Anda di halaman 1dari 254

DOKUMEN ANDAL RKL-RPL

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

PEMDAHOLUAM
1.1 Ringkasan Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

1.1.1 Kesesuaian Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2031, bahwa kebijakan penataan ruang

Kabupaten Musi Rawas, meliputi:

a. Pengembangan sektor pertanian dengan pendekatan agropolitan untuk menunjang dan

meningkatkan fungsi kawasan

b. Pemantapan fungsi dan peningkatan kualitas kawasan lindung dan konservasi dalam rangka
menjamin keberlanjutan wilayah

c. Pengelolaan sumber daya pertambangan secara arif dengan tetap mempertimbangkan kondisi

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

d. Pengembangan sistem perkotaan dan jaringan prasarana untuk mewujudkan keterpaduan

wilayah; dan

e. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan Negara.

Adapun stratgei untuk pengembangan sistem perkotaan dan jaringan prasarana untuk

mewujudkan keterpaduan wilayah terdiri atas:

a. Mengembangkan sistem perkotaan dengan pusat-pusat permukiman yang hirarkis dan fungsional

b. Mengembangan sistem transportasi antar moda untuk merangkai dan meningkatkan aksesibilitas

antar wilayah; dan

c. Mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah untuk mendukung kegiatan ekonomi dan

permukiman.

Selanjutnya meninjau lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti yang berada di Desa Muara Beliti Baru,

Kecamatan Muara Beliti maka berdasarkan RTRW kawasn termasuk dalam Pusat Kegiatan Lokal (PKL)

yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi melayani kegiatan skala kabupaten dan beberapa kecamatan.

rwffleaa DOKUMEN ANDAI RKL-RPL


PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti lebih lanjut dapat dikatakan telah sesuai dengan RTRW
BAB I PtNDAHUDJAN I-1

Dipindai dengan CamScanner


Kab. Musi Rawas, hal tersebut merujuk pada Telaah Teknis Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum

Cipta Karya Tata Ruang dan Pengairan Kab. Musi Rawas Nomor 600/8815/PUCKTRP/2019 Tanggal

05 Desember 2019. Telaah teknis yang dimaksud dapat dilihat pada bagian lampiran dokumen ini.

1.1.2 Gambaran Umum Kondisi Ekslstlng RSUD Muara Beliti

1.1.2.1 Layanan Kesehatan

Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD Muara Beliti terdiri atas:

1. Layanan Kesehatan Gawat Darurat

Layanan ini dibuka selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dalam 7 hari seminggu

2. Layanan Kesehatan Rawat Jalan

Layanan kesehatan rawat jalan terdiri atas 8 (delapan) klinik meliputi :

- klinik mata

poli gigi

- poli penyakit dalam

poli bedah

poli kebidanan

poli anak

poli keluarga berencana

- poli medical chekup

3. Layanan Kesehatan Rawat Inap

Layanan kesehatan rawat inap dilakukan di delapan ruang perawatan yang terbagi menjadi

2 kelas perawatan yaitu kelas II dan kelas III. Perawatan kelada II berjumlah 4 ruangan

dengan tempat tidur sebanyak 8 buah, sedangkan perawatan kelas III berjumlah 4 ruangan

dengan tempat tidur sebanyak 14 buah.

4. Layanan Penunjang Medis

Layanan penunjang medis terdiri dari layanan farmasi, radiologi, laboratorium, rekam medis,

fisioterapi, gizi, CCSD

5. Layanan Penunjang Non Medis

Layanan penunjang non medis yaitu laundry dan instalasi pemeliharaan sarana dan

prasarana

BAB I PENDAHULUAN J 1-2

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

1.1.2.2 Data Pasien


Data-data pasien yang berkunjung ke RSUD Muara Beliti pada bulan Oktober

sebagai berikut.
Tabel 1. 1 Data Kunjungan Pasien Menurut Ruang Inap

7 RUANG - RUANG R. KEBIDANAN


■ INDIKATOR DAHLIA ANAK (CELOCIA) "TOTAL;:
Jumlah Pasien Awal 0 1 0 1
Jumlah Pasien Masuk 13 9 2 24
Jumlah Pasien Keluar : 12 10 2 24
Keluar Hidup 0
9 0 0
Pasien Dipindahkan 12 1 2 15
Keliar Meninggal 0 0 0 0
Meninggal < 48 Jam 0 0 0 0
Meninggal > 48 Jam 0 0 0 0
Lama Rawat 29 25 4 58
Hari Perawatan 33 18 4 55
Sisa Pasien 1 0 0 1
VIP 0 0 0 0i
I 0 0 0 0
II 0 0 0 i o
III 33 18 4 55
Non Kelas 33 18 0 51

Jumlah Total 21 13 16 50
Jumlah Hari (Satuan Waktu) 31 31 31 93

INDIKATOR RS
BOR (%) 5,07 4,47 0,81 0,61
LOS (hari) 2,42 2,5 2 2,42
TOI (hari) 51,5 38,5 246 374,79
BTO (kali/waktu) 0,57 0,77 0,13 0,48
GDR (%) 0 0 0 0
NDR(%) 0 0 0 0

Sumber : RSUD Muara Beliti, 2019

Dari data tersebut diperoleh jumlah kunjungan pasien yang menginap masih sedikit, dari rawat ini pasien

yang keluar sembuh dan dirujuk sama jumlahnya.

Tabel 1. 2 Data Kunjungan Rawat Darurat

Jenis ... Total Pasien Tindak Lanjut Pelayanan Mati DI Do


y. * **• . . • < ■-*.\ “yw
No Pelayanan Rujukan . Non a
/ Ugd
. Rujukan Dirawat Dirujuk Pulang ..S
1 Bedah 2 16 2 1 15 0 1
Non
2 3 41 16 4 24 1 1
Bedah/PDL
3 Kebidanan 0 2 2 0 0 0 0
4 Psikiatrik 0 0 0 0 0 0____ 0
5 Anak 0 18 8 0 10 0 0
6 Visum 0 2 0 0 2 0 0
TOTAL 5 79 28 5 51 1 2

BAU I PENDAHULUAN ! 1-3

Dipindai dengan CamScanner


DOKUA\EN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sumber: RSUD Muara Beliti, 2019


Data kunjungan rawat darurat pasien non rujukan lebih besar dari rujukan.
Bila dikaji pasien rawat darurat kembali pulang lebih besar artinya tingkat
kesembuhan pasien baik dari pelayanan terhadap pasien.

Tabel 1. 3 Data Kunjungan Rawat Jalan Januari - Oktober Tahun 2019


Fe Ma - Ag Se Okt
No Nama Ruangan jan Apr Mei Jul. Total
b r Jun u p .
1 R. Dahlia 18 18 15 24 17 11 8 1 12 1 150
5 2
R. Anak 1
2 2 6 3 5 0 0 2 3 9 40
(Edelweis) 0
R. Kebidanan
3 (Celocia) 1 2 6 6 1 4 6 4 7 2 39

Jumlah 21 26 24 35 18 15 16 2 28 2 229
2 4
Sumber: RSUD Muara Beliti, 2019

Data kunjungan rawat jalan pada tahun 2019 RSUD Muara Beliti memiliki 3 ruang yaitu

ruang dahlia, ruang anak (edehveis) dan ruang kebidanan (celocia). Jumlah kunjungan mencapai
229 kali pasien yang menggunkan fasilitas tersebut.

Tabel 1. 4 Data Kunjungan Rawat Jalan Januari - Oktober Tahun 2019


No ■ :
Jenis Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu ‘ Total
' Se Okt •
p
1 Penyakit Dalam 2 1 1 0 3 1 2 1 3 0 14
2 Bedah 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2
3 Kebidanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Anak 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Poli GERIATRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 HIV 0 1 3 0 0 0 1 0 0 0 5
7 Gigi 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
8 TB Paru / DOTS 0 69 9 0 9 0 57 58 0 0 202
Medical Cekup /
9 9 0 0 0 0 0 0 0 38 25 72
MCU
10 Lain-LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL 11 72 13 0 12 1 60 59 4 25 297
4
Sumber : RSUD Muara Beliti, 2019

Data kunjungan rawat inap tahun 2019 sebanyak 297 pasien yang menginap selama tahun

2019 dari bula januari sampai oktober. Pasien terbanyak yang dirawat menyidap penyakit TB

Paru / DOTS sebanyak 202 artinya 68 % pasien menderita

BAB I PENDAHULUAN J 1-4

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

sakit TB Paru / DOTS. Pasien penderita HIV yang berkunjung dl Rumah


Sakit Umum Daerah Muara Beliti ada 5 pasien yang dirawat.
1.1.2.3 Sumber Daya Manusia (SDM)

Manajemen sumber daya manusia sangat berhubungan dengan keputusan dan praktik

manajemen langsung terkait desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan,

pengembangan, pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi serta menjalin hubungan

ketengakerjaan yang baik.

Tabel 1. 5 Jumlah Sumber Daya Manusia di RSUD Muara Beliti


NO. r,,.-'-.i..;-?'.-.:.'
'; PNS; ^?TKS ^^Tbtal;-j;v
1 Direktur RSUD A-V'
Muara Beliti 1 - 1
2 Dokter Umum 2 5 7
3 Dokter Spesialis Bedah 2 - 2
4 Dokter Gigi 2 - 2
5 Dokter Penyakit Dalam 1 - 1
6 Dokter Spesialis Anestesiologi____________ 1 - 1
7 Dokter Spesialis Obstatri dan Ginekologi 1 - 1
8 Bidan Ponek 1 5 6
9 Staff Ruang Anak 2 6 8
1 Staff IGD - 8 8
01 Staff Poli Rawat Jalan - 1 1
1 Staff Rekam Medik - 3 3
1 Staff Ruang Dahlia - 4 4
1 Staff IBS 1 1 2
1 Staff Kebidanan 3 8 11
1 Staff PPATRS - 1 1
1 Staff K3RS - 1 1
1 Staff Farmasi - 1 1
1 Staff Perencanaan 1 1
20 Katim B Ruang Dahlia 1 1
21 Katim A Ruang Dahlia 1 1
22 KARU IBS 1 1
23 KARU Ruang Inap Dahlia 1 1
24 KARU IGD 1 1
25 KARU Rekam Medis 1 1
26 KARU Kebidanan 1 1
27 Pj. Ponjek 1 1
28 ADM & Logistik 1 1
29 KARU Farmasi 1 1
30 Asisten Apoteker 2 2
31 KARU K3RS 1 1
Sumber: RSUD Muara Beliti, 2020

1.1.2.4 Sarana dan Prasarana Ekslstlng

Penampilan sarana dan prasarana pada masa eksisting menjadikan salah satu faktor

bagaimana RSUD Muara Beliti ini di kembangkan. Dari seluruh sarana maupun prasarana yang ada

pada saat ini menjadikan RSUD Muara Beliti harus lebih ekstra untuk membangun atau

mengembangkan Rumah Sakit Umum Daerah Muara Beliti,

yang memang saat Ini ada beberapa bangunan yang memang sudah retak dan tak layak

BAH I PENDAHULUAN : 1-5

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

beroperasi, namun ada juga bangunan yang memang baru saja di bangun dan prosesnya pun

belum rampung. Akan tetapi RSUD Muara Beliti dangat Optimis menjadi Rumah Sakit yang dapat

melayani pasien dengan maksimal untuk kedepannya.

Alih Fungsi Gedung menjadi solusi sementara sebelum adanya peembangunan atau

pengembangan dari RSUD Muara Beliti. Alih Fungsi disini lebih kepada pemakaian gedung atau

ruangan dari gedung-gedung tak layak beroperasi ke gedung atau ruangan yang memang dapat dl

alih fungsikan untuk menjaga keselamatan kerja.

Tabel 1. 6 Kondisi Sarana dan Prasarana di RSUD Muara Beliti


N ^Kondish^ 'Fungsi
Gedung Fungsi^AwaP^ ^v . ■ ■-’J
o~ Sekarang7":
1 Poli Rawat jalan Rusak -
2 IGD/Apotek Rusak -
3 Radiologi lama Rusak -
4 Ruang Gizi / Lab Rusak -
5 Radiologi Baru Baru -
6 Rawat Inap Baru Ruang Kebidanan
7 R. Tunggu / R. masuk Rusak -
8 Rekam Medikal Rusak -
9 ICU / CSSD Rusak -
1 IPSRS Tak Terawat Gudang
0 1 Ruang Rawat Inap IGD dan
Bagus -
1 Farmasi
1 Ruang Laundry Bagus Ruang dahlia
2 1 Dapur Gizi Bagus Aula
3 1 asrama Perawat Bagus ruang rawat jalan
4 1 asrama perawat Bagus ruang anak
5 1 K.Jenazah Rusak
-
6 1 mushola Tak Terawat
-
7 1 OK Rusak -
8

Beberapa dibawah ini adalah gambaran atau hasil foto dari kondisi bangunan yang ada di

RSUD Muara Beliti:

BAH I PENDAHULUAN : 1-6

Dipindai dengan CamScanner


DOKUA\EN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Ruang/gedung rawat inap


Gedung / kamar mayat
(rusak)

Kondisi penampungan air Kondisi Tampak depan Ruang


kurang terawat Tunggu Kondisi Mushola

Kondisi taman di antara Kondisi taman di antara


Ambulance
gedung/ruang OK gedung/ruang OK

Renovasi selasar di
Gedung / Ruang Dahlia
depan gedung rawat
inap dahlia
Tampak selasar dan gedung
IGD

BAB I PENDAHULUAN J 1-7

Dipindai dengan CamScanner


Dapat dilihat terdapat bangunan yang sudah tak layak digunakan, seserti gedung OK,

Ruangan Gizi j Lab, Ruangan Luandry, Gedung atau Ruangan Jenazah, Gedung Rawat Jalan,

Gedung Rawat Inap, Ruang atau Gedung ICU / CSSSD, Mushcla, dan Kondisi Taman yang tidak

terawat- Pada beberapa gedung terdapat tenbck yang retak-retaj. Disisi lain ada juga ruangan

atau gedung yang masih berdiri kekeh ada juga yang masih proses perbaikan dan pembangunan.

1,1,3 Komponen Kegiatan yang Menimbulkan Dampak

Rencana pengembangan RSUD Muara Beliti merupakan tahapan pembangunan lanjutan

untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Oleh sebab itu,

dalam kegiatan in: terdapat dua bangunan pengembangan yang akan diuraikan sebagai berikut.

A. Pra konstruksi
1) Survei dan Sosialisasi Rencana Kegiatan
2) Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi
B. Konstruksi
1) Pekerjaan Persiapan
2) Mobilisasi Alat Berat dan Material
3) Penyiapan dan Penataan Lahan
4) Aktivitas Basecamp
5) Pembangunan Gedung dan Fasilitas Pendukung
C. Operasi dan Pemeliharaan
1) Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
2) Operasional Pelayanan Kesehatan
3) Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan
D. Pasca Operasi
1) Pemutusan Hubungan Kerja
2) Alih Fungsi Lahan dan Bangunan

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMLN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

1.1.3.1 Tahap Prakontruksl

Tahap prakonstruksi adalah tahapan kegiatan sebelum melaksanakan pembangunan

atau konstruksi lahan dan bangunan RSUD Muuara Beliti. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

berupa kegiatan Survei dan Sosialisasi.

1. Survei dan Sosialisasi

Kegiatan survei dan investigasi dilakukan di wilayah yang terletak di sekitar lokasi RSUD

Muara Beliti, dimana lokasi rencana pembangunan sebagian besar merupakan potensi kawasan

permukiman dan perkantoran. Kegiatan ini berupa pengambilan data, Investigasi dan pengukuran

data untuk mengetahui kondisi rona eksisting di wilayah rencana tapak proyek dan sekitarnya

serta pengambilan kondisi kualitas lingkungan. Survei dan investigasi dilakukan untuk

mengetahui kondisi eksisting sekarang serta rencana pembangunan. Kegiatan ini berupa

pengambilan data untuk perencanaan, pengukuran, penentuan lokasi, survei dan investigasi

berupa pemasangan patok dl lokasi rencana pembangunan dan investigasi berupa pengeboran

untuk mengetahui kondisi geologi, pengukuran topografi dan sebagainya. Sedangkan untuk

kegiatan sosialisasi akan dilakukan kepada masyarakat yang berada dl sekitar wilayah kegiatan

untuk memberikan informasi secara transparan rencana kegiatan yang akan dilakukan dari tahap

prakonstruksi hingga tahap operasi. Sosialisasi ini memberikan dampak positif berupa adanya

saran, tanggapan dan masukan dari masyarakat serta instansi terkait yang merupakan bahan

pertimbangan bagi rencana kegiatan. Koordinasi dilaksanakan dengan instansi-instansi terkait

untuk menunjang pembangunan rencana kegiatan.

2. Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi

Kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga

kerja selama kegiatan konstruksi bangunan gedung RSUD Muara Beliti berlansung. Rekrutmen

tenaga kerja ini perlu dilakukan koordinasi sebelum dilakukan tender pembangunan gedung,

sehingga pemenuhan tenaga kerja konstruksi yang akan direkrut oleh kontraktor pelaksanan dan

pengawas berorientasi pada tenaga kerja lokal.

Penerimaan tenaga kerja dilakukan untuk tenaga kasar/pelaksana, menengah dan tenaga

ahli yang disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pada tahap konstruksi. Untuk tenaga

kasar/pelaksana dan tenaga menengah dapat memprioritaskan pengunaan tenaga kerja lokal,

yaitu penduduk di sekitar proyek khususnya masyarakat di Kecamatan Muara Beliti (40% tenaga

kerja konstruksi berasal dari penduduk setempat), sehingga tenaga kerja lokal dapat ikut andil

dan diharapkan terjalin hubungan yang baik antara pihak RSUD Muara Beliti dengan masyarakat

sekitarnya. Adapun Kebutuhan Tenaga kerja Konstruksi dapat dilihat pada Tabel 1.7.

BAB I PENDAhUtUAN 1-9

Dipindai dengan CamScanner


DOKUA\EN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Tabel 1. 7 Kebutuhan Tenaga Kerja Tahap Konstruksi


.i'
KLASIFIKASI JENIS KELAMIN PENDIDIKAN
NO ‘.

. PEKERJAAN: P JML SD SLT SLTA D3 PT/Sl


L
1 Project Manager i 1 , P
- 1
2 Engincering Manager i 1 1
3 Construction Manager i 1 - 1
4 Project Controller i 1 - 1
5 Procurement Manager i 1 1
6 Proses Engineer - 1 • 1 1
7 Mechanical Engineer i 1 1
8 Instrument Engineer i 1 1
9 Electrical Engineer i 1 1
1 Civil Engineer i 1 1
0 1 Welding Inspector 2 2 2 -
1 1 Teknisi Mesin 1 1 2 -
2 1 Teknisi Komunikasi 1 1 - 1
3 1 Safety Engineer/
4 Officer 1 1 1 -
1 Finance & Accounting 1 1 - 1
5 1 Legal 1 1 - - 1
6 1 Juru gambar (Drafter) 1 1 2 - 2
7 1 Tenaga medis - - -
8 1 Operator Alat Berat 2 2 2 -
9 2 Pengemudi 1 1 4 -
0 2 Administrasi dan
1 sekretariat 1 1 - 1
2 Tukang Kayu 12 12 20 6
2 2 Tukang Cat 10 10 10
3 2 Tukang Batu 20 20 30
4 2 Tukang Las dan Bubut 5 5 5
5 2 Instalatir Listrik 20 20 20
6 2 Instalatir Air 15 15 15
7 2 Pekerja bangunan 30 30 46
8 2 Lain-lain (helper) 15 15 15
9 3 Satpam 6 6 - 6
0 20
JUMLAH 198 2 161 23 11 5
Sumber: Analisis Konsultan, 2019 0

Jumlah karyawan yaitu 200 orang yang dibutuhkan untuk mendukung operasional RSUD

Muara Beliti. Selain itu akan dijaminkan terkait jaminan sosial berupa Program BPJS sesuai

amanah UU NO. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Peraturan Presiden

No. 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan Sosial.

1.1.3,2 Tahap Konstruksi

Tahap konstruksi adalah suatu tahapan kegiatan pembangunan fisik dari rencana

proyek akan dilaksanakan. Pada tahap ini kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan sangat

tergantung pada rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam hal pembangunan fisik yang

akan dilakukan oleh RSUD Muara Beliti adalah Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dibawah

BAB I PENDAHULUAN J 1-10

Dipindai dengan CamScanner


DOKUA\EN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Dinas Kesehatan Kab. Musi Rawas, maka dapat dipastikan pelaksanaan pembangunan fisik akan

ditenderkan (lelang proyek), sehingga pada tahapan perencanaan Ini juga harus memperhatikan

ketentuan-ketentuan umum dan khusus bagi Kontraktor Pelaksana maupun Konsultan Pengawas

(Supervisi).

Dengan kondisi saat ini, SRUD Muara Beliti masih berada pada rumah sakit dengan

tipe kelas D. Pada rencana pembangunan RSUD Muara Beliti, dibagi atas 3 (tiga) tahap

pembangunan dan pengembangan, yang meliputi jangka pendek, jangka menegah, dan jangka

panjang.

Tabel 1. 8 Rencana Program Pengembangan RSUD Muara Beliti


Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
Program
•’*•4 (0-5 Th) (5-10 Th) C> lOth) ' <
Pembangunan Fisik RS v V V
Pembangunan Sarana dan
V V
Prasarana
Penambahan SDM V V V
Penyediaan Peralatan V V
Bangunan Komersial V
Bangunan Pelengkap V
Penyediaan Sumber Energi V V
Sumber: Studi Kelayakan RSUD Muara Beliti, 2019

Pada tahap pembangunan jangka pendek pada Jangka 5 (lima) tahun dari sekarang,

ditargetkan berada pada tipe kelas C, atau satu tingkat lebih tinggi dari kelas tipe D pada saat

ini. Dengan pembangunan dan pengembangan yang disesuaikan dengan Peraturan

Kementerian Kesehatan. Pembangunan dan pengembangan jangka pendek ini meliputi

penambahan dari segi Pembangunan Fisik, Penambahan Sumber Daya Manusia, penambahan

peralatan tenaga medis dan juga pengadaan pembangunan sarana dan prasarana. Begitu juga

dengan pembangunan jangka menengah yang di targetkan RSUD dalam 6-10 tahun kedepan

berada di kelas tipe B. Pada akhirnya pembangunan RSD Muara Beliti ada pada pengembangan

jangka panjang dengan target berada pada tipe kelas A pada tahun ke 11 (sebelas).

BAB I PENDAHULUAN J 1-11

Dipindai dengan CamScanner


DOKUVEN AS? Al \kl-RFL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Tabel 1. 9 Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti


i
Luas Lahan Rencana Pengembangan
No j Uraian Jangka Jangka Jangka
Gedung Tapak (m2)
Pendek (<5 Menengah (5- Panjang (> 10
i Tahun) 10 Tahun) Tahun)
i Perkantoran (Adm) 5.000 X _____
2.a Perawatan 3.200 X
2.b Perawatan 3.200 X X X
3 Jenazah 600 X
4 IGD 600 X
5 Asrama 450 X
Laundry, Dapur Dan
6 1.000 X
Gizi
7 Satpam 200 x
S loal 400 X
a Genset 50 X
10 Sekolah 4S0 X
11 Rumah Sincaah 450 X X X
12 1 Rumah Sinooah 200 X
13 1 Komersial 200 X
14 Komersial 200 X
15 1 Komersial 200 X
16 1 Mesjid 400 X
17 1 Pertamina 1.500 X
1S 1 Kolam Depan 240.00 X
19 1 Embung S00.00 X
20 Skaybrid 400.00 X X
A Jalan (Hotmix)
1 P. 985 m LIO m. 9.S50
3 Paving Block
a Depan IGD 6.700
b Halaman Masjid 1.700 i X
c Depan Gedung Utama 600 1 X

C - .x X X
Penanganan Kebakaran
D Trotoar
P. 2.070 m L. 5 m 10.350 X X
E Drainase
P. 1.970 m L. 1 m
1.970 X X
T.0,8 m
F RTH X X X
Luas Lahan Awal 72.695
Luas Lahan
50.510
Pengembangan
Luas Bangunan 49.470
1.040
Embung, Taman, Kolam
RTH 22.185 _____------------------------
Sumber : Studi Kelayakan RSUD Muara Beliti, 2019

Rencana pengembangan RSUD Muara Beliti dilakukan dengan beberapa tahap yaitu

tahap jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pada tahap jangka pendek yaitu

dilakukan 5 (lima) tahun awal rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun kegiatan

konstruksi yang dilakukan pada 5 (lima) tahun pertama yaitu

BAB I PENDAHULUAN : 1-12

Dipindai dengan CamScanner


r~ DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
l V JSL'D

gedung Perkantoran (Adm), Perawatan, jenazah, IGD, Laundry, Dapur dan gizi, satpam, IPAL,

Genset, RUmah Singgah, komersial, masjid, pertamina, kolam depan, serta beberapa lahan

yang akan di paving block, penangan kebakaran, trotoar, drainase dan RTH. Pada tahap jangka

pendek di targetkan RUSD Muara Beliti mejadi tipe kelas C. Pada tahap jangka menengah yaitu

dilakukan dari tahun ke-6 hingga tahun ke-10. Adapun kegiatan konstruksi yang dilakukan pad

tahap jangka menengah yaitu Gedung Perawatan, Gedung asrama, Sekolah, rumah singgah,

komersial, embung, dan skaybrid. Serta membangun unit penanganan unit kebakaran trotoar,

drainase dan RTH. Pada tahap jangka menengah di targetkan RUSD Muara Beliti mejadi tipe

kelas B. Pada tahap jangka panjang yaitu dilakukan dari tahun ke-10 keatas. Adapun kegiatan

konstruksi yang dilakukan pad tahap jangka panjang yaitu Gedung Perawatan, rumah singgah,

dan skaybrid. Serta membangun unit penanganan unit kebakaran dan RTH. Pada tahap jangka

panjang di targetkan RUSD Muara Beliti mejadi tipe kelas A.

Rumusan Perencanaan Fisik Bangunan akan diwujudkan kedalan Rencana Blok

Bangunan/Massa Bangunan (Blok Plan) Kawasan Rumah Sakit dan Penunjangnya. Rumah Sakit

yang yang ada saat Ini akan dilakukan pengembangan dan optimalisasi pada bangunan yang

ada. Selanjutnya Blok Plan dapat dilihat pada bagian lampiran dalam dokumen ini. Selanjutnya

tahapan pekerjaan pada kegiatan konstruksi Ini meliputi pekerjaan persiapan, mobilisasi alat

berat, penyiapan dan penataan lahan, aktivitas basecamp, dan pembangunan fisik bangunan

dan fasilitas pendukung. Tahapan pekerjaan pada kegiatan konstruksi pengembangan RSUD

Muara Beliti diuraikan sebagai berikut.

1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan yang dimaksud disini adalah didirikannya bangunan sementara

penunjang kegiatan konstruksi serta penyiapan lahan. Selain itu juga dilakukan pemagaran

keliling lokasi rencana pembangunan gedung setinggi 3 m dengan menggunakan seng.

Adapun kegiatan persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Pembangunan direksi keet

Bangunan sementara sebelum kontraktor pelaksana memulai pekerjaan ini

diharuskan menyediakan dan mendirikan Direksi Keet berupa bangunan sementara

yang berukuran minimal 8 x 20 m 2. Bangunan sementara ini harus dilengkapi

dengan toilet/ WC dan kamar mandi yang khusus dimanfaatkan oleh Construction

Manager dan para pekerja- Selain itu

BAB I PENDAHULUAN J 1-13

Dipindai dengan CamScanner


dSjgftl DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
YWSW
ih.r

dilengkapi juga dengan bak air, closet, maka harus pula dilengkapi dengan septic

tank dan sumur resapan.

b) Pembangunan kantor dan Basecamp Pekerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor pelaksana dapat membuat kantor

kontraktor pelaksana, barak-barak untuk pekerja atau gudang tempat penyimpanan

bahan (Boukeet), yang sebelumnya telah dapat persetujuan dari pihak Contruction

Manager berkenaan dengan konstruksi atau penempatannya. Semua Boukeet

perlengkapan kontraktor pelaksana dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir

harus dibongkar. Dalam hal ini kantor administrasi proyek dan basecamp akan

memanfaatkan bangunan-bangunan semi permanen yang sudah tidak digunakan

lagi.

c) Pemagaran sementara dan papan nama proyek

Pihak pelaksana pembangunan atau kontraktor diwajibkan untuk membuat pagar

sementara di sekeliling tapak proyek. Pemagaran lokasi proyek ini menggunakan

seng setinggi 3,5 m. Pemagaran ini di fungsikan agar yang tidak berkepentingan

terhadap proyek tidak memasuki areal proyek serta untuk menguradi beberapa

dampak yang diprakirakan akan muncul akubat adanya kegiatan pembangunan.

Selain pemagaran sementara pihak kontraktor juga akan memasang papan nama

proyek.

d) Penyediaan air tahap konstruksi

Pada tahap konstruksi kebutuhan air untuk keperluan domestik tenaga kerja, dan

kegiatan konstruksi. Untuk memenuhi kebutuhan air dengan baik, kontraktor

pelaksana akan menyediakan air yang sebagian bersumber dari air sungai maupun

air PDAM. Sedangkan kebutuhan air minum dipenuhi dengan air isi ulang (air gallon).

Prakiraan kebutuhan air bersih pada tahap konstruksi disajikan Tabel berikut ini.

Tabel 1. 10 Perkiraan Penggunaan Air pada Tahap Konstruksi

Kebutuhan - Kebutuhan'
No Komponen ; > Uraian J'- Air '.. '2
Orang Uter/harI ' (L/hari) ■ (m3/harl) <
1 Pekerja Konstruksi yang
tinggal* 50 150 7.500 7,5

2 Pekerja Konstruksi yang


150 50 12.500 12,5
pulang*
3 49.470 m2
Kegiatan Konstruksi** ± 30/m2 4.066 4,066
(bangunan)
Total Kebutuhan Air 24.066 24,066

BAB I PENDAHULUAN j 1-14

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sumber: * Perhitungan dari Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Dep. PU dalam


Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006
** Perhitungan dari Panduan Sistem Bangunan Tinggi (Juana, 2007)
Keterangan:
untuk konstruksi diasumsikan :
Kebutuhan Air Bangunan: 49.470 x 30 L/hari = 1.484.100 L/hari
:
Masa Konstruksi 12 buian = 365 hari
Kebutuhan air konstruksi per hari : 1.484.100/365 hari
Kebutuhan air konstruksi n^/hari : 4.066 t/hari = 4,066 rrf/hari

2. Mobilisasi Alat Berat dan Material

Mobilisasi dalam konteks ini adalah pemindahan peralatan/material menuju ke

lokasi kegiatan/proyek. Kegiatan mobilisasi peralatan akan dilakukan pada awal

pekerjaan tahap konstruksi, dengan waktu pelaksanaan direncanakan selama 1

minggu. Sedangkan mobilisasi material akan dilaksanakan secara bertahap, selama

kegiatan konstruksi tersebut berlangsung (± 12 bulan). Mobilisasi peralatan dan

material akan dilakukan melalui akses jalan yang ada, yaitu Jalan Pengeran Mohamad

Amin, Jalan HM Soeharto, Jalan Lintas Tengah Sumatera dan Jalan A. Somad Mantap.

Dengan demikian, maka kegiatan tersebut akan sangat tergantung pada kondisi lalu

lintas yang ada, prasarana jalan yang dilalui serta jenis alat angkut yang digunakan.

Dalam kegiatan mobilisasi material pada tahap konstruksi akan mempergunakan

kendaraan transportasi yang disesuaikan dengan kapasitas jalan, dengan frekuensi

sesuai dengan jenis peralatan yang akan diangkut dan volume material yang

dibutuhkan. Kegiatan ini diperkirakan akan berdampak terhadap penurunan kualitas

udara, kebisingan, dan gangguan lalu-lintas.

a) Pengadaan peralatan

Alat-alat yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi antara lain

adalah excavator, dump truck, tower crane, concrete vibrator e/ectric dan wales.

Rute jalan yang dilalui akan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam hal ini Dinas

Perhubungan Kab. Musi Rawas serta Polres/Polsek setempat, termasuk waktu

mobilisasi agar tidak mengganggu lalu lintas yang ada. Jenis peralatan yang

digunakan pada tahap konstruksi ditunjukkan pada tabel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN j 1-15

Dipindai dengan CamScanner


1
DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
5^/J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI /RSUD

Tabel 1. 11 Penggunaan Peralatan Tahap Konstruksi


. JUMLAH
JENIS ALAT /KAPASITAS' ’ BENTUK
NO (UNIT)
i. SCM Tower Radius 50m at 2,3 ton 2 Model FO 23
Crane
2. Passenger 1 ton 2 Passenger
Hoist Hoist Vertical
3. Scaffolding 500 kg 30.000 Rangka pipa
4. Gondola 250 kg 6 Barcket
5. Bar Bender Diameter : 32 4 Portabel
6. Bar Cutter Diameter : 32 4 Portabel
7. Concrete Molen 0,5 m3 3 Molen

8. Concrete Pump 3 Long boom


9. Vibrator 40 volt 3 phase 6
10. Dump Truck 8,4 m3 10
11. Excavator 0,3 m3 - 0,4 m3 4 PC75UU-1
12. Genset 250 kva 250 kva 2 Portabel

13. Theodolite Sokia (digital) 3 Porabel


14. Auto Levels Sokia (digital) 3 Portabel
15. Sumersible Shimizu 2
-
Pumps
16. Stampler Makasa 3400-3600 rpm 2
17. Cutting Whell Makita diameter 355 m 2
18. Cutter Circle Makita diameter 4" 2
19. Pompa Air ShimizulOO It/menit 2
20. Bor Beton Hilti diameter 16 mm 2
21. Bor Baja Hilti diameter 19 mm 2
Sumber : Anafisis Konsultan, 2019

b) Pengadaan Material

Jadwal pengadaan material disesuaikan dengan jadwal pekerjaan mobilisasinya

bertahap dari pekerjaan struktur s/d arsitektur dan peralatan yang digunakan dump

truck sebagai alat mobilisasi. Kendaraan mobilisasi material akan disesuaikan

dengan kelas jalan yang akan dilalui. Rute jalan yang dilalui akan berkoordinasi

dengan pihak terkait dalam hal ini Dinas Perhubungan Kab. Musi Rawas serta

Polres/Polsek setempat, termasuk waktu mobilisasi agar tidak mengganggu lalu

lintas. Jenis dan jumlah bahan material yang digunakan dalam kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada tabel berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN I- 16

Dipindai dengan CamScanner


o
DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
prfcilD

Tabel 1. 12 Material yang Digunakan Untuk Konstruksi RSUD Muara Beliti


Jenls'Alat* Frekuensi
No. jenis Bahan Material
.S ; ’ Angkut Pengiriman
1. Bahan dasar (batu kali, - Awal
krikil/split, batu bata, pasir, Dump Truck pelaksanaan
kapur dan Portland cement - Sesuai order
- Pekerjaan (0-
90%)
2. Bahan kayu (kayu, - Sesuai order
begesting, dolken dan Dump Truck - Pekerjaan (15-
bambu) 50%)
3. Penutup atap (genteng, - Sesuai order
softboard dan hardboard, Truck - Pekerjaan
gypsum board plafon) (50%)
i
4. - Sesuai order
Bahan penutup dinding/lantai - Pekerjaan (15-
Truck 80%)
(keramik, marmer, paros,
granite dan allucoboard}
5. Bahan cetak (buis beton dan - Sesuai order
roster) Truck - Pekerjaan (40-
90%)
6. Bahan besi (besi beton, - Sesuai order
profil, siku, jaring-jaring baja Trailler - Pekerjaan (5-
dan kawat 25%)
7. Bahan alumunium (pintu,
jendela, sunscreen, profil "T" Truck - Akhir
dan strip pelaksanaan
Sesuai oreder
- Pekerjaan (90%)
8. Bahan pipa (pipa PVS SII - Sesuai order
SCJ, S-12,5, medium B Truck - Pekerjaan (5-
galvanis SII) 80%)
9. Bahan finishing (menie,
- Akhir
dempul, plamir dan cat) Truck
! pelaksanaan
- Sesuai order
- Pekerjaan
(90%)
10. Bahan kaca (rayband, - Akhir
polos/bening dan Pick Up pelaksanaan
buram/susu) - Sesuai order
- Pekerjaan
(90%)
11. Bahan sanitair (tangki air,
closet, urlnoir, wastafel, kran - Akhir
Truck
pelaksanaan
air)
- Sesuai order
- Pekerjaan
(90%)
12. Bahan instalasi listrik (kabel - Akhir
listrik, panel, saklar, steker, Pick Up pelaksanaan
fitting dan stop kontak) - Sesuai order
. Pekerjaan
(90%)

BAB I ITNDAHU1UAN 1-17

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

.Jenis Alat Frekuensi


No. . Jenis Bahan Material
v Angkut Pengiriman
13. Alat pengunci dan - Akhir
penggantung (kunci Plck Up pelaksanaan
tanam, engsel dan Sesuai order
grendel) - Pekerjaan
(90%)
14. Bahan pengikat (paku, - Sesuai order
sekrup, mur baut dan Pick Up -__Pekerjaan (0-
angkut baut) ___90%)
Sumber: Analisis Konsultan, 2019

Dalam kegiatan Mobilisasi peralatan dan Material diperkirakan akan

menimbulkan gangguan kelancaran lalulintas yang disebabkan oleh bangkitan lalu

lintas truk pengangkut yang digunakan. Hal ini berdampak pada penambahan

volume lalu lintas Jalan Pengeran Mohamad Amin. Adapun perkiraan jumlah

kendaraan (truk) yang digunakan sebagai berikut :

Pengangkutan material bangunan

49.470 m2 x 2,5 mIII = 123.675 m3

(asumsi Im2 luas bangunan = 2,5 m3 material)

Bangkitan lalu lintas truk

Kapasitas 1 (satu) truk pengangkut = 4 m3

III Penyiapan dan Penataan Lahan

Penyiapan dan penataan lahan digunakan guna menyiapkan lahan yang akan

dibangun sebagai pengembangan RSUD Muara Beliti. Dikarenakan lahan yang akan

digunakan telah ada namun perlu dikembangkan, maka yang dimaksud dalam tahapan

penyiapan lahan sebagai berikut.

a) Pembongkaran Bangunan Lama

Terdapat bangunan yang akan dibongkar atau dirobohkan atau di bongkar.

Pekerjaan Ini dilakukan dengan pembongkaran dari atas kebawah yaitu

BAB I PENDAHULUAN i 1-18

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Lama waktu konstruksi

Jumlah truk

Jumlah truk selama waktu


Konstruksi (pengangkutan)
= 12 bulan = 365 hari*
1 hari (8 jam kerja)*
= 123,675 m3 / 8 m3
= 15.459,375

= 15.459,375 m3 /365 hari


= 42,354 m3 / hari
= 42,354 m3/ 8 m3
= 5,294 truk /hari

BAB I PENDAHULUAN i 1-19

Dipindai dengan CamScanner


m | A IRSUD
|EilTl
DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
cara membongkar gedung mulai dari atap, dinding, tiang, hingga pondasi

bangunan. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan alat berat berupa excavator dan

bulldozer.

b) Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan yaitu kegiatan membersihkan area lokasi dari sisa material

bangunan, tumbuhan atau semak-semak yang dianggap tidak diperlukan.

c) Pematangan Lahan

Pematangan lahan dilakukan dengan cara pengupasan tanah dasar dan pengurugan

tanah timbunan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan untuk

mendapatkan kontur dasar yang sesuai dengan kriteria desain dari fondasi

bangunan yang telah ditetapkan.

Kegiatan penyiapan lahan lahan sendiri akan menimbulkan potensi dampak

berupa penurunan kualitas udara dan debu, peningkatan tingkat kebisingan, dan

peningkatan tingkat getaran. Hal ini juga akan menyebabkan gangguan pada kegiatan

operasional pelayanan kesehatan di RSUD Muara Beliti.

4. Aktivitas Basecamp
Basecamp yang dibangun diperuntukkan bagi para pekerja yang memiliki tempat

tinggal relatif jauh dari lokasi proyek. Pembangunan basecamp diharapkan mampu

mengefisienkan dan memperlancar kegiatan kontruksi. Besecamp ini juga difungsikan

bagi para pekerja yang tidak menetap seperti perencana dan pengawas, basecamp juga

difungsikan sebagai tempat penyimpanan peralatan, bahan dan material. Penentuan

lokasi basecamp disesuaikan dengan lokasi yang tersedia dan tidak berdekatan dengan

ruangan rawat medik rumah sakit namun berdekatan dengan fasilitas MCK. Basecamp

direncanakan berukuran 20 m x 15 m dengan bangunan semi permanen dan bersifat

sementara.

Adanya aktivitas basecamp akan menimbulkan persepsi masyarakat baik bersifat

negatif maupun positif tergantung dengan kondisi pekerja konstruksi itu sendiri. Selain

itu, kegiatan ini akan menimbulkan timbulan domestik seperti timbulan limbah

padat/sampah dan timbulan air limbah domestik, serta menimbulkan vektor penyakit

apabilah kebersihan basecamp tidak dijaga dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN I 1-20

Dipindai dengan CamScanner


R
" DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
• PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
i • bui

5. Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitas Pendukung

Secara umum kegiatan pembangunan gedung dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Fisik gedung terdiri dari pondasi, dan

konstruksi atas menggunakan beton bertulang sedangkan prasarana pendukung seperti

pemasangan Instalasi /nec/^/r^/dan electricaL Sedangkan fasilitas pendukung dapat

berupa pembangunan sarana instalasi sanitasi dan lingkungan (drainase, unit pengolahan

limbah domestik), dan zona penyangga (green be!t). Adapun tahapan dalam pekerjaan

pembangunan fisik diuraikan sebagal berikut.

a) Pekerjaan Pondasl Bangunan

Pekerjaan pondasi bangunan meliputi pemasangan penahan tanah, penggalian tanah,

dan dewatering.

1) Pemasangan penahan tanah {retalning structures)

Retaining wali adalah dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai pendukung

lateral bagi tanah. Penahan tanah {retaining structures) digunakan karena lokasi

galian yang relatif dekat terhadap jalan, sehingga galian terbuka tidak dapat

dilakukan. Retaining structures yang direncanakan adalah contiguous boredpiles

(CBP).

2) Pengalian tanah

Pelaksanaan penggalian tanah dan pemuatan menggunakan alat berat yaitu

excavator. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk Pile Cap, pondasi batu kali, balok

pondasi dan struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti

tercantum di dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan kontraktor agar

pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman. Pengangkutan

tanah galian akan menggunakan dump truckdengan kapasitas 8 m3.

3) Dewatering

Muka air tanah dilokasl rencana kegiatan dapat digolongkan dangkal, sehingga

diperlukan dilakukan dewateringselama pembuatan penggalian tanah berlangsung.

CBP selain berfungsi sebagal retaining structures juga sekaligus sebagal cut-off-wali

yang menjaga air tanah dl luar galian agar tidak ikut berubah pada saat dewatering

dilakukan, Dengan menyiapkan beberapa titik sumur pada area lokasi kegiatan yang

jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan, dan dl luar gedung disiapkan juga titik

sumur sebagai sumur re-charger. Untuk flownya, dari titik sumur pada

BAB 1 I’LNDAHUIUAN ‘ 1-21

Dipindai dengan CamScanner


Dipindai dengan CamScanner
b) Pekerjaan Konstruksi Bangunan (Upper Structure)

Pekerjaan konstruksi bangunan {upperstructure} meliputi: pekerjaan untuk kolom

struktur, struktur balok dan pelat beton yang merupakan bagian dari kerangka struktur.

Selain pekerjaan kerangka struktur juga dilakukan pekerjaan teknik lainnya seperti

pemasangan dinding, pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan langit-langit

gypsum serta pekerjaan lain- lainnya yang bersifat pekerjaan teknik. Pekerjaan upper

structure secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Pekerjaan Struktur Bangunan

Pekerjaan struktur bangunan menggunakan beton bertulang, dengan menggunakan

ready mix. Pada pekerjaan struktur ini terbagi menjadi pekerjaan struktur kolom,

sloof, dan balok. Struktur bangunan menggunakan material beton bertulang cor di

tempat (casf in situ reinforced concrete).

2) Pekerjaan Dinding

Dinding struktur menggunakan material beton bertulang cor di tempat. Dinding

pengisi secara umum adalah dinding bata dengan plaster dan acian semen dengan

kondisi:

- Dinding luar yang berhubungan langsung dengan udara luar akan menggunakan

dinding satu bata setebal 250 mm lengkap dengan plaster dan acian traasram.

- Dinding dalam yang berhubungan langsung dengan ruang-ruang basah akan

menggunakan dinding setengah bata setebal 150 mm lengkap dengan plaster

dan acian traasram.

- Dinding dalam yang tidak berhubungan langsung dengan ruang-ruang basah


akan menggunakan dinding setengah bata setebal 150 mm dengan plaster dan

acian semen

DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

4) Pekerjaan Lantai

Pelat lantai struktur menggunakan material beton bertulang cor di tempat.

Pelat lantai dirancang untuk menerima beban yang berasal dari beban mati dan

beban hidup yang besarnya sesuai dengan fungsi ruang yang ditentukan.

Finlshlng lantai dalam ruangan akan mempergunakan keramik dengan jenis

dlsesual dengan keperluan khusus masing-masing ruangan.

5) Pekerjaan Pengecatan

Ruang-ruang dalam akan mempergunakan cat emulslon berbahan dasar

minyak dan/atau air yang disesuaikan dengan keperluan spesifik masing-

masing ruangan. Cat luar akan mempergunakan cat emulsion weatherproof

berbahan dasar minyak dan/atau air yang disesuaikan dengan keperluan

B?
te
B- BAB i PENDAHULUAN . 1-21

Dipindai dengan CamScanner


spesifik masing-masing area.

c) Pekerjaan Sarana Penunjang

1) Pembangunan Area Parkir

Pembangunan area parkir dengan menggunakan rabat beton dan pengecatan

untuk garis pemisah antar SRP (Satuan Ruang Parkir). Area parkir

direncanakan diperkirakan mencukupi daya tampung kendaraan karyawan,

pasien dan pengunjung pasien.

2) Pembuatan Fasilitas Jalan Lingkungan

Jalan dan pedestrian bangunan rumah sakit materialnya menggunakan paving

block sehingga dapat berfungsi sebagai area peresapan air hujan. Pekerjaan

jalan ingkungan ini dilaksanakan pada saat konstruksi bangunan telah selesai.

3) Prasarana Air Bersih

Untuk memenuhi air bersih untuk operasional rumah sakit digunakan air

PDAM. Untuk cadangan kebutuhan air bersih maka dibangun sarana air bersih

berupa sumur dalam (deep welf). Air dari sumber air ditampung pada

reservoir sebagai air baku dan air untuk pemadam kebakaran, kemudian

sumber tersebut difilterisasi sehingga menjadi air bersih. Air bersih hasil

filterisasi tersebut ditampung dalam reservoir sebagai air bersih.

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL K'Kl-RPl
. PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
l' •♦'V.a, t»..

h\ ■
4) Prasarana Air Hujan dan Drainase

Dalam rangka menata aliran air hujan dl lingkungan rumah sakit maka akan

dibangun sistem Jaringan drainase. Saluran dari atas lubang roof

\ drain (RD) dl beberapa titik sekitar atap gedung diberi jaringan pipa ke

' bawah. Pada Jaringan pipa air hujan tersebut Jadi satu kesatuan dengan

sistem drainase secara horisontak Selanjutnya, air Ini dibuang sebagal ; . air

larian ke drainase kota yang sebelumnya ada sumur resapan untuk

menampung sebagian air yang ada sebelum benar-benar sisanya dibuang ke

drainase kota.

5) Instalasi Listrik

Pemasangan atau Instalasi kelistrikan akan disesuaikan dengan standar

peraturan yang berlaku. Semua kebutuhan energi listrik dipenuhi oleh PT PLN

(Persero). Namun untuk energi listrik cadangan dipersiapkan genset dengan

kapasitas 2000 KVA. Kapasitas tersebut dapat mencukupi semua kegiatan

operasional RSUD Muara Beliti.

r’
6) Sistem Penanggulangan Kebakaran

RSUD Muara Beliti akan dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi

Standar Nasional Indonesia (SNI) dan peraturan gedung yang terkait

kelengkapan itu terdiri atas :

- Tangga darurat.

- Alat penaik tekanan udara

- Fire Sprinkler

- Fire Hidrant

- Fire Alarm

- Portable Fire Extinguisher

& - Detector asap dan panas

- Persediaan air di beberapa lantai.

- Alat komunikasi HT dan pfug in telephone hand set dl setiap lobi Fireman

Uft (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke

pusat pengendali.

Sistem kebakaran ini diintegrasikan dengan Sistem Pengkondisian Udara,

Sistem Pencahayaan, dan Sistem lift lewat Interiocking Main Control Fire Alarm

(MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran. Alarm akan berbunyi baik secara

otomatis maupun secara manual. Informasi di ruang kontrol akan

menunjukkan tempat terjadinya kebakaran dan informasi ini

■’i■

l’. ■ BAB I PENDAHUlUAN ' 1-23

ib •

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEH ANDAL I l.'l ■W
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

diteruskan pada petugas pemadam kebakaran dan regu penolong. Semua lllt

secara otomatis akan kembali ke lantai dasar dan pintunya akan terbuka. Fireman

l/ft (lift petugas pemadam kebakaran) dapat dioperasikan dengan kunci kontrol

oleh petugas pemadam kebakaran dan regu penolong. Pintu-pintu di lobi akan

terbuka secara otomatis dan kipas untuk pasokan udara dltangga darurat akan

bekerja. Pressure Fan di tempat kebakaran akan menyala untuk menalkan tekanan

udara pada ruangan dan Exchaust Fan akan menyala untuk menyedot asap.

Komponen sistem Fire Sprinkler yang terpasang terdiri atas :

a) Sprink/erHead: Sprink/er Headdipasang di setiap lantai perkantoran. Sprink/er

Head yang digunakan mempunyai Standard temperatur pecah 68°C, yang

berarti bila terjadi kebakaran dan temperatur Sprink/er Head mencapai 68°C,

gelas merah Sprink/er Head akan pecah dan air yang berada di dalam instalasi

pipa akan tersembur keluar untuk memadamkan api. Jarak pemasangan

antara Sprink/er Headada\a\\ 3,25 - 3,65 m dibawah langit-langit pada setiap

lantai.

b) Alarm Contro/ Va/ve: Alarm Contro/ Va/ve terpasang pada pipa utama pada

instalasi Fire Sprinkler. Bila air pada pipa utama mengalir. Afarm Contro/

Va/ve akan aktif. Setiap Alarm Contro/ Va/ve dilengkapi dengan Alarm Bell

yang berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa dilantai yang dilalui jalur

aliran air tersebut terjadi kebakaran.

c) Pompa : Pompa yang digunakan untuk melayani Sistem Fire Sprinkler terdiri

atas :

• Pompa Jockey

Berfungsi menjaga tekanan air yang berada di dalam instalasi pipa

Sprink/er agar tetap konstan.

• Pompa Utama

Apabila terjadi kebakaran dalam gedung yang mengakibatkan


pecahnya Sprink/er Head, Pompa Jockey akan beroperasi lebih dulu.

Namun, mengingat kapasitas Pompa Jockey yang terbatas, maka


bila mana terjadi kebakaran yang berlanjut dan menyebabkan

pecahnya Sprinkler lebih banyak, pompa utama akan beroperasi


secara otomatis. Pompa Utama dikendalikan Oleh Pressure Switch

yang terletak di dalam Pressure 7a/j/rdarl sistem.

BAB I H T'! il.-i'JAN 1-24

d) Pressure Tank\ Fungsi Pressure Tank adalah menjaga aliran air yang melalui
Instalasi pipa Sprinkler yang dipompakan oleh pompa Jockey tetap konstan.
e) Seamese (Sambungan Dinas Kebakaran) : Sesuai dengan namanya, Seamese

Dipindai dengan CamScanner


DOKUA\EN ANDAL RKL-RH
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

digunakan oleh personel Dinas Kebakaran sebagai sambungan yang

menghubungkan tangki mobil Dinas Kebakaran dengan instalasi pipa


Sprinklerdalam gedung.

f) Instalasi Pipa Sprinkler : Instalasi pipa Sprinklerterdiri atas instalasi pipa


didalam gedung dan instalasi pipa dalam ruang pompa.

g) Tangki persediaan air (reservoir tank): Sumber airnya berasal dari sumur
tanah dalam (Deep WeU). Persediaan air minimal untuk menanggulangi

kebakaran bergantung pada kebutuhan untuk hidrant dan Sprinkler, sesuai


peraturan yang berlaku.

7) Sistem Pengkondisian Udara/Air Conditioning


• Pengkondisian udara dilakukan pada bangunan dan ruang-ruang khusus yang
disyaratkan.
• Pengkondisian udara dengan sistem SpHt Air Conditioner,
• Ruang-ruang tanpa pengkondisian udara dilengkapi dengan sistem ventilasi
mekanis (Fan dan B/ower).

8) Sistem Penyediaan Gas medis


a) Sistem penyuplai udara tekan
Sistem ini terdiri dari 5 bagian penting :

✓ Unit Kompresor dan Tangki udara


Unit ini dilengkapi dengan kompressor udara yang tersambung secara
parallel dengan tangki udara. Udara bisa mencapai 500 liter
tergantung pada kebutuhan pemakaian dan tekanan udara maksimal di
dalam tangki adalah 10 bar. Tangki udara dllengkapai ’ dengan safety valve,
manomcter, kontak manometer dan vafve
pembuangan

/ Umt Pengering udara

Unit ini berfungsi mendinginkan udara (suhu yang dicapai 2°q sehingga

terjadi kondensasi. Air yang dihasilkan dibuang, sehingga udara yang telah

melewati unit pengering ini adalah udara kering

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

✓ Unit Penyaring udara (Filter)


Unit Ini berfungsi menyaring udara. Terdiri dari mikro filter dan actlve

carbon filter. Udara yang telah melewati unit filter bersih dari partikel-

partikel padat.

✓ Unit Regulator Tekanan


Unit Ini berfungsi mengatur tekanan udara ke pemakai. Tekanan udara

yang dipakai oleh user adalah 5 bar.

/ Unit Pengontrol

Unit Ini berfungsi mengendalikan kompresor secara otomatis. Unit ini

terdiri dari Circuit breaker, Proteksi beban lebih, Saklar otomatis.

Pressure Switch yang dipasang pada jaringan pipa di belakang Unit

Kompresor berfungsi untuk mengatur level tekanan yang diinginkan.

Kontak manometer berfungsi untuk memberi tanda kekurangan tekanan.

Udara tekan dipakai untuk keperluan respirator pada pelayanan intensif

dan kegiatan operasi di ruang bedah.

b) Sistem penyuplai vakum


Sistem ini terdiri dari 3 bagian penting yitu: Unit pompa vakum termasuk
tangki, Unit sklar tekanan {Pressure switch), dan Electric Controi Unit.
Sistem ini digunakan untuk keperluan pengisapan calran/kotoran yang
terdapat pada pasien. Unit ini bekerja secara otomatis dan pemakaiannya
terus menerus selama 24 jam.

c) Sistem penyuplai Oksigen dan Nltrous Oxlde


Sistem Ini terdiri dan 2 bagian penting yaitu bangku tabung gas dan
Regulator tekanan dan unit pengganti semi otomatis. Bangku tabung gas
terdiri dari : Tabung gas, Heater tekanan tinggi, Check va/veiv, Shut
offvaive, Manometer kontak, Sinter filter.

d) Oullct Cas Medis


Outlel gas medis dipasang pada tembok dan digantung pada plafon.

Konstruksi outlet gas medis dibedakan menurut nama gas. warna dan ukuran

drat/sekrup. Konektor dlp.isoiuj sedemikian rupa suhingga konektor gas yaw

*” 'ni,suk ,let

DOKUMEN ANDAI RKL-RPL


J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Dipindai dengan CamScanner


Secara detail persyaratan fisik bangunan RSUD Muara Beliti akan mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
■ - Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit. 111 ’ •
1.1.3.3 Tahap Operasi dan Pemeliharaan
i' _■

Tahap operasi merupakan tahapan pascakonstruksi yang menajalankan kegiatan


operasional rumah sakit itu sendiri, baik itu aktivitas utama maupun aktivitas pendukung.
Terdapat beberapa kegiatan dalam tahap ini yang diuraikan sebagai berikut.
*%*•

1. Penerimaan Tenaga Kerja Operasional


Untuk memenuhi tenaga kerja untuk operasionalnya, maka secara umum RSUD Muara Beliti akan
melakukan rekrutmen dengan 2 (dua) cara yaitu
1) dengan rekrutmen CPNS, mengingat RSUD Muara Beliti merupakan BLUD dibawah Dinas
Kesehatan Kab. Musi Rawas; dan 2) dengan rekrutmen untuk honorer atau kontrak sesuai
dengan kebutuhan. Kebutuhan sumber daya manusia di RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

! PENDAHULUAN 1-29

Dipindai dengan CamScanner


* PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
KSl'D

Tabel 1. 13 Kebutuhan SDM RSUD Muara Beliti


Juml Jangka pendek . .. Jangka menengah
N /■j. ■ ' -
ah (0-5 thj /; (6-10 th) Jangka panjang (> 11
o Jenis pekerjaan Lant Tipe C. (100 • Tipe B (200 TT) th) TJpe A (400 TT)
.C-'*-;? ai TT)Stand J.. Standar 1 Tambah 1 Standar j Tambah 1
1 TENAGA MEDIS ar Tambah
Dokter Umum 7 9 2 12 3 i 18 6i
Dokter Gigi Umum 2 2 3 1 i______1_____
Dokter Spesialis Dasar 4 2 3 1 is !
1 3
Dokter Spesialis Penunjang 1 Ti 2 1 1 3 l_2________
Dokter Spesialis Lain 1 1 13 JJ_____1_____
Dokter subspesialis 1 1 1 2 |1 1
Dokter Spesialis Gigi Mulut i 1 1 1 1“ 1
2 KEFARMASIAN ____
]Apt Sbg Kepala 1 i - 1 - 1 1
Apt di R Jalan 2 2 4 2 5 i1
Apt di R Inap 1 4 3 4 - 5 iii
Apt di IGD - 1 1 1 1 -i
Apt di ICU - 1 1 1 1-1
Apt Koord Distribusi 1 1 - 1 - 1 -
Apt Koord Produksi 1 1 1 - 1 1 -i
3 KEPERAWATAN 44 1
Perawat 100 I 1
Bidan 4 i
4 TENAGA KESEHATAN LAIN (NON KEPERAWATAN) 18 50
5 TENAGA NON MEDIS
Radiografer 6 Tin
— -
Tenaga Gizi 9
Analis Kesehatan 7 ..,
5
ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN 38
Jumlah 238 9
TOTAL_________________________________________ 247 |

BAB I PENDAHULUAN j 1-31

Dipindai dengan
CamScanner
DOKUA\EN ANDAL RKL-RH
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

2. Operasional Pelayanan Rumah Sakit

Kegiatan ini merupakan kegiatan pelayanan kepada calon pasien dan pasien rumah

sakit serta kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan rumah sakit.

