Anda di halaman 1dari 5

BAB VI.

BAHAN ORGANIK TANAH

Bahan organik merupakan bahan penting dan berpengaruh dalam perobahan tanah
hutan. Bahan organik dapat memperbaiki kesuburan tanah, karena pengaruhnya terhadap
sifat-sifat fisika dan kimia tanah serta terhadap organisme tanah. Bahan organik merupakan
komponen tanah yang dapat memantapkan agregat tanah, meningkatkan aerasi,
mempertahankan kelembaban serta meningkatkan pergerakan air tanah (infiltrasi dan
perkolasi). Bahan organik dapat meningkatkan hara bagi tanaman. Hal ini nampak dengan
tngginya Kapasitas Tukar Kation (KTK) pada tanah yang mengandung bahan organik
dibanding dengan tanah-tanah yang kandungan bahan organiknya rendah. Demikian juga
bahan organik merupakan sumber enersi bagi organisme tanah, yang pada ahirnya dapat
meningkatkan kesuburan tanah.

Laju perombakan komponen penyusun bahan organik berbeda-beda. Komponen


bahan organik yang paling cepat berturut, turut adalah :

a. gula, tepung, protein sederhana


b. Protein kasar
c. Hemiselulosa
d. Selulosa
e. Lemak,lilin
f. lignin

A. Sumber Bahan Organik Tanah

Sumber primer bahan organik tanah adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, daun
ranting, bunga dan buah. Jaringan tanaman tadi akan mengalami perobakan (dekomposisi)
baik secara fisik maupun kimia yang selanjutnya bercampur dengan tanah, dimana organisme
tanah sangat berperan dalam melancarkan proses dekomposisi ini.

Sumber bahan sekunder bahan organik adalah binatang. Disebut sumber sekunder karena
binatang tersebut terlebih dahulu mengkonsumsi tanaman untuk hidupnya sebelum
memberikan kontribusinya sebagai bahan organik tanah. Perbedaan sumber bahan organik
tanah tadi menghasilkan perbedaan pula dalam bahan organik tanah yang disebabkan adanya
perbedaan dalam komposisi atau susunan bahan organik tersebut. Pada umumnya lebih
mudah hancur dibanding jaringan tumbuhan.

Komposisi atau susunan jaringan tumbuhan sebagian besar tersusun dari air yang
beragam antara 60-90 %, dan bagian padatan sekitar 25 % yang terdiri dari hidrat arang (60
%), protein (10 %), lignin (1-8 %). Ditinjau dari segi susunan unsur, karbon (C) merupakan
bagian terbesar (44 %), Oksigen (O2) 40 %, Hidrogen (H2) dan abu dan mineral masing-
masing sekitar 8 %. Walaupun kadar abu jumlahnya relatif sedikit (8%), tapi perannya sangat
penting. Unsur-unsur C, H dan O yang mendominasi bahan kering tanaman tidak dapat
bereaksi tanpa adanya unsur-unsur N, P, K, Ca, Mg dan unsur-unsur hara mikro lainnya.

33
Karbohidrat tersusun dari C, H, dan O mulai dari bentuk gula yang sederhana sampai
hemiselulosa. Lemak merupakan gliserida sampai asam lemak seperti butirat, stearat, oleat
dan lain-lain. Lignin yang ditemukan dalam jaringan tua juga tersusun dari C,H dan O dalam
bentuk struktur lingkaran. Protein merupakan senyawa yang paling kompleks, tersusun dari
C, H, O, N, P, S, Fe dan beberapa unsur lainnya.

B. Pelapukan Bahan Organik dan Hasilnya.

1. Reaksi Kimia Bahan Organik Tanah

Sumber dan komposisi bahan organik sangat menentukan kecepatan dekomposisi dan
senyawa yang dihasilkannya. Berdasar kecepatan reaksi dekomposisi, bahan organik tanah
dapat dikelompokan menjadi senyawa yang cepat dan lambat didekomposisikan. Bahan
organik yang cepat dikomposisikan: a> Gula, zat pati dan protein sederhana, b> Protein kasar
dan c> Hemiselulosa. Bahan organik yang lambat didekomposisikan adalah a> Hemiselulosa,
b>Selulosa dan c> Lignin, Lemak, Lilin dll. Hemiselulosa merupakan senyawa yang berada
diantara cepat dan lambat didekomposisikan.

Reaksi umum bahan organik dalam tanah adalah:

a> Oksidasi enzimatik dengan CO2 dan air, panas sebagai hasil utama
b> Reaksi pembebasan unsur esensial seperti N,P,S dll.
c> Sintesa dari bahan hancuran menjadi bentuk senyawa baru.

Reaksi (sederhana) proses oksidasi adalah

(C, 4H) + O2 --------------- CO2 + 2 H2O + enersi.

Dalam reaksi ini selalu terlibat mikroorganisme.

Hasil ahir dari reaksi oksidasi enzimatik adalah enersi, hasil ahir sederhana dan
humus. Bahan organik mempunyai sejumlah enersi yang sebagian besar dapat dibebaskan
menjadi panas. Sisa tanaman pada lantai hutan mengandung 4-5 Kgcal/gr bahan kering. Hasil
ahir sederhana adalah senyawa-senyawa sebagai salah satu produk dekomposisi bahan
organik, seperti halnya air dan CO2. Senyawa yang terbentuk bila tidak dimanfaatkan oleh
tanaman atau jasad lain akan hilang (tercuci atau menguap). Hasil dekomposisi bahan organik
adalah:

a> karbon : CO2, CO3--, CH4-, C


b>Nitrogen : NH4-, NO2-,NO3-,
c> Belerang :S, H2S, SO3--, SO4--, CS2.
d> Phospor : H2PO4-,
e> Lainnya : K-, Ca2+, Mg2+, H 2O, H2, H+, OH- dll.
2. Humus.

