Anda di halaman 1dari 10

BAB VI.

SIKLUS HARA

Siklus hara adalah pertukaran elemen-elemen unsur hara antara bagian hidup dan
tidak hidup dari ekosistim dalam hal ini antara tanaman dn tanah. Adapun prosesnya adalah
demikian; Unsur-unsur hara tanaman dari tanah diserap oleh tanaman ke bagian atas
tanaman, kemudian setelah melalui proses asimilasi, dilepas lagi dalam bentuk sisa tanaman
(daun, batang, ranting, buah dll) yang jatuh di atas permukaan tanah. Setelah melalui proses
dekomposisi/pelapukan, sisa tanaman tersebut bercampur menjadi tanah dan siap diserap
kembali oleh tanaman. Siklus unsur hara mengontrol keseimbangan pada lantai hutan.
Keseimbangan ini mengalami gangguan apabila ada tanaman/bagian tanaman yang diambil
ke luar sebagai hasil panen (pertanian/perkebunan/kehutanan) atau terjadinya kebakaran baik
di hutan ataupun lahan pada umumnya lahan.

A. Mekanisme Penyediaan dan Penyerapan Unsur Hara

Tanaman dapat menyerap unsur hara melalui akar dalam bentuk ion dari larutan yang
berada sekitar perakaran. Penyerapan ini dapat juga melalui daun. Unsur C dan O diambil
tanaman dari udara sebagai CO2 melalui (mulut daun) stomata daun dalam proses
fotosintesis. Unsur H diambil dari air tanah (H2O) oleh akar tanaman. Dalam jumlah sedikit,
air juga diserap tanaman melalui daun. Penelitian dengan unsur radioaktif menunjukan bahwa
hanya unsur H dari air yang digunakan tanaman, sedang oksigen dalam air tersebut
dibebaskan sebagai gas (Donahue, Miller, shickluna, 1977). Unsur-unsur hara yang lain teru-
tama diserap akar tanaman dari tanah. Walaupun demikian banyak unsur hara, terutama hara
mikro yang bila disemprotkan sebagai larutan hara dapat diserap tanaman melalui daun,
sebagai pupuk/pemupukan daun. Tanaman menyerap unsur hara dari dalam tanah umumnya
dalam bentuk ion.

Unsur-unsur hara tersebut dapat diserap melalui akar tanaman dengan


cara-cara berikut :

1. Aliran Massa (mass flow)

Aliran massa adalah gerakan unsur hara di dalam tanah menuju permukaan akar tanaman
bersama-sama gerakan massa air. Gerakan massa air dalam tanah menuju kepermukaan akar
tanaman berlangsung terus menerus karena air terus menerus diserap akar dan menguap
melalui proses transpirasi tanaman. Banyaknya unsur hara yang bergerak ke akar tergantung
dari jumlah air yang bergerak dan konsentrasi unsur hara dalam air.

2. Difusi

Air dan unsur hara yang terlarut di dalamnya disebut larutan tanah
(soil solution). Pada waktu akar tanaman menyerap unsur hara dari larutan tanah, unsur hara
lain yang terlarut dalam air bergerak menuju akar tanaman tanpa aliran air tetapi bergerak
sebagai akibat hukum difusi, yaitu hukum yang menyatakan bergeraknya suatu zat (unsur
hara) dari bagian yang berkonsentrasi tinggi yang berkonsentrasi rendah.

38
3. Intersepsi Akar

Mekanisme intersepsi sebenarnya adalah merupakan pertukaran langsung hara dari


larutan air tanah dengan akar. Dengan demikian semakin banyak akar yang bersentuhan
dengan hara, semakin banyak hara yang dapat diserap akar. Perakaran tanaman yang tumbuh
ditempat yang miskin hara, cenderung mengembangkan biomassa akar yang sangat banyak;
menjarah volume tanah lebih banyak, sehingga mempunyai kapasitas penyerapan hara dan air
yang lebih besar.

