Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN

2.1. Tinjauan Umum

2.1.1. Pengertian Rumah Sakit umum type B

Rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-


kurangnya 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar, 4 (empat) pelayanan spesialis
penunjang medik, 8 (delapan) pelayanan medik spesialis lainnya dan 2 (dua) pelayanan
medik subspesialis dasar serta dapat menjadi RS pendidikan apabila telah memenuhi
persyaratan dan standar.
Klasifikasi Berdasarkan Tingkat Pelayanan Medik (PP_Nomor_47_Tahun_2021)
 Kelas B
Rumah sakit umum yang melaksanakan pelayanan spesialistik yang luas
 Kapasitas : paling sedikit 200 bed
 BOR : 70-80 %
 Rujukan : Nasional / Propinsi

11
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
12

2.1.2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit

Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit, maka jenis pelayanan medic, penunjang medis,
rehabilitai medis dan perawatan, dikelompokan sebagai berikut:
A. Pelayanan Medis Umum
Yaitu pelayanan yang diberikan kepada penderita yang tidak tertampung oleh
pelayanan medis speialistik yang diselenggarakan oleh dokter umum
B. Pelayanan Medis Spesialistik Dan Sub Spesialistik
1) Pelayanan medis spesialistik empat dasar, yaitu
Terdiri dari : Penyakit dalam, Kesehatan anak, Bedah,Kebidanan dan
kandungan

2) Pelayanan enam medis spesialistik, yaitu


Terdiri dari : Mata, THT, Kulit dan Kelamin, Gigi dan Mulut, Syaraf dan
Kesehatan jiwa

3) Pelayanan medis spesialistik lain, yaitu


Terdiri dari : Jantung, Paru-paru, Bedah syaraf dan Orthopedi

C. Pelayanan Penunjang Medis


1) Anestesi
2) Farmasi
3) Gizi
4) Patologi, meliputi : Patologi klinik, Patologi anatomi dan Patologi forensic
5) Radiologi
6) Rehabilitasi Medik

2.1.3. Pelaku Kegiatan

Komponen utama dari rumah sakit adalah :


1. Pasien
2. Dokter dan Perawat
3. Pengelola
4. Sarana Pelayanan Medik dan non Medik
5. Service
Pembagian kelompok pelaku dalam rumah sakit :
A. Pengguna
1) Pengantar pasien

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


13

2) Pasien
 Pasien yang berobat dapat langsung pulang
 Pasien gawat darurat yang setelah berobat dapat langsung pulang atau di
rawat inap
 Pasien kiriman dari klinik, puskesmas, rumah sakit
3) Penjenguk pasien
4) Penunggu pasien

B. Pengelola
1) Dokter
2) Perawat
3) Staff pendukung
Seperti petugas penyediaan makanan (dapur), adminitrasi, kebersihan,
keamanan,farmasi, laboratorium dan fasilitas lainnya

2.1.4. Sistem Ketenagaan

A. Jenis Ketenagaan
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262 / Menkes / PER / VII / 1979,
maka jenis ketenagaan Rumah sakit dapat dikelompokan dalam empat kategori
ketenagaan yaitu:
1) Tenaga medis
2) Tenaga pararnedis perawatan
3) Tenaga pararnedis non perawatan
4) Tenaga non medis

B. Standarisasi Ketenagaan
Pedoman yang digunakan adalah standarisasi ketenagaan yang di tetapkan dan
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262 / Menkes / PER / VII / 1979 yaitu dengan
menggunakan angka perbandingan antara jumlah ketenagaan yang diperlukan.
Perbandingan antara jumlah tempat tidur yang ada dengan tenaga yang diperlukan pada
Rumah sakit kelas C adalah sebagai berikut:
 Tempat tidur : Medis =9:1

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


14

 Tempat tidur : Pararnedis =1:1


 Tempat tidur : Paramedis non medis = 5 : 1
 Tempat tidur : Non medis =4:3

C. Peraturan Dan Kebijaksanaan Pemerintah Tentang Rumah Sakit Swasta


Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No. 020 / Menkes / PER / XII /1986:
1) Upaya pelayanan medik swasta hanis menyediakan sarana bangunan dan peralatan
serta kelengkapan sesuai dengan standarisasi yang ditetapkan oleh Menteri
kesehatan dan telah disahkan oleh departemen kehakiman
2) Lokasi Rumah sakit tidak dibenarkan di tempat pelayanan umum seperti pusat
perbelanjaan, tempat hiburan, restorant dan lain-lain
3) Diselenggarakan berdasar fungsi sosial dengan memperhatikan prinsip kelayakan

2.2. Tinjauan khusus

2.2.1. Terkait tema (Fast Healthcar)

Fast Healthcare adalah standar interoperabilitas generasi lanjutan yang dibuat oleh
organisasi pengembang software kesehatan Health Level 7 (HL7). Fast Healthcare
dirancang untuk melakukan pertukaran data kesehatan, termasuk data klinis dan
administratif agar lebih cepat dan efisien.

