LAPKAS Plasenta Previa Suspek Akreta IB-HjYW
LAPKAS Plasenta Previa Suspek Akreta IB-HjYW
• Risiko akreta meningkat pada pasien dengan plasenta previa dengan riwayat
seksio caesarea 15-30 % pada pasien yang juga riwayat seksio caesarea satu
kali, 25-50 % dengan riwayat seksio caesarea dua kali, dan 29-65 % pasien
dengan tiga atau lebih riwayat seksio sesarea.
LATAR BELAKANG
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
• Teori Dropping down : Ovum yang telah dibuahi jatuh kebawah (drops down)
dan berimplantasi di segmen bawah rahim.
•Ras ibu
•Riwayat operasi uterus dan
•Terapi Infertilitas SC sebelumnya
PATOFISIOLOGI
- Nilai Perdarahan
Pemeriksaan Fisik - Nilai nyeri
- Nilai Tonus Uteri
- Temukan faktor pemicu
Penunjang
DIAGNOSIS & MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan Abdomen
Anamnesis - Ukuran uterus
- Malpresentasi persisten
- Bunyi jantung
Pemeriksaan MRI
- Metode non-invasive tanpa risiko
radiasi
Penunjang - Lebih baik dari USG untuk plasenta
previa posterior dan akreta
TATALAKSANA
TATALAKSANA
• Persalinan sesar diindikasikan untuk
semua wanita dengan bukti USG
plasenta previa dan plasenta letak
rendah.
• Kelahiran sesar plasenta previa
asimtomatik sebaiknya usia
kehamilan 36 dan 37 minggu.
• Dalam kasus plasenta previa dengan
komplikasi, terminasi harus segera
dilakukan tanpa memandang usia
kehamilan.
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS
Komplikasi lain dari plasenta previa yaitu berisiko tinggi terjadinya solusio
plasenta, perdarahan pasca persalinan dan disseminated intravascular coagulation
• Prognosis ibu dipengaruhi oleh jumlah, kecepatan perdarahan yang terjadi dan
kecepatan pemberian pertolongan
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim, karena tipis jaringan
tropoblas menerobos ke dalam miometrium hingga perimetrium sehingga timbul
plasenta akreta dan inkreta.
• Pelepasan plasenta dari tempat melekatnya di uterus dapat berulang dan perdarahan
yang terjadi tidak dapat dicegah sehingga penderita menjadi anemia bahkan syok.
PLASENTA AKRETA
Plasenta akreta (PA) didefnisikan Ketiadaan desidua basalis baik sehingga terdapat kontak
sebagai sebuah implantasi parsial atau total dan tidak langsung antara vili korionik
abnormal dari villi plasenta yang sempurnanya pembentukan dengan miometrium tanpa
menginvasi miometrium fibrinoid dan Nitabuch Layer. terhalang oleh desidua basalis.
EPIDEMIOLOGI
• Insiden plasenta akreta telah meningkat dan berbanding lurus dengan tingkat kelahiran
caesar
KLASIFIKASI PLASENTA AKRETA
Klasifikasi klinis invasi plasenta :
a. Tipe 0 (IAP Palsu) : Plasenta
mencapai serosa melalui defek
permukaan uterus
b. Tipe 1 (IAP klasik) : Plasenta
mencapai serosa hingga ke bawahnya
dengan pembentukan pembuluh darah
baru
c. Tipe 2 (Invasi Perimetrium): Plasenta
mencapai serosa hingga ke bawahnya
pada sisi lateral uterus
d. Tipe 3 (Invasi trigonal servikal):
Klasifikasi ISUOG : Plasenta menginvasi daerah postero-
· Fokal : Invasi plasenta pada permukaan uterus 50% inferior vesika urinaria
· Difus : Invasi plasenta pada permukaan uterus > e. Tipe 4 (Invasi fibrotik masif): Plasenta
50% (tidak direkomendasikan tindakan bedah mencapai serosa, Invasi vesika urinaria
konservatif).
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
ETIOLOGI
• Tiga etiologi utama pada plasenta akreta yang mungkin secara terpisah atau
bersama-sama ikut berperan, yaitu defisiensi desidua, invasif berlebih pada
trofoblas, dan perubahan vaskularisasi maternal.