34
Humus adalah senyawa kompleks yang agak resisten pelapukan, berwarna coklat,
amorfus, bersifat koloidal dan berasal dari jaringan tumbuhan atau binatang yang telah
dimodifikasikan dan disintesakan oleh pelbagai jasad mikro. Komposisi humus terdiri dari;
a> lignin (berikatan dengan N), Minyak, lemak dan resin, c>Polisakarida d>Protein dan liat.

Ciri humus adalah sebagai berikut;

a> Bersifat koloidal dan amorfus.


b> KTK 150-300 me/100g.
c> Luas permukaan dan daya jerap ionnya tinggi.
d> Daya kohesi dan plastisitas rendah.
e> Daya jerap air tinggi
f> Meningkatkan unsur hara tersedia bagi tanaman seperti Ca, Mg, K.
g> Sumber enersi bagi jasad mikro
h> Memberikan warna gelap pada tanah

C. Peran Bahan Organik.

Bahan organik tanah dapat mempengaruhi sifat dan ciri tanah. Pengaruh bahan
organik terhadap ciri fisika tanah adalah;

a> Kemampuan menahan air meningkat


b> Warna tanah menjadi gelap (coklat/hitam)
c> Merangsang granulasi dan memantapkannya.
d> Menurunkan kohesi dan plastisitas.

Pengaruh bahan organik terhadap kimia tanah

a> Meningkatkan daya jerap dan KTK tanah


b> Kation yang mudah dipertukarkan meningkat
c> Mengurangi pencucian hara mineral.
d> Meningkatkan kadar air tanah

Pengaruh terhadap biologi tanah adalah meningkatnya jumlah serta aktivitas metabolik
mikroorganisme tanah.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kandungan serta peran bahan organik pada
tanah dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a> Penambahan bahan hijauan, pupuk kandang, sisa tanaman/mulsa pada tanah
b> Menjaga agar proses pelapukan dapat berjalan baik dengan cara; drainase, menjaga
reaksi tanah, pemberian pupuk organik

35
D. Kompos

Kompos adalah salah satu produk pelapukan bahan organik yang sengaja dibantu oleh
manusia untuk menghasilkan pupuk organis. Bahan yang digunakan berupa sisa tanaman,
daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan dan dedak. Secara alami pelapukan
ini berlangsung akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Kandungan utama kompos adalah
bahan organis dengan beberapa unsur hara seperti N,P,K dan Mg. Kandungan hara ini tidak
tetap, tergantung dari bahan yang digunakan, cara pembuatan dan penyimpanannya.

Bermacam cara untuk membuat kompos, diantaranya adalah sbb:

Bahan: Jerami, dedaunan, rerumputan, sisa sayuran, sisa pembakaran sampah,


sampah dapur atau kota yang telah dibersihkan dari kantong plastik, logam, karet,
batu-batuan.
Tempat: Di tempat teduh agar tidak kena hujan, lantainya tanah dipadat
kan/diperkeras atau pakai semen, baik dalam lubang atau di atas tanah.

Cara Pembuatan; Timbun bahan setebal 30 cm, siram dengan air sampai basah
tapi tidak tergenang, kemudian lapisi dengan tanah biasa setebal 3-5 cm. Ulangi berlapis-
lapis (4-5 lapis) sampai setebal sekitar 1, 5 mt. Untuk mempercepat dekomposisi, setiap
lapis diberi pupuk kandang atau beberapa gram urea dan sedikit kapur.Bila penumpukan
bahan selesai, lalu tutup dengan plastik untuk menghindari kekeringan. Apabila suhu
dalam plastik meningkat, berarti proses pengomposan berjalan. Tergantung pada bahan
yang dipergunakan dan kelembaban, tumpukan bahan perlu diaduk setiap 7-10 hari agar
proses pelapukan berjalan merata. Setelah pengadukan yang ke tiga (satu bulan) maka
sudah jadi kompos yang warnanya coklat kehitam-hitaman.

E. Perbandingan Karbon- Nitrogen (C/N)

Mikroba tanah adalah merupakan agen utama dalam perombakan bahan organik, dan
untuk perombakan tersebut memerlukan bahan makanan/enersi, diantaranya adalah bahan
bahan yang mengandung nitrogen. Dalam proses ini akan ada masalah apabila kandungan
nitrogen dari bahan organik yang dirombak kecil, maka akanterjadi persaingan antara
mikroba dengan tanaman tingkat tinggi. Kandungan unsur karbaon dalam bahan organik
relatif konstan (40-50 %), sedangkan kandungan nitrogen jauh lebih sedikit dan bervariasi.

Perbandingan (ratio, nisbah) Carbon-Nitrogen (C/N) merupakan cara untuk


menggambarkan kandungan nitrogen, maka nilai C/N dari bahan organik merupakan
petunjuk kemungkinan kekurangan nitrogen dan persaingan diantara mikroba dengan
tanaman tingkat tinggi dalam tanah. Bila nilai C/N bahan organik tinggi akan terjadi
persaingan pengambilan Nitrogen antara tanaman dengan mikroba yang berakibat terjadinya
imobilisasi Nitrogen.

36
Perbandingan Carbon-Nitrogen pada tumbuhan sekitar 20-30 banding satu, humus tanah
10 : 1; jerami 80 : 1; Serbuk gergaji 400 : 1; dan jasad mikro 5 : 1. Arti penting dari C/N
ratio bagi tanaman adalah bila pemberian bahan organik dengan C/N tinggi maka akan terjadi
persaingan antara mikroba dengan tanaman.

37

Anda mungkin juga menyukai