PEMDAHOLUAM
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
1.1.1 Kesesuaian Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031, bahwa kebijakan penataan ruang
b. Pemantapan fungsi dan peningkatan kualitas kawasan lindung dan konservasi dalam rangka
menjamin keberlanjutan wilayah
c. Pengelolaan sumber daya pertambangan secara arif dengan tetap mempertimbangkan kondisi
wilayah; dan
Adapun stratgei untuk pengembangan sistem perkotaan dan jaringan prasarana untuk
a. Mengembangkan sistem perkotaan dengan pusat-pusat permukiman yang hirarkis dan fungsional
b. Mengembangan sistem transportasi antar moda untuk merangkai dan meningkatkan aksesibilitas
c. Mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan ekonomi dan
permukiman.
Selanjutnya meninjau lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti yang berada di Desa Muara Beliti Baru,
Kecamatan Muara Beliti maka berdasarkan RTRW kawasn termasuk dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi melayani kegiatan skala kabupaten dan beberapa kecamatan.
Lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti lebih lanjut dapat dikatakan telah sesuai dengan RTRW
BAB I PtNDAHUDJAN I-1
Cipta Karya Tata Ruang dan Pengairan Kab. Musi Rawas Nomor 600/8815/PUCKTRP/2019 Tanggal
05 Desember 2019. Telaah teknis yang dimaksud dapat dilihat pada bagian lampiran dokumen ini.
Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD Muara Beliti terdiri atas:
Layanan ini dibuka selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam 7 hari seminggu
- klinik mata
poli gigi
poli bedah
poli kebidanan
poli anak
Layanan kesehatan rawat inap dilakukan di delapan ruang perawatan yang terbagi menjadi
2 kelas perawatan yaitu kelas II dan kelas III. Perawatan kelada II berjumlah 4 ruangan
dengan tempat tidur sebanyak 8 buah, sedangkan perawatan kelas III berjumlah 4 ruangan
Layanan penunjang medis terdiri dari layanan farmasi, radiologi, laboratorium, rekam medis,
Layanan penunjang non medis yaitu laundry dan instalasi pemeliharaan sarana dan
prasarana
sebagai berikut.
Tabel 1. 1 Data Kunjungan Pasien Menurut Ruang Inap
Jumlah Total 21 13 16 50
Jumlah Hari (Satuan Waktu) 31 31 31 93
INDIKATOR RS
BOR (%) 5,07 4,47 0,81 0,61
LOS (hari) 2,42 2,5 2 2,42
TOI (hari) 51,5 38,5 246 374,79
BTO (kali/waktu) 0,57 0,77 0,13 0,48
GDR (%) 0 0 0 0
NDR(%) 0 0 0 0
Dari data tersebut diperoleh jumlah kunjungan pasien yang menginap masih sedikit, dari rawat ini pasien
Jumlah 21 26 24 35 18 15 16 2 28 2 229
2 4
Sumber: RSUD Muara Beliti, 2019
Data kunjungan rawat jalan pada tahun 2019 RSUD Muara Beliti memiliki 3 ruang yaitu
ruang dahlia, ruang anak (edehveis) dan ruang kebidanan (celocia). Jumlah kunjungan mencapai
229 kali pasien yang menggunkan fasilitas tersebut.
Data kunjungan rawat inap tahun 2019 sebanyak 297 pasien yang menginap selama tahun
2019 dari bula januari sampai oktober. Pasien terbanyak yang dirawat menyidap penyakit TB
Manajemen sumber daya manusia sangat berhubungan dengan keputusan dan praktik
manajemen langsung terkait desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,
Penampilan sarana dan prasarana pada masa eksisting menjadikan salah satu faktor
bagaimana RSUD Muara Beliti ini di kembangkan. Dari seluruh sarana maupun prasarana yang ada
pada saat ini menjadikan RSUD Muara Beliti harus lebih ekstra untuk membangun atau
yang memang saat Ini ada beberapa bangunan yang memang sudah retak dan tak layak
beroperasi, namun ada juga bangunan yang memang baru saja di bangun dan prosesnya pun
belum rampung. Akan tetapi RSUD Muara Beliti dangat Optimis menjadi Rumah Sakit yang dapat
Alih Fungsi Gedung menjadi solusi sementara sebelum adanya peembangunan atau
pengembangan dari RSUD Muara Beliti. Alih Fungsi disini lebih kepada pemakaian gedung atau
ruangan dari gedung-gedung tak layak beroperasi ke gedung atau ruangan yang memang dapat dl
Beberapa dibawah ini adalah gambaran atau hasil foto dari kondisi bangunan yang ada di
Renovasi selasar di
Gedung / Ruang Dahlia
depan gedung rawat
inap dahlia
Tampak selasar dan gedung
IGD
Ruangan Gizi j Lab, Ruangan Luandry, Gedung atau Ruangan Jenazah, Gedung Rawat Jalan,
Gedung Rawat Inap, Ruang atau Gedung ICU / CSSSD, Mushcla, dan Kondisi Taman yang tidak
terawat- Pada beberapa gedung terdapat tenbck yang retak-retaj. Disisi lain ada juga ruangan
atau gedung yang masih berdiri kekeh ada juga yang masih proses perbaikan dan pembangunan.
untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Oleh sebab itu,
dalam kegiatan in: terdapat dua bangunan pengembangan yang akan diuraikan sebagai berikut.
A. Pra konstruksi
1) Survei dan Sosialisasi Rencana Kegiatan
2) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
B. Konstruksi
1) Pekerjaan Persiapan
2) Mobilisasi Alat Berat dan Material
3) Penyiapan dan Penataan Lahan
4) Aktivitas Basecamp
5) Pembangunan Gedung dan Fasilitas Pendukung
C. Operasi dan Pemeliharaan
1) Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
2) Operasional Pelayanan Kesehatan
3) Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan
D. Pasca Operasi
1) Pemutusan Hubungan Kerja
2) Alih Fungsi Lahan dan Bangunan
atau konstruksi lahan dan bangunan RSUD Muuara Beliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
Kegiatan survei dan investigasi dilakukan di wilayah yang terletak di sekitar lokasi RSUD
Muara Beliti, dimana lokasi rencana pembangunan sebagian besar merupakan potensi kawasan
permukiman dan perkantoran. Kegiatan ini berupa pengambilan data, Investigasi dan pengukuran
data untuk mengetahui kondisi rona eksisting di wilayah rencana tapak proyek dan sekitarnya
serta pengambilan kondisi kualitas lingkungan. Survei dan investigasi dilakukan untuk
mengetahui kondisi eksisting sekarang serta rencana pembangunan. Kegiatan ini berupa
pengambilan data untuk perencanaan, pengukuran, penentuan lokasi, survei dan investigasi
berupa pemasangan patok dl lokasi rencana pembangunan dan investigasi berupa pengeboran
untuk mengetahui kondisi geologi, pengukuran topografi dan sebagainya. Sedangkan untuk
kegiatan sosialisasi akan dilakukan kepada masyarakat yang berada dl sekitar wilayah kegiatan
untuk memberikan informasi secara transparan rencana kegiatan yang akan dilakukan dari tahap
prakonstruksi hingga tahap operasi. Sosialisasi ini memberikan dampak positif berupa adanya
saran, tanggapan dan masukan dari masyarakat serta instansi terkait yang merupakan bahan
Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja selama kegiatan konstruksi bangunan gedung RSUD Muara Beliti berlansung. Rekrutmen
tenaga kerja ini perlu dilakukan koordinasi sebelum dilakukan tender pembangunan gedung,
sehingga pemenuhan tenaga kerja konstruksi yang akan direkrut oleh kontraktor pelaksanan dan
Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk tenaga kasar/pelaksana, menengah dan tenaga
ahli yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pada tahap konstruksi. Untuk tenaga
kasar/pelaksana dan tenaga menengah dapat memprioritaskan pengunaan tenaga kerja lokal,
yaitu penduduk di sekitar proyek khususnya masyarakat di Kecamatan Muara Beliti (40% tenaga
kerja konstruksi berasal dari penduduk setempat), sehingga tenaga kerja lokal dapat ikut andil
dan diharapkan terjalin hubungan yang baik antara pihak RSUD Muara Beliti dengan masyarakat
sekitarnya. Adapun Kebutuhan Tenaga kerja Konstruksi dapat dilihat pada Tabel 1.7.
Jumlah karyawan yaitu 200 orang yang dibutuhkan untuk mendukung operasional RSUD
Muara Beliti. Selain itu akan dijaminkan terkait jaminan sosial berupa Program BPJS sesuai
amanah UU NO. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Peraturan Presiden
No. 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial.
Tahap konstruksi adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana
proyek akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan sangat
tergantung pada rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam hal pembangunan fisik yang
akan dilakukan oleh RSUD Muara Beliti adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dibawah
Dinas Kesehatan Kab. Musi Rawas, maka dapat dipastikan pelaksanaan pembangunan fisik akan
ditenderkan (lelang proyek), sehingga pada tahapan perencanaan Ini juga harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan umum dan khusus bagi Kontraktor Pelaksana maupun Konsultan Pengawas
(Supervisi).
Dengan kondisi saat ini, SRUD Muara Beliti masih berada pada rumah sakit dengan
tipe kelas D. Pada rencana pembangunan RSUD Muara Beliti, dibagi atas 3 (tiga) tahap
pembangunan dan pengembangan, yang meliputi jangka pendek, jangka menegah, dan jangka
panjang.
Pada tahap pembangunan jangka pendek pada Jangka 5 (lima) tahun dari sekarang,
ditargetkan berada pada tipe kelas C, atau satu tingkat lebih tinggi dari kelas tipe D pada saat
penambahan dari segi Pembangunan Fisik, Penambahan Sumber Daya Manusia, penambahan
peralatan tenaga medis dan juga pengadaan pembangunan sarana dan prasarana. Begitu juga
dengan pembangunan jangka menengah yang di targetkan RSUD dalam 6-10 tahun kedepan
berada di kelas tipe B. Pada akhirnya pembangunan RSD Muara Beliti ada pada pengembangan
jangka panjang dengan target berada pada tipe kelas A pada tahun ke 11 (sebelas).
C - .x X X
Penanganan Kebakaran
D Trotoar
P. 2.070 m L. 5 m 10.350 X X
E Drainase
P. 1.970 m L. 1 m
1.970 X X
T.0,8 m
F RTH X X X
Luas Lahan Awal 72.695
Luas Lahan
50.510
Pengembangan
Luas Bangunan 49.470
1.040
Embung, Taman, Kolam
RTH 22.185 _____------------------------
Sumber : Studi Kelayakan RSUD Muara Beliti, 2019
Rencana pengembangan RSUD Muara Beliti dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
tahap jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pada tahap jangka pendek yaitu
dilakukan 5 (lima) tahun awal rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun kegiatan
gedung Perkantoran (Adm), Perawatan, jenazah, IGD, Laundry, Dapur dan gizi, satpam, IPAL,
Genset, RUmah Singgah, komersial, masjid, pertamina, kolam depan, serta beberapa lahan
yang akan di paving block, penangan kebakaran, trotoar, drainase dan RTH. Pada tahap jangka
pendek di targetkan RUSD Muara Beliti mejadi tipe kelas C. Pada tahap jangka menengah yaitu
dilakukan dari tahun ke-6 hingga tahun ke-10. Adapun kegiatan konstruksi yang dilakukan pad
tahap jangka menengah yaitu Gedung Perawatan, Gedung asrama, Sekolah, rumah singgah,
komersial, embung, dan skaybrid. Serta membangun unit penanganan unit kebakaran trotoar,
drainase dan RTH. Pada tahap jangka menengah di targetkan RUSD Muara Beliti mejadi tipe
kelas B. Pada tahap jangka panjang yaitu dilakukan dari tahun ke-10 keatas. Adapun kegiatan
konstruksi yang dilakukan pad tahap jangka panjang yaitu Gedung Perawatan, rumah singgah,
dan skaybrid. Serta membangun unit penanganan unit kebakaran dan RTH. Pada tahap jangka
Bangunan/Massa Bangunan (Blok Plan) Kawasan Rumah Sakit dan Penunjangnya. Rumah Sakit
yang yang ada saat Ini akan dilakukan pengembangan dan optimalisasi pada bangunan yang
ada. Selanjutnya Blok Plan dapat dilihat pada bagian lampiran dalam dokumen ini. Selanjutnya
tahapan pekerjaan pada kegiatan konstruksi Ini meliputi pekerjaan persiapan, mobilisasi alat
berat, penyiapan dan penataan lahan, aktivitas basecamp, dan pembangunan fisik bangunan
dan fasilitas pendukung. Tahapan pekerjaan pada kegiatan konstruksi pengembangan RSUD
1. Pekerjaan Persiapan
penunjang kegiatan konstruksi serta penyiapan lahan. Selain itu juga dilakukan pemagaran
dengan toilet/ WC dan kamar mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Construction
dilengkapi juga dengan bak air, closet, maka harus pula dilengkapi dengan septic
bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Contruction
harus dibongkar. Dalam hal ini kantor administrasi proyek dan basecamp akan
lagi.
seng setinggi 3,5 m. Pemagaran ini di fungsikan agar yang tidak berkepentingan
terhadap proyek tidak memasuki areal proyek serta untuk menguradi beberapa
Selain pemagaran sementara pihak kontraktor juga akan memasang papan nama
proyek.
Pada tahap konstruksi kebutuhan air untuk keperluan domestik tenaga kerja, dan
pelaksana akan menyediakan air yang sebagian bersumber dari air sungai maupun
air PDAM. Sedangkan kebutuhan air minum dipenuhi dengan air isi ulang (air gallon).
Prakiraan kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi disajikan Tabel berikut ini.
Kebutuhan - Kebutuhan'
No Komponen ; > Uraian J'- Air '.. '2
Orang Uter/harI ' (L/hari) ■ (m3/harl) <
1 Pekerja Konstruksi yang
tinggal* 50 150 7.500 7,5
material akan dilakukan melalui akses jalan yang ada, yaitu Jalan Pengeran Mohamad
Amin, Jalan HM Soeharto, Jalan Lintas Tengah Sumatera dan Jalan A. Somad Mantap.
Dengan demikian, maka kegiatan tersebut akan sangat tergantung pada kondisi lalu
lintas yang ada, prasarana jalan yang dilalui serta jenis alat angkut yang digunakan.
sesuai dengan jenis peralatan yang akan diangkut dan volume material yang
a) Pengadaan peralatan
adalah excavator, dump truck, tower crane, concrete vibrator e/ectric dan wales.
Rute jalan yang dilalui akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini Dinas
mobilisasi agar tidak mengganggu lalu lintas yang ada. Jenis peralatan yang
b) Pengadaan Material
bertahap dari pekerjaan struktur s/d arsitektur dan peralatan yang digunakan dump
dengan kelas jalan yang akan dilalui. Rute jalan yang dilalui akan berkoordinasi
dengan pihak terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Kab. Musi Rawas serta
lintas. Jenis dan jumlah bahan material yang digunakan dalam kegiatan
BAB I PENDAHULUAN I- 16
lintas truk pengangkut yang digunakan. Hal ini berdampak pada penambahan
volume lalu lintas Jalan Pengeran Mohamad Amin. Adapun perkiraan jumlah
Penyiapan dan penataan lahan digunakan guna menyiapkan lahan yang akan
dibangun sebagai pengembangan RSUD Muara Beliti. Dikarenakan lahan yang akan
digunakan telah ada namun perlu dikembangkan, maka yang dimaksud dalam tahapan
Jumlah truk
bangunan. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan alat berat berupa excavator dan
bulldozer.
b) Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan yaitu kegiatan membersihkan area lokasi dari sisa material
c) Pematangan Lahan
Pematangan lahan dilakukan dengan cara pengupasan tanah dasar dan pengurugan
mendapatkan kontur dasar yang sesuai dengan kriteria desain dari fondasi
berupa penurunan kualitas udara dan debu, peningkatan tingkat kebisingan, dan
peningkatan tingkat getaran. Hal ini juga akan menyebabkan gangguan pada kegiatan
4. Aktivitas Basecamp
Basecamp yang dibangun diperuntukkan bagi para pekerja yang memiliki tempat
tinggal relatif jauh dari lokasi proyek. Pembangunan basecamp diharapkan mampu
bagi para pekerja yang tidak menetap seperti perencana dan pengawas, basecamp juga
lokasi basecamp disesuaikan dengan lokasi yang tersedia dan tidak berdekatan dengan
ruangan rawat medik rumah sakit namun berdekatan dengan fasilitas MCK. Basecamp
sementara.
negatif maupun positif tergantung dengan kondisi pekerja konstruksi itu sendiri. Selain
itu, kegiatan ini akan menimbulkan timbulan domestik seperti timbulan limbah
padat/sampah dan timbulan air limbah domestik, serta menimbulkan vektor penyakit
Secara umum kegiatan pembangunan gedung dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Fisik gedung terdiri dari pondasi, dan
berupa pembangunan sarana instalasi sanitasi dan lingkungan (drainase, unit pengolahan
limbah domestik), dan zona penyangga (green be!t). Adapun tahapan dalam pekerjaan
dan dewatering.
Retaining wali adalah dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai pendukung
lateral bagi tanah. Penahan tanah {retaining structures) digunakan karena lokasi
galian yang relatif dekat terhadap jalan, sehingga galian terbuka tidak dapat
(CBP).
2) Pengalian tanah
excavator. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, pondasi batu kali, balok
pondasi dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti
tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan kontraktor agar
3) Dewatering
Muka air tanah dilokasl rencana kegiatan dapat digolongkan dangkal, sehingga
CBP selain berfungsi sebagal retaining structures juga sekaligus sebagal cut-off-wali
yang menjaga air tanah dl luar galian agar tidak ikut berubah pada saat dewatering
dilakukan, Dengan menyiapkan beberapa titik sumur pada area lokasi kegiatan yang
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, dan dl luar gedung disiapkan juga titik
sumur sebagai sumur re-charger. Untuk flownya, dari titik sumur pada
struktur, struktur balok dan pelat beton yang merupakan bagian dari kerangka struktur.
Selain pekerjaan kerangka struktur juga dilakukan pekerjaan teknik lainnya seperti
gypsum serta pekerjaan lain- lainnya yang bersifat pekerjaan teknik. Pekerjaan upper
ready mix. Pada pekerjaan struktur ini terbagi menjadi pekerjaan struktur kolom,
sloof, dan balok. Struktur bangunan menggunakan material beton bertulang cor di
2) Pekerjaan Dinding
pengisi secara umum adalah dinding bata dengan plaster dan acian semen dengan
kondisi:
- Dinding luar yang berhubungan langsung dengan udara luar akan menggunakan
dinding satu bata setebal 250 mm lengkap dengan plaster dan acian traasram.
acian semen
4) Pekerjaan Lantai
Pelat lantai dirancang untuk menerima beban yang berasal dari beban mati dan
beban hidup yang besarnya sesuai dengan fungsi ruang yang ditentukan.
5) Pekerjaan Pengecatan
B?
te
B- BAB i PENDAHULUAN . 1-21
untuk garis pemisah antar SRP (Satuan Ruang Parkir). Area parkir
block sehingga dapat berfungsi sebagai area peresapan air hujan. Pekerjaan
jalan ingkungan ini dilaksanakan pada saat konstruksi bangunan telah selesai.
Untuk memenuhi air bersih untuk operasional rumah sakit digunakan air
PDAM. Untuk cadangan kebutuhan air bersih maka dibangun sarana air bersih
berupa sumur dalam (deep welf). Air dari sumber air ditampung pada
reservoir sebagai air baku dan air untuk pemadam kebakaran, kemudian
sumber tersebut difilterisasi sehingga menjadi air bersih. Air bersih hasil
h\ ■
4) Prasarana Air Hujan dan Drainase
Dalam rangka menata aliran air hujan dl lingkungan rumah sakit maka akan
\ drain (RD) dl beberapa titik sekitar atap gedung diberi jaringan pipa ke
' bawah. Pada Jaringan pipa air hujan tersebut Jadi satu kesatuan dengan
sistem drainase secara horisontak Selanjutnya, air Ini dibuang sebagal ; . air
drainase kota.
5) Instalasi Listrik
peraturan yang berlaku. Semua kebutuhan energi listrik dipenuhi oleh PT PLN
r’
6) Sistem Penanggulangan Kebakaran
RSUD Muara Beliti akan dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi
- Tangga darurat.
- Fire Sprinkler
- Fire Hidrant
- Fire Alarm
- Alat komunikasi HT dan pfug in telephone hand set dl setiap lobi Fireman
pusat pengendali.
Sistem Pencahayaan, dan Sistem lift lewat Interiocking Main Control Fire Alarm
(MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran. Alarm akan berbunyi baik secara
■’i■
ib •
diteruskan pada petugas pemadam kebakaran dan regu penolong. Semua lllt
secara otomatis akan kembali ke lantai dasar dan pintunya akan terbuka. Fireman
l/ft (lift petugas pemadam kebakaran) dapat dioperasikan dengan kunci kontrol
oleh petugas pemadam kebakaran dan regu penolong. Pintu-pintu di lobi akan
terbuka secara otomatis dan kipas untuk pasokan udara dltangga darurat akan
bekerja. Pressure Fan di tempat kebakaran akan menyala untuk menalkan tekanan
udara pada ruangan dan Exchaust Fan akan menyala untuk menyedot asap.
berarti bila terjadi kebakaran dan temperatur Sprink/er Head mencapai 68°C,
gelas merah Sprink/er Head akan pecah dan air yang berada di dalam instalasi
lantai.
b) Alarm Contro/ Va/ve: Alarm Contro/ Va/ve terpasang pada pipa utama pada
instalasi Fire Sprinkler. Bila air pada pipa utama mengalir. Afarm Contro/
Va/ve akan aktif. Setiap Alarm Contro/ Va/ve dilengkapi dengan Alarm Bell
yang berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa dilantai yang dilalui jalur
c) Pompa : Pompa yang digunakan untuk melayani Sistem Fire Sprinkler terdiri
atas :
• Pompa Jockey
• Pompa Utama
d) Pressure Tank\ Fungsi Pressure Tank adalah menjaga aliran air yang melalui
Instalasi pipa Sprinkler yang dipompakan oleh pompa Jockey tetap konstan.
e) Seamese (Sambungan Dinas Kebakaran) : Sesuai dengan namanya, Seamese
g) Tangki persediaan air (reservoir tank): Sumber airnya berasal dari sumur
tanah dalam (Deep WeU). Persediaan air minimal untuk menanggulangi
Unit ini berfungsi mendinginkan udara (suhu yang dicapai 2°q sehingga
terjadi kondensasi. Air yang dihasilkan dibuang, sehingga udara yang telah
carbon filter. Udara yang telah melewati unit filter bersih dari partikel-
partikel padat.
/ Unit Pengontrol
Konstruksi outlet gas medis dibedakan menurut nama gas. warna dan ukuran
*” 'ni,suk ,let
! PENDAHULUAN 1-29
Dipindai dengan
CamScanner
DOKUA\EN ANDAL RKL-RH
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
Kegiatan ini merupakan kegiatan pelayanan kepada calon pasien dan pasien rumah
sakit serta kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan rumah sakit.
a) Alur Pelayanan
Tahapan alur pelayanan kesehatan RSUD Muara Beliti berawal dari proses pendaftaran
pasien kemudian terdapat beberapa alur pelayanan sesuai jenis pelayanan seperti
pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan pasien rujukan. Untuk lebih jelasnya tahapan
b) Pelayanan Medik
empat) jam sehari secara terus menerus. Kelengkapan pelayanan gawat darurat
sendiri diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009
tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Adapun ketentuam
umum IGD rumah sakit meliputi:
2) Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan dari luar Rumah sakit
3) Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama
(alur masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada
I' . RSUD
‘ .^VAtAHU»
untuk lantai IGD yang tidak sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat
ramp)
tidak ada "cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh
Selain itu terdapat jenis pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) berdasarkan
berkut:
1) Level I
Level II
• Bedah cito
3) Level III
• Bedah cito
4) Level IV
2) Kesehatan Anak
3) Bedah
1) Pelayanan Anestesiologi
2) Pelayanan Radiologi
Pelayanan medik spesialis gigi mulut meliputi (salah satu) : bedah mulut,
c) Pelayanan Kefarmasian
kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Dalam Apotik
- Mengisi dan memberikan etiket pada semua Container yang berisi obat dan
(emergency drugs)
inventory
rumah sakit.
therapeutics obat dan perbekalan bidang farmasi yang karena sesuatu hal
(kadaluwarsa, rusak), sehingga tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan
harus dimusnakan sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan no. 489 tahun
1995 mengenai kebijakan penghapusan asset (rumah sakit) dan keputusan menteri
obat pemusnahan obat tersebut di atas dilakukan oleh apoteker pengelola bersama
petugas apotik disaksikan petugas yang ditunjuk oleh kepala balai pemeriksaan
{primary health care) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan.
