BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan diperhatikan oleh
Pemerintah. Kesehatan juga merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan
kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan sosial. Hal ini ditegaskan dalam
Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap
orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selain itu Undang-Undang No 36 Tahun
2009 tentang kesehatan juga menjelaskan dengan tegas tentang hak dan kewajiban
pemerintah maupun masyarakat yang berkenaan dengan pemenuhan akan kesehatan.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan pembangunan kesehatan tersebut
diselenggarakan upaya kesehatan dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan
masyarakat yang dilaksanakan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut dilakukan upaya upaya
kesehatan. Salah satu upaya kesehatan yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal adalah program pencegahan dan pengendalian penyakit
menular. Penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi program pemerintah di
antaranya adalah program pengendalian penyakit Diare yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian karena Diare bersama lintas program dan sektor terkait
(Kemenkes RI, 2011).
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi
tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Kemenkes RI, 2011). Menurut data World Health
Organization (WHO) pada tahun 2009, Secara global setiap tahunnya ada sekitar 2 miliar
kasus Diare dengan angka kematian 1.5 juta pertahun. Di negara berkembang, rata-rata
anak usia di bawah 3 tahun mengalami episode Diare 3 kali dalam setahun. Setiap
episodenya Diare akan menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk
tumbuh, sehingga Diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak. Hingga saat ini
penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat
dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan Diare dari tahun ke tahun.
Hasil survei Subdit Diare, angka kesakitan Diare semua umur tahun 2000 adalah
301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000
penduduk dan tahun 2010 adalah 411/1000 penduduk. Pada tahun 2013 period privalen
Diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia sebesar 7,0 %. Lima Propinsi dengan
period privalen dan insiden Diare tertinggi, taitu Papua (14,7% dan 6,3% ), NTT 10,9% dan
4,3%, Sulawesi selatan 10,2 % dan 5,2%, Sulawesi Barat 10,1% dan 4,7%, dan Sulawesi
Tengah 8,8% dan 4,4%. Semakin rendah kuartil indek kepemilikan, semakin tinggi prporsi
Diare pada Penduduk, Petani/nelayan / buruh mempunyai proporsi tertinggi (7,1%), Jenis
1
kelamin dan tempat tinggal menunjukkan proporsi yang tidak jauh berbeda. Insiden Diare
Balita di Indonesia sebesar 6,7%. Lima propinsi dengan insiden Diare pada balita tertinggi
adalah Aceh (10,2%), Papua 9,6%, DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%) dan
Banten (8,0%). Anak balita merupakan kelompok umur paling tinggi menderita Diare,
terutama 12-23 bulan (7,6%), Laki laki (5,5%) tinggal didaerah pedesaan (5,3) dan
kelompok kuintil indek kepemilikan terbawah (6,2%) (Riskesdas)
Bentuk kerjasama yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Ponorogo yaitu
penyediaan obat-obatan untuk penderita Diare. Kerjasama dengan pemerintah setempat
yaitu melalui kegiatan gotong royong untuk membersihkan lingkungan yang rutin
dilaksanakan pada hari minggu setiap pekannya. Selain itu pula dalam mendukung
pelaksanaan program Diare Pihak UPT Puskesmas Setono juga mendapatkan dukungan
dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) melalui kegiatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) melalui 5 pilar yaitu stop buang air besar sembarangan, cuci tangan
pakai sabun, pengolahan makanan dan minuman, pengelolaan sampah rumah tangga dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga. Dalam pelaksanaan program pengendalian penyakit
Diare dibutuhkan adanya kerjasama lintas program dan sektor terkait. Melalui kerjasama
tersebut diharapkan pelaksanaan program pengendalian penyakit Diare akan mendapat
dukungan baik politis maupun operasional dari institusi lain sesuai dengan porsi masing-
masing (Kemenkes RI, 2011).
Puskesmas memegang peranan penting sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan
dalam upaya pengendalian penyakit menular yang salah satunya adalah penyakit Diare.
Puskesmas diharapkan dapat melakukan pencegahan penularan 8 penyakit serta
mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat Diare baik dengan penanganan aktif
maupun dengan penyuluhan.
B. Tujuan
1. Umum :
2. Khusus :
2
C. Manfaat
3
BAB 2
ANALISA SITUASI
a. Batas Wilayah
4
b. Luas Wilayah
Kecamatan Jenagan mempunyai 2 Puskesmas induk yaitu Puskesmas Ponorogo
Utara dengan luas wilayah kerja 11,15 Km² dan Puskesmas Ponorogo Selatan.
c. Kondisi Demografi
Saat ini Puskesmas Setono Kabupaten Ponorogo memiliki cakupan layanan
jumlah penduduk sekitar 38.838 jiwa dan jumlah penduduk balita sekitar 2792
jiwa yang tersebar pada 10 Kelurahan.
d. Kondisi Sosial Ekonomi
Sebagian besar masyarakat penduduk di Kecamatan Jenangan di Wilayah kerja
Puskesmas Setono adalah pekerja
e. Transportasi
Secara umum wilayah Kerja Puskesmas Setono dapat dijangkau roda dua maupun
roda empat.
Tabel 1.1 Penemuan kasus Diare di sarana kesehatan UPT Puskesmas Setono Tahun 2017
NO BULAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Januari 54 57 111
2 Pebruari 30 27 57
3 Maret 21 33 54
4 APRIL 14 35 49
5 Mei 28 38 66
6 Juni 18 15 33
7 Juli 17 24 41
8 Agustus 29 44 73
9 September 30 25 55
10 Oktober 23 40 63
11 Nopember 24 28 52
12 Desember 26 31 51
Jumlah Total 314 397 711
5
4. Struktur Organisasi Program Diare UPT Puskesmas Setono Tahun 2017
Koordinator P2
6
BAB 3
ANALISA MASALAH
A. Identifikasi Masalah
sebagai berikut yaitu menyusun rencana kegiatan yang bertujuan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya dan memperbaiki program yang masih
bermasalah dan menyusun rencana kegiatan baru yang disesuaikan dengan kemampuan dan
program, cakupan, mutu dan ketersediaan sumber daya. Adapun hasil identifikasi
A. Program Diare
b) Identifikasi Masalah
Tabel 3.2 Tabel Identifikasi Masalah
7
6. Case Fatality Rate KLB Diare <1 % 0% <1 %
Puskesmas Setono pada tahun 2016 yaitu sebesar 13,3% dari target 100 %.
Puskesmas Setono pada tahun 2016 yaitu sebesar 65,59% dari target 100 %.
Puskesmas Setono pada tahun 2016 yaitu sebesar 6,61% dari target 20 %.
Masalah 5 : Kurangnya proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc di
wilayah kerja UPT Setono pada tahun 2016 yaitu sebesar 14,06% dari target
100 %.
Growth). Berikut ini adalah hasil penetapan prioritas masalah, yaitu sebagai berikut:
2 Masalah 2 4 4 4 12
3 Masalah 3 3 3 4 10
4 Masalah 4 2 2 2 6
5 Masalah 5 3 4 4 11
Berdasarkan hasil analisa prioritas masalah, maka prioritas masalah Program Diare
adalah “Kurangnya cakupan pelayanan diare di wilayah kerja UPT Puskesmas Setono
8
C. Rumusan Masalah
“Kurangnya cakupan pelayanan diare di wilayah kerja UPT Puskesmas Setono pada tahun
9
D. Identifikasi Penyebab Masalah
MANUSIA
METODE
Kurangnya cakupan
pelayanan diare di
wilayah kerja UPT
Puskesmas Setono
pada tahun 2016
10
MENENTUKAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH DENGAN NGT
9 9 7 25
Kurangnya kesadaran masyarakat ttg pentingnya penanganan diare 4 3 6 13
Kurangnya koordinasi pemegang program diare dengan lintas sektor 8 6 5 19
dan kader
Kurangnya kesadaran petugas dan kader tentang pentingnya 11 12 10 33(II)
pelaporan kasus diare di masyarakat untuk mencegah terjadinya KLB
Pentingnya pelaporan kasus diare di masyarakat yg belum 12 12 11 35 (I)
tersosialisasi secara maksimal
Dukungan toma & toga kurang 10 11 10 31
Kepedulian masyarakat tentang kasus diare yang masih rendah 11 10 7 28
Belum maksimalnya sarana pelayanan penanganan diare di 3 4 5 12
masyarakat (posyandu)
Keterbatasan anggaran bagi petugas dan kader untuk pelacakan 11 12 9 32(III)
kasus diare di masyarakat
Keterbatasan anggaran bagi petugas dan kader untuk pelacakan 8 9 4 21
kasus diare di masyarakat
Keterbatasan anggaran untuk sosialisasi ke masyarakat tentang 9 9 7 25
pentingnya pelaporan kasus diare
11
E. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Penyebab 1 : Pentingnya pelaporan kasus diare di masyarakat yg belum tersosialisasi secara maksimal
Penyebab 2 : Kurangnya kesadaran petugas dan kader tentang pentingnya pelaporan kasus diare di masyarakat untuk mencegah
terjadinya KLB
12
Penyebab 3 : Keterbatasan anggaran bagi petugas dan kader untuk pelacakan kasus diare di masyarakat
13
b. Penentuan Pemecahan Masalah Terpilih
Kurangnya cakupan pelayanan - Pentingnya pelaporan kasus - Sosialisasi kepada toma, - Sosialisasi kepada toma,
diare di wilayah kerja UPT diare di masyarakat yg belum toga, kader dan masyarakat toga, kader dan
Puskesmas Setono pada tahun tersosialisasi secara tentang pentingnya pelaporan masyarakat tentang
2015 kasus diare di masyarakat pentingnya pelaporan
maksimal
- Monitoring dan evaluasi kasus diare di masyarakat
pelaporan masyarakat
tentang kasus diare
- Kurangnya kesadaran - Sosialisasi sarana kesehatan - Sosialisasi sarana
petugas dan kader tentang lain di wilayah kerja tentang kesehatan lain di wilayah
pentingnya pelaporan kasus pentingnya pelaporan kasus kerja tentang pentingnya
diare di masyarakat untuk diare di masyarakat. pelaporan kasus diare di
mencegah terjadinya KLB - Sosialisasi kepada Petugas masyarakat.
Kesehatan dan kader
terutama tentang penemuan
kasus diare untuk mencegah
terjadinya KLB
- Monitoring dan evaluasi
pelaporan kasus diare
- Keterbatasan anggaran bagi - Pengajuan anggaran ke - Pengajuan anggaran ke
petugas dan kader untuk puskesmas untuk mendukung puskesmas untuk
pelacakan kasus diare di kegiatan pelacakan kasus mendukung kegiatan
masyarakat diare di masyarakat. pelacakan kasus diare di
- Memberi motivasi kepada masyarakat.
kader dan masyarakat untuk
lebih meningkatkan
kepeduliannya dalam upaya
pelacakan kasus diare di
masyarakat
14
BAB 4
Tabel 4.1 Rencana usulan kegiatan perbaikan program Diare tahun 2018
15
3 Pelacakan Kewaspadaan dini KLB Penderita 100% BOK Kunjungan - Pemegang
kasus diare di Diare diare Rumah Program Diare
masyarakat terutama - Bidan Desa
Balita
16
BAB 5
PENUTUP
Demikian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare UPT Puskesmas Setono
Kecamatan Jenagan Kabupaten Ponorogo Tahun 2018 ini kami susun, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi kemajuan dan peningkatan mutu kegiatan
Semoga Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini dapat terlaksana dengan baik pada tahun
2018 yang akan datang, sehingga dukungan dana dan partisipasi dari semua pihak sangat kami
harapkan.
Jenangan,
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Ponorogo Utara Pemegang Program Diare
17
RENCANA USULAN KEGIATAN
(RUK)
TAHUN 2018
“PROGRAM DIARE”
TAHUN 2017
17
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya lah
dapat tersusun rencana usulan kegiatan (RUK) Program Diare di UPT Puskesmas Setono
Kabupaten Ponorogo.
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare ini disusun sebagai panduan dari
pengelola program dalam melaksanakan kegiatan selama satu tahun berikutnya. Diharapkan
dengan adanya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare ini, dapat meningkatkan mutu
kegiatan pengendalian program Diare di wilayah kerja UPT Puskesmas Setono.
Dalam pembuatan Rencana Usulan Kerja (RUK) Program Diare saya masih dalam tahap
belajar, sehingga memerlukan berbagai masukan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan
Program Diare di wilayah kerja UPT Puskesmas Setono Kabupaten Ponorogo.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare ini, semoga Alloh SWT meridhoi usaha kita semua
dalam melakukan kegiatan pengendalian Program Diare di wilayah kerja UPT Puskesmas
Setono Kabupaten Ponorogo.
Akhirnya saya berharap Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Program Diare ini dapat diterima
dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Ponorogo,
17
DAFTAR ISI
17
DAFTAR TABEL
Halaman
17
17