Kegiatan pelayanan kesehatan RSUD Muara Beliti meliputi :

a) Alur Pelayanan

Tahapan alur pelayanan kesehatan RSUD Muara Beliti berawal dari proses pendaftaran

pasien kemudian terdapat beberapa alur pelayanan sesuai jenis pelayanan seperti

pasien rawat jalan, pasien rawat inap dan pasien rujukan. Untuk lebih jelasnya tahapan

alur pelayanan tersebut tersaji sebagai berikut :

a. Alur Pendaftaran Pasien

b. Alur Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap

c. Alur Pelayanan Pasien Rujukan

Gambar 1. 1 Diagram Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan dan Inap

I’.AE • ■ «’A\ • 1-32

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN At.DAL RKl-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Gambar 1. 2 Diagram Alur Pelayanan Pasien Rujukan

b) Pelayanan Medik

Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat (emergency care) adalah bagian dari pelayanan kedokteran

yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu segera (imediately) untuk


menyelamatkan kehidupannya (life saving). Instalasikesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan gawat darurat disebut dengan nama Instalasi Gawat


Darurat (emergency unit). Pelayanan Gawat Darurat diselenggarakn 24 (dua puluh

empat) jam sehari secara terus menerus. Kelengkapan pelayanan gawat darurat
sendiri diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 856/Menkes/SK/IX/2009

tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Adapun ketentuam
umum IGD rumah sakit meliputi:

1) Luas bangunan IGD disesuaikan dengan beban kerja RS dengan


memperhitungkan kemungkinan penanganan korban massal/bencana

2) Lokasi gedung harus berada dibagian depan RS, mudah dijangkau oleh
masyarakat dengan tanda-tanda yang jelas dari dalam dan dari luar Rumah sakit

3) Harus mempunyai pintu masuk dan keluar yang berbeda dengan pintu utama
(alur masuk kendaraan/pasien tidak sama dengan alur keluar) kecuali pada

klasifikasi IGD level 1 dan 2.


4) Ambuians/kendaraan yang membawa pasien harus dapat sampai di depan pintu

yang areanya terlindung dari panas dan hujan (catatan:

I' . RSUD
‘ .^VAtAHU»

untuk lantai IGD yang tidak sama tinggi dengan jalan ambulans harus membuat

ramp)

5) Pintu IGD harus dapat dilalui oleh brankar


6) Memiliki area khusus parkir ambulans yang bisa menampung lebih dari
BAB I PfNDAHUlUAN i 1-33

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN At.DAL RKl-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
2 ambulans (sesuai dengan beban RS)
7) Susunan ruang harus sedemikian rupa sehingga arus pasien dapat lancar dan

tidak ada "cross infection”, dapat menampung korban bencana sesuai dengan
kemampuan RS, mudah dibersihkan dan memudahkan kontrol kegiatan oleh

perawat kepala jaga


8) Area dekontaminasi ditempatkan didepan / diluar IGD atau terpisah dengan IGD

9) Ruang triase harus dapat memuat minimal 2 (dua) brankar


10) Mempunyai ruang tunggu untuk keluarga pasien

11) Apotik 24 jam tersedia dekat IGD


12) Memiliki ruang untuk beristirahat petugas (dokter dan perawat)

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


856/Menkes/SK/IX/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) terdapat
klasifikasi pelayanan Instalasi Gawat Darurat Terdiri dari:
1) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level IV sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas A.
2) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level III sebagai standar minimal untuk
Rumah Sakit Kelas B.
3) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level II sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas C.
4) Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Level I sebagai standar minimal untuk Rumah
Sakit Kelas D.

Selain itu terdapat jenis pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) berdasarkan

Level mengacu pada Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor


856/Menkes/SK/IX/2009 Tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD), sebagai

berkut:
1) Level I

• Diagnosis & penanganan: Permasalahan pada A: Jalan nafas (a/rway


problem), B: Pernafasan (Breathing problem) dan C: Sirkulasi pembuluh

darah (Circuiation problem)


• Melakukan Stabilisasi dan evakuasi

BAB I PFNDAHUUJAN ’ 1-34

BAB I PfNDAHUlUAN i 1-33

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-EpL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Level II

• Diagnosis & penanganan: Permasalahan pada A: Jalan nafas (airv/ay

problem), B: Pernafasan (Breathing problem) dan C: Sirkulasi pembuluh

darah (Circulation problem)

• Penilaian Disability, Penggunaan obat, EKG, defibrilasi (observasi HCU)

• Bedah cito

3) Level III

• Diagnosis & penanganan: Permasalahan pada A, B, C dengan alat- alat yang

lebih lengkap termasuk ventilator

• Penilaian disability. Penggunaan obat, EKG, defibrilasi

• Observasi HCU/ R. Resusitasi

• Bedah cito

4) Level IV

• Diagnosis & penanganan: Permasalahan pada A, B, C dengan alat- alat


yang lebih lengkap termasuk ventilator
• Penilaian disability, Penggunaan obat, EKG, defibrilasi
• Observasi HCU/ R. Resusitasi-ICU
• Bedah cito
Pelayanan Medik Umum
Pelayanan medik umum di rumah sakit meliputi kegiatan :
5) Pelayanan Medik Dasar
6) Pelayanan Medik Gigi Mulut
7) Pelayananan Kesehatan Ibu dan Anak
8) Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Medik Spesialis Dasar

Pelayanan medik spesialis dasar dirumah sakit meliputi kegiatan:

1) Pelayanan Penyakit Dalam

2) Kesehatan Anak

3) Bedah

4) Obstetri dan Ginekologi

Pelayanan Medik Spesialis Penunjang

1) Pelayanan Anestesiologi

2) Pelayanan Radiologi

3) pelayanan Patologi Klinik

BAR I 1’iNDAHULUAN \ 1-35

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
- J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI pjnsUO
L T ■_*> L'* 9 * H.'!.

Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut

Pelayanan medik spesialis gigi mulut meliputi (salah satu) : bedah mulut,

konservasi/endodonsi, orthodontl, periodonti, pedodonsi, dan penyakit mulut

c) Pelayanan Kefarmasian

Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan pengelolaan sediaan farmasi, alat

kesehatan, dan bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Dalam Apotik

Rumah Sakit dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

- Membuat dan mensterilisasi obat injeksi

- Membuat obat yang sederhana

- Memberikan (dispensing) obat, bahan kimia dan preparat farmasi

- Mengisi dan memberikan etiket pada semua Container yang berisi obat dan

diberikan kepada pasien maupun lain bagian di rumah sakit

- Mengawasi semua pharmaceutica! suppHes yang dikirimkan dan digunakan di

berbagai bagian rumah sakit

- Menyediakan persediaan antidotum dan lain-lain obat untuk kegiatan darurat

(emergency drugs)

- Mengawasi pengeluaran obat narkotika dan alkohol serta membuat daftar

inventory

- Membuat spesifikasi dari pembelian semua obat, bahan kimia, antibiotika,

biologicals dan preparat-preparat farmasi yang dipakai dalam pengobatan pasien di

rumah sakit.

- Memberikan informasi mengenai perkembangan terbaru tentang berbagai obat

kepada para dokter, perawat dan orang-orang lain yang berkepentingan

- Melaksankan keputusan-keputusan yang diambil oleh panitia pharmacy dan

therapeutics obat dan perbekalan bidang farmasi yang karena sesuatu hal

(kadaluwarsa, rusak), sehingga tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan

harus dimusnakan sesuai dengan surat Keputusan Menteri Keuangan no. 489 tahun

1995 mengenai kebijakan penghapusan asset (rumah sakit) dan keputusan menteri

kesehatan ri no. 280/menkes.sk/v/ 1981 tentang teknik pelaksanaan pemusnahan

obat pemusnahan obat tersebut di atas dilakukan oleh apoteker pengelola bersama

petugas apotik disaksikan petugas yang ditunjuk oleh kepala balai pemeriksaan

obat dan makanan (bpom).

BAB I PENDAHUtUAN 1-36

Dipindai dengan CamScanner


PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD/ MUARA BELITI

c> Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan pelayanan keperawatan dan keb^dananan

merupakan kegiatan asuhan Keperawatan dan asuhan kebidanan

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan karena adanya ke.emahan

fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan, untuk

melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan dilakukan dalam

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan

serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan utama

{primary health care) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi

keperawatan.

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab praktek

protes; bidan dalam sistimpelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan

kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan

keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya

kelurga kecil bahagaia dan sejahtera.

e) Pelayanan Rawat Inap

Jumlah tempat tidur perawatan kelas 3 paling sedikit 30% (dua puluh persen) dari

seluruh tempat tidur untuk rumah sakit milik swasta.

Jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh

tempat tidur untuk rumah sakit milik pemerintah dan rumah sakit milik swasta.

Jumlah tempat tidur untuk ruang perawatan inap yang direncanakan di RSUD □pe C

sebanyak 100 TT yang akan dibagi habis dalam jenis kelas perawatan dan dilakukan

secara berrahap.

Tabel 1. 14 Rencana Jumlah Ruang Rawat Inap di RSUD Muara Beliti

■ Ruang Perawatan ! Jumlah 1 Persentase


No1!
1 1 NICU/PICU TT 4 | 4%
j21 ________HGU________ 6 1 6%
3 ________VIP_________ 15 15%
i 4 Kelas 1_______ 14 14%
5 Kelas 2_______ i 24%
1 6I 1 Kelas 3 31 31% i
7 Isolasi 6 I 6%
1 Jumlah 100 j 100%
Sumber: Study Kelayakan RSUD Muara Behti, 2019

I - 37

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL RPL
PENGEMBANGAN
PENGEMBANGANRUMAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Perawatan Inap di lengkapi pula dengan Ruang bayi, Ruang bedah (OK) 2 TT Ruang
kebidanan (VK) 3 TT VIP. Perawatan Inap dl Rumah sakit Ini akan dibagi lagi menjadi:

1. Ruangan Rawat Mcdlcal & Surglcal (Umum & Bedah)


Pembagian ruang rawat Ini dilakukan berdasarkan kelas dan tidak berdasarkan jenis

kelamin ataupun penggolongan Afetf/ca/dan atau Surglcal. Pemisahan akan


dilakukan secara Insidentll tergantung situasi dan beban pasien yang dilayani.

Pengaturan yang terlalu rinci dan ketat, kurang tepat diterapkan karena akan
menurunkan tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR), sehingga pelayanan menjadi

kurang berdayaguna dan berhasilguna.


2. Ruangan untuk Perawatan Kebidanan dan Kandungan

Merupakan tempat perawatan bagi semua jenis kelompok pasien Kebidanan,


Kandungan.Tempat tidur khusus untuk bayi (basinet) merupakan fasilitas pelengkap

dalam pelayanan ibu yang sudah bersalin bila kurang dikehendaki pelayanan yang
'rooming in'. Pada dasarnya pembagian tempat tidur akan sangat fleksibel sesuai

dengan ruangan yang tersedia, untuk selanjutnya disesuaikan dengan pasien yang
sudah ada.
3. Ruang Perawatan Anak & Perinatologi
Ruang rawat Inap ini digunakan untuk perawatan inap anak dari usia 0-14 tahun,

dan dilengkapi dengan inkubator untuk penanganan gangguan perinatal. Perawatan


bayi baru lahir pada umumnya berdekatan atau bergabung dengan ruang

kebidanan.Peran dan tanggung jawab tambahan bagi perawat yang bertugas di


bagian ini adalah membangun hubungan dengan orang tua anak. Diperkirakan 12 -
15% dari jumlah tempat tidur di rumah sakit di peruntukkan bagi bagian Anak ini.

f) Instalasi Rawat Intensif (ICU)

ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk

menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan ketrampilan staff medik, perawat

dan staff lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keadaan tersebut. ICU

mampu menggabungkan tekhnologl tinggi dan keahlian khusus dalam bidang

kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan ICU diperuntukkan dan

ditentukan oleh kebutuhan pasien dengan sakit kritis. Tujuan dari pelayanan ICU adalah

memberikan pelayanan medik teritrasi dan berkelanjutan serta mencegah fragmentasi

pengelolaan pasien- pasien kritis meliputi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1-38

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL ....... ncirri
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

• Pasien yang secara fisiologis tidak stabil memerlukan dokter, perawat, Professional

lain yang terkait secara koordinasi dan berkelanjutan. Serta memerlukan perhatian

yang teliti agar dapat dilakukan pengawasan ket dan terus menerus serta terapi

tltrasi

■ Pasien-pasien dalam bahaya mengalami dekompensasl fisiologis sehingga


memerlukan pemantauan ketat dan terus menerus serta dilakukan intervensi segera

untuk mencegah timbulnya penyulit yang merugikan.

g) Ruang Operasi
Kegiatan di ruang operasi meliputi : banyak ruangan yang berada di sekeliling Ruang
operasi, yaitu:

- Ruang transit penderita

Di sini penderita dipersiapkan untuk menghadapi operasi yang akan dilakukan

terhadap dirinya, jadi penderita hanya menunggu giliran sembari tidur di atas

dragbare (tempat tidur beroda). Penderita mengenakan busana khusus untuk ruang

operasi dan mendapatkan perawatan secukupnya.

- Ruang ganti baju tenaga medis dan paramedis

Di sini dokter (tenaga medis) dan perawat (paramedis) melakukan ganti baju atau

busana steril khusus untuk ruang operasi yang sebelumnya didahului pembersihan

badan memakai alat-alat yang steril (antiseptic). Dengan demikian, baju yang tidak

steril akan ditinggal di ruang tersebut, selanjut dokter dan perawat menuju ruang

operasi memakai baju yang steril.

Ruang obat

Di sini disimpan obat-obat yang disediakan untuk keperluan operasi, termasuk obat-
obat untuk anestesi, obat untuk penanganan kasus-kasus emergency, obat dan alat-

alat untuk keperluan operasi, dan lain sebagainya.

Ruang administrasi operasi

Ruang ini umumnya agak terpisah atau jauh dari ruang operasi, namun dalam
banyak hal ruang Ini berhubungan dengan ruang operasi.

Ruang atau meja operasi

Dalam ruang ini terdapat lampu operasi yang besar, meja operasi alat alat operasi

serta alat-alat medis lainnya. Bila kegiatan operasi dilakukan □enderita di ruang

transit dibawa masuk ke ruang operasi iai.. .


H
' d,u ditidurkan di
meja operasi dan selajuntya dilakukan pembiusan oleh seonn« .d,. i
g
ahli anestesi dan sebelumnya dilakukan pemeriksaan medis untuk m nu *
Melihat kondisi

‘■ENDAHUIUAN |_39
BAB 1

Dipindai dengan CamScanner


j"’A
" DOKUMEN ANDAL RKI RPI
;■*><. J PENGEMRANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI rfe...

kesehatan penderita, dan area yang akan dioperasi ditata tepat sedemikian njpa.

Selanjutnya setelah penderita tidak sadarkan dlrl, maka lampu operasi, dinyalakan

dengan kapasitas yang tertentu.

h) Instalasi Radiologi

Instalasi Ini melayani pemeriksaan penunjang radiologi kepada pasien yang berasal

dari poliklinik, gawat darurat, pasien dari luar maupun pasien rawat Inap. Juga

melakukan pencatatan dan pelaporan pemakaian alat-alat maupun kontras radiologi

dan penyimpanan dl gudang radiologi. Instalasi radiologi melakukan pelayanan atas

permintaan dari unit-unit dl dalam rumah sakit maupun dari luar rumah sakit.

Pemeriksaan unit radiologi meliputi:

a. Pemeriksaan dengan bahan kontras

b. Pemeriksaan tanpa bahan kontras

c. Pemeriksaan USG

Jenis peralatan yang ada di instalasi radiologi dapat dipakai untuk semua pemeriksaan
radiologi konvensional, Imaging serta kardiovaskuler. Peralatan atau fasilitas
yangtersedia antara lain meliputi:
a. Unit cardiac System (Cath-iab)
b. Multislice CT Scan
c. Gamma Camera Spect
d. Mamografi
e. Angiografi
f. USG
g. X-ray unit
h. Ultrasonografi
i. Radioterapi
j. MRI (magnetic Resonance Imaging)
k. Panoramic

Pada teknologi lama : mencetak film menggunakan cairan yang mengandung Ag

(perak), ini merupakan limbah cair. Untuk RSUD Muara Beliti mencetak Film

direncanakan sudah dengan cara kering (dry Processing) secara digital, alatnya

adalah dengan Computed Radiography (CR), dan Vendor CR ini sudah menyediakan

Back Up unit, sehingga jika rusak, dengan cepat kita bisa dipinjami gantinya, RS tidak

perlu menyediakan back up cara basah lagi. Jadi

t'.AB H'* ".[UAI' i 1-40

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

tidak ada limbah nya. Di Unit Radiologi hanya perlu monitor pencemaran sinar hambur X-

ray, sudah memenuhi persyaratan membuat dinding dengan PB dll.

i) Ruang perawatan jenazah

Melayani perawatan dan penyimpanan jenazah dari rumah sakit dan tugas lain. Adapun

fungsi secara detilnya adalah sebagal berikut:

a) Tempat penyimpanan sementara jenazah sebelum diambil oleh keluarganya

b) Tempat memandikan Jenazah

Kegiatan Perawatan jenazah, kegiatan dl ruang jenazah akan menghasilkan limbah

medis berupa darah, pus, organ tubuh manusia dan limbah kimia seperti cairan

pengawet jenazah, dll.

j) Pelayanan Penunjang Klinik

Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif untuk

semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrument dan rekam medic

k) Pelayanan Penunjang Nonklinik

Pelayaan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik

dan pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan

komunikasi, pemulasaran jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas

medik, dan pengelolaan air bersih

3. Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan

Secara rinci kegiatan pelayanan secara umum untuk mendukung operasional RSUD

Muara Beliti yang meliputi:

1) Penyediaan Air Bersih

Penggunaan air bersih selama operasional kegiatan RSUD Muara Beliti berlangsung

bersumber dari sumur bor air tanah {Deep Well) dan PDAM, air bersih tersebut

diperuntukan untuk kebutuhan domestlc rumah sakit (KM/Toilet, wastafel, pencucian

linen, dapur, perawatan ruangan dan taman/RTH Privat).

BAB I HNDAHldUAN 1-41

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Tabel 1. 15 Kebutuhan Air Pada Tahap Operasional RSUD Muara Beliti


- Kebutuhan Kebutuhan
Uraian
No Air Air
Komponen :
Orang Llter/harl JJLZharl) (mVharl)
1 Pasien Rawat Inap
100 300 30.000 30
2 Pasien Rawat Jalan 100 5 500 0,5
2 Karyawan* 247 30 7.410 7,41
3 Laundry** 12.000 12
4
Kebersihan Lingkungan
4.747,4 4,75
dan Halaman 10% dari
total kebutuhan air
Total Kebutuhan Air 54.657,4 54,657
Sumber : * Permenkes 7/2019 tentang Kesehatan Lingkunga RS
** Prakiraan jumlah kebutuhan air bersih didekati berdasarkan hasil survei Direktorat
Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2006.

HILANG 5 %

I 1,996 m3/hari I

Gambar 1. 3 Neraca Air Pada Tahap Operasional RSUD Muara Beliti

A|. ll'UH'-vmUAN 1-42


1(

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI FTI. PPI
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

2) Operasional Genset, Penggunaan Energi Listrik dan Gas LPG

Generator set (genset) dioperasikan sewaktu-waktu sebagal cadangan energy listrik

untuk aktivitas harian seperti penerangan (lampu) dan peralatan elektronik. Genset

yang berjumlah 1 unit dengan kapasitas 1500 KVA akan beroprasl secara otomatis Jika

terjadi pemadaman listrik utama dari PLN, listrik yang terpasang pada bangunan RSUD

Muara Beliti bersumber dari listrik PT PLN (Persero) dengan daya 1500 KVA sebagai

listrik utama. Intensitas dan waktu opraslonal genset tergantung dari lamanya

pemadaman listrik PLN. Saat genset dioperasikan dibutuhkan oli pelumas, yang

diperkirakan akan mudah tercecer meskipun Jumlahnya relatif kecil namun jika tidak

dikelola dengan baik tetap berpotensi mencemari air tanah di lingkungan sekitarnya.

Dalam penggunaan energi listrik untuk keperluan penerangan dan peralatan elektronik

(peralatan medis, AC, Computer, printer dls) diharuskan melakukan pengecekan dan

pengawasan terhadap beban daya peralatan elektronik terhadap jaringan listrik (kabel

dari T - kontak) dan kondisi fisik peralatan yang digunakan sehingga tidak

menimbulkan dampak ynag buruk seperti arus pendek (konsleting), selain itu

menyangkut kebutuhan bahan bakar gas LPG (Liquified Petroleum gas) untuk

keperluan mengolah makanan di dapur, perlu diperhatikan dalam penggunaannya agar

tidak terjadi kebocoran gas yang dapat berakibat terjadinya ledakan dan kebakaran.

3) Kantin Rumah Sakit

Kegiatan yang dilakukan didalamnya menyerupai Bagian Gizi Rumah Sakit, namun

dalam skala yang jauh lebih kecil. Namun demikian juga rawan untuk ikut

menyebarkan infeksi nosokomial, karena konsumen kantin rumah sakit meliputi:

- Pengunjung rumah sakit

- Keluarga penderita

- Karyawan rumah sakit

- Tenaga medis dan paramedis

- Kadang-kadang juga penderita

4) Instalasi Cuci/laundry

Melayani berbagai permintaan tentang loundry dari semua kegiatan pelayanan

rurnah sakit maupun kegiatan pendukung pelayanan. Instalasi cuci direncanakan

ternpat pencucian atau laundry dalam kawasan RSUD Muara Beliti.

5) Pengoperasian Area Parkir

Fasilitas parkir yang direncanakan untuk menampung bangkitan parkir RSUD Muara

Beliti, disediakan di area parkir dengan luas 9.000 m2 yang terletak dl depan IGD,

Halaman Masjid, dan Depan Gedung Utama.

6) Pengelolaan Limbah

Salah satu komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sosial-

ekonomi manusia adalah lingkungan fisik dan biologis. Karena kualitas keadaan
!>/. b I PENDAHUiUAN ! 1-43

Dipindai dengan CamScanner


jjwT'X DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BEIHI

lingkungan baik secara fisik maupun biologis sangat berperan dalam proses terjadinya

gangguan kesehatan bagi warga masyarakat. Adanya kegiatan rumah sakit akan

menghasilkan limbah padat maupun cair, baik kategori B3 maupun non B3. Adanya

limbah yang tidak terkelola dengan baik akan menurunkan estetika, kualitas lingkungan

baik udara, air dan tanah sehingga akan berdampak pada menurunnya kualitas

kesehatan masyarakat. Fasilitas Pengelolaan limbah cair dilakukan menggunakan

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), Sewage Treatment P/an (STP); Hospita! Waste

Water Treatment P/ant (HWWTP).

Untuk limbah cair yang mengandung logam berat dan radioaktif disimpan dalam

kontainer khusus kemudian dikirim ke tempat pembuangan limbah khusus daerah

setempat yang telah mendapatkan izin dari pemerintah. Fasilitas pengelolaan limbah

padat infeksius dan non-infeksius (sampah domestik). Sedangkan pengelolaan limbah

padat kategori B3 diserahkan kepada pihak ketiga yang kompeten dan memiliki ijin

pengelolaan limbah B3. Dimana sebelum pengambilan Limbah B3 disimpan dulu di TPS

B3 yang ditempatkan Khusus dibelakang Rumah Sakit.

Berdasarkan potensi yang terkandung didalamnya Limbah di rumah sakit dapat dibagi

menjadi:

a) Limbah Kllnls/Medls

Limbah klinis/medis padat adalah limbah yang dihasilkan dari aktifitas medis di

RSUD Muara Beliti. Pengelolaan limbah klinis harus sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan

Lingkungan Rumah Sakit. Limbah klinis/medis terdiri dari:

a) Limbah Benda Tajam, seperti: jarum hipodemik, pisau bedah, pipet Pasteur,
pecahan gelas, dan perlengkapan intravena. Limbah benda tajam adalah obyek
atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau

BAB I PENDAHULUAN ■ ) - 44

Dipindai dengan CamScanner


?E°NSBNANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
‘[W» ,

bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum

hipodermik, perlengkapan intravena, pipet Pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.

Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera

melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin

terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau

radio aktif. Limbah benda tajam disimpan dalam safety boxatau Container.

b) Limbah Infeksius, yaitu limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan

isolasi penyakit menular dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan mikrobiologi

dari rumah sakit atau ruang perawatan/isolasi penyakit menular. Limbah infeksius

disimpan pada tempat sampah dengan plastik warna kuning. Limbah infeksius

mencakup pengertian sebagai berikut: Limbah yang berkaitan dengan pasien yang

memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif). Limbah laboratorium yang

berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang

perawatan/isolasi penyakit menular.

c) Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,

biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. Limbah jaringan tubuh

disimpan pada tempat sampah dengan plastik warna kuning.

d) Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi

dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi

sitotoksik. Limbah sitotoksis disimpan pada tempat sampah dengan plastik warna

ungu.

e) Limbah farmasi Ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang

terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang

terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,

obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang

dihasilkan selama produksi obat- obatan. Limbah farmasi disimpan pada tempat

sampah dengan plastik warna coklat.

f) Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam

tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Disimpan pada

tempat sampah dengan plastik warna merah.

g) Limbah Radioaktif, yang merupakan sisa penggunaan bahan medis atau dari

laboratorium yang terdapat zat radioaktif. Limbah radioaktif adalah bahan yang

terkontaminasi dengan radio Isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset

radio nuklelda, Disimpan pada tempat sampah dengan palstlk warna merah

b) Limbah Non Medis

1) Limbah Non Infeksius, Limbah Padat/Sampah seperti: limbah Dapur, Botol dan kaleng

BAB 1 PENDAHULUAN J - 45

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Bekas, Kertas dan Karton Bekas

2) Limbah B3, Limbah B3 yang dihasilkan dalam kegiatan operasional RSUD Muara Beliti

berupa bekas peralatan operasional kantor seperti catride, bekas lampu TL, dan

sebagainya. Pengelolaan limbah B3 non medis dengan cara dikumpulkan dan

ditempatkan pada tempat penampungan yang akan disediakan untuk kemudian

dilakukan pengangkutan oleh pihak ketiga yang telah memiliki izin pengangkutan

limbah B3

3) Limbah Tabung Gas, seperti Kaleng bertekanan dan Tabung atau kontainer bertekanan

Limbah Cair Non Medis seperti air kamar mandi, air Laundry, air sisa Dapur

Limbah Infeksius ada yang diolah juga di STP rumah Sakit. Perkiraan Limbah Infeksius yang

dioleh di STP seperti semua buangan limbah cair infeksius Rumah Sakit; Limbah cair

Infeksius Laboratorium; Limbah cair Infeksius Spool Hoek; Limbah cair Infeksius Ruang

Operasi; Limbah cair Infeksius CSSD dan lain-lain. Bebera limbah jenis infeksius tersebut

akan diproses melalui proses Bak Netralisir Limbah tersebut dengan menggunakan bahan

Kimia (Dozing Pump) untuk menurunkan COD BOD dan juga PH nya. Adapun Rencana Desain

Bak Netralisir Pengolahan Infeksius di STP RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.4.

L
Gambar 1. 4. Rencana Desain Bak Netralisir Pengolahan Infeksius di STP
RSUD Muara Beliti

BAB I PENDAHULUAN 1-46

Dipindai dengan CamScanner


OOWWIN \NIVM IJKI KPI
HNOFMUANOAN RUMAH SAKU UMUM hAI'IIAlI (H'.tip) MUARA BI IITI

OeiMian melalui piosos li'isebut pntln Gnmbnr M, malui kunlltm. itlr Hinlmh vaitg
jkmdibuang sudah memenuhi hnku mnlu llmbuh ilomi-.llk HSUI) Mti/ir» beliti
sebagaimana diatur padu Kepiihisun Menlinl Nomiiii I ingkunguii Hidup Nomor SR lalmn
tWS tentang Baku Mulu I Imhnh Cair Bagi Kcginlnti Kumuh Sakit, Adapun baku mutu ah
llmhnh kegiatan RSUD Muara Bnllll dapal dllllial pada Tabel 1,16.

Tabel 1. 16. Paku mutu t.lmhah Cair Bagi Hntn.ili Sakit


rarnmator khdhr Mnknirnum
I
Fisika
Suhu 3d°c
kimia
pil 6 »)
BOI\ 30 m'n/i’
COD no inn/l.
ISS 30 mg/l
Nih Bebas OJ mg/l,
ro, 2 mi)/l
Mlkroblologlk
MPN - Kuman Golongan 10.000
Koli/lOOmL
Radioaktivitas
'•T 7 X IO'B(|/I.
'sS 2 X lb'B(|/l.
4s
Ca 3 X IO’Bi|/l
M
Cr 7 X W B<|/l
■ ■
(5
.n

1 X 1O'B(|/I
1

ss
Sr -1 X IO'Bil/1
“"Mo 7 X IO'B(|/I
Sn 3X
l.'S ] 1 X 10-1 Bq/I.
i.U! 7 X 10-1 Bq/l
i

1 X 10-1 Bq/I
-
1i

;oiu i X 10!> B(|/i


Berdasarkan Tabel diatas, maka RSUD Muara Beliti telah menyiapkan rencana desain

Sistem Seirape Tivatment P/;mt (STP). Adapun diagram sistem Seirape Tre.itment

P/ant (STP) RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.5 dan Layout Seirape

Ttv.Hment Pl.mt (STP) RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Gambar 1.6.

p \|l r Tt ' 'd' Ai U h l; A" I “ ‘17

Dipindai dengan CamScanner


Sumber: Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Namai SU Tahun
1995 Tentang Baku Mulu limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit
UMAH SAKIT U'UJM DAERAH (PSUD; MIJARA BELITI

Gambar 1. 6. Layout Sewage Treatment Ptant (STP) RSUD Muara


HHGEMBANGAT
Beliti

Selain itu, limbah cair lainnya yaitu limbah cair domestik yaitu berasal dari kegiatan domestik

_»*r f>t M»P \M M*T» M MP


• • *< • •*»*

Gambar 1. 5. Diagram Sistem Sewage Treatment P/ant (STP) RSUD Muara


Beliti

seperti dari kegiatan laundry, dapun, kantin, serta toilet/wc. untuk lirnbah cair domestik

langsung dialirkan ke sistem pengolahan air limbah yaitu Sistem Sewage Treatment Ptant

(STP). Adapun bagan alur pengolahan air limbah di RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada

Gambar 1.7.
r
'•; DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
■ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI RSUD
JpVAt. H .•

Bagan Alir Pengelolaan Limbah Cair

I . 48

Dipindai dengan CamScanner


FlCOf D’O'O/Loundry
WC/Toiel [Gravilolion Flowj

i | Scplic
Perangkop lemak (Grease Irop) Tank

l e
i
v V
Bak konho) $R ■ Penyedclon secara
(GM Rsiin) j* 1 Berkota

BCk kC'TTrol !
Jcringon Fcfpiocn Kolam Equalisasi

* T
;NI n L-------
Sedimentasi

tj
lobung Filtrasi
1 ....................

L---------- ..
— .. —------------------ - - - -j.------------- ____ -W. .

L.. Kolam Bio-lndikctor


r------- ____________T_____________
t
1 Badan Air Sungai

Gambar 1. 7. Bagan Alur Pengolahan Air Limbah di RSUD Muara Beliti

Agar kinerja STP dapat maksimal, baik dari segi umur maupun outputnya maka perlu

dilakukan perawatan rutin. Adapun cara perawatan Sewage Treatment Plant^SlP) melalui
tahapan proses sebagai berikut:

a) Melakukan pemeriksaan harian terhadap kondisi basket screen dan membersihkannya


apabila ada kotoran, dengan tujuan agar aliran air limbah dapat lancar ke proses STP,

b) Membersihkan grease trap dari lemak, karena apabila terlalu lama maka lemak akan
mengeras dan bisa menyebabkan bau. Apabila pemakaian atau kapasitas air limbah
besar maka dilakukan pengangkutan lemak secara harian,
c) Melakukan pengangkutan lumpur minimal 5 tahun sekali atau tergantung beban

limbahnya,
d) Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin pompa, pompa submersib/e gearbox,

penambahan pelumas pada bearing secara rutin 3 bulan sekali,


e) Melakukan pengecekan rantai dan komponen transmisi yang ada setiap 3 bulan sekali,

f) Melakukan bsckwdsh sand filter dan karbon filter setiap mlnggu atau menurut kondisi

filter yang ada berdasarkan dari tekanan pada pressure gauge.

7) Pengolahan Limbah B3

Limbah B3 medis terdiri atas limbah Infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah

sitotoksik, dan limbah kimiawi. Limbah radioaktif, limbah dengan kandungan logam berat

BAB I riNDAHlHUAN I - 49

Dipindai dengan CamScanner


tinggi. Persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengelolaan limbah B3 yaitu adalah:

a) Minimasi limbah

• Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber

• Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang

berbahaya dan beracun

• Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stock bahan kimia dan farmasi

• Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari

pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari pihak

yang berwenang.

b) Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulang

• Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.

• Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak

dimanfaatkan kembali.

• Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan

terkontaminasi atau tidaknya.

• Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.

• Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi.

• Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.

• Pewadahan limbah medis harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan wadah

dan label.

• Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan perak.

c) Pengumpulan, pengangkutan dan penyimpanan limbah medis padat di lingkungan rumah

sakit

BAB I riNDAHlHUAN I - 49

Dipindai dengan CamScanner


jk"» DOKUMtN ANDAL RKl-FI’l
PENGIMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

• Pengumpulan limbah medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah


menggunakan troli khusus yang tertutup

• Penyimpanan limbah medis padat harus sesuai Iklim tropis yaitu paling lama «18

jam pada musim hujan dan 2*1 jam pada musim panas

d) Pengumpulan, pengemasan dan pengangkutan ke luar rumah sakit

• Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat.

• Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus.

e) Pengolahan

• limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ke tempat

pembuangan akhir limbah domestik sebelum aman bagi kesehatan oleh karena itu

perlu adanya pihak ketiga yang membantu untuk mengangkut limbah B3 RSUD

Muara Beliti

Adapun Ilustrasi rencana tata Kelola dan penanganan limbah B3 dl RSUD Muara Beliti dapat

dilihat pada Gambar 1.8.

Garnbar 1. 8. Ilustrasi Rencana lata Kelola dan Penangganan Limbah B.l di


RSUD Muara Beliti

M. I 1-51

Dipindai dengan CamScanner


n
DOKUMl N ANDAI RKL-RPL
\ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BFUTI
\ ■ fcsi'fr

8) Saluran Drainase dan Peresapan Air Hujan

Air hujan yang jatuh di atap bangunan akan ditangkap oleh talang air dan dialirkan

melalui pipa ke Sumur Peresapan Air Hujan (SPAH), apabila terjadi overflow karena

intensitas hujan yang tinggi, maka overflow dari SPAH akan disalurkan ke saluran

drainase perkotaan.

9) Perawatan Bangunan Gedung

Dalam melakukan perawatan gedung pihak pemrakarsa akan berpedoman pada Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 Tanggal 30 Desember 2008 tentang

Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

1.1.3.4 Tahap Pasca Operasi

Tahap pasca operasi merupakan tahapan kegiatan setelah kegiatan RSUD Muara Beliti

berakhir. Secara umum kegiatan RSUD merupakan kegiatan dengan jangka waktu panjang.

Namun tidak menutup kemungkinan adanya penutupan RSUD Muara Beliti di masa yang akan

datang. Aktivitas pada tahapan ini yaitu Pemutusan Hubungan Kerja dan Alih Fungsi Lahan dan

Bangunan.

1. Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja merupakan tahap penyelesaian masa pekerjaan akibat

telah berakhirnya masa operasional dan/atau penutupan rumah sakit. Pada tahap ini,

tenaga kerja dapat diputus kontrak maupun dapat dimutasi sesuai dengan kebutuhan.

Prosedur-prosedur yang dilakukan harus sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan

maupun kebijakan-kebijakan yang berlaku di Kab. Musi Rawas.

2. Alih Fungsi Lahan dan Bangunan

Alih fungsi lahan dan bangunan RSUD Muara Beliti yang telah ada akan mengikuti

kebijakan-kebijakan peralihan yang belum dapat diprediksi secara pasti. Peralihan lahan

dan bangunan tersebut tentunya harus sesuai dengan Prosedur dan tata cara sesuai

dengan Standard dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Alih fungsi ini, tentunya dapat menimbulkan berbagai permasalahan terutama pada

fasilitas-fasilitas pengolahan limbah yang dibiarkan terbengkalai, tentu hal tersebut dapat

menimbulkan berbagai dampak lingkungan.

KAH I li r.'DAHUil'AN | - 52

DCKU/AEN ANDAL
! * PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Dipindai dengan CamScanner


r; bv5

1.2 Ringkasan Dampak Penting Hipotetik yang Ditelaah/ Dikaji

Penentuan dampak penting hipotetik dilakukan pada proses pelingkupan yang diawali

dengan melakukan identifikasi dampak potensial dengan maksud untuk mengidentifikasikan

segenap dampak lingkungan hidup yang secara potensial akan timbul sebagai akibat dari kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti dengan pengamatan dl lapangan dan diskusi dengan

masyarakat, atau observasi langsung ke lapangan. Selanjutnya dilakukan evaluasi dampak

potensial yang bertujuan untuk meng-hilangkan/rneniadakan dampak potensial yang dianggap

tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh daftar dampak penting hipotetik yang

dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi AMDAL. Ringkasan

dampak penting Hipotetik yang dikaji adalah sebagai berikut.

- H53

Dipindai dengan CamScanner


Tabel 1. 17 Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti

•- KOMPONEN KEGIATAN - ’ z > Prakonstruksl


KOMPONEN LINGKUNGAN Pra •• •'= . Konstruksi *. Operasional Pasca Operasi 1. Survei dan Sosialisasi
No 2. Penerimaan Tenaga Kerja
HIDUP ./ konstruksi ’••• * .i 1. •* -j * *

■- 2 '. v. .1 : ;'T 2-.’> < 3 ■ ?* •V 5 •- 1. 12 3 'l 'l 2 Konstruksi


.f?ki.< »;v'V l’.”.
W 7. -t '
1. Penurunan Kualitas Udara WHH
DPH DTPHkp DP DP > Konstruksi
2. Peningkatan Kebisingan DPH DPH H DP H DP 1. Pekerjaan Persiapan
3. Peninakatan Getaran DPH H DP H 2. Mobilisasi Alat Berat dan
4. Penurunan Kualitas Airtanah H DP DP Material
5. Penurunan Kualitas Air Permukaan DP HDPH H DP 3. Penyiapan dan Penataan Lahan
H DP H 4. Aktivitas Basecamp
6. Timbulan Limbah Cair
H DP 5. Pembangunan Fisik Gedung
7. Timbulan Sampah DTPHkp DPH DP
H H DP dan Fasilitas Pendukung
B. Timbulan Limbah B3 DTPHkp
9. Peningkatan Air Limpasan DP H DPH > Operasional
10. Penurunan Kualitas Tanah DPH 1. Penerimaan Tenaga Kerja
11. Perkembangan Wilayah DPH Operasional
issam ■l&'fs -ITt'
2. Operasional Pelayanan Rumah
1. Bangkitan Arus Lalulintas DP
Sakit
2. Kerusakan Jalan DTPHkp H
3. Operasional Fasilitas
3. Keselamatan Lalu Lintas DPH DP Pendukung dan Pemeliharaan
jA H 3^5’--
H
1. Gangguan Flora DP > Pasca Operasi
2. Gangguan Fauna H 1. Pemutusan Hubungan Kerja
3. Ganggunan Biota Air DPH 2. Alih Fungsi Lahan dan
"TT
- 4 -* "* l *•
Bangunan
1. Urbanisasi Penduduk DP
2. Kesempatan Kerja DP DP H
3. Peluang Usaha DPH DP
4. Persepsi dan Sikap Masyarakat DP DPH DPH DP DP DPH DP
aSli H H H
**J9a£ ' "• " ** •• ”
L. '•
iW -
DP
1. Vektor Penyakit DPH DPH
2. Infeksi Nosokomial DP H
3. Penurunan Kualitas Pangan Siap Saji DP
di Rumah Sakit H
4. Gangguan Sanitasi Lingkungan DPH DPH
5. Gangguan Kesmas DPH DP DPH DP
6. Gangguan K3 dan K3RS H DP DP DPH H
H H

BAB 1 PENDAHULUAN , | - 54

Dipindai dengan CamScanner


[;.:PRAKONSTRUKSi:;i

■ Survei dan • «Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi


Sosialisasi

Gambar 1. 9 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Prakonstruksi

BAB I PENDAHULUAN I 1-55

Dipindai dengan CamScanner


?■ Ssw
*• ’ 'w M* M. *

[•_ .KONSTRUKSI-. j

I
I

Gambar 1. 10 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Konstruksi

BAB I PENDAHULUAN f 1-56

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

1.3 Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian


Batas wilayah studi ini merupakan batas terluar dari hasil tumpang susun (over/ay) dari batas

wilayah proyek, ekologis, sosial dan administratif setelah mempertimbangkan kendala teknis yang

dihadapi. Batasan ruang lingkup wilayah studi penentuannya disesuaikan dengan kemampuan

pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data, seperti waktu, dana, tenaga, teknis, dan

metode telaahan.

Selanjutnya setiap dampak penting hipotetik yang dikaji memiliki batas waktu kajian tersendiri.

Penentuan batas waktu kajian ini selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk melakukan penentuan

perubahan rona lingkungan tanpa adanya rencana usaha dan/atau kegiatan atau dengan adanya

rencana usaha dan/atau kegiatan.

1.3.1 Batas Wilayah Studi

1.3.1.1 Batas Proyek

Batas proyek, yaitu ruang dimana seluruh komponen rencana kegiatan akan dilakukan,

termasuk komponen kegiatan tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca operasi. Batas

proyek yang akan di kaji dalam Andal adalah tapak batas lahan RSUD Muara Beliti. Peta Batas Proyek

sendiri dapat dilihat pada lampiran dalam dokumen ini.

1.3.1.2 Batas Ekologis

Batas ekologis, yaitu ruang terjadinya sebaran dampak-dampak lingkungan dari suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dikaji, mengikuti media lingkungan masing-masing

(seperti air dan udara), dimana proses alami yang berlangsung dalam ruang tersebut diperkirakan

akan mengalami perubahan mendasar. Batas ekologis akan mengarahkan penentuan lokasi

pengumpulan data rona lingkungan awal dan analisis persebaran dampak.

1) Kualitas Udara, Tingkat Kebisingan, dan Tingkat Getaran berada pada lokasi tapak proyek dan

kawasan permukiman penduduk terdekat

2) Kualitas Airtanah berada pada sumur di lokasi tapak proyek dan kawasan permukiman

penduduk terdekat

3) Kualitas Air Permukaan berada pada :

Rawa yang berada di sebelah lokasi tapak proyel

Kualitas Air Sungai Muara Kelingi meliputi : daerah hulu (up stream) yaitu sebelum titik

pencampuran, titik pencampuran (mixing zone), dan daerah hilir (down stream) setelah

titik pencampuran.

4) Kualitas Tanah berada pada lokasi tapak proyek dan kawasan lahan terdekat

Selanjutnya peta ekologis batas wilayah studi dapat dilihat pada bagian lampiran dokumen
Ini.

F’ ^7'’) DOKUMEN ANDAL RKL-RPL


PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

BAB I PENDAHULUAN ' 1-60

Dipindai dengan CamScanner


1.3.1.3 Batas Sosial

Batas sosial, yaitu ruang disekitar rencana usaha dan/atau kegiatan yang merupakan tempat

berlangsungsunya berbagal Interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah

mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan proses dan dinamika sosial suatu

kelompok masyarakat, yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana

usaha dan/atau kegiatan.

Batas sosial sendiri merupakan kawasan permukiman penduduk dalam hal ini dibatasi dengan

radius 1 km. Selanjutnya peta sosial batas wilayah studi dapat dilihat pada lampiran dalam dokumen

Ini.

1.3.1.4 Batas Administratif

Batas administratif wilayah pemerintahan dengan tiga peta batas seperti tersebut di atas,

maka akan terlihat desa/keluruhan, kecamatan, kabupaten dan/atau provinsi mana saja yang masuk

dalam batas proyek, batas ekologis dan batas sosial.

Berdasarkan dengan peta-peta lokasi studi dan rona lingkungan awal, dapat diketahui,

wilayah administratif yang menjadi batas wilayah studi adalah Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan

Muara Beliti, Kab. Musi Rawas. Selanjutnya peta administratif batas wilayah studi dapat dilihat

padalampiran dalam dokumen ini.

1.3.2 Batas Waktu Kajian

Waktu kajian yang dimaksud adalah penjelasan tentang rentang waktu dimana dampak

diperkirakan terjadi. Ada dampak yang diperkirakan terjadi hanya selama beberapa bulan (seperti

dampak-dampak terkait langsung dengan tahap konstruksi) dan ada dampak-dampak yang

diperkirakan berlangsung selama usia kegiatan (seperti dampak terjadinya air larian). Batas waktu

kajian dalam studi AMDAL Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat dalam tabel

berikut.

Tabel 1. 18 Batas Waktu Kajian Dampak Lingkungan RSUD Muara Beliti

No Rencana Kegiatan jenis Dampak Batas Waktu Kajian

TAHAP PRAKONSTRUKSI
1. Penerimaan Kesempatan kerja Selama 6 (enam) bulan, hal tersebut
Tenaga Kerja juga menyesuaikan dengan
Konstruksi kontraktor pelaksana
Persepsi dan Selama 1 (satu) tahun,
Kesempatan Kerja menyesuaikan selama tahap
pembangunan konstruksi
TAHAP KONSTRUKSI

BAb • PENDAHULUAN : !-61

Dipindai dengan CamScanner


l’ENGEMRANGAN RUMAH SAKU UMUM DAFRAH RSUD) MUARA 3HITI

No Rencana Kegiatan Jenis Dampak Batas Waktu Kajian

Vektor Penyakit Melama 1 (satu) tahun, hal ini


llkarenakan aktivitas basecamp
dilaksanakan secara terus menerus
selama kegiatan konstruksi
Gangguan Sanitasi Selama 1 (satu) tahun, hal Ini
lingkungan dikarenakan aktivitas basecamp
dilaksanakan secara terus menerus
J selama kegiatan konstruksi __________
4. Pembangunan Penurunan kualitas udara Selama 1 (satu) tahun, hal Ini
Fisik Gedung dan dikarenakan pembangunan fisik
Fasilitas direncanakan dapat selesai dalam
i Pendukung waktu > 12 bulan.
Peningkatan keblslngan Selama 1 (satu) tahun, hal Ini
dikarenakan pembangunan fisik
direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
Peningkatan getaran Selama 1 (satu) tahun, hal ini
dikarenakan pembangunan fisik
direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
Penurunan Kualitas Air Selama 1 (satu) tahun, hal ini
Permukaan dikarenakan pembangunan fisik
direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
Timbulan Sampah Selama 1 (satu) tahun, hal ini
dikarenakan pembangunan fisik
i
direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
Peningkatan Air Selama 1 (satu) tahun, hal ini
Limpasan dikarenakan pembangunan fisik
1 direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
Gangguan Kesmas Selama 1 (satu) tahun, hal ini
dikarenakan pembangunan fisik
direncanakan dapat selesai dalam
waktu > 12 bulan.
1 Gangguan K3 dan Selama 1 (satu) tahun, hal ini
K3RS
dikarenakan pembangunan fisik
direncanakan dapat selesai dalam
1--- - _ waktu > 12 bulan.
______
_______________________TAHAP OPERASI -----------
1 i Penerimaan j Kesempatan keija Selama 30 (tiga puluh) tahun, hal ini
. tenaga kerja i dikarenakan SDM yang digunakan
i
operasional dapat berubah-ubah sesuai
'i kebutuhan
1
Persepsi dan Sikap
Masyarakat Selama 30 (tiga puluh) tahun, hal ini
i dikarenakan SDM yang digunakan
1
1 dapat berubah-ubah [ sesuai kebutuhan
— —-------

i-A6 I’l NDAHUi'»AN 1-63

Dipindai dengan CamScanner


Fryijgf*A DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

No r'J : - p. ■ Batas Waktu Kajian


Rencana kegiatan .. ' Jenis Dampak :
■ ■ .J.

2. Operasional Timbulan Limbah Cair Selama 30 Tahun, menyesuaikan


Pelayanan dengan batas izin operasi dan
Kesehatan kelaiakan bangunan gedung
Timbulan Sampah Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas Izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Timbulan Limbah B3 Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Bangkitan Arus Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Lalulintas dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Urbanisasi Penduduk Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Peluang Usaha Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Persepsi dan Sikap Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Masyarakat dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Infeksi Nosokomial Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Penurunan Kualitas Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Pangan Siap Saji di RS dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan K3 dan K3RS Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
3. Operasional Penurunan Kualitas Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Fasilitas Pendukung Udara dengan batas izin operasi dan
dan Pemeliharaan kelaiakan bangunan gedung
Peningkatan Tingkat Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Kebisingan dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Penurunan Kualitas Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Airtanah dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Penurunan Kualitas Air Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Permukaan dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Peningkatan Air Selama 30 Tahun, menyesuaikan
Limpasan dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Penurunan Kualitas Tanah Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung

('.AB l PtNDAHlILUAN 1-64

Dipindai dengan CamScanner


' JEBL . |U-|L-||*\i 11 Al ll'AI
I ’j |«|;N(itMltANOAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI W*L

01,311
l'oiiMMUhliin Iiilillrt tliil’al sumbor-sumber alami maupun kegiatan

IPHIUW. lta|mi«|W (It'linltil (MllUOiian HsH< s«peitl PolllG1 suara, panas, radiasi atau polusi tiilun-d

'll'liunirtp hulumal polusi udara. sifat alami udara mengakibatkan dampak panrem.011 udara dapal

bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

I'ungulmirtii kualitas udara yang dilakukan dl sekitar lokasi kegiatan Rencana 1‘nnuenibangan

RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas udara yang leikena

dampak. Pengukuran kualitas udara sebagal tolok ukur adanya penurunan kualitas udara dl lapak

kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas udara dan dibandingkan dengan baku mutu yang

berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas udara

dapat dilihat pada Tabal 2.3.

Tabel 2. 3. Lokasi Sampling Kualitas Udara Ambien


. s* * 1
” ■ • ’ 4 * , •” • * * • . ‘ ■ ■■ . Koordinat
No Lokasi Sampling
Latltude Ldrigltude
l Depan R, IGD RSUD Muara Beliti_________ 03° 14*15.3"S 103°00'34.4"E
1r Aiea Pai kir RSUD Muara Beliti___________ 03°14T4.7"S 103°00'32.9"E
3 Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 03°14T5.7MS 103°00’33.0,,E
‘«iiinbcn Drttrt l’iliner, ?o?o

Penganibllnn snmpol udara dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dlnintllfilfi/pengujlan pada tanggal 08 Juli - 14 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupnhm

Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi kegiatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2. 4. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien


N HasIlAnallsa
Paramotcr Baku
o Satuan 2 3 Metode <G*
i■ . Mutu ’*’1'’ >■_‘ ’ .7

1 SOj pg/Nin 1
<18,08 <18,08 <18,08 900 SNI 7119.7-2017
NO; pg/Nm1 <18,67 <18,67 <18,67 400 SNI 7119.2-2017

j
t

.1 CO |i(j/ <1145,2 <1145,2 <1145,2 30.000 IK No. 15.43/IK/LL/2018


4 ISI’ NnP_
PO/Nin1 <0,61 <0,61 230 SNI 7119.3-2017
5 Oi lig/NirP 29,54 50.44 33,78 235 SNI 7119.8-2017
i1
Krtriciiujrtni
I. Drpnn R. IGS RSUD Muara Beliti Airri l’rtikir RSUD Muara Beliti
t, Dcpnii R. Hnwhl Innp RSUD Muara Beliti

Berdits.nkiin Tabel 2.4 hasil pengukuran kualitas udara ambien sekitar lokasi kegiatan

Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan bahwa semua pni.imi ti i ku.illln. udara

masih dlbawah standar baku mutu yang ditetapkan berdasarkan h.iatuinn I < uiciinl.ih Republik

Indonesia No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian

LAP, II DLSKRIPSI ROl JA tlhlGMJHGAH AWAL n - 3

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL pAgRAH (RSuD) MUARA BELITI
PENGEMBANGAN RWW

mkumcntasi pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi


Pencemaran Udara. Adapun , a Gambar 2.1.
bc|((| d|sajiknn pad

Rencana Pengembangan RSl L

Gambar 2. 1. Dokumentasi Pengukuran Kualitas Udara Ambien

2.1.1.4 Tingkat Kebisingan


Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang bersifat mengganggu

pendengaran dan dapat menurunkan daya dengar seseorang yang terpapar. Pengukuran tingkat

kebisingan dilakuakn disekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dilakukan

Dipindai dengan CamScanner


untuk mengetahui rona awal tingkat kebisingan. Pengukuran kebisingan sebagai tolok ukur adanya

tingkat kebisingan di tapak kegiatan dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku untuk

mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel tingkat kebisingan dapat dilihat

pada Tabel 2.5.

Tabel 2. 5. Lokasi Sampling Tingkat Kebisingan

No Lokasi Sampling Koordinat


Latltude Longltude
1 Depan R. IGD RSUD Muara Beliti 03°14'15.3"S 103°00'34.4"E
2 Area Parkir RSUD Muara Be 1 iti 03° 14'14.7"S 103°00'32.9‘'E
3 Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 03°14 15.7"S
,
103°00'33.0"E
Sumber: Data Primer, 2020

Pengambilan sampel tingkat dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 14 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten

Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi kegtatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.6.

'• '•! ■ ’»1P5. f. .JUA lir.', • . Air,W. Al 11-4

Dipindai dengan CamScanner


o
t-UHka DOKUMEN ANDAL RKL-PPL
? i PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
* piSSi

berbutir kasar, dijumpai xenolit berupa batuan beku,diperkirakan berupa intrusi, membentuk

perbukitan dengan ketinggian dari 95 sampai 660m dari permukaan laut, termasuk dalam batuan

terobosan andesit Tersier (Tma), Di dalam sayatan tipis batuan ini menunjukkan tekstur porfiritik,

berbutir halus hingga berukuran 3,5 mm, bentuk butir anhedral - subhedral, disusun oleh fenokris

plagioklas, relik piroksen dan mineral opak di dalam masa dasar mikrolit plagioklas, gelas dan

butiran-butiran halus mineral opak. Selain itu, terdapat mineral-mineral sekunder yang

cenderung mengisi rongga-rongga (amigdaloidal). Sumberdaya keseluruhan andesit diperkirakan

lebih dari 5,2 milyar ton.

4) Formasi Kasai (Qtk)


Formasi Kasai terletak tidak selaras di atas Formasi Muara Enim, terdiri dari tuf, tuf berbatu

apung dengan sisipan batu lempung tufaan dan batu pasir tufan, setempat mengandung

konglomerat dan kayu terkersikkan, berumur Plioplestosen. Pada formasi ini dijumpai lempung,

pasir vulkanik dan batu hias berupa kayu terkersikkan. Lempung berwarna coklat kehijauan

digunakan sebagai bahan pembuatan bata, SiO 2 = 63,40%, AI2O2=17,82%, dan Fe2O3= 2,99 %,

pasir vulkanik berukuran halus-sedang, berwarna coklat kehitaman, terdapat di daerah

persav/ahan, digunakan sebagai campuran pembuatan bata, luas diperkirakan 25ha, tebal

dianggap 2m. Di bawah mikroskop teridentifikasi mineral-rnineral, mineral ringan= 99,90%,

berupa kuarsa, mineral Berat =0,1%, terdiri dari magnetit, ilmenit, piroksen, SiO 2 = 59,40%,

AI2Ch =17,90%, FezOi = 6,02%, Na20=3,90% dan K2O= 2,07%, mempunyai sumberdaya 10 juta

ton. Kayu terkersikkan (SiHdfied Wood) berukuran dari 5-40 cm, tertanam dalam tanah, tersebar

tidak merata, pernah diusahakan, keras, berwarna putih kecokltan, tekstur kayu masih terlihat.

2.1.1.6 Iklim
Analisis mengenai iklim sangat penting untuk dibahas kaitannya dengan kondisi curah hujan.

Pengertian curah hujan 1 (satu) millimeter adalah dalam luasan 1 m pada tempat yang datar

tertampung air setinggi 1 mm atau tertampung air sebanyak 1 (satu) liter ketinggian air hujan yang

terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Dalam kriteria

presipitasi dimanacurah hujan dengan intensitas > 50 mm/hari menjadi parameter terjadinya hujan

dengan intensitas lebat, sedangkan kriteria curah hujan ekstrim memiliki curah hujan dengan intensitas

> 100 mm/hari. Sehingga intensitas hujan sangat menentukan kelembaban kondisi tanah.

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL PKL H i
: j PENGEMBANGAN RUMAH 5AKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
i' IHW i •»

Jumlah Rata-rata Curah Hujan


Bulan
_ ____(mm) ;___________
Oktober ___ 447 _ _
November “516
Desember 145
Rata-rata 313
Sumber: fiPS Kabupaten Musi Rawas, 2019

.1.1.7 Hidrologi

1) Daerah Aliran Sungai (DAS)

V7ilayah Kabupaten Musi Rawas dialiri oleh lima sungai utama yang umumnya dapat dilayari

yaitu Sungai Musi, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, dan Sungai Semangus. Selain itu, masih

terdapat sungai-sungai lainnya yang merupakan anak sungai- sungai utama tersebut, seperti

Sungai Keruh, Sungai Lintang, dan Sungai Kungku yang merupakan anak sungai dari Sungai

Musi. Selain memiliki sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas juga terdapat danau yakni

Danau Aur yang berada di Kecamatan Sumber Harta sebagai penampung air dan sedang

dikembangkan menjadi tempat wisata. Adapun daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten Musi

Rawas dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Tabel 2. 9. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Musi Rawas

No Nama DAS Luas (Ha)

1 Musi 51.71
2 Lakitan 70.08
Kelingi 49.53
4 Semangus 60.12

Pada lokasi kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti terdapat beberapa sungai yang

berdekatan yaitu area rawa (lebak) dihalaman belakang berjarak ± 30 meter dan Sungai Muara

Kelingi sebagai badan air penerima berjarak ± 300 meter. Adapun dokumentasi kondisi rav/a

(lebak) dan sungai muara kelingi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Selain Daerah aliran sungai (DAS) terdapat air permukaan lainnya di Kabupaten Musi Rawas
yaitu Danau Gegas dan Danau Suka Hati. Danau Gegas berada di Kecamatan Sukakarya,

Kabupaten Musi Rawas dan Danau Suka Hati berada di Kecamatan Sumber Harta, Kabupaten
Musi Rawas. Danau Suka Hati dan Danau Gegas merupakan tempat wisata alam yang dapat

dikunjungi di Kabupaten Musi Rawas.

r . rG'IA s . 11-9

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMIN AN(>AI PKI H’l
PENGFMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ff,U/ yy. ^(fFf

2) Kualitas Air Permukaan

Kualitas air permukaan diketahui melalui survei lapangan dengan cara

Gambar 2. 3. Kondisi Rawfj/Leb<jk (kiri) dan S. Muara Kelingi (Kanan)


mengukur langsung (in situ) dan menganalisis sampel air sungai kelingi, sungai alan dan air rawa

di laboratorium yang terakreditas. Pengukuran kualitas air permukaan yang dilakukan disekitar

lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa

parameter kualitas air permukaan yang terkena dampak. Pengukuran kualitas air permukaan

sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas air permukaan ditapak kegiatan maka dilakukan

analisis terhadap kualitas air permukaan dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku untuk

mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas air permukaan dapat

dilihat pada Tabel 2.10,

Tabel 2, 10. Lokasi Sampling Kualitas Air Permukaan


Koordinat
No Lokasi Sampling
Latltude , Longltude
1 Hulu Air Sungai Kelingi 03°14'30.8r'S 103°00'29.58"E
2 Hilir Air Sungai Kelingi 03°14'24.13"S 103c'00'39.18’E ;
_ Air Sungai Alan 03°14'15.30"S 103°00’34.40“E ‘
3__ ________________
4 Air Rawa 03°14'20.6(ys 103°00'34.58”E j
Sumber: Datu Primer, 2020

Pengambilan sampel air permukaan dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 16 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten

Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran

2,1.1.9 Air Limpasan (surface runoff)


Keberadaan sungai-sungai perennia!(sungai dengan aliran sepanjang tahun yang memiliki
simpangan debit maksimal di musim hujan denaan rioh.b „■ • .
y ueuic minimal di musim kemarau
sangat besar) selain bisa dimanfaatkan sepanjang tahun nnh.i,: ■

il ULSKI-'lPSl P OH A LINGKUNGAN AWAI 11-10

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD)
y lanun MUARA
untuk BELITI
mgasi pertanian dan
kebutuhan air bersih juga merupakan ancaman karena simnann=n k-.
simpangan debitnya yang sangat

besar. Di musim hujan debit aliran sungai-sungai tersebut sangat besar mengakibatkan elevasi

permukaan air sungai sangat tinggi bahkan melampaui elevasi tanggulnya sehingga meluap dan

menimbulkan banjir terutama di daerah hilir Selain curah hujan yang merupakan faktor

W7co/7tro//ab/e terjadinya banjir, kegiatan masyarakat yang mengganggu aliran sungai dalam

bentuk penyempitan sungai, perusakan tanggul pendangkalan, pembuangan sampah ke sungai,

polusi yang memacu pemanasan global dan timbulnya lahan kotoran yang menambah panjang aliran

sungai adalah faktor manusiawi yang mempengaruhi intensitas banjir. Data bencana banjir yang

terjadi di Kabupaten Musi Rawas berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.17 dan

dokumentasi kondisi drainase eksisting di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti dapat

dilihat pada Gambar 2.7.