Fast Healthcare telah digunakan di berbagai negara termasuk World Health Organization
(WHO) dan berbagai fasilitas layanan kesehatan, sehingga data-data yang dikelola
mencakup layanan kesehatan manusia dan hewan yang dapat dipakai secara global. Data
non-medis seperti data administrasi dan pembiayaan pun juga akan terstandarisasi.
(https://aido.id/health-articles/apa-itu-fhir/detail)

2.2.2. Potensi Depok Terhadap Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Ada beberapa hal yang memungkinkan dan membuat Depok sebagai wilayah
yang berpotensi dalam perkembangan sarana pelayanan kesehatan, yaitu :
- Adanya potensi administrasi Depok sebagai akses menuju wilayah-wilayah lain di
Jawa barat
- Potensi jumlah penduduk yang tinggi, menyebabkan tingginya tingkat kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


15

- Kualitas dan kuantitas sarana, prasarana dan pelayanan jasa kesehatan yang semakin
baik dan lengkap.

2.2.3. Penentuan Khusus Tentang Rumah Sakit

A. Penentuan Jenis Rumah Sakit


Berdasarkan data Profile Dinas Kesehatan Depok 2012 Diketahui bahwa di wilayah
Depok terdapat berbagai macam potensi penderita penyakit akibat padatnya
penduduk, dan hampir sebagian besar masyarakat yang datang ke rumah sakit di
wilayah Depok adalah pasien berobat umum.
Rumah sakit umum di Depok ini adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit umum
ini memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit,
memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti
penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.

B. Penentuan Kapasitas Rawat Inap Rumah Sakit


Kapasitas penginapan berdasarkan perhitungan kebutuhan rawat inap maka
direncanakan suatu rumah sakit yang mempunyai kapasitas sebanyak 200 tempat
tidur.
C. Kebutuhan Luas lantai
 Berdasarkan Literatur Pedoman Teknis RS Kelas B – Kemenkes, Kebutuhan
luas lantai untuk rumah sakit umum (non Pedidikan) disarankan + 80 m2 setiap
tempat tidur.
 Berdasarkan buku Hospital : facilities Planning and Management, Space
Requirements untuk 1 TT idealnya yaitu 70 – 90 m2 / 1 TT

D. Penentuan Jenis Kamar Inap


Menurut ketentuan dari Departemen Kesehatan RI, sekurang-kurangnya jumlah
tempat tidur adalah 200 buah. Rumah sakit juga mempunyai sekurang-kurangnya
10% dari kapasitas tempat tidur untuk golongan pasien yang tidak/kurang mampu.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas dapat diasumsikan :

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


16

■ Ruang Pasien Kelas 3 : 30 % x 200 = 60 Tempat tidur.


■ Ruang Pasien kelas 2 : 45 % x 200 = 90 Tempat tidur.
■ Ruang Pasien Kelas 1 : 20 % x 200 = 40 Tempat tidur.
■ Ruang Pasien Kelas VIP : 5 % x 200 = 10 Tempat tidur.