Akar-akar tanaman yang terus tumbuh akan terus memanjang menuju tempat-tempat yang
lebih jauh di dalam tanah sehingga menemukan unsur-unsur hara dalam larutan tanah
ditempat-tempat tersebut. Memanjangnya akar tanaman berarti memperpendek jarak yang
harus ditempuh unsur-unsur hara untuk mendekati akar tanaman melalui aliran massa
ataupun difusi. Mekanisme intersepsi ini disebut juga dengan mekanisme pertukaran kontak,
karena proses ini terjadi karena adanya kontak antara (bulu) akar dengan koloid tanah.

Menurut Donahue et al (1977) aliran massa merupakan mekanisme penyediaan unsur


hara yang paling utama untuk kebanyakan unsur hara seperti N (98,8%), Ca (71,4%), S
(95,0%), Mo (95,2%). Untuk unsur-unsur hara P dan K penyediaan unsur hara lebih banyak
dilakukan melalui proses difusi yaitu 90,9% untuk P dan 77,7% untuk K. Penyediaan unsur
hara melalui intersepsi akar yang terpenting adalah unsur-unsur Ca yang mencapai 28,6%
sedang untuk unsur-unsur lainnya hanya berkisar dari 1,2 – 5,0% : Besarnya proses difusi
(suatu proses yang berjalan lambat) untuk unsur P dan K disebabkan karena kedua unsur
tersedia dari suatu bentuk mineral di dalam tanah yang derajat kelarutannya rendah.

Unsur-unsur hara yang telah tersedia di sekitar perakaran tanaman tersebut selanjutnya
melalui proses dapat diserap ke dalam akar tanaman. Proses penyerapan unsur hara ke dalam
akar tanaman bukan seperti “hewan minum Air” di mana segala unsur yang di dalamnya ikut
terbawa, tetapi melalui proses yang khas. Dalam proses ini ada dua hal yang perlu diketahui
yaitu;

(1) Diperlukan energi metabolik


(2) Proses penyerapan unsur hara merupakan proses selektif (memilih unsur tertentu).
Energi metabolik didapat dari pernafasan akar tanaman, sehingga penyerapan unsur
hara berkurang bila pernafasan berkurang. Dalam proses seleksi ternyata tanaman
mempunyai kemampuan memilih unsur-unsur tertentu untuk untuk diserapnya. Akar-
akar tanaman yang paling aktif adalah dekat ujung akar yang baru terbentuk atau
rambut-ranbut akar, di mana kegiatan repirasi (pernafasan) adalah yang terbesar. Sel-
sel yang menyusun akar tanaman dibagian luar terdiri dari dinding sel yang aktif yang
bersinggungan langsung dengan tanah sedang bagian dalam terdiri dari protoplasma
yang aktif yang dikelilingi suatu membran sel yang tidak permeabel (semi permeabel)
terhadap ion-ion bebas. Seleksi terhadap unsur-unsur yang diserap tanaman dilakukan
membran ini melalui suatu proses yang masih belum diketahui dengan pasti. Proses
ini diperkirakan berlangsung melalui suatu carrier (pembawa) yang bersenyawa
dengan ion (unsur) terpilih untuk masuk kedalam protoplasma dengan menembus
membran sel. Bila akar tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk kation, maka dari
akar akan dikeluarkan kation H+ dalam jumlah yang setara. Bila yang diserap akar
adalah anion, maka akar akan mengeluarkan HCO3 – dengan jumlah yang setara pula.

39
Kehilangan air melalui transpirasi menciptakan daya absorpsi air (up-take) bagi akar
tumbuhan yang kehilangan air tersebut. Tegangan air yang terbentuk di permukaan dan
akibat transpirasi mendorong perkerakan (translokasi) air dari xylem dan selanjutnya dari
akar. Tegangan air sebesar 4-5 bar yang terbentuk dalam xylem cukup untuk menarik air dan
mentranslokasikannya ke seluruh bagian tumbuhan.

B. Translokasi Hara

Translokasi hara dalam tanaman merupakan proses yang kontinyu. Bila terjadi defisiensi
unsur hara, dipindahkan dari yang lebih tua, pertama dibentuk jaringan dan ditranslokasikan
pada titik tumbuh. Keadaan ini menyebabkan gejala defisiensi yang nampak pada daun-daun
yang lebih bawah. Nitrogen sangat mudah bergerak dalam tanaman (daun berwarna kuning
bagian bawah dan lebih hijau bagian atas). Unsur lain yang selalu mobil adalah termasuk
Pospor, Kalium dan Magnesium.