Tabel 2. 17. Jumlah Desa dan Kejadian Bencana Banjir

No 201
Kecamatan 2014 2018
. 1
1. Suku Tengah Lakitan Ulu 3 5 3
2. Selangit 1 5 1
3. Sumber Harta 2 -
4. Tugumulyo - -
5. Purwodadi 2 3
6. Muara Beliti - -
7. Tiang Pumpung - -
8. Kepungut
Jayaloka - 1
9. Suka Karya - -
10. Muara Kelingi 13 6 6
11. Bulang Tengah Suku Ulu 8 5 2
12. Tuah Negeri 2 - -
13. Muara Lakitan 11 5 8
14. Tugumulyo 1 1 6
Kabupaten Musi Rawas 43 27 30
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019

< -L DESr.RlPS: RONA LINGKUNGAN AWAL 11-18

Dipindai dengan CamScanner


r CIHVJ t IV| UM HWM l’! nWIIIMII UHIkll WI11UIH wnLRHri IHUHnM MUUI ■ I

r : .OPERASI' ’ l

Gambar 1. 11 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Operasi

BAB I PENDAHULUAN j 1-57

Dipindai dengan CamScanner



■RSU
D

Gambar 1. 12 Diagram Alir Dampak Penting Hipotetik Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti Tahap Pasca Operasi

BAB 1 PENDAHULUAN j 1-58

Dipindai dengan CamScanner


DAMPAK rnTFMStAL
1. Pra KonrtruV.il SAMPAK KPCTTTTK
• K«rJ,
• rersepV d*n SIMD MairaraVM
2. Konstruksi
• penurunan KuaMat Udva
• Prnmqt<ataf' Tingkat K«t)'&ing?n
• P^ningkatan T*ngk«t G«faran
• Ppnunjnan Kualtas A'ftanah
• Penurunan kualitas Air Permukaan
• Timbulan limbah Cair
• Timbulan Sampah
• Peningkatan Air Limpasan
• Ba^gkaan Arus Lahjlmtas
• Kerusakan Jalar
• Keselamatan Lalulintas
• Gangguan Flnra
• Gangguan Fauna
• Gangguan Biota Perairan
• Peluang Usaha
• Persepsi dan Sikap Masyarakat
• Vektor Penyakit
• Gangguan Sanitasi Lingkungan
• Gangguan Kesmas

3. Operasi
• Penurunan kualitas Udara
• Peningkatan Tingkat Kebisingan
• Peningkatan Tingkat Getaran
• Penurunan kualitas Airtanah
• Penurunan Kualitas Air Permukaan
• Timbulan Limbah Cair
• Timbulan Sampan
• Timbulan Limbah B3
• Peningkatan Air Limpasan
• Penurunan Kualitas Tanah
• Perkembangan Wilayah
• Bangkitan Arus Lalulintas
■ Kerusakan Jalan
• Keselamatan Lalulintas
• Gangguan Flora
• Gangguan Fauna
• Gangguan Bicta Perairan
• Urbanisasi Penduduk
• Kesempatan Kerja
■ Peluang Usaha
• Persepsi dan Sikap Masyarakat
• Vektor Penyakit
• Infeksi Nosokomial
• Gangguan San.tasi Ungkungan
• Penurunan kualitas Pangan Siap Saji d> AS
• Gangguan Kesmas
• Gangguan K3 dan K3RS

Dipindai dengan CamScanner


, 4. Pasca Operasi
• Penurunan Kualitas Airtanah
j » Penurunan Kualtas A*r Permukaan
> • Penurunan Kualtas Tanah
i • Persepsi dan S-kap Masyarakat
i ■ Vektor Penyakit
• Gangguan Kesmas

Gambar 1. 13 Diagram Alir


Pelingkupan

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

No Rencana Kegiatan Jenis Dampak ■. Batas Waktu Kajian

1. Mobilisasi Alat Berat Penurunan Kualitas Udara Selama 1 (satu) tahun, hal ini
dan Material
1
dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara terus
Peningkatan Kebisingan menerus1selama
Selama kegiatan
(satu) tahun, hal ini
dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara 1 terus
menerus selama kegiatan konstruksi

Gangguan Keselamatan Selama 1 (satu) tahun, hal ini 1


Lalulintas dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara terus
menerus selama kegiatan konstruksi

Persepsi dan Sikap |


Selama 1 (satu) tahun, hai ini 1
Masyarakat dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara terus
menerus selama kegiatan konstruksi

Gangguan Kesmas i Selama 1 (satu) tahun, hal ini


dikarenakan mobilisasi alat berat dan
material dilaksanakan secara terus
menerus selama kegiatan konstruksi

2. 1 Penyiapan dan Peningkatan Kebisingan Selama


, 3 (tiga) bulan, hal ini
Penataan Lahan
j
dikarenakan penyiapan dan penataan
lahan dapat selesai

Peningkatan Getaran Selama 3 (tiga) bulan, hal ini j


dikarenakan penyiapan dan j
penataan lahan dapat selesai maksimal
3 bulan sejak awal

3. Aktivitas Timbulan sampah 1


Selama 1 (satu) tahun, hal ini
Basecamp
1
dikarenakan aktivitas basecamp
Peluang Berusaha dilaksanakan secara terus menerus
selama kegiatan konstruksi
Selama 1 (satu) tahun, hal ini

Persepsi dan Sikap |


Masyarakat dikarenakan aktivitas basecamp
dilaksanakan secara terus menerus
selama kegiatan konstruksi____________
Selama 1 (satu) tahun, hal ini

BAB I PENDAHULUAN |-62

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Rencana
No Jenis Dampak' • Batas'Waktu Kajian ■,
Kegiatan
Perkembangan Wilayah Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas Izin operasi dan |
kelaiakan bangunan gedung
Keselamatan Lalullntas Selama 30 Tahun, menyesuaikan
_______________________________
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Flora Selama 30 Tahun, menyesuaikan |
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Biota Air _______________________________
Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung _|
Persepsi dan Sikap Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
Masyarakat dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Vektor Penyakit Selama 30 Tahun, menyesuaikan |1
dengan batas izin operasi dan ;
kelaiakan bangunan gedung 1
Gangguan Sanitasi Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
Lingkungan dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan Kesmas Selama 30 Tahun, menyesuaikan 1
dengan batas izin operasi dan
kelaiakan bangunan gedung
Gangguan K3 dan K3RS Selama 30 Tahun, menyesuaikan
dengan batas izin operasi dan |
kelaiakan bangunan gedung ’

TAHAP PACA OPERASI |


1 Pemutusan Persepsi dan Sikap Setelah kegiatan operasional
Hubungan Kerja Masyarakat
|
2 Alih Fungsi Lahan Penurunan Kualitas Setelah kegiatan operasional
dan Bangunan Airtanah
1
Penurunan Kualitas Air Setelah kegiatan operasional j
Permukaan Vektor selesai
1
Penyakit Setelah kegiatan operasional
selesai |
Gangguan Kesmas Setelah kegiatan operasional

Dipindai dengan CamScanner


p^OEMBANOAN «UMA» SAK,T °A™A" M"A«A "«
i ’ ftfiib \ y.,-..

BAB II
DESKRIPSI RDNA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL
2.1. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal yang Terkena Dampak
Komponen lingkungan yang terkena darnpak terdiri dari komponen geo-fislk-klrnla, komponen

biologi, komponen soslal-ekonoml-budaya, dan komponen kesehatan masyarakat.

2.1.1. Komponen Geo-FIsIk-KImla


2.1.1.1Bentang Alam/ Administrasi
Berdasarkan letak astronomis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam

Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak pada posisi 102° 07' 00" - 103° 40' 10" Bujur

Timur dan 20° 20' 00" - 30° 38' 00" Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah

1.236.582,66 Ha. Kabupaten Musi Rawas berada dibagian barat Provinsi Sumatera Selatan.

Kabupaten Musi Rawas memllki luas wilayah sebesar 6.357,17 km' dengan 14 kecamata

administratif. Wilayah terluas dl Kabupaten Musi Rawas yaitu Kecamatan Muara Lakitan dengan luas

1.963,54 km' dan wilayah terkecil di Kabupaten Musi Rawas yaitu Kecamatan Purwodadl dengan luas 63,26

km'. Adapun data luas daerah dan ibukota Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel

2.1.

Tabel 2, 1. Luas Daerah dan Ibukota Kecamatan dl Kabupaten Musi Rawas

No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Luas (km2)


Suku lengah 1 akltan Ulu Terawas
2 Sel.nigil Selangit /t /j-i
.~3 Sumber 1 laita Sumber Harta 10 1. 78
. Tugumulyo Srlkaton 67,71
Purwodadl l’UI WOlhllll 63,26
6 Muara Beliti
Pusar Muara Beliti 175,03

HAI :• i-i • t is K- i, n .<uia '■ - H ||. i

Dipindai dengan CamScanner


J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
'RSUD

No Ibukota Luas
. Kecamatan kecamatan. (km2)
7 Tiang Pumpung Kepungut Muara Kati 326,42
. 8 Mangun Tunggal 160,46
layaloka ______
. 9
Suka Karya______________ Ciptodadi 121,53
.10. Muara Kelingi Muara Kelingi 645,48
11. ______________________
Bulang Tenga Suku Ulu Mangun Jaya 751,54
12. Tuah Neaeri Lubuk Rumbai 263,45
13. Muara Lakitan Muara Lakitan 1.963,54
14. Megang Sakti Megang Sakti 399,78
I (abupaten Mus! Rawas Muara Beliti 6.357,17
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019

2.1.1.2Topografi
Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Musi Rawas memiliki topgrafi yang bergelombang dengan

ketinggian antara 25 meter hingga 1000 meter diatas permukaan laut, luas wilayah dominan untuk

pertanian, selebihnya merupakan tanah perbukitan yang memiliki kemiringan yang sangat curam dimana

sebagian besar bukit barisan yang memanjang dari utara sampai selatan. Khusus di barat wilayah ini

termasuk ke dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang terbentang luas ke dalam empat

provinsi. Adapun ketinggian wilayah di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2. 2. Ketinggian Wilayah di Kabupaten Musi Rawas
No. Kecamatan . • < Ketinggian
1 Suku Tengah Lakitan Ulu (mdpl) 230
. 2 Selangit 230
. 3 Sumber Harta 82,5
. 4 Tugumulyo 82,5
. 5 Purwodadi 82,5
. 6 Muara Beliti 82,5
. 7 Tiang Pumpung Kepungut 82,5
. 8 Jayaloka 137,5
. 9 Suka Karya 137,5
.10. Muara Kelingi 137,5
11. Bulang Tenga Suku Ulu 137,5
12. Tuah Negeri 137,5
13. Muara Lakitan 137,5
14. Megang Sakti 137,5
Cabupaten Musi Rawas 131
Sumber: BPS Kabupaten Musi Rawas, 2019

2.1.1.3 Kualitas Udara


Pencemaran udara merupakan kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di

atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan,

mengganggu estetika dan kenyamanan (Soemarwoto, 1989).

BAB -| Dr SfJ’IPSl RONA LINGKUNGAN’ AWAI 11-2

Dipindai dengan CamScanner


r.-.I
W5... ERAH(RSUD
)MUARABELITI

Tabel 2. 6. Hasil Pengukuran Tingkat


N Kebisingan Satuan Hasil Uji '
o Lokasi Pengujian • * v ‘ •» *

♦ Miitu..• r Baku
• v - • - -<
2 _ Metode
Depan R. IGD RSUD
1 55,71 55
Muara Beliti
Area Parkir RSUD
2 dB (A) 54,06 55 SNI 72131:2009
Muara Beliti
3 Depan R. Rawat Inap 50,07 55
L_ RSUP Muara Beliti
'.>9* j DOKUAAEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERALI
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan Tabel 2.6 hasil pengujian tingkat kebisingan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pengukuran tingkat kebisingan didepan ruang IGD RSUD Muara Beliti melampaui baku
mutu yang mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan. Hal ini dikarenakan diarea tersebut merupakan tempat yang sering
lalu lalang kendaraan yang mengantar pasien ke ruang Inap Gawat Darurat (IGD). Selain itu,
lokasi pengukuran tingkat kebisingan di area parkir dan didepan rawat inap RSUD Muara Beliti
masih memenuhi baku mutu yang telah di tetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran tingkat
kebisingan di sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar
2.2.

__nrWIMEN ANDAL RKL-RPL

Bh
Dt,SKRipS| RQNA LINGKUNGAN AV,'AL II . 5
Dipindai dengan CamScanner
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
-’r; ■|$iib t' 4>»u‘« x|t-r

2.1.1.5 Geologi
Secara Geografis Cekungan Sumatera Selatan dibatasi oleh Selat Malaka dibagian timur, Tinggian

Tigapuluh dibagian utara dan bentangan Bukit Barisan dibagian baratnya. Daerahnyahampir semua berada di

darat dan hanya sebagian kecil di lepas pantai. Cekungan Sumatera Selatan mencakup luas area sekitar

119.000 km2 dengan ketebalan sedimen tersier rata-rata 3,5km.

Kabupaten Musi Rawas ini berdasarkan pembagian lembar Peta Geologi Bersistem Indonesia skala

1:250.000 dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, sebagian besar termasuk ke dalam liputan Peta

Geologi Lembar Sarolangun dan Lembar Palembang. Selain itu, sebagian termasuk ke dalam liputan Peta

Geologi Lembar Muara Bungo, Lembar Jambi, Lembar Bengkulu, dan Lembar Lahat. Adapun formasi batuan

yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas sebagai berikut ini.

1) Formasi Hulu Simpang (Tomh)


Formasi Hulu Simpang merupakan batuan volkanik, diendapkan secara tidak selaras di atas

Formasi Rawas, terdiri dari breksi gunungapi, lava dan tuf dengan sisipan konglomerat, batupasir

tufaan dan setempat batugamping dan batulempung, umumnya terubah dan termineralisasikan,

berumur Oligo Miosen. Pada daerah ini dijumpai endapan felspar, berwarna putih abu-abu, agak

kotor, tebal diperkirakan 10 m, tersingkap pada tebing jalan, diperkirakan merupakan hasil ubahan

dari satuan tuf dari Formasi Hulu Simpang, kandungan SiOz = 78,20%, Al 203=10,59%, Fe2O3 =

1,08%, Na2O=l,85% dan K2O= 3,06%, hasil bakar pada temp.l200°C berwarna krem , susut bakar

> 3 %, kuat lentur > 150 kg/cm2, diperkirakan dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bodi keramik

putih. Sumberdaya diperkirakan 17,5 juta ton.

2) Formasi Muara Enim (Tmpm)


Formasi Muara Enim tidak selaras di atas Formasi Air Benakat (Tma) terdiri dari batupasir dengan

perselingan batupasir tufaan dan batulempung tufaan, setempat sisipan batubara, pada bagian atas

sering mengandung batuan gunungapi. Pada formasi ini dijumpai bentonit dengan kandungan

montmorilonit = 30 %, bleaching poiversebelum aktivasi = 63%, sesudah 70%, SiO2 = 64,90%,

AI2O3=15,73% dan Fe2O3 - 4,08%, terdiri dari mineral halloysite, montmorilonit dan aipha quartz,

sumberdaya diperkirakan 1 juta ton.

3) Intrusi Andesit (Tma)


Andesit berupa andesit, diorit membentuk perbukitan terjal dari Bukit Besar, Bukit Getan dan

Bukit Botak. Andesit berwarna abu-abu kehitaman, porfiritik,

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL t 11-6

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAFKAU
AERAH
(RSUD) MUARA BEUTI

M •’

. JI Fpraiisson (1984) dimanfaatkan untuk menunjukkan Klasifikasi Schmidt dan rery


ambaran komponen utama iklim pada wilayah studi. Nilai Q {quotient) menunjukkan imbangan rerata

jumlah bulan kering (BK) dan rerata jumlah bulan basah (BB) dalam kurun waktu 10 tahun di suatu

wilayah. Penentuan BK dan BB menggunakan metode Mohr, yaitu BK adalah bulan dengan curah hujan

<60 mm, sedangkan BB adalah bulan dengan curah hujan >100 mm, sedangkan untuk bulan lembab yaitu

jika curah hujannya antara 60 mm-100 mm. Nilai Q maka dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi

iklim wilayah tersebut. Perbandingan antara jumlah rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah

merupakan tipe curah hujan menurut Schmidt dan Ferguson (1951), yaitu:

Jumlah rata - rata bulan kering


Q = Jumlah rata - rata bulan basah................

Berdasarkan pada nilai Q (Quotient) di atas maka Schmidt dan Ferguson menggolongkan tipe

hujan seperti disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2. 7. Klasifikasi Wilayah Berdasarkan Tipe Curah Hujan


No Golongan Rentang Nilai Q Keterangan
1 Golongan A 0 < Q < 0,143 Kondisi wilayah Sangat basah
2 Golongan B 0,143 < Q < 0,333 Kondisi wilayah basah
3 Golongan C 0,333 < Q < 0,600 Kondisi wilayah agak basah
4 Golongan D 0,600 < Q < 1,000 Kondisi wilayah Sedang
5 Golongan E 1,000 < Q < 1,670 Kondisi wilayah Agak Kering
6 Golongan F 1,670 < Q < 3,000 Kondisi wilayah Kering
7 Golongan G 3,000 < Q < 7,000 Kondisi wilayah Sangat Kering
8 Golongan H Q > 7,000 Kondisi wilayah Luas Biasa Kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson (1951)

Kabupaten Musi Rawas memiliki iklim tropis dan basah dengan curah hujan rata- rata per bulan
sebesar 313 mm dengan rata-rata hari hujan 14 hari per bulannya. Curah hujan rata-rata tertinggi dan
hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari dan November. Adapun data curah hujan di Kabupaten
Musi Rawas tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel 2. 8. Data Rata-Rata Curah Hujan Di Kabupaten Musi Rawas tahun 2018
Jumlah Rata-rata Curah Hujan
Bulan
_ ________ (mm) '
Januari _______414__________________
Februari _ 423
Maret _____________397_____________
April _____________335__________
Mei ______ 284
Juni _______165_________________
Juli ____________163
Agustus _____________188
September J_________278

H OESKPiPSi RONA LINGKUNGAN AWAI 11-8

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

kualitas air permukaan (sungai) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara

Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2. 11. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan (Sungai)


N Parameter. ■ •; •
:»- ' Hasil : ■■■ /, - ;
Baku
o • • *. ■ •
*.
*
** ’
Satua
• N- . • • • ' UJI•. 2 L3 Mutu;
K Fisika
1 Suhu 28 28 29 Deviasi 3*
c
2 DHL pS 103 104 11
-
3 TDS mg/l 162 163 54 1,000*
4 TSS mg/l 5 5 12 50*
B Kimia
1 PH 8 8 7 6-9*
-
2 DO mg/l 6 7 6 6*
3 COD mg/l <4,151 14 10 10*
4 BOD mg/l 1 2 1 2*
5 Amoniak mg/l 0,1 0,02 0,02 0,5*
6 Nitrit mg/l <0,012 <0,012 0,01 0,06*
7 Nitrat mg/l <5 <5 <5 10*
8 Minyak & Lemak mg/l 1 0,4 1 1**
9 Besi Terlarut mg/l 0,4 0,5 0,7 0,3*
1 Seng Terlarut mg/l <0,0083 <0,0083 <0,0083 0,05*
0 1 Tembaga Terlarut mg/l 0,04 0,04 0,04 0,02*
1 1 Kadmium Terlarut mg/l <0,0041 <0,0041 <0,0041 0,1*
2 1 Mangan Terlarut mg/l <0,0024 <0,0024 0,01 1*
3 1 Krom Heksavalen mg/l 0,01 0,01 0,01 0,05*
4 1 Klorida mg/l 5 6 2 600*
5 1 Sulfat mg/l 17 38 4 400*
6 1 Sianida mg/l 0,005 0,004 0,004 0,02*
7 1 Sulfida mg/l ; <0,001 <0,001 <0,001 0,002*
8 1 Fenol mg/l 0,002 0,001 0,001 0,002*
9
C Mikrobiologi ■.
1 Total Coliform Jml/lOOml 4 75 23 1.000*
2 Fecal Coliform Jml/lOOml 4 9 4 100*
Sumber: Data Primer, 2020
Keterangan:
1. Hulu Air Sungai Kelingi
2. Hilir A i r Sungai Keling i
3. A i r Sungai A la n
*) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas J
**) Peraturan Pemerintah R J Nomor 83 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Aira,
Kelas I

Berdasarkan Tabel 2.11 hasil pengukuran kualitas air permukaan sungai disekitar lokasi kegiatan

Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji parameter Chemical Oxygen

Demand(COD) dl Hilir Sungai Kelingi melampaui baku mutu, parameter besi terlarut di hulu air

sungai kelingi, hilir air sungai kelingi, dan air sungai alan melampaui baku mutu, serta parameter

tembaga terlarut di hulu air sungai kelingi, hilir air sungai kelingi, dan air sungai alan melampaui

baku mutu

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL II - 11

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

yang mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas I. Pengujian pada parameter lainnya masih

memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.

Selain pengujian kualitas air permukaan di sungai kelingi dan sungai alan, pengambilan sampel air

juga dilakukan dirawa (lebak) di sekitar lokasi Pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun data

hasil pengukuran kualitas air permukaan (rawa) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan

RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2. 12. Hasil Pengukuran Kualitas Air Permukaan (Rawa)


. 7 ’ , Parameter: . Satuan. J. Hasil •? Baku
No.
A Fisika UJI-^ Mutu*■
1 Suhu 30 Deviasi 3
c
2 DHL ps 55
-
3 TDS mg/l 95 1.000
4 TSS mg/l 25 400
B Kimia 1

1 PH - 6 6-9
2 DO mg/l 3 3
3 COD mg/l 51 50
4 BOD mg/l 3 4
5 Amoniak mg/l 0,2
-
6 Nitrit mg/l <0,012 0,06
7 Nitrat mg/l 8 20
8 Minyak & Lemak mg/l 1 -
9 Besi Terlarut mg/l 3
-
1 Seng Terlarut mg/l <0,0083 0,05
0 1 Tembaga Terlarut mg/l 0,04 0,02
1 1 Kadmium Terlarut mg/l <0,0041 0,1
2 1 Mangan Terlarut mg/l <0,0024 -
3 1 Krom Heksavalen mg/l 0,01 0,05
4 1 Klorida mg/l 0,5 -
5 1 Sulfat mg/l 11 -
6 1 Sianida mg/l 0,007 0,02
7 1 Sulfida mg/l <0,001 0,002
8 1 Fenol mg/l 0,005 0,002
9C Mikrobiologi
1 Total Coliform Jml/lOOml 75 10.000
2 Fecal Coliform Jml/lOOml 9 2.000
Sumber: Data Primer, 2020 Keterangan:
*) Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor J 6 Tahun 2005 Tentang
Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas 3

Berdasarkan Tabel 2.12 hasil pengukuran kualitas air permukaan rawa disekitar lokasi kegiatan

Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji parameter Chemical Oxygen

Demand (COD), parameter tembaga terlarut, dan parameter Fenol di air rawa melampaui baku

mutu yang mengacu pada Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 16 Tahun 2005 Tentang

Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai, Kelas 3. Pengujian pada parameter lainnya masih

memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran kualitas air

permukaan di sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL : 11-12

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

2.4.

Gambar 2. 4. Dokumentasi Pengukuran Kualitas Air Permukaan

3) Kualitas Airtanah
Airtanah adalah air bergerak dibawah tanah pada zona jenuh yang teradapat didalam retak-retak

batuan. Airtanah merupakan air yang memenuhi kebutuhan masyarakat untuk mandi, mencuci,

kakus serta menjadi sumber air minum. Kualitas airtanah dapat diketahui melalui survei lapangan

dengan cara mengukur langsung (in situ) dan menganalisis sampel airtanah di laboratorium yang

terakreditas.

Pengukuran kualitas airtanah yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan

RSUD Muara Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas airtanah yang

terkena dampak. Pengukuran kualitas airtanah sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas

airtanah ditapak kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas airtanah dan dibandingkan

dengan baku mutu yang berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi

pengambilan sampel kualitas airtanah dapat dilihat pada Tabel 2.13.

BAh II DESKRIPSI k’OI IA LINGKUNGAN AWAL 11-13

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

Tabel 2. 13. Lokasi Sampling Kualitas Alrtanah

Lokasi Sampling Koordinat


No
< Latltude Longltude
1 Sumur Gali RSUD Muara Beliti 03°l<l'15.7"S 103°00'31,8"E
2 Air PAM RSUD Muara Beliti 03°14,15.1"S 103°00'32.2"E
Sumber: Data Primer, 2020

Pengambilan sampel alrtanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 16 Juli 2020 dl UPT Laboratorium Lingkungan

Kabupaten Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas airtanah di sekitar lokasi kegiatan

Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2. 14. Hasil Pengukuran Kualitas Airtanah


N Hasil UJI
. Parameter Satuan Baku Mutu*; /
o ■1■. I2.
A Fisika
1 Suhu s
c 28 28 Suhu Udara ±3
2 Bau Tidak Tidak Tidak Berbau
-
Berbau Berbau
3 Rasa Tidak Tidak Tidak Berasa
-
Berasa Berasa
4 Kekeruhan NTU 10 8 25
5 TDS mg/l 59 85 1.000
B Kimia
1 PH - 6 7 6,5-8,5
2 Nitrit mg/l <0,012 <0,012 1
3 Nitrat mg/l <5 <5 10
4 Besi Terlarut mg/l 0,2 0,4 1
5 Seng Terlarut mg/l <0,0083 <0,0083 15
6 Kadmium Terlarut mg/l <0,0041 <0,0041 0,005
7 Mangan Terlarut mg/l <0,0024 <0,0024 0,5
8 Krom Heksavalen mg/l 0,01 0,01 0,05
9 Timbal Terlarut mg/l <0,0014 <0,0014 0,05
1 Kesadahan mg/l 2 3 500
0 1 Sulfat mg/l 13 8 400
1 1 Sianida mg/l 0,007 0,005 0,1
2 1 Deterjen mg/l <0,001 <0,001 0,05
3
C Mikrobiologi
1 Total CoHform Jml/lOOml 4 4 50
2 Feca! CoHform Jml/lOOml 0 4 0
Sumber; Data Primer, 2020
Keterangan:
1. Sumur Gali RSUD Muara Beliti
2. Air PAM RSUD Muara Beliti
r
) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Agua, dan Pemandian Umum

BA6 H DF5KPIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL II - 14

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKU UMUM DAERAH (RSUD) MUARA Bfl.IT!

Tabel 2. 13. Lokasi Sampling Kualitas Airtanah

No Lokasi sampling Koordinat


LalltUfid Longltude
Sumut Gali RSUD Muara Beliti
1 6ri.ris.rs 103°00’31,8"E
2 Air PAM RSUD Muara Beliti___________ 03O14’1S.1"5 103°00732?
2”E’
Sumber: Data Primer,

Pengambilan sampel airtanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 16 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan

Kabupaten Musi Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas airtanah di sekitar lokasi

kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.14.

Tabel 2. 14. Hasil Pengukuran Kualitas Airtanah


N Hasil UJI
Parameter Satuan Baku Mutu*'
o
A Fisika
.1
L_
1 ISuhu ’c 28 28 Suhu Udara ±3
2 Bau Tidak Tidak Tidak
-
Berbau Berbau Berbau ,
3 Rasa Tidak Tidak Tidak Berasa
-
Berasa Berasa
4 Kekeruhan NTU 10 8 25
5 TDS mg/l 59 85 1.000
B Kimia
1 PH - 6 7 6,5-8,5
2 Nitrit mg/l <0,012 <0,012 1
3 Nitrat mg/l <5 <5 10
4 Besi Terlarut mg/l 0,2 0,4 1
5 Seng Terlarut mg/l <0,0083 <0,0083 15
6 !Kadmium Terlarut mg/l <0,0041 <0,0041 0,005
7 Mangan Terlarut mg/l <0,0024 <0,0024 0,5
8 Krom Heksavalen mg/l 0,01 0,01 0,05
9 Timbal Terlarut mg/l <0,0014 <0,0014 0,05
1 Kesadahan mg/l 2 3 500
0 1 Sulfat mg/l 13 8 400
1 1 Sianida mg/l 0,007 0,005 0,1
2 1 Deterjen mg/l <0,001 <0,001 0,05
3
C Mikrobiologi
1 Total Coliform Jml/ 4 4 50
2 Feca! Coliform lOOml
Jml/ 0 4 _______0_______
Sumber: Data Primer, 2020 lOOml
Keterangan:
1. Sumur Gali RSUD Muara Beliti
2. Air PAM R S U D Muara Beliti
*) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Agua, dan Pemandian Umum

(JAS li DESKRIPSI KOI IA LINGKUNGAN AWAI. 11-14

Dipindai dengan CamScanner


SAKN UMUM NAENA ,RSUU) L RI,FL
gjMte ‘^SJANTAN RUMAH " MIIAII A '
’’2Wfsw
t *V '’f*1

Berdasarkan Tabel 2.14 hasil pengukuran kualitas alrtanah disekitar lokasi kegiatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil uji pninmeler rec.H Colifimn pada Air PAM

RSUD Muara Beliti melampaui baku mutu yang mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Repbullk

Indonesia Nomor 32 tahun 2017 Tentang Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Peisyaratan

Kesehatan Alt untuk kepeiluan Higiene Sanitasi. Kolam Renang, Solus f'erAw.i, dan Pemandian

Umum. Pengujian pada parameter lainnya masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan.

Adapun dokumentasi pengukuran kualitas alitanah dl sekitar lokasi Rencana Pengembangan RSUD

Muara Beliti disajikan pada Gambar 2.5.

Gambar 2. 5. Dokumentasi Pengukuran Kualitas Airtanah

2.1.1.8 Ruang, Lahan dan Tanah


Berdasarkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 2 Tahun

2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013,

lokasi RSUD Muara Beliti berada pada kawasan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yaitu kawasan

perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa

kecamatan. Arahan pemanfaatan ruang ditujukan untuk mengoptimalkan dan

mengendalikan peruntukan lahan dengan tetap mempertahankan keberadaan fungsi

resapan melalui iuang terbuka hijau (RTH). Untuk Itu perlu pengaturan aktivitas

P gunan melalui penerapan koefisien dasar bangunan (KDB). Guna mengoptimalkan

t»gsl layanan bagi punduduK koli , „


50 a )ja |i m||ayaii te|akaii

maka padu penyediaan ,


la5ili M ...................... ..........

Al! II WSUI. II :;! HONA UNGKUNGAN AWAI II - ) 5

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

prasarana jalan dan terminal antar kota baik berupa terminal penumpang maupun terminal barang yang
menunjang pembangunan agropolltan.

Secara umum keadaan tanah di Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 7 (tujuh) jenis tanah,

yaitu:

1) AluvlaI dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan Hat dan pasir dijumpai di
Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis Ini seluas i 8,05% dari luas kabupaten dan

sangat cocok untuk tanaman padi dan palawija.

2) Utosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumput-
rumputan dan usaha temak,

3) Asosiasi Latisol hanya seluas ± 0,77 % dari luas kabupaten, terdapat dl kecamatan STL Ulu dan Rupit.

4) Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti,

yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras

lainnya.

5) Podsolik seluas ± 37,72% dari luas kabupaten, merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi

Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Rupit, Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik

untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet.

6) Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan, dengan luas ± 29,59 % dari luas

wilayah kabupaten.

Pengukuran kualitas tanah yang dilakukan dilokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara

Beliti untuk mengetahui kandungan beberapa parameter kualitas tanah yang terkena dampak.

Pengukuran kualitas tanah sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas penurunan kualitas tanah

ditapak kegiatan maka dilakukan analisis terhadap kualitas tanah dan dibandingkan dengan baku mutu

yang berlaku untuk mengetahui dampak yang terjadi. Adapun lokasi pengambilan sampel kualitas tanah

dapat dilihat pada Tabel 2.15.

Tabel 2. 15. Lokasi Sampling Kualitas Tanah


— Koordinat
No Lokasi Sampling •.
Latltude Longltude
1 RSUD Muara Beliti 03° 14'18.7"S 103o00'36.7"E
5umber: Data Primer, 2020

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel tersebut

dianalisis/pengujian pada tanggal 08 Juli - 17 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Musi

Rawas. Adapun data hasil pengukuran kualitas tanah di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan

RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.16.

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL II- 16

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

Tabel 2. 16, Hasil Pengukuran Kualitas Tanah


Hasil
No Parameter Satuan Analisa Baku Mutu* Motodo

<4,5 ; 1K No.
1 pH H2O Unit 5,68 >8,5 15.23/1K/LL/2018
1K No.
2 Ketebalan Solum Cm_ >120 _____<20 15.15/IK/LI./2018
3 Kebatuan Permukaan % 16 _____>40 1K No. 15.1G/IK/LL/2018
4 Berat Isi g/cm3 0,59 <1,4 IK No. I5.18/IK/LL/2018
5 Porositas Total % 54,26 <30 ; >70 IK No. 15.19/IK/LL/2018
6 Derajat Pelulusan Air Cm/Jam 4,8 <0,7 ; IK No. 15.22/IK/LL/2018
>8,0
7 DHL mS/cm 3,3 >4,0 IK No. 15.2G/IK/LL/2018
8 Redoks mV 103,7 <200 IK No. 15.27/IK/LL/2018
9 Jumlah Mikroba Cfu/g 54 x 10" <10’ IK No. 15.28/IK/LL/2018
_
Sumber: Data Primer, 2020 Keterangan:
*) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria
Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Berdasarkan Tabel 2.16 hasil pengukuran kualitas tanah dilokasi kegiatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti menunjukkan hasil parameter Ketebalan Solum, Kebatuan

Permukaan, Daya Hantar Listrik (DHL), dan Jumlah Mikroba melebihi baku mutu yang mengacu

pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara

Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Pengujian pada parameter

lainnya masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Adapun dokumentasi pengukuran

kualitas tanah dilokasi Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar 2.6.

Gambar 2. 6. Dokumentasi Pengukuran Kualitas Tanah

BAB 11 hl.M-J.’H’M |?( )| IA I U K.KUMGAN AWAI 11 - 17

Dipindai dengan CamScanner


DOKUM! N ANDAI RM
PCNGFMhANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Gambar 2. 7. Dokumentasi Kondisi Drainase Eksisting di RSUD Muara Beliti

2.1.2. Komponen Transportasi


Berdasarkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 2 Tahun 2013 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011-2013 dan Keputusan Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: 248/KPTS/M/2015 Tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan

Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1), jaringan jalan di

Kecamatan Muara Beliti meliputi:

1) Jaringan Jalan Arteri Primer


Simpang Periuk - Muara Beliti dengan panjang ruas jalan 13,50 Km

2) Jaringan Jalan Kolektor Primer 1 (Kl)


Ruas batas Kabupaten Musi Banyuasin - Kabupaten Musi Rawas (Muara Beliti) dengan ruas panjang

jalan 78,26 Km

3) Jaringan Jalan Lokal Primer


• Ruang Trikoyo - Simpang Bumi Agung (Kecamatan Tugumulyo/Tuah Negeri)

• Ruang Muara Beliti - Durian Remuk (Kecamatan Muara Beliti)

• Ruas Bundaran Agropolitan Center - Air Satan (Kecamatan Muara Beliti)

• Ruas Simpang Bumi Agung - Polres Mura (Kecamatan Muara Beliti)

Lokasi pengembangan RSUD Muara Beliti sendiri berada di Jalan Pangeran Moharnad Amin dengan
karakteristik jalan adalah 4/2 D (4 jalur 2 arah terbagi). Jalan 'angerdn Moharnad Amin memiliki median
masing-masing 5 meter, ruas jalan 12meter dengan panjang jalan ± 1 ,H5 km.

F$AB || [ |Ni ?l-UNG/l-N AWAL 11-19

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKlI'f’t
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH /BCHr» .
) MUARA BELITI
H (RSUD

2.1.3. Komponen Biologi


2.1.3.1 Flora
Secara umum sebaran flora atau vegetasi disekitar lokasi mhr,„
KQSI re
ncana pengembangan

RSUD Muara Beliti merupakan tumbuhan perkebunan dan pekarangan berupa pohon pelindung dan

buah-buahan. Berdasarkan hasil pengamatan disekitar lokasi vegetasi yang ditemukan berupa jenis

alang-alang, palem hias, kumpai, petai, putri malu dan salam Sedangkan tanaman buah-buahan

adalah manga, alpukat, rambutan dan jambu Ad jenis tanaman yang ditemukan dilokasi rencana

kegiatan pengembangan RSUD M^ara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.18,

Tabel 2. 18. Jenis Vegetasi di lokasi Rencana Kegiatan


No Nama Loka) j. ' Nama.Latln<.
•Taksiran^.
1 Alang-alang Imperata Cylindria Banyak
2 Albizia Albizia Banyak
3 Alpukat Persea Americana Sedang
4 Angsana Pteocarpus sp. Sedang
5 Asam Jawa Tamarindus Indica Sedang
6 Balik Angin Mallotus Panicuiatus Banyak
7 Beringin Ficus Sp. Sedikit
8 Cemara Casuarinaceae Sedikit
9 Gamal GHricidia Sepium Banyak
1 Jambu Psidium Guajava Banyak
01 Ketapang Terminalia catappa Sedang
11
Kumpai Echinochloa Sp. Sedang
2 1 Mahoni Swietenia macrophylla Sedang
3 1 Mangga Mangifera Banyak
4 1 Palem hias Paimae Sp. Sedang
5 1 Pandan Pandanus Sp. Sedang
6 1 Putri malu Mimosa Sp. Banyak
7 1 Rambutan Nepheiium Lappaceum Sedang
8 1 Rumput Eieusina Incida L. G. Banyak
9 2 Belulang
Rumput Grinting Cynodon Dactylon Banyak
0 2 Rumput Teki Cyperus Rotundus Banyak
1 2 Salam Syzygium Polyanthum Banyak
2 2 Sawit Eiaeis Sp. Sedang
3 2 Singkong Manihot Esculenta Banyak
4 2 Tanjung Mimusops elengi Banyak
5 2 Trembesi Albizia Saman Sedikit
6 2 Verbenaceae
______Verbenaceae Banyak
7

2.1.3.2 Fauna
Beliti danaf dl. a9aman fauna dlsekitar lokasi rencana pengembangan RSUD Muara i Oapat dlkatan kurang
beraoam ■
yang dikonversi menjad k 9 ' menQ ngat sekitar lokasi merupakan kawasan kebun asan perkantoran.
Namun terdapat beberapa fauna baik jenis

II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL ■ 11-20

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

mamalia» reptilian, amphibi, maupun burung. Jenis fauna yang dinventarisir pun tidak termasuk

dalam satwa yang dilindungi. Adapun beberapa jenis fauna yang ditemukan dilokasi rencana

kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2. 19. Jenis Fauna di lokasi Rencana Kegiatan


N
o Nama Lokal Nama Latih .Taksiran
1 Babi Potamochoerus Porcus Banyak
2 Bajing Callosciurus Sp. Banyak
3 Belalang CaeUfera Banyak
4 Cicak Gekko Sp. Sedang
5 Burung Gereja Passeridae Sedang
6 Burug Walet Apodidae Sedikit
7 Kadal Mbouya Multifasciata Banyak
8 Katak Rana Sp. Banyak
9 Kelelawar Myotis Sp. Sedang
10 Kodok Buffo Sp. Sedang
11 Kumbang Co/eoptera Banyak
12 Kupu-kupu Rhopafocera Sedang
13 Lalat Diptera Banyak
14 Nyamuk Cu/cidiae Banyak
15 Pipit Estriididae Sedang
16 Semut Formicidae Banyak
17 Tikus Rattus Sp. Banyak
18 Tokek Gekko Banyak
19 Ular Kobra Colubra Banyak
20 Ulat Spodoptera Sp. Banyak
Sumber: Data Primer, 2020

2.1.3.3 Biota Perairan


Indikator biota perairan dalam pengkajian dampak dari Rencana Kegiatan

Pengembangan RSUD Muara Beliti adalah plankton (phytoptankton dan zoop/anktori) dan

benthos. Kualitas perairan baik secara fisik maupun kimiawi sangat mempengaruhi komposisi,

kelimpahan dan keanekaragaman jenis biota air. Adapun lokasi pengambilan sampel biota

perairan dapat dilihat pada Tabel 2.20.

Tabel 2. 20. Lokasi Sampling Biota Perairan

No Lokasi Sampling Koordinat


. Latltude Longltude
1 Air Sungai Kelingi Hulu 03°14'30.8"S 103°00'29.6"E
2 Air Sungai Alan 03°14'15.3"S 103°00'34.4"E
Su Air Rawa 03°14'20.6"S 103°00'34.6"E
mb 'r: Data Primer 2020 ----------
e
Pen9ambl,an ssmpel
terc biota perairan dilakukan pada tanggal 08 Juli 2020. Sampel allsL/pengujian pada
tanggal 08 Juli - 16 Juli 2020 di UPT Laboratorium Lingkungan Kabupaten Musi
Rawas. Adapun penjelasan secara detail hasil pengukuran biota perairan yaitu
plankton dan benthos di sekitar lokasi Rencana Kegiatan Pengembangan RSUD
Muara Beliti sebagai berikut ini.

BAB
H DFiSKRIPSi RONA 1INGKUNGAN AWAL If - 21

Dipindai dengan CamScanner


K DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
•' ■ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

1) Plankton
Plankton merupakan organisme perairan yang melayang secara pasif dan terbawa aliran air

serta menempati tingkatan tropik dasar yang sangat berperan dalam menjembatani

transfer energi dari produsen primer ke konsumen atau organisme yang berjenjang tropik

yang lebih tinggi. Berdasarkan jenisnya plankton dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu

phytoplankton (tumbuhan) dan zooplankton (hewan). Phytoplankton merupakan produsen

primer yang mampu merubah khlorofil (zat warna) menjadi senyawa organik yang kaya

energi melalui proses fotosintesis. Berdasarkan fungsinya keberadaan phytoplankton di

alam, maka kedudukan phytoplankton sangat penting dalam rantai makanan. Zooplankton

menempati tropik lebih tinggi setelah phytoplankton dan merupakan makanan utama dari

ikan, udang dan biota perairan yang lebih besar lainnya.

Pengukuran biota perairan (plankton) yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti untuk mengetahui keanekaragaman biota perairan

plankton yang terdapat pada lokasi sampling. Adapun data hasil pengukuran biota perairan

(plankton) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti yaitu air

kelingi hulu (Tabel 2.21), Air Sungai Alan (Tabel 2.22), dan Air Rawa (Tabel 2.23).

Tabel 2. 21. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Plankton) di Air Kelingi Hulu
; Nama Kelompok dan Spesies ; | Kellmpahan Indlvldu/llter ?
No/
I ■
PHYTOPLANKTON
A Cyanophyceae
1 Coelosphaerium 1
2 Nostoc 2
3 Spirulina 2
4 Merismopedia 2
5 Phormidium 1
B Chlorophyceae
1 Microspora r
1
2 Hydrodictyon _____________1_____________
3 Cladophora 4
4 Zygnema 1
5 Chaetophora 3
6 Spirogyra 2
7 Coelastrum 2
c Desmldlaceae
1
___ 1
Penium ---------- -----------
2_ 2

KAb
II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL : 11-22

Dipindai dengan CamScanner


N
o 1 _ Nama Kelompok dan Spesies
DOKUMEN ANDAI RKl KTI ■ ..^KniPaiianlndMdu/Ilter 3
Natrium
___ D Deatomae___________________________“
1 Diatoma 4
2 Mc/osira 3
3 Gyrosigma 2
4 Eunotia 1
5 Cymbella 1
6 Syncdra 1
II ZOOPLANKTON___________
A Flagellata_______________________
1 Euglena _ 2
2 Synura 1
3 Eudorina 1
B Clllata
1 Podophyrya 1
2 Paramecium 1
Kellmpahan Plankton 46
Kellmpahan Fltoplankton 40
Kellmpahan Zooplankton 6.
Keanekaan Spesies Plankton 26
Keanekaan Spesies Fltoplankton 21
Keanekaan Spesies Zooplankton 5
Indeks Keanekaragaman Plankton ___________2,95____________
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Tabel 2. 22. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Plankton) di Air Sungai Alan
N Nama Kelompok dan Spesies | Kellmpahan Individu/llter
o
_I___ PHYTOPLANKTON
A Cyanophyceae ______________________
____ Nostoc 2
1_
___ Tetrapedia 2
2_ Coe/osphaerium 1
____
3_
___ OsciUatoria 1
4_
____ Potycystis 1_____________
_
5_ B Chlorophyceae
____ Oedogonium 2
1_
___ Mougectia 2
2_
___ Spirogyra 1
3
___ Zygnema ______________1_____________
4
___ C/adophora ___________ 2 ______
5
___ U/otrix 2 _____________
6_ C Desmldlaceae ______________
____ C/osterium _____________1_____________
1_
___ Gonatozygon ________1_______________
2 Docidium
_____________1_____________
_3
___4 Dtismidium __________2_____________
J) Deatomae
L
* 8_____________
Diatoma
z Surlrela 1_____________
' '3 A/d 7/* /t t'» - - - .... . _ _
MlZCnKl --------- 15'

Sumber: Data Primer, 2020


II LINCJK'UNGAN AWAI ' 11-23

Dipindai dengan CamScanner


o
- •'/jF’rV. OOKIIMIH AtlUAI HKI PI’I
-jcM f ITNOfMIlANOAN IIUMAII SAKIT UMUM UAltiAii
'• ” J®'!., ' ''"•'"’fMuAhAfiriiri

N ’ Nnmn Kelompokdnn Sp'nnifi*»


o ■ f tjglHm N Navlcula (iytmdijma Mimimlwi itidiv[du/||uf
1 10
'! 4
t. " ** •------
»
II ZOOPIANKTON ........... ’ "--------• ........................
A Flagellnta
'l / u o tuna 1 -..........1 -----
2
1—- -
Urogtema
D Clllatn
1 rrontonta 1
Kellmpahan Plankton 6B
Kellmpahan Fltoplnnkton
64
________ Kellmpahan Zooplankton____________
__ _ 4
keanekaan Spesies Plankton 24
keanekaan Spesies Fltoplankton 21
Keanekaan Spesies Zooplankton 3
■ »«• v w~ ft. - j - ■ ____________ .
Indeks Keanekaragaman Pjankton 2,69
Sumber: Data Primer. 2020

Tabel 2. 23. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Plankton) dl Air Rawa


N Nama Kelompok dan Spesies | Kellmpahan Indlvldu/llter
o I PH'fTOPLANKTON
A Cyanophyceae
1 Coelosphoerlum 3
2 Phom/dium .. . . . \
B Chlorophyceae
1 Ufothrbf 2
2 Chactophora 2
3 Zygncma 1
4 Draparnaldla 2
5 dadophora 5
6 Oedogonlum ’l
C Desmldlaceae
I Natrium 2
2 Closter/um 15
3 P/eurotaenium 2
4 Desmldlum 1
D Deatomae
1 Cymbella 3
2 rraglllarls 10
NHzschla 20
4 Novlcuki 5
Dlatuina 15
n____ ZOOPLANKTON
A Hagellata
l Polyomu 4
2 1
Puglenu i
w . ■ ■■ iPiiruclnarna 1
-i

— Kellmpahan Plankton 99
Fitoplankton 93
- k?.^TPat!a.n Zooplankton 6______________
l-'1'. , !)| ;.r J’ii '.i I-(jHz- i If J< ?•' il •<AWAL 11-24

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKl-RH
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA REIITI

Tabel 2. 25. Hasil Pengukuran Dlota Perairan (Bentho?,) di Air Sungai Alan
N Nama Spesies Kelompok Takson per.liter
o lumpur
1 Aphylla __________ ______Odonata 2...................
2 Agrion___________________ Odonata 2
3 Gomphus________________ Odonata 1
4 Cordulia Odonata 1
5 Hamiptcra Gerrls 2
Kellmpahan komunitas benthos per lumpur 8
Kellmpahan spesies benthos per liter lumpur ‘~~5
Indeks Keanekaragaman Benthos __________1,55
Sumber: Data Pnmcr, 2020

Tabel 2. 26. Hasil Pengukuran Biota Perairan (Benthos) di Air Rawa


N Nama Spesies Kelompok Populasi per liter lumpur
o 1 Pisidium
Taksdn,Mollusca 1
2 Neomysis Decapoda 2
3 Agrion Odonata 1
4 Gomphus Odonata 2
5 Viviparus Mollusca 1
6 Gonobsis_________________ Mollusca 1
Kellmpahan komunitas benthos per lumpur 8
Kellmpahan spesies benthos per liter lumpur 6
Indeks Keanekaragaman Benthos 1,73
Sumber: Data Primer, 2020

Pada lokasi air sungai Kelingi Hulu mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthos yaitu

1,55. Pada lokasi air sungai alan mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthosyaitu

1,55. Serta Pada lokasi air rawa mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Benthos yaitu

1,73. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman Benthos pada ketiga lokasi tersebut

cukup baik.

Adapun dokumentasi pengukuran biota perairan di sekitar lokasi Rencana Pengembangan

RSUD Muara Beliti disajikan pada Gambar 2.8.

BAB II DtbKRIPSI kOHA LlHGKUHGAI'l AWAI II -26

Dipindai dengan CamScanner


.1 jiL.-i DOKUMEN ANDAI RKL-RPl
I Jgf' ■ ‘ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
W1.....

Gambar 2. 8 Dokumentasi Pengukuran Biota Perairan

2,1,4. Komponen Sosial Ekonomi


2 14 1 Demografi Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2018 sebesar 399.100 jiwa

(berdasarkan data dari BPS Musi Rawas). Adapun secara rebih rinci jumlah penduduk Kabupaten

Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 27 Jumlah Penduduk Kabupaten Musi Rawas (2014 - 2018)

1IIMI AH PENDUDUK (JIWA) ____


KECAMATAN 2014 2015 -2016 - 2017 • 2018
30.52 30.310 30.555 30.80 31.039
STLUlu_______________ 9
4 18.520 18.742 18.72 18.825
Selangit 18.87
1 17.75 9
17.062 17.263 17.09 17.115
Sumber Harta 4 9
45.74 45.658 46.079 46.51 46.911
Tugumulyo 5 6
15.29 14.982 15.139 15.13 15.211
Purwodadi 9
4 24.585 24.974 25.38 25.758
Muara Beliti 23.88
9 12.31 5
TP. Kepungut 11.854 11.988 11.87 11.889
1 8
Jayaloka 15.42 15.916 16.177 16.45 16.704
6 3
Suka Karya 13.77 14.357 14.625 14.91 15.168
0 0
Muara Kelingi 37.84 39.156 39.821 40.52 41.164
6 4
BTS Ulu 27.63 27.722 28.008 28.30 28.575
6 6
Tuah Negeri 26.86 28.135 28.689 29.27 29.811
3 6
Muara Lakitan 42.03 45.024 45.631 47.31 48.396
0 3
Megang Sakti 51.02 51.052 51.548 52.06 52.534
8 5
Kabupaten Musi Rawas 381.001 386.348 391.255 394.402 399.100
---------
Sumber : BPS Kab. Musi Rawas, 2019

BAL II DESKRIPSI l?ON/« LINGKUNGAN AWAL II - 27

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk

Musi Rawas mengalami pertumbuhan sebesar 1,19 persen. Kepadatan Kabupaten I*IU
duk di Kabupaten Musi Rawas tahun 2018 mencapai 62,78 jiwa/km2. Kepadatan P 6" d k di

14 Kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak ^Kecamatan

Tugumulyo dengan kepadatan sebesar 692,80 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Muara

Lakitan sebesar 24,39 jiwa/Km2.


di Kabupaten Musi Rawas, 2010, 2017, dan 2018

Tabel 2. 28 Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk per Km’


LAJU PERTUMBUHAN
Kecamatan: PENDUDUK (RIBU) ■ PENDUDUK PER
■' KEPADATAN
. No. PERSENTASE
•-
KECAMATAN TAHUN
PENDUDUK PER
NO. 2010- PENDUDUK
2017 2018 KMZ2010
.
? -t ‘ 2017-2018

Suku Tengah 2010 2018 2010 2018
28,9 31,0
1 30,81 1,33 0,74
1 Suku Tengah Lakitan
Lakitan Ulu Ulu 0 8,09 7,78
4 48,42 51,99
2 Selangit Selangit 17,95,02 18,854,75 18,9 24,98 0,95 26,41 0,51
2
2 4
3 Sumber
3 Sumber Harta
Harta 16,94,74 17,284,33 17,3 163,250,26 166,660,009
Tugu Mulyo 4 43,2 0
4 Tugu
4 Mulyo 12,12 46,5111,75
46,91 ____1,50
638,97 692,800,85
6 241,710,47
5 —
5 Purwodadi Punvodadi 14,54,07 15,223,83 15,2 229,660,98
3 22,4 9 )
6 Muara Muara
Beliti Beliti 6,28 25,386,45 25,76 ____2,51
127,70 146,651,47
6
3
7 Tiiang Mumpung Kepungut 11,73,29
Tiiang Mumpung 3,01 35,96 36,79
7 12,00 12,01 0,11 0,10
8 Jayaloka Kepungut 4 4,05 4,19 90,20 104,10
8~ jayaloka 14,47 16,45 16,70 2,59 1,53
9 Suka Karya 3,61 3,80 106,06 124,80
9” Suka Karya 12,89 14,91 15,17 2,94 1,74
10 Muara Kelingi 9,94 10,31 54,95 63,73
Muara Kelingi 35,49 40,52 41,16 2,68 1,57
11 10
Bulang Tengah Suku Ulu 7,31 7,16 34,74 38,02
12 Bulang Tengah
Tuah Negeri 26,11 7,0328,31 7,47 28,57 95,331,66 113,150,95
11 Suku Ulu
13 Muara Lakkitan 25,12 10,95
29,27 12,00
29,81 19,913,06 24,39 1,83
12 Tuah Negeri
14 Megang Sakti
Muara Lakitan 39,09 13,51
46,81 13,16
47,89 120,64
3,84 131,402,31
~ 13 100
TOTAL
Megang Sakti 48,23 100 52,06 1 52,52 56,171,58 62,78 0,90
~ 14
Sumber: BPS Kab. Musi Rawas, 2019
— TOTAL 357,11 394,38 399,08 1,94 1,19
Kecamatan Muara Beliti yang merupakan daerah lokasi pembangunan memiliki tingkat
Sumber : BPS Kab. Musi Rawas, zui v
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk
kepadatan penduduk 146,65 jiwa/Km2 pada tahun 2018. Pertumbuhan penduduk peran penting
perempuan pada suatu wilayah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan Jumlah
kepada perubahan tata guna lahan. Perubahan tersebut merupakan tuntutan masyarakat untuk
penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
memiliki rumah.
Terdiri atas 204.121 jiwa penduduk laki-laki dan 194.954 jiwa penduduk perempuan.
Peran perubahan lahan yang awalnya perkebunan atau lahan kosong menjadi perumahan
Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki- laki terhadap
warga secara oomatis menimbulkan kegiatan ekonomi baru pada wilayah tersebut. Peningkatan
penduduk perempuan sebesar 104,70, pada tabel berikut ini.
ekonomi pterhadap pertumbuhan penduduk saling keterkaitan. Daerah Muara Beliti merupakan
Tabel 2, 30 Rasio Jenis Kelamin Penduduk Menurut Kecamatan di
daerah pusat pemerintahan dan kabupaten
Kabupaten musi
Musi Rawas, rawas.
2010, 2017, dan 2018

■ RASIO JENIS . .
No; Kecamatan ■ KELAMIN
2010 2018
J____ Suku Tengah Lakitan Ulu 105,04 104,72
2______ Selangit 103,22 102,87
2______ Sumber Harta 103,97 103,60
4 Tugu Mulyo 102,83 102,51
5 Purwodadi 101,67 101,34
6 Muara Beliti 103,06 102,74
J____ Tiiang Mumpung Kepungut 100,26 99,95
8 Jayaloka 106,89
'•AB II ui GKHfSi KC.-NA LINGKUNGAN 106,57
AWAL ■■ 11-28
_9___ _Suka Karya 106,17 105,85
10 Muara Kelingi 106,16 105,83 |

Dipindai dengan CamScanner


BAli II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL H - 29
DOKUMEN ANDAL RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

'•AB II ui GKHfSi KC.-NA LINGKUNGAN AWAL ■■ 11-28

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI SKI RFL
MU
PENGEMBANGAN RUMAH SAK,T UA1UM DAEnAH
<RSUDJ ARA BELITI

11 Bulang Tengah Suku Ulu 105,63 105,30


12 Tuah Negeri________________________ 103,47 ’ 103,14
13 Muara Lakitan 108,20 107,95
14 Megang Sakti 107,00 106,67
TOTAL
A Af-./-»' D ■ > a /"1
104,96 104,70
Sumber: BPS Kab. Musi Rawas, 2019

Penduduk Kabupaten Musi Rawas berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018 sebanyak

399.075 jiwa yang terdiri atas 204.121 jiwa penduduk laki-laki dan 194.954 jiwa penduduk

perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2010, penduduk Kabupaten

Musi Rawas mengalami pertumbuhan sebesar 1,19%, Sementara itu besarnya angka rasio jenis

kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 104,70.

