gambar II-12 Windrose Bulan Desember (Tahun 2010- 2021)

3.Petir

Selain parameter iklim berupa curah hujan, arah dan kecepatan angin juga
diperlukan data mengenai jumlah petir. Mendung adalah merupakan awan yang
bermuatan positif maupun negative, sedang permukaan tanah selalu berpotensi nol.
Akibat kondisi tersebut di udara diantara awan dan bumi terjadi medan listrik,
besarnya medan listrik tergantung kandungan muatan di awan dan jarak awan
tersebut terhadap permukaan tanah. Medan listrik akibat awan ini berkisar dari
ratusan volt/m sampai mendekati 10 kv/m, besarnya medan listrik tersebut
berpotensial menyebabkan terjadinya petir. Kondisi terjadinya petir di kawasan
proyek menunjukkan angka yang cukup tinggi, hal ini akan berpengaruh terhadap
kontruksi dan system operasional pada jaringan transmisi.

Informasi berikut adalah hasil proses lanjutan dari data sambaran petir yang
disajikan dalam bentuk Grafik Total Sambaran Petir Harian dan Peta Kerapatan Petir
Bulan Mei 2021 dengan radius 0.5° dari lokasi sensor alat Lightning Detector yang
terdapat di Stasiun Klimatologi Palembang dengan koordinat 1040 46' 21" BT dan 2°
55' 40,69" LS. adalah sebagai berikut:

Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran


Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-13

Tanseal

Gambar II-13 Data Sambaran Petir Harian Bulan Juni 2021


Berdasarkan grafik tersebut, rata-rata sambaran petir di Palembang dan sekitarnya
yaitu 1747 sambaran dengan puncak sambaran petir terjadi pada tanggal 18 Juni
2021 dimana total sambaran yang tercatat sebanyak 7460 sambaran dan terendah
terjadi pada tanggal 5 Juni 2021 dengan total 137 sambaran.

BADAN METEOROLOGL XLIMLATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN KLIMATOLOGI PALEMBANG

JI Resden H Amaloin Salo. Pa'emtars 30164

PETA KERAPATAN PETIR

PALEMBANG DAN SEKITARNYA

BULAN JUNI 2021

10430E

Gambar II-14 Peta Kerapatan Petir Wilayah Studi Bulan Juni 2021
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang
Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara
Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-14

Berdasarkan gambar Peta Kerapatan Petir Palembang dan Sekitarnya di


atas, dapat dijelaskan bahwa secara umum kerapatan petir di Kota
Palembang dan sekitarnya pada bulan Juni 2021 sebesar 0 -6 Sambaran/k
㎡ . Wilayah dengan kerapatan petir lebih dari 6 Sambaran/km adalah
sebagian Gandus dan Kertapati
B. Kualitas Udara dan Kebisingan
Kualitas udara ambien dan tingkat kebisingan di wilayah studi dapat dilihat di
Tabel II-6.
Tabel II-6 Kualitas Udara dan Kebisingan
No Parameter Waktu Baku Satuan 01 U2 U3 U4 U5 U6
pengukuran mutu
1 Sulfur 24 jam 365 ug/Nm3 24 25 24 26 28 33
Dioksida
(SO2)
2 Karbon 24 jam 10.000 μg/Nm3 3.189 3.261 3.108 3.444 3.513 3.830
Monoksida
(CO)
3 Nitrogen 24 jam 150 μg/Nm3 21 22 20 24 25 29
Dioksida
(NO2)
4 Oksidan 235
1 jam μg/Nm3 37 37 37 36 36 37
(O3)
Hidrokarbon 7 7 9 9
5 3 jam 160 μg/Nm3 7 11
(HC)
6 Debu(TSP) 24 jam 230 μg/Nm3 26 21 12 24 28 20

7 PM10 24 jam 150 μg/Nm3 15 12 7 14 16 11


(Partikel<
10μm)
8 PM2,5 24 jam 65 μg/Nm3 9 7 4 8 10 6
(Partikel
<2,5μm)
9 Timbal(Pb) 24 jam 2 μg/Nm3 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1
10 Klorin(Cl2) 24 jam 150 μg/Nm3 <0,8 <0,8 <0,8 <0,8 <0,8 <0,8
Baku mutu:Pergub Sumatera Selatan Nomor 17 Tahun 2005
Sumber:AMDAL Tahun 2021
U1 Desa Belimbing Kec Belimbing: LS 03° 25'04,4" BT 103° 58'37,9"
U2 Desa Sebane Kec Talang Ubi: LS 03° 17'16,66"BT 104° 03'05,42"
U3 Desa Purun Selatan Kec Penukal: LS 03° 14'36,44"BT 104° 03'01,79"
U4 Desa Betung Kec Abad: LS 03° 25' 16,6" BT 103° 59'48,0”
U5 Desa Purwosari Kec Lais LS 03° 40' 13,2" BT 104° 05'34,0"
U6 Gardu Induk Betung Kec. Betung LS 02° 50'37,31"BT 104° 10'52,60"
Tingkat kebisingan Lsm pada 6 titik pengukuran berkisar 43-47 dBA memenuhi baku
tingkat kebisingan sebagaimana dicantumkan Tabel 11 di bawah.
Tabel II-7 Kebisingan
Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan

Pelingkupan II-15

Jam Pengukuran LsM(dBA)


K1 K2 K3 K4 K5 K6
L1.0700
L2.1000
L3.1500
L4.2000 43 46 46 44 45 47
L5.2300
L6.0100
L7.0400
Baku Tingkat Kebisingan 55 55 55 55 55 70

Sumber:AMDAL Tahun 2021


K1 Desa Belimbing Kec Belimbing: LS 03° 25'04,4" BT 103° 58' 37,9"
K2 Desa Sebane Kec Talang Ubi: LS 03° 17' 16,66"BT 104° 03'05,42"
K3 Desa Purun Selatan Kec Penukal: LS 03° 14'36,44" BT 104° 03'01,79"
K4 Desa Betung Kec Abad: LS 03° 25'16,6" BT 103° 59'48,0"
K5 Desa Purwosari Kec Lais LS 03° 40'13,2"BT 104° 05'34,0"
K6 Gardu Induk Betung Kec.Betung LS 02° 50'37,31" BT 104° 10'52,6

C.Geologi

1.Geologi Regional
PLTU Sumsel-1 dan SUTET 275 kV berada dalam sub-cekungan Palembang,
termasuk dalam Peta Geologi Lembar Lahat, merupakan bagian dari cekungan
Sumatera Selatan (De coster, 1974), yang terbentuk pada zaman Tersier.Batuan
sedimen yang mengisi batuan tersebut membentuk perlipatan yang umurnya
berarah barat laut -tenggara, tetapi terjadi pembelokan arah menjadi barat-timur.
2. Struktur geologi
Di dalam area ini hanya struktur sesar normal yang berkembang di dalam daerah
penyelidikan. Pola sebaran batubara, pola-pola jurus dan kemiingan lapisan batuan
dihasilkan dari struktur kontur hasil korelasi lapisan batubara dari tiap-tiap lubang
bor. Pengukuran arah jurus dan kemiringan dilapangan sangat sangat sulit
dilakukan, karena sangat landainya kemiringan lapisan batuan dan sangat
tingginya intensitas pelapukan di daerah penyelidikan. Hasil pengukuran arah jurus
dan kemiringan lapisan batuan di lapangan, menunjukkan bahwa perlapisan batuan
di daerah eksplorasi berarah barat laut -tenggara, dengan kemiringan lapisan
batuan sekitar 8° -20°.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,
kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-16

P
ENVIRON
U
MENT
EPOCHS FORMATION LITHOLOGY
O

s
KABAI Tf, CL,Grv, CONTINEN
G
i
(KAF) Thin Coal. TAL
N
e MUARA ENIM SS,Mdst. SHALLOW
A
l
(MEF) Coal. MARINE
B
P
AIR BENAKAT SH,Glauc,SS,Ooc, TO NON-
M
음 (ARF) Ls. MARINE
E
ufss,SH,Ooc, MARINE
L
E
Thin Glauc LS. TO
A
T
LS Platform, BRACKISH
E P
A
sand ,reefal, SHALLOW
N A
L
SH. TO
E S
E SS.SLTST.SH. DEEP
C I

L SH.TI SH. MARINE


O L GUMAI
D SLTST.SS. SHALLOW
O E (GUF)
O Thin Coal. MARINE
I I
T SS.CL.CGL. DELTA

M M Grey Wacky PLAIN TO

Thin Coal.Tf. MARINE

Y BATU FRESH TO

L BAJA BRACKISH

R CONTINEN

A TAL

(BAF)

E E
TALANG

N T
AKAR

E A
(TAF)

C L
LAHAT

O (LAF)
Y
O KLEMAT FM
L

I BASEMENT
R
L
A
O
E

E
A

N
L

C
E

O
L

E
D

E E

N T

E A

C L

O
Y
E
L

L
R
A A

P E

METAMORPHIC

PRETERTIARY AND IGNEOUS

ROCKS

Gambar II-15 Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan


Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi
275 kv salu keraregangan Ekstra Tinggi (SUTET)dari PLTU Susel i ecamatan
Muapa na M,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-17

Daerah Mibung·Jambi·Sumatera Cekungan Sumatera Selatant


Seliatan (Daerah Langgaran-Shel,1978)
Umur Formasi (Eddy RS,2001)

Deskripsi Lapisan Lapisan Deskripsi

Kasal Lempung tulaan,pasr Batunast Idfan,lempung


(QTk) tufaan,wama tuaan,
terang, pasl ahoualhu puaih tny-lliau Canuaoug
Pliosen batuapungan,lensr·lens)
batubara
(
Cey nue-nue Ynui-elu ifn Lempung tufan,Mijau-biry,dan
E fundiuanteg Bebatl 10 lempung
コ ー a matenial volkanik,slsipan Bebet2 lemyang pasian, pasrtalus-kasar,abu-abu

E batupasr Beraat/ Puauih gauontan lansan

【三
1 ス
M4
ト abv-abu hijau dan ut banuaoung
0 > )
putih,beberapa Ein
Σ E lapisan batubara.Tebal Ym

-
180·240m.
c M3 Perselingan Bempy 6mg Perselingan batupasir dan
w banupasauau mu Bnrung Brng batulanau
ぬ dan batulempung abu-abu menindih lempung biru-hiau
し hijau serta dan
ロ sisipan laplsan batubara, ebu-abu,honzon batupasir tebal
コ batulempung 3-6m
Σ dan batupasir
mengandung nodul
Ironstone dengan rongga-
rongga gas.
Tebal 115-365m.
Perselingan Nangus Betuempung caldat,abu-abu,
batulempung coklat dan Suten batuempug Pesmn Latunasir hais

batupasir abu-abu 网 Haur-atr-ahu dl bagian Saan


Yanqus
kehijauan,laplsan sedimen interseam Mangus
M2 Subn
batubara dengan batupast
FN
kandungan tuf biout hfaan mengandung biodt
terpudarkan.
Tebal 45·100 m.

Batupasi ijau-binu, batuiempung Batupasir,batulanau,badempung


Nerapl
hjau coklet,abo-abu,dengan

M1 00
dan sisipan batulanau. batupasr
0M

Tebal 100-150m. K gjaukontan
Air Batulempung abu-abu Batuempuny apratu-Ckdac Bn
0


Benakat kecoklatan, ·mluutusaiudias
a (Tma) batupasir abu-abu gaukonbn
T
kekuningan,
glaukonltan,mengandung
cangkang
moluska dan foraminlfera
Guma Perselingan serplh, Perseilngan serpih,napal don
(Tmg) napaldan batviempun gampingan
batulempung.Napal

よ setermpat
mengandung pinit.

Gambar II-16 Stratigrafi Wilayah Studi


Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi
275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-18
Gambar II-17 Peta Geologi PLTU Sumsel-1 dan SUTET (Daerah studi

Muara Enim dan PALI)

D. Medan Magnet dan Medan Listrik

Fungsi utama suatu saluran transmisi adalah untuk menyalurkan energi listrik dari
pusat pembangkit ke pusat-pusat beban. Untuk mengurangi rugi-rugi daya di
sepanjang saluran transmisi, dipergunakan tegangan tinggi. Penggunaan tegangan
tinggi selain dapat mengurangi rugi-rugi daya, juga dapat menimbulkan medan
magnet dan listrik disekitar kawat penghantar.

Medan listrik dihasilkan oleh perbedaan tegangan: semakin tinggi tegangan, semakin
kuat medan yang dihasilkan. Medan magnet timbul saat arus listrik
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 1I-19

mengalir: semakin besar arus, semakin kuat medan magnetnya. Medan


elektromagnetik (medan listrik dan magnet) terdapat di mana-mana di lingkungan
kita namun tidak terlihat oleh mata manusia. sebagai contoh medan listrik dapat
dihasilkan dalam proses pembentukan muatan listrik di atmosfer yang terkait dengan
badai petir. Sedangkan medan magnet bumi dapat menyebabkan jarum kompas
diarahkan ke arah Utara-Selatan dan digunakan oleh burung dan ikan untuk
navigasi.
Selain sumber alami, medan elektromagnetik juga dapat dihasilkan oleh sumber
buatan manusia, seperti Sinar-X digunakan untuk mendiagnosis bagian dalam tubuh
manusia atau listrik yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari juga dapat
menghasilkan medan elektromagnetik berfrekuensi rendah. Serta berbagai jenis
radio frekuensi lainnya yang memiliki frekuensi lebih tinggi digunakan untuk
mentransmisikan informasi (contoh siaran TV, radio, atau telepon genggam).

Salah satu karakteristik utama untuk mendefinisikan medan elektromagnetik (EMF)


adalah frekuensi dan panjang gelombang. Gelombang elektromagnetik merupakan
rangkaian gelombang reguler yang bergerak dengan kecepatan tinggi (kecepatan
cahaya). Frekuensi hanya menggambarkan jumlah osilasi atau siklus per detik,
sedangkan istilah panjang gelombang menggambarkan jarak antara satu gelombang
dan gelombang berikutnya. Panjang gelombang dan frekuensi akan saling terkait
satu dengan lainnya, semakin tinggi frekuensi semakin pendek panjang
gelombangnya.

Panjang gelombang dan frekuensi menentukan karakteristik penting medan


elektromagnetik. Berdasarkan teori dualisme gelombang, bahwa gelombang
elektromagnetik dapat bersifat sebagai gelombang atau bersifat seperti partikel
energi (foton). Foton gelombang frekuensi tinggi (gelombang panjang lebih pendek)
membawa lebih banyak energi daripada medan frekuensi rendah (panjang
gelombang lebih panjang). Beberapa gelombang elektromagnetik membawa begitu
banyak energi per foton sehingga mereka memiliki kemampuan untuk mematahkan
ikatan di antara molekul.
Kuat medan listrik di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai gaya per
satuan muatan listrik di titik itu. Kuat medan listrik pada sebuah muatan uji yang
berjarak r dari sebuah muatan (besarnya q) adalah:

Sumber: Hukum Biot-Savart

Dimana:

E = kuat medan listrik disebuah titik yang berjarak r

k = konstanta (9.10°N㎡ C2)

q = muatan listrik penimbul medan (C)

r = jarak antara muatan uji dengan muatan listrik penimbul medan

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,
Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-20

Dari persamaan di atas terlihat kuat medan listrik berbanding lurus dengan besarnya
muatan listrik penimbul medan dan berbanding terbalik kuadrat dengan jarak dari
muatan listrik penimbul medan tersebut. Hal ini menyebabkan Medan listrik terkuat
terdapat pada jarak terdekat dengan muatan atau konduktor bermuatan penimbul
medan, dan kekuatan medan listrik akan sangat cepat berkurang jika jarak dengan
muatan atau konduktor bermuatan penimbul medan semakin jauh.

Bahan-bahan yang terbuat dari logam (Konduktor) akan sangat efektif untuk
menghalangi perambatan medan listrik. Selain logam bahan lainnya (seperti bahan
bangunan dan pepohonan) memiliki kemampuan untuk menghalangi perambatan
medan listrik. Oleh karena itu, medan listrik dari saluran listrik di luar rumah akan
berkurang karena teredam oleh dinding, bangunan, dan pepohonan. Bahkan jika
kabel listrik dikuburkan di tanah, medan listrik di permukaan hampir tidak terdeteksi.

Medan magnet muncul dari gerak muatan listrik. Kekuatan medan magnet diukur
dalam ampere per meter(A / m); lebih umum dalam penelitian medan
elektromagnetik, para ilmuwan menentukan kuantitas terkait, kerapatan fluks (dalam
mikrotesla, μT) sebagai gantinya. Berbeda dengan medan listrik, medan magnet
hanya diproduksi begitu perangkat dinyalakan dan arusnya mengalir.

Besar medan magnet di sekitar kawat penghantar lurus berarus yang berjarak a dari
kawat berarus listrik I dinyatakan dalam persamaan:
Sumber:Hukum Biot-Savart

Dengan:

B = kuat medan magnetik (Wb/㎡=

a = jarak titik uji dari penghantar(m)

I = kuat arus listrik(A)

Uo = permeabilitas vakum 4.10-7 Wb/A.m

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilihat bahwa besarnya induksi magnetik


berbanding lurus dengan besarnya arus yang mengalir dan berbanding terbalik
dengan jarak antara titik uji dari penghantar.

Sama seperti medan listrik, medan magnet terkuat berada di dekat sumber dan
dengan cepat menurun pada jarak yang jauh dari sumbernya. Namun berbeda
dengan medan listrik, perambatan medan magnet tidak akan terhalang oleh bahan
umum seperti dinding bangunan.

Di lingkungan rumah yang terletak didekat Jaringan Transmisi SUTET 275 kV kuat
medan listrik dan magnet ini akan mengalami penurunan yang sangat besar

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi


275 Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI)Betung sepanjang 79, m di Kabupaten
ara Enim, kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-21

seiring dengan pertambahan jarak bahkan pada jarak lebih dari 50 m, kuat medan
magnet dan listrik biasanya berada pada tingkat yang sama dengan daerah yang
jauh dari jaringan listrik tegangan tinggi. Selain itu, dinding rumah secara
substansial dapat mengurangi kuat medan listrik yang masuk kedalam rumah.
Kuat Medan listrik terbesar yang biasanya ditemui di lingkungan ada di bawah jalur
transmisi tegangan tinggi. Sebaliknya, medan magnet terkuat biasanya ditemukan
pada peralatan listrik yang berada di lingkungan kita. Berikut ini daftar kuat medan
listrik yang dihasilkan oleh peralatan listrik yang berada disekitar kita pada jarak 30
cm:
Tabel II-8 Kuat medan listrik pada peralatan rumah tangga pada

jarak 30 cm

Peralatan Kuat Medan Listrik (V/m))


Stereo receiver 180

Setrika 1680

Kulkas 120

Mixer 100

Pemanggang roti 80

Pengering rambut 80

TV berwarna 60

Mesin kopi 60

Penyedot debu 50

Oven listrik 8

Lampu bolam 5

sumber:http://www.who.int&https://media.neliti.com/media/publikations/20328-ID-kuat-medan-listrik-
dan-medan-maqnet-pada-peralatan-rumah-tangga-dan-kantor.pdf

Tanpa disadari kuat medan magnet yang cukup tinggi ditemukan di dekat berbagai
peralatan. Kekuatan medan magnet tidak bergantung pada seberapa
besar,kompleks, kuat atau bising peralatan listrik. Bahkan di antara perangkat yang
serupa, kekuatan medan magnet bisa sangat bervariasi. Misalnya,beberapa
pengering rambut menghasilkan medan magnet yang sangat kuat, tetapi
dibeberapa produk pengering rambut lainnya menghasilkan medan magnet yang
sangat kecil. Perbedaan kekuatan medan magnet ini terkait dengan desain
produk.Tabel berikut menunjukkan nilai khas untuk sejumlah perangkat listrik yang
biasa ditemukan di rumah dan tempat kerja. Perlu dicatat bahwa tingkat paparan
yang sebenarnya sangat bervariasi tergantung pada model alat dan jarak darinya.

Formulir KerangkaAcuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,
Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-22

Tabel II-9 Medan Magnet dari Beberapa Peralatan dan Jarak


Medan Magnet pT
Peralatan
Jarak 3 cm Jarak 30 cm Jarak 1m
Pengering rambut 6-2000 0.01-7 0.01-0.3
Alat cukur listrik 15-1500 0.08-9 0.01-0.3
Bor listrik 400-800 2-3.5 0.08-0.2
Gergaji listrik 250-1000 1-25 0.01-1
Penyedot debu 200-800 2-20 0.1-2

Mesin cuci 0.08-50 0.15-3 0.01-0.15


Pengering pakaian 0.3-8 0.1-2 0.02-0.1
Setrika 8-30 0.1-0.3 0.01-0.03
Sumber:www.statesassembly.gov.je/scrutinyreviewresearches/2007/48964-37956-1912007.pdf
Berdasarkan tabel tersebut menggambarkan dua hal utama: Pertama,kekuatan medan
magnet di sekitar peralatan akan cepat menurun seiring semakin jauh dari peralatan listrik
tersebut. Kedua, kebanyakan peralatan rumah tangga tidak dioperasikan sangat dekat
dengan tubuh. Pada jarak 30 cm, medan magnet yang dihasilkan sebagian besar peralatan
rumah tangga 100 kali lebih rendah dari batas ambang yang diberikan untuk masyarakat
umum yaitu 100 μT.
Untuk mengetahui berapa kuat medan listrik dan medan magnet yang dihasilkan oleh
SUTET serta memastikan apakah SUTET berdampak pada kesehatan sesuai standar yang
ditetapkan oleh pemerintah dan WHO maka pengukuran terhadap kuat medan listrik dan
kuat medan magnet pada SUTET perlu dilakukan.
Referensi data medan listrik di bawah jaringan SUTET 500 kV di lapangan terbuka tanpa
pepohonan pada andongan terendah di beberapa lokasi lain yaitu Ciledug, Ungaran dan
Gresik sebagai berikut:
Di lokasi Ciledug data medan listrik mencapai angka maksimum 4 kV/m pada titik di
bawah konduktor phasa sejarak 10 meter dari pusat sumbu saluran.
- Di lokasi Ungaran data medan listrik mencapai angka maksimum 4,78 kV/m pada titik
sejarak 15 m
Di lokasi Gresik data medan listrik mencapai angka maksimum 3,32 kV/m pada titik
sejarak 20 m.
Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan listrik yang diduga dapat
menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 5 kV/m, sedang hasil pengukuran di
lapangan terbuka terhadap kuat medan listrik di bawah SUTET mencapai angka maksimum
4.78 kV/m (di Ungaran) pada titik sejarak 15 m.
Referensi data kuat medan Listrik di dalam rumah juga dicantuman di 3 lokasi pada posisi
listrik hidup, sebagai berikut:

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 kV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara
Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-23

Desa Marga Hurip,Kec. Banjaran,Kab. Bandung kuat medan Listrik maksimum


0.0255 kV/m
Desa Genuk RT. 01 Ungaran kuat medan Listrik maksimum 0.0124 kV/m; dan
Perumahan Bhakti Pertiwi Gresik kuat medan Listrik maksimum 0.0175 kV/m.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh SUTET
masih jauh jika dibandingkan dengan standar dari WHO atau pemerintah.
Referensi data medan magnet pada beberapa lokasi lain juga dicantumkan sebagai
berikut:
Data medan magnet pada lokasi Ciledug mencapai angka maksimum 0,0021
mTesla di titik 0 meter (sejajar tower).
Data medan magnet pada lokasi Ungaran mencapai angka maksimum 1,80
μTesla pada titik sejarak 0 m.
Data medan magnet pada lokasi Cirata mencapai angka maksimum 36
μTesla pada titik sejarak 0 m.
Data medan magnet pada lokasi Gresik mencapai angka maksimum 2,1
μTesla pada titik sejarak 0 m.
Menurut IRPA dan WHO, batasan pajanan kuat medan magnet yang diduga dapat
menimbulkan efek biologis untuk umum adalah 100 pTesla, sedang seperti diuraikan
di atas kuat medan magnet di bawah SUTET 500 kV di lapangan terbuka mencapai
harga maksimum 36 μTesla (di Cirata) pada titik 0 m sejajar tower.Jadi masih di
bawah ambang batas yang ditetapkan.
Referensi data kuat medan magnet pada areal perumahan juga dicantumkan di
beberapa lokasi pada posisi listrik nyala, dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Desa Marga Hurip, Kecamatan Banjaran,Kabupaten Bandung data kuat medan
magnet maksimum 25,5 μTesla.
Desa Genuk RT.01 Ungaran data kuat medan magnet maksimum 12,4 mili
pTesla.
Perum Bhakti Pertiwi Gresik data kuat medan magnet maksimum 17,5 mili
pTesla.
Referensi data kuat medan magnet di dalam rumah dengan posisi listrik nyala
memperlihatkan harga yang kecil di bawah batas pajanan yang diperbolehkan. Hal
tersebut berarti SUTET tidak berdampak terhadap kesehatan warga yang tinggal di
bawahnya sesuai dengan standar pemerintah dan WHO.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 kv
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-24

Arus listrik kecil dapat timbul di tubuh manusia hal ini disebabkan reaksi kimia yang
terjadi sebagai bagian dari fungsi tubuh normal, meski tanpa medan listrik eksternal.
Misalnya, perambatan sinyal syaraf dengan mentransmisikan impuls listrik. Bahkan
jantung aktif secara elektrik-aktivitas yang bisa dilacak oleh dokter Anda dengan
bantuan elektrokardiogram.

Medan listrik berfrekuensi rendah mempengaruhi tubuh manusia sama seperti mereka
mempengaruhi bahan lain yang terdiri dari partikel bermuatan. Ketika medan listrik bekerja
pada bahan konduktif, mereka mempengaruhi distribusi muatan listrik di permukaannya.
Medan listrik menyebabkan arus mengalir ke seluruh tubuh.
Medan dengan frekuensi rendah menginduksi aliran arus di dalam tubuh manusia. Kekuatan
arus ini bergantung pada intensitas medan magnet luar.Jika cukup besar, arus ini bisa
menyebabkan rangsangan saraf dan otot sehingga dapat mempengaruhi proses biologis
lainnya. Medan listrik dan magnet yang dihasilkan di bawah saluran tegangan tinggi dapat
menginduksi tubuh, namun demikian arus induksi yang dihasilkan akan sangat kecil
dibandingkan dengan ambang batas untuk menghasilkan kejutan dan efek listrik lainnya.

Pemanasan adalah efek biologis utama medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh
frekuensi radio. Sebagai contoh oven microwave, yang dapat digunakan untuk
menghangatkan makanan. Namun demikian tingkat paparan medan frekuensi radio yang
orang biasanya dapatkan sangat jauh lebih rendah daripada yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pemanasan yang signifikan. Efek pemanasan dari gelomang radio membentuk
dasar yang mendasari pedoman saat ini. Dari hasil penelitian hingga saat ini, tidak ditemukan
efek kesehatan yang merugikan dari tingkat rendah, yang diakibatkan paparan jangka
panjang oleh frekuensi radio atau medan frekuensi rendah.

Efek biologis adalah respons terukur terhadap stimulus atau perubahan lingkungan.
Perubahan ini tidak selalu berbahaya bagi kesehatan.Misalnya, mendengarkan musik,
membaca buku, makan apel atau bermain tenis akan menghasilkan berbagai efek biologis.
Meski begitu, tak satu pun kegiatan ini yang diharapkan bisa menimbulkan efek kesehatan.
Tubuh memiliki mekanisme yang canggih untuk menyesuaikan diri dengan banyak dan
beragam pengaruh yang kita hadapi di lingkungan kita. Perubahan yang sedang berlangsung
membentuk bagian normal kehidupan kita. Tapi, tentu saja, tubuh tidak memiliki mekanisme
kompensasi yang memadai untuk semua efek biologis.Perubahan yang ireversibel dan
menekankan sistem dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan.

