Anda di halaman 1dari 55

BAB IV

ANALISA
4.1. ANALISA FUNGSI DAN KEGIATAN
4.1.1. Fungsi pelaku kegiatan
Manusia adalah pelaku utama dari kegiatan di rumah sakit. Pembagian kelompok
pelaku dalam rumah sakit :
A. Pengguna
1) Pengantar pasien
Biasanya mereka datang dengan tergesa-gesa, tegang dan khawatir sehingga
cenderung melanggar prosedur, ingin cepat di layani dan sulit untuk di beri
pengertian. Yang harus di perhatikan :
 Pasien yang berobat dapat langsung pulang
 Pasien gawat darurat yang setelah berobat dapat langsung pulang atau di
rawat inap
 Pasien kiriman dari klinik, puskesmas, rumah sakit
2) Pasien
 Pasien yang berobat dapat langsung pulang
 Pasien gawat darurat yang setelah berobat dapat langsung pulang atau di
rawat inap
 Pasien kiriman dari klinik, puskesmas, rumah sakit
3) Penjenguk pasien
Adalah orang yang menjenguk pasien pada waktu-waktu tertentu yang di
tentukan. Untuk itu diperlukan peraturan-peraturan yang bisa diterima dan
dijalankan oleh pengunjung
4) Penunggu pasien
Orang yang menunggu / menjaga pasien memerlukan fasilitas-fasilitas seperti
ruang tunggu, toilet, kafetaria / kantin, tempat ibadah, dan tempat sampah serta
perlerlengkapan lain yang di butuhkannya.

B. Pengelola
1) Dokter
Terdiri dari Dokter poliklinik (dokter tetap), Dokter Jaga UGD (Standby 24
Jam), dokter penunjang medik yang khusus memberikan pelayanan seperti

33
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
34

laboratorium, radiologi dll


2) Perawat
Bertugas membantu para dokter untuk memberikan pelayanan perawatan pasien
di rumah sakit
3) Staff pendukung
Seperti petugas penyediaan makanan (dapur), adminitrasi, kebersihan,
keamanan,farmasi, laboratorium dan fasilitas lainnya

4.1.2. Pengelompokan jenis kegiatan


Berdasarkan jenis pelayanan, terbagi menjadi 5 kelompok kegiatan yaitu :
A. Kegiatan Pelayanan Medik
1) Instalasi Rawat jalan atau Poliklinik
Terdiri dari : Umum, Penyakit dalam, Kesehatan anak, Kebidanan dan
kandungan, Bedah, Mata, THT, Gigi dan mulut, Syaraf, Jantung.
2) Instalasi Gawat darurat
3) Instalasi Rawat inap
Terdiri dari : Penyakit dalam, Kesehatan anak, Kebidanan dan kandungan dan
Bedah
4) Instalasi Bedah pusat
5) Instalasi perawatan intensif ICU / ICCU
B. Kegiatan Pelayanan Penunjang medik
Terdiri dari : Radiologi, Farmasi, Laboratorium, Rehabilitasi Medik, Jenasah
(Kamar Mayat)
C. Kegiatan Pelayanan Penunjang non medik
Terdiri dari : Kafetaria / kantin, Tempat ibadah, Pendidikan dan asrama, Toilet,
Keamanan, Parkir
D. Kegiatan Pelayanan Adminitrasi
E. Kegiatan Service
Terdiri dari : CSSD (ruang steril), Instalasi Gizi (dapur), Unit Cuci (laundry),
Bengkel / mekanikal (pemeliharaan / workshop), Pengolahan limbah rumah sakit
4.1.3. Kebutuhan dan Fungsi Ruang
A. Zona Publik
 Instalasi Rawat Jalan / Poliklinik

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


34


Sifat pelayanannya adalah, merupakan titk hubungan antara rumah sakit dan
masyarakat. Bagian dari pelayanan poliklinik ini adalah :
1) Klinik Umum
a. Klinik 4 Spesialis asi Dasar :
Terdiri dari : Klinik penyakit dalam, Klinik Anak, Klinik Bedah,
Klinik Kebidanan dan kandungan
b. Klinik Tambahan / Pelengkap :
Terdiri dari : Klinik Mata, Klinik THT, Klinik Gigi dan mulut, Klinik,
Kulit dan kelamin, Klinik Syaraf, Klinik Jantung
Persyaratan kebutuhan dan besaran ruang untuk ruang poliklinik yaitu :
1) Ruang tunggu harus cukup luas
2) Sistem sirkulasi ruang tunggu perlu di perhatikan untuk kenyamanan
penunggu dengan sistem :
 Cukup Udara
 Suhu Udara tidak panas
3) Poli anak tidak diletakkan berdekatan dengan poli paru, sebaiknya poli
anak dekat dengan poli kebidanan.
4) Poliklinik seperti poli gigi / THT / Bedah tetap harus ada ruang sterIlisasi,
karena alat-alat yang di gunakan harus langsung di sterilkan untuk di
gunakan kembali (bila pasien banyak)

Gambar 4.1.1 Skema Instalasi Rawat Jalan

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


35

1 RUANG ADMINITRASI 1 42 42
2 RUANG TUNGGU 3 50 150
3 POLI UMUM 4 21 84
4 POLI PENYAKIT DALAM 4 21 84
5 POLI ANAK 4 21 84
6 POLI BEDAH 4 32 128
POLI KEBIDANAN &
7 KANDUNGAN 4 21 84
8 POLI MATA 2 21 42
9 POLI THT 4 21 84
10 POLI GIGI & MULUT 4 21 84
11 POLI KULIT & KELAMIN 4 21 84
12 POLI SYARAF 1 21 21
13 POLI JANTUNG 1 21 21
14 RUANG TINDAKAN 5 25 125
15 TOILET 2 25 50
16 RUANG DOKTER 2 50 100
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 1267
Sirkulasi 30% 380,1
JUMLAH TOTAL M2 1.647,1
Tabel 4.1.1 Kebutuhan dan besaran ruang rawat jalan

 Instalasi Gawat Darurat


Unit gawat darurat menerima pasien selama 24 jam dari wilayah sekitar
rujukan rumamah sakit umum daerah serta puskesmas. Disamping ada
poliklinik, UGD juga merupakan pintu bagi rumah sakit. Syarat umumnya
adalah :
 Mudah dicapai dengan rambu-rambu yang jelas.
 Pintu menghadap keluar,sehingga ambulan tidak pelu mundur,tersedia
ruang tunggu untuk keluarga pasien.
 Tersedia alat transportasi (ambulan),untuk rumah sakit besar
 tersedia ambulan udara.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


36

 Syarat khususnya adalah :


 Pemisahan antara ruang non bedah dan ruang bedah.
 Dilakukan pemisahan sirkulasi antara pasien,perawat dan dokter.
 Keseluruhan ruang dan alat ditetapkan untuk digunakan selama 24 jam.

Gambar 4.1.2 Skema Instalasi Gawat darurat

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 RUANG LABORATORIUM 1 9 9
2 RUANG LINEN 1 12 12
3 RUANG OBSERVATION 10 12 120
4 RUANG PEMULIHAN 5 16 80
5 RUANG PEMBEDAHAN 5 17,5 87,5
6 RUANG STERIL 2 7 14
RUANG PERTOLONGAN
7 PERTAMA 10 21 210
8 RUANG DOKTER 1 10 10
9 RUANG LOCKER 1 10 10
10 RUANG ADMINTRASI 1 14 14
11 KORIDOR 1 50 50

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


37

12 RUANG CLEANING 1 3,5 3,5


13 GUDANG 1 3,5 3,5
14 RUANG STORE 1 3,5 3,5
15 RUANG TUNGGU 2 16 32
16 RUANG GANTI 1 6 6
17 TOILET 2 3,5 7
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 672
Sirkulasi 30% 201,6
JUMLAH TOTAL M2 873,6
Tabel 4.1.2 Kebutuhan dan besaran ruang Gawat darurat

 Instalasi Kamar Mayat


Fungsi utama instalasi ruang ini adalah :
1) Tempat menyimpan sementara jenasah.
2) Untuk memandikan mayat.
3) Tempat upacara.
Dalam menentukan kamar mayat harus memperhatikan tata letak ruang-ruang
yaitu : Unit gawat darurat, Unit kebidanan dan penyakit kandungan, Unit
perawatan, Unit bedah, dan Unit ICU

R.Autopsi

Pengantar R.Tunggu R.Mandikan R.Mengeringkan R.Upacara


mayat Mayat Mayat Mayat Mayat

Keluar
R.Adminitrasi

Gambar 4.1.3 Skema Instalasi Kamar mayat

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


38

1 JEMUR ALAT 1 22,5 22,5


RUANGTEMPAT MANDI
2 JENASAH 2 15,75 31,5
3 RUANG KERETA JENASAH 2 13,5 27,0
4 RUANG JENASAH 10 24,75 247,5
5 LABORATORIUM OTOPSI 1 20,25 20,25
6 GUDANG RUANG PERSIAPAN 1 11,25 11,25
TEMPAT
7 UPACARA,ADMINITRASI 1 42,75 42,75
8 RUANG TUNGGU 1 20,25 20,25
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 423
Sirkulasi 30% 126,9
JUMLAH TOTAL M2 549,9
Tabel 4.1.3. Kebutuhan dan besaran ruang Kamar mayat

 Public Hall
STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 Main Hall 1 300,00 300
2 Informasi 1 12,00 12
3 Receptionist 1 12,00 12
4 Cofffe Shop 1 150,00 150
5 Retail 4 120,00 480
6 ATM 1 12,00 12
8 Toilet Umum 2 36,00 72
9 R. Security 1 12,00 12
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 1050
Sirkulasi 30% 315

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


39

JUMLAH TOTAL M2 1.365


Tabel 4.1.4 Kebutuhan dan besaran ruang Public hall.