Distribusi penduduk adalah pola persebaran penduduk di suatu wilayah, baik berdasarkan

batasbatas geografis maupun berdasarkan batas-batas administrasi pemerintahan. Kepadatan

penduduk adalah rasio Jumlah penduduk per kilo meter persegi (km 2).

Tabel 2. 31 Kepadatan Penduduk per km2 Menurut Kecamatan di


Kabupaten Musi Rawas, 2010, 2017, dan 2018
. ?PERSENTASE ; KEPADATAN PENDUDUK
N KECAMAT PER
■ PENDUDUK-
O. AN . • / 2010
7
<: ' ';Km ;.'/. r; :2018-
;/ ; 2
J-
2010: 2018 :• "
Suku Tengah >
1 Lakitan Ulu 8,09 7,78 48,42 51,99

2 Selangit 5,02 4,75 24,98 26,41


3 Sumber Harta 4,74 4,33 163,25 166,66

4 Tugu Mulyo 12,12 11,75 638,97 692,80


5 Purv/odadi 4,07 3,83 229,66 241,71
6 Muara Beliti 6,28 6,45 127,70 146,65
Tiang
7 Mumpung 3,29 3,01 35,96 36,79
Kepungut
8 Jayaloka 4,05 4,19 90,20 104,10
9 Suka Karya 3,61 3,80 106,06 124,80
10 Muara Kelingi 9,94 10,31 54,95 63,73
11 Bulang Tengah
Suku Ulu 7,31 7,16 34,74 38,02
1
n
12 Tuah Negeri 7,03 7,47 95,33 113,15
14 Muara Lakitan 10,95 12,00 19,91 24,39
JT
Megang jakti 13,51
120,64 131,40
TlHk.4*I _
ido,o6-~ ' 100 56,17 62,78
-n z-»

■( utSKkii-si ROMA I IfJGKl/NGAN AWAL 11-30

Dipindai dengan CamScanner


POKUMIN ANDAI RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA REUTI

Kcpnd.itnn penduduk di Kabupaten Musi Rawas tahun


jhva/knr’. Kepadatan Penduduk dl 14 Kecamatan cukup 'berat 'nencapal G2'7a penduduk tertinggi terletak
dl Kecamatan Tugumulyo (lengan kCpadata
"

jiwa/knf dan terendah di Kecamatan Muara Lakitan sebes J Z>A «’ 692,80


5cbeSf

<4,39 jlwa/Km7,

2.1.4.2 Ekonomi
pada saat ini, pembangunan daerah sebagal bagian yang Integral dari pembangunan

nasional tidak lepas dari prinsip otonomi, yang diwujudkan dengan memberikan kewenangan yang

luas, nyata dan bertanggung jawab secara proporsional dengan lebih menekankan pada prinsip-

prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan, serta dengan memperhatikan

potensi dan keanekaragaman daerah. Kondisi ekonomi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat dari

Produk Domestik Reaional Bruto (PDRB) baik harga berlaku maupun harga konstan.

Secara umum struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas didominasi oleh Sektor

Pertambangan, Sektor Pertanian, diikuti oleh sektor Industri Pengolahan. Ketiga sektor ini merupakan

sektor yang saat ini berkembang dengan signifikan mengikuti pertumbuhan ekonomi daerah. Adanya

kegiatan skala regional yang ada khususnya di sektor pertanian dan perkebunan, kemudian adanya

potensi bidang pertambangan yang berlimpah, membentuk struktur ekonomi di Kabupaten Musi

Rawas.

Keterpaduan dan keserasian pembangunan di segala bidang dengan berlandaskan potensi

wilayah dan perencanaan merupakan hal pokok yang sangat dibutuhkan untuk mencapai peningkatan

perekonomian. Pembangunan daerah harus terus ditingkatkan melalui mekanisme perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan yang terpadu dan terarah agar seluruh sumber daya

yang terbatas dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Selanjutnya PDRB Kab. Musi Rawas Atas Harga Konstan 2010 (juta rupiah) Tahun 2010-2018

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

I‘ 'I u DRKKliSI RONA IINGKUNGAN AWAL . 11-31

Dipindai dengan CamScanner


Tabel 2. 32 PDRB Kab. Musi Rawas Atas Harga Konstan 2010 (juta rupiah) Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2018

-PDRB Atas.Dasar Harga Konstan 2010 (Juta Rupiah) : . ■


.. SektorPDRB t.'’ t ‘ _ ».

2010 1
"• .<2012 ' 2013 ‘ :- -2015 . ' . . . .2016 . 2017 1 ■ 2018 ■
Pertanian, Kehutanan, dan 3,081,857.6 3,288,393.7 3,528,201.0 3,746,798.5 4,005,122.0 4,270,401.4
2,865,383.40 4,136,573.30 4,414,960.50
Perikanan 0 0 0 0 0 0
! Pertambangan dan i 3,400,167.9 3,044,511.8 3,125,563.7 3,406,480.9 3,463,594.9 3,879,056.4
3,692,951.50 3,715,604.50 4,171,592.50
Penaaalian 0 0 0 0 0 0
858,935.4 920,556.2 1,001,051.3 1,076,009.5 1,249,381.1 1,386,814.5
| Industri Pengolahan 1,155,228.00 1,286,473.60 1,470,396.20
0 0 0 0 0 0
Pengadaan Listrik dan 1,928.3
1,797.70 2,073.90 2,195.00 2,331.70 2,349.70 2,637.60 2,806.80 2,976.60
Gas 0
Pengadaan Air,
594.1 590.6 653.8
Pengelolaan Sampah, ; 690.60 740.00 791.60 825.40 868.00 914.80
0 0 0
Limbah dan Daur Ulano
' Konstruksi 353,357.90 379,849.90 425,233.6 475,040.8 509,488.80 533,332.80 583,962.50 637,001.40 690,364.40
0 0
? Perdagangan Besar dan 576,519.5 618,234.7
1 Eceran; Reparasi Mobil 487,411.40 528,780.80 647,677.90 678,479.60 732,866.20 792,840.70 847,078.90
0 0
1 dan Seoeda Motor
| Transportasi dan i
32,203.60 34,632.60 37,786.00 41,044.60 44,612.60 48,727.10 49,761.00 51,227.00 54,714.50
Percudanoan
Penyediaan Akomodasi dan
17,480.20 19,127.00 20,854.20 22,119.70 23,525.70 25,872.10 27,854.60 29,564.50 31,765.70
Makan Minum
Informasi dan Komunikasi 25,811.10 27,734.00 30,079.90 32,244.90 35,054.80 38,016.90 40,596.90 43,569.40 46,909.60

53,837.20 57,462.40 62,722.20 66,231.40 68,694.90 71,483.50 76,763.10 78,864.30 83,174.60


Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estate 96,134.20 104,338.20 114,528.20 124,638.20 134,659.80 144,274.50 152,373.50 159,802.80 171,627.70
1,232.3
Jasa Perusahaan 1,120.90 1,332.10 1,447.40 1,552.50 1,629.50 1,720.10 1,838.90 1,978.30
0
Administrasi
i Pemerintahan, 219,492.70 228,881.30 234,864.60 241,844.60 255,609.60 277,924.30 288,925.20 314,557.30 331,899.50
j Pertahanan dan Jaminan »
Sosial Wajib
I Jasa Pendidikan 210,722.70 228,042.20 244,394.40 265,908.80 300,768.90 322,183.70 332,863.30 350,683.80 378,083.40
‘ Jasa Kesehatan dan 1
53,075.50 56,652.90 61,524.70 65,009.40 70,969.50 76,412.80 81,850.60 87,791.60 93,018.40
Kegiatan Sosial
J Jasa lainnya 92,065.00 95,637.10 98,763.20 102,141.20 105,882.00 110,127.90 118,321.70 127,236.70 132,889.70
! Produk Domestik i Regional
9,062,374.60 9,167,471.30 9,245,287.10 9,788,565.60 10,510,076.10 11,049,704.10 11,629,973.10 12,214,925.70 12,924,345.20
Bruto
Sumber : BPS Kab. Musi Rawas, 2019

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL i 11-32

Dipindai dengan CamScanner


P^SBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

.• ah tik Usia LSitah |lwa) .


Jenis Juml Pendu
2012C
>:
' 2013 ,
Un C
';2014
2011 ‘ 2015
■ • t

373 696 378 714 380 907 392 021 272 718
jumlah
----: BPS Kab. Musi Rawas, 2019

2,1,4.3 Budaya
Kabupaten daerah tingkat II Musi Rawas dikenal memiliki motto daerah yang disebut "Lan

Serasan Sekentenan" yang secara harfiah diartikan: "Lan berasal dari bahasa Sindang dan Musi yang

berarti kerja atau usaha atau karya nyata". "Serasan merupakan bahasa yang lazim dipakai oleh

sebagian penduduk Sumatera Selatan yang berarti se - mufakat "Sekentenan berasal dari bahasa Rawas

yang berarti berteman akrab atau kelompok". Kesimpulan pengertian dari Lan Seketenan adalah karya

mufakat yang kompak, ini menunjukkan Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Musi Rawas

Senantiasa bekerja sama / mufakat dalam mensukseskan setiap kegiatan pembangunan di daerah.

Sementara itu dari segi seni dan budaya, Kabupaten Musi Rawas memiliki seni budaya asli

daerah "Bumi Silampari ", yaitu jenis tari-tarian antara lain: 1. Tari Silampari, 2. Tari Tangai, 3. Tari

Putri Bergias, 4. Tari Grigik, 5. Tari Tempurung, 6. Tari Piring, 7. Tari Sabung 8. Tari Dana, 9. Tari Kume

10. Tari Senjang, 11. Tari Selendang, 12, Tari Kain 13. Tari Turak.

Jenis nyanyi-nyanyian antara lain; 1. Ribu-ribu, 2. Senjang 3. col name - name, 4. umak -

umak, 5. percang naik gunung, 6,Tiung Di Tiung, 7. Cerai Kasih, 8. Sukat Malam, 9. Cacam Bate dan

10. Bujang Ngen Dere.

Kabupaten Musi Rawas memiliki adat dasar Musi Rawas antara lain tentang cara perkawinan,

seperti umumnya di Sumatera Selatan. Cara Perkawinan di Musi Rawas ada tiga macam, yakni: Daku

Anak (laki-laki dan Perempuan); Bajojo (Perempuan ikut Laki- laki); Semendo Rajo-rajo (Bebas memiliki

kedudukan). Sedangkan bahasa yang digunakan diKabupaten Musi Rawas ada sekitar 6 Bahasa, yaitu

(a) Bahasa Rawas di Kecamatan Rupit (b) Bahasa Musi di Kecamatan Muara Kelingi dan Muara Lakitan

(c) bahasa Beliti di Kecamatan Muara Beliti dan BKL. Ulu Terawas (d) Bahasa Jawa di Kecamatan
L,
Jayaloka dan Tugumulyo (e) Bahasa Campuran (pendatang) di Kota Lubuk nggau. Kabupaten Musi

Rawas dikenal memiliki banyak objek wisata yang keindahan damnya tidak diragukan lagi.

BAB II DESKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAL II - 34

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-^ saK|T umum DAERAH (RSUD) MUARA BELITI PENGEMBANGAN KU

2 j 5. Komponen Kesehatan Masyarakat


2.1.5.1 Kesehatan Masyarakat
1) Angka Kematian
A gka kematian (Mortalitas) merupakan salah satu ukuran untuk melihat Grafikan

erkembangan derajat kesehatan masyarakat dan dijadikan acuan untukmenilai keberhasilan

pembangunan kesehatan. Angka kematian dapat dilihat dari kejadian kematian dalam

masyarakat dari waktu ke waktu dan pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan

Survey dan penelitian. Angka kematian bayi (AKB), kematian ibu akibat melahirkan (AKI) dan

kematian balita (AKA Balita) merupakan indikator utama dalam menilai pencapaian derajat

kesehatan masyarakat.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Musi Rawas mengalami penurunan, yakni dari 56,11

per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 49,60 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2009. Penurunan angka ini masih terus

ditingkatkan guna mencapai target MDG's nasional sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup pada

tahun 2015 dan target RPJMD,target Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementrian kesehatan

sebesar 24 per 1000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Ibu (AKI) juga mengalami penurunan dari 242,1 per 100.000 kelahiran hidup

tahun 2005 menjadi 158,28 per 100.000 kelahiran tahun 2010,AKI ini mengalami kenaikan

dari tahun 2009.

2) Angka Kesakitan
Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi dan prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi

pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau

terjangkitnya penyakit di dalam populasi, baik fatal maupun non-fatal. Angka morbiditas lebih

cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat dari pada angka mortalitas, karena banyak

penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai mortalitas yang rendah.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit -Acute Flacid Paralysis (AFP)

rateper 100.000 penduduk < 15 Tahun selama 3 tahun terakhir.Perkembangannya

berfluktuasi dimana tahun 2010mencapai 2,17 per 100.000 penduduk,naikmenjadi 4per

100.000 penduduk pada tahun 2015.Hal ini menunjukkan bahwa penemuan kasus ini

baik,yangdisebabkan karena baiknya frekuensi sosialisasi pada tingkat desa

(masyarakat),tokoh agama,tokoh pemuda dan stakeholder tingkat kecamatan dan

desa,masih kurangnya pemahaman bagi petugas puskesmas dan di desa tentang Defenisi

AFP,masih rendahnya koordinasi dengan Pihak Rumah Sakit Swasta,Praktek Swasta dan

pengobatan

BAB h Ol Sr'plPSI RONA LINGKUNGAN AWAL , 11*35

Dipindai dengan CamScanner


_ nOKUMEN ANDAI RKL-RPL
; :1 PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI tub • HA •

tradisional,Kurang aktifnya pemantau dl Rumah Sakit (Petugas Surveilans pasif Rumah

Sakit /SARS),masih rendahnya dukungan masyarakat untuk melapor kasus tersangka AFP

ke Petugas Kesehatan.

Cakupan Penemuan dan Penanganan DBD selama 3 tahun ini telah mencapai target yang

ditetapkan yaitu Cakupan tahun 2008 sebesar 100 %,Cakupan 2010100 % dan Cakupan

tahun 2015100 % tetapi untuk penemuan kasusnya perkembangannya berfluktuasi dimana

kasus yangditemukan. Hal ini disebabkan karenatertata dan berfungsinya dengan baik

sistem penemuan kasus DBD di Kabupaten Musi Rawas.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Pneumonia Balita di Kabupaten Musi selama 3 tahun

terakhir ini mengalami peningkatan walaupun belum mencapai target yang telah ditetapkan

SPM yaitu sebesar 100 %. Adapun pencapaian Kabupaten Musi Rawas selama 3 tahun ini

adalah sebagai berikut pada tahun 2010sebesar 36,25 %, naikmenjadi 72,42% pada tahun

2010dan terus naik hingga mencapai 100% pada tahun 2015.

- Cakupan Penemuan dan Penanganan Penyakit TB BTA Positif selama 3 tahun terakhir ini

mengalami perkembangan yang berfluktuasi,pada tahun 2013sebesar 56% dan naik menjadi

56,51% pada th 2014 dan turun kembali th 2015 menjadi 45,53%.Hal ini menunjukkan belum

berjalan dengan baik Penemuan dan Penanganan Penyakit TB BTA + di Kabupat Musi Rawas

serta belum berfungsi dengan baik sistem pencatatan dan pelaporan kasus TB BTA positif

tersebut,serta belum berjalannya laboratorium Puskesmas denga baik.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Diare selama 3 tahun terakhir mengalami

perkembangan yang berfluktuasi dimana pada tahun 2013sebesar 89,30%, turun menjadi

74,70% pada tahun 2014 dan naik kembali menjadi 100% pada tahun 2015. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja petugas dalam melakukan penemuan penderita Diare sudah

cukup.

3) Statuz Gizi Masyarakat

Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayidengan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR), Status Gizi Balita, Status Gizi Wanita UsiaSubur, Kurang Energi

Kronik (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY).Upaya perbaikan gizi

masyarakat sebagaimana tercantum di dalam UUKesehatan No. 36 tahun 2009 bertujuan

untuk meningkatkan mutu gizi perseorangandan masyarakat, antara lain melalui perbaikan

pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu

JHL. DOKUMEN ANDAI RKL-RPL


!* { PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

■B”
pelayanan gizi dan kesehatan sesuaidengan kemajuan ilmu dan teknologi. Visi pembangunan gizi

sendiri adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang

optimal.

Berdasarkan pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 cakupanpemberian ASI

eksklusif pada seluruh bayi dibawah 6 bulan (0-6 bulan) hanya 30,2%.Target pemberian ASI

Eksklusif tahun 2017 menurut RPJMN adalah 44%. Cakupan pemberian ASI Eksklusif yang

BAU II Dl SKRIPSI RONA LINGKUNGAN AWAI 11-36

Dipindai dengan CamScanner


terhimpun menurut laporan ASIE di di Dinkes ProvinsiSumatera Selatan tahun 2017 mengalami

peningkatan sebesar 0,06% menjadi 60,0%dibandingkan tahun 2016 (59,94%) dan juga telah

mencapai target RPJMN.

Cakupan D/S tahun 2017 belum mencapai target 85%, yaitu baru mencapai75,99% dengan

rincian 83,92% pada balita usia 0-23 bulan dan 73,48% pada balita usia24-59 bulan. Angka ini

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2016 (74,68%) sebesar 1,31%. Cakupan D/S yang

belum mencapai target antara lain disebabkanefektifitas kegiatan posyandu dan kegiatan luar

gedung puskesmas belum optimal.Kabupaten dengan cakupan D/S rendah adalah Kab. Musi

Rawas (62,04%), sedangkankabupaten dengan cakupan tertinggi adalah Kota Palembang

(89,56%).

4) Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Daya dukung

tenaga kesehatan di Kab. Musi Rawas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 34 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kab. Musi Rawas

Kecamatan Perawat Bidan Farmasi Ahli


Dokter
No.'| .z Gizi
1- Suku Tengah
1 2 10 17 - -
Lakitan Ulu
_____
2. Selangit 1 9 11 1 1
j Sumber Harta 2 13 5 - 1
i ; Tugumulyo 4 33 34 _____2 ____ 3
5. ! Purwodadi - 21 16 1 2
J 6 ; Muara Beliti 2 13 15 2 2
? 7.
j Tiang
1 Purnpung 1 12 11 1 -
i Kepungut
; Jayaloka _____2__ 11 ____1 ____ ,1

taZ _ L_L 1
I Suka Kar/a 2 6 ___________

l-.Z rt II DbSKklK,! iJOHA l II JGKUNGAN AWAL II - 37

Dipindai dengan CamScanner


pa-.fMnANC-AH RUMAH SAKH UMUM DAIOAH MUAPA RfllTf

■hito GunS Keterangan »


Lnhs’’
anak-anak lokasinya yang briada d, Ibu Kera Kabupaten
DI SeMtat

1;
1

Rawas dan tci letak tak jauh dan Knta 1 uhuV J ingati m^njadi^an *,

kemungkinan
_ arca
_______________ ini menjadi tempat
___-------------— — —vrisata
„.... bagi pendatang j
... .. ________
ftrv? _——I
warga, letak nya yang betada di pusat ibu kota Kabupaten Mus» i Rawas
Perdagangan
menjadikan.

Dipindai dengan CamScanner


[" PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
i ■’

BAB III
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
3,1 prakiraan Dampak Penting
Prakiraan dampak merupakan upaya untuk menentukan besaran dampak kegiatan pada tahap

prakonstruksi sampai dengan tahap operasional terhadap lingkungan hidup. Telaah ini dilakukan

dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkugan hidup yang diperkirakan

dengan kegiatan dan tanpa adanya kegiatan dalam batas waktu yang telah ditetapkan, dengan

metode prakiraan dampak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan

proses perlingkunpan yang telah dilakukan. Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang perlu ditelaah dan

diprakirakan dampaknya didalam ANDAL adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Dampak Penting Hipotetik yang dikaji didalam ANDAL


Tahap Sumber Dampak Dampak Penting Hipotetik
Pra 1. Survey dan Sosialisasi
Konstruksi 2. Penerimaan Tenaga Kerja 1. Kesempatan Kerja
Konstruksi 2. Persepsi dan Sikap Masyakarat
Konstruksi 1. Pekerjaan Persiapan
2. Mobilisasi Alat Berat dan 3. Penurunan Kualitas Udara
Material 4. Peningkatan Kebisingan
5. Keselamatan Lalu Lintas
6. Persepsi dan Sikap Masyakarat
7. Gangguan Kesmas
3. Penyiapan dan Penataan 8. Peningkatan Kebisingan
Lahan 9. Peningkatan Getaran
4. Aktivitas Basecamp 10. Timbulan Sampah
11. Peluang Usaha
12. Persepsi dan Sikap Masyakarat
13. Veclor Penyakit
14. Gangguan Sanitasi Lingkungan__________
5. Pembangunan Fisik 15. Penurunan Kualitas Udara
Gedung dan Fasilitas
16. Peningkatan Kebisingan___________________
Pendukung
17. Peningkatan Getaran _____________________
18. Penurunan Kualitas Air Permukaan__________
19. Timbulan Sampah __________________

BAB th PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III- 1

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKl-RI'l.
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Sumber Dampak ________ Dompak Pcntlna Hipotetik.. .i 20-


"fahoP
Peningkatan Air Umpasan ................. .

21. Gangguan Kesmas J


22. Gangguan K3 dan K3RS
1. Penerimaan Tcnag Kerja 23. Kesempatan Kerja j
"Operasi”-
Opraslonal 24. Persepsi dan Sikap Masyakarat_____________1
i 25. Timbulan Limbah Cair i
2. Operasional Pelayanan
26. Timbulan Sampah |
Rumah Sakit
27. Timbulan Limbah B3____________________ j
28. Bangkitan Arus Lalu Lintas |
29. Urbanisasi Penduduk j
30. Peluang Usaha i
_31. Persepsi dan Sikap Masyakarat
32. Infeksi Nosokomial j
33. Penurunan Kualitas Pangan Siap saji di RS 1
34. Ganguuan K3 dan K3RS j
3. Operasional Fasilitas 35. Penurunan Kualitas Udara j
Pendukung dan 36. Peningkatan Kebisingan
Pemeliharaan 37. Penurunan Kualitas Air Tanah
38. Penurunan Kualitas Air Permukaan
39. Peningkatan Air Limpasan
40. Penurunan Kualitas Tanah
41. Perkembangan Wilayah
42. Keselamatan Lalu Lintas |
43. Gangguan Flora
44. Gangguan Biota Air
45. Persepsi dan Sikap Masyakarat
46. Vector Penyakit |
47. Gangguan Sanitas Lingkungan i
48. Gangguan Kesmas
49. Gangguan K3 dan K3RS
Pasca 1. Pemutusan Hubungan 50. Persepsi dan Sikap Masyakarat
Operasi Kerja
2. Ali Fungsi Lahan dan 51. Penurunan Kualitas Air Tanah
Bangunan 52. Penurunan Kualitas Air Permukaan
1 53. Vektor Penyakit
54. Gangguan Kesmas
(RSUD) MUARA BELITI

Prakiraan dampak penting menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting

dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Dalam memprakirakan dampak

penting penyusun memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Penggunaan data runtun waktu (time

series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu.

Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek

biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap

prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesual dengan jenis

rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan

memiliki seluruh tahapan tersebut.

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ’ '


111 2

Dipindai dengan CamScanner

Sumber: Analisis Konsultan, 2020


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

a. Telaahan dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan

hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi kualitas

lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas waktu

yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode prakiraan dampak.

b. Dalam melakukan telaahan tersebut perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung

dan/atau tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara langsung

oleh adanya usaha dan/atau kegiatan, sedangkan dampak tidak langsung adalah dampak yang

timbul sebagal akibat berubahnya suatu komponen lingkungan hidup dan/atau usaha atau

kegiatan primer oleh adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Dalam kaitan ini maka perlu

diperhatikan mekanisme aliran dampak pada berbagai komponen lingkungan hidup, antara lain

sebagai berikut:

1) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen sosial,

ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;

2) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen geofisik-kimia-biologi;

3) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada

komponen sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat, kemudian menimbulkan

rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap komponen geofisik-kimia dan biologi;

4) Kegiatan menimbulkan dampak penting yang bersifat langsung pada komponen geofisik-

kimia-biologi, kemudian menimbulkan rangkaian dampak lanjutan berturut-turut terhadap

komponen biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat;

5) Dampak penting berlangsung saling berantai di antara komponen sosial, ekonomi, budaya

dan kesehatan masyarakat dan geofisik-kimia dan biologi itu sendiri;

6) Dampak penting pada angka 1) sampai dengan angka 5) yang telah diutarakan selanjutnya

menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.

a. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan

alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif lokasi,

penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau

kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif

lainnya), maka

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING i

Dipindai dengan CamScanner


, i't'l "l'1
"'IMAM ‘AKIf UMUIA OAt|<AI< (MUJO) MUAKA fitllll

frtlwl '1.7 KlUWl/i Mfnl Ibunibfl'

KflUifln
l'
lumlnh prmdmluk Imkmui
dmnpiik dl 7/llaynh sludl luinlnh penduduk terkena dampak
dnh lldnk m'mikmntl dl wilaynh Mudl dan lldrtk
m/infaal z lb% *) d/pi Ineplkmall (flrt/iOlrtt -’10% *) dari
penduduk di •//iln/rib tludi penduduk di v/ilayoh studi yang
yang furin iiinn Hinfifnnf tncnenuiri manfaat

f
7/llayahNomor
(itUnilti^ nit-nijt/k fhuh ?? dy,it (2) Undantj-lJndiJng yang terkena d ampak z

-j jpbmsibis dampak fnlrnsltnt dampak P’blh hih-nsitas damp.ik lebih rendah dan
Imggl dari baku rnum, I baku niuiu, lamanya dampak
‘ hwlnfigtling
amarnya dampak z00% 00*A v/rtHu i tahapan kegiatan
Inliinli/a dampak Waktu J tahapan kr-glatan
beiiaiigtung

4 Junilah komponen inin ^htm>hiu‘h lingkungan Jika tidak ada komponen lain yang
lingkimgari lain yang lain yang lijkr/ia dainpok
terkena dampak lidak menimbulkan
lerkenn flrtinpuk
Menimbulkan dampak 'j’knnd'U dampak sekunder
I -- -1
$ Mlal kumulatif dampak • Dampak lingkungan
berlangsung b'-Hilang kali ; Dampak lingkungan tidak
f, llrfbahk ablll Hdak berlangsung berulang kail dan
berbaliknya dampak dah tenis mr-nerut selama
lahap kegiatan tidak terus menerus selama
(knm.t»uk‘J/nprlaLl) sehingga tahap kegiatan
pada kunm Vinktll leHentu (konstruksi/operasl) sehingga
tidak dapal diaSimilavi oleh pada r umn //aklu tertentu tidak
lingkungan alam atau dapat dlasimilasi oleh lingkungan
sn< lal yang menruma alam atau social yang merumma.
• (huagam dampak lingkungan Beragam dampak lingkungan
bertumpuk dalam satu ruang tidak bertumpuk dalam satu
waktu tertentu sehingga tidak ru.mg /raktu tertentu sehingga
dafiat /husimilasi oleh dapat diasirnilasi oleh lingkungan
lingkungan alam atau sadai alam atau social yang
yang menerima, rnenerirna,
• hiirnpak lingkungan dari • Dampak, lingkungan dari berbagai
berbagai sumber kegiatan sumber kegiatan tidak
rnenimbulk.m efek yang menimbulkan efek yang saling
saling memperkuat (srnergik) memperkuat (sinergik)
• Dampak penting negatif yang
ditimbulkan tidak dapat
rhlanggularigi oleh ilrnu
tjengetaliuan dan teknologi
yang tersedia
' I kriteria hifi tesmu i
• Dampak penting negatif yang
d»MWj,it| ||tnu I
ditimbulkan dapat ditanggulangi
PNiy»-|n||Unf| rJ(1H I
oleh ilmu pengetahuan dan
t't'hMufji
teknologi
__ya ng _t ersedia____ _________
fdtutt trm.mu Prfhndunt/fm d,m pcnritdah.htn t mfjkunfpm Hidup

< i r /. I/Ari'/-' HHDNG III -6

Dipindai dengan CamScanner


nnKUMEN ANDAI. RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

(RLA) komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan

kerja mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).

b) Kondisi Ungkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja

pada kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal Ini

dikarenakan didaerah tersebut merupakan daerah

perkantoran musl rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan

permukiman masyarakat didaerah sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan yang akan datang dengan

proyek untuk kesempatan kerja dl wilayah studi masuk dalam kategori


baik (skala 4).
Maka dapat disimpulkan bahwa:
• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 3
= Skaia 4

• Skala Kualitas (QDP) = (QDP) - (QRLA) = (4 - 3) = +1

• Besaran Dampak

2) Sifat Penting Dampak


Dampak kesempatan kerja terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja dapat ditinjau

berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 3. Prakiraan Sifat Penting Dampak Kesempatan Kerja Pada Kegiatan

Penerimaan Tenaga Kerja


;: ‘J1-'.?:**; .
- ' ' '■ ' ■' - - '■ ■; ■' ■ ' ' •' Sifat:
N << ."kriteria Dampak Penting
TI

o ? Dampak Tafslran Sifat Penting Darnpak


P T
1 Besarnya jumlah manusia yang : P4T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak Luas P dampak
2 wilayah persebaran dampak P Wilayah yang yang terkena dampak
disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung. selama tahap operasional berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak terkena dampak

'T Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


' berulang/berlangsung terus menerus
Berbalik atau tidak berbaliknya P
dampak Bersifat berbalik
'T
Tabel 3. 6. Hasil Pengukuran Kualitas Udara
N Parameter Hasil Analisa Baku
4
." Satuan
o ••1 ..2! . /3. Mutu
• *. .
1 SO2 pg/Nm 3
<18,08 <18,08 <18,08 900
2 NO2 pg/Nm 3
<18,67 <18,67 <18,67 400

BAB III PRAKIRAAN DA/-APAK PENTING j

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN
3 CO RUMAH
pg/NmSAKIT
3 UMUM DAERAH
<1145,2 (RSUD)
<1145,2 MUARA 30.000
<1145,2 BELITI

4 TSP pg/Nm3 <0,61 <0,61 <0,61 230


Sumber: Data Primer, 2020
Keterangan:
1. Depan R. IGD RSUD Muara Beliti
2. Area Parkir RSUD Muara Beliti
3. Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti

Berdasarkan tabel diatas rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan penurunan kualitas

udara parameter debu (TSP), SO2, NO2 dan CO pada kegiatan mobiliasi alat berat dan material

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik (skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Kegiatan mobilisasi peralatan akan dilakukan pada awal pekerjaan tahap konstruksi, dengan

waktu pelaksanaan direncanakan selama 1 minggu. Sedangkan mobilisasi material akan

dilaksanakan secara bertahap, selama kegiatan konstruksi tersebut berlangsung (± 12 bulan).

Aktivitas kendaraan ini akan menghasilkan emisi dalam bentuk polutan yang akan menurunkan

kualitas lingkungan, kegiatan mobilisasi kendaraan alat berat dan material diperkirakan akan

meningkatkan konsentrasi polutan yang dihasilkan khususnya parameter debu (TSP). Adapun

perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya mobilisasi truk dapat dihitung

dengan rumus:

2_\ S /W\°'7w°^ d
eu = 5,9 7 ^365^
Keterangan:
eu = Jumlah debu per panjang jalan (Ib/mil) s = silt
content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mll/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
VJ = Jumlah roda kendaraan

d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PI’-


NIING •

Dipindai dengan CamScanner


i < iw >i ilMl 1IV V Al •• »AI HI’J •
■/’r i 'fNUfMI'ANOAN RUMAH SAKU UMUM IJABKAH (RSUD) MUARA BFf.lTI
|\ A.n*»'

l)ini|'nl< k'inlllw • '•ihndnp kcolntnn fnobllir.iinl alat berat

dnn maleilal dapat dlllnjau bi'idasaikan / ktlterla penentu tingkat J.pentln<|an


dampak, yakni M>ba(|nl beilkul.

Tabel 3 l’iakliann Sifat Pentlnu Dampak Penurunan Kuallta.'; Udara Pada


KcgliHnn Mohlllfuvil Alnl IkjrnL dnn Mntcrlnl
s fnt "
i v
Tnfalrnn Sifat Pontlng Dampak
Kriteria Dampak Ponllnp
N D ipnk ... •, . >
o nn ____________
•■- P *TP
Besarnya Jumlah manu.'Ja ynng Musyarakat yang ada dl sekitar jalur
1 akan teikena dampak mobilisasi alat berat dan material konstruksi_
_
luar. wilayah pofsebaian p Luas persebaran dampak pada sepanjang
2 dampak Jalan menuju lokasi rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
T” Intensitas dampak berlangsung T Intensitas bersifat sementara, yakni selama
dnn lamanya dampak P tahap konstruksi yaitu pada kegiatan
berlangsung. mobilisasi alat berat dan material.

4 jumlah komponen lingkungan p


lain yang akan terkena dampak Terdapat komponen lain yang terkena
dampak yakni kesehatan masyarakat dan
perubahan persepsi dan sikap masyarakat
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat mobilisasi alat
berat dan material berlangsung
6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP
dampak Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
hanya berlangsung saat mobilisasi saja,
sehingga jika kegiatan mobilisasi sudah
selesai maka kualitas udara akan kembali
seperti sebelum adanya kegiatan mobilisasi
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi pendekatan teknologi
_________Jumlah___________ 3 4
____________Sifat Penting dampak ; Penting (P)_______________
Besaran dan Sifat Penting Dampak; Negatif Pentlng

IVB, Peningkatan Kebisingan

V Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan mobilisasi alat berat dan material akan berdampak terhadap komponen

lingkungan yaitu Peningkatan Kebisingan. Hal Ini yang dapat menyebabkan

meningkatkan tingkat kebisingan yang berasal dari kendaraan pengangkut alat berat

(sumber kebisingan) dan material ke lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD

Muara Beliti.
BAH III l’PAKIk’AAN UAAMVd PfNIlNG ||| _ 14

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

tersebut akan menurun dengan Jarak yang semakin jauh. Dapat disimpulkan bahwa
kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat keblslngan dl

wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRU*) = Skala 3

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRUQ = (3 - 3) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak peningkatan kebisingan terhadap kegiatan mobilisasi alat berat dan material dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 12. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Kebisingan Pada Kegiatan Mobilisasi Alat
Berat dan Material

Sifat .
,N
. Kriteria Dampak Penting Dampa Tafslran Sifat Penting Dampak
O;
k
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada dl sekitar jalur
akan terkena dampak mobilisasi alat berat dan material
konstruksi
2 Luas wilayah persebaran P Luas persebaran dampak pada sepanjang
dampak jalan menuju lokasi rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung T Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak P selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan mobilisasi alat berat dan material.

4 Jumlah komponen lingkungan P Menyebabkan gangguan kesehatan


lain yang akan terkena dampak masyarakat yang tinggal di pinggir jalan
akibat dari peningkatkan kebisingan,
sehingga menimbulkan persepsi dan sikap
negatif masyarakat
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya berlangsung saat
konstruksi berlangsung.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat konstruksi saja,
sehingga jika tahap konstruksi sudah
selesai maka tingkat kebisingan akan
kembali seperti saat tahap konstruksi
belum berlangsung.

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 17

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI
• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) =0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak keselamatan lalu lintas terhadap kegiatan mobilisasi alat berat dan material dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 14. Prakiraan Sifat Penting Dampak Keselamatan Lalu Lintas Pada
Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan Material
.-Sifat
N Dampa fafclran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting
o
7
< ’*• 'V» • * *. V ’ \ >

P. k ; T
<*.

1 Besarnya jumlah manusia yang -5 P P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi


akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran dampak P Wilayah yang yang terkena dampak
dilokasi dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung T Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak P selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung
4 T
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan P
terkenan dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung saat
konstruksi hingga tahap operasional
berlangsung. _________
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung saat konstruksi hingga
operasional ______________
7 Kriteria lain sesuai dengan T
perkembangan ilmu pengetahuan P Dapat diantisipasi dengan mengatur dan
dan teknologi memberi tanda lalu lintas dilokasi rencana
pengembangan RSUD Muara Beliti._______
Jumlah 4 3
________ Sifat Penting dampak : Penting (P)_________________________________________________
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

3-3.1.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya


A
* Persepsi dan Sikap Masyarakat
1) Prakiraan Besaran Dampak

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . III - 20

Dipindai dengan CamScanner


tL. DOKL'MEN AWAL ?KL-'Pt
P£HG£MBANGAN RUMAH SAKIT UtAVtA D A PB A ..
(RSUD) MUARA BELITI

i—'
Kegiatan mobilisasi dan demobilisasi alat berat dan penurunan kualitas udara dan
peningkatan k material menyebabkan keselamatan lalu lintas. Dampak tersebut /Sln9an
dan
9angguan ^tas kemudian dapat

menyebabkan dampak turunan berupa perubahan persepsi dan sikap

masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara

Beliti, Kecamatan Muara Beliti.


a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap


masyarakat berdasarkan skala kualitas lingkungan awal yakni dari kualitas udara, kebisingan

dan keselamatan lalu lintas masih berada

kondisi baik, sehingga dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala

kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).

b) Kondisi Ungkungan Dengan Proyek

Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap

masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan

skala kualitas lingkungan lain yakni

pada kualitas udara, kebisingan dan keselamatan lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek

untuk persepsi dan sikap masyarakat di wilayah studi masuk dalam


kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3
• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak

Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan mobilisasi alat berat dan

material dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagai berikut.

Tabel 3. 15. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat Pada Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan Material
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia TP Tidak ada masyarakat yang terkena
J/gng akan terkena dampak dampak___________________________

BAB III PR/-KIRAAN DAMPAK PENTING III - 21

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM D
RAH <RSUD
) MUARA BEUTI

Slfet y
Kriteria DanipakPenHng Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
N°. TP
•^TwiiayahP^ebaran dampak Wilayah yang yang terkena dampak
2 disekitar lokasi rencana Pengembangan
T^^itasdimpak-' berlangsung dan RSUD Muara Beliti____________________
lamanya dampakberlangsung.---
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
j^iiM^pS^ingkungan lain yang
selama tahap operasional berlangsung
akan terkena dampak_________
Sifat kumulatif dampak TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
terkena dampak

TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


berulang/berlangsung terus menerus
B^baiik atau tidak berbaliknya d a Bersifat berbalik
m p a k______________________
Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah 3
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

3.3.1.4Komponen Kesehatan Masyarakat


A. Gangguan Kesehatan Masyarakat
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan mobilisasi alat berat dan material menyebabkan penurunan kualitas udara dan

peningkatan kebisingan dan gangguan keselamatan lalu lintas. Dampak tersebut diatas

kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa gangguan kesehatan masyarakat

terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara

Beliti.
a)
Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data penemuan

dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki persentase

64,04%. Sehingga dampak gangguan kesahatan masyarakat mendapatkan skala kualitas

lingkungan baik (skala 4).


b)
Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan kesehatan masyarakat

dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala

kualitas lingkungan lain yakni pada kualitas udara dan kebisingan. Disimpulkan bahwa

kondisi kualitas

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ! III - 22

Dipindai dengan CamScanner


_JHLA DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
[
I l PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI fsiib

Keanekaan Spesies Plankton_________ ____________19


Keanekaan Spesies Fltoplankton 10
Keanekaan Spesies Zooplankton ___________ 1_______________
Indeks Keanekaragaman Plankton 2,52
Sumber: OatJ Primer, 2020

Pada lokasi air sungai Keling! Hulu mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plankton yaitu

2,95. Pada lokasi air sungai alan mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plaknton yaitu

2,69. Serta Pada lokasi air rawa mendapatkan hasil Indeks Keanekaragaman Plaknton yaitu

2,52. Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman plankton pada ketiga lokasi tersebut

sangat baik.

2) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidupnya menempel di dasar perairan dan menempati

tropik lebih tinggi setelah zooplankton. Benthos umumnya pemakan detritus dan plankton,

serta beberapa jenis merupakan makanan ikan, udang dan burung. Ada beberapa jenis

benthos tertentu yang digunakan sebagai bio-indikator terhadap pencemaran perairan, karena

sifat hidupnya yang diam menetap di dasar suatu perairan dan mempunyai toleransi yang

tinggi serta mampu menerima segala perubahan ekstrim yang terjadi di perairan. Sehingga

jenis benthos tertentu dapat digunakan sebagai indikator pencemaran dalam perairan.

Pengukuran biota perairan {Benthos) yang dilakukan disekitar lokasi kegiatan Rencana

Pengembangan RSUD Muara Beliti untuk mengetahui keanekaragaman biota perairan

plankton yang terdapat pada lokasi sampling. Adapun data hasil pengukuran biota perairan

{Benthos) di sekitar lokasi kegiatan Rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti yaitu air

kelingi hulu (Tabel 2.24), Air Sungai Alan (Tabel 2.25), dan Air Rawa (Tabel 2.26).

Tabel 2. 24. Hasil Pengukuran Biota Perairan {Benthos) di Air Kelingi Hulu
N Nama Spesies Kelompok Takson Populasi per liter lumpur
o' 1 Agrion Odonata 2
2 Goniobsis Molusca 1
3 Hydrobia Molusca 2
4 Bythmia Molusca 1
5 caetogaster Oligochaeta 2
---------KellmPahan komunitas benthos per lumpur 8
— *enmpanan spesies benthos 3er liter lumpur 5
[ _ Indeks Keanekaragamar i Benthos 1,55
Su 'r. Data Primer, 2020
mb
Perekonomian Kabupaten Musi Rawas pada mengalami peningkatan yang cukup baik setiap

tahunnya khusus untuk 10 tahun terakhir (2010 dan 2018) Laju pertumbuhan Kabupaten Musi Rawas

tumbuh diatas 4,18%. Laju Pertumbuhan PDRB tahun 2018 mengalami peningkatan laju

pertumbuhan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2018

adalah sebesar 5,81%, angka ini lebih rendah jika dibandingkan tahun 2017, 2016 dan tahun 2015

secara berurutan sebesar, 5,03%, 5,25% dan 5,13%. Meskipun meningkat, Pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Musi Rav/as masih lebih rendah dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

BAb
II DESKRIPSI RONA UNGKUNGAN AWAL ! 11-25

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKl-RPI
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sumatera Selatan yang sebesar 5,22%. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas juga tercatat

lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5 04%,

Pertumbuhan ekonomi seluruh sektor ekonomi PDRB yang lain mencatat pertumbuhan yang positif

pada tahun 2019. Adapun laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar

2.2 berikut ini.

Gambar 2. 9 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas

Selanjutnya dalam bidang tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja di Kab. Musi Rawa
pada tahun 2017 sebesar 74,14 %, tahun 2018 sebesar 74,35% dan tahun 2019 71,59%.

Tabel 2. 33 Ketenagakerjaan di Kab. Musi Rawas

Jenis' Jumlah Penduduk Usia >15 tahun (jiwa)


2011 2012 2013 2014 2015.
Angkatan Kerja
275 245 306 022 298 861 315 986 197 074
Bekerja J 64 596 300 588 296 100 310 699 193 051
Pengangguran 10
649 5 434 2 761 b 28/ 4 023
Bukan Angkatan Kerja 98 72 82 76 76
451 692 046 035 644

liAli II l»| l.'CHJA ilfjGKUHGAH AVv/-l 11-33

Dipindai dengan CamScanner


DOKU/AEN ANDAL RKL-PPt
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUAP/ pC,m
/ IJELIJI

No. Kecamatan Dokter Perawat Bidan Farrriasl



Ahli
10. Muara Kelingi 6 20 ___19 ’_Glzl
11. Bulang Tengah 2 2
2 12 17
Suku Ulu 1 -
12. Tuah Negeri - ____12 11 •
13. Muara Lakitan J 9 19 1
14 Megang Sakti 4 __ 30 24 1 2
MUSI RAWAS 33 211 215 13 14
Sumber: BPS Kab. Musi Rawas, 2019 -------------

5) Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan puskesmas pembantu adalah

sebagian dari variabel-variabel yang dapat menunjukkan pencapaian pembangunan

kesehatan di wilayah Musi Rawas. Pada tahun 2018, jumla rumah sakit hanya 1 yaitu RS

Sobirin. Fasilitas kesehatan lainnya seperti puskesmas, posyandu, dan klinik/balai kesehatan.

Tabel 2. 35 Fasilitas Kesehatan di Kab. Musi Rawas


NO Rumah Posyand
; \ Kecamatan Sakit Puskesmas Klinik u Ppllhdes
\
■-

1. Suku Tengah Lakitan Ulu 1 2 23 1


2. Selangit 1 1 14 -
3. Sumber Harta 1 - 21
4. Tugumulyo 2 5 31 11
5. Purwodadi 1 1 19 1
6. Muara Beliti 1 1 3 19 6
7. Tiang Pumpung Kepungut 1 - 12 3
8. Jayaloka 1 - 22 15

9. Suka Karya 1 - 11 2
10. Muara Kelingi 2 1 33 8
1 Bulang Tengah Suku Ulu 2 1 19 4
1.
1 Tuah Negeri 1 - 23 6
2.
1 Muara Lakitan 2 2 31 8
3.
1 2 - 33 4
Megang Sakti
4
MUSI RAWAS 1 19 16 311 59

Sumber: BPS Kab. Musi Rawas, 2019

2.2. Usaha dan/atau Kegiatan Sekitar


Beberapa usaha dan/atau kegiatan yang berada disekitar lokasi keg Muara Beliti merupakan

kegiatan yang sudah ada (eksisting) yang berikut.

nir r I 1 A Z1 t 11-38
IUBII IJISKHIPMRtJNAlirJGHlI'1 ’Al-

SU wtiufN ANl'Al
J’. •’ PFNGEMI'ANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA IWUTI

Dipindai dengan CamScanner


1% F\'niagangan

petvkigaiigan meiupakan sektor ekonomi yang menjadi salah satu lulah ukur disuatu daerah
dengan dikatakan bahwa daerah tersebut ramal dengan akllfllas lingkungannya atau
wilayahnya.

Gambar 2. 10 Perdagangan di Sekitar Wilayah Lokasi Pembangunan

Kegiatan perdagangan menjadi salah satu kegiatan masyarakat disekitar lokasi perkantoran

Kabupaten Musi Rawas, dan menjadi lahan perekonomian masyarakt. Perdagangan ini meliputi

toko kecil hingga menengah, terdapat juga warung penjual makanan.

2. Perkantoran

Kabupaten Musi Rawas memiliki kawasan perkantoran yang dl desain baik, yaitu lokasi

perkantoran pemerintahan di satu kawasan yang sudah dipetakan sesuai dengan

peruntukannya.

Gambar 2. 11 Perkantoran di Sekitar Wilayah Lokasi Pembangunan

Tak jauh dari RSUD Muara Beliti terdapat pusat kawasan peikantoran pemerintahanan daerah.

Memang pada dasarnya RSUD Muara Beliti berada dl Daerah atau Komplek Perkantoran Daerah

Musi Rawas.

BAL' II DLSKRIPSI ROMA IIMGKUIJ t aVX Al 11 ’ 39

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKURPI
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

3, Lahan Kosong (Rawa)

Masih banyaknya lahan kosong dlsekltar perkantoran kabupaten musl rawas. Seperti halnya

dengan lokasi RUSD Muara Beliti, yang memiliki lahan kosong dl area belakang, kanan dan

kirinya.

Gambar 2. 12 Lahan Kosong (Rawa) di Sekitar Wilayah Lokasi Pembangunan

Di sekitar RSUD Muara Beliti masih banya terdapat lahan kosong yang belum dapat diolah

sebagai sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar. Lahan kosong ini banyak tanaman-

tanaman liar atau bukan dari hasil cocok tanam warga, dan lahan kosong ini juga dipenuhi

dengan semak-semak hingga menjulang tinggi.

4. Pendidikan

Sekolah SDN 2 Muara Beliti dan SMA Negeri 2 adalah sekolah yang berdekatan dengan pusat
pemerintahan kabupaten.

Gambar 2. 13 Sarana Pendidikan di Sekitar Wilayah Lokasi Pembangunan

Lokasi di sekitar RSUD Muara Beliti juga termasuk pada lingkungan pendidikan. Daerah ini juga

menjadi lingkungan pusat pendidikan yang ada di Kabupaten Musi Rawas.

5. Lokasi Pemukiman
Meskipun RSUD Muara Beliti berada dl Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas, namun area

permukiman berada cukup jauh dari RSUD Muara Beliti dari lingkungan RSUD

BAB II DESKRIPSI RONA UNGI Ul K. 11-40

Dipindai dengan CamScanner


£t.J pENC't",u'^
■SM r
KuU1** ***'

• P rmukiman tersebut merupakan kawasan permukiman diperuntukan PZ''n«erl

“’ ’ ” '
l bl p 1 n setempat
' r—
•f
i

Gambar 2. 14 Sarana Pendidikan di Sekitar Wilayah Lokasi Pembangunan


Tabel 2. 36 Tata Guna Lahan di Sekitar RSUD Muara Beliti
Tata Guna
Lahan Keterangan
DlSekltar . Area permukiman menjadikan tata ruang yang juga harus di perhatikan.
Permukiman

Dengan adanya area permukiman yang ramai, atau padat, di pastikan

daerah tersebut tergolong pada daerah yang aman dan juga sejahtera.

Penduduk 25.758 yang ada di ibu kota Kab. Musi Rawas. Luas areanya

sendiri adalah 939,822 m2.

Area Kebun, Area ini yang di maksud adalah area kebun yang ada di sekitar kawasan
Rawa, Lahan RSUD Muara Beliti, area ini lebih banyyak meliputi area rawa, termasuk
Kosong kondisi tanah berdirinya bangunan RSUD Muara Beliti juga adalah bekas

rawa. Luasan area sekitar 1,4 km2.


Area Perkantoran Musi Rawas adalah Kecamatan sekaligus Ibu Kota Kabupaten Muara
Beliti, dan memang strategis untuk di jadikan sebagai lokasi atau area
perkantoran untuk Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas. Terdapat
kantor-kantor yang memang berperan penting bagi wilayah
pemerintahan. Luasan area ini sekitar 317,329 m2. Beberapa Kantor
Pemerintahan Tang ada di arean ini meliputi kantor Bupati Kabupaten
Musi Rawas, Dinas Pertanian Kabupaten Musi Rawas, Samsat Kabupaten
Musi Rawas, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi
Rawas, Badan Keluarga Berencana Kabupaten Musi Rawas, BPN Musi
Rawas, Dinas Pendapatan, Penelolaan Keuangan Kabupaten Musi Rawas,
Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Musi Rawas, Kantor Kemenag
Kabupaten Musi Rawas, Dinas Perhubungan Kominfo Pemerintah
Kabupaten Musi Rawas.

Arca Taman Area taman ini cukup luas dan berada tak tauh dari komplek
perkantoran. Area taman ini dapat menjadi salah satu tujuan
masyarakat sebagai tempat wisata dan tempat bermain bagi

l!AI i' >NA IINGNUI^GAK AWAL . 11-41

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sumber Dampak Dampak Penting Hipotetik


Tahap--
20. Peningkatan Air Limpasan
21. Gangguan Kesmas

22. Gangguan K3 dan K3RS

^Operasi 1, penerimaan Tenag Kerja 23. Kesempatan Kerja


Oprasional 24. Persepsi dan Sikap Masyakarat
2. Operasional Pelayanan 25. Timbulan Limbah Cair
Rumah Sakit 26. Timbulan Sampah
27. Timbulan Limbah B3
28. Bangkitan Arus Lalu Lintas
29. Urbanisasi Penduduk
30. Peluang Usaha
31. Persepsi dan Sikap Masyakarat
32. Infeksi Nosokomial
33. Penurunan Kualitas Pangan Siap saji di RS
34. Ganguuan K3 dan K3RS
3. Operasional Fasilitas 35. Penurunan Kualitas Udara
Pendukung dan 36. Peningkatan Kebisingan
Pemeliharaan 37. Penurunan Kualitas Air Tanah
38. Penurunan Kualitas Air Permukaan
39. Peningkatan Air Limpasan
40. Penurunan Kualitas Tanah
41. Perkembangan Wilayah
42. Keselamatan Lalu Lintas
43. Gangguan Flora
44. Gangguan Biota Air
45. Persepsi dan Sikap Masyakarat
46. Vector Penyakit
47. Gangguan Sanitas Lingkungan
48. Gangguan Kesmas
49. Gangguan K3 dan K3RS
Pasca 1. Pemutusan Hubungan 50. Persepsi dan Sikap Masyakarat
Operasi Kerja
2. Ali Fungsi Lahan dan 51. Penurunan Kualitas Air Tanah
Bangunan 52. Penurunan Kualitas Air Permukaan ___
53. Vektor Penyakit
54. G a n g g uan Kesmas_____________________
Sumber: Analisis Konsultan, 2020

Prakiraan dampak penting menghasilkan informasi mengenai besaran dan sifat penting

dampak untuk setiap dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji. Dalam memprakirakan dampak

penting penyusun memperhatikan hal-hal sebagai berikut. Penggunaan data runtun waktu (time

series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu.

Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari aspek

biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap

prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan pascaoperasi usaha dan/atau kegiatansesuai dengan jenis

rencana usaha dan/atau kegiatannya. Tidak semua jenis rencana usaha dan/atau kegiatan memiliki

seluruh tahapan tersebut.

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PEbhlNG

Dipindai dengan CamScanner


f 1 nOKUMEN ANDAL RKL-RPL

P-
’ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

telaahan sebagaimana tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.

b. proses analisis prakiraan dampak penting dilakukan dengan menggunakan metode-

metode ilmiah yang berlaku secara nasional dan/atau internasional di berbagai

literatur. Dalam melakukan analisis prakiraan besaran dampak penting tersebut

sebaiknya digunakan metode-metode formal secara matematis, terutama untuk

dampak- dampak penting hipotetik yang dapat dikuantifikasikan. Penggunaan

metode non formal hanya dilakukan bilamana dalam melakukan analisis tersebut

tidak tersedia formula-formula matematis atau hanya dapat didekati dengan

metode non formal.

3 1.1 Prakiraan Besaran Dampak


Besar dampak dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas

lingkungan hidup yang diprakirakan dengan adanya usaha dan/atau kegiatan, dan kondisi

kualitas lingkungan hidup yang diprakirakan tanpa adanya usaha dan/atau kegiatan dalam batas

waktu yang telah ditetapkan, dengan menggunakan metode prakiraan dampak.

Prakiraan besaran dampak dihitung dengan menggunakan formula sederhana:

AQ = Q«jp) - Q(tpj
{Sumber: Oto Sumanvoto,198S)

Keterangan:

AQ = besaran dampak dalam bentuk perubahan skala kualitas lingkungan

Q(dp) = prakiraan kualitas lingkungan pada waktu "t" dengan proyek

Q(tp) = prakiraan kualitas lingkungan pada waktu "t" tanpa proyek

Prakiraan dampak diawali dengan penyajian nilai parameter pada rona lingkungan hidup

awal yang dikonversi ke skala kualitas lingkungan. Hasil prakiraan perubahan nilai parameter

lingkungan yang akan datang (dengan atau tanpa proyek) y ang menggambarkan perubahan nilai

parameter lingkungan juga dikonversi ke Perubahan skala lingkungan sehingga hasil prakiraan

dampak ini dinyatakan d,3mperubahan skala kualitas lingkungan.

Lokasi studi yang masuk dalam ruang |ingku daerabP^at kegiatan (industri ataupun kegiatan
$Udah tervbab
la^ ^ak masuk kegiatan-kegiatan lain (daerah pedesaan dengan kate oleh
3 90 ek SiStem masib
sehingga dampak diasumsikan rona lingkungan hidup J " ° alami) tidak berbeda
Unpa proyek
secara signifikan dengan rona lingkung

&AB III PRAKIRAAN DAMPAK FtNilNG III-4

Dipindai dengan CamScanner


nOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
Saat
sehingga tidak dilakukan prakiraan dampak tanpa 'ni (RLA)
K nSekuensin a
dampak yang digunakan adalah selisih antara ska^k^' ° y Prakiraan akan datang

dengan proyek dikurangi dengan skala kuar9''^5 Hn9kUn9an hiduP yang


9kUn93n
Setelah diperoleh perubahan nilai parameter |ingk formal maupun informal, kemudian
men Unakan
dilakukan konversi”"" " metoda lingkungan ke dalam perubahan skala kualitas lingkup'
PeRJbahan ni,ai
Parameter pada rona lingkungan awal (KLo) dan pada saat kegiata^ I™'*35 'in9kun3an
ditampi,kan
dalam skala numerik (1 sampai dengan 5) dengan kriter^'""^

/ Skala 1 : Kualitas lingkungan Sangat Buruk


/ Skala 2 : Kualitas lingkungan Buruk
/ Skala 3 : Kualitas lingkungan Sedang
✓ Skala 4 : Kualitas lingkungan Baik
/ Skala 5 : Kualitas lingkungan Sangat Baik

Kriteria Besarnya Dampak:


/ Tidak ada dampak bila nilai perubahan dampaknya 0
/ Dampak dikatakan Kecil bila nilai perubahan dampaknya 1
/ Dampak dikatakan Sedang bila nilai perubahan dampaknya 2
J Dampak dikatakan Besar bila nilai perubahan dampaknya 3
z
Dampak dikatakan Sangat Besar bila nilai perubahan dampaknya 4

3.1.2 Sifat Penting Dampak

Untuk kepentingan prakiraan dampak penting digunakan kriteria dampak penting sesuai

dengan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tenta g Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, sementara kriteria penetapan pent' g atau tidak pentingya

dampak menggunakan rujukan Fandeli (1995). Kriteria kriter' tersebut dituangkan dalam Tabel

berikut ini.

BAS III PRAKIRAAN DA/APAK PENTING I III -5

Dipindai dengan CamScanner


nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA DELITI

dak
Evaluasi dampak tersebut dianggap penting atau be rdasarkan kriteria sebagai berikut:
pen
t'ng dapat ditentukan

, jika jumlah kriteria P (penting) > 3, maka prakiraan


Pentin9
, jika Jumlah kriteria P (penting) < 3, tetapi jika saia^^ jumlah manusia yang terkena
P merupakan
dampak, maka prak^ kriteria
adalah
. jika jumlah P (penting) < 3 dan bukan termasuk^ Pating, terkena dampak, maka
manusla yang
prakiraan dampaknya menjadi'^ Berdasarkan Kerangka Acuan yang telah a.

