TINJAUAN
11
Institut Sains Dan Teknologi Nasional
12
Sesuai dengan klasifikasi rumah sakit, maka jenis pelayanan medic, penunjang medis,
rehabilitai medis dan perawatan, dikelompokan sebagai berikut:
A. Pelayanan Medis Umum
Yaitu pelayanan yang diberikan kepada penderita yang tidak tertampung oleh
pelayanan medis speialistik yang diselenggarakan oleh dokter umum
B. Pelayanan Medis Spesialistik Dan Sub Spesialistik
1) Pelayanan medis spesialistik empat dasar, yaitu
Terdiri dari : Penyakit dalam, Kesehatan anak, Bedah,Kebidanan dan
kandungan
2) Pasien
Pasien yang berobat dapat langsung pulang
Pasien gawat darurat yang setelah berobat dapat langsung pulang atau di
rawat inap
Pasien kiriman dari klinik, puskesmas, rumah sakit
3) Penjenguk pasien
4) Penunggu pasien
B. Pengelola
1) Dokter
2) Perawat
3) Staff pendukung
Seperti petugas penyediaan makanan (dapur), adminitrasi, kebersihan,
keamanan,farmasi, laboratorium dan fasilitas lainnya
A. Jenis Ketenagaan
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262 / Menkes / PER / VII / 1979,
maka jenis ketenagaan Rumah sakit dapat dikelompokan dalam empat kategori
ketenagaan yaitu:
1) Tenaga medis
2) Tenaga pararnedis perawatan
3) Tenaga pararnedis non perawatan
4) Tenaga non medis
B. Standarisasi Ketenagaan
Pedoman yang digunakan adalah standarisasi ketenagaan yang di tetapkan dan
peraturan Menteri Kesehatan RI No. 262 / Menkes / PER / VII / 1979 yaitu dengan
menggunakan angka perbandingan antara jumlah ketenagaan yang diperlukan.
Perbandingan antara jumlah tempat tidur yang ada dengan tenaga yang diperlukan pada
Rumah sakit kelas C adalah sebagai berikut:
Tempat tidur : Medis =9:1
Fast Healthcare adalah standar interoperabilitas generasi lanjutan yang dibuat oleh
organisasi pengembang software kesehatan Health Level 7 (HL7). Fast Healthcare
dirancang untuk melakukan pertukaran data kesehatan, termasuk data klinis dan
administratif agar lebih cepat dan efisien.
Fast Healthcare telah digunakan di berbagai negara termasuk World Health Organization
(WHO) dan berbagai fasilitas layanan kesehatan, sehingga data-data yang dikelola
mencakup layanan kesehatan manusia dan hewan yang dapat dipakai secara global. Data
non-medis seperti data administrasi dan pembiayaan pun juga akan terstandarisasi.
(https://aido.id/health-articles/apa-itu-fhir/detail)
Ada beberapa hal yang memungkinkan dan membuat Depok sebagai wilayah
yang berpotensi dalam perkembangan sarana pelayanan kesehatan, yaitu :
- Adanya potensi administrasi Depok sebagai akses menuju wilayah-wilayah lain di
Jawa barat
- Potensi jumlah penduduk yang tinggi, menyebabkan tingginya tingkat kebutuhan
akan pelayanan kesehatan.
- Kualitas dan kuantitas sarana, prasarana dan pelayanan jasa kesehatan yang semakin
baik dan lengkap.
Rumah sakit adalah tipe bangunan yang mempunyai banyak pengguna yang harus
dipuaskan kebutuhannya. Semua pengguna tersebut melakukan pergerakan. Dalam
melakukan pergerakan inilah, pengguna menggunakan elemen-elemen sirkulasi
sehingga semakin banyak pengguna maka semakin komplek pula sirkulasi yang terjadi.