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan
Jumlah tempat tidur perawatan kelas 3 paling sedikit 30% (dua puluh persen) dari
Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit milik swasta.
Jumlah tempat tidur untuk ruang perawatan inap yang direncanakan di RSUD □pe C
sebanyak 100 TT yang akan dibagi habis dalam jenis kelas perawatan dan dilakukan
secara berrahap.
I - 37
Perawatan Inap di lengkapi pula dengan Ruang bayi, Ruang bedah (OK) 2 TT Ruang
kebidanan (VK) 3 TT VIP. Perawatan Inap dl Rumah sakit Ini akan dibagi lagi menjadi:
Pengaturan yang terlalu rinci dan ketat, kurang tepat diterapkan karena akan
menurunkan tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR), sehingga pelayanan menjadi
dalam pelayanan ibu yang sudah bersalin bila kurang dikehendaki pelayanan yang
'rooming in'. Pada dasarnya pembagian tempat tidur akan sangat fleksibel sesuai
dengan ruangan yang tersedia, untuk selanjutnya disesuaikan dengan pasien yang
sudah ada.
3. Ruang Perawatan Anak & Perinatologi
Ruang rawat Inap ini digunakan untuk perawatan inap anak dari usia 0-14 tahun,
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. ICU
ditentukan oleh kebutuhan pasien dengan sakit kritis. Tujuan dari pelayanan ICU adalah
• Pasien yang secara fisiologis tidak stabil memerlukan dokter, perawat, Professional
lain yang terkait secara koordinasi dan berkelanjutan. Serta memerlukan perhatian
yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan ket dan terus menerus serta terapi
tltrasi
g) Ruang Operasi
Kegiatan di ruang operasi meliputi : banyak ruangan yang berada di sekeliling Ruang
operasi, yaitu:
terhadap dirinya, jadi penderita hanya menunggu giliran sembari tidur di atas
dragbare (tempat tidur beroda). Penderita mengenakan busana khusus untuk ruang
Di sini dokter (tenaga medis) dan perawat (paramedis) melakukan ganti baju atau
busana steril khusus untuk ruang operasi yang sebelumnya didahului pembersihan
badan memakai alat-alat yang steril (antiseptic). Dengan demikian, baju yang tidak
steril akan ditinggal di ruang tersebut, selanjut dokter dan perawat menuju ruang
Ruang obat
Di sini disimpan obat-obat yang disediakan untuk keperluan operasi, termasuk obat-
obat untuk anestesi, obat untuk penanganan kasus-kasus emergency, obat dan alat-
Ruang ini umumnya agak terpisah atau jauh dari ruang operasi, namun dalam
banyak hal ruang Ini berhubungan dengan ruang operasi.
Dalam ruang ini terdapat lampu operasi yang besar, meja operasi alat alat operasi
serta alat-alat medis lainnya. Bila kegiatan operasi dilakukan □enderita di ruang
‘■ENDAHUIUAN |_39
BAB 1
kesehatan penderita, dan area yang akan dioperasi ditata tepat sedemikian njpa.
Selanjutnya setelah penderita tidak sadarkan dlrl, maka lampu operasi, dinyalakan
h) Instalasi Radiologi
Instalasi Ini melayani pemeriksaan penunjang radiologi kepada pasien yang berasal
dari poliklinik, gawat darurat, pasien dari luar maupun pasien rawat Inap. Juga
permintaan dari unit-unit dl dalam rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.
c. Pemeriksaan USG
Jenis peralatan yang ada di instalasi radiologi dapat dipakai untuk semua pemeriksaan
radiologi konvensional, Imaging serta kardiovaskuler. Peralatan atau fasilitas
yangtersedia antara lain meliputi:
a. Unit cardiac System (Cath-iab)
b. Multislice CT Scan
c. Gamma Camera Spect
d. Mamografi
e. Angiografi
f. USG
g. X-ray unit
h. Ultrasonografi
i. Radioterapi
j. MRI (magnetic Resonance Imaging)
k. Panoramic
(perak), ini merupakan limbah cair. Untuk RSUD Muara Beliti mencetak Film
direncanakan sudah dengan cara kering (dry Processing) secara digital, alatnya
adalah dengan Computed Radiography (CR), dan Vendor CR ini sudah menyediakan
Back Up unit, sehingga jika rusak, dengan cepat kita bisa dipinjami gantinya, RS tidak
tidak ada limbah nya. Di Unit Radiologi hanya perlu monitor pencemaran sinar hambur X-
Melayani perawatan dan penyimpanan jenazah dari rumah sakit dan tugas lain. Adapun
medis berupa darah, pus, organ tubuh manusia dan limbah kimia seperti cairan
Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk
semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument dan rekam medic
dan pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan
Secara rinci kegiatan pelayanan secara umum untuk mendukung operasional RSUD
Penggunaan air bersih selama operasional kegiatan RSUD Muara Beliti berlangsung
bersumber dari sumur bor air tanah {Deep Well) dan PDAM, air bersih tersebut
HILANG 5 %
I 1,996 m3/hari I
untuk aktivitas harian seperti penerangan (lampu) dan peralatan elektronik. Genset
yang berjumlah 1 unit dengan kapasitas 1500 KVA akan beroprasl secara otomatis Jika
terjadi pemadaman listrik utama dari PLN, listrik yang terpasang pada bangunan RSUD
Muara Beliti bersumber dari listrik PT PLN (Persero) dengan daya 1500 KVA sebagai
listrik utama. Intensitas dan waktu opraslonal genset tergantung dari lamanya
pemadaman listrik PLN. Saat genset dioperasikan dibutuhkan oli pelumas, yang
diperkirakan akan mudah tercecer meskipun Jumlahnya relatif kecil namun jika tidak
dikelola dengan baik tetap berpotensi mencemari air tanah di lingkungan sekitarnya.
Dalam penggunaan energi listrik untuk keperluan penerangan dan peralatan elektronik
(peralatan medis, AC, Computer, printer dls) diharuskan melakukan pengecekan dan
pengawasan terhadap beban daya peralatan elektronik terhadap jaringan listrik (kabel
dari T - kontak) dan kondisi fisik peralatan yang digunakan sehingga tidak
menimbulkan dampak ynag buruk seperti arus pendek (konsleting), selain itu
menyangkut kebutuhan bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum gas) untuk
tidak terjadi kebocoran gas yang dapat berakibat terjadinya ledakan dan kebakaran.
Kegiatan yang dilakukan didalamnya menyerupai Bagian Gizi Rumah Sakit, namun
dalam skala yang jauh lebih kecil. Namun demikian juga rawan untuk ikut
- Keluarga penderita
4) Instalasi Cuci/laundry
Fasilitas parkir yang direncanakan untuk menampung bangkitan parkir RSUD Muara
Beliti, disediakan di area parkir dengan luas 9.000 m2 yang terletak dl depan IGD,
6) Pengelolaan Limbah
Salah satu komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial-
ekonomi manusia adalah lingkungan fisik dan biologis. Karena kualitas keadaan
!>/. b I PENDAHUiUAN ! 1-43
lingkungan baik secara fisik maupun biologis sangat berperan dalam proses terjadinya
gangguan kesehatan bagi warga masyarakat. Adanya kegiatan rumah sakit akan
menghasilkan limbah padat maupun cair, baik kategori B3 maupun non B3. Adanya
limbah yang tidak terkelola dengan baik akan menurunkan estetika, kualitas lingkungan
baik udara, air dan tanah sehingga akan berdampak pada menurunnya kualitas
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Sewage Treatment P/an (STP); Hospita! Waste
Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan radioaktif disimpan dalam
setempat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah. Fasilitas pengelolaan limbah
padat kategori B3 diserahkan kepada pihak ketiga yang kompeten dan memiliki ijin
pengelolaan limbah B3. Dimana sebelum pengambilan Limbah B3 disimpan dulu di TPS
Berdasarkan potensi yang terkandung didalamnya Limbah di rumah sakit dapat dibagi
menjadi:
a) Limbah Kllnls/Medls
Limbah klinis/medis padat adalah limbah yang dihasilkan dari aktifitas medis di
RSUD Muara Beliti. Pengelolaan limbah klinis harus sesuai dengan Peraturan
a) Limbah Benda Tajam, seperti: jarum hipodemik, pisau bedah, pipet Pasteur,
pecahan gelas, dan perlengkapan intravena. Limbah benda tajam adalah obyek
atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
BAB I PENDAHULUAN ■ ) - 44
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum
Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau
radio aktif. Limbah benda tajam disimpan dalam safety boxatau Container.
b) Limbah Infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan mikrobiologi
dari rumah sakit atau ruang perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah infeksius
disimpan pada tempat sampah dengan plastik warna kuning. Limbah infeksius
mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan pasien yang
c) Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. Limbah jaringan tubuh
sitotoksik. Limbah sitotoksis disimpan pada tempat sampah dengan plastik warna
ungu.
e) Limbah farmasi Ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang
terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang
terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang
dihasilkan selama produksi obat- obatan. Limbah farmasi disimpan pada tempat
f) Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam
tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Disimpan pada
g) Limbah Radioaktif, yang merupakan sisa penggunaan bahan medis atau dari
laboratorium yang terdapat zat radioaktif. Limbah radioaktif adalah bahan yang
terkontaminasi dengan radio Isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset
radio nuklelda, Disimpan pada tempat sampah dengan palstlk warna merah
1) Limbah Non Infeksius, Limbah Padat/Sampah seperti: limbah Dapur, Botol dan kaleng
BAB 1 PENDAHULUAN J - 45
2) Limbah B3, Limbah B3 yang dihasilkan dalam kegiatan operasional RSUD Muara Beliti
berupa bekas peralatan operasional kantor seperti catride, bekas lampu TL, dan
dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga yang telah memiliki izin pengangkutan
limbah B3
3) Limbah Tabung Gas, seperti Kaleng bertekanan dan Tabung atau kontainer bertekanan
Limbah Cair Non Medis seperti air kamar mandi, air Laundry, air sisa Dapur
Limbah Infeksius ada yang diolah juga di STP rumah Sakit. Perkiraan Limbah Infeksius yang
dioleh di STP seperti semua buangan limbah cair infeksius Rumah Sakit; Limbah cair
Infeksius Laboratorium; Limbah cair Infeksius Spool Hoek; Limbah cair Infeksius Ruang
Operasi; Limbah cair Infeksius CSSD dan lain-lain. Bebera limbah jenis infeksius tersebut
akan diproses melalui proses Bak Netralisir Limbah tersebut dengan menggunakan bahan
Kimia (Dozing Pump) untuk menurunkan COD BOD dan juga PH nya. Adapun Rencana Desain
Bak Netralisir Pengolahan Infeksius di STP RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.4.
L
Gambar 1. 4. Rencana Desain Bak Netralisir Pengolahan Infeksius di STP
RSUD Muara Beliti
OeiMian melalui piosos li'isebut pntln Gnmbnr M, malui kunlltm. itlr Hinlmh vaitg
jkmdibuang sudah memenuhi hnku mnlu llmbuh ilomi-.llk HSUI) Mti/ir» beliti
sebagaimana diatur padu Kepiihisun Menlinl Nomiiii I ingkunguii Hidup Nomor SR lalmn
tWS tentang Baku Mulu I Imhnh Cair Bagi Kcginlnti Kumuh Sakit, Adapun baku mutu ah
llmhnh kegiatan RSUD Muara Bnllll dapal dllllial pada Tabel 1,16.
1 X 1O'B(|/I
1
ss
Sr -1 X IO'Bil/1
“"Mo 7 X IO'B(|/I
Sn 3X
l.'S ] 1 X 10-1 Bq/I.
i.U! 7 X 10-1 Bq/l
i
1 X 10-1 Bq/I
-
1i
Sistem Seirape Tivatment P/;mt (STP). Adapun diagram sistem Seirape Tre.itment
P/ant (STP) RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.5 dan Layout Seirape
Ttv.Hment Pl.mt (STP) RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.6.
Selain itu, limbah cair lainnya yaitu limbah cair domestik yaitu berasal dari kegiatan domestik
seperti dari kegiatan laundry, dapun, kantin, serta toilet/wc. untuk lirnbah cair domestik
langsung dialirkan ke sistem pengolahan air limbah yaitu Sistem Sewage Treatment Ptant
(STP). Adapun bagan alur pengolahan air limbah di RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada
Gambar 1.7.
r
'•; DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
■ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI RSUD
JpVAt. H .•
I . 48
i | Scplic
Perangkop lemak (Grease Irop) Tank
l e
i
v V
Bak konho) $R ■ Penyedclon secara
(GM Rsiin) j* 1 Berkota
BCk kC'TTrol !
Jcringon Fcfpiocn Kolam Equalisasi
* T
;NI n L-------
Sedimentasi
tj
lobung Filtrasi
1 ....................
L---------- ..
— .. —------------------ - - - -j.------------- ____ -W. .
Agar kinerja STP dapat maksimal, baik dari segi umur maupun outputnya maka perlu
dilakukan perawatan rutin. Adapun cara perawatan Sewage Treatment Plant^SlP) melalui
tahapan proses sebagai berikut:
b) Membersihkan grease trap dari lemak, karena apabila terlalu lama maka lemak akan
mengeras dan bisa menyebabkan bau. Apabila pemakaian atau kapasitas air limbah
besar maka dilakukan pengangkutan lemak secara harian,
c) Melakukan pengangkutan lumpur minimal 5 tahun sekali atau tergantung beban
limbahnya,
d) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pompa, pompa submersib/e gearbox,
f) Melakukan bsckwdsh sand filter dan karbon filter setiap mlnggu atau menurut kondisi
7) Pengolahan Limbah B3
Limbah B3 medis terdiri atas limbah Infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah
sitotoksik, dan limbah kimiawi. Limbah radioaktif, limbah dengan kandungan logam berat
BAB I riNDAHlHUAN I - 49
a) Minimasi limbah
• Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber
• Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang
• Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stock bahan kimia dan farmasi
• Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
yang berwenang.
• Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.
• Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dimanfaatkan kembali.
• Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
• Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
• Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi.
dan label.
• Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak.
sakit
BAB I riNDAHlHUAN I - 49
• Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai Iklim tropis yaitu paling lama «18
jam pada musim hujan dan 2*1 jam pada musim panas
e) Pengolahan
pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan oleh karena itu
perlu adanya pihak ketiga yang membantu untuk mengangkut limbah B3 RSUD
Muara Beliti
Adapun Ilustrasi rencana tata Kelola dan penanganan limbah B3 dl RSUD Muara Beliti dapat
M. I 1-51
Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan ditangkap oleh talang air dan dialirkan
melalui pipa ke Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), apabila terjadi overflow karena
intensitas hujan yang tinggi, maka overflow dari SPAH akan disalurkan ke saluran
drainase perkotaan.
Dalam melakukan perawatan gedung pihak pemrakarsa akan berpedoman pada Peraturan
Tahap pasca operasi merupakan tahapan kegiatan setelah kegiatan RSUD Muara Beliti
berakhir. Secara umum kegiatan RSUD merupakan kegiatan dengan jangka waktu panjang.
Namun tidak menutup kemungkinan adanya penutupan RSUD Muara Beliti di masa yang akan
datang. Aktivitas pada tahapan ini yaitu Pemutusan Hubungan Kerja dan Alih Fungsi Lahan dan
Bangunan.
telah berakhirnya masa operasional dan/atau penutupan rumah sakit. Pada tahap ini,
tenaga kerja dapat diputus kontrak maupun dapat dimutasi sesuai dengan kebutuhan.
Alih fungsi lahan dan bangunan RSUD Muara Beliti yang telah ada akan mengikuti
kebijakan-kebijakan peralihan yang belum dapat diprediksi secara pasti. Peralihan lahan
dan bangunan tersebut tentunya harus sesuai dengan Prosedur dan tata cara sesuai
Alih fungsi ini, tentunya dapat menimbulkan berbagai permasalahan terutama pada
fasilitas-fasilitas pengolahan limbah yang dibiarkan terbengkalai, tentu hal tersebut dapat
KAH I li r.'DAHUil'AN | - 52
DCKU/AEN ANDAL
! * PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
Penentuan dampak penting hipotetik dilakukan pada proses pelingkupan yang diawali
segenap dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari kegiatan
pengembangan RSUD Muara Beliti dengan pengamatan dl lapangan dan diskusi dengan
tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang
dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi AMDAL. Ringkasan
- H53
BAB 1 PENDAHULUAN , | - 54
Gambar 1. 9 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Prakonstruksi
[•_ .KONSTRUKSI-. j
I
I
Gambar 1. 10 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Konstruksi
wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan kendala teknis yang
dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya disesuaikan dengan kemampuan
pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknis, dan
metode telaahan.
Selanjutnya setiap dampak penting hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri.
Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan
perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya
Batas proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan,
termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Batas
proyek yang akan di kaji dalam Andal adalah tapak batas lahan RSUD Muara Beliti. Peta Batas Proyek
Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing
(seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi
1) Kualitas Udara, Tingkat Kebisingan, dan Tingkat Getaran berada pada lokasi tapak proyek dan
2) Kualitas Airtanah berada pada sumur di lokasi tapak proyek dan kawasan permukiman
penduduk terdekat
Kualitas Air Sungai Muara Kelingi meliputi : daerah hulu (up stream) yaitu sebelum titik
pencampuran, titik pencampuran (mixing zone), dan daerah hilir (down stream) setelah
titik pencampuran.
4) Kualitas Tanah berada pada lokasi tapak proyek dan kawasan lahan terdekat
Selanjutnya peta ekologis batas wilayah studi dapat dilihat pada bagian lampiran dokumen
Ini.
Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat
berlangsungsunya berbagal Interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah
mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu
kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana
Batas sosial sendiri merupakan kawasan permukiman penduduk dalam hal ini dibatasi dengan
radius 1 km. Selanjutnya peta sosial batas wilayah studi dapat dilihat pada lampiran dalam dokumen
Ini.
Batas administratif wilayah pemerintahan dengan tiga peta batas seperti tersebut di atas,
maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan, kabupaten dan/atau provinsi mana saja yang masuk
Berdasarkan dengan peta-peta lokasi studi dan rona lingkungan awal, dapat diketahui,
wilayah administratif yang menjadi batas wilayah studi adalah Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan
Muara Beliti, Kab. Musi Rawas. Selanjutnya peta administratif batas wilayah studi dapat dilihat
Waktu kajian yang dimaksud adalah penjelasan tentang rentang waktu dimana dampak
diperkirakan terjadi. Ada dampak yang diperkirakan terjadi hanya selama beberapa bulan (seperti
dampak-dampak terkait langsung dengan tahap konstruksi) dan ada dampak-dampak yang
diperkirakan berlangsung selama usia kegiatan (seperti dampak terjadinya air larian). Batas waktu
kajian dalam studi AMDAL Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat dalam tabel
berikut.
TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Penerimaan Kesempatan kerja Selama 6 (enam) bulan, hal tersebut
Tenaga Kerja juga menyesuaikan dengan
Konstruksi kontraktor pelaksana
Persepsi dan Selama 1 (satu) tahun,
Kesempatan Kerja menyesuaikan selama tahap
pembangunan konstruksi
TAHAP KONSTRUKSI
01,311
l'oiiMMUhliin Iiilillrt tliil’al sumbor-sumber alami maupun kegiatan
IPHIUW. lta|mi«|W (It'linltil (MllUOiian HsH< s«peitl PolllG1 suara, panas, radiasi atau polusi tiilun-d
'll'liunirtp hulumal polusi udara. sifat alami udara mengakibatkan dampak panrem.011 udara dapal
I'ungulmirtii kualitas udara yang dilakukan dl sekitar lokasi kegiatan Rencana 1‘nnuenibangan
RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas udara yang leikena
dampak. Pengukuran kualitas udara sebagal tolok ukur adanya penurunan kualitas udara dl lapak
kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas udara dan dibandingkan dengan baku mutu yang
berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas udara
Penganibllnn snmpol udara dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
dlnintllfilfi/pengujlan pada tanggal 08 Juli - 14 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupnhm
Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan Rencana
1 SOj pg/Nin 1
<18,08 <18,08 <18,08 900 SNI 7119.7-2017
NO; pg/Nm1 <18,67 <18,67 <18,67 400 SNI 7119.2-2017
■
j
t
Berdits.nkiin Tabel 2.4 hasil pengukuran kualitas udara ambien sekitar lokasi kegiatan
Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan bahwa semua pni.imi ti i ku.illln. udara
masih dlbawah standar baku mutu yang ditetapkan berdasarkan h.iatuinn I < uiciinl.ih Republik
pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar. Pengukuran tingkat
kebisingan dilakuakn disekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dilakukan
tingkat kebisingan di tapak kegiatan dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku untuk
mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel tingkat kebisingan dapat dilihat
Pengambilan sampel tingkat dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 14 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten
Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi kegtatan Rencana
berbutir kasar, dijumpai xenolit berupa batuan beku,diperkirakan berupa intrusi, membentuk
perbukitan dengan ketinggian dari 95 sampai 660m dari permukaan laut, termasuk dalam batuan
terobosan andesit Tersier (Tma), Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur porfiritik,
berbutir halus hingga berukuran 3,5 mm, bentuk butir anhedral - subhedral, disusun oleh fenokris
plagioklas, relik piroksen dan mineral opak di dalam masa dasar mikrolit plagioklas, gelas dan
butiran-butiran halus mineral opak. Selain itu, terdapat mineral-mineral sekunder yang
apung dengan sisipan batu lempung tufaan dan batu pasir tufan, setempat mengandung
konglomerat dan kayu terkersikkan, berumur Plioplestosen. Pada formasi ini dijumpai lempung,
pasir vulkanik dan batu hias berupa kayu terkersikkan. Lempung berwarna coklat kehijauan
digunakan sebagai bahan pembuatan bata, SiO 2 = 63,40%, AI2O2=17,82%, dan Fe2O3= 2,99 %,
persav/ahan, digunakan sebagai campuran pembuatan bata, luas diperkirakan 25ha, tebal
berupa kuarsa, mineral Berat =0,1%, terdiri dari magnetit, ilmenit, piroksen, SiO 2 = 59,40%,
AI2Ch =17,90%, FezOi = 6,02%, Na20=3,90% dan K2O= 2,07%, mempunyai sumberdaya 10 juta
ton. Kayu terkersikkan (SiHdfied Wood) berukuran dari 5-40 cm, tertanam dalam tanah, tersebar
tidak merata, pernah diusahakan, keras, berwarna putih kecokltan, tekstur kayu masih terlihat.
2.1.1.6 Iklim
Analisis mengenai iklim sangat penting untuk dibahas kaitannya dengan kondisi curah hujan.
Pengertian curah hujan 1 (satu) millimeter adalah dalam luasan 1 m pada tempat yang datar
tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter ketinggian air hujan yang
terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Dalam kriteria
presipitasi dimanacurah hujan dengan intensitas > 50 mm/hari menjadi parameter terjadinya hujan
dengan intensitas lebat, sedangkan kriteria curah hujan ekstrim memiliki curah hujan dengan intensitas
> 100 mm/hari. Sehingga intensitas hujan sangat menentukan kelembaban kondisi tanah.