Efek kesehatan yang merugikan menyebabkan gangguan kesehatanyang terdeteksi pada


individu yang terpapar atau keturunannya; Efek biologis, di sisi lain,mungkin atau mungkin
tidak menghasilkan efek kesehatan yang merugikan.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-25

Hal ini tidak diperdebatkan bahwa medan elektromagnetik di atas tingkat tertentu
dapat memicu efek biologis. Percobaan dengan sukarelawan sehat menunjukkan
bahwa paparan jangka pendek pada tingkat yang ada di lingkungan atau di rumah
tidak menyebabkan efek merugikan yang nyata. Eksposur ke tingkat yang lebih tinggi
yang mungkin berbahaya dibatasi oleh pedoman nasional dan internasional.
Perdebatan saat ini berpusat pada apakah paparan tingkat rendah jangka panjang
dapat menimbulkan respons biologis dan mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Sebagai tanggapan atas meningkatnya kekhawatiran kesehatan masyarakat
terhadap kemungkinan dampak kesehatan dari paparan beragam sumber medan
elektromagnetik yang terus meningkat, pada tahun 1996 Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) meluncurkan upaya penelitian multidisiplin yang besar. Proyek EMF
Internasional menyatukan pengetahuan terkini dan sumber daya yang ada dari
badan-badan internasional dan nasional dan institusi ilmiah.
Kesimpulan dari penelitian ilmiah di bidang efek biologis dan aplikasi medis dari
radiasi non-pengion sekitar 25.000 artikel telah dipublikasikan selama 30 tahun
terakhir. Berdasarkan tinjauan mendalam terbaru dari literatur ilmiah, WHO
menyimpulkan bahwa bukti saat ini tidak mengkonfirmasi adanya konsekuensi
kesehatan apapun dari paparan terhadap medan elektromagnetik tingkat rendah.
Namun, beberapa kesenjangan dalam pengetahuan tentang efek biologis ada dan
perlu penelitian lebih lanjut.
Efek pada kesehatan umum Beberapa anggota masyarakat telah menghubungkan
serangkaian gejala yang menyebar ke tingkat paparan medan elektromagnetik yang
rendah di rumah. Gejala yang dilaporkan meliputi sakit kepala, kecemasan, bunuh
diri dan depresi, mual, kelelahan dan hilangnya libido. Sampai saat ini, bukti ilmiah
tidak mendukung hubungan antara gejala ini dan paparan medan elektromagnetik.
Setidaknya beberapa dari masalah kesehatan ini mungkin disebabkan oleh
kebisingan atau faktor lain di lingkungan, atau oleh kecemasan terkait dengan
kehadiran teknologi baru.

Efek pada pada kehamilan, banyak sumber dan eksposur yang berbeda penghasil
medan elektromagnetik di lingkungan hidup dan kerja diantaranya, layar komputer,
radio , selimut listrik, mesin pengering rambut, dan telepon gengam, telah dievaluasi
oleh WHO dan organisasi lainnya. Bobot bukti secara keseluruhan menunjukkan
bahwa paparan terhadap bidang pada tingkat lingkungan yang khas tidak
meningkatkan risiko hasil buruk seperti aborsi spontan, malformasi,berat lahir
rendah, dan penyakit bawaan. Ada beberapa laporan tentang hubungan antara
masalah kesehatan dan dugaan keterpaparan oleh elektromagnetik, seperti laporan
prematuritas dan berat lahir rendah pada anak-anak pekerja di industri elektronik,
namun hal ini tidak dianggap oleh komunitas ilmiah karena selalu disebabkan oleh
paparan medan.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,
Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-26

Iritasi mata dan katarak umum terkadang dilaporkan pada pekerja yang terpapar
radiasi radiofrequency dan microwave tingkat tinggi, namun penelitian pada hewan
tidak mendukung gagasan bahwa bentuk kerusakan mata semacam. Tidak ada bukti
bahwa efek ini terjadi pada masyarakat umum.
Medan elektromagnetik dan Kanker Meskipun banyak penelitian.,bukti Untuk efek
ang disebabkan medan elektromagnetik tetap sangat kontroversial. Namun, jelas
bahwa jika medan elektromagnetik memiliki efek pada kanker, maka peningkatan
risiko akan sangat kecil. Hasil penellitian sampai saat ini masih mengandung banyak
inkonsistensi, namun tidak ada peningkatan risiko yang besar untuk kanker pada
anak-anak atau orang dewasa.

Sejumlah studi epidemiologi menunjukkan peningkatan kecil risiko leukemia pada


anak-anak yang terpapar medan magnet frekuensi rendah di rumah. Namun, para
ilmuwan pada umumnya tidak menyimpulkan bahwa hasil ini menunjukkan hubungan
sebab-akibat antara keterpaparan medan magnet listrik dan penyakit. Sebagian,
kesimpulan ini diperoleh karena penelitian terhadap hewan di laboratorium telah
gagal menunjukkan efek yang dapat diulang yang sesua dengan hipotesis bahwa
medan magnet dan listrik frekuensi rendah dapat menyebabkan atau
mempromosikan kanker. Studi berskala besar saat ini tengah berlangsung di
beberapa negara dan dapat membantu menyelesaikan masalah ini.
Hipersensitivitas dan depresi elektromagnetik Beberapa individu melaporkan
"hipersensitivitas" pada medan listrik atau medan magnet. Mereka bertanya apakah
sakit dan nyeri, sakit kepala, depresi, kelesuan, gangguan tidur, dan bahkan kejang-
kejang dan kejang epilepsi dapat dikaitkan dengan keterpaparan medan
elektromagnetik.

Ada sedikit bukti ilmiah untuk mendukung gagasan hipersensitivitas elektromagnetik.


Studi Skandinavia terbaru menemukan bahwa individu tidak menunjukkan reaksi
yang konsisten di bawah kondisi ekspos medan elektromagnetik yang terkontrol
dengan baik. Juga tidak ada mekanisme biologis yang diterima untuk menjelaskan
hipersensitifitas. Penelitian tentang masalah ini sulit karena banyak penyebab
subyektif lainnya mungkin terlibat, terlepas dari dampak langsung dari medan
elektromagnetik itu sendiri. Studi lebih lanjut terus berlanjut pada subjek.

Pada bulan Oktober 2005, WHO membentuk Kelompok Kerja yang terdiri dari para
ilmuwan untuk menilai risiko terhadap kesehatan yang mungkin ada dari paparan
medan listrik dan magnet dari gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi>
0 sampai 100.000 Hz(100 kHz). Sementara IARC memeriksa bukti mengenai kanker
pada tahun 2002, Kelompok Tugas ini meninjau bukti untuk sejumlah efek
kesehatan, dan memperbarui bukti mengenai kanker.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi


275 Kv Saluran Tegangan Ekstra Tinggi(SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-27

Kesimpulan dan rekomendasi dari Kelompok Tugas dipresentasikan dalam


monograf WHO Environmental HealthCriteria (EHC)(WHO,2007).

Mengikuti proses penilaian risiko kesehatan standar, kelompok tugas ini


menyimpulkan bahwa tidak ada masalah kesehatan substantif yang berkaitan
dengan bidang listrik gelombang elektromagnetik pada tingkat yang umumnya
dihadapi oleh anggota masyarakat. Berdasarkan data berdasarkan analogi dari
kegiatan sejenis (Jaringan Transmisi SUTET 275 kV dari Muara Enim Incomer Phi)

ke Jalur SUTET Gumawang-Lumut Balai) hasil pengukuran medan listrik dan


medan magnet secara rinci disajikan pada Tabel II-10 di bawah ini.
Tabel II-10 Analogi Hasil pengukuran medan magnet(Jaringan

Transmisi SUTET 275 kV dari Muara Enim Incomer Phi ke


Lokasi Hasill Batas Ambang
No. Pengukuran Masyarakat Relompok.
LS BT
(mT) Umum(mT) Keria(mT)
1 04° 00'55.89" 104° 09'36.35" 0 0,1 0,5
2 03° 49' 15. 04" 104° 09'26.94" 0 0,1 0,5
3 03° 48'13.69" 104° 07'39.60" 0 0,1 0,5
4 03° 47'54.06" 104° 05'80.26" 0 0,1 0,5

Lumut Balai)2019

Tabel II-11 Analogi Hasil pengukuran medan listrik (Jaringan Transmisi


SUTET 275 kV dari Muara Enim Incomer Phi ke Jalur SUTET
Gumawang-Lumut Balai)
LokaS Batas Ambang
Hasill
Masyarakat
No. Pengukuran Kelompok
Umum
(kV/m) Kerja(kV/m)
(kV/m)
1 04° 00'55.89" 104° 09'36.35" 0 5 10
2 03° 49'15.04” 104° 09'26.94” 0 5 10
3 03° 48'13.69" 104° 07'39.60" 0 5 10
4 03° 47'54.06" 104° 05'80.26" 0 5 10
Sumber:ANDAL (Jaringan Transmisi SUTET 275 KV dari Muara Enim Incomer Phi ke Jalur SUTET Gumawang-Lumut Balai)2019

Berdasarkan analogi tersebut diperkirakan nilai medan magnet dan listrik sama dengan
sekitar tapak proyek jaringan transmisi SUTET 275 kV (Rambang Niru-G.I Betung) dan
hasilnya sangat kecil dan jauh di bawah batas ambang.Hal ini disebabkan karena di lokasi
jaringan transmisi SUTET 275 kV PT PNI juga tidak
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-28

terdapat aliran listrik yang merupakan sumber medan magnet dan listrik sehingga
yang terukur adalah medan magnet dan listrik yang dihasilkan secara alamiah oleh
bumi yang besarnya 0,004-0,007 mT untuk medan magnet dan 100-500 V/m untuk
medan listrik.
Selain medan magnet dan listrik, saluran transmisi tegangan tinggi juga dapat
menghasilkan efek fisis lain yaitu korona. Ketika arus bolak balik (AC) mengaliri
konduktor dari sebuah saluran transmisi dengan jarak antara konduktor ke konduktor
yang lain lebih besar dibandingkan dengan diameter konduktor itu sendiri, maka
udara disekitar konduktor yang terdiri dari ion-ion mengalami stres dielektrik.
Ketika tegangan pada saluran transmisi tersebut masih rendah, stres dielektrik yang
dialami oleh udara disekeliling konduktor tersebut tidak cukup untuk mengionisasi
udara di sekitar konduktor. Tapi ketika tegangan pada saluran transmisi ditingkatkan
melebihi nilai ambang batas sekitar 30 kV yang dikenal sebagai titik critical disruptive
voltage, maka udara disekitar konduktor mengalami stres cukup tinggi sehingga
terjadi ionisasi terhadap ion-ion yang dikandung didalam udara tersebut.

Terjadinya ionisasi pada ion-ion diudara disekitar konduktor akan menimbulkan


cahaya redup bersamaan dengan suara mendesis disertai dengan pembebasan
ozon, yang mudah diidentifikasi karena baunya yang khas.

Fenomena yang terjadi pada saluran transmisi tersebut dikenal sebagai efek korona
dalam sistem tenaga listrik. Jika tegangan pada saluran transmisi terus dinaikkan,
intensitas cahaya akibat timbulnya korona menjadi lebih tinggi dan suara mendesisi
semakin jelas terdengar. Efek coran ini dapat mengurangi effisiensi pada saluran
transmisi terutama pada saluran EHV (Extra High Voltage).

Dari penjelasan diatas, terjadinya Efek Korona pada saluran transmisi dipengaruhi
beberapa faktor sebagai berikut, yaitu :

1. Kondisi Fisik Saluran Transmisi, adanya kotoran atau kekasaran konduktor


mengurangi tegangan rusaknya kritis, membuat konduktor lebih rentan terhadap
kerugian korona. Oleh karena itu di sebagian besar kota dan daerah industri
yang memiliki polusi yang tinggi , faktor ini sangat penting wajar untuk melawan
efek buruk itu pada sistem;

2. Jarak antar konduktor , harus cukup besar dibandingkan dengan diameter


garis;

3. Keadaan Atsmosfir, Efek korona di saluran transmisi terjadi karena ionisasi


udara atmosfir yang mengelilingi kabel, hal ini terutama dipengaruhi oleh kondisi
kabel serta keadaan fisik atmosfer;

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-29

4.Tingginya tegangan pada saluran transmisi, efek korona mulai timbul pada
tegangan kritis 30 kV, dan terus meningkat seiring dengan tegangan yang
diterapkan pada saluran transmisi tersebut.

pergerakan muatan yang sangat cepat menghasilkan pulsa-pulsa arus yang


memiliki waktu naik cepat dan durasinya yang sangat singkat. Arus pulsa yang
dihasilkan oleh korona dalam rangkaian peralatan dapat memiliki waktu puncak
yang sangat singkat, frekuensi kejadian yang tinggi dan amplitudo yang sesuai
untuk mensimulasi, memalsukan, mendistorsi atau memalsukan sinyal yang
digunakan dalam komunikasi, sehingga dapat mengganggu sistem komunikasi atau
biasa disebut Radio Interference (RI). Satuan RI dinyatakan dalam nilai pV/m atau
dalam satuan desibel (dB) dengan acuan 1μV/m. Nilai 1uV setara dengan 20 dB
(μV/m). Batasan besar RI dapat menggunakan standar IEEE Radio Noise Design
Guide yang menetapkan batas nilai tertinggi RI adalah 40 dBμV/m pada jarak 100
feet atau 30 m dari fasa konduktor paling luar. Berdasarkan hasil penilitian yang
dilakukan Ade Putra Nababan dan Syahrawardi Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (Tahun 2014) didapatkan nilai RI yang
dihasilkan oleh saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) 275 kV maksimal
sebesar 14,72 dBpV/m, dimana nilai ini masih jauh dibawah batas ambang sebesar
40 dB pV/m.
Fenomena fisis lainnya yang timbul dalam peristiwa korona adalah timbulnya
Gangguan Berisik. Gangguan Berisik (Audible Noise) atau sering disingkat dengan
AN adalah bunyi yang terdengar terus-menerus baik yang merata,takteratur serta
tidak nyaman didengaroleh indra pendengaran manusia normal yang disebabkan
oleh suara mesin industri, transportasi maupun suara akibat korona pada saluran
transmisi. Tingkat AN diukur dalam satuan dB (A) yang sesuai dengan satuan
pendengaran manusia. Besar AN sebanding dengan peningkatan tegangan saluran.
Secara khusus PT. PLN tidak mengeluarkan peraturan mengenai nilai AN pada
saluran transmisi. Namun, pada SPLN 46-1 tahun 1981 tentang pembahasan
tingkat bising, dapat dijadikan acuan tentang tingkat bising.
Tabel II-12 Tingkat Bising menurut SPLN 46-1-1981

Kriteria Pendengaran Tingkat Bising dB (A).

Menulikan 100<AN<120

Sagat Hiruk 80<AN<100

Kuat 60<AN<80

Sd 40<AN<60

ang

20<AN<40
Tean

Dari hasil penilitian yang dilakukan Ade Putra Nababan dan Syahrawardi
Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-30

didapatkan nilai AN yang dihasilkan oleh saluran udara tegangan ekstra tinggi
(SUTET) 275 kV maksimal sebesar 47 dB (Tabel II-12 di atas), dimana nilai ini jika
dibandingkan dengan SPLN 46-1-1981 termasuk dalam kriteria pendengaran tenang

E. Stabilitas Tanah
Faktor kestabilan tanah adalah kelerengan. Sebagian wilayah Kabupaten Muara
Enim (75,7 persen) terletak pada kemirngan lereng kurang dari 12° dan 9,4 persen
berada pada kemiringan lereng 120-40° dan selebihnya merupakan daerah dengan
kemirngan lebih besar dari 40° sekitar (14 persen). Terdapat tower terletak pada
kelerengan ≥30% yang rawan longsor.

Pada Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, jenis tanah: alluvial, podsolik, asosiasi
gley. Tercatat kejadian tanah longsor/landslide 8 kali dalam periode tahun 2014-
2019(Sumber:BPS Kabupaten PALI Dalam Angka Tahun 2020).
Pada data Kabupaten Banyuasin tercatat kejadian tanah longsor/landslide 1 kali
dalam periode tahun 2011-2018 (sumber: BPS Kabupaten Banyuasin Dalam Angka
Tahun 2020).
Pada Kabupaten Musi Banyuasin, jenis tanah: organosol, Klei Humus, Aluluvial,
Podsolik. Tercatat kejadian tanah longsor/landslide 9 kali dalam periode tahun 2017-
2019 (sumber: BPS Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka Tahun 2020).

F.Hidrologi

Pembangunan jaringan transmisi SUTET 275 kV melintasi Sungai Lematang dan


Sungai Musi pada titik perlintasan transmisi. Limpasan aliran permukaan akibat air
hujan di tapak proyek pembangunan tower jarigan transmisi (SUTET) 275 kV akan
mengalir dan bermuara di 2 (dua) sungai utama yaitu Sungai Lematang dan Sungai
Musi. Titik perlintasan transmisi dengan Sungai Lematang berada diantara Tower T-
100 dan Tower T-101 yang berada di Betung Selatan Kabupaten PALI. Sedangkan
titik perlintasan transmisi dengan Sungai Musi berada diantara Tower T-159.C dan
Tower T-160 yang berada di Paldas, Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin.

Debit aliran rata-rata bulanan Sungai Lematang 315,8 m3/det. Sungai Lematang
melewati 3 kabupaten yaitu Kabupaten Lahat, Kabupaten Muara Enim dan
Kabupaten Musi Banyuasin dan bermuara di Sungai Musi. Lebar Sungai Musi yang
dilalui jaringan transmisi SUTET sekitar 700 m - 1000 m. Debit sungai Musi 2.000 m3
- 3.000 m3 air per detik dan kecepatan arusnya mencapai 2,8 meter per detik.
Sungai Lematang dimanfaatkan untuk pengairan irigasi, air minum dan di bagian hilir
dimanfaatkan untuk transportasi dan beberapa keperluan industri dan PLTU.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-31

G.Kualitas Air Permukaan


Berdasarkan data dari Studi ANDAL PLTU Sumsel-1 tahun 2020, data kualitas air
sungai Lematang dicantumkan Tabel II-13, sebagian besar parameter kualitas air
sungai memenuhi baku mutu, kecuali parameter sulfida, detergen, DO, fenol, fecal
coli. Data kualitas air sungai Musi akan dilengkapi pada dokumen ANDAL.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.
Pelingkupan II-32

Tabel II-13 Kualitas Air Sungai Lematang

NO PARAMETER SATUAN HASIL ANALISA Peraturan Gubernup


AP1 AP2 ADC AP4 Sumatera Selatan Nomor 16
Upstream Dowikiream Uastream Downstream Tahun 2005
1e6unS 1e6uns sungai Musi sungai Musi
Lematang Lematang
01. pH Unit 6,8 6,8 7,1 7,1 6-9

02. BOD mg/l 1,58 1,98 1,77 1,50 2

03. COD mg/l 9,45 9,35 9,59 9,99 10

04. TDS mg/l 44 55 62 68 1000


05. SSL mg/l 15,4 12,9 34,3 38,9 50
06. Amoniak Total mg/l 0,049 <0,042 <0,042 <0,042 0,5
07. Cadmium mg/l 0,007 0,008 0,007 0,009 0,1
08. Timbal mg/l 0,108 0,101 0,131 0,119 0,3
09. Besi(Fe) mg/l 1,13 1,06 1,14 1,11 0,3
10. DO mg/l 4,8 4,8 5,2 5,2 Minimal 6
11. Mangan(Mn) mg/l 0,007 0,013 0,007 0,009 0,1
12. Nitrat mg/l 0,21 0,24 0,18 0,17 10

13. Clorida mg/l 5,51 5,51 103 20,2 600

14. MBAS μg/l 3,25x10-5 2,96x10-5 1,97x10-5 1,23x10-5 200

15. Tembaga(Cu) mg/l <0,011 <0,011 <0,011 <0,011 0,02


16. Flourida mg/l 0,07 0,10 0,06 0,08 0,5
17. Cyanida mg/l <0,020 <0,020 <0,020 <0,020 0,02
18. Clorine mg/l 0,05 0,14 0,06 0,08 0,03
19. Sulfida mg/l 0,010 0,018 0,014 0,013 0,002
20. Nitrit mg/l 0,037 0,019 0,008 0,007 0,06

21. Sulfat mg/l 31 26 30 24 400


22. Pheno/ μg/l 0,006 0,011 0,011 0,011 1

23. Posfat mg/l <0,20 0,23 0,25 0,24 0,2


24. Arsen mg/l 13,9x10-3 9,9x10-3 5,37x10-3 5,9x10-3 0,05
25. Suhu Air 20 29,8 29,7 29,3 29,3 Deviasi 3
26. Selenium mg/l <4,9x10-5 5,7x10-4 2,93x10-3 <4,9x10·5 0,01
27. Barium mg/l <0,0518 <0,0518 <0,0518 <0,0518 1

28. Hg mg/l <4,29x10-5 <4,29x10-5 <4,29x10·5 <4,29x10-5 0,001


29. Seng mg/l <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 0,05
30. Cr+6 mg/l 0,074 0,064 0,106 0,111 0,05

31. Cobalt mg/l 0,078 <0,061 0,121 <0.061 02

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang
Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-33

NO PARAMETER SATUANN HASIL ANAUISA Peraturan Gubernur

AP1 AP2 AP3 AP4 Sumatera Selatan Nomor 16

Upstream Downstream Upstream Downstream Tahun 2005

sungal. Sungal Sungai Musi sungai Musi


Lematang Lematang

32. Minyak & Lemak μg/l <300 <300 <300 <300 1.000

33. Fecal Colyform Jml/100ml Negatif Negatif Negatif Negatif 100

34. MPN Colyform Jml/100ml 300 300 800 700 1.000

Baku Mutu: Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Peruntukan Air Dan Baku Mutu Air Sungai:

Sumber:Dokumen ANDAL PLTU Sumsel 1, Mei 2020


Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang
Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-34

H.Bencana Alam

1. Potensi Pergerakan tanah (Longsoran tanah)

Berdasarkan pengukuran topografi daerah lokasi rencana PLTU dan sekitarnya, terletak
pada ketinggian antara 28,00-41,00 m dpl,mempunyai permukaan tanah relatif datar.
Berdasarkan perhitungan stabilitas lereng eksisting (Tabel II-14) mempunyai nilai Safety
Faktor > 1,2 sehingga aman terhadap bahaya pergerakan tanah (longsor).

Tabel II-14 Perhitungan Stabilitas Lereng

LERENG LERENG FAKTOR KEAMANAN EK FAKTOR KEAMANAN FK>


LOGBOR SECTIO ≥1.5 LERENG L2 LERENG KENA GEMPA
N EKSISTING
1 BH 1-4 A 2,45 1,48
2 BH 5 B 3,52 1,93
3 BH 6 B 4,34 1,96
4 BH 8 C 6,85 2,26
5 BH7 F 10,12 2,77
Sumber:Studi Geoteknik PLTU Sumsel-1, 2016

2. Potensi Banjir

Banjir biasanya disebabkan oleh air yang meluap dari sungai dikarenakan badan sungai
tidak mampu lagi menampung air akibat curah hujan yang tinggi.

Aliran sungai yang terdekat dengan lokasi PLTU dan SUTET yang berada di
Kecamatan Rambang Niru adalah sungai Niru (sebelah timur), sungan Emburung
(sebelah barat) dan sungai Lematang (sebelah utara dan melintasi sungai). Melihat
kondisi yang demikian daerah penyelidikan bukan merupakan daerah limpasan banjir
yang diakibatkan oleh sungai tersebut.

3. Faktor Struktur Geologi

Berdasarkan peta geologi, daerah penyelidikan terletak pada batuan Formasi Muara
Enim yang tidak dipengaruhi oleh struktur geologi dan sesar aktif.

Struktur geologi berada +/- 2- 2,5 km sebelah timur dan barat daerah penyelidikan
berupa berupa sesar geser sedangkan di bagian utara terdapat struktur antiklin.
Sedangkan sesar aktif (Sesar Semangko) berada jauh di selatan di sekitar pegunungan
Bukit Barisan.

4. Faktor Kegempaan

Besaran Faktor kegempaan di tiap tiap daerah di Indonesia berbeda, tergantung dari
jenis batuan, kondisi struktur geologi, jarak terhadap pusat gempa dll.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275
KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-35

Salah satu parameter kegempaan yang paling penting untuk diketahui adalah
percepatan puncak maksimum, karena langsung akan mempengaruhi konstruksi
bangunan infrastruktur atau terhadap lingkungan.
Berdasarkan peta zonasi gempa Pulau Sumatera (Masyhur Irsyam dkk, 2010), daerah
penyelidikan mempunyai percepatan puncak maksimum berkisar sebesar 0,20-0,25
g.Parameter kegempaan ini akan dipakai dalam perhitungan kestabilan lereng eksisting
dan daya dukung serta kestabilan tanggul.

Dari perhitungan didapat nilai Faktor Keamanan(FK)> 1,2 sehingga daerah lokasi
rencana studi (daerah Muara Enim dan PALI) merupakan kawasan yang relatif aman
terhadap bahaya gempa bumi.