Tata sirkulasi adalah suatu tatanan dari bagian bangunan yang merupakan alur
penghubung antara satu bagian bangunan ke bagian bangunan yang lain. Berdasarkan
fungsinya, elemen sirkulasi terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Entry bukaan untuk masuk dan keluar suatu area dalam rumah sakit,
2. Sirkulasi horisontal yaitu penghubung antar bagian bangunan secara mendatar
misalnya selasar, selasar dan pedestriant. Sirkulasi horisontal ini tidak hanya di
dalam bangunan rumah sakit tetapi di luar rumah sakit juga.
3. Sirkulasi vertikal yaitu penghubung antar bagian bangunan atas dan bawah seperti
tangga, elevator dan ramp antar lantai .
Pengguna jalur sirkulasi ini adalah pasien, pengunjung, karyawan rumah sakit, tenaga
medis dan paramedis, servis.
Sedangkan menurut Olds dan Daniel (1987) yang dikutip dari makalah Sistem Sirkulasi
Di Rumah Sakit (Dewi Feri, ST,Mkes ) tata sirkulasi yang baik adalah bila :
a. Mempunyai entrance yang: terlihat baik, terlihat sebagai entry point terlindung dari
segala cuaca dan lalu lintas jalan raya, bias di jangkau oleh semua pejalan kaki,
penyandang cacat dan kendaraan. Mempunyai tempat untuk transisi secara fisik
maupun psikis dari area terbuka atau jalan raya menuju gedung. Bila mempunyai
beberapa entrance maka salah satu harus dapat dibedakan dan terlihat jelas.
b. Mempunyai area parkir yang cukup luas untuk keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Area tersebut terjamin dan mudah dijangkau dengan mudah pula akses ke entrance
gedung. Serta mengelilingi gedung. pola sirkulasi parkir yang dewasa ini sangat
Tidak
Tidak licin Cukup terang menimbulkan
kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup
Visitor Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Sirkulasi Luasan cukup
Pejalan
Service Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
kaki
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup
Medis Bebas dari Terlindung dari cuaca Tidak
tabrakan luar menimbulkan
Tidak licin Cukup terang kebingungan
Terkontrol Suhu optimal Accessable
Bebas kebisingan Jejalur sederhana
Pandangan bebas Tanpa hambatan
Luasan cukup
Tempat parkir dewasa ini menjadi hal yang cukup menentukan bagi
pelanggan untuk memilih sebuah tempat yang dikunjungi. Demikian juga dengan
rumah sakit, untuk pelayanan yang sama atau berbeda sedikit tidak jarang faktor
kemudahan dan keamanan tempat parkir menjadi pertimbangannya, terutama untuk
bagian rumah sakit yang banyak dikunjungi pelanggan non emergency dan karyawan.
Tempat parkir yang di rumah sakit mempunyai kriteria harus jelas dan
terdapat area untuk berputar serta sirkulasi. Sedangkan untuk ukuran yang di sarankan
adalah memiliki sudut 90, Lebar mobil 2,4 m dan panjang mobil 5,0 m. Kapasitas
parkir yang disaranan untuk sebuah rumah sakit adalan 0,2 – 1,3 SRP / Tempat Tidur
Elemen sirkulasi yang berada di luar bangunan adalah entrance, jalan dan pedestriant.
Entrance atau lebih dikenal dengan pintu masuk di rumah sakit dapat di bagi sesuai
dengan penggunanya yaitu pasien (reguler dan emergency), pengguna internal serta
service. Masing masing jenis tersebut diletakkan dengan lokasi yang berbeda beda,
entrance untuk pasien di letakkan di lokasi yang sangat terekspose ataudi depan, untuk
pengguna internal bisa di tempatkan di lokasi yang paling dekat dengan parkir karywan
dan area kerja, sedangkan service diletakkan di dekat area service tentunya. Menurut
Olds and Daniel (1987) bila terdapat beberapa gerbang masuk maka harus dibuat
sedemikian hingga dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pembedaan ini bisa dari
letaknya maupun bentuknya. Permasalahan yang sering terjadi adalah tidak ada
pembedaan ataupun tanda yang jelas untuk entrance pasien reguler maupun entrance
pasien emergency, hal ini yang sering menyebabkan ketidak teraturan terutama di
rumah sakitbesar.