FAKTOR RISIKO
• Faktor risiko meliputi usia ibu dan multiparitas, bedah rahim sebelumnya,
kuretase uterus sebelumnya, ablasi endometrium, Asherman syndrome,
leiomyoma, anomali rahim, hipertensi dalam kehamilan, dan merokok.
PATOGENESIS
Pemeriksaan
• Ultrasonografi Klinis Gejala yang berhubungan
transvaginal dan dengan plasenta akreta
transabdominal adalah mungkin termasuk perdarahan
teknik diagnostik vaginal dan kram.
pelengkap dan
Pemeriksaan
digunakan sesuai Penunjang
kebutuhan.
TEMUAN USG PLASENTA AKRETA
1Hilangnya zona retroplasenta hipoekhoik normal
A B
USG Plasenta Akreta Trimester 1
• USG plasenta akreta Trim 1
(a) Segmen bawah Rahim dengan
implantasi GS pada luka bekas operasi
caesar. Terdapat ruang vaskularisasi
ireguler yang multipel pada plasenta yang
ditunjukkan olehpanah. Ini menunjukkan
plasenta akreta anterior.
(b) Terdapat lakuna dengan vaskularisasi
multiple (panah) pada plasenta usia 18
minggu kehamilan. Temuan ini dilaporkan
dengan sensitivitas tinggi dan rasio positif
palsu rendah yang menunjukkan plasenta
A B akreta pada kehamilan ini.
USG Plasenta Akreta Trimester 2 dan 3
USG plasenta akreta Trim 2 dan 3
Gambaran Vaskularisasi Uterus dan
Vesika Urinaria
Hasil MRI PA
(a) Sagittal T2-weighted half-Fourier RARE MR
image memperlihatkan uterus bulging (arrowheads).
“Tenting” of Bladder (arrow).
(b) and contrast-enhanced T1-weighted
(c) MR images memperlihatkan area dengan
intensitas sinyal rendah (arrow) menunjukkan
haemoragik plasenta.
(d) Axial T2-weighted half-Fourier RARE MR
image memperlihatkan intensitas sinyal rendah yang
meluas dari miometrium ke plasenta (arrowhead)
Patologi Anatomi
• Diagnosis definitif tergantung pada
visualisasi dari villi chorialis yang
menginvasi atau tertanam pada
miometrium dengan tidak adanya
desidua.
• Pemeriksaan mikroskopis ini dapat
mengkonfirmasi kehadiran serabut
miometrial pada lapisan basal dan
menjadi indikasi pemisahan
Histologi dari Plasenta Akreta
plasenta abnormal Tanda (v) memperlihatkan vili korionik
berimplantasi langsung ke Miometrium (M) tanpa
dipisahkan oleh sel desidua basalis.
REKOMENDASI FIGO
• Rekomendasi yang dikeluarkan oleh FIGO dalam konsensus nya untuk
screening dan menegakkan diagnosis prenatal plasenta previa akreta
adalah
1. Melakukan pemeriksaan USG sebagai pemeriksaan pertama karena
bersifat tidak mahal dan tersedia luas diseluruh fasilitas kesehatan.
2. Apabila wanita telah terdiagnosa dengan cesarean scar pregnancy
pada trimester pertama kehamilan, harus dianjurkan untuk
histerektomi sehubungan dengan kemungkinan terjadinya plasenta
previa akreta.
REKOMENDASI FIGO
3. Pada pemeriksaan anomali fetus trimester kedua kehamilan, harus
ditanyakan riwayat SC sebelumnya, jika ada, perlu dilakukan penilaian
yang hati-hati terhadap sisi implantasi plasenta.
4. Observasi tanda USG untuk menegakkan diagnosis plasenta previa
akreta harus dideskripsikan menggunakan protokol standar.
5. Pemeriksaan MRI untuk menyatakan diagnosis prenatal suspek
plasenta previa akreta bersifat tidak esensial, namun sangat
bermanfaat untuk mengevaluasi ekstensi pelvis oleh plasenta perkreta
atau melihat area yang sulit dievaluasi menggunakan USG.
TATALAKSANA
• Mengevaluasi tanda-tanda vital. Output urin harus diukur melalui kateter urin.