Pen«ng.
r y te/a
n disepakati
Dampak Penting Hipotetik (DPH) yang akan timbul terh '■ dentifikasi beberapa
akibat adanya rencana kegiatan Pengembangan PCHL ’in9kun9an h'pup sebagai
Dampak
Penting Hipotetik (DPH) yang terjadi adalah sebagai berikut' '

3 2 Prakiraan Dampak Penting Tahap Pra Konstruksi

3.2.1 Penerimaan Tenaga Kerja Konstruksi


3.2.1.1 Komponen Sosial Ekonomi

A. Kesempatan Kerja
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan Kegiatan penerimaan tenaga kerja atau adanya kesempatan kerja dilakukan

untuk pekerjaan Pengembangan RSUD Muara Beliti membutuhkan total sejumlah 200

orang. Dari seluruh tenaga kerja pada tahap konstruksi nantinya akan

memprioritaskan tenaga kerja lokal khususnya sebagai tenaga kerja sebanyak ±80

orang. Tentunya dalam pengumuman lowongan kerja/kesempatan kerja nanti akan

dilakukan secara transparan dengan melibatkan aparatur Desa atau Kecamatan

setempat. Selain terserapnya

tenaga kerja loka), diperkirakan akan muncul juga usaha penyedia warung makan,

rumah kos/kontrakan dan peluang usaha lain. Pada tahap pra konstruksi diperkirakan

akan banyak usaha yang bermunculan.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu

sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara

Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan

penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan

mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian

tersebut diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat

dikategorikan sebagai dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal

BAB III PRAKIRA AM DAMPAK PENTING * III - 7

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD) MUARA BELITI

(RLA) komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak


kesempatan kerja mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala
3).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja pada
kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu
hal ini dikarenakan didaerah tersebut merupakan daerah perkantoran musi
rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan permukiman
masyarakat didaerah sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi
kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk kesempatan kerja
di wilayah studi masuk dalam kategori baik (skala 4).
2) Sifat Penting Dampak
Maka dapat disimpulkan bahwa:
• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 3
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4
• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (4 - 3) = +1
Dampak kesempatan kerja terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja dapat
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai
berikut.

Tabel 3. 3. Prakiraan Sifat Penting Dampak Kesempatan Kerja Pada Kegiatan


Penerimaan Tenaga Kerja
/
N Kriteria Dampak Penting Sifat: .....
Tafslran Sifat Penting -
o •? Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
2 Luas wilayah persebaran dampak P Wilayah yang yang terkena dampak
disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung. selama tahap operasional berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak be


nilang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya” P Bersifat berbalik
dampak

«ruTlKir. # III _ Q
Dipindai dengan
CamScanner
F"DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAPPAU gjHL AH (RSUD
> ^ARA BELITI

; \ Sifat • ;
No • .Dampak- Tafslran Sifat Penting Dampak . .
■ Kriteria Dampak Penting
. ••, / 'V.;/ P TP .
Kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan social dan institusi
dan teknologi

Jumlah 3 4
---------------
Sifat ng dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting

B. Persepsi dan Sikap Masyarakat


1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja dapat menimbulkan perubahan persepsi dan sikap

masyarakat khususnya masyarakat terdampak langsung dari kegiatan pembangunan

RSUD Muara Beliti. Perubahan persepsi masyarakat disebabkan adanya potensi terhadap

ketidakterbukaan proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi yang dilakukan oleh

pemrakarsa kegiatan, namun apabila proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi ini

dilakukan dengan transparan serta melibatkan aparatur desa atau kecamatan setempat

maka diperkirakan persepsi dan sikap masyarakat menjadi positif dengan adanya

kegiatan penerimaan konstruksi yang tepat sasaran dan memprioritaskan tenaga kerja

lokal. Disisi lainnya, kegiatan ini tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan

perekonomian masyarakat yang terdampak langsung dari kegiatan pembangunan, serta

masyarakat dapat membuka peluang berusaha masyarakat setempat untuk membuka

warung makan atau penginapan untuk tenaga kerja yang berasal dari luar Desa Muara

Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu

sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara

Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan

penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan

mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian

tersebut diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat

dikategorikan sebagai dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA)

komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ; III - 9

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja pada

kondisi dengan proyek tidak Jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini

dikarenakan didaerah tersebut merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga

akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan permukiman masyarakat didaerah

sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan

datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah studi masuk dalam

kategori baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QPIA) = Skala 3

• Skala Kualitas (Qo?) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (Q?.LA) = (4 - 3) = +1


2) Sifat Penting Dampak

Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan penerimaan tenaga

kerja dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagai berikut.

Tabel 3. 4 Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap

Masyarakat Pada Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja

Sifat
N *z‘ ■• ' 1
• ■
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafelran Sifat Penting Dampak
o
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
2 Luas v/ilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung. selama tahap operasional berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak


P berulang/berlangsung terus menerus
6Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik
1 dampak
1
7 Kriteria lain sesuai dengan
TP Dapat diantisipasi dengan pendekatan
!
perkembangan ilmu social dan institusi
pengetahuan dan teknologi '
_________Jumlah___________ ~3~ 211
____________?^t2*£ntlng_dampak_: Penting (P)______________
dan Sifat Penting Darn^ak:Posltl£Pe£tlng

L/ h -P/./ .PA/ N .;/.//?/ r PHiTIMG ! III - 10

Dipindai dengan CamScanner


Tabel 2.5 Skala Kua'itas ‘Jr.c’^'czr. Zdrrpccer. Ziz.'lss L'care
r
—-»— ■
»- !■'

Parameter Satua : 2aru’< i Suruk -• Sedang


f n ’^ilC
ty i (2) (5)
io t- '- ■.
Sufur diekeid^ >cr,r. >z / t—— <225
‘II

1 >075-900
fSGz) 1
i >400 : >253-4-33 >2S2-2S5 ._________
w N Kh vl A

<3S |
r/jtrc<geri I
2 pg/Hmr , i
dioksida
(IIP?) !
!
Karbon .1 >30.00 ; >22.000- |
’c 8
!-i »

ih V
ri <‘1 Ci

pg/Hm- ,
j 3G.GGO
gK

r)

1
(co; 1 i
V r*

1 *
vi ?

I* 9

”"4 Debu (T£P) 1 pg/Mnrr | >230 f <53


Q V

A
1 I-I
d. •
11
I>
(.)

C)
i-*
W

OZ'*' f'zr.sIfJi s/i r ■>


M

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk kcmpcnen Rngkungan penurunan kualitas
udara kegiatan mobilisasi alat berat dan material pada rona lingkungan a//al dilakukan
melalui pendekatan pengambilan sarnpel '/uaiitas udara di sekitar lokasi rencana kegiatan
pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun hasil pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi
rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.

111-
11

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI ’ I . "RSUD

Pengamatan untuk kondisi lapangan yang ada dan data-data penunjang menunjukkan:

• Silt content : 0,05 %


• Kecepatan kendaraan : 20 km/jam = 12,43

mil/jam

• Berat kendaraan : 20 ton

• Jumlah roda : 10 roda

setahun : 100 hari


• Jumlah hari tidak hujan
: 10 meter
• Lebar jalan
: 10 m
• Tinggi udara stabil
= 1609 m
• 1 mil
= 453,6 gr
. 1 Ib

Tabel 3. 7. Prakiraan Konsentrasi Debu di Lintasan Jalan

No Kadar debu : 15 km/jam? T-. 20 km/jam . 25 km/jam x ; i’&30; km/jam < '35 km/jam ‘
9,32 mll/jam; ,12,43 mll/jam. 15,54 mll/jam 18;65 mll/jam i 21,75 mll/jam
1 eu (Ib/mil) 0,00017247 0,00023002 0,00028757 0,00034512 0,00040248
2 eu (gr/m) 0,00004862 0,00006485 0,00008107 0,00009729 0,00011347
3 eu (pg/m3) 0,486207828 0,648450998 0,810694168 0,972937338 1,134658826
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan hasil prakiraan udara ambien khusus TSP (debu) yang dihasilkan dari kegiatan

mobilisasi peralatan dan material dengan kecepatan 20 km/jam yaitu 0,00039432 Ib/mil atau

0,00011116 gr/m atau 1,111630283 pg/m3. Nilai tingkat konsentrasi debu akan meningkat

dengan kecepatan yang semakin cepat. Jika dibandingkan dengan baku mutu hasil tersebut

masih berada dlbawah baku mutu atau dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan

yang akan datang dengan proyek untuk penurunan kualitas udara ambien di wilayah studi

masuk dalam kategori sangat baik (skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Kualitas (QRLA) = Skala 5 • Kualitas (QDP) = Skala 5
Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak

hAb I|l PRAKIRAAN DAMPAK PLNilNG III - 13

Dipindai dengan CamScanner


D0KU
E^ANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
W,
Ml'*1
Dalam
menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona dengan didasarkan dengan

pendekatan kriteria penetapan Tnipon^ lingkungan peningkatan kebisingan yang dikonversi menjadi skala

kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. 9- skala Kualltas Lin9kungan Komponen Tingkat Kebisingan .


_ '--------”- -rL-1-l/....lll.n^ l lnnlninnPin 'I J' -
T 7T“■ ■ Sangat Baik Sangat.
N Satua Buruk ■Sedang,
o Paramete h Buruk •'> ■■ z- Baik;
(2) W• J? ' (5) > '--jj
r "7C 45-55
1 Kebisingan dB(A) > /□ fikasi) OJ / J J-J M
<45
S er: FandeH, 13
u
20- (dimodi
a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan pada rona

lingkungan hidup awal dilakukan melalui pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana

pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi

rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada

tabel berikut.
Tabel 3. 10. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
Satuan -Hasil ^BakuMutui
No
Ujfe -
1 Depan R. IGD RSUD Muara Beliti 55,71 55
2 Area Parkir RSUD Muara Beliti dB (A) 54,06 55
3 Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 50,07 55
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel diatas rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan peningkatan
kebisingan pada kegiatan mobiliasi alat berat dan material mendapatkan skala kualitas lingkungan

yaitu sedang (skala


3) .

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Kegiatan mobilisasi peralatan akan dilakukan pada awal pekerjaan tahap konstruksi, dengan waktu

pelaksanaan direncanakan selama 1 minggu. Sedangkan mobilisasi material akan dilaksanakan

secara bertahap, selama kegiatan konstruksi tersebut berlangsung (± 12 bulan). Prakiraan ondisi

kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat e ismgan yang akan datang dengan proyek

dilakukan perhitungan berdasarkan perhitungan bising f ungsi jarak. Dlasumsikan nilaj ebisingan yang dihasilkan

dari dump truck adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber (analonh

t»rdasarkmpMaJara ",aka P«bltungan tingkat kebisingan •tentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:

bAH m PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ; 111-15

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

l.P2= LP,-10 Log 11


r
l

LP2 = 64,6 - 10 Log —


6
15
LP2 = 63,4 (113A

Keterangan:
LP! = tingkat keblslngan pada jarak n (dBA)

LP? = tingkat keblslngan pada jarak r2, (dBA)

n = Jarak pengukuran keblslngan dan sumber keblslngan 1 (15 Meter)

r2 = Jarak pengukuran keblslngan dan sumber keblslngan 2 (meter)

Tabel 3, 11. Simulasi Paparan Dampak Keblslngan Akibat Adanya


Mobilisasi Peralatan dan Material

Sumber Jarak dari Sumber (m)


3
t (dBA)'-
' ...20 ■' 80. 160 320 /640. 1.280 .<2.560 • 5.120 ‘ ; 10,000 ? 15.000 • / 20.000 ■ -25.000
y•
d 63,4 60,3 57,3 54,3 51,3 48,3 45,3 42,3 39,3 36,4 34,6 33,4 32,4
64,6
c
;U MutU 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55

Sumber: Data Primer, 2020

Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat mobilisasi peralatan dan material terhadap

jarak disajikan pada Gambar 3.1.


10.0

0.0
20 80 320 1,230 5,120 15,000 25,000
70.0

20.0
Jarak Terlidapal Sumber (meter)

...o-*Durnp Iruck —O—Baku Mutu

Gambar 3. 1. Grafik Hasil Simulasi Tingkat Keblslngan akibat Kegiatan

Mobilisasi Peralatan dan Material terhadap Jarak (m)

Berdasarkan hasil prakiraan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan mobilisasi peralatan dan

material, pada jarak 20 m (dari sumber) akan menghasilkan kebisingan sebesar 63,4 dBA.

Nilai tingkat kebisingan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ’ 111-16

Dipindai dengan CamScanner


H nnKUMEN ANDAI RKL-RPL
raSn PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI SiSHp .

_ —"—11 Sifat , ■ * • - • • • . • '► •

N Kriteria Dampak Penting Dampak Tafislran Sifat Penting Dampak ' * 4


'
o P TP
-^^riilairTsesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan
perkembangan ilmu menggunakan ear plug untuk para tenaga
pengetahuan dan teknologi kerja konstruksi dan masyarakat di sekitar
lokasi rencana pengembangan RSUD
Muara Beliti._________________________
Jumlah _________ 3 4
——--------- Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

3 3.1.2 Komponen Transportasi


A. Keselamatan Lalu Lintas
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu keselamatan lalu lintas. Adapun keselamatan lalu lintas ini

disebabkan oleh kendaraan konstruksi pengangkut alat berat dan material yang melintasi jalan

raya di sekitar lokasi kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan

didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan keselamatan lalu lintas

yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.13. Skala Kualitas Lingkungan keselamatan lalu lintas


N : Nilai Kualitas
\^rakter1stlk v S' / Skala
o , Lingkungan ?
1 Karakteristik tingkat keselamatan > 95%. TKLi < 0,5 5 Sangat baik
2 Karakteristik tingkat keselamatan 55-95%. TKLi : 0,5 - 1
4 Baik
3 Karakteristik tingkat keselamatan 15-55%. TKLi : 1 - 2 3 Sedang
4 Karakteristik tingkat keselamatan < 15%. TKLi : 2 - 3 2 Buruk
5 Karakteristik tingkat kecelakaan fatal. TKLi > 3 1 Sangat Buruk

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Berdasarkan hasil pencatatan volume lalullntas traffic counting (pencacahan arus lalulintas)

di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat 61 kendaraan/ jam

yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas mencapai 1.464

kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi ini diperkirakan sebesar

0,01% dari jumlah lalu lintas harian rata-rata.

|, z< »z:*i A’ M// . •* ■'

/7"\ 7 ri‘.
W-

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . 111-18

Dipindai dengan CamScanner


|,r-A5 h,776, <<><-

A"> V</< <<</S'<


Dcrr^n <^6/7 l-rr^$ >5^^,

b) ZcrZ-sl Lir^'<t;r,csr> Der^n <rc-y^r

</»,<

/ fS?A

Dipindai dengan CamScanner


f.) DOKUMEN ANDAI RKl-RI’l
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

fflf-'"1
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan di
wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


. Skala Kualitas (QRIA) = Skala 4
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3
• Besaran Dampak = (QDP) - (Qnu) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak gangguan kesehatan terhadap kegiatan mobilisasi alat berat dan material
dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni
sebagal berikut.

Tabel 3. 16. Prakiraan Sifat Penting Dampak Ganguan Kesehatan Masyarakat


Pada Kegiatan Mobilisasi Alat Berat dan Material
Sifat
ND Kriteria Dampak Penting Dampak' Tafclran ;Slfat Penting Dampak:
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak
terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak p Bersifat berbalik
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan Ilmu
soclal dan Institusi
pengetahuan dan teknologi
---------,-----------Jumlah 3 4
---------------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P) _____________________________
_________Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Pcntlr^g^

BAR III PRAKIRAAN DAMPAK iTNIlNG III - 23


Dipindai dengan CamScanner
(X*L'M^ANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH fRSUD) MUARA SHIH
ENG£,',B
F
„.an®" Piaraan Wn

■%,»***" „
Dam k
1)FnMra=" 8*«™ '»
KS>«=" pen>W=" " 'than ate„ berd
da

V«u Peningkatan Kebisl„ga„ „q, M ' menyebabkan meningkatkan tingkat

kebisingan yang beras», ,»„ alat berat yang melakukan penataan lahan di |o^ei pengembangan

KSUO «nara Beiiti.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang denaan . lingkungan dengan didasarkan

dengan pendekatan • - - ' * ™ komponen lingkungan peningkatan kebisinoan vann H»

- y<sng awanversi meniadi skala kualitas

lingkungan seperti pada tabel berikut

Tabel 3.17. Skala Kualitas Unokungan Kompo„e„ T,ngtet Kebisingan

N
-■

,
~ :■ ■

Satua Sangat Buruk


’: ' Skala Kualitas Lingkungan . - r
Buruk ■ Sedang- ‘ Baik-. | _,:-
1-Sangat
Paramete n (2) (3) c«). - i Baik i !/ C5J' :
o r.
T Kebisinga dB(A) > 75 65-75 55-65 | 1 45-55 | <45
~ n
Sumber: Fandeli, 2013 (dimodifikasi)
|

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan pada

rona lingkungan hidup awal pada kegiatan penyiapan dan penataan lahan dilakukan melalui

pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun

hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD

Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 18. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan


N ; Baku
o Lokasi Pengujian Satuan Hasil Uji I Mutu
~ Depan R. IGD RSUD Muara Beliti________ 55,71 i 55
T Area Parkir RSUD Muara Beliti dB (A) 54,06 j 55 j
_ | Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 50,07 j 55
Sumber: Data Primer, 2020

. (RLA^ komponen Berdasarkan tabel


diatas, rona lingkungan aw lingkungan peningkatan kebisingan pada kegiatan pe y P penataan
lahan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu (skala 3).

N D4MPAK 111-24

Dipindai dengan CamScanner


[A->. p\tNG^®A^oAN RUMAH SA,<IT UMUM DAERAH <«UD) MUARA BELITI ■jL
n Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
n
tivltns niat* ^<nn menc
J^as^<nn suara bising sehingga terjadi inakalan kebisingan dl
lingkungan rencana kegiatan dan sekitar lokasi latan pengembangan RSUD Muara Beliti.
Praklraan kondisi kualitas I kungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan yang
akan h tang dengan pendekatan alat berat selama kegiatan penyiapan dan lataan lahan
sebagal sumber kebisingan. Pendekatan kebisingan i nint berat yang akan digunakan dalam
kegiatan penyiapan dan melalui aujt
penataan lahan dapat dilihat pada tabel berikut.

■ - «g pendekatan Kebisingan Jenis Alat Berat Yang Digunakan


Tabel J* *./• __
± ■ ■1 .. Tingkat Kebisingan (dBA). . .
jenis Alat • ••e- ( Pada’Jarak 15 m pada Jarak* 30 m
’-Darj Surnbemya. . :Dari Sumbernya
’p 7 .
~Excavato __________101__________ 82,6 76,5
r
Sumber: FHWA, 2006

Berdasarkan pada perencanaan pengembangan RSUD Muara Beliti, kegiatan penyiapan dan

penataan lahan menggunakan 4 (empat) excavator. Suara bising dari alat berat akan

merambat melalui media rambat (udara) dan akan berkurang menjauhi sumber suara.

Analisis total tingkat kebisingan jika kegiatan penyiapan dan penataan lahan dilakukan

dengan 4 (empat) excavator dalam waktu bersamaan menggunakan persamaan berikut ini:

Ljotai = Li + 10 log n

L-Totai = 82,6 + 10 log 4

l-Totai = 88,62 dBA

Keterangan:

LTOOI = Tingkat kebisingan kumulatif (dBA)

Li = Tingkat kebisingan tunggal (Excavator) (dBA) n = Jumlah excakato/“yang digunakan

Berdasarkan persamaan perhitungan total kebisingan untuk alat berat (excavatof) dengan

total 4 (empat) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 88,62 dBA yang diukur dari

sumber kebisingan dengan jarak 15 meter. Kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan

perhitungan bising fungsi jarak. Adapun perhitungan tingkat kebisingan berdasarkan pada

jarak tertentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING I IH - 25

Dipindai dengan CamScanner


B'i •«*»» ,,m»«< »«»» ««>» «,,,,

l.l^-l.l'i lOLog ''


1
1
LP, - OH,h'/, 101,0(5 M.
I!i
LP, - 07,4 /DIA

|(l| - llii(|kal krbIMlitpili pada )/>rak n (ilHA)


l|(/ - tingkat kebl'.lntpifi putih Jarak r,, (dl!A)
(l - Jarak pengukuran kabir,Ingari dori rarmlrcr hiblslnfjufi l (15 MHer)

,, - Jarak pengukuran keblslngan /Ion sumber keblslngan 2 (meter)

Tnbcl 3. 20, filnmlasl Paparan Dampak Keblslngan Akibat Kegiatan Penyiapan /Ion Penataan Lahan


* Jnfnk Onfl iSi/rnOrr (rnj - 'fJ . • /*. ? >■
' ' > # » ■ 1 **

4 no
J20 M0 1.700 'J 5.170 10,000. 15,00 y 75,00
20 100 0■ b.ooo 0
0'
■s
H|,4 /H, 1 /0, 5 //, i ///, 1 /i/i ’ rJM
50/^
OM
rf'y
'r / * «y./

-■
'r'» ’i’i ’r i 1t
•» < TTWW »1. ■
Jg—*'
1


“^grnfrt! DflM l'ilin» t( 20/0

Adapun grafik hasil simulasi tingkat keblslrigun akibat kegiatan penyiapan dan penataan
lahan terhadap )ar»rk disajikan pada Garnbar 3.2.

tooo
'JO.O
l'.O o
/o.o
oo o
I)

40
0 .40
0
20.0
JO.O
0.0
/l) l'.fi i/|i 1,2HO 0,120 10,000 25,000
l.ir.ik I ' i lid.tp.il SIIHIIJIO (niolpr)

I /i .IVdlM —O— Ktl ii MHIH

Garnbar 3, 2. Grafik Hasil Simulasi Tingkat Keblslngan Akibat Kegiatan


('•.•nylapan dari Penataan lahan terhadap Jarak (rn)

' al'i.H/tkan hasil prakiraan keblslngan yang dihasilkan dari kegiatan


Wrlar, penyiapan dan penataan lahan, pada Jarak 20 rn (dari sumber)
'lkl""iiengh;i!;||kati keblslngan s/rbesar 1)7,4 dDA. Nilai tingkat keblslngan

B/’B III ITAKIIWd I r>AMl‘AK l’t I HH IG ’ III - 26

Dipindai dengan CamScanner


,..H .VIIMIII ANDAI IfKI-KTI

sihu
l( , |nl)nmpnki’«'ll,"<1
Kt l l D pnk
nh
;/P j T
N’ ellt(,ln bin M’1-"*
P
“lP*
,L..inl..in<inn Ilmu
'l,in
juinlnh ______________
Sifat Pont 2 5

Infnlrnn Sifat pwillno Dampak


Kilh’ihi liiin nntnk mtMiijunHim ijiitnpnk 1
np‘11 ‘lllnlniknn bnrdnr.nrknn liiiiulifkiilnn
liiknnlooi

_________________i. I’ontlno (l’)


n» l’cnllng Dampak: Nuontlf Penting
Prnklrnnn Besaran tlnn Sifat

U 1 S««M»AN.>AN «.«A!! SAKIT UMUM IlAlillAII m|iam |m|||

0. peningkatan Getaran
i) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan penyiapan dan penataan lahan akan berdampak terhadap komponen lingkungan yaitu

peningkatan gelaran. Hal Ini yang dapat menyebabkan meningkatkan tingkat getaran yang berasal dari

aktivitas alat berat yang melakukan penataan lahan yaitu dl lokasi rencana kegiatan pengembangan

RSUD Muara Beliti.

Dalam menentukan skala lingkungan akan dalang dengan proyek dan rona lingkungan dengan

didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan peningkatan getaran yang

dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. 22. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Tingkat Kebisingan



Skala Kualitas Lingkungan
Satuan ■ ..

N
i

: . Sangat Sangat Baik


Buruk Sedang
o Parameter • .'f -t
Buruk ' Baik (4) (5)
(2). (3)
■ (1) .
J Tingkat >63 44-63 24-43 4-23 <4
Getaran mm/detik

Sumber: analisis tim, 2020

a) Kondisi Rona Ungkungan Awal (RLA)


memprakirakan kondisi rona awal lingkungan tingkat getaran di sekitar lokasi kegiatan digunakan

pendekatan tingkat getaran maksimum untuk kenyamanan lingkungan perumahan adalah 10

mm/detik (Jurnal. Unnes. a c, id).

Berdasarkan hasil prakiraan, tingkat getaran yang terjadi dl sekitar lokasi kegiatan merupakan

dampak yang ditimbulkan dari kegiatan penyiapan dan penataan lahan. Adapun sumber getaran

BAB II! PRAKIRAAN DAMPAK PEbHlNG , III - 28

Dipindai dengan CamScanner


yang dihasilkan berasal dari Peralatan berat yaitu Excavator yang digunakan untuk dari kegiatan

Penyiapan dan penataan lahan. Berdasarakan hasil survey diperoleh bahwa belum adanya keluhan

dari masyarakat terkait gangguan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . III - 29

Dipindai dengan CamScanner


a. ^IIAAFN Al JDAL RKL-RPL
p ENGEMBANGAN RUMAn SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

ken yanianan akibat dampak getaran yang dihasilkan dari kegiatan RSUD Muara Beliti. Hasil praklraan

tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona

lingkungan av val untuk getaran di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Penggunaan peralatan berat yaitu excavator yang menjadi sumber getaran yang dapat

menyebabkan dampak terjadinya peningkatan getaran di lokasi kegiatan khususnya permukiman

terdekat. Untuk prakiraan peningkatan getaran yang diakibatkan dari kegiatan penyiapan dan

penataan lahan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

PPV(D) = PPV refX (L/D)n

Keterangan:

PPV(D) = Tingkat kecepatan getaran pada jarak D (mm/det)

PPVref = Referensi tingkat kecepatan getaran

L = Jarak Akseleremator dari sumber getar (m)

D = Jarak sumber getar dengan receptor(vrC) n = Propagation coefficient = 1,5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50 m di

frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk excavator pada saat penggalian sebesar 0,2497 mm/det

pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan penyiapan dan penataan lahan. Sehingga berdasarkan rumus

tersebut maka diprakirakan getaran pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan

maka:

PPV(D) = 0,2497 mm/det x (50/600)1'5

= 0,006 mm/det

Berdasarkan hasil prakiraan tingkat getaran yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan penyiapan dan

penataan lahan dapat dihasilkan bahwa tingkat getaran dengan jarak 600meter (permukiman) akan

menghasilkan kebisingan sebesar 0,006 mm/det. Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat getaran di wilayah studi masuk dalam

kategori sangat baik (skala 5).


Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 5

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . III - 29

Dipindai dengan CamScanner


rJfc. S, K T WM0M >
‘’ ‘ *«*« MU/-« -A enin

tes
Dampfik " (OM) - (OHZ) « (5 - 5) „ 0

;) 5M Pentfn^ Dempak

r^-;^ 9H ^,H, ,„R(),W


Utiii* WM d.tinjau berdasarkan / pr/._, ,fr,/l<(wri oeri pr.naf^ar>

/aHi'sr-bagal berik|/t. ' ' ntn,U {lrirl''^t ^[rtntir,gijn

Teb
* 3. 2.3. Prakiraan sifat Penting 0;j

Sifat
lr r*?uerte Dampak PenUng Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
! -; ■ .... ,'r?) matvjz?a TP Peningkatan getaran tidak berdampak
z; ^r. 'JIMM dampak langsung terhadap masyarakat yang ada di
r

sekitar lekasi rencana Pengembangan PSUD


Muara Behti
£

vr
1
Jh!i
'■ ’i

TP Wilayah yang yang terkena dampak ! hanya


■1

j

dilokasi rencana Pengembangan ■ P5UD


?

Muara Beliti
8
1
s c;
f: .<
*•' x!
s |« .
•» c
3 r
E*7
v Ew

TP Intensitas bersifat sementara, yakr.i ' selama


tahap konstruksi yaitu pada kegiatan
«j
S

penyiapan dan penataan i lahan


p

4 , ksrr.pcnen lingkungan TP |
Tidak terdapat komponen lingkungan '
/ang akz;n terkena lain yang terkena dampak

S C kumulatif darnpak TP Tidak bersifat kumulatif atau bdak


berulang/berlangsung terus menerus karena
kegiatan hanya saat penyiapan dan penataan
lahan berlangsung
C f^rtclk atau tidak berbaliknya dampak TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan • hanya
berlangsung saat penyiapan dan • penataan
lahan saja, sehingga j*ka . kegiatan penyiapan
dan penataan j lahan sudah selesai maka
peningkatan ; getaran akan kembali seperti
sebelum > adanya kegiatan penyiapan dan ■
penataan lahan __________________
i
z
/r.*< r^ Inti tes'ja/ dengan Ptf'// TP kriteria lain untuk mengurangi dampak | dapat
mpcngcfi ilrnu dilakukan berdasarkan
P* ng‘’*rJju;;r, caf/ tekr>fJugj ■
Jumlah 0 7 pendekatan teknolog^ _____________________

Sifat Penting dampak : Tidak Penting (TP)__________________________ 1


Prckiraan fiesaran dan Sifat Penting Dampak: Tidak Penting ____ ______j

III - 30

Dipindai dengan CamScanner


cc ■
III

/Ilimi.l ip /;j

jauueosiueo ueBuep lepuidia

nuiitu»,i wii j|iwn»|j du|ii/n,i luiit; tiufi iiuiur-m IIUUI^UI^


(,II j nuiitm<i wu : >i"'l"'uP |U<|(;
9 f
Ut/f/
1

nit/f
/II iz
(Sdl) HUDlififllHiHhifl P'dlilni i
ii’iuiuhiiii ui'ininp r.p(l|’.i|iii'ip p'dt/fi i
uinpi(| (h’ipu ip^piiih)
ui’>p» H'HMI1- !
|ippi(|lll|| P>P'III IM'JdpI'J Ip'pIN (Intp’i
/jlfflUH'f/
M>||( HHiilllp»'» ini”? >|||W|in<| >|Ppll tMlbUlutlbffl /|i'p|| /II/|H 4ip/?
H'jrdoH /II p^| 9
•DuhsfidPjjmi |9>jiH|9Uu>f

snunioui rjiiHt;niiP|Ui(|/fiiiP|fUii(|
/p/|||llt/p |||P||lUin*|
><l'p|| fll’H’ |||PPHIIII>| >|up| /II t
ll/JI'; 1
j IlipiM PIIMIH
UL’|l»|Dn>| IHH/Jtlnj |!?IO|(/| .IP|| >|i/dniup
>|n9|p Iv^yjyZsuiu di'pul|hn ippMiind joppM M(hh|ln| OlIlM H|
yXii|n<|inn (H»p P|
iiy|mpi9;i>| (iMiiOniipli (iy>ppj(piXlinH d IIUOIIII?|O(I|| (lnllh(llll/»/| b
(hUVJMiVll ^M1|A||>|W 'OUlIsOHl'IInfl -pnlniMp iMlIPIIIMI
ypytl ri||tM |9>pii|9ilu>| dyipn Pl(iy|n9 UMp 0lllh0Ui/|hi»| ,«|p|||l|pp 9P||
|U>|lM |yj|9Jn(| 9P||9(hi|ll| 9l|n|ll|
/II 1
IIIPII P.HHIH dngil iiyDui»(|UhiD(ln(j
hliUJUrri ^io|U|ip >|P(l(IH?p DUPA OUlM I| ..pHllllUp i
PAU|IM /IL |H?IP(|it9hHl ipMl?|IM 9UH I r
minji i'ipiiw (insni iiMnuiH|iihinun(| yinrjilni |
9U>|0| JP||>|n9 |p Ppy >H?(llll(lp l’lln‘|l»?| IH’,II’
0111M |P>p.'JiMgi?lii (li/ppi|hn Olliiqn(HJ| >| PiniillPUI l|v|IHIl!
M(hlH?plnq ,>pjp|| l|U(llll(>9 lll?|ll(|l(l|| »11 »'AIIH,'’'UI 1
••*\ . ~d“
>|t>dlUl>u OU| Itlnd lOJ|y tWJ|Sjoi ll
<11 llliu tlUlllIrid >|t!<lillll(l H|l<’ll|)l fl
. 10. <■ ff ‘
ijMil — *■ '•
tlllll'JllHI’ll !<l'||A|p|V
l’P'M l|l,<llllli<; I||1|IK|II||| )|l!(|ll||>(| l)ll||lll>t| |l'||‘j IH'I'IPII'1,1 'Uc 'l' («‘•I*’*
IMlU’tl"’

|u>|»’A S|i«diiiu|i ili>nii||iinilu>| |ii.||)ii|| n|iiiiih*il l'|l«||P| / UUJ|li'!il'|H"i|


|Hdl>p l/lllPIIIWt/ <ll!||A||>|H ll|i|H||||i;.| |||I|||I|||||| l|IHlllll’1 UI!|IHI 1,|II •It'lhlB'd
<linliti*m nuiiU'M i1'!1-’

f ■" (i i) M (viiifj) .. .|nihiii'(i iu'ii'l«nl •


| - (llll(l) i|l'|||llll'l
| |i||l<|q (Vl'i(l) ltP|l|l,l''l
:MMi|l'i| uiij||iiill'iNI' l'11'1'*'1 1 IJ
lllljll VIIVIIVI (tmijiil llvillvil WIIWII IIHV1IIVlUllH KI
|,|;| l-lll IV’»" I""" ‘‘
DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat

dl wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRIA) = (3 - 4) = -I

2) Sifat Penting Dampak

Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan aktivitas

basecamp dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak,

yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 28, Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada
Kegiatan Aktivitas Basecamp
" ~ \ i-J Sifat <■
•,■?eA-VJ '/’'i' ‘f .’J?1'* ’ - .,
No /A’ Dampak
•-/J TafslranSifat: Penting’.-Dampak
Kriteria Dampak Penting u j V. ;TP
- T T'fv R'/”
1 Besarnya jumlah manusia yang .T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 T
P Tidak ada komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak
P berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan T
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu P
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
________ Jumlah 3 4
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

3*3.3.3 Komponen Kesehatan Masyarakat

A. Vektor Penyakit

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan aktivitas basecamp menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yakni

adanya timbulan sampah. Dampak tersebut diatas kemudian dapat

BAB m PRAKIRAAt J DAMPAK ITNTiNG IH -36

Dipindai dengan CamScanner


fl DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
.#?■] ?ENGEMBANGAN RUMAH SAK,T UMUM OSERAH ,RSUD1 MIMA B

TP-- mcnyebabkan dampak turunan berupa t|mbulnya VKtor

kegiatan Pengembangan RSUO Muara Beliti dl Desa H„ara Beliu, Kecama!an Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Ungkungan Awal (RU\)


Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data

penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki

persentase 64,04%. Sehingga dampak gangguan kesahatan masyarakat

mendapatkan skala kualitas lingkungan baik (skala 4).


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan kesehatan

masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya

perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni peningkatan timbulan sampah.

Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek

untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah studi masuk dalam kategori sedang
(skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRU\) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak vector penyakit terhadap kegiatan aktivitas basecamp dapat ditinjau

berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 29. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp
\ ■ •• M V "
Sifat: Tafslran Sifat Penting Dampak
No ; Kriteria Dampak Penting Dampak
P TP
— Besarnya jumlah manusia yang Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
p
— akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti_______________
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
p Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
Intensitas dampak berlangsung
dan lamanya ^dampak berian g s selama tahap operasional berlangsung
u n g.

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PEN1ING . I"

Dipindai dengan CamScanner


nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

lEi'

. Sifat Penting Dampak


Dampak gangguan sanitasi lingkungan terhadap kegiatan aktivitas

basecamp dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat


kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3- 30. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp
. Sifat . ' z -w v.*.--.7
Nq , '•••’’ i?

r/CTteria.Dampak’Periang Dampak, ‘T
Tafslrani Sifat. Penting .Dampak-;’/-
"T P TP
Besarnya jumlah manusia vang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
’ akan terkena dampak dampak

2 Luas wilayah persebaran dampak p Wilayah yang yang terkena dampak


disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung p
3 Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan
terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan
social dan institusi
dan teknologi
Jumlah 3 4
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

3.3.4 Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitas Pendukung


3
-3.4.1 Komponen Geo-Fislk-Klmla
A. Penurunan Kualitas Udara
1) Prakiraan Besaran Dampak
Secara umum kegiatan pembangunan gedung dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Fisik gedung terdiri dari pondasi,

dan konstruksi atas menggunakan beton bertulang sedangkan prasarana pendukung

seperti pemasangan instalasi mechanical dan electrical, sedangkan fasilitas pendukung

dapat berupa pembangunan sarana instalasi sanitasi dan lingkungan (drainase, unit

Pengolahan limbah domestik), dan zona penyangga (green be/t). Kegiatan pembangunan

fisik gedung dan fasilitas pendukung akan berdampak rhadap komponen lingkungan yaitu

penurunan kualitas udara. Penurunan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ; 111 - 39

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKl-RPL
OAE»A„ „UD) HUMA MLM

udara terjadi akibat pekerjaan pemban9„„an „sll r ,


pembangunan fasilitas pendukungnya di lokasi re Ged
ung serta
06303
Muara Beliti sehingga menghasilkan polutan nnn 9 cemaran udara berupa debu
PCngemban n

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

(TSP), SO2, NO2 dan


CO.
awal dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan

penurunan kualitas udara yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada

tabel berikut.

Tabel 3. 31. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Kualitas Udara


- .Skala Kualitas Lingkungan
* « *. , 4 Sangat; ■■' Sangat '
N
•. ‘ Sedang f(3)
o Parameter ' Buruk (i) Baik. ;
•;. Satuan . ‘t
■. •'■ Baik (4) • (5)
Buruk
Sufur dioksida >900 >675-900 >450-675 >225-675 <225 ;
1 yg/Nm3
(SCh)
Nitrogen >400 >296-400 >192-296 >192-296 <88
2 dioksida yg/Nm3
(NO2)
Karbon >30.00 >22.000- >14.000- >14.000- <6.000
3 monoksida pg/Nm3 30.000 22.000 22.000 i
(CO)
4 Debu (TSP) yg/Nm3 >230 >170-230 >110-170 >110-170 <50
Sumber: Fandeli, 2013

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan penurunan kualitas

udara kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung pada rona

lingkungan awal dilakukan melalui pendekatan pengambilan sampel kualitas udara dl

sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti. Adapun hasil

pengukuran kualitas udara di sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD

Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 32. Hasil Pengukuran Kualitas Udara


N Paramete Hasil Analisa Baku
Satuan
o r
1 2 _____3____ Mutu
1 SO? yg/Nmj <18,08 <18,08 < 900
18,08
2 NO2 yg/Nm 3
<18,67 <18,67 <jo,67 400
3 CQ yg/Nm 3
<1 145,2 <1145,2 <1145,2 30.000
4 TSP
Su
yg/Nm 3
<0,61 <0,61 _ 230
Sumber; Data Primer, 2020 Keterangan:
J. Depan R. 1GD RSUD Muara HehU 2. Area Parkir RSUD Muara Beliti

BAB ill |*RAK;k’AAN IMMPAK ITNTlNG I 111-40

Dipindai dengan CamScanner


I nHKUMEN ANDAL RKL-RPL
pENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI


i
7 Dtywn R- Kaivat Inap RSUD Muara Beliti

Berdasarkan tabel diatas, rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan penurunan

kualitas udara parameter debu (TSP), SO 2, NO? dan CO pada kegiatan pembangunan fisik

gedung dan fasilitas pendukung mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat

baik (skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung antara lain melakukan

pekerjaan pondasi bangunan akan menggunakan excavator dan dump truck.

Excavatorberfungsi sebagai penggalian tanah dan dump truck berfungsi sebagai

pengangkutan tanah galian. Aktivitas kendaraan ini akan menghasilkan emisi dalam

bentuk polutan yang akan menurunkan kualitas lingkungan. Diprakirakan truk

pengangkut peralatan dan material menggunakan bahan bakar solar. Emisi dari

excavatordar\ dump truckdapat menimbulkan penurunan kualitas udara. Adapun

perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya mobilisasi truk dapat

dihitung dengan rumus:

°'7 iv°s d
eu I 4 <36S

Keterangan:
eu = Jumlah debu per panjang jalan (Ib/mil)
= silt content (%)
= Kecepatan kendaraan (mil/jam)
= Berat kendaraan (ton)
= Jumlah roda kendaraan
= Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING I III - 41

Dipindai dengan CamScanner


Pengamatan menunjukkan:
untuk kondisi lapangan yang ada dan data-data penunjang
• Silt content

• Kecepatan kendaraan
: 0,05 %
mil/jam
: 20 km/jam = 12,43
• Berat kendaraan

• Jumlah roda
: 20 ton

: 8 roda
• Jumlah hari tidak hujan dalam setahun : 100 hari
• Lebar jalan n .
J
: 10 meter

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING I III - 41

Dipindai dengan CamScanner


17$ IMFN AUDAl RKL-RPL
SGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

tersebut akan menurun dengan Jarak yang semak)n Jaufj disimpulkan bahwa kondisi kualitas
lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk tingkat kebisingan di wilayah studi
masuk dalam kategori sangat buruk (skala 1).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 3
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 1
. Besaran Dampak = (QDP) - (QRU,) = (1 - 3) = -2

2) Sifat Penting Dampak


Dampak peningkatan kebisingan terhadap kegiatan penyiapan dan penataan lahan dapat ditinjau

berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 21. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Kebisingan Pada


Kegiatan Penyiapan dan Penataan Lahan
N Sifat
o Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
/

<1 P _TP
1 Besarnya jumlah manusia P _ Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
yang akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Luas persebaran darnpak di sekitar lokasi
dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung TP
dan lamanya dampak Intensitas bersifat sementara, yakni
berlangsung. selama tahap konstruksi yaitu pada
kegiatan penyiapan dan penataan lahan
4 TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat penyiapan
dan penataan lahan berlangsung________
'T" Berbalik atau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat penyiapan dan
i penataan lahan saja, sehingga jika
kegiatan penyiapan dan penataan lahan
i sudah selesai maka peningkatan
kebisingan akan kembali seperti sebelum
J
adanya kegiatan penyiapan dan penataan
lahan
£$ .„mdlMEN ANDAL RKL-RI’I
jjf'; • pENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
r>- ■■
penganiatan langsung terdapat titik (spot) sampah yang berserakan didalam dan sekitar lokasi

rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti* Kemudian, berdasarkan hasil konsultasi

publik (KP) dengan masyaakat sekitar lokasi kegiatan didapatkan hasil bahwa terdapat

BAB n» PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ' 111-27

Dipindai dengan CamScanner


kekhawatiran yang tinggi akibat adanya timbulan sampah dan mengganggu kesehatan

masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung dl

lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan sampah pada

kegiatan aktivitas basecamp mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek

Kegiatan aktivitas basecamp akan menghasilkan timbulan sampah dari para tenaga kerja

konstruksi. Dalam perencanaan rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti tenaga kerja

konstruksi berjumlah 200 orang terdiri dari 50 tenaga kerja yang tinggal di basecamp dan 150

tenaga kerja yang pulang. Adapun perkiraan timbulan limbah padat tenaga kerja konstruksi pada

kegiatan aktivitas basecamp dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.25. Perkiraan Timbulan Sampah Tenaga Kerja Konstruksi Pada

Kegiatan Aktivitas Basecamp


Kompone ■ f? i ;
Vra la h .O'' ■ j V•' 3 > «Volum Berat ’
N n V- < e- (Kg/hari);
Oran Uter/Orang/ :
o ' / ' - T'
g Harl;-' Kg/harl*7: i(l>hari)
’v
1 Tenaga 4
Kerja
Konstruksi 50 2,00 0,3 100 15
yang
tinggal
2 Tenaga
Kerja
Konstruksi 150 1,75 0,25 262,5 37,5
yang
pulang
___ Total Timbulan Sampah 362,5 52,5
Sumber: Data Primer, 2020
Keterangan: (*) Enri Damanhuri, 2010

Berdasarkan tabel diatas, perkiraan timbulan sampai) Tenaga Kerja Konstruksi Pada Kegiatan

aktivitas basecamp yaltu 362,5 l/harl atau 52,5 kg/hari. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk timbulan sampah di wilayah studi masuk

dalam kategori sangat buruk (skala 1).

BAB ill PKAKIRAAN DAMPAK PENTING ' III - 32

Dipindai dengan CamScanner


5 PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

peluang berusaha pada tahap pekerjaan konstruksi berupa jasa transportasi dan tenaga

kerja untuk aktivitas basecamp proses konstruksi terutama pada, jasa kos, makanan, dan kelontong

disekitar lokasi rencana kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan
U—
A peluang Berusaha Muara Beliti.
1) praklraan Besaran Dampak
'------
a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan

peluang berusaha berdasarkan hasil observasi dan wawancara terdapat beberapa usaha

masyarakat berupa tempat makan, kelontong dan jasa percetakan kertas serta penjualana alat

tulis. Hal ini dikarenakan lokasi RSUD Muara Beliti yang berada pada lokasi komplek

perkatoran pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Berdasarkan hal tersebut dampak peluang

berusaha mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak peluang berusaha dengan adanya proyek

terutama aktivitas basecamp diperkirakan akan meningkatkan peluang berusaha bagi

masyarakat terutama di sekitar lokasi RSUD Muara Beliti. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk peluang berusaha di wilayah studi masuk

dalam kategori baik (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRUX) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRU\) = (4 - 4) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak peluang berusaha terhadap kegiatan aktivitas basecamp dapat ditinjau berdasarkan 7

kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 27. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peluang Berusaha Pada Kegiatan
Aktivitas Basecamp

DC<t »VFK At<DAL RKL-RPL


PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAPD
H (RSUD
> MUARA BELITI

Slfet
; : Knteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
j s? < ’ ____ _______________ P TP
TP Tidak ada masyarakat yang terkena
.i terkena dampak _____ dampak
P Wilayah yang yang terkena dampak
disekltar lokasi rencana Pengembangan
L^^jf^iiav3rp^eba ran
! * d’mpak RSUD Muara Beliti

LAB ill PRAKIRAAN i?AMr AK PENTING :

Dipindai dengan CamScanner


^^^tensSTdampak P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
L->r.osung dan lamanya
S___berlar.asung. selama tahap operasional berlangsung
___________
L^~-—kcmponen lingkungan y ng TP
2
Tidak ada komponen lingkungan lain
akan terkena
yang terkena dampak

—-r—gJStkumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


berulang/berlangsung terus menerus
—T-----^5JH?stau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
‘ ^ampak
r—z—Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
r^ncetahuan dan teknologi
*~ --------- -----------------------■ 3 4
; Jumlah
-------- ” Sifat Penting dampak: Penting (P) ____
________Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting________________

S. Persepsi dan Sikap Masyarakat

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan aktivitas basecamp menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yakni adanya timbulan

sampah. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa

perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di

Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap masyarakat berdasarkan skala

kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan sampah masih berada kondisi baik, sehingga

dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan

yaitu baik (skala 4).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek

Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap

masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala

kualitas lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan sampah. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas

BAB ill PRAKIRAAN DAAM’AK PFNIING III - 35

Dipindai dengan CamScanner


! DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
gO «•«•««'•RUMAH SAK,T UMUM MERAH («SUD1 „UA„, jsilD

> Sifat'-
_______-— ' 5/ • . • ' ': •' ' ■*’ .7 •• ■
'f’.
Kriteria Dampak 7 ..Damp ' Sifat P®ntlng Dampak
No Penting '■ ak^ - ;
TP.
-j^iaTTkomponen lingkungan IP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak__ terkena dampak
-Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
-g^iikatau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak______________________
"Kdteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
oenaetahuan dan teknologi
Jumlah _____ 4 3
— --------------------------------Sifat ng dampak: Penting (P)
—- Pent Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting___________________

B. Gangguan Sanitasi Lingkungan


1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan aktivitas basecamp menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yakni adanya

timbulan sampah. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan

berupa timbulnya gangguan sanitasi lingkungan terhadap kegiatan Pengembangan RSUD

Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal sanitasi lingkungan RSUD Muara Beliti tergolong baik dengan

ketersediaan tempat sampah dan drainase yang memadai. Sehingga dampak gangguan

sanitasi lingkungan mendapatkan skala kualitas lingkungan baik (skala 4).


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan sanitasi lingkungan

dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas

lingkungan lain yakni peningkatan timbulan sampah. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah

studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRUK) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRU\) = (3 - 4) = -1

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . 111-38

Dipindai dengan CamScanner


CM ANDAL RKL-RPL
^GEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

SK»1** ______________________

c0 2,239 160 137,6 0,171


0,174 160 137,6 0,013
—No?
Book (1992) ; » Berat Jenis Solar 0,86 kg/l
■ Keterangan :

ka konsentrasi pencemar (C) dari kegiatan pembangunan fisik gedung j fasilitas pendukung

terhadap parameter kualitas udara ambien dapat dHihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 35- Prakiraan Konsentrasi Pencemar akibat Kegiatan

pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung pada 600 Meter Dari

Permukiman Penduduk

r* •Q.. -U . -Gfug/m?) .L’ C


paramet (pg/ • (m/detik) z(m) CTz Ijam • <8 jam ■
er. detik),; i ^ke^aS’i* kerja
TSP 0,153 1/9 0,0006 0,0044
CO 0,606 1/9 0,0022 0,0175
600 2 26,12
SO2 0,171 1/9 0,0006 0,0049
NOz 0,013 1/9 0,0000 0,0004
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan hasil pengujian kualitas udara ambien dan penambahan konsentrasi parameter TSP,

SO2, CO dan NO2 maka kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3. 36. Skala Kualitas Lingkungan Pada Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung Dan Fasilitas

Pendukung

Konsentrasi Skala •
Parameter . Jumlah . Kualitas’ Ket '
' RLA : Kontribusi /Urigkungary
TSP pg/m3 <18,0 0,004 <18,08 5 Sangat Baik
CO pg/m3 8 <18,64 0,017 <18,67 5 Sangat Baik
SO2 pg/m3 7
<1145,25 0,004 <1145,2 5 Sangat Baik
NQ2 pg/m 3 <0,6 9 0,000 <0,61 5 Sangat Baik
1 4
____ ______ Rata-Rata -~ 5 Sangat Baik
Sumber: Data Primer, 2020

Maka dapat disimpulkan bahwa:


Kualitas (QRLA) = skala 5
Kualitas (QOP) = Skala 5
Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) = O

2)Sifat Pe
ntlng Dampak

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111-44

Dipindai dengan CamScanner


jeuueosweo ueBuep lepuidia

* III j »Ml|l I I I < /4// /'J f I / /'!f ‘ /.f ! ■ • / ;

IHpUi| iHIHpuPi jl'il I 'hlll^PplpiH mtHItt'iit Iij


IIIUllUlI Mhp !|Hf(UnHI |0b/|ip |"Hlfp hllhlinh IlUllhhlUif^n^ ,.f ,if._

fill|U/»,| l^lhllKfl lUJIt; oup UUiUi/.n UUbi^o^


(,lj tiiiiiihhi t witi
f.

Hl'-pu'J'pln/| UHrpi.|hpp p'4l'p >P'4UH'p uf{f, '


llilHHfifilbilH fJIHHIl Ullff bUl[l lllrbU>y{/ \bhWi f/pM
'H J
.
iililhjlllfU.ffl 'iblUI'itfl l/hp blllff/nb
tlinilll/IIHflllhifl b/ltbpb
UlhpKp^ Hhitbi'i ||l»/|l(h»4 ilt^b ItlUfili «Jb||P'h/|
t
"'P'N* PnHfp^ Ip'pfl'»
1
M’||||W| IH'p f'/llhlbiti rjl'ill Hbllflbllibpibbl
U/jll bfibnuiret btlltti fill/l/plplhld M/| 1
t
(|p4'| llbp bllllpnb IIIHillfiUbflllbitl p'h'i filllt^bllbllnfl
b/llUII IH'It'lb^ blbfil^ 4ip"|H'| f'pp fillfi'ibllblb'ifl .
buihjllplbid '■H'lflpt'/ llbp hllfllbil'i Hi‘UlilfllbfiHbi/1 41 u/. 11^1
Ibbt» b/Jlb(i IM'P'Pi^ bflbilbibl bllbtf >
/P'pll IH'lt' Jllbllllllfbf ibjfbhbl -|np||
i
•jb/lniblf blhi^hii tflilM U|
t<| Ib/lbfihii .pipil 41 ifniliuiffi J|j6|fiiwi4 I
1
fipH.’PlplHd nH||||UH| lllift
tilllllbih rfNI Utfllllhllb/IIHull hpnl /npM yi
p/^r/, b/lbllhiin^i (l'll'ibdl 'lt‘H,iU;«pl| l|lp»M fUHHI/l 41 ____J____JL - --- ■■ ■
i
IlItbllHtlllhtlilln/l tHlbtlhH f/H<pr| Hppp/'l |(/ fjbtlllll'lf 'buh^fiubi^i \ _X
llt'lHflH'ihill hbli | IHPCI bllffil/l Hfi'vl .t
iMutfiiibi iibp
llbbHIftlHIahlltbl HUbilhil l'ilbfbl /Hp.’l.-f*/ Ip Hph ^blUHbp S&HSUWl F
IfHb/. p/.ppMZ'drpi 41 i
£ 11 u _z
1

1
j

lilllhllllilhbl 'il'llll'tt'.l IIKp lilllipnti <||ii|.| lll<llllllllUI|Uln.| l.


l'U'l'll (H'|||||||.| (HHIHIHIItifl |M|||I||||| |K||S '/C £ M *'
'I

fi(iniiwFii'iPn8i's»w «H
41 (1
404 IHII'O
: .V 'Jl§

HMI ..............
HHIUI-I IIMIIIIIIIK’" 1

IHIUI IliJhVI tflll'iili HVliV/fl VIHVllt Ibl ii IIVWIIM 'M


l l-l i ni I-/'1"
DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Keterangan:

LTotai = Tingkat keblsingan kumulatif (dBA)

Li = Tingkat keblsingan tunggal (Excavator) (dBA) n = Jumlah earai/atoryang digunakan

Berdasarkan persamaan perhitungan total keblsingan untuk alat berat (excavator)

dengan total 4 (empat) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 88,62 dBA yang

diukur dari sumber keblsingan dengan Jarak 15 meter. Kemudian dilakukan perhitungan

berdasarkan perhitungan bising fungsi jarak. Adapun perhitungan tingkat keblsingan

berdasarkan pada jarak tertentu dari sumber keblsingan, sebagai berikut:

LP2 = LP, - 10 Log — rl 20


LP2 = 64,6—10 Log —

LP2 = 63,4 dBA

Keterangan:

LPi = tingkat keblsingan pada jarak n (dBA)

LP2 = tingkat kebisingan pada jarak rz, (dBA)

n = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 (15m) r 2 = Jarak

pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2 (m)

• Dump Truck

LTotai = Li + 10 log n

Lrotai = 64,6 + 10 log 10

Lyotai = 74,60 dBA

Keterangan:

LTotai = Tingkat kebisingan kumulatif (dBA)

Li = Tingkat kebisingan tunggal (dump truck) (dBA)

n = Jumlah dump truck yang digunakan

Berdasarkan persamaan perhitungan total keblsingan untuk alat berat (dump truck)

dengan total 10 (sepuluh) unit dalam waktu yang bersamaan sebesar 74,60 dBA yang

diukur dari sumber kebisingan dengan jarak 15 meter. Kemudian dilakukan perhitungan

berdasarkan perhitungan bising fungsi jarak. Adapun perhitungan tingkat

i-.AB lll PPAKIk’AAN L-AMfAF l’l NHNG 111-48

Dipindai dengan CamScanner


f .'4 DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
J|r?i PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

kebisingan berdasarkan pada jarak tertentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:

LP2 = KPi - 10 Log -


i
r

20
LP2 = 74,6 — 10 Log —
2 b
15
LP2 = 73,4 dBA

Keterangan:

LPi = tingkat kebisingan pada jarak n (dBA)

LP2 = tingkat kebisingan pada jarak r2/ (dBA)

n = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 (15m) r 2 = Jarak pengukuran

kebisingan dan sumber kebisingan 2 (m)

Tabel 3. 41. Simulasi Paparan Dampak Kebisingan Akibat Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan

Fasilitas Pendukung

■ Sumber ■•> Jarak dari Sumber (ni); r


s (dBA) ' 20
. 40 •
■ 80
460 320
; 640
’ 1.280 1
2.560; 5.126 ■'■id.o ::i5.°oo 2
Q-6bp ■’ 25?dqb\
■”
v
■ ': oD8 ;' -
88,62 87,4 84,4 81,4 78,3 75,3 72,3 69,3 66,3 63,3 60,4 58,6 57,4 56,4
a
73,35 72,1 69,1 66,1 63,1 60,1 57,0 54,0 51,0 48,0 ■ 45,1 43,4 42,1 41,1
Baku Mutu 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55

Sumber: Data Primer, 2020

Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat kegiatan pembangunan fisik gedung

dan fasilitas pendukung pada alat berat excavatordan dump truck terhadap jarak disajikan

pada gambar berikut.

100.0

20.0
10.0
00

20
S0 320 1,280 5,120 15,000 25,000
Jarak Terhdapat Sumber (meter)

*— >-e/r.avutor —e—dump truck —O—Haku Mutu

,MIAAFN ANDAL RKL-RPL


RUMAH SAK,T DAERAH (RSUD
> MUA"A BELITI

kenyarr,anan Hngkungan perumahan adalah 10 mm/detik yurnal,Unnes.ac.id)> Berc


^asar^an hasH

prakiraan, tingkat getaran yang terjadi di sekitar lokasi kegiatan merupakan dampak yang

ditimbulkan dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Adapun

sumber getaran yang dihasilkan berasal dari peralatan berat yaitu EXCdVator yang digunakan

untuk dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung. Berdasarakan

flAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ; III - 49

Dipindai dengan CamScanner


hasil survey diperoleh bahwa belum adanya keluhan dari masyarakat terkait gangguan

kenyamanan akibat dampak getaran yang dihasilkan dari kegiatan RSUD

Muara Beliti.

Hasil prakiraan tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk getaran di wilayah studi masuk kategori

sangat baik (Skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Penggunaan peralatan berat yaitu excavator yang menjadi sumber getaran

yang dapat menyebabkan dampak terjadinya peningkatan getaran di lokasi

kegiatan khususnya permukiman terdekat. Untuk prakiraan peningkatan

getaran yang diakibatkan dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan

prasarana pendukung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

PPV(D) = PPV ref x (L/D)n

Keterangan:
PPV(Dj = Tingkat kecepatan getaran pada jarak D (mm/det)
PPVref = Referensi tingkat kecepatan getaran
L = Jarak Akseleremator dari sumber getar (m)
D = Jarak sumber getar dengan receptor (rvC)
n = Propagation coefficient = 1,5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50

m di frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk excavator pada saat penggalian sebesar

0,2497 mm/det pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan

prasarana Pendukung. Sehingga berdasarkan rumus tersebut maka diprakirakan getaran

pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan maka: pPV(D) = o,2497 mm/det x

(50/600)1-5

= 0,006 mm/det

BAB III PRAKIRAAN DAAAPAK PENTING III - 52

Dipindai dengan CamScanner


f X-* DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAK,T UMUM DAERA" (RSUD) MUARA BELITI

Berdasarkan hasil prakiraan tingkat getaran yang dihasilkan dari kegiatan kegiatan

pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dapat dihasilkan bahwa tingkat getaran

dengan Jarak 600 meter (permukiman) akan menghasilkan getaran sebesar 0,006 mm/det.

Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk

tingkat getaran dl wilayah studi masuk dalam kategori sangat baik (skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRU) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDR) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRIA) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak peningkatan getaran masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fisik gedung dan

fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak,

yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 44. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Getaran Pada


Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan Prasarana Pendukung

No • Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak

r-- *’• P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Peningkatan getaran tidak berdampak
akan terkena dampak langsung terhadap masyarakat yang ada
di sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak hanya
dampak dilokasi rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
fasilitas
4 TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
Sifat kumulatif dampak “TP
* Tidak bersifat” kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat pembangunan
fisik gedung dan fasilitas berlangsung______
berbalik atau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat pembangunan
fisik gedung dan prayj;am^

<11 PPAKik’AAN DAW'AK ! !*.' .*«•

Dipindai dengan CamScanner

111-53
Ml
igL- \N'IVM m -m
< '' PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Ido Unll
tMku Hasil Uji al Wfiln Gunllly
’ Sahwn
mutu(Sl) (Ml) ht Ratln(j(QI) qt* w
Vah
ie (Wl)
- L—————

i uxx>
. v i--------------- 163 0 0,0010 16,3 0,0163
*c U)3 0 •

t 7SS nxxL ; so S 0 0,0700 10 0,2

Ktntowi
.h j 9 8 7 0,1111 «8,8888880 9,87654321
9
—------- 116,666666
! mg X 6
7 14,6 0,1667 19,44444444
7
1 > 1(
W

14 0 - - -
| mc-L
mcX 2 2 0 0,5000 100 50
-
5 AmKSsk mg/L ' 0,5 0,02 0 2,0000 4 8
mg/L 0,06 <0,012 0 - - -

mg/L 10 <5 0 - - -

v,rysk 5 mg/L 1 0,4 0 1,0000 40 40

> SesTertarut mg/L ) 0.3 0,5 0 3,3333 166,6666667 555,5555556


SencTeriarut mg/L | 0,05 <0,0083 0 - - -
>a

"1 ' 1

mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000


t‘

Jr

mg/L |
lis r>

0,1 <0,0041 0 - - -
•i
H
r; P'.’i

■ ■
ai
*. 1-
«1 ai
s
*


■ ■ mg/L 1 <0,0024 0 - - -
v
1

j Kr=m 0,05 0,01 0 20 20 400


. .^eksa’.c'en mg/L j
15 Klorida mg/L | 600 6 0 0,0017 1 0,001666667
Sufet
• ** mg/L | 400 38 0 0,0025 9,5 0,02375
17 ■ Sianida mg/L | 0,02 0,004 0 50 20 1000
C« m

0 - - -
ii (M
a •■

r k1'

mg/L | 0,002 <0,001


Z 9 FenoJ mg/L | 0,002 0,001 0 500,0000 50 25000
C. Parameter Mikrobiologi
; Tctai Kctiform | MPN/lOOml [
■- 1000 75 0 0 7,5 0,0075
2 F&cai CoLfcrm 1 M PN/1 OOm 1 100 9 1 0 9 0,09
j
■_________________________Total 627,13 37083,0158

I___________ water qua!ity indeks 59,13


1 Skal
Sangat baik
a
Sumber: Data Primer, 2020

Tdbel 3. 48. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alan

BAB III PRAKIRAAt I UAMi'AK H NT ING III - 56

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN AIIDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA
BELITI

Idoal
N parameter
r Baku Hasil Uji • . umt
o mutu(SI) (Ml) Value Welght Quallty
Satuan
• 1 •
(D (Wl) ; RaUng (QI) QI*V/I
A. Parameter Fisik__________________________________________
-
— 7D5 mg/L 1000 54 0 0,0010 5,4 0,0054
• DHL •C • 11 0 - -

3 ISS rng/L 50 12 0 0,0200 ' 24 0,48

B. parameter Kimiawi
1 pH - 9 7 7 0,1111 77,77777778 8,641975309

2 DO mg/L 6 6 14,6 0,1667 100 16,66666667

3 COD mg/L 10 10 0 - - -

4 BOD mg/L 2 1 0 0,5000 50 25

5 Amoniak rng/L 0,5 0,02 0 2,0000 4 8


16,666
6 Nitrit mg/L 0,06 0,01 0 16,66666667 277,7777778
7
7 Nitrat mg/L 10 <5 0 - - -

Minyak & mg/L 1 1 0 1,0000 100 100


8 Lemak
9 Besi Terlarut mg/L 0,3 0,7 0 3,3333 233,3333333 777,7777778
1 mg/L 0,05 <0,0083 0 - - -
Seng Terlarut
0
1 Tembaga mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
1 Terlarut
1 Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
mg/L 1 0,01 0 1 1 1
3 Terlarut

1 Krom mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400


4 Heksavalen
1
Klorida mg/L 600 2 0 0,0017 0,333333333 0,000555556
5
1
Sulfat mg/L 400 4 0 0,0025 1 0,0025
6
1
Sianida mg/L 0,02 0,004 0 50
20 1000
7
1 Sulfida 0 - - -
mg/L 0,002 <0,001
8
1
Fenol mg/L 0,002 0,001 0 500,0000 50 25000
9
C* Parameter Mikrobiologi
1 Total Koliform MPN/lOOml 1000 23 0 0 2,3 0,0023
2 Tecal Cohform MPN/lOOml 100 4 1 0 4 0,04
_____ Total 644,79 37614,9150
58,34
water quaiity indeks
Skala Sangat baik
Sumber: IMI,1 Primer, 2020

Tabel 3, 49, Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Rawa

Quallty; » 4 ’•

Satuan Hasil Uj| Ideal Unit .


Parameter . QI*WI
, Baku (Mi) ■ Valjie Welght Rating (QI)'
mutu(si) • (D (Wl)
••
^•Parameter Fisik
■ i! PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ffisuoi MUARA ,TLM 'W"

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 57

Dipindai dengan CamScanner


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui

pendekatan adanya pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dengan asumsi

adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan yang dapat

mencemari air permukaan di dalam wilayah studi. Diprakirakan penurunan kualitas air

permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga kondisi lingkungan dengan

Proyek untuk komponen kualitas air permukaan masuk dalam Kategori Baik (Skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (C^LA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QCP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRIA) = (4 - 5) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak penurunan kualitas air permukaan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan

fisik gedung dan fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 50. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Air Permukaan

Pada Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung

Nd Sifat
< kriteria Dampak Penting - . Dampak. Tafslran Sifat Penting Dampak
- P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
fasilitas
_____
4 TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan hanya saat pembangunan
fisik gedung dan fasilitas berlangsung ____
_________________________

ftAh ’{! PRAKIRAAN DAMPAK ITNTIN’G . III - 59

Dipindai dengan CamScanner


^t/i IMEN ANDAI RKL-RPL
A PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

• Tinggi udara stabil : 10 m


• 1 mil = 1609 m
• llb = 453,6 gr

Tabel 3. 33. Praklraan Konsentrasi Debu di Lintasan Jalan


Kadar . -. ■ • ■ .•» . ' Kecepatan . JA**. ■.-i\ . /’ /j'•
debt ■
.15 km/jam -120 km/jam' ' ^25’km/jam. 30 km/jam ■ 35, km/jam.
1
N 9,32mll/Jam ■ 15,54 mll/jam 18,65 ■ 21,75
TuTibM)
o 0,00015426 12,43'mll/Jarf
0,00020573 0,00025721 mll/jam:.
0,00030868 mll/jahrr
0,00035999
” eu
(gr/m) ”0^00004349 0,00005800 0,00007251 0,00008702 0,00010149
eu 0,434877502 0,579992205 0,725106908 0,870221611 1,014869707
1
(pg/m3) 0,00004349 0,00005800 0,00007251 0,00008702 0,00010149
------- Data Primer, 2020
Sumber:
Besarnya Besarnya konsentrasi sebaran debu (TSP) di dalam area Kegiatan pembangunan
fisik gedung dan fasilitas pendukung: e
C=
(lebar area kerja x tinggi kepulan debu )
0,00004349
C =--------------
(72.695x2)
C = 2,99 xlO"10

Pada saat kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung jumlah alat berat

yang digunakan terdiri dari 4 unit excavator, apabila semua unit digunakan secara serentak

maka jumlah debu yang dihasilkan sebanyak 2,99xlO*10 kg/km x 4 unit = l,20x 1O'10

kg/km.

Sedangkan untuk nilai Q dihitung menggunakan rumus :

_ Jumlah Konsumsi Bahan Bakar x Jumlah emisi , ..


Q = —------------ --------------------------------- —x Faktor emisi
(kecepatan kendaraan x jumlah kendaraan)
A 137,6 x (1,2 xl0“9)
Q= x
------------------------ 2.0095 7fg/Jam

Q - 5,5xl0~7 Kg/Jam

Q - 0,15316 pg/Detik

Untuk menghitung pertambahan konsentrasi masing-masing parameter dualitas udara

ambien, dihitung dengan menggunakan persamaan Gaussian sebagai berikut:

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 42

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAPOA..
(RSUD
) MUARA BELITI

dari pondasi, dan konstruksi atas mengguna|<an beton prasarana pendukung


seperti pemasangan instal ertU,an9 Sedan9kan electrical, sedangkan fasilitas pendukung dapat 9
meChanica dan
' sarana instalasi sanitasi dan lingkungan (drainas9 berUPa pemban9unan domestik),
dan zona penyangga (green be/t). Ke^i Pen9°lahan ,imbah gedung dan fasilitas pendukung akan
berdamT^0 Pemban9unan fis,k lingkungan yaitu peningkatan kebisingan. Hal ini terhadap komP°nen
meningkatkan tingkat kebisingan yang berasal nyebabkan
Yan9dapat me
melakukan pembangunan fisik
gedung dan fasil rencana kegiatan pengembangan RSUD^^

Dalam menentukan ska.a iingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan
dengan didasarkan dengan pendekatan krt^^ ‘“7" "TT" Pen'nSka,a" k^" J” skala kualitas
Imgkungan seperti pada tabel berikut.
Tabel 3. 38. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Tingkat Kebisingan
■■
7 * Skala Kualitas Llngkungarr^K^/
N Parameter; Satuan Sangat Buruk Buruk. .Sedang’ jSangafBalk;
o; - . (1) (2) r;. ; ;<3j “g

i Kebisingan dB(A) > 75 65-75 55-65 45-55 <45
Sumber: Fandeli, 2013 (dimodifikasi)

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan pada rona

lingkungan hidup awal pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung

dilakukan melalui pengukuran tingkat kebisingan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara

Beliti. Adapun hasil pengukuran tingkat kebisingan di sekitar lokasi rencana kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 39. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan


1
Hasil
No Lokasi Pengujian Satuan; UJI Baku Mutu
1 Depan R, IGD RSUD Muara Beliti 55,71 55
2 Area Parkir RSUD Muara Beliti_____________ d B (A) 54,06 55
3 Depan R. Rawat Inap RSUD Muara Beliti 50,07 55
Sumber: Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel diatas, rona lingkungan awal (RLA) komponen ,ngkungan peningkatan

kebisingan pada kegiatan pembangunan fisik

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PEN1ING f IH - 46

Dipindai dengan CamScanner


r’*3 /IIMFN ANDAL Rkl-RPL
jjf") P^GEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI p-

Gambar 3. 3. Grafik Hasil Simulasi Tingkat Kebisingan Akibat Kegiatan pembangunan

Fisik Gedung dan Fasilitas Pendukung terhadap Jarak (m) Berdasarkan hasil prakiraan

kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan keaiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas

pendukung, pada jarak 20 m (dari sumber) dari excavator akan menghasilkan kebisingan

sebesar q7 4 dBA dan dump truck akan menghasilkan kebisingan sebesar 72,1 dBA Nilai

tingkat kebisingan tersebut akan menurun dengan Jarak yang semakin jauh. Dapat

disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang kan datang dengan proyek untuk

tingkat kebisingan di wilayah studi masuk dalam kategori sangat buruk (skala 1).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 3
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 1
. Besaran Dampak = (QDP) - (QRUQ = (i _ 3) = _2

2) Sifat Penting Dampak

Dampak peningkatan kebisingan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fisik gedung

dan fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 42. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Kebisingan Pada Kegiatan

Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitas Pendukung

N Sifat
Dampak Tafelran Sifat Penting Dampak.
o Kriteria Dampak Penting •’
'■ ’■
; P . TP
1 Besarnya jumlah manusia yang ; P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
____________________________ P Luas persebaran dampak di sekitar lokasi
2 1 Luas wilayah persebaran rencana Pengembangan RSUD Muara
U 1 dampak Beliti
1_______________
Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
1' dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan
Fasilitas
4 Jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
1 lain yang akan terkena dampak terkena dampak yaitu kesehatan
1 masyarakat_________________________
Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus k a
n re n a kegiatan hanya saat
I1

B Al» III r'l? Af Ik'AAiPAMf-'A PlTJTlNG UI - 50

Dipindai dengan CamScanner


rjQF UMEN ANDAL RKL-RIL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak
N _ p_ TP
o Tafslran Sifat Penting Dampak •
Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitas
berlangsung
-p^iiTalau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
'T hanya berlangsung saat Pembangunan
dampak
" Fisik Gedung dan Fasilitas saja, sehingga
Jika kegiatan pembangunan fisik gedung
dan fasilitas pendukung sudah selesai
maka kualitas udara akan kembali seperti
sebelum adanya pembangunan fisik
gedung dan fasilitas pendukung

'T 'Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
” pengetahuan dan teknolog]______ pendekatan teknologi
J u m 1 a h__________J 3 4
------ Sifat Penting dampak ; Penting (P) ______
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting__________________

C. Peningkatan Getaran

1) Praklraan Besaran Dampak

Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu peningkatan getaran. Hal ini yang dapat menyebabkan

meningkatkan getaran yang berasal dari aktivitas alat berat yang melakukan pembangunan

Gedung dan prasarana pendukung yaitu di lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara

Beliti.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan

didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan peningkatan getaran

yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. 43. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Tingkat Getaran


Skala Kualitas kungan
N Llng
Parameter Satuan Sangat Buruk Buruk Sedang Sangat Baik
o
(1) (2) (3)_____ Baik (4) (5)
1 Tingkat >63 44-63 24-43 4-23 <4
mm/detik
Getaran f "f'
S dfittln.lt. tim "jn

a
) Kondisi Rona Ungkungan Awal (RLA)

memprakirakan kondisi rona awal lingkungan tingkat getaran di sekitar lokasi kegiatan

digunakan pendekatan tingkat getaran maksimum untuk

BAB IH i RAK k’ '.Al. [JAMPAri PENTING ; III - 51

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat'
Kriteria Dampak Penting Dampak; TafsIran.SIfat Penting Dampak
No P TP
"(T atau ^
n ak
berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat pembangunan fisik
gedung dan prasarana pendukung saja,
sehingga jika kegiatan pembangunan fisik
gedung dan prasarana pendukung sudah
selesai maka penurunan kualitas air
permukaan akan kembali seperti sebelum___

Kriteria lain sesuai dengan T Kriteria lain untuk mengurangi dampak


7 P
perkembangan ilmu oenqetahuan dapat dilakukan berdasarkan
dan teknologi _ pendekatan teknologj___________________
Jumlah ___________ 2 5
- --------"" Sifat Penting dampak : Penting (P)_______________________________
------ Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting____________________

E. Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu timbulan sampah. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya

timbulan sampah yang berasal dari sampah dari sisa-sisa bangunan dan aktivitas pekerja

selama kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung seperti sisa makanan,

sisa material, karung semen, sisa kayu, dan lain-lain.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan

didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan timbulan sampah

yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.51. Skala Kualitas Lingkungan Timbulan Sampah


N Komponen pengelolaan & Pemantauan limbah Konversi skala
o padat/safnpah kualitas lingkungan
i1 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah {Recycle) dan pemantaan
kembali sampah (Reuse) Skala 5
Sangat baik
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah
I2 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah (Recyde) Skala 4
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan Baik
1
pengolahan sampah
• Pembatasan timbulan sampah (reduce) Skala 3
Sedang

BA5 ;i: PRAKIRAAN DA.'/PAK PtNTI^G ' IH - 60

Dipindai dengan CamScanner


0 =- 0,278 z C z 1 z A
O - 0,278 z 0,7 z 0,0907167 m/j8rn z <-9 ><70 rh2
0 6,8992511 rn'5/>rn
0 = 0,00192 rrP/dedk

8erdaserken perhitungan di^tes b<rz/< prekire^n dedz* <'r n-rrpes^r.


rencene kegi^n P3UD Seliti y^’tu 0,00192 rrr/derJk, 98p8'
dtcirnpulken beh/ze kondisi kuelit85 lingkungan y^ng eken c<n<ng seng<z- proyek untuk w
lirnpesen di y/ilsyeh studi rnesuk tetesoh baik (cks’a 5).

!<^k>? depet disimpulkan bah//<j;


• Skele k'jebUs (Qku) - Skele 5
• Skele ku^ltes (Qf/z) Sk^l<3 9
• beseren bempek • (Q^) - (0^/) " ^) : tJ

k) 5lfct Penting Dernpak


b>ifnpak penn*gk/jten ;jjr Jimp^sen ;ri*?s/< f ek< t ?<rgd*cn
Pf-Hibdngufh;n fi'jk gedung den fesihles pendukuf*g C-;p<* d'-jej bcuJrjsdfkrtn / knfene
<!
penentu tmgket kep'rntjng^n demp^^, /<>’ < u< i^eriknt,

•’f’bfcl 3, 5G, Pr.jkif.ujd Sifat l'coiing Pampak PeningkaUn /■ ’ ' '"ipa-.au kaCo ^egiainu
f'i'tuij^iifpjihjn l JM1/ fbsn f
,

............................................. .i ■., , ■

Dipindai dengan CamScanner


i ■ nDklJWEN ANDAL RKL-RPL
rW' S PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

kesahatan masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan baik (skala 4).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan kesehatan masyarakat

dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas

lingkungan lain yakni pada kualitas udara dan kebisingan. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak gangguan kesehatan

di wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRUX) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak

Dampak gangguan kesehatan masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fisik gedung dan

fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 57. Prakiraan Sifat Penting Dampak Ganguan Kesehatan Masyarakat


Pada Kegiatan Pembangunan Fisik Gedung dan Fasilitaa Pendukung

> : Tafe 1 ra n.Sifa t Pe n tl h g - Da m p


No Kriteria Dampak Penting- : Dampak? ak;
TP
1 ■ Besarnya jumlah manusia P
i yang akan terkena dampak 1
Masyarakat sekitar lokasi rencana
1
pengembangan RSUD Muara Beliti akan
terdampak akibat adanya dampak turunan
1 dari dampak geo-fisik dan transportasi
2 Luas wilayah persebaran ! P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
i
RSUD Muara Beliti
'i Intensitas dampak P
i Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
i berlangsung dan lamanya ;
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
i
Jumlah komponen lingkungan ; TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
isin yang akan terkena .dampak
terkena dampak

-’ict kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


berulang/berlangsung terus menerus
Berbalik atau tidak berbaliknya ‘ P
dampak Bersifat berbalik

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat ’
Kriteria Dampak Penting ; Tafelran Sifat Penting.Dampak
Dampak
TP
^^^teriaTairTsesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
penaetahuan dan teknologi_______
-----jumlah ______ 4 3
----------------- Sifat Pent ng dampak : Penting (P)
- -----— Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
_-----------------

BAB IH PRAKIRAAN DAMPAK PENTING i 111-67

Dipindai dengan CamScanner


B . Gangguan K3 dan K3RS
1) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung memiliki potensi bahaya berupa

kecelakaan krja akibat penggunaan benda tajam maupun tumpul dalam proses konstruksi

kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awai (RLA)


Rona awal K3 dan K3RS RSUD Muara Beliti, tergolong baik dengan tingkat kecelakaan kerja

yang kecil. RSUD Muara Beliti juga telah menyediakan alat pemadam kebakaran sederhana

berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada setiap gedung dan lokasi yang berpotensi

menimbulkan kebikaran serta membentuk tim bencana kebakaran. Sehingga dampak

gangguan K3 dan K3RS mendapatkan skala kualitas lingkungan sangat baik (skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan K3 dan K3RS dengan

adanya proyek diperkirakan akan menimbulkan potensi kecelakaan kerja. Disimpulkan

bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak K3 dan

K3RS di wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRIA) = (4 - 5) = -1

2
) Sifat Penting Dampak
Dampak gangguan K3 dan K3RS terhadap kegiatan pembangunan fisik 9edung dan fasilitas

pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria Penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagal berikut.

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK IWIING - III - 68

Dipindai dengan CamScanner


IZIIAAFN ANDAI RKL-RPL
pEfJGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

2Q(/L Z2
(2n)«Uaz[eXP 2^7

Cj(x.z) “
Keterangan:
_ . = Konsentrasi pencemar dl udara amblen pada jarak x meter dengan ketinggian z

meter (pg/m3)

Q = Kecepatan emisi (pg/detik)

L = jarak Sumber dampak (m)

z = Ketinggian pencampuran efektif (m)

U = Kecepatan angin rata-rata (m/detik)

= koefisien disepersi arah vertikal

Dengan menggunakan asumsi:

1) Kecepatan angin (U) di wilayah studi sebesar 1,9 m/detik.

2) Jarak sumber dampak (L) 600 meter

3) Dengan jarak dari reseptor 600 meter dan tinggi pencampuran 2 m maka untuk nilai

koefisien disepersi arah vertikal digunakan persamaan Passquill-Gilford stability class

untuk wilayah rural (pedesaan) sebagai berikut =

oz(x) = 0,06x (l+O,OO15x)'0,5

oz(6oo) = 0,06 x 600 x (1+0,0,0015 x 600)’°'5

= 26,12

Kecepatan emisi (pg/detik) didapatkan berdasarkan hasil perhitungan emisi bahan bakar

alat berat. Adapun jenis ala tyg digunakan yaitu excavator. Waktu kerja efektif 8 jam dan

jumlah alat berat 4 (empat) unit dengan asumsi 5 liter/jam, sehingga di dapat

penggunaan bahan bakar solar yaitu 160 liter/jam).

Besarnya emisi dari kegiatan pengupasan tanah penutup merupakan perkalian antara

faktor emisi dengan pemakaian bahan bakar. Sehingga berdasarkan praklraan konsumsi

bahan bakar dan faktor emisi tersebut diatas, besarnya kecepatan emisi untuk masing-

masing parameter kualitas udara adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 34. Faktor Emisi dan Kecepatan Emisi Bahan Bakar Alat Berat
Faktor Emisi Bahan Penggunaan Bahan Kecepatan. .
Parameter Bakar Solar Bakar Solar Emisi (Q)
(kg/jam)1) (l/jam) (kg/jam)2> pg/detlk
^fgrtikulat (PMio) 2,0095 160 137,6 0,153
SO2 7,9544 160 137,6 0,606
rd ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI W?-/

dung dan fasilitas pendukung mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedanj

<skala 3>’

Kondisi lingkungan Dengan Proyek


K glatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung antara lain elakukan
pekerjaan pondasi bangunan akan menggunakan excavator dump truck. Excavator
berfungsi sebagai penggalian tanah. Aktivitas . «n ini akan menghasilkan suara bising
sehingga terjadi kendaraan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111 - 43

Dipindai dengan CamScanner


eningkatan kebisingan di lingkungan rencana kegiatan dan sekitar lokasi kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti.

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan

yang akan datang dengan pendekatan alat berat selama kegiatan pembangunan fisik

gedung dan fasilitas pendukung sebagai sumber kebisingan. Pendekatan kebisingan

melalui alat berat yang akan digunakan dalam kegiatan pembangunan fisik gedung dan

fasilitas pendukung dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 40. Pendekatan Kebisingan Jenis Alat Berat Yang Digunakan


Tingkat Kebisingan (dBA)
Jenis Alat Pada Jarak 15 m Pada Jarak 30 m
Pada Sumbernya Dari Sumbernya Dari Sumbernya
Excavator 101 82,6 76,5
Sumber: FHWA, 2006

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kebisingan excavator pada jarak 15 meter yaitu 82,6

dBA sedangkan tingkat kebisingan dump truck adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber

(analogi). Berdasarkan pada perencanaan pengembangan RSUD Muara Beliti, kegiatan

pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung menggunakan 4 (empat) excavator

dan 10 (sepuluh) dump truck. Suara bising dari alat berat akan merambat melalui media

rambat (udara) dan akan berkurang menjauhi sumber suara. Analisis total tingkat

kebisingan jika kegiatan bangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung dilakukan dengan
n
4 (empat) excavator 10 (sepuluh) dump truck dalam waktu bersamaan menggunakan

Persamaan berikut ini:

ca vator

Ljatai — Li + 10 log n

Liotai = 82,6 + 10 log 4

LTotai = 88,62 dBA

POKUMEN ANDAL RKL-RPL


| PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

kenyamanan lingkungan perumahan adalah 10 mm/detik ^jumal-Unnes.ac.id).

Berdasarkan hasil prakiraan, tingkat getaran yang terjadi di sekitar lokasi kegiatan

merupakan dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan

prasarana pendukung. Adapun sumber getaran yang dihasilkan berasal dari peralatan berat

yaitu Excavator yang digunakan untuk dari kegiatan pembangunan fisik gedung dan

prasarana pendukung. Berdasarakan hasil survey diperoleh bahwa belum adanya keluhan

dari masyarakat terkait gangguan kenyamanan akibat dampak getaran yang dihasilkan dari

kegiatan RSUD Muara Beliti.

Hasil prakiraan tingkat getaran di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk getaran di wilayah studi masuk kategori

sangat baik (Skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Penggunaan peralatan berat yaitu excavator yang menjadi sumber getaran yang dapat

menyebabkan dampak terjadinya peningkatan getaran di lokasi kegiatan khususnya

permukiman terdekat. Untuk prakiraan peningkatan getaran yang diakibatkan dari kegiatan

pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

BAB II! PRAKIRAAN DAAAPAK PtNlING J 111-47

Dipindai dengan CamScanner


PPV(D) = PPV refX (L/D)n

Keterangan:

PPV(D) = Tingkat kecepatan getaran pada jarak D (mm/det)

PPVref = Referensi tingkat kecepatan getaran

L = Jarak Akseleremator dari sumber getar (m)

D = Jarak sumber getar dengan receptor(m)

n = Propagation coefficient = 1,5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2008), hasil pengkuran pada jarak 50

m di frekuensi 1-100 Hz puncak getaran untuk ezcavator pada saat penggalian sebesar

0,2497 mm/det pada frekuensi 50 Hz pada kegiatan pembangunan fisik gedung dan

prasarana pendukung. Sehingga berdasarkan rumus tersebut maka diprakirakan getaran

pada pemukiman yang berjarak 600 m dari lokasi kegiatan maka: pPV!D) = 0,2497 mm/det

x (50/600)b5

= 0,006 mm/det

BAB II! PRAKIRAAN DAAAPAK PtNlING J 111-47

Dipindai dengan CamScanner


L21 , nOKUMbN ANDAL RKL-RI’L
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

: sifat- .
Kriteria Dampak Penting Dampa ■Tafclran Sifat Penting Dampak
No • ’ ’ • ‘ '■ v ' .k p . TP
•-
— saja, sehingga jika kegiatan pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
sudah selesai maka peningkatan getaran
akan kembali seperti sebelum adanya
kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung
'T" Kriteria lain sesuai dengan T Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu P dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi _pendekatan teknologi
Jumlah ________ 0 7
— Sifat Penting dampak ; Tidak Penting (TP)
-------- Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Tidak Penting

D. Penurunan Kualitas Air Permukaan


1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas air permukaan. Hal ini yang dapat

menyebabkan menurunkan kualitas air permukaan dikarenakan adanya dampak

peningkatan volume limpasan air permukaan (run off} dapat menyebabkan terjadinya

penurunan kulaitas air permukaan khususnya pada air rawa dan air sungai berada dekat

dengan lokasi kegiatan. Hal ini karena adanya limpasan air permukaan (run off} yang

masuk ke saluran membawa material tanah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar

TSS pada air permukaan.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan

penurunan kualitas air permukaan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan

seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. 45. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Kualitas Air Permukaan

-
Skala Kualitas Lingkungan ___
Sangat Buruk Sedang Sangat
Buruk (D (2) (3) Baik (4) Baik (5)
>401 301 - 400 201 - 300 101 - 200 0 - 100

a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona

lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang

berasal dari hasil pengujian kualitas air

BAB UI i’l'AKlk’AALJ PAAM’AK PtNl’NG III - 54

Dipindai dengan CamScanner


rwi IAAEN ANDAL RKL-RPL
Jfc SMBAWANKUMAH SAKU UMUM DAERAH (bsud, muaba 0E , permukaan diperhitungkan dengan metode

Water Quallty Index dapat dilihat pada tabel berikut.

I3 46 perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air Sungai Kellngl

N . parameter V- ’ ■. Uhlt :■ Quality'


■ ■ Satuan. BakU‘t' Hasil Uji Ideal ' Ratlng(QI)
o Value . ■ •.
' mutu(SI (Ml) . .'i .'.- •■
(I) . ,.
) Welght ;
M Arameter Flsik

1 TOS
mg/L 1000 162 0 0,0010 16,2 0,0162

2 °C - 103 0 - - -
DHL
3 mg/L 50 5 0 0,0200 10 0,2
TSS
B
. nrameter Kimiawi ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
P
pH - 9 8 7 0,1111 88,88888889 9,87654321
1
DO mg/L 6 6 14,6 0,1667 100 16,66666667

3 COD mg/L 10 <4,151 0 - - -


_
BOD mg/L 2 1 1
0 0,5000 50 25
4
_
Amoniak mg/L 0,5 0,1 0 2,0000 20 40
5
5 Nitrit mg/L 0,06 <0,012 0 - - -

7 Nitrat mg/L 10 <5 0 - - -

Minyak & mg/L 1 1 0 1,0000 100 100


8 Lemak
9 Besi Terlarut mg/L 0,3 0,4 0 3,3333 133,3333333 444,4444444
1 - - -
Seng Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0
0
1 Tembaga
mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
1 Terlarut

1 Kadmium
mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
mg/L 1 <0,0024 0 - - -
3 Terlarut
J Krom
Heksavalen mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
4
1
Klorida mg/L 600 5 0 0,0017 0,833333333 0,001388889
5
Sulfat mg/L 400 17 0 0,0025 4,25 0,010625
1 Sianida
7
mg/L 0,02 0,005 0 50 25 1250
Sulfida
____mg/L 0,002 <0,001 0 - - -
Fenol
____mg/L 0,002 0,002 0 500,0000 100 50000
^^eter^likrabiolog 1
C
.
1
otal Koliform
MPN/lOOml 1000 4 0 0 0,4 0,0004
P
^52[Coliform
MPN/lOOml 100 4 1 0 4 0,04
1
—--------- -----------Total 627,13 62286,056
3
99,32
------—___ _______water guaiity indeks
Sangat
Skala
Sumber: Data Primer jmn baik
Tabel 3, 47 □
erhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hilir Air Sungai Kelingi

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 55

Dipindai dengan CamScanner


$
L
A"' 1)0SBANG/N RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
B.......... ..............
— Ideal Unit
N QI*WI
parameter' Satuan Dnku ' Hasil UJI Value Welght • Quallty Ra t
o 1' ’ niutu(SI) (Ml) (i) (Wl) Ing (QI)
0,0095
1000 95 0 0,0010
mg/L

m
1

o
1DS__________

|
- 55 0 - * *
DHL rt
C ing/L
2 400 25 0 0,0025 6,25 0,015625
—— -
3 —-
-meter
B Kimiawi 7 0,1111 66,66666667 7,407407407
9 6
.
1 P*1___________
— 3 3 14,6 0,3333 100 33,33333333
— rng/L
- DO
mg/L 50 51 0 0,0200 102 2,04
3 BOD mcj/L 4 3 0 0,2500 75 18,75
*
■ Amoniak mg/L - 0,2 0 - - -
Nitrit mg/L 0,06 <0,012 0 - - -
6
7 Nitrat mg/L 20 8 0 0,0500 40 2
Minyak & mg/L - 1 0 - - -
Q Lemak
9 Besi Terlarut mg/L - 3 0 - - -
1 - - -
0
Seng Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0
1 Tembaga 50,000
1
mg/L 0,02 0,04 0 200 10000
Terlarut 0
1 Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
3 Terlarut
mg/L - <0,0024 0 - - -
Krom
1 mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
Heksavaler*
4
1 Klorida - - - -
mg/L 0,5 0
5
1 Sulfat mg/L - 11 0 - - -
6
1
Sianida mg/L 0,02 0,007 0 50 35 1750
7
1 Sulfida mg/L 0,002 <0,001 0 - - -
8
1 0,002 0,005 0 500,00 250 125000
Fenol mg/L
9 00
C. Parameter M i krob lol og 1
1 Total MPN/ 1000 23 0 0 0,23 0,000023
Koliform lOOml 0
2 Fecal MPN/ 2000 4 1 0 0,2 0,0001
Coliform lOOml
----------- Total 620,77 137213,5404
221,04
_____ _____________________water qua/ity Indeks

------------
L
------------------------------------------- Skala Sedang
Sumber: Data Primer, 2020 -. -

Berdasarkan tabel diatas hasil prakiraan penurunan kualitas air permukaan di lokasi
kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal
untuk kualitas air permukaan terutama air sungai di wilayah studi masuk kategori sangat
baik (Skala 5).

BAil III PRAKIRAAN DAMPAK PENIlt iG lll - 58

Dipindai dengan CamScanner


^/
f • V^finlnhnli, p*-' //fi'idhfjfb Sfi
1 (^h'joMinn znfhf^h
j z» 1
• lidn'/ Ift'tWif'iWjnfi ^fh(^Ah
»i'i>tfMinlh t^//'i'1nhrtfl/ p 'l* f
i* i
1

• t i'W WfWif';h'jr'fi ^ffif,r,h,


• hll't'/uV'in

<'MM/*H ,4/tKfr UIAIJM <Wjb, MM f. FJtfH

•Siftiift*/', l'tfrff'Jfffinl MWiiriil, /tf/O

Dipindai dengan CamScanner


a) Kf/ndW Ftona Un'jhjn'^n Az/*l (PLA)
Pf#Wrwi kondi'J linghjnghn Pomponcn
Umbbl^n fwto wvi lin^ung^n hMw hft>.\ ftitf/ifan fft^hUn
Gbv;r//;'J d*ri pwjwifcten (titopMi'jM di rcf^n^
pMgwibM'jzri Wib Mu*P; Bch?j, Bcrdwsfkzsn Gfzx:r/^*J (ten pWjMlrtZll iM'i'Sih'i U:!

(b*,Urf hti!< (Gpo1) V;fnp;h 7*PJ bCfV:f*fc*n fMztem (fon b'zhtszr rfricw:
pcn'jemb^n'jfcn PSUD
fccfcfl Pcrnudwn bC’fd>:*>:f*//5n h*:G ! pi;bh2 (W) dWi'Wl

mav/aakfct Vrhtef IG^J'J d J da ;><;!*✓#: f i ha*,d bah//a terdapat


kcWtav/atiran /a?// tirw ^ib^A adau/a timbulan wnpafi dart

bii'A fb;b f,;r G*f P>'//';M tbUh


lib'^Ub'p;n fZ/h’A i.b'^bb'jizb btfib^bzn
>W>A;:h ^:rhb^b ibbi;n fibt‘/
f
t^n pfZbtifZiVf pendukung

b) Ur^ubg^n Dengzn

^:rbbizt^:ri^ri > dhn

Vrz;>Gb pc'fcnoirrcfic^n^ kcG^^n pcngernban^n PSUD


^Hzfh :>r: b b^rj';rn!^h 209 cr^ng terdiri 50

rfb > D<;n r'^^iV.^rtg


i «9 i . i-—..................................... 7 JVbfameTlT~e^F^
---------- . . r'r^1, U%r/C^67/H?r1 * ■ K^/hid»
^^•■,,,^ /r.^ ./t fJ j ! J5
***GG’<^ ' ’. < 1 i

>>/< >// lb-61

P/.fc III H'/,r H'/ ■ DAMPAK l-EI HING III - M

Dipindai dengan CamScanner


JML pOKUMEIJ AlOAl Wl.K'l

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAra/i. nff DAERAH (RSUD) MUARA


BELITI

N Debit Air Umpasan Konvcml skala Lingkungan


o (m’/detlk) untuk „ ^alltas Air Umposan
51 __ Jfongat Buruk ] j “ ’""J'
Sumber: P5L H UGM, 20J0

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan air limpasan dilakukan

melalui observasi dan pengamatan langsung kondisi eksisting lokasi rencana kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan

langsung RSUD Muara Beliti telah memiliki saluran drainase yang akan alirkan ke sungai

sehingga tidak terjadi air limpasan di lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara

Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa

rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan air limpasan pada kegiatan

pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung mendapatkan skala kualitas

lingkungan yaitu Sangat baik (skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan meningkatkan air

limpasan. Prakiraan air limpasan dapat dihitung menggunakan persamaan rumus:

Q = 0,278 x C x I x A Keterangan;

Q = Laju Limpasan (m3/hari)

I = Intensitas hujan tertinggi (mm/bulan) C = Koefisien limpasan

A = Luas Area (m3)

Parameter koefisien limpasan air hujan nilainya disesuaikan dengan tata guna lahan pada

lokasi rencana kegiatan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. 55. Daftar Nilai Koefisien Limpasan Air Hujan


Penggunaan Lahan atau Bentuk _____
Hilal C (%)
Struktur__________________________
Hutan Tropis <3
Hutan Produksi 5
Sernak Belukar 7
Sawah - sawah 15
Daerah pertanian, perkebunan 40
Daerah Permukiman ________70________
Jalan Aspal 95
Bangunan Padat ~ 70 - 90

Dipindai dengan CamScanner


i A.,, DOKUMEN ANDAI RKL-RPI
I PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
Sifat
h’ Kriteria Dampak Penting Dampak
o P_ TP
Tafslran Sifat Penting Dampak
BSamya jumlah manusia yang P
-r akan terkena dampak Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
rencana Pengembangan RSUD Muara Beliti
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak dilokasl
dampak dan sekitar rencana Pengembangan RSUD
1 Muara Beliti
3! Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni selama
dan lamanya dampak tahap konstruksi yaitu pada kegiatan
berlangsung. pembangunan fisik gedung dan prasarana
pendukung
_________
Jumlah komponen lingkungan P Limpasan air permukaan akan
lain yang akan terkena mempengaruhi biota perairan akibat
, dampak terbawanya sisa sampah dan sisa material
dlsekltar lokasi rencana kegiatan RSUD
Muara Beliti
5 ■ Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
i berulang/berlangsung terus menerus
1 karena kegiatan berlangsung saat
I
konstruksi hingga tahap operasional
1
berlangsung.
i6 Berbalik atau tidak berbaliknya p Bersifat berbalik karena kegiatan
i dampak berlangsung saat konstruksi hingga
i____ operasional
1/ Kriteria lain sesuai dengan T Dapat diantisipasi dengan membuat
perkembangan ilmu P drainase dilokasi rencana
1 pengetahuan dan teknologi pengembangan RSUD Muara Beliti.
Jumlah 5 2
Sifat Penting dampak : Penting (P)
______________Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting____________________

33.4.2 Komponen Kesehatan Masyarakat


A. Gangguan Kesehatan Masyarakat
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan fasilitas pendukung menyebabkan penurunan

kualitas udara dan peningkatan kebisingan, getaran dan air limpasan, serta penurunan

kualitas air permukaan. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak

turunan berupa gangguan kesehatan masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan

RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

s) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data

penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki

persentase 64,04%. Sehingga dampak gangguan

111-66

P/.fc III H'/,r H'/ ■ DAMPAK l-EI HING III - M

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat
: Tafclran.Sifat Penting
No Kriteria Dampak Penting Dampak
Dampak
P T
'V” "Berbalik atau tidak berbaliknya P.T Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak P hanya berlangsung saat pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
saja, sehingga jika kegiatan pembangunan
fisik gedung dan prasarana pendukung
sudah selesai maka penurunan kualitas air
permukaan akan kembali seperti sebelum

7 Kriteria lain sesuai dengan T Kriteria lain untuk mengurangi dampak


perkembangan ilmu pengetahuan P dapat dilakukan berdasarkan
dan teknologi _________________ pendekatan teknologi
Jumlah ________ 2 5
Sifat Penting dampak : Penting (P)
P ra kl raan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Neg atlfPentlng

E. Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu timbulan sampah. Hal ini yang dapat menyebabkan adanya

timbulan sampah yang berasal dari sampah dari sisa-sisa bangunan dan aktivitas pekerja

selama kegiatan pembangunan Tisik gedung dan prasarana pendukung seperti sisa

makanan, sisa material, karung semen, sisa kayu, dan lain-lain.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan

timbulan sampah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel

berikut.

Tabel 3.51. Skala Kualitas Lingkungan Timbulan Sampah


N Komponen pengelolaan & Pemantauan limbah ‘ •' Konversi skala
o padat/sampah,-^ kualitas lingkungan
1 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah (/?ecyc/e) dan pemantaan
kembali sampah (Reuse) Skala 5 Sangat baik
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah
2 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah (Recyc/e)
Skala 4 Baik
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah
3 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) Skala 3
Sedang_______

BA3 Ml PRAKIRAAN D/W.'TAK PtNTING III - 60

Dipindai dengan CamScanner


I.'T ,, DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
’Vgf J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

BF....
2 Tenaga Kerja
Konstruksi yang 150 1,75 0,25 262,5 37,5
pulang __________
_________Total Timbulan Sampah 362,5 52,5
Sumber: Data Primer, 2020
Keterangan: (*) Enri Damanhuri, 2010

Berdasarkan tabel diatas, perkiraan timbulan sampah Tenaga Kerja Konstruksi Pada

Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung yaitu 362,5 l/hari atau

52,5 kg/hari. Selain Itu, kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana

pendukung akan menghasilkan timbulan sampah lainnya seperti sisa material, karung

semen, sisa kayu, dan lain-lain. Dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan

yang akan datang dengan proyek untuk timbulan sampah di wilayah studi masuk

dalam kategori sangat buruk (skala 1).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRUQ = Skala 3

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 1

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (1 - 3) = -2

2) Sifat Penting Dampak


Dampak timbulan sampah masyarakat terhadap kegiatan pembangunan fisik

gedung dan fasilitas pendukung dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu

tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 53. Prakiraan Sifat Penting Dampak Timbulan Sampah Pada Kegiatan Pembangunan Fisik

Gedung dan Prasarana Pendukung

Dampak ■■
No / f'Krlterla Dampak Penting \ > ,-. :;;.^Tafelrah.Slftit Penting Dampak
.. ’P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang ■■
p Timbulan sampah berdampak langsung
akan terkena dampak terhadap masyarakat yang ada di sekitar
lokasi rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak dilokasl dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
melalui sungai dikarenakan beberapa
sisa-sisa material masuk kedalam sungai
akibat limpasan runoff________________
3 Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat sementara, yakni
dan lamanya dampak selama tahap konstruksi yaitu pada
berlangsung. kegiatan pembangunan fisik gedung dan
prasarana pendukung_________________

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING J III - 62

Dipindai dengan CamScanner


I'LLM pOKUMCN ANDAL RKL-RPL
IPENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat ,
No Kriterln Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Pentlng.Dampak
• ’■ 'V J ’
P TP
“'F 5i7mFhkomponen lingkungan lain P Menyebabkan gangguan kesehatan
yang akan terkena dampak lingkungan terhadap masyarakat disekitar
lokasi rencana kegiatan RSUD Muara Beliti

— Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak



—- berulang/berlangsung terus menerus karena
5 kegiatan hanya berlangsung saat konstruksi
berlangsung.
'6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Bersifat tidak berbalik karena kegiatan
dampak hanya berlangsung saat konstruksi saja,
sehingga jika tahap konstruksi sudah
selesai maka timbulan sampah akibat
pembangunan fisik gedung dan prasarana
pendukung akan kembali seperti saat tahap
konstruksi belum berlangsung.

7 Kriteria lain sesuai dengan T Dapat diantisipasi dengan membuat tempat


perkembangan ilmu pengetahuan P penampungan sementara (TPS) lokasi
dan teknologi rencana pengembangan RSUD Muara
Beliti.
Jumlah 3 4
SlfatPentlng dampakjPentlng (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

F. Peningkatan Air Limpasan


1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan pembangunan fisik gedung dan prasarana pendukung akan berdampak

terhadap komponen lingkungan yaitu peningkatan air limpasan. Peningkatan air limpasan

terjadi akibat adanya aktivitas pembangunan fisik gedung akan menutupi daerah resapan

dan meningkatkan beban air larian baik langsung ke badan air penerima maupun

drainase.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan air

limpasan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.54. Skala Kualitas Lingkungan Air Limpasan

No Konversi Skala Lingkungan untuk


Debit Air Limpasan (m’/detlk) kualitas Air Limpasan
1 _____________ <0,50_________ Sangat baik 5
2 ____________0,6-1,0_____________ Baik 4_________
3 ___________1 J_-2,5 Sedang Buruk _________3_
4 2,6-5 2
*“*

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK Pl NTlNG ' III - 63

Dipindai dengan CamScanner


f '1 ✓nol H /U fNA* *'* ’
i’n'lOlMnAH»/'» ,,,,M/'H *AK,r UMUM OAfKAU (ftlUD) MUARA B£l(Tf

O^„ p/h,lh
^ hmmpak G/inguan K3 dan K3R5 Pada
KKjlhl/in p/-rnb/iri(|Hn^n f Itik Gedung dan facilita^ Pendukung
' at
N 5 pa Tfiftlran Sifat Penting Dampak
» KilMla f' en,,ny 1 k
1
P T Pekerja dan rencana pengembangan
i PSUD Muara Beliti akan tcrd^nnpsi<
yn(ia nkwn akibat adanya potensi bahaya dari alat
yang digunakan dalam proses kontrukii

1 uflft wilayah persehamn p V/ilayah yang yang terkena dampak di*«-


7 dnlllpak kitar inka'i rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
IntPli'JUi^ dampak bci langsung r Intentita-, bersifat tidak berkelanjutan,
" dan lamanya dampak p dikarenakan kegiatan konstruksi hanya
T berlanptunfih bersifat sementara
T
P Tidak ada komponen lingkungan lain
jiiinldh komponen lingkungan
yang terkena dampak
hln yang akan terkena dampak
j Mffl| kiniiulalif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak
P berulang/berlangsung terus menerus
IJcrlMllk alau tidak berbaliknya p
Bersifat berbalik
iliiii)|ink
”7 KHIeila lain sesuai dengan Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu social dan institusi
" pengetahuan dan teknologi J ______________________________
Jumlah 3 <
Sifat Penting dampak : Penting (P) ___________
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting_________________

3.4 Prakiraan Dampak Penting Tahap Operasional


3.4.1 Penerimaan Tenaga Kerja Operasional
3.4.1.1Komponen Sosial Ekonomi Budaya
A. Kesempatan Kerja
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan Kegiatan penerimaan tenaga kerja atau adanya kesempatan kerja dilakukan

untuk pekerjaan Pengembangan RSUD Muara Beliti membutuhkan total sejumlah 200

orang. Dan seluruh tenaga kerja pada tahap konstruksi nantinya akan memprioritaskan

tenaga kerja lokal khususnya sebagai tenaga kerja sebanyak ±80 orang. Tentunya

dalam pengumuman lowongan Kcrjd/kesempatan kerja nanti akan dilakukan secara

transparan dengan melibatkan aparatur Desa atau Kecamatan setempat. Selain

terserapnya tenaga kerja lokal, diperkirakan akan muncul juga usaha penyedia warung

makan, rumah kos/kontrakan dan peluang usaha lain. Pada tahap pra konjruksl

diperkirakan akan banyak usaha yang bermunculan.

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM f»» .
TOD
''E"AH«SUDIMUA,A.EI,TI

Sifat ,
Kriteria Dampak . Tafslran Sifat Pentlno Dampak *
Penting
N : PDampa
T
o P
tuaswiiiivnl’ persebaran dampak P Wilayah yang yang terkena dampak
"'T dlsekltar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung. __________________
“jumlah komponen lingkungan lain TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
yang akan terkena
terkena dampak
dampak __________
Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
5
berulang/berlangsung terus menerus
Terbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
"7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan
social dan institusi
dan teknologi
Jumlah________________ 4 3
__________Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting

B. Persepsi dan Sikap Masyarakat


1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja dapat menimbulkan perubahan persepsi dan sikap

masyarakat khususnya masyarakat terdampak langsung dari kegiatan pembangunan RSUD

Muara Beliti. Perubahan persepsi masyarakat disebabkan adanya potensi terhadap

ketidakterbukaan proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi yang dilakukan oleh

pemrakarsa kegiatan, namun apabila proses rekrutmen tenaga kerja konstruksi ini

dilakukan dengan transparan serta melibatkan aparatur desa atau kecamatan setempat

maka diperkirakan persepsi dan sikap masyarakat menjadi positif dengan adanya kegiatan

penerimaan konstruksi yang tepat sasaran dan memprioritaskan tenaga kerja lokal. Disisi

lainnya, kegiatan ini tentunya secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian

masyarakat yang terdampak langsung dari kegiatan pembangunan, serta masyarakat dapat

membuka peluang berusaha masyarakat setempat untuk membuka warung makan atau

penginapan untuk tenaga kerja yang berasal dari luar Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara

Beliti.
a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu

sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya

BAB III PRAKIRAAN DAAAPAK PENTING ? 111-71

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI r.

■ Sifat .
N Dampa ... ■■■

o. Kriteria Dampak Penting Tafelnan Sifat Penting Dampak


kP TP
* , t • ■_____

•4 "Kriteria lain sesuai dengan :: TP Dapat diantisipasi dengan pembuatan


perkembangan ilmu pengetahuan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di
dan teknologi _ RSUD Muara Beliti.
'n ~ Jumlah _______________ 5 2
-------— Sirat Pent ng aampak : Penting (P)
—----------Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

B, Timbulan Sampah
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap komponen

lingkungan yaitu timbulan sampah. Adapun timbulan sampah ini disebabkan oleh aktivitas

operasional pelayanan rumah sakit.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan timbulan

sampah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.62. Skala Kualitas Lingkungan Timbulan Sampah


Konversi skala
No Komponen pengelolaan & Pemantauan limbah kualitas
padat/sampah lingkungan
1 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah (Recyc/e) dan pemantaan
Skala 5 Sangat
kembali sampah (Reuse)
baik
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah
2 • Pembatasan timbulan sampah (reduce) dan
Pendauran ulang sampah (Recyc/e)
Skala 4 Baik
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah____________________________
3
• Pembatasan timbulan sampah (reduce) Skala 3
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan Sedang
pengolahan sampah ____________________________
4 • Tidak dilakukan pengurangan sampah. Skala 2 Buruk
• Pemilahan, pewadahan, pengangkutan dan
pengolahan sampah
5 • Tidak dilakukan pengurangan sampah.
Skala 1 Sangat
• Dilakukan pewadahan, pengangkutan dan Buruk
pengolahan sampah
Sumber: Profesional Judgement, 2020

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkunga timbulan sampah

pada rona lingkungan hidup awal dilakukan m

BAB IM PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ‘ 111-75

Dipindai dengan CamScanner


! p£NGSM?ANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

^ervasi dan pengamatan langsung dilapangan di lokasi rencana penoembangan RSL*D

Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan peoaan^atan langsung terdapat titik

(spot) sampah yang berserakan d-da'arn dan sekitar lokasi rencana kegiatan

pengembangan RSUD Muara Bebb. Kemudian, berdasarkan hasil konsultasi publik (KP)

dengan masyarakat sekitar lokasi kegiatan didapatkan hasil bahwa terdapat

kekhawatiran yang tinggi akibat adanya timbulan sampah dan rr.encganccu kesehatan

masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Berdasarkan h=sl observasi dan pengamatan

langsung di lokasi kegiatan bahwa rona linckunaan awal (RLA) komponen lingkungan

timbulan sampah pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala

kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3)

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan menghasilkan timbulan sampah dari

aktivitas tenaga kerja dan pasien RSUD Muara Beliti. Dalam perencanaan rencana

kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti tenaga kerja operasional berjumlah 247

orang, pasien rawat inap dan rawat jalan diprediksi sebanyak 100 orang. Adapun

perkiraan timbulan limbah padat tenaga kerja konstruksi pada kegiatan operasional

pelayanan rumah sakit dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 63. Timbulan Sampah Yang Dihasilkan di RSUD Muara Beliti


- - Uraian Berat i
Nt Volume (Kg/hari) j
Komponen Llter/Orang/Hari Kg/hari*
i Orang (L/hari)
1

J Tenaga Kerja
247 2,00 0,3 494 74,1
Operasional
i
!2 | Pasien Rawat 1 i
100 2,00 0,3 30
inap 200 ; !
|3| 1 Pasien Rawat j
100 1,75 0,25 175 ">S
ii i Jalan 1
!_________________Total Timbulan Sampah___________________ 869 129,1 |
Sumber: Data Primer. 2020
Keterangan: (') Enrt Damanhuri. 2010

Berdasarkan tabel diatas, perkiraan timbulan sampah Pada Kegiatan operasional

pelayanan rumah sakit yaitu 869 l/hari atau 129,1 kg/hari. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan yang akan datang dengan pmyek untuk timbulan sampah di

wilayah studi masuk dalam kategori sengat buruk (skala 1).

Mdkd
dapat disimpulkan bahwa:

pt DOKUMEN ANDAL RKL-RPL


Jfe PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM OAERAH (R5UD) MUARA BELM

pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan

langsung pembangunan disekitar lokasi kegiatan masih sedikit dan dikhususkan bagi

daerah perkantoran. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi

kegiatan bahv/a rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan urbanisasi

penduduk mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik (skala 5).

b Ali .. Pr.AKJKAAl J O- l‘i NYING III - 76

Dipindai dengan CamScanner


b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek

Komponen lingkungan perkembangan wilayah pada kondisi dengan proyek tidak jauh

berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan didaerah tersebut

merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan

pembangunan permukiman masyarakat didaerah sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan

bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk urbanisasi

penduduk di wilayah studi masuk dalam kategori Baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRU\) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (4 - 5) = -1

2) Sifat Penting Dampak

Dampak urbanisasi penduduk terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai

berikut.

Tabel 3. 69. Prakiraan Sifat Penting Dampak Urbanisasi Penduduk Pada


Kegiatan Operasional Pelayanan Rumah Sakit

Sifat
No Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting •’ 7 y
' ;v ♦ *• * \ P T
1 Besarnya jumlah manusia yang T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak______________________________
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti____________________
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat bei kelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
---- berlangsung.______________
4 Jumlah komponen lingkungan TP Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena jjampak
terkena dampak

B\B :ii BRAMKAAN DAMPAK rl.NHNG

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAPDA
AERAH
(«SUD) MUARA BELITI

Sifat -
.'..Kriteria Dampak Penting Dampak Tafclrari Sifat Penting Dampak
•'•'P- :TP
.'
-j^riTiain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan Institusi
pengetahuan dan teknologi______
jumlah _______________ 3 4
—- ------- Sifat Penting dampak : Penting (P)
—" Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting'
34 2 4 Komponen Kesehatan Masyarakat

No

A. Infeksi Nosokomial
1) prakiraan Besaran Dampak
Dalam kegiatan operasional pelayanan rumah sakit berisiko terpapar mikroorganisme

menular (kuman), virus maupun bakteri sebagal epidemi yang dapat menularkan,

penyakit. Sementara penggunaan bahan-bahan kimia beresiko terpapar langsung dengan

tubuh yang dapat menimbulkan luka bakar, iritasi, gatal-gatal dan lain-lain.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data

penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki

persentase 64,04%. Sehingga dampak perubahan infeksi nosokomial mendapatkan

skala kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).


b) Kondisi Lingkungan Dertgan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak infeksi nosokomial dengan

adanya proyek diperkirakan akan meningkat akibat adanya perubahan skala kualitas

lingkungan lain dan operasional pengembangan rumah sakit dengan tingkat pelayanan

yang lebih besar. Sehingga diperkirakan dengan meningkatkan pelayanan, maka akan

mebingkatkan resiko terpapar mikroorganisme menular (kuman), virus maupun bakteri

sebagai epidemi yang dapat menularkan penyakit. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat di

wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRU0 = (3 - 4) = -1

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PcNTING : III - 87

Dipindai dengan CamScanner


i', j nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
’l pENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

2 ) sifat Penting Dampak


Dampak Infeksi nosokomial terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai

berikut.

Tabel 3. 72. Prakiraan Sifat Penting Dampak Infeksi Nosokomial Pada Kegiatan Operasional
Pelayanan Rumah Sakit
£ Sifat
r.*. Kriteria Dampak Penting ; -i Tafslran Sifat Penting Dampak'
-. < Dampak.*-.
■■ip >T
No
"Besarnya jumlah manusia r. P P. Pekerja di RSUD Muara Beliti dan
1 yang akan terkena dampak masyarakat disekitar operasional RSUD
Muara Beliti
'T- "Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena
yang terkena dampak
dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya p
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah 4 3
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

B. Penurunan Kualitas Pangan Siap saji dl RS

1) Praklraan Besaran Dampak


Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit menyebabkan penurunan kualitas pangan
siap saji di RS akibat dari semakin meningkatnya pelayanan rumah sakit.
a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data
penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki
persentase 64,04%. Sehingga dampak perubahan infeksi nosokomial mendapatkan
skala kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).

BAB 111 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . III - 88

Dipindai dengan CamScanner


jjffi DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
HHHMMNOAN "UMAH SAKIT UMUM DAE»A„ |RSUD| MU4|1A 6

----- ’ - - - l' . - • _________


■ Sifat . ■ •' ■ :■ ' ■ ' ' • 'Y
Kriteria Dampak
N Dampak Tafslran Sifat Penting
Penting Dampak
» 'P TP
terdampak akibat adanya potensi bahaya
dari alat yang digunakan dalam proses
kontruksi
-[^T&h^rsebaran dampak p Wilayah yang yang terkena dampak
disekitar lokasi operasional
Pengembangan RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung TP Intensitas bersifat tidak berkelanjutan,
dan lamanya dampak dikarenakan kegiatan konstruksi hanya
berlangsung._________________ bersifat sementara
TP
"jumlah komponen lingkungan Tidak ada komponen lingkungan lain yang
terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
5
berulang/bcrlangsung terus menerus
Berbalik atau tidak berbaliknya p
6 Bersifat berbalik
darnpak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah____________ 3 4
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak^ Negatif Penting

3,4.3 Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan

3.4.3.1 Komponen Geo-Flslk-Klmla

A. Penurunan Kualitas Udara

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas udara. Penurunan kualitas udara terjadi

akibat dari lalu lalang kendaraan yang keluar masuk ke lokasi RSUD Muara Beliti dapat

mengganggu kegiatan kegiatan sekitar berupa perkantoran maupun perumahan

penduduk. Penurunan kualitas udara ini berpotensi menimbulkan dampak turunan

berupa terganggunya kesehatan masyarakat dan perubahan persepsi dan sikap

masyarakat.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

awal dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan

penurunan kualitas udara yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti

pada tabel berikut.

Ah lil t’PAKIk'AAN fjA.V.PA»’ ■ III - 91

Dipindai dengan CamScanner


. VMN 'NU 'l
|S U
UMnANUAN HUMAII ’.AKII UMUM OAthAII (IIMIh) MUAlIA hlllU
riNi
*** v.’