.1.1.7 Hidrologi
V7ilayah Kabupaten Musi Rawas dialiri oleh lima sungai utama yang umumnya dapat dilayari
yaitu Sungai Musi, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, dan Sungai Semangus. Selain itu, masih
terdapat sungai-sungai lainnya yang merupakan anak sungai- sungai utama tersebut, seperti
Sungai Keruh, Sungai Lintang, dan Sungai Kungku yang merupakan anak sungai dari Sungai
Musi. Selain memiliki sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas juga terdapat danau yakni
Danau Aur yang berada di Kecamatan Sumber Harta sebagai penampung air dan sedang
dikembangkan menjadi tempat wisata. Adapun daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Musi
1 Musi 51.71
2 Lakitan 70.08
Kelingi 49.53
4 Semangus 60.12
Pada lokasi kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti terdapat beberapa sungai yang
berdekatan yaitu area rawa (lebak) dihalaman belakang berjarak ± 30 meter dan Sungai Muara
Kelingi sebagai badan air penerima berjarak ± 300 meter. Adapun dokumentasi kondisi rav/a
(lebak) dan sungai muara kelingi dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Selain Daerah aliran sungai (DAS) terdapat air permukaan lainnya di Kabupaten Musi Rawas
yaitu Danau Gegas dan Danau Suka Hati. Danau Gegas berada di Kecamatan Sukakarya,
Kabupaten Musi Rawas dan Danau Suka Hati berada di Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten
Musi Rawas. Danau Suka Hati dan Danau Gegas merupakan tempat wisata alam yang dapat
r . rG'IA s . 11-9
di laboratorium yang terakreditas. Pengukuran kualitas air permukaan yang dilakukan disekitar
lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa
parameter kualitas air permukaan yang terkena dampak. Pengukuran kualitas air permukaan
sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas air permukaan ditapak kegiatan maka dilakukan
analisis terhadap kualitas air permukaan dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku untuk
mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas air permukaan dapat
Pengambilan sampel air permukaan dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 16 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten
besar. Di musim hujan debit aliran sungai-sungai tersebut sangat besar mengakibatkan elevasi
permukaan air sungai sangat tinggi bahkan melampaui elevasi tanggulnya sehingga meluap dan
menimbulkan banjir terutama di daerah hilir Selain curah hujan yang merupakan faktor
W7co/7tro//ab/e terjadinya banjir, kegiatan masyarakat yang mengganggu aliran sungai dalam
polusi yang memacu pemanasan global dan timbulnya lahan kotoran yang menambah panjang aliran
sungai adalah faktor manusiawi yang mempengaruhi intensitas banjir. Data bencana banjir yang
terjadi di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.17 dan
dokumentasi kondisi drainase eksisting di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti dapat
No 201
Kecamatan 2014 2018
. 1
1. Suku Tengah Lakitan Ulu 3 5 3
2. Selangit 1 5 1
3. Sumber Harta 2 -
4. Tugumulyo - -
5. Purwodadi 2 3
6. Muara Beliti - -
7. Tiang Pumpung - -
8. Kepungut
Jayaloka - 1
9. Suka Karya - -
10. Muara Kelingi 13 6 6
11. Bulang Tengah Suku Ulu 8 5 2
12. Tuah Negeri 2 - -
13. Muara Lakitan 11 5 8
14. Tugumulyo 1 1 6
Kabupaten Musi Rawas 43 27 30
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019
r : .OPERASI' ’ l
Gambar 1. 11 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Operasi
Gambar 1. 12 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Pasca Operasi
3. Operasi
• Penurunan kualitas Udara
• Peningkatan Tingkat Kebisingan
• Peningkatan Tingkat Getaran
• Penurunan kualitas Airtanah
• Penurunan Kualitas Air Permukaan
• Timbulan Limbah Cair
• Timbulan Sampan
• Timbulan Limbah B3
• Peningkatan Air Limpasan
• Penurunan Kualitas Tanah
• Perkembangan Wilayah
• Bangkitan Arus Lalulintas
■ Kerusakan Jalan
• Keselamatan Lalulintas
• Gangguan Flora
• Gangguan Fauna
• Gangguan Bicta Perairan
• Urbanisasi Penduduk
• Kesempatan Kerja
■ Peluang Usaha
• Persepsi dan Sikap Masyarakat
• Vektor Penyakit
• Infeksi Nosokomial
• Gangguan San.tasi Ungkungan
• Penurunan kualitas Pangan Siap Saji d> AS
• Gangguan Kesmas
• Gangguan K3 dan K3RS
1. Mobilisasi Alat Berat Penurunan Kualitas Udara Selama 1 (satu) tahun, hal ini
dan Material
1
dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara terus
Peningkatan Kebisingan menerus1selama
Selama kegiatan
(satu) tahun, hal ini
dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara 1 terus
menerus selama kegiatan konstruksi
Rencana
No Jenis Dampak' • Batas'Waktu Kajian ■,
Kegiatan
Perkembangan Wilayah Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas Izin operasi dan |
kelaiakan bangunan gedung
Keselamatan Lalullntas Selama 30 Tahun, menyesuaikan
_______________________________
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Flora Selama 30 Tahun, menyesuaikan |
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Biota Air _______________________________
Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung _|
Persepsi dan Sikap Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
Masyarakat dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Vektor Penyakit Selama 30 Tahun, menyesuaikan |1
dengan batas izin operasi dan ;
kelaiakan bangunan gedung 1
Gangguan Sanitasi Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
Lingkungan dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Kesmas Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan K3 dan K3RS Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan |
kelaiakan bangunan gedung ’
BAB II
DESKRIPSI RDNA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL
2.1. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena darnpak terdiri dari komponen geo-fislk-klrnla, komponen
Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak pada posisi 102° 07' 00" - 103° 40' 10" Bujur
Timur dan 20° 20' 00" - 30° 38' 00" Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah
1.236.582,66 Ha. Kabupaten Musi Rawas berada dibagian barat Provinsi Sumatera Selatan.
Kabupaten Musi Rawas memllki luas wilayah sebesar 6.357,17 km' dengan 14 kecamata
administratif. Wilayah terluas dl Kabupaten Musi Rawas yaitu Kecamatan Muara Lakitan dengan luas
1.963,54 km' dan wilayah terkecil di Kabupaten Musi Rawas yaitu Kecamatan Purwodadl dengan luas 63,26
km'. Adapun data luas daerah dan ibukota Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel
2.1.
No Ibukota Luas
. Kecamatan kecamatan. (km2)
7 Tiang Pumpung Kepungut Muara Kati 326,42
. 8 Mangun Tunggal 160,46
layaloka ______
. 9
Suka Karya______________ Ciptodadi 121,53
.10. Muara Kelingi Muara Kelingi 645,48
11. ______________________
Bulang Tenga Suku Ulu Mangun Jaya 751,54
12. Tuah Neaeri Lubuk Rumbai 263,45
13. Muara Lakitan Muara Lakitan 1.963,54
14. Megang Sakti Megang Sakti 399,78
I (abupaten Mus! Rawas Muara Beliti 6.357,17
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019
2.1.1.2Topografi
Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Musi Rawas memiliki topgrafi yang bergelombang dengan
ketinggian antara 25 meter hingga 1000 meter diatas permukaan laut, luas wilayah dominan untuk
pertanian, selebihnya merupakan tanah perbukitan yang memiliki kemiringan yang sangat curam dimana
sebagian besar bukit barisan yang memanjang dari utara sampai selatan. Khusus di barat wilayah ini
termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang terbentang luas ke dalam empat
provinsi. Adapun ketinggian wilayah di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2. Ketinggian Wilayah di Kabupaten Musi Rawas
No. Kecamatan . • < Ketinggian
1 Suku Tengah Lakitan Ulu (mdpl) 230
. 2 Selangit 230
. 3 Sumber Harta 82,5
. 4 Tugumulyo 82,5
. 5 Purwodadi 82,5
. 6 Muara Beliti 82,5
. 7 Tiang Pumpung Kepungut 82,5
. 8 Jayaloka 137,5
. 9 Suka Karya 137,5
.10. Muara Kelingi 137,5
11. Bulang Tenga Suku Ulu 137,5
12. Tuah Negeri 137,5
13. Muara Lakitan 137,5
14. Megang Sakti 137,5
Cabupaten Musi Rawas 131
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,
Berdasarkan Tabel 2.6 hasil pengujian tingkat kebisingan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengukuran tingkat kebisingan didepan ruang IGD RSUD Muara Beliti melampaui baku
mutu yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan. Hal ini dikarenakan diarea tersebut merupakan tempat yang sering
lalu lalang kendaraan yang mengantar pasien ke ruang Inap Gawat Darurat (IGD). Selain itu,
lokasi pengukuran tingkat kebisingan di area parkir dan didepan rawat inap RSUD Muara Beliti
masih memenuhi baku mutu yang telah di tetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran tingkat
kebisingan di sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar
2.2.
Bh
Dt,SKRipS| RQNA LINGKUNGAN AV,'AL II . 5
Dipindai dengan CamScanner
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
-’r; ■|$iib t' 4>»u‘« x|t-r
2.1.1.5 Geologi
Secara Geografis Cekungan Sumatera Selatan dibatasi oleh Selat Malaka dibagian timur, Tinggian
Tigapuluh dibagian utara dan bentangan Bukit Barisan dibagian baratnya. Daerahnyahampir semua berada di
darat dan hanya sebagian kecil di lepas pantai. Cekungan Sumatera Selatan mencakup luas area sekitar
Kabupaten Musi Rawas ini berdasarkan pembagian lembar Peta Geologi Bersistem Indonesia skala
1:250.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, sebagian besar termasuk ke dalam liputan Peta
Geologi Lembar Sarolangun dan Lembar Palembang. Selain itu, sebagian termasuk ke dalam liputan Peta
Geologi Lembar Muara Bungo, Lembar Jambi, Lembar Bengkulu, dan Lembar Lahat. Adapun formasi batuan
Formasi Rawas, terdiri dari breksi gunungapi, lava dan tuf dengan sisipan konglomerat, batupasir
tufaan dan setempat batugamping dan batulempung, umumnya terubah dan termineralisasikan,
berumur Oligo Miosen. Pada daerah ini dijumpai endapan felspar, berwarna putih abu-abu, agak
kotor, tebal diperkirakan 10 m, tersingkap pada tebing jalan, diperkirakan merupakan hasil ubahan
dari satuan tuf dari Formasi Hulu Simpang, kandungan SiOz = 78,20%, Al 203=10,59%, Fe2O3 =
1,08%, Na2O=l,85% dan K2O= 3,06%, hasil bakar pada temp.l200°C berwarna krem , susut bakar
> 3 %, kuat lentur > 150 kg/cm2, diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bodi keramik
perselingan batupasir tufaan dan batulempung tufaan, setempat sisipan batubara, pada bagian atas
sering mengandung batuan gunungapi. Pada formasi ini dijumpai bentonit dengan kandungan
AI2O3=15,73% dan Fe2O3 - 4,08%, terdiri dari mineral halloysite, montmorilonit dan aipha quartz,
M •’
jumlah bulan kering (BK) dan rerata jumlah bulan basah (BB) dalam kurun waktu 10 tahun di suatu
wilayah. Penentuan BK dan BB menggunakan metode Mohr, yaitu BK adalah bulan dengan curah hujan
<60 mm, sedangkan BB adalah bulan dengan curah hujan >100 mm, sedangkan untuk bulan lembab yaitu
jika curah hujannya antara 60 mm-100 mm. Nilai Q maka dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi
iklim wilayah tersebut. Perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah
merupakan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951), yaitu:
Berdasarkan pada nilai Q (Quotient) di atas maka Schmidt dan Ferguson menggolongkan tipe
Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis dan basah dengan curah hujan rata- rata per bulan
sebesar 313 mm dengan rata-rata hari hujan 14 hari per bulannya. Curah hujan rata-rata tertinggi dan
hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari dan November. Adapun data curah hujan di Kabupaten
Musi Rawas tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Tabel 2. 8. Data Rata-Rata Curah Hujan Di Kabupaten Musi Rawas tahun 2018
Jumlah Rata-rata Curah Hujan
Bulan
_ ________ (mm) '
Januari _______414__________________
Februari _ 423
Maret _____________397_____________
April _____________335__________
Mei ______ 284
Juni _______165_________________
Juli ____________163
Agustus _____________188
September J_________278
kualitas air permukaan (sungai) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara
Berdasarkan Tabel 2.11 hasil pengukuran kualitas air permukaan sungai disekitar lokasi kegiatan
Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji parameter Chemical Oxygen
Demand(COD) dl Hilir Sungai Kelingi melampaui baku mutu, parameter besi terlarut di hulu air
sungai kelingi, hilir air sungai kelingi, dan air sungai alan melampaui baku mutu, serta parameter
tembaga terlarut di hulu air sungai kelingi, hilir air sungai kelingi, dan air sungai alan melampaui
baku mutu
yang mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas I. Pengujian pada parameter lainnya masih
Selain pengujian kualitas air permukaan di sungai kelingi dan sungai alan, pengambilan sampel air
juga dilakukan dirawa (lebak) di sekitar lokasi Pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun data
hasil pengukuran kualitas air permukaan (rawa) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan
1 PH - 6 6-9
2 DO mg/l 3 3
3 COD mg/l 51 50
4 BOD mg/l 3 4
5 Amoniak mg/l 0,2
-
6 Nitrit mg/l <0,012 0,06
7 Nitrat mg/l 8 20
8 Minyak & Lemak mg/l 1 -
9 Besi Terlarut mg/l 3
-
1 Seng Terlarut mg/l <0,0083 0,05
0 1 Tembaga Terlarut mg/l 0,04 0,02
1 1 Kadmium Terlarut mg/l <0,0041 0,1
2 1 Mangan Terlarut mg/l <0,0024 -
3 1 Krom Heksavalen mg/l 0,01 0,05
4 1 Klorida mg/l 0,5 -
5 1 Sulfat mg/l 11 -
6 1 Sianida mg/l 0,007 0,02
7 1 Sulfida mg/l <0,001 0,002
8 1 Fenol mg/l 0,005 0,002
9C Mikrobiologi
1 Total Coliform Jml/lOOml 75 10.000
2 Fecal Coliform Jml/lOOml 9 2.000
Sumber: Data Primer, 2020 Keterangan:
*) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor J 6 Tahun 2005 Tentang
Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas 3
Berdasarkan Tabel 2.12 hasil pengukuran kualitas air permukaan rawa disekitar lokasi kegiatan
Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji parameter Chemical Oxygen
Demand (COD), parameter tembaga terlarut, dan parameter Fenol di air rawa melampaui baku
mutu yang mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas 3. Pengujian pada parameter lainnya masih
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran kualitas air
permukaan di sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar
2.4.
3) Kualitas Airtanah
Airtanah adalah air bergerak dibawah tanah pada zona jenuh yang teradapat didalam retak-retak
batuan. Airtanah merupakan air yang memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mandi, mencuci,
kakus serta menjadi sumber air minum. Kualitas airtanah dapat diketahui melalui survei lapangan
dengan cara mengukur langsung (in situ) dan menganalisis sampel airtanah di laboratorium yang
terakreditas.
Pengukuran kualitas airtanah yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas airtanah yang
terkena dampak. Pengukuran kualitas airtanah sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas
airtanah ditapak kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas airtanah dan dibandingkan
dengan baku mutu yang berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi
Pengambilan sampel alrtanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
Kabupaten Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas airtanah di sekitar lokasi kegiatan
Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Pengambilan sampel airtanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
Kabupaten Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas airtanah di sekitar lokasi
kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.14.
Berdasarkan Tabel 2.14 hasil pengukuran kualitas alrtanah disekitar lokasi kegiatan Rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji pninmeler rec.H Colifimn pada Air PAM
RSUD Muara Beliti melampaui baku mutu yang mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Repbullk
Indonesia Nomor 32 tahun 2017 Tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Peisyaratan
Kesehatan Alt untuk kepeiluan Higiene Sanitasi. Kolam Renang, Solus f'erAw.i, dan Pemandian
Umum. Pengujian pada parameter lainnya masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.
Adapun dokumentasi pengukuran kualitas alitanah dl sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD
2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013,
lokasi RSUD Muara Beliti berada pada kawasan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan
perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa
resapan melalui iuang terbuka hijau (RTH). Untuk Itu perlu pengaturan aktivitas
prasarana jalan dan terminal antar kota baik berupa terminal penumpang maupun terminal barang yang
menunjang pembangunan agropolltan.
Secara umum keadaan tanah di Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 7 (tujuh) jenis tanah,
yaitu:
1) AluvlaI dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan Hat dan pasir dijumpai di
Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis Ini seluas i 8,05% dari luas kabupaten dan
2) Utosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumput-
rumputan dan usaha temak,
3) Asosiasi Latisol hanya seluas ± 0,77 % dari luas kabupaten, terdapat dl kecamatan STL Ulu dan Rupit.
4) Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti,
yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras
lainnya.
5) Podsolik seluas ± 37,72% dari luas kabupaten, merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi
Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Rupit, Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik
6) Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan, dengan luas ± 29,59 % dari luas
wilayah kabupaten.
Pengukuran kualitas tanah yang dilakukan dilokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas tanah yang terkena dampak.
Pengukuran kualitas tanah sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas penurunan kualitas tanah
ditapak kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas tanah dan dibandingkan dengan baku mutu
yang berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas tanah
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut
dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 17 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Musi
Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas tanah di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan
<4,5 ; 1K No.
1 pH H2O Unit 5,68 >8,5 15.23/1K/LL/2018
1K No.
2 Ketebalan Solum Cm_ >120 _____<20 15.15/IK/LI./2018
3 Kebatuan Permukaan % 16 _____>40 1K No. 15.1G/IK/LL/2018
4 Berat Isi g/cm3 0,59 <1,4 IK No. I5.18/IK/LL/2018
5 Porositas Total % 54,26 <30 ; >70 IK No. 15.19/IK/LL/2018
6 Derajat Pelulusan Air Cm/Jam 4,8 <0,7 ; IK No. 15.22/IK/LL/2018
>8,0
7 DHL mS/cm 3,3 >4,0 IK No. 15.2G/IK/LL/2018
8 Redoks mV 103,7 <200 IK No. 15.27/IK/LL/2018
9 Jumlah Mikroba Cfu/g 54 x 10" <10’ IK No. 15.28/IK/LL/2018
_
Sumber: Data Primer, 2020 Keterangan:
*) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria
Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa
Berdasarkan Tabel 2.16 hasil pengukuran kualitas tanah dilokasi kegiatan Rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil parameter Ketebalan Solum, Kebatuan
Permukaan, Daya Hantar Listrik (DHL), dan Jumlah Mikroba melebihi baku mutu yang mengacu
pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara
Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Pengujian pada parameter
lainnya masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran
kualitas tanah dilokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar 2.6.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013 dan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 248/KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan
Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1), jaringan jalan di
jalan 78,26 Km
Lokasi pengembangan RSUD Muara Beliti sendiri berada di Jalan Pangeran Moharnad Amin dengan
karakteristik jalan adalah 4/2 D (4 jalur 2 arah terbagi). Jalan 'angerdn Moharnad Amin memiliki median
masing-masing 5 meter, ruas jalan 12meter dengan panjang jalan ± 1 ,H5 km.
RSUD Muara Beliti merupakan tumbuhan perkebunan dan pekarangan berupa pohon pelindung dan
buah-buahan. Berdasarkan hasil pengamatan disekitar lokasi vegetasi yang ditemukan berupa jenis
alang-alang, palem hias, kumpai, petai, putri malu dan salam Sedangkan tanaman buah-buahan
adalah manga, alpukat, rambutan dan jambu Ad jenis tanaman yang ditemukan dilokasi rencana
kegiatan pengembangan RSUD M^ara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.18,
■
No Nama Loka) j. ' Nama.Latln<.
•Taksiran^.
1 Alang-alang Imperata Cylindria Banyak
2 Albizia Albizia Banyak
3 Alpukat Persea Americana Sedang
4 Angsana Pteocarpus sp. Sedang
5 Asam Jawa Tamarindus Indica Sedang
6 Balik Angin Mallotus Panicuiatus Banyak
7 Beringin Ficus Sp. Sedikit
8 Cemara Casuarinaceae Sedikit
9 Gamal GHricidia Sepium Banyak
1 Jambu Psidium Guajava Banyak
01 Ketapang Terminalia catappa Sedang
11
Kumpai Echinochloa Sp. Sedang
2 1 Mahoni Swietenia macrophylla Sedang
3 1 Mangga Mangifera Banyak
4 1 Palem hias Paimae Sp. Sedang
5 1 Pandan Pandanus Sp. Sedang
6 1 Putri malu Mimosa Sp. Banyak
7 1 Rambutan Nepheiium Lappaceum Sedang
8 1 Rumput Eieusina Incida L. G. Banyak
9 2 Belulang
Rumput Grinting Cynodon Dactylon Banyak
0 2 Rumput Teki Cyperus Rotundus Banyak
1 2 Salam Syzygium Polyanthum Banyak
2 2 Sawit Eiaeis Sp. Sedang
3 2 Singkong Manihot Esculenta Banyak
4 2 Tanjung Mimusops elengi Banyak
5 2 Trembesi Albizia Saman Sedikit
6 2 Verbenaceae
______Verbenaceae Banyak
7
2.1.3.2 Fauna
Beliti danaf dl. a9aman fauna dlsekitar lokasi rencana pengembangan RSUD Muara i Oapat dlkatan kurang
beraoam ■
yang dikonversi menjad k 9 ' menQ ngat sekitar lokasi merupakan kawasan kebun asan perkantoran.
Namun terdapat beberapa fauna baik jenis
mamalia» reptilian, amphibi, maupun burung. Jenis fauna yang dinventarisir pun tidak termasuk
dalam satwa yang dilindungi. Adapun beberapa jenis fauna yang ditemukan dilokasi rencana
kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.19.
Pengembangan RSUD Muara Beliti adalah plankton (phytoptankton dan zoop/anktori) dan
benthos. Kualitas perairan baik secara fisik maupun kimiawi sangat mempengaruhi komposisi,
kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air. Adapun lokasi pengambilan sampel biota
BAB
H DFiSKRIPSi RONA 1INGKUNGAN AWAL If - 21
1) Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang melayang secara pasif dan terbawa aliran air
serta menempati tingkatan tropik dasar yang sangat berperan dalam menjembatani
transfer energi dari produsen primer ke konsumen atau organisme yang berjenjang tropik
yang lebih tinggi. Berdasarkan jenisnya plankton dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu
primer yang mampu merubah khlorofil (zat warna) menjadi senyawa organik yang kaya
alam, maka kedudukan phytoplankton sangat penting dalam rantai makanan. Zooplankton
menempati tropik lebih tinggi setelah phytoplankton dan merupakan makanan utama dari
Pengukuran biota perairan (plankton) yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana
plankton yang terdapat pada lokasi sampling. Adapun data hasil pengukuran biota perairan
(plankton) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti yaitu air
kelingi hulu (Tabel 2.21), Air Sungai Alan (Tabel 2.22), dan Air Rawa (Tabel 2.23).
Tabel 2. 21. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Plankton) di Air Kelingi Hulu
; Nama Kelompok dan Spesies ; | Kellmpahan Indlvldu/llter ?
No/
I ■
PHYTOPLANKTON
A Cyanophyceae
1 Coelosphaerium 1
2 Nostoc 2
3 Spirulina 2
4 Merismopedia 2
5 Phormidium 1
B Chlorophyceae
1 Microspora r
1
2 Hydrodictyon _____________1_____________
3 Cladophora 4
4 Zygnema 1
5 Chaetophora 3
6 Spirogyra 2
7 Coelastrum 2
c Desmldlaceae
1
___ 1
Penium ---------- -----------
2_ 2
KAb
II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL : 11-22
Tabel 2. 22. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Plankton) di Air Sungai Alan
N Nama Kelompok dan Spesies | Kellmpahan Individu/llter
o
_I___ PHYTOPLANKTON
A Cyanophyceae ______________________
____ Nostoc 2
1_
___ Tetrapedia 2
2_ Coe/osphaerium 1
____
3_
___ OsciUatoria 1
4_
____ Potycystis 1_____________
_
5_ B Chlorophyceae
____ Oedogonium 2
1_
___ Mougectia 2
2_
___ Spirogyra 1
3
___ Zygnema ______________1_____________
4
___ C/adophora ___________ 2 ______
5
___ U/otrix 2 _____________
6_ C Desmldlaceae ______________
____ C/osterium _____________1_____________
1_
___ Gonatozygon ________1_______________
2 Docidium
_____________1_____________
_3
___4 Dtismidium __________2_____________
J) Deatomae
L
* 8_____________
Diatoma
z Surlrela 1_____________
' '3 A/d 7/* /t t'» - - - .... . _ _
MlZCnKl --------- 15'
— Kellmpahan Plankton 99
Fitoplankton 93
- k?.^TPat!a.n Zooplankton 6______________
l-'1'. , !)| ;.r J’ii '.i I-(jHz- i If J< ?•' il •<AWAL 11-24
Tabel 2. 25. Hasil Pengukuran Dlota Perairan (Bentho?,) di Air Sungai Alan
N Nama Spesies Kelompok Takson per.liter
o lumpur
1 Aphylla __________ ______Odonata 2...................
2 Agrion___________________ Odonata 2
3 Gomphus________________ Odonata 1
4 Cordulia Odonata 1
5 Hamiptcra Gerrls 2
Kellmpahan komunitas benthos per lumpur 8
Kellmpahan spesies benthos per liter lumpur ‘~~5
Indeks Keanekaragaman Benthos __________1,55
Sumber: Data Pnmcr, 2020
Pada lokasi air sungai Kelingi Hulu mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthos yaitu
1,55. Pada lokasi air sungai alan mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthosyaitu
1,55. Serta Pada lokasi air rawa mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthos yaitu
1,73. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman Benthos pada ketiga lokasi tersebut
cukup baik.