C. Unsur Hara tanaman

Pertumbuhan tanaman dan perkembangan ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan


seperti cahaya, air, udara, suhu, tunjangan mekanik dan unsur hara. Tanah menyediakan
sebagian besar faktor-faktor pertumbuhan tadi, kecuali cahaya dan udara. Unsur hara
tanaman adalah unsur-unsur kimia tertentu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tercapainya
pertumbuhan yang normal dalam keadaan faktor lingkungan lainnya dalam keadaan normal.
Telah diketahui paling tidak dibutuhkan 16 unsur yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga
disebut sebagai unsur essensial (pokok).

Unsur hara esensial adalah adalah unsur hara yang sangat diperlukan oleh
tanaman dan fungsinya dalam tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain, sehingga bila
tidak terdapat dalam jumlah yang cukup tanaman tidak dapat berkembang dengan optimal.
Dua kriteria penting yang umum digunakan untuk menetapkan sebagai hara esensial yaitu; a>
keharusan bagi tanaman untuk melengkapi siklus hidupnya dan b> keterlibatan secara lang-
sung dalam penyediaan makanan bagi tanaman. Unsur-unsur tersebut dapat berasal dari
udara, air atau tanah. Dari 16 unsur tersebut, unsur hara yang berasal dari udara adalah
Carbon, Hidrogen dan Oksigen, sedangkan lainnya berasal dari tanah. Ada juga penulis yang
menyatakan unsur hara esensial ini 17, karena memasukan unsur Cobalt (Co), sebagai unsur
hara esensial. Unsur lain yang sampai sekarang belum jelas peranannya untuk pertumbuhan
tanaman disebut sebagai hara penunjang.

Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman, unsur hara esensial tersebut dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu hara makro dan hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara
yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif banyak (sekitar 500 ppm dalam
tanaman), sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang
relatif sangat sedikit.

Berikut ini daftar unsur-unsur hara dan peran utamanya dalam pertumbuhan
tanaman.

40
Tabel 6. Unsur-unsur hara esensial dan peranannya dalam tanaman

Unsur Perannya dalam tanaman


HARA MAKRO

1. Nitrogen (N) Penyusun protein, klorofil dalam koenzim dan asam


nukleat
2. Phospor (P) Transfer enersi, penyusun protein, koenzim, asam nukleat,
metabolisme, pembelahan sel, bunga, biji

3. Kalium (K) Mekanisme fotosintesis,translokasi karbohidrat, sintesa


protein, pembukaan stomata,

4. Kalsium (Ca) Dinding sel, struktur dan permeabilitas membran,


pembelahan sel

5. Magnesium (Mg) Penyusun klorofil, enzim aktivator, lemak

6. Belerang (S) Protein tanaman

HARA MIKRO

7. Boron (B) Translokasi gula, metabolisme karbohidrat,


perkembangan akar
8. Besi (Fe)
Sintesa klorofil, enzim untuk transfer elektron
9. Mangan (Mn)
Pengendali sistim oksidasi dan reduksi,Fotosintesa
10. Tembaga (Cu)
Katalisator respirasi, penyusun enzim, metabolisme
11. Seng (Zn)
Pengatur aktivitas metabolisme, hormon
12. Molibnum (Mo)
Fiksasi Nitrogen, pembentukan protein
13. Kobalt (Co)
Fiksasi Nitrogen, pembentukan protein
14. Klorin (Cl)
Aktivator sistem untuk menghasilkan O2

Diantara hara makro tersebut diatas, kebutuhan tanaman terhadap hara Nitrogen, Phospor
dan Kalium relatif besar, oleh karena itu sering juga disebut sebagai unsur hara primer,
sedangkan Kalsium dan Magnesium disebut sebagai unsur hara sekunder. Informasi

41
mengenai hara primer adalah diuraikan di bawah ini, adapaun informasi rinci mengenai
seluruh unsur hara, disampaikan dalam lampiran.