Gambar II-18 Peta Zonasi Gempa Pulau Sumatera

2.2.2.Komponen Biologi

A.Flora Darat

Berdasarkan data sekunder dan primer hasil pengamatan awal, diketahui secara umum
lokasi rencana pembangunan SUTET merupakan lahan perkebunan, pertanian dan
pemukiman. Flora darat yang tumbuh di lokasi tersebut saat ini didominasi oleh vegetasi
budidaya berbagai jenis tanaman pertanian, tanaman perkebunan dan tanaman
pekarangan. Jenis vegetasi budidaya yang banyak

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten
PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-36

terdapat di lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan disajikan pada tabel sebagai
berikut:

Tabel II-15 Jenis Vegetasi Di Wilayah Studi

ON Wamalokal Nama Ilmliah

A Tanaman Kebun/Ladang
1 Jambu bijih Psidium guajava
2 Kelapa Cocos nucifera
3 Karet Hevea braziliensis
4 Mangga Mangifera indiaca
5 Nangka Arthocarpus sp.
6 Pisang Musa paradisiacal
7 Pepaya Carica papaya
8 Singkong Manihot esculenta
9 Sirsak Annona muricata
10 Ubi jalar Ipomaea batatas
B Tanaman Hias
1 Mawar Rosa sinensis
2 Kembang sepatu Hibiscus rosasinesis
3 Bougenvile Bogenvilla spectabilis
4 Teh-tehan Acalypho sp.
C Tanaman Pelindung
1 Akasia mangium Acacia mangium
2 Akasia daun panjang Acacia leucapphloea
3 Asam Tamarindus indicus
4 Bambu Bamboose sp.
5 Beringin Ficus benyamina
6 Dadap Erythrina orientalis
7 Mahoni Swietenia mahagoni
8 Sengon Albizia chinensis
Tanaman Penutup/Tumbuhan
D
Bawah
1 Alang alang Imperata cylindrical
2 Glagah Saccharum spontaneum
3 Pakis Cycas sp.
4 Pti malu Mimosa pudica
5 Rumputan-Rumputan Graminae
Sumber:Observasi awal Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pembangunan Jaringan Transmisi SUTTET,

2021

B.Fauna Darat

Fauna darat yang terdapat di wilayah studi merupakan satwa liar yang biasa hidup di
lingkungan kebun, pemukiman,ladang,lahan pertanian, sungai dan areal terbuka
lainnya yang sudah banyak aktivitas manusia. Berdasarkan
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275
KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI)Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-37

pengamatan langsung di lapangan dan wawancara dengan masyarakat yang tinggal di


wilayah studi serta referensi lainnya, diketahui bahwa di lokasi rencana pembangunan
tower SUTTET dan lahan sekitarnya tidak dijumpai jenis satwa liar dilindungi baik dari
golongan mamalia, aves, reptilia maupun amphibi. Hal ini disebabkan karena tingginya
aktivitas manusia yang ada di lokasi tersebut, sehingga tidak terdapat lagi area
berhutan yang dapat dijadikan habitat yang baik bagi kehidupan satwa liar dilindungi.
Jenis satwa liar yang terdapat di wilayah studi disajikan pada Tabel II-16.
Tabel II-16 Jenis Fauna Darat di Lokasi Rencana Pembangunan Jaringan Transmisi
SUTTET 275 kV
Status
PelamenLHK
No20/
JUCN 3.1.
No Dlama Daerah Namalatio MENLHK
RED List
SEDEN/
KUM 16/
2018
A Mamalia
1 Babi hutan Sus scrofa vittatus TDL LC
2 Kera Ekor Panjang Macaca fascicularis TDL LC
3 Tikus belukar Rattus argentiventer TDL -

4 Tikus Tanah Rattus rattus TDL -

5 Tupai Callosciurus notatus TDL LC


B. Aves
1 Bubut Kecil Centro usbe alensis TDL LC
2 Burung layang Dalichon dasypus TDL LC
Lonchura leucogastroides
3 Pipit TDL LC
Horsfield
4 Puyuh Tanah Tumix susciatator TDL LC
5 Pipit Putih Lonchura strata TDL LC
6 Pipit Coklat Anthus cervinus TDL LC
7 Perenjak belukar Orthotomus ruficeps Lesson. TDL LC
8 Punai Treron bicincta Bicincta Jerdon. TDL -

9 Puyuh tanah Turnix suscitator TDL -

10 Pelatuk Dinopium javanense TDL LC


11 Perkutut Geopelia striata TDL LC
12 Tekukur Streptopelia chinensis Scopoli. TDL LC
13 Pelatuk merah Picus miniaceus TDL LC
14 Srigunting hitam Dicrurus macrocercus Vieillot. TDL LC
C. Reptil
1 Kadal Kebun Eutropis multifasciata Kuhl. TDL -

2 Ular Hijau Trimeresurus albolabtis Gray. TDL -

3 Ular Tikus Elaphe radiata Z. TDL LC

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk(GI) Betung sepanjang 79,85 km di kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,
kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-38

snieas
PemenLHK
No.P.20/
No Nama Daerah IUCN 3 1
Nama Latin MENLHK/
RED List
SETJEN/
KUM.16/
2018
4 Biawak Varanus salvator Laurenti. TDL LC
D. Amphibi
1 Katak ijo Rana pipiens TDL LC
2 Katak daun Rana erythraea Schlegel. TDL LC
3 Kodok Bufo melanoctictus TDL LC
4 Kongkang kolam Rana chalconota TDL LC
Sumber:Observasi awal Lapangan, 2021

Keterangan:LC= Spesies dengan tingkat risiko rendah (bahasa Inggris: Least Concern -LC) adalah kategori IUCN yang
diberikan untuk spesies yang telah dievaluasi namun tidak masuk ke dalam kategori mana pun. Spesies-spesies tersebut
tidak termasuk ke dalam spesies terancam atau mendekati terancam punah, atau juga ketergantungan konservasi.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kategori_konservasi_IUCN)
C.Biota Perairan

1. Plankton

Plankton adalah sumber makanan penting bagi organisme akuatik lainnya (seperti ikan)
yang hidup di lingkungan air tawar dan laut. Fungsi plankton juga penting dalam proses
yang mengontrol distribusi dan pergerakan energi dan nutrisi penting seperti karbon,
nitrogen,dan fosfor.

Kehidupan plankton sangat tergantung dengan kondisi kualitas air secara fisik dan
kimia.Pencemaran air akan menjadi faktor pembatas bagi kehidupanbiota perairan.
Plankton adalah biota yang melayang di dalam air dan pergerakannya lebih tergantung
pada arus dan berdasarkan cara hidupnya plankton terdiri dari fitoplankton dan
zooplankton.Fitoplankton (tumbuhan renik) adalah tumbuhan air yang bebas melayang
dan hanyut dalam air serta mampu melakukan fotosintesis yaitu mampu mengubah zat
hara menjadi senyawa organik yang kaya energi. Kedudukan fitoplankton dalam rantai
makanan sebagai produsen primer (primary producerJyaitu merupakan dasar dari
jaring-jaring makanan. Di dalam ekosistem perairan, zooplankton termasuk konsumer
primer yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan fitoplankton, terjadi hubungan
searah antara zooplankton dan fitoplankton, zooplankton akan memakan fitoplankton
yang disebut grazing.

Pengambilan sampel biota air dan kualitas air dilakukan di sungai lematang dan sungai
musi pada tanggal 12 - 16 Oktober 2019. Titik lokasi pengambilan sampel berada di:

1) Up stream sungai Lematang (P1: S 03025'16,31"; E 103058'50,60");

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamnatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-39

2) Down Stream sunga Lematang (P2: S 03025'16,24"; E 103058'50,89");


3) Up stream sungai Musi (P3);
4) Down stream sungai Musi (P4).
Hasil analisis Plankton (fitoplankton dan zooplankton) berdasarkan Laporan Hasil
Pengujian Laboratorium (No.LPUP11484) disajikan pada Tabel II-17 di bawah ini.
Tabel II-17 Hasil Analisis Plankton
Kode Lokasii Rengamatan Plankton
No INDIVIDU
P1 P2 B3 P4

CHLOROPHYTA

1 Closterium sp.1 1

2 Closterium sp.2 3 2

3 Cosmarium sp. 1

4 Pediastrum sp.1 3 3 5 6

5 Pediastrum sp.2 7 6

CHRYSOPHYTA

6 Achnanthes sp. 2
7 Cocconeis sp. 8

8 Coscinodiscus sp.1 7 3 33 25

9 Coscinodiscus sp.2 181 248

10 Coscinodiscus sp.3 5

11 Cymbella sp. 2

12 Diatoma sp. 195 104 9 25

13 Diatomella sp. 12 4 2 3

14 Fragillaria sp.1 374 220 52

15 Fragillaria sp.2 13 5 10

16 Fragillaria sp.3 11 4 3 2

17 Frustulia sp. 3 1

18 Gomphonema sp. 3 1

19 Navicula sp.1 43 29

20 Navicula sp.2 3

21 Pleurosigma sp.1 3 2 1

22 Pleurosigma sp.2 4 2 1 2

23 Surirellasp.1 22 3 18 13

24 Surirella sp.2 19 10 26 24

25 Surirella sp.3 5 2

26 Synedra sp.1 23 9

27 Synedra sp.2 17 4

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 kv saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Muara Enim, Kabupaten PALI,
Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-40
Kode Lokasi Pengamlatan Plankton
No INDIVIDU
P1
P2 P3 P4

28 CHRYSOPHYTA 1
198 235

29 CHRYSOPHYTA 2 247 278

30 CHRYSOPHYTA 3 3 3

CYANOPHYTA

31 Merismopedia sp. 2 1 1

32 Spirulina sp. 2 1

ARTRHOPODA

CRUSTACEA

BRANCHIPHODA

1 Chydoriidae 5

COPEPODA

2 COPEPODA(nauplius) 3 1
GASTROTRICHA

3 Chaetonotus sp. 2 1

MOLLUSCA

GASTROPODA

4 GASTROPODA 1

PROTOZOA

CILLIATA

5 CILLIATA 3 2 4

RHIZOPODA

6 Arcella sp.1 8 4 3 7

7 Arcella sp.2 2 1

8 Centropyxis sp. 4 3 4 2

9 Diflugia sp.1 1

10 Diflugia sp.2 1

11 Euglypha sp. 23 14

TROCHELMINTHES

ROTATORIA

12 Monostyla sp. 2

Jumlah individu/L 741 395 834 994

Jumlah Taxa 23 26 27 25

Indeks Diversitas H' =- Σ pi Ln pi 1,51 1,52 1,66 163

H-max=Log25 4,52 4,70 4,75 4,64

Equitailitas(E)=
0,33 0,32 0,35 035
itas(E)=H'/H-ma

Sumber:Hasil Uji Lab Uni Lab, 2019

Pelingkupan II-41

Berdasarkan Tabel II-17 dapat dilihat bahwa plankton dari kelas Chrysophyta banyak
ditemukan di lokasi studi. Spesies dari kelas Chrysophyta yang banyak ditemukan di
lokasi studi adalah diatoma sp dan Fragilliaria sp di sungai Lematang, dan spesies
Coscinodiscus sp.2 banyak ditemukan di sungai Musi. Menurut Gilbert (1950),
Chrysophyta merupakan salah satu jenis fitoplankton yang mudah beradaptasi dengan
berbagai kondisi lingkungan yang memiliki sebaranyang luas dan dapat hidup pada
berbagai tipe habitat yangberbeda, seperti air yang bersuhu dingin, genangan lumpur,
tanah basah atau air tawar.

Hasil analisis plankton menunjukkan bahwa secara keseluruhan jumlah jenis plankton di
lokasi studi ada sekitar 23 - 27 jenis dengan jumlah individu berkisar antara 395-994/L.
Sementara nilai indeks diversitas plankton di lokasi studi berkisar antara 1,51-1,66.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa air sungai di lokasi studi masuk kriteria tercemar
ringan sampai dengan sedang (Lee. et al, 1978). Sedangkan untuk indeks
kesamarataan (Equitalitas) tergolong rendah yaitu antara 0,32-0,35.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air permukaan di lokasi studi menunjukkan nila
parameter Fe berkisar antara 1,06 - 1,14 mg/L (BM=0,3 mg/L);DO berkisar antara 4,8-
5,2 mg/L (BM=minimal 6 mg/L); Clorine berkisar antara 0,05-0,14 mg/L(BM=0,03 mg/L);
Sulfida berkisar 0,010-018 mg/L(BM=0,002 mg/L); Posfat 0,23-0,25 mg/L(BM=0,2 mg/L)
dan Cr+6 berkisar 0,064-0,111 mg/L (BM=0,05 mg/L). Nilai parameter tersebut telah
melampaui baku mutu lingkungan kualitas air sesuai Pergub Sumsel No.16 Tahun 2005
(lampiran II). Rendahnya konsentrasi DO dan meningkatnya konsentrasi beberapa
parameter lainnya seperti fe, Clorine, Cr+6 yang melampaui nilai baku mutu kualitas air
mengakibatkan terganggunya kehidupan biota air, sehingga akan menurunkan
kelimpahan dan keanekaragaman biota air.

Kondisi lingkungan yang tercemar di lokasi studi kemungkinan disebabkan oleh


masuknya limbah kegiatan yang ada di sekitar sungai seperti kegiatan pertanian, kebun,
pemukiman, pertambangan, transportasi kapal mesin, kegiatan perdagangan dan
sebagainya.

2.Benthos

Benthos adalah organisme yang hidup di dekat dasar sungai atau dikenal sebagai zona
benthik. Mereka hidup di dekat sedimen baik itu batu, lumpur, pasir dan lain lain dan
beradaptasi dengan tekanan air dalam serta arus perairan yang deras. sebagian atau
seluruh siklus hidup benthos berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun
menggali lubang. selain itu pergerakan benthos relatif terbatas

(http://dhariyan.blogspot.com/2012/11/bentos-di-perairan.htm).

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-42

Suwondo dkk,(2004) juga mengemukakan bahwa Benthos merupakan organisme perairan yang
keberadaannya dapat dijadikan indikator perubahan kualitas biologi perairan sungai. Selain itu,
organisme bentos juga dapat digunakan sebagai indikator biologis dalam mempelajari ekosistem
sungai (Canter dan Hills, 1979). Hal ini disebabkan adanya respon yang berbeda terhadap suatu
bahan pencemar yang masuk dalam perairan sungai dan bersifat immobile.
Mahmudi, dkk, (1999), juga mempertegas bahwa makrozoobentos mempunyai peranan penting
di ekosistem sungai, yaitu : (1) dapat memberikan informasi mengenai pemindahan dan
penggunaan energi dalam ekosistem sungai,(2) mempunayi peranan dalam proses self
purification sungai, dan (3) dapat digunakan untuk kepentingan restorasi perairan sungai dengan
cara mencipatakan habiatat yang mendorong kolonisasi makrozoobentos.Komunitas
makrozoobentos bahkan menjadi sumber energi untuk perikanan di ekosistem sungai.
Benthos sendiri mempunyai berbagai ciri-ciri yang diantaranya menurut Sudarjanti dan Wijarni
(2006) adalah :

a) Mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai tipe pencemaran dan mempunyai reaksi
yang cepat.

b) Ditemukan melimpah di perairan, terutama di ekosistem sungai, dipengaruhi oleh berbagai tipe
polutan yang ada.

c) Mempunyai keanekaragaman yang tinggi dan mempunyai respon terhadap lingkungan yang
stress.

d) Hidup melekat di dasar perairan.

e) Mempunyai siklus hidup yang panjang.

Jenis-jenis bentos berdasarkan tingkat kerusakan perairan dikemukakan oleh Mulyanto (1995)
sebagai berikut :

a) Perairan bersih adalah Planaria, Perla,Isoperia,Leuctra, Nemoura, Eodyonurus dan Ephemera.

b) Perairan tercemar organik ringan adalah Caenis, Ephemerella, Baetis, Limnophillus dan
Hydropsyche.

c) Perairan tercemar organik sedang adalah Simulium,Lymnaea dan Physa.

d)Perairan tercemar organik berat adalah Chironomous dan Tubifex.

Tabel II-18 Hasil Pengamatan Kelimpahan dan Keanekaragaman

Benthosdi Lokasi Studi

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-43

Kade Lokasi Pengamatan Benthos


NO INDIVIDU
B1 B2 B3 B4

ANNELID

OLIGOCHAETA

1 OLIGOCHAETA 5 3

ARTHROPODA

INSEKTA

COLEOPTERA

2 COLEOPTERA 1

DIPTERA

3 Ceratopogonidae 3

4 Chironomidae 5 1
5 Dolichopodidae 1 5 2

6 Dolichopodidae 2 4 7

7 DIPTERA 1(pupa) 5 3

8 DIPTERA 2(pupa) 3

MOLLUSCA

BIVALVIA

9 Corbicula sp. 4 7

GASTOPODA

10 Melanoides sp. 7 11

11 Thiara sp. 2 1

NEMATHELMINTHES

NEMATODA

12 NEMATODA 1 24 20

13 NEMATODA 2 7 31 17 11

Jumlah individu/m2 41 64 46 38

Jumlah Taxa 9 9 4 3

Indeks Diversitas H' = - Σ pi

Ln pi 2,13 1,62 1,00 1,01

(SHANNON-WEAVER, 1949)

H-max=LnS 2,20 2,20 1,39 1,10

Equitabilitas(E)=H'/H-max
0,97 0,74 0,72 0,92
(E)=H'/H-n

Sumber: Hasil Uji Uni Lab,2019

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa, jumlah individu benthos terbanyak adalah nematode,
dapat ditemukan di semua lokasi pengamatan(B1 sd B4) baik di lokasi pengamatan yang
berada di sungai Lematang(B1 dan B2) maupun yang ada di sungai Musi (B3 dan B4). Jenis
benthos lainnya yang ditemukan di lokasi pengamatan ada 8 taksa di S. Lematang dan 2 taksa
di sungai Musi. Berdasarkan indeksi Diversitas Shannon - Wienner, di lokasi pengamatan yang
ada di sungai lematang berkisar antara 1,62 -2,20; sementara di lokasi pengamatan yang ada di
sungai musi berkisar antara 1,1 - 1,39, dan untuk nilai indeks kemerataan di semua lokasi
pengamtan berkisar antara 0,72-0,92, tergolong tinggi. Berdasarkan Struktur komunitas
makrozoobenthos pada kondisi perairan tertentu (The Georgia Water Quality Control Board
1971 in Wilhm 1975), diketahui bahwa di lokasi studi tidak terdapat spesies intoleran

Pelingkupan II-44

(organisme yang dapat tumbuh atau berkembang dalam kisaran kondisi lingkungan
yang sempit dan jarang dijumpai di perairan yang kaya bahan organik seperti famili
dari Ordo Ephemeroptera,Ordo Tricoptera,dan Ordo Plecoptera) dan sedikit fauna
kelompok fakultatif (organisme yang dapat bertahan hidup pada kisaran kondisi
lingkungan yang lebih besar dibandingkan organisme intoleran, namun tidak dapat
mentolerir kondisi lingkungan yang tercemar berat) seperti Melanoides sp., Thiara sp.
dari kelas gastropoda dan spesies dari kelompok toleran yaitu nematode terlihat
mendominan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perairan di lokasi studi tergolong
jenis perairan yang tercemar sedang. Berdasarkan kondisi kualitas air di lokasi studi,
sebagaimana telah dijelaskan di atas diketahui bahwa beberapa parameter kualitas air
permukaan telah melampaui baku mutu lingkungan, yaitu antara lain parameter DO,
fe, Clorine, dan Cr+6. Kondisi ini menunjukkan adanya pencemaran air di lokasi studi
sebagai akibat banyaknya limbah kegiatan pemukiman, perdagangan, perkebunan,
pertanian, industri yang ada di sekitar sungai Musi dan Lematang masuk ke dalam
badan air (sungai).

3.Nekton
Dari wawancara dengan penduduk setempat diperoleh gambaran mengenai
keberadaan ikan di sekitar rencana pembangunan jaringan transmisi SUTET. Bahwa
berbagai jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi juga merupakan bagian
matapencaharian penduduk setempat. Hasil tangkapan merupakan jenis ikan yang
umum di Sumatera Selatan.
Tabel II-19 Jenis Ikan Terdapat di Wilayah Studi
Status(PenmenLHK
N LEma Daerah REma Latin NO.P.20/MENLHK
O /SETJEN/KUM.16/201
1 Baung Mystus nemurus
2 Takari Botia macracanthus
3 Ikan Papuyu Anabas testudineus
4 Ikan Haruan Ophiocephalus striatus
5 Ikan Mujair Oreochromis mossambicus
6 Ikan Saluang Parosphromenus linkei
7 Ikan Patin Pangasius pangasius
8 Ikan Lele Bagarius yarelli
9 Ikan Lais Kryptopterus crytopterusBleeker
10 Ikan Bakut Oxyeleotris marmorata
11 Ikan Sepat Trichogaster pectoralis Regan
12 Ikan Kerali Labocheilos falchifer
13 Ikan Tempalo Betta pardalotos
Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-45

Status (PermenLHK
N
No.P.20/MENLHK
O Nama Daerah Nama Latin
/SETJEN/KUM 16/201
8)
14 Ikan Kekel Glyptothorax keluk
15 Ikan Stambun Nandus mercatus

16 Ikan Puntung Balantiocheilos melanopterus dilindungi


Kanyut
Schismatorhynchus
17 Ikan Cawing Idung dilindungi
heterorhynchus
18 Ikan Belido Chitala hypselonotus dilindungi
19 Ikan Tangkeleso Scleropage formasus dilindungi
20 Ikan Putak Notopterus notopterus dilindungi
21 Bujuk Channa lucius Block
22 Ruan Channa striata Block
23 Juare Pangasius polyuranodon Bleeker
24 Keli Clasrias nieuhoffi Bleeker
Mastacembelus erythotaenia
25 Tilan
Bleeker
26 Serapil Helostoma temminckii Curvier
Sumber:Referensi Hasil Penelitian tahun 2018(https://www.mongabay.co.id/2018/12/08/berapa-jenis-ikan-yang-hidup-
di-sungai-musi), wawancara dengan masyarakat 2019

2.2.3.Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya


Rencana kegiatan pembangunan jaringan transimisi Saluran Udara Tenaga Ekstra Tinggi
(SUTET) 250 KV dari gardu induk PLTU Sumsel -1 di desa Tanjungmenang kecamatan
Rangbang Niru Kabupaten Muara Enim Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab
Lematang Ilir, Kabupaten Muba dan Banyuasin serta kota Prabumilih. kegiatan pembangunan
transmisi SUTET 275 KV diperkirakan akan berdampak positif maupun negatif terhadap
komponen sosial ekonomi dan budaya masyarakat lokal. Secara administrasi pemerintahan,
desa-desa yang diperkirakan terkena dampak sebagai berikut:

1.Kabupaten Muara enim terdiri dari;

a) Kecamatan Rambang Niru meliputi 3 desa yaitu Tanjung Menang, muara Niru,Tebat
Agung dan Gurinam,

b)Kecamatan Empat Petulai Dangku terdiri dari Kuripan,Kuripan Baru, Kuripan


Setalan,Dangku dan Gunung Raja

2.Kabupaten PALI terdiri dari;

a) Kecamatan Abab meliputi;,Pangabuan,Pangabuan Timur,dan Prambatan

b) Kecamatan Tana Abang meliputi; desa Sedupi


3.Kota Prabumulih;

a) Kecamatan Prabumulih Barat Kelurahan Payu Putat

4.Kota Musi Banyuasin meliputi:

Pelingkupan I1-46
a) Kecamatan Lais terdiri dari desa Purwosari dan Desa Tanjung Agung.
5.Kabupaten Banyuasin meliputi:

a) Kecamatan Rantau Bayur terdiri dari; desa Paldas dan Desa Muara Abab

b) kecamatan Betung terdiri dari desa Talang Jaya dan Sukamulya

A. Demografi
1. Jumlah Penduduk
Data kependudukan Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir,
Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin Dalam Angka
tahun 2021 jumlah dan kepadatan penduduk serta sex ratio penduduk di wilayah studi
secara rinci disajikan pada Tabel II-20.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan 11-47

Tabel II-20 umlah Penduduk di Wilayah Studi

Penduduk Kepadatan
No Kabupaten/kota/ Luas Wllayah (Ha) LaKI LakI Perempuan Jumlah Panduduk Sex Ratlo
Penduduk
Kecamatan/desa/ kelurahan
Jiwa/km2
Kabupaten Muara Enim 7483.06 315292 302554 617846 82.57 104
Kecamatan Rambang Niru 634.98 17169 16388 33557 52.85 105
1 Desa Tanjung Menang 99.8 510 531 1041 10.43 96
a
2 Desa Tebet Agung 102.3 1930 1931 3861 37.74 100
3 Desa Gerinam 101.6 383 326 709 6.98 117
Kecamatan Empat Petulai Dangku 311.66 10187 9797 19984 64.12 104
I
1 Desa Muara Niru 22.13 744 748 1492 67.42 99
2 Desa Kuripan Selatan 20.38 593 555 1148 56.33 107
b 3 Desa Kuripan 48.46 523 570 1093 22.55 92
4 Desa Kuripan Baru 6.57 480 477 957 145.66 101
5 Desa Gunung Raja 40.4 1777 1802 3579 88.59 99
6 Desa Dangku 13.02 1100 2365 3465 266.13 47
Kabupaten Penungkal Abab Lematang Ilir 1840 98434 96466 194900 105.92 102
Kecamatan Tanah Abang 156.6 15450 15126 30576 195.25 102
a.
1 Desa Sedupi 5.59 972 935 1907 341.14 104
II Kecamatan Abab 416 13498 13560 27058 65.04 100
1 Desa Pangabuan 9.57 1881 1971 3852 402.51 95
b.
2 Desa Pangabuan Timur 48.13 1730 1755 3485 72.41 99
3 Desa Prambatan 120.62 2467 2316 4783 39.65 107
Kota Prabumulih 434.46 98422 97326 195748 450.55 101
III Kecamatan Prabumulih Barat 61.34 15534 15054 30588 498.66 103
1 Kelurahan Payut Putat 30.19 2080 1957 4037 133.72 106
Kabupaten Musi Banyuasin 14265.96 322876 304294 627170 43.96 106
IV
Kecamatan Lais 755.53 29649 29649 59298 78.49 105,7
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi
Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan 11-50

untuk penyadap dan '2 bagian lagi untuk pemilik kebun. Sedangkan produksi kebun
sawit seluas 1 hektar dapat menghasilkan uang sebanyak 2 juta rupiah per
bulannya.Beberapa kebun sawit milik warga masyarakat sudah banyak yang tua,
sehingga produksinya sudah mengalami pengurangan. Secara umum bahwa mata
pencaharian warga masyarakat di wilayah studi tergantung dari tanaman karet dan
sawit, sehingga sebagian kebutuhan primer harus didatangkan dari luar wilayah
desanya. Kecuali wilayah studi yang bermatapencaharian dari ladang maupun sawah,
sebagian dijual dan untuk konsumsi sendiri.

Dengan demikian, matapencaharian warga masyarakat di wilayah studi memiliki


beberapa pekerjaan sekaligus, yaitu sebagai petani karet, petani kelapa sawit, dan
pekerja di beberapa perusahaan yang berada di wilayah studi. Matapencaharian
lainnya adalah pegawai negeri sipil, yang bekerja di Kantor Kecamatan, guru dan
pegawai sekolah, di kesehatan di Pustu dan poskesdes, pedagang, buruh dan
wiswasta. Matapencaharian secara rinci akan diuraikan dalam laporan dokumen andal.

3. Kesempatan Kerja dan Berusaha

Masalah ketenagakerjaan masih merupakan fenomena pelik, karena masih tingginya


angka pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka di Sumatera Selatan dan
kabupaten/kota dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tingkat pengangguran
terbuka adalah perbandingan antara penduduk usia kerja yang menganggur terhadap
jumlah penduduk usia kerja yang masuk dalam angkatan kerja. Sedangkan TPAK
adalah perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (umur
15 tahun ke atas).
Tingkat pengangguran di wilayah studi pada tahun 2021, khususnya rata-rata di
Sumatra Selatan sebesar 4,98 persen dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) sebesar 64,78 persen.Ada kecenderungan bahwa tingkat pengangguran
terbuka di daerah perkotaan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
pedesaan.Tingginya pengangguran terbuka di kota, selain dipengaruhi oleh
pertumbuhan alamiah penduduk, juga dipengaruhi masuknya angkatan kerja dari
wilayah lain. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja diperkotaan lebih rendah
dari di pedesaan. Hal ini tidak lepas dari perbedaan struktur ekonomi dan sifat
pekerjaan antara daerah perkotaan dengan pedesaan.