2.2.4. Pola Sirkulasi Rumah Sakit

Rumah sakit adalah tipe bangunan yang mempunyai banyak pengguna yang harus
dipuaskan kebutuhannya. Semua pengguna tersebut melakukan pergerakan. Dalam
melakukan pergerakan inilah, pengguna menggunakan elemen-elemen sirkulasi
sehingga semakin banyak pengguna maka semakin komplek pula sirkulasi yang terjadi.
Tata sirkulasi adalah suatu tatanan dari bagian bangunan yang merupakan alur
penghubung antara satu bagian bangunan ke bagian bangunan yang lain. Berdasarkan
fungsinya, elemen sirkulasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Entry bukaan untuk masuk dan keluar suatu area dalam rumah sakit,
2. Sirkulasi horisontal yaitu penghubung antar bagian bangunan secara mendatar
misalnya selasar, selasar dan pedestriant. Sirkulasi horisontal ini tidak hanya di
dalam bangunan rumah sakit tetapi di luar rumah sakit juga.
3. Sirkulasi vertikal yaitu penghubung antar bagian bangunan atas dan bawah seperti
tangga, elevator dan ramp antar lantai .
Pengguna jalur sirkulasi ini adalah pasien, pengunjung, karyawan rumah sakit, tenaga
medis dan paramedis, servis.
Sedangkan menurut Olds dan Daniel (1987) yang dikutip dari makalah Sistem Sirkulasi
Di Rumah Sakit (Dewi Feri, ST,Mkes ) tata sirkulasi yang baik adalah bila :
a. Mempunyai entrance yang: terlihat baik, terlihat sebagai entry point terlindung dari
segala cuaca dan lalu lintas jalan raya, bias di jangkau oleh semua pejalan kaki,
penyandang cacat dan kendaraan. Mempunyai tempat untuk transisi secara fisik
maupun psikis dari area terbuka atau jalan raya menuju gedung. Bila mempunyai
beberapa entrance maka salah satu harus dapat dibedakan dan terlihat jelas.
b. Mempunyai area parkir yang cukup luas untuk keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Area tersebut terjamin dan mudah dijangkau dengan mudah pula akses ke entrance
gedung. Serta mengelilingi gedung. pola sirkulasi parkir yang dewasa ini sangat

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


17

menjadi pertimbangan pelanggan untuk memilih sebuah rumah sakit. Terdapat 16


hal yang dapat menjadikan rumah sakit memenangkan persaingan, salah satunya
adalah parkir yang baik (Malley, 1997).
c. Mempunyai selasar, area transisi dan jalur sirkulasi yang: dapat mengarahkan
pengguna menuju tempat yang dituju. Hangat, berkesan mengundang dan
informatif. Mudah dan nyaman bagi penggunanya, terlihat bersih secara pandangan,
menyediakan orientasi pada waktu sebaik dalam ruangan, mempunyai pencahayaan
yang cukup, lantai yang nyaman dan plafond yang berkesan intim.
Masing masing pengguna jalur sirkulasi ini mempunyai tuntutan yang berbeda
beda. Pasien membutuhkan jalur yang pendek, namun nyaman dan aman. Pengunjung
membutuhkan jalur yang accessable, komunikatif dan nyaman. Servis membutuhkan
jalur yang terpisah dari jalur pengunjung unt menjaga kenyamanan pengunjung
(Hatmoko, 2003). Sedangkan untuk tenaga medis dan paramedis menginginkan jalur
yang dekat dari satu bagian ke bagian yang lain. Dalam memberikan kepuasan terhadap
pengguna tata sirkulasi ini menempuh dua cara yaitu dengan memperbaiki ukuran atau
standar fisik dan membuat tata sirkulasi ini memuaskan secara psikologis.
Memperbaiki ukuran atau standar fisik tata sirkulasi rumah sakit dengan
menggunakan standar Internasional ukuran elemen tata sirkulasi sedangkan memuaskan
secara psikologis dengan cara menjawab kebutuhan kepuasan dasar manusia. Kepuasan
dasar manusia akan berorientasi, aman, nyaman, dihormati dan tenang. Berorientasi
yang dimaksudkan adalah orang menjadi tidak bingung dan diberi kemudahan,
sedangkan rasa dihormati dan tenang juga tercakup dalam rasa nyaman (Kliment, 2000).
Selain standar dan kriteris sirkulasi yang baik juga di dukung adanya kemudahan
mencari sebuah titik di rumah sakit dan penanda di rumah sakit, mengingat rumah sakit
mewadah berbagai kegiatan dan di gunakan oleh penguna yang ”understress”. Dan juga
sebagai sebuah bangunan publik diharuskan untuk memiliki jalur darurat apa bila terjadi
hal hal yang tidak diinginkan seperti adanya bencana alam terutama
gempa bumi dan bahaya kebakaran misalnya.

2.2.5. Standar Fisik dan Kriteria Sirkulasi yang baik

a. Standar Fisik Elemen Sirkulasi


Menurut Neuvert (1999) standart atau ukuran yang telah di standarisasi secara
internasional mengatur

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


18

ELEMEN URAIAN UKURAN


SIRKULASI
Jalan keluar  Pemisahan sirkulasi untuk • Kapasitas 2 mobil
masuk pejalan kaki dan kendaraan • 4,1 m – 5, 5 m
bermotor kecuali jalan buntu. • Kapasitas 1 mobil
 Untuk jalan yang digunakan  Minimal 3 m
bersama, diberi pembedaan
tekstur agar terjadi pengurangan
kecepatan
 Pencahayaan cukup
 Membatasi jumlah kendaraan
yang masuk
 Bebas halangan pandangan
Jalan setapak  Aman, nyaman terlindung dari • Tiap pejalan kaki 0,6 - 0,75
angin dan hujan m
• Dengan kereta dorong /
kursi roda 1,7–1,8 m
Parkir  Terlihat jelas • Untuk sudut 45, jarak antar
 Ada daerah bebas parkir untuk mobil 3,4 m.
putar dan sirkulasi Lebar mobil 2,4 m dan
panjang mobil 5,5 m
• Kapasitas parkir 1,5 –2
kendaraan / TT
Pintu masuk  Bisa di lalui penyandang cacat • Lebar pintu1,2 – 1,8m
berkursi roda • Luasan area putar 1,5 x 1,5 m
 Membuka ke luar
 Mempunyai daerah putar
Pintu Darurat  Melindungi dari api dan asap • Melindungi dari api dan
 Berhubungan dengan dunia luar asap
• Berhubungan dengan dunia
luar
Tangga  Bebas api dan asap • Jarak antar tangga maksimal
darurat 45 m
• Lebar min 2,8 m
• Lebar bordes >1,95 m
• Lebar anak tangga bawah dgn
pintu > 1,95 m
• Lebar anak tangga > 1,2 m
• Tinggi antar bordes 2 m
• Jarak anak tangga ujung ke
ujung < 45

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


19

Jarak capai  Harus sesingkat mungkin • Antar TT dengan KM/WC


jalan kaki maks 12 m
• Antara TT dgn Nurse station
20 m
Kebisingan  Memberikan kenyamanan • Kebisangan 40 – 45 dB unt
dan suhu siang dan 35 – 40 dB unt
malam
• Suhu 21 C
Koridor  Sudut mengurangi pandangan • Lebar min 2,4 m
lebih baik di beri tumpul ¼
lingkaran atau digunakan cermin
Dropping  Disediakan atap minimal di • Ruang bebas belok 15,25 m
area pintu

b. Kriteria Tata Sirkulasi yang memuaskan penggunanya


Kepuasan dari pengguna adalah tercapainya rasa aman, nyaman dan mudah dari
penggunanya. untuk memuaskan semua pengguna bangunan sebisa mungkin sirkulasi
pada tapak dibedakan menjadi 2 yaitu sirkulasi manusia berkendaraan dan sirkulasi
manusia berjalan. Sirkulasi manusia berkendaraan dibagi menjadi 3 yaitu parkir, medis
dan non medis serta kendaraan umum (lalu lalang). Sedangkan sirkulasi pejalan kaki
terbagi menjadi 4 yaitu : untuk pasien, pengunjung dan keluarga, sirkulasi staf medis
dan staf non medis (servis).
Tebel Kriteria Tata Sirkulasi
Jenis
Elemen Aman Nyaman Mudah
Pengguna
Parkir Bebas tabrakan Cukup terang
Terkontrol Pandangan bebas Accessable
Luasan cukup
Medis Bebas dari Terlindung dari cuaca
dan non tabrakan luar Jejalur sederhana
Sirkulasi medis Tidak licin Suhu optimal Accessable
Kendaraan Terkontrol Cukup terang Tanpa hambatan
Luasan cukup
Umum Bebas dari
tabrakan Cukup terang Jejalur sederhana
Tidak licin Luasan cukup
Terkontrol
Bebas dari Terlindung dari cuaca
Pasien
tabrakan luar

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


20

Tidak
Tidak licin Cukup terang menimbulkan
kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup
Visitor Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Sirkulasi Luasan cukup
Pejalan
Service Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
kaki
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup
Medis Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup

2.2.6. Parkir dan Sirkulasi Luar Bangunan

Tempat parkir dewasa ini menjadi hal yang cukup menentukan bagi
pelanggan untuk memilih sebuah tempat yang dikunjungi. Demikian juga dengan
rumah sakit, untuk pelayanan yang sama atau berbeda sedikit tidak jarang faktor
kemudahan dan keamanan tempat parkir menjadi pertimbangannya, terutama untuk
bagian rumah sakit yang banyak dikunjungi pelanggan non emergency dan karyawan.
Tempat parkir yang di rumah sakit mempunyai kriteria harus jelas dan
terdapat area untuk berputar serta sirkulasi. Sedangkan untuk ukuran yang di sarankan
adalah memiliki sudut 90, Lebar mobil 2,4 m dan panjang mobil 5,0 m. Kapasitas
parkir yang disaranan untuk sebuah rumah sakit adalan 0,2 – 1,3 SRP / Tempat Tidur

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


21

(buku pedoman teknis Penyelenggaraan Fasilitas parkir Direktorat Jenderal


Perhubungan Darat).
Untuk mendukung kenyamanan pelanggan rumah sakit beberapa kantung
parkir perlu di buat di rumah sakit ini , tentunya apabila lahan yang dimiliki rumah
sakit ini masih memungkinkan. Idealnya kantung parkir rumah sakit ini terdapat di
area instalasi rawat darurat, rawat jalan, rawat inap dan parkir karyawan. Karakteristik
parkir yang ada di instalasi rawat darurat tentunya berbeda dengan parkir yang ada di
area dekat rawat inap. Parkir di area IRD mempunyai karakteristik cepat berganti
mobil yang parkir, membutuhkan area sirkulasi yang luas mengingat kasus kasus
emergency yang di bawa oleh mobil mobil ini membuat pelanggan understress yang
menurunkan tingkat kewaspadaan. Instalasi rawat jalan akan digunakan oleh mobil
dengan durasi parkir kurang dari 3 jam, sedangkan instalasi rawat inap di huni oleh
mobil mobil yang kemungkinan menginap bahkan sampai beberapa hari. Namun
dewasa ini mengingat lahan makin langka yang digunakan sebagai parkir maka
diperlukan ada sebuah manajemen parkir tersendiri dan standar operasinal prosedur
untuk mengatur siapa siapa saja yang bisa memarkir kendaraannya di area rumah sakit.
Kemudahan pencapaian dari jalan raya yang menjadi salah satu kriteria
sebuah tata sikulasi yang baik diawali dengan bentuk gerbang masuk yang welcoming
dan informative serta kemudahan menjangkau gedung IRD. Yang dimaksud dengan
gerbang masuk yang welcoming adalah sebuah bentuk dan situasi
dari gerbang masuk yang mengundang atau membuat kita tertarik untuk memasukinya.
Sedangkan informative maksudnya adalah bentuk tersebut bisa memberi tahu pada kita
bahwa ia adalah gerbang masuk utama. Dan selanjutnya yang dimaksud dengan
kemudahan untuk menjangkaunya, adalah ada tidaknya sebuah hambatan (NHS,1993).

2.2.7. Sirkulasi Luar Bangunan

Elemen sirkulasi yang berada di luar bangunan adalah entrance, jalan dan pedestriant.
Entrance atau lebih dikenal dengan pintu masuk di rumah sakit dapat di bagi sesuai
dengan penggunanya yaitu pasien (reguler dan emergency), pengguna internal serta
service. Masing masing jenis tersebut diletakkan dengan lokasi yang berbeda beda,
entrance untuk pasien di letakkan di lokasi yang sangat terekspose ataudi depan, untuk
pengguna internal bisa di tempatkan di lokasi yang paling dekat dengan parkir karywan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


22

dan area kerja, sedangkan service diletakkan di dekat area service tentunya. Menurut
Olds and Daniel (1987) bila terdapat beberapa gerbang masuk maka harus dibuat
sedemikian hingga dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pembedaan ini bisa dari
letaknya maupun bentuknya. Permasalahan yang sering terjadi adalah tidak ada
pembedaan ataupun tanda yang jelas untuk entrance pasien reguler maupun entrance
pasien emergency, hal ini yang sering menyebabkan ketidak teraturan terutama di
rumah sakitbesar.
Elemen sirkulasi luar bangunan selain entrance adalah pedestrian dan jalan di
dalam area rumah sakit. Jalan diperuntukan untuk pengguna kendaraan baik mobil,
motor maupun sepeda. Jalan ini ada di rumah sakit sangat tergantung pada luasan area
rumah sakit itu sendiri, Untuk rumah sakit yang sangat luas jelas di perlukan jalan di
arenya sedangkan untuk rumah sakit berksala menengah dan kecil hanya
membutuhkan pedestrian saja. Pedestrian biasanya diperlukan untuk menghubungkan
dari tempat parkir ke gedung untuk menjaga keamanan penggunanya, pedestriant
mempunyai bentuk yang dibedakan.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


23

2.3. Study Kasus

2.3.1. PENCAPAIAN, ORIENTASI DAN PINTU MASUK

2.3.2. Zoning Perletakan Fasilitas / Fungsi

RUMAH SAKIT PURI INDAH


LANTAI FUNGSI ZONING
 Dapur Utama SERVIS
 Area Parkir
 Workshop
 Ground Tank
 Pump Room

LANTAI BASEMENT
 Instalasi Unit Gawat Darurat PUBLIK
 Medical Record
 Instalasi Radiology
 Instalasi Farmasi
 Retail

LANTAI 1

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


24

 Poliklinik SEMI
 Physioteraphy PUBLIK
 Medical Consulting
 Cafetaria

LANTAI 2
 Ruang Operasi PRIVAT
 Ruang Pemulihan
 Ruang ICU/ HDU
 Laboratorium
 Ruang Ganti
 Locker
LANTAI 3  Mushola
 Instalasi CSSD SEMI
 Ruang Locker Staf PUBLIK
 Ruang Makan staff
 Ruang Administrasi RS
 Function Room
 Plant Room
LANTAI 4
 Roof Garden
 Instalasi kebidanan dan kandungan
 Kamar rawat Inap

LANTA 5 S/D 8

Kesimpulan :

1. Mempunyai entrance yang: terlihat baik, terlihat sebagai entry point terlindung dari
segala cuaca dan lalu lintas jalan raya, bias di jangkau oleh semua pejalan kaki,
penyandang cacat dan kendaraan. Mempunyai tempat untuk transisi secara fisik
maupun psikis dari area terbuka atau jalan raya menuju gedung..
2. Mempunyai area parkir yang cukup luas untuk keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Area tersebut terjamin dan mudah dijangkau dengan mudah pula akses ke entrance
Serta mengelilingi gedung. pola sirkulasi parkir yang dewasa ini sangat menjadi
pertimbangan pelanggan untuk memilih sebuah rumah sakit. Terdapat 16 hal yang
dapat menjadikan rumah sakit memenangkan persaingan, salah satunya adalah parkir
yang baik.
3. Mempunyai selasar, area transisi dan jalur sirkulasi yang: dapat mengarahkan
pengguna menuju tempat yang dituju. Hangat, berkesan mengundang dan informatif.
Mudah dan nyaman bagi penggunanya, terlihat bersih secara pandangan,

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


25

menyediakan orientasi pada waktu sebaik dalam ruangan, mempunyai pencahayaan


yang cukup, lantai yang nyaman dan plafond yang berkesan intim.

EKA HOSPITAL
LANTAI FUNGSI ZONING
 Unit Dapur SERVIS
 Unit Instalasi Jenasah
 Ruang Locker
 Ruang Farmasi (Racik Obat)
 Ruang Rekam Medik
 Staff Dining
 Gudang Pusat

LANTAI BASEMENT
 Instalasi Unit Gawat Darurat PUBLIK
 Instalasi Radiology
 Instalasi Farmasi
 Instalasi Rawat Jalan
 Retail

LANTAI 1
 Ruang Operasi SEMU
 Ruang Pemulihan PUBLIK
 Ruang ICU/ HDU /
 Laboratorium PRIVAT
 Haemodialisys
 Admin Office

LANTAI 2

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


26

 Unit Bersalin PRIVAT


 Unit Perawatan Kandungan
 Ruang Bayi

LANTAI 3
 Kamar rawat Inap PRIVAT

LANTAI 4 S/ LANTAI 7

Kesimpulan:
 Unit yangmembutuhkan kemudahan pencapaian dan terus menerus menerima
kunjungan idealnya di letakan pada lantai dasar
 Service diletakan pada bagian yang tidak terlihat lansung diletakan di lt. basement
atau dibelakang.
 Ruang-ruang yang bersifat privat diletakan ke tingkat selanjutnya.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional

Anda mungkin juga menyukai