D. Informasi Mengenai Unsur Hara Primer.

1. Nitrogen Tanah

Nitrogen sebagai salah satu hara berperan penting dalam pertumbuhan tanaman. Jumlah
nitrogen dalam tanah relatif sedikit, padalah senyawa nitrogen anorganik sangat larut dan
mudah hilang dari tanah, baik disebabkan oleh pencucian atau menguap ke atmosfir.
Nitrogen tanah menguap ke atmosfir dalam bentuk gas; N2, N2O, NO dan NH3. Dilain
pihak effek nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman sangat nyata dan nitrogen yang
diangkut ke luar berupa panen cukup banyak. Oleh karena itu perhatian pada unsur Nitrogen
tanah sangat penting.

a. Peredaran Nitrogen

Sumber utama nitrogen untuk tanaman adalah gas nitrogen di udara, yang menempati 78
% dari volume atmosfir bumi. Dalam bentuk gas, nitrogen ini tidak dapat dimanfaatkan oleh
tanaman, harus dirobah dahulu menjadi bentuk nitrat (NO3-) atau amonium (NH4-). Cara
Nitrogen masuk ke dalam tanah melalui kegiatan jasad renik, loncatan listrik di udara dan
dekomposisi bahan organik. Jasad renik dapat memproduksi Nitrogen baik melalui
simbiosis dengan akar tanaman tinggi atau tanpa simbiosis. Loncatan listrik dapat
menghasilkan nitrat dari udara yang masuk ke dalam tanah bersama air hujan. Pada saat
dekomposisi bahan organik, senyawa nitrogen yang dihasilkan digunakan untuk menyusun
jaringan-jaringan dari jasad renik tersebut.

b. Penambatan Nitrogen

Produksi Nitrogen dalam tanah terutama sebagai aktivitas bakteri dengan tanaman dari
famili leguminose. Keadaan ini dapat dilihat dengan adanya bintil pada akar, yang ternyata
merupakan hasil suatu iritasi pada permukaan akar, seperti nampak pada gambar 12.
Disamping legumminosa, beberapa famili non legum seperti Betulaceae, Myracaceae,
Rhamnaceae dan Casuarinaceae dapat pula bersimbiosa dengan Rhizobium untuk
menghasilkan Nitrogen.

Jumlah gas nitrogen yang dapat ditambat oleh bakteri Rhizobium tergantung dari strein
Rhizobium, tanaman inang, dan keadaan lingkungan seperti pH tanah, aerasi, drainase, suhu
dan kelembaban. Nitrogen yang diikat oleh bakteri akan mengalami beberapa perobahan
yaitu a> digunakan oleh tanaman inang, masuk ke dalam tanah dan c>untuk digunakan
tanaman berikutnya.

Penambatan Nitrogen oleh bakteri tanpa melalui tanaman inang dilakukan oleh bakteri-
bakteri yang dapat menggunakan enersi dari bahan organik. Jenis bakteri yang melakukan ini
adalah jenis dari genus Azotobacter, sehingga proses ini sering disebut azofiksasi, bakteri
yang bersifat aerobik. Disamping bakteri, ganggang biru hijau adalah penangkap nitrogen
non simbiotik yang hidup di air. Peran ganggang ini cukup signifikan sebagai penambah
nitrogen untuk keperluan padi di sawah.

42
2. Pospor Tanah

Seperti juga unsur nitrogen, maka pospor merupakan salah satu hara esensial yang
diperlukan relatif banyak (hara makro) bagi pertumbuhan tanaman. Persoalan umum yang
dihadapi pospor adalah tidak semua pospor tanah tersedia bagi tanaman. Pertambahan pospor
ke dalam tanah tidak terjadi dengan pengikatan biokimia seperti halnya Nitrogen, tetapi
hanya bersumber pada deposit atau batuan yang mengandung pospor di dalam tanah.

a. Peredaran Fosfor.