Oleh karena itu, perencanaan ketenagakerjaan perlu menyesuaikan diri dengan


dinamika perubahan. Artinya, pemerintah daerah, khususnya perguruan tinggi perlu
memikirkan dan mengedepankan kemampuan skil kelulusan dari segi kualitas sesuai
dengan prediksi kebutuhan yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan pasar tenaga
kerja. Ketidak seimbangan dalam bidang ketenagakerjaan dikuatirkan warga
masyarakat setempat tidak siap menghadapi dan memanfaatkan peluang-peluang
yang ditimbulkan oleh dinamika perubahan

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-51

tersebut. Peluang kerja yang lain ketika tahap operasional, memanfaatkan warga desa
di lokasi kegiatan menjadi Chekerline untuk membersihkan tanaman di bawah transmisi
SUTET agar tidak mengganggu.
Kesempatan berusaha merupakan peluang menanamkan modal bagi warga
masyarakat di wilayah studi. Dengan adanya rencana kegiatan pengembangan dan
pembangunan SUTET 275 Kv, maka warga masyarakat mempunyai peluang untuk
berusaha. Peluang usaha yang terbuka adalah sewa lahan atau tanah untuk peralatan,
sewa rumah untuk pekerja pendatang, membangun rumah makan dan keperluan
sehari-hari pekerja, warung kelontong atau manisan, transportasi maupun material
yang akan digunakan untuk membangun fasilitas tower SUTET yang sebanyak 209
tower di wilayah studi.
Dengan adanya rencana kegiatan tersebut, maka banyak warga masyarakat
mengharapkan kenyataan kegiatan tersebut. Disamping akan menyerap tenaga kerja
sesuai keahlian dan kebutuhan, juga akan membuka peluang berusaha warga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari pekerja
Secara umum kesempatan kerja masyarakat di wilayah studi bermata pencaharian
yang bekerja di sektor perkebunan sesuai dengan kondisi geografis wilayah setempat.
Selain itu terdapat penduduk bermata pencaharian yang bekerja sebagai pekerja/buruh
industri, perdagangan, pertambangan, jasa dan transportaisi serta PNS dan anggota
TNI/POLRI. Namun demikian lapangan kerja belum dapat menyerap Angkatan kerja
yang ada. Berdasarkan data Kabupaten Muara Enim Dalam Angka 2021, Kabupaten
PALI Dalam Angka 2021, Kabupaten Banyuasin Dalam Angka 2021 dan Kabupaten
Musi Banyuasin Dalam Angka 2021, jumlah pencari kerja/angkatan kerja sebagai
berikut :
1) Jumlah pencari kerja pada tahun 2021 di Kabupaten Muara Enim sebanyak 1.621
orang terdiri dari 1.154 orang laki-laki dan 467 orang perempuan. Sedangkan lowongan
kerja sampai pada akhir tahun 2016 sebanyak untuk 237 orang.

2) Jumlah angkatan kerja pada tahun 2021 di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
sebanyak 88 078 orang terdiri dari yang bekerja 87 253 orang dan mengangur 825
orang.

3) Jumlah pencari kerja pada tahun 2021 di Kabupaten Banyuasin sebanyak 1.420
orang terdiri dari 838 orang laki-laki dan 542 orang perempuan. Sedangkan lowongan
kerja sampai pada akhir tahun 2016 sebanyak untuk 505 orang.

4) Jumlah angkatan kerja pada tahun 2021 di kabupaten Musi Banyuasin sebanyak
285.123 orang terdiri dari yang bekerja 269.140 orang dan mengangur 15.983 orang.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI)Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-52

4.Harga Lahan

Untuk mengetahui harga lahan di lokasi tempat akan dibangun SUTET akan dilakukan
wawancara dengan masyarakat maupun memanfaatkan data yang ada di BPN
Kabupaten Muara Enim. Kabupaten PALI, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi
Banyuasin.Pengumpulan data harga lahan akan dilakukan setelah dokumen kerangka
acuan ini dibahas pada Sidang Tim Teknis Komisi Penilai Amdal Provinsi Sumatera
Selatan.

5. Penggunaan Lahan

Lahan yang digunakan untuk pembangunan tapak dan jaringan transmisi SUTET 275
KV adalah lahan milik masyarakat yang dimanfaatkan untuk perkebunan rakyat,
permukiman dan pertanian. Dari hasil pengamatan survei pendahuluan diperoleh
gambaran penggunaan lahan eksisting di wilayah studi umumnya untuk kebun karet
rakyat dan kebun kelapa sawit serta sawah tadah hujan. Sedangkan daerah kawasan
permukiman berupa perkarangan dan rumah penduduk, perkantoran serta fasilitas
umum diusahakan tidak dilintasi oleh saluran transmisi dan tapak tiang tower.

C.Sosial Budaya

1.Persepsi Masyarakat

Persepsi adalah penilaian atau pandangan masyarakat secara subjektif terhadap suatu
kejadian, kegiatan atau kondisi lingkungannya. Persespi juga dapat digunakan untuk
menilai seberapa antusias respon masyarakat akan suatu rencana kegiatan, baik
berhubungan langsung dengan kepentingan dirinya maupun tidak.

Persespi masyarakat terhadap rencana kegiatan pengembangan dan


pembangunan SUTET 275 Kv oleh pemrakarsa PT. IMU, diharapkan tidak adanya
keberatan dari warga masyarakat, karena untuk kepentingan nasional, selain itu warga
masyarakat menghendaki adanya penyerapan tenaga kerja, CSR dan tidak
membahayakan warga masyarakat. Hal lain adalah adanya kesempatan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan pekerja, seperti mendirikan warung makan, toko manisan,
sewa rumah maupun transportasi untuk mobilitas pekerja.

Disamping itu, dengan adanya kegiatan di desanya, maka persepsi mereka akan
menyerap banyak tenaga kerja mereka. Dalam pembangunan tahap konstruksi akan
memerlukan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja yang tidak memerlukan standar
kualifikasi pendidikan yang tinggi. Meskipun demikian ada sisi persepsi negatifnya,
yaitu jika dilakukan persaingan dalam penerimaan tenaga kerja berdasarkan standar
kualifikasi pendidikan, maka mereka akan kalah bersaing. Kalah bersaing dalam
penerimaan tenaga kerja, sehingga persepsinya adalah
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan JaringanTransmisi 275
KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten
Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-53

hanya memakmurkan dan mensejahterakan pendatang daripada warga masyarakat


lokal.
Begitu juga untuk lingkungan fisik, menurut persepsi warga masyarakat pasti akan
terjadi bencana lingkungan, khususnya medan listrik yang transmisinya melewati
permukiman.Warga masyarakat mengharapkan bahwa tarnsmisi maupun jalur SUTET
tidak diatas permukiman.

2. Bantuan Corporate Social Responsibility(CSR)


Berdasarkan hasil sosialisasi dan pendapat publik, salah satupersoalan dan yang
diharapkan oleh warga masyarakat distribusi bantuan sosial, dalam bentuk CSR. Oleh
karena itu bantuan sosial itu merupakan tanggungjawab sosial perusahaan terhadap
warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan perusahaan.
Perusahaan-perusahaan bisnis pada umumnya mempunyai misi utamanya adalah
ekonomi (profit oriented) dan pada tingkat tertentu mempunyai misi sosial terhadap
masyarakat disekitar perusahaannya dalam bentuk Corporate Social Responcibility
(CSR) ataupun Community Development (CD). Misi sosial yang diemban oleh suatu
perusahaan bisnis meliputi ruang lingkup nasional, regional maupun lokal. Misi sosial
pada setiap tingkat dapat dicapai melalui berbagai strategi, sasaran maupun metode
yang sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan yang ada. Salah satu
tingkatan misi sosial yang diemban perusahaan bisnis dan dirasakan mendesak untuk
direalisasikan adalah misi sosial untuk tingkatan regional dan lokal. Hal ini menjadi
penting, karena setiap perusahaan yang berada di suatu daerah menyandang fungsi
laten dan manifest bagi masyarakat maupun lingkungannya. Fungsi laten dapat muncul
dalam bentuk(1) terganggunya kebudayaan tradisional, khususnya perubahan pola
kehidupan sosial yang telah mapan, dan (2) mempercepat kerusakan kelestarian
lingkungan. Pengendalian fungsi laten ini merupakan tanggungjawab dari berbagai
pihak yang terkait dengan keberadaan perusahaan. Oleh sebab itu misi sosial suatu
perusahaan terhadap masyarakat disekitarnya pada dasarnya merupakan kewajiban
perusahaan dan merupakan hak dari masyarakat untuk memperoleh bantuan atau
biaya sosial bagi pengembangan dan kesejahteraannya.

Meskipun fungsi manifest dari perusahaan tersebut sangat besar, yaitu peningkatan
produksi ekonomi secara maksimal, pemeliharaan ketertiban, pencapaian konsesus
dan mendorong pengembangan ekonomi. Dalam strategi pembangunan secara makro,
keberadaan suatu perusahaan besar dalam suatu wilayah dimaksudkan sebagai simpul
pertumbuhan wilayah disekitarnya.

Di pahak lain, bahwa perusahaan bisnis yang besar telah memiliki semacam pedoman
yang dianut dalam melakukan langkah-langkah pengembangan masyarakat.Prinsip
dasar program pengembangan masyarakat meliputi:(1)
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin
Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-54

consult with community members and key stakeholder (2) built trust between the
company,community, members and other stakeholder (3) clearly define roles, (4)
develop appropriate capacity,(5) mobilize core competencies, (6) set measurable goals,
(7) forge partnership, and (8) plan for sustainable.

Setiap perusahaan mempunyai skill dan sumberdaya yang cukup besar untuk memberi
kontribusi terhadap pengembangan masyarakat disekitar perusahaannya. Berbagai
istilah seringkali digunakan dalam pengertian pengembangan masyarakat. Pengertian
pemberdayaan seringkali digunakan dalam pengertian ini. Konsep Pemberdayaan
pada awalnya selalu mengacu pada kelompok masyarakat yang berada dalam lapisan
bawah, dengan kondisi serba kekurangan mutu kehidupannya, keterampilan,
keswadayaan rendah, yang karena posisinya seringkali menjadi korban dari dinamika
pembangunan.

Dalam kalangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) konsep pemberdayaan lebih


diartikan sebagai usaha untuk memperkuat (empowering) masyarakat secara social,
ekonomi dan politik agar dapat memperbaiki posisinya dalam berhadapan dengan
kelompok-kelompok yang kuat. Pengembangan masyarakat dapat diartikan juga
sebagai community development, yaitu suatu proses yang melibatkan warga
masyarakat secara aktif untuk mendiskusikan dan mengerjakan bersama guna
memenuhi kebutuhannya. Prinsip dasar pengembangan masyarakat adalah melibatkan
masyarakat dari sejak awal kegiatan untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan yang
nyata dan mewujudkan secara bersama-sama dengan berbagai pihak yang terkait.
PT IMU maupun PLN nantinya, sebagai perusahaan sebagaimana perusahaan bisnis
lainnya keberadaannya menjadi pelaku dan pendukung pembangunan, sehingga dapat
secara optimal memberikan kontribusi signifikan kepada masyarakat, terutama warga
masyarakat disekitar lokasi kegiatan perusahaan. Disadari sepenuhnya bahwa
keberadaan PT. IMU secara langsung maupun tidak langsung membantu dan
mendorong pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Bantuan dan dorongan ini
sebagai perwujudan misi social (baca Corporate Social Responsibility) dan partisipasi
perusahaan kepada pengembangan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat sekitar
perusahaan.

Namun demikian berbagai bantuan tersebut belum sepenuhnya direncanakan secara


sistematis, konsisten dan keberlanjutan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan riil yang
diperlukan warga masyarakat. Oleh karena itu, kegiatan PT IMU perlu melakukan
pengkajian kebutuhan masyarakat di desa-desa lokasi kegiatan agar dilakukan
kajian ilmiah yang lebih terfokus dan dapat dipertanggung-jawaban hasilnya. Sebagai
upaya untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi potensi sumberdaya alam,
lingkungan dan kondisi kehidupan social dan ekonomi warga masyarakat serta
kebutuhan riil warga masyarakat baik dalam jangka pendek, menengah maupun
panjang terhadap

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-55

keberadaan perusahaan. Dengan adanya pengkajian ini, program


pengembangan dan pemberdayaan masyarakat dapat diprogamkan dan direncanakan
sesuai dengan potensi dan kebutuhan riil yang diperlukan warga masyarakat serta
kemampuan pendanaan dari perusahaan.

Bentuk CSR dari perusahaan ini dapat disalurkan pada Forum CSR Provinsi Sumatera
Selatan(jika sudah terbentuk) maupun diberikan langsung kepada warga masyarakat
yang sangat membutuhkan. Bentuk CSR itu sifatnya ada yang pertama: karitatif,
seperti bantuan untuk tempat ibadah, hari-hari besar nasional maupun keagamaan,
bantuan untuk pendidikan, bantuan untuk air minum ketika musim kemarau bagi
wilayah yang kesulitan air dan pemeriksaan kesehatan pada warga masyarakat yang
terdampak kegiatan dan lainnya. Fungsinya adalah untuk citra perusahaan pada
masyarakat. Jedua, bersifat ekonomi produktif yang berkelanjutan, seperti memberikan
modal kerja secara bergulir, pelatihan keterampilan sesuai dengan potensi yang dapat
dikembangkan, seperti pelatihan keterampilan mekanik perbengkelan, reparasi,
maupun dibidang pertanian, peternakan maupun perikanan, yang sifatnya membukan
kesempatan berusaha

2.2.4.Kesehatan Masyarakat
Adanya kegiatan suatu proyek di suatu daerah, akan memberikan dampak terhadap
lingkungan dan kesehatan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung.

Kajian aspek Kesehatan masyarakat berpedoman pada Permenkes No.876/Menkes/


SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan dan
Keputusan Kepala Bapedal No.Kep-124/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesmas
Dalam Penyusunan Amdal
A.Jenis-jenis Penyakit

Jenis penyakit yang paling banyak di masyarakat di wilayah studi adalah penyakit yang
berkaitan erat dengan perilaku hidup bersih dan sehat juga kondisi sanitasi lingkungan
yang ada. Data jenis penyakit tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim,
Kabupaten PALI, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Musi Banyuasin yang dikutip
dari data BPS tentang 10 penyakit terbanyak di wilayah studi disajikan di Tabel II-22.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-56

Tabel II-22 Sepuluh Penyakit Terbanyak Tercatat Di Dinas Kesehatan Kabupaten


Muara Enim tahun 2018

No Jenis Penyakit Jmlah Kasus %


1 Infeksi Akut lain pada saluran pernapasan Ba. Atas 5839 36.3
2 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 2912 18.1

Penyakit pada sistem otot & jaringan penyakit


3
(penyakit tulang belulang, radang sendi termasuk 1331 8.3
Reumatik)
4 Penyakit kulit alergi 1249 7.8
5 Diare (termasuk tersangka Kolera 1197 7.4
6 Infeksi Penyakit Usus yang lain 1101 6.8
7 TB Paru 925 5.7
8 Penyakit lain pada saluran pernafasan bagian atas 839 5.2
9 Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal 660 4.1
10 Kecelakaan dan Ruda Paksa 53 0.3
Jumlah 16106 100.0
Sumber:Kota Prabumulih Dalam Angka 2022

Tabel II-23 Sepuluh Penyakit Terbanyak Tercatat Di Dinas Kesehatan


Kabupaten Muara Enim tahun 2019
ON Jenis Penyakit Jumlah Kasue %
1 Penyakit Saluran Pernafasan Bagian Atas 22343 21.9
2 Penyakit Tekanan Darah Tinggi 15926 15.6
3 Gastritis 15641 15.3
4 Penyakit Lainnya 12252 12.0
5 Penyakit pada sistem otot dan jarinaganya 11550 11.3
6 Penyakit Kulit Alergi 7883 7.7
7 Diare 7052 6.9
8 penyakit kulit infeksi 3622 3.6
9 Kecelakaan dan ruda paksa 2885 2.8
10 Penyakit Mata lainya 2822 2.8
Jumlah 101976 100.0
Sumber: Kabupaten Muara enim Dalam Angka
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-57

Tabel II-24 Sepuluh Penyakit Terbanyak Tercatat di Dinas Kesehatan

Kabupaten Musi Banyuasin tahun 2020


No Jenis Penyakit Jumlah Kasus %
1 Hipertensi Essential Primer 11054 23.2
2 Dispesia 6791 14.2
3 Infeksi pernapasan atas akut tidak terspfesipikasi 5518 11.6
4 Schizofrenia 4712 9.9
5 Infeksi pernapasan atas akut Multiple tidak Spesifik 4124 8.6
6 Diabetes Melitus Tak Terganggu Insulin 4070 8.5
7 Mialgia 3260 6.8
8 TBC Pernapasan dikonfirmasi Bakteriologis dan Histologis 3232 6.8
9 Nasifaringitis Akut 2669 5.6
10 Gangguan Gangguan Erupsi Gigi 2282 4.8
Jumlah 47712 100.0
Sumber:Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka Tahun 2021

B.Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia (jamban),
pengelolaan sampah (tempat sampah), saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan
lainnya.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, terlihat bahwa rumah penduduk sebagian


besar berupa rumah permanen dengan dinding batu bata dan lantai terbuat dari
keramik serta atap genting atau seng. Di setiap rumah sudah dilengkapi dengan
jamban jenis leher angsa dan tangki septik. Sumber air bersih sebagian berasal dari
sumur gali dengan kedalaman 9 sampai 10 m. Di samping itu sumber air bersih bagi
penduduk berasal dari PDAM, penampungan air hujan, sumur pompa tangan dan
sumur gali.

Sampah rumah tangga dikelola dengan cara mengubur di pekarangan atau dibakar di
kebun mereka. Abu sisa pembakaran sampah dimanfaatkan untuk pupuk tanaman
budidaya yang mereka tanam. Kesadaran masyarakat di wilayah studi akan
kebersihan lingkungan sudah cukup tinggi sehingga estetika lingkungan kelihatan rapi
dan bersih.

2.3. Evaluasi Dampak Potensial


Evaluasi dampak potensial menentukan suatu dampak potensial menjadi dampak
penting hipotetik (DPH) menggunakan kriteria berikut:

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-58

1. Besaran rencana kegiatan yang menyebabkan dampak tersebut, dan pengelolaan lingkungan awal yang
menjadi bagian rencana kegiatan untuk menanggulangi dampak.

2. Kondisi rona lingkungan yang ada termasuk kemampuan mendukung kegiatan tersebut atau tidak.

3. Pengaruh rencana kegiatan terhadap kondisi kegiatan lain di sekitar lokasi rencana kegiatan atau
sebaliknya.

4. Intensitas perhatian masyarakat terhadap rencana kegiatan baik harapan, dan kekuatiran persetujuan
atau penolakan terhadap rencana kegiatan. Hasil evaluasi dampak potensial pada tabel berikut:
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,
Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Tabel II-25 Matriks Damp


No Tahapan
Dampak Potensial Prakonstruksi K
GEOFISIK-KIMIA 1 2 3 12 3 4 5
Konstruksi
.
1. Penurunan Kualitas udara P
2.Peningkatan Kebisingan P
3.Potensi bahaya tegangan listrik
(Medan Listrik dan Medan
Magnet)
4.Perangkat Elektronik
Rumah
Tangga
5.Stabilitas Tanah P P
6. Kualitas Air Permukaan K P P
7.Limpasan Aliran Permukaan P
8.Kebakaran Lahan SUTET
9.Timbulan Limbah B3 K
B. BIOLOGI
1.Flora P
2.Fauna P
3.Biota Perairan K P K
SOSIAL,EKONOMI dan
C.
BUDAYA
1. Kesempatan Kerja P
2.Peluang Berusaha P
3.Peningkatan Pendapatan P P
4.Penurunan Nilai Ekonomi Tanah
K
dan Bangunan
5.Keresahan Masyarakat P P
6.Perubahan Persepsi
P P P
Masyarakat
7.Lalu Lintas T K
8.Kerusakan Jalan T
D. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Sanitasi Lingkungan K
2.Angka Kesakitan
3. Keselamatan dan Kesehatan K
Kerja(K3)
Tabel II-26 Ringkasan Evaluasi Dampak Potensial

Rencana Usaha Uraian


dan/atau Kegiatan Pongelolaan Lingkungan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Bingkungan Terkena Evaluasi Dampak Potensial Hipotetik (DPH)
yang Berpoton9) yang Sudah Dirancanakan Studi Kaan
No Dampak Penting
Menimbulkan Dampak Dampak Potensial
Dampak
Lingkungan

1 Penentuan Jalur Sosialisasi kepada Persepsi masyarakat: Perubahan sikap dan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH permukiman Selama enam
sutet masyarakat terkait dengan: kuatir pengaruh medan persepsi masyarakat rencana pengelolaan lingkungan: penduduk desa. bulan waktu
rencana kegiatan magnet dan medan semula negatif Sosialisasi kegiatan secara intensif desa wilayah studi pelaksanaan
pembangunan SUTET listrik menjadi oleh PT IMU yang menjelaskan yang berdekatan penentuan jalur
Peraturan terkait dengan lerhadap kesehatan positif terkait kegiatan pembaangunan dengan lokasi jalur SUTET
kegialan SUTET sebagai SUTET dan proses dan metode SUTET 275 kV
proyek stategis nasional dan dan sistim pembebasan lahan
untuk kepentingan umum 2. Kondisi rona lingkungan
Berkoordinasi dengan pihak Persepsi masyarakat:kuatir
terkait dan pengaruh medan magnet dan
Mensosialisasikan setiap medan listrik terhadap kesehatan
tahapan kepada masyarakat 3. Pengaruh rencana Kegiatan
setiap tahapan yang akan tethadap kondisi Kegiatan lain di
dilakukan sehingga terjalin sekitar atau sebaliknya
komunikasi 2 arah antar PT 4 Intensitas perhatian masyarakat:
IMU dan masyarakal Terdapat pemukiman sekitar
Persensimasyarakat kuatir
penga'uh medan magnet dan
medan lstnk terhadap kesehatan
2 Beberapa ketentuan yang Persepsi masyarakat: Timbulnya keresahan 1 Besaran tencana Kegiatan dan DPH permukiman Selama enam
akan digunakan adalah kuatir pengaruh medan masyarakat tencana pengelolaan lingkungan penduduk desa- bulan waktu
sebagai berikut: magnet dan medan Berpotensi 2 Kondis:rona hngkungan desa wilayah studi pelaksanaan
Standar tegangan listrik: listrik akan terjadi protes Penentuan jalur janingan SUTET yang berdekatan penentuan jalur
Standar Right of terhadap kesehatan dan Persepsi masyarakat kuatir dengan lokasi jalur SUTET
Way(ROW) unjuk rasa oleh pengaruh medan magnet dan SUTET 275 kV
yang dikeluarkan oleh kelopok masyarakat 3 Pengarun rencana Kegiatan
Badan Standardisasi medan listrik terhadap kesehatan
Nasional (BSN) yaitu SNI terhadao kondisi Kegiatan lain di
04-6918-2002: sekitar atau sebaliknya
Peraturan Menteri Energi Kegiatan berpengaruh terhadap
Penentuan jalur Dan Sumber Daya Mineral kekuatiran masyarakat sekitar
jaringan SUTET Republik Indonesia Nomor terhadap dampak SUTET pada
t 13 Tahun 2021 Tentang kesehatan.
S Ruang Bebas Dan Jarak 4. Intensitas perhatian masyarakat:
y Bebas Minimum Jaringan Masyarakat yang bermukim atau
Transmisi Tenaga Listrik melakukan aktivitas disekitar
Dan Kompensasi Atas jaringan merasa dirugikan karena:
Tanah,Bangunan,Dan/Atau merasa akan terganggu kesehatan
Tanaman Yang Berada Di dan keamanan terkait dengan
Bawah Ruang Bebas resiko medan listrik dan gelombang:
Jaringan Transmisi Tenaga juga lahan disekitar tapak nilai
Listrik.: jualnya turun;
Spesifikasi slandar untuk
ransmisi listrik;
tandar dan peraluran lain
ang terkait dengan seleksi

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (G1)Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enlm,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-61
Rencana Uralan
Komponn RoiE Batas Wilayah
Usaha Pengelolaan Lingkungan Batas Waktu
Lingkungan Terkena Dampak Penting
dan/atau yang Sudah Direncanakan Studi Kajian
Dampak Hipotetk(DPH)
Keglatan
No yang Berpotensi Dampak Potensial Evaluasi Dampak PotensED
Menimbulkan.
Dampak
Lingkungan

penentuan jalur transmisi


SUTET:
Sosiaisasi kepada
masyarakat sekitar tentang
pengaruh SUTET terhadap
timbulnya medan magnet
dan medan listrik.
Pertimbangan penentuan
jalur SUTET:
Meminimalkan panjang
saluran transmisi hal ini
dilakukan untuk
mengurangi
daerah yang terkena
dampak dan meminimalkan
biaya untuk pembangunan
jaringan transmisi SUTET
serta mengurangi jumlah
kehilangan energi (Energy
Loss) di jaringan;
Mengurangi dampak
terhadap keandalan sistem
transmisi yang ada selama
konstruksi;
Jaringan transmisi SUTET
yang melewati jaringan
listrik
dengan voltase lebih
rendah
akan diposisikan di bawah
jaringan yang akan
direncanakan;
Menghindari permukiman
padat;
Menghindari situs
lingkungan yang sensitif,
seperti kawasan hutan
lindung,tempat suci,situs
arkeologis yang signifikan.
daerah dengan spesies
terancam atau hampir
punah
atau spesies yang
memerlukan perhatian
khusus,tanah pemerintah
dll;
Memiliki akses yang
mudah
pada saat pelaksanaan
kegiatan konstruksi;
Lokasi tapaktower
merupakan area yang tidak
awan terjadi banjir.