IrtM X lliHlkunUdii KiMii|M<ni.n Ktnilllm. Ihl.iKi

ftkAlii KiifllitiiVi iriokiiiiorth


H tlniiOM ilnnunt
iWIlWltM' SMtlnli Smlnno Dnlk
4 l'uruk . «unik (?) Haik (•»)
(3) («)
_0)
l pu/Nm1
►00 *»./•. •)()() M 22S
Sulut (tl.'k'lll;' (Mh) 0
* Nltnwn MOO •?‘)ri 400 • 102- ' <1111
V im/Nm’ 20(1
diokMd.1 (Nl’.o
Kmben inoiH'kMdii -3IMH) -.•? 000- > 14.000 - 14.000 . (1,01)0
pu/Nm*
3 (CO) 30 ooo 2?.000 22.000
4 1’cl‘u (I’.-I’) pij/Nni* •:m > t /o .\m >il<> izu •-lio-t/o K!>0
A’
l.
n) Kondisi Rorni Lingkungan Awal (RLA)
Praklraan kondisi kuallta*. lingkungan untuk komponen lingkungan penurunan kualitas
udara kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan pada tuna
lingkungan awal dilakukan melalui pendekatan pengambilan sampel kualitas udara dl
sekitar lokasi rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti Adapun hasil
pengukuran kualitas udara dl sekitar lokasi rentana kegiatan pengembangan RSUD
Muara Beliti dapat dilihat pada label bcilkut.
Tabel 3. 76» Hasil Pengukuran Kualitas Udara
N 1 trtfJI Analisa
Parameter Satuan Baku
o 1 2 5 Mutu
1 SO; p»)/Nm' • 10,08 < 10,08 * 18,08 900
i NO; pg/Nin 1
• 10.<>2 • 18,67 < 18,67 400
J
3 CO pg/Nm < H4 W • 1 145,? <i 30.000
_2 1SP pg/Nm’ < 0,01 <0,61 <0,61 230
Swntw: .7VP
MeM/wan?
/. r<yv/» A’. /67? A'SUZ? /.?/.» M,ti
2. 'VcM /'.v U' RSUP NMM firtti
J. n<vun A’. A.nvjf /fMp AS(/p A’u,w Mil t
Berdasarkan diatas, rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan penurunan kualitas
udara parameter debu (TSP), SO?, NO> dan CO pada kegiatan operasional fasilitas

pendukung dan pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik
(skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan dilakukan pada tahap

operasional rencana kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti. Aktivitas di kegiatan

operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan berupa kendaraan yang lalu lalang

keluar masuk lokasi RSUD Muara Beliti sehinga akan menghasilkan emisi dalam bentuk

AKlFAAN D 4 AM AK ' 111-92

Dipindai dengan CamScanner


raceJ daras, rona lingkungan awal (RLA) komponen -•s<-^gen per.-nckatan

kebisingan pada kegiatan operasional fasilitas

III - 95

Dipindai dengan CamScanner


H HOM/-H iAKII UMI/M PAf.k/.l( MUAWA
fa

ih h
«

/U h l'm n h

/o t-.'i :/o i,r^i w, ;s/x/>


Jarak \tiinht r (ii'ialt r)

h l/rak •—O—Ibiko Mulu

aainhitr 'L 4, Sfnlik Hdsil Limuli^i Tlnyfal Keblslngan akibat Kegiatan operasional
lasllitas pendukung dan pemeliharaan terhadap Jarak (rn)

berdasarkan hasil prakiraan kehislngan yang dihasilkan dari kegiatan operasional


fasilitas pendukung dan pemeliharaan, pada jarak 20 m (dari tMi/ilwr) akan
menghasilkan kr-bisingan sebesar 63,d dBA, Nilai tingkat kebisingan hasehut akan
menurun dengari jarak yang semakin Jauh, Dapat babv/a hinditj kualitas lingkungan
yang akan datang dengan pm//rk untuk tingkat kehislngan di v/ilayah studi masuk
dalam kategori sedang (skala 3),

Maka dapat disimpulkan bahv/a;


• Skala Kuijlihjfi (OM/) - Skala 3
• Ska|/? (f)ht') - Skala 3
» hesa/an Damp/ik - (Qi/p) - (OMA) - (3 - 3) ~ 0

7) ^tfai

h/}fufb;7 pf.-niii^7^hifi teihadap kegiatan operasional fasilitas


P'-udukung dan pemeliha/aan sakit dapat ditinjau b^rdiVifiiknn 7 kriteria penei/iu
t//>gk/jt kepe//tingau dampak, yakni sebagal berikut.

3, h7f l'/fi7n/tiifi penimg l^impak peningkatan Koblslngan Pada /> g*at,;o ^/priasaaial
f/jsilitas pendukung Dan pemeliharaan
l'—--. {llfrit
Pdznpii Tafslrfin Sifat Penting Rampak

k l' 1 fp H/iTyaiokrtt y/ing ada di sekitar lokasi


bJ, floiK'Ihbi
, M ‘i f^f,h
Pf,l/P Muara Beliti _
l' I

;-/ r ;<//ii ijAi/t'/r lafj'ir?. 111-97

Dipindai dengan CamScanner


nKUMEN ANDAL RKL-RPL
rfe PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Dampa Tafslrari Sifat Penting Dampak ■z


Kriteria Dampak k.. T..- - ■.••••• '■
N Penting . p. T
o .
-£j^^yihpereebaran dampak ‘ p P• Luas persebaran dampak pada sepanjang
jalan menuju lokasi rencana
"intensitas dampak berlangsung Pengembangan RSUD Muara Beliti
dan lamanya dampak p Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung.
selama tahap operasional yaitu pada
3
kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
^UrniatTkomponen lingkungan p Terdapat komponen lain yang terkena
lain yang akan terkena dampak dampak yakni kesehatan masyarakat dan
4
perubahan persepsi dan sikap masyarakat

Sifat kumulatif dampak p Bersifat kumulatif atau


5
berulang/berlangsung terus menerus
karena selama tahap operasional
berlangsung
6 Berbalik atau tidak berbaliknya p Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama kegiatan
operasional fasilitas pendukung dan
pemeliharaan
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi pendekatan teknologi
Jumlah 6 1
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

C. Penurunan Kualitas Airtanah


1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas airtanah. Hal ini yang dapat menyebabkan

menurunkan kualitas airtanah dikarenakan adanya dampak timbulan limbah cair dari

kegiatan RUSD Muara Beliti. Adapun parameter air yang akan terkena dampak parameter

fisik, kimia, dan biologi.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan

penurunan kualitas airtanah yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti

pada tabel berikut.

Tabel 3. 83. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Kualitas Airtanah

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111-98

Dipindai dengan CamScanner


„ni/iiMEN ANDAL RKL-RI L
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu Sangat baik

(skala 5)
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan meningkatkan air

limpasan. Praklraan air limpasan dapat dihitung menggunakan persamaan rumus:

Q = 0,278 x C x I x A

Keterangan:
Q = Laju Limpasan (m3/hari)
I = intensitas hujan tertinggi (mm/bulan)
C = Koefisien limpasan
A = Luas Area (m3)

Parameter koefisien limpasan air hujan nilainya disesuaikan dengan tata guna lahan

pada lokasi rencana kegiatan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. 93. Daftar Nilai Koefisien Limpasan Air Hujan


Penggunaan Lahan atau Bentuk
Struktur, Nilai C (%)
Hutan Tropis <3
Hutan Produksi 5
Semak Belukar 7
Sawah - sawah 15
Daerah pertanian, perkebunan 40
Daerah Permukiman 70
Jalan Aspal 95
Bangunan Padat 70 - 90
Bangunan Terpencar 30 - 70
Atap Rumah 70 - 90
Jalan Tanah 13 - 50
Lapis keras kerikil/batu pecah 35 - 70
Lapis keras beton 70 - 90
Taman, halaman 5-25
Tanah lapang 10 - 30
Kebun, ladang 0-20 ___
Sumber: Soewarno, 2000

Berdasarkan hasil rencana pengembangan RSUD Muara Beliti termasuk pada struktur
D
bangunan padat dengan nilai koefisien (C) yaitu 70 - 90%. ata Intensitas hujan

didapatkan dari data rata-rata curali hujan di Kabupaten Musi Rawas, adapun

Intensitas hujan tertinggi yaitu 516 mm/bulan. Luas lahan rencana pengembangan

RSUD Muara Beiiti yaitu .695 m2 dengan luas lantai bangunan pengembangan

sebesar 49.470

Maka didapatkan hasi) perhitungan yaitu:

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PLNIING III - 108

Dipindai dengan CamScanner


nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
'i PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

I •' Ly.1*1* ’’■


Q = 0,278 x C x I x A

Q = 0,278 X 0,7 x 0,0007167 m/jam x 49.470 m2


Q = 6,8992511 m3/jam
Q = 0,00192 m3/detlk

Berdasarkan perhitungan diatas bahwa prakiraan debit air limpasan pada rencana

kegiatan RSUD Muara Beliti yaitu 0,00192 m3/detik. Dapat disimpulkan bahwa

kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk air limpasan di

wilayah studi masuk dalam kategori sangat baik (skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRL^) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak peningkatan air limpasa terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung

dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 94. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peningkatan Air Limpasan Pada

Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

Sifat
N Tafslran Sifat Penting Dampak: r
■ Kriteria Dampak Penting Dampak
o ''.-'•-■’•
,P T
1 Besarnya jumlah manusia yang P P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak dilokasi dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasioanal
berlangsung. berlangsung
4 Jumlah komponen lingkungan P Limpasan air permukaan akan
lain yang akan terkena dampak mempengaruhi biota perairan akibat
terbawanya sisa sampah dan sisa material
disekitar lokasi rencana kegiatan RSUD
Muara Beliti
C
□ s
>fat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung saat tahap
operasional

BAB III PPAKIRAAN DAMPAK PENIING III - 109

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMfl-l AUMI PKl-RI’I
PENGEMHANGAN ItUMAH SAKIT UMUM .„
N R
i A; ‘: AC A
" " ^0lulufAKm
l/p„
Sifat
Kriteria Dampak Penting nerbailk atau Dampak Tafslran sifat Penting
N P T Dampak
® tidak berbaliknya' dampak p P Bersifat berbalik karena kegiatan
berlangsung saat konstruksi hingga
operasional _______________________
T Dapat diantisipasi dengan membuat
P drainase dllokasl rencana
perkembangan Ilmu
pcngetahua^njLk2!2!^ jumlah pengembangan RSUD Muara Beliti.
6__ _JL
_ ; Penting (P)
Sifat Penting dampak
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak; Negatif Penting

f, penurunan Kualitas Tanah


1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak

terhadap komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas tanah. Adapun penurunan

kualitas tanah ini disebabkan oleh aktivitas ceceran oli tanah dan tumpahan air

limbah.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RIA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan penurunan

kualitas tanah melalui pendekatan uji laboratorium. Adapun hasil uji kualitas tanah

di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 95. Hasil Pengukuran Kualitas Tanah


N Hasil
Parameter Satuan Baku Mutu*
o Analisa
1 pH H2O Unit 5,68 <4,5 ; >8,5
2 Ketebalan Solum Cm >120 <20
3 Kebatuan Permukaan % 16 >40
4 Berat Isi g/cm 3
0,59 <1/4
5 Porositas Total % 54,26 <30 ; >70
6 Derajat Pelulusan Air Cm/jam 4,8 <0,7 ; >8,0
7 DHL mS/cm 3,3 >4,0
8 Redoks mV 103,7 <200
9 Jumlah Mikroba Cfu/g 54 X 10'1 <102
Sumber: Data Primer, 2020 Keterangan:
*) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria
Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

erdasdrkan tabel diatas, menunjukkan hasil parameter Ketebalan Solum,

Kebatuan Permukaan, Daya Hantar Listrik (DHL), dan Jumlah

BAB III PR/.KIRAAN DAAAPAK PENTING ■ III- 110

Dipindai dengan CamScanner


dL nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
\ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

dikarenakan didaerah tersebut merupakan daerah perkantoran musi rawas

sehingga akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan permukiman masyarakat

didaerah sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan

yang akan datang dengan proyek untuk penurunan kualitas tanah di wilayah studi

masuk dalam kategori Baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

. Besaran Dampak = (QDP) - (QRU\) = (4 - 5) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak perkembangan wilayah terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung

dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 97. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perkembangan Wilayah Pada Kegiatan Operasional
Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

'I Sifat .
N kriteria Dampak Penting Dampak Tafclran Sifat Penting Dampak
o; P TP
1 Besarnya jumlah manusia TP Tidak ada masyarakat yang terkena
yang akan terkena dampak dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
lain yang akan terkena Tidak ada komponen lingkungan lain
dampak yang terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak p
berbaliknya dampak Bersifat berbalik
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
■—— _______Jumlah 3 4
—-------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)_____________
----- —-------Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
U /'iUM t.r,,
H
pfHGEMBAHGAH RUMAH SAKIT UMUM n/ P6 , u fj,. '*S^ MUARA eani

Komponen Transportasi
Keselamatan Lalu Lintas
1) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 113

Dipindai dengan CamScanner


berdampak terhadap komponen lingkungan yaituT P’me,'haraan akan Adapun keselamatan lalu

lintas ini disebabkan ’eSe,drnatan ,a,u l,ntas. karyawan yang lalu lalang keluar masuk di fnk=> •
Pas en dan
. '
e9 atan
P.SUD Muara Beliti. '' ' Pengembangan

Dalam menentukan skala lingkungan akan H-.

lingkungan dengan didasarkan dengan pendekatanTP"^ komponen lingkungan


penetapan
keselamatan lalu lintas vann
kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut *

Tabel 3.98. Skala Kualitas Lingkungan keselamatan lalu lintas


N Nilai Kualitas
Karakteristik Skala
o Lingkungan
Karakteristik tingkat keselamatan > 95%. TKLi < 0,5 5 Sangat baik
2
4 Baik
Karakteristik tingkat keselamatan 55-95%. TKLi : 0,5 - 1___
L Karakteristik tingkat keselamatan 15-55%. TKLi : 1 - 2 3 Sedang
Karakteristik tingkat keselamatan < 15%. TKLi : 2 - 3 2 Buruk
5 Karakterlstik tingkat kecelakaan fatal. TKLi > 3__________ 1 Sangat Buruk

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Berdasarkan hasil pencatatan volume lalulintas traffic counting (pencacahan arus

lalulintas) di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat

61 kendaraan/ jam yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas

mencapai 1.464 kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi

ini diperkirakan sebesar 0,01% dari jumlah lalu lintas harian rata-rata. Maka,

tingkat kecelakaan lalu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.

JKLix 106
TKLi = ------------
LHRix365

. 0,01 %x 1464 x 106


I KLi = ----------------------
1464 x 365

TKLi = 0,274

HAB !li PkAKiKAAt-: DA/7PAK PLNHNG 111 - 114

Dipindai dengan CamScanner


{jjL. . nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
: PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

nj?.-.-
a) Kondisi Rona Lingkungan Awai (RLA)

Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu

sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara

Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan

penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan

mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian

tersebut diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat

dikategorikan sebagai dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA)

komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja pada

kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan 'awal yaitu hal ini

dikarenakan didaerah tersebut merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga

akan sedikit atau tidak signifikan pembangunan permukiman masyarakat didaerah

sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan

datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah studi masuk dalam

kategori baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRUO = Skala 3

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (4 - 3) = +1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak kesempatan kerja terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja operasional

dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagai berikut.

Tabel 3. 59. Prakiraan Sifat Penting Dampak Kesempatan Kerja Pada Kegiatan Penerimaan

Tenaga Kerja Operasional

Sifat .
No Kriteria Dampak Penting Dampak r Tafslran Sifat Penting Dampak
‘.i • .....
^P TP •.

1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat sekitar lokasi rencana


akan terkena dampak pengembangan RSUD Muara Beliti_______

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING . IH - 70

Dipindai dengan CamScanner


JB~-i DO<!J//£N /-IO/-L PKl-SPL
5tK,T UMUM
“"‘H ««W MUARA .HIT,
■ i i’’"'
b) Kondisi Ungkungan Dengan Proyek
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan menghasilkan timbulan air limbah

berupa air limbah domestic dan non domestic. Air limbah domestic berasal dari

wc/toilet dan non domestic operasi, infus dan lain- lain. air limbah domestic diolah

menggunakan septic tank dan non domestic diolah menggunakan Instalasi

Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga didapatkan hasil kondisi kualitas lingkungan

yang akan datang dengan proyek untuk timbulan air limbah di wilayah studi masuk

dalam kategori baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (Q?uJ = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (Q^) “ (Q=w) = (4 - 4) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak timbulan limbah cair terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit

dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagai berikut.

Tabel 3. 61. Praklraan Sifat Penting Dampak Timbulan Limbah Cair Pada Kegiatan Operasional
Pelayanan Rumah Sakit

Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P T
P
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang terkena dampak dilokasi dan
dampak sekitar rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti__________________________
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan yakni
berlangsung. selama tahap operasional pada kegiatan
operasional pelayanan rumah sakit________
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak terdapat komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau


berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung selama ta h a
p operasional berlangsung.______________
r
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung saat konstruksi hingga
operasional___________________________

!•: DAMPAS :K- 111-74

Dipindai dengan CamScanner


Jx:;! PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI w

Berdasarkan tabel dlatas, prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal pada kondisi

bangkitan lalu lintas dengan tingkat pelayanan A atau Sangat Baik yang artinya kondisi

arus lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Dengan

demikian, kondisi komponen Kelancaran Lalu Lintas Jalan Jalan Pangeran Mohamad

Amin dikonversi menjadi Skala kualitas lingkungan masuk dalam kategori Sangat
Baik (skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Berdasarkan hasil analisis perkiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan

proyek, volume kendaraan akan mengalami peningkatan sebanyak 500 kendaraan/hari

yang menuju Kegiatan RSUD Muara Beliti. Apabila kondisi lingkungan yang akan

datang dengan proyek dalam satu hari terdapat 1.464 kendaraan/hari, maka kondisi

lingkungan yang akan datang dengan proyek sebesar 2.164 kendaraan/hari atau 90

Kendaraan/jam. Nilai C kapasitas (smp/jam) didapatkan hasil 1.246 smp/jam. Maka,

bangkitan arus lalu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.

DS=
c
90
DS =
1246

DS = 0,072

Berdasarkan tabel diatas, prakiraan kondisi dengan proyek pada kondisi bangkitan

lalu lintas dengan tingkat pelayanan A atau Sangat Baik yang artinya kondisi arus

lalu lintas bebas dengan kecepatan tinggi dan volume lalu lintas rendah. Dengan

demikian, kondisi komponen Kelancaran Lalu Lintas Jalan Jalan Pangeran Mohamad

Amin dikonversi menjadi Skala kualitas lingkungan masuk dalam kategori Sangat

Baik (skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QHIA) = Skala 5


• Skala Kualitas (QDP) = Skala 5
• Besaran Dampak = (Qo?) - (QIUA) = (5 - 5) = 0

2
) Sifat Penting Dampak

nAls III I R’AKlKA-M* L’AMH'A PLM'IING 111-81

Dipindai dengan CamScanner


BnHKUMEN ANDAI RKL-RPL
£ PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUDJ MUARA BELITI

E?'-'
Dampak bangkitan arus lalu lintas terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit

dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai

berikut.

Tabel 3. 68. Praklraan Sifat Penting Dampak Bangkitan Arus Lalu Lintas Pada Kegiatan
Operasional Pelayanan Rumah Sakit

Sifat
Kriteria.Dampak Penting. \.. ^Dampak ’vTafsIran SIfiat Penting.D
No ' P/' \ /•-->< ?- -
. Besarnya jumlah manusia yang P TR Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
— akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara

1 Beliti
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
2
dampak dilokasi dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan p Perubahan persepsi dan sikap masyarakat
lain yang akan terkena dampak sekitar lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti

5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau


berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan selama tahap operasional
berlangsung.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama tahap operasional
7 Kriteria lain sesuai dengan T
perkembangan ilmu P Dapat diantisipasi dengan mengatur dan
pengetahuan dan teknologi memberi tanda lalu lintas dilokasi rencana
pengembangan RSUD Muara Beliti.
________Jumlah 6 1
------------ Sifat Penting dampak : Penting (P)
________Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting__________________

3 4
- -2.3 Komponen Sosial Ekonomi Budaya

A. Urbanisasi Penduduk

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap komponen

lingkungan yaitu urbanisasi penduduk. Urbanisasi penduduk terjadi akibat telah


a
dioperasiokan RSUD Muara Beliti sehingga dimungkinkan kan meningkatkan

pembangunan disekitar lokasi kegiatan.


a
) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan urbanisasi

penduduk pada rona lingkungan hidup awal dilakukan melalui bservasi dan

pengamatan langsung dilapangan dl lokasi rencana

BAB lli PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 82

Dipindai dengan CamScanner


jjB« DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
O PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI ■P’

lalu lintas masih berada kondisi baik, sehingga dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat

dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan skala kualitas

lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3 serta adanya

bangkita arus lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang

dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat di wilayah studi masuk daiam kategori

sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan operasional

pelayanan rumah sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 71. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada Kegiatan

Operasional Pelayanan Rumah Sakit

' Sifat
f ? kriteria Dampak? Penting ■ Dampak , . - Tafelrari Sifat Penting Dampak
/ T
i Besarnya jumlah manusia yang •p.v' T Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak P dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
Intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 Jumlah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak
terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


berulang/berlangsung terus menerus
—---
6 Berbalik atau tidak berbaliknya
dampak p Bersifat berbalik

BAB lil PRAKINAAN DAMPAK PENTING ; III -86

I DOKUMEN ANDAL RKL-RPL


PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD, MUARA BELITI

polutan yang akan menurunkan kualitas lingkungan. Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

Dipindai dengan CamScanner


pemeliharaan diperkirakan akan meningkatkan konsentrasi polutan yang dihasilkan khususnya

parameter debu (TSP). Adapun perhitungan konsentrasi debu yang ditimbulkan karena adanya

mobilisasi kendaaraan roda 2 dan roda 4 dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan:

eu = Jumlah debu per panjang jalan (Ib/rnll) s = silt content (%)

S = Kecepatan kendaraan (mll/jam)

W = Berat kendaraan (ton)

w = Jumlah roda kendaraan

d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun

Pengamatan untuk kondisi lapangan yang ada dan data-data penunjang menunjukkan:

: 0,05 %
• Silt content
: 20 km/jam = 12,43
• Kecepatan kendaraan mil/jam

• Berat kendaraan
: 2 ton

• Jumlah roda : 4 roda


• Jumlah hari tidak hujan dalam setahun : 100 hari
• Lebar jalan : 10 meter

• Tinggi udara stabil : 10 m

• 1 mil = 1609 m
. 1 lb = 453,6 gr
Tabel 3. 77. Prakiraan Konsentrasi Debu di Lintasan Jalan
Kecepatan ________________■ _______________
No Kadar debu 15 km/jam 20 km/jam 25 km/jam 30 km/jam 35 km/jam
9,32 mll/jam 12,43 mll/jam 15,54 mll/jam 18,65 mll/jam 21,75 mll/jam
Ld eu (Ib/rnil) 0,00002176 0,00002903 0,00003629 0,00004355 0,00005079
1
2
If’— 6700001023 6/o’o6oi228_ _
eu (gr/rnj 0,00000614 0,00000818
J q1 0,00001432
« eu (pg/nP) 0,05135528 0,081828984 0,102302688 0,122 776392 0,143184264
s
t:_______l . r: _ . .
Sumber; Data Prirner, 2020

Berdasarkan hasil prakiraan udara ambien khusus TSI’ (debu) yang dihasilkan dari kegiatan

operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan dengan kecepatan 20 km/jam yaitu 0,0002903

Ib/mil atau

III - 93

Dipindai dengan CamScanner


i =1 DOKUMEN ANDAI RKL-RPt
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
^■KOP ,

0,000818 gr/m atau 0,081828984 |Jg/m 3. Nlla| t|ngkat konsentras| deb(j akan meningkat dengan kecepatan yang

semakin cepat. Jika dibandingkan dengan baku mutu hasil tersebut masih berada dlbawah baku

mutu atau dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek

untuk penurunan kualitas udara amblen di wilayah studi masuk dalam kategori sangat baik

(skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Kualitas (QDP) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRUX) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak penurunan kualitas udara terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagai berikut.

Tabel 3. 78. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Udara Pada
Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
f' • -•

P T
1 Besarnya jumlah manusia yang P P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak RSUD Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Luas persebaran dampak pada sepanjang
dampak jalan menuju lokasi rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 Jumlah komponen lingkungan P
lain yang akan terkena dampak Terdapat komponen lain yang terkena
dampak yakni kesehatan masyarakat dan
perubahan persepsi dan sikap masyarakat_ _
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena selama tahap operasional
berlangsung_________________________
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama kegiatan
operasional fasilitas pendukung dan
pemeliharaan_________________________
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
Perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
^Pengetahuan dan teknologi pendekatan teknologi__________________
— ________Jumlah 6 1 _______________
■■

LAI' III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING : III - 94

Dipindai dengan CamScanner


aLt DOKUMEN ANDAI
PENGEMBANGAN RUMAH SAKI7 UMUM DAERAH (RSUD) MUARA I1EIITI

e - X-

____Skala Kualitas Lingkungan ~ ’—


Sangat Buruk Sedan Baik Sangat
Buruk g 1_(3) _ 0) Baik (?).
>401 ____
301 - 400 201 - 300 101 -200 0 - 100

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona lingkungan

hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas airtanah yang berasal dari hasil pengujian

kualitas airtanah diperhitungkan dengan metode WMcr Qua//ty Index dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3. 84. Perhitungan Kualitas Airtanah Pada Lokasi Surnur Gali


—; T" t Unit Quallty '
t; fSrameter Satua Baku Hasil UJI Ideal
!• •V/elght Pating QI>WI
n mutu(SI) (Ml) Vafue'(I)
- (V/l) (Ql)

1.52'2rr«ter Frsik _______ _______________________________________________________________


0,001
1 TDS mg/L 1000 59 0 0 5,9 0,0059
f ITU 25 10 0 0,040 40 1,6
'L 1 reteuhan 0
£. rjrzmeter Kimiawi

' -H
0,117
8,5 6 7 70,58823529 8,30449827
6
mg/L 1 <0,012 0 - - -

mg/L 10 ^5 0 - - -
1,000
< T*rtsfut
1
^2/L 1 0,2 0 20 20
0
- Teftsrut I mg/L 15 ''0,6083 0 - - -

rr.g/L 0,005 <0,0041 0 - • -

rr.g/L 0,5 '0,0024 0 • - -


U

i 20,000
„t . rr.g/L 0,05 0,01 0 20 400
0

rr.g/L 0,05 <0,0014 0 • ■ •

J' 500 2 0 0,0020 0,4 0,0008


r^g/L 400 13 0 0,0025 3,25 0,008125
rr.g/L 0,1 0,007 0 10,0600 7 70
rng/L 0,05 '0,001 0 - -
........... ........................... ’ .............................

Wl/WatA j 50 4 0 0 8 0,16
_____. 1 0 1 - - •

+***' - Totol 31,14 490,4793


■ -r - jr» _______ GrourJ //atf:r rpj.jlif/ Indek 16,01
l'fl'hff Skala Sangat Baik
* * ■» - * „

/ •*. • < '> t ■ j> //>/.< n J HG 111-99

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
r? J PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

■k*-’-
Sifat .
Tafslran Sifat Penting
■ Kriteria Dampak Penting Dompak
Dampak
No P
"T”
t
'$ifat kumulatif dampak p Bersifat kumulatif atau beruinng/ulang
berlangsung terus menerus pada tahap
_______----------------------- operasional berlangsung
terbalik atau tidak berbaliknya TP
-6 Bersifat tidak berbalik
dampak______________________
“Kriteria lain sesuai dengan TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
perkembangan ilmu dapat pembuatan 1PAL untuk mengelola
nenoetahuan dan teknologi limbah cair
Jumlah 5 2
--------------------------------Sifat Penting Penting (P)
L-----dampak Prakiraan
: Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting_________________

D. Penurunan Kualitas Air Permukaan


1) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu penurunan kualitas air permukaan. Hal ini yang dapat menyebabkan

menurunkan kualitas air permukaan dikarenakan adanya dampak peningkatan volume limpasan

air permukaan (run of7) dapat menyebabkan terjadinya penurunan kulaltas air permukaan

khususnya pada air rawa dan air sungai berada dekat dengan lokasi kegiatan. Hal ini karena

adanya limpasan air permukaan (run ofi) yang masuk ke saluran membawa material tanah yang

dapat menyebabkan peningkatan kadar TSS pada air permukaan dan air limbah.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang cfengan proyek dan rona lingkungan dengan

didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan penurunan kualitas air

permukaan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. 86. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Kualitas Air Permukaan

Skala Kualitas Lingkungan


Sangat Buruk Buruk Sedang Sangat Baik __
U) (2) (3) Baik (4) (5)_________
>•101 301 - -100 201 • 300 101 - 200

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona lingkungan

hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang berasal dari hasil

pengujian kualitas air

5
1’1 :'RA<tRAAN DA.W’/W PIN UNO III - 101

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RkL-RPI
.«j PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUDJ MUARA BELITI

I - J, /1J '*

permukaan diperhitungkan dengan metode Wafer Quallt:y Index dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 3. 87. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air
Sungai Kelingi

N Paramet . Baku Hasil .Ideal1 ' ? Uhlt - ■. QJ


o er Satua ’ ’
mutu(Si Uji; ■ .Quallty. *$
n. •Valu ■Wel
) (Ml) e' ght’ Ratlng (QI); #{
A >arameter ■.
J Fisik
1 TOS mg/L 1000 162 0 0,0010 16,2 0,0162

2 °C - 103 0 - - -
DHL
mg/L 50 5 0 0,0200 10 0,2
3 ITSS
B
. larameter Kimiawi ___________

1 pH - 9 8 'l 0,1111 88,88888889 9,87654321


_ 14,
DO mg/L 6 6 0,1667 100 16,66666667
6
2
mg/L 10 <4,15 0 - - -
_ COD 1
_ BOD mg/L 2 1 0 0,5000 50 25
4 mg/L 0,5 0,1 0 2,0000 20 40
5 Amoniak
0,06 <0,01 0 - - -
6 Nitrit mg/L
2
7 Nitrat mg/L 10 <5 0 - - -

Minyak & mg/L 1 1 0 1,0000 100 100


8 Lemak
9 Besi Terlarut mg/L 0,3 0,4 0 3,3333 133,3333333 444,4444444
1 Seng - - -
mg/L 0,05 <0,0083 0
0 Terlarut
1 Tembaga mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
1 Terlarut
1 Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
mg/L 1 <0,0024 0 - - -
3 Terlarut
Krom
1 mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
Heksavalen
4
1
Klorida mg/L 600 5 0 0,0017 0,833333333 0,001388889
5
-
_Sulfat mg/L 400 17 0 0,0025 4,25 0,010625
le
17
Sianida mg/L 0,02 0,005 0 50 25 1250
1
.1 Sulfida 0 - - -
mg/L 0,002 <0,001
8
1
Fenol mg/L 0,002 0,002 0 500,0000 100 50000
9
C ra meter Mikrobiolog i
.
1 Total MPN/
Koliform lOOml 1000 4 0 0 0,4 0,0004
Fecal MPN/
100 4 I 0 4 0,04
Coliform lOOml
_____Total 627,13 62286,0563
water qua!ity
indeks 99,32
Skala Sangat baik
Sumber: Data Primer, 2020

3AB PRAK:?AAK DAMPAK PENTING IH - 102

Dipindai dengan CamScanner


nDKUMEN ANDAL RKL-RPL
v} PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

3 89. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alnn

N ■ i m. M u -j * - . - H

pararneter , **1.*'’ Baku Ideal Uhit •» J-*.

Satuan mutu(SI Hasil UJI Valuo Woigin Oiinllty QPWI '


o ) (Ml) (I) (Wl) Ratlno (QI) ■.
■rameter
Fisik
y 1000 54 0 0,0010 0,0054
TDS mg/L 5,4
1 U»' ________
•C - 11 0 - - •
1 nHl
-r<s
mg/L 50 12 0 0,0200 24 0/10
2
2 -meter Kimiawi _____________
B
nH - 9 7 7 0,1111 Ti;nrnrn 8,641975309
.
r
r‘_________-L
mg/L 6 6 14,6 0,1667 \ 100 16,66666667
DO
COD mg/L 10 10 0 - - -

i BOD mg/L 2 1 0 0,5000 50 25______


i
1 Amoniak mg/L 0,5 0,02 0 2,0000 4 8
n
Nitrit mg/L 0,06 0,01 0 16,6667 16,66666667 rn,-mTm
r
1 10 <5 0 - - •
Nitrat mg/L
0
1 Minyak & mg/L 1 1 0 1,0000 100 100
6 Lemak
|
Besi Terlarut mg/L 0,3 0,7 0 3,3333 233,3333333 777,7777778
e
I Seng
mg/L 0,05 <0,0083 0 - - -
1 Terlarut
’ Tembaga mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
n Terlarut
i
Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
l Terlarut
u
i ! Mangan
mg/L 1 0,01 0 1 1 1
n | Terlarut
i
i Krem
i Heksavalen mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
L
1 15 I Klorida
m
O'»
O'»
O’»
m
<n
O'»
m
r-»

1 1 _________ | mg/L 600 2 0 0,0017 0,000555556


i j Sulfat mg/L 400 4 0 0,0025 1 0,0025
*L j Sianida
mg/L 0,02 0,004 0 50 20 1000
u
Lie 1 Sutfida______ mg/L 0 - - -
0,002 <0,001
1 1 Fenol mg/L 0,002 0,001 0 500,0000 50 25000
1
Parameter Mikrobiologi
Tetal Kc- |
1000 23 0 0 2,3 0,0023
ifcrm MPN/lOO
1 retal ; 100 4 1 o 4 0,04
Ccliform MPN/i00ml
|
______ Total 644,79 37614,9150
j waterqua1ity ______ 58,34
Indeks
-r_' Data Skala Sangat baik
Pnmf-r yr^r.

s lil-104

Dipindai dengan CamScanner


OFNGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI P

i^-!-
on perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Rawa
Tabel 3. yu- _______________________
'.Baku Ideal
N ' * * *. * ' hnihi(Sl HaslIUji ; 2 Unit Quallty .Rat •• • * "
t Value '• QI*WI
Satuan ) (Ml)<. . . Welght lng (QI)Z
> paramet (i) •/ < *
* •. • '

er
3
1

2 mg/L 1000 95 0 0,0010 9,5 0,0095

nHI °C - 55 0 - - -
3

B -rCC mg/L 400 25 0 0,0025 6,25 0,015625


.
P -^mpter Kimiawi ______________________
- 9 6 7 0,1111 66,6666666 7,40740740
1 7 7
p1___________ mg/L 3 3 14,6 0,3333 100 33,3333333
J 3
DO
, mg/L 50 51 0 0,0200 102 2,04
COD

BOD mg/L 4 3 0 0,2500 75 18,75


4 - 0,2 0 - -
Amoniak mg/L
Nitrit mg/L 0,06 <0,012 0 - - -
D
Nitrat mg/L 20 8 0 0,0500 40 2
7
8 Minyak & mg/L - 1 0 - - -
Lemak
9 Besi Terlarut mg/L - 3 0 - - -
Seng - - -
m mg/L 0,05 <0,0083 0
Terlarut
n Tembaga mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
Terlarut
1 Kadmium mg/L 0,1 <0,0041 0 - - -
2 Terlarut
1 Mangan
3 Terlarut
mg/L - <0,0024 0 - - -
Krom
1 mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
Heksavalen
4
1 Klorida - - - -
mg/L 0,5 0
5
1 Sulfat mg/L - 11 0 - - -
6
1
Sianida mg/L 0,02 0,007 0 50 35 1750
7
_ Sulfida mg/L 0 - - -
0,002 <0,001
1
Fenol mg/L 0,002 0,005 0 500,000 250 125000
j» Parameter Mikrobiologi 0
1 Total MPN/ 1000 23 0 0 0,23 0,000023
Koliform lOOml 0
2 ^Fecal MPN/ 2000 4 1 0 0,2 0,0001
Colifprm lOOml
------------------------ Total 620,77 137213,5404
water qua!ity Indeks 221,04

Skala Sedang
ier. 202n

Berdasarkan tabel diatas hasil prakiraan penurunan kualitas air

Permukaan di lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk kualitas air permukaan

; | r^nk'UMEN ANDAL RKL-RPL


JjJH PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI k

Kriteria Rampak Sifat . . ? Tafslran Sifat Penting


Penting Dampak Dampak
.
ti| PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 105

Dipindai dengan CamScanner


No TP
. T^ensitasdampak berlangsung P .
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya □omnak selama tahap operasioanal
berlangsung._________________ berlangsung
TP
"T Tidak ada komponen lingkungan lain
-5^Tk^w^n9kungan
' lain yang akan terkena dampak__
yang terkena dampak

Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau


'T
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung saat tahap
operasional ________
Berbalik atau tidak berbaliknya TP
6 Bersifat tidak berbalik
dampak
kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan membuat TPS
7
perkembangan ilmu LB3 dan IPAL dilokasi rencana
penoetahuan dan teknologi ____ pengembangan RSUD Muara Beliti.
Jumlah 2 5
■—- Sifat Penting <: Tidak Penting (TP)
dampa
----------------Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Tidak Penting______________

G. Perkembangan Wilayah
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu perkembangan wilayah. Perkembangan wilayah terjadi akibat telah

dioperasiokan RSUD Muara Beliti sehingga dimungkinkan akan meningkatkan pembangunan

disekitar lokasi kegiatan.

a)
Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan perkembangan pada rona

lingkungan hidup awal dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung dilapangan di

lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung pembangunan disekitar lokasi kegiatan masih sedikit dan dikhususkan

bagi daerah perkantoran. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi

kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan perkembangna wilayah

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sangat baik (skala 5).


b)
Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan perkembangan wilayah pada kondisi dengan proyek tidak Jauh

berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini

ti| PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 105

Dipindai dengan CamScanner


p L. DOKUMEN ANDAI RKL-RPL
! PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

■F '
Kecamatan Muara Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya

kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan

mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian tersebut

diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat dikategorikan sebagai

dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan

bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak

kesempatan kerja mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang (skala 3).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja pada kondisi dengan

proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan didaerah

tersebut merupakan daerah perkantoran musi rawas sehingga akan sedikit atau tidak signifikan

pembangunan permukiman masyarakat didaerah sekitar lokasi kegiatan. Disimpulkan bahwa

kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk kesempatan kerja di wilayah

studi masuk dalam kategori baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 3

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (4 - 3) = +1

2) Sifat Penting Dampak

Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan penerimaan tenaga kerja

operasional dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni

sebagal berikut.

Tabel 3. 60. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat Pada Kegiatan Penerimaan Tenaga Kerja Operasional

Sifat
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
Rp"r rr ~~ . "— - . _p TP
-drr'y<i jumlah manusia akan p Masyarakat sekitar lokasi rencana
twkeiu, (Mm(>iik pengembangan RSUD Muai a Beliti________

1 DOKUMEN ANDAL RKL-RPL


i:.Wu PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH rod.n. .
UAERAH (RSUD) MUARA BELITI
......................'
Kriteria Dampak.Penting L •Sifat ; :' ■■ - .'J ■

No > Dampak
T
. /'•; Tafslran Sifat Penting Dampak .
• ■ , * * J •. • - * ■ ■ - - •,
P-

BAB i|| PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ' 111-72

Dipindai dengan CamScanner


'T" "Tuas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti

3 Intensitas dampak berlangsung p


Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 jumlah komponen lingkungan lain T
P Tidak ada komponen lingkungan lain yang
yang akan terkena dampak
terkena dampak

5 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak


P berulang/berlangsung terus menerus
Berbalik atau tidak berbaliknya p
6 Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan T
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu pengetahuan P
social dan institusi
dan teknologi
Jumlah _______________ 4 3
1
Sifat Penting dampak : Penting (P)I
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting

3.4.2 Operasional Pelayanan Rumah Sakit


3.4.2.1 Komponen Geo-Flslk-Klmla
A. Timbulan Limbah Cair
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap komponen lingkungan

yaitu timbulan limbah cair. Adapun timbulan limbah cair ini disebabkan oleh aktivitas

operasional pelayanan rumah sakit dapat berupa limbah cair domestik dan non domestic.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona lingkungan awal (RLA) pada kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan

timbulan limbah cair pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit berdasarkan observasi

dan pengamatan langsung dilapangan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung terdapat instalasi pengolahan air

limbah (IPAL). Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi kegiatan

bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan air limbah pada kegiatan

aktivitas operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala kualitas ’^gkungan yaitu

baik (skala 4)

BAB l!l PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 73

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAI. RKL-RI’l
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

. Skala Kualitas (Qru A) = Skala 3


. Skala Kualitas (Qor) = Skala 1
. Besaran Dampak = (Qoi>) - (QIUA) = (j - 3) _

2) Sifat Penting Dampak


Dampak timbulan sampah terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit dapat

ditinjau beidasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 64. Prakiraan Sifat Penting Dampak Timbulan Sampah Pada Kegiatan

Operasional Pelayanan Rumah Sakit

. Sifat .
No Kriteria Dampak Penting Dampak \ Tafslrah Sifat Penting Dampak
P LT
"T* Besarnya jumlah manusia yang P Timbulan sampah berdampak terhadap
** akan terkena dampak masyarakat yang ada di sekitar lokasi
rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak
dampak hanya dilokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap operasional kegiatan
berjangsung. operasional pelayanan rumah sakit
4 Jumlah komponen lingkungan P Timbulnya persepsi dan sikap masyarakat
lain yang akan terkena dampak negatif dari masyarakat sekitar lokasi
rencana kegiatan RSUD Muara Beliti

5 Sifat kum"!atif dampak P Bersifat kumulatif atau


berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung selama
kegiatan operasional
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama tahap operasional
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan membuat
perkembangan ilmu tempat penampungan sementara (TPS)
pengetahuan dan teknologi lokasi rencana pengembangan RSUD
Muara Beliti.
____ __ Jumlah 5 2
-------------------------Sifat Pent ng dampak : Penting (P)______________________________
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
c
* Timbulan Limbah B3

i) Praklraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan berdampak terhadap Komponen lingkungan

yaitu timbulan limbah B3. Adapun timbulan limbah 83 ini disebabkan oleh aktivitas

operasional pelayanan rumah sakit

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENUNG 111-77

Dipindai dengan CamScanner


Ol nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI
BflK»,.
limbah B3 dengan pihak berlisensi. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang

akan datang dengan proyek untuk timbulan limbah B3 di wilayah studi masuk dalam

kategori sangat Baik (skala 5)

Maka dapat disimpulkan bahwa:


. Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5
. Skala Kualitas (QDP) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak


Dampak timbulan limbah B3 terhadap kegiatan operasional pelayanan rumah sakit dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 66. Prakiraan Sifat Penting Dampak Timbulan Limbah B3 Pada


Kegiatan Operasional Pelayanan Rumah Sakit
-Sifat
N Kriteria Dahnpak Penting1; Dampa Tafslran Sifat Penting; Dampak < ;?
o • ,, k v-., ■ t
’f\ -/ ■■
Pk? : ■ ..•<* • •i.v”-;'.>»'•-..i’---

1 Besarnya jumlah manusia -- TPr T Timbulan Limbah B3 tidak berdampak


yang akan terkena dampak P terhadap masyarakat yang ada di sekitar
lokasi rencana Pengembangan RSUD
Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran T Wilayah yang yang terkena dampak
dampak P hanya dilokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
dan lamanya dampak Intensitas bersifat berkelanjutan yakni
berlangsung. selama tahap operasional pada kegiatan
operasional pelayanan rumah sakit
4 Jumlah komponen lingkungan P terdapat komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena dampak terkena dampak yaitu penurunan kualitas
airtanah
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan berlangsung selama
kegiatan operasional
6 Berbalik atau tidak berbaliknya
jampak TP Tidak bersifat berbalik
"7
Kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan membuat
Perkembangan ilmu tempat penampungan sementara (TPS)
Pengetahuan dan teknologi limbah B3 lokasi rencana
pengembangan RSUD Muara Beliti.
____Jumlah_________ 3 4
--------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)______________
--------------Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 79

Dipindai dengan CamScanner


rOKU MEN ANDAL RKl-RPL

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH {RSUD( MUARA FENNT

■P ■'

2 ) sifat Penting Dampak


Dampak peluang berusaha terhadap kegiatan operasioanl pelayanan rumah sakit dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 70. Prakiraan Sifat Penting Dampak Peluang Berusaha Pada Kegiatan
Operasioanl Pelayanan Rumah Sakit

Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
M Besarnya jumlah manusia yana TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak__________ dampak
_
luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
2
dampak dlsekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
Jumlah komponen lingkungan
yang terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
Jumlah 3 4
SIUt Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Positif Penting

C. Persepsi dan Sikap Masyarakat

1) Prakiraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit menyebabkan penurunan kualitas lingkungan

yakni adanya timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3 serta adanya bangkita arus lalu

lintas. Dampak tersebut diatas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa

perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara

Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap masyarakat berdasarkan

skala kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3

serta adanya bangkita arus

BAB IH PRAKIkAAN DAAM'AK PINUNG III - 05

Dipindai dengan CamScanner


QQ»;UMEN >‘-NDAL RKL-RPl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMun rs.
,UMD
«-"«^„u„RAS!ln

Unit

c
®ns9“’ n K3 d K3RS
Baku Ide
Paramet ’" .Satua Hnsll Uji al Welq Quality
er n
mutufSI
(Ml) ht Rating (Ql)
qr•v/r
1 ) Valuft
n operasional pelayanan rumah sakit memiliki potensi bahaya
(Wl) berupa ^ggunaan benda tajam
(0
jN -meter Rslk alat-alat_____„___________
ataupun medis.
o
mq/L 1000 163 0 0,0010 16, J 0,0163
WS
-Kondisi Rana Lingkungan Awal (RLA)
7 3 "C dan K3RS• RSUD Muara
pHL Rona awal K3 103 Beliti, 0tergolong
- baik dengan tingkat kecelakaan
- kerja
r
"T ISS yang kecil. so Beliti5 juga telah
mq/LRSUD Muara 0 0,0200
menyediakan 10 pemadam0.2kebakaran
alat

sederhana berupa Alat Pemadam Api Ringan (APAR) P ada setiap gedung dan lokasi yang
' B parameter Kimiawi

1 ! rH berpotensi -menimbulkan
9 kebikaran
0 serta membentuk
7 0,1111tim88,88888089 9,87654321
bencana kebakaran. Selain itu

7 DO kegiatan mg/L
operasional 6RSUD Muara
7 14,6 telah0,1667
Beliti sesuai116,6666667 19,44444444
dengan standar SOP dalam

COD operasional peralatan 10


mg/L 14
medis. Sehingga 0
dampak -
gangguan K3- dan K3RS mendapatkan
-

: BOD mg/L 2 2 0 0,5000 100 50


skala kualitas lingkungan sangat baik (skala 4).
mg/L 0,5 0,02 0 2,0000 4 8
*~c Amoniak
z Nitrit b) Kondisi Lingkungan
mg/L Dengan
0,06 Proyek 0
<0,012 - - -
7 Komponen lingkungan10kesehatan
<5 masyarakat
0 dampak
- gangguan
- K3 dan K3RS
- dengan
Nitrat mg/L

Minyak & adanya kegiatan operasional RSUD diperkirakan akan menimbulkan potensi kecelakaan
mg/L 1 0,4 0 1,0000 40 40
Lemak
E kerja baik dari kegiatan medis maupun kegiatan non-medis. Disimpulkan bahwa kondisi
Besi Teda mg/L 0,3 0,5 0 3,3333 166,6666667 555,5555556 !
_____
rut
Seng kualitas lingkungan
mg/L yang
0,05 akan datang
<0,0083 dengan
0 operasional
- pengembangan
- RSUD
- untuk
Terlarut
i
Tembaga dampak K3 dan K3RS0,02
mg/L di wilayah studi masuk
0,04 0 dalam kategori sedang
50,0000 200 (skala10000
3).
Terlarut !
Kadmium i
Maka dapatmg/L 0,1 bahwa:
disimpulkan <0,0041 0 - - •i
Terlarut
. . Mangan • Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4
mg/L 1 <0,0024 0 - - -
* Terlarut
• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3
Krem mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400 •
14 , rteksavalen • Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1
0,001666667 j
15 Kionda mg/L 600 6 0 0,0017 1
1£ 0,02375 |
! sulfat mg/L 400 38 0 0,0025 9,5
2) Sifat Penting Dampak
i/ • Sianida mg/L 0,02 0,004 0 50 20 1000
1£ , SuJfidaDampak gangguan
mg/L K3 0,002
dan K3RS terhadap kegiatan
<0,001 0 operasional
- pelayanan
- rumah sakit

16 i fenol dapat ditinjau berdasarkan


mg/L 0,002 7 kriteria
0,001penentu0 tingkat kepentingan 50
500,0000 dampak, yakni sebagai
25000
C- rarametfer Mikrobiologi
berikut.
Tetal MPN/
1000 75 0 0 7,5 0,0075
Kclifcrm lOOml
2 r
«-£3JTabel 3. 74.
MPN/Prakiraan Sifat Penting Dampak Ganguan K3 dan K3RS Pada
100 9 1 0 9 0.09
Cokform lOOml
_______ Total Kegiatan Operasional Pelayanan Rumah 627,13Sakit 37093,0158 •
.... j
—________ water qua!itySifat Indeks
No
Kriteria Dampak Penting Tafslran Sifat Penting Dampak 59.13
Dampak Sangat baik 1
P TP - -1- u _J _
____________ Skala z , (■r.rnrr
■ —t 1?('/()
-----—----------- ---------- •
----- - ——*--------■---— L- 1
esar
nya jumlah manusia -Ugf^akan J P Pekerja dari operasional
terkena dampak pengembangan RSUD Muara Beliti akan

PAb l'i ■ KAt 'l '/-AA DAAWAK r'L’ J : • •• • III - 103

BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 90

Dipindai dengan CamScanner


BAB III PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 91

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BH)T|

terutama air sungai di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui

pendekatan adanya kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan

dengan asumsi adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan

yang dapat mencemari air permukaan di dalam wilayah studi. Diprakirakan

penurunan kualitas air permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga

kondisi lingkungan dengan Proyek untuk komponen kualitas air permukaan masuk

dalam Kategori Baik (Skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5 • Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak - (QDP) - (QRLA) = (4 - 5) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak penurunan kualitasair permukaan terhadap kegiatan operasional fasilitas

pendukung dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 91. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan kualitas Air


Permukaan Pada Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

N Sifat- ./
Kriteria Dampak Penting Dampak ’ -.. Tafelfan Sifat Penting Dampak;
o
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap Operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 P Terdapat komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan terkena dampak yaitu kesehatan
lain yang akan terkena dampak masyarakat_________________________
5 Sifat kumulatif dampak P Bersifat kumulatif atau berulang/ulang
berlangsung terus menerus pada tahap
operasional berlangsung
6 Berbalik atau tidak berbaliknya Bersifat tidak berbalik
dampak TP
(

BAB ill PRAKIRAAN DAMPAK PENTJN’G III- 106

Dipindai dengan CamScanner


nDKUMEN ANDAL RKl-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Sifat
'Z kriteria Dampak Penting Dampak Tafsirah Sifat Penting Dampak
N® * . '______' ••“*•.■
P TP
-i^^riairrsesuaidengan perkembangan ilmu pengetahuan danuntuk
T Kriteria lain teknologi “
mengurangi dampak
~~5umlah_______________ P dapat pembuatan IPAL dan pembuatan
dralnaseuntuk mengelola limbah cair
------- ---~~ Sifat______________________________________________
5
—----Prakiraan Besaran dan Sifat Penting 2
Dampak: Negatif Penting
Inn (P)

E. peningkatan Air Limpasan


1) prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu peningkatan air limpasan, peningkatan air limpasan terjadi

akibat adanya aktivitas gedung akan menutupi daerah resapan dan meningkatkan beban

air larian baik langsung ke badan air penerima maupun drainase.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan

dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan air

limpasan yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.92. Skala Kualitas Lingkungan Air Limpasan


;; Konversi Skala Lingkungan
No Debit Air Limpasan (m3/detlk) untuk?.; kualitas Air Limpasan

1 <0,50 Sangat baik 5


2 0,6-1,0 Baik 4
3 1,1-2,5 Sedang 3
4 2,6-5 Buruk 2
5 >5,5 Sangat Buruk 1
Sumber: PSLH UGM, 2010

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan air limpasan

dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung kondisi eksisting lokasi rencana

kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung RSUD Muara Beliti telah memiliki saluran drainase yang akan

alirkan ke sungai sehingga tidak terjadi air limpasan di lokasi rencana kegiatan

pengembangan RSUD Muara Beliti. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan

langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan air

limpasan pada kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

BAB ill PRAKIRAAN DAMPAK PENTING * III- 107

Dipindai dengan CamScanner


fj -CKUVt-l ANDAL'
FENGJMBANGAN RUMAH SAKII UMUM DAERAH (RSUDJ /.'UA? • BEirn

Mikroba melebihi baku mutu yang mengacu parfa Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 07 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan

Tanah untuk Produksi 2-omassa. pengujian pada parameter lainnya masih memenuhi

baku mutu yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rcna lingkungan

awal (RLA) komponen lingkungan penurunan kualitas tanah pada kegiatan operasional

fasilitas pendukung dan pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu baik
(skala 4)

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan kualitas tanah pada kondisi dengan proyek tidak jauh berbeda

dengan rona lingkungan awal yaitu hal ini dikarenakan telah sda teknologi untuk

meminimalisir pencemaran tanah akibat ceceran oli dan limbah cair. Oli termasuk

kategori limbah B3 sehingga dilakukan pembuatan TPS Limbah B3 dan limbah cair akan

dilakukan pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan sepb'ctenk untuk

limbah cair domestik. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yar.g akan datang

dengan proyek untuk penurunan kualitas tanah di wilayah studi masuk dalam kategori

Baik (skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QD?) - (QRLA) = (4 - 4) = 0

2) Sifat Penting Dampak

Dampak penurunan kualitas tanah terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 96. Praklraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Tanah Pada Kegiatan Operasional

Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafclran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak____________________________
Luas wilayah persebaran TP Wilayah yang yang terkena dampak
dampak hanya dilokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti___________
nrvUMEN ANDAL RKL-PPI
g PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

ya pada mesin genset. Dalam menentukan skala lingkungan akan . na dengan proyek
khu5U5n

dan rona lingkungan dengan didasarkan dengan *y


endekatan kriteria penetapan komponen lingkungan timbulan limbah B3 yang dikonversi

menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

BAB Ih PRAK'lPAAN DAMPAK PcNT’S’G 111-111

Dipindai dengan CamScanner


Tabel 3.65. Skala Kualitas Lingkungan Timbulan Sarnpah
Konversi ska fa
Komponen pengelolaan a Pemantauan ilmbah B3 • kualitas '
N ■
________________________________' ■___________ .________■/ ■. ,i lingkungan'
?
"Dilakukan Pengelolaan dan Pemantauan serta
'V ketaatan terhadap peraturan terkait limbah B3 dengan
Skala 5 Sangat
cara penyediaan TPS Limbah B3, Data neraca limbah
baik
B3 dan Pengangkutan dan pemusnahan limbah B3
dengan pihak berlisensi
2 Dilakukan Pengelolaan dan Pemantauan dengan cara
penyediaan TPS Limbah B3_______________________ Skala 4 Baik
3 Dilakukan Pengelolaan dan Pemantauan Limbah B3 Skala 3
yang berlum terintegrasi__________________________ Sedang
4 Dilakukan terbatas Pengelolaan dan Pemantauan
Limbah B3 _____________________________________ Skala 2 Buruk
5 Tidak dilakukan Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Skala 1 Sangat
B3 Buruk
Sumber: Profesional Judgement, 2020

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan timbulan limbah B3

pada rona lingkungan hidup awal dilakukan melalui observasi dan pengamatan langsung

dilapangan di lokasi rencana pengembangan RSUD Muara Beliti. Berasarkan hasil observasi

dan pengamatan langsung pihak RSUD Muara Beliti telah melakukan Pengelolaan dan

Pemantauan serta ketaatan terhadap peraturan terkait limbah B3 dengan cara penyediaan

TPS Limbah B3, Data neraca limbah B3 dan Pengangkutan dan pemusnahan limbah B3

dengan pihak berlisensi. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan langsung di lokasi

kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA) komponen lingkungan timbulan limbah B3

pada kegiatan operasional pelayanan rumah sakit mendapatkan skala kualitas lingkungan

yaitu Sangat Baik (skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek

Komponen lingkungan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada kondisi dengan

proyek tidak jauh berbeda dengan rona lingkungan awal yaitu akan melakukan Pengelolaan

dan Pemantauan serta ketaatan terhadap peraturan terkait limbah B3 dengan cara

penyediaan TPS L|mbah B3, Data neraca limbah B3 dan Pengangkutan dan pemusnahan

BAK :il PRAKIRAAN DAMPAK PENTING III - 78

Dipindai dengan CamScanner


!'•£ nOKUMEN ANDAL RKL-RPL
^..ANOAN RUMAH SAHH «UM OASRAH WSUD)

- 2 Komponen Transportasi
A. Bangkitan Arus Lalu Lintas
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional pelayanan rumah sakit akan
berdampak terhada
komponen lingkungan yaitu bangkitan arus lalu lintas P lalu lintas disebabkan
MSPUn ban9kita arus araan
oleh meningkatnya kendara lokasi dan sekitar lokasi RSUD Muara Beliti
Yar>g lalu lalang di

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Berdasarkan hasil pencatatan voiume la,
(pencacahan arus lalulintas) di Jalan Panno ™ sunting
A
waktu puncak sore hari, terdapat 61 kendaraa ™n Pada

sehingga diperkirakan da(am satu hari lalu "Z"


kendaraan/hari. Nilai C kapasitas r<= /■ 9S mencapa' 1-464 Maka, b,„9k,ta„ZX!~ “ “
dSI in
sebagai berikut. ° ’ ^aPat dihitung

V
DS=
c

61
DS = ------
1246

DS = 0,049

Tabel 3. 67. Batas Lingkup V/C Ratio untuk Masing-Masing Tingkat

Pelayanan Berserta Karakteristiknya

Tingkat ; Batas Lingkup •


Pelayanan FaktorUkuranKota' (Fcs) ?:• • < ■' v/c
Kondisi arus lalu lintas bebas dengan kecepatan
A 0,00 - 0,20
tinggi dan volume lalu lintas rendah_________________
Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi
B 0,20 - 0,44
oleh kondisi lalu lintas
C Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
0,45 - 0,74
dikendalikan
Arus mendekati stabil, kecepatan masih dapat
0,75 - 0,84
D ——____________ dikendalikan. V/C masih dapat ditolerir______________
E Arus tidak stabil kecepatan terkadang terhenti,
0,85 - 1,00
permintaan sudah mendekati kapasitas_____________
F Arus dipaksakan, kecepatan rendah, volume diatas
< 1,00
kapasitas, antrian panjang (macet)__________________
Traffic Planning and Engineering, Z"3 Edition Pergamon Press Oxword, 1979

BAB III PRAKIRAAN DAAATAK PENTING III - 80

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MUARA
(RSUD)
BELITI

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak

kualitas pangan s.ap saji d. RS dengan adanya operasional pelayanan diperkirakan akan

meningkat akibat adanya paparan mikroorganisme menular (kuman), virus maupun

bakteri sebagal epidemi yang dapat, menularkan penyakit. Disimpulkan bahwa kondisi

kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap

masyarakat

di wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3)

Maka dapat disimpulkan bahwa:


• Skala Kualitas (QRU\) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak penurunan kualitas pangan siap saji di RS terhadap kegiatan operasional pelayanan

rumah sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak,

yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 73. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Pangan Siap

111-89
saji di RS Pada Kegiatan Operasional Pelayanan Rumah Sakit
Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslrah SlfatPentlng Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P
Pekerja dan pasien RSUD Muara Beliti
akan terkena dampak
2 Luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 1 Intensitas dampak P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
_____ 1 dampak berlangsung.
I 4 Jumlah komponen lingkungan T
P Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak
5
: 1 Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak
L____ P berulang/berlangsung terus menerus
i I__________
i! Serbalik atau tidak berbaliknya
^dampak P Bersifat berbalik
1
7
1 Kriteria lain sesuai dengan T
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
Perkembangan ilmu P
social dan institusi
^Pengetahuan dan teknologi
,—— ________Jumlah
i ----------------------------------- 4 3
p--------------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)______________

Dipindai dengan CamScanner


------------- -----Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

Dipindai dengan CamScanner


M DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
i&l PENGEMBANGAN RUMAH SAK,T UMUM DAERA” (RSUO) MUARA BELIT!
pendukung dan pemeliharaan mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu sedang
(skala 3).

b) Kondisi Ungkungan Dengan Proyek


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan tingkat kebisingan

yang akan datang dengan proyek dilakukan perhitungan berdasarkan perhitungan

bising fungsi jarak. Diasumsikan nilai kebisingan yang dihasilkan dari kendaraan

bermotor adalah sebesar 64,6 dBA pada sumber (analogi), maka perhitungan tingkat

kebisingan berdasarkan pada jarak tertentu dari sumber kebisingan, sebagai berikut:

LP2 = LPj - 10 Log — rl

LP2 = 64,6 — 10 Log

LP2 = 63,4 dBA

Keterangan:
LPi = tingkat kebisingan pada jarak n (dBA)

LPz = tingkat kebisingan pada jarak r?, (dBA)

n = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 (15 Meter)

r? = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2 (meter)

Tabel 3. 81. Simulasi Paparan Dampak Kebisingan Akibat Adanya

Operasional Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

Data Pnmer, 2020

Adapun grafik hasil simulasi tingkat kebisingan akibat kegiatan operasional fasilitas

pendukung dan pemeliharaan terhadap jarak disajikan pada gambar berikut.