Sumber Fosfor alam yang mempunyai kadar P adalah batuan beku dan batuan endapan
(sedimen) yang mineralnya mengandung apatit (Ca10 (PO4,CO3)6 (F, Cl, OH)2. Mineral ini
merupakan senyawa Karbonat, Fluor, Clor atau hidroksi apatit yang mempunyai kadar P2O5
berkisar 15-30 %, yang sukar larut dalam air sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Dengan
proses pelapukan, apatik akan mengalami perobahan, yang kemudian pembebasan fosfat
dalam ikatan Ca fosfat. Selain apatit, dikenal juga senyawa fosfat lain yang bersenyawa
dengan aluminium (Al) dan besi (Fe) yang juga sukar larut dan kurang tersedia bagi tanaman.

Fosfat masuk ke biosfir melalui proses absorpsi oleh tanaman dan jasad renik. Dengan
melalui proses dekomposisi bahan tanaman dan jasad renik, fosfat dibebaskan dan masuk
kembali dalam tanah. Pembakaran sisa-sisa tanaman juga termasuk upaya untuk
membebaskan fosfat yang terikat untuk menjadikan fosfat yang tersedia bagi tanaman.
Pembebasan fosfat dari bentuk tidak larut seperti dari batuan fosfat atau fosfat lain yang
terfiksasi adalah sangat rendah, akan tetapi jumlah fosfat yang terangkut air (run-off, sungai)
yang mengendap di laut sebagai Ca Fosfat sangat besar. Hanya sebagian kecil saja fosfat ini
kembali ke tanah melalui bentuk guano yang dihasilkan (kotoran) burung laut atau ikan laut
yang dikonsumsi manusia.

b. Bentuk-bentuk Pospor Tanah

Secara garis besar Fosfor tanah dibedakan atas fosfor anorganik dengan fosfor organik.
Sumber utama fosfat anorganik adalah mineralisasi mineral apatit, pemupukan dan
mineralisasi fosfat organik. Jenis-jenis senyawa yang mengandung fosfat anorganik adalah;
Manokalsium [Ca (H2PO4)], Dikalsium fosfat [CaHPO4], Trikalsium fosfat [Ca3(PO4)],
Hidroksi apatit [3Ca(P4)2.Ca(OH)2 dan lain-lain. Sedangkan fosfat organik dalam bentuk
komplek dalam senyawa Fitin, Asam Nucleat dan Fospolipida.

Ketersediaan fosfat tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor a>pH tanah, b>Ion-ion Fe,Al
dan Mn larut, c>tersedianya Ca d>jumlah dan tingkat dekomposisi bahan organik dan
e>kegiatan jasad renik.

2. Kalium Tanah

Kalium merupakan hara ketiga setelah Nitrogen dan Pospor. Ia diserap dalam jumlah
mendekati atau bahkan melebihi jumlah nitrogen seperti halnya oleh umbi-umbian.

43
a. Peredaran Kalium

Sumber utama kalium adalah kerak bumi yang mengandung asam dan mineral kalium./
Sebagai unsur, kalium tidak dapat berdiri sendiri, melainkan terdapat dalam pelbagai batuan
dan air laut. Kalium masuk ke dalam biosfir bumi melalui proses absorpsi oleh tanaman,
jasad renik serta hewan yang mengkonsumsi bahan tanaman tadi. Dengan dekomposisi bahan
tanaman atau bahan organik, bangkai dan jasad renik, kalium larut larut masuk kembali ke
dalam tanah Terdapat pula penambahan kalium melalui air irigasi, walaupun dalam jumlah
sedikit. Kalium tidak dapat masuk ke tanah melalui sumber lain, sehingga proses peredaran
kalium lebih cenderung berkurang. Kehilangan kalium dari tanah yang paling penting adalah
karena pencucian disamping sebagai akibat panen.

b. Bentuk-Bentuk Kalium Tanah

Berdasarkan ketersediaannya bagi tanaman,kalium dalam tanah dapat digolongkan


menjadi a> bentuk relatif tidak tersedia, b>bentuk lambat tersedia dan c>bentuk segera
tersedia. Sebagian besar kalium yang terdapat di tanah adalah dalam bentuk tidak tersedia,
yaitu dalam mineral-mineral tanah seperti Feldfart dan Mika. Mineral-mineral ini resisten ter-
hadap hancuran iklim.