(berdasarkan data dari BPS Musi Rawas). Adapun secara rebih rinci jumlah penduduk Kabupaten
Musi Rawas mengalami pertumbuhan sebesar 1,19 persen. Kepadatan Kabupaten I*IU
duk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2018 mencapai 62,78 jiwa/km2. Kepadatan P 6" d k di
Tugumulyo dengan kepadatan sebesar 692,80 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Muara
■ RASIO JENIS . .
No; Kecamatan ■ KELAMIN
2010 2018
J____ Suku Tengah Lakitan Ulu 105,04 104,72
2______ Selangit 103,22 102,87
2______ Sumber Harta 103,97 103,60
4 Tugu Mulyo 102,83 102,51
5 Purwodadi 101,67 101,34
6 Muara Beliti 103,06 102,74
J____ Tiiang Mumpung Kepungut 100,26 99,95
8 Jayaloka 106,89
'•AB II ui GKHfSi KC.-NA LINGKUNGAN 106,57
AWAL ■■ 11-28
_9___ _Suka Karya 106,17 105,85
10 Muara Kelingi 106,16 105,83 |
Penduduk Kabupaten Musi Rawas berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak
399.075 jiwa yang terdiri atas 204.121 jiwa penduduk laki-laki dan 194.954 jiwa penduduk
perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten
Musi Rawas mengalami pertumbuhan sebesar 1,19%, Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 104,70.
Distribusi penduduk adalah pola persebaran penduduk di suatu wilayah, baik berdasarkan
penduduk adalah rasio Jumlah penduduk per kilo meter persegi (km 2).
<4,39 jlwa/Km7,
2.1.4.2 Ekonomi
pada saat ini, pembangunan daerah sebagal bagian yang Integral dari pembangunan
nasional tidak lepas dari prinsip otonomi, yang diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang
luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional dengan lebih menekankan pada prinsip-
prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta dengan memperhatikan
potensi dan keanekaragaman daerah. Kondisi ekonomi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat dari
Produk Domestik Reaional Bruto (PDRB) baik harga berlaku maupun harga konstan.
Secara umum struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas didominasi oleh Sektor
Pertambangan, Sektor Pertanian, diikuti oleh sektor Industri Pengolahan. Ketiga sektor ini merupakan
sektor yang saat ini berkembang dengan signifikan mengikuti pertumbuhan ekonomi daerah. Adanya
kegiatan skala regional yang ada khususnya di sektor pertanian dan perkebunan, kemudian adanya
potensi bidang pertambangan yang berlimpah, membentuk struktur ekonomi di Kabupaten Musi
Rawas.
wilayah dan perencanaan merupakan hal pokok yang sangat dibutuhkan untuk mencapai peningkatan
pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang terpadu dan terarah agar seluruh sumber daya
Selanjutnya PDRB Kab. Musi Rawas Atas Harga Konstan 2010 (juta rupiah) Tahun 2010-2018
2010 1
"• .<2012 ' 2013 ‘ :- -2015 . ' . . . .2016 . 2017 1 ■ 2018 ■
Pertanian, Kehutanan, dan 3,081,857.6 3,288,393.7 3,528,201.0 3,746,798.5 4,005,122.0 4,270,401.4
2,865,383.40 4,136,573.30 4,414,960.50
Perikanan 0 0 0 0 0 0
! Pertambangan dan i 3,400,167.9 3,044,511.8 3,125,563.7 3,406,480.9 3,463,594.9 3,879,056.4
3,692,951.50 3,715,604.50 4,171,592.50
Penaaalian 0 0 0 0 0 0
858,935.4 920,556.2 1,001,051.3 1,076,009.5 1,249,381.1 1,386,814.5
| Industri Pengolahan 1,155,228.00 1,286,473.60 1,470,396.20
0 0 0 0 0 0
Pengadaan Listrik dan 1,928.3
1,797.70 2,073.90 2,195.00 2,331.70 2,349.70 2,637.60 2,806.80 2,976.60
Gas 0
Pengadaan Air,
594.1 590.6 653.8
Pengelolaan Sampah, ; 690.60 740.00 791.60 825.40 868.00 914.80
0 0 0
Limbah dan Daur Ulano
' Konstruksi 353,357.90 379,849.90 425,233.6 475,040.8 509,488.80 533,332.80 583,962.50 637,001.40 690,364.40
0 0
? Perdagangan Besar dan 576,519.5 618,234.7
1 Eceran; Reparasi Mobil 487,411.40 528,780.80 647,677.90 678,479.60 732,866.20 792,840.70 847,078.90
0 0
1 dan Seoeda Motor
| Transportasi dan i
32,203.60 34,632.60 37,786.00 41,044.60 44,612.60 48,727.10 49,761.00 51,227.00 54,714.50
Percudanoan
Penyediaan Akomodasi dan
17,480.20 19,127.00 20,854.20 22,119.70 23,525.70 25,872.10 27,854.60 29,564.50 31,765.70
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 25,811.10 27,734.00 30,079.90 32,244.90 35,054.80 38,016.90 40,596.90 43,569.40 46,909.60
373 696 378 714 380 907 392 021 272 718
jumlah
----: BPS Kab. Musi Rawas, 2019
2,1,4.3 Budaya
Kabupaten daerah tingkat II Musi Rawas dikenal memiliki motto daerah yang disebut "Lan
Serasan Sekentenan" yang secara harfiah diartikan: "Lan berasal dari bahasa Sindang dan Musi yang
berarti kerja atau usaha atau karya nyata". "Serasan merupakan bahasa yang lazim dipakai oleh
sebagian penduduk Sumatera Selatan yang berarti se - mufakat "Sekentenan berasal dari bahasa Rawas
yang berarti berteman akrab atau kelompok". Kesimpulan pengertian dari Lan Seketenan adalah karya
mufakat yang kompak, ini menunjukkan Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Musi Rawas
Senantiasa bekerja sama / mufakat dalam mensukseskan setiap kegiatan pembangunan di daerah.
Sementara itu dari segi seni dan budaya, Kabupaten Musi Rawas memiliki seni budaya asli
daerah "Bumi Silampari ", yaitu jenis tari-tarian antara lain: 1. Tari Silampari, 2. Tari Tangai, 3. Tari
Putri Bergias, 4. Tari Grigik, 5. Tari Tempurung, 6. Tari Piring, 7. Tari Sabung 8. Tari Dana, 9. Tari Kume
10. Tari Senjang, 11. Tari Selendang, 12, Tari Kain 13. Tari Turak.
Jenis nyanyi-nyanyian antara lain; 1. Ribu-ribu, 2. Senjang 3. col name - name, 4. umak -
umak, 5. percang naik gunung, 6,Tiung Di Tiung, 7. Cerai Kasih, 8. Sukat Malam, 9. Cacam Bate dan
Kabupaten Musi Rawas memiliki adat dasar Musi Rawas antara lain tentang cara perkawinan,
seperti umumnya di Sumatera Selatan. Cara Perkawinan di Musi Rawas ada tiga macam, yakni: Daku
Anak (laki-laki dan Perempuan); Bajojo (Perempuan ikut Laki- laki); Semendo Rajo-rajo (Bebas memiliki
kedudukan). Sedangkan bahasa yang digunakan diKabupaten Musi Rawas ada sekitar 6 Bahasa, yaitu
(a) Bahasa Rawas di Kecamatan Rupit (b) Bahasa Musi di Kecamatan Muara Kelingi dan Muara Lakitan
(c) bahasa Beliti di Kecamatan Muara Beliti dan BKL. Ulu Terawas (d) Bahasa Jawa di Kecamatan
L,
Jayaloka dan Tugumulyo (e) Bahasa Campuran (pendatang) di Kota Lubuk nggau. Kabupaten Musi
Rawas dikenal memiliki banyak objek wisata yang keindahan damnya tidak diragukan lagi.
pembangunan kesehatan. Angka kematian dapat dilihat dari kejadian kematian dalam
masyarakat dari waktu ke waktu dan pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan
Survey dan penelitian. Angka kematian bayi (AKB), kematian ibu akibat melahirkan (AKI) dan
kematian balita (AKA Balita) merupakan indikator utama dalam menilai pencapaian derajat
kesehatan masyarakat.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Musi Rawas mengalami penurunan, yakni dari 56,11
per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 49,60 per 1000 kelahiran hidup pada
ditingkatkan guna mencapai target MDG's nasional sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 dan target RPJMD,target Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementrian kesehatan
Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 242,1 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2005 menjadi 158,28 per 100.000 kelahiran tahun 2010,AKI ini mengalami kenaikan
2) Angka Kesakitan
Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi dan prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi
pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau
terjangkitnya penyakit di dalam populasi, baik fatal maupun non-fatal. Angka morbiditas lebih
cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat dari pada angka mortalitas, karena banyak
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit -Acute Flacid Paralysis (AFP)
100.000 penduduk pada tahun 2015.Hal ini menunjukkan bahwa penemuan kasus ini
desa,masih kurangnya pemahaman bagi petugas puskesmas dan di desa tentang Defenisi
AFP,masih rendahnya koordinasi dengan Pihak Rumah Sakit Swasta,Praktek Swasta dan
pengobatan
Sakit /SARS),masih rendahnya dukungan masyarakat untuk melapor kasus tersangka AFP
ke Petugas Kesehatan.
Cakupan Penemuan dan Penanganan DBD selama 3 tahun ini telah mencapai target yang
ditetapkan yaitu Cakupan tahun 2008 sebesar 100 %,Cakupan 2010100 % dan Cakupan
kasus yangditemukan. Hal ini disebabkan karenatertata dan berfungsinya dengan baik
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pneumonia Balita di Kabupaten Musi selama 3 tahun
terakhir ini mengalami peningkatan walaupun belum mencapai target yang telah ditetapkan
SPM yaitu sebesar 100 %. Adapun pencapaian Kabupaten Musi Rawas selama 3 tahun ini
adalah sebagai berikut pada tahun 2010sebesar 36,25 %, naikmenjadi 72,42% pada tahun
- Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit TB BTA Positif selama 3 tahun terakhir ini
mengalami perkembangan yang berfluktuasi,pada tahun 2013sebesar 56% dan naik menjadi
56,51% pada th 2014 dan turun kembali th 2015 menjadi 45,53%.Hal ini menunjukkan belum
berjalan dengan baik Penemuan dan Penanganan Penyakit TB BTA + di Kabupat Musi Rawas
serta belum berfungsi dengan baik sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB BTA positif
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Diare selama 3 tahun terakhir mengalami
perkembangan yang berfluktuasi dimana pada tahun 2013sebesar 89,30%, turun menjadi
74,70% pada tahun 2014 dan naik kembali menjadi 100% pada tahun 2015. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja petugas dalam melakukan penemuan penderita Diare sudah
cukup.
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayidengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita UsiaSubur, Kurang Energi
Kronik (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).Upaya perbaikan gizi
untuk meningkatkan mutu gizi perseorangandan masyarakat, antara lain melalui perbaikan
pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu
■B”
pelayanan gizi dan kesehatan sesuaidengan kemajuan ilmu dan teknologi. Visi pembangunan gizi
sendiri adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang
optimal.
Berdasarkan pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupanpemberian ASI
eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0-6 bulan) hanya 30,2%.Target pemberian ASI
Eksklusif tahun 2017 menurut RPJMN adalah 44%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif yang
peningkatan sebesar 0,06% menjadi 60,0%dibandingkan tahun 2016 (59,94%) dan juga telah
Cakupan D/S tahun 2017 belum mencapai target 85%, yaitu baru mencapai75,99% dengan
rincian 83,92% pada balita usia 0-23 bulan dan 73,48% pada balita usia24-59 bulan. Angka ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 (74,68%) sebesar 1,31%. Cakupan D/S yang
belum mencapai target antara lain disebabkanefektifitas kegiatan posyandu dan kegiatan luar
gedung puskesmas belum optimal.Kabupaten dengan cakupan D/S rendah adalah Kab. Musi
(89,56%).
4) Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Daya dukung
tenaga kesehatan di Kab. Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
taZ _ L_L 1
I Suka Kar/a 2 6 ___________
1;
1
Rawas dan tci letak tak jauh dan Knta 1 uhuV J ingati m^njadi^an *,
kemungkinan
_ arca
_______________ ini menjadi tempat
___-------------— — —vrisata
„.... bagi pendatang j
... .. ________
ftrv? _——I
warga, letak nya yang betada di pusat ibu kota Kabupaten Mus» i Rawas
Perdagangan
menjadikan.
BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3,1 prakiraan Dampak Penting
Prakiraan dampak merupakan upaya untuk menentukan besaran dampak kegiatan pada tahap
prakonstruksi sampai dengan tahap operasional terhadap lingkungan hidup. Telaah ini dilakukan
dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkugan hidup yang diperkirakan
dengan kegiatan dan tanpa adanya kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan
metode prakiraan dampak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan
proses perlingkunpan yang telah dilakukan. Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu ditelaah dan
Prakiraan dampak penting menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting
dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Dalam memprakirakan dampak
penting penyusun memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Penggunaan data runtun waktu (time
Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek
biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesual dengan jenis
rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan
a. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan
hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas
lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu
b. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung
dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara langsung
oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang
timbul sebagal akibat berubahnya suatu komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau
kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam kaitan ini maka perlu
diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan hidup, antara lain
sebagai berikut:
1) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial,
komponen geofisik-kimia-biologi;
4) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen geofisik-
5) Dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial, ekonomi, budaya
6) Dampak penting pada angka 1) sampai dengan angka 5) yang telah diutarakan selanjutnya
a. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan
kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif
lainnya), maka
KflUifln
l'
lumlnh prmdmluk Imkmui
dmnpiik dl 7/llaynh sludl luinlnh penduduk terkena dampak
dnh lldnk m'mikmntl dl wilaynh Mudl dan lldrtk
m/infaal z lb% *) d/pi Ineplkmall (flrt/iOlrtt -’10% *) dari
penduduk di •//iln/rib tludi penduduk di v/ilayoh studi yang
yang furin iiinn Hinfifnnf tncnenuiri manfaat
f
7/llayahNomor
(itUnilti^ nit-nijt/k fhuh ?? dy,it (2) Undantj-lJndiJng yang terkena d ampak z
-j jpbmsibis dampak fnlrnsltnt dampak P’blh hih-nsitas damp.ik lebih rendah dan
Imggl dari baku rnum, I baku niuiu, lamanya dampak
‘ hwlnfigtling
amarnya dampak z00% 00*A v/rtHu i tahapan kegiatan
Inliinli/a dampak Waktu J tahapan kr-glatan
beiiaiigtung
4 Junilah komponen inin ^htm>hiu‘h lingkungan Jika tidak ada komponen lain yang
lingkimgari lain yang lain yang lijkr/ia dainpok
terkena dampak lidak menimbulkan
lerkenn flrtinpuk
Menimbulkan dampak 'j’knnd'U dampak sekunder
I -- -1
$ Mlal kumulatif dampak • Dampak lingkungan
berlangsung b'-Hilang kali ; Dampak lingkungan tidak
f, llrfbahk ablll Hdak berlangsung berulang kail dan
berbaliknya dampak dah tenis mr-nerut selama
lahap kegiatan tidak terus menerus selama
(knm.t»uk‘J/nprlaLl) sehingga tahap kegiatan
pada kunm Vinktll leHentu (konstruksi/operasl) sehingga
tidak dapal diaSimilavi oleh pada r umn //aklu tertentu tidak
lingkungan alam atau dapat dlasimilasi oleh lingkungan
sn< lal yang menruma alam atau social yang merumma.
• (huagam dampak lingkungan Beragam dampak lingkungan
bertumpuk dalam satu ruang tidak bertumpuk dalam satu
waktu tertentu sehingga tidak ru.mg /raktu tertentu sehingga
dafiat /husimilasi oleh dapat diasirnilasi oleh lingkungan
lingkungan alam atau sadai alam atau social yang
yang menerima, rnenerirna,
• hiirnpak lingkungan dari • Dampak, lingkungan dari berbagai
berbagai sumber kegiatan sumber kegiatan tidak
rnenimbulk.m efek yang menimbulkan efek yang saling
saling memperkuat (srnergik) memperkuat (sinergik)
• Dampak penting negatif yang
ditimbulkan tidak dapat
rhlanggularigi oleh ilrnu
tjengetaliuan dan teknologi
yang tersedia
' I kriteria hifi tesmu i
• Dampak penting negatif yang
d»MWj,it| ||tnu I
ditimbulkan dapat ditanggulangi
PNiy»-|n||Unf| rJ(1H I
oleh ilmu pengetahuan dan
t't'hMufji
teknologi
__ya ng _t ersedia____ _________
fdtutt trm.mu Prfhndunt/fm d,m pcnritdah.htn t mfjkunfpm Hidup
pada kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal Ini
perkantoran musl rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan
• Besaran Dampak
Berdasarkan tabel diatas rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan penurunan kualitas
udara parameter debu (TSP), SO2, NO2 dan CO pada kegiatan mobiliasi alat berat dan material
Aktivitas kendaraan ini akan menghasilkan emisi dalam bentuk polutan yang akan menurunkan
kualitas lingkungan, kegiatan mobilisasi kendaraan alat berat dan material diperkirakan akan
meningkatkan konsentrasi polutan yang dihasilkan khususnya parameter debu (TSP). Adapun
perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya mobilisasi truk dapat dihitung
dengan rumus:
2_\ S /W\°'7w°^ d
eu = 5,9 7 ^365^
Keterangan:
eu = Jumlah debu per panjang jalan (Ib/mil) s = silt
content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mll/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
VJ = Jumlah roda kendaraan
Kegiatan mobilisasi alat berat dan material akan berdampak terhadap komponen
meningkatkan tingkat kebisingan yang berasal dari kendaraan pengangkut alat berat
Muara Beliti.
BAH III l’PAKIk’AAN UAAMVd PfNIlNG ||| _ 14
tersebut akan menurun dengan Jarak yang semakin jauh. Dapat disimpulkan bahwa
kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat keblslngan dl
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.
Tabel 3. 12. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Kebisingan Pada Kegiatan Mobilisasi Alat
Berat dan Material
Sifat .
,N
. Kriteria Dampak Penting Dampa Tafslran Sifat Penting Dampak
O;
k
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada dl sekitar jalur
akan terkena dampak mobilisasi alat berat dan material
konstruksi
2 Luas wilayah persebaran P Luas persebaran dampak pada sepanjang
dampak jalan menuju lokasi rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung T Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak P selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan mobilisasi alat berat dan material.
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.
Tabel 3. 14. Prakiraan Sifat Penting Dampak Keselamatan Lalu Lintas Pada
Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan Material
.-Sifat
N Dampa fafclran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting
o
7
< ’*• 'V» • * *. V ’ \ >
P. k ; T
<*.
i—'
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan penurunan kualitas udara dan
peningkatan k material menyebabkan keselamatan lalu lintas. Dampak tersebut /Sln9an
dan
9angguan ^tas kemudian dapat
kondisi baik, sehingga dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala
Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap
masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan
pada kualitas udara, kebisingan dan keselamatan lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi
Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi alat berat dan
material dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagai berikut.
Tabel 3. 15. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat Pada Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan Material
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia TP Tidak ada masyarakat yang terkena
J/gng akan terkena dampak dampak___________________________
Slfet y
Kriteria DanipakPenHng Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
N°. TP
•^TwiiayahP^ebaran dampak Wilayah yang yang terkena dampak
2 disekitar lokasi rencana Pengembangan
T^^itasdimpak-' berlangsung dan RSUD Muara Beliti____________________
lamanya dampakberlangsung.---
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
j^iiM^pS^ingkungan lain yang
selama tahap operasional berlangsung
akan terkena dampak_________
Sifat kumulatif dampak TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
terkena dampak
peningkatan kebisingan dan gangguan keselamatan lalu lintas. Dampak tersebut diatas
terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara
Beliti.
a)
Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data penemuan
dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki persentase
dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala
kualitas lingkungan lain yakni pada kualitas udara dan kebisingan. Disimpulkan bahwa
kondisi kualitas
Pada lokasi air sungai Keling! Hulu mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plankton yaitu
2,95. Pada lokasi air sungai alan mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plaknton yaitu
2,69. Serta Pada lokasi air rawa mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plaknton yaitu
2,52. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman plankton pada ketiga lokasi tersebut
sangat baik.
2) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidupnya menempel di dasar perairan dan menempati
tropik lebih tinggi setelah zooplankton. Benthos umumnya pemakan detritus dan plankton,
serta beberapa jenis merupakan makanan ikan, udang dan burung. Ada beberapa jenis
benthos tertentu yang digunakan sebagai bio-indikator terhadap pencemaran perairan, karena
sifat hidupnya yang diam menetap di dasar suatu perairan dan mempunyai toleransi yang
tinggi serta mampu menerima segala perubahan ekstrim yang terjadi di perairan. Sehingga
jenis benthos tertentu dapat digunakan sebagai indikator pencemaran dalam perairan.
Pengukuran biota perairan {Benthos) yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana
plankton yang terdapat pada lokasi sampling. Adapun data hasil pengukuran biota perairan
{Benthos) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti yaitu air
kelingi hulu (Tabel 2.24), Air Sungai Alan (Tabel 2.25), dan Air Rawa (Tabel 2.26).
Tabel 2. 24. Hasil Pengukuran Biota Perairan {Benthos) di Air Kelingi Hulu
N Nama Spesies Kelompok Takson Populasi per liter lumpur
o' 1 Agrion Odonata 2
2 Goniobsis Molusca 1
3 Hydrobia Molusca 2
4 Bythmia Molusca 1
5 caetogaster Oligochaeta 2
---------KellmPahan komunitas benthos per lumpur 8
— *enmpanan spesies benthos 3er liter lumpur 5
[ _ Indeks Keanekaragamar i Benthos 1,55
Su 'r. Data Primer, 2020
mb
Perekonomian Kabupaten Musi Rawas pada mengalami peningkatan yang cukup baik setiap
tahunnya khusus untuk 10 tahun terakhir (2010 dan 2018) Laju pertumbuhan Kabupaten Musi Rawas
tumbuh diatas 4,18%. Laju Pertumbuhan PDRB tahun 2018 mengalami peningkatan laju
pertumbuhan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2018
adalah sebesar 5,81%, angka ini lebih rendah jika dibandingkan tahun 2017, 2016 dan tahun 2015
secara berurutan sebesar, 5,03%, 5,25% dan 5,13%. Meskipun meningkat, Pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Musi Rav/as masih lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
BAb
II DESKRIPSI RONA UNGKUNGAN AWAL ! 11-25
Sumatera Selatan yang sebesar 5,22%. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas juga tercatat
lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5 04%,
Pertumbuhan ekonomi seluruh sektor ekonomi PDRB yang lain mencatat pertumbuhan yang positif
pada tahun 2019. Adapun laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar
Selanjutnya dalam bidang tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja di Kab. Musi Rawa
pada tahun 2017 sebesar 74,14 %, tahun 2018 sebesar 74,35% dan tahun 2019 71,59%.
5) Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu adalah
kesehatan di wilayah Musi Rawas. Pada tahun 2018, jumla rumah sakit hanya 1 yaitu RS
Sobirin. Fasilitas kesehatan lainnya seperti puskesmas, posyandu, dan klinik/balai kesehatan.