Pemantauan vena sentral dan penilaian perifer oksigenasi
• Koreksi koagulopati dan anemia berat dengan produk darah harus dilakukan
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Mata : Konjungtiva subanemis, sklera tidak ikterik
• Leher : dalam batas normal Thoraks
• Jantung : dalam batas normal
• Paru : dalam batas normal
• Abdomen : Status Obstetricus
• Genitalia : Status Obstetricus
• Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-. Akral hangat +/+
LAPORAN KASUS
STATUS OBSTETRIKUS
• Abdomen
• I : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, striae gravidarum (-), linea mediana
hiperpigmentasi (-), sikatrik (+) pfanenstiel
• Pal :
• L1 : FUT 4 jari bawah procesus xyphoideus. Teraba bagian janin besar lunak noduler
• L2 : Teraba tahanan terbesar janin di kiri ibu. Teraba bagian bagian kecil janin di kanan ibu
• L3 : Teraba bagian janin bulat keras melenting, floating
• L4 : Tidak terfiksir
• His : (-) DJJ : (+) 140-145x/menit
• Genitalia : V/U tenang, PPV (-) . VT tidak dilakukan
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
Plasenta implantasi di corpus
anterior meluas kebawah
menutupi seluruh OUI.
Kesan :
• Gravid 34-35 minggu sesuai
dengan biometri
• Janin hidup, tunggal,
intrauterine, presentasi kepala
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN USG
DIAGNOSIS :
G3P2A0H2 gravid preterm 35-36 minggu + Bekas SC 2x +
Plasenta previa totalis suspek akreta + anemia sedang
perbaikan (11.1)
Janin hidup tunggal intrauterine presentasi kepala
Follow Up S/ P/
(08 Oktober 2021, Gerak anak (+) Control GA, VS, PPV,
Pukul 07.30 WIB) PPV(-) FHR,inpartu sign
O/ Informed consent
KES : CMC IVFD RL 28 tpm
LAPORAN TD: 110/80
ND: 88 x/i
inj. Dexamethasone 2 x 6 mg
(2x24 hours)
KASUS NF : 20x/i
T : 36.7
inj. Transamin 3 x 500 mg
inj. Vitamin K 3 x 10 mg
Pemeriksaan Obstetri Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Abd : his (-) FHR 140-150 x/m TransfusiPRC 2 unit
Gen : I : v/u tenang,PPV (-) CTG/6 jam
A/
G3P2A0H2 35-36minggu
kehamilan preterm + Bekas SC
2x + placenta previa totalis
suspect accreta + anemia sedang
Follow Up S/ P/
(09 Oktober 2021, Gerak anak (+) Control GA, VS, PPV,
Pukul 07.30 WIB) PPV(-) FHR,inpartu sign
O/ Informed consent
KES: CMC IVFD RL 28 tpm
LAPORAN TD: 120/80
ND: 88 x/i
inj. Dexamethasone 2 x 6 mg
(2x24 hours)
KASUS NF : 20x/i
T : 36.7
inj. Transamin 3 x 500 mg
inj. Vitamin K 3 x 10 mg
Pemeriksaan Obstetri Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Abd : his (-) FHR 147-155 x/m TransfusiPRC 2 unit
Gen : I : v/u tenang, PPV (-) CTG/6 jam
Hb 9 gr/dl
Albumin 3,1
A/
G3P2A0H2 35-36 minggu of
kehamilan preterm + Bekas SC
2x + placenta previa totalis
suspect accreta + anemia sedang
Follow Up S/ P/
(10 Oktober 2021, Gerak anak (+) Control GA, VS, PPV,
Pukul 07.30 WIB) PPV(-) FHR,inpartu sign
O/ Informed consent
KES : CMC IVFD RL 28 tpm
LAPORAN TD: 120/80
ND: 88 x/i
inj. Transamin 3 x 500 mg
inj. Vitamin K 3 x 10 mg
KASUS NF : 20x/i
T : 36.7
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
TransfusiPRC 2 unit
Pemeriksaan Obstetri CTG/6 jam
Abd : his (-) FHR 147-155 x/m
Gen : I : v/u tenang, PPV (-)
Hb 9 gr/dl
Albumin 3,1
A/
G3P2A0H2 35-36 minggu of
kehamilan preterm + Bekas SC
2x + placenta previa totalis