 Total Luas Instalasi Zona Publik


LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG
(M2)

1 POLIKLINIK 1647,1
2 GAWAT DARURAT 873,6
3 KAMAR MAYAT 549,9
4 PUBLIC HALL 1365
TOTAL LUAS RUANG M2 4435,6
Tabel 4.1.5 Total luas ruang zona public

B. Zona Semi Publik


 Instalasi Laboratorium
Unit ini melayani 3 bidang keahlian yaitu : Patologi klinik, Patologi anatomi
dan Patologi forensic

Specimen Dokter / Perawat

Pasien R.adminitrasi R.Tunggu R.Laboratorium Pulang

Unit Lain

Gambar 4.1.4 Skema Intalasi Ruang Laboratorium.

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


40

1 RUANG TUNGGU 1 36 36
2 LABORATORIUM 1 120 120
3 KM/WC/TOILET 2 15 30
4 KORIDOR 1 36 36
5 RUANG ADMINITRASI 1 12 12
6 RUANG KEPALA & STAFF 1 15 15
7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 12 12
8 BANK DARAH 2 12 24
9 GUDANG 1 12 12
10 RUANG CUCI 1 24 24
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 321
Sirkulasi 30% 96,3
JUMLAH TOTAL M2 417,3
Tabel 4.1.6 Kebutuhan dan besaran ruang instalasi laboratorium.

 Instalasi Radiologi
Fungsi Radiologi adalah melakukan pelayanan untuk kebutuhan unit-unit lain.
Persyaratan nya adalah :
1) Ruang tunggu dapat langsung di capai dari suatu koridor umum atau dekat
pada loket penerimaan dan pembayaran
2) Satu pintu masuk bagi pasien yang terpisah dari pintu masuk staff dan jasa
pelayanan rsud
3) Pasien rawat inap diterima sesuai jadwal dan tidak perlu menunggu

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


41

Gambar 4.1.5 Skema Instalasi Radiologi

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 X-RAY 1 56 56
2 GANG KE X-RAY 1 1 21 21
3 TOILET 2 12 24
4 RUANG PERIKSA 2 9 18
RUANG GELAP OPRT,BACA
5 FILM 1 54 54
6 RUANG ADMINITRASI 1 24 24
7 RUANG TUNGGU 1 50 50
8 X-RAY 2 1 42 42
9 GANG KE X-RAY 2 1 21 21
10 TOILET 2 6 12
11 WC 1 6 6
12 GUDANG 1 9 9
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 337
Sirkulasi 30% 101,1
JUMLAH TOTAL M2 4.38,1
Tabel 4.1.7 Kebutuhan dan besaran ruang instalasi Radiologi

 Instalasi Farmasi
Unit pelayanan yang konsep tata ruangnya didasarkan pada prinsip beban
kerja,ketenangan,peralatan,ruang hubungan fungsional dan alur kerja tiap sub
instalasi secara menyeluruh. Syarat syarat yang harus dipenuhi adalah :
 Ruang tunggu harus cukup besar agar tidak mengganggu pelayanan
instalasi lainnya.
 Keluar masuk bahan baku/barang dan pembuangan sampah perlu
mempunyai pintu keluar tersendiri.
Untuk melayani kegiatan instalasi farmasi dilengkapi oleh sub unit fasilitas

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


42

utama yaitu :
 Ruang untuk meracik resep
 Ruang untuk mengumpulkan obat jadi dan membuat obat.
 Ruang Loket untuk penyaluran
 Gudang obat.

Gambar 4.1.6 Skema Instalasi Farmasi

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 KM/WC 2 6 12
2 RUANG TUNGGU 1 30 30
3 APOTEK 2 20 40
4 LOCKER +KM/WC 2 20 40
5 RUANG OBAT 2 30 60
RUANG
6 PERTEMUAN/PERPUATAKAAN 1 20 20
7 KORIDOR 1 45 45
RUANG PENERIMAAN OBAT
8 R.S 1 20 20
R.ADMINITRASI,DISTRIBUSI
9 OBAT 2 20 40
10 RUANG RACIK 2 30 60
11 GUDANG 1 20 20
Sumber Data : Kementrian Kesehatan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


43

Sub Total M2 387


Sirkulasi 30% 116,1
JUMLAH TOTAL M2 503,1
Tabel 4.1.8 Kebutuhan dan besaran ruang Farmasi.

 Instalasi Rekam Medis


Suatu unit yang merekam dan menyimpan berkas-berkas arsip pelayanan
kesehatan.

Ruang Pencatatan Ruang


Data Penyusunan

Ruang
Adminitrasi
Data Rekam medik Ruang File

Alat

Gambar 4.1.7 Skema Instalasi Rekam Medis

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 RUANG ARSIP 2 45 90
2 RUANG TUNGGU/WC TOILET 2 36 72
3 KM/WC STAFF 1 15 15
4 GUDANG 1 15 15
5 RUANG PIMPINAN 1 20 20
6 RUANG ADMINTRASI 1 40 40
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 252
Sirkulasi 30% 75,6
JUMLAH TOTAL M2 327,6
Tabel 4.1.9 kebutuhan dan besaran ruang rekam medis.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


44

 Fungsi Administrasi
adalah bagian yang digunakan untuk mengatur, menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dan mekanisme Rumah sakit. Syarat-syaratnya yaitu :
 Mudah dicapai dari luar
 Terpisah dari kegiatan medis
STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 Area Direksi
R. Penerima/Hall 1 60 60,0
R. Direktur 1 42 42
R. Sekertaris 1 24 24
R. Wadir Medik 1 24 24
R. Wadir Umum 1 24 24
R.Rapat 1 54 54
KM/WC 2 24 48
R. Bag. Penujang Medik 1 60 60
R. Bag. Pelayan Medik 1 60 60
R. Bag. Perawatan Medik 1 60 60
2 Perpustakaan 1 54 54
3 Gudang arsip 1 120 120
4 Informasi 1 12 12
5 R.Adm / TU 1 30 30
6 Kasir 1 15 15
7 Pantry 1 12 12
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 699,0
Sirkulasi 30% 209,7
JUMLAH TOTAL M2 908,7
Tabel 4.1.10 Kebutuhan dan besaran bagain Administrasi.

 Total Luas Instalasi Zona Semi Publik

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


45

LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG
(M2)

1 LABORATORIUM 417,3
2 RADIOLOGI 438,1
3 FARMASI 503,1
4 REKAM MEDIS 327,6
5 ADMINISTRASI 908,7
TOTAL LUAS RUANG M2 2594,8
Tabel 4.1.11 Ttotal luas ruang zona semi publik.

C. Zona Service
 Instalasi Laundry
Unit ini melakukan pelayanan kebutuhan permintaan dari unit Rawat inap,
Rawat jalan, Central operation theater, Emergency.dll

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 RUANG PENGERING 2 24 48
2 BAHAN KOTOR,T.CUCI 2 180 360
3 DESINFECTAN 1 18 18
4 RUANG JAHIT 1 24 24
5 RUANG SETRIKA 2 25 50
6 RUANG PERAS 2 14 28
7 KM/WC TOILET PRIA 2 12 24
8 LOCKER + GANG 2 36 72
9 RUANG PENGAWAS 1 22 22
10 RUANG DISTRIBUSI 2 24 48
11 KM/WC TOILET WANITA 2 12 24
12 RUANG KEPALA + KM/WC 2 12 24
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 742

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


46

Sirkulasi 30% 154,5


JUMLAH TOTAL M2 964,6
Tabel 4.1.12 Kebutuhan ruang instalasi laundry.

 Instalasi Dapur dan Gizi


Unit ini bertugas menyediakan makanan/minuman bagi pasien rawat inap dan
jajaran staf RS. Yang perlu di perhatikan untuk unit ruang ini adalah :
1) Konsep tata ruang unit dapur dan instalasi gizi mempunyai hubungan yang
kuat, unit ini diletakkan pada daerah service jauh dari pencapaian maupun
penglihatan pengunjung serta pintu masuk dan keluar yang terpisah untuk
membedakan antara pasokan barang yang datang dengan makanan yang
akan di sajikan untuk pasien/staff.
2) Berdekatan dengan gudang penyimpanan bahan baku yang akan diolah.
3) Menggunakan lantai finishing khusus.