9. Suka Karya 1 - 11 2
10. Muara Kelingi 2 1 33 8
1 Bulang Tengah Suku Ulu 2 1 19 4
1.
1 Tuah Negeri 1 - 23 6
2.
1 Muara Lakitan 2 2 31 8
3.
1 2 - 33 4
Megang Sakti
4
MUSI RAWAS 1 19 16 311 59
nir r I 1 A Z1 t 11-38
IUBII IJISKHIPMRtJNAlirJGHlI'1 ’Al-
SU wtiufN ANl'Al
J’. •’ PFNGEMI'ANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA IWUTI
petvkigaiigan meiupakan sektor ekonomi yang menjadi salah satu lulah ukur disuatu daerah
dengan dikatakan bahwa daerah tersebut ramal dengan akllfllas lingkungannya atau
wilayahnya.
Kegiatan perdagangan menjadi salah satu kegiatan masyarakat disekitar lokasi perkantoran
Kabupaten Musi Rawas, dan menjadi lahan perekonomian masyarakt. Perdagangan ini meliputi
2. Perkantoran
Kabupaten Musi Rawas memiliki kawasan perkantoran yang dl desain baik, yaitu lokasi
peruntukannya.
Tak jauh dari RSUD Muara Beliti terdapat pusat kawasan peikantoran pemerintahanan daerah.
Memang pada dasarnya RSUD Muara Beliti berada dl Daerah atau Komplek Perkantoran Daerah
Musi Rawas.
Masih banyaknya lahan kosong dlsekltar perkantoran kabupaten musl rawas. Seperti halnya
dengan lokasi RUSD Muara Beliti, yang memiliki lahan kosong dl area belakang, kanan dan
kirinya.
Di sekitar RSUD Muara Beliti masih banya terdapat lahan kosong yang belum dapat diolah
sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar. Lahan kosong ini banyak tanaman-
tanaman liar atau bukan dari hasil cocok tanam warga, dan lahan kosong ini juga dipenuhi
4. Pendidikan
Sekolah SDN 2 Muara Beliti dan SMA Negeri 2 adalah sekolah yang berdekatan dengan pusat
pemerintahan kabupaten.
Lokasi di sekitar RSUD Muara Beliti juga termasuk pada lingkungan pendidikan. Daerah ini juga
5. Lokasi Pemukiman
Meskipun RSUD Muara Beliti berada dl Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas, namun area
permukiman berada cukup jauh dari RSUD Muara Beliti dari lingkungan RSUD
“’ ’ ” '
l bl p 1 n setempat
' r—
•f
i
daerah tersebut tergolong pada daerah yang aman dan juga sejahtera.
Penduduk 25.758 yang ada di ibu kota Kab. Musi Rawas. Luas areanya
Area Kebun, Area ini yang di maksud adalah area kebun yang ada di sekitar kawasan
Rawa, Lahan RSUD Muara Beliti, area ini lebih banyyak meliputi area rawa, termasuk
Kosong kondisi tanah berdirinya bangunan RSUD Muara Beliti juga adalah bekas
Arca Taman Area taman ini cukup luas dan berada tak tauh dari komplek
perkantoran. Area taman ini dapat menjadi salah satu tujuan
masyarakat sebagai tempat wisata dan tempat bermain bagi
Prakiraan dampak penting menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting
dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Dalam memprakirakan dampak
penting penyusun memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Penggunaan data runtun waktu (time
Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek
biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesuai dengan jenis
rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki
P-
’ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
metode non formal hanya dilakukan bilamana dalam melakukan analisis tersebut
lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi
kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas
AQ = Q«jp) - Q(tpj
{Sumber: Oto Sumanvoto,198S)
Keterangan:
Prakiraan dampak diawali dengan penyajian nilai parameter pada rona lingkungan hidup
awal yang dikonversi ke skala kualitas lingkungan. Hasil prakiraan perubahan nilai parameter
lingkungan yang akan datang (dengan atau tanpa proyek) y ang menggambarkan perubahan nilai
parameter lingkungan juga dikonversi ke Perubahan skala lingkungan sehingga hasil prakiraan
Lokasi studi yang masuk dalam ruang |ingku daerabP^at kegiatan (industri ataupun kegiatan
$Udah tervbab
la^ ^ak masuk kegiatan-kegiatan lain (daerah pedesaan dengan kate oleh
3 90 ek SiStem masib
sehingga dampak diasumsikan rona lingkungan hidup J " ° alami) tidak berbeda
Unpa proyek
secara signifikan dengan rona lingkung
Untuk kepentingan prakiraan dampak penting digunakan kriteria dampak penting sesuai
dengan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tenta g Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, sementara kriteria penetapan pent' g atau tidak pentingya
dampak menggunakan rujukan Fandeli (1995). Kriteria kriter' tersebut dituangkan dalam Tabel
berikut ini.
dak
Evaluasi dampak tersebut dianggap penting atau be rdasarkan kriteria sebagai berikut:
pen
t'ng dapat ditentukan
Pen«ng.
r y te/a
n disepakati
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang akan timbul terh '■ dentifikasi beberapa
akibat adanya rencana kegiatan Pengembangan PCHL ’in9kun9an h'pup sebagai
Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang terjadi adalah sebagai berikut' '
A. Kesempatan Kerja
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan Kegiatan penerimaan tenaga kerja atau adanya kesempatan kerja dilakukan
untuk pekerjaan Pengembangan RSUD Muara Beliti membutuhkan total sejumlah 200
orang. Dari seluruh tenaga kerja pada tahap konstruksi nantinya akan
memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya sebagai tenaga kerja sebanyak ±80
tenaga kerja loka), diperkirakan akan muncul juga usaha penyedia warung makan,
rumah kos/kontrakan dan peluang usaha lain. Pada tahap pra konstruksi diperkirakan
sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara
Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan
«ruTlKir. # III _ Q
Dipindai dengan
CamScanner
F"DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAPPAU gjHL AH (RSUD
> ^ARA BELITI
; \ Sifat • ;
No • .Dampak- Tafslran Sifat Penting Dampak . .
■ Kriteria Dampak Penting
. ••, / 'V.;/ P TP .
Kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan social dan institusi
dan teknologi
—
Jumlah 3 4
---------------
Sifat ng dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting
RSUD Muara Beliti. Perubahan persepsi masyarakat disebabkan adanya potensi terhadap
pemrakarsa kegiatan, namun apabila proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi ini
dilakukan dengan transparan serta melibatkan aparatur desa atau kecamatan setempat
maka diperkirakan persepsi dan sikap masyarakat menjadi positif dengan adanya
kegiatan penerimaan konstruksi yang tepat sasaran dan memprioritaskan tenaga kerja
lokal. Disisi lainnya, kegiatan ini tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan
warung makan atau penginapan untuk tenaga kerja yang berasal dari luar Desa Muara
sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara
Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan
kondisi dengan proyek tidak Jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini
sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan
datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah studi masuk dalam
Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan penerimaan tenaga
kerja dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagai berikut.
Sifat
N *z‘ ■• ' 1
• ■
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafelran Sifat Penting Dampak
o
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
2 Luas v/ilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung. selama tahap operasional berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak terkena dampak
1 >075-900
fSGz) 1
i >400 : >253-4-33 >2S2-2S5 ._________
w N Kh vl A
<3S |
r/jtrc<geri I
2 pg/Hmr , i
dioksida
(IIP?) !
!
Karbon .1 >30.00 ; >22.000- |
’c 8
!-i »
ih V
ri <‘1 Ci
pg/Hm- ,
j 3G.GGO
gK
r)
1
(co; 1 i
V r*
1 *
vi ?
I* 9
A
1 I-I
d. •
11
I>
(.)
■
C)
i-*
W
111-
11
Pengamatan untuk kondisi lapangan yang ada dan data-data penunjang menunjukkan:
mil/jam
No Kadar debu : 15 km/jam? T-. 20 km/jam . 25 km/jam x ; i’&30; km/jam < '35 km/jam ‘
9,32 mll/jam; ,12,43 mll/jam. 15,54 mll/jam 18;65 mll/jam i 21,75 mll/jam
1 eu (Ib/mil) 0,00017247 0,00023002 0,00028757 0,00034512 0,00040248
2 eu (gr/m) 0,00004862 0,00006485 0,00008107 0,00009729 0,00011347
3 eu (pg/m3) 0,486207828 0,648450998 0,810694168 0,972937338 1,134658826
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan hasil prakiraan udara ambien khusus TSP (debu) yang dihasilkan dari kegiatan
mobilisasi peralatan dan material dengan kecepatan 20 km/jam yaitu 0,00039432 Ib/mil atau
0,00011116 gr/m atau 1,111630283 pg/m3. Nilai tingkat konsentrasi debu akan meningkat
dengan kecepatan yang semakin cepat. Jika dibandingkan dengan baku mutu hasil tersebut
masih berada dlbawah baku mutu atau dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan
yang akan datang dengan proyek untuk penurunan kualitas udara ambien di wilayah studi
pendekatan kriteria penetapan Tnipon^ lingkungan peningkatan kebisingan yang dikonversi menjadi skala
lingkungan hidup awal dilakukan melalui pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana
pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi
tabel berikut.
Tabel 3. 10. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Satuan -Hasil ^BakuMutui
No
Ujfe -
1 Depan R. IGD RSUD Muara Beliti 55,71 55
2 Area Parkir RSUD Muara Beliti dB (A) 54,06 55
3 Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 50,07 55
Sumber: Data Primer, 2020
Berdasarkan tabel diatas rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan peningkatan
kebisingan pada kegiatan mobiliasi alat berat dan material mendapatkan skala kualitas lingkungan
secara bertahap, selama kegiatan konstruksi tersebut berlangsung (± 12 bulan). Prakiraan ondisi
kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat e ismgan yang akan datang dengan proyek
dilakukan perhitungan berdasarkan perhitungan bising f ungsi jarak. Dlasumsikan nilaj ebisingan yang dihasilkan
dari dump truck adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber (analonh
t»rdasarkmpMaJara ",aka P«bltungan tingkat kebisingan •tentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:
Keterangan:
LP! = tingkat keblslngan pada jarak n (dBA)
Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat mobilisasi peralatan dan material terhadap
0.0
20 80 320 1,230 5,120 15,000 25,000
70.0
20.0
Jarak Terlidapal Sumber (meter)
Berdasarkan hasil prakiraan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan
material, pada jarak 20 m (dari sumber) akan menghasilkan kebisingan sebesar 63,4 dBA.
komponen lingkungan yaitu keselamatan lalu lintas. Adapun keselamatan lalu lintas ini
disebabkan oleh kendaraan konstruksi pengangkut alat berat dan material yang melintasi jalan
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan
didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan keselamatan lalu lintas
yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat 61 kendaraan/ jam
yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas mencapai 1.464
kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi ini diperkirakan sebesar
/7"\ 7 ri‘.
W-
</»,<
/ fS?A
fflf-'"1
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan di
wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).
■%,»***" „
Dam k
1)FnMra=" 8*«™ '»
KS>«=" pen>W=" " 'than ate„ berd
da
kebisingan yang beras», ,»„ alat berat yang melakukan penataan lahan di |o^ei pengembangan
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang denaan . lingkungan dengan didasarkan
N
-■
,
~ :■ ■
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan pada
rona lingkungan hidup awal pada kegiatan penyiapan dan penataan lahan dilakukan melalui
pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun
hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD
N D4MPAK 111-24
Berdasarkan pada perencanaan pengembangan RSUD Muara Beliti, kegiatan penyiapan dan
penataan lahan menggunakan 4 (empat) excavator. Suara bising dari alat berat akan
merambat melalui media rambat (udara) dan akan berkurang menjauhi sumber suara.
Analisis total tingkat kebisingan jika kegiatan penyiapan dan penataan lahan dilakukan
dengan 4 (empat) excavator dalam waktu bersamaan menggunakan persamaan berikut ini:
Ljotai = Li + 10 log n
Keterangan:
Berdasarkan persamaan perhitungan total kebisingan untuk alat berat (excavatof) dengan
total 4 (empat) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 88,62 dBA yang diukur dari
perhitungan bising fungsi jarak. Adapun perhitungan tingkat kebisingan berdasarkan pada
Tnbcl 3. 20, filnmlasl Paparan Dampak Keblslngan Akibat Kegiatan Penyiapan /Ion Penataan Lahan
—
* Jnfnk Onfl iSi/rnOrr (rnj - 'fJ . • /*. ? >■
' ' > # » ■ 1 **
4 no
J20 M0 1.700 'J 5.170 10,000. 15,00 y 75,00
20 100 0■ b.ooo 0
0'
■s
H|,4 /H, 1 /0, 5 //, i ///, 1 /i/i ’ rJM
50/^
OM
rf'y
'r / * «y./
-■
'r'» ’i’i ’r i 1t
•» < TTWW »1. ■
Jg—*'
1
—
“^grnfrt! DflM l'ilin» t( 20/0
Adapun grafik hasil simulasi tingkat keblslrigun akibat kegiatan penyiapan dan penataan
lahan terhadap )ar»rk disajikan pada Garnbar 3.2.
tooo
'JO.O
l'.O o
/o.o
oo o
I)
40
0 .40
0
20.0
JO.O
0.0
/l) l'.fi i/|i 1,2HO 0,120 10,000 25,000
l.ir.ik I ' i lid.tp.il SIIHIIJIO (niolpr)
sihu
l( , |nl)nmpnki’«'ll,"<1
Kt l l D pnk
nh
;/P j T
N’ ellt(,ln bin M’1-"*
P
“lP*
,L..inl..in<inn Ilmu
'l,in
juinlnh ______________
Sifat Pont 2 5
0. peningkatan Getaran
i) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penyiapan dan penataan lahan akan berdampak terhadap komponen lingkungan yaitu
peningkatan gelaran. Hal Ini yang dapat menyebabkan meningkatkan tingkat getaran yang berasal dari
aktivitas alat berat yang melakukan penataan lahan yaitu dl lokasi rencana kegiatan pengembangan
Dalam menentukan skala lingkungan akan dalang dengan proyek dan rona lingkungan dengan
didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan peningkatan getaran yang
N
i
Berdasarkan hasil prakiraan, tingkat getaran yang terjadi dl sekitar lokasi kegiatan merupakan
dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penyiapan dan penataan lahan. Adapun sumber getaran
Penyiapan dan penataan lahan. Berdasarakan hasil survey diperoleh bahwa belum adanya keluhan
ken yanianan akibat dampak getaran yang dihasilkan dari kegiatan RSUD Muara Beliti. Hasil praklraan
tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona
lingkungan av val untuk getaran di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).
terdekat. Untuk prakiraan peningkatan getaran yang diakibatkan dari kegiatan penyiapan dan
Keterangan:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50 m di
frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk excavator pada saat penggalian sebesar 0,2497 mm/det
pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan penyiapan dan penataan lahan. Sehingga berdasarkan rumus
tersebut maka diprakirakan getaran pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan
maka:
= 0,006 mm/det
Berdasarkan hasil prakiraan tingkat getaran yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan penyiapan dan
penataan lahan dapat dihasilkan bahwa tingkat getaran dengan jarak 600meter (permukiman) akan
menghasilkan kebisingan sebesar 0,006 mm/det. Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat getaran di wilayah studi masuk dalam
tes
Dampfik " (OM) - (OHZ) « (5 - 5) „ 0
;) 5M Pentfn^ Dempak
Teb
* 3. 2.3. Prakiraan sifat Penting 0;j
Sifat
lr r*?uerte Dampak PenUng Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
! -; ■ .... ,'r?) matvjz?a TP Peningkatan getaran tidak berdampak
z; ^r. 'JIMM dampak langsung terhadap masyarakat yang ada di
r
vr
1
Jh!i
'■ ’i
Muara Beliti
8
1
s c;
f: .<
*•' x!
s |« .
•» c
3 r
E*7
v Ew
4 , ksrr.pcnen lingkungan TP |
Tidak terdapat komponen lingkungan '
/ang akz;n terkena lain yang terkena dampak
III - 30
/Ilimi.l ip /;j
nit/f
/II iz
(Sdl) HUDlififllHiHhifl P'dlilni i
ii’iuiuhiiii ui'ininp r.p(l|’.i|iii'ip p'dt/fi i
uinpi(| (h’ipu ip^piiih)
ui’>p» H'HMI1- !
|ippi(|lll|| P>P'III IM'JdpI'J Ip'pIN (Intp’i
/jlfflUH'f/
M>||( HHiilllp»'» ini”? >|||W|in<| >|Ppll tMlbUlutlbffl /|i'p|| /II/|H 4ip/?
H'jrdoH /II p^| 9
•DuhsfidPjjmi |9>jiH|9Uu>f
snunioui rjiiHt;niiP|Ui(|/fiiiP|fUii(|
/p/|||llt/p |||P||lUin*|
><l'p|| fll’H’ |||PPHIIII>| >|up| /II t
ll/JI'; 1
j IlipiM PIIMIH
UL’|l»|Dn>| IHH/Jtlnj |!?IO|(/| .IP|| >|i/dniup
>|n9|p Iv^yjyZsuiu di'pul|hn ippMiind joppM M(hh|ln| OlIlM H|
yXii|n<|inn (H»p P|
iiy|mpi9;i>| (iMiiOniipli (iy>ppj(piXlinH d IIUOIIII?|O(I|| (lnllh(llll/»/| b
(hUVJMiVll ^M1|A||>|W 'OUlIsOHl'IInfl -pnlniMp iMlIPIIIMI
ypytl ri||tM |9>pii|9ilu>| dyipn Pl(iy|n9 UMp 0lllh0Ui/|hi»| ,«|p|||l|pp 9P||
|U>|lM |yj|9Jn(| 9P||9(hi|ll| 9l|n|ll|
/II 1
IIIPII P.HHIH dngil iiyDui»(|UhiD(ln(j
hliUJUrri ^io|U|ip >|P(l(IH?p DUPA OUlM I| ..pHllllUp i
PAU|IM /IL |H?IP(|it9hHl ipMl?|IM 9UH I r
minji i'ipiiw (insni iiMnuiH|iihinun(| yinrjilni |
9U>|0| JP||>|n9 |p Ppy >H?(llll(lp l’lln‘|l»?| IH’,II’
0111M |P>p.'JiMgi?lii (li/ppi|hn Olliiqn(HJ| >| PiniillPUI l|v|IHIl!
M(hlH?plnq ,>pjp|| l|U(llll(>9 lll?|ll(|l(l|| »11 »'AIIH,'’'UI 1
••*\ . ~d“
>|t>dlUl>u OU| Itlnd lOJ|y tWJ|Sjoi ll
<11 llliu tlUlllIrid >|t!<lillll(l H|l<’ll|)l fl
. 10. <■ ff ‘
ijMil — *■ '•
tlllll'JllHI’ll !<l'||A|p|V
l’P'M l|l,<llllli<; I||1|IK|II||| )|l!(|ll||>(| l)ll||lll>t| |l'||‘j IH'I'IPII'1,1 'Uc 'l' («‘•I*’*
IMlU’tl"’
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat
Tabel 3. 28, Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada
Kegiatan Aktivitas Basecamp
" ~ \ i-J Sifat <■
•,■?eA-VJ '/’'i' ‘f .’J?1'* ’ - .,
No /A’ Dampak
•-/J TafslranSifat: Penting’.-Dampak
Kriteria Dampak Penting u j V. ;TP
- T T'fv R'/”
1 Besarnya jumlah manusia yang .T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 T
P Tidak ada komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak
P berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan T
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu P
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
________ Jumlah 3 4
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
A. Vektor Penyakit
kegiatan Pengembangan RSUO Muara Beliti dl Desa H„ara Beliu, Kecama!an Muara Beliti.
penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki
Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek
untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah studi masuk dalam kategori sedang
(skala 3).
Tabel 3. 29. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp
\ ■ •• M V "
Sifat: Tafslran Sifat Penting Dampak
No ; Kriteria Dampak Penting Dampak
P TP
— Besarnya jumlah manusia yang Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
p
— akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti_______________
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
p Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
Intensitas dampak berlangsung
dan lamanya ^dampak berian g s selama tahap operasional berlangsung
u n g.
lEi'
Tabel 3- 30. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp
. Sifat . ' z -w v.*.--.7
Nq , '•••’’ i?
r/CTteria.Dampak’Periang Dampak, ‘T
Tafslrani Sifat. Penting .Dampak-;’/-
"T P TP
Besarnya jumlah manusia vang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
’ akan terkena dampak dampak
pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Fisik gedung terdiri dari pondasi,
dapat berupa pembangunan sarana instalasi sanitasi dan lingkungan (drainase, unit
Pengolahan limbah domestik), dan zona penyangga (green be/t). Kegiatan pembangunan
fisik gedung dan fasilitas pendukung akan berdampak rhadap komponen lingkungan yaitu
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
penurunan kualitas udara yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada
tabel berikut.
udara kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung pada rona
sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun hasil
8»
i
7 Dtywn R- Kaivat Inap RSUD Muara Beliti
Berdasarkan tabel diatas, rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan penurunan
kualitas udara parameter debu (TSP), SO 2, NO? dan CO pada kegiatan pembangunan fisik
gedung dan fasilitas pendukung mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat
pengangkutan tanah galian. Aktivitas kendaraan ini akan menghasilkan emisi dalam
pengangkut peralatan dan material menggunakan bahan bakar solar. Emisi dari
perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya mobilisasi truk dapat
°'7 iv°s d
eu I 4 <36S
Keterangan:
eu = Jumlah debu per panjang jalan (Ib/mil)
= silt content (%)
= Kecepatan kendaraan (mil/jam)
= Berat kendaraan (ton)
= Jumlah roda kendaraan
= Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun
• Kecepatan kendaraan
: 0,05 %
mil/jam
: 20 km/jam = 12,43
• Berat kendaraan
• Jumlah roda
: 20 ton
: 8 roda
• Jumlah hari tidak hujan dalam setahun : 100 hari
• Lebar jalan n .
J
: 10 meter
tersebut akan menurun dengan Jarak yang semak)n Jaufj disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat kebisingan di wilayah studi
masuk dalam kategori sangat buruk (skala 1).
rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti* Kemudian, berdasarkan hasil konsultasi
publik (KP) dengan masyaakat sekitar lokasi kegiatan didapatkan hasil bahwa terdapat
masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung dl
lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan sampah pada
kegiatan aktivitas basecamp mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).
Kegiatan aktivitas basecamp akan menghasilkan timbulan sampah dari para tenaga kerja
konstruksi. Dalam perencanaan rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti tenaga kerja
konstruksi berjumlah 200 orang terdiri dari 50 tenaga kerja yang tinggal di basecamp dan 150
tenaga kerja yang pulang. Adapun perkiraan timbulan limbah padat tenaga kerja konstruksi pada
Berdasarkan tabel diatas, perkiraan timbulan sampai) Tenaga Kerja Konstruksi Pada Kegiatan
aktivitas basecamp yaltu 362,5 l/harl atau 52,5 kg/hari. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk timbulan sampah di wilayah studi masuk
peluang berusaha pada tahap pekerjaan konstruksi berupa jasa transportasi dan tenaga
kerja untuk aktivitas basecamp proses konstruksi terutama pada, jasa kos, makanan, dan kelontong
disekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan
U—
A peluang Berusaha Muara Beliti.
1) praklraan Besaran Dampak
'------
a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan
peluang berusaha berdasarkan hasil observasi dan wawancara terdapat beberapa usaha
masyarakat berupa tempat makan, kelontong dan jasa percetakan kertas serta penjualana alat
tulis. Hal ini dikarenakan lokasi RSUD Muara Beliti yang berada pada lokasi komplek
perkatoran pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hal tersebut dampak peluang
masyarakat terutama di sekitar lokasi RSUD Muara Beliti. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk peluang berusaha di wilayah studi masuk
Tabel 3. 27. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peluang Berusaha Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp
Slfet
; : Knteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
j s? < ’ ____ _______________ P TP
TP Tidak ada masyarakat yang terkena
.i terkena dampak _____ dampak
P Wilayah yang yang terkena dampak
disekltar lokasi rencana Pengembangan
L^^jf^iiav3rp^eba ran
! * d’mpak RSUD Muara Beliti
Kegiatan aktivitas basecamp menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yakni adanya timbulan
sampah. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa
perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap masyarakat berdasarkan skala
kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan sampah masih berada kondisi baik, sehingga
dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan
Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap
masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala
kualitas lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan sampah. Disimpulkan bahwa kondisi
kualitas
> Sifat'-
_______-— ' 5/ • . • ' ': •' ' ■*’ .7 •• ■
'f’.