Elemen sirkulasi luar bangunan selain entrance adalah pedestrian dan jalan di
dalam area rumah sakit. Jalan diperuntukan untuk pengguna kendaraan baik mobil,
motor maupun sepeda. Jalan ini ada di rumah sakit sangat tergantung pada luasan area
rumah sakit itu sendiri, Untuk rumah sakit yang sangat luas jelas di perlukan jalan di
arenya sedangkan untuk rumah sakit berksala menengah dan kecil hanya
membutuhkan pedestrian saja. Pedestrian biasanya diperlukan untuk menghubungkan
dari tempat parkir ke gedung untuk menjaga keamanan penggunanya, pedestriant
mempunyai bentuk yang dibedakan.
LANTAI BASEMENT
Instalasi Unit Gawat Darurat PUBLIK
Medical Record
Instalasi Radiology
Instalasi Farmasi
Retail
LANTAI 1
Poliklinik SEMI
Physioteraphy PUBLIK
Medical Consulting
Cafetaria
LANTAI 2
Ruang Operasi PRIVAT
Ruang Pemulihan
Ruang ICU/ HDU
Laboratorium
Ruang Ganti
Locker
LANTAI 3 Mushola
Instalasi CSSD SEMI
Ruang Locker Staf PUBLIK
Ruang Makan staff
Ruang Administrasi RS
Function Room
Plant Room
LANTAI 4
Roof Garden
Instalasi kebidanan dan kandungan
Kamar rawat Inap
LANTA 5 S/D 8
Kesimpulan :
1. Mempunyai entrance yang: terlihat baik, terlihat sebagai entry point terlindung dari
segala cuaca dan lalu lintas jalan raya, bias di jangkau oleh semua pejalan kaki,
penyandang cacat dan kendaraan. Mempunyai tempat untuk transisi secara fisik
maupun psikis dari area terbuka atau jalan raya menuju gedung..
2. Mempunyai area parkir yang cukup luas untuk keluarga pasien, pengunjung dan staf.
Area tersebut terjamin dan mudah dijangkau dengan mudah pula akses ke entrance
Serta mengelilingi gedung. pola sirkulasi parkir yang dewasa ini sangat menjadi
pertimbangan pelanggan untuk memilih sebuah rumah sakit. Terdapat 16 hal yang
dapat menjadikan rumah sakit memenangkan persaingan, salah satunya adalah parkir
yang baik.
3. Mempunyai selasar, area transisi dan jalur sirkulasi yang: dapat mengarahkan
pengguna menuju tempat yang dituju. Hangat, berkesan mengundang dan informatif.
Mudah dan nyaman bagi penggunanya, terlihat bersih secara pandangan,
EKA HOSPITAL
LANTAI FUNGSI ZONING
Unit Dapur SERVIS
Unit Instalasi Jenasah
Ruang Locker
Ruang Farmasi (Racik Obat)
Ruang Rekam Medik
Staff Dining
Gudang Pusat
LANTAI BASEMENT
Instalasi Unit Gawat Darurat PUBLIK
Instalasi Radiology
Instalasi Farmasi
Instalasi Rawat Jalan
Retail
LANTAI 1
Ruang Operasi SEMU
Ruang Pemulihan PUBLIK
Ruang ICU/ HDU /
Laboratorium PRIVAT
Haemodialisys
Admin Office
LANTAI 2
LANTAI 3
Kamar rawat Inap PRIVAT
LANTAI 4 S/ LANTAI 7
Kesimpulan:
Unit yangmembutuhkan kemudahan pencapaian dan terus menerus menerima
kunjungan idealnya di letakan pada lantai dasar
Service diletakan pada bagian yang tidak terlihat lansung diletakan di lt. basement
atau dibelakang.
Ruang-ruang yang bersifat privat diletakan ke tingkat selanjutnya.