Penerimaan Locker

Simpan
Kering TO
Sayur I
Adminitrasi L
Mayur Persiapan
Daging Peracikan Adminitrasi E
T

Cuci alat Masak biasa Masak diet

Minum

Makan bayi Distribusi

Gambar 4.1.8 Skema Intalasi Ruang Gizi / Dapur.

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 GUDANG 2 36 72

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


47

2 RUANG SAYUR 2 12 24
3 RUANG DAGING 2 12 24
4 KM/WC 2 12 24
5 RUANG LOCKER 2 24 48
6 RUANG ADMINITRASI 2 24 48
7 BAK SAMPAH 1 48 48
8 RUANG CUCI ALAT 1 12 12
9 RUANG KERETA MAKAN 2 15 30
10 GANG 1 30 30
11 RUANG BERAS 2 12 24
12 RUANG BOTOL 2 12 24
13 RUANG KALENG 2 9 18
RUANG TEMPAT MASAK/
14 1 150 150
PERSIAPAN DISTRIBUSI
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 576
Sirkulasi 30% 172,8
JUMLAH TOTAL M2 748,8
Tabel 4.1.13 Kebutuhan dan besaran ruang instalasi gizi / dapur.

 Instalasi Pemeliharaan
Fungsi utama adalah untuk memperbaiki dan tempat pemeliharaan alat, sifat
ruangan ini adalah :
1) Letaknya jauh dari daerah perawatan dan gedung penunjang
medis,sebaiknya diletakkan di daerah service karena dapat menimbulkan
suara (bising).
2) Merupakan ruang yang luas tanpa sekat sebagai tempat perbaikan alat.
STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 BENGKEL/WC/LOCKER 2 72 144
2 BENGKEL 4 60 240
3 ADMINITRASI/PENERIMA 2 20 40

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


48

RUANG JAGA/ALAT
4 KAYU/ALAT BESI 2 15 30
5 GENSET 3 60 180
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 634
Sirkulasi 30% 190,2
JUMLAH TOTAL M2 824,2
Tabel 4.1.14 Kebutuhan dan besaran ruang instalasi bengkel.

 Fasilitas Gudang Pusat


STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 Gudang bahan 1 80,00 80
2 bakar 1 36,00 36
3 Gudang gas 1 36,00 36
4 Gudang umum/Loading dock 1 80,00 80
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 232
Sirkulasi 30% 69,6
JUMLAH TOTAL M2 301,6
Tabel 4.1.15 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas gudang pusat

 Total Luas Instalasi Zona Service


LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG
(M2)

1 LAUNDRY 964,6
2 DAPUR dan GIZI 748,8
3 BENGKEL 824,2
4 GUDANG PUSAT 301,6
TOTAL LUAS RUANG M2 2.839,2
Tabel 4.1.16 Total luas ruang zona service

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


49

D. Zona Privasi
 Instalasi Bedah Pusat (COT)
Dalam merencanakan unit bedah pusat (COT) ada beberapa masalah yang
perlu di perhatikan :
1) Peralatan bedah sangat tergantung dari kasus pembedahan yang ditangani
dan jenis kasus yang sering terjadi di dalam rumah sakit
2) Untuk unit bedah,kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci
keberhasilan perancangan,sehingga blok unit bedah sebaiknya di buat lurus
Persyaratan Ruang Bedah Pusat adalah :
1) Alur untuk unit bedah terdiri dari :
 Pintu masuk dan keluar untuk staff medis dan paramedis
 Pintu masuk pasien operasi
 Alur untuk peralatan
2) Jajaran ruang operasi harus dipisahkan menjadi :
 Daerah bebas area
 Daerah semi steril
 Daerah bersih/steril
3) Harus di sediakan pintu keluar tersendiri untuk jenasah dan bahan kotor
yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung
4) Persyaratan ruang operasi :
 Pintu kamar operasi yang ideal harus selalu tertutup selama operasi
 Ventilasi kamar harus terkontrol dan menjamin distribusi udara melalui
filter pengontrol
 Penerangan alam menggunakan jendela mati,yang diletakkan dengan
ketinggian diatas 2 M
 Pertemuan dinding harus melengkung agar memudahkan pembersihan
dan tidak menjadi sarang abu dan kotoran
 Plafon harus kuat, tidak rontok dan tidak mengasilkan debu

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


50

Pasien

Preparation Hall

Alat Kotor K.O Locker Staff

CSSD Steril Dokter/Perawat

Recovery Perawatan

ICU Perawatan

Gambar 4.1.9 Skema Instalasi Ruang Bedah Pusat

Banyaknya operasi per tahun


Dalam menentukan jumlah ruang persalinan, dengan rencana kapasitas 200
TT, maka,  Banyaknya operasi per tahun :
 Kapasitas Tempat Tidur x BOR x 365
Rata-rata lama perawatan operasi
 75 x 80 % x 365
10
 6 kali/hari = 2.190 kali/tahun

Banyaknya ruang operasi


Bila banyaknya hari operasi dalam 1 tahun adalah 200 hari (365 hari
dikurangi hari Minggu dan hari Iihur) jam kerja ruang operasi dimulai pukul
8.00 - 13.00 (+ 4-5 jam/hari) dan lamanya operasi kurang lebih 1,5 -2,5
jam, maka kapasitas 1 ruang operasi maksimum 2 kali dalam 1 hari, maka
banyaknya ruang operasi :
 Jumlah operasi per tahun
Kapasitas persalinan per ruang/hari
 2190 = 3.65 = 4 ruang operasi

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


51

300 x 2

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 RUANG DISKUSI DOKTER 2 20 40
RUANG ADMINITRASI +
2 R.KOSONG 1 20 20
3 PANTRY,TOILET,R.KOSONG 2 36 72
4 RUANG LOCKER 1 7,8 7,8
5 RUANG GIPS 1 7,8 7,8
6 RUANG PERAWAT 1 24 24
7 RUANG PERSIAPAN 1 24 24
8 RUANG OPERASI 4 56 224
9 SCRUP UP 4 8 32
RUANG SUB STERIL
10 +R.KOSONG 1 24 24
11 KORIDOR +R.KOSONG 1 80 80
12 RUANG TUNGGU 1 56 56
13 STERILISASI UMUM 2 24 48
14 RUANG INSTRUMEN/ALAT 1 40 40
15 GUDANG 2 60 120
16 RUANG RECOVERY 4 24 96
17 LINEN 1 10 10
18 RUANG INSTRUMEN STERIL 2 10 20
19 SPOELHOCK/CUCI 2 16 32
20 STRETCHER 1 5 5
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 982,6
Sirkulasi 30% 294,78
JUMLAH TOTAL M2 1.277,38
Tabel 4.1.17 Kebutuhan dan besaran ruang Bedah Pusat

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


52

 Instalasi Rehabilitasi Medik


Pelayanan rehabilitasi medik bertujuan memberikan tingkat pengembalian
fungsi tubuh setinggi mungkin kepada penderita sesudah kehilangan fungsi
kemampuan yang meliputi, upaya pencegahan / penanggulangan,
pengembalian fungsi dan mental pasien
Occupational
Therapy

Physical R.Latihan

Gudang Alat R.Pemeriksaan R.adminitrasi

Spech R.Tunggu
Therapy

Orthetic Pulang
Prosthetic
Therapy Rawat Inap

Gambar 4.1.10 Skema Instalasi Rehabilitasi medic

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 RUANG ADMINITRASI 1 12 12
2 RUANG PERAWAT + KM/WC 2 12 24
3 RUANG DOKTER + KM/WC 2 12 24
4 WC UMUM 2 4,5 9
5 VOCATIONAL THERAPY 1 12 12
6 GUDANG 1 6 6
7 HALL 1 50 50
8 WAITING KM/WC 2 12 24
9 RUANG REATMENT 1 18 18
10 EXERCISE/LATIHAN 2 20 40

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


53

11 HYDROTHERAPY 1 23 23
12 MEKANIKA 1 6 6
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 248
Sirkulasi 30% 74,4
JUMLAH TOTAL M2 322,4
Tabel 4.1.18 Kebutuhan dan besaran ruang Rehabilitasi Medik

 Instalasi I CU / ICCU
Unit pelayanan pasien dalam keadaan kritis yang bisa mengarah kegagalan
sistim organ sehingga membutuhkan bantuan untuk sistem
respirasinya,kardiovakskuler.renal,nutrisi,dan organ vitalnya.
Syarat khususnya adalah :
 Letak harus dekat dengan ruang gawat darurat,lab,radiologi,dan bedah.
 Harus bebas dari gelombang elektromagnetik dan terhadap getaran.
 Suhu ruangan harus tetap terjaga.
 Aliran listrik tidak boleh terputus.
 Sirkulasi udara diusahakan dalam kondisi 100% segar.
 Gedung terletak pada daerah yang tenang.
 Harus tersedia pengaturan kelembaban udara.