Kriteria Dampak 7 ..Damp ' Sifat P®ntlng Dampak
No Penting '■ ak^ - ;
TP.
-j^iaTTkomponen lingkungan IP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak__ terkena dampak
-Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
-g^iikatau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak______________________
"Kdteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
oenaetahuan dan teknologi
Jumlah _____ 4 3
— --------------------------------Sifat ng dampak: Penting (P)
—- Pent Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting___________________
timbulan sampah. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan
ketersediaan tempat sampah dan drainase yang memadai. Sehingga dampak gangguan
dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas
lingkungan lain yakni peningkatan timbulan sampah. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah
SK»1** ______________________
ka konsentrasi pencemar (C) dari kegiatan pembangunan fisik gedung j fasilitas pendukung
terhadap parameter kualitas udara ambien dapat dHihat pada tabel berikut.
pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung pada 600 Meter Dari
Permukiman Penduduk
Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara ambien dan penambahan konsentrasi parameter TSP,
SO2, CO dan NO2 maka kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek dapat dilihat
Tabel 3. 36. Skala Kualitas Lingkungan Pada Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung Dan Fasilitas
Pendukung
Konsentrasi Skala •
Parameter . Jumlah . Kualitas’ Ket '
' RLA : Kontribusi /Urigkungary
TSP pg/m3 <18,0 0,004 <18,08 5 Sangat Baik
CO pg/m3 8 <18,64 0,017 <18,67 5 Sangat Baik
SO2 pg/m3 7
<1145,25 0,004 <1145,2 5 Sangat Baik
NQ2 pg/m 3 <0,6 9 0,000 <0,61 5 Sangat Baik
1 4
____ ______ Rata-Rata -~ 5 Sangat Baik
Sumber: Data Primer, 2020
2)Sifat Pe
ntlng Dampak
1
j
fi(iniiwFii'iPn8i's»w «H
41 (1
404 IHII'O
: .V 'Jl§
HMI ..............
HHIUI-I IIMIIIIIIIK’" 1
Keterangan:
dengan total 4 (empat) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 88,62 dBA yang
diukur dari sumber keblsingan dengan Jarak 15 meter. Kemudian dilakukan perhitungan
Keterangan:
• Dump Truck
LTotai = Li + 10 log n
Keterangan:
Berdasarkan persamaan perhitungan total keblsingan untuk alat berat (dump truck)
dengan total 10 (sepuluh) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 74,60 dBA yang
diukur dari sumber kebisingan dengan jarak 15 meter. Kemudian dilakukan perhitungan
kebisingan berdasarkan pada jarak tertentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:
20
LP2 = 74,6 — 10 Log —
2 b
15
LP2 = 73,4 dBA
Keterangan:
Tabel 3. 41. Simulasi Paparan Dampak Kebisingan Akibat Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan
Fasilitas Pendukung
Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat kegiatan pembangunan fisik gedung
dan fasilitas pendukung pada alat berat excavatordan dump truck terhadap jarak disajikan
100.0
20.0
10.0
00
20
S0 320 1,280 5,120 15,000 25,000
Jarak Terhdapat Sumber (meter)
prakiraan, tingkat getaran yang terjadi di sekitar lokasi kegiatan merupakan dampak yang
ditimbulkan dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Adapun
sumber getaran yang dihasilkan berasal dari peralatan berat yaitu EXCdVator yang digunakan
untuk dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Berdasarakan
Muara Beliti.
Hasil prakiraan tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk getaran di wilayah studi masuk kategori
Keterangan:
PPV(Dj = Tingkat kecepatan getaran pada jarak D (mm/det)
PPVref = Referensi tingkat kecepatan getaran
L = Jarak Akseleremator dari sumber getar (m)
D = Jarak sumber getar dengan receptor (rvC)
n = Propagation coefficient = 1,5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50
m di frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk excavator pada saat penggalian sebesar
0,2497 mm/det pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan
pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan maka: pPV(D) = o,2497 mm/det x
(50/600)1-5
= 0,006 mm/det
Berdasarkan hasil prakiraan tingkat getaran yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan
pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dapat dihasilkan bahwa tingkat getaran
dengan Jarak 600 meter (permukiman) akan menghasilkan getaran sebesar 0,006 mm/det.
Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk
tingkat getaran dl wilayah studi masuk dalam kategori sangat baik (skala 5).
fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak,
No • Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
•
r-- *’• P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Peningkatan getaran tidak berdampak
akan terkena dampak langsung terhadap masyarakat yang ada
di sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak hanya
dampak dilokasi rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
fasilitas
4 TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
Sifat kumulatif dampak “TP
* Tidak bersifat” kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat pembangunan
fisik gedung dan fasilitas berlangsung______
berbalik atau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat pembangunan
fisik gedung dan prayj;am^
111-53
Ml
igL- \N'IVM m -m
< '' PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
Ido Unll
tMku Hasil Uji al Wfiln Gunllly
’ Sahwn
mutu(Sl) (Ml) ht Ratln(j(QI) qt* w
Vah
ie (Wl)
- L—————
i uxx>
. v i--------------- 163 0 0,0010 16,3 0,0163
*c U)3 0 •
Ktntowi
.h j 9 8 7 0,1111 «8,8888880 9,87654321
9
—------- 116,666666
! mg X 6
7 14,6 0,1667 19,44444444
7
1 > 1(
W
14 0 - - -
| mc-L
mcX 2 2 0 0,5000 100 50
-
5 AmKSsk mg/L ' 0,5 0,02 0 2,0000 4 8
mg/L 0,06 <0,012 0 - - -
mg/L 10 <5 0 - - -
"1 ' 1
Jr
mg/L |
lis r>
0,1 <0,0041 0 - - -
•i
H
r; P'.’i
■ ■
ai
*. 1-
«1 ai
s
*
■
■ ■ mg/L 1 <0,0024 0 - - -
v
1
0 - - -
ii (M
a •■
r k1'
Tdbel 3. 48. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alan
Idoal
N parameter
r Baku Hasil Uji • . umt
o mutu(SI) (Ml) Value Welght Quallty
Satuan
• 1 •
(D (Wl) ; RaUng (QI) QI*V/I
A. Parameter Fisik__________________________________________
-
— 7D5 mg/L 1000 54 0 0,0010 5,4 0,0054
• DHL •C • 11 0 - -
—
3 ISS rng/L 50 12 0 0,0200 ' 24 0,48
B. parameter Kimiawi
1 pH - 9 7 7 0,1111 77,77777778 8,641975309
3 COD mg/L 10 10 0 - - -
Tabel 3, 49, Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Rawa
Quallty; » 4 ’•
pendekatan adanya pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dengan asumsi
adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan yang dapat
mencemari air permukaan di dalam wilayah studi. Diprakirakan penurunan kualitas air
permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga kondisi lingkungan dengan
Proyek untuk komponen kualitas air permukaan masuk dalam Kategori Baik (Skala 4).
fisik gedung dan fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat
Tabel 3. 50. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Air Permukaan
Nd Sifat
< kriteria Dampak Penting - . Dampak. Tafslran Sifat Penting Dampak
- P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
fasilitas
_____
4 TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat pembangunan
fisik gedung dan fasilitas berlangsung ____
_________________________
Pada saat kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung jumlah alat berat
yang digunakan terdiri dari 4 unit excavator, apabila semua unit digunakan secara serentak
maka jumlah debu yang dihasilkan sebanyak 2,99xlO*10 kg/km x 4 unit = l,20x 1O'10
kg/km.
Q - 5,5xl0~7 Kg/Jam
Q - 0,15316 pg/Detik
Dalam menentukan ska.a iingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
dengan didasarkan dengan pendekatan krt^^ ‘“7" "TT" Pen'nSka,a" k^" J” skala kualitas
Imgkungan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3. 38. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Tingkat Kebisingan
■■
7 * Skala Kualitas Llngkungarr^K^/
N Parameter; Satuan Sangat Buruk Buruk. .Sedang’ jSangafBalk;
o; - . (1) (2) r;. ; ;<3j “g
•
i Kebisingan dB(A) > 75 65-75 55-65 45-55 <45
Sumber: Fandeli, 2013 (dimodifikasi)
lingkungan hidup awal pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung
dilakukan melalui pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara
Beliti. Adapun hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan
Berdasarkan tabel diatas, rona lingkungan awal (RLA) komponen ,ngkungan peningkatan
Fisik Gedung dan Fasilitas Pendukung terhadap Jarak (m) Berdasarkan hasil prakiraan
kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan keaiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas
pendukung, pada jarak 20 m (dari sumber) dari excavator akan menghasilkan kebisingan
sebesar q7 4 dBA dan dump truck akan menghasilkan kebisingan sebesar 72,1 dBA Nilai
tingkat kebisingan tersebut akan menurun dengan Jarak yang semakin jauh. Dapat
disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang kan datang dengan proyek untuk
tingkat kebisingan di wilayah studi masuk dalam kategori sangat buruk (skala 1).
dan fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan
Tabel 3. 42. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Kebisingan Pada Kegiatan
N Sifat
Dampak Tafelran Sifat Penting Dampak.
o Kriteria Dampak Penting •’
'■ ’■
; P . TP
1 Besarnya jumlah manusia yang ; P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
____________________________ P Luas persebaran dampak di sekitar lokasi
2 1 Luas wilayah persebaran rencana Pengembangan RSUD Muara
U 1 dampak Beliti
1_______________
Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
1' dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan
Fasilitas
4 Jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
1 lain yang akan terkena dampak terkena dampak yaitu kesehatan
1 masyarakat_________________________
Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus k a
n re n a kegiatan hanya saat
I1
Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak
N _ p_ TP
o Tafslran Sifat Penting Dampak •
Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitas
berlangsung
-p^iiTalau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
'T hanya berlangsung saat Pembangunan
dampak
" Fisik Gedung dan Fasilitas saja, sehingga
Jika kegiatan pembangunan fisik gedung
dan fasilitas pendukung sudah selesai
maka kualitas udara akan kembali seperti
sebelum adanya pembangunan fisik
gedung dan fasilitas pendukung
'T 'Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
” pengetahuan dan teknolog]______ pendekatan teknologi
J u m 1 a h__________J 3 4
------ Sifat Penting dampak ; Penting (P) ______
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting__________________
C. Peningkatan Getaran
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap
komponen lingkungan yaitu peningkatan getaran. Hal ini yang dapat menyebabkan
meningkatkan getaran yang berasal dari aktivitas alat berat yang melakukan pembangunan
Gedung dan prasarana pendukung yaitu di lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara
Beliti.
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan
yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
a
) Kondisi Rona Ungkungan Awal (RLA)
memprakirakan kondisi rona awal lingkungan tingkat getaran di sekitar lokasi kegiatan
Sifat'
Kriteria Dampak Penting Dampak; TafsIran.SIfat Penting Dampak
No P TP
"(T atau ^
n ak
berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat pembangunan fisik
gedung dan prasarana pendukung saja,
sehingga jika kegiatan pembangunan fisik
gedung dan prasarana pendukung sudah
selesai maka penurunan kualitas air
permukaan akan kembali seperti sebelum___
E. Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap
komponen lingkungan yaitu timbulan sampah. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya
timbulan sampah yang berasal dari sampah dari sisa-sisa bangunan dan aktivitas pekerja
selama kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung seperti sisa makanan,
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan
yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
•’f’bfcl 3, 5G, Pr.jkif.ujd Sifat l'coiing Pampak PeningkaUn /■ ’ ' '"ipa-.au kaCo ^egiainu
f'i'tuij^iifpjihjn l JM1/ fbsn f
,
............................................. .i ■., , ■
dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas
lingkungan lain yakni pada kualitas udara dan kebisingan. Disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan
Dampak gangguan kesehatan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fisik gedung dan
Sifat ’
Kriteria Dampak Penting ; Tafelran Sifat Penting.Dampak
Dampak
TP
^^^teriaTairTsesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
penaetahuan dan teknologi_______
-----jumlah ______ 4 3
----------------- Sifat Pent ng dampak : Penting (P)
- -----— Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
_-----------------
kecelakaan krja akibat penggunaan benda tajam maupun tumpul dalam proses konstruksi
yang kecil. RSUD Muara Beliti juga telah menyediakan alat pemadam kebakaran sederhana
berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada setiap gedung dan lokasi yang berpotensi
gangguan K3 dan K3RS mendapatkan skala kualitas lingkungan sangat baik (skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan K3 dan K3RS dengan
bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak K3 dan
2
) Sifat Penting Dampak
Dampak gangguan K3 dan K3RS terhadap kegiatan pembangunan fisik 9edung dan fasilitas
pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria Penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagal berikut.
2Q(/L Z2
(2n)«Uaz[eXP 2^7
Cj(x.z) “
Keterangan:
_ . = Konsentrasi pencemar dl udara amblen pada jarak x meter dengan ketinggian z
meter (pg/m3)
3) Dengan jarak dari reseptor 600 meter dan tinggi pencampuran 2 m maka untuk nilai
= 26,12
Kecepatan emisi (pg/detik) didapatkan berdasarkan hasil perhitungan emisi bahan bakar
alat berat. Adapun jenis ala tyg digunakan yaitu excavator. Waktu kerja efektif 8 jam dan
jumlah alat berat 4 (empat) unit dengan asumsi 5 liter/jam, sehingga di dapat
Besarnya emisi dari kegiatan pengupasan tanah penutup merupakan perkalian antara
faktor emisi dengan pemakaian bahan bakar. Sehingga berdasarkan praklraan konsumsi
bahan bakar dan faktor emisi tersebut diatas, besarnya kecepatan emisi untuk masing-
Tabel 3. 34. Faktor Emisi dan Kecepatan Emisi Bahan Bakar Alat Berat
Faktor Emisi Bahan Penggunaan Bahan Kecepatan. .
Parameter Bakar Solar Bakar Solar Emisi (Q)
(kg/jam)1) (l/jam) (kg/jam)2> pg/detlk
^fgrtikulat (PMio) 2,0095 160 137,6 0,153
SO2 7,9544 160 137,6 0,606
rd ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI W?-/
dung dan fasilitas pendukung mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedanj
<skala 3>’
yang akan datang dengan pendekatan alat berat selama kegiatan pembangunan fisik
melalui alat berat yang akan digunakan dalam kegiatan pembangunan fisik gedung dan
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kebisingan excavator pada jarak 15 meter yaitu 82,6
dBA sedangkan tingkat kebisingan dump truck adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber
dan 10 (sepuluh) dump truck. Suara bising dari alat berat akan merambat melalui media
rambat (udara) dan akan berkurang menjauhi sumber suara. Analisis total tingkat
kebisingan jika kegiatan bangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung dilakukan dengan
n
4 (empat) excavator 10 (sepuluh) dump truck dalam waktu bersamaan menggunakan
ca vator
Ljatai — Li + 10 log n
Berdasarkan hasil prakiraan, tingkat getaran yang terjadi di sekitar lokasi kegiatan
merupakan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung. Adapun sumber getaran yang dihasilkan berasal dari peralatan berat
yaitu Excavator yang digunakan untuk dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung. Berdasarakan hasil survey diperoleh bahwa belum adanya keluhan
dari masyarakat terkait gangguan kenyamanan akibat dampak getaran yang dihasilkan dari
Hasil prakiraan tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk getaran di wilayah studi masuk kategori
permukiman terdekat. Untuk prakiraan peningkatan getaran yang diakibatkan dari kegiatan
pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50
m di frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk ezcavator pada saat penggalian sebesar
0,2497 mm/det pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan
pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan maka: pPV!D) = 0,2497 mm/det
x (50/600)b5
= 0,006 mm/det
: sifat- .
Kriteria Dampak Penting Dampa ■Tafclran Sifat Penting Dampak
No • ’ ’ • ‘ '■ v ' .k p . TP
•-
— saja, sehingga jika kegiatan pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
sudah selesai maka peningkatan getaran
akan kembali seperti sebelum adanya
kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung
'T" Kriteria lain sesuai dengan T Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu P dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi _pendekatan teknologi
Jumlah ________ 0 7
— Sifat Penting dampak ; Tidak Penting (TP)
-------- Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Tidak Penting
komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas air permukaan. Hal ini yang dapat
peningkatan volume limpasan air permukaan (run off} dapat menyebabkan terjadinya
penurunan kulaitas air permukaan khususnya pada air rawa dan air sungai berada dekat
dengan lokasi kegiatan. Hal ini karena adanya limpasan air permukaan (run off} yang
masuk ke saluran membawa material tanah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
penurunan kualitas air permukaan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan
-
Skala Kualitas Lingkungan ___
Sangat Buruk Sedang Sangat
Buruk (D (2) (3) Baik (4) Baik (5)
>401 301 - 400 201 - 300 101 - 200 0 - 100
a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona
lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang
I3 46 perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air Sungai Kellngl
1 TOS
mg/L 1000 162 0 0,0010 16,2 0,0162
—
2 °C - 103 0 - - -
DHL
3 mg/L 50 5 0 0,0200 10 0,2
TSS
B
. nrameter Kimiawi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P
pH - 9 8 7 0,1111 88,88888889 9,87654321
1
DO mg/L 6 6 14,6 0,1667 100 16,66666667
1 Kadmium
mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
mg/L 1 <0,0024 0 - - -
3 Terlarut
J Krom
Heksavalen mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
4
1
Klorida mg/L 600 5 0 0,0017 0,833333333 0,001388889
5
Sulfat mg/L 400 17 0 0,0025 4,25 0,010625
1 Sianida
7
mg/L 0,02 0,005 0 50 25 1250
Sulfida
____mg/L 0,002 <0,001 0 - - -
Fenol
____mg/L 0,002 0,002 0 500,0000 100 50000
^^eter^likrabiolog 1
C
.
1
otal Koliform
MPN/lOOml 1000 4 0 0 0,4 0,0004
P
^52[Coliform
MPN/lOOml 100 4 1 0 4 0,04
1
—--------- -----------Total 627,13 62286,056
3
99,32
------—___ _______water guaiity indeks
Sangat
Skala
Sumber: Data Primer jmn baik
Tabel 3, 47 □
erhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hilir Air Sungai Kelingi
m
1
o
1DS__________
|
- 55 0 - * *
DHL rt
C ing/L
2 400 25 0 0,0025 6,25 0,015625
—— -
3 —-
-meter
B Kimiawi 7 0,1111 66,66666667 7,407407407
9 6
.
1 P*1___________
— 3 3 14,6 0,3333 100 33,33333333
— rng/L
- DO
mg/L 50 51 0 0,0200 102 2,04
3 BOD mcj/L 4 3 0 0,2500 75 18,75
*
■ Amoniak mg/L - 0,2 0 - - -
Nitrit mg/L 0,06 <0,012 0 - - -
6
7 Nitrat mg/L 20 8 0 0,0500 40 2
Minyak & mg/L - 1 0 - - -
Q Lemak
9 Besi Terlarut mg/L - 3 0 - - -
1 - - -
0
Seng Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0
1 Tembaga 50,000
1
mg/L 0,02 0,04 0 200 10000
Terlarut 0
1 Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
3 Terlarut
mg/L - <0,0024 0 - - -
Krom
1 mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
Heksavaler*
4
1 Klorida - - - -
mg/L 0,5 0
5
1 Sulfat mg/L - 11 0 - - -
6
1
Sianida mg/L 0,02 0,007 0 50 35 1750
7
1 Sulfida mg/L 0,002 <0,001 0 - - -
8
1 0,002 0,005 0 500,00 250 125000
Fenol mg/L
9 00
C. Parameter M i krob lol og 1
1 Total MPN/ 1000 23 0 0 0,23 0,000023
Koliform lOOml 0
2 Fecal MPN/ 2000 4 1 0 0,2 0,0001
Coliform lOOml
----------- Total 620,77 137213,5404
221,04
_____ _____________________water qua/ity Indeks
------------
L
------------------------------------------- Skala Sedang
Sumber: Data Primer, 2020 -. -
Berdasarkan tabel diatas hasil prakiraan penurunan kualitas air permukaan di lokasi
kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal
untuk kualitas air permukaan terutama air sungai di wilayah studi masuk kategori sangat
baik (Skala 5).
(b*,Urf hti!< (Gpo1) V;fnp;h 7*PJ bCfV:f*fc*n fMztem (fon b'zhtszr rfricw:
pcn'jemb^n'jfcn PSUD
fccfcfl Pcrnudwn bC’fd>:*>:f*//5n h*:G ! pi;bh2 (W) dWi'Wl
b) Ur^ubg^n Dengzn
melalui observasi dan pengamatan langsung kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan
langsung RSUD Muara Beliti telah memiliki saluran drainase yang akan alirkan ke sungai
sehingga tidak terjadi air limpasan di lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara
Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa
rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan air limpasan pada kegiatan
Q = 0,278 x C x I x A Keterangan;
Parameter koefisien limpasan air hujan nilainya disesuaikan dengan tata guna lahan pada
kualitas udara dan peningkatan kebisingan, getaran dan air limpasan, serta penurunan
kualitas air permukaan. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak
penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki
111-66
Sifat
: Tafclran.Sifat Penting
No Kriteria Dampak Penting Dampak
Dampak
P T
'V” "Berbalik atau tidak berbaliknya P.T Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak P hanya berlangsung saat pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
saja, sehingga jika kegiatan pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
sudah selesai maka penurunan kualitas air
permukaan akan kembali seperti sebelum
E. Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap
komponen lingkungan yaitu timbulan sampah. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya
timbulan sampah yang berasal dari sampah dari sisa-sisa bangunan dan aktivitas pekerja
selama kegiatan pembangunan Tisik gedung dan prasarana pendukung seperti sisa
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
timbulan sampah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel
berikut.
BF....
2 Tenaga Kerja
Konstruksi yang 150 1,75 0,25 262,5 37,5
pulang __________
_________Total Timbulan Sampah 362,5 52,5
Sumber: Data Primer, 2020
Keterangan: (*) Enri Damanhuri, 2010
Berdasarkan tabel diatas, perkiraan timbulan sampah Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung yaitu 362,5 l/hari atau
52,5 kg/hari. Selain Itu, kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana
pendukung akan menghasilkan timbulan sampah lainnya seperti sisa material, karung
semen, sisa kayu, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan
yang akan datang dengan proyek untuk timbulan sampah di wilayah studi masuk
Tabel 3. 53. Prakiraan Sifat Penting Dampak Timbulan Sampah Pada Kegiatan Pembangunan Fisik
Dampak ■■
No / f'Krlterla Dampak Penting \ > ,-. :;;.^Tafelrah.Slftit Penting Dampak
.. ’P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang ■■
p Timbulan sampah berdampak langsung
akan terkena dampak terhadap masyarakat yang ada di sekitar
lokasi rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak dilokasl dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
melalui sungai dikarenakan beberapa
sisa-sisa material masuk kedalam sungai
akibat limpasan runoff________________
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung_________________
Sifat ,
No Kriterln Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Pentlng.Dampak
• ’■ 'V J ’
P TP
“'F 5i7mFhkomponen lingkungan lain P Menyebabkan gangguan kesehatan
yang akan terkena dampak lingkungan terhadap masyarakat disekitar
lokasi rencana kegiatan RSUD Muara Beliti
terhadap komponen lingkungan yaitu peningkatan air limpasan. Peningkatan air limpasan
terjadi akibat adanya aktivitas pembangunan fisik gedung akan menutupi daerah resapan
dan meningkatkan beban air larian baik langsung ke badan air penerima maupun
drainase.
