Anda di halaman 1dari 171

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA

MELALUI GREENHOUSE DI SMP KARYA IBU PALEMBANG

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nurnida Bayu Puspita


NIM. 1652100211

Program Studi Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Hal: Persetujuan Pembimbing Kepada Yth.


Bapak Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
Dan Keguruan
UIN Raden Fatah Palembang
Di-
Palembang

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah kami periksa dan diadakan perbaikan-perbaikan seperlunya, maka

skripsi berjudul Penanaman Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa Melalui

Greenhouse Di Smp Karya Ibu Palembang, yang ditulis oleh saudari Nurnida

Bayu Puspita dengan NIM. 1652100211 sudah dapat diterima dan diajukan dalam

sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

Palembang.

Demikianlah, atas perhatiannya perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

Palembang, 2021
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Abu Mansur, M. Pd. I Dr. Mardeli, M.A


NIP. 196603281993031002 NIP. 197510082000032001

i
Skripsi Berjudul

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA


SISWA MELALUI GREENHOUSE DI SMP KARYA IBU
PALEMBANG

Yang ditulis oleh saudari Nurnida Bayu Puspita, NIM. 1652100211


Telah dimunaqosahkan dan dipertahankan
Di depan panitia penguji skripsi
Pada tanggal 2021

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd)

Palembang, 2021
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang

Panitian Penguji Skripsi

Ketua Skripsi

Penguji Utama :

Anggota Penguji :

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. H. Abdullah, M. Ed.

ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

‫انظر ما قال وال تنظر من قال‬


Lihatlah Apa Yang Di Ucapkan Dan Jangan Lah Melihat Siapa Yang Mengucapkan.

PERSEMBAHAN :

Ku persembahkan karyaku ini untuk orang-orang yang kucintai :

 Teristimewa untuk papa (Syaibani) dan Ibu (Siti Istirokhah) serta mama yang

telah tiada karya ini ku persembahkan (Sri Rahayu)

 Kakakku M. isnanto sebagai kakak tertua dan adik-adikku M. Alhadi Ramadhan,

Nadia Syahroti dan Zuhriatul Latifa

 Keluarga di desa Gajah Mati Kakek tercinta Djayusman beserta Oom (Sugiri) dan

Tante (Nur Lela)

 Sepupuku di desa Gajah Mati M. Alfurqan Riandhani, M. Fauzan Al-Fadhil, M.

Naufal Al-Fayadh, Sayyidah Jauza Afifa, dan M. Haikal Ma’arif

 Agamaku, Bangsaku, dan Almamaterku yang aku banggakan

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin, segala puji bagi Allah Swt. Atas rahmat serta

ridho-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penanaman Karakter

Peduli Lingkungan Pada Siswa Melalui Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang”.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi

Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari zaman kegelapan dan kebodohan ke

zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

Palembang. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak mengalami

kesulitan dan hambatan, namun berkat pertolongan dari Allah Swt. serta bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, Alhamdulillah peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini. Untuk itu peneliti sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya

kepada:

1. Kedua orang tua saya, Bapak Syaibani dan Ibu Siti Istirokah, dan kakak saya M.

Isnanto, adik-adik saya M. Alhadi Ramadhan, Nadia Syahroti dan

Zuhriatullatifa yang senantiasa mendoakan, memberikan semangat serta kasih

sayang. Serta Ibu Sri Rahayu (Amh), semoga beliau dapat tersenyum di alam

sana melihat keberhasilan saya dalam menyelesaikan skirpsi ini.

iv
2. Bapak Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si. selaku Rektor UIN Raden Fatah

Palembang yang telah memimpin dan memberikan banyak perubahan yang

positif terhadap kampus dan mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang.

3. Bapak Prof. Dr. Abdullah Idi, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Fatah Palembang atas program-program yang telah

dilakukan terkhusus di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah

Palembang.

4. Ibu Dr. Mardeli, M. A. selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam

yang banyak memberikan dukungan serta kinerja yang baik demi terwujudnya

visi, misi, dan tujuan Prodi PAI yang telah ditetapkan untuk memajukan serta

mengembangkan Prodi PAI.

5. Ibu Nyayu Soraya. selaku sekretaris Pendidikan Agama Islam dan Bapak

Syarnubi, M.Pd.I. selaku ketua Bina Skripsi Prodi Pendidikan Agama Islam

serta Bapak Rohmadi, M.Pd. selaku sekretaris Bina Skripsi prodi PAI yang

telah memberikan arahan, bantuan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Dr. Abu Mansur, M.Pd.I. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Mardeli. M.

A selaku pembimbing II yang telah banyak sekali membantu peneliti baik dari

segi tenaga, pikiran, arahan, motivasi, dan waktunya.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut

ilmu di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang.

v
8. Kepala Perpustakaan dan Staf UIN Raden Fatah Palembang yang telah

memberikan fasilitas referensi dan fasilitas lainnya dalam penyelesaian skripsi

ini.

9. Teman seperjuangan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) 2016

keluarga PAI-06 dan PAI konsentrasi Fiqh-02, serta keluarga KKN-72 Desa

Sumber Hidup, teman sekelompok dari berbagai Jurusan, yang selalu

menyemangati dan setia menemani perjuangan saya.

10. Teman berjuang Sandi Pradana yang telah mendukung semua kegiatan

penelitian saya dan membantu menyukseskan segala proses yang terkait dengan

skripsi saya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh peneliti, namun

telah membantu peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Palembang, Januari 2021

Nurnida Bayu Puspita

NIM. 1652100211

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGANTAR PEMBIMBING..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
MOTTO................................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. x
DAFTAR BAGAN................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xi
ABSTRAK............................................................................................................. xii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7
C. Batasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
E. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................... 8
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9
G. Kerangka Teori ..................................................................................... 15
H. Metodolodi Penelitian ........................................................................... 19
I. Sistematika Pembahasan ....................................................................... 25

BAB II LANDASAN TEORI


A. Konsep Pendidikan Karakter ................................................................. 27
1. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................... 27
2. Aspek-Aspek Pendidikan Karakter ................................................. 29
3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ...................................................... 32
4. Hubungan Pendidikan Karakter Dengan Sekolah ........................... 34
5. Penanaman Pendidikan Karakter ..................................................... 35
6. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan ........................................ 37
B. Pendidikan Peduli Lingkungan ............................................................. 37
1. Pengertian Pendidikan Peduli Lingkungan ..................................... 37
2. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup ............................................ 39
3. Strategi Penanaman Peduli Lingkungan .......................................... 40
4. Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan islam ............... 41

vii
C. Program Greenhouse ............................................................................. 42
1. Pengertian Greenhouse .................................................................... 42
2. Manfaat greenhouse ........................................................................ 43
3. Penerapan program greenhouse ....................................................... 44
4. Jenis-Jenis Greenhouse ................................................................... 45

BAB III SETTING WILAYAH PENELITIAN


A. Sejarah SMP Karya Ibu Palembang ...................................................... 48
B. Letak Geografis SMP Karya Ibu Palembang ........................................ 49
C. Visi dan Misi SMP Karya Ibu ............................................................... 49
1. Visi Sekolah ...................................................................................... 49
2. Indikator ............................................................................................ 49
3. Misi Sekolah .................................................................................... 50
D. Tujuan .................................................................................................... 50
E. Struktur Organisasi SMP Karya Ibu Palembang ................................... 51
F. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Staff ........................................ 52
1. Kepala sekolah .................................................................................. 52
2. Wakil kepala sekolah ........................................................................ 53
3. Guru .................................................................................................. 54
G. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa di SMP Karya Ibu Palembang ..... 56
1. keadaan Guru .................................................................................... 56
2. Keadaan Pegawai .............................................................................. 59
3. Keadaan Siswa .................................................................................. 60
H. Sarana dan Prasarana ............................................................................. 60
I. Kegiatan Ekstra Kulikuler ..................................................................... 62
J. Sistem Yang Sedang Berjalan ............................................................... 64
K. Kegiatan Belajar Mengajar .................................................................... 65

BAB IV PEMBAHASAN
A. Penanaman sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP
Karya Ibu Palembang ............................................................................
............................................................................................................69
1. Kepala sekolah sebagai pemegang kendali kesuksesan pendidikan
karakter peduli lingkungan di sekolah ..............................................
........................................................................................................70
2. Guru sebagai suri tauladan pendidikan karakter peduli lingkungan
........................................................................................................74
3. Bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungan .................................
........................................................................................................79
4. Bentuk apresiasi dan teguran sekolah kepada siswa mengenai
kepedulian terhadap lingkungan .......................................................
........................................................................................................86
B. Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang .......... 91

viii
1. Sejarah Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang ......................... 91
2. Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang ......
........................................................................................................95
3. Media Yang Digunakan Untuk Mengelola Greenhouse ................... 104
4. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dalam Pengelolaan
Greenhouse .......................................................................................
.....................................................................................................105
C. Dampak Penerapan Program Greenhouse Terhadap Karakter Peduli
Lingkungan Pada Siswa ........................................................................
..........................................................................................................109
1. Dampak Greenhouse Bagi Warga Sekolah .......................................
.....................................................................................................110
2. Dampak Greenhouse Bagi Sekolah ..................................................
.....................................................................................................115

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................................ 110
B. Saran ...................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 113


LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Nama-Nama Guru .................................................................... 56

Tabel 1.2 Daftar Nama-Nama pegawai ............................................................... 59

Tabel 1.3 Keadaan jumlah siswa ......................................................................... 60

Tabel 1.4 Keadaan sarana dan prasarana ............................................................. 61

Tabel 1.5 Pembina Dan Pelatih Ekstrakurikuler ................................................. 62

Tabel 1.6 Nama Guru/Karyawan Pembina Ekstra Kurikuler .............................. 63

Tabel 1.7 Jadwal Pelajaran ................................................................................. 65

Tabel 1.8 Rencana Program Kegiatan Greenhouse ............................................. 95

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Struktur Organisasi SMP Karya Ibu Palembang ................................ 51

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Surat Keputusan Penanggung Jawab Greenhouse ..........................


87

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Foto Penelitian ................................................... 114


Lampiran 2 Instrumen Penelitian ................................................................ 121
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing ............................................. 129
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ................................................................. 133
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Kesbangpol .............................................. 134
Lampiran 6 Surat Dinas Pendidikan Kota Palembang ................................ 135
Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian .......................................................... 136
Lampiran 8 Surat Keterangan Pembimbing ................................................ 137
Lampiran 9 Sertifikat Tahfidz ..................................................................... 138
Lampiran 10 Sertifikat Kuliah Kerja Nyata ................................................ 139
Lampiran 11 Sertifikat Komputer ............................................................... 140
Lampiran 12 Sertifikat Ospek Universitas .................................................. 141
Lampiran 13 Sertifikat Ospek Fakultas ....................................................... 142
Lampiran 14 Sertifikat Toefl ....................................................................... 143
Lampiran 15 Transkip Nilai ........................................................................ 145
Lampiran 16 Kartu Tanda Mahasiswa......................................................... 147
Lampiran 17 Bukti Pembayaran UKT ........................................................ 147

xi
ABSTRAK

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA


MELALUI GREENHOUSE DI SMP KARYA IBU PALEMBANG

Oleh:
Nurnida Bayu Puspita

Analisis masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu pertama
Bagaimana penanaman sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP Karya
Ibu Palembang?, kedua Bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di
SMP Karya Ibu Palembang?, ketiga Bagaimana dampak penerapan program
greenhouse terhadap karakter peduli lingkungan pada siswa?.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, dan
menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer yang meliputi Kepala SMP
Karya Ibu Palembang, Pengurus Greenhouse, Staff tata lingkungan, OSIS tata
lingkungan, guru-guru, dan siswa-siswi kelas VII-IX. Sumber data sekunder meliputi
dokumentasi, SK Pengurus Greenhouse, program kerja greenhouse. Sedangkan
teknik analisis data dalam penelitian kualitatif meliputi reduksi data, penyajian data
dan verifikasi/penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini yaitu penanaman sikap peduli terhadap lingkungan di
SMP Karya Ibu Palembang yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru-guru
terhadap para siswa. Dalam penerapannya, kepala sekolah bekerja sama dengan
pengurus greenhouse, guru dan staff agar pendidikan lingkungan dapat terlaksana
dengan baik melalui beberapa kegiatan salah satunya dengan greenhouse. Tingkat
kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan adanya greenhouse yaitu siswa lebih
mengerti arti lingkungan beserta mahluk hidup yang hidup di dalamnya khususnya
tanaman-tanaman yang hidup di sekitarnya. Perlunya bimbingan para guru agar lebih
dapat tertanam dengan baik. Dampak penerapan program greenhouse terhadap
karakter peduli lingkungan siswa yaitu dapat membantu siswa untuk menyatukan
dirinya dengan alam. Pembelajaran yang lebih mengutamakan praktik dalam
membentuk kebiasaan peserta didik dapat diterima oleh setiap siswa.

Kata Kunci: Penanaman Karakter, Lingkungan dan Greenhouse

xii
PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA
MELALUI GREENHOUSE DI SMP KARYA IBU PALEMBANG

Proposal Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nurnida Bayu Puspita


NIM. 1652100211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan merupakan istilah yang mencakup seluruh makhluk yang ada di

dalamnya, baik makhluk hidup maupun tak hidup. Lingkungan dapat dikatakan

wadah bagi keberlangsungan manusia atau makhluk hidup yang memiliki

hubungan satu sama lain serta saling berkaitan antara satu komponen dan

komponen lainnya.1

Seiring berjalannya waktu, keadaan lingkungan selalu mengalami

perubahan. Penduduk yang terus bertambah dan kebutuhan yang terus meningkat

menjadi tuntutan bagi pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sebagai makhluk sosial tentunya masyarakat selalu membutuhkan apa yang

mereka perlukan. Di sinilah peran pemerintah sebagai pemegang kekuasaaan

tertinggi harus mengatur kebutuhan masyarakat agar bisa tercukupi. Kemudian

berdiri pabrik-pabrik besar yang berperan sebagai penopang kebutuhan hidup

masyarakat, namun dari sinilah permasalahan lingkungan timbul.2

Meskipun sebagai salah satu alasan kerusakan lingkungan adalah sebab dari

tuntutan hidup masyarakat, namun tidak dapat dibantah bahwa kerusakan

lingkungan juga merupakan karena ulah manusia sendiri yang lalai dan tidak

1
Daryanto dan Agung Suprihatin, Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hlm. 31.
2
ibid., hlm. 4.

1
2

peduli dengan keadaan lingkungannya. Penyebab kerusakan lingkungan di

Indonesia adalah limbah rumah tangga, kotoran manusia, dan limbah dari pabrik-

pabrik besar.3

Selain hal di atas, eksploitasi sumber daya alam adalah salah faktor yang

menyebabkan permasalahan pada lingkungan semakin parah. Kerusakan-

kerusakan yang terjadi di lingkungan yang semakin parah dan terus terjadi dan

tentunya menjadi sorotan dunia. Hal inilah yang menjadi objek perhatian dunia

pendidikan. Melalui paradigma program pembangunan berkelanjutan dan upaya

perlindungan pengelolaan lingkungan hidup, keadaan lingkungan terus

diperhatikan.4

Melihat hal ini maka perlunya untuk menyadarkan manusia agar tidak lagi

melakukan hal yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup.

Pendidikan Lingkungan Hidup (Environmental Education atau EE) merupakan

suatu wadah untuk berproses agar dapat membangun dan membentuk perilaku

manusia sehingga memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, dan

berkomitmen untuk bekerja sama dengan satu sama lainnya secara baik untuk

mencegah dan memecahkan beberapa masalah lingkungan hidup yang terjadi

seperti pada saat ini.5

3
Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 7.
4
Endang Haris, Abas, dan Yedi Wardiana, Sekolah Adiwiyata Mandiri Panduan Implementasi
Adiwiyata Mandiri di Sekolah (Jakarta: Erlangga, 2018), hlm. 2.
5
Haris, Abas, dan Wardiana, op. cit., hlm. 2.
3

Dengan jalur pendidikan ini masyarakat memiliki wadah yang tepat untuk

mengembangkan pengetahuannya agar lebih peduli terhadap lingkungan. Sikap

peduli terhadap lingkungan bermanfaat sebagai pembentuk kebiasan baik serta

tanggung jawab terhadap keadaan lingkungan. Jika seseorang memeliki

kepedulian lingkungan maka tidak mudah bagi orang tersebut merusak

lingkungannya.

Pendidikan lingkungan hidup sudah bisa dimulai dari usia anak-anak.

Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) memiliki tujuan jangka panjang yaitu

mengembangkan pengetahuan warga negara tentang lingkungan biofisik serta

masalah yang berhubungan dengannya, menumbuhkan kesadaran secara afektif

dalam membangun masa depan yang lebih baik, dan membangun motivasi dalam

diri agar dapat mengerjakannya dengan baik.6

PLH mengembangan program dengan melihat pada aspek perilaku manusia,

terutama pada interaksi manusia dalam kemampuan memecahkan masalah

lingkungannya.7 Kemampuan ini diterapkan melalui pembentukan karakter di

sekolah. Dimana karakter merupakan kesadaran berperilaku yang dimulai dari

habbit (kebiasaan). Habbit dapat dikatakan sebagai suatu hal yang selalu di

lakukan dalam praktik kesehariannya sehingga terbentuk kepribadian dalam diri

siswa.8

6
Daryanto dan Suprihatin, op. cit., hlm. 11.
7
ibid., hlm. 12.
8
Mulyasa, Managemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 3.
4

Kebiasaan yang berakhir dengan terbentuknya karakter pada siswa disebut

juga dengan pendidikan karakter yang ditanamkan oleh guru-guru disekolah.

Pendidikan karakter bermanfaat sebagai pembentuk karakter dalam diri individu

yang nantinya berguna sebagai bekal dan lebih menghargai sesama, melatih

mental dan moral, menciptakan generasi yang berintegritas, menjadi lebih bijak

dalam mengambil keputusan9

Killpatrick mengungkapkan bahwa faktor yang menyebabkan seseorang

tidak dapat berperilaku baik meskipun ia sudah mengerti tentang perilaku yang

baik adalah karena seseorang tersebut tidak membiasakan diri untuk

melakukannya. Oleh karena itu suatu pengetahuan yang baik yang harus

dilakukan dengan praktik yang benar dan harus diterapkan dalam kehidupan

nyata, tujuannya agar kebiasaan tersebut benar-benar dapat terealisasi. Inilah

yang dinamakan pendidikan karakter yang pendidikannya dilakukan dengan

praktik.10

Pembentukan karakter melalui pembelajaran ini diselenggarakan oleh

Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup

melalui program PLH pada jenjang pendidikan dasar dan menengah melalui

sekolah berbudaya lingungan atau lebih dikenal Adiwiyata. Adiwiyata dilakukan

mengingat kondisi lingkungan di Indonesia yang semakin parah, maka

9
ibid., hlm. 14.
10
ibid.
5

kementrian Lingkungan Hidup berupaya untuk memperbaiki keadaan lingkungan

dengan salah satu cara menanamkan pengetahuan pada anak didik sejak dini. 11

Penyelenggaraan sekolah adiwiyata adalah upaya strategis dalam

menyukseskan program pembangunan berkelanjutan. Melalui progam ini maka

sekolah akan dapat membangun komitmen, kesadaran, serta tanggung jawab

antar warga sekolah, komite sekolah, orang tua, dan berbagai pihak yang

terlibat.12

Sekolah Adiwiyata memiliki kesatuan dengan Standar Nasional Pendidikan

sesuai dengan PP Nomor 32 Tahun 2013. Inti dari dilaksanakannya Adiwiyata

merupakan bukti kepedulian terhadap lingkungan yang tercantum dalam SKL

pendidikan dasar dan pendidikan menengah di Indonesia. Pencapaian tersebut

juga bentuk implementasi UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup.13

Dengan adanya program ini, berbagai macam unit kegiatan murid yang

menjadi salah satu penerapan dari program sekolah Adiwiyata berupa penerapan

Greenhouse. Greenhouse bermanfaat sebagai tempat untuk melindungi tanaman

dari faktor alam yang dapat merusak tanaman, membuat iklim buatan untuk

menanam tanaman yang tidak bisa ditanam di tempat tersebut, dan juga bisa

11
Haris, Abas, dan Wardiana, op. cit., hlm. 4.
12
ibid.
13
ibid., hlm. 32.
6

digunakan untuk percobaan terhadap tanaman seperti pembibitan, pemupukan

dan lain sebagainya.14

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan di SMP Karya Ibu, di dalam

sekolah tersebut terdapat suatu bangunan atau disebut dengan Greenhouse yang

dijadikan sebagai tempat kegiatan siswa dalam mengelola dan melakukan

pembibitan berbagai jenis tanaman. Siswa juga diajarkan cara memanfaatkan

barang bekas menjadi barang yang lebih berguna bagi lingkungan. Maka peneliti

tertarik untuk mengkaji penanaman karakter yang di lakukan guru terhadap

murid agar peduli terhadap lingkungan melalui kegiatan Greenhouse yang ada

disekolah. 15

Dari penjelasan di atas yang melatar belakangi penulis untuk melakukan

penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kerusakan lingkungan yang terjadi

merupakan hasil dari kebiasaan buruk yang dilakukan manusia sejak lama.

Melihat fenomena ini maka pemerintah mengambil tindakan tegas yakni dengan

melalui jalur pendidikan setiap anak didik diajarkan dan dikenalkan dengan

lingkungan agar anak-anak mengerti arti penting dari lingkungan hidup baik

untuk kehidupan saat ini dan kehidupan yang akan datang. Melalui pendidikan

lingkungan hidup maka perlahan anak-anak akan mengerti penyebab kerusakan-

kerusakan yang telah terjadi pada lingkungan hidup.

14
Yustina Erna Widyastuti, Greenhouse Rumah Untuk Tanaman (Jakarta: Penebar Swadaya,
1994), hlm. 6
15
Hasil Observasi Penulis pada Tanggal 10 Maret 2020 Pukul 10.00 WIB
7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang di atas, identifikasi masalah pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa-siswi di SMP Karya Ibu dalam mengelola greenhouse

banyak menggunakan bahan dari barang yang tidak berguna lagi

2. Menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa melalui greenhouse

merupakan suatu jawaban berhasil atau tidaknya guru dalam mendekatkan

siswa pada lingkungan

3. Kesadaran terhadap lingkungan harus ditanamkan sejak dini salah satunya

dengan memanfaatan greenhouse sebagai suatu media dalam mengelola

tanaman

4. Greenhouse disekolah dijadikan tolak ukur untuk siswa dalam pembentukan

karakter peduli lingkungan

5. Tidak semua siswa mengerti bahwa lingkungan hidup sedang mengalami

pencemaran

6. Sikap para guru yang mencontohkan kebiasaan baik terhadap lingkungan

dapat menunjang keberhasilan proses pendidikan lingkungan siswa

C. Fokus Penelitian

Melihat objek kajian yang akan dibahas memiliki banyak ruang lingkup

maka peneliti menggunakan batasan masalah agar permasalahan yang akan

dibahas lebih jelas dan tidak menimbulkan penyimpangan arah pembahasan.


8

Dengan adanya batasan masalah ini penelitian mengenai Penanaman Karakter

Peduli Lingkungan difokuskan pada greenhouse yang merupakan bagian dari

kepedulian terhadap lingkungan.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat di angkat dari penelitian ini antara

lain:

1. Bagaimana penanaman sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP

Karya Ibu Palembang?

2. Bagaimana Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang?

3. Bagaimana dampak penerapan program greenhouse terhadap karakter peduli

lingkungan pada siswa?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui proses kerja Greenhouse dalam fungsinya sebagai

pembentuk karakter siswa yang berbasis lingkungan

b. Untuk mengetahui keberhasilan greenhouse sebagai penanam karakter

peduli lingkungan pada siswa

c. Untuk mengetahui keadaan lingkungan sekolah setelah diterapkannya

program Greenhouse
9

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara teoritis

1) Bagi para akademisi hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

rujukan untuk memperdalam keilmuan khususnya di bidang akademik

dalam penanaman pendidikan karakter mengenai kepedulian terhadap

lingkungan serta dapat mencegah kerusakan alam yang terjadi.

2) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mejadi modal

pengetahuan bagi para akademisi mengenai pelestarian dan

pemeliharaan tanaman melalui rumah kaca atau rumah tanaman yang

biasa di sebut greenhouse.

b. Secara praktis

1) Bagi Sekolah diharapkan penelitian ini dapat membuat greenhouse di

SMP Karya Ibu dapat terus berkembang dan memberikan edukasi

tentang tanaman serta lingkungan sehingga lebih bermanfaat bagi kepala

sekolah, guru, dan siswa.

a) Bagi kepala sekolah diaharapkan dapat menambah motivasi untuk

terus menggunakan greenhouse sebagai sumber belajar siswa.

b) Bagi guru diharapkan dari penelitian ini dapat lebih meningkatkan

semangat siswa dalam membentuk karakter peserta didik agar jauh

lebih peduli terhadap lingkungan dan terbiasa menjaga kebersihan

sekolah.
10

c) Diharapkan para siswa dapat lebih memperhatikan keadaan

lingkungannya.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat

tentang penggunaan greenhouse sebagai rumah tanaman yang dapat

memberikan manfaat bagi pertumbuhan tanaman dan melindungi

tanaman dari kerusakan yang disebabkan oleh alam sehingga dapat

diterapkan penggunaannya dalam menanamkan tanaman di kehidupan

sehari-hari.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan penjabaran dari hasil penilitian sebelumnya

yang isinya sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan, dan juga dapat

memberikan batasan-batasan teori serta gambaran yang akan di pakai untuk dasar

penelitian sehingga penelitian dapat memfokuskan objek yang akan di teliti. 16

Berikut merupakan beberapa karya tulis yang akan dijadikan referensi dalam

penelitian yang akan di laksanakan, karya tulis ini dijadikan sebagai dasar

penelitian agar penelitian yang akan dilakukan dapat fokus dan pembahasan yang

akan di bahas tidak melebar. Dan setelah di lakukan pemeriksaan di ketahui

bahwa belum ada yang membahas tentang penelitian yang akan penulis teliti,

16
Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah, Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya
Ilmiah (Palembang: UIN Press, 2014), hlm. 15.
11

namun ada beberapa yang penelitian sebelumnya yang pembahasannya

mendukung penelitian yang akan dilakukan, berikut beberapa penelitianya.

Dalam jurnal yang ditulis oleh Mirza Desfandi yang berjudul Mewujudkan

Mayarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program Adiwiyata.17 Dalam

jurnal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan maupun informasi kepada

msyarakat mengenai kerusakan lingkungan yang semakin parah. Maka dari itu

perlunya mengembangkan karakter masyarakat yang peduli lingkungan sehingga

masyarakat memiliki kesadaran masing-masing terhadap keadaan lingkungannya.

Sebagai tempat pendidikan dan belajar seta bermain maka sekolah merupakan

tempat yang mampu menanamkan pemahaman kepada sisa mengenai perilaku

manusia terhadap bumi ini. Melalui pendidikan sekolah, program Adiwiyata

dapat di laksankan guna membentuk warga sekolah yang bertanggung jawab dan

peduli terhadap lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik guna

mendukung pembangunan berkelanjutan.

Persamaan jurnal yang ditulis oleh Mirza Desfandi dengan skripsi penulis

terletak pada pembentukan karakter yang peduli terhadap lingkungan yang di

bentuk melalui pendidikan di sekolah.

Perbedaannya terletak pada Adiwiyata yang merupaka pokok dari gerakan

peduli lingkungan yang ada di sekolah, sedangkan skripsi penulis membahas

17
Mirza Desfandi, “Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui Program
Adiwiyata,” Sosio Didatika: Social Science Education Journal 2, no. 1 (2015), hlm. 31–37.
12

tentang peran Greenhouse yang meruapakan bagian dari Adiwiyata sebagai

pembentuk karakter peduli lingkungan,

Dalam jurnal yang ditulis Ratna Widyaningrum yang berjudul Pembentukan

Karakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar Melaui Sekolah Peduli dan

Berbudaya Lingkungan.18 Jurnal ini menjelaskan tentang pembentukan karakter

pada anak sekolah dasar yang peduli Lingkungan, dengan adanya pendidikan

lingkungan hidup dapat meminimalisir kerusakan yag terjadi pada lingkungan

hidup. Mengingat kerusakan yang terjadi sudah semakin parah maka dengan

melalui program Adiwiyata pembentukan karakter di Sekolah dapat berjalan

dengan baik, bahkan karakter peduli lingkungan tersebut sudah dapat di

tanamakan sejak usia dini melaui pendidikan di Sekolah.

Persamaan jurnal yang diteliti oleh Ratna Widyaningrum dan skripsi penulis

adalah sama-sama membahas tentang kerusakan lingkungan dan penanaman

karakter kepedulian siswa terhadap lingkungan melalui Program Adiwiyata.

Perbedaannya terletak pada fokus penelitian, jika Ratna Widyaningrum

masih ruang lingkup Adiwiyata yang besar dan yang menjadi Subjek Penanaman

karakternya merupakan siswa Sekolah Dasar, jika skirpsi penulis memfokuskan

pada Greenhouse sebagai bagian dari Adiwiyata dan Subjeknya pada siswa

Sekolah Menengah Pertama.

18
Ratna Widyaningrum, “Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar
Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,” Widya Wacana 11, no. 1 (2016), hlm. 108-115.
13

Dalam jurnal yang ditulis oleh Amirul Mukminin Al-anwari yang berjudul

Strategi Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata

Mandiri.19 Jurnal ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat agar tidak lagi

melakukan hal yang dapat merusak lingkungan. Kerusakan lingkungan yang di

akibatkan karna ulah manusia dapat merusak ekosistem yang ada sehingga

lingkungan menjadi tidak sehat dan dan banyak makhluk hidup seperti hewan-

hewan kehilangan habitatnya. Melihat hal ini, maka perlu adanya kebiasaan yang

baik terhadap lingkungan agar lingkungan tetap terjaga. Pembiasaan yang akan

dilakukan salah satunya dengan melalui pendidikan. Pendidikan tentang

lingkungan hidup lebih tepat jika di tanamkan sejak usia dini. Oleh sebab itu

dalam jurnal ini dijelaskan bahwa penanaman kepedulian terhadap lingkungan

lebih baik jika ditanamkan sejak anak-anak masih duduk di sekolah dasar.

Persamaan jurnal Amirul muminin Al-Anwari dengan penelitian yang

penulis lakukan adalah sama-sama membahas karakter sebagai pembentuk

kebisaan baik sehari-hari siswa.

Jika dilihat dari perbedaanya, dapat diketahui bahwa jurnal Amirul

Mukminin Al-anwari lebih menekankan pada strategi yang digunakan dalam

pembentukan karakter siswa terhadap lingkungan, jika penenelitian yang penulis

teliti lebih menekankan peran Greenhouse sebagai bagian dari program

Adiwiyata dalam pembentukan karakter siswa tersebut.

19
Amirul Mukminin Al-Anwari dan IAIN Sulthan Thahah Saifuddin Jambi, “Strategi Pembentuan
Karakter Peduli  Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri,” Ta’dib 19, no. 02 (2014), hlm. 227-252.
14

Dalam jurnal yang di tulis oleh Ratna Puspita Sari yang berjudul Penanaman

Nilai Karakter Peduli Lingkungan Dalam Muatan Environmental Educatio Pada

Pembelajaran IPS Di MI Darul Hikam Kota Cirebon. 20 Jurnal ini menjelaskan

tentang pembelajaran IPS yang bertujuan sebagai pembentuk karakter.

Pembentukan Karakter yang dimaksud adalah pembentukan mengenai kesadaran

terjahadap lingkungan hidup, dan pembentukan karakter ini dilakukan secara

berkesinambungan serta sistematis melalui empat aspek yaitu knowledge, feeling,

loving dan acting. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa pembentukan karakter di

ibaratkan seperti binaragawan yang sedang latihan dalam pembentukan otot

secara terus menerus agar menjadi kokoh dan kuat.

Persamaan jurnal yang ditulis oleh Ratna Puspita Sari dan skripsi yang

penulis teliti terletak pada tujuannya dalam pembentukan karakter peduli siswa

terhadap lingkungan.

perbedaannya, jika jurnal ini membahas tentang pembelajaran IPS sebagai

pembentuk karakter peduli siswa terhadap lingkungan, jika skripsi penulis

menggunakan Greenhouse sebagai pembentuk karakter siswa.

Dalam jurnal yang ditulis Martina, Nyayu Khodijah dan Syarnubi yang

berjudul Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung Selapan

20
Ratna Puspitasari, “Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan Dalam Muatan
Environmental Education Pada Pembelajaran Ips Di Mi Darul Hikam Kota Cirebon,” Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI 3, no. 1 (2016), hlm. 39-56.
15

Kabupaten OKI.21 Jurnal ini menjelaskan mengenai bagaimana hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung

Selapan Kabupaten OKI. Adakah pengaruh lingkungan sekolah terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9

Tulung Selapan Kabupaten OKI.

Persamaan jurnal yang ditulis oleh Martina, Nyayu Khodijah dan Syarnubi

dengan skripsi penulis adalah sama-sama membahas lingkungan yang berperan

sebagai tempat terbentuknya diri anak didik.

Perbedaannya jika jurnal yang ditulis oleh Martina, Nyayu Khodijah dan

Syarnubi menjadikan lingkungan sebagai pengaruh besar bagi perkembangan

hasil belajar siswa. Jika skripsi penulis menjadikan greenhouse sebagai

pembentuk karakter siswa agar peduli terhadap lingkungan serta lebih peka

dengan kerusakan-kerusakan yang terjadi di lingkungan.

G. Kerangka Teori

Dalam suatu penelitian yang akan dlakukan perlu adanya teori yang dapat

mendukung keberhasilan dalam penelitian yang akan dilakukan. oleh sebab itu

penulis akan menjelaskan beberapa teori sebagai bahan pendukung dan menjadi

landasan penelitian.

1. Karakter

21
Martina, Nyayu Khodijah dan Syarnubi, “Pengaruh Lingkungan Ssekolah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung Selapan
Kabupaten OKI”, Jurnal PAI Raden Fatah, No. 2 (2019), hlm. 164-180.
16

Dalam agama Islam istilah karakter lebih dikenal dengan akhlak. Imam Al-

Ghazali mengatakan: Akhlak adalah sifat yang tertanam didalam diri manusia

dan dengan sifat itulah seseorang akan secara spontan dapat dengan mudah

bersikap dan bertindak melalui perilakunya.22 Karakter memiliki makna yang

sama dengan kepribadian, kepribadian dikatakan sebagai ciri, gaya, atau sifat

khas yang bersumber dari diri manusia yang terbentuk melalui lingkungan.23

Lingkungan yang tepat untuk mengajarkan mengenai karakter pada anak

merupakan lingkungan sekolah. Hal ini karena lingkungan sekolah adalah

tempat pendidikan pembentuk karakter baik pada peserta didik dengan tujuan

untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang berakhlak

mulia.24

Pendidikan juga merupakan wadah untuk membangun pengetahuan

peserta didik, gaya hidup, serta sikap.25 Melihat hal ini, selaras dengan apa

yang menjadi tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) maka jalur

pendidikan dianggap tepat sebagai sarana untuk membangun masyarakat agar

memiliki prinsip keberlanjutan dan etika lingkungan.26

Departemen Pendidikan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup

mengembangkan program PLH melalui sekolah Adiwiyata. Melalui

22
Soemarno Soedarsono, Membangun Jati Diri Bangsa (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008),
hlm. 17.
23
Doni Kusuma A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern (Jakarta:
Grasindo, 2007), hlm. 80.
24
Mulyasa, op. cit., hlm. 9.
25
Daryanto dan Suprihatin, op. cit., hlm. 11.
26
ibid., hlm. 10.
17

Adiwiyata ini diharapkan berbagai pihak yang bersangkutan dapat

berpartisipasi aktif dalam menjaga, memelihara, dan melestarikan

lingkungan.27 Salah satu program Adiwiyata yaitu Greenhouse, melalui

program ini dapat membuat peserta didik lebih dekat dengan lingkungannya.28

2. Lingkungan

Dalam undang-undang nomor 32 tahun 2009 dijelaskan bahwa lingkungan

hidup merupakan suatu ruang yang memiliki satu-kesatuan dengan semua

benda, daya, kedaaan, dan makhluk hidup, serta manusia dan perilakunya

yang dapat mempengaruhi keadaan alam, kelangsungan hidup, dan seluruh

makhluk hidup yang ada di dalamnya.29

Melihat keadaan lingkungan hidup di Indonesia, banyak sekali kerusakan-

kerusakan yang terjadi di dalamnya. Tentunya hal ini dapat mengganggu

kelangsungan hidup bagi makhluk hidup yang ada di dalamnya. Faktor yang

dapat memicu kerusakan lingkungan tidak hanya disebabkan oleh perilaku

manusia saja, namun juga bisa di sebabkan oleh faktor alami seperti bencana

alam dan keadaan cuaca yang tidak menentu.30

Perilaku manusia yang tidak memperdulikan lingkungan dan hanya

mementingkan kebutuhan hidup sendiri adalah perilaku yang tidak terpuji.

Aristoteles mengungkapkan dalam kehidupan perlu adanya kebiasaan-

27
Haris, Abas, dan Wardiana, op. cit., hlm. 4.
28
ibid., hlm. 84.
29
Daryanto dan Suprihatin, op. cit., hlm. 31.
30
ibid., hlm. 33.
18

kebiasaan baik yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari atau yang disebut

dengan karakter, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.31

Oleh karena itu, perlunya pendidikan moral yang di ajarkan pendidik

terhadap anak didik tentang nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan adalah

hal yang harus dilakukan agar keterampilan dan pengetahuan akademis anak

dapat tertanam sejak dini serta memiliki perasaan bahwa ada suatu hal yang

harus kita lakukan untuk merubah planet ini menjadi lebih baik.32

3. Greenhouse

Greenhouse diartikan sebagai suatu bentuk naungan dengan atap kaca yang

digunakan untuk tanaman. Berdasarkan dari negara asalnya, greenhouse

berfungsi untuk membantu para petani belanda meningkatkan hasil

produknya.33 Sedangkan di Indonesia greenhouse juga digunakan untuk

melindungi tanaman dari cuaca dan hewan yang dapat merusak tanaman.34

Di Indonesia, greenhouse digunakan untuk penelitian percobaan seperti

budidaya, pemupukan, pertahanan penyakit, kultur jaringan, persilangan,

hodroponik, penanaman tanaman diluar musim. Dasar pelaksanaannya

terdapat dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

Lingkungan Hidup. Dalam pelaksaan greenhouse terdapat indikator yang

harus dilakukan yaitu penanaman, penyirapan, pemupukan, dan pembasmian

hama.
31
Thomas Licona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 81.
32
Ibid., hlm. 224-225
33
Yustina Erna, op. cit., hlm. 1-3
34
Haris, Abas, dan Wardiana, op. cit., hlm. 85.
19

Seiring perkembangan zaman, greenhouse juga terdapat di sekolah.

Keberadaannya sebagai bagian dari program Adiwiyata yang di selenggarakan

oleh Departemen Pendidikan Nasional dan kementerian Negara Lingkungan

Hidup yang mengembangkan program dari PLH. 35 Program ini dikembangkan

karena penyebab terjadinya permasalahan lingkungan hidup adalah ketidak

mampuan sistem nilai sosial dan gaya hidup yang tidak selaras dengan

lingkungan.36

Melalui jalur pendidikan PLH mencoba mengatasi penyebab terjadinya

permasalahan lingkungan hidup dengan cara menanamkan pengetahuan

tentang lingkungan biofisik beserta masalah yang terjadi, menumbuhkan

kesadaran mengenai tindakan pembangunan menuju masa depan, dan

membangkitkan motivasi dalam diri. Hal ini di karenakan pendidikan adalah

sarana yang tepat untuk membangun karakter seseorang sehingga

menjadikannya memiliki etika yang baik terhadap lingkungan. Dengan

demikian akan menjadikannya masyarakat yang baik juga.37

H. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk memperoleh data

yang valid yang bertujuan dapat menemukan, mengembangkan, dan

35
ibid., hlm. 4.
36
Daryanto dan Suprihatin, op. cit., hlm. 10.
37
ibid., hlm. 11.
20

membuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat memahami,

memecahan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.38

Berikut merupakan hal-hal yang harus dilakukan untuk menentukan suatu

metode penelitian yaitu:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode riset bersifat

deskriptif, menganalisis kejadian serta menggunakan teori sebagai bahan

pendukung sehingga nantinya menghasilkan sebuah teori baru. Penelitian ini

digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan yaitu

mendeskripsikan serta menganalisis mengenai Dampak Penerapan

Greenhouse pada Karakter Siswa di SMP Karya Ibu Palembang.

b. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif yang didapat dari hasil wawancara,

pengamatan, dokumentasi, serta catatan lapangan sehingga peneliti dapat

menemukan kebenaran dari kegiatan penelitian.

38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 6.
21

2. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.

Data kualitatif bersifat menguraikan, menggambarkan, membandingkan dan

mengklasifikasikan sesuai jenisnya. Serangkaian data berupa observasi dan

dokumentasi dilakukan peneliti di SMP Karya Ibu Palembang.

b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian merupakan asal dari mana data tersebut

diperoleh.39 Dalam penelitian kualitatif terdapat dua sumber data yang di

kumpulkan yaitu data sekunder dan data primer.

1) Data Primer

Sumber data yang diambil secara langsung oleh peneliti dari sumbernya

yang didapatkan melalui teknik observasi dan interview.40 Objek

penelitian ditujukan kepada Kepala Sekolah SMP Karya Ibu,

Penanggung Jawab Greenhouse SMP Karya Ibu, guru SMP Karya Ibu,

Staf tata lingkungan SMP Karya Ibu, anggota OSIS bagian lingkungan

SMP Karya Ibu, dan beberapa siswa kelas VII, VIII, dan IX di SMP

Karya Ibu Palembang.

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2014), hlm. 172.
40
Sugiyono, op. cit., hlm. 308.
22

2) Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung yang didapat dari SK

Greenhouse SMP Karya Ibu, dokumentasi, program kerja Greenhouse

SMP Karya Ibu, dan arsip-arsip lainnya yang berhubungan dengan

greenhouse di SMP Karya Ibu.

3. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam teknik pengumpulan data yang terdiri dari

observasi, wawancara, dokumentasi, dan triangulasi. Ke empat macam

teknik ini memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan data.

a. Observasi

Observasi yakni pengamatan yang meliputi kegiatan memperhatikan

suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. 41 Dalam

penelitian ini observasi dilakukan di dalam lingkungan SMP Karya Ibu

Palembang guna mendapatkan data tentang keadaan sekolah, sikap

murid dan guru dalam menjaga lingkungan, dan manfaat greenhouse di

sekolah sebagai media pembentuk karakter peduli lingkungan. Peneliti

juga mengobservasi kegiatan siswa dalam mengelola greenhouse serta

perilaku siswa terhadap lingkungan sekolahnya. Selain itu peneliti juga

41
Arikunto, op. cit., hlm. 199.
23

mengobservasi sikap guru-guru dalam menjaga dan mencontohkan sikap

peduli terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang.

b. Interview

Interview disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan. Pada

tahap ini pewawancara akan memberikan kuesioner lisan terhadap

terwawancara yang bertujuan untuk memperoleh data informasi sesuai

dengan tujuan informasi yang ingin didapatkan peneliti.42

Interview dalam penelitian ini akan dilakukan kepada Kepala

Sekolah SMP Karya Ibu, Pengurus greenhouse di SMP Karya Ibu,

beberapa guru di SMP Karya Ibu, staf bagian tatal lingkungan, anggota

Osis bagian lingkungan, dan beberapa siswa kelas VII, VIII, IX di SMP

Karya Ibu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan catatan peristiwa berbentuk tulisan atau gambar. Dalam

penelitian ini, dokumentasi yang digunakan berupa foto kegiatan dan

keadaan greenhouse SMP Karya Ibu, SK Greenhouse SMP Karya Ibu

Palembang, program kerja greenhouse SMP Karya Ibu, dan dokumen-

dokumen lain yang berhubungan dengan greenhouse di SMP Karya Ibu

Palembang.

d. Triangulasi
42
Arikunto, op. cit., hlm. 198.
24

Triangulasi merupakan cara untuk mengumpulkan data sebagai hasil

penelitian dalam waktu bersamaan. Teknik yang digunakan berupa

observasi, wawawncara, dan dokumentasi. Data dan hasil penelitian

didapatkan dari informan penelitian yaitu Kepala Sekolah, pengurus

Greenhouse, guru di SMP Karya Ibu, staf bagian tata lingkungan,

anggota osis bagian lingkungan, dan juga siswa kelas VII, VIII, IX SMP

Karya Ibu Palembang.

4. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data secara

sistematis yang telah diperoleh dari teknik pengumpulan data. Cara kerja

analisis data yaitu dengan mengelompokkan data sesuai kategori,

menjabarkan ke dalam bagian-bagian, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih data yang di anggap penting dan membuang data

yang di anggap tidak penting, membuat kesimpulan agar mudah dipahami

oleh diri sendiri dan orang lain.43

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses menganalisis data dengan cara

merangkum, memilih, memfokuskan, kemudian mencari tema penelitian

dan membuang bagian-bagian yang tidak diperlukan. Sehingga data yang

seudah melalui tahap reduksi dapat memberikan gambaran yang jelas dan
43
ibid., hlm. 335.
25

mempermudah peneliti melakukan proses pengumpulan seta pencaraian

data selanjutnya.44

b. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif berbentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Namun bagian

yang sering digunakan adalah teks naratif. Display data dilakukan agar

peneliti mudah memahami hal-hal yang terjadi dalam penelitian.45

c. Verifikasi

Merupakan proses penarikan kesimpulan dari beberapa proses data

yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan ini merupakan kesimpulan

awal yang nantinya akan dilakukan penelitian ulang. Kesimpulan dapat

berubah jika bukti-bukti penelitian berikutnya tidak mendukung dengan

kesimpulan yang sudah didapatkan sebelumnya.46

I. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan ini terdapat sistematika penulisan yang bertujuan untuk

memudahkan penulis maka penulisan skripsi ini terbagi menjadi lima bab yang

terdiri dari sub-sub bab. Berikut merupakan sistematika yang dimaksud:

BAB I Pendahuluan, bagian ini merupakan inti dari penulisan skripsi yang

terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

44
ibid., hlm. 338.
45
ibid., hlm. 341.
46
ibid., hlm. 345.
26

penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metodolodi penelitian, dan

sistematika pembahasan.

BAB II Landasan Teori, pada bab ini menjelasan secara terperinci mengenai

pengertian karakter, pendidikan karakter di sekolah, pengertian lingkungan

hidup, permasalahan lingkungan hidup, pendidikan lingkungan hidup di sekolah,

pengertian greenhouse, manfaat greenhouse, jenis-jenis greenhouse, peran

greenhouse sebagai pembentuk karakter peduli lingkungan pada siswa.

BAB III Desripsi Wilayah Penelitian, pada bagian ini menjelasan tentang

sejarah singkat SMP Karya Ibu Palembang, Letak Geografis, Visi dan Misi,

Struktur Organisasi, Keadaan Guru, Keadaan Karyawan, Keadaan Siswa, Sarana

dan Prasarana Sekolah, dan Kegiatan Pendidikan.

BAB IV Analisis Data, bagian ini menjelaskan kinerja sekolah dalam

mengelola greenhouse yang berperan sebagai pembentuk karakter siswa agar

peduli terhadap lingkungan hidupnya.

BAB V Penutup, bagian paling akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah

penutup yang berisi tentang Kesimpulan dari apa yang menjadi pokok bahasan

dan disertai saran.


BAB II

DESKRIPSI TEORI

A. Konsep Pendidikan Karakter

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Secara etimologis, istilah karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso”

yang artinya cetak biru, format dasar dan sidik.47 Karakter memiliki arti yang

hampir sama dengan kepribadian. Kepribadian merupakan suatu karakteristik

yang menjadi ciri khas dari seseorang tersebut. Karakter merupakan perilaku

yang dibawa sejak lahir yang berasal dari faktor genetis riwayat keluarga. 48

Dalam perkembangan usia seseorang, kepribadian dapat terbentuk melalui

lingkungan.49

Seorang filsuf kontemporer yang bernama Michael Novak melakukan

pengamatan bahwa karakter merupakan satu kesatuan dari seluruh kebaikan

yang di bentuk melalui kebiasaan religius, orang-orang yang bijaksana, dan

kumpulan orang yang memiliki pemikiran baik.50 Kebiasaan yang baik tetap

perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari atau yang disebut dengan

penanaman karakter yang dilakukan dengan mengetahui, mempunyai

47
Doni Kusuma A, pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern (Jakarta: PT
Grasindo, 2007), hlm. 90.
48
Ibid., hlm. 93.
49
Ibid., hlm. 80.
50
Thomas Licona, Mendidik Untuk Membentuk Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 81.

27
28

keinginan, dan melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dengan cara berpikir

yang baik juga.51

Karakter merupakan nilai-nilai kebaikan yang harus diterapkan dalam

kehidupan nyata atau perilaku sehari-hari. Istilah karakter dikaitkan dengan

personality, yang artinya seseorang yang dapat dikatakan berkarakter apabila

perilakunya sesuai memenuhi kaidah moral.52 Karakter sering disebut dengan

tempramen yang dibentuk melalui pendidikan dan lingkungan.53

Pendidikan karakter merupakan suatu ilmu pengetahuan untuk membentuk

sikap peserta didik agar memiliki kepribadian yang lebih baik. Pendidikan

karakter harus dilakukan sejak dini dengan cara menanamkan pembelajaran

berupa edukasi dan praktik terhadap anak didik agar memiliki kepribadian

yang lebih baik. Tujuannya yaitu sebagai penyempurna dari sikap yang

dimiliki individu sebelumnya. Sesuai dengan tujuan sekolah itu sendiri yaitu

menanamkan pengetahuan serta membangun sikap peserta didik agar menjadi

generasi yang berkarakter baik.54

Dalam pendidikan karakter tentunya memiliki faktor pendukung dan juga

faktor penghambat dalam pelaksanaannya. Ada lima faktor yang mendukung

pendidikan karakter yaitu: sarana dan prasarana, finansial, memberikan tugas

kepada anak didik, kegiatan ekstarkulikuler sekolah, guru yang selalu

51
Ibid., hlm. 82.
52
Masnur Muslich, Pendidikan Karkater Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 71.
53
Ibid., hlm. 79.
54
Doni Kusuma, Op., cit, hlm. 3-5
29

memberikan motivasi serta arahan kepada anak didik, dan adanya peserta

didik. Sedangkan faktor penghambat pendidikan karakter yaitu waktu,

lingkungan, jumlah peserta didik, dan kepribadian peserta didik.

Dari penjelasan dia atas dapat disimpulkan bahwa karakter merupakan

suatu sikap atau kepribadian yang berasal dari dalam individu dan akan

terbentuk seiring berjalannya usia. Pembentukannya melalui kebiasaan yang

diajarkan secara terus-menerus. Tempat pembentukan karakter yang paling

tepat yaitu sekolah. Sekolah merupakan wadah bagi setiap anak didik agar

memiliki kepribadian yang lebih baik. Hal ini dikarenakan sekolah memiliki

standar mutu pendidikan yang dapat mendukung suksesnya pendidikan

karakter.

2. Aspek-Aspek Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter terdapat tiga aspek yang menjadi unsur-unsur

dalam pendidikan karakter.

a. Aspek Moralitas

Dalam dunia pendidikan, moral merupakan modal penting dalam

menyukseskan misi setiap sekolah sebagai pembentuk kepribadian

peserta didik.55 Moral dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, moral

sebagai ajaran kesusilaan yang merupakan suatu ajaran untuk berperilaku

baik sesuai dengan norma masyarakat. Kedua, moral sebagai aturan

adalah suatu patokan dalam lingkungan bermasyarakat untuk menilai


55
Jhon dewey, Experience and Education (United States: Kappa Delta: 1938), hlm. 67
30

perilaku seseorang. Ketiga, moral sebagai kejiwaan yang merupakan

perbuatan dalam diri seseorang untuk bersikap berani, jujur, sabar,

bersemangat, dan lain-lain.

Dalam terminologi islam, moral dapat disamakan dengan pengertian

akhlak. Moral dan akhlak merupakan satu-kesatuan yang mengandung

arti budi pekerti atau kesusilaan.56 Antara pendidikan budi pekerti,

pendidikan nilai dan pendidikan karakter saling berkaitan namun hasil

pencapainnya berbeda. Indikator moralitas terbagi menjadi tiga yaitu

pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral.

1) Indikator pengetahuan moral (moral knowing) yaitu kesadaran moral,

pengetahuan tentang nilai-nilai moral, kemampuan menempatkan diri

pada posisi orang lain, pemahaman alasan moral.

2) Indikator perasaan moral (moral feeling) yaitu bisikan dari hati

nurani, menilai positif diri sendiri sehingga terhindar dari perbuatan

salah, empati, mencintai kebaikan, mengenadalikan diri, merasa

bersalah jika melakukan perbuatan tidak benar.

3) Indikator tindakan moral (moral action-behavior) yaitu kemampuan

berperilaku baik dan benar, kemampuan berbuat kebaikan, terbiasa

melakukan kebaikan sesuai nilai-nilai moral.

56
Drost J, Dari KBK sampai MBS 2006. (Jakarta: Kompas, 2006), hlm. 31-35
31

b. Aspek religiusitas

Aspek religiusitas atau aspek agama yang terdiri dari kurikulum

pendidikan, muatan konsep dan materi pembelajaran pendidikan karakter.

Pendidikan agama dalam pendidikan karakter adalah sebagai pondasi

agar pendidikan karakter yang di ajarkan memiliki batasan-batasan dalam

pembelajarannya. Hal inilah yang mengharuskan agama perlu di

tanamkan dalam diri peserta didik dan tidak bisa dilepaskan dalam

pendidikan karakter di sekolah.57

Dalam pendoktrinan agama perlunya menganalisa masalah-masalah

yang akan timbul dari pelajaran agama yang akan di ajarkan. Hal ini

disebabkan Karena keyakinan yang di anut berbeda-beda. Maka dari itu

perlunya menyesuaikan antara agama dan budaya. 58

Indikator aspek religiusitas yaitu sikap cinta damai, toleransi,

menghargai perbedaan agama, kerjasama, teguh pendirian, percaya diri,

tidak memaksakan kehendak, ketulusan, mencintai lingkungan,

melindungi yang kecil dan menghormati yang lebih tua.

c. Aspek psikologi

Aspek psikologi merupakan aspek dengan melihat karakter yang ada

dalam diri individu tersebut. Pendidikan karakter tanpa adanya

pemahaman secara psikologi tentang jiwa seseorang akan jauh dari

57
Thomas Lickona., Educating For Caracter (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 50
58
Azyumardi Azra, Agama Budaya dan Pendidikan Karakter Bangsa, (Jakarta: Kencana
Predana Media, 2007), hlm, 46
32

keberhasilan.59 Aspek-aspek emosional dalam perumusan dan

pengembangan pendidikan karakter yaitu kesadaran, percaya diri, rasa

peduli pada orang lain, mencintai kebaikan, menjaga diri, dan terbuka.

Pembelajaran pendidikan karakter melibatkan segalanya seperti melihat,

mendengar, mempraktikkan, dan tentunya proses-proses tersebut lebih di

rasa bagi peserta didik. 60

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

karakter tetap harus menggunakan aspek psikologi dalam merumusan

materi pembelajaran dan praktek pembelajaran. Sebab, dalam pendidikan

karakter memerlukan pengetahuan tentang aspek psikologi. Indikator

pada aspek psikologi yaitu:

1) memahami perbedaan kepribadian

2) mampu mengatasi perbedaan sikap

3) mengetahui cara menyampaikan perkataan dengan baik.

3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter terdapat nilai-nilai yang menjadi landasan

suatu pendidikan. Karena pada dasarnya pendidikan karakter adalah proses

pengembangan nilai-nilai kebaikan yang berasal dari ideologi, agama, budaya,

dan nilai-nilai dalam pendidikan nasional. Adapun nilai-nilai tersebut antara

lain:

59
Thomas Lickona, op, cit., hlm 61
60
Ibid, hlm. 336
33

a. Nilai Agama

Nilai agama dalam pendidikan karakter merupakan nilia yang sanat

penting. Ini di karenakan nilai agama dijadikan pondasi yang kokoh bagi

kehidupan dan keyakinan agama bagi individu, masyarakat, dan bangsa.

Agama adalah martabat yang paling tinggi, pondasi yang paling kokoh,

kekayaan yang paling abadi, dan kedamaian paling dalam. 61


Manusia

yang memiliki agama maka ia akan mempersatukan dirinya dengan tuhan

sebagai tempat besandar. Agar nilai agama tidak menjadi permasalahn

bagi setiap penganutnya, maka perlunya peraturan hukum Negara agar

dapat mengikat semua warganya.62

b. Nilai-Nilai dalam Pancasila

Pancasila merupakan pandangan hidup seluruh bangsa Indonesia dan

menjadi nilai-nilai kehidupan seluruh rakyat Indonesia. Ideologi yang

mempersatuakan seluruh masyarakat. Nilai-nilai yang diatur dalam

pancasila yaitu kehidupan berpolitik, hukum, ekonomi, masyarakat,

budaya dan seni. Menjadi warga Negara yang baik, memiliki kemampuan

dan mampu menerapkan nilai-nilai pancasila adalah hasil dari pendidikan

budaya dan karakter bangsa. Begitu besar arti nilai-nilai pancasila dalam

mendidik anak bangsa dan kegunaannya bagi bangsa dan Negara.63

c. Nilai-Nilai Budaya
61
Doni, op, cit., hlm 201
62
Ibid., hlm. 201.
63
Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Implementasinya di Lingkungan
Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Depok : Arr-Ruzz Media, 2013), hlm. 39-40
34

Nilai budaya dalam kehidupan bermasyarakat merupakan konsep dalam

komunikasi antar anggota masyarakat. Budaya merupakan sumber nilai

dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa sehingga tak heran jika

budaya memiliki kedudukan yang penting dalam kehidupan

bermasyarakat. Sekolah merupakan lingkungan kecil yang di dalamnya

terdapat individu-individu dengan berbagai budaya. Kemudian saling

menyesuaikan budaya masing sehingga menjadi budaya yang bersatu.

d. Undang-Undang Pendidikan Nasional

Sesuai dengan UU RI No. 20 Tahun 2003 yang berisi tentang sistem

pendidikan Nasional. Tujuan dari pendidikan nasional adalah merumuskan

fungsi dan tujuan pendidikan Nasional. Dalam pasal 3 UU Sisdiknas

disebutkan

“fungsi dari pendidikan nasional yaitu mengembangkan dan


membentuk kecerdasan peserta didik sehingga menjadi manusia
yang beriman, berakhlak, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Selain itu membuat kehidupan bangsa lebih bermartabat”

4. Hubungan Pendidikan Karakter Dengan Sekolah

Sekolah sebagai tempat pendidikan memiliki dua tujuan dalam

membentuk kepribadian peserta didik yaitu memiliki kecerdasan dan perilaku

yang baik. Oleh karna itu, sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam

mendidik anak didiknya. Semua ini perlu dilakukan agar tujuan sekolah dapat

tercapai dengan baik.64


64
Doni kusuma, op., cit. hlm. 222
35

Sekolah juga dapat dikatakan komunitas yang dapat membentuk dan

mengembangkan kesadaran moral serta tanggung jawab peserta didik maupun

pendidik. 65
Peran Pendukung dalam menunjang keberhasilan Pendidikan

Karakter di Sekolah yaitu:

a. Guru

Faktor utama yang paling besar pengaruhnya dalam keberhasilan

pendidikan karakter di sekolah yaitu guru. Guru merupakan teladan serta

contoh bagi anak didik. Seorang guru harus memulainya terlebih dahulu

dari dirinya sendiri sebelum mengajarkan karakter sehingga nantinya

dapat digugu dan ditiru anak didiknya. 66

b. Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang berperan dalam mengoordinasikan, menggerakkan,

dan menyelaraskan semua sumber pendidikan yang ada sehingga

pendidikan karakter terlaksana dengan baik.

c. Komite Sekolah

Peran komite sekolah yaitu memberikan pengaruh yang baik terhadap

lingkungan. Karena sebagian besar waktu yang dihabiskan anak-anak

adalah di lingkungan masyarakat.

5. Penanaman Pendidikan Karakter

65
Ibid., 224
66
Ibid., hlm. 65.
36

Pada ruang lingkup pendidikan karakter, pendidik harus menanamkan

pengetahuan yang di iringi dengan praktek. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada

pembentukan karakter, memiliki akhlak mulia, memiliki kesiapan secara

mental dan pengetahuan ketika terjun ke kehidupan sosial orang-orang

dewasa.67 Nilai-nilai yang harus diajarkan disekolah yaitu kejujuran, keadilan,

toleransi, kebijaksanaan, displin diri, tolong menolong, peduli sesama, kerja

sama, keberanian, dan sikap demokratis.68

Dalam mencapai pendidikan karakter yang terarah dan efektif maka

diperlukan berbagai macam metode yaitu mengajarkan nilai-nilai yang

bermoral kepada anak didik, memiliki keteladanan terhadap guru, menentukan

prioritas dalam menentukan karakter, Praksis Prioritas nilai pendidikan

karakter, dan refleksi.69

Dalam penanaman pendidikan karakter dilakukan dengan beberapa tahap

antara lain:. 70

a. Moral knowing. Beberapa bagian yang terdapat dalam moral knowing

yaitu nilai moral, mengetahui moral, adanya perspektif, alasan pentingnya

suatu nilai moralitas, menentukan pilihan, dan memiliki pengetahuan atas

diri.

67
Doni, op. cit., hlm. 67.
68
Thomas Licona, op. cit., hlm. 74.
69
Doni, op. cit., hlm. 212-217.
70
Lickona, op., cit, hlm. 53
37

b. Moral feeling. terdiri dari hati nurani, percaya diri, empati, menyukai

kebenaran, kontrol, dan kerendahan hati.

c. Moral action, bagian-bagiannya yaitu kompetensi, niat baik, dan

kebiasaan.

6. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Pendidikan merupakan suatu tempat untuk mendapatkan pengetahuan,

keterampilan, pembentukkan keperibadian melalui pembelajaran dan

pelatihan. Karakter itu sendiri diartikan sebagai suatu ciri khas atau

kepribadian dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir dan akan berubah

sesuai lingkungan. Peduli lingkungan merupakan suatu sikap yang

mencerminkan suatu tindakan yang peduli, tanggap, dan peka terhadap

keadaan lingkungan. Sikap ini dibentuk melalui edukasi dan pembiasaan

sehari-hari.

Pendidikan karakter peduli lingkungan merupakan upaya menanamkan

sikap dan kepedulian peserta didik agar peduli terhadap kerusakan

lingkungan. Dengan pendidikan ini maka timbul pengetahuan yang di iringi

praktik untuk menjaga alam agar tidak semakin mengalami kerusakan.

Kepekaan peserta didik akan timbul sehingga bisa mencegah kerusakan

lingkungan agar tidak terus terjadi.

B. Pendidikan Peduli Lingkungan

1. Pengertian Pendidikan Peduli Lingkungan


38

Lingkungan hidup merupakan suatu istilah yang mencakup seluruh

mahluk hidup dan tak hidup yang ada di dalamnya. Lingkungan hidup

juga merupakan segala hal yang berada di sekitar manusia dan dapat

mempengaruhi pertumbuhan manusia serta timbal balik satu sama lain. 71

Lingkungan hidup memiliki tiga unsur yaitu unsur hayati (Biotik), unsur

Sosial Budaya, dan unsur abiotik.72

Menurut Munajat Danusaputro, Lingkungan hidup merupakan semua

benda dan daya serta kondisi yang di dalamnya terdapat manusia dan

tingkah lakunya yang terdapat dalam suatu ruang dimana manusia berada

dan dapat mempengaruhi kesejahteraan manusia serta makhluk hidup

lainnya.73 Dalam undang-undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup

adalah suatu ruang yang memiliki kesatuan dengan seluruh benda, daya,

keadaan, mahluk hidup, manusia, dan perilaku manusia. Segala hal

tersebut dapat mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia dan

mahluk hidup lainnya.74

Seiring berjalannya waktu, lingkungan mengalami perubahan yang

diakibatkan oleh manusia dan alam. Kerusakan-kerusakan yang terus

terjadi membuat pendidikan sebagai wadah sekaligus peran pembentuk

71
Daryanto dan Agung Suprihatin, Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hlm. 31.
72
Yuniarto, op. cit., hlm. 44.
73
Hasanudin Rahmat Daeng Naja, Bank Hijau Kebijakan Kredit yang Berawawasan
Lingkungan, (Yogyakarta: Medpress, 2007), hlm. 49.
74
Bambang Yuniarto, Membangun Kesadaran Warga Negara Dalam Pelestarian Lingkungan
(Yoyakarta: Deepublish, 2013), hlm. 43.
39

karakter manusia harus mengurangi dan mencegah kerusakan yang akan

terjadi pada alam dengan memperbaiki perilaku manusia.

Pendidikan lingkungan hidup adalah pendidikan yang mengajarkan

tentang lingkungan hidup yang secara langsung maupun tidak langsung

membentuk kepribadian, tindakan, dan pola pikir siswa. PLH diartikan

sebagai suatu proses yang dilakukan agar manusia kesadaran dan

kepedulian terhadap lingkungan, peka terhadap masalah yang berkaitan

dengan lingkungan, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap,

perbuatan, motivasi, serta komitmen untuk saling bekerja sama satu sama

lain dalam menghadapi segala sesuatu yang berhubungan dengan

lingkungan.75

Kesimpulan dari penjelasan di atas, bahwa lingkungan merupakan

tempat bagi keberlangsungan mahluk baik hidup maupun tak hidup.

Lingkungan hidup bersifat relatif yang artinya dimanapun dan seberapa

besar bentuk ruang tersebut tetap dikatakan sebagai ligkungan hidup yang

disebut biosfir. Pendidikan lingkungan hidup adalah pendidikan yang

dapat membentuk karakter peserta didik agar memiliki kepedulian serta

kepekaan terhadap lingkungan. Pendidikan lingkungan hiudp perlu

ditanamkan dalam diri individu sejak kecil.

2. Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup

75
Ibid., hlm. 2.
40

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) memiliki tujuan memberikan

dorongan kesadaran kepada setiap individu agar peduli terhadap

lingkungan, memberikan pengetahuan, menanamkan sikap yang peka

terhadap lingkungan, memberikan keterampilan kepada setiap individu,

dapat berperan aktif dalam memecahkan permasalahn lingkungan, dan

memberi dorongan agar dapat mengevaluasi pengetahuan tentang

lingkungan.76

3. Strategi Penanaman Peduli Lingkungan

Strategi merupakan cara yang dilakukan dalam suatu tujuan agar dapat

tercapai. Dalam menanamkan sikap kepedulian terhadap lingkungan

tentunya memiliki beberapa cara. Adapun cara yang dilakukan pendidik

untuk menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan dalam diri anak

didik yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Menanamkan kebiasan untuk selalu membuang sampah pada

tempatnya

b. Mengajarkan untuk tidak boros dalam menggunakan daya listrik dan

air.

c. Mengajarkan pengetahuan tentang sampah yang dapat di daur ulang

atau tidak. Istilah ini dikenal dengan reduce, reuse, dan recycle.

d. Menggunakan produk yang ramah lingkungan

76
Ibid., hlm. 12.
41

e. Meminimalisir menggunakan kendaraan pribadi agar mengurangi

polusi

f. Mengajarkan menanam tanaman dan berkebun

g. Mengenalkan alam agar menumbuhkan kesadaran menjaga

lingkungan.

4. Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan islam

a. Implikasi Pendidikan Tauhid

Pendidikan tauhid merupakan pendidikan yang mengajarkan

tentang keeasaan Allah.77 Dalam upaya pelestarian lingkungan hidup,

sikap tauhid perlu ada dalam diri seseorang agar ia mengetahui bahwa

manusia adalah mahluk yang diberi amanah oleh sang pencipta agar

dapat menjaga alam dengan baik.78 Dalam QS. Al-Dzariyat: 56

      

56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku.79

b. Pendidikan Akhlak

Islam mengajarkan akhlak tentang lingkungan yang berasal dari

Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunakan tauhid sebagai acuan

dasar sehingga menghasilkan akhlak.80 Tujuan pendidikan akhlak

77
Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 61.
78
Ibid., hlm. 67.
79
QS. Al-Dzariyat: 56
80
Ibid., hlm. 72.
42

ialah melahirkan manusia yang utuh lahir dan batin. Dalam QS. Ali

Imran:112

         
        
 
112. mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada,

kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali

(perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat

kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan.81

3) Pendidikan Akal

Terdapat dua pendidikan dalam Islam. Pertama, pendidikan

yang berasal dari Al-Qur’an dan Hadis. Kedua, pendidikan yang

bersifat rasional. Hal ini digunakan agar sumber kehidupan yang

digunakan dapat seimbang.82

C. Program Greenhouse

1. Pengertian Greenhouse

Greenhouse merupakan suatu bangunan yang di gunakan untuk

membudidayakan tanaman. Penggunaan rumah kaca bagi tanaman

81
QS. Ali Imran:112
82
Aziz, op. cit., hlm. 90.
43

dapat memastikan keadaan lingkungan agar tanaman-tanaman yang

tumbuh di dalamnya dapat terjaga dari berbagai hama penyakit yang

dapat merusak tanaman di tempat terbuka. 83

Dulunya banyak greenhouse yang dindingnya terbuat dari kaca,

plastik, fiberglass, dan paranet. Namun saat ini bahan Greenhouse

banyak diganti dengan bahan lain yang sifatnya sama-sama dapat

tembus pandang yaitu bahan plastik, fiberglass, dan paranet. Salah satu

alasan penggunaan tiga bahan ini karena lebih efisien dan efektif. Oleh

karena itu, penyebutan Greenhouse dengan rumah kaca menjadi tidak

banyak di gunakan lagi sebab bahan Greenhouse sudah banyak di

gantikan dengan bahan lain.84

Dapat di ketahui bahwa Greenhouse suatu bangunan yang di

rancang untuk pertumbuhan tanaman, baik untuk membudidayakan

tanaman atau mencoba menanam tanaman yang iklimnya disesuaikan

dengan kondisi pada aslinya. Dengan adanya greenhouse ini maka

keadaan tanaman di dalamnya lebih terjaga.

2. Manfaat greenhouse

Berdasaran negara asalnya yaitu Belanda fungsi sebenarnya

greenhouse di adalah untuk melindungi tanaman dari kondisi alam yang

sifatnya tidak menguntungkan. Pengunaan greenhouse adalah sebagai


83
Endang Haris, Abas, dan Yedi Wardiana, Sekolah Adiwiyata Mandiri Panduan Implementasi
Adiwiyata Mandiri di Sekolah, (Jakarta: Erlangga, 2018), hlm. 85.
84
Yustina Erna Widyastuti, Greenhouse Rumah Untuk Tanaman (Jakarta: Penebar Swadaya,
1994), hlm. 2.
44

pengatur suhu, sinar matahari, kelembapan, angin, hujan salju, dan lain

sebagainya. Di indonesia sendiri yang memiliki dua iklim yaitu kemarau

dan musim penghujan juga membutuhkan greenhouse sesuai kebutuhan

tanaman.85 Bisa digunakan untuk melindungi tanaman dari hama dan

juga pengelolaan tanaman yang menggunakan sistem hidroponik.

Greenhouse adalah sarana yang tepat untuk membudiyakan

tanaman agar mendapat perawatan yang baik.86 Tanaman yang

diproduksi dalam greenhouse dapat memperkecil resiko kerusakan87

Keunggulan menggunakan greenhouse yaitu dapat digunakan pada

daerah dataran tinggi yang memiliki fluktuasi suhu, curah hujan, dan

tingkat kelembapan yang bersifat drastis. Greenhouse juga sebagai

rumah pelindung bagi tanaman dari cuaca dan hama.88

3. Penerapan program greenhouse

Dalam penerapan kegiatan greenhouse perlu dilakukan perawatan

pada bangunan, tanaman, dan tanah.89

a. Perawatan Bangunan

Perawatan awal yang dilakukan yaitu mengecat dan memplitur

rangka agar terhindar dari rayap, kumbang dan jamur. Jika perawatan

85
Ibid., hlm. 4.
86
Ibid., hlm. 6.
87
Nur Aini dan Nur Azizah, Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Hidroponik (Malang:
Universitas Brawijaya Press, 2018), hlm. 77.
88
Widyastuti, op. cit., hlm. 5.
89
Ibid., hlm. 73.
45

sehari-hari yang perlu dilakukan yaitu menyapu dan mengganti air

bagi greenhouse yang menggunakan air.90

b. Perawatan tanaman

Perawatan yang dilakukan ada dua. Pertama, perawatan umum yang

dilakukan dengan pemberantasan gulma dan pendangiran,

penyiraman, pemupukan, pemangkasan, dan pemberantasan hama

penyakit. Kedua, perawatan kusus dilakukan kepada tanaman

tertentu.91

4. Jenis-Jenis Greenhouse

Berikut beberapa greenhouse berdasarkan susunan bangunan, bahan

atap, bentuk, kontruksi, dan ukuran.

a. Susunan Bangunan

Terdapat dua jenis susunan bangunan greenhouse. Yang pertama,

bangunan terpisah (single greenhouse) merupakan bentuk bangunan

yang dapat memudahkan mengatur dan mengontrol suhu ruang

sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kelebihannya yaitu udara dalam

greenhouse cukup banyak.92 Kedua, greenhouse bersambung

(connected greenhouse) adalah bangunan greenhouse terpisah yang

digabungkan sehingga memiliki ukuran besar. Greenhouse ini lebih

efisiensi biaya dan lahan dan berukuran besar.93


90
Ibid., hlm. 74.
91
Ibid., hlm. 77–78.
92
Ibid., hlm. 9.
93
Ibid.
46

b. Bahan Atap

Terdapat beberapa atap greenhouse yaitu kaca, plastik bening,

paranet, asbes atau seng. Kaca yang digunakan yaitu jenis single

strength, double strength, heavy sheet, pholised plate, dan heavy

plate.94 Atap dengan plastik merupakan jenis atap yang digunakan di

Indonesia. Jenis plastik yang digunakan yaitu plastic UV dan

fiberglass.95 Atap paranet digunakan sebagai peneduh tanaman

sehingga matahari yang masuk tidak banyak. Jenis paranet yang

digunakan yaitu paranet 55%, 65%, dan 75%. Keempat, atap asbes

atau seng merupakan atap greenhouse yang banyak di Indonesia.

Bahan ini digunakan karena mudah mendapatkannya dan dapat

digunakan dalam jangka waktu yang lama.96

c. Bentuk Greenhouse

Beberapa bentuk greenhouse yaitu pertama, bentuk rumah yang

banyak dimodifikasi sesuai model. Di Indonesia sendiri ada yang

berbentuk joglo.97 Kedua, bentuk setengah lingkaran, banyak terdapat

di daerah yang beriklim dingin seperti daerah subtropis dan sebagian

kecil juga terdapat di Indonesia.98 Ketiga, bentuk yang dibuat dengan

lebih memperlihatkan sisi artistik. Biasanya dibuat untuk hobi.99


94
Ibid., hlm. 12–13.
95
Ibid., hlm. 16.
96
Ibid., hlm. 18.
97
Ibid., hlm. 21.
98
Ibid., hlm. 22.
99
Ibid., hlm. 23.
47

d. Kontruksi

Ada dua jenis kontruksi greenhouse yaitu permanen dan sederhana.

Greenhouse permanen berarti bangunan yang menetap dan digunakan

dalam waktu lama serta tanpa perubahan yang terlalu banyak.

Greenhouse sederhana terbuat dari bahan seperti kayu yang ditutup

dengan plastik atau paranet.100

e. Ukuran

Greenhouse memiliki ukuran yang berbeda-beda yaitu mini, sedang

dan besar tergantung pada lahan yang dimiliki. Greenhouse mini

biasanya berukuran kecil. Greenhouse sedang biasanya digunakan

sebagai usaha komersial. Greenhouse besar biasanya digunakan

sebagai museum tumbuhan seperti yang terdapat di luar negeri

seperti Belanda, Inggris dan Amerika Serikat.101

100
Ibid., hlm. 24–27.
101
Ibid., hlm. 28.
BAB III

SETTING WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah SMP Karya Ibu Palembang

SMP Karya Ibu Palembang berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Provinsi

Sumatera Selatan No. 167/I. 11/2B/F4C tanggal 25 Februari 1986 semula

merupakan sekolah Madrasah Tsanawiyah karena perkembangannya kurang dapat

diharapkan maka melihat keadaan tersebut diganti dengan sekolah umum, namun

untuk materi keagamaan masih tetap diutamakan seperti adanya mata pelajaran

ekstra kurikuler Baca Tulis Al-Qur’an. Lokasi ini dahulunya adalah tempat untuk

berlatihnya para Tentara Angkatan Darat dan merupakan lahan kosong, kemudian

oleh Yayasan Karya Ibu didirikan bangunan untuk sekolah.

SMP Karya Ibu Palembang merupakan lembaga pendidikan yang berstatus

sekolah swasta, yang berdiri pada tanggal 11 September 1985.Pada awalnya

sekolah ini dipimpin oleh Drs. Samsuadi hingga di eranya terus berganti dan

sampai sekarang dipimpin oleh Drs. M.Ali. SMP Karya Ibu Palembang ini

terletak di Jl. Sosial No. 510 Km. 5, Kecamatan Kemuning Kelurahan Ario

Kemuning, 30128.Telp (0711) 415516.

Sejak tahun 1996 tepatnya tanggal 28 November 1996, SMP Karya Ibu

Palembang telah berstatus diakui dengan dasar SK akreditasi No : 126/I.

11/F/1996, pada tahun 2010 SMP Karya Ibu Palembang Terakreditasi A (Amat

Baik) berdasarkan SK BAN No : Dp.009731/BAN-S/M-2010. Pada tahun 2015

49
50

SMP Karya Ibu Palembang Terakreditasi A (Amat Baik) lagi dengan SK

No : 549/BAP-SM/TU/X/2015. Rencana akan diakreditasi lagi tahun 2020 bulan

Oktober dan sekarang sedang mengadakan persiapan untuk akreditasi tersebut,

Adapun Susunan Kepemimpinan di SMP Karya Ibu Palembang sebagai berikut :

1. Tahun 1987 s/d 1989 di pimpin oleh Bapak Syamsuhadi, B.A

2. Tahun 1989 s/d 1998 di pimpin oleh Ibu Sri Budi Harini, B.A

3. Tahun 1998 s/d 2005 di pimpin oleh Bapak Drs. Yoga Pranawa

4. Tahun 2005 s/d 2010 di pimpin oleh Ibu Dra. Rosita

5. Tahun 2010 s/d Sekarang di pimpin oleh Bapak Drs. M. Ali

B. Letak Geografis SMP Karya Ibu Palembang

SMP Karya Ibu Palembang ini terletak di Jl. Sosial No. 510 Km. 5,

Kecamatan Kemuning Kelurahan Ario Kemuning, 30128. Telp (0711) 415516.

SMP Karya Ibu Palembang dikelilingi dengan rumah penduduk dan sebelah barat

berbatasan rumah penduduk dan jalan raya.

C. Visi dan Misi SMP Karya Ibu

1. Visi Sekolah

“Mewujudkan Insan yang beriman, berilmu dan berbudaya”

2. Indikator

a. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti yang

luhur sebagai cerminanan akhlak Mulia dan Iman Taqwa.


49

b. Mampu mengaktualisasikan diri dalam kegiatan akademik dan Non

Akademik.

c. Mampu memiliki kecakapan hidup baik secara individu mapun

masyarakat sekitar.

3. Misi Sekolah

a. Menyelenggarakan pembelajaran yang dapat Mewujudkan peningkatan

iman dan taqwa serta akhlak mulia

b. Mendorong dan membantu siswa mengembangkan potensi dirinya

sehingga dapat dikembangkan secara optimal

c. Menciptakan kondisi belajar yang nyaman, aktif dan menyenangkan

d. Menanamkan kecintaan terhadap budaya dan tanah air

D. Tujuan

1. Menghasilkan siswa yang mmpu bersaing dalam kegiatan akademik maupun

non akademik.

2. Meningkatkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan

3. Menghasilkan siswa yang tahu hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang

ditunukkan dengan perilaku yang luhur berdasarkan norma-norma yang

berlaku

4. Menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan

serta dibanggakan masyarakat.


50

E. Struktur Organisasi SMP Karya Ibu Palembang

Bagan 2.1
Struktur Organisasi SMP Karya Ibu Palembang

DIKNAS
PROV. SUM-SEL

YAYASAN PENDIDIKAN DIKNAS


KARYA IBU PALEMBANG KOTA PALEMBANG

KEPALA SEKOLAH

WAKIL
WAKIL KASEK WAKIL KASEK
WAKIL KASEK
BID. KESISWAAN KASEK BID.
BID. HUMAS
BID. SARPRA
KURIKULUM

TATA
USAHA

WALI
KELAS

GURU GURU
MATA BP / BK
PELAJARAN

OSIS

SISWA SMP KARYA IBU


PALEMBANG
51

F. Tugas dan Wewenang Masing-Masing Staff

Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing pengelolaan sekolah

adalah sebagai berikut :

1. Kepala sekolah

Pada umumnya kepala sekolah berfungsi dan bertaggung jawab sebagai

berikut :

a. Kepala sekolah sebagai edukator, yaitu melaksanakan proses belajar

mengajar secara efektif dan efisien.

b. Kepala sekolah sebagai manajerial, mempunyai tugas : menyusun

perencanaan, mengkoordinasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan dan

melaksanakan pengawasan.

c. Kepala sekolah selaku supervisor, bertugas menyelenggarakan supervisor

mengenai : proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling,

kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan ketata usahaan.

d. Kepala sekolah selaku administrator menyelenggarakan administrasi :

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

e. Kepala sekolah sebagai pemimpin/leader : dapat dipercaya, jujur, dan

bertanggung jawab, memahami kondisi guru, karyawan dan siswa,

memiliki visi dan memahami misi sekolah dan mengambil keputusan

urusan intern dan ektern sekolah.

f. Kepala sekolah sebagai inovator : melakukan pembaharuan di bidang

KBM, Bimbingan dan Konseling, Ekstrakurikuler, pengadaan, dan


52

melaksanakan pembinaan guru dan karyawan dan melakukan

pembaharuan dalam menggali sumber daya di BP3 dan masyarakat.

g. Kepala sekolah sebagai motivator : mengatur ruang kantor yang kondusif

untuk kerja, mengatur ruang BK dan belajar mengajar dan mengatur

ruang laboratorium yang kondusif untuk praktikum.

2. Wakil kepala sekolah

a. Wakil kepala sekolah kurikulum

Pada umumnya tugas dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum adalah

membagi tugas guru, menyusun program, KBM (intrakurikuler),

melaksanakan penilaian, menyusun jadwal piket guru dan lain sebagainya

b. Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan

Pada umumnya tugas dari wakil kepala sekolah bagian kesiswaan adalah

merencanakan dan melaksanakan PSB, kegiatan ekstrakurikuler,

pembinaan OSIS/Pramuka, tata tertib siswa, kelulusan sekolah,

peringatan hari-hari besar/ agama, kegiatan upacara sekolah dan lain-lain.

c. Wakil kepala sekolah humas

Pada umumnya tugas dari wakil kepala sekolah bagian humas adalah

melakukan pertemuan dengan orang tua siswa, kegiatan kemasyarakatan,

anjangsana keluarga, arisan dan lain-lain.

d. Wakil kepala sekolah sarana dan prasarana


53

Pada umumnya tugas dari kepala sekolah bagian sarana dan prasarana

adalah melakukan inventarisasi perlengkapan sekolah, pengadaan

keperluan administrasi dan Koordinator 7K.

3. Guru

Tugas guru utama adalah mengajar dan mendidik, selaku pengajar, guru

berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran, terutama pada penguasaan

materi belajar.Selaku pendidik, guru berusaha mencerminkan setiap tingkah

lakunya dapat dijadikan teladan oleh siswa.Selain itu guru dapat memberikan

tuntunan dan bimbingan siswa sehingga dapat berubah menjadi insan dewasa

dan bertanggung jawab baik kepada dirinya.Tuhan, sesama, negara dan

lingkungannya. Secara terperinci ruang lingkup tugas guru adalah sebagai

berikut :

a. Tugas guru wali kelas

1) Bidang administrasi

Tugas guru dalam bidang administrasi adalah :

a) Buku daftar kelas

b) Buku legger

c) Buku daftar hadir siswa

d) Buku kemajuan kelas

e) Catatan panggilan siswa/orang tua siswa

f) Buku raport/raport Mid

g) Laporan kenaikan kelas


54

h) Bidang pendidikan

2) Tugas guru dalam bidang pendidikan adalah :

a) Pelaksanaan tata tertib siswa

b) Memperhatikan kehadiran siswa

c) Membina dan memotivasi siswa kearah yang lebih baik

d) Mengatasi permasalahan siswa

e) Memperhatikan dan melaksanakan administrasi siswa/sekolah

f) Peningkatan prestasi

3) Melaksanakan 7K di kelas.

b. Tugas guru piket

Berikut ini tugas-tugas guru piket adalah :

1) Guru piket hadir 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

2) Guru piket menginstruksikan dan mengawasi siswa yang piket pada

hari tersebut.

3) Guru piket membagikan dan mengambil buku absen pembantu siswa

disetiap kelas.

4) Guru piket mengisi dan menandatangani buku piket.

5) Guru piket dapat menyelesaikan semua permasalahan siswa yang

melanggar tata tertib sekolah.

6) Guru piket mengisi/memberikan tugas guru ke kelas yang gurunya

berhalangan hadir.
55

7) Guru piket berkoordinasi dengan wakil kepala sekolah untuk mengisi

kelas yang gurunya berhalangan hadir.

8) Guru piket mengambil dan mengembalikan semua perlengkapan piket

ke meja yang telah ditentukan.

c. Tata Usaha (TU)

1) Mengerjakan buku klapper

2) Mengerjakan buku induk

3) Mempersiapkan buku legger

4) Mengerjakan buku daftar ATK/ATS

5) Menerima/mengarsipkan surat masuk/keluar

6) Mengetik

7) Membantu tugas kepala sekolah

G. Keadaan Guru, Pegawai, dan Siswa di SMP Karya Ibu Palembang

1. Keadaan Guru

Tabel 1.1
Daftar Nama-Nama Guru SMP Karya Ibu Palembang

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1. Drs. M. Ali IPS

2. Kasmayenis, S.Pd. Matematika

3. Nurul Hidayah, S.Ag. PAI


56

4. Ansori, S.Pd. Ppkn

5. Maidani Waka Humas

6. Jaka Dwi Warna, S.Ag Pjok

7. Dra. Roslina Dewi Ppkn

8. Siska Prasidha, S.Pd. B.Inggris

9. Indriyati, S.Pd. IPA

10. Bandarsyah, S.Ag. PAI

11. Dian Mardiana, S.Pd. Matematika

12. Dina Ramadhani, S.Pd. Matematika

13. Wiwi Hardiati, S.Pd. B.Indonesia

14. Marlina Syukri, S.Pd. B.Indonesia

15. Sepriadi, S.Pd. B.Inggris

16. Ismaniar, S.Pd. B.Indonesia

17. Erna Fithrisia, S.Si. Matematika

18. Sri Rahayu, S.Si. Matematika

19. Dewi Susanti, S.Pd. IPA

Prakarya
20. Rini Hartati, S.Pd.
BK TIK

21. Sulasmi, S.Pd.I. PAI


57

Prakarya

22. Lili Asnani, S.Pd. IPS

23. Nurul Zuhairiah, S.Pd.,M.Si. IPS

24. Shakila Linda Masa, S.Pd. B.Indonesia

25. Dra. Hj. Sri Budiwati Ppkn

26. Lena Sari, S.Psi. BP Siswa

27. Yunita, S.Pd. IPA

28. Mardiana, S.Pd. B.Inggris

Seni Budaya
29. Rury Indah Lestari, S.Pd.
Prakarya

30. Destri Damayanti, S.Pd. PJOK

31. Hendra Gunawan, S.Pd. PJOK

32. Soleha, S.Hum. IPS

IPS
33. Paisol, S.Ag.
BP

34. Beni Rakasiwi, S.Pd. Prakarya

35. Poppy Alandestary, S.Pd. Prakarya

IPA
36. Ahmad Syaifudin, S.Pd.
BK TIK
58

37. M. Abprizal Malik BK TIK

38. Sumiyem, S.Pd. B.Indonesia

39. Sucipto Kepala TU

40. Rahmansyah, S.Sos. Staf TU

41. Siti Zubaidah Petugas Perpus

42. Eka Suppiyanty, S.Kom. Petugas Perpus

2. Keadaan Pegawai

Tabel 1.2
Daftar Nama-Nama pegawai SMP Karya Ibu Palembang

No Nama Pegawai Tugas

1. Sumyanti Pegawai

2. Siti Zubaidah Petugas Perpus

3. Eka Suppiyanty, S.Kom. Petugas Perpus

4. Wimtama Wijaya Satpam

5. Libran Heriyanto Satpam

6. Turisman Pegawai

7. Marsini Pegawai

8. M. Hery Djoesmono Pegawai

9 Lastina Bendahara Sekolah


59

3. Keadaan Siswa

Tabel 1.3
Keadaan jumlah siswa

Kelas
No Tahun Pelajaran Jumlah
7 8 9

2013/2014 235 22 243 700


1.
2

2. 2014/2015 252 23 227 714


5

3. 2015/2016 301 24 225 771


5

4. 2016/2017 302 29 235 830


3

5. 2017/2018 237 29 281 810


2

6. 2018/2019 198 23 278 712


6

7. 2019/2020 160 19 235 596


8

8 2020/2021 168 16 198 526


0

H. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang ada di SMP Karya Ibu Palembang guna menunjang kegiatan

belajar dan mengajar dan kegiatan sekolah lainnya. Seperti ekstrakurikuler,


60

pertemuan guru, serta kegiatan lainnya cukup memadai sebagai contoh, disetiap

kelas terdapat gambar-gambar yang berhubungan dengan pelajaran siswa,serta

alat tulis yang menunjang kegiatan belajar dan mengajar. Selain itu, terdapat juga

fasilitas olahraga seperti, lapangan voli, lapangan futsal, lapangan basket,

perlengkapan voli, perlengkapan basket, perlengkapan futsal, matras dan fasilitas

lainnya.

Untuk menunjang proses pendidikan di sekolah SMP Karya Ibu Palembang

juga menyediakan fasilitas ruangan sebagai berikut:

Tabel 1.4
Keadaan sarana dan prasarana SMP Karya Ibu Palembang

No. Jenis Ruangan Jumlah

1 Perpustakaan 1

2 Lab. IPA 1

3 Ruang Kelas 20

4 Ruang kepala sekolah 1

5 Ruang guru 1

6 Ruang tata usaha 1

7 Gudang 2

8 Dapur 1

9 WC guru 2

10 WC siswa 14

11 BK 1
61

12 UKS 1

13 OSIS 1

14 Mushalah 1

15 Ruang ganti 1

16 Kantin 3

17 Koperasi 1

18 Rumah penjaga sekolah 1

19 Parkir 1

20 Ruang Pramuka 1

21 Pos satpam 1

I. Kegiatan Ekstra Kulikuler


Tabel 1.5
PEMBINA DAN PELATIH EKSTRAKURIKULER TAHUN
PELAJARAN 2020/2021

No. Nama Bidang Ekstrakurikuler Latihan

1. Nurul Zuhairiah, S.Pd. M.Si. 1. Pembina Pelatih Futsal Hari Selasa


2. Sepriadi, S.Pd. - Pelatih Futsal
3. Sulasmi, S.Pd.I 2. Pembina BTA Hari Kamis
4. Kurniawan - Pelatih BTA
5. Ansori, S.Pd. 3. Pembina Karate Hari Minggu
6. Ari Bayoga - Pelatih Karate
7. M. Rajab Qomaru - Pelatih Karate
8. Jefriansa - Pelatih Karate
9. Maidani 4. Pembina Pramuka Hari Sabtu
10. Sumyanti - Pelatih Pramuka
11. Agung Ismoyo Jati - Pelatih Pramuka
62

12. Asroni - Pelatih Pramuka


13. Yudi Afditia Guntara - Pelatih Pramuka
14. Kasmayenis, S.Pd. 5. Pembina Pencak Silat Hari Minggu
15. Roni Zhudi Nofriansyah - Pelatih Pencak
16. Destu Prana Silat
17. Andika - Pelatih Pencak
18. Jaka Dwi Warna, S.Ag. Silat Hari Minggu
19. Jaka Dwi Warna, S.Ag. - Pelatih Pencak
20. Nurul Hidayah, S.Ag. Silat Hari Minggu
21. Jaka Dwi Warna, S.Ag. 6. Pembina Atletik
22. Jaka Dwi Warna, S.Ag. - Pelatih Atletik
23. Indriyati, S.Pd. 7. Pembina Basket
24. Destri Damayanti, S.Pd. - Pelatih Basket
25. 8. Pembina OSIS
26. Dina Ramadhani, S.Pd. 9. Pembina 7 K
27. Dra. Sri Budiwati 10. Pengelola Dansos.
28. Wiwi Hardiati, S.Pd. - Bendahara Arisan
29. Yunita, S.Pd. 11. Pengelola UKS
30. Lena Sari, S.Psi. 12. Kepala Perpustakaan
31. Paisol, S.Ag. 13. Pengelola Koprasi
Siswa
14. Kepala Laboratorium
15. Koordinator BK (8/9)
- Koordinator BK
(7)

Tabel 1.6
DAFTAR NAMA GURU/KARYAWAN YANG BERTUGAS KHUSUS
DAN PEMBINA EKSTRA KURIKULER
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

No Nama Petugas Bidang Kegiatan


Drs. M. Ali Kepala Sekolah / Penanggung Jawab Setiap
1. Kasmayenis, S.Pd. Unsur Kegiatan
2. Nurul Hidayah, S.Ag. Wakil Kurikulum / Pembina Ekskul Pencak
3. Ansori, S.Pd. Silat
4. Maidani Wakil Kesiswaan / Pembina Ekskul Basket
5. Shakila Linda Masa, S.Pd. Wakil Sarana / Pembina Ekskul Karate
6. Nurul Zuhairiah, S.Pd. Wakil Humas / Pembina Ekskul Pramuka
7. M.Si. Pembina Perpustakaan
8. Jaka Dwi Warna, S.Ag. Pembina Ekskul Futsal
63

9. Pembina Atletik
Sulasmi, S. Pd.I
10. Pembina BTA
Siska Prasidha, S.Pd.
11. Pembina Greenhouse
Indriyati, S.Pd.
12. Pembina OSIS
Yunita, S.Pd.
13. Pembina Laboratorium IPA
Dina Ramadhani, S.Pd.
14. Pembina UKS
Wiwi Hardiati, S.Pd.
15. Pembina Koperasi Siswa
Sucipto, S.Pd.I.
16. Kepala Tata Usaha
Lena Sari,S.Psi.
17. Koordinator BK
Paisol, S.Ag.
Koordinator BK

J. Sistem Yang Sedang Berjalan

Sistem yang sedang berjalan pada saat ini di SMP Karya Ibu Palembang

adalah Setiap hari efektif belajar, selain dari kegiataan belajar mengajar di SMP

Karya Ibu Palembang terdapat beberapa system yang sedang berjalan antara lain

yaitu :

Program IMTAQ

SMP Karya Ibu Palembang menerapkan masuk tepat pada pukul 06.45 WIB,

sebelum kegiatan belajar dimulai ada pemberlakuan jam ke-0, yaitu jam ke-0 ini

adalah kegiatan kerohanian yang dilakukan setiap hari dimulai dengan membaca

surah-surah pendek, berdo’a bersama, dan shalat dhuha bersama. Bagi siswa kelas

IX, setiap hari diharuskan untuk melaksanakan shalat dhuha bersama, sedangkan

bagi siswa kelas VII dan VIII mengikuti jadwal yang telah ditetapkan. Setiap 2

bulan sekali diadakan kegiatan gabungan dari kelas VII-IX untuk melaksanakan

shalat dhuha bersama sekaligus mengundang penceramah dari luar.Setelah itu,

jam kegiatan belajar mengajar dimulai. SMP Karya Ibu Palembang merupakan

sekolah swasta yang berbasis IMTAQ, dimana keunggulan dalam bidang IMTAQ
64

dapat dilihat dari kegiatan kerohanian yang dilakukan setiap hari yaitu

pemberlakuan jam ke-0 setiap pagi.


65

K. Kegiatan Belajar Mengajar

Tabel 1.7
JADWAL PELAJARAN SMP KARYA IBU PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2020-2021

JA
HAR KELAS VII KELAS VIII KELAS IX KODE

piket
M WAKTU NAMA GURU
I
KE 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 GURU
06.45 -
1
1 07.25 U P A C A R A Drs. M.Ali
07.25 - 1 2 1 3 1 1 1 3 2 2 2 1 Nurul
2
2 08.05 6 7 5 5 8 2 4 1 0 9 2 5 6 4 3 8 7 Zuhairiah,S.Pd,M.Si
08.05 - 1 2 1 3 1 1 1 3 2 2 2 1 3
3 08.45 6 7 5 5 8 2 4 1 0 9 2 5 6 4 3 8 7 Nurul Hidayah,S.Ag
08.45 - 1 2 3 3 1 1 1 2 2 1 4
09.25
SENEN

4 6 7 4 5 8 4 2 1 9 9 5 5 6 4 3 8 7 Ansori,S.Pd
28
09.25 -
5
09.45 I S T I R A H A T Siska Prasidha,S.Pd
09.45 - 2 1 3 3 1 1 2 1 1 1
7 6
8
4 5 4 2 9 1
3 7 5 4 6 2
9 8
6
5 10.25 Kasmayenis,S.Pd
10.25 - 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1 1 Jaka Dwi
7 6
8
4 5
9
0 9 1
3 7
2
4 6
3 9 8
7
6 11.05 Warna,S.Ag
11.05 - 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1
7 6
8
4 5
9
0 9 1
3 7
2
4 6
3
2
8
8
7 11.45 Dra Roslina Dewi
06.45 - 1 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 14
8
5
7
4 0 2 8 1 9 3
4
5 2
5
8
6
9
9
1 07.25 Bandarsah,S.Ag
07.25 - 1 3 2 1 1 1 2 1 2 2 1
8 7 4 3 5 6 10
SELASA

2 08.05 5 4 0 2 8 1 9 3 2 8 9 Dian Mardiana,S.Pd


08.05 - 3 1 2 2 1 2 1 2 2 1
8
4
7
7 6 0 2
9
9 8
4 3 5
2 8 9
2 11
3 08.45 Dina Ramadhani,S.Pd
4 08.45 - 1 3 2 1 2 2 1 3 9 4 2 3 5 2 2 1 1 12 Wiwi Hardiati,S.Pd
5 4 7 7 6 0 2 0 5 2 9 8
66

09.25
09.25 -
13
09.45 I S T I R A H A T Marlina Syukri,S.Pd
09.45 - 1 3 2 1 2 2 3 1 2 3 1
5 4 0
7
7 8 9 0
9
1 5
4 3
3
6 2
8
14
5 10.25 Sepriadi,S.Pd
10.25 - 3 2 1 2 2 2 1 1 3 3 1
4
9
7
7
7 8 9 0 8 1 0
4 3
3
6
3
5 15
6 11.05 Ismaniar,S.Pd
11.05 - 3 2 1 2 2 2 1 1 3 3 1
4
8
7
7
7 8 9 0 8 1 0
4 3
3
6
3
5 16
7 11.45 Erna Fithrisia,S.Si
06.45 - 1 1 3 2 1 1 3 3 2 3 1
6
7
5 5 1
9
4 2 1 0 2
5
3
2 4
3
6 17
1 07.25 Sri Rahayu,S.Si
07.25 - 1 1 3 2 2 1 1 3 3 2 3 1
6
7
5 5 1 3 4 2 1 0 2
5
3
2 4
3
6 18
2 08.05 Dewi Susanti,S.Pd
08.05 - 3 1 3 2 1 3 3 2 3 1 2 1
4
7
6 5
9
3 0 0 1
4 3
2 3 9 5 8
6 19
3 08.45 Rini Hartati,S.Pd
08.45 - 3 1 1 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1
4 5 6 1
9
3 0 0 4
4 3
2
5
9 5 8 3
20
4 09.25 Sulasmi,S.Pd.I
RABU

24
09.25 -
21
09.45 I S T I R A H A T Lili Asnani,S.Pd
09.45 - 3 1 1 2 3 1 2 1 1 3 2 1 Shakila Linda
4 5 6 1 5 0 3 8 4 1
3 7 5
5
4 6
3
22
5 10.25 Masa,S.Pd
10.25 - 1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 2 1
5 9 1
9
5 0 3 8 2 1 4
7
2 5 3
6 2 23
6 11.05 Dra. Hj. Sri Budiwati
11.05 - 1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 2 2 1
5 9 1
9
5 0 3 8 2 1 4
7
2 5 3
6 2 24
7 11.45 Lena Sari,S.Psi
06.45 - 1 3 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3 29
7
9 4 6 7 1 0 4 2 3 0 2
2 6
5 8 3
25
1 07.25 Yunita,S.Pd
07.25 -
KAMIS

1 3 2 1 2 2 1 1 1 3 2 2 2 3
7
9 4 6 7 1 0 4 2 3 0 2
2 6
5 8 3
26
2 08.05 Mardiana,S.Pd
3 08.05 - 7 2 2 2 9 3 1 1 1 1 2 3 1 5 2 2 3 27 Rury Indah
08.45 0 6 1 1 2 8 1 4 2 0 9 5 8 3 Lestari,S.Pd
67

08.45 - 2 2 2 3 1 1 1 1 1 2 3 1 3 Destri
9
0 6 1 4 7 2 8 1 4 2 0 9
5
3
2 4 28
4 09.25 Damayanti,S.Pd
09.25 - Hendra
29
09.45 I S T I R A H A T Gunawan,S.Pd
09.45 - 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 2 2 3
9
6 1 0 4 7 0 2 4 8 9 5
6
2 3
5 4 30
5 10.25 Soleha,S.Hum
10.25 - 2 2 2 3 1 3 1 1 1 1 2 2 3
9
6 1 0 4 7 0 2 4 8 9 5
6
2 3
5 4 31
6 11.05 Beni Rakasiwi,S.Pd
06.45 - 1 3 2 1 2 3 2 3 1 1 3 2 1
9 4 6 7 7 1
9
3 0 8 1 3 2
2
3
4 3 32
1 07.25 Paisol,S.Ag
07.25 - 1 3 2 1 2 3 2 3 1 1 3 2 1 Poppy Alan
9 4 6 7 7 1
9
3 0 8 1 3 2
2
3
4 3 33
2 08.05 Destari,S.Pd
08.05 - 2 2 1 2 2 2 1 1 1 3 2 2 1 Ahmad
6
8
0 7 7 1
9
3 8 3 1 3 5 2 9
4 3 34
3 08.45 Syaifuddin,S.Pd
JUMAT

08.45 - 2 2 2 3 2 1 3 2 1 3 1 2 2 1
6
8
0 7 4 1 8 1 3 3 3 1 5 2 9
3 2 7 35
4 09.25 Sumiyem,S.Pd
09.25 -
09.45 I S T I R A H A T 36 Abprizal Malik
09.45 - 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3 1 2 1
9 2 5 3
5 10.25 0 4 7 1 7 8 1 3 4 3 1 5 3
10.25 - 2 3 2 2 1 1 3 2 1 3 1 2 1
9 2 5 3
6 11.05 0 4 7 1 7 8 1 3 4 3 1 5 3
06.45 - 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 2 2 3 1 32
5
1 07.25 5 6 0 6 7 0 1 4 2 1 0 9 5 8 3 3
07.25 - 1 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1 2 2 3 1
5
2 08.05 5 6 0 6 7 0 1 4 2 1 0 9 5 8 3 3
SABTU

08.05 - 2 2 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2 3
6 5
3 08.45 0 6 5 9 7 4 1 2 8 3 1 0 5 8 3
08.45 - 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 3 2
3 6 2 5
4 09.25 0 6 5 9 4 4 0 2 8 3 1 0 8
09.25 - I S T I R A H A T
68

09.45
09.45 - 1 1 1 3 2 1 1 2 3 1 1 2 1
9 3 2 6
5 10.25 9 5 6 4 6 2 0 0 0 4 1 8 3
10.25 - 1 1 1 3 2 1 1 2 3 1 1 2 1
9 3 2 6
6 11.05 9 5 6 4 6 2 0 0 0 4 1 5 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
JML. JAM / KELAS 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
2 1 2 3 1 1 1 2 3 1 2 2 1
8 9 6 7
Wali Kelas 6 5 0 4 4 8 2 9 0 1 5 8 3
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini merupakan tahapan penguraian data yang didapatkan penulis dari

hasil sebelumnya. Kemudian data tersebut akan dikelola atau dianalisis dengan

harapan data tersebut dapat menjawab persoalan-persoalan yang terdapat pada

bab-bab sebelumnya. Analisis akan dilakukan berdasarkan hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi yang dilakukan penulis. Wawancara dilakukan

kepada kepala SMP Karya Ibu Palembang, Guru penanggung jawab greenhouse,

staff tata lingkungan, guru-guru SMP Karya Ibu Palembang, OSIS tata

lingkungan, siswa-siswi SMP Karya Ibu Palembang meliputi bagaimana

menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP Karya Ibu

Palembang, bagaimana sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP

Karya Ibu Palembang, dan bagaimana dampak penerapan program greenhouse

terhadap karakter peduli lingkungan pada siswa. Observasi dilakukan di

lingkungan SMP Karya Ibu yang terkait dengan penelitian penulis. Sedangkan

dokumentasi yang berupa foto-foto dan arsip yang berhubungan dengan

penelitian. Dapat diketahui dari beberapa penjelasan di atas bahwa yang menjadi

objek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Karya Ibu dalam mengelola

greenhouse sebagai media penanaman karakter peduli lingkungan. beberapa

persoalan akan dibahas sebagai berikut:

68
69

A. Penanaman sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP Karya Ibu

Palembang

Sikap kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu sikap yang

dimulai dari kesadaran manusia. Kemudian hal tersebut akan berpengaruh pada

sikap dan perilaku manusia menanggapi tentang keadaan lingkungannya. Sikap

ini dikembangkan melalui pembelajaran dan pembiasaan yang dilakukan dengan

praktek.102 Pemegang peran penting dalam membangun kesadaran dan

pembelajaran mengenai pelestarian lingkungan ialah pendidikan mulai dari

tingkat SD hingga ke perguruan tinggi.103

Upaya pembinaan dan pembiasaan yang dilakukan pendidikan terdapat

dalam kurikulum sekolah dan praktik keseharian para guru. Selain itu juga

terdapat dalam materi-materi pembelajaran. Dilihat dari sudut teologis,

pendidikan agama juga harus mengajarkan kepedulian terhadap lingkungan

sehingga pendidikan agama tidak hanya di tuntut untuk mengajarkan materi

kognitif saja melainkan juga mengajarkan secara afektif dan psikomotorik.104

Dari hasil analisis yang didapat berdasarkan wawancara dan observasi yang

dilakukan kepada guru pengurus greenhouse, kepala sekolah, guru, dan siswa di

102
Bambang Yuniarto, Membangun Kesadaran Warga Negara Dalam Pelestarian Lingkungan
(Yoyakarta: Deepublish, 2013), hlm. 36
103
Ibid., hlm. 108
104
Ibid., hlm. 108-109
70

SMP Karya Ibu Palembang. Maka Penanaman sikap peduli terhadap

lingkungan pada siswa di SMP Karya Ibu Palembang adalah sebagai berikut.

1. Kepala sekolah sebagai pemegang kendali kesuksesan pendidikan karakter

lingkungan di sekolah

Kepemimpinan tertinggi dalam sekolah yaitu kepala sekolah, yang

tentunya memiliki pengaruh sangat besar dalam pelaksanaan pendidikan

karakter. Sebab semua kendali berpusat kepadanya. Mulai dari

mengoordinasikan, menggerakkan, dan menyelaraskan sumber daya

pendidikan. Kepala sekolah dituntut mampu mengelola managemen sekolah

dan memiliki kepemimpinan yang tangguh agar berani mengambil keputusan

serta mampu meningkatkan mutu sekolah melalui implementasi pendidikan

karakter.105

Kepala sekolah memiliki peran yang penting dalam pendidikan karakter,

yaitu sebagai manager yang menentukan kebijakan yang dapat mengakomodir

semua kebutuhan peserta didik dalam pendidikan karakter dan peran yang

dimiliki kepala sekolah yaitu memimpin, memberikan petunjuk, pengawasan,

mampu mengambil keputusan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi.

Selain itu, kepala sekolah mampu memberikan dorongan terhadap guru dan

karyawan agar menjadi figure yang berkarakter bagi peserta didik.106

105
Mulyasa, Managemen Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 67
106
M. akhwan, Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi Dalam Pembelajaran di
Sekolah/ Madrasah. Jurnal el-tarbawi, 61-67
71

Di SMP Karya Ibu Palembang penanaman sikap peduli lingkungan sudah

ditanamkan oleh kepala sekolah terhadap para guru dan siswa melalui

program-program kegiatan yang dilaksanakan sesuai perintah kepala sekolah

yaitu; pertama, kepala sekolah mengajak para guru maupun penjaga sekolah

untuk selalu mengecek keadaan lingkungan sekolah dan setiap ruang kelas

setiap harinya dan kemudian mengajak para siswa untuk rutin menjaga

kebersihan kelas dan halaman. Kedua, kepala sekolah selalu mengingatkan

agar memberi contoh yang baik terhadap murid seperti membuang sampah

pada tempatnya dan tidak cuek dengan kebersihan lingkungan. Kebiasaan dari

kepala sekolah dan guru ini sangat diperlukan agar para murid dapat meniru

kebiasaan tersebut. Ketiga, di sekolah ini sering dilaksanakan gotong royong.

Tidak hanya siswa saja yang melaksanakannya tetapi para guru juga ikut

terjun langsung untuk ikut membantu membersihkan lingkungan sekolah serta

mengawasi kerja siswa. Keempat, kepala SMP Karya Ibu selalu

memperhatikan keadaan sanitasi sekolah sehingga perbaikan dari kekurangan-

kekurangan sanitasi yang ada terus diperhatikan yang biasanya di lakukan oleh

tukang kebun sekolah juga di bantu oleh guru dan para siswa. Kelima,

mewujudkan program kegiatan greenhouse di sekolah merupakan salah satu

bentuk kepedulian sekolah terhadap keadaan lingkungan sekaligus sebagai

upaya sekolah dalam menanamkan kepedulian peserta didik terhadap

tanaman.107 Seperti yang dikatakan oleh Bapak M. Ali:


107
Hasil observasi penulis, hari, pada tanggal 10 Februari 2020, pukul 09:45 WIB
72

Sekolah itu merupakan tempat pendidikan bagi anak murid. Disinilah


anak itu dibentuk dan dididik karakternya, perilakunya. Dari rumah
mungkin punya kebiasaan yang kurang baik. Jadi kami berusaha
mengajarkan pendidikan karakter yang lebih baik. Setiap hari saya
mengharuskan kepada para guru untuk mengecek keadaan anak-anak.
Kelasnya sudah bersih apa belum muridnya ada yang telat atau tidak. Itu
tanggung jawab kita sebagai pendidik. Agar murid-murid nurut sama
gurunya, maka jadilah guru yang dapat digugu dan ditiru. Jadilah guru
yang berkarakter. Nah soal sikap peduli terhadap lingkungan inikan
sesuatu yang harus diterapkan terus-menerus dalam keseharian anak
murid. Salah satu contohnya sudah saya sebutkan tadi yaitu mengecek
kebersihan kelas. Kalau kelas masih kotor berarti mereka belum piket
kelas. Kita suruh mereka piket kelas, jadwal piketnya kan sudah ada.
Jangan bosen kita ingatin. Dengan syarat para guru juga harus
mencontohkan kebersihan. Saya juga mengajak mereka untuk bergotong
royong. Biar sekolah ini bersih dan juga dengan gotong royong ini
meningkatkan keakraban untuk saling bekerja sama menjaga
lingkungan. bersih-bersih halaman juga pasti dilakukan. Halaman kita
banyak sekali tanamannya. Itu juga termasuk salah satu penanaman
sikap peduli lingkungan. ada greenhousenya juga yang didalamnya
terdapat kegiatan pengelolaan tanaman. kita jadikan greenhouse ini
sebagai sumber belajar tentang tanaman. kegiatan yang jarang ada di
sekolah lain namun ada di sekolah ini. Di dalamnya banyak sekali
tanaman yang harus dirawat dan dijaga. Kemudian ada juga perbaikan
sanitasi sekolah. Saya perlu melakukan ini demi kenyamanan semua
warga sekolah sekaligus bentuk kepedulian saya terhadap sekolah ini.
Sesekali jga diadakan lomba kebersihan supaya meningkatkan semangat
siswa dalam menjaga kebersihan. Tanggung jawab saya besar sekali
untuk membentuk sikap para peserta didik. Dimulai dari guru dulu ya,
kalau gurunya aja perilakunya tidak baik pasti muridnya juga sama.108

Menanamkan suatu kebiasaan yang dapat membentuk karakter siswa tidak

hanya dilakukan melalui ucapan dan peraturan tertulis saja. Melainkan juga

perlu direalisasikan melalui tindakan. Hal tersebut sudah diterapkan oleh

kepala SMP Karya Ibu Palembang. Para siswa juga tentunya mengikuti

108
Wawancara dengan kepala SMP Karya Ibu hari Rabu, 18 Maret 2020 pukul 10:30 WIB
73

kegiatan-kegiatan yang diterapkan di sekolah. Berikut hasil wawancara

terhadap Arah:

Kami mengetahui dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diberikan


sekolah. Kegiatan yang mendekatkan kami terhadap lingkungan. dari
kegiatan itulah para siswa disini dapat mengetahui apa fungsinya
lingkungan bagi kehidupan. Seperti yang kami tau bahwa di sekolah
pasti kepala sekolah yang memimpin. Tapi untuk sering memberi arahan
dan menengur kami itu guru. Kepala sekolah biasanya memberi arahan
ketika ada upacara dan ketika itulah biasanya kepala sekolah memberi
kami arahan-arahan yang ada hubungannya dengan kebersihan
lingkungan. Nanti guru-guru yang melaksanakannya untuk kami.
Kegiatan-kegiatannya banyak kalau yang berhubungan dengan
lingkungan. tapi yang paling sering dilakukan itu arahan untuk bersih
halaman dan ruang kelas. Bersih-bersih halaman itu kayak gotong
royong kecil-kecilan. Kalau besar-besaran itu jarang. Soalnya gak setiap
minggu kita selalu bisa ngelaksanainnya.109

Dapat disimpulkan bahwa penanaman sikap peduli terhadap lingkungan

di SMP Karya Ibu Palembang yang diterapkan oleh kepala sekolah sudah

dilakukan sebagaimana semestinya kepala sekolah dalam memimpin dan

mengambil keputusan dalam setiap sesuatu. Perintah yang disampaikan

kepada para guru dan murid selaras dengan apa yang beliau lakukan.

Kebersihan lingkungan dijadikan sebagai modal utama dalam membentuk

kepribadian anak didik agar peduli terhadap lingkungan. program yang

diterapkannya yaitu rutinitas membersihkan kelas, berseragam yang bersih

dan rapi, membersihkan halaman depan kelas, mengelola tanaman-tanaman,

mengelola greenhouse, gotong royong, lomba kebersihan antar kelas, dan

perbaikan sanitasi sekolah.

109
Wawancara dengan siswa kelas VII SMP Karya Ibu Palembang, Jumat 20 Maret 2020 pukul
10:00 WIB
74

2. Guru sebagai suri tauladan pendidikan karakter peduli lingkungan

Dalam pendidikan karakter, guru memiliki peran yang begitu kuat. Hal ini

karena guru merupakan figur utama dalam diri anak didik. Berhasil atau

tidaknya ada pada guru tersebut. Namun ada juga peran pendukung

yaitukomite sekolah, orang tua, lingkungan masyarakat, dan diri siswa itu

sendiri. Pengetahuan mengenai karakter merupakan pengetahuan yang harus

ditanamkan terus menerus.110 Dalam hal ini adalah pengetahuan tentang

lingkungan agar dalam diri siswa timbul kepedulian yang diiringi action.

Menjaga lingkungan merupakan suatu akhlak yang sangat mahal nilainya

sebab dengan menjaga lingkungan berarti seseorang tersebut telah berhasil

menjaga ciptaan allah dengan baik.111

Menanamkan kepedulian terhadap lingkungan merupakan salah satu tugas

yang harus di terapkan guru. Seperti yang terjadi di SMP Karya Ibu

Palembang, para guru mengajarkan pendidikan yang terapkan melalui

kebiasaan sehari-hari agar menjadi kebiasaan para murid. Dengan seperi ini

para guru sudah melaksanakan peran dan tugasnya. Tidak mengajarkan materi

secara teori saja tetapi juga praktiknya langsung di lapangan. Seperti

mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik untuk menjaga lingkungan sekolah dan

ruang kelas. Hal ini dibuktikan salah satunya dengan teguran-teguran yang

110
Mulyasa, op., cit, hlm 63
111
Erwati Aziz, Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Islam (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 70
75

diberikan guru terhadap siswa yang suka membuang sampah di halaman

sekolah dan selalu memeriksa kebersihak ruang kelas sebelum melaksanakan

kegiatan belajar mengajar. Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan sesuai

dengan perintah kepala sekolah dan juga sebagai tujuan dari pendidikan.

Seperti yang dikatakan oleh ibu Nurul:

Sikap peduli lingkungan itu bisa dikatakan sebagai suatu kegiatan yang
lakukan sekolah terhadap pembentukan kebiasaan siswa. Tapi, menjaga
lingkungan-pun sebenarnya memang diajarkan oleh agam Islam supaya
kita sebagai manusia tidak semena-mena terhadap lingkungan. Makanya
harus dijaga supaya tidak rusak. Nah supaya manusia punya kesadaran
tentang menjaga lingkungan maka kami sebagai guru perlu menanamkan
sikap peduli lingkungan. Menanamkannya melalui kami para guru
mencotohkan berperilaku yang baik terhadap kelestarian dan kebersihan
lingkungan. selain itu kami memberi arahan kepada semua murid supaya
jangan lalai terhadap kebersihan kelas. Waktunya piket harus piket.
Kalau jajan bungkusnya jangan dibuang sembarangan. Disinikan ada
tukang kebunnya ya, kasian juga kalau anak-anak buang sampah
sembarangan nanti bapaknya yang bersihin. Selain itu juga apa yang
kami ajarkan berarti gak berhasil. Disini juga ada kerja bakti. Kepala
sekolah selalu ngingetin supaya selalu ada kerja bakti setiap bulan.
Kalau nggak setiap bulan minimal-minimalnya pas tiap claasmeeting
lah. Di waktu inilah satu sekolah saling bahu-membahu untuk menjaga
kebersihan. Kami juga mengupayakan agar anak-anak tau dengan alam.
Adanya tanaman, adanya greenhouse supaya mereka menyatu dengan
tumbuhan. Alhamdulillah, mereka mengerti sama tanaman, bagaimana
membuat tanaman itu tetap hidup dan subur mereka paham.112

Dalam upaya menanamkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, staff

tata lingkungan juga ikut mendukung keberhasilan pendidikan peduli

lingkungan ini. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Yunita:

Untuk membentuk karakter anak agar memiliki perilaku yang peduli


terhadap lingkungan tentunya perlu usaha. Itulah gunanya para guru dan

112
Wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam SMP Karya Ibu Palembang, kamis 19
Maret 2020 pukul 10:15 WIB
76

warga sekolah yang lain termasuk saya. Sebagai staff tata lingkungan
saya perlu memastikan lingkungan disekolah ini agar tetap bersih.
Hampir sama dengan guru-guru lian yang selalu memperingatkan,
memberi teguran, dan mengasih arahan kepada anak-anak. Bedanya saya
lebih sering berkomunikasi langsung dengan OSIS tata lingkungan baru
ke muird untuk melakukan upaya-upaya yang harus dilakukan terhadap
lingkungan. Terkait dengan kegiatan greenhouse, saya juga
memperhatikan itu selain keadaan lingkungan saja.113

Selaras dengan apa yang dikatakan oleh guru dan staff tata lingkungan.

perhatian para guru untuk meningkatkan kepribadian para siswa yang taat dan

peduli dengan kebersihan sekolah memang dilakukan setiap hari. usaha guru

dalam mebentuk karakter anak didik juga merupakan bagian dari arahan yang

diberikan kepala sekolah. Selain tujuannya untuk membentuk kepribadian

anak didik, usaha kepala sekolah juga dapat di artikan sebagai pembentuk

kabiasaan seorang guru. Karena sebelum mengajarkan apa yang mereka

ketahui, seorang guru harus terlebih dahulu menanamkan kebiasaan tersebut

dalam dirinya. Karena apa yang dilakukan guru akan menjadi contoh bagi

anak didik. Berikut hasil wawancara terhadap siswa-siswi kelas VII SMP

Karya Ibu Palembang:

Guru-guru di sini semuanya peduli sama kebersihan. Setiap pagi setelah


apel sebelum masuk kelas, kami di suruh bersihin depan kelas. Di cek-in
satu-satu kelasnya. Kalau ada yang duduk-duduk dalam kelas langsung
di suruh keluar bersih-bersih. Kata gurunya jangan buang sampah di
kelas. Kalau jajan itu sampahnya dimasukin ke tong sampah. Kalau
ketauan buang sembarangan langsung disuruh ambil. Kalau kita
ngelakuin kesalahan apa aja langsung dikasih nasehat. Harus disiplin
pokoknya jadi kitanya harus nurut. Kayaknya guru-guru di sini pada

113
Wawancara dengan staff tata lingkungan SMP Karya Ibu Palembang, Kamis 19 Maret 2020
pukul 10:35 WIB
77

nggak ngelakui pelanggaran kalo soal kebersihan. Mereka aja selalu


dispilin kalau soal kebersihan kayak gini. 114

Selain penerapan sikap peduli lingkungan yang dilakukan guru terhadap

siswa kelas VII, peneliti juga menanyakan hal yang sama terhadap siswa-siswi

kelas VIII untuk melihat kegiatan yang dilaksanakan para siswa dari penerapan

kebiasaan peduli terhadap lingkungan. Berikut wawancara yag dilakukan

kepada siswa-siswi kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang:

Cara yang dilakukan guru disini supaya kami paham tentang arti
lingkungan biasanya lewat kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
Kegiatan itu pastinya yang dapa mendekatkan kami terhadap
lingkungan. seperti piket kelas, itu kegiatan yang tiap hari pasti ada. Nah
ada juga greenhouse disini. Kegiatannya itu mendekatkan kami pada
lingkungan. kususnya tanaman-tanaman. tapi itu gak dilakukan tiap hari.
Cuman osis yang menerapkannya tiap hari. Kalau tingkat kepedulian
guru sama kebersihan kayaknya semuanya peduli. Karena beliau itu
guru kali ya jadi harus ngasih tau kami yang bagus-bagus. Tapi guru-
guru juga gak suka ngotorin lingkungan. tiap hari kami dibiasakan apel
pagi kak, sesudah dari apel itu kami kembali ke kelas masing-masing-
masing tapi suruh bersih-bersih dulu. Yang belum piket kelas silahkan
piket kelas sebelum pelajaran dimulai. Tanaman-tanaman depan kelas di
suruh bersihin. Ya gitu-gitu kak kalo soal kepedulian guru sama
lingkungan.115

Pada hasil wawancara di atas, peneliti mendapatkan kesamaan pada

kegiatan-kegiatan yang diterapkan guru dalam membentuk tingkah laku ataupun

kebiasaan peserta didik. Berikutnya peneliti melakukan wawancara pada siswa-

siswi kelas IX SMP Karya Ibu Palembang:

Guru-guru di sini selalu mencontohkan untuk mnejaga kebersihan


dengan baik, menjaga lingkungan dengan baik. Karena kata beliau yang
114
Wawancara dengan siswa kelas VII SMP Karya Ibu Palembang, Jumat 20 Maret 2020 pukul
10:00 WIB
115
Wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, Jumat 20 Maret 2020 pukul
10:30 WIB
78

pernah diceritakan kepada kami bahwa dunia ini bisa rusak karena ulah
manusia. Alam dan di isinya di titipkan kepada manusia untuk dijaga
bukan dirusak. Itu guru agama islam yang bilang. Jadi guru-guru di sini
kususnya beliau selalu menjaga lingkungan dengan baik dan
mengajarkan kepada kami untuk tidak berbuat yang tidak baik terhadap
lingkungan. kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menjaga
lingkungan yaitu bersih-bersih setiap hari, bersih-kelas, bersih-bersih
tanaman yang ada disekitar sekolah. Di depan kelas juga ada tanaman.
kita hampir setiap hari nyiramin, bersihin daun-daun atau apa aja buat
ngejaga tanaman di sekolah. Itu di kontrol sama gurunya. Kepala
sekolah juga ngontrol tapi gak setiap hari. Mungkin beliau sibuk ya.
Tapi kalau pas upacara atau kumpul satu sekolah biasanya kepala
sekolah ngasih pesen lewat kegiatan itu. Mungkin beliau nggak bisa
kalau ngontrol satu-satu ya, kan kami orangnya banyak. Tapi ada guru-
guru yang selalu perhatian sama keadaan sekolah.116

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpukan bahwa guru-guru

di SMP Karya Ibu dalam menanamkan karakter kepedulian terhadap

lingkungan sudah dilakukan dengan benar yang diterapkan dari diri sendiri

kemudian mengajarkannya kepada peserta didik. Hal ini dilakukan agar peserta

didik mengikuti kebiasaan yang dilakukan oleh guru. Bentuk kepedulian yang

diajarkan guru terhadap siswa mengenai kebersihan lingkungan meliputi

rutinitas membersihkan kelas, teras, halaman, memperhatikan tanaman, dan

membersihakn ruang kelas ketika hendak memulai belajar.

3. Bentuk kepedulian siswa terhadap lingkungan

Kunci kesuksesan dari pendidikan karakter tentunya ada peran peserta

didik. Sebab yang mempraktikkan dari ajaran pendidikan karakter di sekolah

adalah murid. Oleh sebab itu perlunya menumbuhkan kedisplinan peserta didik

116
Wawancara dengan siswa kelas IX SMP Karya Ibu Palembang, Jumat 20 Maret 2020 pukul
10:35
79

merupakan modal utama dalam mengatasi dan mencegah terjadinya

permasalahan kedisplinan serta terciptanya suasana yang aman, nyaman dan

menyenangkan. Maka dari itu sekolah yang akan melakukan tugasnya sebagai

tempat pendidikan.117

Indikator peduli terhadap lingkungan yang seharusnya dimiliki oleh siswa

antara lain:

a. Peka terhadap kerusakan lingkungan

b. Tidak mengabaikan kebersihan lingkungan

c. Memiliki kebiasaan tidak membuang sampah sembarangan

d. Mematuhi peraturan sekolah untuk menjaga kebersihan sekolah

e. Berani untuk menegur teman yang merusak lingkungan

f. Menerima arahan dan masukan guru serta kepala sekolah untuk menjaga

lingkungan

Perilaku siswa harus selalu dibentuk dengan pembiasaan yang dilakukan

setiap hari. sebab, tingkat kedisplinan siswa dalam menjaga lingkungan masih

perlu diperhatikan. Beberapa dari mereka ada yang masih membuang sampah

tidak pada tempatnya dan membiarkan keadaan kelas kotor. Namun banyak

juga dari mereka yang sangat peduli terhadap kebersihan kelas maupun

lingkungan. meskipun begitu, peran dari seorang guru tidak berhenti di situ

saja untuk mencapai keberhasilan dalam pendidikan. Sesuai tujuan pendidikan

yaitu sebagai pembentuk dan memperbaiki karakter dalam diri anak didik
117
Mulyasa, op., cit, hlm. 26
80

yang kurang baik. Dibantu dengan OSIS tata lingkungan dan staff tata

lingkungan, guru bekerja sama dalam mengarahkan dan melaksanakan

kebersihan lingkungan.118 Membentuk karakter siswa agar peduli terhadap

lingkungan dilakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat

memberikan pengetahuan dan pendekatan peserta didik terhadap lingkungan

serta membentuk karakter peserta didik. Seperti yang dikatakan oleh Zahra

Aliyah, fitria ramadhan, Nopita Sari, Ride Saputra, Leo Ivandi, Yoga Adi

Pranata, Indah, Jashira, Rizika, Fitri, Arah:

Saya mengerti apa yang dikatakan oleh guru-guru di sekolah serta apa
saja yang harus dilaksanakan di sekolah. Dalam kegiatan sehari-hari
kami selalu di ajarkan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Beberapa kegiatan juga dilaksanakan di sekolah. Banyak di antara kami
yang benar-benar melaksanakan dengan baik apa yang di ajarkan
sekolah. Tapi tentunya ada beberapa teman-teman yang lain masih
mengabaikan apa yang di arahkan dan di ajarkan sekolah. Mungkin dari
mereka memang terbiasa dari rumah tidak terlalu peduli dengan
kebersihan. Contohnya seperti piket kelas, ada sebagian yang
mengabaikan karena dia anggap tidak terlalu penting. Sebgaian besar
menganggap piket kelas adalah kewajiban. Rata-rata yang
memperdulikan kebersihan ialah anak perempuan. Jika laki-laki hanya
sebagain kecilnya saja. Nggak jarang juga kami slaing mengingatkan
untuk piket kelas. Atau kadang juga saling suruh aja siapa yang bagian
membersihkan taman depan kelas. Dari ada yang menjadi anggota OSIS,
jadi kalau anggota osis yaitu bagian tata lingkungan, setiap pagi mereka
mengalihkan tugasnya ke greenhouse yang ada di samping sekolah dekat
dengan musholla. Di depan kelas ini banyak tanaman, agak ketengah
dikit itu pohon yang di abwahnya ada tanaman-tanaman lain. Itu juga
perlu dibersihkan. Setiap pagi harus di siram, tanaman yang kering di
buang. Kalau pupuknya ada kami juga memupuk tanaman.119

118
Hasil Observasi peneliti di SMP Karya Ibu Palembang, hari Selasa 14 September 2020 2020
pukul 09:30
119
Wawancara dengan Siswa Kelas IX SMP Karya Ibu Palembang, Jumat tanggal 20 Maret
2020 pukul 10:30 WIB
81

Kegiatan kebersihan disekolah SMP Karya Ibu berjalan dengan baik. Di

dukung dengan keaktifan guru dalam membimbing siswa-siswi. Banyak

tanaman-tanaman yang berada di sekolah tumbuh dengan segar dan hijau.

Keberhasilan guru dalam mendidik anak didiknya dirasa cukup berhasil untuk

peduli terhadap mahluk hidup yaitu tanaman-tanaman. walaupun jika dilihat

dari kebersihan yang ada sekolah ini masih perlu perhatian yang lebih dari

guru-guru. Hal ini dikarenakan untuk menanamkan kebiasaan yang baik ke

setiap peserta didik yang berjumlah banyak perlu usaha yang maksimal.

Mengenai perilaku siswa-siswi kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, peneliti

melakukan wawancara terhadap Siti Muhabbibah Meilani, Wulan dwi aulia,

Nuraini, Naufa Triani Amalia, Sintia ramadhan, Siti raihana indah aisah, dan

Yeni anggraini:

Sebagian dari kami memang peduli terhadap keadaan lingkungan,


namun ada juga teman-teman yang lain tidak peduli. Lebih ke kayak
merasa masa bodoh. Padahal tiap hari selalu di ingatkan untuk menjaga
lingkungan. terkadang merasa kalau kotor itu nggak enak sekali dilihat.
Apalagi guru-guru yang ngeliatnya langsung marah biasanya kalau lihat
yang kayak gitu. Tapi ada juga temen yang masih suka buang sampah
sembarangan. Males katanya buang ke tong sampah jauh. Padahal gak
jauh juga tong sampahnya. Untuk tingkat kepedulian siswa disini masih
sangat perlu arahan. Sebenernya kalau kesadaran itu kembali lagi ke
orangnya masing-masing memang. Soalnya guru-guru di sini kalau
dibilang nggak perhatian ya mereka perhatian. Tapi emang sussah kalau
ketemu siswa yang agak susah kalau dikasih tau. Nurutnya di waktu itu
aja, kalau gurunya udah pergi atau udah nggaka ada di tempat ya baik
lagi ke kebiasaan mereka. Untungnya masih banyak yang peduli. Jadi ya
mereka peduli kalau guru-gurunya peduli, kecuali yang emang orangnya
peduli, mau jaga lingkungan dan kebersihan dengan baik.120

120
Wawancara dengan Siswa Kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, Jumat tanggal 20 Maret
2020 pukul 10:30 WIB
82

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada kelas VII yaitu

mengenai tingkat kepedulian siswa dalam menjaga lingkungan. Guru tidak

terlalu memaksa untuk memberi pengertian kepada anak-anak. Hal ini bisa

dikarenakan karena kelas VII baru mengenal lingkungan sekolah jadi tidak

susah untuk menanamkan sikap peduli lingkungan. berbeda dengan siswa yang

sudah di atasnya, beberapa dari mereka yang mengabaikan aturan sekolah. Hasil

wawancara yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas VII Nabila safitri,

Bunga sekar wangi, Feliska, Aldi, Sara ramadhani, Iqel cantika, M. Rafi al-

fatan:

Biasanya guru-guru suka meriksa kelas dan keadaan lingkungan. supaya


lingkungan tetap terjaga maka guru-guru pada aktif nggak boleh lengah.
Kami selalu mengikuti perintah apa yang mereka sampaikan. Karena
bagi kami lingkungan yang bersih dan tanaman yang subur saya suka.
Sering guru-guru ngingetin buat menjaga lingkungan. tapi kadang sering
lupa kalo makan sampahnya ditarok aja di tempat aku duduk. Kalau
narok sampah itu bukan di sengaja si ya, tapi lupa aja kadang-kadang.
Kalau kegiatan bersih-bersih saya selalu ikut. Bersih-bersih greenhouse
aku juga ikut. Kalau misal yang cewek-cewek piket kelas aku juga
bantuin. Baik perempuan ataupun laki-laki semua menjalankan perintah.
Tapi ada ya kalau lagi bersih-bersih barengan semuanya satu sekolah,
sering aku liat ada yang males-malesan. Kayaknya sih kakak kelas.
Kayaknya ya. Soalnya kan tau biasanya, mana yang kakak kelas mana
yang bukan. Nanti di tegur oleh guru. Guru selalu mengupayakan yang
terbaik, tapi tidak semuanya yang bener-bener menjalankan peraturan
yang di kasih.121

121
Wawancara dengan Siswa Kelas VII SMP Karya Ibu Palembang, Jumat tanggal 20 Maret
2020 pukul 10:30 WIB
83

Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa di atas, peneliti juga

melakukan wawancara terhadap OSIS tata lingkungan SMP Karya Ibu

Palemang. Berikut penuturannya:

Kegiatan Osis tata lingkungan lebih banyak dari pada murid


lainnya. Soalnya para guru, staff tata lingkungan, sama kepala sekolah
pengennya kami yang lebih banyak bergerak. Karena kan kami Osis.
Soal kebersihan lingkungan murid-murid juga sering dikasih arahan
sama nasehat-nasehat juga. Tapi supaya kegiatan itu nggak sekedar
kegiatan aja, kami seirng rapat sama staff tata lingkungan. Kami sering
bekerja sama berbagi ide buat kesehatan lingkunga sekolah kita. Kalau
kami melihat temen-temen ya ada yang peduli ada yang biasa-biasa aja.
Nunggu di tegur baru nurut. Kadang bandel juga. Biasanya si itu laki-
laki yang kayak gitu. Kalau yang cewek-cewek nggak susah dikaish tau
langsung nurut. Tapi ya tetep aja ada sebagian kecil dari mereka yang
susah di omongin ngelanggar terus. Makanya kami selaku osis yang
bertanggung jawab sama lingkungan sekolah harus lebih baik dari
mereka. Ngasih contoh yang baik biar mereka bisa niru. Harapannya
gitu. Kepala sekolah juga berpesan seperti itu kepada kami. Karena Osis
ini adalah tanggung jawab kami jadi kami harus melaksanakan dengan
benar.122

Berkaitan dengan penanaman karakter lingkungan, dalam hal ini staff tata

lingkungan yang juga memiliki pengaruh besar terhadap keadaan lingkungan

sekolah. Berikut hasil wawancara yang dilakukan kepada Staff tata

lingkungan SMP Karya Ibu Palembang:

Murid-murid disini ya kalau dikasih tau nurut. Tapi kalau lagi


nggak kita pantau tu pasti ada aja dari mereka yang berulah. Nah
makanya itu kami harus tetap mengarahkan, mengingatkan dan
mengajarkan kepada mereka terus menerus untuk jangan kotori
lingkungan. Jangan buang sampah di kelas. Kalau mau belajar ruang
kelasnya kotor kan nggak enak ya. Iya kalau mereka yang nggak peduli
biasa aja mau kelas kotor atau nggak. Tapi bagi kita kan semrawut
nggak enak dilihat. Tiap pagi sehabis apel pagi kan di cek tu sama guru-

122
Wawancara dengan OSIS Tata Lingkungan SMP Karya Ibu, Jumat tanggal 20 Maret 2020
pukul 10:30 WIB
84

gurunya atau wali kelasnya. Nurut mereka. Tapi kita harus aktif jangan
lalai. Namanya membiasakan kebiasaan baik itu memang susah. Tapi
kalau kebiasaan buruk nggak di tegur ya udah dilakuin aja. Kami juga
sangat senang ya sama murid yang patuh sama perintah. Baik ada kami
atau tidak dia tetap ingat sama pesan guru-guru. Watak tiap anak
memang beda-beda. Makanya kami harus sering-sering kasih arahan
supaya mereka yang awalnya bandel jadi nggak bandel. Lebih menjaga
lingkungan, menjaga tanaman dan mahluk-mahluk hidup lainnya. Di
pelajaran agama juga di ajari tentang mahluk-mahluk ciptaan allah itu
harus di jaga. Itu materinya. Kalau praktiknya ya ini kegiatan kita
seharui-hari.123

Setiap individu guru tentunya merasakan pengalamannya masing-masing

dalam mendidik anak didik. Khususnya dalam pendidikan karakter yang peduli

lingkungan. macam-macam karakter bawaan dalam diri siswa yang kemudian

harus di rubah menjadi satu karakter yang peduli terhadap lingkungan hidup

merupakan karakter tersendiri bagi guru-guru. Berikut wawancara terhadap

Bapak Anshori:

Kepedulian siswa terhadap lingkungan menjadi tantang tersendiri ya


bagi kami guru-guru. Karena setiap anak memiliki watak yang berbeda.
Jadi tidak mudah bagi untuk mengubah setiap watak menjadi satu
kebiasaan. Butuh usaha dan harus rutin dalam menanamkannya. Terkait
sikap anak terhadap lingkungan tentunya ada yang memang peduli, bisa
dikatakan banyak. Dan tentunya ada sebagian dari mereka yang tidak
peduli. Tidak pedulinya mereka ini bukan tidak mau sama sekali ya.
Mereka mau tapi harus di ingatkan. Makanya kita semaksimal mungkin
menanamkan kebiasaan baik dalam diri siswa. Entah kapan kebiasaan
buruk mereka itu berubah, yang terpenting pendidikan karakter tidak
pernah berhenti. Karena tugas guru itu mendidik. Marahnya guru itu
karena mereka ingin yang terbaik buat anak-anak. Hanya perlu
pembiasaan yang lebih lama lagi supaya apa yang kami ajarkan benar-
benar bisa tertanam dalam diri mereka. Sebenarnya untuk pendidikan
karakter itu perlu dukungan dari orang tua juga. Karena akan sia-sia jika
kami mengajarkan seperti ini tapi di rumah tidak mengajarkan kebiasaan

123
Wawancara dengan Staff Tata Lingkungan SMP Karya Ibu Palembang, Jumat tanggal 20
Maret 2020 pukul 10:30 WIB
85

yang sama. Makanya perlu kerja sama yang baik antara sekolah dan wali
murid. Biasanya melalui pertemuan dengan wali murid di akhir semester
waktu pengambilan raport kami membahas hal-hal seperti ini yang
diwakilkan oleh ketua kelas masing-masing.124

Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

tingkat kepedulian siswa di SMP Karya Ibu Palembang perlu ditingkatkan lagi.

Sebagian kecil dari mereka menganggap bahwa menjaga lingkungan tidak

teralu penting bagi keberlangsungan mahluk hidup. Hal ini di sebabkan oleh

faktor usia mereka yang masih tergolong labil, sehingga masih sangat perlu

diberikan dorongan dalam setiap tingkah lakunya. Arahan dan motivasi yang

diberikan guru sudah memenuhi kriteria seorang pendidik, tinggal bagaimana

cara siswa itu sendiri menerima masukan dan teguran dari guru-guru di

sekolah. Hal tersebut juga didukung oleh kedisiplinan guru dalam memberikan

pengetahuan.

4. Bentuk Apresiasi dan Teguran sekolah kepada siswa mengenai kepedulian

terhadap lingkungan

a. Apresiasi sekolah

Apresiasi merupakan bentuk penghargaan atau penilaian positif yang

diberikan seseorang kepada sesuatu atas prestasi yang sudah dicapainya.

Manfaat yang didapat ketika memberikan apresiasi terhadap peserta didik yaitu

dapat memberikan motivasi agar anak lebih semangat dalam melalukan suatu

kegiatan, dapat membangun keterampilan dan kreatifitas dalam diri anak,

124
Wawancara dengan guru wali kelas SMP Karya Ibu Palembang, Sabtu tanggal 21 Maret
2020 Pukul 11:15 WIB
86

membuat peserta didik menjadi lebih bahagia dan tidak stres dalam melakukan

kegiatannya, membuat diri anak menjadi lebih mandiri, dan menjalin hubungan

yang baik antara guru dan peserta didik.

Penghargaan yang diberikan sekolah terhadap siswa SMP Karya Ibu dalam

kegiatannya menjaga kebersihan lingkungan sekolah melalui kegiatan yang

dilakukan pada ajang perlombaan antar kelas yang membuat para siswa-siswi

berlomba-lomba untuk menjadikan kelasnya lebih bersih dan indah. Seperti

yang dikatakan oleh Nur rizki:

Kegiatan yang biasa kami lakukan setiap hari yaitu bersih-bersih kelas
dan halaman depan kelas. Kegiatan ini biasanya setiap akhir semester
dilakukan perlombaan untuk menilai kebersihan kelas yang ada. Waktu
kegiatan itu dilaksanakan biasanya ada intruksi yang di umumkan kepala
sekolah, kami dikumpulkan dan diberitau kegiatan apa yang akan
dilakukan sebagai menyambut hari libur sekolah. Jadi ketika classmeet
itu tidak ada pelajara lagi, yang ada hanya perlombaan dan kegiatan-
kegiatan lain yang diadakan sekolah. Waktu itulah kegiatan perlombaan
ini dilaksanakan. Kami dikasih waktu selama kurang lebih satu minggu.
Dan pengumuman siapa yang juara akan di sampaikan ketika pemberian
hadiah-hadiah juara kelas, perlombaan olah raga dan perlombaan
kebersihan kelas ini. Untuk penilaiannya setau saya tidak hanya di ambil
ketika perlombaan itu diadakan saja, melainkan juga dilihat berdasarkan
keseharian kelas tersebut.125

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Dina Ramadhani yang memiliki

tanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan anak didiknya. Sebagai

wali kelas tentunya memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelas yang

pimpinnya. Bentuk penilaian kebersihan tidak hanya dilakukan pada saat

perlombaan tertentu melainkan kepedulian siswa terhadap kebersihan kelasnya

125
Wawancara dengan Siswa kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, Selasa tanggal 19 Januari
2021 Pukul 08:30 WIB
87

juga sebagai penilaian guru dalam melihat kesiplinan dan tanggung jawab

siswa-siswi. Berikut penuturan Ibu Dina Ramadhani:

Sebagai ucapan keberhasilan terhadap usaha yang dilakukan anak-anak,


kami melakukan sebuah ajang perlombaan kebersihan yang biasanya
dilakukan setiap di akhir semester. Kegiatan-kegiatan kebersihan
menjaga lingkungan yang diterapkan dalam keseharian anak didik juga
tak luput dari penilaian. Penilaian melalui tulisan dan pantauan yang
biasa dilakukan guru-guru merupakan bentuk kepedulian terhadap
perkembangan sikap kepedulian lingkungan anak didik. Ketika di akhir
semester kita lakukan finalnya terhadap kebersihan kelas dan lingkungan
di sekitarnya. Melalui hadiah kecil-kecilan berupa alat kebersihan yang
kami berikan semoga dapat di manfaatkan dengan baik. Selain itu
apresiasi berupa sertifikat juga biasanya kami berikan supaya anak-anak
merasa lebih bangga atas apa yang telah dicapainya.126

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

untuk memberikan semangat kepada siswa atas apa yang sudah diraih maka

perlunya apresiasi sehingga menimbulkan sikap untuk terus lebih baik. Di SMP

karya Ibu sudah menerapkan cara ini yang dilakukan dengan cara mengadakan

perlombahan keindahan dan kebersihan kelas di akhir semester yang kemudian

diberi hadiah dan juga sertifikat atas pencapaiannya siswa.

b. Teguran sekolah

Di dalam sekolah tentunya memiliki aturan dan tata tertib yang harus di

taati oleh setiap warga sekolah termasuk para siswa. Peraturan yang dibuta

tentunya tidak semerta-merta jadi begitu saja. Butuh persetujuan pihak yang

memiliki kedudukan paling tertinggi yaitu kepala sekolah. Jika suatu peraturan

dilanggar maka terdapat konsekuensi yang harus dijalani oleh penggar tersebut.

126
Wawancara dengan guru kelas SMP Karya Ibu Palembang, Selasa tanggal 19 Januari 2021
Pukul 09:00 WIB
88

Perturan-peraturan yang dimiliki oleh SMP Karya Ibu yang salah satunya

berisikan tentang perlunya menjaga lingkungan bagi setiap warga sekolah.

Seorang guru yang mengemban tugas mendidik anak didik harus mengenalkan

siswa terhadap peraturan kemudian menjalankan sesuai tujuannya. Namun

terkadang ada juga anak didik yang mengabaikan peraturan tersebut. Berikut

peraturan yang diberikan sekolah kepada siswa yang melanggar berdasarkan

hasil wawancara terhadap Feliska:

Menjaga kebersihan sekolah menjadi kebutuhan yang harus dilakukan


siswa dan juga guru di sekolah ini. Peraturan yang kami tau ada yang
berbentuk tulisan maupun lisan. Kalau lisan itu langsung di sampaikan
guru kepada kami. Kalau yang berbentuk tulisan biasanya di tempel di
tempat-tempat tertentu. Di 7 K itu juga ada kata kebersihan yang artinya
kami disuruh jaga kebersihan. Siswa disini akan benar-benar
menjalankan peraturan kalau ditegur oleh guru atau kepala sekolah
langsung. Kalau kepala sekolah yang menyampaikan langsung
tegurannya maka langsung didengarkan oleh siswa dibanding peringatan
melalui tulisan. Apalagi kalau laki-laki lebih susah diatur dari pada
ngatur yang cewek-cewek. Jadi guru-guru lebih sering marah sama yang
cowok. Kalau melanggar peraturan itu kami di marahi terus disuruh
memungut sampah dan disimpen dikantong, kalau sudah ketemu tong
sampah baru boleh dibuang. Kalau dihukum yang berat-berat itu tidak
ya, tegurannya seperti diomelin, di marahi, suruh pembersihan saat itu
juga, kalau ketauan buang sampah langsung suruh ambil di masukin
saku baju.127

Sebagai wakil kepala kesiswaan, Bapak Maidani selalu menerapkan

peraturan sekolah dan tak segan untuk memperingati siswa yang melakukan

pelanggaran terhadap peraturan sekolah. Apalagi jika terkait dengan kebersihan.

Kebersihan merupakan keindahan yang harus dimiliki sekolah agar tercermin

127
Wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, Selasa tanggal 19 Januari
2021 Pukul 08:30 WIB
89

perilaku yang disiplin dan peduli terhadap kenyamanan sekolah. Sarana hanya

sebagai keperluan pendukung dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Namun jika kebersihan tidak diutamakan maka orang luar yang melihatnya

akan mencoreng nama sekolah dengan sekolah yang tidak mengutamakan

kebersihan. Seperti yang dikatakan oleh bapak Maidani:

Sekolah yang indah adalah sekolah yang bersih. Sebagai waka


kesiswaan, saya memperhatikan betul bagaimana tingkah laku anak-
anak dalam menjaga kebersihan lingkungan. ada yang pura-pura tidak
lihat ada yang memang merasa nyaman dengan keadaan lingkungan ada
sampah. Ada yang peduli, menjalankan peraturan sekolah sebagai mana
mestinya dan tidak melanggar meskipun tidak di awasi. Biasanya itu
kelas VII yang masih sangat nurut sama peraturan sekolah. Dengan
keadaan seperti ini saya semakin keras mengingatkan siswa untuk jaga
kebersihan. Saya ingatkan terus menerus dan saya ajarkan. Ambil
kembali sampah jika membuang sembarangan, bersih-bersih saat itu
juga kalau banyak sampah di sekitar mereka. Pelajara tidak akan dimulai
jika lingkungan kelas atau halaman disekitarnya masih kotor.128

Dapat disimpulkan bahwa SMP Karya Ibu sudah menerapkan peraturan

dengan baik. Dalam penerapannya perlu ditingkatkan lagi terkait dengan sikap

beberapa siswa yang perlu diberi peringatan lebih tegas lagi. Peraturan lisan di

SMP Karya Ibu lebih dengarkan oleh siswa dibanding dengan peraturan tertulis.

Sebab peraturan lisan adalah peraturan yang di sampaikan secara langsung dan

lebih mudah menemukan siswa yang melakukan kesalahan.

Berdasarkan wawancara dan analisis di atas penulis menyimpulkan bahwa

upaya pembinaan dan pembiasaan sudah dilakukan SMP Karya Ibu agar peserta

didik memiliki kepedulian terhadap lingkungan di lakukan mulai dari kepala

128
Wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang, Selasa tanggal 19 Januari
2021 Pukul 08:30 WIB
90

sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas, dan staff SMP Karya Ibu. Semua

warga sekolah sudah berupaya mencotohkan dan mengajarkan penerapan

terhadap kepedulian lingkungan. Pendidikan yang termasuk dalam kurikulum

sekolah dan diiringi dengan praktik sehari-hari. Kegiatan peduli lingkungan

meliputi piket kelas, bersih-bersih teras depan kelas dan halaman sekolah,

perawatan tanaman di halaman sekolah, perawatan tanaman-tanaman di

greenhouse, kerja bakti atau gotong royong, dan perbaikan sanitasi sekolah yang

dilakukan oleh kepala SMP Karya Ibu Palembang. Sebagai bentuk apresiasi

sekolah terhadap usaha siswa dalam menjaga lingkungan, sekolah sering

mengadakan lomba dan memberikan hadiah terhadap siswa. Bagi siswa yang

melakukan pelanggaran maka sekolah melakukan teguran berupa bentuk

kediplinan terhadap anak-anak yang melanggar.

B. Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

Pada awalnya penggunaan greenhouse banyak diterapkan oleh petani-petani

belanda untuk melindungi kebunnya dari serangan hama. Sehingga hampir

seluruh pertanian di Belanda menggunakan media ini. Suhu yang tidak stabil dan

cenderung ekstrim dapat memberikan dampak buruk pada tanaman sehingga

tanaman menjadi rusak. Efek yang diberikan rumah kaca (greenhouse) yaitu sinar

radiasi matahari yang masuk melalui kaca kemudian akan berubah menjadi sinar

inframerah yang tertahan pada atap kaca dari greenhouse sehingga menjadikan
91

bagian dalam greenhouse memiliki udara yang hangat meskipun saat udara diluar

dingin.

Karena penggunaan greenhouse sebagai pelindung tanaman dirasa sangat

menguntungkan, hingga akhirnya di Indonesia bahkan di sekolah juga hadir

greenhouse dengan bentuk dan ragamnya masing-masing. Bentuk dan ukuran

biasanya disesuaikan dengan lahan atau kebutuhan masing-masing pengguna. Di

Indonesia sendiri dinding greenhouse sudah banyak dirubah bahan yang

digunakan dan penggunaannya juga lebih disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti

hidroponik juga menggunakan greenhouse, dijadikan tempat percobaan bercocok

tanam dan sebagai media yang digunakan sekolah untuk pengenalan siswa

terhadap tanaman serta lingkungannya.

1. Sejarah Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

Seperti greenhouse yang terdapat di SMP Karya Ibu Palembang. para guru

dan siswa memanfaat lahan yang tersedia di sekolah sebagai tempat bercocok

tanam. Dilihat dari kebiasaan SMP Karya Ibu yang sangat mencintai tanaman,

sehingga tidak sedikit tanaman yang di tanam di sekolah ini. Greenhouse yang

di buat sangat bermanfaat bagi kegiatan siswa yang berbasis lingkungan.

Seperti yang dikatakan bapak M. Ali:

Awal mula didirikannya greenhouse ini merupakan perkembangan dari


taman-taman yang di buat siswa. Jadi dulu itu, setiap kelas diharuskan
membuat taman di depan kelasnya masing-masing. Dengan tujuan untuk
penghijauan lingkungan sekolah. Kegiatan ini dirasa sangat bagus untuk
mendekatkan siswa terhadap alam ataupun tanaman. Para guru juga
mendukung pengelolaan taman depan kelas ini karena selain
menanamkan kedisplinan juga memberi kesan yang indah pemandangan
92

sekolah. Hingga akhirnya lambat laun program ini terus berkembang,


dari di buatnya taman tersebut sekolah berinisiatif untuk lebih
mengembangkan program ini. Hingga terjadilah greenhouse seperti yang
saat ini kita lihat. Sebenarnya sudah lama Greenhouse ini berdiri. Sudah
ada sejak tahun 2000. Namun sempat berhenti pengoprasiannya. Hal ini
disebabkan karena dana dan pengelolaannya tidak terlalu terlaksana.
Kita tau bahwa untuk membuat greenhouse inikan butuh yang namanya
bahan pendukung. Kalau taman depan kelas Cuma butuh pot saja. Kalah
greenhouse ada kerangka bangunan dan segala hal yang digunakan
untuk pembangunannya. Kemudian, pada tahun 2010 greenhouse
kembali beroprasi hingga saat ini. Sudah kurang lebih 10 tahun
greenhouse berjalan. Supaya greenhouse ini tetap berjalan, maka saya
memberi tugas kepada salah satu guru untuk menjadi penanggung jawab
greenhouse. Jadi semua kegiatan yang berhubungan dengan greenhouse
ini kami serahkan kepada beliau. Alhamdulillah berkat kerja sama yang
baik dari semua pihak termasuk orang tua siswa juga ikut berperan di
belakang layar. Karena kami sering mengajak siswa untuk membawa
tanaman yang ada di rumah. Jadi secara tidak langsung wali murid
kususnya ibu-ibu ya, beliau-beliau yang menyumbangkan tanaman yang
ada dirumah. Nah itu semua dikordinir oleh guru penanggung jawab
greenhouse. Beliau termasuk guru lama di sini. Jadi dari awal beliaulah
yang saya beri tugas bertanggung jawab mengurus greenhouse.129

Berikut surat keputusan kepala SMP Karya Ibu atas penetapan guru

penanggung jawab greenhouse dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.1
Surat Keputusan Penanggung Jawab Greenhouse SMP Karya
Ibu Palembang

129
Wawancara dengan Kepala SMP Karya Ibu Palembang, Jumat 20 Maret 2020 pukul 09:30
WIB
93

Berdasarkan penuturan dari kepala sekolah, peneliti juga menanyakan hal

yang sama terhadap guru pengurus greenhouse terkait sejarah berdirinya


94

greenhouse disekolah. Beliau membenarkan terkait adanya greenhouse di

SMP Karya Ibu. Seperti yang dikatakan oleh ibu Siska Prasida:

Benar sekali, seperti yang dikatakan oleh bapak kepala sekolah kami.
Dulu itu kami masih sangat sederhana ya melakukan penghijauan
sekolah dengan tujuan supaya anak-anak kami mengerti terhadap
tanaman. Kami mengajak siswa untuk menanam tanaman di depan kelas
masing-masing atau biasa kami sebut taman kelas. Selain itu disekitaran
sekolah juga kami tanam berbagai tanaman. pohon-pohon juga ada.
Sehingga sekolah kami tidak sepi dari tanaman. Dari situ secara tidak
langsung dan perlahan-lahan yang namanya menjaga lingkungan itu
kami tanamkan dalam diri mereka melalui penanaman tanaman yang
kita lakukan. Lama-lama dibangunlah greenhouse ini. Bertahap-tahap
buatnya. Apa yang ada kami jalankan terlebih dahulu sampe akhirnya
jadi greenhouse yang kayak sekarang. Dulu greenhouse kami nggak
seperti ini, bisa di bilang greenhouse-greenhouse an. Tapi yang
pelaksanaannya terus jalan. Ya emang sih sempet berenti dulu. Itu
karena pengelolaannya gak jalan. Tidak ada yang di beri wewenang
untuk menjalankan greenhouse akhirnya berhenti. Tapi alhamdulillah
akhirnya sekarang jalan lagi. Dengan diberinya amanah itu kepada saya
maka saya bersedia menjalankan amanah tersebut sampai sekarang. Ya
walaupun kalau dibandingkan emang nggak sebagus greenhouse-
greenhouse di tempat lain. Tapi saya beserta guru-guru yang lain tetap
berusaha yang terbaik untuk anak-anak.130

Dapat dismipulkan dari wawancara dia atas bahwa greenhouse di SMP

Karya Ibu dibangun atas dasar semangat para siswa dan guru dalam

menciptakan suasana sekolah yang hijau. Berawal dari di buatnya taman-

taman di depan kelas, kemudian berkembang menjadi greenhouse yang lebih

besar manfaatnya dalam pertumbuhan tanaman.

2. Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

130
Wawancara dengan guru penanggung jawab greenhouse SMP Karya Ibu Palembang, kamis,
19 Maret 2020 pukul 09:30 WIB
95

Sesuai dengan program sekolah adiwiyata yang dibuat oleh kementrian

lingkungan hidup, maka perlunya sekolah kususnya jenjang SD dan SMP

untuk menciptakan lingkungan hijau, menanamkan rasa kasih sayang siswa

terhadap tumbuhan dan lingkungan, juga sebagai media pembelajaran siswa

dan guru. Dengan mengenalkan kegiatan yang dapat menyatukan siswa

dengan alam maka dapat membentuk kepribadian siswa yang peduli dan cinta

terhadap lingkungan.

Penerapan program greenhouse di sekolah, seperti yang terdapat di

SMP Karya Ibu tentunya diterapkan oleh beberapa orang yang berperan dalam

kegiatan greenhouse di antaranya yaitu guru greenhouse, Osis tata lingkungan,

dan siswa. Sedangkan yang mendukung kegiatan ini yaitu para guru, kepala

sekolah, dan komite sekolah. Peran-peran dari setiap warga sekolah tersebut

sangat mendukung kegiatan greenhouse. Berbagai macam kegiatan dilakukan

untuk mengelola tanaman-tanaman yang terdapat di dalam greenhouse

tentunya dengan bantuan guru pengurus greenhhouse. . Bangunan yang

berbentuk persegi panjang tersebut di desain sedemikian rupa menyesuaikan

dengan lahan dan kebutuhan sekolah. tanaman-tanaman yang ditanam

memiliki beragam jenis dan manfaat sehingga siswa lebih banyak mendapat

informasi mengenai berbagau macam tanaman. Kegiatan yang dilakukan

setiap hari ini dilakukan dengan tujuan agar siswa-siswi lebih mencintai alam

sehingga tertanam dalam diri mereka untuk mencintai lingkungan. Seperti

yang dikatakan oleh ibu Siska Prasida:


96

Kegiatan greenhouse ini terlaksana atas kerja sama guru dan siswa.
Dikatakan demikian karena jika para siswa tidak ikut berpartisipasi
maka greenhouse ini tentunya tidak akan ada, begitupun sebaliknya.
Kepala sekolah juga tentunya mendukung penuh ya. Karena setiap
kegiatan yang ada di sekolah pasti atas persetujuan atau usul dari kepala
sekolah. Pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara bergilir dari kelas
VII-IX. Kalau guru yang memegang greenhouse ini sebenarnya kan
saya. Tetapi terkadang juga bergantian dengan guru lain yang menjadi
staff tata lingkungan. Ada empat orang yang menjadi staff tata
lingkungan termasuk saya. Jadi saya selain guru mata pelajaran tetapi
juga menjadi staff tata lingkungan dan diberikan tugas untuk menjadi
penanggung jawab greenhouse. Antara saya sebagai guru penanggung
jawab greenhouse, staff tata lingkungan dan siswa selalu bekerja sama.
Jadi saling membantu. Dalam menjalankan tugas, saya selalu
mengajarkan dan mengarahkan anak-anak bagaimana cara menjaga
tanaman dengan baik. Mulai dari menanam, menyiram, memupuk, dan
membersihkan daun-daun yang kering. Saya juga mengajak mereka
untuk mencabut rumput-rumput yang tumbuh di dalam greenhouse agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik. Dari dilaksanakannya kegiatan ini
sangat membantu kami para guru untuk menanamkan kecintaan siswa
terhadap tanaman.131

Selain guru sebagai pendidik yang bisa mengajarkan kepada siswa

tentang greenhouse, Osis tata lingkungan juga ikut berperan penting dalam

keaktifan sekolah mengelola greenhouse. Dalam pelaksanaannya Osis-lah

yang selalu bergerak lebih aktif dari pada murid lain. Ini terlihat pada

kegiatan-kegiatan Osis tata lingkungan yang dilakukan tiap harinya. Tentunya

dengan bimbingan guru greenhouse atau staff tata lingkungan jika

pengawasan dialihkan sementara oleh guru penanggung jawab greenhouse.

Guru selalu bekerja sama dengan para siswa dalam menata, membersihkan,

131
Wawancara dengan guru penanggung jawab greenhouse SMP Karya Ibu Palembang hari
kamis, 19 Maret 2020 pukul 09:30 WIB
97

menanam tanaman baru, serta pemupukan. Seperti yang dikatakan oleh

Bunga, Aji, Arya, Salsabila, Rio, Putri, Ria, dan Reihan:

Kalau untuk mengurus greenhouse yang lebih sering itu para Osis tata
lingkungan, sebab untuk siswa lainnya selain Osis bagian lingkungan
hanya dilakukan seminggu sekali. Karna kalau mereka melakukan
kegiatan ini setiap hari bisa mengganggu jam belajar. Biasanya kami
melakukan perawatan tanaman itu di pagi hari sebelum belajar atau di
sore hari. Jadi kami sore-sore datang lagi kesekolah untuk merawat
tanaman. Gurunya juga datang untuk membimbing dan mengarahkan
kami. Ibu tersebut sangat tidak suka melihat greenhouse kotor atau
tanaman-tanaman banyak yang kering karna sudah layu, pasti kami
langsung di suruh untuk membersihkan. Kegiatan yang kami lakukan
seperti menyiram tanaman pasti dilakukan setiap hari, pemupukan
biasanya dua minggu sekali, memotong tanaman yang tidak penting,
daun-daun kering kami buang, serta penanaman tanaman baru kadang-
kadang. Tapi yang paling pasti itu menyiram biar tanamannya tidak
mati. Tanaman yang ditanam juga macam-macam. Mulai dari bunga
hias, tanaman obat, ada juga bumbu dapur seperti jahe dan laos. Tapi
tanaman-tanaman yang ditanam tidak diletakkan di pot semua, ada yang
langsung di tanah. Biasanya kalau yang di tanah itu tanaman-tanaman
bumbu dapur. Jadi waktu kita bersihin rumput-rumput jangan sampek
tanaman-tanaman lain yang masih kecil-kecil ikut kecabut. Untuk
sementara aja si di tanam di tanah langsung. Nanti bakal di pindahkan ke
tempat yang lebih besar. Biasanya ini dikarenakan pot atau wadah untuk
menanamkan lagi tidak ada.132

Siswa merupakan peran yang sangat dibutuhkan sekolah dalam

melaksanakannya. Meskipun jika dibandingkan dengan OSIS tata lingkungan,

siswa lebih sedikit kerjanya untuk merawat greenhouse. Hal ini disebabkan

karena keterbatasan waktu untuk pengelolaan setiap hari maka siswa hanya

melakukan perawatan greenhouse satu minggu sekali. Namun di luar dari

kegiatan greenhouse, siswa tetap dibiasakan untuk peduli terhadap tanaman

132
Wawancara dengan OSIS Tata Lingkungan SMP Karya Ibu Palembang hari Jum’at, 20
Maret 2020 pukul 10:30 WIB
98

yang di berada di depan kelas masing-masing. Berdasarkan sejarah yang ada,

dulunya di depan setiap kelas memang ada taman masing-masing. Untuk

sekarang taman itu sudah di pindahkan ke greenhouse, namun tetap banyak

tanaman di depan setiap runag kelas yang diletakkan dalam pot panjang yang

terbentang sepanjang ruang kelas. Di tengah halaman juga terdapat pohoh dan

tanaman-tanaman hijau di sekitarnya.

Dari pembiasaan tersebut, tentunya siswa juga diharuskan untuk terbiasa

membersihkan lingkungan sekolah. Peduli terhadap tanaman berarti peduli

terhadap lingkungan sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Seperti yang

dikatakan Zahra, Fitria, Nopita, Ride, Leo, Yoga, Indah, Jashira, Rizika, dan

fitri:

Setiap hari sabtu kami melaksanakan kegiatan greenhouse, sabtu sore


biasanya tapi kadang-kadang juga pagi. Tergantung ada pelajaran atau
tidak, kalau pagi ada jam pelajaran berarti sore harinya. untuk
pelaksanaannya kami selalu di bimbing oleh Mom Siska. Beliau sangat
humble orangnya tapi sangat disiplin sekali, jadi kalau kami malas-
malasan akan di tegur oleh Mom Siska. Kalau untuk setiap harinya itu
Osis tata lingkungan yang melaksanakannya jadi kami cuma satu
minggu sekali. Sebab kalau setiap hari akan mengganggu kami belajar.
Kegiatan kami itu menyiram tanaman, pemupukan, membuang tanaman
layu atau yang sudah mati, mencabuti rumput, menanam tanaman baru.
Kami biasanya di suruh membawa tanaman yang ada di rumah jika ada
untuk di tanam di sekolah, makanya kami sering menanam tanaman
baru. Ada waktu-waktunya tapi nggak setiap minggu bawak tanaman
baru. Biasanya pas claasmeeting itu tepat banget kalau mau nanem-
nanem waktunya panjang. Siang hari kegiatan kami di isi dengan
ekstrakulikuler, tapi kalau mneyiram tanaman itu tidak bisa di siang hari
kan nanti tanamannya mati. Jadi kalau nggak pagi ya sore. Sambil
menyiram sambil nyabuti rumput biasanya. Apa yang perlu dilakukan
maka kami lakukan. Tentunya sesuai arahan dari mom siska. Kalau
99

mom siska gak masuk biasanya di ganti sama guru lain asalkan tetap
terlaksana kegiatannya.133

Untuk menjalankan program greenhouse agar tetap berjalan sebagai

mana mestinya, maka setiap kelas secara bergantian mnegelola greenhouse

pada hari sabtu. Meskipun kegiatan greenhouse dilakukan setiap satu minggu

sekali, siswa di ajarkan untuk mengelola tanaman yang berada di depan

kelasnya masing serta halaman. Berikut wawancara dengan Sintia Ramadhan:

Kami melaksanakan greenhouse ini di bantu dengan guru yang


bertanggung jawab mengurus greenhouse yaitu mom siska. Untuk
kesehariannya beliau yang membantu mengelola. Tapi terkadang jika
mom siska tidak berkesembapatan hadir atau beliau sedang ada
keperluan mendesak maka digantikan dengan guru lain. Bisa jadi staff
tata lingkungan, bisa jadi guru lain yang memang sedang kosong tidak
ada kerjaan. Kegiatannya dilaksanakan pada hari sabtu, bisa pagi bisa
sore tergantung kondisi waktu kita. Kalau setiap harinya dilakukan oleh
OSIS tata lingkungan. mereka yang lebih sering berada di sana sebab
mereka OSIS. Bergilir dari kelas VII sampai kelas IX. Kelas VII ada
berapa kelas dan kelaas VIII sama IX juga gitu. Jadi di gilir aja. Tapi
pasti kebagian setiap minggunya. Kegiatan di dalam situ kayak nyiram
tanaman, nyabuti rumput, mindahkan tanaman yang di luar pot ke dalam
pot, membuang tanaman-tanaman yang kering atau mati, dan kegiatan
lain-lain yang diperlukan.134

Penerapan program greenhouse yang dilakukan secara menyeluruh dan

bergantian juga dilakukan oleh siswa kelas IX SMP Karya Ibu Palembang.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap Leo Ivandi, Nopita Sari, dan

Zahrah Aliyah:

Program ini kita lakukan satu minggu sekali, sebab kalau hari-hari
lainnya kita banyak pelajaran. Takut menggangggu jam pelajaran jadi
133
Wawancara dengan siswa kelas VII SMP Karya Ibu Palembang hari Jumat, 20 Maret 2020
pukul 10:30 WIB
134
Wawancara dengan siswa kelas VIII SMP Karya Ibu Palembang hari Jumat, 20 Maret 2020
pukul 10:30 WIB
100

kegiatannya di hari sabtu aja. Sabtu pagi atau nggak sabtu sore
tergantung situasi. Karena hari sabtu itu kegiatan ekstra kulikulernya
bukan cuman ngelola greenhouse aja. Kalau untuntiap harinya di
kerjakan oleh OSIS dan guru greenhouse aja. Jadi pagi hari itu sebelum
jam pelajaran ada bersih-bersih sebentar. Kalau kami bersih-bersih
tanaman depan kelas kalau OSIS lingkungan bersih-bersih di
greenhouse. Kalau di siram satu minggu sekali nanti mati tanamannya.
Kegiatan yang kami lakukan itu kayak bersihin ruangan greenhouse,
nyabutin rumput, siram-siram tanaman. Nah kalau habis liburan ya,
itukan lama. Di situ kita harus ekstra bersihinnya pasti rumputnya dah
mulai tinggi. Kalau ketinggian rumput nanti kalah tanemannya udah
gitukan jelek kalo banyak rumput. Untuk pemupukan taneman biasanya
perbulan si. Jarang kalo mupuk, soalnya pupuknya jarang ada. Paling
kita manfaatin pupuk dari kompos.135

Dalam pelaksanaanya, greenhouse memiliki program kerja agar kegiatan

dilakukan dapat terstruktur. Program kerja merupakan rencana dalam suatu

program kegiatan. Isi yang terdapat didalamnya merupakan rancangan-

rancangan yang sebelumnya sudah disepakati sehingga dapat dipraktikkan

sebagaimana tujuannya. Penyusunannya harus terarah karena ini akan menjadi

arsip dan tolak ukur dari kegiatan yang dilakukan. Kemudian, program kerja

yang telah dibuat ini akan dievaluasi pada masa akhir kepengurusan. Dalam

hal ini kepengurusan greenhouse dipimpin oleh Ibu Siska Prasida. Berikut

program kerja greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 1.8
135
Wawancara dengan kelas IX SMP Karya Ibu Palembang, Jumat, 20 Maret 2020 pukul
10:30 WIB
101

Rencana Program Kegiatan Greenhouse SMP Karya Ibu


Palembang

No Hari Kegiatan Pelaksana Waktu


Kegiatan
1 Senin  Penyiraman tanaman  Guru Pukul 07:00
 Menyapu dan greenhouse WIB
membersihkan Ruang  OSIS tata
greenhouse lingkungan
2 Selasa  Penyiraman Tanaman • Guru Pukul 07:00
 Pemangkasan Tanaman greenhouse WIB

 Pembersihan Ruang • OSIS tata

Greenhouse lingkungan

3 Rabu  Penyiraman Tanaman • Guru Pukul 07:00


 Menyapu dan greenhouse WIB
membersihkan Ruang • OSIS tata
greenhouse lingkungan
4 Kamis • Penyiraman Tanaman • Guru Pukul 07:00
• Pemangkasan Tanaman greenhouse WIB
• Pembersihan Ruang • OSIS tata
Greenhouse lingkungan
5 Jumat • Penyiraman Tanaman • Guru Pukul 07:00
• Menyapu dan greenhouse WIB
membersihkan Ruang • OSIS tata
greenhouse lingkungan
6 Sabtu  Penyiraman Tanaman  Guru  Pukul
 Pemangkasan Tanaman greenhouse 07:00 WIB
 Pembersihan Ruang Minggu ke-1 atau
Greenhouse  Siswa kelas  Pukul
102

 Memindahkan tanaman VII A 16:00 WIB


kecil kedalam  Siswa kelas
pot/wadah VII B
Minggu ke-2
 Siswa kelas
VII C
 Siswa kelas
VII D
Minggu ke-3
 Siswa kelas
VIII A
 Siswa kelas
VIII B
 Siswa kelas
VIII C
Minggu ke-4
 Siswa kelas
VIII D
 Siswa kelas
VIII E
Minggu ke-5
 Siswa Kelas
IX A
 Siswa Kelas
IX B
 Siswa Kelas
IX C
Minggu ke-6
103

 Siswa Kelas
IX D
 Siswa Kelas
IX E
 Siswa Kelas
IX F
7 Pemupukan  Guru  Sebelum
greenhouse penanaman
 Siswa-siswi tanaman
 OSIS tata baru
lingkungan  1 Bulan
sekali
8 Menanam Tanaman Baru  Guru 3 bulan sekali
greenhouse
 Siswa-siswi
 OSIS tata
lingkungan

Dapat disimpulkan bahwa penerapan program greenhouse di SMP Karya

Ibu di bimbing oleh guru yang bertanggung jawab mengelola greenhouse dan

terkadang digantikan oleh staff tata lingkungan jika penanggung jawab

greenhouse tidak hadir. Dalam pelaksanaan setiap minggunya kegiatan ini

dilakukan oleh siswa mulai dari kelas VII-IX. Namun dikarenakan tanaman

membutuhkan penyiraman dan pengelolaan setiap hari maka OSIS tata

lingkungan yang melakukannya di setiap pagi.


104

3. Media Yang Digunakan Untuk Mengelola Greenhouse

Pengelolaan tanaman di dalam greenhouse di SMP Karya Ibu dilakukan

dengan cara memanfaatkan barang yang tersedia. Jika greenhouse kebanyakan

menanam tanaman di dalam wadah yang dibeli di pasaran, tetapi tidak dengan

SMP Karya Ibu. Para siswa diajarkan untuk kreatif memanfaatkan bahan-

bahan bekas atau yang tidak terpakai lagi agar bisa dijadikan media tanam

greenhouse. Selain itu dengan cara ini juga bisa menghemat keuangan namun

bisa terus berkarya. Seperti yang dikatakan siswa kelas IX SMP Karya Ibu

Palembang:

Biasanya kami menggunakan botol air mineral bekas, ember cat bekas,
dan ada juga yang memakai pot tanaman. Tergantung apa yang ada kak.
Menurut kami dengan cara ini bisa membuat kami lebih kreatif dan
produktif. Tidak terlalu banyak mengeluarkan uang juga. Setelah pot
dari barang bekasnya jadi, kami diajak untuk menanam tanaman baru.
Bibitnya sebagian kami bawa dari rumah. Ibu guru juga bilang kalau apa
yang diajarkan semata-mata untuk mengajarkan kepada kami supaya
lebih dekat dengan alam”. Tanaman-tanaman yang ditanam
menggunakan botol-botol bekas biasanya tanaman yang kecil supaya
nanti bisa di letakkan di atas atau digantung. Kalau yang besar-besar ada
yang langsung ditanam di tanah, ada yang di ember bekas dan ada juga
yang di pot. Biasanya kita sesuaikan antara tanaman dengan wadahnya
supaya sesuai. Sebelum mengelola tanaman yang ada di greenhoouse
biasanya kami membersihkan rumput yang ada di sekitar. Baru di
lanjutkan dengan proses pengelolaan yang lain.136

Sementara itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap pengurus

greenhouse yang bertanggung jawab atas pengelolaannya. Semua yang

dilakukan para siswa merupakan kegiatan yang di berikan oleh guru pengurus

136
Wawancara dengan siswa kelas IX SMP Karya Ibu Palembang hari Jumat, 20 Maret 2020
pukul 10:30 WIB
105

greenhouse yang tentunya sudah terencana dalam program kerja greenhouse.

Berikut yang dikatakan oleh guru pengurus greenhouse:

Pengelolaan greenhouse tidak kita serahkan begitu saja kepada siswa,


karena saya sebagai guru pengurus greenhouse juga ikut terjun dan ada
pengawasan saya di situ. Jika saya tidak adapun digantikan oleh guru
yang lain. Pengelolaan greenhouse seperti yang saya jelaskan tadi ya,
kita kelola dengan pengelolaan yang bertujuan menghidupkan dan
mneyuburkan tanaman. dan ada proses pengelolaan yang berkaitan
dengan media untuk tumbuhnya tanaman. seperti penggunaan wadah
bekas yang kita jadikan pot. Nah untuk pot ini tidak semuanya dibeli.
Sebisa mungkin kami memanfaat barang yang tidak berguna dan dapat
di olah sebagai pot.ada juga yang menggunakan polybag jika barangnya
sedang ada. Kalau adanya pot baru ya alhamdulillah. Kalau adanya
ember bekas juga kita pakai. Penyiraman dan pemupukuan tentu
dilakukan supaya tanaman dapat tumbuh dengan baik.137

Kesimpulan dari pembahasan di atas bahwa untuk mengelola

greenhouse tidak selalu membutuhkan bahan baru agar tetap bisa berjalan. Di

sekolah ini para siswa diajarkan untuk memanfaatkan barang yang tidak

berguna menjadi barang yang berguna. Pengelolaan ini tentunya selalu dalam

pengawasan guru agar dapat terlaksana dengan benar. Pembuatan pupuk juga

terkadang menggunakan bahan organik sebagai penyubur tanaman. juga

memerlukan kedisplinan agar apa yang dilakukan bisa mencapai tujuan.

4. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung Dalam Pengelolaan

Greenhouse

Dalam pelaksanaan greenhouse terdapat faktor pendukung dan faktor

penghambat. Jika dilihat dari kegiatan yang sudah berjalan, kegiatan ini

137
Wawancara dengan guru penanggung jawab greenhouse SMP Karya Ibu Palembang hari
sabtu, 21 Maret 2020 pukul 07:30 WIB
106

didukung penuh oleh siswa dan guru. Seluruh program sekolah akan

terlaksana dengan baik jika antara guru dan siswa saling bekerja sama.

Adapun yang mengatur kegiatan-kegiatan sekolah yang dilaksanakan ialah

kepala sekolah. Selain itu ada juga faktor penghambat yang dapat

memperlambat kerja greenhouse. Faktor-faktor tersebut akan ditinjau pada

wawancara berikut. Seperti yang dikatakan bapak M. Ali:

Kalau pelaksanaanya tentunya tidak mulus-mulus saja. Pasti ada


rintangan yang membuat kegiatannya sedikit ada keterlambatan. Saat ini
yang masih menjadi hambatan utama yaitu biaya. Greenhouse disekolah
ini ya tidak sebagus greenhouse kebanyakan. Sebenanya kami butuh
atap yang lebih bagus supaya kalau hujan itu gak masuk airnya. Dengan
keadaan seperti ini siswa jadi terhambat melaksanakan kegiatan ketika
hujan. Ya memang greenhouse kita masih dalam proses sehingga masih
banyak diperlukan pembenahan di sana sini. Hambatannya juga terjadi
ketika siswa libur. Karna ya greenhouse ini kan tempat tanaman, jadi
setiap hari perlu diperhatikan disiram, dipupuk dan lain-lain. Kalau
siswa libur tidak ada yang menyiram tanaman. Guru-guru juga libur
termasuk saya. Kalo untuk faktor pendukungnya yaitu guru dan murid
pastinya. Karena untuk mengurus tanaman-tanaman ini butuh tenaga
mereka. Kalau siswa dan gurunya malas-malasan pasti gak keurus
greenhousenya. Makanya saya menugaskan kepada salah satu guru
supaya bertanggung jawab dengan pelaksanaan greenhouse.138

Berkenaan dengan faktor penghambat dan faktor pendukung yang di

alami selama pengelolaan greenhouse, tentunya guru greehouse lebih

merasakan hal ini. Sebab beliaulah yang berada di lapangan selama

pengelolaan greenhouse. Setiap kegiatan ataupun setiap hal yang dilakukan

tentunya terdapat hal yang mendukung dan ada hal yang dapat menjadi

138
Wawancara dengan Kepala SMP Karya Ibu Palembang hari Jumat, 20 Maret 2020 pukul
10:30 WIB
107

penghalang. Meskipun begitu upaya yang dilakukan harus tetap maksimal.

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Siska Prasida:

Selama kegiatan ini berlangsung beberapa hambatan tentunya kami


rasakan. Meskipun begitu saya tetap mengajarkan apa yang seharusnya
saya ajarkan kepada anak-anak. Mereka juga tetap enjoy meskipun
dalam pengelolaan greenhouse masih banyak kurang sana sini.
Kekurangannya seperti sarana yang kita punya belum terlalu memadai.
Masih banyak yang harus diperlukan dalam pengelolaanya. Atap
greenhouse ini tidak bisa digunakan ketika hujan, jadi kalau hujan turun
kita terpaksa harus menunda kegiatan. Lebih banyak di permasalahan
dana ya, karena ya kita tau bahwa untuk membuat bangunan
greenhouse itu butuh biaya. Untuk membuat greenhouse yang indah
kita masih butuh waktu dan tenaga. Jadi masih berproses untuk
mengelolanya. Kalau untuk faktor pendukungnya ini kita di dukung
oleh dukungan kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua yang
memberikan sumbangan tanaman untuk sekolah ini. Selain itu para
siswa juga ikut berperan yang membuat greenhouse ini dapat berjalan.
Sudah pasti siswa dan guru yang menjadi peran pendukung sangat
berepengaruh.139

Faktor pendukung dan faktor penghambat yang dirasakan kepala sekolah,

guru ataupun siswa tentunya berbeda. Meskipun memiliki kesamaan tentunya

yang diarasakan setiap individu tetap berbeda. Berikut ini merupakan hasil

wawancara terhadap beberapa siswa yang mengikuti kegiatan greenhouse.

Seperti yang dikatakan Wulan:

Selama kami melaksanakan greenhouse kami merasa sangat dibantu


oleh guru-guru disini kususnya mom siska sebagai pengurus greenhouse
di sini. Beliau tidak pemarah sehingga kami mudah untuk dekat
dengannya untuk mengurus greenhouse ini. Saya merasa nyaman-
nyaman saja selama kegiatan. Tidak ada hal yang di rasa mengganggu.
Kalau apa yang di butuhkan disini mungkin ada yang belum terpenuhi
semoga aja kedepannya bisa ada apa yang kami butuhkan. Tapi saya
tetap menikmati dan nggak jadi alasan kalau bahan itu tidak lengkap jadi

139
Wawancara dengan guru pengurus greenhouse SMP Karya Ibu Palembang, kamis 19 Maret
2020 pukul 08:00 WIB
108

nggak bisa melaksanakan kegiatan greenhouse. Paling kalau hujan aja


jadi nggak bisa kesana. Soalnya atapnya nggan sempurna banyak yang
bolong-bolong gitu. Dukungan dan arahan itu si yang terpenting bagi
kami. Karena kalau mereka nggak mendukung dalam kegiatan ini
kitanya nggak jalan.140

Selain itu, hal serupa dikatakan oleh salah satu siswa yang mengikuti

greenhouse di sekolah. Hambatan-hambatan yang terjadi dianggap sebagai

suatu tantangan bagi siswa dan juga guru-guru. Dan pendukung lainnya di

anggap suatu motivasi dalam mengalahkan hambatan-hambatan yang terjadi.

Berikut yang dikatakan oleh afika:

Hambatan yang terjadi tentunya ada. Kami juga merasakannya, tapi itu
nggak jadi alasan untuk nggak melaksanakan kegiatan ya. Hambatannya
kan cuman kekurangan-kekurangan aja. Tempat untuk kegiatan kita
punya, ruangannya udah terbentuk. Cuman perlu kita tambahkan ini itu
saja. Jadi tetep jalan. Kalo nggak jalan yan gimana mau lebih baik lagi.
Kedepannya pasti bakal lebih baik lagi. Bu guru dan pak guru juga ada
yang siap membantu kegiatan kita. Jadi kita tetep di suport dan di bantu
untuk ngelola ini. Semoga apa yang kita butuhkan cepet ada supaya
greenhouse kita lebih baik lagi.141

Dapat disimpulkan bahwa penerapan program greenhouse di SMP Karya

Ibu memiliki beberapa faktor yang menjadi pendukung dan penghalang.

Faktor pendukung yaitu guru dan siswa. Sedangkan faktor yang menjadi

pengahalang yaitu biaya, fasilitas greenhouse, tanaman tidak ada yang

menyiram ketika hari libur, dan ketika sedang hujan kegiatan tidak dapat

terlaksana.

140
Wawancara dengan siswa kelas IX SMP Karya Ibu Palembang, Rabu 18 Maret 2020 pukul
10:30 WIB
141
Wawancara dengan siswa kelas VII SMP Karya Ibu Palembang, Rabu 18 Maret 2020 pukul
10:30 WIB
109

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa awal mula greenhouse di SMP Karya Ibu berawal dari

taman-taman yang dibuat di depan kelas masing-masing, kemudian atas

inisiatif kepala sekolah dan guru, taman ini berkembang menjadi greenhouse

yang di dalamnya terdapat banyak tanaman. Kegiatan greenhouse di SMP

Karya Ibu diketuai oleh ibu Siska Prasida sebagai penanggung jawab

greenhouse, selain itu staff tata lingkungan juga ikut bekerja sama dalam

pelaksanaanya. Kegiatan sehari-hari greenhouse dilaksankan oleh Osis tata

lingkungan dan para siswa yang lakukan setiap hari sabtu dengan pengawasan

guru penanggung jawab greenhouse atau staff tata lingkungan. Kegiatan yang

dilakukan di dalamnya yaitu penanaman tanaman baru setiap enam bulan

sekali, penyiraman tanaman setiap hari, pengecekan tanaman, pemupukan,

evaluasi kegiatan dan tanaman greenhouse di akhir semester.

C. Dampak Penerapan Program Greenhouse Terhadap Karakter Peduli

Lingkungan Pada Siswa

Menjadikan sekolah yang berbudaya lingkungan tentunya harus diiringi

dengan usaha para pendidik agar peserta didik tertanam sikap yang peduli

terhadap lingkungan sekolahnya. Melalui program greenhouse, peserta didik

diajarkan untuk peduli, disiplin, memiliki kebiasaan yang baik serta tanggung

jawab terhadap lingkungan. Kemudian dari pendidikan yang diajarkan di sekolah


110

diharapkan dapat dibawa hingga kerumah sehingga dapat memperbaiki

kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

1. Dampak Greenhouse Bagi Warga Sekolah

a. Bagi Kepala Sekolah

Dari penerapan program greenhouse di sekolah memberikan dampak yang

sangat positif terhadap guru, siswa, dan lingkungan. Bagi guru program ini

sangat membantu praktik peserta didik dalam menumbuhkan rasa kepedulian

terhadap lingkungan. Melalui greenhouse antara siswa dan guru penanggung

jawab dapat menumbuhkan pendekatan. tidak hanya itu saja, bagi guru-guru

lain dan kepala sekolah juga merasakan dampak dari greenhouse ini juga

sangat dirasakan. Seperti yang dikatakan Bapak M. Ali:

Saya sangat senang dengan adanya greenhouse ini beberapa


keberhasilan dirasakan. Baik itu saya ataupun guru-guru. Dari kegiatan
greenhouse ini siswa lebih mencintai tanaman karena sehari-hari mereka
berinteraksi dengan tanaman. Walaupun greenhouse cuman satu minggu
sekali, tapi setiap harinya mereka bisa menjaga tanaman yang ada di
depan kelasnya masing-masing. Selain itu mereka lebih pandai menjaga
keindahan lingkungan sekolah, dan juga tau kebersihan lingkungan. Oh
ya, kami juga seirng melaksanakan lomba keindahan kelas dan taman.
Lomba yang kami buat di dalam sekolah saja sebagai suatu cara guru
untuk melihat keberhasilan siswa dalam menjaga dan memperindah
lingkungan belajarnya. Mesikun jika dilihat masih saja ada anak yang
bandel tapi bisa tertutupi oleh siswa yang rajin-rajin. Makanya kami
sebut ini dengan keberhasilan karena yang mentaati aturan lebih banyak
dibanding dengan yang tidak taat aturan. ini menjadi tugas kami agar
lebih berusaha lagi mendidik anak yang nakal. Karakter setiap anak
berbeda-beda, seperti yang kita ketahui ya. Jadi butuh waktu yang
panjang dalam mendidik anak.142

142
Wawancara dengan Bapak Kepala SMP Karya Ibu Palembang hari Senin, 23 Maret 2020
pukul 11:15 WIB
111

Kesimpulan dari wawancara di atas bahwa dampak yang hasilkan dari

program greenhouse di sekolah memiliki dampak yang sangat positif. Tidak

hanya guru yang merasakan tetapi tentunya sangat bermanfaat bagi siswa.

Dengan adanya greenhouse siswa lebih dekat dengan tanaman, menyukai

tanaman, bisa menjaga tanaman, mengetahui fungsi lingkungan bagi mahluk

hidup kususnya bagi tanaman. dengan demikian, tujuan pemahaman yang

ingin di capai kepala sekolah tersampaikan dengan baik.

b. Bagi Guru

Sebagai pendidik, tentunya guru lebih tau perkembangan anak didik yang

di didiknya. Keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan tidak hanya dilihat

dari satu individu saja, tetapi menyeluruh. Baik itu dari diri siswa, guru

maupun warga sekolah lainya. Program kegiatan yang dibuat tidak hanya

sebagai pajangan saja, melainkan memiliki tujuan yang harus dicapai oleh

peran-peran yang melaksanakannya. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Shakila

Linda Masa:

Kami selaku guru merasakan ada dampak dari kegiatan greenhouse ini.
Tidak hanya lingkungan saja yang menjadi hijau, guru-guru juga
terbiasa ikut disiplin karena greenhouse ini bagian dari kegiatan merawat
tanaman dan lingkungan. Greenhouse juga memudahkan para guru
untuk menerapkan pola hidup bersih di sekolah. Terkait dengan
perkembangan diri anak didik dapat merubah dari sifat bawaannya
mungkin ada yang kurang baik menjadi lebih baik. Perlahan-lahan
tertanam kecintaan mereka terhadap tanaman, mereka tau bagaimana
caranya merawat tanaman dengan baik dan benar. Apa fungsi menjaga
lingkungan dan kenapa kita tidak boleh mengotori lingkungan. saya rasa
itu dampak yang terjadi dalam diri dan kebiasaan siswa disini dari
kegiatan greenhouse ini. meskipun tidak semua siswa terlihat dampak
positifnya tapi setidaknya banyak dari mereka yang sudah tertanam
112

kecintaannya terhadap tanaman dan lingkungan. namanya anak-anak


usia seperti mereka kadang susah-susah gampang untuk diberitahu tapi
ya tidak semuanya susah. Perlahan-perlahan mereka mengerti asal kita
mengajarkannya secara terus-menerus. Dari kegiatan greenhouse ini
mereka paham bagaimana merawat tanaman serta merawat lingkungan.
Karena lingkungan tempat tanaman tumbuh jadi itulah keterkaitan antara
lingkungan dan tanaman. Dapat kita lihat bahwa sebenarnya banyak
tanaman di sekolah ini tidak hanya greenhouse. Tapi dengan adanya
greenhouse kita punya wadah yang merupakan bentuk dari program
kegiatan peduli lingkungan di sekolah ini.143

Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan greenhouse

tidak hanya sekedar menanam dan menyiram tanaman saja, melainkan ada hal

positif yang sangat bermanfaat bagi guru karena dengan adanya kegiatan ini

dapat membuat guru menyukai tanaman dan meningkatkan kedisplinan

kebersihan lingkungan. Sebagai pendidik guru merasa terbantu untuk

memudahkan dalam mendekatkan siswa terhadap alam.

c. Bagi Penanggung Jawab Greenhouse

Kemudian dampak yang dihasilkan juga dirasakan oleh guru penanggung

jawab greenhouse yang tentunya sangat berperan terhadap kegiatan ini. Jika

guru-guru lain hanya mengikuti kegiatan ini beberapa kali saja saat

dibutuhkan, tetapi berbeda dengan guru pengurus greenhouse yang sangat

memahami seluk-beluk dari kegiatan ini. Seperti yang dikatakan oleh Ibu

Siska Prasida:

Program kegiatan yang berjalan dan memiliki tujuan tentunya ada


dampak yang dihasilkan. Dalam kegiatan ini dampak yang dihasilkan
berupa dampak positif khususnya bagi saya. Sebagai guru sekaligus

143
Wawancara dengan Wakil Sarana dan Prasana SMP Karya Ibu Palembang hari Kamis, 19
Maret 2020 pukul 09:30 WIB
113

penanggung jawab greenhouse saya merasa senang dengan adanya


greenhouse ini tidak susah bagi kami membuat mereka kenal dengan
berbagai macam jenis tanaman. karena seperti yang kita tau bahwa di
dalam greenhouse tidak hanya terdapat bunga saja melainkan jenis
tanaman lain berupa obat. Saya menjadi terbiasa untuk mengelola
tanaman sekaligus belajar hal-hal baru bersama anak-anak tentang hal
yang tidak diketahui sebelumnya. Di dalam greenhouse kami bisa
melakukan hal-hal seru yang bisa membuat kami bercengkarama dengan
alam. Bisa menanam banyak tanaman merupakan keinginan saya dan
juga para murid. Melihat antusias mereka dalam kegiatan greenhouse
membuat saya ingin membuat greenhouse ini jauh lebih berkembang.144

Kesimpulan berasarkan hasil wawancara di atas bahwa dampak dari

kegiatan greenhouse sangat dirasakan tidak hanya terhadap siswa saja,

melainkan guru penanggung jawab greenhouse merasakan bahwa dengan

adanya greenhouse bisa mengetahui banyak hal baru tentang jenis-jenis

tanaman. Lebih mendekatkan diri terhadap anak didik begitupun sebaliknya.

Karena greenhouse merupakan sarana belajar yang menyenangkan melalui

praktik tetapi mengajarkan tentang kepedulian terhadap tanaman.

d. Bagi Siswa

Dampak yang terjadi dalam diri siswa dapat dilihat dari kebiasaan sehari-

hari siswa. Setiap hari mereka selalu melaksanakan bersih-bersih di dalam

maupun di depan kelas masing-masing serta memperhatikan tanaman yang

ada di tiap teras kelas. Kepedulian mereka terhadap tanaman ini adalah bukti

dari dampak kegiatan greenhouse. Kegiatan yang mendekatkan mereka pada

tanaman sehingga timbul suatu kepedulian untuk terus menjaga tanaman

144
Wawancara dengan Pengurus Greenhouse SMP Karya Ibu Palembang hari Sabtu, 21 Maret
2020 pukul 08:30 WIB
114

dengan baik. Siswa juga peduli terhadap lingkungan sekolah. Menyapu

halaman adalah hal yang rutin dilakukan agar lingkungan tetap terjaga

kebersihan. Semua ini terjadi atas didikan dari para guru untuk selalu peduli

terhadap lingkungan. meskipun jika dilihat, beberapa dari mereka masih ada

yang cuek dengan keadaan lingkungannya. Namun masih sangat terlihat

dampak yang dihasilkan dari kegiatan greenhouse perlahan-lahan membentuk

karakter siswa yang peduli lingkungan. Seperti yang dikatakan oleh Siti

Muhabbibah Meilani:

“Dari kegiatan greenhouse ini kami merasa lebih kenal dengan tanaman-
tanaman. Kalau dulu tidak tau fungsi tanaman itu apa. Membersihkan
lingkungan itu supaya apa. Sekarang kami lebih peduli sama tanaman,
sama lingkungan juga. Kalau kotor tu gak suka liatnya kan jelek. Dapat
pelajarannya di sini kak. Karena kalau saat kegiatan greenhouse itu tidak
hanya nyiram-nyiram atau nanem-nanem tanaman aja. Ada pelajaran
yang disampaikan juga oleh ibu gurunya. Guru-guru juga sangat peduli
sama kebersihan lingkungan di sini. Apalagi guru-guru perempuan kalau
tanamannya ada yang mati atau layu pasti kami langsung dikasih tau
supaya dibenerin tanamannya atau gimana. Nah kalau yang suka gak
peduli sama kebersihan biasanya murid yang laki-laki. Suka ngotorin
tapi gak mau bersihin. Tapi gak semuanya kayak gitu cuman beberapa
aja. Mungkin ini dampak dari greenhouse ya jadi walaupun ada teman-
teman yang gak peduli sama lingkungan tapi yang lain lebih banyak
peduli. Untungnya guru-guru di sini sangat peduli sama kebersihan. Jadi
setiap hari kami itu di peringatkan untuk bersih-bersih dan menyiram
tanaman pas pagi-pagi karena lumayan banyak taneman di depan kelas
masing-masing.145

Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa kegiatan greenhouse bagi

siswa sendiri sangat bermanfaat dalam membentuk kepribadian siswa agar

memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap lingkungan, mengetahui tentang

145
Wawancara dengan siswa SMP Karya Ibu Palembang, hari Jumat 20 Maret 2020 pukul 10:30
WIB
115

tanaman serta dapat digunakan dalam kebiasaan sehari-hari seperti

mengingatkan teman.

2. Dampak Greenhouse Bagi Sekolah

Jika dilihat dari fungsi kebanyakan, greenhouse merupakan media yang

digunakan untuk melindungi tanaman dari cuaca yang tidak menentu supaya

tanaman yang ditanam tetap mendapatkan hasil yang maksimal. Tidak jauh

berbeda dengan SMP Karya Ibu, di sekolah ini menggunakan greenhouse

untuk media bercocok tanam dengan tanaman-tanaman baru. Greenhouse

digunakan supaya tanaman yang ada di dalamnya dapat terjaga dengan baik.

Pihak sekolah selalu mengupayakan pemanfaatan greenhouse dapat berhasil

sesuai dengan tujuan sekolah. Dari penerapannya tentunya memberikan

dampak bagi seluruh penduduk sekolah mulai dari kepala sekolah, guru-guru,

staff-staff, OSIS, dan juga para murid. Bagi lingkungan sekolah sendiri dari

kegiatan greenhouse memberikan efek yang sangat positif. Lingkungan lebih

terjaga, lebih bersih, anak-anak perlahan mengerti mana yang baik dan mana

yang tidak baik bagi lingkungan dan tanaman. Hal ini selaras dengan yang

katakan bapak Anshori, ibu Lury indah lestari, dan bapak hendra gunawan.

Untuk mengajarkan tentang lingkungan memerlukan suatu media untuk

praktik siswa melalui kegiatan greenhouse. Seperti yang dikatakan ibu

Indriyati:

Dampak greenhouse bagi lingkungan sangat jelas ya terlihat.


Greenhouse ini kan kegiatan yang mendekatkan para siswa dengan
tanaman, nah dari tanaman itulah siswa juga akan semakin dekat dengan
116

alam. Alam yang dimaksud lingkungan sekolah kita. Jika tanaman butuh
dirawat dan dibersihkan maka lingkungan juga seperti itu, butuh
perhatian dan juga perawatan. Jadi alhamduliilah lingkungan sekolah
jadi tambah bersih. Selain itu juga dampak dari penerapan greenhouse
ini lingkungan sekolah terkesan hijau karna banyak tanaman yang
ditanam di sekolah. Jika kita lihat di halaman itu ada juga bunga-bunga
tapi tidak sampai ke tengah halaman. Bentuk tanaman mengelilingi
ruang-ruang kelas jadi tidak gersang sekolahnya. Tanaman juga
berfungsi untuk mengurangi pemanasa global, cocoklah ya untuk
sekolah kita lokasinya di kota Palembang ini yang panas sekali
udaranya. Jadi udara yang kita hirup itu sehat. Selain itu ketik hujan
datang tanaman ini bisa menyerap air-air supaya tidak banjir. Biasanya
siswa suka duduk-duduk di sekitaran greenhouse, apalagi itu berdekatan
dengan mushola. Udaranya sejuk jadi mushollanya ikutan sejuk. Supaya
lingkungan dan tanaman Guru-guru juga rajin mengecek keadaan kelas
dan halaman sekolah. Yang pastinya lingkungan juga mendapatkan
dampak sangat besar dari penerapan greenhouse ini. Harapan kita
Semoga saja greenhouse di SMP Karya Ibu dapat semakin berkembang
dan lebih maju begitupun siswanya bisa semakin peduli dengan
lingkungan sekolah.146

Kesimpulan dari penejelasan di atas bahwa dampak yang diberikan

terhadap lingkungan yaitu lingkungan dapat terjaga, lingkungan menjadi

indah, rapi, bersih, hijau, memberikan kesehatan bagi yang menghirup udara

di lingkungan tersebut.

Dapat disimpulkan dari hasil wawancara pada pembahasan sebelumnya

bahwa dampak dari penerapan program greenhouse di SMP Karya Ibu bagi

siswa kegiatan ini sangat membantu praktik siswa dalam kebiasaan sehari-hari

agar peduli terhadap keindahan lingkungan, lebih menyatu dengan alam,

siswa juga lebih mencintai tanaman sehingga menimbulkan keinginan untuk

menjaga tanaman tersebut agar tetap terlihat indah. Penggunaan greenhouse


146
Wawancara dengan Staff Tata Lingkungan SMP Karya Ibu Hari Kamis, 19 Maret 2020
Pukul 10:10 WIB
117

dapat mempermudah ruang gerak guru dalam menanamkan sikap kepedulian

siswa terhadap keadaan lingkungan, menanamkan kepekaan serta tanggung

jawab terhadap lingkungan. Greenhouse juga memberikan pengaruh terhadap

pihak-pihak yang terlibat termasuk bagi lingkungan itu sendiri. Program

greenhouse itu sendiri memberikan pengaruh terhadap lingkungan agar

lingkungan menjadi lingkunga hijau.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Seperti yang sudah di jelaskan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan dari

hasil analisis adalah sebagai berikut:

1. Penanaman sikap peduli terhadap lingkungan pada siswa di SMP Karya Ibu

Palembang

Upaya pembinaan dan pembiasaan sudah dilakukan SMP Karya Ibu agar

peserta didik memiliki kepedulian terhadap lingkungan di lakukan mulai dari

kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas, dan staff SMP Karya Ibu.

Semua warga sekolah sudah berupaya mencotohkan dan mengajarkan

penerapan terhadap kepedulian lingkungan. Pendidikan yang termasuk dalam

kurikulum sekolah dan diiringi dengan praktik sehari-hari. Kegiatan peduli

lingkungan meliputi piket kelas, bersih-bersih teras depan kelas dan halaman

sekolah, perawatan tanaman di halaman sekolah, perawatan tanaman-tanaman

di greenhouse, kerja bakti atau gotong royong, dan perbaikan sanitasi sekolah

yang dilakukan oleh kepala SMP Karya Ibu Palembang. Sebagai bentuk

apresiasi sekolah terhadap usaha siswa dalam menjaga lingkungan, sekolah

sering mengadakan lomba dan memberikan hadiah terhadap siswa. Bagi siswa

yang melakukan pelanggaran maka sekolah melakukan teguran berupa bentuk

kediplinan terhadap anak-anak yag melanggar.

118
2. Penerapan Program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

Awal mula greenhouse di SMP Karya Ibu berawal dari taman-taman yang

dibuat di depan kelas masing-masing, kemudian atas inisiatif kepala sekolah

dan guru, taman ini berkembang menjadi greenhouse yang di dalamnya

terdapat banyak tanaman. Kegiatan greenhouse di SMP Karya Ibu diketuai

oleh ibu Siska Prasida sebagai penanggung jawab greenhouse, selain itu staff

tata lingkungan juga ikut bekerja sama dalam pelaksanaanya. Kegiatan

sehari-hari greenhouse dilaksankan oleh Osis tata lingkungan dan para siswa

yang lakukan setiap hari sabtu dengan pengawasan guru penanggung jawab

greenhouse atau staff tata lingkungan. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya

yaitu penanaman tanaman baru setiap enam bulan sekali, penyiraman

tanaman setiap hari, pengecekan tanaman, pemupukan, evaluasi kegiatan dan

tanaman greenhouse di akhir semester.

3. Dampak Penerapan Program Greenhouse Terhadap Karakter Peduli

Lingkungan Pada Siswa

Dampak dari penerapan program greenhouse di SMP Karya Ibu bagi siswa

kegiatan ini sangat membantu praktik siswa dalam kebiasaan sehari-hari agar

peduli terhadap keindahan lingkungan, lebih menyatu dengan alam, siswa

juga lebih mencintai tanaman sehingga menimbulkan keinginan untuk

menjaga tanaman tersebut agar tetap terlihat indah. Penggunaan greenhouse

dapat mempermudah ruang gerak guru dalam menanamkan sikap kepedulian

siswa terhadap keadaan lingkungan, menanamkan kepekaan serta tanggung

119
jawab terhadap lingkungan. Greenhouse juga memberikan pengaruh terhadap

pihak-pihak yang terlibat termasuk bagi lingkungan itu sendiri. Program

greenhouse itu sendiri memberikan pengaruh terhadap lingkungan agar

lingkungan menjadi lingkunga hijau.

B. Saran

1. Bagi Para Akademisi

Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan rujukan untuk memperdalam

keilmuan khususnya di bidang akademik dalam penanaman pendidikan

karakter mengenai kepedulian terhadap lingkungan serta dapat mencegah

kerusakan alam yang terjadi.

2. Bagi Sekolah dan Siswa

Diharapkan greenhouse di SMP Karya Ibu dapat terus berkembang dan

memberikan edukasi tentang tanaman serta lingkungan bagi diri siswa.

Diharapkan di tahun-tahun berikutnya fisik bangunan greenhouse menjadi

lebih baik kegiatan yang laksanakan lebih banyak lagi. Melalui kegiatan ini

sangat besar harapan dapat membentuk karakter peserta agar jauh lebih peduli

terhadap lingkungan dan terbiasa menjaga kebersihan sekolah. Sebab

beberapa murid masih ada yang tidak peduli dengan pentingnya menjaga

lingkungan serta tidak tau manfaat dari pelaksanaan greenhouse itu sendiri.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang

penggunaan greenhouse sebagai rumah tanaman yang dapat memberikan

120
manfaat bagi pertumbuhan tanaman dan melindungi tanaman dari kerusakan

yang disebabkan oleh alam sehingga dapat diterapkan penggunaannya dalam

menanamkan tanaman di kehidupan sehari-hari.

121
122
DAFTAR PUSTAKA

A, Doni Kusuma. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Modern.


Jakarta: PT Grasindo, 2007.

Al-Anwari, Amirul Mukminin, dan IAIN Sulthan Thahah Saifuddin Jambi. “Strategi
Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri.”
Ta’dib 19, no. 02 (2014): 227-252.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta, 2014.

Aziz, Erwati. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Islam.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Daryanto, dan Agung Suprihatin. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup.


Yogyakarta: Gava Media, 2013.

Desfandi, Mirza. “Mewujudkan Masyarakat Berkarakter Peduli Lingkungan Melalui


Program Adiwiyata.” Sosio Didakta: Social Science Education Journal 2, no. 1
(2015): 31-37.

Dewey, Jhon. Experience and Education. United States: Kappa Delta, 1938.

Hamzah, Syukri. Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar. Bandung:


Refika Aditama, 2015.

Haris, Endang, Abas, dan Yedi Wardiana. Sekolah Adiwiyata Mandiri Panduan
Implementasi Adiwiyata Mandiri di Sekolah. Jakarta: Erlangga, 2018.

Drost, Dari KBK sampai MBS 2006. Jakarta: Kompas, 2006.

Martina, Nyayu Khodijah dan Syarnubi. “Pengaruh Lingkungan Ssekolah Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 9 Tulung
Selapan Kabupaten OKI." Jurnal PAI Raden Fatah 4, no. 2 (2019): 164-180

Mulyasa. Managemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, 2018.

Pratama, Irja Putra, dan Zulhijra. "Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia," Jurnal
PAI Raden Fatah 1, no. 2 (2019): 117-127

Puspitasari, Ratna. “Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan Dalam Muatan


Environmental Education Pada Pembelajaran Ips Di Mi Darul Hikam Kota

125
Cirebon.” Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI 3, no. 1 (2016): 39–56.

Soedarsono, Soemarno. Membangun Jati Diri Bangsa. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo, 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. 21 Bandung: Alfabeta, 2015.

Licona, Thomas. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah. Pedoman Penulisan Skripsi dan
Karya Ilmiah. Palembang: UIN Press, 2014.

Widyaningrum, Ratna. “Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah


Dasar Melalui Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan.” Widya Wacana 11,
no. 1 (2016): 39-56.

Widyastuti, Yustina Erna. Greenhouse Rumah Untuk Tanaman. Jakarta: Penebar


Swadaya, 1994.

126
126
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Foto Penelitian

Berbagai macam bunga di depan kelas Foto bersama guru-guru SMP Karya Ibu
setelah wawancara

Tanaman-tanaman di arah menuju Bunga-bunga berada di sebelah gedung


greenhouse sekolah sekolah

127
128

Lapangan Basket Ruang OSIS

Lapangan sekolah Gedung sekolah


129

Area Toilet sekolah Taman depan kelas

Tampak Bagian depan sekolah

Pintu masuk sekolah Tanaman depan kelas


130

Wawancara dengan kepala sekolah Wawancara dengan guru penanggung jawab


greenhouse

Keadaan greenhouse SMP Karya Ibu

Kegiatan Siswa mengelola greenhouse Penjaga kebersihan sekolah membersihkan


tempat sampah
131

Menyapu greenhouse Kegiatan siswa mengelola greenhouse

Penyiaraman greenhouse
132

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

INSTRUMEN PENELITIAN
PEDOMAN WAWANCARA PENANAMAN KARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN PADA SISWA MELALUI GREENHOUSE DI SMP KARYA
IBU PALEMBANG

Diajukan kepada kepala SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Bagaimana awal mula dibuatnya greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang?

2. Sudah berapa lama greenhouse di SMP Karya Ibu berdiri?

3. Bagaimana penerapan greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang?

4. Bagaimana sikap yang harus dilakukan guru agar para siswa memiliki sikap

peduli terhadap lingkungan?


133

5. Usaha apa yang di lakukan kepala sekolah agar lingkungan sekolah tetap

terjaga?

6. Apakah dengan adanya greenhouse sikap siswa di SMP Karya Ibu lebih

peduli terhadap lingkungan?

7. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan greenhouse di sekolah?

8. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan greenhouse di sekolah?

9. Cara apa yang dilakukan agar siswa-siswi dan guru dapat memiliki kepekaan

dan kepedulian terhadap lingkungan?

Diajukan kepada Penanggung Jawab Greenhouse SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Bagaimana cara mengenalkan pada siswa tentang pentingnya lingkungan

hidup?
134

2. Bagaiamana caranya menanamkan karakter baik pada siswa agar lebih peduli

terhadap lingkungan?

3. Apa dampak yang diberikan greenhouse kepada siswa dalam membentuk

karakter peduli lingkungan?

4. Apa saja kesulitan-kesulitan yang di hadapi dalam membimbing siswa agar

peduli terhadap lingkungan hidup?

5. Dalam pelaksanaan greenhouse apa saja hal-hal yang dapat menghambat

kegiatan-kegiatan greenhouse?

6. Apa saja faktor pendukung dalam kegiatan greenhouse di sekolah?

7. Kapan kegiatan greenhouse dilaksanakan murid-murid SMP Karya Ibu?

8. Apa saja kegiatan-kegiatan greenhouse di SMP Karya Ibu?

9. Bagaimana peran guru-guru di SMP Karya Ibu dalam mendukung kegiatan

greenhouse?

10. Tanaman apa saja yang di tanam di greenhouse SMP Karya Ibu?

Diajukan kepada Guru SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang


135

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Bagaimana peran guru-guru di SMP Karya Ibu dalam mendukung kegiatan

greenhouse?

2. Apakah greenhouse benar-benar efektif menjadi program kegiatan murid yang

berbasis lingkungan?

3. Bagaimana sikap yang harus dilakukan guru agar para siswa memiliki sikap

peduli terhadap lingkungan?

4. Sejauh ini, apakah kegiatan-kegiatan greenhouse berjalan dengan lancar?

5. Apakah dengan adanya greenhouse, para siswa lebih menyatu dengan alam

dan lebih peduli dengan lingkungan?

6. Menurut ibu/bapak, bagaimana peran staff tata lingkungan dan OSIS bagian

lingkungan dalam mengelola lingkungan di SMP Karya ibu?

7. Menurut ibu/bapak, Apakah greenhouse bisa dijadikan patokan dalam

pembentukan karakter peduli lingkungan dalam diri murid?

8. Apa saja kesulitan-kesulitan yang di hadapi dalam mengarahkan siswa-siswi

agar dapat menjaga lingkungan hidup?

9. Bagaimana sikap murid SMP Karya Ibu terhadap lingkungan?

Diajukan kepada Staf Tata Lingkungan SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan
136

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Sudah berapa lama menjabat sebagai staff tata lingkungan?

2. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan staff tata lingkungan agar keadaan

lingkungan sekolah tetap terjaga?

3. Bagaimana perilaku guru SMP Karya Ibu terhadap lingkungan?

4. Bagaimana perilaku siswa-siswi SMP Karya Ibu terhadap lingkungan?

5. Apakah dengan adanya greenhouse dapat membantu siswa-siswi serta guru

lebih menjaga keadaan lingkungan?

6. Bagaimana kebijakan kepala sekolah agar siswa-siswi dan guru dapat

menjaga kebersihan dan keadaan lingkungan?

7. Bagaimana kegiatan siswa-siswi dalam melaksakan program greenhouse

disekolah?
137

8. Menurut anda, Apakah greenhouse bisa dijadikan patokan dalam

pembentukan karakter peduli lingkungan dalam diri murid?

9. Bagaimana keberhasilan greenhouse dalam menunjang kegiatan siswa yang

berbasis lingkungan?

Diajukan kepada OSIS Tata Lingkungan SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan

1. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan OSIS tata lingkungan dalam

menata dan menjaga lingkungan di SMP Karya Ibu?

2. Bagaimana program kerja OSIS tata lingkungan menjaga keadaan lingkungan

agar lingkungan tetap terjaga?

3. Bagaimana tingkat kedisiplinan murid di SMP Karya Ibu dalam menjaga

lingkungan?
138

4. Apakah antara staff tata lingkungan dan OSIS bagian lingkungan selalu

bekerja sama dalam menjaga lingkungan?

5. Apa ide yang dituangkan antara Staf lingkungan dan OSIS bagian lingkungan

agar greenhouse SMP Karya Ibu lebih berkembang?

6. Bagaimana sikap para guru dalam mencotohkan perilaku baik terhadap

lingkungan?

7. Apakah kegiatan greenhouse dapat membantu siswa agar lebih dekat

lingkungan?

8. Tanaman apa saja yang ditanam di dalam greenhouse SMP Karya Ibu?

9. Program apa saja yang dilakukan dalam kegiatan greenhouse?

Diajukan kepada Siswa SMP Karya Ibu Palembang

A. Identitas Informan

Nama :

Alamat :

Jabatan :

Tanggal :

B. Sasaran Wawancara

1. Penerapan program Greenhouse di SMP Karya Ibu Palembang

2. Sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan di SMP Karya Ibu Palembang

3. Dampak program greenhouse terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dalam diri siswa di SMP Karya Ibu Palembang

C. Butir-Butir Pertanyaan
139

1. Apa saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mengelola greenhouse?

2. Media apa saja yang digunakan dalam mengelola greenhouse?

3. Apakah dengan adanya greenhouse para siswa lebih dekat dengan

lingkungannya?

4. Bagaimana cara gurumu mengajarkan kepada siswa mengurus greenhouse

dengan baik?

5. Bagaimana sikapmu jika mengatahui lingkungan mengalami kerusakan?

6. Menurutmu, seberapa pentingnya menjaga lingkungan dari kerusakan-

kerusakan yang terjadi?

7. Apa cara yang dilakukan dalam menjaga lingkungan sekolah agar tetap bersih

dan terjaga?

8. Apakah para guru mencotohkan sikap baik dalam menjaga kebersihan

lingkungan sekolah?

9. Tanaman apa saja yang di tanam dalam greenhouse SMP Karya Ibu?

10. Apakah tanaman yang ditanam selalu bervariasi?

11. Kapan siswa melaksanakan kegiatan greenhouse di SMP Karya Ibu?


140

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing


141
142
143
144

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian


145

Lampiran 5 Surat Rekomendasi Kesbangpol


146

Lampiran 6 Surat Dinas Pendidikan Kota Palembang


147

Lampiran 7 Surat Balasan Penelitian


148

Lampiran 8 Surat Keterangan Pembimbing


149

Lampiran 9 Sertifikat Tahfidz


150

Lampiran 10 Sertifikat Kuliah Kerja Nyata


151

Lampiran 11 Sertifikat Komputer


152

Lampiran 12 Sertifikat Ospek Universitas


153

Lampiran 13 Sertifikat Ospek Fakultas


154

Lampiran 14 Sertifikat Toefl


155

Lampiran 15 Transkip Nilai


156

Lampiran 16 Kartu Tanda Mahasiswa

Lampiran 17 Bukti Pembayaran UKT

Anda mungkin juga menyukai