Perawat Dokter

Loker Pulang

Pasien Penerimaan ICU Unit Lain

SUPPLY

Gambar 4.1.11 Skema Instalasi ICU

Perhitungan Kapasitas Ruang ICU/ICCU

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


54

2% dari jumlah TT yang direncanakan (sumber : Standar Pedoman Teknis Ruang


Perwatan Intensif Rumah Sakit - Bina Upaya Kesehatan , DEPKES)
 2% x 200 TT = 4 TT (ICU/ICCU)

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 RUANG TUNGGU 1 30 30
2 RUANG ADMINITRASI 2 15 30
3 RUANG LOCKER 1 10 10
4 RUANG LABORATORIUM 2 15 30
5 RUANG DOKTER + WC 2 16 32
6 RUANG LINEN 1 10 10
7 RUANG PERAWAT +WC 2 16 32
8 RUANG ALAT 1 12 12
9 RUANG SPOELHOCK + WC 1 6 6
10 RUANG RAWAT ICU / ICCU 2 120 240
11 RUANG ISOLASI 1 60 60
12 RUANG PANTRY 1 6 6
13 RUANG DIAGNOSTIC 1 9 9
14 WC/KM 2 21 42
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 549
Sirkulasi 30% 164,7
JUMLAH TOTAL M2 713,7
Tabel 4.1.19 Kebutuhan dan besaran ruang ICU

 Instalasi Steril / CSSD


Ruang tempat mensterilkan peralatan yang telah dipakai untuk di cuci dan di
gunakan kembali. Unit proses sterilisasi yang didasarkan konsep dasar :
 Bahan atau barang (kotor,bau) perlu diterima melalui ruang perantara
begitu juga dengan barang /bahan steril dan lalu lintas staff diatur sehingga
tidak mengganggu proses sterilisasi.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


55

 WC dan loker diatur tidak berhadapan dengan ruang steril.

Bahan/Barang R.Perantara
kotor /Barang
kotor Distrib
usi
R.Pembers
.
Gudang Supply R.Perantara
R.Steril Bersih steril/Adminitrasi

Gambar 4.1.12 Skema Instalasi Ruang steril / CSSD

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 RUANG PENGEPAKAN 2 40 80
2 RUANG STERILISASI 1 48 48
3 LOKET PENGAMBILAN 1 20 20
4 ADMINITRASI + GANG 1 12 12
5 TROLY 2 12 24
6 RUANG TERIMA 1 12 12
7 RUANG CUCI 2 12 24
8 GANG KE LOCKER + WC 2 22 44
9 GUDANG STERIL 1 27 27
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 291
Sirkulasi 30% 87,3
JUMLAH TOTAL M2 378,3
Tabel 4.1.20 Kebutuhan dan besaran ruang Steril /CSSD

 Instalasi Kebidanan dan Kandungan


Unit pelayanan untuk ibu (pasien) yang ada hubungan dengan
kehamilan,kelahiran,bayi dll. Syarat khususnya adalah :
 Ruang bersalin mengelompokkan pasien dengan jenis persalinan normal
dan abnormal.
 Ruang bayi dan ruang pulih diusahakan berdekatan.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


56

 Ruang steril dan semi steril harus benar-benar diperhatikan dan sesuai
kebutuhan serta tata letak yang menunjang kegiatan yang ada.
 Ruang USG
Perhitungan Kapasitas Ruang Kebidanan dan Anak :
Dalam menentukan jumlah ruang persalinan, dengan rencana kapasitas 200 TT,
maka,  Banyaknya persalinan per tahun :
 Kapasitas Tempat Tidur x BOR
Rata-rata lama perawatan operasi
 75 x 80 %
5
 12 kali/hari = 4.380 kali/tahun

Banyaknya ruang persalinan


 Jumlah persalinan tiap hari
Kapasitas persalinan per ruang/hari
 12 = 4 ruang persalinan
3
Pasien

Pendaftaran

Tim Medis Loker Serub Persalinan


Supply
normal Alat steril
tindakan /bahan
minor

Isolasi Recovery Resultasi bayi

Rawat inap

Gambar 4.1.13 Skema Instalasi Kebidanan

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG (M2)
(M2)
1 LINEN 1 6 6
2 PANTRY PERAWAT + KM/WC 2 20 40

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


57

3 RUANG DOKTER + KM/WC 2 12 24


4 RUANG TUNGGU 1 24 24
5 RUANG PERSIAPAN + KM/WC 4 24 96
LOCKER RUANG DOKTER +
6 KM/WC 2 21 42
7 RUANG CUCI 1 6 6
8 LINEN 1 6 6
9 RUANG MELAHIRKAN/BAYI 4 54 216
10 RUANG TUNGGU 1 24 24
11 RUANG PERAWAT 1 6 6
12 RUANG ALAT 1 6 6
13 RUANG OBSERVASI 1 24 24
R.SUB STERIL,SEPSIS SCRUP-
14 AP 1 66 66
15 R.PULIH,R.ABNORMAL 4 24 96
16 RUANG BAYI 2 15 30
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 712
Sirkulasi 30% 213,6
JUMLAH TOTAL M2 925,6
Tabel 4.1.21 Kebutuhan dan besaran ruang Kebidanan

 Instalasi Rawat Inap


Fungsi rawat inap sebagai tepat perawatan bagi pasien yang tidak dapat segera
meninggalkan rumah sakit karena narus di rawat. Persyaratan ruang rawat inap
adalah :
1) Konsep perawatan yang sebaiknya di pakai adalah perawatan terpadu untuk
meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang
2) Khusus pasien-pasien tertentu harus dipisahkan
3) Ruang kelas I dan II digabung dalam 1blok
4) Akses pencapaian ke setiap ruangan harus di capai dengan mudah
5) Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


58

Perhitungan dalam menentukan jumlah penyediaan BOR / tempat tidur adalah


:

 Pembagian kapasitas tempat tidur per bagian :


Pembagian tempat tidur untuk rumah sakit ini ditentukan berdasarkan
Buku pedoman teknis unit perawatan rumah sakit Depkes .
Unit Perawatan Bedah = 25 % x 200 TT = 50
TT
Unit Perawatan Kandungan & kebidanan = 25 % x 200 TT = 50
TT
Unit Perawatan Anak = 20 % x 200 TT = 40
TT
Unit Perawatan Penyakit Dalam = 30 % x 200 TT = 60 TT
Jumlah = 200 TT

 Perincian Jumlah Tempat Tidur Per Kelas :

Unit Perawatan Alokasi Jumlah TT per Kelas


TT VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
5% 20 % 45 % 30 %
Bedah 75 3,75 15 33,75 22,5
Kandungan & Kebidanan 75 3,75 15 33,75 22,5
Anak 60 3 12 27 18
Penyakit Dalam 90 4,5 18 40.5 27
Jumlah 300 15 60 135 90
isolasi 8 (Asumsi 2 Bed setiap Unit Perawatan)
Jumlah 308
Tabel 4.1.22 Perincian Tempat Tidur per Unit Perawatan

STANDAR
JUMLAH LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG RUANG
RUANG 2
(M2)
(M )
1 RUANG VIP @ 15 TT 15 28 420
2 RUANG KELAS.I @ 2 TT 30 28 840

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


59

3 RUANG KELAS.II @ 3 TT 45 42 1890


4 RUANG KELAS.III @ 5 TT 18 56 1008
5 RUANG ISOLASI @ 1 TT 8 42 336
6 TOILET UMUM 4 16 64
7 RUANG DOKTER +TOILET 4 20 80
8 RUANG KONSUILTASI 4 16 64
9 RUANG KEPALA PERAWAT 4 16 64
10 RUANG PANTRY 8 16 128
11 RUANG LINEN 8 24 192
12 RUANG CUCI 8 24 192
13 SERVICE 4 24 96
14 GUDANG ALAT MEDIS 8 144 1152
15 STRETCHER 8 6 48
16 RUANG PERAWAT 12 20 240
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 6814
Sirkulasi 30% 2.044,2
JUMLAH TOTAL M2 8.858,2
Tabel 4.1.23 Kebutuhan dan besaran ruang Rawat Inap

Dokter Perawat Service Staff

R.Dokter R.Perawat service

R.Tunggu PERAWATAN Pulang

Pengunjung Pasien

Gambar 4.1.14 Skema Instalasi Rawat Inap

 Total Luas Instalasi Zona Privasi


LUAS
NO. KEBUTUHAN RUANG
(M2)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


60

1 BEDAH PUSAT 1277,3


2 KEBIDANAN & KANDUNGAN 1011,4
3 ICU 791,7
4 RAWAT INAP 8858,2
5 CSSD 378,3
6 REHABILITASI MEDIK 322,4
TOTAL LUAS RUANG M2 12.639,4
Tabel 4.1.24 Total luas ruang zona privasi.

E. Instalasi Penunjang
STANDAR
KEBUTUHAN JUMLAH
NO. RUANG LUAS (M2)
RUANG RUANG
(M2)
1 KAFETARIA/KANTIN 1 133 133 NEUFERT
2 DAPUR PENYAJI 2 15 30 NEUFERT
3 MUSHOLLA 1 36 36 ASUMSI
4 TOILET 2 25 50 ASUMSI
5 KEAMANAN 3 15 45 ASUMSI
6 R.TRAFO 1 30 30 ASUMSI
7 R.POMPA 1 12 12 ASUMSI
8 R.PANEL LISTRIK 1 24 24 ASUMSI
9 R.GENSET 1 120 120 ASUMSI
Sumber Data : Kementrian Kesehatan
Sub Total M2 480
Sirkulasi 30% 144
JUMLAH TOTAL M2 624
Tabel 4.1.25 Kebutuhan dan besaran ruang penunjang

F. Total Jumlah kebutuhan Luas Ruang M2

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


61

SIFAT
NO. KEBUTUHAN RUANG LUAS (M2)
RUANG

1 POLIKLINIK 1647,1
2 GAWAT DARURAT 873,6
PUBLIK
3 KAMAR MAYAT 549,9
4 PUBLIC HALL 1365,0
5 LABORATORIUM 417,3
6 RADIOLOGI 438,1
SEMI
7 FARMASI 503,1
PUBLIK
8 REKAM MEDIS 327,6
9 ADMINISTRASI 908,7
10 BEDAH PUSAT 1277,4
11 KEBIDANAN & KANDUNGAN 1011,4
12 ICU 791,7
PRIVATE
13 RAWAT INAP 8858,2
14 CSSD 378,3
15 REHABILITASI MEDIK 322,4
16 LAUNDRY 964,6
17 DAPUR dan GIZI 748,8
SERVIS
18 BENGKEL 824,2
19 GUDANG PUSAT 301,6
20 PENUNJANG 624,0 PENUNJANG
TOTAL JUMLAH KEBUTUAN LUAS
RUANG (M2) 23133,0
Tabel 4.1.26 Total jumlah kebutuhan luas ruang.

4.1.4. Jumlah Ketenagaan


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262/MENKES/Per/VII/1979 , tentang
standarisasi ketenagaan, didapat bahwa jumlah ketenagaan minimum untuk kelas B,
setiap golongan ditentukan oleh perbandingan :
 Tempat tidur : tenaga medis =9:1
 Tempat tidur : tenaga medis perawatan =1:1

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


62

 Tempat tidur : tenaga medis non perawatan =5:1


 Tempat tidur : tenaga Non medis =4:3

Jadi untuk sebuah Rumah Sakit dengan kapasitas 200 TT dibutuhkan :


 Tenaga medis = 33
 Tenaga medis perawatan = 300
 Tenaga medis non perawatan = 60
 Tenaga non medis = 225
Jumlah personalia seluruhnya = 618 orang
4.1.5. Waktu Aktivitas
Waktu
Aktivitas 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Fas. Administrasi
Fas. Rawat Jalan
Fas. Rawat Inap
Fas. UGD
Penunjang Medik Khusus
Unit
Kebidanan/kandungan
Unit Bedah Pusat
Unit ICU/ICCU
Fas. Penunjang Medik
Unit Laboratorium
Unit Radiologi
Unit Fisiotherapy
Unit Farmasi
Penunjang Operasional
Unit Dapur & Ins.Gizi
UNIT C.S.S.D
Unit Laundry
Unit Gudang Pusat
Unit Ins. Jenazah
Fas. PenunjangTeknik

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


63

Unit Pemeliharaan
Unit M & E
Waktu Kunjungan

Tabel 4.1.27 Kegiatan Waktu Aktivitas.


4.1.6. Analisa Pola Sirkulasi
Mengingat bahwa di dalam suatu kompleks Rumah Sakit terdapat beberapa jenis
kegiatan yang dapat menimbulkan kekacauan di dalam pencapaian tujuan, maka perlu
dipikirkan pola sirkulasinya.
TITIK TOLAK :
 Ciri khas daripada Rumah Sakit di Indonesia adalah besarnya jumlah pengunjung.
 Sirkulasi dari luar( out patient dan pengunjung) cukup padat sehingga
memungkinkan timbulnya gangguan kebisingan,pengotoran dan penularan yang
tidak diinginkan.
 Jarak pencapaian merupakan salah satu problem yang cukup penting.
 Ekonomis dalam penggunaan dan pemeliharaan jaringan utilitas.
 Kepadatan pengunjung pada pintu masuk dapat menimbulkan bottleneck dan
hambatan lalulintas.
 Sirkulasi yang aman, mudah, jelas, dan terarah.
 Efisiensi kerja dan efisiensi waktu.

DASAR PERTIMBANGAN :
 Hubungan kegiatan pelayanan perawatan dan pengobatan.
 Hubungan pengelompokan pelayanan perawatan.
 Ekonomis dalam pemeliharaan dan penggunaan jaringan utilitas.
 Kepadatan pengunjung tidak menghambat lalu lintas pelayanan.
 kemudahan pencapaian bagi seluruh unsur-unsur kegiatan bagi pemakai pelayanan
jasa
DASAR PENDEKATAN :
- Menentukan urutan prioritas sirkulasi
- Menyusun jenis dan fungsi sirkulasi
- pengelompokan unsur-unsur, fungsi-fungsi dalam jenis dan perangainya masing-
masing

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


64

PEMECAHAN :
1. Pembedaan sirkulasi bersih dan kotor
a. Sirkulasi bersih, yaitu :
- Sirkulasi pasien dalam (in patient)
- Sirkulasi staff mediss dan paramedis
- sirkulasi makanan
- sirkulasi alat-alas bersih
b. Sirkulasi kotor, yaitu
- sirkulasi pengunjung
- sirkulasi pasien luar (out patient)
- sirkulasi alat-alat kotor

2. Urutan prioritas sirkulasi


a. Sirkulasi pasien darurat
b. Sirkulasi pasien dalam
c. Sirkulasi pasien luar
d. Sirkulasi staf medis dan non medis
e. Sirkulasi pengunjung
3. Direncanakan beberapa pembukaan yang dapat berhubungan langsung dan
memberikan kemudahan terhadap arah pencapain, diantaranya UGD, service, unit
jenasah

4. Pengelompokan :
a. Pengelompokan subyek : Pengunjung, pasien luar, pasien dalam, staff medis
dan non medis, karyawan dan service
b. Pengelompokan bagian / departemen : Administrasi, Pasien luar (poliklinik),
Pasien dalam (nursing unit), Pengobatan, diagnostic, pelayanan
c. Pengelompokan ciri : Bersih, kotor, umum, khusus
d. Pengelompokan penggunaan tanah : Sirkulasi, utilitas, bangunan, penghijauan
Penentuan sistem sirkulasi dipertimbangkan terhadap :
 kemungkinan terjadinya bangunan bertingkat
 kondisi fisik Iingkungan
 cara pencapaian bagi pasien

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


65

4.1.7. Analisa Kebutuhan Ruang Parkir


Kebutuhan ruang parkir pada rumah sakit dipengaruhi oleh jumlah tempat tidur rawat
inap (beds), tenaga dokter, tenaga paramedis, dan karyawan (tenaga non medis). Dengan
mengetahui nilai dari parameter-parameter tersebut, maka kebutuhan ruang parkir dapat
diperkirakan.
Berdasarkan buku pedoman teknis Penyelenggaraan Fasilitas parkir Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, kebutuhan ruang parkir dengan peruntukan Rumah Sakit yaitu 0,2
– 1,3 SRP / Tempat Tidur. Sehingga jumlah satuan ruang parkir yang dibutuhkan adalah
STANDAR DIREKTORAT 0,2 – 1,3 Kendaraan / 1 TT
JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT
Jumlah Tempat Tidur 200 1,3 390 Kendaraan
Luas Lahan Parkir Mobil 260 25m2 6.500 M2
Luas Lahan Parkir Motor diasumsikan 10% 6.500 650 M2
10% dari luas parkir mobil
TOTAL LUAS PARKIR 7.150 M2
Tabel 4.1.28 Kebutuhan ruang parkir.
4.1.8. Persyaratan Dan Hubungan Kelompok Ruang

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


66

Tabel 4.1.29 Persyaratan Dan Hubungan Kelompok Ruang.


Keterangan :
1. Pencapaian dari Main Entrance = Hubungan Langsung
2. Pencapaian dari Side Entrance
= Hubungan tidak Langsung
3. Ketenangan
4. Public
5. Semi Public
6. Private

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


67

4.1.9. Struktur Organisasi Ruang

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


68

Gambar 4.1.15 Struktur Organisasi Ruang

4.2. ANALISA FUNGSI TAPAK


4.2.1. Pencapaian Tapak
Jalan Boulvard GDC merupakan jalan arteri primer, dengan lebar jalan 10 , dengan
jalur satu arah dan dipisahlan oleh pembatas taman. Jalan ini merupakan akses utama
yang melalui tapak, jalur ini merupakan jalur dengan intensitas tinggi karena melayani
aktivitas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, untuk kendaraan umum yang
melintasi tapak yaitu angkutan umum jenis KWK trayek jurusan pondok rajeg.
.
Kriteria yang perlu diperhatikan dalam perancangan entrance adalah
 Tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas
 Mudah dikenali
 Entrance mendukung keberlangsungan aktivitas dan fungsi bangunan

Entrance yang direncanakan pada Rumah sakit Ini:


 Main entrance
 Entrance Unit Gawat Darurat (UGD)
 Entrance instalasi jenasah dan staff
 Entrance service

KRITERIA 1 2 3
Jarak tempuh dari
Sedang Dekat Jauh
jalan utama
Kepadatan kegiatan di
Sedang Padat Sedang
sekitar tapak
Kelancaran lalau
Lancar Lancar Lancar
lintas

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


69

Fasilitas penunjang
Tidak dilewati Dilewati angkutan Tidak dilewati
kemudahan
angkutan umum umum angkutan umum
pencapaian

Tabel 4.2.1 Analisa Pencapaian

LAHAN KOSONG

Pintu Masuk &


1 Keluar Utama

2 Pintu Masuk
UGD
Pintu Masuk
3 Service ,
instalasi
jenasah dan
staff U

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


70

Gambar 4.2.1 Analisa Pencapaian

Kesimpulan :
 Pada sisi timur Daya (Jl. Dahlia), digunakan sebagai Service, instalasi jenasah
dan staff.
 Untuk Entrance Utama masuk pada Jl. Boulevard. Untuk lokasi pintu utama
tidak diletakkan di sisi kiri bangunan merupakan titik simpul yang berpotensi
terjadinya kemacetan.
 Pada jalan Boulevard gdc digunakan sebagai Pintu Masuk UGD, Untuk
memfasilitasi pengunjung yang menggunakan angkutan umum, maka perlu
disediakan tempat pemberhentian angkutan umum yaitu berupa halte
penumpang.

4.2.3. ORIENTASI BANGUNAN


Arah orientasi alternative 1 Arah orientasi alternative 2

U U

Orientasi pada arah ini sangat baik karena Orientasi pada arah ini kurang baik karena
berhadapan dengan Jalan Utama sehingga bersebelahan dengan lahan kosong
ada keterkaitan dengan karakteristik
lingkungan.
Maka pilihan jatuh pada ALT. 1
Tabel 4.2.2 Analisa Orientasi Bangunan

4.2.4. ZONING PADA TAPAK

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


71

Zoning area tapak pada yang akan direncanakan dapat dibagi menjadi Tiga zona, yaitu
:
 Area Publik : Parkir, Ruang terbuka hijau, dll.
 Area Semi Publik : Fungsi-fungsi pada rumah sakit
 Area Servis/Pendukung : Gardu PLN, Genset, Ruang ibadah, Kantin

 Area Publik : ditempatkan pada area yang lebih dekat dengan jalan akses utama
yang terletak di sisi selatan pada site , karena lebih memudahkan pengawasan untuk
keamanan dan kenyamanan pengunjung, serta mempertimbangkan sebagai akses
utama menuju pintu utama pada bangunan rumah sakit. Alasan lain, area ini
cenderung ramai karena dekat sekali dengan titip simpul jalan raya yang berpotensi
sebagai sumber kebisingan.

 Area Bangunan Rumah Sakit : diletakan di belakang zona publik, dan dilihat
berdasarkan fungsi bangunan sebagai bangunan rumah sakit untuk menjaga privacy
serta ketenangan pasien maka masa bangunanannya cenderung menjauhi Garis
Sempadan bangunan (GSB) atau Set Back. Selain itu lebih kearah pemanfaatan
lahan terbuka hijau yang berada dekat GSB sebagai barrier atau penghalang untuk
mereduksi potensi-potensi tidak baik dari luar site atau dari dalam site.
 Sarana Pendukung : Perletakannya pada area-area yang kurang strategis, dengan
pertimbangan agar tidak merusak fungsi dan estetika bangunan rumah sakit.
Kemungkinan untuk sarana pendukung diletakan pada area belakang bangunan
yang letaknya tersembunyi karena hanya orang yang tertentu saja yang diarahkan
memasuki zona ini.

KELEBIHAN &
No ALTERNATIF ZONING TAPAK
KEKURANGAN
1 Kelebihan (+)
 R.Service Tersembunyi
 Bangunan Rumah Sakit dengan
fungsi Private sangat yang
Tenang , jauh dari sumber
kebisingan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


72

 R.Terbuka Hijau memberi udara


segar pada bangunan
 Masa bangunan terhadap arah
matahari sangat ideal.
 Hierarki tersusun secara
bertahap dari publik, semi publik
& privat.

Kekurangan (-)
 Pencapaian ke area private harus
melewati fungsi-fungsi lain.

2 Kelebihan (+)
 R.Service Tersembunyi
 Masa bangunan mengikuti
bentuk tapak
 R.Terbuka Hijau memberi udara
segar pada bangunan

Kekurangan (-)
 Orientasi masa bangunan ada
yang terkena sinar matahari
Yang berdampak pada
U kenyamanan termal.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


73

Tabel 4.2.3 Analisa Zoning tapak


4.2.5. Ruang terbuka Hijau
Ruang terbuka merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari setiap proses
perencanaan, karena disamping sebagai unsur pemersatu antar massa, juga sebagai
wadah bagi sarana aktifitas penghuni atau Pengunjung dari Bangunan Tersebut. Selain
itu ruang terbuka hijau yang tercipta merupakan penyeimbang bagi lingkungan sekitar
tapak khususnya, maupun diluar tapak pada umumnya. Dengan adanya vegetasi yang
tertata dengan baik, disamping udara menjadi sejuk juga diperlukan untuk mendukung
suasana agar lebih indah, menarik serta nyaman. Fungsi lain dari ruang terbuka hijau
yang paling penting yaitu, sebagai penyaring polusi udara akibat asap kendaraan
maupun efek pemanasan global.
Pada bangunan rumah sakit ini , ruang terbuka dapat diolah menjadi beberapa alternatif,
yaitu :
 Ruang terbuka sebagai penghubung.
 Ruang terbuka sebagai pedestrian.
 Ruang terbuka sebagai landscape area.
 Ruang terbuka sebagai parkir.
 Ruang terbuka sebagai terapi penyembuhan bagi pasien ( Healing garden)

4.2.6. ANALISA KEBISINGAN


Sebuah rumah sakit idealnya terhindar dari suara-suara bising karena akan
mempengaruhi kenyamanan dan mengganggu baik dalam proses pemeriksaan maupun
proses pemulihan si pasien.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


74

KELEBIHAN &
No ALTERNATIF KEBISINGAN
KEKURANGAN
1 Kelebihan (+)
 Perletakkan Masa Bangunan
Dijauhkan dari jalan sehingga
dapat mengurangi dampak
kebisingan.

Kekurangan (-)
 Pencapaian bangunan Terlalu
jauh
 Lingkungan sekitar merupakan
perumahan sehingga tidak
terlalu menyebabkan
kebisingan.

2 Kelebihan (+)
 Penggunaan Elemen pepohonan
dapat menjadi penyaring
kebisingan ke tapak.
 Menciptakan susasna asri dan
udara yang berkualitas.
 Menciptakan suasana yang
kondusif dari segi kebisingan.

Kekurangan (-)
Elemen pepohonan hanya efektif
meredam kebisingan maksimum 3-
4 lantai (setinggi pohon tersebut)
 Prosentase kebisingan yang
berkurang tidak cukup

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


75

signifikan bila berada di area


ramai.

Tabel 4.2.4 Analisa Kebisingan


4.2.7. Perparkiran
Faktor-faktor penentu keberhasilan perancangan bangunan publik yang aman dan
nyaman salah satunya adalah, pada penataan system perparkiran di lokasi tapak.
Beberapa ketentuan yang menjadi pertimbangan dalam merencanakan sistem parkir
kendaraan, yaitu :
 Efisien dalam penggunaan.
 Dengan memperhitungkan kapasitas daya tampung untuk penghuni/pengunjung.
 Mengantisipasi terhadap kemungkinan gangguan keamanan dan kenyamanan
pemilik kendaraan.
 Kemudahan dalam pencapaian.
 Ukuran lebar dan panjang parkir yang ideal dan mudah dalam sirkulasinya.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


76

Gambar 4.2.1 Pola Standar Perparkiran (Sumber: neufert Archietcts’ Data)

4.3. ANALISA FUNGSI BANGUNAN


4.3.1. SIRKULASI RUANG
Faktor sirkulasi sangat penting hubungannya dalam suatu Rumah Sakit agar
kegiatannya dapat berjalan dengan lancar. Pada Rumah Sakit yang mempergunakan
sistim vertikal, maka jalur-jalur vertikal seperti lift memegang peranan penting untuk
mengangkut pasien, pengunjung dan barang-barang terutama pada jam-jam sibuk.
Penentuan sistim sirkulasi dipertimbangkan terhadap :
a. Kemungkinan terjadinya bangunan bertingkat
b. Kondisi fisik lingkungan
c. Cara pencapaian bag[ penderita

Sirkulasi perawat dipertimbangkan terhadap :


a. Jarak pelayanan yang dekat (baik dalam hal waktu pelayanan dan jarak yang
ditempuh)
b. Pola pemakaian berdasarkan waktu
c. Untuk keadaan darurat
d. Untuk perlindungan bagi bayi dan pasien yang sakit

Sirkulasi untuk pasien dipertimbangkan terhadap :


a. Jelas jalan masuk/pencapaian
b. Tidak mengganggu sirkulasi perawatan
c. Tempat yang cukup untuk ruang tunggu pasien luar dan pengunjung
d. Mudah / cepat sampai ke tujuan

4.3.1.1. Sistim-sistim sirkulasi :


a. Horisontal yaitu hubungan kegiatan dalam satu lantai yang dapat berupa
1. Ramp /corridor mendatar
2. Ramp dengan mengadakan kemiringan; maksimum sudut kemiringan tertentu
sesuai dengan batas manusia mendorong barang-barang beroda yang harus
dipindahkan dari satu ruang ke ruang lain.
Pengaturan sistim ini sesuai dengan :

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


77

1. Pola hubungan kegiatan dalam unit


2. Pola pengelompokan penderita
3. Pola hubungan antar unit dalam Rumah Sakit

b. Vertikal, dapat berupa tangga, ramp atau elevator. Pemilihan macam, bentuk serta
ukuran tergantung dari :
1. Frekuensi kebutuhan
2. Tuntutan kebutuhan
3. Tuntutan penyelamatan terhadap bahaya kebakaran
4. Perhitungan ekonomi yang meliputi :
a. Biaya pengadaan
b. Biaya pemeliharaan
c. Biaya operasional

4.3.1.2. Sistem Koridor


Ada beberapa bentuk dasar dari unit perawatan, yaitu
a. Koridor Tunggal
 ± 40 tempat tidur
N  Pelayanan perawatan kurang merata
 Jarak dari stasiun perawat (nurse station) ke ruang
perawatan terjauh adalah 30 m, merupakan jarak maksimum
 Dapat menggunakan penghawaan alam yang baik
60 M

b. Koridor Ganda
 ± 40 tempat tidur
 Pelayanan perawatan kurang merata
N  Jarak dari stasiun perawat (nurse station) ke ruang
perawatan terjauh adalah 30 m, merupakan jarak maksimum
 Dapat menggunakan penghawaan alam yang baik

60 M

c. Koridor Terpusat
N = nurse station
 Pelayanan perawatan merata
 Jarak dari nurse station ke ruang perawatan Iebih singkat
N  Tidak dapat menggunakan penghawaan alam dengan baik,
terutama dibagian pusat
 Dapat menggunakan penghawaan alam yang baik
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
78

30 M

4.3.1.3. SIRKULASI PENYANDANG CACAT


Jalur yang digunakan untuk pejalan kaki atau berkursi roda bagi penyandang cacat
secara mandiri yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang, persyaratan yang perlu di
perhatikan adalah:
a. Permukaan
Permukaan jalan harus stabil, kuat dan tahan cuaca, tekstur halus tapi tidak licin,
hindari sambungan atau gundukan pada permukaan, kalaupun ada tinggi nya tidak
boleh lebih dari 1,25cm. apabila menggunakan karpet, maka bagian tepinya harus
dengan konstruksi yang permanen.
b. Kemiringan.
Kemiringan maksimum 7o dan pada setiap jarak 900cm harus terdapat bagian yang
datar minimal 120cm.
c. Area istirahat
Terutama untuk membantu penguna jalan penyandang cacat dengan menyediakan
tempat duduk santai di bagian tepi.
d. Pencahayaan.
Pencahayaan berkisar antara 50 – 150 lux tergantung pada intensitas
pemakaian,tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.
e. Perawatan.
Perawatan dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
f. Drainase
Di buat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimum 15cm mudah
dibersihkan dan perletakan lubang dijauhkan dari ram
g. Pedestrian
Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120cm untuk jalur searah dan 160cm untuk
jalur berlawanan arah, jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang rambu-rambu
lubang drainase/gorong-gorong dan benda-benda laina nya yang dapat
menghalangi. Jalur yang memandu penyandang cacat untuk berjalan dengan
memanfaatkan tekstur ubin pengarah dan ubin peringatan.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


79

Persyaratan-persyaratan yang harus di penuhi antara lain:


1. Tekstur ubin atau keramik bermotif garis-garis menunjuk arah perjalanan.
2. Tekstur ubin peringatan memberi peringatan terhadap ada nya perubahan
situasi di sekitar, daerah-daerah tersebut harus menggunakan ubin tekstur
pemandu (guiding blocks):
a. Di depan jalur lalu lintas kendaraan.
b. Di depan pintu masuk/keluar dari dan ke tangga atau fasilitas persilangan
dengan beda tinggi.
c. Pada pedestrian yang menghubungkan antara jalan dan bangunan.

4.3.2. SISTEM STRUKTUR


System struktur terdiri dari dua bagian yaitu sub struktur dan upper struktur, sub struktur
berfungsi menahan beban bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, sedangkan
upper struktur menahan beban dari atas perbukaan tanah dan menyalurkan ke perbukaan
tanah.
1) Sub struktur
Beberapa hal yang harus di pertimbangkan:
 Kedalaman tanah keras: semakin dangkal tanah keras maka semakin mudah
dalam pengerjaan pondasi nya, karena pondasi bangunan harus sampai ke tanah
keras
 Struktur tanah: apabila tanah disekitar nya lemah maka diperlukan pondasi
khusus seperti pancang atau bor pile
 Perhitungan beban bangunan: semakin tinggi bangunan semakin besar pula
beban yang beban yang harus di pikul oleh pondasi sehingga harus benar-benar
kuat.
 daerah rawan gempa: dengan mengetahui karakteristik daerah gempa kita dapat
menyesuaikan system pondasi yang cocok

Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan struktur bangunan maka dibuat tabel
perbandingan jenis-jenis pondasi sup struktur.
Jenis pondasi Keuntungan Kerugian
Tiang pancang  Dapat menahan gaya vertical  Bunyi bising pada saat
 Cepat dalam pengerjaan nya pemancangan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


80

 Dapat mencapai tanah keras  Getaran yang timbul dapat


yang sangat dalam merusak bangunan di sekitar
 Mutu beton pancang dapat di nya
awasi sebelum di pancang  Kurang ekonomis
 Memerlukan sirkulasi alat
berat yang luas
Sumuran  Dapat menahan beban vertical  Waktu pengerjaan lebih lama
 Cocok untuk daerah dengan  Tidak dapat dipakai pada
kedalaman tanah keras kurang tanah keras di atas 10m
dari 6m
 Tidak berisik saat pengerjaan
Bore pile  Dapat menahan gaya vertical  Kotor dan berlumpur pada
 Cocok untuk daerah dengan saat pengeboran
kedalaman tanah keras di atas  Kwalitas beton kurang baik
10m karena tercampur lumpur
 Tidak menimbulkan getaran
 Diameter dan kedalaman
disesuaikan dengan kebutuhan
Gambar 4.3.1 Tabel jenis jenis pondasi sub struktur.
Berdasarkan analisa tabel di atas maka pilihan penggunaan pondasi sub struktur
menggunakan pondasi pancang karena pertimbangan:
 Waktu pelaksanaannya lebih cepat,
 Letak bangunan di sekitar agak jauh, sehingga tidak khawatir terhadap getaran yang
timbul
 Sirkulasi alat berat juga mudah
2) Upper struktur
Pada struktur atas fokus pemilihan berdasarkan faktor keamanan, fleksibilitas,
estetika dan nilai ekonomis, adapun unsur-unsur upper struktur adalah:
 Elemen garis terdiri dari kolom dan balok
 Elemen bidang terdiri dari dinding dan slab/lantai
 Elemen ruang dan core
Faktor faktor yang perlu diperhatikan adalah:
 Flesibilitas pada ruangan terutama bagian interior

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


81

 Ketinggian bangunan
 Bentangan antar kolom yang ingin di capai
 Tahan terhadap api dalam jangka waktu tertentu
No. System Struktur Gambar struktur
1. Portal bertingkat
System ini terdiri dari kolom dan balok,yang
menahan gaya vertical kekakuan sambungan
beton sangat baik dan mampu menahan gaya
gravitasi serta tahan terhadap gempa
2. Portal bertingkat dan core struktur
System ini terdiri dari kolom dan balok untuk
Manahan gaya vertical,sedangkan inti
struktur digunakan untuk Manahan gaya
lateral yang timbul pada bangunan.pada
system core inti bangunan dapat dimanfaat
kan sebagai shaff dan lift
3. Dinding pemikul
Dinding sebagai struktur penahan beban
vertical baik atap maupun plat lantai serta
beban angin, pada system ini tidak
memungkinkan untuk membuat bukaan-
bukaan dalam jumlah besar dan banyak
karena akan mengurangi kekuatan struktur
itu sendiri
4 Dinding pemikul dan core
Elemen bidang vertical yang dapat memikul
beban secara evisien

Gambar 4.3.2 Tabel system struktur.