BAB IH PRAKIRAAN DAMPAK PcNTIN'


III - 96

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Hasil prakiraan penurunan kualitas alrtanah di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti, maka

dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk

kualitas airtanah di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui

pendekatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan dengan asumsi adanya

pencemar berupa peningkatan air limbah yang diihasilkan akibat aktivitas RSUD Muara

Beliti. Diprakirakan penurunan kualitas air yang terjadi tidak terlalu signifikan

dikarenakan telah ada pengelolaan lingkungan berupa adanya Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL), sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek untuk komponen kualitas

airtanah masuk dalam Kategori Baik (Skala 4),


Maka dapat disimpulkan bahwa:

. Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRUQ = (4 - 5) = -1

2) Sifat Penting Dampak

Dampak penurunan kualitas airtanah terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung

dan pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 85. Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Air Pada

Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

: Sifat
No Kriteria Dampak Penting . ; Dampak Tafclrari Slfet Penting Dampak'
P' TP
1 Besarnya jumlah manusia yang P Masyarakat yang ada di sekitar lokasi
akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
dampak sekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
-j
J Intensitas dampak berlangsung P Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak selama tahap Operasional yaitu pada
berlangsung. kegiatan operasional fasilitas
pendukung dan pemeliharaan
4 ■Jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
lain
yang akan terkena dampak terkena dampak yaitu kesehatan
masyarakat____________

BAB II' PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111 - 100

Dipindai dengan CamScanner


r'nk'lJMEN Z^NDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI i-fts

,2 oponen Transportasi
43
3- ' \c5elamatan Ulu Lintas
n praklraan Besaran Dampak
Kilatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu keselamatan lalu lintas. Adapun keselamatan lalu lintas ini

disebabkan oleh kendaraan pasien dan karyawan yang lalu lalang keluar masuk di

lokasi kegiatan pengembangan RSUD Muara Beliti.

Dalam menentukan skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona

lingkungan dengan didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan komponen

lingkungan keselamatan lalu lintas yang dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan

seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.98. Skala Kualitas Lingkungan keselamatan lalu lintas


N Nilai Kualitas.
; Karakteristik • Skala
o Lingkungan
1 Karakteristik tingkat keselamatan > 95%. TKLi < 0,5 5 Sangat baik
Karakteristik tingkat keselamatan 55-95%. TKLi ; 0,5 - 1
2 4 Baik
3 Karakteristik tingkat keselamatan 15-55%. TKLi : 1 - 2 3 Sedang
4 Karakteristik tingkat keselamatan < 15%. TKLi : 2 - 3 2 Buruk
5 Karakteristik tingkat kecelakaan fatal. TKLi >, 3 1 Sangat Buruk

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)

Berdasarkan hasil pencatatan volume lalulintas traffic counting (pencacahan arus

lalulintas) di Jalan Pangeran Mohamad Amin pada waktu puncak sore hari, terdapat

61 kendaraan/ jam yang melintas, sehingga diperkirakan dalam satu hari lalu lintas

mencapai 1.464 kendaraan/hari. Adapun jumlah kecelakaan per tahun pada lokasi

ini diperkirakan sebesar 0,01% dari jumlah lalu lintas harian rata-rata. Maka, tingkat

kecelakaan (alu lintas pada lokasi ini dapat dihitung sebagai berikut.

JKLix 106
TKLi =
LHRix365

0,01% x M 64 x J O6
TKLi =
14 64 x 365

TKLi = 0,274

u/-!'. H; r. IMr' Mi'1'INC '> III - 114

Dipindai dengan CamScanner


f -1 i nOKUMlN ANDAI K’Kbl'PI
r ! PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DALIIAII (HMJD) MUARA lirilTI
1. 1 •••’

Tab d 3> 99. PinklHwn Slfnl Penllno Dompak Ke^lnnuiinn l.nlii I JIIIM Pmhi
Kc<jlnt»in Opcintilonnl I iislliUis i ondukupjj Dim l’eiimilhmann
Sll 'nt ■■ • * '“"y*»

Kriteria Dnmpnk Pontlno D ipn . Thfsiron Sifat Ranting Onmpnk


N k
o a
n TP
"Besarnya jumlah manusia P Masyarakat yang ada dl sekitar lokasi
'T yang akan terkena dampak rencana Pengembangan RSUD Muara
Beliti
■L^Twiiaynfi persebnron p Wilayah yang yang terkena dampak
T'
dampak dlloknsl dan sekitar rencana
Pengembangan RSUD Muara Beliti
Tmmsiias dampak berlangsung p
'T Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung._________________
jumlah komponen lingkungan p Perubahan persepsi dan sikap
4
lalu yang akan terkena masyarakat sekitar lokasi kegiatan RSUD
dampak ___ Muara Beliti
5 Sifat kumulatif dampak p Bersifat kumulatif ala u
berulang/berlangsung terus menerus
karena kegiatan selama tahap
operasional berlangsung.
6 Berbalik atau tidak berbaliknya p Bersifat berbalik karena kegiatan
dampak berlangsung selama lahap operasional
7 Kriteria lain sesuai dengan TP Dapat diantisipasi dengan mengatur dan
perkembangan Ilmu memberi tanda lalu lintas di lokasi
pengetahuan dan teknologi rencana pengembangan RSUD Muara
Beliti.
Jumlah 6 1
3.4.3,3 Komponen Biologi

A. Gangguan Flora

1) Praklraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak

terhadap komponen lingkungan yaitu gangguan flora. Dampak yang ditimbulkan ini

diakibatkan oleh adanya jenis flora yang ikut tercabut dan mati akibat kegiatan

operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan. Dalam menentukan skala


lir|
lingkungan akan datang dengan proyek dan rona gkungan dengan didasarkan

dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan gangguan flora yang

dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Sifat Penting dampak : Penting (P)


EAB Ji PRAKlr-A Af4 DAiMPA*' ri.HHS'G III - 11 6
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

Dipindai dengan CamScanner


.'4.,, pOKUMEN ANDAI RKt-RPt
. ! PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH /RSUD) MUARA BELIT*

2) Sifat Penting Dampak


pampak gangguan flora terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung dan

pcmcllhaiaan sakit dapal ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 101. Prakiraan Sifat Penting Dampak Gangguan flora Pada Kegiatan Operasional

fasilitas Pendukung Dan Pemeliharaan

Sifat
N Dampak
Kriteria Dampak Penting Tafelran Sifat Penting Dampak
o
P T
^Besarnya jumlah manusia yang P 7 Tidak ada masyarakat yang • diperkirakan
1 P
akan terkena dampak akan terkena dampak.
n Luas wilayah persebaran T Persebaran dampak hanya d» dalam j
c P lokasi rencana kegiatan saja.
dampak _____________
'intensitas dampak berlangsung p
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
p dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
'V p Dampak yang berpotensi terhadap j
'jumlah komponen lingkungan komponen lingkungan lainnya yaitu ;
lain yang akan terkena dampak penurunan keanekaragaman fauna_______
5 Sifat kumulatif dampak TP jDampak tidak bersifat kumulatif ■ terhadap
v/aktu dan kejadian.
1 6 Berbalik atau tidak berbaliknya TP Dampak tidak dapat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TPKriteria lain untuk mengurangi dampak ;
perkembangan ilmu dapat dilakukan berdasarkan
pengetahuan dan teknologi pendekatan teknis di bidang pertanian •
dan kehutanan
Jumlah 2 5 1
Sifat Penting dampak : Tidak Penting (TP)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting D a m p a k: Negatif Tidak Penting j

B. Gangguan Biota Air


1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan akan berdampak terhadap

komponen lingkungan yaitu gangguan biota air. Dampak yang ditimbulkan ini diakibatkan

biota perairan khususnya pada sungai kelingi, sungai alan, dan rawa akan berkurang

akibat kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan. Dalam menentukan

skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona lingkungan dengan didasarkan

dengan pendekatan kriteria penetapan komponen lingkungan Oangguan biota air yang

dikonversi menjadi skala kualitas lingkungan •^operti pada tabel berikut.

• .'K 'II 17...ARAAN l'AMPAK F iNTING III - 1 1 8

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Tabel 3.102. Skala Kualitas Lingkungan Gangguan Biota Perairan


Indeks Kondisi Struktur
Skal
Keanekaragaman Komunitas
Kategori a
> 2,41 Sangat Stabil Sangat Baik 5
1,81 - 2,40 Lebih Stabil Baik 4
1,21 - 1,80 Stabil_________ Sedang 3
0,61 - 1,20 Cukup Stabil Buruk 2
< 0,60 Kurang Stabil Sangat Buruk —H

a) Kondisi Rona Ungkungan Awal (RLA)


Prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan biota perairan pada

rona lingkungan hidup awal melalui pendekatan hasil uji laboratorium pada air sungai

dan rawa di sekitar lokasi RSUD Muara Beliti. Hasil identifikasi jenis dan kelimpahan

jenis selanjutnya dihitung nilai H' (indeks keanekaragaman Shannon-Wiener). Hasil

yang didapatkan menunjukkan bahwa kondisi perairan berdasarkan indeks

keanekaragaman berada dalam kategori"

• Plankton
= 2,95 (Sangat Baik)
- Air Sungai Kellngi hulu
= 2,69 (Sangat Baik)
- Air Sungai Alan
= 2,52 (Sangat Baik)
- Rawa

• Benthos
- Air Sungai Kelingi hulu = 1,55 (Sedang)
- Air Sungai Alan = 1,55 (Sedang)
- Rawa = 1,73 (Sedang)

Berdasarkan dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi

komponen lingkungan gangguan biota perairan dikonversi menjadi skala kualitas

lingkungan masuk dalam kategori sangat baik (skala 5)

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Dengan adanya kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan

diprakirakan akan menyebabkan terjadinya gangguan biota perairan. Sehingga

prakiraan kondisi kualitas lingkungan untuk komponen lingkungan biota perairan pada

kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui pendekatan

estimasi penurunan biota perairan, sehingga kemungkinan kualitas lingkungan

termasuk dalam kategori Sedang (Skala 3).

FA3 IH PRAK’RAAN DAMPAK P&N1ING 111-119

Dipindai dengan CamScanner


£«sonpzfH/..‘iP/4 Pr'l PF/

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (P<ii, ,


EZ'J? ftM
'R'jjf,, MUARA IKUTI
p

-,mpak tersebut dialas kemudian dapat menyebabkan dampak turunan


Df hf;fO pa

timbulnya gangguan sanitasi lingkungan terhadap kegiatan Pengembangan RSUD

Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Bfiliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal sanitasi lingkungan RSUD Muara Beliti tergolong baik dengan
ketersediaan ternpat sampah dan drainase yang memadai. Sehingga dampak

gangguan sanitasi lingkungan mendapatkan skala kualitas lingkungan baik (skala


4).
b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan sanitasi

lingkungan dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya

perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni penurunan kualitas udara dan

airtanah dan air permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan.

Disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek

untuk dampak gangguan kesehatan di wilayah studi masuk dalam kategori sedang

(skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Darnpak gangguan sanitasi lingkungan terhadap kegiatan operasional fasilitas

pendukung dan pemeliharaan dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu

tingkat kepentingan dampak, yakni sebagal berikut.

Tabel 3, 106. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan Operasional

Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan

Sifat
1
Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
/0
P T
1 Besarnya jumlah manusia PT Tidak ada masyarakat yang terkena
yang akan terkena dampak P dampak___________________________
luas wilayah persebaran p Wilayah yang yang terkena dampak
darnpak dlsekitarlokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti_________________
3 intensitas darnpak
berlangsung dan lamanya Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung,

BA/’. III l'k'AI'II’AAH DAAAPAK l'l N1ING III - 124

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RFL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

. Sifat
Dampa .< Tafclran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting
M * * ■/ - M ’ ’• ' * .

komponen lingkungan
Pk: T
PT
P Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak

Sifat kumulatif dampak T Tidak bersifat kumulatif atau tidak


T' P berulang/berlangsung terus menerus
“Berbalik atau tidak berbaliknya p
Bersifat berbalik
dampak ________
T
"T T<hteria lain sesuai dengan P Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
’ □engetahuan dan teknologj_______
— Jumlah ______ 3 4
---------------------------------Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting__________________

5Praklraan Dampak Penting Tahap Pasca Operasional


5.1 Pemutusan Hubungan Kerja
5.1.1 Komponen Sosial Ekonomi Budaya
A. Persepsi dan Sikap Masyarakat
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan pemutusan hubungan kerja dapat menimbulkan perubahan persepsi dan

sikap masyarakat khususnya bagi tenaga kerja RSUD Muara Beliti. Perubahan persepsi

masyarakat disebabkan adanya pemutusan hubungan kerja yang mengakibatkan

menghilangnya pekerjaan serta pengahasilan bagi tenaga kerja yang telah bekerja

pada RSUD Muara Beliti selama tahap operasional.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan kesempatan kerja di wilayah studi yaitu

sebagian besar penduduk di area RSUD Muara Beliti utamanya Kecamatan Muara

Beliti lebih banyak bekerja sebagai petani dan berkebun. Dengan adanya kegiatan

penerimaan tenaga kerja konstruksi tersebut, maka skala kualitas lingkungan akan

mengalami perubahan menjadi sedang untuk dampak negatif. Berdasarkan uraian

tersebut diatas, maka perubahan dampak terhadap kesempatan kerja dapat

dikategorikan sebagai dampak cukup besar. Berdasarkan hasil observasi dan

pengamatan langsung di lokasi kegiatan bahwa rona lingkungan awal (RLA)

komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak kesempatan kerja

mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu baik (skala 4).

BAB ;i! PRAKIKAAN DAMPAK PENTING III - 125

Dipindai dengan CamScanner


• ‘VW- 'iM ul l
• r • 'h|i ||| ,11,! ( f(
’/ # i 'tl' ill
ilUii flllhi •• • ■ 1
;A>..A*n‘ inului'l
*>• ' ) II
lllf’d/ H.ll 1» H! ji
HMI ■ II
ii/i’i/'i 1 j ''/A/'. i
•'1'
ll‘|l II ipi
H’M Mi ! /// l'/A
II
p'O i ||J|$ II Hii|
'AV 0 iMI,’ Hjlllll II hllli.it/ilfll VI

TV 'UP i l',lllll f
II ll '<* 1 j
PA’Vh*'|»l 1 H
•1 4 '?/>4 j
' V"' ' H!'» h’l'iMt ll'llll lllll
.Ss,..,v-V'-" ! Ml* 1 hU,/O i/w/iiw |

h'l*
1
IhdW I/IMA/J* fllMt J
r 'I ’i"l /’« HMf
/ I/ '■'llhll I
t

ilp

lYlhlhnuinn Knnllhp» Ali H<intiihinn Pnd/i lohiM/d/ /WM


... 1 IMkll IMIIIJI
liltihl
IMI
vj (Ml) VflllJ V/rl>|til (funllf/ (H’/H
M (!) . W
»■ • ...
X -VA**.S\V: !Hik J
100 0,001
’ *A< nw/L 0 9!J 0 0 O//A5
‘ » ‘AS
*C M 0 • •
, J 0,002 0/;U<?5 j
W/l ’IOO 25 0 5 6,25

$ !> A*vtr: i ___ OJ 66,66666 7/07497477


9 G 7 J1J 667 j
14, 0,33 33
;1 iny/L 3 3 6 33 100 33333333 J
1 .».11
0,02
ma/L 50 51 0 00 102 2,0?
0,25
nig/L ‘1 3 0 00 75 18,75
__________ mg/L - 0,2 0 ■- - -
} NRrtt mg/L 0,06 <0,01 0 - - -
2 2
mg/L 20 8 0 0,0500 40
1 ; (Mry>k& !
' $ , terak nig/L - 1 0 - -

* Sesi Terlarut mg/L - 3 0 - - -


Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0 - - -
' I Terr^a
Terlarut mg/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000

l mg/L 0,1 <0,0041 0 • - -

i ■ n ^ir«§an mg/L ♦ <0,0024 0 ■ -


: -^±rL__.
1 : Kr-j-r.
j 14 f'fcksavalen mg/L 0,05 0,01 0 20 20 400
’i----------------------
KioruJa mg/L - 0,5 0 - - -
GTTs^a! mg/L - 11 0 - - -
- ------ ----------

BAb III PRAKWAAN DAMPAK PPHiNG III - 133

Dipindai dengan CamScanner


i J, /b/Vf <■»< */(

'InllOl 1,100, M'/lhl f'Hr.hht», hf ^mt ,t,lh z.


■ iw/iiMw
Uii'jhJii'j^i
i't t’l'l'.l.'.' ■ /, lnit»/,/;» t. b/ /■,,,„ Dffhpnl II /fi p f.t\
p hl$ 1l‘itH fhftini,Nl /I iff /;,/M
(f ffhf.nl - (f/ fp,,fl
f,nftlbrrf \tft flAffl, IWf'J illlffff‘ilfll>*tl

n) Kondhl POM lingkungan Awal (PJA)


pfnklfniin kondltJ kllnlllnS llfigPlHig/ifi tttjuk komp'sS*!. P'/*,:# fyifi Hvih'’hiM'jwnnn flora pada ron/;

ht.g7uf.'put h dop r.Hr,', tr.e^o prhd'hn*Jl M/f'/H jMfhl/lh drtfi jf'ft/', r,Cr, <j Cr/r,'ii

«.h/rlL O'ffl^vhlll IpiMl Mlf /f’h jfffhlnh U^fr, /r,f/f ^-fr,Cr, < // >/<*/ fjudl yhfi fj ^*AfMf/r,7 76

fhfl h^il f^:fi'l>jffi^b;fi d^'f^776'i <


v/ihy.ili Modl fcrrMp^f 7i ':0 lumlcJt
(hmlhfin, konflik 17/f^ c 7//,
rncnj;idl lififjhififjcn ffi^t7 cci^h 7^'f'Si b^'7 4;

b) Kondei Lingkungan Dengan Pra/ek


Defigan adanya kegiatan nyera^bual cac

pemeliharaan diprakirakan akan men/ebabkan terjad^/a p^rbbar.

keanekaragaman jenlb flnra, Sehingga praklraan 7cr/,77. 7i;a7ac lingkungan untuk

komponen lingkungan keragaman 17,r a pada kr^.co lingkungan yang akan datang

dengan proyek dilakukan pendekatan eotlmaoi penurunan keanekaragaman umio

tera, Eonrna^ penurunan kergaman \enio flora (Pelimpahan) rr.er.ggona'^an ter/ri

proyekol kelimpahan jenir, akibat kegiatan operae nr,a\ fao pendukung dan

pemeliharaan, -hingga kuahtao lingkur^ari termabuk dalam kategori Sedang (Skala

3), lAaka dapat disimpulkan bah//a;

• Skala Kualitas (Q>o) Skala 4


• Skala Kualitas (Q^) « Skala 3
• besaran Dampak - (Q^>) - (Q>:/) (3 - 6) ' 1

m. nz

Dipindai dengan CamScanner


ji . DOKUMEN ANDAI RKL-RPl
-■ -'S PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

1^. .......

gangguan kesehatan dl wilayah studi masuk dalam kategori sedang

(skala 3).
Maka dapat disimpulkan bahwa:
. Skala Kualitas (QRLA) = Skala 4
. skala Kualitas (QDP) = Skala 3
• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak vector penyakit terhadap kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan

dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagai

berikut.

Tabel 3.105. Prakiraan Sifat Penting Dampak Vektor Penyakit Pada Kegiatan Operasional Fasilitas

Pendukung dan Pemeliharaan

Sifat-
N
■ Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak:
o
- ,
1 .■'P TP
Besarnya jumlah manusia yang -.'.P Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
1
akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak berlangsung P
Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung.
4 TP
Tidak ada komponen lingkungan lain yang
Jumlah komponen lingkungan
terkena dampak
lain yang akan terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak
berulang/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak berbaliknya P
Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
_____________J u m la h 4 3
Sifat Penting dampak : Penting (P)
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

B
‘ Gangguan Sanitasi Lingkungan
1) Prakiraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan menyebabkan Penurunan kualitas

lingkungan yakni adanya penurunan kualitas udara dan airtanah dan air permukaan, serta

peningkatan kebisingan dan air limpasan. DCVU.MEN ANDAL SM-*' L

j PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BEUTI

KAB III PkAKlRAAN : AMI’A1. ITNUKC . ||| . 123


Dipindai dengan CamScanner
rng/L 0,005 <0,0041 0
- •

~
mg/L 0,5 <0,0024 0 - -

' --------------------
mg/L 0,05 0,01 0 20,0000 20 400
i Lszvaten____

mg/L 0,05 <0,0014 0 - - -


■'B —
mg/L 500 2 0 0,0020 0,4 0,0008
400 13
mg/L 0 0,0025 3,25 0,008125
----------
"'l m g/L 0,1 0,007 0 10,0000 7 70
■-------- mg/L 0,05 <0,001 0 - -
<i

|
<7*rtsl Kdifonn 50 4 0 0 8 0,16
NPN/lOO 1
-
* J —■------ ------ j 0 0 - - -
Co-’- MPN/lOO
------- Total_____________________ 31,14 498,4793
--— Ground water quality indeks 16,01
_________________________________Skala Sangat Baik
----- Sumber: Data Primer, 2020

Hasil praklraan penurunan kualitas airtanah di lokasi kegiatan RSUD Muara Beliti, maka

dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan rona lingkungan awal untuk kualitas

airtanah di wilayah studi masuk kategori sangat baik (Skala 5).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui

pendekatan uji laboratorium. Kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan dengan asumsi

adanya pencemar berupa peningkatan air limbah yang diihasilkan akibat tidak beroperasi

dengan baik instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Diprakirakan penurunan kualitas air

yang terjadi tidak terlalu signifikan sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek untuk

komponen kualitas airtanah masuk dalam Kategori Baik (Skala 4). Maka dapat

disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = skala 5


• Skala Kualitas (QDP) = Skala 4
• Besaran Dampak = (QDP) - (QRU) = {4 _ 5) = -i
2 Slfat
) Penting Dampak
Dampak penurunan kualitas airtanah terhadap kegiatan alih fungsi lahan n bangunan dapat
ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat tep«tmgan dampak. .
wknl setega berlkuL

BAB l|| PRAKIRAAN DAMPAK PENTING - III - 128

Dipindai dengan CamScanner


pOKUMEN ANDAL RKL-RI'l
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

Jdrnl Unit quaht7


llnsll U|l Vnlun Wnifllit f'ntlny (Ql)
Tabel 3. 110* Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Airtanah
(Ml) <n (Wl)
Pada Kegiatan
0,05
Alih Fungsi Lahan dan Bangunan
0,01 0 20

600
6 0 0,001/
Kriteria Dampak Penting
400
- Dampak . Tafslran Sifat Penting Dampak .
1600
No P3fl | TP 0 0,0025 20
OtO2
"Biarnya jumlah manusia yang P0,00-1 0
Masyarakat 50
yang ada di sekitar lokasi
"T 0,002
akan terkena dampak <0,001 0
rencana Pengembangan RSUD Muara 25OC/
’” 0,002 0,001 I 0
JJeliti 500,0000 J
Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak di
0,0973
dampak 1000 sekitar lokasi rencana Pengembangan
Total Kol^l 75 0 0,09_____
RSUD Muara Beliti ________ _
7^Co’Intensitas dampak
iforn1 9 1 37033,0153
IP Intensitas
627,13bersifat sementara, yakni
3
berlangsung dan lamanya selama tahap Pasca Operasional59,13 yaitu
dampak berlangsung. pada kegiatan alih fungsi lahan dan
Skala Sangat baik
bangunan__________________________
4 jumlah komponen lingkungan P Terdapat komponen lingkungan lain yang
---- —jSwFw» Primer, 2020
lain yang akan terkena terkena dampak yaitu kesehatan
dampak masyarakat
Tabel 3 114- Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Air Sungai Alan
5 Sifat kumulatif dampak—■—■ 1
i . . . . . i, IP Tidak bersifat kumulatif atau i tidak
TaDei □. . . ■ ■ ■_'>
Hasil ,
berulang/ulang berlangsung terus
'.■7, vwjde
AA-T. \ \' tahapQuallty
Unitpada QI * 7/1
BakiM UJI (MO al^menerus pasca operasional
N Satua Vakie Welght Ratlng (QI)
Berbalik atau •mutu( ’ TP ------——
o 6 Parame n tidak SI) BersifatS/HWI)
tidak berbalik
berbaliknya dampak
A. Parameter Fisik
;
1
7 Kriteria lain sesuai dengan
mg/L
TDS perkembangan ilmu 0
____________________________________________
100 54
TP Kriteria lain untuk mengurangi dampak
0 0,0010 5,4
dapat perbaikan IPAL untuk mengelola
1
0,0054 j

2 DHL pengetahuan °C dan teknologi - 11 0limbah cair- - -


| Jumlah 3 4
3
TSS mg/L 50 12 0 0,0200 24 0,43
1 B. Parameter Kimiawi Sifat Penting dampak : Penting (P) __________
1 Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting
2 pH - 9 7 7 0,1111 77,77777778 8,641975309
i 14,
2B, DOPenurunan Kualitas
mg/L Air Permukaan
6 6 6 0,1667 100 16,66666667
|
3 1) mg/L Dampak
CODPrakiraan Besaran 10 10 0 - - -
1----
4 BODKegiatan alih mg/L
fungsi lahan2 dan bangunan
1 0 berdampak
akan 0,5000 terhadap
50 komponen lingkungan
25

5 yaitu
Amoniak mg/L kualitas
penurunan 0,5 air permukaan.
0,02 0 ini yang
Hal 2,0000 4
dapat menyebabkan 8
menurunkan
mg/L 0,06 0,01 0 16,666 16,66666667 277,7777778
6 Nitrit
kualitas air permukaan dikarenakan adanya dampak
7 peningkatan volume limpasan air
; Nitrat
mg/L 10 <5 0 - - -
permukaan
Minyak & (run off) dapat menyebabkan terjadinya penurunan kulaitas air permukaan
Lemak mg/L 1 1 0 1,0000 100 100
X khususnya pada air rav/a dan air sungai berada dekat dengan lokasi kegiatan. Hal ini
&*si Terlarut
mg/Llimpasan
karena adanya ___0,3 air permukaan
0,7 0
(run 3,3333
off) 233,3333333
yang masuk 777,7777778
ke saluran membawa
-
Seng Terlarut mg/L 0,05 <0,0083 0 -
- material
Terldr ut tanah yang dapat menyebabkan peningkatan kadar TSS pada air perrnukaan.
mg/L
1 ^cdrruum
0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
L K rn menentukan
Terlarut mg/L skala lingkungan akan datang dengan proyek dan rona ngan dengan
1 M
origafl 0,1 <0,0041 0 - -
1 Terlarut didasarkan dengan pendekatan kriteria penetapan
Krom mg/L 1
0,01 0 1 1
4
MPN/lOOml 1
4 ^!^avalen
MPN/lOOml [ 100 mg/L 0,05
, 0,01 0 20 20
_________Total
400 —
watergual/ty/ndeks

HAB III PRAKIRAAN DAMPAK I'ENIING : ||| . 132

bAB II! PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111 - 129

Dipindai dengan CamScanner


bAB II! PRAKIRAAN DAMPAK PENTING 111 - 129

Dipindai dengan CamScanner


OOKUMI N ANDAL RKL-RI’L
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMIU.
’0Ae,A"

.Sifat
. Kdterla Dampak Penting
Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
'• * ■ ’f. • ♦ • *
TP
N Masyarakat yang ada di sekitar loknsl
< ^Bcsamy^ manusia ' yjng
rencana Pengembangan RSUD Muara
> akan terkena dampak
Beliti

'l^as wilayah persebaran Wilayah yang yang terkena dampak dl


sekitar lokasi rencana Pengembangan
dampak
RSUD Muara Beliti _
Intensitas dampak TP Intensitas bersifat sementara, yakni
berlangsung dan lamanya selama tahap Pasca Operasional yaitu
dampak berlangsung. pada kegiatan alih fungsi lahan dan
bangunan__________________________
Jumlah komponen lingkungan 'Terdapat komponen lingkungan lain yang
lain yang akan terkena terkena dampak yaitu kesehatan
dampak masyarakat. Tidak bersifat kumulatif atau
Sifat kumulatif dampak TP tidak berulang/ulang berlangsung terus

menerus pada tahap pasca operasional^


Tj Berbalik atau tidak berbalik n ya Bersifat tidak berbalik
dampak_____________________
7 Kriteria lain sesuai dengan Kriteria lain untuk mengurangi dampak
I perkembangan ilmu | dapat perbaikan IPAL dan pembuatan
pengetahuan dan teknologi drainase
Jumlah
Sifat Penting dampak : Penting (P)
praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

15.2.2 Komponen Kesehatan Masyarakat


A. Vektor Penyakit

1) Praklraan Besaran Dampak


Kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan yakni

adanya penurunan kualitas airtanah dan air permukaan. Dampak tersebut diatas kemudian

dapat menyebabkan dampak turunan berupa timbulnya veetor penyakit terhadap kegiatan

Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan Muara Beliti.
a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)
Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data penemuan dan
penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki persentase 64,04%.
Sehingga dampak gangguan kesahatan masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan
baik (skala 4).
) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek
K kes
°mponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan ehatan masyarakat dengan

adanya proyek diperkirakan akan

BAB lil PRAKJI.’AAN DAMPAK TENUNG III- 135

EAB i! PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ■ III - 136

Dipindai dengan CamScanner


Z*. nOKUM£,S tirAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI jk &GEMBAN
B
Pr ^i^at adanya perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni
^enu^H |jtas airtanah dan air permukaan. Disimpulkan bahwa penuruoan linakungan yang
akan datang dengan proyek untuk jid kualitas
k nfl
° ngguan kese^atan di wilayah studi masuk dalam kategori sedang <skala 3)’

, daoat disimpulkan bahwa:


Maka P rtaq (ORLA) = SKALA 4 ckala Kualitas (ORw
Skala K'»1®5 (Qc'! “ Ste'a 3
; BesaranO.™»'<-«»>-(Q~,-(3-4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak vedor penyakit terhadap kegiatan alih fun si | dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria
d3n ban
oenenh. r , 9unan
9kat
r ,U seMaf berflol. ''" ^pak.

Tabel 3.117. Pr.Hraan Sifat Pe„tlng Dampat Vektor


Operasional Alu, Fungsi Msn „an «egratan

Sifat
• Dampak
. Kriteria Dampak Penting Tafslran Sifat Penting Dampak
No
P T
Besarnya jumlah manusia P P Masyrakat Desa Muara Beliti Baru,
1
yang akan terkena dampak Kecamatan Muara Beliti
2 Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
RSUD Muara Beliti
3 Intensitas dampak P i

Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni


berlangsung dan lamanya
selama tahap operasional berlangsung
dampak berlangsung.
Jumlah komponen TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
lingkungan lain yang akan
yang terkena dampak
U terkena dampak
5 Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak berula
ng/berlangsung terus menerus
6 Berbalik atau tidak
berbaliknya jampak P Bersifat berbalik
'F" Kriteria lain sesuai dengan i TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
Perkembangan ilmu
social dan institusi
Pengetahuan dan teknologi
----------Jumlah 4 3
Sifat Penting dsmpgkj/erlJ - j’—tii^
I____ Prakiraan Besaran dan Sifat Penting—pUL----------------
Gangguan Kesehatan Masyarakat
!) Prakiraan Besaran Dampak

Dipindai dengan CamScanner


jt POKI/MEN AWAI RKL-RPl
PCNGMBANGAN RUMAH SAKIT U.

n lih nunpsl lahan dan ban


9unan menyebabkan penurunan kualitas KC giatann^ air pernnikaan.
lirtannh ak lurunan berl, a
Dampak tersebut diatas kemudian dapat ‘ d<W P gangguan kesehatan masyarakat
n icnVtbD n pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, keg’ aul'
Muara Beliti.

rfisl R°"a L>n9kun9an AWa'(RLA)


a) ona 3'va’ kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan Kt ldlS
’' 'e|iemuan dan penanganan
113
penyakit termasuk kondisi baik. d* _ memiliki persentase 64,04%. Sehingga dampak gangguan
r*qkup3n D/—
Ll
masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan baik kesal
(skala 4).

oK W U*™”" De"9a" '


W lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan
0
KomP mas yarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan keseha j ya perubahan skala
a£ an

kualitas lingkungan lain yakni

nienuru „alitas airtanah dan air permukaan. Disimpulkan bahwa


nada penurunan KUOIH

kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk d-mpak gangguan kesehatan di
wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa.


. Skala Kualitas (QRLR) = Skala 4
. Skala Kualitas (QOP) = Skala 3
. Besaran Dampak = (Qor) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak .

o.mpak ganggpan «ehatao masyarakat terhadap kegtatan ahh un S lahan dan


ged™ dapat dMpJau berdasarkan 7 kriteria penentu hngk. kepentingan
dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 118. Prakiraan Sifat Penting Dampak Ganguan Kesehat

Masyarakat Pada Kegiatan Alih Fungsi Lahan dan Gedi g

N | Kriteria Dampak Penting Sifat


o Dampak I Tafslran Sifat Penting Dampak
i Besarnya jumlah manusia

’-—-^_ydri9 akan terkena dampak [ Masyrakat Desa Muara Beliti Baru, Kecamatan
' Luas wilayah persebaran Muara Beliti
l | dampak Wilayah yang yang terkena dampak J disekitar
lokasi rencana Pengembangan I RSUD Muara
Beliti I

BAB III PRAKIR. III- 137

EAB i! PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ■ III - 136

Dipindai dengan CamScanner


p(?l (M.ru/.HPAI 1'11 IT|

Ji rF NC4Mn ANGAN HUMAH s/lfUT.


4, 1£,
" ^A)( ,B
H
SlMr
Krltetlfl nampak Penting
Dampak
' inicnsitas (tampuk P T ■■7P
p'
■ dan lamanya I'
1
iMnipal. berlangsung. ._ ■AI
-j ! rumlah komponen lingkungan Intensitas **'.»iT.w /■jtvr.* ■
selama tahan ep*MK
! i^tn yang akan toikcna
' dampak
• .!.—■■ ■ ■ -■ ..... ■---. ----------------------------------- -------- ----------
t
\ 'Sifat kumulatif dompak Tidak ada komponen lirgktmgm la»n j yang
tctVrna dampav
"f'ipci balik atau tidak berbaliknya i - “« ■ «■ Mg» -»«•« * Bi -- —' *“ ' |
Tidak bersifat kumu’atif atan , ’
dampak l’ berulang/bertangsung tenrS rr.^n^nr* J
f’'i Kriteria lain sesuai dengan i ^»1 -A* - > •>—- •• “ ql*" ■*' j
perkembangan ilmu pengetahuan Bersifat bcrbalik
dan teknologi Dapat diantisipasi deng
social dan institusi
Jumlah
____________Sifat Penting dampak ; Penting (P)~.................
Prakiraan Besaran dan Sifat Penting Dampak:'N^^7n^-

III- 138

Dipindai dengan CamScanner


K $4
■|ii »| UMi 11 Al IliAI l'l I Id’l
Pl tj<si MhAfHiAM IHIMAII SAKU UMUM bAMlAII (I1M/I9 MhAPA hmn
* -bor
i'

b) Komllhl l lnukunpnn DonutUi l'ioynk


Koinpoin»n linukuiiunii mmlnl uknnniui budnyn (himpiik l'mmnipobin M z’ pmlrt kiMullnl
ih’imnii pinynk llihik |nuh I/<Mbotln dhppnii nipn HntikilfiClfiii nWrtl yullu hnl lui
illkmi’imkrin (lldnninh hiiMbul niwup/ikmi d/mr/ih imikmilOHW iniihl inwm: huhlnuun
nknti M’dlkll nfnii lldnk ftk/nlflknn prinbanuuimu primuklmnn iiinnyninknl dldnninh
Miklbir loknnl kmjtolMh Disimpulkan bahwa kundlhl kualilah lliipkiintian yang akan
dalang daiKiau pioyrk untuk kuM’inpalaii ktiijn dl wilayah aludl manuk dalam kategori
jtcdnnp («kain 3).
Maka dapat disimpulkan bahwa:
• Skala Kualllns (QIUA) « Skala d
• skala Kualllas (QDP) « Skala 3
rt
• Besaran Dampak ~ (Qiir) ~ (QmA) (3 - 4) « -1

2) Sifat Penting Dnmpnk


Dampak perubahan puisepsl dan sikap masyarakat terhadap kegiatan pemutusan
hubungan kerja dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan
dampak, yakni sebagal berikut,
Tabel 3» 107. Prakiraan Silat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap
Masyarakat Pada Kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja
Slfnt • • • i '7 ■ ‘•
N Dnmpnk Tnfslran Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting
o
P TP
-r 1 besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
1 Luas wilayah persebaran • —— Wilayah yang yang terkena dampak
dampak dlsekltar lokasi rencana Pengembangan
RSUP Muara BelIU _ _
• ; Intensitas dampak ~p"“
1 Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
i berlangsung dan lamanya t
selama tahap operasional berlangsung
** dampak berlangsung.
* . Jumlah komponen lingkungan TP
* Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak

’ s Sifat kumulatif dampak TP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


I berulang/beilangsung terus menerus
* ——- --- . ___________
1 ci terbalik atau tidak berbaliknya
dampak Bersifat berballk
| • Kriteria lain sesuai dengan TP
Perkembangan ilmu Dapat diantisipasi dengan pendekatan
7— ---Pengetahuan dan teknologi soclal dan Institusi
__3
r------------ Jumlah _
j _________________________Sifat Penting dampak : Penting (P)______________
-------—Prakiraan Besaranjan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting

:>A^ PRAKIPAAN DAMPAK ITNIING III- 126

Dipindai dengan CamScanner


i -L. OOKUMI N AI IDAI KKl-h’l'l.

RP-
I PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BEI ITI

komponen llngkungnn pcnuiuiiiin kualltns air permukaan yang dikonversi nlCnjadl


skala kualitas lingkungan seperti pada tabel berikut.

Tabel 3. l11* s,<nln ,<Uil,,Un; Ll,igkungan Komponen Kualitas Air Permukaan

' sangat Buruk Sedang Baik Sangat


Buruk (2) (3) _i4l_ Baik
><101 301_ - 4 M 101 - 200 0 - 100
_zoi_-

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Praklraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona

lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas air permukaan yang

berasal dari hasil pengujian kualitas air permukaan diperhitungkan dengan metode

Water Quality Index dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 112. Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hulu Air
Sungai Kellngl

N Paramet
Baku
Hasil
Ideal Unit
Quallty . .
Satuan rnutb(S Valuc Welght
o er I)
Uji (Ml)
(D (Wl) Rntlng (QI) ■■i,-.
A
. irnmetcr Fisik _ ______________

1 1DS mg/l. 1000 162 0 0,0010 16,2 0,0162


? DHL ‘'C 103 0 - - -

3 ISS mg/l. 50 5 0 0,0200 10 0,2

B. Parameter Kimiawi
1 ___________ • 9 B 7 0,1111 08,88888889 9,87654321

DO mg/L 6 6 14,6 0,1667 100 16,66666667

3 COD nig/L 10 <4,151 0 - - -

BOD mg/L 2 1 0 0,5000 50 25

Amoniak mg/L 0,5 0,1 0 2,0000 20 40


6 Nitrlt mg/L 0,06 <0,012 0 - - -
7 Nitrat mg/L 10 <5 0 - - -
Minyak a
9 Lemak mg/L 1 1 0 1,0000 100 100

U IL’U Terlarut
mg/L 0,3 0,4 0 3,3333 133,3333333 444,4444444
) Seng lerlarut mg/L 0,05 <0,0083 0 • - -
lembaga ’vi
1
1 larut mg/l 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000
Kadmium
J lerlarut mg/l 0,1 <0,0041 0 • - -
2
Mangan
B 'erlaiut mg/L
1 <0,0024 0 - - -

*’AH lll I kWKrKAAN DAMPAK IINTING ’ ||| - 13Q

Dipindai dengan CamScanner


PKI-RPI
J PHIGEMBAMGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

N Baku Hasil Ideal Unit


rnutu(S Quallty
f f>af*nw,<l Satuan Value Welght Ratlng (QI) QI * VW
UJI (Ml) 1
i'’**
> ' I) (I) (Wl) F
Krom mg/l. 0,05 0,01 0 20 20 400

ji liek^Jj
mg/l 600 5 0 0,0017 0,833333333 0,001388889
. ___________
mg/l- 400 17 0 0,0025 4,25 0,010625
1 —
mg/l. 0,07 0,005 0 50 25 1250
6 Klorida _
J mg/l. 0,002 <0,001 0 - - -
7 5ulW_______
J
mg/L 0,002 0,002 0 500,0000 100 50000
0 -
J
5ian^ __ -
a )logl
9
G TOtal MPN/ 0,4
1000 4 0 0 0,0004
lOOml j
1 Koliforrn MPN/
100 4 1 0 4 0,04
100ml
2 petal
Total ____________________ 627,13 62286,0563
water guallty Indeks 99,32

Skala Sangat baik


----------Primer, 2020

Tabel 3. 113* Perhitungan Kualitas Air Permukaan Pada Lokasi Hilir Air Sungai Kelingi

Baku Unit % r . » -z’.


N Paramet Satua Hasil Ideal . Qua!ity,■
mutu(S i
o er n UJI (Ml) Value Welgh Rating(QI);?
i) (I) t (Wl)
A
. arameter Fisik ________________________________________________________________
1 TDS rng/L 1000 163 0 0,0010 16,3 0,0163

2 DHL "C - 103 0 - - -

3 ISS mg/L 50 5 0 0,0200 10 0,2

B. Parameter Kimiawi
1 pH - 9 8 7 0,1111 88,88888889 9,87654321
J
_ DO mg/L 6 7 14,6 0,1667 116,6666667 19,44444444
3 COD rng/L 10 14 0 - - -

4 BOD rng/L 2 2 0 0,5000 100 50


Amoniak mg/L 0,5 0,02 0 2,0000 4 8
_ Nitnt 0 - - -
rng/L 0,06 <0,012
6
7 Nitrat rng/L 10 <5 0 - - -
1
Minyak a
i lemak rng/L 1 0,4 0 1,0000 40 40

9
Terlarut rng/L 0,3 0,5 0 3,3333 166,6666667 555,5555556
4 5erig rng/l. 0,05 <0,0083 0 - - -
0 Terlarut
n lembaga
Jerlarut rng/L 0,02 0,04 0 50,0000 200 10000

4 ^'Irniurn
^ Jerlarut rng/l. 0/1 <0,0041 0 - - -
lengan N-
1 rlarut
3 mg/L 1 <0,0024 0 - - -

•‘•Ali IH I PA<-PAAH DA/4PAK PtNTlNG ’ III - 131

Dipindai dengan CamScanner


TC<’JV.:N ANDAL \Kt-KFl
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUO)
Berdasarkan tabel hasil prakiraan penurunan kualitas air MUARA RElin

% Hasil
Baku ideal Unit
Uji . Value
mutu(SI) Welght Quality
(Ml) .. O) Rating (Q|) QI * WI
(Wl)
j 0.02 0,007 0 50 35 1750
i 0.002 <0,001 0
j ___ 0.002 0,005 0 500,0000 250 125000
^r^eter ,M;KTPZ
tr.VHOOml | 10000 ""J
' Tetal KN fomi 2i
V
0,23 0.000023_
> ------- - -—*--------------- - -w-_________
. ^troWonn ! MPN/lCOml | 2000 j 0,2 0,0001
Total_________________ 620,77 137213,5404
miter 221,04

Skala Sedang
permukaan dl lokasi kegiatan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi kualitas lingkungan

rona lingkungan awal untuk kualitas air permukaan terutama air sungai di wilayah studi

masuk kategori sangat baik (Skala 5),

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Prakiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan proyek dilakukan melalui

pendekatan uji laboratorium. Adanya kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan maka dengan

asumsi adanya pencemar berupa peningkatan kadar TSS pada air permukaan yang dapat

mencemari air permukaan di dalam wilayah studi. Diprakirakan penurunan kualitas air

permukaan yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga kondisi lingkungan dengan Proyek

untuk komponen kualitas air permukaan masuk dalam Kategori Baik (Skala 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QR1A) = Skala 5


• Skala Kualitas (Qrr) = Skala 4
• Besaran Dampak = (Qnr) - (QKIA) 53
(4 - 5) ~ -1

) Sifat Penting Dampak


2

dan
Dampak penurunan kualitas permukaan tei hadap kegiatan alih fungsi lahan bangunan dapat

ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat kepentingan dampak, yakni sebagal berikut.

e
* 3. 116, Prakiraan Sifat Penting Dampak Penurunan Kualitas Alt permukaan Pada Kegiatan

Alih Fungsi Lahan dan Bangunan

PA6 III r.k'AMRAAN OAAU’AN l'INUN\ III - 134

Dipindai dengan CamScanner


51
B DOKUA'EN ANDAL RKL’RPl
r i PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAM /»e.
RAH
(RSUD) MUARA BEUT|

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan


n9kat kece,akaan ,a,u
lintas pada lokasi ini sebesar 0,274. Maka d ' keselamatan pada Jalan

Pangeran Mohamad A^nlebih h

dad 9S%
Dengan demikian, kondisi komponen kesel '
Jalan
Pangeran Mohamad Amin dikonversi meniarli ct,
9 9 ,,ngkun9an
masuk dalam kategori Sangat Baik (skala 5)

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Berdasarkan hasil analisis perkiraan kondisi lingkungan yang akan datang dengan

proyek, volume kendaraan akan mengalami peningkatan sebanyak 50 kendaraan/hari

yang menuju Kegiatan RSUD Muara Beliti Apabila kondisi lingkungan yang akan datang

dengan proyek dalam satu hari terdapat 1.464 kendaraan/hari, maka kondisi lingkungan

yang akan datang dengan proyek sebesar 1. 514 kendaraan/hari. Maka tingkat kecelakaan

lalu lintas dengan jumiah kecelakaan per tahun sebesar 0,01% dari jumlah kendaraan

dihitung sebagai berikut:

JKLixlO6
TKLl
“ LHRix365

0,01% x 1514 xlOG


TKLi =
1514x365

TKLi = 0,274

Berdasarkan perhitungan di atas, didapatkan nilai tingkat kecelakaan lalu lintas pada

lokasi ini sebesar 0,274. Maka, dapat disimpulkan tingkat keselamatan pada Jalan

Pangeran Mohamad Amin lebih besar dari 95%. Dengan demikian, kondisi komponen

keselamatan lalu lintas Jalan Pangeran Mohamad Amin dikonversi menjadi Skala

kualitas lingkungan masuk dalam kategori Sangat Baik (skala 5).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRLA) = Skala 5

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 5

• Besaran Dampak = (QDP) - (QRLA) = (5 - 5) = 0

2) Sifat Penting Dampak

Dampak keselamatan lalu lintas terhadap kegiatan operasional fasilitas Pendukung dan

pemeliharaan sakit dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria nentu tingkat kepentingan

dampak, yakni sebagai berikut.

BAB III PRAKIk’AAN DA/APAK t’FNUNG III - 115

Dipindai dengan CamScanner


><«?>: <}»;£>«;’ '"..'J" ',; i /(•;.

• 5k>Aa Vuc'es ffh ,) * '//>,> ;

2) Sifet Penting Dampak


Dampak r*a* •*/*}'?*< J <r?«f » f’f, »<7ap kf*fjp %»'A

veMuVw) ton MM™ 7


vewAu tmgket k.e*xm!m ;an dampak, /<// s^agai rz^z/*,
z

Tabel 3* 103, r're^iraari r’er.jrig Dampaz f-erfgg:ao Brffyz Pfrr< r&o '•'csSa (jpe'aw&l r a 5 <!:t%S Per /PT'*,'
g ££' Per:^
S'fat
f ‘ Dampak l .’
// | K/fteris Cztr.pzV. fzr.^r.j i T^^ran ?&&& D^T^ak
O 1 ________________ ____________ 1 *-

§ ■
t i -?

7
1
X' c

M '

S 1!
11
<
$s ;
X ,

v?
1 *v l§
A'

1 il II

b I*

>
j P
§y

-v~
>

!
*
1

•I ifp' i
tv b
S «

A v

W il

v H
.■ --- ’Tuai ftiteyah persebaran
i AV
SJ

?■
*Y

iO
y- dampak

n
i___ P
;S

11
0 11
h u

Tj
* Ir,teratas dampak

11 ’s

wh
berlangsung dan tamunya
A' i

> temptk teding^mg,____________


1___
1 i JurnUh komponen lingkungan ji Dampak yang z.e=r^p
, lain /eng akan terkena I k.ompor^n V^gk^gan telr-ya y^zu
;_____
dampak penurunan k^a fzao a r permukaan
;
Sifat kumulatif dampak T? ;
□ 1 terhadap rtakzu dan 'kegad^n.
n ♦
IX Q
w
M
X»3
W
A
MV
* It
A)
w

[terbalik atau tidak berbaliknya TP >


1 dampak '
f:

W 'B Wu!
3nxw
h

tv i\\ *

J :r u)

7i
< !<•

Kriteria lain sesuai dengan


1 perkembangan ilmu
n " ’t i
n. t? jl

S'
•' !': v
K.' '5
rf

1 pengetahuan dan teknologi


«V
l
iv

2
Jumlah

5I _____________________
r~ ________________Sifat Penting dampak : Tidak Penting (TP) _______________________
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: flegabf Tidak Penting______________

J/4,3,4 Komponen Sosial Ekonomi Budaya


A, Persepsi dan Sikap Masyarakat
1) Praklraan Besaran Dampak

Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan menyebabkan penurunan

kualitas lingkungan yakni adanya timbulan UmDah cair, sampah dan limbah B3 seria

adanya bangkita arus lalu lintas. Dampak tersebut ciatas kemudian dapat

menyebabkan dampak turunan berupa perubahan persepsi

/■: 111-120

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMLtJ /4 IDAI RKl.-PI'l
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAEIIA „ WSUD| MUARA MUI|

dan sikap masyarakat terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara
Beliti, Kecamatan Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal skala kualitas lingkungan persepsi dan sikap masyarakat berdasarkan

skala kualitas lingkungan awal yakni dari timbulan limbah cair, sampah dan limbah B3

serta adanya bangklta arus lalu lintas masih berada kondisi baik, sehingga dampak

perubahan persepsi dan sikap masyarakat mendapatkan skala kualitas lingkungan yaitu

baik (skala 4).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan sosial ekonomi budaya dampak perubahan persepsi dan sikap

masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya perubahan

skala kualitas lingkungan lain yakni meningkatnya timbulan limbah cair, sampah dan

limbah B3 serta adanya bangklta arus lalu lintas. Disimpulkan bahwa kondisi kualitas

lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk persepsi dan sikap masyarakat dl

wilayah studi masuk dalam kategori sedang (skala 3).

Maka dapat disimpulkan bahwa:

• Skala Kualitas (QRIA) = Skala 4

• Skala Kualitas (QDP) = Skala 3

• Besaran Dampak = (QOP) - (QRLA) = (3 - 4) = -1

2) Sifat Penting Dampak


Dampak perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap kegiatan operasional fasilitas

pendukung dan pemeliharaan dapat ditinjau berdasarkan 7 kriteria penentu tingkat

kepentingan dampak, yakni sebagai berikut.

Tabel 3. 104. Prakiraan Sifat Penting Dampak Perubahan Persepsi dan Sikap Masyarakat Pada

Kegiatan Operasional Fasilitas Pendukung dan Pemeliharaan

Sifat
No Kriteria Dampak Penting Dampak Tafslran Sifat Penting Dampak
P TP
1 Besarnya jumlah manusia yang TP Tidak ada masyarakat yang terkena
akan terkena dampak dampak
n Luas wilayah persebaran P Wilayah yang yang terkena dampak
i dampak disekitar lokasi rencana Pengembangan
i -------------- ------------------------------ RSUD Muara Beliti

III PRAKIRAAfl DAMPAK PEfH!NG III - 121

Dipindai dengan CamScanner


DOKUMEN ANDAL RKL-RPL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

r——: ■ '
**• sifat
N . kriteria Dampak ■Dampa .tafclran Sifat Penting
p Penting . Dampak
k TP
Intensitas dampak berlangsung p
^3 Intensitas bersifat berkelanjutan, yakni
dan lamanya dampak
selama tahap operasional berlangsung
berlangsung^________________
"T' "j^nriiah komponen lingkungan TP
Tidak ada komponen lingkungan lain
lain yang akan terkena dampak
yang terkena dampak

Sifat kumulatif dampak IP Tidak bersifat kumulatif atau tidak


5
berulang/berlangsung terus menerus
Berbalik atau tidak berbaliknya p
6 Bersifat berbalik
dampak
7 Kriteria lain sesuai dengan TP
Dapat diantisipasi dengan pendekatan
perkembangan ilmu
social dan institusi
pengetahuan dan teknologi
------ Jumlah 3 4
— Sifat Penting dampak : Penting (P)
Praklraan Besaran dan Sifat Penting Dampak: Negatif Penting_________________

3.4.3.5 Komponen Kesehatan Masyarakat


A. Vektor Penyakit
1) Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan operasional fasilitas pendukung dan pemeliharaan menyebabkan penurunan

kualitas lingkungan yakni adanya penurunan kualitas udara dan airtanah dan air

permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan. Dampak tersebut diatas

kemudian dapat menyebabkan dampak turunan berupa timbulnya vector penyakit

terhadap kegiatan Pengembangan RSUD Muara Beliti di Desa Muara Beliti, Kecamatan

Muara Beliti.

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RLA)


Kondisi rona awal kesehatan masyarakat Desa Muara Beliti berdasarkan data

penemuan dan penanganan penyakit termasuk kondisi baik. Cakupan D/S memiliki

persentase 64,04%. Sehingga dampak gangguan kesahatan masyarakat

mendapatkan skala kualitas lingkungan baik (skala 4).

b) Kondisi Lingkungan Dengan Proyek


Komponen lingkungan kesehatan masyarakat dampak gangguan kesehatan

masyarakat dengan adanya proyek diperkirakan akan menurun akibat adanya

perubahan skala kualitas lingkungan lain yakni penurunan kualitas udara dan airtanah

dan air permukaan, serta peningkatan kebisingan dan air limpasan. Disimpulkan

bahwa kondisi kualitas lingkungan yang akan datang dengan proyek untuk dampak

BAB ll! PRAKIRAAN DAMPAK PENTING ||| . 127

Dipindai dengan CamScanner


D°KU^OANGAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) MUARA BELITI

ytflh Fungsi Lahan dan Bangunan


i KoMPonen Geo-Flslk-Klmla

munjnan Kualitas Alrtanah


i Praklraan Besaran Dampak
Kegiatan alih fungsi lahan dan bangunan akan komponen lingkungan yaitu
3
A.Pel
1)penurunan kualita ™dap menyebabkan menurunkan kualitas alrtanah
30 berdampak terl
’ 9 dapat timbulan limbah cair dari kegiatan RUSD Muara '
airtanah Hal lni yan
V dampak adan a

terkena dampak parameter HCIL. I • Adapun Parameter air Slk' k'mia< dan biologi.
yang akan
Dalam menentukan skala lingkungan akan datan lingkungan dengan didasarkan
dennan 9 proyek dan r°na '-’cnydri pendekatan L- •*.
komponen lingkungan penurunan kualitas airt lteria penetapan skala kualitas
lingkungan seperti pada tabel be^k^ ° ' menJadi 9 dik nVers

Tabel 3.108. Skala Kualitas Lingkunuan io>


.Skala Kualitas Lingkungan____________________
■ Sangat Buruk Sedang Baik (4) Sangat Baik
Buruk (i)•• (2) (3) (5).
>401 301 - 400 201 - 300 101 - 200 0 - 100

a) Kondisi Rona Lingkungan Awal (RIA)


Prakiraan kondisi rona lingkungan hidup awal untuk kondisi lingkungan pada rona

lingkungan hidup awal menggunakan data hasil analisis kualitas airtanah yang berasal

dari hasil pengujian kualitas airtanah diperhitungkan dengan metode IVater Qua!ity

Index dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 3. 109. Perhitungan Kualitas Airtanah Pada Lokasi Sumur Gali


Ideal Unit
N Baku Quality
Parameter Satuan mutu(Si) Hasil Uji Value ’Weight QI*WI
o Rating (QI)
(I) (Wi)
A rameter
. Fisik
1 TOS
mg/L 1000 59 0 0,0010 5,9 0,0059
2
.Kekeruhan NTU 25 10 0 0,0400 40 1,6
-meter
1 Kimiawi
IPn - 8,5 6 7 0,1176 70,58823529 8,30449827
mg/L 1 <0,012 0 - -
Nitrat

u „ Besi Terlarut
mg/L 10 <5 0 - - -

u
1,000
1 0,2 0 20 ______20
0
15
<0,008 .—-
3 0 - -

BAB III F'RAKIRAAN DA.MPAK P c W MG lll - 122

Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai