Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA PERIKANAN

Nomor: 001/PKS/IV/2021

Pada hari ini, Senin, tanggal Sembilan Belas bulan Apil, tahun Dua Ribu Dua PUluh Satu
(19-04-2021), bertempat di Makassar, yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : Muhammad Irpan Sejati Tassakka


Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 25 November 1992
Alamat : Jalan Swadaya No.6 RT001 RW006 Kelurahan Masale,
Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar
NIK : 7371122511920007
Selanjutnya bersama-sama disebut sebagai Pihak Pertama.

2. Nama : Muhammad Helmi Al Amin


Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 15 Mei 1995
Alamat : Jl. Jurang Gg. Mamapura No.686B/181 RT.008 RW.005,
Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung
NIK : 3273071505950009
Selanjutnya bersama-sama disebut sebagai Pihak Kedua
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut sebagai “Para Pihak” bersepakat
untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama Usaha di Bidang Perikanan (untuk selanjutnya disebut
dengan “Perjanjian”) dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:

PASAL 1
Ketentuan Umum

1. Pihak Pertama dan Pihak Kedua telah bersepakat untuk saling mengikatkan diri atas
Perjanjian Kerjasama Usaha dengan nama perusahaan PT. Raja Bahari Indonesia yang
selanjutnya disebut RBI.
2. Para pihak memiliki kedudukan sebagai pengelola RBI yang memiliki tugas dan tanggung
jawab mengelola usaha RBI secara keseluruhan.
3. Para Pihak menyepakati sistem bagi hasil usaha menurut ketentuan bagi hasil yang telah
disepakati bersama sebagaimana diatur dalam Pasal 2.

PASAL 2
Bagi Hasil
1. Bagi hasil usaha berasal dari keuntungan bersih (laba) usaha yang diperoleh dari penjualan
dalam 1 (satu) bulan;
2. Keuntungan pengelola usaha adalah keuntungan bersih (Nett Profit), berupa keuntungan
yang diperoleh dari kegiatan usaha (Cash Profit) dikurangi zakat (2,5% dari Cash Profit ),
pajak dan bagi hasil kepada pemodal usaha (sebesar 70% dari keuntungan bersih sebelum
balik modal dan 30% dari keuntungan bersih setelah balik modal).
3. Pihak pertama memperoleh keuntungan sebesar 55% dan pihak kedua memperoleh sebesar
45% dari keuntungan seluruh komoditas perikanan
4. Perjanjian pada Pasal 2 ayat 3 tidak berlaku apabila Pihak Pertama tidak memiliki andil
sedikitpun dalam proses memperoleh keuntungan. Apabila kondisi ini terjadi, maka bagi
hasil yang berlaku adalah Para Pihak memperoleh masing-masing 50% dari keuntungan
pengelola usaha.
5. Bagi hasil pada model usaha Bajo Fish Market & Resto (Penjualan ikan dan restoran) yaitu
Para Pihak memperoleh bagi hasil masing-masing sebesar 50% dari keuntungan pengelola
usaha.
6. Pihak kedua akan memberikan sebagian tugas dan tanggung jawab kepada salah satu
karyawan pada model usaha Bajo Fish Market & Resto sehingga Pihak Kedua akan
menambahkan selisih honor karyawan tersebut. Selisih honor yang dimaksud yaitu RBI akan
memberikan honor sebesar Rp1.500.000 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dan selebihnya
akan diberikan dari Pihak Kedua.
7. Ketentuan pada Pasal 2 ayat 6 berlaku hingga kondisi penjualan stabil dengan indikator yang
akan disepakati kemudian hari.
8. Apabila bagi hasil yang diterima oleh Pihak Kedua tidak mencukupi selisih honor karyawan
maka akan dibayarkan oleh RBI secara keseluruhan
9. Pihak Kedua tetap memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengontrolan opeasional dan
perkembangan usaha secara rutin meskipun telah mendelegasikan sebagian tugasnya kepada
salah satu karyawan yang ditentukan.

PASAL 3
Masa Berlaku
Perjanjian ini berlaku sejak perjanjian ini disepakati dan ditandatangani bersama sampai dengan
batas waktu yang tidak ditentukan selama usaha perikanan tetap berlangsung

PASAL 4
Ahli Waris

1. Apabila Para Pihak sebagai pemilik modal berhalangan untuk hadir maka segala urusan
dalam Perjanjian ini tetap mengikat Para Pihak;
2. Apabila Para Pihak meninggal dunia maka Perjanjian akan dilanjutkan oleh ahli waris atau
kuasa yang ditunjuk secara tertulis berdasarkan kesepakatan ahli waris Para Pihak;

PASAL 5
Keadaan Memaksa (Force Majeur)
1. Yang termasuk dalam keadaan memaksa atau force majeur adalah kejadian-kejadian di luar
kuasa dan kehendak dari Para Pihak di antaranya termasuk tidak terbatas pada bencana alam,
banjir, badai, cuaca buruk, topan, gempa bumi, kebakaran, perang, huru-hara,
pemberontakan, demonstrasi, pemogokan, kendala ekspedisi,dan wabah penyakit;
PASAL 6
Perselisihan

1. Bila dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini terdapat perselisihan antara Para Pihak baik
dalam pelaksanaannya ataupun dalam penafsiran salah satu pasal dalam perjanjian ini, maka
Para Pihak sepakat untuk sedapat mungkin menyelesaikan perselisihan tersebut dengan cara
musyawarah.
2. Bila musyawarah telah dilakukan oleh Para Pihak, namun ternyata tidak berhasil mencapai
suatu kemufakatan, maka para pihak sepakat memilih proses hukum yang berlaku.

PASAL 7
Penutup

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini apabila di kemudian hari
dibutuhkan dan dipandang perlu akan ditetapkan tersendiri secara musyawarah dan selanjutnya
akan ditetapkan dalam suatu Addendum yang berlaku mengikat bagi Para Pihak, yang akan
direkatkan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. Surat perjanjian ini
dibuat rangkap 2, seluruhnya ditandatangani oleh para pihak pada hari dan tanggal sesuai yang
tertera di pembukaan perjanjian. Demikian surat perjanjian kerjasama ini disetujui oleh Para
Pihak secara sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak mana pun.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

(Muhammad Irpan Sejati Tassakka) (Muhammad Helmi Al Amin)

Anda mungkin juga menyukai