Permen. Energi Dan Masyarakat pemilik


Pembebasan lahan Keresahan masyarakat 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH permukiman Selama enam
Sumber lahan

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanfang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-62

Rencana Usaha Uraian


Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
danatau Keglatan Pengelolaan Lingkungan Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensihl
Lingkungan Terkena Dampak Penting !pms Kalian
No yang Berpotens) yang Sudah Direncanakan
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan
Dampak
Lingkungan

d an penggantian Daya Mineral Republik setuju proses rencana pengelolaan lingkungan: penduduk desa- bulan waktu

ta naman tumbuh. ndonesia Nomor 13 Tahun pembebasan tanah Dalam pelaksanaan kegiatan desa wilayah pelaksanaan

11 2021 Listrik.; tapak pembebasan lahan,PT IMU akan studi penentuan jalur

1. Lampiran VI: tower melibatkan tim apraisal dan untuk yang berdekatan SUTET
Dengan menggunakan besaran nilai harga lahan yang dengan lokasi
formula perhitungan dibebaskan akan dilakukan jalur
sebagai berdasarkan kesepakatan SUTET 275 kV
berikut: bersama
Kompensasi untuk Tanah( dengan mengacu peraturan
15%xLtx NP) Menteri Energi Dan Sumber Daya
keterangan: Mineral Republik Indonesia
Lt:Luas tanah di bawah Nomor
Ruang Bebas(m2) 13 Tahun 2021.
NP:Nilai pasar tanah per 2. Kondisi rona lingkungan
(m2) dari Lembaga Penilai Masyarakat pemilik lahan setuju
Formula Perhitungan proses pembebasan tanah tapak
Kompensasi untuk tower:
Bangunan(15%xLbxNPb) 3. Pengaruh rencana Kegiatan
keterangan:Lb:Luas terhadap kondisi Kegiatan lain di
bangunan di bawah Ruang sekitar atau sebaliknya
Bebas(m2) 4. Intensitas perhatian masyarakat:
NPb:Nilai pasar bangunan Terdapat potensi keresahan
per m2 apabila
dari Lembaga Penilai tidak terjadi kesepakatan dalam
Formula Perhitungan proses jual beli lahan dan
Kompensasi untuk penggantian tanaman tumbuh.
Tanaman
(NPt)keterangan:
NPt:Nilai pasar tanaman
dari Lembaga Penilai

Tahap Konstruksi

Penerimaan tenaga Penerimaan tenaga kerja Muncul Kesempatan kerja 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH. permukiman Selama enam
kerja akan memprioritaskan matapencaharian rencana pengelolaan lingkungan: penduduk desa- bulan waktu
tenaga kerja lokal, alternative Tenaga kerja pada kegiatan desa wilayah studi pelaksanaan
khususnya angkatan Peningkatan konstruksi yang akan dilibatkan yang berdekatan penentuan jalur
kerja pendapatan adalah tenaga kerja organik yang dengan lokasi jalur SUTET
yang ada dimasing-masing langsung melekat pada SUTET 275 kV
desa wilayah studi yang manajemen
dilalui oleh jaringan kontraktor dan tenaga kerja
transmisisi SUTET borongan baik sebagai keamanan,
Pengupahan berdasarkan mandor maupun tukang atau
UMP Propinsi Sumatera buruh
selatan tahun 2019 bangunan.Untuk tenaga kerja
borongan akan diperioritaskan
bagi
angkatan kerjalokal berdasarkan
masing-masing desa sesuai
dengan
lokasi tiang dan jalur SUTET.
Selama penerimaan tenaga kerja
diperioritaskan dari angkatan kerja
lokal
2.Kondisi rona lingkungan:
Masyarakat berharap penerimaan
tenaga kerja diprioritaskan

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-63

Rencana Usaha Uralln


Komponen Rona
danlatau Kegiatan Batas Wilayah Batas Waktu
Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi Pengelolaan Lingkungan Studi Kalan
No Hipotetik (DPH)
Dampak
Menimbulkan yāng Sudah Direncanakan Dampak Potensial Evaluar] Dampak PotensiEl

Dampak

Lingkungan
masyarakat setempat

3. Pengaruh rencana Kegiatan

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Terdapat pemukiman sekitar lokasi


1
kegiatan

4, Intensitas perhatian masyarakat:

Masyarakat berharap penerimaan

tenaga kerja diprioritaskan

masyarakat setempat

2. Mobilisasi peralatan Masyarakat berharap Kesempatan berusaha 1.Besaran rencana Kegiatan dan DPH permukiman Selama kegiatan

dan/atau BUMDES (Badan Usaha rencana pengelolaan lingkungan: penduduk desa- pembangunan

pengadaan Milik Desa) diberi Tenaga kerja pada kegiatan desa wilayah studi SUTET

material kerja sena kesempatan sebagai konstruksi yang akan dilibatkan yang berdekatan

demobilisas: penyedia material adalah tenaga kerja organik yang dengan lokasi jalur

peralatan konstruksi lokasi seperti langsung melekat pada manajemen SUTET 275 kV

pasir. kontraktor dan tenaga kerja

borongan baik sebagai keamanan.

mandor maupun tukang atau burh

bangunan. Untuk tenaga kerja

borongan akan diperioritaskan bagi

angkatan kerjalokal berdasarkan

masing-masing desa sesuai

dengan lokasi tiang dan jalur

SUTET.Selama penerimaan

tenaga kerja diperioritaskan dari

2. Kondisi rona lingkungan:

angkatan kerja lokal

Masyarakat berharap BUMDES

(Badan Usaha Milik Desa) diberi

kesempatan sebagai penyedia

material konstruksi lokasi seperti

3. Pengaruh rencana Kegiatan

pasir

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Penerimaan tenaga kerja


menambah sumber pendapatan

masyarakat yang selama ini

tergantung kepada hasil pertanian

4. Intensitas perhatian masyarakat:

dan perkebunan

Masyarakat berharap BUMDES

(Badan Usaha Milik Desa) diberi

kesempatan sebagai penyedia

material konstruksi lokasi seperti

pasir

Tidak ada perencanaan awal Masyarakat berharap Perubahan sikap dan 1.Besaran rencana Kegiatan dan Hdd permukiman Selama enam

pengelolaan dampak penerimaan tenaga kerja persepsi masyarakat rencana pengelolaan lingkungan: penduduk desa- bulan waktu

penduduk desa-
bulan waktu
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) darl PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang. sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,
Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banvuasin. a

Pelingkupan 11-64

Rencana Usaha Uralai


dan/atau Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Studi Kajian
o (;ipotetik (DPH)
Menimbulkan Dampak Dampak Potensiat Evaluasi Dampak PotensiEl
Dampak
Lingkungan

perubahan persepsi diprioritaskan dari berlum bersikap Penerimaan tenaga kerja desa wilayah studi pelaksanaan
masyarakat masyarakat setempat dan atau negatif konstruksi dari masyarakat sekitar yang berdekatan penentuan jalur
menjadi positif 2.Kondisi rona lingkungan: dengan lokasi jalur SUTET
Masyarakat berharap penerimaan SUTET 275 kV
tenaga kerja diprioritaskan
masyarakat setempat
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknyą:
Terdapat pemukiman sekitar
lokasi
4. Intensitas perhatian masyarakat:
kegiatan
Perubahan sikap dan Persepsi
masyarakat yang selama ini
belum
memberikan respon atau negatif
berubah menjadi positif
merupakan
dampak turunan peluang
kesempatan kerja

3. Pengoperasian Dilengkapi degan fasilitas: Kualitas sungai terdapat Penurunan kualitas air 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH Dikelola
basecamp,bengkel basecamp dan gudang parameter yang belum permukaan rencana pengelolaan lingkungan: dipantau
dan Gudang bersifat sementara memenuhi baku mutu: Setiap base camp dilengkapi

sementara sedangkan pekerja akan sulfida,detergen,DO, dengan fasilitas MCK dengan

menyewa rumah penduduk fenol,fecal coli septick tank dengan teknologi

setempat biotek (jamban portable) untuk

sumber air bersih yang mengelola air limbah domestik

berasal dari penduduk dari

setempat sungai/sumur gali kegiatan karyawan

sebesar 16M3/hari.MCK 2. Kondisi rona lingkungan:

yang dilengkapi dengan Kualitas air sungai saat ini

septick tank dan sumur beberapa parameter melampaui

resapan baku mutu yaitu parameter


sulfida,
detergen,DO,fenol,fecal coli
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat sungai pada sekilar
bascam/gudang matrial
konstruksi.
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Saran masukan peserta
konsultasi
publik tidak ada mengenai
dampak
lerhadap kualitas air sungai

TPS limbah padat domestik Timbulan limbah padat Timbulan limbah padat DTPH Dikelola
1. Besaran rencana Kegiatan dan
menggunakan TPS domestik dan limbah B3 Domestik dan limbah dipantau dengan
rencana pengelolaan lingkungan:
penduduk setempat,pada B3 menyediakan TPS
Operasional basecamp
tapak proyek disediakan limbah padat
menghasilkan limbah padat
tempat sampah untuk domestic
domestic dan limbah padat B3.
menampung sampah berkapasitas
Jenis limbah B3 padat termasuk
comestik pekerja yang 4 m3 dan TPS
kain majun, lampu neon bekas.
akan Limbah
baterai bekas, cartrage bekas
di bawa keluar tapak B3 berkapasitas ±1
tinta
setelah m3
printer. Sedangkan jenis limbah
pekerjaan konstruksi
B3
selesai

Pelingkupan 11-65

Rencana Usaha UraET Batas Waktu


engelolaan Lingkungan Komponen Rona Dampak Potensil Evalasi Dampak Potensial Batas Wilayah Kalan
d n/atau Kegiatan.P
ang Sudah Direncanakan Lingkungan Terkena Dampak Penting Studi
y ang Berpotensi
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan y cair termasuk oli bekas, tiner
Dampak bekas. Prakiraan volume timbulan
Lingkungan akan dilakukan kegiatan limbah B3 padat dan limbah B3
ak penataan dan cair total ±1 m3 per 3-bulan.
p pembersihan area kerja Pemrakarsa akan bekerja sama
ar di tapak tower. dengan pihak ke 3 dalam
pengelolaan limbah B3. Lokasi
TPS Limbah B3 akan dibangun
sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Pengelolaan limbah B3 akan
dilakukan identifikasi berdasarkan
jenis dan kodefikasi dengan
mengacu pada PP 22 Tahun 2021
pada Lamparan IX.
2. Kondisi rona lingkungan:
3. Pengaruh rencana Kegiatan
Kondisi lingkungan bersih
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman sekitar
lokasi
kegiatan
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Saran masukan peserta konsultasi
publik supaya menjaga kondisi
kebersihan sanitasi lingkungan.

Biota Perairan Kualitas air sungai Penurunan biota DTPH Dikelola Sungai Lematang. 6 bulan-
1.Besaran rencana Kegiatan dan
terdapat parameter perairan dipantau Musi dan Niru
rencana pengelolaan lingkungan:
yang
Pada basecamp induk dilengkapi
melampaui baku mutu
dengan septic tank untuk
yaitu parameter sulfida,
mengolah air kotor dari kegiatan
detergen,DO.fenol.
domestik.
fecal coli
2. Kondisi rona lingkungan:
Kualitas air sungai terdapat
parameter yang melampaui baku
mutu yaitu parameter sulfida.
detergen,DO,fenol,fecal coli
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat sungai sekitar tapak
tower
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak mengenai dampak
terhadap kualitas air sungai

Kondisi lalu lintas Gangguan laju lintasan 1.Besaran rencana Kegiatan dan DTPH

lancar. kendaraan di areal rencana pengelolaan lingkungan:


keluar masuk ke Pembangunan base camp

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 dl Kecamatan Rambang Niru Sampal Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pellngkupan 1I-66

Rencana Usaha Uralan


Komponen Rona Batas Waktu
dan/atau Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Batas Wilayah
Lingkungan Terkena Dampak Penting Kalan
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan ipms
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan Dampak Potensilal Evdasi Dampak Potensial
Dampak
Lingkungan

basecamp dan atau direncanakan pada areal yang


Gudang matrial memudahkan untuk kegiatan
konstruksi mobilisasi orang dan matrial
konstruksi serta proses suplai
matrial ke lokasi proyek,
mengambil posisi di sekitar jalan
2. Kondisi rona lingkungan:
raya.
3. Pengaruh rencana Kegiatan
Kondisi lalulintas lancar
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Beroperasinya base camp akan
terjadi ganggguan kelancaran
kendaraan yang melintas di sekitar
4. Intensitas perhatian masyarakat:
base camp
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak ada mengenai dampak
terehadap kemacetan lalu lintas.

4. Mobilisasi peralatan Bak kendaraan truk Kualitas udara Penurunan kualitas 1.Besaran rencana Kegialan dan Dampak Penting akses jalan 1 tahun

dan pengadaan mobilisasi alat dan bahan memenuhi udara rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik (DPH) kendaraan angkut
material kerja senta dilengkapi dengan penutup baku mutu Mobilisasi material menggunakan mulai dari jalan
demobilisasi terpat atau plastik atau Truk kapasitas 8 m3 sejumlah 2 raya ke tapak
peralatan sejenisnya:Penyiraman unit per section. ( 2 unit X 3 proyek
bagain jalan yang dilalui 2. Kondisi rona lingkungan:
yang berpotensi berdebu Rit/hari)
pada musim kemarau. Kualitas udara memenuhi baku
3. Pengaruh rencana Kegiatan
mutu
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Jalur mobilisasi material, sebagian
dimungkinkan melalui jalan desa
konstruksi permukaan tanah
perkerasan yang potensial
4. Intensitas perhatian masyarakat:.
berdebu
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak ada yang mengenai
dampak kualitas udara

Tidak ada perencanaan Tingkat Kebisingan Peningkatan 1. Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting akses jalan 1 tahun

awal memenuhi baku tingkat kebisingan rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) kendaraan angkut
pengelolaan dampak kebisingan Mobilisasi material menggunakan mulai dari jalan
peningkatan kebisingan dan 2. Kondisi rona lingkungan: raya ke tapak
kelancaran lalu lintas yang truk proyek
terintegrasi dengan kegiatan Kebisingan memenuhi baku lingkat
3. Pengaruh rencana Kegiatan
kebisingan

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung epanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musl Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsl Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-68

Rencana Usaha Uraian


Komponen Rona
dan/atau Kegiatan Pengelolaan Lingkungan Batas Wilayah Batas Waktu
No
Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Dampak Potensial Evaluasl Dampak Potenstal Studi Kajian
Dampak Hipotetik (DPH).
Menimbulkan
3. Pengaruh rencana Kegiatan
Dampak
Kondisi jalan baik
Lingkungan
terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Terdapat jalan desa pada lokasi

4. Intensitas perhatian masyarakat:

kegiatan

Saran masukan peserta konsultasi

publik menyarankan agar

mobilisasi material dan peralatan

tidak menyebabkan kerusakan

jalan desa

5. Penyiapan tapak Penempatan tanah galian Kualitas air sungai saat Penurunan kualitas air 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting Sungai Musi. 1 tahun

tower, tapak tower yang baik ini beberapa parameter permukaan rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) Sungai Lematang

sehingga tidak mudah melampaui baku mutu Penyiapan tapak tower meliputi dan Sungai Niru

terbawa oleh limpasan air yaitu parameler sulfida. pembersihan dan perataan dengan yang dilintasi jalur

hujan,serta menyiapkan detergen,DO,fenol, luas per unit 25 mx 25 m. transmisi

drainase sekeliling timbunan fecal coli Penyiapan tapak proyek meliputi

tanah yang disertai dengan pembersihan lahan seluas ±1,625

pembuatan sediment trap. 2.Kondisi rona lingkungan:

Ha.

Kualitas air sungai saat ini

beberapa parameter melampaui

baku mutu yaitu parameter sulfida.

3. Pengaruh rencana Kegiatan


detergen,DO.fenol,fecal coli

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

4.Intensitas perhatian masyarakat:

Terdapat sungai dekat lapak tower

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada mengenai dampak

kualitas air sungai

Penempatan tanah galian Kondisi limpasan aliran Peningkatan limpasan 1.Besaran rencana Kegiatan dan DPH Lokasi tapak tower 1 tahun

tapak tower yang baik permukaan saat ini tidak aliran permukaan rencana pengelolaan lingkungan:

sehingga tidak mudah menimbulkan genangan Penyiapan tapak tower meliputi

terbawa oleh limpasan air pembersihan dan perataan dengan

hujan dan menimbulkan luas per unit 25 m x 25 m.

genangan air di lahan sekitar Penyiapan tapak proyek meliputi

tapak tower,serta pembersihan lahan seluas ±1,625

menyiapkan drainase Ha.

sekeliling timbunan tanah 2. Kondisi rona lingkungan:

yang disertai dengan Kondisi limpasan aliran permukaan

pembuatan sediment trap. saat ini tidak menimbulkan

3. Pengaruh rencana Kegiatan

genangan

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Kegiatan lain sekitar berupa

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI)Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara

Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-69

Rencana Usaha atau Uraian


Kegiatan yang
Komponen Rona Dampak Penting
Berpotensi Pengelolaan Lingkungan Batas Wilayah Batas Waktu
Dampak Potensial Evaledi Dampak Potensial
Lingkungan Terkena Hipotelik(DPH)
Menimbulkan Dampak ang Sudah Direncanakan Studi Kajian
Dampak
Lingkungan
perkebunan, pertanian,
l
4. Intensitas perhatian masyarakat:

pemukiman

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada yang mengenai

dampak limpasan air permukaan.

Memindahkan flora jika Flora:lokasi rencana Penurunan jumlah dan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH Lokasi tapak tower 1 tahun

ditemukan dikategorikan kegiatan terdapat jenis flora rencana pengelolaan lingkungan:

angka ke lokasi di luar tapak perkebunan,pertanian Penyiapan tapak tower meliputi

tower. pembersihan dan perataan dengan

luas per unit 25 m x 25 m.

Penyiapan tapak proyek meliputi

pembersihan lahan seluas ±1.625

Ha.

2. Kondisi rona lingkungan:

lokasi rencana kegiatan terdapat

3. Pengaruh rencana Kegiatan

perkebunan,pertanian

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

lokasi rencana kegiatan terdapat

4. Intensitas perhatian masyarakat:

perkebunan,pertanian

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada yang mengenai

dampak flora

Melepaskan launa jika Fauna: fauna pada lokasi Penurunan jumlah dan pembersihan lahan seluas ±1.625 DPH Lckasi tapak tower 1 tahun

ditemukan dikategonkan kegiatan dan sekiranya jenis fauna 2 Kondisi rona lingkungan:

langka ke lokasi di luar tapak tidak dijumpai fauna Ha.

tower dilindungi fauna pada lokasi kegiatan dan

sekiranya tidak dijumpai fauna

3. Pengaruh rencana Kegiatan

dilindungi

terhadap kondisi Kegiatan lain di


sekitar atau sebaliknya

Kegiatan sekitar:perkebunan.

4. Intensitas perhatian masyarakat

pertanian

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada mengenal dampak

fauna

Tidak ada perencanaan awal Penurunan kelimpahan 1. Besaran rencana Kegiatan dan Sungai Musi. 1 tahun
Biota air DPH
pengelolaan dampak dan keanekaragaman rencana pengelolaan lingkungan Sungai Lematang

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 dl Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85
Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-70

No Rencana Usaha UralEn

dan/atau Kegliatan Pengelolaan Lingkungan Komponen Rona Batas Wilayah Batas W


Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Dampak Potensial Evalnasi Dampak Potensilll Studi Kajian
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan dan Sungai Niru

Dampak penurunan kelimpahan dan biola air(Plankton, Penyiapan tapak tower meliputi yang dilintasi jalur

Lingkungan. keanekaragaman biota air Benthos dan Nekton) pembersihan dan perataan dengan transmisi

yang terintegrasi dengan luas per unit 25 mx 25 m.

kegiatan Penyiapan tapak proyek meliputi

pembersihan lahan seluas ±1,625

Ha.

2. Kondisi rona lingkungan:

Kualitas air sungai terdapat

parameter yang melampaui baku

mutu yaitu parameter sulfida,

detergen,DO,fenol,fecal coli

3. Pengaruh rencana Kegiatan

terhadap kondisi Kegiatan lain di


sekitar atau sebaliknya:

Dampak kegiatan penyiapan tapak

tower terhadap penurunan

kelimpahan dan keanekaragaman

biota air diakibatkan oleh adanya

dampak penurunan kualitas air

permukaan

4. Intensitas perhatian masyarakat:

Saran masukan konsultasi publik

tidak ada mengenai dampak biota

perairan.

6. Pemasangan Tidak ada perencanaan awal Stabilitas tanah:lokasi Penurunan stabilitas 1.Besaran rencana Kegialan dan Dampak Penting Lokasi tower yang 1 tahun

pondasi tower pengelolaan dampak kegiatan kondisi datar tanah rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) terletak pada

penurunan stabilitas tanah PT IMU memiliki standar operasi kelerengan≥30%

prosedur (SOP) Keselamatan dan

2. Kondisi rona lingkungan:

Kesehatan Kerja (K3).

3. Pengaruh rencana Kegiatan

lokasi kegiatan kondisi datar

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Kegiatan lain sekitar: perkebunan.

4. Intensitas perhatian masyarakat:

pertanian.

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada mengenai

kestabilan lereng

Melakukan pemantauan Kualitas air sungai saat Penurunan kualitas air 1. Dampak Penting Sungai Musi. Selama tahap

kondisi awal kualitas air ini beberapa parameler permukaan Besaran rencana Kegiatan dan Hipotetik (DPH). Sungai Lematang konstruksi

sungai dan kondisi batas melampaui baku mutu rencana pengelolaan lingkungan: dan Sungai Niru

kajian setelah 1 tahun yaitu parameter sulfida, Pada pemasangan pondasi tower yang dilintasi jalur

detergen,DO,fenol, akan dilakukan penggalian untuk transmisi

fecal coli memasangan pondasi, sehingga

akan terdapat tumpukan tanah

hasul galian. Tumpukan tanah

tersebut jika terguyur air hujan

akan mudah tererosl, sehingga


Formulir Kerangka Acuan(KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisl 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumullh,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-71

Rencana Usaha Uralan


Komponen Rona
dan/atau Keglatan Pengelolaan Lingkungan Batas Wilayah Batas Waktu
No Dampak Penting
Lingkungan Terkena Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potenslal
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Studl Kalian
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan
2. Kondisi rona lingkungan:
Dampak
akan meningkatkan TSS.
Lingkungan
Kualitas air sungai saat ini
beberapa parameter melampaui
baku mutu yaitu parameter
sulfida,
detergen, DO,fenol,fecal coli
3.Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat sungai sekitar tapak
4. Intensitas perhatian
masyarakat:
tower
Saran masukan peserta
konsuItasi
publik tidak ada mengenai
kualitas
air permukaan;
Tidak ada perencanaan awal Kualitas air sungal Penurunan kelimpahan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola
pengelolaan dampak terdapat parameter yang dan keanekaragaman rencana pengelolaan lingkungan: dipantau
penurunan kelimpahan dan melampaui baku mutu biota air Penggalian tanah untuk

keanekaragaman biota yaitu parameter sulfida. pemasangan pondasi tidak

perairan detergen,DO,fenol, dilakukan diseluruhtapak tower

fecal coli seluas 625 m2, hanya pada titik


tertentu yang akan dijadikan alas
tiang tower, sehingga dampak
terhadap peningkatan aliran
permukaan yang berdampak
pada
penurunan kualitas air tidak
signifikan demikian juga pada
dampak lanjutan penurunan
kelimpahan biota air juga tidak
signifikan,
2. Kondisi rona lingkungan:
Kualitas air sungai terdapat
parameter yang melampaui baku
mutu yaitu parameter sulfida.
detergen,DO,fenol,fecal coli
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:.
Terdapat sungai pada sekitar
tapak tower
4. Intensitas perhatian
masyarakat:
Saran masukan peserta
konsultasi
tidak ada mengenai kualitas air
sungal.

7. Pendirian tower Tidak ada perencanaan awal Stabilitas tanah:lokasi Penurunan stabilitas 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting Lokasi tower 1 tahun

pengelolaan dampak tapak tower kondisi datar tanah rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) terletak pada
penurunan stabilitas tanah PT IMU memiliki standar operasi kelerengan≥30%
prosedur (SOP) Keselamatan
dan
Kesehatan Kerja (K3).

Pelingkupan 11-73

Rencana Usaha taia

dan/atau Keglatan Pengelolaan Lingkungan Komponen Rona


Batas Wilayah Batas
Kingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi yang Sudah Direncanaken Walktu
No Hipotetik (DPH)
Menimbulkan Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Studi Kalan

Dampak

Lingkungan

oleh PLN,dalam hal ini adanya kawat yang melintang di Kecamatan

menggunakan alat 2. Kondisi rona lingkungan: Prabumulih Barat

Tensioner dan Puller. jalan. Kota Prabumulih

Pada lokasi crossing dengan Lalu lintas lancar

jalan dan jalur transmisi 3. Pengaruh rencana Kegiatan

tegangan rendah di terhadap kandisi Kegiatan lain di

bawahnya akan dipasang sekitar atau sebaliknya:

gawang sebagai pengaman Terdapat jalur SUTET yang

pada saat konstruksi melintasi jalan

4. Intensitas perhatian masyarakat:

Saran masukan peserta konsultasi

publk tidak ada mengenai

kemacetan lalu lintas.

Peraturan Menteri Energi Flora Darat:berupa Penurunan jumlah dan 1. DPH Di sepanjang jalur 1 tahun

Dan Sumber Daya Mineral perkebunan,pertanian jenis flora Besaran rencana Kegiatan dan transmisi yang akan

Republik Indonesia Nomor rencana pengelolaan lingkungan: di bangun

13 Tahun 2021 Tentang Sebelum kegiatan penarikan kawat

Ruang Bebas Dan Jarak penghantar akan dilakukan

Bebas Minimum Jaringan pembersihan/pemangkasan flora

Transmisi Tenaga Listrik dan jenis tanaman keras selebar

Dan Kompensasi Alas 13 meter kanan-kiri dari titik tengah

Tanah,Bangunan,Dan/Alau jalur.untuk menghindari terjadinya


Tanaman Yang Berada Di kerusakan kabel saat ditarik .

Bawah Ruang Bebas Kegiatan ini akan berdampak pada

Jaringan Transmisi Tenaga 2 Kondisi rona lingkungan:

Listrik. penurunan jumlah dan jenis flora.

Lampiran VI dengan formula Flora Darat: berupa perkebunan.

sebagai berikut: pertanian

Formula Perhitungan 3. Pengaruh rencana Kegiatan

Kompensasi untuk Tanaman terhadap kondisi Kegiatan lain di

(NPt)keterangan: sekitar atau sebaliknya:

NPt:Nilai pasar lanaman Kegiatan lain sekitar: perkebunan.

dari Lembaga Penilai yang 4.Intensitas perhatian masyarakat:

ditunjuk oleh Kementerian pertanian

ESDM. Saran msukan peserta konsultasi

publik tidak ada mengenai dampak

fauna darat.

Tidak ada perencanaan awal Fauna:tidak dijumpai Penurunan jumlah dan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH Di sepanjang jalur 1 tahun

pengelolaan dampak jenis fauna dilindungi. jenis fauna rencana pengelolaan lingkungan: transmisi yang akan

penurunan jumlah dan jenis Penurunan jumlah dan jenis flora di bangun

biota akan berdampak pada kerusakan

habitat fauna,sehingga fauna yang

ada di lokasi studi akan bermigrasi

ke tempat lain di sekitarnya yang

belum terganggu aktivitas

manusia. Fauna mempunyai

peranan penting dalam ekosistem,

salah satunya adalah burung.

Burung memiliki peranan yang

cukup besar dalam ekosistem.

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km dl Kabupaten Muara

Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pellngkupan 11-74

Komponen Rona
Pengelolaan Lingkungan
Batas Wilayah Bata
Uralan
No yang Sudah Direncanakan
Keglatan yang Studi Ka
Lingkungan Terkena Dampak Penting
Berpotensi Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Poreusthl Hipotetik (DPH)

9. Menimbulkan Dampak karena burung dapat digunakan


Lingkungan
sebagai pengendali serangga dan

hama,membantu

prosespenyerbukan,sumber

plasma nuftah dan sebagainya.

Untuk itu dampak kegiatan

penarikan kawat penghantar

terhadap penurunan jumlah dan

jenis fauna akan dikaji dalam

2. Kondisi rona lingkungan:

ANDAL

tidak dijumpai jenis fauna

3.Pengaruh rencana Kegiatan

dilindungi

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Kegiatan lain sekitar: perkebunan.

4. Intensitas perhatian masyarakat:

pertanian

Saran masukan peserta konsultasi

publik tidak ada mengenai fauna

darat:

Peraturan Menteri Energi Sikap dan Persepsi Perubahan sikap dan 1.Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola - -

Dan Sumber Daya Mineral masyarakat: persepsi masyarakat rencana pengelolaan lingkungan: dipantau dengan cara

Republik Indonesia Nomor mengharapkan adanya Persepsi masyarakat merupakan memberi kompensasi

13 Tahun 2021 Tentang kompentasi atas dampak sekunder dari penurunan atas tanaman yang

Ruang Bebas Dan Jarak tanaman yang rusak 2. Kondisi rona lingkungan: rusak.

Bebas Minimum Jaringan akibat kegiatan. flora

Transmisi Tenaga Listrik Sikap dan Persepsi masyarakat:

Dan Kompensasi Atas mengharapkan adanya kompentasi


Tanah,Bangunan,Dan/Atau atas tanaman yang rusak akibat

Tanaman Yang Berada Di 3. Pengaruh rencana Kegiatan

Bawah Ruang Bebas kegiatan

Jaringan Transmisi Tenaga terhadap kondisi Kegiatan lain di

Listrik sekitar atau sebaliknya:

Kegiatan lain sekitar: perkebunan.

4. Intensitas perhatian masyarakal:

pertanian

Sikap dan Persepsi masyarakat:

mengharapkan adanya kompentasi

alas tanaman yang rusak akibal

kegiatan.

Uji coba Peraturan Menteri Energi Medan magnet dan Peningkatan radiasi 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola -
Dan Sumber Daya Mineral medan listrik saat ini medan listrik dan rencana pengelolaan lingkungan: dipantau dengan cara

Republik Indonesia Nomor memenuhi baku mutu. medan magnet Peningkatan medan magnet dan menerapkan jarak

13 Tahun 2021 Tentang medan listrik timbul dari kegiatan aman SUTET

Ruang Bebas Dan Jarak uji coba (commissioning). terhadap pemukiman

Bebas Minimum Jaringan Pemrakarsa PT IMU menerapkan sesuai Peraturan

Transmisi Tenaga Listrik jarak bebas minimum sesuai Menteri Energi dan

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI)Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara

Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musl Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan
Rencana Usaha Uraan
dan/atau Keglatan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Terkeud Dampak Peming
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Studi Kajian
No Hipotetik(DPH)
Menimbulkauf Dampak Dampak Potensial Evaltasi Dampak Potensial
Dampak
Lingkungan

Dan Kompensasi Alas Peraturan Menteri Energi Dan Sumber daya Mineral
Tanah,Bangunan,Dan/Atau Sumber Daya Mineral Republik RI Nomor 13 tahun
Tanaman Yang Berada Di Indonesia Nomor 13 Tahun 2021. 2021.
Bawah Ruang Bebas 2. Kondisi rona lingkungan:
Jaringan Transmisi Tenaga Medan magnet dan medan listrik
Listrik,yang menetapkan saat ini memenuhi baku mutu
jarak bebas minimal vertical 3.

SUTET 275 kV terhadap Pengaruh rencana Kegiatan


bangunan adalah 7 meter, terhadap kondisi Kegiatan lain di
dan jarak bebas minimal sekitar atau sebaliknya:
horizontal dari sumbu Terdapat pemukiman dekat jalur
vertical Menara SUTET 275 SUTET
kV adalah 13 meter ke kiri, Intensitas perhatian masyarakat:
dan 13 meter ke kanan. Saran masukan peserta
konsultasi
publik mengkuatirkan dampak
medan magnet dan medak listrik
terhadap Kesehatan..

Tidak ada perencanaan Keresahan masyarakat Timbulnya keresahan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DPH Desa-desa yang 6 bulan

awal yang mengkuatirkan masyarakat Berpotensi rencana pengelolaan lingkungan: dilalui oleh jaringan

pengelolaan dampak dampak medan magnet akan lerjadi protes dan Keresahan masyarakat transmisi

keresahan masyarakat dan medan listrik unjuk rasa oleh merupakan

terhadap kesehatan kelopok masyarakat dampak sekunder dari


peningkatan
medan magnet dan gelombang
elektro listrik. Masyarakat merasa
kuatir pengaruh medan magnit
dan
2. Kondisi rona lingkungan:
medan listrik.
Keresahan masyarakat yang
mengkuatirkan dampak medan
magnet dan medan listrik
terhadap
kesehatan
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman dekat jalur
SUTET.
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Saran masukan peserta
konsultasi
publik mengkuatirkan dampak
medan magnet dan medak listrik
terhadap Kesehatan

Sosialisasi rencana Perubahan sikap dan Perubahan sikap dan 1. Besaran rencana Kegialan dan DPH. Desa-desa yang 6 bulan
kegiatan Persepsi masyarakat: persepsi masyarakat rencana pengelolaan lingkungan: dilalui oleh jaringan
uji coba kepada masyarakat mengkuatirkan dampak dari berlum bersikap Dampak persepsi masyarakat transmisi
sekitar lokasi jalur SUTET medan magnet dan dan atau positif merupakan dampak turunan dari

275 kV medan listrik terhadap menjadi negatif dampak primer medan listrik dan
kesehatan 2. Kondisi rona lingkungan:
gelombang elektro magnetik.
Persepsi masyarakat:
mengkuatirkan dampak medan
magnet dan medan listrik
terhadap

Pelingkupan 11-76

No Rencana Usaha Uraian


Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
dan/atau Kegiatan Pengelolaan Lingkingan Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Lingkungan Terkena Dampak Penting Studi Kalian
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan
Dampak Hipoteuik (DPH)
Menimbulkan kesehatan

Dampak 3. Pengaruh rencana Kegiatan

Lingkungan terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:

Terdapat pemukiman dekat jalur

4. Intensitas perhatian masyarakat:

SUTET

Saran masukan peserta konsultasi

publik mengkuatirkan dampak

medan magnet dan medak listrik

terhadap Kesehatan

III Tahap Operasi

1 Penerimaan Tenaga 1.Penerimaan tenaga kerja 1.Muncul Kesempatan kerja 1.Besaran rencana Kegiatan dan DPH. Kabupaten 6 bulan

Kerja akan memprioritaskan matapencaharian rencana pengelolaan lingkungan: setempat

tenaga kerja lokal, alternatif Tenaga kerja pada kegiatan

2.Peningkatan konstruksi yang akan dilibatkan

pendapatan adalah tenaga kerja organik yang

langsung melekat pada

manajemen kontraktor dan tenaga

kerja borongan baik sebagai

keamanan,mandor maupun

tukang atau buruh bangunan.

Untuk tenaga kerja borongan akan

diperioritaskan bagi angkatan

kerjalokal berdasarkan masing-

masing desa sesuai.dengan lokasi

tiang dan jalur SUTET.Selama

penerimaan tenaga kerja

diperioritaskan dari angkatan kerja

2.Kondisi rona lingkungan:

lokal

Masyarakat berharap penerimaan

tenaga kerja diprioritaskan

3.Pengaruh rencana Kegiatan

masyarakat setempat

terhadap kondisi Kegiatan lain di

sekitar atau sebaliknya:


Terdapat pemukiman sekitar lokasi

4. Intensitas perhatian masyarakat:

kegiatan

Masyarakat berharap penerimaan

tenaga kerja diprioritaskan

masyarakat selempat

2. Penyaluran tenaga Melakukan pemeliharaan Medan magnet dan Peningkatan radiasi 1. Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting Pemukiman 3 tahun

Estrik tanaman sesuai Peraturan medan listrik:memenuhi medan listrik dan rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik (DPH) terdekat di desa-

Menteri Energi Dan Sumber ambang batas. medan magnet Peningkatan paparan medan listrik desa wilayah studi

Daya Mineral Republik dan magnet dimungkinkan karena

Indonesia Nomor 13 Tahun penyaluran listrik pada kawat

2021 antara lain penghantar SUTET 275 kV.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI)Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Rencana Usaha Uralan


dan/atau Kegiatan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi Pengelolaan Lingkungan Studi Kajian
No Hipotetik (DPH)
Menimbulkan yang Sudah Direncanakan Dampak Dampak Potenstll Evaluasi Dampak Potelisial
Dampak
Lingkungan

minimal vertical SUTET Pemrakarsa PT IMU menerapkan

275 jarak bebas minimum sesuai

kV terhadap bangunan Peraturan Menteri Energi dan

adalah 7 meter,dan jarak Sumber daya Mineral RI Nomor 13

bebas minimal horizontal tahun 2021 untuk melindungi

dani sumbu vertical kesehatan penduduk dari

Menara pengaruh medan magnet dan

SUTET 275 kV adalah 13 medan listrik. Jarak vertikal aman


meter ke kiri,dan 13 meter SUTET 275 kV terhadap
ke kanan,dan pemulihan pemukiman adalah 7 meter.
kendisi lapangan setelah 2. Kondisi rona lingkungan:
kegiatan Medan magnet dan medan listrik:
memenuhi ambang batas
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman dekat
SUTET
4. 4.Intensitas perhatian
masyarakat:
Saran masukan peserta
konsultasi
publik mengkuatirkan dampak
medan magnet dan medak listrik
terhadap Kesehatan

menerapkan jarak aman Perangkat elektronik Gangguan perangkat 1.Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola -

SUTET cengan rumah langga elektronik rumah rencana pengelolaan lingkungan: dipantau dengan cara

pemukiman dikuatirkan tangga Gangguan perangkat elektronik menerapkan jarak

sesua: Peraturan Menteri rusak rumah tangga merupakan aman SUTET dengan

Energ aan Sumber daya dampak pemukiman sesuai

Mineral RI Nomor 13 sekunder dari peningkatan Peraturan Menteri

tahun paparan medan medan listrik. Energi dan Sumber

2021 Berdasarkan dala sekunder daya Mineral RI


medan Nomor 13 tahun
magnet di bawah SUTET 275 kV 2021.

adalah 0,0017 mT pada jarak 2


meter (baku mutu 0,1 mT) dan
data sekunder medan listrik di
bawah SUTET 275 kV adalah
1,94
V/m pada jarak 2 meter (baku
mutu
5 V/m). Besaran medan magnet
dan medan listrik dengan nilai
sebesar itu tidak menimbulkan
dampak terhadap gangguan
perangkai elektronik rumah
2. Kondisi rona lingkungan:
tangga.
Perangkat elektronik rumah
tangga
3. Pengaruh rencana Kegiatan
dikuatirkan rusak
terhadap kondisi Keglatan lain di
sekitar atau seballknya:

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) darl PLTU Sumsel 1 dl Kecamatan Rambang Niru Sampal Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumullh, Kabupaten Musl Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provlnsl Sumatera Selatan.

Pelingkupan II-78

Rencana Usaha UralkIo


dan/atau Kegiatan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Pengelolaan Lingkungan
No
Lingkungan Terkena Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Dampak Penllng Studi Kalian
yang Berpotensi yang Sudah DirencanaKan
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan
Dampak SUTET

Lingkungan 4. Intensitas perhatian masyarakat:


Saran masukan peserta konsultasi
publik mengkuatirkan dampak
medan magnet dan medak listrik
terhadap kerusakan peralatan
elektronik.
memberdayakan tanam Kebakaran lahan: Potensi kebakaran 1. DTPH dikelola -

tumbuh di bawah SUTET peserta konsultasi publik lahan SUTET Besaran rencana Kegiatan dan dipantau dengan cara
sehingga tidak terbengkelai mengkuatirkan dampak rencana pengelolaan lingkungan: memberdayakan
dan tidak ditumbuhi ilalang petir yang menimbulkan PT IMU akan melakukan kegiatan tanam tumbuh di
percikan api pada kawat pemeliharaan atau inspeksi di bawah SUTET
penghatar SUTET yang sepanjang jalur SUTET 275 kV sehingga tidak
berpotensi menimbulkan sehingga potensi terjadinya terbengkelai dan tidak
kebakaran. kebakaran lahan dapat ditumbuhi ilalang.
2. Kondisi rona lingkungan:
diminimalisir.
peserta konsultasi publik
mengkuatirkan dampak petir yang
menimbulkan percikan api pada
kawat penghatar SUTET yang
berpotensi menimbulkan
3. Pengaruh rencana Kegiatan
kebakaran.
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman dekat jalur
4. Intensitas perhatian masyarakat:
SUTET
Peserta konsultasi publik
menyarankan untuk mencegah
bahaya kebakaran lahan
terbengkelai dan ditumbuhi ilalang,
agar diberdayakan tanam tumbuh
lahan di bawah SUTET.
Peraturan Menteri Energ Harga tanah dan Penurunan harga 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola
Dan Sumber Daya Mineral bangunan:menurun tanah dan bangunan rencana pengelolaan lingkungan: dipantau.
Republik Indonesia Nomor Penurunan harga tanah dan
13 Tahun 2021 Tentang bangunan dimungkinkan karena
Ruang Bebas Dan Jarak diatasnya terdapat jaringan
Bebas Minimum Jaringan transmisi. Pemrakarsa PT IMU
Transmisi Tenaga Listrik akan memberikan kompensasi
Dan Kompensasi Atas sesuai Peraturan Menteri Energi
Tanah,Bangunan,Dan/Atau Dan Sumber Daya Mineral
Tanaman Yang Berada Di Republik Indonesia Nomor 13
Bawah Ruang Bebas 2. Kondisi rona lingkungan:
Jaringan Transmisi Tenaga Tahun 2021.
Listrik Harga lanah dan bangunan:
3. Pengaruh rencana Kegiatan
menurun

Pellngkupan 11-79

Rencana Usaha Uralan

Rengelolaan Lingkungan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu


dan/atau Keglatan
No Dampak Penting
yng Sudah Direncanakan Hugkungan Terkena Dam:ak Potensial Evaluasi Dampak Potensial Studi Kalian
yang Berpotenst
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan
Dampak terhadap kondisi Kegiatan lain di

Lingkungan sekitar atau sebaliknya:


Terdapat pemukiman dekat jalur
4. Intensitas perhatian masyarakat:
SUTET
Peserta konsultasi publik
mengkuatir penurunan harga
tanah
di bawah SUTET.
Sosialisasi rencana kegiatan Keresahan masyarakat: Timbulnya keresahan 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting permukiman 3 tahun
penyaluran SUTET 275 kV mengkuatirkan pengrauh masyarakat Berpotensi rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik (DPH) penduduk yang
terhadap masyarakat di medan magnet dan akan terjadi protes dan Keresahan masyarakat merupakan berdekatan dengan
sekitar lokasi jalur SUTET medan listrik terhadap unjuk rasa oleh dampak sekunder dari peningkatan lokasi jalur SUTET
275 tentang medan listrik Kesehatan. kelopok masyarakat medan magnet dan medan listrik. 275 kV
dan medan magnet yang PT IMU akan menerapkan jarak
dihasilkan dari jaringan bebas minimum sesuai Peraturan
SUTET 275 kV. Menteri Energi dan Sumber daya
Mineral RI Nomor 13 tahun 2021
untuk melindungi kesehatan
penduduk dari pengaruh medan
magnet dan medan listrik. Jarak
vertikal aman SUTET 275 kV

terhadap pemukiman adalah 7


meter dan berdasarkan data
SUTET 275 kV adalah 0,0017 mT
pada jarak 2 meter (baku mutu 0,1
mT). Data sekunder medan listrik
di bawah SUTET 275 kV adalah
1,94 V/m pada jarak 2 meter (baku
2. Kondisi rona lingkungan:
mutu 5 V/m).

Keresahan masyarakat:
mengkuatirkan pengrauh medan
magnet dan medan listrik terhadap
3.Pengaruh rencana Kegiatan
Kesehatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman dekat jalur
4. Intensilas perhatian masyarakat
SUTET
Peserta konsultasi publik:
mengkuatirkan pengrauh medan
magnet dan medan listrik lerhadap
Kesehatan
Tidak ada perencanaan awal Sikap dan Persepsi Perubahan sikap dan 1.Besaran rencana Kegiatan dan DPH permukiman 3 tahun
pengelolaan dampak masyarakat: persepsi masyarakat rencana pengelolaan lingkungan: penduduk yang
perubahan persepsi mengkuatirkan pengrauh Penyaluran listrik berdekatan dengan
masyarakat medan magnet dan 2 Kondisi rona lingkungan: lokasi jalur SUTET

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmlsi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampal Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsl Sumatera Selatan.
Pellngkupan 11-89

Rencana Uralhi:
Usaha Komponen Rona Batas Wilayah Batas Walktu
No Pengelolaan Lingkungan
uingkungan Terkena Dampak Penting Studi Kajlan
danatau yang Sudah Direncanakan Dampak Potensial Evaluasi Dampak Potensial
Dampak Hipotetik (DPH)
Kegiatan
yang Berpotensi medan listrik terhadap Sikap dan Persepsi masyarakat: 275 kV

Menimbulkan Kesehatan mengkuatirkan pengrauh medan

Dampak magnet dan medan listrik terhadap

Lingkungan 3. Pengaruh rencana Kegiatan


Kesehatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman dekat jalur
SUTET
Intensitas perhatian masyarakat:
Perubahan persepsi masyarakat
karena kondisi peralatan listriknya
berpotensi terganggu karena
medan listrik, timbulnya ekses
penyakit akibat medan
elektromaknik:terjadi petir yang
menimbulkan percikan api pada
kabel SUTET.

Tidak ada perencanaan Jenis penyakit Peningkatan angka 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting permukiman yang 3 lahun

awal terbanyak kesakitan rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) berdekatan jalur

pengelolaan dampak di kabupaten wilayah Peningkatan angka kesakitan SUTET 275 kV

peningkatan angka studi:ISPA,tekanan merupakan dampak sekunder dari

kesakitan darah tinggi,diare, 2 Kondisi rana lngkungan

penyakit kulit alergi paparan medan listrik


Jenis penyakit terbanyak di
kabupaten wilayah studi:ISPA.

tekanan darah tinggi. diare.


3. Pengaruh tencana Kegiatan
penyakit kulit alergi
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya.
Terdapat pemukiman pada sekitar
4. Intensitas perhatian masyarakat:
lokasi rencana SUTET:
Saran masukan peserta konsultasi
publik:kuatir pengaruh SUTET
terhadap kesehatan;
3 Pemeliharaan memberdayakan tanam Flora di lokasi rencana Penurunan jumlah dan 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola
Jaringan SUTTET lumbuh di bawah SUTET SUTET:vegetasi jenis fauna rencana pengelolaan lingkungan: dipantau dengan cara
dan Uprating sehingga tidak terbengkelai budidaya karet, rawa Pemeliharaan untuk ruang bebas memberdayakan

dan tidak ditumbuhi ilalang; yang ditumbuhi rumput, dilakukan dengan cara memotong tanam tumbuh di

ilalang dan semak tumbuhan atau mencegah adanya bawah SUTET

belukar bangunan yang masuk ke ruang sehingga tidak


2. Kondisi rona lingkungan: terbengkelai dan tidak
bebas tersebut. ditumbuhi ilalang
Floradi lokasi rencana SUTET:
vegetasi budidaya karet. rawa
yang ditumbuhi rumput,ilalang dan
semak belukar
ulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung jang 79,85 Km di
Kabupaten Muara Enlm, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-81

Rencana Usaha Uralan


dan/atau Kegiatan Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
Pengelotaan Lingkungan
yang Berpotensi Lingkungan Terkena Dampak Penting
yang Sudah Direncanakan Studi Kajian
No Hipotetik (DPH)
Menimbulkan Dampak Dampak Potensial Evaluasi Dampak Patensial
Dampak
Lingkungan

3. Pengaruh rencana Kegiatan


terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Perkebunan karet, sawit, rawa
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak mengenai flora;

V Tahap Pascaoperasi

P embongkaran idak ada perencanaan awal Kualitas udara memenuhi Penurunan kualitas 1. Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting Area 1 tahun

T engelolaan dampak baku mutu. udara rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) pembongkaran

p enurunan kualitas udara Penurunan kualitas udara oleh


p kegiatan pembongkaran
dimungkinkan berasal dari emisi
peralatan dan kendaraan yang
digunakan.
2. Kondisi rona lingkungan:
Kualitas udara memenuhi baku
3. Pengaruh rencana Kegiatan
mutu
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman pada sekitar
lokasi kegiatan.
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak ada mengenai kualitas
udara;

Tidak ada perencanaan awal Tingkat kebisingan Peningkatan 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting Area 1 tahun
pengelolaan dampak memenuhi baku tingkat kebisingan rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH) pembongkaran
peningkatan kebisingan kebisingan Peningkatan kebisingan menara
bersumber dari suara peralatan
yang digunakan untuk
pembongkaran (mesin las).
Kebisingan peralatan pada jarak
10 meter adalah 55 dBA.
2.

Kondisi rona lingkungan:


Tingkat kebisingan memenuhi
3. Pengaruh rencana Kegiatan
baku tingkat kebisingan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
Terdapat pemukiman pada
4.Intensitas perhatian masyarakat:
sebagian area pembongkaran.
Saran masukan konsultasi publik
tidak ada mengenai kebisingan..

Penurunan flora
Pengelolaan yang telah Flora di lokasi kegiatan 1,Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Tidak
direncanakan sesuai dengan SUTET vegetasi rencana pengelolaan lingkungan: Penting Hipotetik
Peraturan Menteri Energl budidaya karet rawa Risiko kerusakan tanaman pada (DTPH) dikelola

Pellngkupan 11-82

Uralln
Rencana Usaha
Pengelolaan Lingkungan Komponen Roiei DampakPotensial Evaluasi Dampak Potensial Batas Wilayah Batas Waku
No (danlatau Kegiatan
Lingkungan Terkena Dampak Penting Studi Kajian
yang Sudah Direncanakan
yang Berpotensi
Dampak Hipotetik (DPH)
Menimbulkan yang ditumbuhi rumput, penurunan kawat penghantar, dipantau dengan cara
Dan Sumber Daya Mineral
Dampak ilalang dan semak adalah kerusakan tanaman di memberi kompensasi
Republik Indonesia Nomor
Lingkungan belukar bawah andongan atas tanaman yang
13 Tahun 2021 Tentang
2. Kondisi rona lingkungan: rusak.
Ruang Bebas Dan Jarak
Flora di lokasi kegiatan SUTET:
Bebas Minimum Jaringan
vegetasi budidaya karet, rawa
Transmisi Tenaga Listrik
yang ditumbuhi rumput, ilalang
adalah sebagai berikut:
dan
Penurunan kawat
3. Pengaruh rencana Kegiatan
penghantar saat
semak belukar.
pembongkaran dilakukan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sesuai dengan prosedur
sekitar atau sebaliknya:
pada jalur bebas, sehingga
4. Intensitas perhatian masyarakat:
tidak menimbulkan
Perkebunan karet, sawit, rawa
kerusakan tanaman di
Saran masukan peserta konsultasi
sekitarnya
publik tidak ada mengenai flora;

Tidak ada perencanaan berdasarkan hasil Penurunan fauna 1.Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Tidak -

awal prasurvai di lokasi rencana pengelolaan lingkungan: Penting Hipotetik


pengelolaan dampak kegiatan tidak Penurunan fauna merupakan (DTPH)
penurunan fauna ditemukan dampak turunan dari penurunan

jenis fauna yang flora dan jalur SUTET merupakan

dilindungi. lahan perkebunan dan umumnya


fauna yang ada pada lahan
perkebunan adalah jenis burung.
Fauna jenis burung dan binatang
kecil lainnya akan segera
berpindah jika ada aktivitas
2.Kondisi rona lingkungan:
manusia dan
berdasarkan hasil prasurvai di
lokasi kegiatan tidak ditemukan
3. Pengaruh rencana Kegiatan
jenis fauna yang dilindungi.
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
4. Intensitas perhatian masyarakat:
Perkebunan karet, sawit, rawa
Saran masukan peserta konsultasi
publik tidak ada mengenai flora;

Tidak ada perencanaan Lalulintas lancar Gangguan lalu lintas 1. Besaran rencana Kegiatan dan Dampak Penting 1 tahun
Jalur jalan yang
awal rencana pengelolaan lingkungan: Hipotetik(DPH)
dilintasi SUTET
pengelolaan dampak Jalur SUTET melintasi jalan
antara tower
gangguan lalu lintas: antara
IMU11-IMU12 di
Pada tahap pasca cperasi tower
Desa Tanjung
penggantian kabel lama IMU11-IMU12 di Desa Tanjung
Menang
menggunakan metode yang Menang Kecamatan Rambang
Kecamatan
tidak mengganggu objek di Niru Kabupaten Muara Enim.
Rambang Niru
bawahnya,sehingga IMU26-IMU27 di Desa Rambang
Kabupaten Muara
diharapkan tidak terjadi Dangku Kecamatan Empat Petulai
Enim,
kerusakan Dangku Kabupaten Muara Enim,
IMU26-IMU27 di
IMU84-IMU85 di Desa

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musl Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Rencana Usaha Uraian


Komponen Rona Batas Wilayah Batas Waktu
No dan/atau Kegiatan Pengelolaan Lingkungan
Lngkungan Terkena Dampak Penting
yang Berpotensi yang Sudah Direncanakan Dampak Potensial Evamasi Dampak PoenE Studi Kajian
Dampak Hipotetik(DPH)
Menimbulkan
Pangabuan Kecamatan Abab Desa Rambang
Dampak
Kabupaten PALI,IMU53-IMU54 Dangku Kecamatan
Lingkungan
di Desa Payu Patat Kecamatan Empat Petulai
Prabumulih Barat Kota Dangku Kabupaten
Prabumulih; Muara Enim,
IMU179-IMU180 di Desa Paldas IMU84-IMU85 di
Kecamatan Rantau Bayur Desa Pangabuan
Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Abab
pada saat penarikan kawat Kabupaten PALI.
penghantar yang melintas jalan IMU53-IMU54 di
poros berpotensi menimbulkan Desa Payu Patat
kemacetan lalulintas dengan Kecamatan
adanya kawat yang melintang di Prabumulih Barat
jalan. Kota Prabumulih;
2. Kondisi rona lingkungan: IMU179-IMU180
Status jalan yang dilintasi oleh di Desa Paldas
kegiatan IMU terdiri dari jalan Kecamatan Rantau
nasional (Prabumulih -Muara Bayur Kabupaten
enim) Banyuasin,
kondisinya cukup padat, dan jalan pada saat
kabupaten maupun jalan desa penarikan kawat
dan penghantar yang
3. Pengaruh rencana Kegiatan melintas jalan poros
kondisinya ramai dan lancar. berpotensi
terhadap kondisi Kegiatan lain di menimbulkan
sekitar atau sebaliknya: kemacetan lalu
Saat penarikan kabel akan lintas dengan
mempengarui terhadap aktivitas adanya kawat yang
kelancaran arus lalintas dititik melintang di jalan.
perpotongan dengan jalan yang
4. Intensitas perhatian masyarakat:
dilitasi
Pada saat sosialisasi masyarakat
mengusulkan agar padaenarikan
kabel tidak terjadi gangguan
terhadap kelancaran lalulintas.

3. Revegetasi Lahan Revegetasi lahan akan Flora Peningkatan flora 1. Besaran rencana Kegiatan dan DTPH dikelola

dilakukan setelah semua berdasarkan hasil rencana pengelolaan lingkungan: dipantau dengan cara

tahap pasca operasi prasurvai di lokasi Revegetasi lahan akan dilakukan revegetasi lahan
kegiatan tidak setelah semua tahap pasca setelah semua tahap
ditemukan jenis fauna operasi dilakukan. Luas lahan pasca operasi
yang dilindungi yang akan direvegetasi adalah dilakukan
pada setiap tapak tower (209
tower),kegiatan ini akan
berdampak positif terhadap
peningkatan jumlah dan jenisflora
yang mempunyai peranan penting
2. Kondisi rona lingkungan:
dalam ekosistem.
berdasarkan hasil prasurvai di
lokasi kegiatan tidak ditemukan
jenis fauna yang dilindungi

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang
79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pellngkupan 11-84

Rencana Usaha Uiatn


dan/atau Keglatan Pengelolaan Lingkuligan Komponen Roma Bater ifayah Batas Waktu
Damtak PotersE EVACESI Dampak Poton0 Hipotetik (DPH)
yang Berpotensi yang Sudah Direncaitkan Lingkungan Terkela Studi Kalan
Dampak Penting
No Dampak
Menimbulkan
Dampak
Lingkungan
3. Pengaruh rencana Kegiatan
terhadap kondisi Kegiatan lain di
sekitar atau sebaliknya:
4. Intensitas perhatian
masyarakat:
Perkebunan karet,sawit,rawa
Saran masukan peserta
konsultasi
publik tidak ada mengenai fauna.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jarlngan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggl (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampal
Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musl Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-85

2.3.1.Daftar Dampak Penting Hipotetik

Tabel II-27 Daftar Dampak Penting Hipotetik

Kegiatan Yang BerpotensI


Tahapan
Meniimbulkan Dampak Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Kegiatan
Terhadap Lingkungan 1 Perubahan Sikap dan persepsi
Prakonstruksi 1 Sosialisasi Kegiatan masyarakat
Hidup
2 Penentuan jalur jaringan 1
Keresahan masyarakat
SUTET 2
Perubahan sikap dan persepsi
masyarakat
3 Pembebasan lahan tapak 1 Timbulnya Keresahan masyarakat
tower, dan pemberian
kompensasi lahan dan
tanaman tumbuh pada
area bebas
Konstruksi 1. Penerimaan tenaga kerja 1. Terbukanya kesempatan kerja
2. Peningkatan Pendapatan
3. Perubahan persepsi masyarakat
2. Pengoperasian basecamp,
bengkel dan gudang
sementara

3. Mobilisasi peralatan dan 1. Timbulnya Peluang Berusaha


atau pengadaan material 2 Penurunan kualitas udara
kerja serta demobilisasi 3. Peningkatan kebisingan
peralatan.

4. Penyiapan tapak tower Penurunan kualitas air


1.
permukaan
Peningkatan limpasan aliran
2.
permukaan
3. Penurunan flora
4. Penurunan fauna
5. Penurunan biota perairan
5. Pemasangan pondasi 1. Penurunan stabilitas tanah
tower 2. Penurunan kualitas air
permukaan

1. Penurunan stabilitas tanah


6. Pendirian tower

7. Penarikan kawat 1. Gangguan kelancaran lalu lintas


penghantar 2. Penurunan flora
3. Penurunan fauna
8. Uji coba 1. Timbulnya keresahan masyarakat
2. Perubahan persepsi masyarakat

ap 1 Penerimaan tenaga kerja 1 Kesempatan kerja


Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-86

Kegiatan Yang Berpotensi


Tahapan Menimbulkan Dampak
Kegiatan Dampak Penting Hipotetik (DPH)
Terhadap Lingkungan
Hidup
Operasi 2. Penyaluran tenaga listrik 1. Bahaya potensi tegangan listrik
(medan listrik dan gelombang
elektro magnet)
Penurunan Nilai Ekonomi tanah
2.
dan bangunan
3. Timbulnya keresahan masyarakat
4 Perubahan persepsi masyarakat

3. Pemeliharaan jaringan 1. Penurunan flora


transmisi SUTET dan
uprating
Tahap Pasca- 1. Pembongkaran 1. Penurunan kualitas udara
operasi 2. Peningkatan kebisingan
3. Penurunan flora
4. Penurunan fauna
5. Timbulnya gangguan lalu lintas

2 Revegetasi Lahan 1 Peningkatan flora

Tabel II-28 Dampak Tidak Penting Hipotetik (DTPH) Dikelola Dipantau


Kegiatan Yang Berpotensi
Tahapan Menimbulkan Dampak Dampak Tidak Penting Hipotetik
Keglatan Terhadap Lingkungan (DTPH) Dikelola Dipantau
Hidup
Prakonstruksi 1 Sosialisasi Kegiatan
Penentuan jalur jaringan
2
SUTET
3 Pembebasan lahan tapak 1 Penurunan nilai ekonomi tanah
tower, dan pemberian dan bangunan;
kompensasi lahan dan
tanaman tumbuh pada
area bebas
Konstruksi 1. Penerimaan tenaga kerja

2. Pengoperasian 1. Penurunan kualitas air


basecamp, permukaan
bengkel dan gudang 2 Timbulan limbah B3
sementara 3 Penurunan biota perairan

3. Mobilisasi peralatan dan 1 Timbulnya gangguan lalu lintas


atau pengadaan material 2. Timbulnya kerusakan jalan
kerja serta demobilisasi
peralatan.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan-Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-87

Kegiatan Yang Berpotensi


Tahapan Menimbulkan Dampak Dampak Tidak Penting Hipotetik
Kegiatan Terhadap Lingkungan (DTPH) Dikelola Dipantau

Hidup
4. Penyiapan tapak tower

5. Pemasangan pondasi 1 Penurunan biota perairan


tower

6. Pendirian tower Gangguan Keselamatan dan


1
Kesehatan Kerja(K3)

7. Penarikan kawat Perubahan Sikap dan Persepsi


1
penghantar masyarakat

8. Uji coba 1. Potensi bahaya tegangan listrik


(medan listrik dan medan
magnet)
Tahap 1 Penerimaan tenaga kerja 1 Kesempatan kerja
Operasi 1. Penyaluran tenaga listrik 1 Gangguan perangkat elektronik
rumah tangga
2 Potensi kebakaran lahan SUTET
3 Peningkatan angka kesakitan

2. Pemeliharaan jaringan 1. Penurunan flora


transmisi SUTET dan
uprating
Tahap Pasca- 1. Pembongkaran 1 Penurunan flora
operasi 2 Penurunan fauna

2 Revegetasi Lahan 1 Peningkatan flora

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten provinsi Sumatera Selatan.

2.4.Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

2.4.1.Batas Wilayah Studi

Wilayah studi adalah ruang dimana komponen/sub-komponen/parameter


lingkungan yang ada di dalamnya dipengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung oleh kegiatan proyek. Batas wilayah studi AMDAL merupakan
resultante dari batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas administrasi
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Batas Proyek

Batas proyek adalah ruangan tempat kegiatan pembangunan SUTET 275 kV


sepanjang ±79,85 km dengan lebar 2 x13 meter (luas ±206 Ha) yang
menghubungkan antara PLTU Sumsel 1 dengan Gardu Induk Betung.

B. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kegiatan pembangunan
SUTET 275 kV sepanjang ±79,85 km yang menghubungkan antara PLTU
Sumsel 1 dengan Gardu Induk Betung melalui media transportasi limbah (udara
dan air), proses alami yang berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar.

C. Batas Sosial
Batas sosial di sini adalah wilayah di sekitar lokasi rencana pembangunan
SUTET 275 kV sepanjang ± 79,85 km yang menghubungkan antara PLTU
Sumsel 1 dengan Gardu Induk Betung yang merupakan tempat berlangsungnya
berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai yang sudah mapan
akan terkena dampak kegiatan tersebut. Kelompok masyarakat di sekitar yang
akan terkena dampak positif maupun negatif adalah masyarakat di permukiman
terdekat dengan kegiatan meliputi desa-desa sebagai berikut:

Tabel II-29 Desa-Desa Batas Sosial:


Kabupaten Kecamatan Desa
Muara Enim Rambang Niru Tanjung Menang
Tebat Agung
Gerinam
Empat Petulai Dangku Muara Niru
Kuripan Selatan
Kuripan
Kuripan baru
Gunung Raja
Dangku
Tanah Abang Sedupi
Penukal Abab Lematang Ilir
Abab Pangabuan

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV


Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.

Pelingkupan II-91

Kabupaten Kecamatan Desa


Pangabuan Timur
Prambatan
Kota Prabumulih Prabumulih Barat Payu Putat
Musi Banyuasin Lais Purwosari
Tanjung Agung Selatan
Banyuasin Rantau Bayur Muara Abab
Paldas
Betung Talang Jaya Indah
Sukamulya
Jumlah

D. Batas Administrasi
Batas administratif adalah ruang tempat masyarakat dapat secara leluasa melakukan
kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di dalam ruang tersebut. Yang dimaksud dengan batas
administratif di sini adalah batas administrasi pemerintahan tempat kegiatan
pembangunan SUTET 275 kV berada pada desa-desa sebagaimana tabel di atas.
E. Batas Wilayah Studi
Batas wilayah studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) adalah batas terluar
dari hasil tumpang susun (overlay) batas proyek, batas ekologis, batas sosial dan batas
administrasi, setelah mempertimbangkan kendala teknis yang dihadapi. Yang
penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yaitu keterbatasan data,
waktu, dana, tenaga, teknis dan metode telaahan. Peta batas wilayah studi ANDAL
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan pembangunan SUTET 275 KV sepanjang ± 79,85
km yang menghubungkan antara PLTU Sumsel 1 dengan Gardu Induk Betung dapat
dilihat pada Gambar 3 di bawah.

Formulir Kerangka Acuan(KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran


Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai
Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI, Kota
Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Pelingkupan 11-93

2.4.2.Batas Waktu Kajian


Batas waktu studi Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) ini meliputi waktu yang
digunakan untuk prakiraan dampak dan evaluasi dampak meliputi tahap pra konstuksi,
tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. Batas waktu kajian ini untuk
setiap dampak penting hipotetik akibat rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan
SUTET 275 kV sepanjang ±79,85 km yang menghubungkan antara PLTU Sumsel 1
dengan Gardu Induk Betung disajikan pada Tabel II-29 di bawah.

Tabel II-30 Batas Waktu Kajian


Kegiatan Yang Batas Waktu Kajian
Berpotensi.
Tahapan Menimbulkan Dampak Penting
Kegiatan Dampak Hipotetik (PPH)
Terhadap
Lingkungan
Hidup
Prakonstruksi 1 Sosialisasi Perubahan persepsi 18 bulan periode
1
Kegiatan masyarakat prakonstruksi
2 Penentuan 1 Keresahan 18 bulan periode
jalur jaringan 2 masyarakat prakonstruksi
SUTET Perubahan persepsi
masyarakat
3 Pembebasan 1 Timbulnya 18 bulan periode
lahan tapak Keresahan prakonstruksi
tower,dan masyarakat
pemberian
kompensasi
lahan dan
tanaman
tumbuh pada
area bebas
Konstruksi 1. Penerimaan 1. Terbukanya 6 bulan periode
tenaga kerja kesempatan kerja penerimaan tenaga
kerja
2. Peningkatan 6 bulan periode
Pendapatan penerimaan tenaga
kerja
3. Perubahan sikap 6 bulan periode
dan persepsi penerimaan tenaga
masyarakat kerja
2. Pengoperasian
basecamp,
bengkel dan
gudang
sementara
3. Mobilisasi 1. Timbulnya Peluang 12 bulan periode
peralatan dan Berusaha mobilisasi peralatan
atau dan material
pengadaan 2 Penurunan kualitas 12 bulan periode
material kerja udara mobilisasi peralatan

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran


Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk
(GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-94
Kegiatan Yang Batas Waktu Kajian
Berpotensi
Tahapan Menilmbulkan Dampak Penting
Kegiatan Dampak Hipotetik (DPH)
Terhadap
Lingkungan
Hidup
serta dan material
demobilisasi 3. Peningkatan 12 bulan periode
peralatan. kebisingan mobilisasi peralatan
dan material

4. Penyiapan Penurunan kualitas 12 bulan periode


1.
tapak tower air permukaan penyiapan tapak tower
2. Peningkatan 12 bulan periode
limpasan aliran penyiapan tapak tower
permukaan
12 bulan periode
3. Penurunan flora
penyiapan tapak tower
12 bulan periode
4. Penurunan fauna
penyiapan tapak tower
Penurunan biota 12 bulan periode
5.
perairan penyiapan tapak tower
5. Pemasangan 1. Penurunan 12 bulan periode
pondasi tower stabilitas tanah pemasangan pondasi
tower
2. Penurunan kualitas 12 bulan periode
air permukaan pemasangan pondasi
tower

6. Pendirian Penurunan 12 bulan periode


1.
tower stabilitas tanah pendirian tower

7. Penarikan 1. Gangguan 12 bulan periode


kawat kelancaran lalu penarikan kawat
penghantar lintas penghantar
2. Penurunan flora 12 bulan periode
penarikan kawat
penghantar
3. Penurunan fauna 12 bulan periode
penarikan kawat
penghantar

8. Uji coba 1. Timbulnya 3 bulan periode uji


keresahan coba
masyarakat
2. Perubahan sikap 3 bulan periode uji
dan persepsi coba
masyarakat

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim,Kabupaten PALI,Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Pelingkupan II-95

Kegiatan Yang
Berpotensi
Tahapan Meninibulkan Dampak Penting
Kegiatan Batas Waktu Kajian
Dampak Hipotetik (DPH)
Tahap 6 bulan periode
Terhadap 1 Kesempatan kerja
Operasi penerimaan tenaga
Lingkungan
kerja
1 Penerimaan
Hidup
tenaga kerja
2. Penyaluran 1. Bahaya potensi 5 tahun pertama
tenaga listrik tegangan listrik periode penyaluran
(medan listrik dan tenaga listrik
gelombang elektro
magnet)
2. Penurunan Nilai 5 tahun pertama
Ekonomi tanah dan periode penyaluran
bangunan tenaga listrik
3. Timbulnya 5 tahun pertama
keresahan periode penyaluran
masyarakat tenaga listrik
4 Perubahan sikap 5 tahun pertama
dan persepsi perode penyaluran
masyarakat tenaga listrik

3. Pemeliharaan 1. Penurunan flora 5 tahun pertama


jaringan periode pemeliharaan
transmisi jaringan transmisi
SUTET dan SUTET dan uprating
uprating
Tahap Pasca- 1. Pembongkaran Penurunan kualitas 12 bulan periode
1.
operasi udara pembongkaran
Peningkatan 12 bulan periode
2.
kebisingan pembongkaran
12 bulan periode
3. Penurunan flora
pembongkaran
12 bulan periode
4. Penurunan fauna
pembongkaran
5. Timbulnya 12 bulan periode
gangguan lalu pembongkaran
lintas

Revegetasi 1 12 bulan periode


2 Peningkatan flora
Lahan revegetasi lahan
BAB II 1
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV
Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru
Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten
PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera
Selatan.
Metode Studi 111-1

BAB III

METODE STUDI
Data dan
Dampak Metode
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Anallta Metode Prakiraan Dampak
No Penting Evaluasi
relevan Data data Penting
Hipotetik
dibutuhkan
1. Penurunan Karbon Pengukuran kualitas udara Metode analisa data Prakiraan sebaran polutan emisi Matrik,
kualitas udara Monoksida (CO), dengan pengambilan secara diskriptif menggunakan rumus Gaussian Bagan alir
(akibat Nitrogen Oksida contoh (sampel) Kualitatif-Kuantitatif sumber garis: dampak.
Mobilisasi (NOx),Sulfur menggunakan alat ambient membandingkan 1000
peralatan dan Dioksida(SO2), air sampler.Alat menghisap hasil pengukuran Konsentrasi emisi(g/m3)
material kerja) Oksidan(O3). udara dengan pompa ke kualitas udara Q = Laju emisi dari sumbernya per
dalam reagen penangkap dengan baku mutu unit panjang jalan(g/det.m)=
(absorber solution). PP Nomor.22 polutan yang diemisikan per satuan
Masing-masing reagen Tahun 2021 atau waktu
digunakan mengidentifikasi Pergub Nomor.17 u =Kecepatan angin dalam arah x
satu parameter yang Tahun 2005 atau tegak lurus sumbu jalan
dianalisis, yaitu SO2,NO2 (m/det)
dan O3.Parameter debu σ = Koefisien dispersi
TSP,PM2,5;PM10. Z = tinggi penerima dampak
menggunakan High Volume (meter rata-rata tinggi orang).
Air Sampler(HVAS). Prakiraan sebaran debu (dari potensi
Parameter Sulfur Dioksida ceceran tanah),menggunakan
(SO2):metode sampling persamaan empiris Faktor Emisi
SNI-19.7119.7-2005, fugitive debu dari sumber kegiatan
peralatan:Impinger;
Parameter Nitrogen
Dioksida(NO2):metode
sampling SNI-19-7119.2-
2005,peralatan:Impinger;
Parameter Karbon
Parameter Monoksida (CO):

Fòrmulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-2

Data dan
Dampak Metode Prakiraan Dampak. Metode
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analist
No Penting Penting Evaluasi
relevan Data data
Hipotetik
dibutuhkan
metode sampling:SNI pada jalan, untuk setiap jarak
7119.10:2011,peralatan tempuh kendaraan:
NDIR CO Analyzer: RTsP=5,9x(Silt/12)x(Speed/30) x
Parameter Oksidan (O3): (Weight/3)0,7x(Wheels/4)0.5
metode sampling:SNI-19- (Sumber referensi: US EPA 1998).
7119.8-2005,peralatan Dimana:
Impinger; R=Faktor Emisi,grams/mile;
Parameter Hidrokarbon Silt= Kandungan debu jalan tanah
(HC):metode sampling: tidak beraspal, atau dari potensi
SNI 19-7119.13-2009, ceceran tanah pada permukaan jalan
peralatan kaarbon aktif; beraspal (%);
Parameter Debu (TSP): Speed=Rata-rata kecepatan
metode sampling:SNI- kendaraan (mile/jam);
7119.3-2017,peralatan Hi- Weight =Rata-rata berat kendaraan
Vol Sampler. (tons/unit);
Parameter PM2,5 metode Wheels =Rata-rata jumlah roda
sampling:SNI-7119.15- kendaraan (roda).
2016,peralatan Hi-Vo/ Metode Prakiraan sifat penting
Sampler. dampak menggunakan kriteria
Parameter PM10:metode dampak penting pasal 22 UU 32
sampling:SNI-7119.14- Tahun 2009 Tentang Perlindungan
2016, peralatan Hi-Vol Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Sampler. a. Jumlah penduduk yang akan
Parameter Timbal (Pb): terkena dampak rencana
metode sampling:SNI-19- kegiatan;
7119.4-2005, peralatan Hi- b.Luas wilayah persebaran
Vol Sampler. dampak;
C. Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung;
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Studi 111-3

Data dan Metode Prakiraan Dampak Metode


Dampak Metode Pengumpulan Metode Analisa
Informasi yang Penting Evaluasi
No Penting Data data
relevan
Hipotetik
dibutuhkan
d. Banyaknya komponen lingkungan
hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak; dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
2. Peningkatan Tingkat Data kebisingan diukur Tingkat kebisingan Prakiraan kebisingan menggunakan Matrik,
kebisingan kebisingan(dBA) dengan Sound Level Meter dibandingkan baku rumus: Bagan alir
selama 10 menit untuk mutu tingkat L2= L1-20 log(R2/R1) dampak.
setiap pengukuran dimana kebisingan L2 =Tingkat kebisingan pada
pembacaan dilakukan Keputusan Menteri jarak R2(dBA)
setiap 5 (lima) detik.Setiap Negara Lingkungan L1 =Tingkat kebisingan pada
pengukuran mewakili Hidup Nomor 48 jarak R1(dBA)
selang waktu siang hari dan Tahun 1996 R2 =Jarak pendengar dari
malam hari. sumber bising(meter)
Parameter Kebisingan R1 = Jarak bising dari
(Leg): metode sampling sumbernya(meter)
Pembacaan Skala, Metode Prakiraan sifat penting
peralatan Sound Level dampak: menggunakan kriteria
Meter. dampak penting:
3. Potensi bahaya Medan listrik Data sekunder laporan hasil Dilakukan dengan Menggunakan metode analogi Matrik,
tegangan listrik (kV/m),medan pemantauan medan listrik membandingkan terhadap timbulnya medan magnet Bagan alir
(pengaruh magnet(mT) dan medan magnet dari data medan magnet dan medan listrik dari kegiatan dampak.
Medan listrik SUTET 275 kV eksisting di dan medan listrik serupa dan membandingkannya
dan magnet) tempat lain; operasional SUTET dengan SNI no 04-6950-2003
dengan SNI (tentang Nilai ambang batas medan
8151:2015:Ruang listrik dan medan magnet Saluran

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1
di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-4

Dampak Data dan


Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode Prakiraan Dampak Met
No Penting
relevan Data data Penting Eval
Hipotetik
dibutuhkan
Data sekunder referensi bebas dan jarak Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan
medan listrik dan medan bebas minimum Saluran Udara Tegangan Ekstra
magnet dari SUTET 275 kV; pada Saluran Udara Tinggi (SUTET)) untuk ambang
Data primer dengan Tegangan Tinggi batas medan magnet dan medan
pengukuran langsung di Arus Searah listrik.
lapangan medan listrik dan (SUTTAS). Metode Prakiraan sifat penting
medan magnet SUTET 275 dampak menggunakan kriteria
kV di tempat lain. dampak penting pasal 22 UU 32
Peralatan pengukuran Tahun 2009 Tentang Perlindungan
medan magnet: Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
magnetometer.Peralatan a. Jumlah penduduk yang akan
pengukuran medan listrik: terkena dampak rencana
electric field meter. kegiatan;
b. Luas wilayah persebaran
dampak;
C. Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung;
d.Banyaknya komponen lingkungan
hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak;dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
4. Penurunan % Kelerengan Menggunakan peta Penurunan kestabilan tanah Matrik,
Menyajikan%
kestabilan Lokasi kelerengan dan diprakirakan dengan Bagan alir
kelerengan lokasi
tanah(akibat pengamatan lapangan membandingkan kondisi % dampak.
tower
Pemasangan kelerengan lokasi tapak tower dan
Disetiap titik tower
pondasi tower sekitarnya dengan % kelerengan
akan dilakukan
potensi longsor rendah 0-8%
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Stueh 111-5

Data dan Metode Prakiraan Dampak


Dampak Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode
Informasi yang Penting
No Penting Data data Evaluasi
relevan (Peraturan Menteri PU No.22 tahun
Hipotetik sondir test untuk
dibutuhkan 2007 Tentang Pedoman Penataan
an pendirian mengetahui Ruang Kawasan rawan Bencana
t ower) karakteristik dan Longsor).
daya dukung tanah Metode Prakiraan sifat penting
sehingga dapat dampak menggunakan kriteria
ditentukan tipe dampak penting pasal 22 UU 32
pondasi tower yang Tahun 2009 Tentang Perlindungan
akan dibangun Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
(Pondasi dangkal a. Jumlah penduduk yang akan
atau pondasi terkena dampak rencana
dalam) kegiatan;
b. Luas wilayah persebaran
dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan
hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak; dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi..
5 Penurunan Kualitas air Titik Sampling kualitas air Hasil analisa Penurunan kualitas air permukaan Matrik,
kualitas air sungai; sungai ditentukan laboratorium diprakirakan dengan rumus mixing Bagan alir
permukaan Dimensi sungai; berdasarkan outlet drainase dibandingkan baku zone dampak.
yang masuk ke badan air mutu kualitas air. C3=[(Q1.C1)+(Q2.C2)+....
sungai (upstream dan Sebaran polutan di +(Qn.Cn)]/(Q1+Q2+...+Qn)
downstream dari outlet badan air sungai
drainase yang terhubung akan di prakirakan

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1
di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,
Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Studi 111-6

No Data dan Metode Prakiraan Dampak Metode


Dampak Metode Pengumpulam Metode Analisa
Informasi yang Penting Evaluasi
Penting Data data
relevan
Hipotetik
dibutuhkan
dengan lokasi dengan perhitungan C3 =konsentrasi parameter kualitas
pembangunan tower dekat memperhatikan air badan air penerima(mg/liter)
sungai) dan analisa jarak dan dilution setelah menerima limbah;
laboratorium yang terjadi. C1= debit air badan penerima
(liter/detik) sebelum menerima
limbah;
C2 = Konsentrasi parameter kualitas
air limbah yang masuk ke badan air
penerima(mg/liter);
Cn = Konsentrasi parameter kualitas
air limbah ke-n yang masuk ke
badan air penerima(mg/liter)
Q1 = debit air badan penerima
(liter/detik) sebelum menerima air
limbah;
Q2 = debit masuknya air limbah
(liter/detik) ke badan air penerima.
Qn = debit masuknya air limbah
(liter/detik) ke-n ke badan air
penerima.
Pengukuran debit dilakukan dengan
mengukur kecepatan
aliran
permukaan dan mengukur luas
penampang sungai., dengan rumus
Q=VxA
Q=Debit aliran(m3/det)
A=Luas penampang ㎡2
V = Kecepatan aliran (m/det)
Metode Prakiraan sifat penting
dampak: menggunakan kriteria
dampak penting.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-7

No Data dan
Dampak Metode Prakiraan Dampak Metode
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa
Penting Penting Evaluasi
relevan Data data
Hipotetik Matrik,
dibutuhkan
Peningkatan 1. Data Curah Pengumpulan data curah Perhitungan Perhitungan limpasan air larian Bagan alir
Debit Limpasan hujan rata- hujan dari BMKG untuk peningkatan debit menggunakan formula Rasional dampak.
Air Larian rata bulanan masing-masing wilayah limpasan air larian Q=0.0028CxIxA
untuk 5 tahun dalam menentukan akibat pembukaan Dimana
seri data. intensitas hujan. lahan tapak tower Q Debit air larian(m3/det)
2.Peta Identifikasi penggun aan dikaitkan dengan C Koefisien run-off
penutupan lahan di tapak tower dan kapasitas tampung i Intensitas hujan(mm/jam)
lahan perhitungan luas tapak drainase sekitar A Luas lahan yang dibuka (ha)
3.Luas lahan tower dan gardu induk. tapak konstruksi Metode Prakiraan sifat penting
tapak tower yang dapat dampak menggunakan kriteria
dan gardu menyebabkan banjir dampak penting pasal 22 UU 32
induk atau genangan Tahun 2009 Tentang Perlindungan
4. Data Sungai terhadap lahan atau Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
termasuk luas permukiman a. Jumlah penduduk yang akan
mikro DAS setempat terkena dampak rencana
terdekat dari kegiatan;
tapak tower b. Luas wilayah persebaran
dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung;
d. Banyaknya komponen lingkungan
hidup lain yang akan terkena
dampak;
e.Sifat kumulatif dampak;
f. Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak; dan/atau
g. Kriteria lain sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Studi 111-8

Data dan
Dampak Metode Prakiraan Dampak Metode
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa
No Penting Penting Evaluasi
relevan Data data
Hipotetik Untuk mengetahui perubahan Matrik,
dibutuhkan
penutupan vegetasi dihitung melalui Bagan alir
7. Penurunan Vegetasi Alam Parameter analisis
1.Peta penutupan persamaan: dampak,
Jumlah dan Pengumpulan data di vegetasi yang
lahan hasil ΔCC=CCdp-CCtp overlay.
Jenis Flora lapangan dilakukan dengan dihitung secara
penafsiran citra Keterangan:
"Metode Kombinasi Garis matematis adalah:
landsat yang ΔCC=
dan Jalur Berpetak", K=Σindividu
terbaru. C=Perubahan persentase
dengan panjang 25 meter suatu jenis
2.Data luas penutupan tajuk vegetasi
mengikuti panjang tapak Luas plot contoh
penutupan (%)
tower untuk setiap jalur F=Σ plot
lahan
pengamatan.Sepanjang ditemukan suatu CCdp =Persentase penutupan tajuk
3.Pola vegetasi dengan adanya
jalur dilakukan pengamatan jenis
penggunaan proyek(%)
terhadap vegetasi pada Jumlah seluruh
lahan oleh =Persentase penutupan tajuk
berbagai tingkat plot contoh
masyarakat. vegetasi tanpa proyek(%)
pertumbuhan.Untuk D=luas bid
tingkat semai dan pancang dasar suatu jenis 1. Apabila persentase penutupan
dicatat jenis dan jumlah, Luas plot contoh tajuk vegetasi (CC) tidak
sedangkan untuk tingkat Keterangan: memungkinkan untuk dihitung
tiang dan pohon masing- K=Kerapatan karena kesulitan pengukuran di
masing individu dicatat Jenis lapangan, maka dengan
jenis, tinggi bebas cabang (batang/ha) menggunakan rumus yang sama
dan diameter setinggi 1,3 F=Frekuensi dapat didekati dengan
m. Jenis menggunakan data kerapatan
Parameter yang akan D=Dominansi vegetasi (K), sehingga menjadi:
ΔK=Kdp-Ktp
diteliti meliputi:komposisi jenis(㎡/ha)
jenis, kerapatan, P= Potensi Kayu
penyebaran, dominansi, (eч/εw)
indeks nilai penting/INP Kemudian dihitung
(nilai ekologis),indeks
keanekaragaman jenis Indeks Nilai Penting
(kemantapan ekosistem),

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU
Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota
Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-9

No
Dampak Data dan Metode Metode Prakitraan Dampak Metode
Penting Informasi yang Metode Pengumpulan Anallta Penting Evaluasi
Hipotetik relevan Data data
dan potensi (nilai sosial- (INP),dengan
ekonomis). rumus:
Keterangan:
Vegetasi Budidaya INP=KR+FR+
ΔK= Perubahan kerapatan
Pengamatan vegetasi DR
vegetasi(batang/ha)
budidaya dilakukan dengan KR =
Kerapatan vegetasi dengan
metode observasi lapangan Kerapatan suatu
adanya proyek(batang/ha)
dan wawancana dengan jenis x100%
= Kerapatan vegetasi tanpa
petani di wilayah studi. Kerapatan
proyek (batang/ha).
Pengamatan secara Seluruh jenis
Metode Prakiraan sifat penting
kualitatif dilakukan untuk FR=Frekuensi
dampak menggunakan kriteria
mengetahui jenis vegetasi suatu jenis
dampak penting pasal 22 UU 32
budidaya yang dijumpai di x100%
Tahun 2009 Tentang Perlindungan
areal studi terutama pada Frekuensi
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
areal rencana tapak proyek seluruh jenis
a. Jumlah penduduk yang akan
berikut data produksinya. DR =
terkena dampak rencana
Dominansi
kegiatan;
suatu jenis
b.Luas wilayah persebaran
x100%
dampak;
Keterangan:
c.Intensitas dan lamanya dampak
INP=Indeks Nilai
berlangsung;
Penting
d. Banyaknya komponen lingkungan
KR=Kerapatan
hidup lain yang akan terkena
Relatif
dampak;
FR=Frekuensi
e. Sifat kumulatif dampak;
Relatif
f. Berbalik atau tidak berbaliknya
DR=Dominansi
dampak; dan/atau
R=Domi
g. Kriteria lain sesuai dengan
Relatif
perkembangan ilmu pengetahuan
Indeks
dan teknologi.
Keanekaragaman
(H')
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi III-10

Data dan
Dampak
Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode Prakiraan Dampak Metode
Informasi yang
No Penting
Data data Penting Evaluasi
relevan
Hipotetik
dibutuhkan

H'=-Σ[(ni/N)X

In(ni/N)]

Keterangan:

H':Indeks

Diversitas

Shannon Wiener

ni:Jumlah

individu dalam

satu spesies

N:Jumlah total

individu spesies

yang ditemukan

Analisis terhadap
jenis vegetasi/flora

langka yang

dilindungi dilakukan

dengan identifikasi

jenis yang

selanjutnya di-

crosscheck dengan

daftar flora yang

dilindungi

berdasarkan

Peraturan

Pemerintah RI No.