Bentuk kalium yang lambat tersedia ialah kalium yang terfiksasi dalam mineral liat tipe
2:1 (montmorilinit, vermikulit). Hal ini disebabkan karena kalium (termasuk juga amonium)
akan terjepit diantara kisi-kisi kristal tersebut, sedangkan ion lain (H+,Ca++,Na+ dll) yang
mempunyai ukuran/ radius lebih kecil akan lebih mudah dibebaskan ke dalam larutan. Bentuk
kalium yang tersedia sangat sedikit, hanya 1-2 dari seluruh kalium yang terdapat pada
kebanyakan tanah mineral. Ia dijumpai dalam tanah sebagai kalium dalam larutan yng dapat
dipertukarkan dan kalium yang diadsorpsi oleh permukaan koloid tanah.

E. Pengapuran

Keadaan tanah sangat bervariasi kemasamannya. Bahkan tanah-tanah tertentu seperti


tanah pada rawa gambut sangat masam (Kalimantan, Sumatra), sehingga pH nya mencapai 3-
3,5. Di Indonesia, tanah dengan ekstrim basa, yaitu tanah dengan pH lebih dari 10 sangat
jarang. Beberapa penyebab mengapa tanah iru menjadi masam, diantaranya; 1> tanah berasal
dari bahan induk yang masam, 2> pemupukan dengan Nitrogen secara terus menerus 3>
Kapur tercucu ke lapisan bawah tanah, d> terdapatnya belerang (S) pada lapisan tanah.
Padahal kemasaman tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Oleh karena
itu untuk memperoleh pertumbuhan tanaman yang optimal, diupayakan agar pH tanah
mendekati keadaan Netral, yaitu sekitar 7, yaitu dengan pengapuran.

Istilah pengapuran adalah upaya pemberian kapur baik untuk menaikan maupun
menurunkan pH tanah untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal. Secara umum
pemberian kapur ke dalam tanah adalah bertujuan untuk :

44
a> Mengurangi kemasaman tanah (menaikan pH)
b> Menaikan kemasaman (bagi tanah alkalin)
c> Memberi pupuk Ca (dan Mg).
d> Meniadakan pengaruh (racun) Al, Fe, Mn.
e> Meningkatkan ketersediaan P dan Mo.
f> Meningkatkan aktivitas jasad renik, untuk mempercepat proses dekomposisi bahan
organik.

a. Bahan Kapur.

Pada umumnya bahan untuk pengapuran adalah Batu kapur/Kalsium karbonat (CaCO3),
kalsium magnesium karbonat/dolomit [CaMg(CO3)2], Kapur bakar (CaO), atau Kapur mati
[Ca (OH)2]. Dapat pula dipergunakan kapur campuaran dengan senyawa kalsium lainnya
seperti mono-kalsium fosfat {Ca(H2PO4)2), atau Kalsium sulfat CaSO4. Dalam ilmu kimia
yang dimaksud kapur adalah CaO, tapi dalam pertanian yang dimaksud kapur umumnya
CaCO3. Di pasaran banyak dijual tepung batu kapur yang sering disebut sebagai kapur
pertanian/kaptan.

1. Mutu Kapur.

Kapur untuk pertanian terdiri dari beberapa jenis, yang masing-masing mempunyai
susunan kima berbeda. Mutu kapur ditentukan atas garansi kimia dan garansi fisik. Ada
beberapa cara untuk menyatakan mutu kapur secara kimia (chemical quarantee), antara lain;

a. Kalsium karbonat ekuivalent, kadang-kadang juga disebut daya menetralkan dari


kapur. Kapur dari kalsium karbonat (CaCO3) murni mempunyai kalsium karbonat ekuivalen
100 %. Bahan kapur yang bukan CaCO3 perlu disesuaikan, misal kapur oksida (CaO) murni
mempunyai kalsium karbonat ekuivalen sbb.

BM CaCO3 X 100 %
BM CaO
100 X 100 % = 178.6 %
56

ini berarti bahwa dalam jumlah berat yang sama kemampuan CaO untuk menetralkan tanah
adalah 1.768 kali lebih besar dari CaCO3.

b. Kalsium Oksida ekuivalen.