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
limpasan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
O^„ p/h,lh
^ hmmpak G/inguan K3 dan K3R5 Pada
KKjlhl/in p/-rnb/iri(|Hn^n f Itik Gedung dan facilita^ Pendukung
' at
N 5 pa Tfiftlran Sifat Penting Dampak
» KilMla f' en,,ny 1 k
1
P T Pekerja dan rencana pengembangan
i PSUD Muara Beliti akan tcrd^nnpsi<
yn(ia nkwn akibat adanya potensi bahaya dari alat
yang digunakan dalam proses kontrukii
untuk pekerjaan Pengembangan RSUD Muara Beliti membutuhkan total sejumlah 200
orang. Dan seluruh tenaga kerja pada tahap konstruksi nantinya akan memprioritaskan
tenaga kerja lokal khususnya sebagai tenaga kerja sebanyak ±80 orang. Tentunya
terserapnya tenaga kerja lokal, diperkirakan akan muncul juga usaha penyedia warung
makan, rumah kos/kontrakan dan peluang usaha lain. Pada tahap pra konjruksl
Sifat ,
Kriteria Dampak . Tafslran Sifat Pentlno Dampak *
Penting
N : PDampa
T
o P
tuaswiiiivnl’ persebaran dampak P Wilayah yang yang terkena dampak
"'T dlsekltar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung. __________________
“jumlah komponen lingkungan lain TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
yang akan terkena
terkena dampak
dampak __________
Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
5
berulang/berlangsung terus menerus
Terbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
"7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan
social dan institusi
dan teknologi
Jumlah________________ 4 3
__________Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting
pemrakarsa kegiatan, namun apabila proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi ini
dilakukan dengan transparan serta melibatkan aparatur desa atau kecamatan setempat
maka diperkirakan persepsi dan sikap masyarakat menjadi positif dengan adanya kegiatan
penerimaan konstruksi yang tepat sasaran dan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Disisi
lainnya, kegiatan ini tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian
masyarakat yang terdampak langsung dari kegiatan pembangunan, serta masyarakat dapat
membuka peluang berusaha masyarakat setempat untuk membuka warung makan atau
penginapan untuk tenaga kerja yang berasal dari luar Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara
Beliti.
a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu
■ Sifat .
N Dampa ... ■■■
B, Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap komponen
lingkungan yaitu timbulan sampah. Adapun timbulan sampah ini disebabkan oleh aktivitas
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
sampah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan peoaan^atan langsung terdapat titik
(spot) sampah yang berserakan d-da'arn dan sekitar lokasi rencana kegiatan
pengembangan RSUD Muara Bebb. Kemudian, berdasarkan hasil konsultasi publik (KP)
kekhawatiran yang tinggi akibat adanya timbulan sampah dan rr.encganccu kesehatan
langsung di lokasi kegiatan bahwa rona linckunaan awal (RLA) komponen lingkungan
timbulan sampah pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala
aktivitas tenaga kerja dan pasien RSUD Muara Beliti. Dalam perencanaan rencana
kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti tenaga kerja operasional berjumlah 247
orang, pasien rawat inap dan rawat jalan diprediksi sebanyak 100 orang. Adapun
perkiraan timbulan limbah padat tenaga kerja konstruksi pada kegiatan operasional
J Tenaga Kerja
247 2,00 0,3 494 74,1
Operasional
i
!2 | Pasien Rawat 1 i
100 2,00 0,3 30
inap 200 ; !
|3| 1 Pasien Rawat j
100 1,75 0,25 175 ">S
ii i Jalan 1
!_________________Total Timbulan Sampah___________________ 869 129,1 |
Sumber: Data Primer. 2020
Keterangan: (') Enrt Damanhuri. 2010
pelayanan rumah sakit yaitu 869 l/hari atau 129,1 kg/hari. Disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan yang akan datang dengan pmyek untuk timbulan sampah di
Mdkd
dapat disimpulkan bahwa:
langsung pembangunan disekitar lokasi kegiatan masih sedikit dan dikhususkan bagi
penduduk mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik (skala 5).
Komponen lingkungan perkembangan wilayah pada kondisi dengan proyek tidak jauh
berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan didaerah tersebut
merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan
bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk urbanisasi
Dampak urbanisasi penduduk terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit dapat
berikut.
Sifat
No Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting •’ 7 y
' ;v ♦ *• * \ P T
1 Besarnya jumlah manusia yang T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak______________________________
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat bei kelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
---- berlangsung.______________
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena jjampak
terkena dampak
Sifat -
.'..Kriteria Dampak Penting Dampak Tafclrari Sifat Penting Dampak
•'•'P- :TP
.'
-j^riTiain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan Institusi
pengetahuan dan teknologi______
jumlah _______________ 3 4
—- ------- Sifat Penting dampak : Penting (P)
—" Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting'
34 2 4 Komponen Kesehatan Masyarakat
No
A. Infeksi Nosokomial
1) prakiraan Besaran Dampak
Dalam kegiatan operasional pelayanan rumah sakit berisiko terpapar mikroorganisme
menular (kuman), virus maupun bakteri sebagal epidemi yang dapat menularkan,
tubuh yang dapat menimbulkan luka bakar, iritasi, gatal-gatal dan lain-lain.
penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki
adanya proyek diperkirakan akan meningkat akibat adanya perubahan skala kualitas
lingkungan lain dan operasional pengembangan rumah sakit dengan tingkat pelayanan
yang lebih besar. Sehingga diperkirakan dengan meningkatkan pelayanan, maka akan
sebagai epidemi yang dapat menularkan penyakit. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat di
berikut.
Tabel 3. 72. Prakiraan Sifat Penting Dampak Infeksi Nosokomial Pada Kegiatan Operasional
Pelayanan Rumah Sakit
£ Sifat
r.*. Kriteria Dampak Penting ; -i Tafslran Sifat Penting Dampak'
-. < Dampak.*-.
■■ip >T
No
"Besarnya jumlah manusia r. P P. Pekerja di RSUD Muara Beliti dan
1 yang akan terkena dampak masyarakat disekitar operasional RSUD
Muara Beliti
'T- "Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena
yang terkena dampak
dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya p
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah 4 3
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara terjadi
akibat dari lalu lalang kendaraan yang keluar masuk ke lokasi RSUD Muara Beliti dapat
masyarakat.
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
penurunan kualitas udara yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti
pendukung dan pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik
(skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan dilakukan pada tahap
operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan berupa kendaraan yang lalu lalang
keluar masuk lokasi RSUD Muara Beliti sehinga akan menghasilkan emisi dalam bentuk
III - 95
ih h
«
/U h l'm n h
aainhitr 'L 4, Sfnlik Hdsil Limuli^i Tlnyfal Keblslngan akibat Kegiatan operasional
lasllitas pendukung dan pemeliharaan terhadap Jarak (rn)
7) ^tfai
3, h7f l'/fi7n/tiifi penimg l^impak peningkatan Koblslngan Pada /> g*at,;o ^/priasaaial
f/jsilitas pendukung Dan pemeliharaan
l'—--. {llfrit
Pdznpii Tafslrfin Sifat Penting Rampak
komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas airtanah. Hal ini yang dapat menyebabkan
menurunkan kualitas airtanah dikarenakan adanya dampak timbulan limbah cair dari
kegiatan RUSD Muara Beliti. Adapun parameter air yang akan terkena dampak parameter
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
penurunan kualitas airtanah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti
(skala 5)
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan meningkatkan air
Q = 0,278 x C x I x A
Keterangan:
Q = Laju Limpasan (m3/hari)
I = intensitas hujan tertinggi (mm/bulan)
C = Koefisien limpasan
A = Luas Area (m3)
Parameter koefisien limpasan air hujan nilainya disesuaikan dengan tata guna lahan
Berdasarkan hasil rencana pengembangan RSUD Muara Beliti termasuk pada struktur
D
bangunan padat dengan nilai koefisien (C) yaitu 70 - 90%. ata Intensitas hujan
didapatkan dari data rata-rata curali hujan di Kabupaten Musi Rawas, adapun
Intensitas hujan tertinggi yaitu 516 mm/bulan. Luas lahan rencana pengembangan
RSUD Muara Beiiti yaitu .695 m2 dengan luas lantai bangunan pengembangan
sebesar 49.470
Berdasarkan perhitungan diatas bahwa prakiraan debit air limpasan pada rencana
kegiatan RSUD Muara Beliti yaitu 0,00192 m3/detik. Dapat disimpulkan bahwa
kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk air limpasan di
Tabel 3. 94. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Air Limpasan Pada
Sifat
N Tafslran Sifat Penting Dampak: r
■ Kriteria Dampak Penting Dampak
o ''.-'•-■’•
,P T
1 Besarnya jumlah manusia yang P P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak dilokasi dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasioanal
berlangsung. berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan P Limpasan air permukaan akan
lain yang akan terkena dampak mempengaruhi biota perairan akibat
terbawanya sisa sampah dan sisa material
disekitar lokasi rencana kegiatan RSUD
Muara Beliti
C
□ s
>fat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung saat tahap
operasional
kualitas tanah ini disebabkan oleh aktivitas ceceran oli tanah dan tumpahan air
limbah.
kualitas tanah melalui pendekatan uji laboratorium. Adapun hasil uji kualitas tanah
di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.
yang akan datang dengan proyek untuk penurunan kualitas tanah di wilayah studi
Tabel 3. 97. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perkembangan Wilayah Pada Kegiatan Operasional
Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan
'I Sifat .
N kriteria Dampak Penting Dampak Tafclran Sifat Penting Dampak
o; P TP
1 Besarnya jumlah manusia TP Tidak ada masyarakat yang terkena
yang akan terkena dampak dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
lain yang akan terkena Tidak ada komponen lingkungan lain
dampak yang terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak p
berbaliknya dampak Bersifat berbalik
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
■—— _______Jumlah 3 4
—-------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)_____________
----- —-------Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
U /'iUM t.r,,
H
pfHGEMBAHGAH RUMAH SAKIT UMUM n/ P6 , u fj,. '*S^ MUARA eani
Komponen Transportasi
Keselamatan Lalu Lintas
1) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan
lintas ini disebabkan ’eSe,drnatan ,a,u l,ntas. karyawan yang lalu lalang keluar masuk di fnk=> •
Pas en dan
. '
e9 atan
P.SUD Muara Beliti. '' ' Pengembangan
lalulintas) di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat
61 kendaraan/ jam yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas
mencapai 1.464 kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi
ini diperkirakan sebesar 0,01% dari jumlah lalu lintas harian rata-rata. Maka,
tingkat kecelakaan lalu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.
JKLix 106
TKLi = ------------
LHRix365
TKLi = 0,274
nj?.-.-
a) Kondisi Rona Lingkungan Awai (RLA)
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu
sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara
Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan
kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan 'awal yaitu hal ini
sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan
datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah studi masuk dalam
sebagai berikut.
Tabel 3. 59. Prakiraan Sifat Penting Dampak Kesempatan Kerja Pada Kegiatan Penerimaan
Sifat .
No Kriteria Dampak Penting Dampak r Tafslran Sifat Penting Dampak
‘.i • .....
^P TP •.
berupa air limbah domestic dan non domestic. Air limbah domestic berasal dari
wc/toilet dan non domestic operasi, infus dan lain- lain. air limbah domestic diolah
Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga didapatkan hasil kondisi kualitas lingkungan
yang akan datang dengan proyek untuk timbulan air limbah di wilayah studi masuk
sebagai berikut.
Tabel 3. 61. Praklraan Sifat Penting Dampak Timbulan Limbah Cair Pada Kegiatan Operasional
Pelayanan Rumah Sakit
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P T
P
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang terkena dampak dilokasi dan
dampak sekitar rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti__________________________
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan yakni
berlangsung. selama tahap operasional pada kegiatan
operasional pelayanan rumah sakit________
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak
Berdasarkan tabel dlatas, prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal pada kondisi
bangkitan lalu lintas dengan tingkat pelayanan A atau Sangat Baik yang artinya kondisi
arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Dengan
demikian, kondisi komponen Kelancaran Lalu Lintas Jalan Jalan Pangeran Mohamad
Amin dikonversi menjadi Skala kualitas lingkungan masuk dalam kategori Sangat
Baik (skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Berdasarkan hasil analisis perkiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan
yang menuju Kegiatan RSUD Muara Beliti. Apabila kondisi lingkungan yang akan
datang dengan proyek dalam satu hari terdapat 1.464 kendaraan/hari, maka kondisi
lingkungan yang akan datang dengan proyek sebesar 2.164 kendaraan/hari atau 90
bangkitan arus lalu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.
DS=
c
90
DS =
1246
DS = 0,072
Berdasarkan tabel diatas, prakiraan kondisi dengan proyek pada kondisi bangkitan
lalu lintas dengan tingkat pelayanan A atau Sangat Baik yang artinya kondisi arus
lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Dengan
demikian, kondisi komponen Kelancaran Lalu Lintas Jalan Jalan Pangeran Mohamad
Amin dikonversi menjadi Skala kualitas lingkungan masuk dalam kategori Sangat
2
) Sifat Penting Dampak
E?'-'
Dampak bangkitan arus lalu lintas terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit
dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai
berikut.
Tabel 3. 68. Praklraan Sifat Penting Dampak Bangkitan Arus Lalu Lintas Pada Kegiatan
Operasional Pelayanan Rumah Sakit
Sifat
Kriteria.Dampak Penting. \.. ^Dampak ’vTafsIran SIfiat Penting.D
No ' P/' \ /•-->< ?- -
. Besarnya jumlah manusia yang P TR Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
— akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
—
1 Beliti
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
2
dampak dilokasi dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan p Perubahan persepsi dan sikap masyarakat
lain yang akan terkena dampak sekitar lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti
3 4
- -2.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya
A. Urbanisasi Penduduk
penduduk pada rona lingkungan hidup awal dilakukan melalui bservasi dan
lalu lintas masih berada kondisi baik, sehingga dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat
dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas
lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3 serta adanya
bangkita arus lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang
dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat di wilayah studi masuk daiam kategori
Tabel 3. 71. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada Kegiatan
' Sifat
f ? kriteria Dampak? Penting ■ Dampak , . - Tafelrari Sifat Penting Dampak
/ T
i Besarnya jumlah manusia yang •p.v' T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak
terkena dampak
polutan yang akan menurunkan kualitas lingkungan. Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan
parameter debu (TSP). Adapun perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya
Keterangan:
Pengamatan untuk kondisi lapangan yang ada dan data-data penunjang menunjukkan:
: 0,05 %
• Silt content
: 20 km/jam = 12,43
• Kecepatan kendaraan mil/jam
• Berat kendaraan
: 2 ton
• 1 mil = 1609 m
. 1 lb = 453,6 gr
Tabel 3. 77. Prakiraan Konsentrasi Debu di Lintasan Jalan
Kecepatan ________________■ _______________
No Kadar debu 15 km/jam 20 km/jam 25 km/jam 30 km/jam 35 km/jam
9,32 mll/jam 12,43 mll/jam 15,54 mll/jam 18,65 mll/jam 21,75 mll/jam
Ld eu (Ib/rnil) 0,00002176 0,00002903 0,00003629 0,00004355 0,00005079
1
2
If’— 6700001023 6/o’o6oi228_ _
eu (gr/rnj 0,00000614 0,00000818
J q1 0,00001432
« eu (pg/nP) 0,05135528 0,081828984 0,102302688 0,122 776392 0,143184264
s
t:_______l . r: _ . .
Sumber; Data Prirner, 2020
Berdasarkan hasil prakiraan udara ambien khusus TSI’ (debu) yang dihasilkan dari kegiatan
operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan dengan kecepatan 20 km/jam yaitu 0,0002903
Ib/mil atau
III - 93
0,000818 gr/m atau 0,081828984 |Jg/m 3. Nlla| t|ngkat konsentras| deb(j akan meningkat dengan kecepatan yang
semakin cepat. Jika dibandingkan dengan baku mutu hasil tersebut masih berada dlbawah baku
mutu atau dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek
untuk penurunan kualitas udara amblen di wilayah studi masuk dalam kategori sangat baik
(skala 5).
pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagai berikut.
Tabel 3. 78. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Udara Pada
Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
f' • -•
P T
1 Besarnya jumlah manusia yang P P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak RSUD Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Luas persebaran dampak pada sepanjang
dampak jalan menuju lokasi rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 Jumlah komponen lingkungan P
lain yang akan terkena dampak Terdapat komponen lain yang terkena
dampak yakni kesehatan masyarakat dan
perubahan persepsi dan sikap masyarakat_ _
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena selama tahap operasional
berlangsung_________________________
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama kegiatan
operasional fasilitas pendukung dan
pemeliharaan_________________________
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
Perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
^Pengetahuan dan teknologi pendekatan teknologi__________________
— ________Jumlah 6 1 _______________
■■
e - X-
hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas airtanah yang berasal dari hasil pengujian
kualitas airtanah diperhitungkan dengan metode WMcr Qua//ty Index dapat dilihat pada tabel
berikut.
' -H
0,117
8,5 6 7 70,58823529 8,30449827
6
mg/L 1 <0,012 0 - - -
mg/L 10 ^5 0 - - -
1,000
< T*rtsfut
1
^2/L 1 0,2 0 20 20
0
- Teftsrut I mg/L 15 ''0,6083 0 - - -
i 20,000
„t . rr.g/L 0,05 0,01 0 20 400
0
Wl/WatA j 50 4 0 0 8 0,16
_____. 1 0 1 - - •
■k*-’-
Sifat .
Tafslran Sifat Penting
■ Kriteria Dampak Penting Dompak
Dampak
No P
"T”
t
'$ifat kumulatif dampak p Bersifat kumulatif atau beruinng/ulang
berlangsung terus menerus pada tahap
_______----------------------- operasional berlangsung
terbalik atau tidak berbaliknya TP
-6 Bersifat tidak berbalik
dampak______________________
“Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat pembuatan 1PAL untuk mengelola
nenoetahuan dan teknologi limbah cair
Jumlah 5 2
--------------------------------Sifat Penting Penting (P)
L-----dampak Prakiraan
: Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting_________________
komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas air permukaan. Hal ini yang dapat menyebabkan
menurunkan kualitas air permukaan dikarenakan adanya dampak peningkatan volume limpasan
air permukaan (run of7) dapat menyebabkan terjadinya penurunan kulaltas air permukaan
khususnya pada air rawa dan air sungai berada dekat dengan lokasi kegiatan. Hal ini karena
adanya limpasan air permukaan (run ofi) yang masuk ke saluran membawa material tanah yang
dapat menyebabkan peningkatan kadar TSS pada air permukaan dan air limbah.
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang cfengan proyek dan rona lingkungan dengan
didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan penurunan kualitas air
permukaan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang berasal dari hasil
5
1’1 :'RA<tRAAN DA.W’/W PIN UNO III - 101
I - J, /1J '*
permukaan diperhitungkan dengan metode Wafer Quallt:y Index dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3. 87. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air
Sungai Kelingi
2 °C - 103 0 - - -
DHL
mg/L 50 5 0 0,0200 10 0,2
3 ITSS
B
. larameter Kimiawi ___________
3 89. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alnn
N ■ i m. M u -j * - . - H
s lil-104
i^-!-
on perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Rawa
Tabel 3. yu- _______________________
'.Baku Ideal
N ' * * *. * ' hnihi(Sl HaslIUji ; 2 Unit Quallty .Rat •• • * "
t Value '• QI*WI
Satuan ) (Ml)<. . . Welght lng (QI)Z
> paramet (i) •/ < *
* •. • '
er
3
1
nHI °C - 55 0 - - -
3
Skala Sedang
ier. 202n
G. Perkembangan Wilayah
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap
komponen lingkungan yaitu perkembangan wilayah. Perkembangan wilayah terjadi akibat telah
a)
Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan perkembangan pada rona
lingkungan hidup awal dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung dilapangan di
lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan
pengamatan langsung pembangunan disekitar lokasi kegiatan masih sedikit dan dikhususkan
bagi daerah perkantoran. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi
kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan perkembangna wilayah
■F '
Kecamatan Muara Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya
kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan
mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian tersebut
diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat dikategorikan sebagai
dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan
bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak
kesempatan kerja mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).
proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan didaerah
tersebut merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan
kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah
Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja
operasional dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagal berikut.
Tabel 3. 60. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat Pada Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
Rp"r rr ~~ . "— - . _p TP
-drr'y<i jumlah manusia akan p Masyarakat sekitar lokasi rencana
twkeiu, (Mm(>iik pengembangan RSUD Muai a Beliti________
No > Dampak
T
. /'•; Tafslran Sifat Penting Dampak .
• ■ , * * J •. • - * ■ ■ - - •,
P-
yaitu timbulan limbah cair. Adapun timbulan limbah cair ini disebabkan oleh aktivitas
operasional pelayanan rumah sakit dapat berupa limbah cair domestik dan non domestic.
timbulan limbah cair pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit berdasarkan observasi
dan pengamatan langsung dilapangan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti.
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung terdapat instalasi pengolahan air
limbah (IPAL). Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan
bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan air limbah pada kegiatan
aktivitas operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala kualitas ’^gkungan yaitu
baik (skala 4)
ditinjau beidasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.
Tabel 3. 64. Prakiraan Sifat Penting Dampak Timbulan Sampah Pada Kegiatan
. Sifat .
No Kriteria Dampak Penting Dampak \ Tafslrah Sifat Penting Dampak
P LT
"T* Besarnya jumlah manusia yang P Timbulan sampah berdampak terhadap
** akan terkena dampak masyarakat yang ada di sekitar lokasi
rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak
dampak hanya dilokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasional kegiatan
berjangsung. operasional pelayanan rumah sakit
4 Jumlah komponen lingkungan P Timbulnya persepsi dan sikap masyarakat
lain yang akan terkena dampak negatif dari masyarakat sekitar lokasi
rencana kegiatan RSUD Muara Beliti
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap Komponen lingkungan
yaitu timbulan limbah B3. Adapun timbulan limbah 83 ini disebabkan oleh aktivitas
akan datang dengan proyek untuk timbulan limbah B3 di wilayah studi masuk dalam
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.
■P ■'
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak yakni sebagai berikut.
Tabel 3. 70. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peluang Berusaha Pada Kegiatan
Operasioanl Pelayanan Rumah Sakit
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
M Besarnya jumlah manusia yana TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak__________ dampak
_
luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
2
dampak dlsekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah 3 4
SIUt Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting
yakni adanya timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3 serta adanya bangkita arus lalu
lintas. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa
perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap masyarakat berdasarkan
skala kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3
Unit
c
®ns9“’ n K3 d K3RS
Baku Ide
Paramet ’" .Satua Hnsll Uji al Welq Quality
er n
mutufSI
(Ml) ht Rating (Ql)
qr•v/r
1 ) Valuft
n operasional pelayanan rumah sakit memiliki potensi bahaya
(Wl) berupa ^ggunaan benda tajam
(0
jN -meter Rslk alat-alat_____„___________
ataupun medis.
o
mq/L 1000 163 0 0,0010 16, J 0,0163
WS
-Kondisi Rana Lingkungan Awal (RLA)
7 3 "C dan K3RS• RSUD Muara
pHL Rona awal K3 103 Beliti, 0tergolong
- baik dengan tingkat kecelakaan
- kerja
r
"T ISS yang kecil. so Beliti5 juga telah
mq/LRSUD Muara 0 0,0200
menyediakan 10 pemadam0.2kebakaran
alat
sederhana berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) P ada setiap gedung dan lokasi yang
' B parameter Kimiawi
1 ! rH berpotensi -menimbulkan
9 kebikaran
0 serta membentuk
7 0,1111tim88,88888089 9,87654321
bencana kebakaran. Selain itu
7 DO kegiatan mg/L
operasional 6RSUD Muara
7 14,6 telah0,1667
Beliti sesuai116,6666667 19,44444444
dengan standar SOP dalam
terutama air sungai di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui
dengan asumsi adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan
penurunan kualitas air permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga
kondisi lingkungan dengan Proyek untuk komponen kualitas air permukaan masuk
pendukung dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat
N Sifat- ./
Kriteria Dampak Penting Dampak ’ -.. Tafelfan Sifat Penting Dampak;
o
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap Operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 P Terdapat komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan terkena dampak yaitu kesehatan
lain yang akan terkena dampak masyarakat_________________________
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau berulang/ulang
berlangsung terus menerus pada tahap
operasional berlangsung
6 Berbalik atau tidak berbaliknya Bersifat tidak berbalik
dampak TP
(
Sifat
'Z kriteria Dampak Penting Dampak Tafsirah Sifat Penting Dampak
N® * . '______' ••“*•.■
P TP
-i^^riairrsesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan danuntuk
T Kriteria lain teknologi “
mengurangi dampak
~~5umlah_______________ P dapat pembuatan IPAL dan pembuatan
dralnaseuntuk mengelola limbah cair
------- ---~~ Sifat______________________________________________
5
—----Prakiraan Besaran dan Sifat Penting 2
Dampak: Negatif Penting
Inn (P)
komponen lingkungan yaitu peningkatan air limpasan, peningkatan air limpasan terjadi
akibat adanya aktivitas gedung akan menutupi daerah resapan dan meningkatkan beban
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
limpasan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.
dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung kondisi eksisting lokasi rencana
pengamatan langsung RSUD Muara Beliti telah memiliki saluran drainase yang akan
alirkan ke sungai sehingga tidak terjadi air limpasan di lokasi rencana kegiatan
langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan air
Mikroba melebihi baku mutu yang mengacu parfa Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 07 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan
Tanah untuk Produksi 2-omassa. pengujian pada parameter lainnya masih memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rcna lingkungan
awal (RLA) komponen lingkungan penurunan kualitas tanah pada kegiatan operasional
fasilitas pendukung dan pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu baik
(skala 4)
dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan telah sda teknologi untuk
meminimalisir pencemaran tanah akibat ceceran oli dan limbah cair. Oli termasuk
kategori limbah B3 sehingga dilakukan pembuatan TPS Limbah B3 dan limbah cair akan
dilakukan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan sepb'ctenk untuk
limbah cair domestik. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yar.g akan datang
dengan proyek untuk penurunan kualitas tanah di wilayah studi masuk dalam kategori
Dampak penurunan kualitas tanah terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung dan
Tabel 3. 96. Praklraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Tanah Pada Kegiatan Operasional
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafclran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak____________________________
Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak
dampak hanya dilokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti___________
nrvUMEN ANDAL RKL-PPI
g PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
ya pada mesin genset. Dalam menentukan skala lingkungan akan . na dengan proyek
khu5U5n
pada rona lingkungan hidup awal dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung
dilapangan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Berasarkan hasil observasi
dan pengamatan langsung pihak RSUD Muara Beliti telah melakukan Pengelolaan dan
Pemantauan serta ketaatan terhadap peraturan terkait limbah B3 dengan cara penyediaan
TPS Limbah B3, Data neraca limbah B3 dan Pengangkutan dan pemusnahan limbah B3
dengan pihak berlisensi. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi
kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan limbah B3
pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala kualitas lingkungan
Komponen lingkungan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada kondisi dengan
proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu akan melakukan Pengelolaan
dan Pemantauan serta ketaatan terhadap peraturan terkait limbah B3 dengan cara
penyediaan TPS L|mbah B3, Data neraca limbah B3 dan Pengangkutan dan pemusnahan
- 2 Komponen Transportasi
A. Bangkitan Arus Lalu Lintas
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan
berdampak terhada
komponen lingkungan yaitu bangkitan arus lalu lintas P lalu lintas disebabkan
MSPUn ban9kita arus araan
oleh meningkatnya kendara lokasi dan sekitar lokasi RSUD Muara Beliti
Yar>g lalu lalang di
V
DS=
c
61
DS = ------
1246
DS = 0,049
kualitas pangan s.ap saji d. RS dengan adanya operasional pelayanan diperkirakan akan
bakteri sebagal epidemi yang dapat, menularkan penyakit. Disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap
masyarakat
rumah sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak,
Tabel 3. 73. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Pangan Siap
111-89
saji di RS Pada Kegiatan Operasional Pelayanan Rumah Sakit
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslrah SlfatPentlng Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P
Pekerja dan pasien RSUD Muara Beliti
akan terkena dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 1 Intensitas dampak P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
_____ 1 dampak berlangsung.
I 4 Jumlah komponen lingkungan T
P Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak
5
: 1 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak
L____ P berulang/berlangsung terus menerus
i I__________
i! Serbalik atau tidak berbaliknya
^dampak P Bersifat berbalik
1
7
1 Kriteria lain sesuai dengan T
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
Perkembangan ilmu P
social dan institusi
^Pengetahuan dan teknologi
,—— ________Jumlah
i ----------------------------------- 4 3
p--------------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)______________
bising fungsi jarak. Diasumsikan nilai kebisingan yang dihasilkan dari kendaraan
bermotor adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber (analogi), maka perhitungan tingkat
kebisingan berdasarkan pada jarak tertentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:
Keterangan:
LPi = tingkat kebisingan pada jarak n (dBA)
Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat kegiatan operasional fasilitas
Hasil prakiraan penurunan kualitas alrtanah di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti, maka
dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk
kualitas airtanah di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).
pencemar berupa peningkatan air limbah yang diihasilkan akibat aktivitas RSUD Muara
Beliti. Diprakirakan penurunan kualitas air yang terjadi tidak terlalu signifikan
dikarenakan telah ada pengelolaan lingkungan berupa adanya Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL), sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek untuk komponen kualitas
dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan
Tabel 3. 85. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Air Pada
: Sifat
No Kriteria Dampak Penting . ; Dampak Tafclrari Slfet Penting Dampak'
P' TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
-j
J Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap Operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 ■Jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
lain
yang akan terkena dampak terkena dampak yaitu kesehatan
masyarakat____________
,2 oponen Transportasi
43
3- ' \c5elamatan Ulu Lintas
n praklraan Besaran Dampak
Kilatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap
komponen lingkungan yaitu keselamatan lalu lintas. Adapun keselamatan lalu lintas ini
disebabkan oleh kendaraan pasien dan karyawan yang lalu lalang keluar masuk di
Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona
lingkungan keselamatan lalu lintas yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan
lalulintas) di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat
61 kendaraan/ jam yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas
mencapai 1.464 kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi
ini diperkirakan sebesar 0,01% dari jumlah lalu lintas harian rata-rata. Maka, tingkat
kecelakaan (alu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.
JKLix 106
TKLi =
LHRix365
0,01% x M 64 x J O6
TKLi =
14 64 x 365
TKLi = 0,274
Tab d 3> 99. PinklHwn Slfnl Penllno Dompak Ke^lnnuiinn l.nlii I JIIIM Pmhi
Kc<jlnt»in Opcintilonnl I iislliUis i ondukupjj Dim l’eiimilhmann
Sll 'nt ■■ • * '“"y*»
A. Gangguan Flora
terhadap komponen lingkungan yaitu gangguan flora. Dampak yang ditimbulkan ini
diakibatkan oleh adanya jenis flora yang ikut tercabut dan mati akibat kegiatan
Tabel 3. 101. Prakiraan Sifat Penting Dampak Gangguan flora Pada Kegiatan Operasional
Sifat
N Dampak
Kriteria Dampak Penting Tafelran Sifat Penting Dampak
o
P T
^Besarnya jumlah manusia yang P 7 Tidak ada masyarakat yang • diperkirakan
1 P
akan terkena dampak akan terkena dampak.
n Luas wilayah persebaran T Persebaran dampak hanya d» dalam j
c P lokasi rencana kegiatan saja.
dampak _____________
'intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
p dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
'V p Dampak yang berpotensi terhadap j
'jumlah komponen lingkungan komponen lingkungan lainnya yaitu ;
lain yang akan terkena dampak penurunan keanekaragaman fauna_______
5 Sifat kumulatif dampak TP jDampak tidak bersifat kumulatif ■ terhadap
v/aktu dan kejadian.
1 6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Dampak tidak dapat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TPKriteria lain untuk mengurangi dampak ;
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi pendekatan teknis di bidang pertanian •
dan kehutanan
Jumlah 2 5 1
Sifat Penting dampak : Tidak Penting (TP)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting D a m p a k: Negatif Tidak Penting j
komponen lingkungan yaitu gangguan biota air. Dampak yang ditimbulkan ini diakibatkan
biota perairan khususnya pada sungai kelingi, sungai alan, dan rawa akan berkurang
skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan didasarkan
dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan Oangguan biota air yang
rona lingkungan hidup awal melalui pendekatan hasil uji laboratorium pada air sungai
dan rawa di sekitar lokasi RSUD Muara Beliti. Hasil identifikasi jenis dan kelimpahan
• Plankton
= 2,95 (Sangat Baik)
- Air Sungai Kellngi hulu
= 2,69 (Sangat Baik)
- Air Sungai Alan
= 2,52 (Sangat Baik)
- Rawa
• Benthos
- Air Sungai Kelingi hulu = 1,55 (Sedang)
- Air Sungai Alan = 1,55 (Sedang)
- Rawa = 1,73 (Sedang)
prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan biota perairan pada
kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui pendekatan
perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni penurunan kualitas udara dan
airtanah dan air permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan.
Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek
untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah studi masuk dalam kategori sedang
(skala 3).
Tabel 3, 106. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan Operasional
Sifat
1
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
/0
P T
1 Besarnya jumlah manusia PT Tidak ada masyarakat yang terkena
yang akan terkena dampak P dampak___________________________
luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
darnpak dlsekitarlokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti_________________
3 intensitas darnpak
berlangsung dan lamanya Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung,
. Sifat
Dampa .< Tafclran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting
M * * ■/ - M ’ ’• ' * .
komponen lingkungan
Pk: T
PT
P Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak
sikap masyarakat khususnya bagi tenaga kerja RSUD Muara Beliti. Perubahan persepsi
menghilangnya pekerjaan serta pengahasilan bagi tenaga kerja yang telah bekerja
sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara
Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan
penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan
TV 'UP i l',lllll f
II ll '<* 1 j
PA’Vh*'|»l 1 H
•1 4 '?/>4 j
' V"' ' H!'» h’l'iMt ll'llll lllll
.Ss,..,v-V'-" ! Ml* 1 hU,/O i/w/iiw |
h'l*
1
IhdW I/IMA/J* fllMt J
r 'I ’i"l /’« HMf
/ I/ '■'llhll I
t
ilp
ht.g7uf.'put h dop r.Hr,', tr.e^o prhd'hn*Jl M/f'/H jMfhl/lh drtfi jf'ft/', r,Cr, <j Cr/r,'ii
«.h/rlL O'ffl^vhlll IpiMl Mlf /f’h jfffhlnh U^fr, /r,f/f ^-fr,Cr, < // >/<*/ fjudl yhfi fj ^*AfMf/r,7 76
komponen lingkungan keragaman 17,r a pada kr^.co lingkungan yang akan datang
proyekol kelimpahan jenir, akibat kegiatan operae nr,a\ fao pendukung dan
m. nz
1^. .......
(skala 3).
Maka dapat disimpulkan bahwa:
. Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4
. skala Kualitas (QDP) = Skala 3
• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1
dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai
berikut.
Tabel 3.105. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan Operasional Fasilitas
Sifat-
N
■ Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak:
o
- ,
1 .■'P TP
Besarnya jumlah manusia yang -.'.P Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
1
akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan
terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
_____________J u m la h 4 3
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
B
‘ Gangguan Sanitasi Lingkungan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan menyebabkan Penurunan kualitas
lingkungan yakni adanya penurunan kualitas udara dan airtanah dan air permukaan, serta
~
mg/L 0,5 <0,0024 0 - -
' --------------------
mg/L 0,05 0,01 0 20,0000 20 400
i Lszvaten____
|
<7*rtsl Kdifonn 50 4 0 0 8 0,16
NPN/lOO 1
-
* J —■------ ------ j 0 0 - - -
Co-’- MPN/lOO
------- Total_____________________ 31,14 498,4793
--— Ground water quality indeks 16,01
_________________________________Skala Sangat Baik
----- Sumber: Data Primer, 2020
Hasil praklraan penurunan kualitas airtanah di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti, maka
dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk kualitas
pendekatan uji laboratorium. Kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan dengan asumsi
adanya pencemar berupa peningkatan air limbah yang diihasilkan akibat tidak beroperasi
dengan baik instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Diprakirakan penurunan kualitas air
yang terjadi tidak terlalu signifikan sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek untuk
komponen kualitas airtanah masuk dalam Kategori Baik (Skala 4). Maka dapat
disimpulkan bahwa:
600
6 0 0,001/
Kriteria Dampak Penting
400
- Dampak . Tafslran Sifat Penting Dampak .
1600
No P3fl | TP 0 0,0025 20
OtO2
"Biarnya jumlah manusia yang P0,00-1 0
Masyarakat 50
yang ada di sekitar lokasi
"T 0,002
akan terkena dampak <0,001 0
rencana Pengembangan RSUD Muara 25OC/
’” 0,002 0,001 I 0
JJeliti 500,0000 J
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
0,0973
dampak 1000 sekitar lokasi rencana Pengembangan
Total Kol^l 75 0 0,09_____
RSUD Muara Beliti ________ _
7^Co’Intensitas dampak
iforn1 9 1 37033,0153
IP Intensitas
627,13bersifat sementara, yakni
3
berlangsung dan lamanya selama tahap Pasca Operasional59,13 yaitu
dampak berlangsung. pada kegiatan alih fungsi lahan dan
Skala Sangat baik
bangunan__________________________
4 jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
---- —jSwFw» Primer, 2020
lain yang akan terkena terkena dampak yaitu kesehatan
dampak masyarakat
Tabel 3 114- Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alan
5 Sifat kumulatif dampak—■—■ 1
i . . . . . i, IP Tidak bersifat kumulatif atau i tidak
TaDei □. . . ■ ■ ■_'>
Hasil ,
berulang/ulang berlangsung terus
'.■7, vwjde
AA-T. \ \' tahapQuallty
Unitpada QI * 7/1
BakiM UJI (MO al^menerus pasca operasional
N Satua Vakie Welght Ratlng (QI)
Berbalik atau •mutu( ’ TP ------——
o 6 Parame n tidak SI) BersifatS/HWI)
tidak berbalik
berbaliknya dampak
A. Parameter Fisik
;
1
7 Kriteria lain sesuai dengan
mg/L
TDS perkembangan ilmu 0
____________________________________________
100 54
TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
0 0,0010 5,4
dapat perbaikan IPAL untuk mengelola
1
0,0054 j
5 yaitu
Amoniak mg/L kualitas
penurunan 0,5 air permukaan.
0,02 0 ini yang
Hal 2,0000 4
dapat menyebabkan 8
menurunkan
mg/L 0,06 0,01 0 16,666 16,66666667 277,7777778
6 Nitrit
kualitas air permukaan dikarenakan adanya dampak
7 peningkatan volume limpasan air
; Nitrat
mg/L 10 <5 0 - - -
permukaan
Minyak & (run off) dapat menyebabkan terjadinya penurunan kulaitas air permukaan
Lemak mg/L 1 1 0 1,0000 100 100
X khususnya pada air rav/a dan air sungai berada dekat dengan lokasi kegiatan. Hal ini
&*si Terlarut
mg/Llimpasan
karena adanya ___0,3 air permukaan
0,7 0
(run 3,3333
off) 233,3333333
yang masuk 777,7777778
ke saluran membawa
-
Seng Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0 -
- material
Terldr ut tanah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar TSS pada air perrnukaan.
mg/L
1 ^cdrruum
0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
L K rn menentukan
Terlarut mg/L skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona ngan dengan
1 M
origafl 0,1 <0,0041 0 - -
1 Terlarut didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan
Krom mg/L 1
0,01 0 1 1
4
MPN/lOOml 1
4 ^!^avalen
MPN/lOOml [ 100 mg/L 0,05
, 0,01 0 20 20
_________Total
400 —
watergual/ty/ndeks
.Sifat
. Kdterla Dampak Penting
Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
'• * ■ ’f. • ♦ • *
TP
N Masyarakat yang ada di sekitar loknsl
< ^Bcsamy^ manusia ' yjng
rencana Pengembangan RSUD Muara
> akan terkena dampak
Beliti
adanya penurunan kualitas airtanah dan air permukaan. Dampak tersebut diatas kemudian
dapat menyebabkan dampak turunan berupa timbulnya veetor penyakit terhadap kegiatan
Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.
a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data penemuan dan
penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki persentase 64,04%.
Sehingga dampak gangguan kesahatan masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan
baik (skala 4).
) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
K kes
°mponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan ehatan masyarakat dengan
Sifat
• Dampak
. Kriteria Dampak Penting Tafslran Sifat Penting Dampak
No
P T
Besarnya jumlah manusia P P Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
1
yang akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak P i
kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk d-mpak gangguan kesehatan di
wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).
’-—-^_ydri9 akan terkena dampak [ Masyrakat Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan
' Luas wilayah persebaran Muara Beliti
l | dampak Wilayah yang yang terkena dampak J disekitar
lokasi rencana Pengembangan I RSUD Muara
Beliti I
III- 138
RP-
I PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BEI ITI
lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang
berasal dari hasil pengujian kualitas air permukaan diperhitungkan dengan metode
Tabel 3. 112. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air
Sungai Kellngl
N Paramet
Baku
Hasil
Ideal Unit
Quallty . .
Satuan rnutb(S Valuc Welght
o er I)
Uji (Ml)
(D (Wl) Rntlng (QI) ■■i,-.
A
. irnmetcr Fisik _ ______________
B. Parameter Kimiawi
1 ___________ • 9 B 7 0,1111 08,88888889 9,87654321
U IL’U Terlarut
mg/L 0,3 0,4 0 3,3333 133,3333333 444,4444444
) Seng lerlarut mg/L 0,05 <0,0083 0 • - -
lembaga ’vi
1
1 larut mg/l 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
Kadmium
J lerlarut mg/l 0,1 <0,0041 0 • - -
2
Mangan
B 'erlaiut mg/L
1 <0,0024 0 - - -
ji liek^Jj
mg/l 600 5 0 0,0017 0,833333333 0,001388889
. ___________
mg/l- 400 17 0 0,0025 4,25 0,010625
1 —
mg/l. 0,07 0,005 0 50 25 1250
6 Klorida _
J mg/l. 0,002 <0,001 0 - - -
7 5ulW_______
J
mg/L 0,002 0,002 0 500,0000 100 50000
0 -
J
5ian^ __ -
a )logl
9
G TOtal MPN/ 0,4
1000 4 0 0 0,0004
lOOml j
1 Koliforrn MPN/
100 4 1 0 4 0,04
100ml
2 petal
Total ____________________ 627,13 62286,0563
water guallty Indeks 99,32
Tabel 3. 113* Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hilir Air Sungai Kelingi
B. Parameter Kimiawi
1 pH - 9 8 7 0,1111 88,88888889 9,87654321
J
_ DO mg/L 6 7 14,6 0,1667 116,6666667 19,44444444
3 COD rng/L 10 14 0 - - -
9
Terlarut rng/L 0,3 0,5 0 3,3333 166,6666667 555,5555556
4 5erig rng/l. 0,05 <0,0083 0 - - -
0 Terlarut
n lembaga
Jerlarut rng/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
4 ^'Irniurn
^ Jerlarut rng/l. 0/1 <0,0041 0 - - -
lengan N-
1 rlarut
3 mg/L 1 <0,0024 0 - - -
% Hasil
Baku ideal Unit
Uji . Value
mutu(SI) Welght Quality
(Ml) .. O) Rating (Q|) QI * WI
(Wl)
j 0.02 0,007 0 50 35 1750
i 0.002 <0,001 0
j ___ 0.002 0,005 0 500,0000 250 125000
^r^eter ,M;KTPZ
tr.VHOOml | 10000 ""J
' Tetal KN fomi 2i
V
0,23 0.000023_
> ------- - -—*--------------- - -w-_________
. ^troWonn ! MPN/lCOml | 2000 j 0,2 0,0001
Total_________________ 620,77 137213,5404
miter 221,04
Skala Sedang
permukaan dl lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan
rona lingkungan awal untuk kualitas air permukaan terutama air sungai di wilayah studi
pendekatan uji laboratorium. Adanya kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan maka dengan
asumsi adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan yang dapat
mencemari air permukaan di dalam wilayah studi. Diprakirakan penurunan kualitas air
permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek
untuk komponen kualitas air permukaan masuk dalam Kategori Baik (Skala 4).
dan
Dampak penurunan kualitas permukaan tei hadap kegiatan alih fungsi lahan bangunan dapat
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagal berikut.
e
* 3. 116, Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Alt permukaan Pada Kegiatan
dad 9S%
Dengan demikian, kondisi komponen kesel '
Jalan
Pangeran Mohamad Amin dikonversi meniarli ct,
9 9 ,,ngkun9an
masuk dalam kategori Sangat Baik (skala 5)
yang menuju Kegiatan RSUD Muara Beliti Apabila kondisi lingkungan yang akan datang
dengan proyek dalam satu hari terdapat 1.464 kendaraan/hari, maka kondisi lingkungan
yang akan datang dengan proyek sebesar 1. 514 kendaraan/hari. Maka tingkat kecelakaan
lalu lintas dengan jumiah kecelakaan per tahun sebesar 0,01% dari jumlah kendaraan
JKLixlO6
TKLl
“ LHRix365
TKLi = 0,274
Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai tingkat kecelakaan lalu lintas pada
lokasi ini sebesar 0,274. Maka, dapat disimpulkan tingkat keselamatan pada Jalan
Pangeran Mohamad Amin lebih besar dari 95%. Dengan demikian, kondisi komponen
keselamatan lalu lintas Jalan Pangeran Mohamad Amin dikonversi menjadi Skala
Dampak keselamatan lalu lintas terhadap kegiatan operasional fasilitas Pendukung dan
Tabel 3* 103, r're^iraari r’er.jrig Dampaz f-erfgg:ao Brffyz Pfrr< r&o '•'csSa (jpe'aw&l r a 5 <!:t%S Per /PT'*,'
g ££' Per:^
S'fat
f ‘ Dampak l .’
// | K/fteris Cztr.pzV. fzr.^r.j i T^^ran ?&&& D^T^ak
O 1 ________________ ____________ 1 *-
§ ■
t i -?
7
1
X' c
M '
S 1!
11
<
$s ;
X ,
v?
1 *v l§
A'
1 il II
b I*
>
j P
§y
-v~
>
!
*
1
•I ifp' i
tv b
S «
A v
W il
v H
.■ --- ’Tuai ftiteyah persebaran
i AV
SJ
?■
*Y
iO
y- dampak
n
i___ P
;S
11
0 11
h u
Tj
* Ir,teratas dampak
■
11 ’s
wh
berlangsung dan tamunya
A' i
W 'B Wu!
3nxw
h
tv i\\ *
J :r u)
7i
< !<•
S'
•' !': v
K.' '5
rf
2
Jumlah
’
5I _____________________
r~ ________________Sifat Penting dampak : Tidak Penting (TP) _______________________
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: flegabf Tidak Penting______________
kualitas lingkungan yakni adanya timbulan UmDah cair, sampah dan limbah B3 seria
adanya bangkita arus lalu lintas. Dampak tersebut ciatas kemudian dapat
/■: 111-120
dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara
Beliti, Kecamatan Muara Beliti.
skala kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3
serta adanya bangklta arus lalu lintas masih berada kondisi baik, sehingga dampak
perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu
masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan
skala kualitas lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan limbah cair, sampah dan
limbah B3 serta adanya bangklta arus lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat dl
Tabel 3. 104. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
n Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
i dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
i -------------- ------------------------------ RSUD Muara Beliti
r——: ■ '
**• sifat
N . kriteria Dampak ■Dampa .tafclran Sifat Penting
p Penting . Dampak
k TP
Intensitas dampak berlangsung p
^3 Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung^________________
"T' "j^nriiah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak
kualitas lingkungan yakni adanya penurunan kualitas udara dan airtanah dan air
permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan. Dampak tersebut diatas
terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan
Muara Beliti.
penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki
perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni penurunan kualitas udara dan airtanah
dan air permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan. Disimpulkan
bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak
terkena dampak parameter HCIL. I • Adapun Parameter air Slk' k'mia< dan biologi.
yang akan
Dalam menentukan skala lingkungan akan datan lingkungan dengan didasarkan
dennan 9 proyek dan r°na '-’cnydri pendekatan L- •*.
komponen lingkungan penurunan kualitas airt lteria penetapan skala kualitas
lingkungan seperti pada tabel be^k^ ° ' menJadi 9 dik nVers
lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas airtanah yang berasal
dari hasil pengujian kualitas airtanah diperhitungkan dengan metode IVater Qua!ity
tabel berikut.
u „ Besi Terlarut
mg/L 10 <5 0 - - -
u
1,000
1 0,2 0 20 ______20
0
15
<0,008 .—-
3 0 - -