Penggunaan system struktur pada bangunan rumah sakit ini, upper struktur
menggunakan struktur portal bertingkat, karena lebih mudah pengaturannya.
4.3.3. MODUL STRUKTUR

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


82

Modul adalah system yang digunakan dalam membentuk ruang dalam bangunan yang
digunakan secara berulang – ulang sedangkan fungsi dari modul adalah:
 Mempermudah perlaksanaan proyek, khususnya dari segi waktu, bahan material
yang digunakan dan biaya yang dikeluarkan.
 Efisien dalam perancangan sehingga tidak ada bagian ruangan yang tidak terpakai.
 Mempermudah perletakan interior dalam ruangan
 Mempermudah penataan ruangan.

Faktor faktor yang menjadi dasar penentuan modul struktur bangunan antara lain:
1. Kebutuhan ruang gerak untuk kegiatan dan sirkulasi yang ditampung
2. Ukuran material yang akan digunakan,khususnya untuk finishing bangunan
3. Kemampuan bentang kolom,balok dan konstruksi,serta bahan bangunan yang
dipakai.

Tipe dimensi modul dikelompokan dalam beberapa bagian yaitu:


 Technical dimension , pertimbangan dasar dan persyaratan teknis meliputi kolom,
tebal dinding, dan lainya.
 Functional Dimension, pertimbangan dasar atas dimensi, seperti tinggi konstruksi,
tinggi pintu dan jendela dan lainya.
 Spatial Dimension, pertimbangan dasarnya, seperti tinggi plafond lebar koridor dan
lainya.
 Structure Dimension, pertimbangan dasarnya meliputi bentang struktur,jarak antar
kolom, tebal plat lantai, dan lain-lain nya yang berhubungan dengan struktur
Modul kelebihan kekurangan
 Ruang yang terpakai sangat  Bentuk ruang yang
optimal tercipta terkesan
 Relative baik karena bentuk sederhana dan
perlengkapan ruang yang paling monoton
dasar sama dengan bentuk modul
 Pelaksanaan relative mudah
 Perletakan perabot sangat efisien
Modul Grid 90º

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


83

 Kwalitas yang tercipta terkesan  Memerlukan


mengarah ke satu titik ketelitian yang tinggi
pada saat pekerjaan
 Banyak ruang yang
tidak terpakai
Modul grid 45º
 Sulit dilaksanakan

 Ruang yang tercipta terkesan  Ruang yang


expresif terbentuk kurang
efisien
 Pengerjaan nya
Modul grid 60º relatip rumit
 Memerlukan
ketelitian yang tinggi
Tabel 4.3.3 Tabel Modul Struktur
Berdasarkan data dan analisa di atas maka modul yang digunakan untuk modul
horizontal adalah modul grid 90º, berdasarkan kebutuhan ruang modul yang digunakan
8 x 8 , sedangkan untuk modul vertical menggunakan jarak ketinggian 4,2m untuk lantai
perawatan, smementara untuk 5m – 6 m untuk lantai dasar dan lantai 2. Sedangkan pada
basement dengan 3,5m.

4.3.4. MASA BANGUNAN


Hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan masa bangunana yaitu: Sumbu, Titik
Tangkap, view dan Orientasi bangunan. Adapun analisa terhadap bentuk masa
bangunan dapat di uraikan sebagai berikut:
Bentuk Dasar
Slab Tower Tower dan
x podium

Modul Baik Praktis Baik


Sirkulasi Mudah dan efisien Mudah dan singkat Agak rumit

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


84

Bentuk Sederhana dan Sederhana Penggabungan 2


memanjang bentuk
Pembentukan Relative mudah Relative mudah Leluasa dalam
ruang penataan ruang
Menjadi vocal Sedang Mudah Mudah
point
Kesesuaian lahan Sesuai bentuk lahan Kurang sesuai Penggunaan lahan
dengan lahan yang luas
Gambar 4.3.4 Tabel masa bangunan.
4.3.5. TRANSPORTASI BANGUNAN
1. Transportasi horizontal
Merupakan transportasi manusia yang berbentuk corridor ataupun hall yang
berfungsi sebagai pengikat dan penghubung antar ruangan batas kondisi orang
berjalan bebas kira-kira 0,3m²/orang
2. Lift / elevator
Merupakan fasilitas lalu lintas vertical, baik bagi petugas Rumah Sakit maupun
untuk pasien. Oleh karena itu harus direncanakan dapat menampung tempat tidur
pasien.
 Ukuran lift rumah sakit minimal 1,50 m x 2,30 m dan lebar pintunya tidak kurang
dari 1,20 m untuk memungkinkan lewatnya tempat tidur dan stretcher bersama-
sama dengan pengantarnya.
 Lift penumpang dan lift service dipisah bila dimungkinkan.
 Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi lift sebagai sarana hubungan vertikal dalam
bangunan gedung harus mampu melakukan pelayanan yang optimal untuk
sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai dengan fungsi dan jumlah pengguna
bangunan rumah sakit.
 Setiap bangunan rumah sakit yang menggunakan litf harus tersedia lift
kebakaran yang dimulai dari lantai dasar bangunan (ground floor).
 Lift kebakaran dapat berupa lift khusus kebakaran atau lift penumpang biasa atau
lift barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga dalam keadaan darurat
dapat digunakan secara khusus oleh petugas kebakaran.
 Tata letak elevator dengan memperhatikan radius pencapaian.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


85

 Jumlah elevator dengan memperhatikan kapasitas angkut dan waktu tunggu


(interval)
 Sifat penggunaan elevator umum, barang,system pengontrol
 dengan kapasitas angkut 5-20 orang kekuatan 400-1500 kg dengan system
hidrolik.
 Untuk menanggapi isu bangunan hijau yang berkaitan dengan penghematan
energy, maka salah satu pendekatannya menggunakan elevator berbasis
teknologi Ultrarope yang mana teknologi ini untuk mengangkat elevator tali
yang digunakan terbuat dari serat karbon.

Gambar 4.2.2 Denah Lift


3. Sirkulasi tangga darurat
 Perletakannya sebisa mungkin mudah dicapai oleh pengguna gedung yaitu
30m jarak antar tangga kebakaran
 Pada tangga kebakaran atau tangga darurat harus bebas dari asap pada saat
terjadi kebakaran
 Pintu pada tangga juga harus tahan terhadap api minimal 2 jam dan dilengkapi
dengan door closer supaya bisa menutup secara otomatis.
 Pintu tangga terbuat dari plat baja, tanpa dilengkapi dengan kunci dan lebar
berkisar 90-120cm

4.3.6. Bahan bangunan


Berkaitan dengan Tema yang diangkat yaitu Bangunan Hijau, maka penggunaan bahan
bangunan haruslah memenuhi persyaratan utama yang sesuai dengan kebutuhan, sifat

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


86

ruang dan dapat menunjang karakter arsitektur hijau .


Beberapa bahan bangunan yang mendukung konsep arsitektur hijau tersebut di
antaranya :
 Bata ringan
Bata ringan dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan. Selain itu bata ringan
juga dapat berfungsi sebagai insulasi panas pada dinding rumah.
 Insulasi atap
Penggunaan insulasi atap akan mengurangi panas dalam bangunan, sehingga
penggunaan AC dapat dikurangi, tentunya akan menghemat biaya listrik.
 Kaca hemat energi
Penggunaan kaca hemat energi pada banyak bukaan / jendela akan mengurangi
penggunaan lampu di siang hari. Selain itu kaca hemat energi akan mengurangi
panas yang masuk ke dalam bangunan, sehingga penggunaan AC dapat dikurangi,
tentunya akan menghemat biaya listrik.
 Perkerasan paving blok / grass blok
Dengan penggunaan paving blok / grass blok sebagai perkerasan jalan atau parkir
maka air hujan masih dapat meresap ke tanah.
 Septic tank bioseptik
Dengan penggunaan bio septiktank limbah akan diolah oleh bakteri /
mikroorganisme sehingga sisa air dapat dibuang langsung ke saluran biasa tanpa
khawatir akan mencemari lingkungan.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional

Anda mungkin juga menyukai