20/Setjen/Kum.1/6

2018 Jenis

Tumbuhan dan

Satwa dilindungi

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km dl Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Studi 111-11

Data dan Metode Prakiraan Dampak


Dampak Metode
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa Penting
No Penting Evaluasi
relevan. Data data 1.Menghitung luas areal yang
Hipotetik Matrik,
dibutuhkan mengalami perubahan tutupan
Bagan alir
·Parameter yang vegetasi atau kerapatan vegetasi
Penurunan Peta penutupan 1 .Habitat Pengamatan dampak.
dikaji adalah jenis sebagaimana prakiraan pada
Jumlah dan Lahan hasil kualitas habitat sangat
dan penyebaran parameter penurunan vegetasi.
Jenis Fauna Penafsiran citra terkait dengan penutupan
habitat satwa 2.Studi pustaka untuk
Landsat yang vegetasi, sehingga hasil
darat yang ada di mengidentifikasi jenis-jenis satwa
Terbaru. analisis parameter
lokasi rencana liar yang sensitive terhadap suara
vegetasi alam akan
kegiatan dan areal bising dan tingginya kadar debu di
menjadi dasar untuk
sekitarnya. sekitar jalan, sehingga
mengetahui kualitas
Penurunan diprakirakan akan bermigrasi ke
habitat. Semakin tinggi
populasi fauna habitat yang masih baik.
persentase tutupan
darat terjadi Metode Prakiraan sifat penting
vegetasi, kerapatan jenis,
sebagai akibat dampak menggunakan kriteria
dominansi jenis,
penurunan dampak penting pasal 22 UU 32
komposisi jenis dan
populasi flora Tahun 2009 Tentang Perlindungan
indeks keanekaragaman
darat atau Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
jenis maka kualitas
dampak tak a. Jumlah penduduk yang akan
habitat akan semakin
langsung dari terkena dampak rencana
baik, dan sebaliknya.
pembersihan kegiatan;
2.Satwa liar
lahan dan b. Luas wilayah persebaran
Pengamatan satwa liar
kegiatan lain dampak;
dilakukan dengan cara
untuk c. Intensitas dan lamanya dampak
pengamatan langsung
pembangunan berlangsung;
dengan cara langsung
tower yang d. Banyaknya komponen lingkungan
(perjumpaan) dan tidak
berpotensi hidup lain yang akan terkena
langsung (analisa jejak,
kotoran, bekas cakaran, mengganggu dampak;
sarang, sisa makanan, lingkungan habitat e. Sifat kumulatif dampak;
bulu, tanduk dan fauna f. Berbalik atau tidak berbaliknya
sebagainya),serta Populasi fauna dampak;dan/atau
wawancara dengan dihitung dgn
penduduk. rumus:

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi
Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-12

Dampak Data dan


Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode PrakieEn Dampak Metode
No Penting
relevan Data data Penting Evaluasi
Hipotetik
dibutuhkan
P= nΣ Xi, dimana: g. Kriteria lain sesuai dengan
P=po perkembangan ilmu pengetahuan
P= populasi; dan teknologi.
n=jumlah
ulangan
pengamatan
Xi=Jumlah
individu yang
dijumpai pada
pengamatan
ke-i
Keanekaragaman
fauna dihitung
dgn rumus:
H'=/0m0
ni=Jumlah individu
dalam satu
jenis
No=Jumlah
individu dalam satu
komunitas
9. Penurunan 1.Kelimpahan
1.Pemanfaatan 1. Pengambilansampel 1. Prakiraan besaran penurunan Matrik,
Kelimpahan dan Plankton
perairan sungai plankton dilakukan biota akuatik diasumsikan akan Bagan alir
keanekaragama (abundance)
oleh dengan penyaringan air sebanding dengan besaran dampak.
n Jenis biota air 2.Komposisi jenis
masyarakat, sebanyak 100 liter penurunan kualitas air permukaan
plankton
2.Jenis-jenis ikan dengan menggunakan dan peningkatan sedimentasi.
ditentukan dengan
yang sering jaring plankton (plankton 2. Metode analogi dengan dampak
cara analisis dan Metode Studi 111-13

Data dan Metode Prakiraan Dampak Evaluasi


Dampak Metode Pengumpulan Metode Analisa
Informasi yang Penting
No Penting Data data
relevan
Hipotetik
dibutuhkan
oleh larutan formalin 4% dan laboratorium, Metode Prakiraan sifat penting
masyarakat. diidentifikasi jenis serta sedangkan dampak menggunakan kriteria
2 dihitung jumlahnya di perhitungan dampak penting pasal 22 UU 32
laboratorium. kelimpahan Tahun 2009 Tentang Perlindungan
.Pengambilan contoh plankton dilakukan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
benthos dilakukan berdasarkan a. Jumlah penduduk yang akan
dengan menggunakan metode terkena dampak rencana
alat dredge berukuran 20 Microtransect kegiatan;
x20 c㎡.Benthos (Lackey,1984), b. Luas wilayah persebaran
dipisahkan dari sebagai berikut: dampak;
substratnya dengan N=nx1/xx1/1x C. Intensitas dan lamanya dampak
saringan standar No.30. Keterangan:
Sampel diawetkan berlangsung;
N=Jumlah
dengan larutan formalin d. Banyaknya komponen lingkungan
individu
4% dan diidentifikasi hidup lain yang akan terkena
plankton per
jenis serta dihitung dampak;
liter
jumlahnya e. Sifat kumulatif dampak;
(kelimpahan)
dilaboratorium. f. Berbalik atau tidak berbaliknya
n Jumlah
3. Pengamatan biota akuatik dampak;dan/atau
individu
akan dilakukan di stasiun g. Kriteria lain sesuai dengan
plankton hasil
pengambilan sampel perkembangan ilmu pengetahuan
pengamatan.
(lokasi sampling sama dan teknologi.
p=Jumlah
dengan kualitas air
lapang
permukaan).
pandang
Pengambilan sampel
OC= Luas gelas
dilakukan oleh tenaga
penutup
ahli
(m㎡)
Pengumpulan data
OP= Luas satu
nekton dilakukan dengan
lapang
alat tangkap pancing dan
pandang
jala dan/atau
(m㎡)
berdasarkan pengamatan
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Metode Studi 111-14

No
Data dan Metode
dampak Metode Prakiraan Dampak
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa Evaluasi
penting Penting
relevan Data data
potetik
dibutuhkan
dan wawancara terhadap VS= Volume air
penduduk setempat contoh yang
meliputi kelimpahan dan tersaring (ml)
keragaman jenis, nilai VP= Volume air di
ekonomis dan produksi bawah gelas
perikanan. penutup(ml)
7 = Volume air
3. Kelimpahan
yang disaring
Benthos Komposisi
jenis benthos yang
diambil pada satu
luasan transek/alat
Eijkman Grab
diidentifikasi dan
dihitung
jumlahnya di
laboratorium,
sedangkan
kelimpahan
benthos dihitung
dari jumlah
individu per-
satuan luas
transek/alat,
secara matematis
dapat dihitung sbb
y=4/8
Keterangan:
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-15

No Data dan Metode


Dampak Metode Analisa Metode Prakiraan Dampak
Metode Pengumpulan
Informasi yang Evaluasi
Penting data Penting
Data
relevan
Hipotetik
dibutuhkan
Y= Kerapatan

(density)

benthos

(individu/m)

A=Jumlah

indvidu

benthos hasil

pengamatan

B =Luas alat

Eijkman-

grab/transek

pengambilan

contoh(㎡)

Indeks

Keanekaragaman

(H')

H'=-Σ[(ni/N)X

In(ni/N)]

Keterangan:

H':Indeks
Diversitas

Shannon Wiener

ni:Jumlah

individu dalam

satu spesies

N:Jumlah total

individu

spesies yang

ditemukan

Formulir Kerangka Acuan (KA)Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
UTAMA

No Data dan
Dampak Metode Pengumpulan
Informasi yang Metode Anallst Metode Prakiiman Dampak Metode
Penting Data
relevan data Penting Evaluasi
Hipotetik
dibutuhkan
Indeks
Keseragaman:
e= max
' max = logz S
Keterangan:
e Indeks
keseraga
man
(berkisar
antara 0
H = Indeks
-1)
keanekar
agaman
H'max=
shannon
Indeks
keanekar
agaman
maksimu
m
=3,3219
log S
S =Jumlah
jenis
(taxa)
Nilai indeks
keseragaman
berkisar antara 0
sampai 1,semakin

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi 111-17

Data dai
Dampak Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode Prakilraan Dampak Metode
Informasi yang
No Penting Data data Penting Evaluasi
relevan
Hipotetik
dibutuhkan
kecil nilai indeks
keseragaman
mencerminkan
ketidaksamaan
jumlah jenis biota
yang hidup atau
makin kecil indeks
keseragaman makin
tercemar suatu
lingkungan
perairan.
Nilai indeks
keanekaragaman
berbanding terbalik
dengan indeks
kemerataan/keserag
aman jenis.
Indeks Dominansi
()3=a
Keterangan:
D =Indeks
dominasi
Simpson
Jumlah
individu jenis
ke-i
N = Jumlah total
individu
seluruh jenis

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten
Metode Studi I11-18

No Data dan
Dampak
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analtt Metode Prakiraan Dampak Metode
Penting
relevan Data data Penting Evaluasi
Hipotetik
dibutuhkan
Nilai indeks
dominansi berkisar
antara 0-1.Semakin
besar nilai indeks
semakin besar
kecenderungan
salah satu spesies
yang mendominasi
populasi.
4. Nekton
Analisis data nekton
hasil pengamatan
dan pengambilan
sampel di lapangan
ataupun dari
informasi
masyarakat serta
dokumentasi data
sekunder dibuatkan
daftar tabulasinya.
Selanjutnya
dilakukan perkiraan
kelimpahan dan
keberadaan jenis di
lokasi studi untuk
dapat menentukan
jenis yang dominan
dan mengetahui
keberadaan nekton
yang dilindungi
serta untuk
mengetahui
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih,Kabupaten Musi Banyuasin,
Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi III-19

Data dan
Dampak
Informasi yang Metode Pengumpulan Metode Analisa Metode PrakleEn Dampak Metode
No Penting
relevan Data data Penting Evaluasi
Hipotetik
dibutuhkan
keberadaan
komponen nekton
yang menjadi ciri
khas daerah yang
hidup di lokasi studi.
0. emacetan lalu elancaran arus P engamatan langsung dan Metode anaalisa Perhitungan tingkat pelayanan jalan Matrik,
K K alu lintas nformasi dari masyarakat data menggunakan menggunakan formula: Bagan alir
li ntas i sekitar jalan Rumus: DS=Q/C dampak.
l C=COxFCWx Dimana:
FCSP x FCFSxFCS Q = Volume arus lalu
Dan hasilnya lintas yang terjadi(SMP/Jam)
selanjutnya C = Kapasitas rencana
didiskripsikanberdas ruas jalan(SMP/Jam)
arkaan kondisi lalu C=CO xFCW x FCSP x FCFS xFCS
lintas dari hasil Dimana:
pengamatan di CO = Kapasitas
lapangan dan dasar(SMP/Jam)
informasi dari FCW = Faktor penyesuaian
masyarakat lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian
pemisah jalan
FCFS = Faktor penyesuaian
hambatan samping dan lebar
bahu/jarak kerb penghalang
FCS = Faktor penyesuaian
ukuran kota
Metode Prakiraan sifatpenting
dampak: menggunakan kriteria
dampak penting.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan
Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI, Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.

Metode Studi III-20

No Dampak Data dan Metode Prakiraan Dampak Metode


Metode Pengumpulan Metode Anallisa
Penting Informasi yang Penting Evaluasi
Data data
Hipotetik relevan
dibutuhkan
1 Terbukanya Data kebutuhan tenaga Formula yang Menentukan besaran dampak Matrik,
kesempatan Informasi yang kerja untuk konstruksi dan digunakan formula: peningkatan kesempatan kerja Bagan alir
Kerja dikumpulkan: operasi diperoleh dari PT 700007 menggunakan metode formal, yakni dampak.
1.Jumlah dan IMU, sedangkan data Keterangan: melihat besarnya persentase tenaga
kualifikasi sekunder tentang jumlah LO=Tingkat kerja lokal yang dapat diserap untuk
tenaga kerja penduduk dan jumlah kesempatan kegiatan proyek terhadap total
yang pencari kerja di Kabupaten kerja tenaga kerja di 4 Kabupaten (Muara
dibutuhkan (Muara Enim,PALI, MUBA LOin = Ju Enim,PALI,Muba dan Banyuasin)
proyek(tahap dan Banyuasin) yang Jumlah dan Kota Prabumulih yang tercatat
konstruksi dan dilewati SUTET dan belum tenaga sebagai pengangguran terbuka.
tahap ditempatkan (jumlah kerja lokal Metode Prakiraan sifat penting
operasi); pengangguran terbuka), yang dampak menggunakan kriteria
2.Jumlah diambil dari instansi terkait, direkrut dampak penting pasal 22 UU 32
penduduk yaitu Dinas tenaga Kerja pada Tahun 2009 Tentang Perlindungan
tingkat atau BPS setempa kegiatan i Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
Kecamatan Lon=Jumlah TK a. Jumlah penduduk yang akan
)'esap nete lokal yang terkena dampak rencana
jenis kelamin, direkrut kegiatan;
mata UL:Jumlah b. Luas wilayah persebaran
pencaharian, angkatan pencari dampak;
tingkat kerja di wilayah C. Intensitas dan lamanya dampak
pendapatan studi berlangsung;
dan tingkat d. Banyaknya komponen lingkungan
pendidikan); hidup lain yang akan terkena
Jumlah pencari dampak;
kerja yang e. Sifat kumulatif dampak;
(jumlah f. Berbalik atau tidak berbaliknya
pengangguran dampak; dan/atau
terbuka) yang g. Kriteria lain sesuai dengan
terdaftar di Dinas perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di
Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih,Kabupaten
Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan.
No

Tabel III-1 lokasi Sampling KOORDINAT

SAMPEL KODE BT LS

104° 10' 22,194"E 3° 3' 10,400" S


1
Kualitas Air Permukaan & Biota Air AS 2 104° 12' 23,642" E 3° 2' 36,145" S
2

3 Kualitas Air Permukaan & Biota Air AS 3 104° 10'14,185"E 3°18' 58,905" S
4 Kualitas Air Permukaan & Biota Air AS 4 104° 3'39,133"E 3° 25' 52,309" S
Desa Tanjung Kecamatan
5 Responden Sosial S 01
Menang, Rambang Niru
6 Responden Sosial S 02 Desa Tebat Agung Kab. Muara Enim
7 Responden Sosial S 03 Desa Gerinam
8 Responden Sosial S 04 Desa Muara Niru Kecamatan
9 Responden Sosial S 05 Kuripan Selatan Empat Petulai
10 Responden Sosial S 06 Kuripan Dangku Kab.
11 Responden Sosial S 07 Kahuipan Baru Muara Enim
12 Responden Sosial S 08 Gunung Raja
13 Responden Sosial S 09 Dangku
14 Responden Sosial S 10 Kelurahan Payu Kecamatan
Putat Prabumulih Barat
Kota Prabumulih
15 Responden Sosial S11 Sedupi Kecamatan
Tanah Abang
Kab.Pali
16 Responden Sosial S 12 Pangabuan Kecamatan Abab
17 Responden Sosial S 13 Pangabuan Timur Kab.Pali
18 Responden Sosial S 14 Perambatan
19 Responden Sosial S 15 Muara Abab Kecamatan
Rantau Bayur
20 Responden Sosial S 16 Paldas
Kab.Bayuasin
21 Responden Sosial S 17 Taja Indah Kecamatan
Betung Kab.
Bayuasin
S 18 Tanjung agung Kecamatan Lais
22 Responden Sosial
selatan Kab.MUBA
23 Responden Sosial S 19 purwosari
24 Responden Sosial S 20 Sukamulya Kecamatan
Betung Kab.
Bayuasin
25 Kualitas Udara & Kebisingan U1 103°59'51,502"E 3° 28' 25,992" S
26 Kualitas Udara & Kebisingan U2 104°2'31,452"E 3°26'39,572" S
27 Kualitas Udara & Kebisingan U3 104°5'15,463"E 3° 24' 16,806"S
28 Kualitas Udara & Kebisingan U4 104°7'47,314"E 3°21'32,253"S
29 Kualitas Udara & Kebisingan U5 104° 10'52,963"E 3°2'41,968" S
30 Kualitas Udara & Kebisingan U6 104° 10'31,269" E 2°51'29,757"S
31 Flora & Fauna V 01 104°2'45,507"E 3°26'35,377" S
32 Flora & Fauna V 02 104° 9' 54,043" E 3°19'47,785" S
33 Flora &Fauna V03 104°11'46,279"E 3°14'55,544"S
34 Flora&Fauna V 04 104° 12'23,996"E 3°3'58,595"S
35 Flora & Fauna V 05 104° 12'11,149"E 2°55'34,127"S
36 Flora & Fauna V 06 104°10'22,347"E 2° 50' 38,954"S

Formulir Kerangka Acuan (KA) Pengembangan Pembangunan Jaringan Transmisi 275 KV Saluran Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel 1 di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk (GI) Betung sepanjang 79,85 Km
di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten PALI,Kota Prabumulih, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ade Putra Nababan, & Syahrawardi. (2014). Pengaruh Variasi Konduktor Berkas Terhadap

Gangguan Berisik Dan Interferensi Radio Pada Saluran Transmnisi Udara Tegangan

Ekstra Tinggi 275 kV. Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.

As-syakur.(2009). Evaluasi Zona Agroklimat Dari Klasifikasi Schmid Ferguson Menggunakan

Klasifikasi Sistem Informasi Geogtafi (SIG). Pusat Penelitian Lingkungan Hidup

Universitas Udayana.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin. (2021). Kabupaten Banyuasin Dalam Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin. (2021). Kecamatan Rantau Bayur Dalam Angka Tahun
2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin. (2021). Kecamatan Betung Dalam Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim.(2021). Kabupaten Muara Enim Dalam Angka Tahun
2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Muara Enim.(2021). Kecamatan Belimbing Dalam Angka Tahun
2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin. (2021). Kabupaten Musi Banyuasin Dalam Angka
Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Banyuasin. (2021).Kecamatan Lais Dalam Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Penukai Abab Lematang Ilir. (2021). Kabupaten Penukai Abab
Lematang Ilir Dalam Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Penukai Abab Lematang Ilir. (2021). Kecamatan Talang Ubi Dalam
Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Penukai Abab Lematang Ilir. (2021). Kecamatan Penukai Dalam
Angka Tahun 2021.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Penukai Abab Lematang Ilir. (2021). Kecamatan Abab Dalam Angka
Tahun 2021.
Canter, L.W., & Hill, L.G. (1981). Handbook of Variables for Environmental Impact Assessment. Ao
Harbqr Scie. Publ.Lnc.

Canter,L.W. (1977). Environmental Impact Assessment. Mc Graw Hill Book Co,New York.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum. (1999).Indonesian Highway Capacity
Mannual (IHCM), Jakarta.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Rencana Pengembangan Pembangunan Transmisi 275 KV Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel I di Kecamatan Rambang Niru Sampai
Gardu Induk (GI) Betung Sepanjang 79,85 KM Kabupaten Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir,
Musi Banyuasin,Banyuasin,Kota Prabumulih Serta Pembangunan Gardu Induk di Kabupaten
Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan oleh PT Indira Marsell Utama

Gafoer dkk.(1986).Peta Geologi Bersistemn Indonesia Lembar Lahat, Skala 1 : 250.000.


Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Kementeran Lingkungan Hidup.(2007). Memprakirakan Dampak Lingkungan Kualitas Udara. Deputi
Bidang Lingkungan Hidup.
Kementeran Lingkungan Hidup.(2007).Panduan Pelingkupan Dalam AMDAL. Deputi Bidang Tata
Lingkungan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.(2018). Permen ESDM No. 27 Tahun 2018
tentang Kompensasi Atas Tanah,Bangunan, Dan/Atau Tanaman Yang Berada Di
Bawah Ruang Bebas Jaringan Transmisi Tenaga Listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2019). Peraturan Menteri ESDM No. 2
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Tentang Peraturan Menteri ESDM No. 18
Tahun 2015 Ruang Bebas dan Jarak bebas minimum pada saluran udara Tegangan
Tinggi, Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi dan saluran Udara Tegangan Tinggi
Arus Searah untuk Penyaluran tenaga listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2019). Peraturan Menteri ESDM No. 2
Tahun 2019 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2015
tentang Ruang Bebas dan Jarak Minimum pada SUTT, SUTET, SUTTAS untuk
Penyaluran Tenaga Listrik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021). Permen ESDM No.5 Tahun 2021
tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Resiko Sektor ESDM.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021). Permen ESDM No 11 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Usaha Perlistrikan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021).Permen ESDM No 10 Tahun 2021 tentang
Keselamatan Ketenagalistrikan.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2021). Permen ESDM No 13 Tahun 2021
tentang Ruang Bebas dan Jarak Bebas Minimum Jaringan Transmisi Tenaga Listrik,
dan Kompensasi atas Tanah,Bangunan dan/atau Tanaman yang berada dibawah
Ruang Bebas Jaringan Transmisi Tenaga Listrik.
Kovacs, M.(1992). Biological Indicators in Environmental Protection.Ellis Horwood,London.
Lee, J. (1985). The Environment, Public Health and and Human Ecology Consideration for
Ecoomic Development World Bank Publication.John Hopkins University Press.
Baltimore,Maryland.
Mori,K.(1993).Manual on Hydrology-Hidrologi untuk Pengairan. PT Pradnya Paramitha, Jakarta.
Nainggolan,E. (2013).Analisis Vegetasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi.

Formulir Kerangka Acuan (KA) Rencana Pengembangan Pembangunan Transmisi 275 KV Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel I di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu Induk(GI)Betung Sepanjang 79,85 KM
Kabupaten Muara Enim,Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Banyuasin,Banyuasin,Kota Prabumulih Serta Pembangunan
Gardu Induk di Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan oleh PT Indira Marsell Utama

Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim. (2012). Peraturan Daerah KabupatenMuara Enim

Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Muara Enim Tahun
2012-2032.
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan.(2015).Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No.
8 Tahun 2015 Tentang Ketenagalistrikan.
Peraturan Gubernur Sumatera Selatan. (2017). Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No.
40 Tahun 2017 tentang Pedoman Tarif Nilai Ganti Kerugian atas Pemakaian Tanah
dan Pembebasan Tanam Tumbuh dan Bangunan Diatasnya Akibat Operasi Eksplorasi
dan/atau Eksploitasi Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan
Perusahaan Swasta ainnya.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2012 Tentang
Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2021).Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021


tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2021).Peraturan Pemerintah No 5 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (2021). Peraturan Pemerintah No25 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral.
Peraturan Presiden Republik Indonesia. (2016).Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan.
Rau,J.G, & Wooten, D.C. (1980).Environmental Impact Hand Book. McGraw-Hill Book
Company,Toronto,Canada.

Ruang Bebas dan Jarak bebas minimum pada SUTT dan SUTET (SNI 04-6918-2002). (n.d.).

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Nilai
ambang batas medan listrik dan medan magnet (SNI 04-6950-2003). (n.d.).
Setiawan, A. (2013). Klasifikasi Iklim Schmit Ferguson 1950.

Seyhan, E. (1990). Dasar-dasar Hidrologi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia.(2009). Undang-undang No. 30 Tahun 2009 tentang


Ketenagalistrikan.
Undang-Undang Republik Indonesia.(2020).Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.
Wirosuhardjo,K.(1989).Dasar-dasar Demografi. Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. UI Press, Jakarta.
Wisnu Arya Wardhana.(1995).Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset, Jakarta.

FormulirKerangkaAcuan(KA)Rencana Pengembangan Pembangunan Transmisi 275 KV Saluran Udara


TeganganEkstra Tinggi (SUTET) dari PLTU Sumsel I di Kecamatan Rambang Niru Sampai Gardu
Induk(GI)Betung Sepanjang 79,85 KM Kabupaten Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Musi
Banyuasin,Banyuasin,Kota Prabumulih Serta Pembangunan Gardu Induk di Kabupaten Banyuasin Provinsi
Sumatera Selatan oleh PT Indira Marsell Utama

Anda mungkin juga menyukai