Metoda ini merupakan kebalikan dari yang pertama, yaitu Kalsium Oksida (CaO)
murni mempunyai nilai 100 %. Sebagai contoh % CaO dari CaCO3 murni.

= BM CaO X 100 % = 56 X100 % = 56 %


BM CaCO3 100

Ini berarti bahwa dengan berat yang sama kemampuan CaCO3, untuk menetralkan
tanah adalah 0.56 kali dari CaO.

45
c. % CaO ekuivalen dari MgCO3

= BM CaO X 100 % = 56 X 100 % = 66.7 %


BM CaCO3 84

Ini berarti kemampuan MgCO3 untuk menetralkan tanah adalah 0.67 kali lebih kecil dari
CaO.

d. Kandungan Oksida

Menunjukkan banyaknya kandungan oksida (CaO,MgO) dalam kapur.

c>Persentase Unsur

Menunjukan persen unsur Ca dan Mg dalam suatu kapur, sebagai contoh adalah
berapa persen Ca dalam CaCO murni,

% Ca = BM Ca X 100 % = 40 X 100 % = 40 %
BM CaCO3 100

3. Mutu Fisik (physical quarantee)

Mutu fisik dari kapur adalah berdasarkan kehalusan (ukuran) butir-butir kapur. Makin
halus kapur makin cepat bereaksi dalam tanah. Sarat-sarat kapur yang halus adalah semua
kapur harus lolos dalam saringan/ayakan 10 mesh (artinya saringan dengan 10 lubang per inci
dan paling sedikit 50 % dari kapur tersebut dapat melalui saringan 100 mesh.

4. Menentukan kebutuhan kapur.

a. Metoda SMP (Shoemaker, Mc lean dan Pratt).

Cara ini dilakukan dengan mengukur jumlah H+ dan Al+ yang dapat dipertukarkan
dan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer. Berdasarkan perhitungan,
patokannya adalah sebagai berikut;

46
Tabel 7. Kebutuhan kapur berdasar pengukuran pH dengan larutan SMP Buffer
(Donahue, Miler, Sickluna 1977)

Kebutuhan kapur giling (ton/Ha)*


pH dg Tanah mineral agar
Lar. SMP pH tanah menjadi Tanah Organik
7.0 6.5 6.0 5.2
------------------------------------------------------------
6.8 3.1 2.7 2.2 1.6
6.7 5.4 4.7 3.8 2.9
6.6 7.6 6.5 5.4 4.0
6.5 10.1 8.5 6.9 5.4
6.4 12.3 10.5 8.5 6.5

 Kapur giling 90 % CaCO3 ekuivalen, 40 %<100 mesh, 50 % <60 mesh


70 % <20 mesh, 95 % <8 mesh.

b. Berdasar atas kadar Al-dapat ditukar tanah Permukaan.

Kadar Al dapat dipertukarkan dapat diukur dari contoh tanah di lab. tanah dengan
ektraksi KCl 1 normal (n). Kebutuhan kapur (ton/ha) kemudian ditentukan dengan
mengalikan kadar Aldd dengan faktor 1, 1,5, 2 dsb. Faktor ini adalah didasarkan pada
banyaknya Ca++ (me) dalam kapur yang diperlukan untuk menetralkan Aldd yang terdapat
dalam tanah. Contoh perhitungan adalah sbb;

Diketahui; tanah permukaan (20 cm) mengandung Aldd 1 me/100 gr.


Berat tanah setebal 20 cm, = 2 ton/ha (BD nya =1).
Pertanyaan: Bila kebutuhan kapur ditetapkan 1,5 X Aldd berapa ton/Ha
CaCO3 diperlukan (Ca=40, C=12, O=16, CaCO3= 100).
Jawab: Keperluan Ca = 1,5 X 1 me/100 gr
= 1,5 X 40/2 mg/100 gr
= 600 Kg/ha.
Kapur CaCO3 yang diperlukan = 100/40 X 600 Kg = 1,5 ton/Ha.

47

Anda mungkin juga menyukai