suspect accreta + anemia dalam
perbaikan
Follow Up S/ P/
(11 Oktober 2021, Gerak anak (+) Control GA, VS, PPV,
Pukul 07.30 WIB) PPV(-) FHR,inpartu sign
O/ Informed consent
KES : CMC IVFD RL 28 tpm
LAPORAN TD: 110/80
ND: 84 x/i
inj. Transamin 3 x 500 mg
inj. Vitamin K 3 x 10 mg
KASUS NF : 20x/i
T : 36.7
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
TransfusiPRC 2 unit
Pemeriksaan Obstetri CTG/6 jam
Abd : his (-) FHR 147-155 x/m
Gen : I : v/u tenang, PPV (-)
Hb 11,1 gr/dl
Albumin 3
A/
G3P2A0H2 35-36 minggu of
kehamilan preterm + Bekas SC
2x + placenta previa totalis
suspect accreta + anemia dalam
perbaikan
Follow Up S/ P/
(12 Oktober 2021, Gerak anak (+) Control GA, VS, PPV,
Pukul 07.30 WIB) PPV(-) FHR,inpartu sign
O/ Informed consent
KES : CMC IVFD RL 28 tpm
LAPORAN TD: 110/80
ND: 80 x/i
inj. Transamin 3 x 500 mg
inj. Vitamin K 3 x 10 mg
KASUS NF : 20x/i
T : 36.7
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
TransfusiPRC 2 unit
Pemeriksaan Obstetri CTG/6 jam
Abd : his (-) FHR 147-155 x/m
Gen : I : v/u tenang, PPV (-)
Hb 11,2 gr/dl
Albumin 3
A/
G3P2A0H2 35-36 minggu of
kehamilan preterm + Bekas SC
2x + placenta previa totalis
suspect accreta + anemia dalam
perbaikan
Follow Up 2 jam S/ P/
post op Nyeri pasca operasi (+) Control GA, VS, UC, VB
Perdarahan vagina IVFD RL + oxytocin 10 IU +
O/ methylergometrine 0.2 mg 28 gtt
Kes : CM Ceftriaxone inj 2 x 1 gram IV
KU : sedang Pronalges supp II jika perlu
LAPORAN TD : 110/70
ND : 81 x/menit
Cek labor post op
KASUS NF : 20 x/menit
T : 36,6⁰C
Abdomen : luka operasi tertutup
perban
FUT 2 jari di bawah umbilikus,
kontraksi uterus baik
Genitalia : V/U normal, PPV (-)
A/
P3A0L3 Post CCS ai placenta
previa totalis suspect accreta +
Bekas SC 2x + anemia sedang
dalam perbaikan
Ibu dan bayi dalam perawatan
POST DELIVERY REPORT
POST DELIVERY REPORT
Diagnosis pre operatif pada pasien ini sudah tepat. Pada anamnesis
didapatkan pasien rujukan dari RSUD Sijunjung dengan diagnosis
G3P2A0H2 Gravid Preterm 35-36 minggu + bekas SC 2x + Plasenta
Previa Totalis
• Plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta menutupi os serviks
• Spektrum plasenta akreta harus dicurigai pada wanita dengan
plasenta previa, terutama yang mengalami implantasi di corpus
superior, dan riwayat operasi sesar atau operasi uterus lainnya
DISKUSI
• Kesan yang didapatkan anemia sedang dalam kehamilan dan kemungkinan adanya
proses infeksi.
DISKUSI
Pada pasien didapatkan plasenta menutupi seluruh ostium uteri interna. Adanya
gambaran lakuna mengindikasikan plasenta akreta.
1.Sindrom plasenta akreta adalah kumpulan gejala yang menunjukan implantasi abnormal
plasenta yang invasif/adheren. Plasenta tertanam jauh ke miometrium karena tidak adanya
sebagian atau seluruh desidua basalis dan terganggunya perkembangan lapisan Nitabuch.
2.Berdasarkan kedalaman invasi, sindrom plasenta akreta dibagi menjadi plasenta akreta,
inkreta, dan perkreta, dimana insidensi plasenta akreta terus meningkat.
3.Beberapa faktor risiko plasenta akreta, seperti riwayat SC, plasenta previa, in vitro
fertilization (IVF), usia, paritas, riwayat kuretase, riwayat operasi uterus lainnya seperti
miomektomi, merokok, Asherman’s syndrome, dan hipertensi.
KESIMPULAN